| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 19 Februari 2010 Hari Jumat sesudah Rabu Abu

Jumat, 19 Februari 2010
Hari Jumat sesudah Rabu Abu
Hari Pantang

Cinta kasih adalah jalan yang paling luhur dan pasti menuju Tuhan --- St. Theresia Lisieux

Doa Renungan Pagi

Tuhan, Allah kami, dalam masa Prapaskah empat puluh hari, Engkau selalu memberi kesempatan baru kepada kami untuk lebih maju dalam cinta kepada-Mu dan kepada sesama kami. Tolonglah kami untuk hidup dalam Roh Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bila manusia mengalami kesulitan, sebaiknya tidak lantas mengalir mengikuti arus zaman. Tapi tetap berpegang teguh pada Allah dan perintah-perintah-Nya. Iman harus terus berkembang dalam kesulitan.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)

"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."

1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya: 3 "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. 4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. 5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? 6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, 7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6ab.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Dalam kehidupan manusia semua itu ada waktunya: manis-pahit, senang-susah, sukses-gagal silih berganti bagaikan siang berganti malam. Oleh karena itu, orang beriman hendaknya menghayati kehidupannya dengan bijak. Yesus tetap menjadi pusat hidupnya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)

"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

14 Sekali peristiwa, datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Puasa memang penting. Puasa dapat melatih diri untuk berdisiplin, menahan berbagai nafsu dan keinginan-keinginan tidak teratur. Tetapi puasa hanya akan bermakna rohani apabila dikaitkan dengan hubungan antara manusia dengan Allah. Puasa yang maknanya dilepaskan dari hubungan tersebut menjadi bukan apa-apa, hanya suatu latihan fisik belaka. Lalu apa yang harus kita lakukan dalam masa puasa ini? Melihat kembali bagaimana hubungan kita dengan Dia.

Doa Renungan Malam

Ya Allah, Putera-Mu Yesus Kristus telah mengajarkan kepada kami saat bersukacita dan saat meratap. Bersama Yesus kami pun telah melalui masa-masa yang menggembirakan dan masa-masa yang mengecewakan. Semuanya itu adalah bagian dari perjalanan hidup kami. Maka terimalah persembahan pekerjaan kami selama hari ini dan berkatilah istirahat kami pada malam ini. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

R U A H


Bagikan

Kamis, 18 Februari 2010 Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Kamis, 18 Februari 2010
Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang --- Mat 24:42

Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, setiap kali kami menikmati hidup yang baru, kami menyadari kemurahan hati dan kebaikan-Mu. Semoga kami setia untuk mengabdi pada-Mu dalam setiap tugas dan karya kami. Curahkanlah rahmat kesetiaan kepada kami untuk memikul salib yang Kauberikan kepada setiap pengikut-Mu. Semoga Engkau yang tersalib menguatkan kami dalam perjalanan hidup kami, meskipun harus menghadapi godaan dan tantangan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Sebelum masuk ke tanah terjanji, Musa mengajak umat Israel untuk hidup seturut apa yang telah diperintahkan Tuhan. Ada dua pilihan dalam hidup ini, berkat atau kutukan. Barangsiapa mau hidup dalam berkat Tuhan, perlu terbuka menerima hidup dalam tawaran keselamatan-Nya. Kutuk bukanlah sesuatu yang dikehendaki-Nya. Berarti kita sendiri yang mau menjauhkan diri dari keselamatan yang ditawarkan itu.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)

"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."

15 Di padang gurun di seberang Sungai Yordan, Musa berkata kepada bangsanya, "Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, 16 karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. 17 Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, 18 maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil PS. 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan dan kekal
Ayat. Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Anak Manusia harus menderita memanggul salib. Karena itu barangsiapa menjadi murid-Nya perlu bersiap sedia untuk mengikuti-Nya, dan memikul salib setiap hari.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)

"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."

22 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." 23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Sebelum pesawat lepas landas biasanya beberapa pramugari cantik mendemonstrasikan berbagai hal yang penting bagi keselamatan jiwa semua penumpangnya. Tujuannya untuk membantu memudahkan para penumpang apabila ada hal-hal darurat yang terjadi selama penerbangan berlangsung. Selain itu, di selipan kursi penumpang juga masih dimuat panduan tertulis bagi keselamatan penerbangan yang harus dibaca oleh para penumpang.

Panduan sangat dibutuhkan dalam hidup ini. Ada yang dibuat secara tertulis, namun tidak sedikit pula yang berbentuk lisan. Jika dimanfaatkan secara tepat dan maksimal tentu akan membuahkan hasil yang mengagumkan.

Berbahagialah kita yang menjadi pengikut Kristus. Sebab, kita bukan hanya memiliki panduan hidup tertulis yang tertuang dalam Sepuluh Perintah Allah, tetapi kita juga memiliki contoh kehidupan Yesus yang konkret, yang dapat kita jadikan model bagi hidup kita masing-masing.

Tuhan Yesus, aku ingin menyelaraskan hidupku dengan menjadikan-Mu sebagai paradigma hidupku sendiri. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian





Bagikan

Renungan Rabu Abu, 17 Februari 2010


Rabu Abu adalah permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa pertobatan, pemeriksaan batin dan berpantang guna mempersiapkan diri untuk Kebangkitan Kristus dan Penebusan dosa kita.

Mengapa pada Hari Rabu Abu kita menerima abu di kening kita? Sejak lama, bahkan berabad-abad sebelum Kristus, abu telah menjadi tanda tobat. Misalnya, dalam Kitab Yunus dan Kitab Ester. Ketika Raja Niniwe mendengar nubuat Yunus bahwa Niniwe akan ditunggangbalikkan, maka turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (Yunus 3:6). Dan ketika Ester menerima kabar dari Mordekhai, anak dari saudara ayahnya, bahwa ia harus menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya, Ester menaburi kepalanya dengan abu (Ester 4C:13). Bapa Pius Parsch, dalam bukunya "The Church's Year of Grace" menyatakan bahwa "Rabu Abu Pertama" terjadi di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu. Oleh karena itu, imam atau diakon membubuhkan abu pada dahi kita sambil berkata: "Ingatlah, kita ini abu dan akan kembali menjadi abu" atau "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil".

Abu yang digunakan pada Hari Rabu Abu berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Setelah Pembacaan Injil dan Homili abu diberkati. Abu yang telah diberkati oleh gereja menjadi benda sakramentali.

Dalam upacara kuno, orang-orang Kristen yang melakukan dosa berat diwajibkan untuk menyatakan tobat mereka di hadapan umum. Pada Hari Rabu Abu, Uskup memberkati kain kabung yang harus mereka kenakan selama empat puluh hari serta menaburi mereka dengan abu. Kemudian sementara umat mendaraskan Tujuh Mazmur Tobat, orang-orang yang berdosa berat itu diusir dari gereja, sama seperti Adam yang diusir dari Taman Eden karena ketidaktaatannya. Mereka tidak diperkenankan masuk gereja sampai Hari Kamis Putih setelah mereka memperoleh rekonsiliasi dengan bertobat sungguh-sungguh selama empat puluh hari dan menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Sesudah itu semua umat, baik umum maupun mereka yang baru saja memperoleh rekonsiliasi, bersama-sama mengikuti Misa untuk menerima abu.

Sekarang semua umat menerima abu pada Hari Rabu Abu. Yaitu sebagai tanda untuk mengingatkan kita untuk bertobat, tanda akan ketidakabadian dunia, dan tanda bahwa satu-satunya Keselamatan ialah dari Tuhan Allah kita.

Sumber : Catholic Online Lenten Pages; www.catholic.org/lent/lent.html &
Ask A Franciscan; St. Anthony Messenger Magazine; www.americancatholic.org


Bagikan

Rabu, 17 Februari 2010 Hari Rabu Abu

Rabu, 17 Februari 2010
Hari Rabu Abu

Hari Pantang dan Puasa

Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk ..." --- Yes 58:6

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang maharahim, perkenankanlah semua pengikut Kristus memasuki masa Prapaska ini. Kuatkanlah kami agar mampu menentang kuasa kejahatan. Semoga kami dapat menyangkal diri dan menemukan kekuatan karena berpuasa dan berpantang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Yoel (2:12-18)

"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."

"Sekarang," beginilah firman Tuhan, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, "Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: Di mana Allah mereka?" Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 812
Ref. Kasihanilah ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belaskasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus daripadaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)

"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."

Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Hari ini kalau kamu mendengar suara-Nya janganlah bertegar hati! (Mzm 95:8ab)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)

"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Tanda Salib Dari Abu

Masa Prapaskah pada tahun 2010 ini akan dimulai pada tanggal 17 Februari dengan ditandai upacara penerimaan “tanda salib” dari abu pada dahi kita sebagai simbol pertobatan dan mengingatkan akan kefanaan kita. Abu sebagai tanda kefanaan itu sudah dikenakan sejak manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa, karena Tuhan menciptakan manusia pertama itu dari debu dan tanah (Kej 2: 7). Jadi, Rabu Abu pertama bisa dikatakan terjadi di Taman Eden. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu. Makna “tanda salib dari debu” adalah jiwa kita sudah tidak bernilai akibat dosa, tetapi dimuliakan/diselamatkan dengan Salib Tuhan asalkan kita bertobat.

Puasa, pantang, dan sakramen pengampunan dosa merupakan ungkapan pertobatan kita untuk mencapai keabadian. Dengan melakukan puasa dan pantang, kita berusaha menjadikan Tuhan yang utama dalam kehidupan kita. Dengan menerima sakramen pengampunan dosa, kita mengakui belaskasih Tuhan atas kejatuhan kita dan mohon rahmat-Nya agar kita mampu hidup lebih suci.

Tragedi dalam kehidupan rohani kita adalah kita tidak mempedulikan laku puasa dan pantang serta penerimaan sakramen pengampunan dosa sehingga kita tanpa sadar telah meremehkan dosa. Kita adalah menipu diri kita ketika kita berpikir bahwa kita tidak sungguh-sungguh berdosa: “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita” (1 Yoh. 1:8). Upah dari kedustaan akan dosa adalah api neraka: “….semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang” (Wahyu 21:8). Karena itu, marilah kita gunakan masa Prapaskah ini sebagai kesempatan yang penuh rahmat untuk membersihkan diri kita dari dosa dengan bersungguh-sungguh menjalankan puasa dan pantang serta dengan penuh kerinduan untuk menerima sakramen pengampunan dosa. Tuhan memberkati. (Rm. Felix Supranto, SS.CC - Pastor Paroki Regina Caeli)


Rekan-rekan yang baik!

Dalam suratnya kepada orang Korintus yang dibacakan pada hari Rabu Abu tanggal 17 Februari 2010 ini (1Kor 5:20-6:2) Paulus mengimbau umat agar membiarkan diri didamaikan dengan Allah lewat pengorbanan Kristus. Orang Korintus diajak Paulus agar tidak lagi menganggap Allah sebagai ganjalan dalam hidup mereka. Itulah yang dimaksud dengan berdamai denganNya. Apa yang mengakibatkan orang dikatakan tidak berdamai dengan Allah atau bermusuhan denganNya? Berdosa? Tentunya demikian, akan tetapi tidak sesederhana ini: manusia berdosa, maka tidak lagi beres, oleh karenanya retaklah hubungan dengan Yang Ilahi dan begitu seterusnya. Tidak seperti ini. Lebih dalam. Lebih manusiawi. Lebih ilahi. Bagaimana penjelasannya?

TEOLOGI REKONSILIASI PAULUS

Bagi Paulus, berdamai dengan Allah bukan semata-mata mencari pengampunan dari pelbagai perbuatan yang salah. Bila hanya itu, maka tidak akan tercapai perdamaian atau rekonsiliasi yang utuh. Lebih-lebih, bukan bagi pengampunan seperti itulah kurban Yesus Kristus terjadi. Paulus melihat permasalahannya dalam ukuran yang jauh lebih besar. Ia bertolak pada pelbagai kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan alam yang menunjukkan bahwa ciptaan ini bukanlah barang yang sempurna. Banyak cacatnya. Besar kekurangannya. Terasa kerapuhannya. Ada macam-macam ketimpangannya. Dan semua ini memang menjadi bagian dari kehidupan. Akan tetapi, bagi Paulus, keliru bila orang membiarkan keadaan ini berlangsung terus. Hanya mereka yang tidak mempercayai maksud baik Pencipta akan beranggapan demikian. Mereka itu sebetulnya tidak mau menerima bahwa Ia tetap bekerja memperbaiki dan menyempurnakan ciptaan-Nya. Allah belum beristirahat. Lebih tepat bila dikatakan, Ia belum dapat beristirahat karena karya-Nya belum selesai. Hari ketujuh belum sepenuhnya tercapai. Hari ketujuh pada Kitab Kejadian itu dipaparkan untuk menegaskan bahwa hari itu nanti sungguh akan tercapai. Sementara itu yang kini sedang terlaksana ialah penciptaan dunia, isinya dan manusia yang menjadi gambar dan rupa Pencipta di jagat ini

Dunia beserta isinya masih terus berkembang. Berarti juga ada kemungkinan melawan maksud Pencipta. Ada kemungkinan menolak menjadi semakin sempurna. Inilah keberdosaan. Inilah yang membuat ciptaan, khususnya manusia belum ada dalam keadaan berdamai dengan Penciptanya. Bahkan menjadi pesaing. Atau merasa diperlakukan tidak semestinya. Atau kurang membiarkan diri semakin dijadikan gambar dan rupa-Nya.

Manusia tetap bisa mati. Dan bila direnggut maut tidak akan kembali lagi dan habislah kehidupannya. Inilah kendala terbesar dalam kehidupan manusia. Juga dalam alam semesta. Alam ini pada kenyataannya mengarah ke kehancuran, ke kematian dan tak ada kelanjutannya. Karena itu, dalam pikiran Paulus, hanya keberanian Allah mengatasi kerapuhan ciptaan sendirilah yang akan membuat ciptaan dapat menjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus itulah yang ada dalam pusat gagasan Paulus. Dengan membangkitkanNya dari kematian, Allah "mempercepat" perjalanan seorang manusia menuju kesempurnaan tadi. Ada satu dari yang tak sempurna yang kini telah utuh: Yesus Kristus. Keberanian Allah tadi bukan komitmen tanpa risiko. Ia memberanikan diri masuk dalam dunia untuk menjadikannya sempurna. Tetapi seketika masuk ke situ, ia ikut menjadi terbatas. Hanya kesediaan orang yang dipilih-Nyalah yang membuatNya dapat bertindak leluasa. Dan memang terjadi demikian. Yesus menjadi Yang Terurapi - menjadi Mesias - ketika ia membiarkan diri disempurnakan oleh Allah sendiri, membiarkan diri direnggut dari maut. Dengan demikian ia menjadi bagian keilahian sendiri, dan tetap satu dari ciptaan yang tadinya rapuh. Oleh karena itu ia menjadi yang pertama dari ciptaan yang telah utuh dan menjadi jaminan akan utuhnya seluruh ciptaan. Inilah yang diungkapkan dengan padat dalam 2Kor 5:21 "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam dia kita dibenarkan oleh Allah."

PENERAPANNYA?

Dengan uraian tadi kiranya tidak sulit dimengerti mengapa Paulus mengimbau orang Korintus agar membiarkan diri didamaikan oleh Allah. Paulus mengajak orang agar menjadi seperti Yesus, membiarkan diri menjadi tempat Allah menyempurnakan ciptaanNya. Tidak banyak yang dituntut. Cukup bila tidak menghalang-halangiNya. Tentunya tak banyak yang sengaja begitu. Bila diam saja dan membiarkan diri terbawa kerapuhan manusiawi maka sebenarnya orang menghalangi karya ilahi sendiri.

Baru-baru ini orang mengalami dari dekat macam-macam bencana: tsunami, gunung meletus, gempa bumi. Dan paling akhir, banjir. Semuanya itu gerakan alam. Menjadi bencana karena ada manusia yang terkena. Memang manusia belum seutuhnya selaras dengan gerakan alam. Ini bukan mistik alam, tetapi kenyataan. Bencana yang disebut paling belakangan itu menunjukkan hal ini. Yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya bukan hanya gerakan alam belaka, tetapi gerakan yang dikacaukan oleh macam-macam tindakan manusia yang membuat perputaran alam tidak lagi mengikuti irama dan keadaan yang lumrah. Air hujan tak teresap oleh tanah tapi mengalir terus ke bawah. Sungai di hilir makin sempit karena banyak himpitan-himpitan bangunan. Para ahli lingkungan akan dapat menjelaskan keadaan ini dengan lebih runut. Tetapi apa hubungan ini semua dengan "berdamai" dengan Allah tadi?

Bencana ialah kenyataan yang menunjukkan kerapuhan ciptaan, khususnya manusia. Keadaan inilah yang menyebabkan manusia belum bisa dikatakan berdamai dengan Pencipta. Lalu apa imbauan membiarkan diri didamaikan akan membuat manusia sempurna? Akan tidak lagi kena bencana? Tentunya tidak ke arah itu pemikirannya. Yang justru dapat menjadi pemikiran ialah bagaimana "membiarkan diri didamaikan" itu bisa diterjemahkan dalam kenyataan hidup sehari-hari di dalam masyarakat. Salah satunya ialah mengusahakan agar lingkungan semakin serasi dengan pemukiman dan pemukiman semakin melestarikan lingkungan. Artinya, orang sebaiknya paham tanda-tanda gerakan alam. Perlu ada sistem peringatan dini akan gempa dan tsunami. Sebaiknya dibuat perencanaan untuk menangani keadaan darurat. Tatakota hendaknya diatur sehingga menjamin penyaluran air. Penggundulan hutan perlu dikendalikan. Dan seterusnya. Hal-hal itu tidak bergantung pada maksud baik saja melainkan juga pada perencanaan serta pelaksanaannya. Banyak akan ditentukan oleh strategi pemerintahan dan koordinasi badan-badan yang mengurus masing-masing wilayah. Ini semua sebenarnyalah yang dalam bahasa teologis terungkap sebagai "membiarkan diri didamaikan dengan Allah."

MASA PRAPASKAH

Rabu Abu mengawali masa Prapaskah - masa puasa untuk menemukan kembali kuatnya arus-arus yang membawa kita mendekat pada Allah dan menjauhi ganasnya tarikan-tarikan menjauhi-Nya. Rabu Abu juga dijalani dengan menerima tanda abu di dahi atau kepala. Kita diingatkan bahwa bahwa kita akan menjadi hancuran seperti abu. Tapi kita tidak akan tetap di situ bila kita mau membiarkan diri disempurnakan Allah sendiri...dengan percaya kepada Kabar Gembira. Khususnya bahwa Allah berani memperbaiki ciptaan-Nya dengan upaya khusus. Tinggal menerima. Tinggal ikut serta. Tinggal membiarkan-Nya semakin leluasa berkarya. Tinggal mengajak orang lain rela demikian.

Satu wilayah yang dapat dikerjakan dalam ukuran kecil tapi akan luas dampaknya. Yakni kesadaran lingkungan. Pendidikan lingkungan. Lingkungan alami maupun sosial. Juga di situ akan dapat terjadi apa itu "membiarkan diri didamaikan dengan Allah." Ini juga persiapan menyambut Paskah - peristiwa utama yang mendamaikan manusia dengan Allah.

Teriring salam,
A. Gianto


Bagikan

Selasa, 16 Februari 2010 Hari Biasa Pekan VI

Selasa, 16 Februari 2010
Hari Biasa Pekan VI


Allah tidak mencobai siapapun

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, melalui alam ciptaan, hari baru serta sesama yang Engkau anugerahkan, kami akhirnya mengerti bahwa Engkaulah Allah Pencipta semesta alam. Semoga dengan menjadi putera-puteri-Mu, kami semakin memahami cinta-Mu bagi manusia sehingga kami pun dapat menjadi saksi-saksi cinta-Mu di dunia. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Orang lebih mudah menyalahkan orang lain daripada mengakui kesalahannya sendiri. Bahkan tak segan-segan menyalahkan Allah. Rasul Yakobus mengingatkan kita agar kita sadar bahwa kesalahan dan kegagalan yang kita alami sebagai tanggung jawab kita sendiri.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:12-18)

"Allah tidak mencobai siapa pun."

Saudara-saudara terkasih, berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan. Apabila tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada setiap orang yang mengasihi Dia. Apabila seseorang dicobai, janganlah ia berkata, "Pencobaan ini datang dari Allah." Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi setiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang terkasih, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh sabda kebenaran, supaya pada tingkat yang tertentu kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 94:12-13a.14-15.18-19)
1. Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam Taurat-Mu hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
2. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.
3. Ketika aku berpikir, "Kakiku goyah! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, menopang aku. Apabila keprihatinanku makin bertambah, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku.

Hidup kita itu ragi bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Baik-buruknya hidup kita akan mempengaruhi kehidupan orang-orang yang berada dekat dengan kita. Pengaruh kehidupan yang baik akan membawa berkat, sedangkan pengaruh kehidupan yang buruk akan membawa kehancuran.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya. (Yoh 14:23)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:14-21)

"Awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Pada suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, "Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes". Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata kepada yang lain, "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti". Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, "Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?" Jawab mereka, "Tujuh bakul". Lalu kata Yesus kepada mereka, "Masihkah kalian belum mengerti?"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Merenung bagi banyak orang adalah sesuatu yang buang-buang waktu, membosankan dan tidak produktif. Manusia cenderung secara sepintas lalu melihat, mengamati, menganalisa, mengambil kesimpulan dan kemudian meninggalkannya, beralih ke hal lain. Akibatnya ia tidak mengenal dan memahami secara mendalam. Inilah yang dialami oleh para murid. Mereka tidak mengerti karena tidak mencari makna terdalam dari perbuatan dan perkataan Yesus. Bagaimana dengan aku?

Doa Renungan

Allah Bapa mahakuasa, Putera-Mu Yesus Kristus menghardik para murid-Nya yang belum mengerti akan siapa Dia dan apa yang hendak diwartakan-Nya, meskipun Dia telah melakukan mukjizat yang luar biasa. Semoga dari hari ke hari, kami semakin mengenal-Mu dengan lebih mendalam dan semakin mencintai-Mu sepanjang hidup kami. Berkatilah istirahat kami malam ini. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

R U A H

Bagikan

Senin, 15 Februari 2010 Hari Biasa Pekan VI

Senin, 15 Februari 2010
Hari Biasa Pekan VI

Ujian terhadap iman akan menghasilkan ketekunan.

Doa Renungan

Allah Bapa yang Mahamurah, kami bersyukur kepada-Mu atas hari baru yang Kauberikan kepada kami. Berilah kami rahmat, kekuatan serta pengetahuan pada hari ini untuk mengenal tanda-tanda kehadiran-Mu dalam kehidupan kami sehingga hari demi hari kami semakin mencintai Engkau dengan hidup lebih baik dan berbakti kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:1-11)

"Ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan, agar kamu menjadi sempurna dan utuh."

Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit; maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah berharap, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Bila seorang saudara berada dalam keadaan yang rendah baiklah ia bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput; matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya: di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga rahmat-Mu sampai kepadaku, ya Tuhan, supaya aku hidup.
Ayat. (Mzm 119:67.68.71.72.75.76)
1. Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.
2. Engkau baik dan murah hati, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
3. Memang baik, bahwa aku tertindas, supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu.
4. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
5. Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku.
6. Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ayat. Alleluya
Ref. Aku ini jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)

"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"

Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Masih sering kita jumpai patung polisi dipasang di sudut-sudut jalan. Dengan adanya patung itu diharapkan para pengguna jalan selalu ingat untuk berdisiplin dalam berlalu lintas dan sadar bahwa ada Pak Polisi yang mengawasinya. Sikap kekanak-kanakan seperti itu masih dibutuhkan karena belum tertanamnya disiplin dalam hati para pengguna jalan raya. Masih harus dibuat ”tanda-tanda” yang bisa menyadarkannya dari sikap ceroboh dan seenaknya.

Apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sering dibawa juga dalam perilaku iman. Banyak orang membutuhkan ”tanda-tanda” untuk beriman. Dibutuhkan ”tanda-tanda” untuk berbuat baik, untuk beribadat, ataupun untuk hidup suci. Yesus mengoreksi sikap orang-orang Farisi—yang untuk beriman pun menuntut tanda dari surga. Iman adalah penyerahan diri secara total kepada Allah dan membiarkan kehendak-Nya terjadi atas diri kita.

Iman yang sejati juga harus tahan banting dan teruji, seperti emas yang dimurnikan dalam tanur api. Rasul Yakobus mengajak kita untuk memaknai berbagai pencobaan hidup sebagai ujian terhadap iman, yang kita sambut dengan bahagia.

Tumbuhkanlah Tuhan, tumbuhkanlah buah-buah iman yang matang dalam hidupku agar aku menjadi sempurna, utuh, dan tidak kekurangan apa pun. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Bacaan Harian 15 - 21 Februari 2010

Bacaan Harian 15 - 21 Februari 2010

Senin 15 Februari 2010 Hari Biasa Pekan VI (H)
Yak. 1:1-11; Mzm. 119:67,68,71,72,75,76; Mrk. 8:11-13
Melalui peristiwa-peristiwa hidup kita, seyogyanya kita dapat merenungkan tanda-tanda kasih Allah kepada kita. Untuk itu diperlukan kerendahan hati dan kepekaan diri. Masih kurang apa lagi untuk menangkap kasih Allah itu?

Selasa, 16 Februari 2010 Hari Biasa Pekan VI (H)
Yak. 1:12-18; Mzm. 44:12-13a,14-15,18-19; Mrk. 8:14-21
Yesus mengeluh karena murid-murid-Nya masih belum mengerti juga apa yang dikehendaki-Nya. Yesus mungkin juga mengeluh karena ulah kita yang juga belum mengerti dan tidak mau mengerti apa yang menjadi kehendak-Nya pada diri kita. Marilah kita merenung, memahami kehendak-Nya dan sungguh pula melakukannya.

Rabu, 17 Februari 2010 Hari Rabu Abu (U) (Pantang dan Puasa)
Yl 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20 - 6:2; Mat. 6:1-6,16-18
Hari ini kita mengawali masa Prapaskah, yaitu suatu Retret Agung selama 40 hari untuk sungguh-sungguh mengarahkan hidup kepada Allah. Kita diingatkan bahwa kita hanyalah debu dan akan kembali ke debu. Secara khusus, sesuai dengan tema APP-KAJ, kita dihimbau untuk bekerjasama melawan kemiskinan. Apa yang bisa kita buat sebagai bentuk pertobatan nyata di masa Prapaskah ini?

Kamis, 18 Februari 2010 Hari Kamis sesudah Rabu Abu (U)
Ul 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25
Menjadi murid Yesus harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Dia. Ini bukanlah soal mudah. Dalam masa Prapaskah ini secara khusus kita diajak untuk menghayatinya melalui pantang, puasa, dan sikap matiraga lainnya. Dengan sikap seperti itu, kita berjuang untuk memperoleh kemenangan Paskah. Dan itulah sesungguhnya HIDUP.

Jumat, 19 Februari 2010 Hari Jumat sesudah Rabu Abu (U) (Pantang)
Yes. 58:1-9a; Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19; Mat. 9:14-15
Puasa yang sejati bukan saja soal menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari ketamakan yang hanya mementingkan diri. Artinya, marilah kita lihat di sekeliling kita, ada banyak orang yang menanti uluran tangan dari kita. Jangan tamak: ada banyak hal yang ada pada kita yang dapat kita bagikan kepada mereka. Maka, dalam masa APP ini dituntut juga suatu Aksi Nyata.

Sabtu, 20 Februari 2010 Hari Sabtu sesudah Rabu Abu (U)
Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Luk. 5:27-32
Yesus mencontohkan sikap yang mau ’mendekati’ orang berdosa dan memanggil-Nya untuk membagi kelimpahan hidup. Dalam masa Prapaskah ini kita bukan saja diajak untuk menahan diri dan bermatiraga, tetapi kita juga diminta memberi perhatian pada orang-orang tersisih, lemah, tak berdaya, miskin, dan hina, supaya mereka juga dapat beroleh kelimpahan hidup.

Minggu, 21 Februari 2010 HARI MINGGU PRAPASKAH I (U)
Ul 26:4-10; Mzm. 91:1-2,10-11,12-13,14-15; Rm. 10:8-13; Luk. 4:1-13
Selama kita hidup, selama itu pula godaan terus mengintai. Yesus sendiri digoda oleh iblis. Tiga godaan yang ditawarkan iblis kepada Yesus adalah simbol godaan yang selalu hadir dalam hidup kita yang langsung menyangkut tiga kebutuhan manusia yang paling hakiki, yaitu: kebutuhan jasmani, kebutuhan psikologis (dihargai, dipuji, dicintai), dan kebutuhan kuasa dan harta. Yesus mampu mengatasi ketiga godaan itu, karena Ia penuh dengan Roh Kudus. Maka, tak bisa tidak, untuk mampu mengatasi godaan-godaan iblis, kita harus terus-menerus menyadari kehadiran Roh dalam hidup kita, dan peka akan tuntunan-Nya.




Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy