| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 15 Februari 2010 Hari Biasa Pekan VI

Senin, 15 Februari 2010
Hari Biasa Pekan VI

Ujian terhadap iman akan menghasilkan ketekunan.

Doa Renungan

Allah Bapa yang Mahamurah, kami bersyukur kepada-Mu atas hari baru yang Kauberikan kepada kami. Berilah kami rahmat, kekuatan serta pengetahuan pada hari ini untuk mengenal tanda-tanda kehadiran-Mu dalam kehidupan kami sehingga hari demi hari kami semakin mencintai Engkau dengan hidup lebih baik dan berbakti kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:1-11)

"Ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan, agar kamu menjadi sempurna dan utuh."

Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit; maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah berharap, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Bila seorang saudara berada dalam keadaan yang rendah baiklah ia bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput; matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya: di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga rahmat-Mu sampai kepadaku, ya Tuhan, supaya aku hidup.
Ayat. (Mzm 119:67.68.71.72.75.76)
1. Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.
2. Engkau baik dan murah hati, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
3. Memang baik, bahwa aku tertindas, supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu.
4. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
5. Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku.
6. Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ayat. Alleluya
Ref. Aku ini jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)

"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"

Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Masih sering kita jumpai patung polisi dipasang di sudut-sudut jalan. Dengan adanya patung itu diharapkan para pengguna jalan selalu ingat untuk berdisiplin dalam berlalu lintas dan sadar bahwa ada Pak Polisi yang mengawasinya. Sikap kekanak-kanakan seperti itu masih dibutuhkan karena belum tertanamnya disiplin dalam hati para pengguna jalan raya. Masih harus dibuat ”tanda-tanda” yang bisa menyadarkannya dari sikap ceroboh dan seenaknya.

Apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sering dibawa juga dalam perilaku iman. Banyak orang membutuhkan ”tanda-tanda” untuk beriman. Dibutuhkan ”tanda-tanda” untuk berbuat baik, untuk beribadat, ataupun untuk hidup suci. Yesus mengoreksi sikap orang-orang Farisi—yang untuk beriman pun menuntut tanda dari surga. Iman adalah penyerahan diri secara total kepada Allah dan membiarkan kehendak-Nya terjadi atas diri kita.

Iman yang sejati juga harus tahan banting dan teruji, seperti emas yang dimurnikan dalam tanur api. Rasul Yakobus mengajak kita untuk memaknai berbagai pencobaan hidup sebagai ujian terhadap iman, yang kita sambut dengan bahagia.

Tumbuhkanlah Tuhan, tumbuhkanlah buah-buah iman yang matang dalam hidupku agar aku menjadi sempurna, utuh, dan tidak kekurangan apa pun. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Bacaan Harian 15 - 21 Februari 2010

Bacaan Harian 15 - 21 Februari 2010

Senin 15 Februari 2010 Hari Biasa Pekan VI (H)
Yak. 1:1-11; Mzm. 119:67,68,71,72,75,76; Mrk. 8:11-13
Melalui peristiwa-peristiwa hidup kita, seyogyanya kita dapat merenungkan tanda-tanda kasih Allah kepada kita. Untuk itu diperlukan kerendahan hati dan kepekaan diri. Masih kurang apa lagi untuk menangkap kasih Allah itu?

Selasa, 16 Februari 2010 Hari Biasa Pekan VI (H)
Yak. 1:12-18; Mzm. 44:12-13a,14-15,18-19; Mrk. 8:14-21
Yesus mengeluh karena murid-murid-Nya masih belum mengerti juga apa yang dikehendaki-Nya. Yesus mungkin juga mengeluh karena ulah kita yang juga belum mengerti dan tidak mau mengerti apa yang menjadi kehendak-Nya pada diri kita. Marilah kita merenung, memahami kehendak-Nya dan sungguh pula melakukannya.

Rabu, 17 Februari 2010 Hari Rabu Abu (U) (Pantang dan Puasa)
Yl 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20 - 6:2; Mat. 6:1-6,16-18
Hari ini kita mengawali masa Prapaskah, yaitu suatu Retret Agung selama 40 hari untuk sungguh-sungguh mengarahkan hidup kepada Allah. Kita diingatkan bahwa kita hanyalah debu dan akan kembali ke debu. Secara khusus, sesuai dengan tema APP-KAJ, kita dihimbau untuk bekerjasama melawan kemiskinan. Apa yang bisa kita buat sebagai bentuk pertobatan nyata di masa Prapaskah ini?

Kamis, 18 Februari 2010 Hari Kamis sesudah Rabu Abu (U)
Ul 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25
Menjadi murid Yesus harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Dia. Ini bukanlah soal mudah. Dalam masa Prapaskah ini secara khusus kita diajak untuk menghayatinya melalui pantang, puasa, dan sikap matiraga lainnya. Dengan sikap seperti itu, kita berjuang untuk memperoleh kemenangan Paskah. Dan itulah sesungguhnya HIDUP.

Jumat, 19 Februari 2010 Hari Jumat sesudah Rabu Abu (U) (Pantang)
Yes. 58:1-9a; Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19; Mat. 9:14-15
Puasa yang sejati bukan saja soal menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari ketamakan yang hanya mementingkan diri. Artinya, marilah kita lihat di sekeliling kita, ada banyak orang yang menanti uluran tangan dari kita. Jangan tamak: ada banyak hal yang ada pada kita yang dapat kita bagikan kepada mereka. Maka, dalam masa APP ini dituntut juga suatu Aksi Nyata.

Sabtu, 20 Februari 2010 Hari Sabtu sesudah Rabu Abu (U)
Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Luk. 5:27-32
Yesus mencontohkan sikap yang mau ’mendekati’ orang berdosa dan memanggil-Nya untuk membagi kelimpahan hidup. Dalam masa Prapaskah ini kita bukan saja diajak untuk menahan diri dan bermatiraga, tetapi kita juga diminta memberi perhatian pada orang-orang tersisih, lemah, tak berdaya, miskin, dan hina, supaya mereka juga dapat beroleh kelimpahan hidup.

Minggu, 21 Februari 2010 HARI MINGGU PRAPASKAH I (U)
Ul 26:4-10; Mzm. 91:1-2,10-11,12-13,14-15; Rm. 10:8-13; Luk. 4:1-13
Selama kita hidup, selama itu pula godaan terus mengintai. Yesus sendiri digoda oleh iblis. Tiga godaan yang ditawarkan iblis kepada Yesus adalah simbol godaan yang selalu hadir dalam hidup kita yang langsung menyangkut tiga kebutuhan manusia yang paling hakiki, yaitu: kebutuhan jasmani, kebutuhan psikologis (dihargai, dipuji, dicintai), dan kebutuhan kuasa dan harta. Yesus mampu mengatasi ketiga godaan itu, karena Ia penuh dengan Roh Kudus. Maka, tak bisa tidak, untuk mampu mengatasi godaan-godaan iblis, kita harus terus-menerus menyadari kehadiran Roh dalam hidup kita, dan peka akan tuntunan-Nya.




Bagikan

Minggu, 14 Februari 2010 Hari Minggu Biasa VI

Minggu, 14 Februari 2010
Hari Minggu Biasa VI

Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Terpujilah yang mengandalkan Tuhan


Pengantar

Sering orang membangun hidup di atas uang, pangkat dan kemewahan. Tetapi Kitab Suci mengajar kita, bahwa hal itu bukanlah yang baku di dalam hidup kita. Dan Yesus mengajak kita untuk melihat kenyataan dengan pandangan yang lain sekali. Di dalam kerajaan-Nya yang bahagia adalah kaum miskin dan mereka yang menderita demi Tuhan. Sebab Tuhanlah yang membuat kita bahagia. Semoga pertemuan bersama Tuhan dalam Perayaan Ekaristi Hari Minggu Biasa VI ini semakin memperdalam iman kita.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang maha pengasih, kami Kauperkenankan menyapa Engkau bapa. Tiada orang dapat membanggakan diri terhadap-Mu dalam kesalehan dan jasa. Semuanya kami terima daripada-Mu berkat kemurahan hati-Mu. Maka dengarkanlah kami senantiasa, sebab kami hanya bertahan, bila Kaubimbing dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yeremia (17:5-8)

"Terkutuklah yang mengandalkan manusia, Terpujilah yang mengandalkan Tuhan."

Inilah sabda Tuhan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh daripada Tuhan! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:12.16-20)

"Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu."

Saudara-saudara, jika kami wartakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Sebab andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-prang yang meninggal dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus hanya dalam hidup ini, maka kita ini orang-orang yang paling malang dari semua manusia. Namun, ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Solis. Bersukacita dan bergembiralah, sabda Tuhan, sebab besarlah ganjaranmu di surga. (Luk 6:23ab)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:17.20-26)

"Berbahagialah orang miskin, celakalah orang kaya."

Pada waktu itu Yesus bersama kedua belas rasul-Nya turun dari gunung dan berdiri di suatu tempat yang datar. Di situ telah berkumpul banyak murid dan sejumlah besar orang yang datang dari seluruh Yudea, dari Yerusalem, dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Yesus menengadah, memandang murid-murid-Nya lalu berkata, "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya kerajaan Allah. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di surga karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


DI TEMPAT YANG DATAR

Rekan-rekan yang baik!
Bacaan Injil bagi Minggu Biasa VI tahun C kali ini ialah Luk 6:17.20-26. Petikan ini memuat Sabda Bahagia dan peringatan-peringatan yang menyertainya versi menurut tradisi Lukas. Ada beberapa perbedaan tekanan serta ungkapan bila dibandingkan dengan Sabda Bahagia menurut Matius (Mat 5:1-12 dibacakan pada hari Minggu Biasa IV/A - lihat pula ulasan ybs.). Marilah kita simak beberapa kekhususan teks Lukas.

"DI TEMPAT YANG DATAR" (Luk 6:17)

Diceritakan bagaimana Yesus bersama keduabelas muridnya turun dan bertemu dengan sejumlah besar pengikutnya dan orang-orang lain di "tempat yang datar". Tempat ini disebut untuk mengingatkan orang kepada bagian Injil Lukas yang mengutip Yes 40:3-5, yakni Luk 3:4-6, tentang tanah yang tinggi rendah yang akan diratakan dan jalan yang berkelok-kelok yang akan diluruskan ... sehingga orang-orang melihat Tuhan. Di tempat datar seperti inilah menurut Lukas orang-orang kini mendapati Yesus. Ke sanalah mereka berdatangan dari "Yudea dan Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon" (Luk 6:17). Kedua daerah yang disebut terakhir ini bukan wilayah Israel dulu. Tetapi Yesus mengumpulkan yang umat baru ke tempat datar - tempat Tuhan kelihatan itu - itu. Dan semua orang dapat memandanginya, bukan hanya mereka yang termasuk umat Perjanjian Lama saja.

Seruan Yes 40:3-5 itu dikutip dalam Luk 3:4-6 yang juga menjelaskan pewartaan Yohanes Pembaptis mengenai "tobat untuk pengampunan dosa". Bertobat diterangkan sebagai upaya menanggalkan pikiran-pikiran yang mengekang batin (="tanah tinggi rendah dan jalan berkelok-kelok") dan membiarkan diri dipimpin menuju Tuhan sendiri di jalan batin yang lurus (lihat ulasan Injil Minggu Adven II/C bulan Desember 2009). Kini dalam Luk 6:20-26 ditampilkan gambaran mengenai kenyataan hidup dalam umat yang baru itu dengan memakai empat Sabda Bahagia (ayat 20-23) dan empat peringatan untuk berwaspada (ayat 24-26).

WACANA DESKRIPTIF, BUKAN PRESKRIPTIF

Orang dapat menggambarkan suatu hal sebagaimana adanya. Bisa pula orang mengatakan apa yang mesti dijalankan. Sabda Bahagia dalam Injil menggambarkan apa yang terjadi dalam kalangan orang-orang yang hidup mengikuti Yesus, bukan mengajarkan hal-hal yang mesti dilakukan. Dengan perkataan lain, Sabda Bahagia itu ungkapan yang sifatnya deskriptif, bukan preskriptif. Mungkin ada yang berkeberatan, Sabda Bahagia dan peringatan-peringatan itu kan pengajaran yang mesti diikuti agar masuk Kerajaan Allah? Bukan! Keliru bila Sabda Bahagia dan peringatan ditangkap sebagai resep hidup bahagia, hidup kristen yang baik-baik, aman adem ayem, ikut ajaran agama saja supaya semua tenang, kalau menderita ya menderita tapi nanti beres. Begitu hidup beragama jadi kekangan, bukan pemerdekaan batin.

Injil Lukas hendak berbicara kepada orang yang miskin, yakni orang yang kekurangan material, orang yang tak bisa mencukupi kebutuhan hidup, paling-paling pas-pasan saja. Tetapi Injil juga berbicara kepada orang berkepunyaan, orang yang berkelebihan, orang yang tak merasakan kekurangan. Kepada yang miskin dikatakan bahwa mereka tak dilupakan Kerajaan Allah, mereka itu malah boleh merasa empunya Kerajaan Allah. Kepada orang kaya tidak dikatakan kalian tak memiliki Kerajaan Allah. Namun kehidupan mereka itu kiranya tak ada artinya ("celakalah....") bila mereka sudah puas dan merasa aman dengan kelimpahan mereka. Wartanya apa? Yesus tidak menjajakan kemiskinan sebagai keutamaan dan mencerca kekayaan sebagai sumber laknat. Seandainya begitu, wartanya akan segera basi, tak berbeda dengan retorika orang-orang yang membuat orang miskin sebagai komoditi dagang politik dan yang menjadi parasit orang berduit dan memperoleh ketenaran sebagai pembela kaum miskin dengan gampang. Warta

Sabda Bahagia itu, sebagaimana lazimnya warta gembira, membuat orang bisa berharap akan merdeka sekalipun masih terbelit kemiskinan atau terjerat ikatan-ikatan kekayaan. Penjelasannya begini. Kemiskinan yang membuat orang makin melarat atau kekayaan yang membuat orang lupa daratan menjadi karikatur martabat manusia yang tak lucu, malahan membuat orang pilu. Tuhan yang Maha Rahim tak tahan melihat manusia ciptaanNya merosot. Maka Kerajaan Allah yang diwartakan utusanNya yang utama itu - Anak Manusia - dimaksud untuk membangun wahana di mana manusia bisa menata kembali martabatnya yang utuh, tidak lusuh karena kemelaratan atau busuk tertimbun kekayaan.

DIALOG PERSIAPAN HOMILI

NIC: Yesus itu pembela orang miskin, dia ini menjalankan option for the poor sebelum ungkapan itu diperdengarkan.
LUC: Setuju. Cuma bagi Yesus, gagasan membela kaum miskin itu rada berbeda dari yang biasa kita mengerti pada zaman ini.
NIC: Penjelasannya?
LUC: Ia mau membela mereka dari pendapat bahwa kemelaratan itu akibat dosa, baik dosa sendiri atau dosa orang tua. Ia juga tidak menerima begitu saja pendapat bahwa kekayaan itu ganjaran bagi kelakuan lurus.
NIC: Lho, penjelasan anda ini bisa bertentangan dengan praktek Yesus. Kan ia pernah menyembuhkan orang dengan mengatakan dosamu diampuni. Bukankah ini mencerminkan gagasan Yesus bahwa kesakitan itu akibat dosa?
LUC: Nanti dulu! Benar Yesus mengampuni dan orang itu sembuh, tapi dosa yang diampuni itu ialah dosa berpegang pada pendapat bahwa penyakitnya akibat kesalahan orang tua atau dirinya sendiri.
NIC: O gitu. Kembali ke sabda bahagia Yesus yang dilaporkan Lukas. Kalau mengikuti penjelasan anda, maka orang miskin tak perlu lagi merasa tersisih dari Kerajaan Allah.
LUC: Ya begitulah. Itulah maksud perkataan "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang punya Kerajaan Allah" (Luk 5:20)
NIC: Bila ayat tadi dilihat bersama dengan ayat peringatan (ayat 24) "tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburan", orang dapat berpikir bahwa orang kaya itu terkutuk justru karena kaya.
LUC: Tidak benar. Sabda bahagia bahwa orang miskin memiliki Kerajaan Allah itu bukan pernyataan eksklusif, jadi jangan dimengerti bahwa hanya mereka sajalah yang empunya. Di situ ditegaskan bahwa mereka de facto memiliki Kerajaan Allah. Ini warta gembiranya. Dan warta gembira tak butuh menjadi eksklusif!
NIC: Lalu?
LUC: Seperti disinggung di muka, ada gagasan bahwa kekayaan itu ganjaran dari kebaikan dan orang merasa tidak butuh apa lagi. Ini kekeliruannya. Sama kelirunya dengan pendapat bahwa kemelaratan itu akibat dosa. Dalam ayat 24 disebutkan alasan mengapa orang kaya celaka, yakni "telah memperoleh penghiburan", tidak dikatakan bahwa mereka tak bakal memasuki Kerajaan Allah.
NIC: Jadi bila orang tidak terikat pada pikiran bahwa kekayaannya itu penghiburan tok - jadi eksklusif - melainkan pemberian yang dapat diamalkan maka orang yang bersangkutan juga memiliki Kerajaan Allah?
LUC: Jelas. Dan nanti dalam menggambarkan kehidupan Gereja perdana Lukas justru menggarisbawahi pengamalan milik bagi kepentingan bersama (Kis 2:44-45).
NIC: Bagaimana penjelasan ketiga sabda bahagia dan peringatan lainnya yang dibacakan hari Minggu ini?
LUC: Baiklah kita berpikir mengenai orang yang kini lapar dan menangis tapi yang nanti akan kenyang dan tertawa dalam Luk 6:21. Di situ tidak diajarkan agar kita menyukai kesedihan karena nanti akan tertawa. Bukan! Kita diajak berkepala dingin: hidup ini bukannya hanya bermuka satu. Kalau sekarang kebetulan sedang tipis rezeki, ya tak usah putus asa, nanti ada saatnya tertawa. Jadi sabda bahagia itu membawa kembali kita ke kenyataan. Hidup ini bukannya gelap melulu, bukannya pula gebyar melulu. Ayat 21 itu perlu dibaca bersama dengan ayat 25 yang mengatakan celakalah orang yang sekarang kenyang dan tertawa, karena nanti akan lapar dan berduka cita. Kedua ayat itu menaruh orang kembali ke dalam kenyataan hidup yang penuh variasi ini.
NIC: Jadi juga ayat 22-23 tentang pengucilan, pencercaan, penolakan akibat kesetiaan orang akan iman perlu dibaca bersama dengan ayat 26 yang membicarakan orang yang merasa keyakinan agamanya benar melulu? Maka dalam hal hidup beragama orang tak sepatutnya gampang merasa gagah bila dimartir atau merasa benar kalau dipuji-puji saleh. Begitu kan?
LUC: Lha anda melihat sendiri, wartanya masih cocok bagi zaman ini juga.
NIC: Omong-omong, apa cara menafsirkan Injil hari ini juga dapat dipakai menjelaskan bacaan pertama?
LUC: Tafsir ungkapan "terkutuklah..." dan "terberkatilah..." dalam bacaan pertama, Yer 17:5-8 pada dasarnya sama. Orang yang mengandalkan upaya manusia melulu disebut "terkutuk" karena pasti tak berhasil dan malah bangkrut. Tetapi orang yang mengandalkan Tuhan ialah orang yang "terberkati" karena upayanya akan subur dan berbuah. Dalam pasangan itu hendak disodorkan dua sikap dasar yang saling bertolak belakang. Sekaligus orang diajak berpikir, kehidupan yang nyata berada di antara kedua-duanya. Dan pasang surut hidup dapat dijelaskan dari situ. Orang yang percaya akan menerima kenyataan ini dengan terbuka. Dan maju terus.

Salam hangat,
A. Gianto

Bagikan

Surat Gembala Prapaska 2010 Keuskupan Agung Jakarta

(dibacakan sebagai pengganti homili, dalam setiap Misa, Sabtu-Minggu,13-14 Februari 2010)

Saudara-saudari Umat katolik Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih,
1. Hari Rabu mendatang kita memasuki masa puasa, masa pentobatan untuk menyongsong Hari Raya Paskah. Selama masa Prapaskah kita diajak untuk mendalami tema pentobatan yang sudah kita pilih, yaitu “Mari bersama-sama melawan kemiskinan”.

Tema ini dipilih karena kemiskinan adalah tantangan iman yang amat mendesak untuk ditanggapi dan dilawan. Angka-angka mengenai kemiskinan berikut ini dapat memberikan gambaran kepada kita, betapa mendesaknya tantangan iman ini: di tanah-air, di antara kita masih banyak saudara-saudari kita yang tergolong miskin. Menurut angka resmi ada 32,57 juta orang miskin di Indonesia. Di wilayah Keuskupan Agung Jakarta yang meliputi Daerah Khusus Ibukota, wilayah Bekasi dan Tangerang juga banyak saudara-saudari kita yang miskin. Di DKI saja ada 323.170 orang. Tentu lebih besar jumlah prosentasenya di daerah Tangerang dan Bekasi. Maka baik kalau kita memilih tema pentobatan kita :”Mari bersama-sama melawan kemiskinan”. Kami syukuri bahwa Pemerintah pun dalam menentukan program kerjanya juga memusatkan perhatian pada usaha mengurangi jumlah orang miskin.

2. Ketika kita ingin merenungkan dan mewujudkan pentobatan kita dengan melawan kemiskinan, kita dibuat bertanya-tanya oleh sabda Yesus yang baru saja kita dengarkan dalam Injil :”Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah” (Luk 6:20). Apakah dengan sabda itu Yesus mau mengatakan bahwa kemiskinan adalah sesuatu yang baik, yang harus dipertahankan? Apakah dengan demikian Ia menghendaki agar orang miskin tetap miskin agar dapat mengalami kebahagiaan dan dapat ikut memiliki Kerajaan Allah? Pertanyaan itu dengan tegas bisa dijawab: ”Tidak. Yesus tidak menghendaki agar kemiskinan dipertahankan”. Lalu apa maksud sabda Yesus itu? Dengan sabda itu Yesus ingin menyatakan, bahwa Kerajaan Allah yang Ia wartakan, akan terwujud dan menjadi kenyataan. Terwujudnya Kerajaan Allah itu akan membebaskan orang-orang miskin dari kemiskinan mereka. Mengapa? Karena Kerajaan Allah antara lain adalah tata kehidupan bersama di mana “kehendak Allah terjadi di atas bumi seperti di dalam sorga”. Tata kehidupan bersama seperti itu akan terwujud berkat pentobatan sebagai buah dari pewartaan Yesus, yaitu ketika orang rela berbagi, tidak serakah dan tidak menyalahgunakan kekuasaan untuk merampas dan memeras (bdk Luk 2:11-14). Dengan kata lain, sabda itu menyatakan dan menjamin kasih Allah kepada orang-orang miskin yang boleh berharap akan dientaskan dari kemiskinan mereka. Kalau ini terjadi, bukan hanya orang miskin yang berbahagia, tetapi semua orang akan berbahagia dalam tata kehidupan bersama yang diresapi oleh kasih Allah, sehingga “tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka” (bdk. Kis 4:34)

Saudara-saudariku yang terkasih,
3. Begitu besar kasih Yesus kepada orang miskin dan betapa Ia ingin memperhatikan mereka lewat kita murid-murid-Nya, sampai Yesus menyamakan diri-Nya sebagai orang miskin itu dan mengharapkan murid-murid Yesus mengasihi dan menjumpai Yesus dengan mengasihi dan menolong yang papa itu. Yesus berkata :”Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40). Kasih akan Allah dan kasih akan sesama menjadi satu: dalam diri mereka yang hina kita menemukan Yesus sendiri, dan dalam Yesus kita menemukan Allah (bdk. DC 15). Inilah pentobatan kita, yaitu mau mencintai Yesus dengan mencari, menemukan orang papa dan menolongnya.

4. Kami syukuri bahwa Anda sudah menunjukkan kepedulian dan sudah banyak menolong orang yang membutuhkan pertolongan, seperti saat ada banjir, gempa bumi dll. Bahkan banyak dari Anda selalu mengunjungi Panti Jompo atau Panti Asuhan dengan menghibur mereka dan memberikan bingkisan Natal, Lebaran atau Paskah. Juga banyak dari Anda sangat peduli terhadap mereka yang papa di daerah miskin di luar Keuskupan Agung Jakarta. Kendati sudah banyak yang Anda lakukan, kami masih mengajak Anda untuk bersama-sama melawan kemiskinan dengan (1) meningkatkan yang dapat menjadi sumber kekayaan, yaitu diri sendiri dan lingkungan hidup Anda; dan (2) melaksanakan itu dalam rangka memberdayakan lingkungan dan kelompok kategorial menjadi umat basis yang makin berkualitas dalam iman, persaudaraan dan pelayanan satu sama lain.

5. Kami syukuri apa yang sudah kami dengar, bahwa ada lingkungan teritorial paroki yang telah menemukan saudara-saudari di lingkungan, termasuk di dalamnya warga se-RT, yang tidak memiliki sumber kehidupan yang jelas. Bagus bahwa ada lingkungan yang telah berhasil membantu mereka itu dengan gerakan bersama dari lingkungannya. Akan menjadi lebih sempurna, kalau saudara saudari kita yang miskin itu dapat didampingi sampai akhirnya memiliki suatu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Ada yang membuat sampah menjadi pupuk yang dapat dijual; ada yang mulai menggarap dan menanami tanah yang kosong, bekerja sama dengan pemilik tanah itu; atau membuat pekarangan yang sempit dipenuhi dengan pot-pot tanaman atau pralon yang diberi tanah dan pupuk lalu ditanami sayur-mayur kebutuhan sehari-hari seperti cabe dst. Ada yang menanam tanaman sehat yang berguna bagi kebutuhan keluarga. Ada yang mengembangkan usaha bersama menjual bahan mentah atau makanan yang dimasak. Kalau hal-hal yang kecil semacam ini dapat terjadi di mana-mana, berarti ada pertambahan kekuatan hidup yang mandiri, yang bersama-sama merupakan kekuatan melawan kemiskinan.

6. Anda yang tidak menjumpai umat atau warga yang miskin, karena Anda hidup di tengah lingkungan hidup yang berkecukupan, dapat membantu lingkungan lain se-paroki atau membantu paroki lain se-dekenat yang Anda rasakan banyak tanggungan mereka, karena mereka ada di daerah yang memang berpenduduk kelas menengah ke bawah. Yang penting bahwa pentobatan Anda diberi fokus mencari, menemukan dan membantu mereka yang masih kurang sejahtera hidupnya, dan menemukan Kristus sendiri yang Anda cintai dalam diri mereka yang Anda bantu itu. Demikianlah arah dan semangat pentobatan selama masa APP. Bahan APP secara rinci telah disiapkan. Semoga bahan-bahan itu membantu renungan dan refleksi Anda.

7. Mengakhiri surat kami, kami kutip kata-kata Nabi Yeremia yang sangat indah, yang tadi kita dengarkan :”Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan. Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buah” (Yer 17:7-8). Semoga kita, keluarga dan komunitas kita selalu diberkati Tuhan, dan tidak berhenti mengasilkan buah-buah pertobatan. Selamat menghayati masa Prapaskah. Amin.

Jakarta, Februari 2010



Mgr. Ignatius Suharyo
Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ
Uskup Koajutor KAJ
Uskup Agung Jakarta


Bagikan

Sabtu, 13 Februari 2010 Hari Biasa Pekan V

Sabtu, 13 Februari 2010
Hari Biasa Pekan V

Berbagi itu indah

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda, "Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Kami percaya, saat ini pun Engkau mempersatukan kami agar sehati-sejiwa membangun gereja. Terimalah kehendak dan segala niat baik kami, agar hidup kami menampakkan cahaya kasih ilahi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (12:26-32; 13:33-34)

"Raja Yerobeam membuat dua anak lembu emas."

Setelah menjadi raja, berkatalah Yerobeam dalam hatinya: "Kini mungkin kerajaan itu kembali kepada keluarga Daud. Jika bangsa itu pergi mempersembahkan korban sembelihan di rumah TUHAN di Yerusalem, maka tentulah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan mereka, yaitu Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda." Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: "Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan. Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain. Ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi. Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan ia sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel, yakni ia mempersembahkan korban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengorbanan yang telah diangkatnya. Sesudah peristiwa inipun Yerobeam tidak berbalik dari kelakuannya yang jahat itu, tetapi mengangkat pula imam-imam dari kalangan rakyat untuk bukit-bukit pengorbanan. Siapa yang mau saja, ditahbiskannya menjadi imam untuk bukit-bukit pengorbanan. Dan tindakan itu menjadi dosa bagi keluarga Yerobeam, sehingga mereka dilenyapkan dan dipunahkan dari muka bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman
Ayat. (Mzm 30:3-4.5-6)
1. Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkan syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab seaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, tetapi menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

Bait Pengantar Injil PS 958
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)

"Mereka semua makan sampai kenyang."

1 Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata:2 "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. 3 Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh." 4 Murid-murid-Nya menjawab: "Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?"5 Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh." 6 Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. 7 Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. 8 Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul.9 Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. 10 Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Pada salah satu sesi dalam Pelatihan Kepemimpinan & Manajerial dibahas tentang teknik pengambilan keputusan berdasarkan pola MMB, ”Melihat, Menimbang, dan Bertindak”. Intinya adalah melatih para pimpinan untuk bertindak bijaksana. Sebuah tindakan bijaksana harus melalui proses ”menimbang” yang melihat sesuatu dari berbagai aspek. Sebaliknya, segala sesuatu yang dilihat dan ditimbang secara matang, namun tanpa sebuah ”aksi nyata” juga tidak ada gunanya.

Ketika orang banyak berkumpul di tepi Danau Galilea, Yesus melihat banyak orang yang kelaparan. Hati-Nya tergerak oleh belas kasihan, kemudian membahasnya bersama para murid. Pertimbangan yang matang dan cermat ini kemudian berbuah tindakan nyata, yang kita kenal sebagai peristiwa penggandaan roti.

Setiap orang diutus untuk berkarya sesuai dengan panggilannya masing-masing. Setiap hari dalam keluarga masing-masing atau di tempat kerja, kita berhadapan dengan berbagai persoalan yang kasat mata. Semua akan berbuah nyata dan indah kalau kita mau belajar seperti Yesus.

Tuhan Yesus, ajarilah kami belajar melihat, belajar menimbang, dan belajar bertindak dengan bijaksana seperti yang Kaulakukan di Galilea. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian



Bagikan

Jumat, 12 Februari 2010 Hari Biasa Pekan V

Jumat, 12 Februari 2010
Hari Biasa Pekan V

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. --- 1Yoh 4:18

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, Engkau mempercayakan warta perdamaian pada para murid-Mu, agar dunia hidup dalam damai-Mu. Kami percaya, sabda-Mu menghidupkan yang mati, menyegarkan yang letih-lesu, dan membangkitkan pengharapan bagi yang putus asa. Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (11:26-32.12:19)

"Israel memberontak terhadap keluarga Daud."

Pada waktu itu Yerobeam, seorang pegawai Raja Salomo, keluar dari Yerusalem. Di tengah jalan ia bertemu dengan Nabi Ahia, orang Silo, yang berselubung kain baru. Hanya mereka berdua yang ada di padang. Ahia memegang kain baru yang ada di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; Ia berkata kepada Yerobeam, "Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu sepuluh suku. Tetapi satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih dari segala suku Israel. Demikianlah orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan Allahmu, dengarkanlah Aku.
Ayat. (Mzm 81:10-11ab.12-13.14-15)
1. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
2. Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
3. Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan, seketika itu juga mereka Aku tundukkan, dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)

"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."

31 Pada waktu Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis.32 Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu.33 Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu.34 Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! 35 Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. 36 Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.37 Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Pak Stefanus, tokoh panutan paroki, terserang stroke yang mengakibatkan gangguan pada otak dan sebagian tubuhnya. Agar fungsi otaknya pulih kembali, ia menjalani terapi khusus untuk me-recovery seluruh memorinya, yang membutuhkan kesabaran luar biasa. Kata demi kata, dan konsep demi konsep, secara perlahan dimasukkan kembali ke dalam memori otaknya melalui indra pendengarannya. ”Selama ini saya terlalu banyak berbicara dan kurang mendengarkan orang lain.

Kini Tuhan memberi kesempatan kepada saya untuk belajar mendengarkan,” katanya sewaktu mendapat kunjungan dari tim pastoral orang sakit beberapa waktu yang lalu.
Israel terpecah menjadi dua kerajaan karena Salomo terlalu asyik dengan kehebatannya dan lupa untuk mendengarkan. Pada zaman Yesus juga ada orang tuli dan gagap yang minta disembuhkan-Nya di daerah Dekapolis.

Telinga dan mulut adalah anugerah Allah. Dua telinga dan satu mulut diberikan-Nya agar kita mau lebih banyak mendengarkan, lalu mau mengomunikasikannya kepada orang lain. Memanfaatkannya secara bijaksana tentu menjadi tugas kita semua.

Yesus, beri aku lebih banyak waktu dan kesempatan untuk belajar mendengarkan. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian



Bagikan

Surat Gembala Prapaska Keuskupan Agung Semarang 13-14 Februari 2010

SURAT GEMBALA PRAPASKA

13-14 FEBRUARI 2010

Para Ibu dan Bapak, Para Suster, Bruder, Rama,

Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus.

1. Sebentar lagi kita memasuki masa Prapaska. Pada masa Prapaska kita diajak untuk membangun sikap tobat. Sikap tobat yang benar diwujudkan dalam pilihan hidup yang mengandalkan Tuhan. Orang yang diberkati adalah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya. Demikian Nabi Yeremia menghayati Sabda Tuhan: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!” (Yer 17:7). Sedangkan orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan hatinya menjauh dari Tuhan adalah orang yang terkutuk. Orang-orang yang terberkati diibaratkan pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air. Membangun sikap tobat yang benar berarti senantiasa menempatkan kekuatan sendiri dalam sumber air sejati, Tuhan yang berbelaskasih.

2. Masa Prapaska juga merupakan masa yang penuh rahmat. Dengan senantiasa mentautkan diri pada sumber air sejati yakni Tuhan yang berbelas kasih, hidup kita selalu diperbarui. Pembaruan hidup orang beriman digambarkan oleh Nabi Yeremia: “...daunnya tetap hijau, ... tidak kuatir dalam tahun kering dan ... tidak berhenti menghasilkan buah” (Yer 17:8). Santo Paulus menghayati pembaruan hidup dengan keyakinan yang mendalam akan Kristus yang senantiasa hidup: “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati.” (1Kor 15:20). Pembaruan hidup yang dikerjakan oleh rahmat Allah membuat hidup kita selalu menghasilkan buah, kendati berada dalam ‘tahun kering’ dan ‘panas terik’.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

3. Tahun kering dan panas terik kehidupan kita sering membuat orang tidak berdaya, putus asa, mudah menyerah, patah semangat, tidak menghasilkan buah kehidupan. Tahun kering dan panas terik kehidupan masyarakat kita saat ini mendambakan tatanan hidup bersama yang menyejahterakan semakin banyak orang, penghormatan terhadap martabat pribadi manusia, pengelolaan lingkungan hidup yang manusiawi. Bacaan Injil hari ini memberikan inspirasi bagi kita untuk ‘tidak berhenti menghasilkan buah’. Tahun kering dan panas terik kehidupan saat ini bukan hambatan bagi orang beriman. Tahun kering dan panas terik kehidupan bukan alasan untuk menangisi keadaan. Tahun kering dan panas terik adalah kesempatan untuk membarui hidup dan menghasilkan buah pertobatan. Kemiskinan membangkitkan semangat untuk berbagi. Kelaparan membangkitkan semangat untuk berbela rasa. Kesedihan dan tangis membangkitan semangat untuk melayani dengan tulus hati. Kebencian dan kejahatan membangkitkan semangat untuk membalas kejahatan dengan kebaikan.

4. Karena itu, masa Prapaska bukan hanya kegiatan ritual belaka, tetapi gerakan rohani yang diwujudkan dalam aksi. Kita biasa menyebutnya dengan Aksi Puasa Pembangunan (APP). Gerakan APP di Keuskupan Agung Semarang sudah berusia 40 tahun. Tema APP tahun ini adalah BERSYUKUR DENGAN BERTOBAT DAN BERBAGI BERKAT. Aksi Puasa Pembangunan pada tahun 2010 ditempatkan dalam Tahun Syukur Keuskupan Agung Semarang: syukur atas Arah Dasar 2006-2010 yang menumbuhkan habitus baru, syukur atas Keuskupan Agung Semarang yang berulang tahun ke 70 dan syukur atas Tahun Imam yang saat ini diisi dengan gerakan rohani: retret imam dalam hidup sehari-hari. Bacaan Injil Lukas meneguhkan pertobatan kita sebagai bentuk keikutsertaan menghayati solidaritas Kristus yang bersengsara dan wafat di kayu salib demi keselamatan semua orang. Kegiatan-kegiatan selama masa APP mengajak kita untuk semakin menyerupai Kristus. Pembaruan hidup umat beriman menjadi semakin serupa dengan Kristus, hanya akan terjadi kalau dapat melihat Kristus yang bangkit dalam diri saudari-saudara kita yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

5. Pertobatan yang benar dihayati dengan mengandalkan Tuhan yang penuh rahmat sehingga menghasilkan gerakan syukur dan berbagi berkat. Syukur karena mengandalkan Tuhan. Bersama Tuhan yang berbelas kasih itu kita menemukan kesempatan untuk berbagi berkat. Tahun kering dan panas terik tidak memadamkan kebahagiaan kita dalam mewujudkan semangat berbagi berkat. Dalam diri yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela tetap ditemukan pijar-pijar kebahagiaan karena setiap orang dimampukan membangun sikap tobat dengan bersyukur dan berbagi berkat. Buah pertobatan dan habitus baru yang telah mulai tumbuh di Keuskupan Agung Semarang dan pantas diyukuri antara lain: meningkatnya solidaritas antar paroki, solidaritas antar anak sekolah, solidaritas melalui APP, gerakan peduli lingkungan, gerakan peduli pendidikan, gerakan peduli bencana. Masih perlu dirancang aksi yang berkelanjutan untuk mengembangkan semangat berbagi berkat dan habitus baru sekaligus mengisi Tahun Syukur Keuskupan Agung Semarang, misalnya pembentukan Panitia APP di setiap paroki dengan kinerja yang makin efektif.

6. Akhirnya saya mengucapkan selamat memasuki masa Prapaska. Semoga pembaruan rohani kita sungguh menjadi pengalaman pribadi, keluarga dan komunitas. Semoga usaha-usaha kita untuk membangun gerakan kepedulian baik secara pribadi, keluarga, kelompok dan komunitas mendapat peneguhan dari rahmat Allah. Semoga perayaan 70 tahun Keuskupan Agung Semarang, 40 tahun gerakan APP dan tahun syukur Arah Dasar semakin mengembangkan kita semua dalam semangat berbagi berkat. Saya mengucapkan terima kasih atas keterlibatan seluruh umat dalam membangun dan mengembangkan Umat Allah Keuskupan Agung Semarang sesuai dengan kemampuan dan kesempatan masing-masing. Salam dan berkat Tuhan bagi para Ibu, Bapak, Suster, Bruder, Rama serta seluruh keluarga, kelompok dan komunitas. Semoga Tuhan memberkati niat-niat baik kita.

Semarang, 2 Februari 2010

Pius Riana Prapdi, Pr

Administrator Diosesan KAS




Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy