| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 20 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXIII

Jumat, 20 November 2009
Hari Biasa Pekan XXXIII

MENJAGA KEKUDUSAN TEMPAT DOA

Doa Renungan


Allah Bapa yang mahamulia, keindahan hari yang baru ini kami alami dengan penuh rasa syukur. Patutlah kami memuji-Mu karena ajaib dan tak terduga kedalaman karya-Mu dalam hidup kami. Semoga sabda yang Kauwartakan pada hari ini mengajak kami semua untuk memahami dan mendalami kemarahan Putera-Mu ketika menyaksikan bait-Mu dijadikan sebagai sarang penyamun. Rumah yang seharusnya menjadi tempat pertemuan kami dengan Dikau. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Makabe (4:36-37.52-59)

"Mereka menahbiskan mezbah dan dengan sukacita mempersembahkan kurban."

Pada waktu itu Yudas Makabe serta saudara-saudara berkata, "Musuh kita sudah hancur. Baiklah kita pergi mentahirkan Bait Allah dan mentahbiskannya kembali." Setelah seluruh bala tentara dihimpun berangkatlah mereka ke Gunung Sion. Dalam tahun 148, pada tanggal dua puluh lima bulan ke-9, yaitu bulan Kislew, pagi-pagi benar seluruh rakyat bangun untuk mempersembahkan kurban sesuai dengan hukum Taurat di atas mezbah kurban bakaran baru yang telah mereka buat. Tepat pada jam dan tanggal yang sama seperti waktu orang-orang asing mencemarkannya, mezbah itu ditahbiskan dengan kidung yang diiringi gambus, kecapi dan canang. Maka meniaraplah segenap rakyat dan sujud menyembah, serta melambungkan pujian ke surga, kepada Dia yang memberi mereka hasil yang baik. Delapan hari lamanya perayaan pentahbisan mezbah itu dilangsungkan. Dengan sukacita dipersembahkanlah kurban bakaran, kurban keselamatan dan kurban pujian. Bagian depan bait Allah dihiasi dengan karangan-karangan keemasan dan utar-utar. Pintu-pintu gerbang dan semua balai diperbaharui dan pintu-pintu dipasang padanya. Segenap rakyat diliputi sukacita yang sangat besar. Sebab penghinaan yang didatangkan orang-orang asing itu sudah terhapus. Yudas serta saudara-saudaranya dan segenap umat Israel menetapkan sebagai berikut, 'Perayaan pentahbisan mezbah itu tiap-tiap tahun harus dilangsungkan dengan sukacita dan kegembiraan delapan hari lamanya, tetap pada waktunya, mulai tanggal dua puluh lima bulan Kislew.'
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Antar Bacaan
Ref. Ya Tuhan, kami memuji nama-Mu yang agung.
Ayat. (1Taw 29:10.11abc.11d-2a.12bcd)
1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah Israel leluhur kami dari kekal sampai Abram diganti namanya kekal.
2. Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran, dan keagungan, ya milik-Mulah segala yang ada di langit dan di bumi, ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan.
3. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya, kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
4. Engkaulah yang menguasai segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

I N J I L
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:45-48)
"Rumah-Ku telah kalian jadikan sarang penyamun."

Pada waktu itu Yesus tiba di Yerusalem dan masuk ke bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ. Ia berkata, "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!" Tiap-tiap hari Yesus mengajar di bait Allah. Para imam kepala dan ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel berusaha membinasakan Yesus. Tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Karena kepedulian dan cinta akan rumah Bapa-Nya, Yesus mengusir banyak pedagang yang berjualan di Bait Allah. Sungguh suatu perbuatan yang baik agar kita belajar memberikan rasa hormat yang pantas akan rumah Allah. Namun, kehendak baik, setulus dan seluhur apa pun, belum tentu mendapat tanggapan yang positif dari orang lain. Selalu saja ada orang yang tidak senang dengan perbuatan baik yang kita lakukan. Bahkan, mungkin saja ada juga yang menghalang-halanginya dengan segala cara.

Hidup ini selalu penuh dengan tantangan. Tuhan tidak menjanjikan jalan yang selalu mulus bagi mereka yang mengikuti-Nya. Ia tidak menjanjikan jalan yang tanpa hambatan dan halangan. Dia sendiri mengalami penolakan dan tantangan yang besar. Namun, Dia menjanjikan satu hal, yaitu penyertaan. Dia akan selalu menyertai murid-murid-Nya yang setia hingga akhir zaman.

Ya Yesus, dalam hidup ini aku sering menghadapi cobaan. Semoga Engkau menguatkan aku agar seperti Engkau, selalu setia pada Bapa walaupun menghadapi banyak tantangan dan cobaan. Amin.

Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian.


Bagikan

Kamis, 19 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXIII

Kamis, 19 November 2009
St. Mechtilidis, Prw; St. Agnes dr Assisi, Prw.
Hari Biasa Pekan XXXIII

"Betapa baiknya engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu."

Doa Renungan

Allah Bapa di surga, bumi, langit, serta seisinya Kauciptakan demi kesejahteraan manusia. Kami bersyukur atas kebaikan yang selalu Kaubagikan kepada kami. Semoga dengan semangat itu, kami berlaku kudus dan setia sesuai dengan panggilan yang Kautanamkan kepada kami masing-masing. Semoga dengan berlaku demikian, kami Kauperkenankan untuk merasakan sukacita dan damai sejahtera yang jauh lebih indah, yang Kausediakan bagi kami semua. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Makabe (2:15-29)


"Kami akan menaati hukum nenek moyang kami."

Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes orang-orang Yahudi dipaksa meninggalkan ketetapan hukum Taurat. Sekali peristiwa para pegawai raja datang ke kota Modein untuk menuntut orang-orang Yahudi mempersembahkan kurban kepada berhala. Banyak orang Israel datang kepada mereka. Matatias dan anak-anak berkumpul juga. Pegawai raja itu angkat bicara dan berkata kepada Matatias, "Saudara adalah seorang pemimpin, orang terhormat dan pembesar di kota ini, dan lagi didukung oleh anak-anak serta kaum kerabat. Baiklah Saudara sekarang juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi ketetapan raja. Hal ini telah dilakukan semua bangsa, bahkan juga orang-orang Yehuda dan mereka yang masih tinggal di Yerusalem. Kalau demikian niscaya Saudara serta anak-anak Saudara termasuk dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!" Tetapi Matatias menjawab dengan suara lantang, "Kalau pun segala bangsa di lingkungan wilayah raja mematuhi perintah Seri Baginda dan masing-masing murtad dari agama nenek moyangnya serta menyesuaikan diri dengan perintah Seri Baginda, namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku hendak tetap hidup menurut perjanjian nenek moyang kami. Semoga Tuhan mencegah kami meninggalkan hukum Taurat serta peraturan-peraturan Tuhan. Titah raja itu tidak dapat kami taati. Kami tidak dapat menyimpang sedikit pun dari agama kami." Belum lagi Matatias selesai berbicara, seorang Yahudi tampil ke depan umum untuk mempersembahkan kurban di atas mezbah berhala di kota Modein menurut penetapan raja. Melihat itu Matatias naik darah dan gentarlah hatinya karena geram yang tepat. Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat mezbah. Petugas raja yang memaksakan kurban itu pun dibunuhnya pada saat itu juga. Kemudian mezbah itu dirobohkannya. Tindakannya untuk membela hukum Tuhan itu serupa dengan yang dahulu pernah dilakukan oleh Pinehas terhadap Zimri bin Salmon. Lalu berteriaklah Matatias dengan suara lantang di kota Modein, "Siapa saja yang rindu memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya mengikuti aku!" Kemudian Matatias serta anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota ditinggalkannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 50:1-2.5-6.14-15)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.
2. "Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!" Maka langit memberitakan keadilan-Nya; Allah sendirilah Hakim!
3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Daku."

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

I N J I L
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:41-44)


"Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!"

Pada waktu itu, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya, "Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu. Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

”Wahai Yerusalem, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!” Yesus menangisi Yerusalem, Kota Suci, tempat Allah bertakhta, bersemayam (Yer 3:17). Yerusalem yang berarti shalom (damai) ternyata tidak tahu apa yang membuat dirinya damai. Sungguh-sungguh sebuah kontradiksi. Yerusalem – Kota Damai – justru menjadi tempat para nabi dan utusan Yang Mahatinggi disiksa dan dibunuh. Penduduk kota tidak mengenal kehadiran utusan dan anak Allah di tengah mereka karena kesombongan mereka. Ketidakpercayaan mereka akan Yesus membawa mereka pada kehancuran.

Know Christ, know peace! No Christ, no peace! Dengan mengenal Kristus kita akan mengalami damai. Sebaliknya, tanpa Kristus, kita tidak memiliki damai. ”Barang siapa percaya kepada-Ku, dia akan hidup” (Yoh 11:25). Iman akan Yesus sebagai utusan Allah, sebagai Putra Allah, sebagai perwujudan cinta kasih Allah bagi umat manusia adalah yang paling penting kita miliki untuk membawa kita kepada damai. Sebaliknya, ketidakpercayaan akan membawa kita pada kehancuran.

Ya Tuhan, tambahkanlah imanku akan Dikau sehingga damai dan sukacitaku menjadi penuh. Amin.


Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Rabu, 18 November 2009 Pemberkatan Basilika St. Petrus dan Paulus Rasul

Rabu, 18 November 2009
Pemberkatan Basilika St. Petrus dan Paulus Rasul

KESETIAAN


Doa Renungan


Allah Bapa yang mahamulia, pada hari ini Engkau memuji hamba yang baik, karena sudah menggunakan kepercayaan tuannya dengan segenap kemampuannya sehingga memperoleh karunia yang lebih besar lagi. Bantulah kami ya Bapa untuk mengembangkan anugerah-Mu dalam segenap peristiwa hidup kami, baik dalam hal yang kecil maupun yang besar. Semoga akhirnya, kami Kauperkenankan untuk menikmati anugerah-Mu yang lebih besar lagi dalam diri Putra-Mu Yesus Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kedua Makabe (7:1.20-31)

"Pencipta alam semesta akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu."

Pada waktu itu ada tujuh orang bersaudara beserta ibunya ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh Raja Antiokhus Epifanes untuk makan daging babi yang haram. Ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang baik-baik. Ia harus menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian ia tetap menanggungnya dengan tabah dan besar hati karena harapannya kepada Tuhan. Dengan rasa hati yang luhur ia menghibur anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri penuh semangat hukum. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya, lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya, "Aku tidak tahu bagaimana kalian muncul dalam kandunganku. Bukan akulah yang memberi kalian nafas dan hidup atau menyusun anggota-anggota badanmu satu per satu, melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasih Tuhan akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu, justru karena kini kalian memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya." Adapun Raja Antiokhus mengira, bahwa ibu itu menghina dirinya, dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa si bungsu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikan sahabat raja, dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan negara. Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka raja memanggil ibunya dan mendesak, supaya ia menasihati anaknya demi keselamatan hidupnya. Sesudah lama didesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya. Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu ia berkata dalam bahasanya sendiri, "Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusui engkau. Aku pun sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umurku sekarang ini dan terus memeliharamu. Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatu yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah menjadikan semuanya itu bukan dari barang yang sudah ada. Demikianlah bangsa manusia juga dijadikan. Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau bersama kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak." Belum lagi ibu mengakhiri ucapannya berkatalah pemuda itu, "Kalian menunggu siapa? Aku tidak akan taat kepada penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami. Tetapi Baginda, yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani, pasti tidak akan luput dari tangan Allah."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada waktu bangun aku menjadi puas dengan hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 17:1.5-6.8b.15)
1. Dengarkanlah Tuhan, pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
3. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku telah menetapkan kalian supaya kalian pergi dan menghasilkan buah yang takkan binasa, sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:11-28)

"Mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang?"

Pada waktu Yesus sudah dekat Yerusalem, orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Maka Yesus berkata, "Ada seorang bangsawan berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja. Sesudah itu baru ia akan kembali. Maka ia memanggil sepuluh orang hambanya, dan memberi mereka sepuluh mina, katanya, 'Pakailah ini untuk berdagang sampai aku kembali.' Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan, 'Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.' Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Yang pertama datang dan berkata, 'Tuan, mina Tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.' Katanya kepada hamba itu, 'Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik. Engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.' Datanglah yang kedua dan berkata, 'Tuan, mina Tuan telah menghasilkan lima mina.' Katanya kepada orang kedua itu, 'Dan engkau, kuasailah lima kota.' Dan hamba yang ketiga datang dan berkata, 'Tuan, inilah mina Tuan, aku telah menyimpannya dalam saputangan. Sebab aku takut akan Tuan, karena Tuan adalah manusia yang keras. Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh, dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur.' Kata bangsawan itu, 'Hai hamba yang jahat! Aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu, aku ini orang yang keras. Aku mengambil apa yang tidak pernah kutaruh dan menuai apa yang tidak kutabur. Jika demikian mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.' Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ, 'Ambillah mina yang satu itu dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina.' Ia menjawab, 'Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka kemari dan bunuhlah mereka di depan mataku'." Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Kita bukan pemilik hidup dan kehidupan ini. Kita cuma dipercayakan untuk mengembangkannya. Setiap kepercayaan adalah suatu tanggung jawab. Misi kita di dunia ini adalah bisa menghasilkan buah, melipatgandakan kehidupan yang dipercayakan kepada kita.

Bukan soal berapa banyak kepercayaan dan tanggung jawab yang kita miliki, tetapi seberapa setia kita terhadap apa yang dipercayakan kepada kita ini. ”Hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil,” kata Yesus. Dengan demikian, kisah kehidupan bukanlah soal kesuksesan, tetapi soal kesetiaan.

Ya Tuhan, terima kasih atas rahmat kehidupan yang Kaupercayakan kepadaku. Berilah aku keuletan dan pencerahan agar aku selalu setia kepada-Mu. Amin.


Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Selasa, 17 November 2009 Pw. St. Elisabet dari Hungaria, Biarawati

Selasa, 17 November 2009
Pw. St. Elisabet dari Hungaria, Biarawati

“Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (2Mak 6:18-31; Luk 19:1-10)


Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, betapa banyaknya orang yang telah Engkau pilih untuk menyatakan kebesaran-Mu di dunia ini. Terima kasih atas keteladanan orang-orang kudus pilihan-Mu yang telah memberi semangat hidup bagi kami. Berilah kami kemampuan untuk menjalani hidup kami dengan suci seperti orang-orang kudus-Mu itu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kedua Makabe (6:18-31)

"Aku meninggalkan teladan baik, bila aku dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci."

Ada seorang ahli Taurat terkemuka, bernama Eleazar. Ia sudah lanjut usia dan sangat terhormat. Ia dipaksa membuka mulutnya untuk makan daging babi. Tetapi ia lebih mengutamakan mati secara terhormat daripada hidup ternista. Maka ia memuntahkan daging yang haram itu dan dengan rela hati menuju ke tempat deraan. Memang demikianlah seharusnya tindakan orang yang berani menolak apa yang tidak halal untuk dikecap kendati secara naluriah ia mencintai hidupnya. Tetapi para pengurus perjamuan kurban yang tak halal itu telah lama kenal baik dengan Eleazar. Karena itu mereka menyendirikan Eleazar, lalu menyuruh dia mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat ia sediakan sendiri. Lalu dari daging itu cukuplah kalau ia pura-pura makan apa yang dititahkan raja. Dengan demikian nyawanya akan diselamatkan, dan ia akan diperlakukan dengan baik demi persahabatan yang lama. Tetapi Eleazar mengambil keputusan mulia yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya dan bagi ubannya yang jernih dan amat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya, dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas ia minta, supaya segera dikirim ke dunia orang mati saja. Kata Eleazar, "Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, jangan-jangan banyak pemuda kusesatkan oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing. Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini. Selain itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku. Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam pihak manusia, tetapi tak mungkin aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati. Dari sebab itu dengan berpulang secara jantan aku mau menyatakan diri layak bagi usiaku. Dengan demikian aku pun meninggalkan teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci itu." Setelah berkata demikian, Eleazar langsung menuju tempat deraan.Ada pun orang-orang yang beberapa saat sebelumnya bersikap baik terhadapnya, sekarang memusuhi dia karena menurut mereka Eleazar tadi berbicara seperti orang gila. Sesudah didera sampai hampir mati, Eleazar mengaduh, katanya, "Bagi Tuhan yang memiliki pengetahuan kudus, ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung derita hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan senang hati karena aku takut akan Tuhan." Demikian Eleazar berpulang dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya bagi kaum muda, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah yang menopang aku.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.6- 7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, "Baginya tidak ada pertolongan dari Allah."
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri, dan tertidur; dan kemudian bangun lagi sebab Tuhan menopangku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.

I N J I L
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:1-10)

"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, "Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu." Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya, "Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St Elisabet dari Hungaria, biarawan, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kesadaran dan penghayatan beriman identik dengan kesadaran dan penghayatan berdosa; semakin beriman berarti semakin menyadari dan menghayati diri sebagai yang berdosa yang dianugerahi rahmat Allah, sehingga yang bersangkutan semakin hidup penuh syukur dan terima kasih. Syukur dan terima kasih kemudian diwujudkan dalam cara hidup bagi orang lain, lebih-lebih bagi mereka yang miskin dan berkekurangan. Hidup beriman yang demikian itu merupakan tanggapan atau iman bahwa “Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”. Kita di satu sisi dapat menyadari dan menghayati sebagai yang berdosa dan dicari, atau sisi lain meneladan Yesus yang mencari dan menyelamatkan yang hilang/berdosa; keduanya membutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Pertama-tama kami mengajak dan mengingatkan mereka yang kaya akan harta benda atau uang untuk mawas diri: apakah kekayaan yang kita miliki atau kuasai saat ini tidak merupakan bagian dari perampasan atau perampokan hak orang-orang miskin. Hemat saya sedikit banyak kekayaan orang kaya tak pernah terlepas dari peran dan sumbangan dari mereka yang miskin dan berkekurangan. Sebagai contoh: pengusaha ‘mie kemasan’ (Supermi, Indomie dll) atau rokok pasti kaya akan harta benda dan uang, maka ingatlah dan sadarilah bahwa konsumen ‘mie’ atau ‘rokok’ tersebut pada umumnya adalah mereka yang miskin dan berkekurangan; maka hendaknya meneladan Zakheus yang berkata dan bertindak: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat”

· "Bagi Tuhan yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung kesengsaraan hebat dalam tubuhku akibat deraan itu. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan suka hati karena takut akan Tuhan.”(2Mak 6:30), demikian kata Eleazar setelah menerima pukulan bertubi-tubi dan hampir mati karena kesaksian imannya. Derita atau sengsara yang lahir karena kesetiaan pada iman dan panggilan merupakan jalan keselamatan, dimana antara lain orang semakin ingat dan sadar akan penyertaan atau pendampingan Tuhan terhadap dirinya yang sedang menderita atau sengsara. Penderitaan dan kesengsaraan yang dihayati dengan suka hati karena Tuhan, itulah yang baik kita renungkan atau refleksikan. Dalam hal ini kiranya kita diingatkan bahwa kita adalah murid-murid atau pengikut Yesus, yang sengsara dan wafat di kayu salib demi keselamatan seluruh dunia. “Jer basuki mowo beyo” = untuk memperoleh hidup mulia, damai sejahtera, orang harus berani berjuang, berkorban dan menderita, demikian nasihat orang Jawa, yang kiranya dekat dengan iman akan Yesus yang tergantung di kayu salib. Maka marilah jika kita setia pada panggilan dan tugas pengutusan dan karenanya harus menderita dan sengsara, hendaknya semuanya itu diterima dengan suka hati serta disyukuri. Suka hati dan syukur karena kita dianugerahi kesempatan untuk meneladan Yesus yang telah sengsara dan wafat di kayu salib demi keselamatan seluruh dunia seisinya. Apa yang dimaksudkan dengan ‘takut akan Tuhan’ tidak berarti kita lalu menjauhkan diri dari Tuhan, melainkan berarti semakin mempersembahkan atau menyerahkan diri kepada Tuhan, dan hal itu menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari.

“Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya “ (Mzm 4:2-4)

Jakarta, 17 November 2009


Ign Sumarya, SJ


Bagikan

Senin, 16 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXIII

Senin, 16 November 2009
Hari Biasa Pekan XXXIII

“Imanmu telah menyelamatkan engkau!"

(1Mak 1:10-15.41-43.54-57.62-64; Luk 18:35-43)

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Makabe (1:10-15.41-43.54-57.62-64)

"Kemurkaan hebat menimpa umat."

Pada masa itu tampillah di Israel seorang raja yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes, putera Raja Antiokhus. Ia pernah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes itu menjadi raja dalam tahun seratus tigapuluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani. Pada masa itu tampillah dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata, "Marilah kita mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa sekeliling kita. Sebab sejak kita menyendiri, maka kita ditimpa banyak malapetaka." Usul itu diterima baik. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain. Kemudian mereka itu membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem menurut adat istiadat bangsa-bangsa lain. Mereka pun memulihkan kulup mereka dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat. Beberapa waktu kemudian Raja Antiokhus Epifanes menulis sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa. Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu. Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja. Dipersembahkanlah oleh mereka kurban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan. Pada tanggal limabelas bulan Kislew dalam tahun 145 raja menegakkan patung berhala keji di atas mezbah kurban bakaran di bait Allah. Dan di semua kota di seluruh Yehuda mereka dirikan pula mezbah pemujaan berhala. Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar kurban. Kitab-kitab Taurat yang diketemukan disobek-sobek dan dibakar habis. Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat, ia dihukum mati oleh pengadilan raja. Namun demikian ada banyak orang Israel yang tetap teguh hatinya dan bertekad untuk tidak makan sesuatu yang haram. Mereka lebih suka mati daripada menodai diri dengan makanan semacam itu dan dengan demikian mencemarkan perjanjian kudus. Dan mereka mati juga. Kemurkaan yang hebat sekali menimpa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 851
Ref. Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan.
Ayat. (Mzm 119:53.61.134.150.155.158)
1. Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan Taurat-Mu.
2. Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.
3. Bebaskanlah aku dari pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu.
4. Orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat sudah mendekat, mereka menjauh dari hukum-Mu.
5. Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab mereka tidak mencari ketetapan-ketetapan-Mu!
6. Melihat para pengkhianat aku merasa muak, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia akan mempunyai terang hidup.

I N J I L
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:35-43)

"Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu? Tuhan, semoga aku melihat."

Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta duduk di pinggir jalan dan mengemis. Karena mendengar orang banyak lewat, ia bertanya, "Ada apa itu?" Kata orang kepadanya, "Yesus, orang Nazaret, sedang lewat." Maka si buta itu berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam. Tetapi semakin kuat ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Maka Yesus pun berhenti dan menyuruh orang mengantar dia kepada-Nya. Ketika si buta itu sudah dekat, Yesus bertanya kepadanya, "Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?" Jawab orang itu, "Tuhan, semoga aku melihat!" Maka Yesus berkata, "Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan dikau." Pada saat itu juga ia melihat, lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat menyaksikan peristiwa itu dan memuji-muji Allah.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Sehat atau sakit memang erat kaitannya dengan beriman atau tidak/kurang beriman; siapapun yang sungguh beriman kiranya akan tetap sehat, segar bugar, baik phisik maupun spiritual, jasmani maupun rohani. Jika orang dalam keadaan sehat kiranya juga akan dengan mudah untuk ‘memuliakan Allah’ dalam hidup sehari-hari, sebagai perwujudan atau penghayatan iman. Iman memang lebih berarti ketika dihayati daripada diomongkan atau dibicarakan, maka marilah kita sebagai umat beriman mawas diri sejauh mana kita menghayati iman kita dalam hidup sehari-hari. Menghayati iman antara lain berarti mempersembahkan hati, jiwa, akal budi dan tubuh sepenuhnya kepada Tuhan melalui cara hidup dan cara bertindak yang terarah kepada sesamanya. Dengan kata lain karena kita semua mengakui diri sebagai yang beriman, maka kita dipanggil untuk saling mempersembah-kan diri alias saling melayani dan mengasihi. Beriman berarti juga mampu melihat dan mengakui Allah yang hidup dan berkarya dalam sesama manusia dan seluruh ciptaan lainnya, sehingga kemanapun pergi atau dimanapun berada tidak merasa kesepian, frustrasi atau kurang diperhatikan, melainkan senantiasa merasa dan menghayati didampingi atau ditemani oleh Tuhan melalui ciptaan-ciptaanNya, dan dengan demikian tidak pernah merasa kesepian, frustrasi atau kurang diperhatikan, sehingga tetap segar bugar, sehat wal’afiat lahir dan batin, phisik dan spiritual. Memang untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, jiwa, akal budi dan hati, perlu mentaati aneka tatanan dan aturan yang terkait dengan hidup sehat. Mereka yang sakit berarti kurang beriman, atau kurang mentaati tatanan dan aturan hidup sehat. Dengan ini kami mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mendidik anak-anak sedini mungkin dalam hal hidup sehat, dan tentu saja dengan teladan dan kesaksian para orangtua, orang dewasa, para pendidik atau guru, dst…

· “Rajapun menulis juga sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa. Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu” (1Mak 1:41-42). Kutipan ini kiranya baik menjadi bahan permenungan atau refleksi kita lebih-lebih dalam hal “persatuan atau kesatuan bangsa”, dan bagi kita, warganegara Indonesia, berarti mawas diri perihal sila ke 3 (tiga) dari Pancasila: “Persatuan Indonesia”, atau mengenangkan Sumpah Pemuda dengan pernyataannya “satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa”. Untuk menggalang dan memperdalam persatuan kita diminta ‘melepaskan adatnya sendiri’, tidak mengikuti selera pribadi, kelompok, suku, agama atau ras. Marilah kita hayati apa yang sama di antara kita secara mendalam: sama-sama manusia, sama-sama beriman, sama-sama warganegara, dst..; jika kita mampu menghayati apa yang sama di antara kita secara mendalam dan handal, maka apa yang berbeda di antara kita akan fungsional meneguhkan persatuan. Apa yang berbeda di antara kita hendaknya menjadi daya tarik dan daya pikat untuk saling mengenal, mendekat dan mengasihi, bukan menjadi alasan untuk saling melecehkan, mengejek atau merendahkan. Yang sering menimbulkan perpecahan memang aneka bentuk pelecehan, ejekan atau perendahan harkat martabat manusia. Hidup dalam persaudaraan atau persahabatan sejati (persatuan) hemat saya juga merupakan bentuk penghayatan iman, dimana kita mengimani dan menghayati Allah yang satu dan esa, mahasegalanya. Karena Allah hanya satu, maka mengakui diri beriman kepada Allah berarti senantiasa menggalang dan mengusahakan serta memperdalam persatuan, persahabatan atau persaudaraan sejati.

“Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan Bebaskanlah aku dari pada pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab ketetapan-ketetapan-Mu tidaklah mereka cari Melihat pengkhianat-pengkhianat, aku merasa jemu, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu” (Mzm 119:61.134.155.158)

Jakarta, 16 November 2009


Ign Sumarya, SJ



Bagikan

Bacaan Harian 16-22 Nopember 2009

Bacaan Harian 16-22 Nopember 2009

Senin, 16 Nopember : Hari Biasa Pekan XXXIII (H).
1Mak 1:10-15.41-43.54-57.62-64; Mzm 119:53.61.134.150.155.158; Luk 18:35-43.
Kita seringkali juga mengalami kebutaan rohani. Tapi kalau kita mau seperti orang buta yang berteriak kepada Yesus: ’Anak Daud, kasihanilah aku,’ pastilah Yesus tidak tinggal diam. Ia akan menyembuhkan kebutaan kita dan membuat mata rohani kita melek tentang hidup yang berkelimpahan.

Selasa, 17 Nopember: Peringatan Wajib Sta. Elisabet dari Hongaria, Biarawati (P).
2Mak 6:18-31; Mzm 4:2-7; Luk 19:1-10.
Karena usaha keras Zakheus untuk mengatasi halangan supaya dapat melihat Yesus, Yesus mau menumpang di rumahnya. Seisi rumah memperoleh keselamatan. Apakah kita juga sudah berusaha keras untuk mengatasi segala rintangan untuk sungguh melihat Yesus? Maukah kita juga mengalami keselamatan untuk seisi rumah?

Rabu, 18 Nopember: Hari biasa Pekan XXXIII (H).
2Mak 7:1.20-31; Mzm 17:1.5-6.8b.15; Luk 19:11-28.
Kita semua telah dibekali uang mina dan Yesus ingin supaya uang mina itu dilipatgandakan dengan segala usaha kita. Untuk itu kita perlu memerangi segala kemalasan atau kebiasaan untuk memaafkan dan membenarkan diri sendiri. Tuhan akan memberikan kepercayaan lebih kepada kita kalau kita telah mengembangkan apa yang telah dipercayakan-Nya.

Kamis, 19 Nopember: Hari biasa Pekan XXXIII (H).
1Mak 2:15-29; Mzm 50:1-2.5-6.14-15; Luk 19:41-44.
Yesus menangisi Yerusalem, karena kota itu menolak tawaran keselamatan dari-Nya. Segala tanda dan peringatan tidak digubris. Apakah sikap kita juga membuat Yesus menangis karena kita tidak menggubris tawaran keselamatan, dengan segala tanda dan peringatan-Nya, yang Ia sampaikan kepada kita?

Jumat, 20 Nopember: Hari biasa Pekan XXXIII (H).
1Mak 4:36-37.52-59 MT 1Taw 29:10-12abcd; Luk 19:45-48.
Tubuh kita adalah Bait Allah. Apakah kita telah menjaganya agar tetap kudus, sehingga menjadi tempat yang layak untuk bersemayamnya Allah di tubuh kita? Ataukah kita juga tergoda untuk mencemarinya?

Sabtu, 21 Nopember: Peringatan Wajib Sta Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah (P).
1Mak 6:1-13; Mzm 9:2-3.4.6.16b.19; Luk 20 : 27-40.
Allah kita adalah Allah orang hidup; bukan Allah orang mati! Maka semua orang yang percaya kepada-Nya akan mengalami kehidupan, bukan kematian. Segala perkara yang kita hadapi hanyalah untuk membantu kita mencapai kehidupan itu. Tak ada perkara yang tidak dapat kita tanggung, karena Allah kita adalah Allah orang hidup yang selalu menyertai kita.

Minggu, 22 Nopember : Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam (P).
Dan 7:13-14; Mzm 93:1ab.1c-2.5; Why 1:5-8; Yoh 18:33b-37.
Kerajaan Yesus bukan dari dunia ini. Itu artinya, Kerajaan Allah yang ditawarkan Yesus bukanlah kerajaan yang lekat dengan kekuasaan, tetapi suatu situasi di mana ada keadilan dan damai sejahtera. Kerajaan Yesus adalah Kerajaan Kasih. Yesus adalah Raja Damai, Raja Kasih. Dengan kasih itulah, Ia tak gentar menghadapi Pilatus. Dengan kasih itu pulalah Ia tak mundur menghadapi maut. Maukah kita menjadikan Yesus menjadi Raja dalam hidup kita, sehingga kita diliputi oleh damai dan kasih?

Sumber Renungan: www.reginacaeli.org

Mohon setiap tindakan copy paste harap mencantumkan sumbernya (penulis atau alamat web). Mari budayakan cantumkan sumber renungan

Bagikan

Minggu, 15 November 2009 :: Hari Minggu Biasa XXXIII

Minggu, 15 November 2009
Hari Minggu Biasa XXXIII

Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. (Mrk 13:31)


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, segala makhluk hidup, hanya hidup sementara waktu saja, dan segala hasil karya tangan kami takkan bertahan selamanya. Hanya kasih setia-Mu akan bertahan, cinta kasih-Mu yang tetap. Dampingilah kami agar tetap bertahan dalam pergantian zaman memperoleh hidup yang kekal. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Nubuat Daniel (12:1-3)


"Pada waktu itu bangsamu akan terluput."

1 Aku, Daniel, mendengar malaikat Tuhan berkata, "Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu. 2 Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. 3 Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 851
Ref. Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan
Ayat. (Mzm 16:5.8.9-10.11)
1. Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian, yang diundikan kepadaku, aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku takkan goyah.
2. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, dan tubuhku akan diam dengan tentram. Sebab Engkau tidak menyerahkan daku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
3. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Pembacaan dari Surat Kepada Umat Ibrani (10:11-14.18)

"Oleh satu kurban saja Kristus telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan."

11 Saudara-saudara, setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. 12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, 13 dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. 14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. 18 Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 962
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. (Luk 21:36)

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (13:24-32)

"Ia akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru dunia."

24 Sekali peristiwa dalam khotbah-Nya tentang akhir zaman, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Pada akhir zaman, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya 25 dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. 26 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 27 Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit. 28 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. 29 Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. 30 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. 31 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. 32 Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

MEMBARUI KEMANUSIAAN
Karangan ini membicarakan Mrk 13:24-32 yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XXXIII tahun B. Ada dua pokok yang disampaikan dalam petikan dari Injil Markus ini. Yang pertama mengenai kedatangan Anak Manusia yang didahului "zaman edan" (ay. 24-27). Yang kedua mengajak orang memperhatikan kapan saat itu tiba (ay. 28-32).

KEDATANGANNYA KEMBALI
Murid-murid yang masih mengenal Yesus dari dekat mewartakan bahwa ia telah bangkit dari kematian dan naik ke surga dan kini menyiapkan tempat bagi mereka. Ia akan datang kembali dengan mulia dan orang-orang yang percaya kepadanya akan ikut serta dalam kebesarannya. Saat itu seluruh alam semesta akan menyaksikan peristiwa ini. Yang paling membuat generasi pertama murid-murid ini bergairah ialah kebangkitannya. Karena itu, pewartaan Injil yang paling awal ialah "Tuhan telah bangkit!" Semua hal lain, termasuk kedatangannya kembali, ialah kelanjutan peristiwa itu. Namun demikian, bagi murid-murid dari generasi yang tidak mengenal Yesus sendiri, kebangkitannya sudah jadi hal yang diandaikan. Minat mereka lebih terarah pada kedatangannya kembali. Di situlah letak daya tarik komunitas Kristen awal ini. Seluruh Injil Markus ditulis bagi kalangan mereka. Kepada mereka diperkenalkan siapa Yesus yang akan datang kembali itu lewat ingatan akan hal-hal yang diajarkan dan dilakukannya semasa hidupnya. Kedatangannya kembali nanti dikontraskan dengan suasana yang menggelisahkan - suasana zaman edan dan bumi gonjang-ganjing.

KERAJAAN ALLAH SUDAH TIBA
TANYA: Markus, bila begitu latar belakangnya, apa warta Yesus yang paling pokok yang Anda rekam?

MARKUS: Orang-orang di sana dulu terusik dengan pertanyaan-pertanyaan tentang akhir zaman. Kepada orang-orang ini Yesus mengajarkan bahwa akhir zaman sudah tiba dalam wujud "Kerajaan Allah". Ini kutuliskan pada awal Mrk 1:15.

TANYA: Lha, apa yang terjadi bila Kerajaan Allah sudah datang?

MARKUS: Dalam Mrk 1:15a, kuceritakan Yesus berseru "Me*tanoeite!", yang artinya lebih luas daripada "Bertobatlah!" Orang-orang diminta agar berubah haluan dari hanya ngutak-utik perkara betul atau salah menurut Taurat menjadi orang yang berpikir lapang, yang tidak membiarkan diri terganjal huruf. Begitulah ada kemerdekaan batin. Ini perlu agar warta Injil bisa diterima dengan mantap.

TANYA: Lalu?

MARKUS: Langkah berikutnya, ya mendengarkan, memandangi, mengikuti Yesus yang mengajar, menyembuhkan orang sambil berjalan ke Yerusalem meskipun sadar di sana bakal kena susah. Jadi, kayak Bartimeus si buta yang melihat kembali.

TANYA: Maksudnya, satu ketika orang bakal menyadari Yesus sebagai Mesias yang diutus Allah.

MARKUS: Benar. Tapi Yesus sendiri sebenarnya memakai ungkapan Anak Manusia untuk menjelaskan ke-Mesias-annya. Ia mendekatkan kembali manusia dengan Allah, ia bukan Mesias politik. Karena itu juga, seperti dalam Injilku (Mrk 13:26), ia me*makai gambaran Anak Manusia dengan memanfaatkan Dan 7:13.

TAFSIR DANIEL 7:13 - KEMANUSIAAN YANG BARU
Kedatangan kembali Yesus dalam kemuliaannya digambarkan oleh Markus (juga oleh Matius dan Lukas) dengan memakai gambaran dari Dan 7:13, yakni tokoh Anak Manusia yang datang menghadap Allah untuk memperoleh anugerah kuasa atas seluruh alam semesta. Dalam Kitab Daniel, kedatangan Anak Manusia ini terjadi segera sesudah Allah memunahkan kekuatan-kekuatan jahat yang mengungkung alam semesta. Zaman yang dikuasai kekuatan edan itu kini digantikan dengan zaman Anak Manusia. Siapakah Anak Manusia dalam Daniel itu? Tafsiran bisa bermacam-macam. Namun demikian, bila dicermati, Anak Manusia di situ dipakai melukiskan kemanusiaan baru yang hidup merdeka di hadapan Allah. Di situlah kebesarannya. Bila diterapkan kepada Yesus, kedatangannya kembali mewujudkan kemanusiaan yang baru ini.

MARKUS: Setuju dengan catatan di atas. Kemanusiaan baru itulah wujud utuh Kerajaan Allah. Manusia tidak lagi buta, tidak lagi lumpuh, tidak lagi sakit, tidak kerasukan roh jahat, tapi yang merdeka di hadapan Allah, seperti Yesus sendiri di hadapan Allah, Bapa yang maharahim itu. Seperti dalam Kitab Daniel tadi, kehadiran manusia baru itu berkontras dengan zaman edan yang mendahuluinya.

TANYA: Kok dipakai ibarat pohon ara bersemi segala. Pusing!

MARKUS: Aku sendiri juga belum seratus persen ngerti. Tapi pohon ara yang bersemi itu kan tanda yang pasti mengenai musim panas sudah di ambang pintu. Nah, kepastian seperti inilah yang boleh kalian pegang bila kalian mengalami macam-macam kegelisahan di zaman edan.

PERTANDA ZAMAN
Agar pembicaraan tafsir di atas agak lebih membumi, marilah kita sekadar menengok angka-angka statistik penduduk "miskin" dari Maret 2006 hingga Maret 2009 berdasarkan Berita Resmi Statistik terbitan dari Biro Pusat Statistik dari tahun-tahun itu. Kemiskinan dapat dipakai sebagai salah satu pertanda yang mendahului "kedatangan kemanusiaan baru" yang dibicarakan di atas.

- "Garis Kemiskinan" per bulan per kapita dan pada bulan Maret 2006 Rp.151.997,- per bulan per kapita (jumlah itu diukur dengan beaya untuk memenuhi bahan pokok pangan dan papan yang minimum dan menanjak tiap tahun). Atas dasar perhitungan garis itu, pada tahun 2006 terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin yang cukup drastis, yaitu dari 35,10 juta orang (15,97 persen) pada bulan Februari 2005 menjadi 39,30 juta (17,75 persen) pada bulan Maret 2006. Peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin selama Februari 2005-Maret 2006 terjadi karena harga barang-barang kebutuhan pokok selama periode tersebut naik tinggi, yang digambarkan oleh inflasi umum sebesar 17,95 persen. Akibatnya penduduk yang tergolong tidak miskin namun penghasilannya berada di sekitar garis kemiskinan banyak yang bergeser posisinya menjadi miskin.

- Ada perbaikan selama tiga tahun belakangan ini. Dengan Garis Kemiskinan pada bulan Maret 2009 sebesar Rp.200.262,-, maka penduduk miskin berjumlah 32,53 juta jiwa (14,15 persen) .Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Bulan Maret 2008 (Garis Kemiskinan Rp. 182.636) yang berjumlah 34,96 juta (15,42 persen), jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,43 juta. Perbaikan ini kelanjutan dari keadaan sebelumnya. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2007 (Garis Kemiskinan Rp 166.697) yang berjumlah 37,17 juta orang (16,58 persen), jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,21 juta orang. selama periode Maret 2007-Maret 2008.

Sekadar rincian. Selama periode Maret 2008-Maret 2009 (Garis Kemiskinan pada Bulan Maret 2009 seperti di atas ialah Rp.200.262,-) penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,57 juta, sementara di daerah perkotaan berkurang 0,86 juta orang. Namun demikian proporsi persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah dibanding tahun sebelumnya. Pada Bulan Maret 2009, sebagian besar (63,38 persen) penduduk miskin berada di daerah perdesaan. Peranan komoditi makanan (beras, gula pasir, telur, mie instan, tahu dan tempe) terhadap Garis Kemiskinan adalah 73,57 persen, jadi jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, biaya listrik, angkutan, minyak tanah, sandang, pendidikan, dan kesehatan).

Adanya perubahan di atas menjadikan harapan akan perbaikan mulai tampak sebagai kenyataan. Berarti zaman edan dan kekuatan yang jahat sudah atasi? Perbaikan keadaan sudah mantap? Boleh jadi terlalu dini membuat kesimpulan ke sana. Namun ada pertanda bahwa perbaikan itu dapat menjadi kenyataan. Iman injili menyangkal kekuatan yang memiskinkan kemanusiaan. Injil mengabarkan zaman seperti itu bisa diakhiri dan digantikan dengan kemanusiaan yang semakin utuh. Ada dua cara ikutserta memperbaiki kemanusiaan yang masih mengalami "kemiskinan". Yang pertama ialah membantu dengan bantuan material yang langsung dibutuhkan. Cara ini cocok dalam keadaan darurat, tetapi tidak banyak membantu dalam menghadapi kemiskinan kronik dan perbaikan ke depan. Jenis ini lebih cocok dihadapi dengan cara kedua, yakni menggugah orang-orang yang berkekurangan agar mengusahakan perbaikan diri dan mengajak mereka maju terus. Dalam benak terpikir, inilah caranya untuk membumikan eksegese Anak Manusia dalam Dan 7:13 dan Mrk 13:26 bagi negeri ini. Kedatangannya juga demi perbaikan nasib kaum lemah ekonomi di bumi ini.



Salam hangat,

A. Gianto



Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy