| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 26 Desember 2009 Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

Sabtu, 26 Desember 2009
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah -- Roma 8:14

Doa Renungan


Allah Bapa sumber kehidupan, terimakasih atas hari baru ini. Bapa, Engkau memanggil orang-orang untuk setia kepada-Mu dan berani mati demi nama-Mu. Berilah kami hari ini rahmat yang kuperlukan agar kami boleh belajar setia kepada-Mu dan berani hidup lebih keras lagi. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kisah Para Rasul (6:8-10;7:54-59)


"Aku melihat langit terbuka."

Sekali peristiwa, Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut orang Libertini. - Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. - Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 820
Ref. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu 'kupercayakan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:17-22)


"Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja."

Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, "Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semua itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Stefanus, martir pertama, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Hari pertama setelah pesta Natal kita kenangkan pesta St.Stefanus, martir pertama di dalam Gereja, orang yang begitu menyatu dengan Sang Penyelamat Dunia, rela mengorbankan diri demi keselamatan jiwanya sendiri maupun jiwa sesama manusia. Sebagai orang beriman kita semua dipanggil untuk menghayati jiwa kemartiran dalam hidup kita sehari-hari alias setia pada iman kita masing-masing, dengan semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu bentuk penghayatan kemartiran masa kini yang cukup mendesak hemat saya adalah ‘hidup dan bertindak jujur’ dimanapun dan kapanpun, mengingat dan memperhatikan aneka kebohongan dan manipulasi maupun ‘sandiwara kehidupan’ masih marak di sana-sini. Sebagai contoh pada hari-hari ini kiranya kita masih mendengarkan atau membaca perihal kasus Bank Century yang sarat dengan manipulasi dan misteri itu. Jumlah uang begitu besar jumlahnya tidak jelas alirannya, demikian berita yang tersebar; tidak jelas atau disembunyikan? Jika kasus Bank Century ini tak dapat diselesaikan dengan baik, maka kebohongan, manipulasi dan ‘sandiwara kehidupan’ pasti akan semakin marak dalam kehidupan bersama kita. “Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat”, demikian sabda Yesus. Bertahan dalam iman dan kejujuran, itulah panggilan dan tugas pengutusan umat beriman, maka dengan ini kami mengajak para pejuang kebenaran, keadilan dan kejujuran untuk terus berjuang; ingat bahwa hidup jujur mungkin untuk sementara akan hancur, tetapi seterusnya atau selamanya akan mujur.

· "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." (Kis 7:56), demikian kata Stefanus, yang penuh Roh Kudus serta menatap ke langit, ketika berada di Mahkamah Agama serta sedang diadili karena kesetiaan imannya. Tekanan dan intimidasi dari para penguasa atau tokoh bangsa dan agama ditanggapi dengan tenang bersama dengan Tuhan, itulah yang terjadi dalam diri Stefanus. Kecenderungan para penguasa serakah, sombong dan korup memang dengan berbagai cara dan usaha mengintimidasi dan menekan mereka yang akan membongkar keserakahan, kesombongan dan korupsinya. Dengan kekuasaannya ia mencoba melindungi diri melalui para pembantunya yang diangkat dalam jabatan atau fungsi strategis dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Meneladan St.Stefanus, kami mengajak dan mengingatkan kita semua yang merasa beriman untuk senantiasa dengan jernih, jujur dan cermat memperhatikan dan melihat aneka kasus yang populer, seperti Bank Century maupun RS Omni Internasional dan Prita. Semakin ruwet dan semrawut atau kabut sebuah kasus, yang memang dibuat demikian oleh para penguasa, hendaknya semakin mendorong kita untuk menengadah ke atas alias berdoa. Menghayati semangat kemartiran yang berarti penuh dengan Roh Kudus memang perlu disuburkan dengan hidup doa. Berdoa berarti mengarahkan hati sepenuhnya kepada Tuhan, Yang Ilahi, dengan dambaan hati kita dikuasai oleh Yang Ilahi. Ketika hati dikuasai atau dirajai oleh Yang Ilahi atau Tuhan, kami yakin kita akan dapat bertahan dalam iman meskipun harus menghadapi aneka masalah, tantangan, hambatan, tekanan dan intimidasi yang menakutkan itu. Bertahan dalam iman ada kemungkinan kita hanya dalam pertahanan terus menerus, artinya kita tidak ikut arus kebohongan dan manipulasi maupun korupsi.

“Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku! Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku." (Mzm 31:3cd-4)

Jakarta, 26 Desember 2009

Ign Sumarya, SJ


Bagikan

Selamat Natal!

renunganpagi.blogspot.com mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru 2010!

Anda dapat saling menyapa, menyampaikan ucapan Natal dan Tahun baru dengan menuliskan komentar atau memberikan renungan singkat lainnya disini. Renungan harian sebelum Malam Natal dapat dilihat di baris post paling bawah.

Tuhan memberkati.


Bagikan

Renungan Natal: Jangan Takut! Hadapilah Tantangan, Sebab Kamu Telah Dipilih!

JANGAN TAKUT!

HADAPILAH TANTANGAN, SEBAB KAMU TELAH DIPILIH

Jangan takut. Apa yang paling kita takuti? Kematian? Benarkah kematian hal yang menakutkan? Rasanya tidak, karena ada orang yang ternyata mau mati bahkan bunuh diri. Lalu kalau orang mau bunuh diri, dia takut akan apa?

Yang paling kita takuti rasanya bila hidup menjadi tidak bernilai lagi: entah oleh kemiskinan, penyakit, kematian, penolakan, tidak mendapat tempat di hati sesame, dan terutama karena dosa-dosa kita.

Melalui perayaan Natal malam ini, di mana Tuhan sudi datang menjadi manusia, saya dan anda semua adalah orang-orang yang istimewa, saya dan anda ada di hati Tuhan. Anda mungkin tidak ada di hati saudara-saudari anda atau sesama anda, atau bahkan istri atau suami anda, tetapi dengan kedatangan Tuhan, yang Emmanuel, anda ada di hati Tuhan, karena justru kita orang yang tidak pantas Ia sudi datang.. Ia ingin mengembalikan manusia yang jatuh dalam lumpur dosa, agar bisa meraih kemuliaan Allah. Luk. 2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”

Syaratnya hanya satu yang diminta dari kita: mau menerima Dia/Tuhan di hati kita, maka kita akan ada di hati Tuhan. Demikian sukacita surgawi akan terjadi bila kita berkenan di hati Tuhan.

Anda dan saya dipilih, ditentukan oleh Allah seperti Maria, dan para gembala yang dipilih oleh Allah untuk membawa kabar gembira bahwa Allah itu baik, bahwa Allah berkenan hadir dalam hati kita masing-masing entah bagaimana keadaan hati kita, dan dalam Allah kita mempunyai nilai dan bermartabat.


Allah mendatangi kita semua dan kita semua merindukan kedatangan Allah yang membuat hidup kita menjadi penuh, fullness.

Saya dan anda dipilih menjadi murid-Nya, menjadi orang yang disayangiNya. Inilah kebanggaan yang mesti kita bangkitkan dalam diri kita. Karena saya dan anda ternnyata istimewa di mata Tuhan. Maka inilah modal utama kita, agar jangan takut.


Banyak orang ada dalam situasi bermasalah dan sulit untuk keluar dari masalah. Sesak hidupnya. Tidak tahu hari depan akan seperti apa? Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan ............
Tuhanlah yang bisa menjadi jaminan dan harapan, maka ia minta petunjuk ke mana-mana, dukun, paranormal, dan….. seperti lagunya Ebiet: Coba tanya pada rumput yang bergoyang.

Banyak orang yang jauh dari kasih Tuhan, karena suatu tindakan yang membuat dirinya sendiri menjadi terkucil/karena mengucilkan diri. Banyak orang malah menjauh dari Gereja saat menghadapi masalah hidup yang susah dan berat. Karena alasan malu, minder-sungkan dengan sesamanya. Apakah itu berarti Gereja Katolik, lingkungan-lingkungan dan kelompok-kelompok dalam Gereja Katolik hanya untuk orang-orang yang mapan?

Kalau kita yang mapan secara materi, social, dan mungkin juga “rohani”lalu memandang rendah orang-orang miskin, sederhana, rendah pendidikannya, atau karena kesalahan yang telah dibuatnya sehingga mereka takut bergabung bersama kita, berarti kita telah mengkianati penjilmaan Tuhan yang menjadi manusia.

Data di lingkungan sangat jelas, berapa jumlah KK dan warganya, dan berapa jumlah warga yang menampakkan keaktifannya? Lalu apa alasan mereka tidak partisipasi aktif?
Berapa pula yang rajin menimba kekuatan hidup dari Ekaristi mingguan?

Seperti Allah rindu, rindu mengumpulkan anak-anak seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya dibawah kepak sayapnya (Luk.13:34), saya pribadi juga rindu mereka berkumpul kembali sebagai saudara seiman dalam Kristus dalam Gereja Katolik; untuk berjalan bersama dalam pejiarahan iman dan sekaligus menghidupkan kembali kasih persaudaraan sebagai satu kawanan. Sehingga Doa Yesus, Sint Unum. “Semoga mereka semua bersatu.”

Ketakutan lain yang ada dalam hati kita adalah dalam hal menghadapi tantangan hidup. Ada banyak tantangan menghadang hidup kita dari segi social, ekonomi, maupun politik. Sebagai orang yang beriman Kristiani pun kita sebenarnya sudah memilih untuk siap menghadapi tantangan. Dengan menjadi pengikut Kristus, kita harus dan wajib menghidupi nilai-nilai keadilan, kasih, kebenaran dan damai.

Ketika kita dibaptis atau orangtua membaptiskan kita, sebenarnya saat itu kita siap dan disiapkan untuk menghadapi tantangan. Itu sama seperti Yesus yang segera setelah dibaptis menghadapi tantangan dan godaan di gurun. Yesus dapat melewati godaan dan tantangan bahkan menang karena” Roh Tuhan ada pada-Nya yang dilambangkan burung merpati”. Bunda Maria siap menjadi ibu Tuhan, juga karena dirahmati Allah dan Tuhan sertai dia. (Luk.1:28).
Kalau kita telah dipilih, berarti kitapun dirahmati dan jangan lupa kitapun akan disertai. Mengapa takut?

Dalam beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun yang baru. Siapkah kita dengan segala permasalahan yang bakal terjadi? Sebagai murid Tuhan dan Maria, kita akan dengan mantab berseru: “Aku siap, karena aku orang yang terpilih – yang dirahmati dan disertai Allah.”

Aku ingin seperti pohon natal, meskipun tanahnya gersang dan panas ia tetap tumbuh dan hijau. Dan dalam kesatuan dengan Kristus akan bercahaya.

Tuhan memberkati kita semua. Selamat Natal.

Pastor Petrus Mujiono, SCJ.

---------------------

Ada orang yang setelah membuat suatu kesalahan tertentu terhadap orangtuanya dan dibenci orangtuanya, lalu lari ke narkoba karena merasa tidak ada lagi yang sayang padanya. Untuk sembuh kembali juga berat karena saat mau sembuh, sungguh dibutuhkan ada orang yang bener-bener sayang kepadanya, kalau tidak percuma sembuh. Perlu ada orang yang mau mengerti dia, memahami dia, mencintai dia. Ia takut, karena tidak ada orang yang sayang lagi padanya.


Di hari Natal ini ada orang yang saya yakinkan bahwa Allah-lah yang kasih sayangnya tidak dapat diragukan lagi, “Bagaimanapun keadaanmu sekarang ini, Ia sayang kepadamu. Jangan ragukan itu. Maka rayakanlah Natal ini dengan sukacita, karena Ia datang karena kasihNya yang besar kepadamu. Ia menantikanmu dengan siap memelukmu dengan penuh kasih di hatiNya.” Dan ia berjanji akan merayakan malam natal ini setelah sekian tahun tidak pernah mau ke gereja karena ia merasa tidak ada orang yang sayang lagi, termasuk orangtuanya, bahkan Allah-pun tidak, katanya.

***Lewat kreativitas orang muda kita, tempat Yesus dilahirkan tidak digambarkan di gua, tetapi di rumah bedeng/kandang ternak yang terletak disamping rumahnya karena tidak ada tempat lagi di penginapan. Itu biasa bagi pemilik ternak untuk membuat kandang disamping rumahnya, agar sekaligus bisa mengawasi ternak mereka dari pencurian atau dimangsa binatang.

Tidak adanya tempat penginapan bukan karena sudah penuh semua, tetapi karena ada event khusus sensus penduduk maka para pemilik penginapan pasti menaikan harganya, dan Yusup pasti tidak mampu membayarnya. Atau karena penampilan mereka yang sangat sederhana langsung mereka bilang, bahwa tempat sudah penuh.


Sumber: www.st-stefanus.or.id, dengan penyesuaian.

Jumat, 25 Desember 2009 NATAL SIANG

Jumat, 25 Desember 2009
NATAL SIANG

"Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, tetapi kegelapan tidak menguasainya."


Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, kami mengucap syukur Kau perkenankan bersama-sama merayakan Natal ini, yang merupakan bukti cinta kasih dan belas kasih-Mu. Kami mohon dengan rendah hati, lahirkanlah kembali Putra-Mu di dalam diri kami dan di tengah masyarakat kami, agar kami semakin menghayati Allah Beserta kami, yaitu Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan pengantara kami yang hidup dan berkuasa, bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Yesaya (52:7-10)

"Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab tuhan telah menghibur umatnya."

O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik; yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion, "Allahmu meraja!" Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: Mereka bersorak-sorai serempak. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya. Ia telah menebus Yerusalem. Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS 806

Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Lagu: Karl- Edmund Prier, SJ
do=d 3/4, 4/4
Ayat.
(Mzm 97:1.6.11-12.)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Langit memberikan keadilannya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
2. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bacaan Kedua

Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (1:1-6)

"Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya."

Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, "Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan" Atau pun: "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku". Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia, Allah berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 953

Ref. Alleluya, Alleluya
Solis: Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita. Marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (Yoh 1:1-18) (Yoh 1:1-5.9-14)

"Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, tetapi kegelapan tidak menguasainya."

(Pada awal mula adalah Firman. Firman itu ada bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Firman itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang bagi manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, tetapi kegelapan tidak menguasainya. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Terang itu telah ada di dalam dunia, dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya, Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih dan kebenaran.) Tentang Dia Yohanes memberikesaksian dan berseru, "Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata: Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi lasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus. Tidak seorang pun pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Bacaan pertama Yes 52:7-10 mengungkapkan gairah umat menerima warta gembira bahwa yang mereka percaya - Allah - sungguh berkuasa melindungi orang-orang-Nya. Dia kini berada kembali di tengah-tengah umat, di Yerusalem yang untuk beberapa lama menjadi kota yang runtuh pamornya. Kini kota itu akan berdiri kembali karena Ia ada di situ. Kehadiran-Nya bukan sekadar akan membangun kembali kota itu, melainkan mengubahnya menjadi tempat kehadiran-Nya yang batiniah. Dan oleh karenanya Ia tidak lagi terbatas di tempat itu saja, melainkan ada di mana saja Ia dimuliakan. Kota Yerusalem menjadi kota rohani bagi semua orang yang melihat dan menerima kehadiran-Nya.

Pembukaan Injil Yohanes (Yoh 1:1-18) ini sarat dengan makna. Dikatakan dalam kedua ayat pertama "Pada mulanya adalah Firman dan Firman itu bersama-sama dengan Allah. Dan Firman itu adalah Allah. Ia pada awal mulanya ada bersama dengan Allah" (Yoh 1:1-2). Guna memahaminya, orang perlu mengingat Kisah Penciptaan menurut tradisi dalam Kej 1:1-2:4a. Di situ dikisahkan bahwa pada awalnya Tuhan menjadikan terang dengan memfirmankannya. Firman-Nya (yakni "jadilah terang!") menjadi kenyataan, yakni terang. Dan begitu selanjutnya hingga ciptaan yang paling akhir, yakni umat manusia (dengan memakai gaya bahasa merismus "laki-laki dan perempuan") yang diberkati dan diberi wewenang mengatur jagat ini sebagai wakil Tuhan Pencipta sendiri.

Terjemahan ay. 1 "Dan Firman itu Allah" ialah terjemahan harfiah kalimat Yohanes "kai theos en ho logos". Kalimat Yunani seperti itu sebetulnya bukan hendak menyamakan Firman dengan Tuhan. Alih bahasa yang lebih dekat dengan maksud Yohanes boleh jadi demikian: "keilahian itu adalah Firman". Kata "theos" dipakai tanpa artikel atau kata sandang di sini tampil dalam arti keilahian. Pemakaian seperti ini maksudnya untuk menekankan bahwa yang sedang dibicarakan, yakni Firman itu memiliki bagian dalam keilahian. Dengan demikian juga hendak dikatakan bahwa keilahian yang kerap terasa jauh dan menggentarkan belaka itu kini mulai dekat dan dapat didengarkan, membiarkan diri dimengerti, dikaji, dipikir-pikirkan, dan dengan demikian ikut di dalam kehidupan manusia. Itulah maksud Yohanes. Oleh karena itu, juga tidak mengherankan bila dalam Yoh 1:3 ditegaskan tak ada yang ada di jagat ini yang dijadikan tanpa Firman. Tak ada yang tak berhubungan dengan-Nya. Hubungan ini tetap ada sekalipun dianggap sepi, disangkal, tidak diperhatikan. Selanjutnya, dalam ay. 4 ditegaskan bahwa ia itu kehidupan dan kehidupan itu adalah terang bagi manusia. Dalam Kisah Kejadian tadi, terang menjadi ciptaan pertama yang mendasari semua yang ada.

Bagi Yohanes, kata "dunia" (ay. 9, 10) mengacu pada tempat beradanya kekuatan-kekuatan gelap yang melawan kehadiran ilahi (lihat ay. 5). Ke tempat seperti inilah terang ilahi tadi bersinar dan terangnya tak dikalahkan oleh kekuatan-kekuatan gelap. Yohanes menghubungkan peristiwa kelahiran Yesus sebagai kedatangan terang ilahi ke dunia ini. Dengan latar Kisah Penciptaan maka jelas kelahiran Yesus itu ditampilkan Yohanes sebagai tindakan yang pertama dalam karya penciptaan Tuhan. Namun demikian, arah tujuan pembicaraan Yohanes bukan sekadar menyebut itu. Penciptaan ini dimaksud untuk menghadirkan Tuhan Pencipta. Bukan sebagai Tuhan yang kehadiran-Nya harus diterjemahkan terutama dalam wujud hukum-hukum agama, seperti hukum Taurat, melainkan sebagai Bapa yang mengasalkan kehidupan manusia, yang menyapa manusia dengan Firman yang membawakan kehidupan.

Kehadiran Ilahi memiliki daya pembaharu dan inilah kenyataan penciptaan. Bagi zaman ini, akan besar maknanya bila dikatakan bahwa iman akan kelahiran Kristus di dunia ini ialah kelanjutan kepercayaan bahwa Allah terus menciptakan jagat beserta isinya. Firman-Nya kuat. Terangnya tak terkalahkan meskipun banyak yang menghalangi. Artinya, yang menganggap ciptaan ini buruk dan gelap belaka dan memperlakukannya dengan buruk boleh jadi sudah mulai memisahkan diri dari Dia, sumber terang itu sendiri, dan akan tersingkir sendiri. Tetapi mereka yang percaya bahwa jagat ini dapat menjadi baik dan ikut mengusahakannya sebetulnya memilih ada bersama Dia.


Salam hangat,
A. Gianto

Bagikan

Jumat, 25 Desember 2009 NATAL FAJAR (PAGI)

Jumat, 25 Desember 2009
NATAL FAJAR (PAGI)

"Segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka."


Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, kami mengucap syukur Kau perkenankan bersama-sama merayakan Natal ini, yang merupakan bukti cinta kasih dan belas kasih-Mu. Kami mohon dengan rendah hati, lahirkanlah kembali Putra-Mu di dalam diri kami dan di tengah masyarakat kami, agar kami semakin menghayati Allah Beserta kami, yaitu Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan pengantara kami yang hidup dan berkuasa, bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Nubuat Yesaya (62:11-12)

"Katakanlah kepada puteri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang."

Inilah yang telah diperdengarkan Tuhan sampai ke ujung bumi! Katakanlah kepada puteri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang; sesungguhnya, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Orang akan menyebutkan mereka "bangsa kudus", "orang-orang tebusan Tuhan", dan engkau akan disebutkan "yang dicari", "kota yang tidak ditinggalkan".
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Lagu: Karl- Edmund Prier, SJ
do=d 3/4, 4/4
Ayat. (Mzm 97:1.6.11-12.)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Langit memberikan keadilannya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
2. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bacaan Kedua

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (3:4-7)

"Oleh kasih karunia- Nya, kita berhak menerima hidup yang kekal"

Saudara terkasih, kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih- Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia- Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 953
Ref. Alleluya, Alleluya
Solis: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:15-20)

"Segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka."

15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." 16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yosef dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

FAJAR: Yes 62:11-12; Luk 2:15-20

Dalam bacaan pertama (Yes 62:11-12) diutarakan dengan nada penuh kegembiraan agar orang di kota Yerusalem membuka pintu gerbang mereka lebar-lebar menyambut kedatangan raja yang mereka nanti-nantikan. Mereka dihimbau menerima dengan terbuka dia yang membawakan keselamatan bagi kota yang gelisah dan merasa terancam oleh kekuatan-kekuatan yang memusuhinya, baik dari luar maupun dari dalam. Yang menyambutnya akan menjadi bangsa yang kudus, orang-orang yang ditebus Tuhan sendiri, mereka itu tidak ditinggalkanNya (ay. 12). Kebesarann-Nya ini kini menjadi nyata - dalam peristiwa kelahiran Yesus seperti diumumkan dalam Injil misa fajar ini.

Dalam Injil misa fajar (Luk 2:15-20) diperdengarkan bagaimana para gembala mendengar berita gembira dari malaikat Tuhan. Yang mereka dengar (ay. 10-12) kini mereka teruskan kepada orang-orang yang ada di sekitar palungan (ay. 15). Boleh kita bayangkan, di tempat umum di sekitar palungan itu ada banyak orang lain yang juga menginap di situ. Mereka sedang menolong keluarga baru ini. Mendengar kata-kata para gembala mengenai warta malaikat tadi, semua orang ini menjadi terheran-heran (ay. 18). Bagi mereka bayi yang dilahirkan ibu muda ini biasa saja. Tapi apa para gembala ini menjelaskan hal yang luar biasa yang sedang terjadi kini! Para gembala itulah orang-orang yang pertama-tama memberi arti rohani bagi peristiwa kelahiran tadi. Mereka itu juga pewarta kedatangan Penyelamat yang bukan orang-orang yang secara khusus berhubungan dengan Allah seperti halnya Maria atau Yohanes Pembaptis ketika masih ada dalam kandungan. (Katakan saja, para gembala itulah para teolog, para ahli kristologi generasi awal, yang mampu memukau perhatian orang. Guru Besar mereka ialah para malaikat dan semua bala tentara surgawi.)

Satu catatan. Disebutkan dalam ay. 15 "... gembala-gembala itu berkata satu kepada yang lain, 'Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem untuk melihat ....'" Kepada siapa kata-kata itu ditujukan? Dalam bacaan teks yang biasa, jelas ajakan itu ditujukan kepada satu sama lain. Namun demikian, bacaan teks ini juga tertuju kepada pembaca. Teks ini membuat siapa saja yang membaca atau mendengarkannya merasa diajak gembala-gembala tadi bersama pergi dengan mereka ke Betlehem menyaksikan kebesaran ilahi dalam wujud yang membuat orang mulai bersimpati kepada Tuhan. Lukas kerap memakai teknik berbicara seperti ini. Dengan memakai bentuk percakapan - bukan hanya dengan cerita - Lukas membuat pembaca merasa seolah-olah ikut hadir di situ. Dan pada saat tertentu ajakan akan terasa ditujukan bagi pembaca juga.

Yang hadir dalam pembacaan Injil Misa fajar bisa pula merasakannya. Dan bila itu terjadi, warta petikan Injil Misa Fajar akan menjadi makin hidup. Orang diajak para gembala yang telah menyaksikan kebesaran Tuhan untuk ikut pergi mencarinya "di Betlehem", di tempat yang kita semua tahu, yang dapat dicapai, bukan di negeri antah-berantah. Warta Natal Lukas tak lain tak bukan ialah pergi mendapati dia yang lahir di tempat yang bisa dijangkau siapa saja - di "Betlehem" - boleh jadi dalam diri orang yang kita cintai, boleh jadi dalam kehidupan orang-orang yang kita layani, dalam diri orang-orang yang membutuhkan kedamaian, atau juga dalam diri kita sendiri yang diajak ikut menghadirkannya. Ini bisa memberi arah baru dalam kehidupan. Betlehem bisa bermacam-macam wujud dan macamnya, namun satu hal sama. Di situlah Tuhan diam menantikan orang datang menyatakan simpati kepada-Nya. Adakah perkara lain yang lebih menyentuh?

Salam hangat,

A. Gianto, SJ

Kamis, 24 Desember 2009 Malam Natal

Kamis, 24 Desember 2009
Malam Natal

"Pada hari ini telah lahir Penyelamatmu"


Doa Renungan


Allah Bapa yang mahaagung, kami memuji nama-Mu, karena Engkau membuat malam suci ini bermandikan cahaya sejati. Sinarilah hati kami dengan cahaya-Mu itu, agar lewat sabda-Mu pada malam ini kami semakin memahami misteri penyelamatan-Mu di tengah kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (9:1-6)

"Seorang Putera telah dianugerahkan kepada kita."

Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorai, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkan dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 806

Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.

Lagu: Karl- Edmund Prier, SJ
do=d 3/4, 4/4

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
menyanyikanlah bagi tuhan, hai seluruh bumi!
Menyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.

2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa,
Kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.

3. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai,
biarlah gemuruh laut serta segala isinya!
Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.

4. Biarlah bersukaria di hadapan Tuhan,
Sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bacaan Kedua

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (2:11-14)

"Rahmat Allah tampak bagi semua orang"

Saudaraku terkasih, sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia. Kasih karunia itu mendidik kita agar meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadah, di dunia sekarang ini, sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia, dan penyataan kemuliaan Allah yang mahabesar dan Penyelamat kita Yesus Kristus. Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 953

do= d 2/2
Refr.
3 2 | 3 2 1 3 | 5 6 5 . | 6 1 1 7 | 5. ||
Al - le- lu - ya, al- le - lu- ya

Ayat: Kabar gembira kubawa kepada-Mu. Pada hari ini lahirlah penyelamat dunia, Tuhan kita Yesus Kristus.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:1-14)

"Pada hari ini telah lahir Penyelamatmu"

Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.Demikian juga Yosef pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka:"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama bala tentara surga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
written by: Rm. Agustinus Gianto, SJ

SELAMAT NATAL!

Di banyak tempat ada kesempatan merayakan Natal dengan tiga Misa Kudus yakni malam Natal 24 Desember, kemudian fajar 25 Desember pagi dan akhirnya siangnya. Ketiga perayaan itu melambangkan tiga sisi kenyataan lahirnya Sang Penyelamat Dunia. Pertama, kelahirannya sudah terjadi sejak awal, yakni dalam kehendak Bapa di surga untuk mengangkat martabat kemanusiaan ke dekatnya. Kenyataan kedua terjadi ketika Yesus lahir dari kandungan Maria. Dan kenyataan ketiga, kelahiran Kristus secara rohani di dalam kehidupan orang beriman. Bacaan Injil dalam ketiga Misa Natal tersebut sejajar dengan tiga kenyataan tadi. Dalam Misa malam hari dibacakan Luk 2:1-14 yang menceritakan Maria melahirkan di Betlehem, kemudian dalam Misa fajar diperdengarkan Luk 2:15-20 yang mengabarkan lahirnya Kristus di dalam kehidupan orang beriman yang pertama, yakni para gembala. Akhirnya, dalam Injil Misa siang hari, Yoh 1:1-18, ditegaskan bahwa sang Sabda ini sudah ada sejak semula. Pembicaraan kali ini akan menggarisbawahi ketiga kenyataan peristiwa kelahiran Kristus itu. Secara singkat akan diperlihatkan juga hubungannya dengan bacaan pertama yang semuanya diambil dari Kitab Nabi Yesaya

MALAM HARI: Yes 9:1-6; Luk 2:1-14

Teks Yes 9:1-6 diperdengarkan sebagai bacaan pertama dalam misa malam. Diutarakan dengan nada penuh kegembiraan siapa itu Raja Damai yang bakal meraja di kalangan umat. Dia membuat orang yang gelisah bisa mendapatkan ketenangan, dia dapat memberi rasa aman bagi yang merasa terancam. Kebesarannya berdasarkan keadilan dan kebenaran, bukan paksaan dan tipuan. Ia juga dikenal sebagai "Penasihat Ajaib", artinya yang memiliki kebijaksanaan ilahi. Dia itu juga "Allah yang Perkasa", yang melindungi umat dari kekuatan-kekuatan yang memusuhi, Ia dikenal sebagai "Bapa yang Kekal", maksudnya, kerahimanNya tak berhingga. Dia itulah Raja Damai yang telah lahir.

Semuanya ini dalam Injil kali ini Luk 2:1-14 diterapkan kepada dia yang baru lahir. Seperti dikisahkan dalam ay. 1-3, Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem untuk mematuhi maklumat umum Kaisar Augustus yang mewajibkan orang mencatatkan diri di kampung halaman leluhur. Sekalipun tidak ada arsip sejarah yang membuktikan bahwa maklumat seperti itu pernah dikeluarkan Kaisar Augustus, dapat dikatakan bahwa hal seperti itu bukannya tak mungkin. Di sini Lukas menggunakannya sebagai konteks kisah kedatangan Yusuf dan Maria ke Betlehem. Ini juga cara Lukas mengatakan bahwa Tuhan bahkan memakai pihak bukan-Yahudi untuk menyatakan bagaimana Yesus tetap lahir di Yudea, tempat asal kaum Daud, dan bukan di Nazaret.

Kelembagaan Yahudi sendiri kiranya tidak cukup. Bahkan lembaga itu sudah tak banyak artinya lagi. Seperti banyak orang asli Yudea lain, Yusuf dan Maria termasuk kaum yang "terpencar-pencar" hidup dalam diaspora di daerah bukan asal. Ironisnya, yang betul-betul masih bisa memberi identitas "orang Yudea" kini bukan lagi ibadat tahunan di Yerusalem, melainkan cacah jiwa yang digariskan penguasa Romawi.

Dalam ay. 4-5 disebutkan bahwa Yusuf pergi dari Nazaret ke Yudea "agar didaftar bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung". Dengan cara ini mereka nanti akan resmi tercatat sebagai suami istri di Yudea. Oleh karena itu, Yesus juga secara resmi bakal tercatat sebagai keturunan Daud, baik bagi orang Yahudi maupun bagi administrasi Romawi. Dengan demikian, Lukas sedikit menyingkap apa yang nanti akan diutarakannya dengan jelas dalam Kisah Para Rasul, yakni kedatangan Juru Selamat bukanlah melulu bagi orang Yahudi, melainkan bagi semua orang di kekaisaran Romawi, bahkan bagi semua orang di jagat ini. Malahan bisa dikatakan bahwa justru kehadiran orang bukan Yahudi-lah yang membuatnya betul-betul datang ke dunia ini! Kita-kita ini, sekarang ini juga, masih ikut membawanya datang ke dunia.

Menurut ay. 7, Maria melahirkan anak lelaki, anaknya yang sulung. Penyebutan "anak sulung" ini terutama dimaksud untuk menggarisbawahi makna yuridis, bukan biologis. Anak sulung memiliki hak yang khas yang tak ada pada saudara-saudaranya. Dalam hal ini hak sebagai keturunan Daud dengan semua keleluasaannya. Oleh karena itu, ia juga nanti dapat mengikutsertakan siapa saja untuk masuk dalam keluarga besarnya. Anak bukan sulung tidak memiliki hak seperti ini.

Sang bayi yang baru lahir itu kemudian dibungkus dengan lampin dan dibaringkan dalam palungan. Ditambahkan pada akhir ay. 7 "karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan". Bukan maksud Lukas mengatakan bahwa mereka tidak dimaui di mana-mana. Tempat-tempat yang biasa sudah penuh para pengunjung yang mau mendaftarkan diri menurut maklumat Kaisar Augustus. Mereka akhirnya menemukan tempat umum yang biasa dipakai tempat istirahat rombongan karavan bersama hewan angkutan mereka. Semacam stasiun zaman dulu. Tempat-tempat seperti ini memiliki beberapa kelengkapan dasar, misalnya palungan tempat menaruh makanan bagi kuda atau hewan tunggangan. Sekali lagi ini cara Lukas mengatakan kelahiran Yesus ini terjadi di tempat yang bisa terjangkau umum. Tempat seperti itulah tempat bertemu banyak orang. Maka dari itu, nanti para gembala dapat dengan cepat mendapatinya.

Kelahiran Yesus yang diceritakan sebagai kejadian sederhana seperti di atas itu nanti dalam Luk 2:8-14 diungkapkan para malaikat kepada para gembala. Mereka amat beruntung bisa menyaksikan perkara ilahi dan perkara duniawi dalam wujud yang sama. Orang diajak melihat bahwa yang terjadi sebagai kejadian lumrah belaka itu ternyata memiliki wajah ilahi yang mahabesar. Bala tentara surga, para malaikat menyuarakan pujian kepada Allah. Dia yang Maha Tinggi kini menyatakan diri dalam wujud yang paling biasa bagi semua orang. Apa maksudnya? Kiranya Lukas mau mengatakan bahwa orang-orang yang paling sederhana pun dapat merasakan kehadiran Yang Ilahi dalam peristiwa yang biasa tadi. Dan bahkan mereka bergegas mencari dan menemukan kenyataan duniawi dari kenyataan ilahi yang mereka alami tadi.

Pengalaman rohani yang paling dalam juga dapat dialami orang sederhana. Oleh karena itu, orang dapat melihat kehadiran Tuhan dalam peristiwa biasa. Sebuah catatan. Arah yang terjadi ialah dari atas, dari dunia ilahi ke dunia manusia, bukan sebaliknya. Kita tidak diajak mencari-cari dimensi ilahi dalam tiap perkara duniawi. Ini bisa mengakibatkan macam-macam masalah dan keanehan. Yang benar ialah mengenali perkara duniawi yang memang memiliki dimensi ilahi. Ada banyak perkara duniawi yang tidak memilikinya. Dalam arti itulah warta para malaikat kepada para gembala dapat membantu kita menyikapi dunia ini. Misteri inkarnasi ialah kenyataan yang membuat orang makin peka akan kenyataan duniawi yang betul-betul menghadirkan Yang Ilahi, bukan tiap kenyataan duniawi.

Salam hangat,

A. Gianto

-------------------------------------------------------------------------------------


"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besaruntuk seluruh bangsa”

Dalam rangka merayakan Natal dan Tahun Baru pada umumnya orang saling memberikan salam, antara lain dengan mengirimkan kartu Natal, namun pada masa kini pada umumnya tidak dengan kartu Natal lagi melainkan dengan pesan pendek (SMS) atau via email. Ketika saya masih bertugas sebagai Ekonom Keuskupan Agung Semarang sering menerima kartu Natal yang sama dari seseorang bagi kami berempat (Bapak Uskup, Vikjen, Sekretaris dan Ekonom Keuskupan). Ada satu kartu Natal yang menarik dan mengesan yaitu kami berempat menerima kartu Natal dalam bentuk ‘fotocopy”. Harga satu lembar fotocopy saat itu Rp.25,-/lembar dan satu lembar kertas kwarto berarti bisa jadi 2 eks fotocopy kartu Natal. Sementara itu harga kartu Natal termurah di toko-toko adalah Rp.200,-. Yang mengesan bagi saya: pengirim adalah orang miskin dan tanpa membedakan jenis kartu Natal yang dikirimkan, semuanya sama dalam bentuk fotocopy. Semuanya menerima apa yang sama dan apa yang diterima murah meriah harganya. Seandainya yang bersangkutan mengirimkan kartu Natal asli kiranya tidak dapat mengirimkan sebanyak fotocopy. Bentuk kartu Natal berbeda tetapi hemat saya nilai spiritual atau maknanya sama.

“Sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa” (Luk 2:10)

Bayi yang lahir dari rahim Bunda Maria, yang kita kenangkan kelahiranNya, adalah Penyelamat Dunia. Ia datang untuk menyelamatkan seluruh dunia, maka malaikat kepada para gembala berkata “Sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa”. Warta gembira melalui ini kiranya menjadi inspirasi tema pesan Natal Bersama KWI dan PGI tahun 2009 ini, yang bertema “Tuhan Itu Baik Kepada Semua Orang ...", maka marilah kita refleksikan atau renungkan serta kemudian kita hayati atau laksanakan dalam hidup dan kerja kita setiap hari.

Semua orang/manusia di bumi ini mendambakan hidup bahagia, damai sejahtera, selamat lahir dan batin, jasmani dan rohani, namun dalam kenyataan saat ini masih cukup banyak orang tidak atau kurang bahagia, damai sejahtera dan selamat. Jika kita membuka mata dan telinga kita terhadap lingkungan hidup di sekitar kita, kiranya kita dapat melihat dan mendengar bahwa masih cukup banyak orang yang menderita serta membutuhkan uluran kasih atau bantuan. Marilah kita meneladan Sang Penyelamat Dunia, Allah yang turun ke dunia menjadi manusia sama dengan kita kecuali dalam hal dosa, dengan ‘turba’ (=turun ke bawah), ‘menunduk’ bukan menengadah. Ia telah ‘melepaskan ke Allah-anNya’ atau kebesaranNya, maka kita pun dipanggil untuk dengan rela dan senang hati ‘melepaskan’ sebagian harta/ uang, tenaga dan perhatian kita bagi saudara-saudari kita yang sedang menderita atau sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Secara khusus kami menghimbau dan mengajak mereka yang berwenang dan berkuasa dalam hidup bersama alias para pemimpin atau petinggi untuk sungguh mengusahakan kesejahteraan umum. Tanda keberhasilan kinerja atau pelayanan pemimpin adalah semua anggota atau warganya hidup sejahtera, selamat dan bahagia lahir maupun batin.

Cukup menarik bahwa yang pertama kali menerima kesukaan besar adalah “gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam”. Para gembala adalah orang-orang yang kurang diperhitungkan dalam percaturan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan kata lain mereka tidak memiliki pengharapan pada mereka yang menentukan hidup bersama di dunia ini dan pengharapan mereka terarah kepada Allah, Yang Ilahi. Setiap hari para gembala berada dan tidur di alam terbuka, beratapkan langit luas dengan sinar terang dari ribuan bintang. Kenyataan ini kiranya dapat menjadi permenungan atau refleksi kita; kepada siapa pengharapan, cita-cita atau dambaan kita diarahkan? Marilah mengarahkan pengharapan, cita-cita dan dambaan kita kepada Tuhan, Penyelamat Dunia yang telah lahir sebagai manusia di dunia ini, karena “Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keingingan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini” (Tit 2:12)

“Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini” (Tit 2:12)

Kita akan segera meninggalkan tahun 2009 dan memasuki Tahun Baru 2010, maka marilah kita tinggalkan juga kefasikan dan keinginan-keinginan dunia dan menghayati hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini. Setiap hari kita hidup mendunia, berpartisipasi dalam seluk beluk duniawi, maka kita diharapkan tidak bersikap mental materialistis atau duniawi alias ‘berbakti kepada berhala modern’ seperti harta benda/uang, kedudukan/pangkat atau kehormatan duniawi, melainkan menghayati hal-hal duniawi sebagai sarana untuk mengusahakan kesucian hidup, semakin beriman, semakin berbakti kepada Tuhan. Kita semua dipanggil untuk mengusahakan kesucian dengan berpartisipasi dalam seluk beluk duniawi.

Kesucian hidup tersebut antara lain dapat kita wujudkan dengan hidup bijaksana, adil dan beribadah. Bijaksana dan adil rasanya bagaikan mata uang bermuka dua, dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan; dua keutamaan ini kiranya mendesak untuk kita hayati dan sebarluaskan dalam kehidupan bersama kita masa kini. Berbagai masalah dan kasus hidup bersama yang muncul akhir-akhir ini nampak tidak diselesaikan dengan bijaksana dan adil, misalnya kasus KPK dan POLRI, RS Omni International dan Prita, dll.. Hemat saya cara bertindak bijaksana dan adil ini sedini mungkin perlu dibiasakan atau dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga dan diperkembangkan serta diperdalam di sekolah, dengan keteladanan dari orangtua dan guru/pendidik. Jika anak-anak di dalam keluarga memperoleh pengalaman hidup bijaksana dan adil maka kelak kemudian hari mereka akan dengan mudah untuk bertindak bijaksana dan adil juga.

Selain bijaksana dan adil kita juga dipanggil untuk beribadah. Dalam merayakan Natal kiranya juga ada kebiasaan misa Natal anak-anak dimana anak-anak bersembah sujud kepada ‘Sang Bayi’, Penyelamat Dunia, yang ada dan tertidur nyenyak di palungan, sambil mempersembahkan sesuatu sebagai lambing persembahan diri mereka kepada Kanak-Kanak Yesus. Kebiasaan ini hendaknya menjadi peringatan bagi kita semua akan pentingnya ibadah kita kepada Tuhan dalam hidup sehari-hari. Ibadah itu antara lain dihayati dengan mendoakan doa-doa harian, seperti doa pagi, malam maupun mengawali dan mengakhiri kegiatan.”Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar” (Yes 9:1). Hidup beribadah atau berdoa kiranya dapat menjadi terang dalam perjalanan tugas dan panggilan kita masing-masing. Marilah kita tidak melupakan hidup doa kita masing-masing.

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa” (Mzm 96:1-3).

“SELAMAT NATAL 2009 DAN TAHUN BARU 2010”


Jakarta, 25 Desember 2009

Ignatius Sumarya, SJ



Diperbaharui 24 Desember 2009 | 09:43



Bagikan

Kamis, 24 Desember 2009 Misa Vespertina Natal

Kamis, 24 Desember 2009
Misa Vespertina Natal

(Sore menjelang Misa Malam Natal)


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (62:1-5)

"Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan, dan sorban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi "Yang-Ditinggalkan-Suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "Yang-Sunyi"

Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan, dan sorban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi "Yang-Ditinggalkan-Suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "Yang-Sunyi". Tetapi engkau akan dinamai "Yang-Berkenan-Kepada-Tuhan", dan negerimu akan disebut "Yang-Bersuami", sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu. Dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.16-17.27.29)
1. Engkau berkata, ya Tuhan, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
2. Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorai sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah-megah.
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Kitab Kisah Para Rasul (13:16-17.22-25)

"Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak."

Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Perga, setelah pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, Paulus bangkit dan memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata, "Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel telah memilih nenek moyang kita, dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang perkasa Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Lalu Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud ini Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Besok kejahatan dunia akan dilebur; dan Penyelamat dunia akan merajai kita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 1:1-25 (Singkat: Mat 1:18-25)

"Silsilah Yesus, anak Daud."

Kelahiran Yesus Kristus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: 'Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel' yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki, dan Yusuf menamai anak itu Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.



Renungan


ASAL USUL YESUS SANG IMANUEL

Rekan-rekan yang baik!

Berikut ini sebuah ulasan ringkas mengenai Mat 1:1-25 yang dibacakan dalam Misa Vespertina tanggal 24 Desember (sore menjelang Misa Malam Natal). Petikan ini terdiri dari dua bagian. Yang pertama memuat silsilah Yesus (ay. 1-17) dan yang kedua mengisahkan peristiwa kelahirannya (ay. 18-25). Di beberapa tempat boleh jadi hanya bagian kedua saja yang dibacakan. Namun demikian, baiklah kita catat beberapa gagasan mengenai silsilah yang termaktub pada bagian pertama karena dapat memberi pengantar memasuki bagian yang kedua.

SILSILAH

Pertama-tama, dengan silsilah itu hendak ditunjukkan bahwa Yesus adalah tokoh yang sejak awal mula dijanjikan Tuhan kepada Abraham, bapak segala orang beriman dan yang selanjutnya diteguhkan dengan kebesaran Raja Daud. Kemudian keturunan Daud berlangsung hingga pembuangan yang betul-betul mengubah jati diri orang Israel, dari yang membanggakan diri sebagai bangsa pilihan menjadi bangsa tawanan yang perlu menyadari dan menyesali ke­dosaannya. Akan tetapi justru dalam keadaan itu tumbuhlah harapan akan kedatangan seorang Mesias yang akan memulihkan kebesaran mereka. Mesias, harfiahnya Yang Terurapi, ialah orang mendapat tugas resmi dari Tuhan untuk memimpin umatNya. Memang lazimnya orang Yahudi pada zaman Yesus memahami masa lampau mereka dalam ukuran-ukuran ketiga masa tadi: dari Abraham hingga Daud, dari Daud hingga Pembuangan, dan dari Pembuangan hingga kedatangan Mesias yang dinubuatkan Nabi Yesaya 7:14 yang nanti akan dikutip dalam Mat 1:23 dan diterapkan kepada kelahiran Yesus oleh Maria. Tiap masa memiliki makna yang khas. Secara tak langsung, Matius mengikutsertakan Yesus dalam kedua masa yang pertama (keturunan Daud, yang juga keturunan Abraham) dan menerapkan masa ketiga pada Yesus dengan jelas (masa penantian datangnya Mesias, yaitu Yesus).

Orang yang mengenal riwayat tokoh-tokoh yang dise­butkan dalam silsilah itu tentu akan menikmati bacaan ini. Namun demikian, tak banyak yang dapat mengenali satu persatu para leluhur Yesus itu. Orang Yahudi yang biasa pada zaman dulu pun tidak tahu riwayat masing-masing tokoh itu. Dan Matius pun sadar akan hal ini. Oleh karena itu, pada akhir silsilah ini, yakni pada ay. 17, diberikannya sebuah rangkuman. Ada 14 keturunan dalam masing-masing dari ketiga masa dalam kehidupan bangsa Israel tadi. Apa makna angka 14 ini? Angka 14 ialah hasil dari 2 kali 7, yakni angka yang melambangkan keutuhan yang keramat sifatnya. Dua kali angka 7 berarti sungguh keramat. Yang amat keramat ini terulang tiga kali. Pengulangan tiga kali ini juga khas. Bila dua kali berarti menggarisbawahi pentingnya, tiga kali menunjukkan suasana khidmat (Ingat seruan para serafim dalam Yes 6:3 "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan ...!" yang juga dipakai dalam liturgi ekaristi). Oleh karena itu, jelas bahwa tiga kali penyebutan 2 kali 7 keturunan dalam silsilah Yesus itu dimaksud untuk mengajak orang agar bersikap khidmat menghadapi kenyataan yang teramat keramat, yakni peristiwa kelahiran Yesus yang diceritakan dalam ay. 18-25.

PANDAI MENDENGARKAN

Mendekati kisah kelahiran Yesus dengan suasana khidmat serta menyadari sakralnya kisah itu akan memberi banyak kekuatan kepada orang sekarang. Banyak yang akan bertanya-tanya mengapa saya katakan "mendekati kisah" dan bukan "mendekati kelahiran sang Penyelamat"? Kita sebetulnya hanya bisa mendekat kepadaNya lewat kisah tentangNya. Seperti halnya Yusuf yang berhasil datang dekat dengan mendengarkan kisah malaikat dengan khidmat, begitulah jalan kita. Yusuf sadar akan apa yang sedang terjadi. Dan dengan segala ketulusannya ia menerima kehadiran yang keramat dalam kehidupannya. Ia menerima apa yang terjadi pada Maria. Boleh jadi ia tidak seluruhnya mengerti. Bahkan bisa dikatakan bahwa ia baru betul-betul mengerti dan dapat benar-benar menerima setelah ia mendengarkan kisah yang dibawakan malaikat kepadanya. Sikap hormat seperti ini membuatnya ikut serta dalam karya penyelamatan.

Malaikat bersabda kepada Yusuf dan menjelaskan bahwa yang terjadi pada Maria itu menurut apa yang telah dinubuatkan Nabi Yesaya (Yes 7:14), yakni anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan dia Imanuel, yang artinya Allah menyertai kita. Yusuf yang telah mendengarkan kisah malaikat dengan khidmat tadi akan menerapkannya kepada anak yang nanti dilahirkan Maria. Ia dinamainya Yesus, yang artinya Tuhan itu pemberi keselamatan, dalam arti ia menyertai kita - Imanuel. Tuhan tidak meninggalkan kita. Nama itu sendiri ialah ungkapan iman bahwa Yang Maha Besar tetap menyertai kita.

"Tuhan beserta kita" inilah yang bakal lahir di tengah-tengah kumpulan orang di mana saja dan kapan saja yang bersedia mendengarkan kisah kehadiran yang keramat di dunia ini. Warta Natal yang dibawakan petikan Injil Matius pada kesempatan ini besar kandungan rohaninya. Orang diajak mendengarkan kisah kehadiran Tuhan di dalam kehidupan ini. Menurut Matius, tidak sukar memenuhi ajakan itu. Yang dibutuhkan ialah sikap khidmat di hadapan Yang Ilahi yang tampil dalam kehidupan ini dalam macam-macam wujud. Kita ingat pada akhir Injil Matius, pembicaraan mengenai penghakiman terakhir dipusatkan pada apa orang berhasil atau tidak melihat kehadiran Tuhan dalam diri sesama. Begitulah, sejak awal Matius mengajak kita belajar makin peka akan isyarat-isyarat dari Tuhan sendiri. Dan Yusuf menjadi gambar orang yang sampai ke sana, dengan segala ketulusan yang membuatnya mampu mendengarkan khidmat kisah kehadiran Tuhan di dekatnya. Pada kesempatan ini juga kita mendapat ajakan seperti itu.

DARI BACAAN KEDUA (Kis 13:16-17.22-25)

Satu ketika dalam perjalanannya yang pertama Paulus dan rekan-rekannya singgah di Antiokhia yang di Pisidia - sekarang Turki tengah agak ke selatan. Di situ mereka ikut ibadat di rumah ibadat Yahudi pada hari Sabat. Memang zaman itu belumlah komunitas Kristiani terpisah dari kalangan Yahudi. Setelah pembacaan Taurat, pimpinan rumah ibadat menyilakan bila ada dari antara rombongan Paulus yang ingin mengutarakan pesan untuk menguatkan iman umat. Maka Paulus pun angkat bicara.

Bacaan kedua kali ini diangkat dari pembicaraan Paulus di rumah ibadat itu. Ringkasnya, Paulus mengutarakan kembali sejarah umat Perjanjian Lama sebagai kenyataan hadirnya Yang Mahakuasa dalam kehidupan manusia dalam kurun waktu tertentu dan tempat tertentu. Secara khusus ditegaskannya bahwa keselamatan datang dalam kehidupan lewat Raja Daud. Dan seorang keturunan Daud, yakni Yesus, telah datang menghadirkan Yang Ilahi. Tentang dia Yohanes Pembaptis telah memberikan kesaksian. Kebesaran tokoh yang disebutkan Paulus itu amat dikenal para pendengarnya. Karena itulah kesaksiannya juga amat kuat.

Pokok di atas menunjuk pada kekhususan iman kristiani, yakni kepercayaan yang berani mendasarkan diri pada kejadian-kejadian dalam sejarah umat manusia di zaman tertentu dan di tempat tertentu. Inilah kekuatan iman ini. Bisa menjadi bagian sejarah, bukan hanya gagasan-gagasan belaka. Berarti juga iman ini mengubah arah sejarah manusia. Dari perjalanan yang mengarah ke kehancuran umat manusia kini terarah kembali ke kehidupan. Inilah keselamatan dalam arti seluas-luasnya. Ini juga ajakan bagi siapa saja yang mempercayai kehadiran ilahi seperti ini untuk ikut mengarah ke perbaikan hidup, ke keadaan yang makin layak bagi sispa saja, ke kehidupan bersama yang saling memperkaya.

Salam hangat,

A. Gianto



Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy