| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 13 Desember 2009 Hari Minggu Adven III


Minggu, 13 Desember 2009
Hari Minggu Adven III

Tuhan sudah dekat!

Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal, Engkau menyediakan sukacita bagi dunia dan menghendaki agar orang-orang tinggal bersama dalam kejujuran dan cinta kasih. Kami mohon, nyatakanlah cinta kasih-mu bila kami mendengarkan sabda-Mu dan utuslah kepada kami Duta kasih setia-Mu dalam diri Yesus, Saudara kami, sumber harapan semua orang. Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Zefanya (3:14-18a)

"Tuhan akan bersorak gembira atas dirimu."

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion. Bergembiralah hai Israel! Bersukarialah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni Tuhan, ada diantaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.
Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. Tuhan Allahmu ada diantaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorai karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat.
(Yes 12:2-3.4bcd.5-6)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar, sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari air keselamatan.
2. Pada waktu itu kamu akan berkata, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya. Beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, mahsyurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur.
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya, baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, aung di tengah-tengahmu.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (4:4-7)

"Tuhan sudah dekat."

Saudara-saudara, bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi dalam segala hal nyatakanlah keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Maka damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat.
Roh Tuhan menaungi aku, Ia mengutus aku untuk mewartakan kabar gembira kepada orang-orang sederhana. (Yes 61:1)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (3:10-18)

"Apakah yang harus kami lakukan."

Pada waktu itu orang banyak bertanya kepada Yohanes, "Apaah yang harus kami lakukan?" Jawabnya, "Barangsiapa mempunyai helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian." Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya, "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya, "Jangan menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan bagimu." Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya, "Dan kami apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka, "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."
Tetapi karena orang banyk sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias, Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu, "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ditangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


LANGKAH-LANGKAH PEMBARUAN HIDUP

Rekan-rekan yang baik!

Bacaan pertama hari Minggu Adven III tahun C (Zef 3:14-18a) menghibur penduduk kota Yerusalem yang kini tinggal reruntuh*an belaka akibat penyerbuan Nebukadnezar. Seperti terungkap dalam 13 ayat yang mendahuluinya, malapetaka ini dipahami sebagai hukuman bagi kelakuan buruk umat sendiri. Tetapi keadaan sudah berubah. Tuhan kini berbalik mengasihani umat-Nya dan berjanji akan berada kembali di tengah-tengah mereka. Ia akan mengumpulkan mereka yang tercerai-berai. Yerusalem dan penduduknya diimbau agar tidak lagi bersedih. Kebesarannya akan pulih. Harapan hidup kembali. Tuhan akan mendatangi kota suci-Nya dan tinggal di sana lagi. Iman ini tum*buh pada zaman setelah pembuangan dan tetap hidup dalam masa Perjanjian Baru. Injil-Injil, khususnya Lukas, memakainya dalam wujud pola perjalanan Yesus menuju ke Yerusalem - dia itulah Raja yang dinanti-nantikan orang, dia itulah Penyelamat yang diharap-harapkan datang ke kota sucinya.

Dalam Injil yang dibacakan bagi kesempatan ini, yakni Luk 3:10-18, dikisahkan bagaimana orang-orang yang datang kepada Yohanes Pembaptis berharap dapat membarui diri. Ter*ung*kap dalam beberapa ayat sebelumnya (ay. 7-9) kecaman keras Yohanes Pembaptis terhadap mereka yang disebut*nya "keturunan ular berbisa". Mereka diperingatkan agar jangan melamun akan luput dari murka pada akhir zaman nanti. Bahwasanya mereka lahir sebagai keturunan Abraham sama sekali bukan jaminan. Jalan satu-satunya agar selamat ialah bila mereka menghasilkan buah yang baik. Bila tidak, mereka ibarat pohon yang akan ditebang dan dimusnahkan dengan api.

"NYEPI" KE PADANG GURUN

Mendengar kata-kata Yohanes tadi, orang-orang mulai gelisah lalu minta dibaptis olehnya sambil menyatakan niat mau memperbarui diri. Waktu itu baptisan lazim dilakukan sebagai ungkapan niat membarui diri di hadapan seorang guru yang dihargai. Ada macam-macam kelompok: orang kaya, pemungut cukai, dan tentara. Meskipun termasuk "kaum terhormat" dalam masyarakat, mereka sering dianggap sudah terlampau jauh terpisah dari kehidupan orang Yahudi yang beragama. Mereka dinilai sebagai kaum egois, orang-orang kemaruk dan kawanan pemeras. Namun demikian, dalam Injil Lukas digambarkan bagaimana orang-orang yang biasanya dianggap sudah tak tertolong lagi itu masih mempunyai kesempatan. Ingat perumpamaan anak yang hilang tetapi kembali (Luk 15:11-32), perumpamaan pemungut cukai yang dengan tulus mengakui keberdosaannya (Luk 18:9-14), Zakheus yang ikhlas mengamalkan separo miliknya (Luk 19:1-10). Mereka ditonjolkan Lukas sebagai orang-orang yang dengan rendah hati bertanya "Apakah yang harus kami perbuat?" Pertanyaan ini juga sering timbul dalam lubuk hati banyak orang, juga dalam batin kita.

Cara-cara memperbaiki diri yang dianjurkan Yohanes sejalan dengan kehidupan masing-masing. Yang serba berkecukupan dianjurkan berbagi kelebihan dengan orang lain, yang mempunyai wewenang menarik pajak hendaknya belajar berlaku jujur, yang memiliki kekuasaan, senjata, dan organisasi dapat belajar agar tidak mempraktekkan kekerasan. Tidak pada tempatnya mengkhotbahkan secara harfiah anjuran-anjuran Yohanes itu. Keadaan masyarakat berbeda-beda dari zaman ke zaman dan dari tempat ke tempat. Tetapi tak meleset bila dikatakan anjuran Yohanes itu membuat orang berpikir bahwa kedudukan dan kekuasaan tak dapat dilepaskan dari kewajiban untuk menjalankannya sesuai dengan maksud kedudukan itu, begitu pula kelebihan material menuntut pengamalan, bukan penimbunan belaka. Inilah prinsip penalaran moral yang berlaku di mana-mana dan kapan saja.

Namun demikian, penalaran seperti di atas belum tentu membawa perubahan dalam diri orang secara menyeluruh. Orang perlu sejenak meninggalkan kebisingan hidup dan menemukan ketenangan batin. Mereka yang mendengarkan Yohanes Pembaptis itu datang ke padang gurun untuk "nyepi" ke daerah Yordan, meninggalkan Yerusalem yang kacau dan penuh kezaliman ("Ierousaleem" katakan saja mudahnya "Yeru-zalim") untuk melihat prospek kembali ke Yerusalem yang jadi tempat keselamatan ("Hierosolyma" - mudahnya - "Yeru-syalom"). Di situ orang boleh berharap mendapat pertolongan kekuatan-kekuatan ilahi yang diimbau Yohanes Pembaptis dan menjadi peka mendengarkan isyarat ilahi. Dalam suasana seperti inilah ajakan untuk memperbaiki diri akan lebih merasuki batin dan budi. Kekuatan-kekuatan ilahi itulah yang akan meluruskan batin orang dan menimbun lubang-lubang yang biasanya membuat batin orang tak rata, yang "nggronjal". Pertobatan yang sungguh baru bisa terjadi bila berawal dalam suasana kesunyian yang sarat dengan kehadiran ilahi. Ini pertobatan yang menghadirkan Tuhan

LANGKAH-LANGKAH PEMBARUAN HIDUP

Dalam Injil bagi Minggu Adven II tahun C kita mendengar Yohanes mewartakan baptisan tobat demi pengampunan dosa (Luk 3:1-6). Ia mendekatkan orang kepada kekuatan-kekuatan ilahi yang memberi hiburan dan karena itu orang dapat mulai berharap dan mencari arah baru yang segar. Orang baru bisa berharap bila pernah mengalami penghiburan bahwa ada kemungkinan untuk itu. Warta Kitab Suci menekankan adanya penghiburan dari atas sebagai dasar harapan sejati. Ini landasan bagi teologi harapan yang kukuh dan yang dapat nyata-nyata menolong orang.
Memang tidak dapat disangkal adanya unsur jeri dan jera. Dalam tahap tertentu kekuatan-kekuatan ilahi itu bukan hanya pesona yang menghibur, tetapi juga membuat orang tergetar. Perjumpaan dengan Yang Ilahi sering dialami orang sebagai yang mengejutkan, sebagai keberdosaan yang menyakitkan, yang mencemaskan. Kecaman keras yang sebelumnya diutarakan Yohanes dalam Luk 3:7-9 menyadarkan orang akan dimensi ini. Akan tetapi, kata-kata tajam Yohanes itu ditujukan bagi orang yang sudah mulai mencari arah baru, dengan kata lain, sudah mulai "bertobat". Mereka itu sudah terhibur dan memiliki harapan.

Tahapan selanjutnya ialah sikap bertanya "Apa yang harus dikerjakan?" (Luk 3:10.12.14) seperti terungkap dalam Injil kali ini. Orang mau belajar mengubah diri, belajar memperhatikan sesama, belajar berlaku adil dan lurus. Keinginan inilah yang menjadi kenyataan hadirnya kekuatan-kekuatan ilahi yang datang mempersiapkan dan meluruskan jalan seperti kata-kata Yesaya yang dikutip dan diterapkan Lukas dalam bacaan Injil pada ulasan Injil Minggu lalu. Inilah kekuatan-kekuatan moral yang bakal menjinakkan kecenderungan serakah, main kuasa, curang ... dan pelbagai kenyataan buruk di dunia ini yang menjadi bagian kehidupan manusia. Bila terjadi, mulai jelaslah makna anjuran Yohanes agar orang memberikan sehelai dari "dua helai baju" kepada orang yang tak mempunyainya.

Ada pasang surut dalam tahap-tahap tadi. Ini deskripsi, bukan evaluasi terhadap pengalaman. Pengalaman membawa kita maju bila digambarkan dan dimengerti, bukan bila dinilai begini atau begitu menurut seperangkat ukuran yang sudah lazim dipakai. Kepekaan mengenai hal ini amat berguna dalam bimbingan rohani dan pelayanan pastoral pada umumnya.

MENGAJAK ORANG BERTANYA

Dalam konteks Injil Lukas, orang-orang yang datang ke Yohanes itu sebenarnya orang-orang yang sudah maju jauh. Banyak ahli tafsir yang melihat tokoh Yohanes Pembaptis beserta pengikutnya sebagai kaum rahib yang menjauhi hidup di Yerusalem dan menyepi di padang gurun. Kita banyak mendengar mengenai kelompok-kelompok seperti itu: kaum Ebioni, kaum Eseni, dan kaum rahib dari pertapaan Qumran.

Bagaimana menerapkan gagasan di atas bagi keadaan yang berbeda, bagi umat yang tidak hidup dalam suasana pertapaan seperti itu, bagi orang-orang yang belum melangkah ke pertobatan seperti orang-orang yang datang ke Yohanes Pembaptis itu? Tak banyak faedahnya memakai mimbar khotbah untuk mencela sikap-sikap atau contoh-contoh kejahatan dan kedosaan. Salah-salah malah akan menjauhkan orang dari Gereja. Lebih mudah diterima bila dijelaskan bahwa bertobat dapat mulai dengan membangun sikap tidak mengalah kepada ketidaksempurnaan dalam kehidupan ini. Sikap yang paling berlawanan dengan pertobatan ialah takut, tak berbuat apa pun. Yohanes Pembaptis mengajarkan sikap tidak menerima begitu saja bengkak-bengkoknya jagat ini yang mempengaruhi dan membentuk kehidupan. Dalam pandangan Lukas, sang Pembaptis menyerukan kekuatan-kekuatan dari atas sana untuk mengalahkan daya-daya yang tidak lurus tadi. Sekali lagi sikap "nyepi" dapat membantu orang membiarkan diri disertai kekuatan-kekuatan tadi sambil menjauhi kebisingan daya-daya jahat.

SPIRITUALITAS PELAYAN SABDA: Luk 3:15-18

Yohanes Pembaptis itu pewarta kedatangan sang Penyelamat. Pelayanannya juga khas. Ia menyiapkan orang agar makin ingin berjumpa dengan Tuhan sendiri. Pelayanan seperti inilah yang menjadi dasar kerohanian para pelayan sabda. Juga di masa kini. Dan lebih dalam lagi. Ketika orang mulai menduga-duga apakah dia itu sang Mesias sendiri, Yohanes menegaskan dirinya bukan Dia yang dinanti-nantikan. Ia mengatakan tak pantas melepaskan tali kasut Mesias sekalipun. Ungkapan ini berlatar yuri*dik dan artinya "mengklaim" harapan umat. Maklum, melepaskan tali kasut di sini berhubungan dengan praktek menunjukkan alas kaki kepada pihak yang boleh memandang pembawa alas kaki itu mewakili secara sah pemilik yang tak hadir secara fisik. Ini praktek yuridik tradisional yang dikenal di pelbagai tempat dan sering dipakai dalam upacara nikah per procura. Yohanes tidak merasa pantas menjadi wakil yang sah sekalipun dari Yesus. Jadi, ungkapan itu bukan ungkapan basa-basi saleh, melainkan ungkapan yuridik. Ia menyatakan diri sama sekali tak memiliki hak mengukuhi umat Tuhan. Lalu siapakah Yohanes Pembaptis itu? Menurut Lukas, dia itu suara di padang gurun, di kesunyian, suara yang memperdengarkan kehadiran Tuhan dan mengajak kekuatan-kekuatan ilahi menyiapkan orang agar mampu menerima Tuhan sendiri. Yohanes Pembaptis bergerak dalam senyapnya awang-uwung yang sarat dengan kekuatan-kekuatan ilahi, tetapi ia juga bisa didengar oleh orang-orang yang hidup dalam kebisingan sehari-hari.


Salam hangat,
A. Gianto



Photobucket


Bagikan

Sabtu, 12 Desember 2009 Hari Biasa Pekan II Adven

Sabtu, 12 Desember 2009
Hari Biasa Pekan II Adven


Doa Renungan Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, syukur atas kasih dan anugerah-Mu. Syukur atas keluarga dan para sahabat yang Kauanugerahkan berada bersamaku. Seringkali mereka juga menjadi perantara kasih-Mu dalam hidupku. Kiranya sabda-Mu yang akan aku renungkan hari ini menjadi kekuatan bagiku untuk dapat mengasihi mereka juga. Amin.

Kitab Putra Sirakh mengisahkan kepahlawanan iman keyahudian. Dia menyebutkan, antara lain Elia sebagai seorang nabi yang luar biasa, perkataannya laksana obor. Ia juga terangkat ke surga dalam kereta dengan kuda berapi. Dialah nabi yang dinantikan kedatangannya untuk memulihkan suku-suku Yakub sebelum datangnya hari Tuhan.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh (48:1-4.9-11)

"Elia akan datang lagi."

Dahulu kala tampillah Nabi Elia bagaikan api. Perkataannya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel, dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat engkau, dan yang meninggal dalam kasih.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Allah, pulihkanlah kami. Buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami!
Ayat. (Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19)
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
3. Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu; Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

Para murid Yesus sadar akan tradisi tentang Elia. Bahkan Elia harus datang dahulu sebelum datangnya hari Tuhan. Yesus menegaskan bahwa Elia sudah datang. Yohanes Pembaptis itulah Elia baru.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:10-13)

"Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia."

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya turun dari gunung, para murid bertanya kepada-Nya, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Dan Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Ketika seorang raja datang ke suatu rumah, sambutannya pasti melimpah ruah. Namun ketika seorang pengemis yang berpakaian compang-camping datang ke rumah itu juga, tentu tanggapannya akan berbeda, bahkan bisa-bisa diusir. Akibatnya orang itu tidak mengenal siapa pengemis itu sesungguhnya. Jangan-jangan dia adalah raja yang menyamar.

Doa Renungan Malam


Bapa, seringkali dalam kehidupan, karena kesibukan-kesibukan kami lalai memperhatikan tanda dan kehendak-Mu. Dan karena kelemahan dan keegoisan kami, kami menjadi kurang dapat melihat Engkau yang hadir dalam sesama. Buatlah kami peka akan kehadiran-Mu, ya Tuhan. Amin.


R U A H


Bagikan

Jumat, 11 Desember 2009 Hari Biasa Pekan II Adven

Jumat, 11 Desember 2009
Hari Biasa Pekan II Adven

Dalam keadaan apa pun, tetaplah setia kepada Tuhan dan tidak usah takut menghadapi apa pun karena kita bersama dengan Allah.

Doa Renungan


Allah Bapa kami yang mahapengasih, hari ini Engkau berikan kepada kami untuk mengembangkan Kerajaan-Mu. Sertailah kami agar melalui perkataan dan perbuatan kami hari ini, kami dapat menunjukkan kasih-Mu kepada banyak orang. Sehingga kasih-Mu itulah yang menumbuhkan persekutuan kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (48:17-19)

"Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku."

17 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. 18 Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, 19 maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Barangsiapa mengikuti Engkau, ya Tuhan, akan mempunyai terang hidup.
Ayat.
(Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, orang berdosa tidak akan betah dalam perkumpulan orang benar; sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan pasti datang. Sambutlah Dia! Dialah pangkal damai sejahtera.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:16-19)

"Mereka tidak mendengarkan Yohanes Pembaptis maupun Anak Manusia."

16 Yesus berkata kepada orang banyak, Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: 17 Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. 18 Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. 19 Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

“Hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.” (Yes 48:17-19; Mat 11:16-19)



Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Orang yang suka berkomentar atau mengritik orang lain pada umumnya lebih suka bicara atau ngomong daripada berbuat atau bertindak, lebih mengutamakan wacana daripada perilaku, sebagaimana diumpamakan oleh Yesus bagaikan ‘anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya’. Dengan kata lain orang yang demikian itu kurang atau tidak pernah menghayati imannya, melainkan hanya omong-omong atau diskusi saja, dan demikian ia tidak berhikmat. Sabda hari ini mengingatkan kita bahwa ‘hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya’, artinya beriman kepada Allah pertama-tama dan terutama dapat dilihat atau disaksikan dalam perilaku atau cara bertindaknya. Di dalam masa Adven ini kita diajak untuk mawas diri: sejauh mana kita menghayati iman kita dalam hidup sehari-hari atau hidup ‘membumi’, berpartisipasi dalam seluk-beluk, hal ikwal duniawi, dalam rangka mempersiapkan pesta Natal, kenangan akan Allah yang menjadi manusia, yang ‘membumi, misteri inkarnasi’. Misteri inkarnasi merupakan acuan atau pedoman bagi siapapun yang beriman kepada Yesus dalam hidup dan bekerja untuk hidup mendunia atau membumi. Jika dicermati secara teliti dan tepat hemat saya mayoritas waktu dan tenaga kita setiap hati kita fungsikan untuk mengurus atau mengelola hal-hal duniawi, maka baiklah kita mawas diri: apakah dengan demikian kita juga semakin kudus atau suci. Dengan kata lain sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita untuk mengusahakan kekudusan atau kesucian dengan terlibat pada pengurusan atau pengelolaan hal-hal duniawi. Semakin mendunia atau membumi diharapkan semakin beriman dan suci; mendunia tanpa iman akan amburadul akibatnya. Maka marilah entah belajar atau bekerja kita hayati bagaikan sedang beribadat kepada Tuhan.

· "Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti” (Yes 48:17-18), demikian kata-kata penghiburan Yesus yang penuh pengharapan. Kita diharapkan melakukan apa yang berfaedah bagi kesejahteraan dan kebahagiaan kita, yaitu senantiasa memperhatikan dan melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Perintah-perintah Tuhan di dunia ini antara lain menjadi nyata dalam aneka tatanan dan aturan hidup bersama, entah yang di jalanan, rumah tangga, tempat kerja maupun masyarakat pada umumnya. Dalam berbagai sarana-prasarana, misalnya kendaraan, juga terdapat aturan atau petunjuk bagaimana merawat dan memfungsikan kendaraan, agar pengguna selamat dan bahagia. Di jalanan dan di tempat kerja juga ada aturan dan petunjuk yang harus ditaati dan dilaksanakan. Dst.. Jika kita dapat mentaati dan melaksanakan aturan atau petunjuk yang jelas dan duniawi tersebut dengan baik, maka kita akan terbantu untuk mendengarkan dan mentaati perintah-perintah Tuhan. Marilah kita taati dan laksanakan aneka aturan, petunjuk atau tatanan yang terkait dengan keberadaan kita, entah di jalanan, tempat kerja, tempat rekreasi, di rumah dst… Kami berharap pada mereka yang berpengaruh dalam hidup dan kerja bersama dapat menjadi teladan dalam hal mentaati dan melaksanakan aneka aturan, tatanan atau petunjuk. Secara khusus kami berharap pada orangtua atau bapak-ibu dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya di dalam keluarga, karena pengalaman yang diperoleh dalam dan melalui keluarga merupakan modal dan kekuatan untuk hidup bersama di masyarakat. Kita semua mendambakan kesejahteraan dan kebahagiaan sejati, maka marilah kita saling mengingatkan dan membantu dalam hal mentaati dan melaksanakan aneka aturan dan tatanan serta petunjuk, sebagai ‘terjemahan perintah-perintah Allah’.

“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin” (Mzm 1:1-4).

Jakarta, 11 Desember 2009

Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket


Bagikan

Kamis, 10 Desember 2009 Hari Biasa Pekan II Adven

Kamis, 10 Desember 2009
Hari Biasa Pekan II Adven

Tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis.


Doa Renungan

Bapa, milik-Mulah hari-hari hidup kami. Jangan biarkan kami luput dari pada-Mu walaupun hanya sejenak. Bersama-Mu kami percaya, bahwa Engkau selalu memberkati hari-hari hidup kami yang telah lalu, yang hari ini kujalani, dan masa depan kami. Syukur kepada-Mu atas segala berkat-Mu, Bapa. Amin.

Bacaan Pertama (Yes 41: 13-20)

L. Yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.

Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya


Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau." Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel ! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel . Sesungguhnya, Aku membuat engkau menjadi papan pengirik yang tajam dan baru, dengan gigi dua jajar; engkau akan mengirik gunung-gunung dan menghancurkannya, dan bukit-bukit pun akan kaubuat seperti sekam. Engkau akan menampi mereka, lalu angin akan menerbangkan mereka, dan badai akan menyerakkan mereka. Tetapi engkau ini akan bersorak-sorak di dalam TUHAN dan bermegah di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel . Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan; tetapi Aku, TUHAN, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang Israel Aku tidak akan meninggalkan mereka. Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul, dan membuat mata-mata air membual di tengah dataran; Aku akan membuat padang gurun menjadi telaga dan memancarkan air dari tanah kering. Aku akan menanam pohon aras di padang gurun, pohon penaga, pohon murad dan pohon minyak; Aku akan menumbuhkan pohon sanobar di padang belantara dan pohon berangan serta pohon cemara di sampingnya, supaya semua orang melihat dan mengetahui, memperhatikan dan memahami, bahwa tangan TUHAN yang membuat semuanya ini dan Yang Mahakudus, Allah Israel, yang menciptakannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan (Mzm. 145: 9,10-11,12-13ab, R: 8)
Ref: Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.
Ayat.

1. Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku, aku hendak memuji nama-Mu untuk selama-lamanya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
3. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Hai langit, turunkanlah embunmu, hai awan, hujankanlah keadilan. Hai bumi, bukalah dirimu, dan tumbuhkanlah keselamatan.

Bacaan Injil (Mat 11: 11-15)

I. Tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius


Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang banyak, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan -- jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Seorang pembesar membutuhkan voor rijder ketika bepergian. Dengan sirene yang meraung-raung, pasukan pembuka jalan ini akan menyiapkan lalu lintas agar lancar dan tak menghalangi sang pembesar yang akan lewat di sana. Apa yang menghambat akan diusirnya. Apa yang membahayakan akan diamankannya terlebih dahulu.

Yohanes Pembaptis sering dipandang sebagai ‘sang pembuka jalan’ bagi Penebus kita. Ia berteriak-teriak di padang gurun, menyiapkan orang agar layak menyambut kedatangan Allah yang menjadi manusia, yang akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit batu, dan menjadikan padang gurun menjadi subur.

Di sekeliling kita ada begitu banyak orang yang belum mengenal Allah. Ada begitu banyak juga orang yang sudah mengenal Allah tetapi tak mau peduli. Kita ditantang untuk menjadi Yohanes Pembaptis bagi orang-orang seperti itu, membuka jalan bagi kanak-kanak Yesus yang akan lahir di dalam hati mereka, membawa mereka ke dalam penebusan Kristus.

Doa: Tuhan Yesus, aku ingin menjadi Yohanes Pembaptis masa kini, yang menyiapkan jalan bagi kehadiranmu di tengah saudara-saudari kami yang belum mengenal-Mu. Amin.


Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian




Bagikan

Rabu, 09 Desember 2009 Hari Biasa Pekan II Adven

Rabu, 09 Desember 2009
Hari Biasa Pekan II Adven

"Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Mat 11:28)

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, untuk dapat hidup sehat, yang kami perlukan adalah iman yang dalam pada penyertaan dan belaskasih-Mu. Berkenanlah mengulurkan tangan kepada mereka yang sakit dan berbeban berat. Kami percaya, kuasa penyembuhan-Mu akan membuat saudara-saudari kami bangkit dan berkarya kembali dengan penuh semanat, karena percaya akan pendampingan-Mu. Syukur ya Tuhan akan pendampingan-Mu yang selalu menjadi jaminan ketentraman kami. Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (40:25-31)

"Tuhan yang mahakuasa memberikan kekuatan kepada yang lelah."

25 Yang Mahakudus berfirman, "Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. 26 Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat. 27 Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" 28 Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. 29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. 30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, 31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8.10)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan akan datang menyelamatkan umat-Nya. Berbahagialah orang yang menyongsong Dia

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:28-30)

"Datanglah kepada-Ku kalian yang letih lesu."

28 Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku” (Yes 40:25-31; Mat 11:28-30)


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


· Ketika orang hanya mengikuti keinginan atau kehendak sendiri, pada umumnya di awal langkah hidup atau kerja sangat bergairah, tetapi seiring dengan jalannya waktu akan menjadi letih lesu dan tak bergairah, atau bahkan frustrasi. Orang yang demikian itu adalah orang sombong. Sabda Yesus hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua untuk ‘memikul kuk yang dipasang Tuhan’ melalui atasan atau pemimpin kita serta mengerjakan dengan lemah lembut dan rendah hati. Untuk itu marilah kita lihat, baca dan fahami kembali aneka tatanan atau aturan yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, dan kemudian kita hayati dalam hidup sehari-hari, atau kita kenangkan janji-janji yang pernah kita ikrarkan. Sebagai orang yang telah dibaptis, marilah kita kenangkan janji baptis serta beberapa aturan yang terkait dengan hidup iman atau kekristenan/kekatolikan kita. Ketika dibaptis kita berjanji hanya mau mengabdi Tuhan saja dan menolak semua godaan setan, dan untuk menghayati janji tersebut antara lain ada 10 (sepuluh) perintah Allah dan 5 (lima) aturan atau tuntunan Gereja. Dari 10 (sepuluh) perintah Allah yang konkret antara lain: Hormatilah ibu-bapamu, Jangan membunuh,. Jangan berbuat cabul,. Jangan mencuri, Jangan bersaksi dusta pada sesamamu manusia, Jangan ingin akan milik sesamamu “. Sedangkan 5 (lima perintah) Gereja adalah : Rayakanlah hari raya yang disamakan dengan hari Minggu, Ikutlah Perayaan ekaristi pada hari Minggu dan hari raya yang diwajibkan, dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari itu., Berpuasalah dan berpantanglah pada hari yang ditentukan., Mengaku-dosalah sekurang-kurangnya sekali setahun, Sambutlah Tubuh Tuhan pada Masa Paskah. “ (PS no 7). Marilah kita mawas diri sejauh mana kita setia dan melaksanakan perintah-perintah atau aturan tersebut? Jika kita setia menghayati perintah atau aturan tersebut, maka jiwa kita akan senantiasa tenang adanya.

· Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yes 40:29-31), demikian kata-kata penghiburan Yesaya yang penuh pengharapan kepada saudara-saudarinya, kepada kita semua. Kita sedang menantikan Hari Raya Natal, Kenangan akan Kelahiran Penyelamat Dunia; apakah kita mendapat kekuatan baru, bersemangat baru? Orang yang sedang menanti-nantikan pada umumnya butuh kesabaran, daya tahan dan kegairahan hidup serta dengan rendah hati mentaati aneka aturan dan tatanan yang terkait, meskpun demikian ia ‘tidak menjadi lesu dan tidak menjadi lelah’. Dengan kata menanti-nantikan juga butuh matiraga atau lakutapa. Maka marilah kita mawas diri apakah diri kita layak disebut sebagai yang sedang menanti-nantikan pesta Hari Natal, Kenangan akan Kelahiran Penyelamat Dunia. Matiraga secara harafiah berarti mematikan gairah/nafsu raga, dan maksudnya tidak lain adalah mengendalikan raga atau anggota tubuh sedemikian rupa sehingga tidak melakukan dosa atau berbuat jahat. Mengendalikan raga atau anggota tubuh kita sendiri kiranya lebih sulit daripada mengendalikan orang lain. Raga atau anggota tubuh yang mungkin baik kita refleksikan adalah mata, telinga, kepala/otak dan kaki maupun tangan: sejauh mana anggota tubuh ini berfungsi semakin mendekatkan saya dengan Tuhan maupun saudara-saudari kita? Ketika kita dapat mengendalikan diri dengan baik, maka dalam rangka menanti-nantikan kita tetap bergairah serta tidak akan melakukan dosa atau perbuatan jahat. Ketika kita terbiasa dapat mengendalikan diri dengan baik, maka kita juga tidak mudah menjadi lelah dan lesu. Ada kemungkinan ketika sedang menanti-nantikan orang merasa kelebihan waktu, maka manfaatkan waktu tersebut untuk berdoa atau membaca apa-apa yang baik dan berguna.

“Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,” (Mzm 103:1-4)

Jakarta, 9 Desember 2009


Ign Sumarya, SJ





Photobucket


Bagikan

Bahan Adven Keuskupan Agung Semarang, Pertemuan Ketiga: Panggilan Keluarga Dalam Mewujudkan Iman di Masyarakat

Pertemuan Ketiga

PANGGILAN KELUARGA DALAM MEWUJUDKAN IMAN DI MASYARAKAT


Tujuan

Umat mensyukuri panggilan hidup keluarga dalam mewujudkan iman di tengah masyarakat.

1. Pembuka
a. Lagu Pembuka: dipilih sesuai dengan tema pertemuan
b. Doa Pembuka: dibuat sendiri, yang berisi:
- Ungkapan syukur atas pertemuan Adven ketiga.
- Mohon terang Roh Kudus agar umat mampu mensyukuri panggilan keluarga dalam mewujudkan iman di tengah masyarakat.

2. Pengantar

Keluarga Katolik, sebagai Gereja mini, yang hidup di tengah masyarakat menerima panggilan dan perutusan yang khas untuk mewartakan Kerajaan Allah, dalam segala segi kehidupan manusia. Kekhasan panggilan dan perutusan di tengah masyarakat ini adalah menyucikan dunia dan mengupayakan kesejahteraan masyarakat. Tugas ini tidak mudah, sehingga memerlukan komitmen dan keterlibatan banyak pihak yang berkehendak baik untuk terlibat di dalamnya. Keluarga Katolik tidak boleh hanya berpangku tangan menyaksikan ketidaknyamanan dunia yang kita tempati, karena terjadinya kemerosotan moral masyarakat. Semua hanya berpikir tentang kepentingan diri sendiri dan kelompoknya, tanpa memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan bersama.

3. Pertanyaan Awal

a. Sebutkan tugas-tugas keluarga Katolik dalam mewartakan Kerajaan Allah di tengah masyarakat?
b. Apa yang sudah Anda lakukan di tengah masyarakat sebagai wujud syukur kita atas tugas-tugas tersebut?

4. Materi

a. Panggilan keluarga Katolik hidup di tengah masyarakat Keluarga Katolik, sebagai Gereja mini, diharapkan hadir di tengah masyarakat luas karena keluarga Katolik hidup di tengah masyarakat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat. Keduanya sangat erat berhubungan dan saling mempengaruhi. Kehadiran keluarga Katolik dapat mempengaruhi suasana hidup masyarakat, sebaliknya masyarakat sangat mudah mempengaruhi cara hidup keluarga Katolik. Jika ini yang terjadi, lalu apa yang dapat dilakukan keluarga Katolik?

Dalam Familiaris Consortio, Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa dewasa ini keluarga Katolik mengalami krisis ganda, yaitu di satu pihak, terjadi peningkatan kesadaran tentang martabat manusia, di lain pihak, terjadi kemerosotan atas nilai-nilai dasar yang berkaitan dengan kehidupan manusia, antara lain moralitas perkawinan, pengguguran, seksualitas, keluarga, dan sebagainya. Nota Pastoral Keuskupan Agung Semarang tahun 2003 ” MENGHAYATI IMAN DALAM ARUS-ARUS BESAR ZAMAN INI” juga menyebutkan tantangan-tantangan zaman yang mengusai kehidupan keluarga Katolik saat ini, yaitu sekularisme (memutlakkan otonomi hal-hal duniawi tanpa keterbukaan kepada yang ilahi), materialisme (mengumpulkan harta atau uang sebanyak-banyaknya karena ada anggapan inilah yang memberi keselamatan), hedonisme (mengagung-agungkan kesenangan dan kenikmatan badani), dan konsumerisme (dengan harta atau uang orang dapat membeli apa pun, bukan karena kebutuhan tetapi lebih pada gengsi atau harga diri). Inilah aneka kemerosotan yang mempengaruhi dan bahkan menggerogoti penghayatan hidup dan iman keluarga Katolik.


Keberadaan keluarga Katolik tidak dapat dilepaskan dengan keadaan masyarakat dan perkembangan zaman. Di satu pihak, keluarga Katolik diajak untuk menyikapi dengan bijaksana situasi masyarakat dan perkembangan zaman, di lain pihak, keluarga Katolik berupaya untuk mengatasi kemerosotan-kemerosotan yang dapat menghalangi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, sebagai bentuk kesaksian dari murid-murid Yesus di tengah masyarakat (Yak 2:17). Di sini, keluarga Katolik hendaknya tidak bekerja sendirian, tetapi sebaiknya mengikutsertakan sebanyak mungkin orang yang ada di sekitarnya agar tidak muncul kesan ”mengkristenkan”. Kita bersyukur kalau banyak orang terlibat mengatasi kemerosotan-kemerosotan tersebut agar terwujud kesejahteraan masyarakat.

b. Iman yang terwujud di tengah Masyarakat

Keluarga Katolik hidup di tengah masyarakat yang sedang menghadapi tantangan dan keprihatinan zaman ini. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh keluarga-keluarga Katolik untuk mewujudkan imannya? Salah satu cara adalah melibatkan dirinya dalam kancah perjuangan untuk mengupayakan kesejahteraan masyarakat, dengan mengangkat keluhuran martabat manusia, mengembangkan semangat solidaritas terhadap KLMT, dan memelihara keutuhan ciptaan.

1) Keluarga Katolik mengangkat keluhuran martabat manusia

Dewasa ini, keluhuran martabat manusia sering dilecehkan atau bahkan dianggap tidak ada oleh banyak orang, baik dalam bentuk kekerasan, pembunuhan, dan ketidakadilan. Banyak peristiwa telah terjadi yang mengarah pada tindak pelecehan ini. Pelakunya adalah orang-orang beragama. Orang begitu mudah bercerai, selingkuh dengan mempunyai PIL atau WIL, melakukan pengguguran, melakukan tindak KDRT dengan menganiaya anak dan pasangannya, membunuh orang lain dengan berbagai cara dan alasan (termasuk demi agama), dan sebagainya. Sangat memilukan dan memprihatinkan.

Semuanya itu terjadi karena orang hanya berpikir dengan sudut pandangnya sendiri, hanya mementingkan kepuasaan diri sendiri, sehingga tidak mau mendengarkan pandangan orang lain dan menghargai kepentingan orang lain. Orang menjadi egois. Biasanya, orang egois tidak berpikir bahwa orang lain itu pantas dihormati sebagai manusia yang diciptakan menurut citra Allah (Kej 1:26-28), yang bermartabat luhur dan mulia.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengangkat keluhuran martabat manusia, antara lain menghargai kehidupan, menghargai kesetaraan laki-laki dan perempuan sebagai suami-isteri, menjauhkan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), menghargai keberagaman yang ada di antara warga masyarakat dalam semangat kasih dan kerukunan, dan sebagainya. Inilah yang harus diperjuangkan oleh keluarga-keluarga Katolik agar masyarakat juga mampu mengupayakan hal yang sama demi kesejahteraan masyarakat.

2) Keluarga Katolik mengembangkan semangat solidaritas terhadap KLMT

Negara kita sebenarnya kaya dalam segalanya (gemah ripah loh jinawi) yang dapat membuat rakyat hidup layak, bahkan makmur, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, yaitu rakyat tetap terbelakang dan miskin. Miskin lebih dilihat sebagai tidak mempunyai harta atau hidup serba berkekurangan, dengan menjadi gelandangan, pengamen, pengemis, pengungsi, dan sebagainya. Penyebabnya juga dapat bermacam-macam, antara lain pengangguran, penggusuran, bencana alam, penindasan, ketidakadilan, dan sebagainya. Orang-orang seperti inilah yang dianggap sebagai kaum KLMT (Kecil, Lemah, Miskin, dan Tersingkir). Apa yang dapat dilakukan bagi mereka?

Selama ini Gereja Katolik senantiasa berpihak pada kalum KLMT ini, dengan keyakinan dasarnya yang berbunyi “option to the poor”. Keyakinan inilah yang senantiasa diperjuangkan, sehingga gerakan nyata yang dapat dilihat adalah nama yayasan gereja di KAS adalah PGPM (Pengurus Gereja dan Papa Miskin), 10% dari kolekte umum dan amplop persembahan disisihkan untuk membantu kaum KLMT, hasil APP yang dikumpulkan selama masa Prapaska juga dipergunakan untuk pemberdayaan kaum KLMT, dan sebagainya.

Keluarga Katolik, sebagai anggota Gereja dan sekaligus anggota masyarakat, diajak untuk berperan serta dalam mengentaskan kemiskinan mereka. Keterlibatan ini dapat berupa kegiatan sosial karitatif, pemberdayaan, penyediaan lapangan kerja, pemberian beasiswa, kesediaan menjadi orangtua asuh, dan sebagainya. Inilah semangat berbagi dan solidaritas yang diharapkan tumbuh dan berkembang dalam keluarga Katolik, demi kesejahteraan masyarakat. Keutamaan seperti inilah yang harus berkembang dalam diri dan hati semua anggota keluarga Katolik.

3) Keluarga Katolik memelihara keutuhan ciptaan

Isu aktual dewasa ini adalah pemanasan global (global warming). Dunia terasa semakin panas, yang mencairkan es di kutub utara dan selatan sehingga volume air naik ke seluruh permukaan bumi serta beberapa daratan rendah dan pulau tenggelam. Penyebab pemanasan global adalah terjadinya kerusakan lingkungan hidup yang dikarenakan oleh kerakusan manusia. Kerusakan lingkungan ini menyebabkan aneka bencana alam, yaitu banjir, tanah longsor, gempa bumi, kebakaran hutan, dan sebagainya.

Keluarga Katolik diharapkan mempunyai hati untuk terlibat mengurangi atau justru mengatasi kerusakan lingkungan hidup tersebut. Beberapa cara dapat ditempuh, antara lain menjadi tani lestari dengan nuansa organiknya, mengelola sampah, melakukan gerakan hemat air bersih serta hemat energi listrik dan BBM, mengurangi pemakaian plastik, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, menanam pohon pada lahanlahan kritis, dan sebagainya.

5. Mensyukuri perutusan keluarga Katolik di tengah masyarakat

Segala sesuatu yang dilakukan oleh keluarga Katolik di tengah masyarakat sungguh diyakini sebagai bentuk kesaksian nyata yang harus disyukuri. Keluarga Katolik mampu menjadi garam dan terang (Mat 5:13-16) bagi masyarakat sekitar. Masyarakat akan mengenal dan mencintai Gereja Katolik karena keluarga Katolik yang dipandang baik dan mau bersaudara dengan semua warga masyarakat serta terlibat dengan kehidupan masyarakat. Keluarga Katolik merupakan unsur terpenting untuk mewujudkan Gereja di tengah masyarakat yang sangat beragam.

Sudahkah keluarga-keluarga Katolik melaksanakannya, sebagai bentuk penyadaran akan panggilan dan perutusan menjadi saksi-saksi Kristus di tengah kehidupan masyarakat? Sudahkah keluarga-keluarga Katolik mengajak dan memberdayakan semua anggota keluarganya untuk terlibat di tengah masyarakat? Pertanyaan reflektif ini menjadi salah satu tolok ukur untuk dapat mensyukuri apa yang telah dilakukan keluarga-keluarga Katolik dewasa ini.

6. Pendalaman Materi

Pada akhir pertemuan, pemandu memberikan waktu tanya jawab kepada peserta.

7. Penutup

a. Penyalaan Lilin Korona Adven dan Doa Syukur atas habitus baru
b. Doa Penutup: dibuat sendiri, yang berisi:
-Terima kasih atas penyertaan Allah selama pertemuan
-Umat mampu memahami panggilan keluarga dalam mewujudkan iman di tengah
masyarakat.

c. Lagu Penutup (dipilih sesuai dengan tema pertemuan)

Sumber: KomKat KAS





Photobucket


Bagikan

Selasa, 08 Desember 2009 Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa

Selasa, 08 Desember 2008
Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa

Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki.

Doa Renungan

Allah Bapa yang maha pengasih Engkaulah sumber sukacita kami. Hari ini melalui malaikat-Mu Engkau memberikan kabar sukacita kepada Bunda Maria. Kami mohon kepada-Mu ya Bapa berilah kami kebijaksanaan sejati untuk selalu bergembira. Buatlah kami juga menjadi sumber sukacita bagi sesama kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama (Kej 3:9-15.20)

L. Aku akan mengadakan permusuhan antara keturunanmu dan keturunan wanita itu.

Pembacaan dari Kitab Kejadian

9 Pada suatu hari, di Taman Eden, setelah Adam makan buah pohon terlarang, Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, "Di manakah engkau?" 10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." 11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" 12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." 13 Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." 14 Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. 15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." 20 Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
.
Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3bc-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bacaan Kedua(Ef 1:3-6.11-12)

L. Di dalam Kristus, Allah telah memilih kita.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus

3 Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. 11 Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya-- 12 supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya.
Ayat. Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.

Bacaan Injil (Luk 1:26-38)

I. Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas

26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." 38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Ibu tua itu dengan setiap tiap pagi mengikuti perayaan Ekaristi di gereja paroki. Biasanya ia sudah tiba di gereja setengah jam sebelum Ekaristi dimulai. Bukan untuk ngobrol sebagaimana umumnya anak-anak muda, namun untuk berdoa rosario. Dalam keheningan dan dinginnya pagi, dirasakannya semilir angin menerobos baju hangat dan menembus pori-pori kulitnya yang keriput, sambil mendarazkan “Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu….”, dan menggerakkan jari-jarinya berpindah dari manik-manik yang satu ke manik-manik yang lain pada kalung rosario kesayangannya. Begitu terus-menerus. Tampaknya sederhana, namun menuntut kesetiaan. Doa sederhana yang keluar dari hati amat berkenan di hadapan Allah.

Bunda Maria adalah teladan bagi semua orang beriman. Ia dipilih menjadi Bunda Penebus bukan karena kehebatannya, namun karena kesederhanaan dan kesuciannya. Allah ingin memakai rahimnya sebagai ‘tempat antara’, ‘tabernakel’ bagi kehadiran Putra-Nya di dunia, tempat ia memuliakan yang teraniaya, menjatuhkan yang lalim dan sombong.

Bunda Maria yang dikandung tanpa dosa, sertai aku di dalam doa-doamu agar dapat mengikuti teladan kesederhanaanmu dalam hidupku, dan menjadi berkat bagi sesamaku. Amin.

Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian



Photobucket


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy