| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 09 Maret 2010 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Selasa, 09 Maret 2010
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kasih pengampunan”, demikian pesan perdamaian Paus Yohanes Paulus II memasuki Millenium Ketiga.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, Engkaulah yang mengatur seluruh hidup kami hari ini. Engkau mengajar kami agar tak henti-hentinya mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Buatlah hati kami ini lemah lembut dan panjang sabar sehingga kami dapat mengasihi dan mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kami. Semoga di masa prapaskah ini kami selalu mengamalkan karya cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Daniel (3:25.34-43)

"Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah."

Tatkala dicampakkan ke dalam tanur api, Azarya berdiri dan berdoa; ia membuka mulut di tengah-tengah api itu, katanya, "Demi nama-Mu, ya Tuhan, janganlah kami Kautolak selamanya, dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu; janganlah Kautarik kembali daripada kami belas kasihan-Mu, demi Abraham kekasih-Mu, demi Ishak hamba-Mu, dan demi Israel, orang suci-Mu, yang kepadanya Engkau telah berjanji memperbanyak keturunan mereka menjadi laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Ya Tuhan, jumlah kami telah menjadi paling kecil di antara sekalian bangsa, dan sekarang kami pun dianggap rendah di seluruh bumi oleh karena dosa kami. Dewasa ini pun tidak ada pemuka, nabi atau penguasa, tiada kurban bakaran atau kurban sembelihan, kurban sajian atau ukupan; tidak ada pula tempat untuk mempersembahkan buah bungaran kepada-Mu dan mendapat belas kasihan. Tetapi semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah, seolah-olah kami datang membawa kurban domba dan lembu serta ribuan anak domba tambun. Demikian hendaknya kurban kami di hadapan-Mu pada hari ini berkenan seluruhnya kepada-Mu. Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya kepada-Mu. Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takwa kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari. Janganlah kami Kaupermalukan, tetapi perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu. Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Solis. Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)

"Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu."

Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain, yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Tidak jarang kita mengira diri paling benar dan paling berjasa; mengira telah melaksanakan semua kewajiban dengan sempurna. Kita menjejerkan bintang jasa dan penghargaan, dan tidak sadar bahwa yang kita perbuat belum apa-apa dibandingkan dengan apa yang diperbuat bagi kita. Estimasi dan apresiasi kita akan orang lain sering di bawah standar yang kita gunakan untuk diri sendiri. Kita royal bagi diri kita, tetapi kikir terhadap orang lain. Ukuran yang mesti kita gunakan bukan apa yang menjadi hak kita, melainkan apa kewajiban kita dan apa yang menjadi hak orang lain?

Tuhan sangat baik kepada kita, mengapa kita tidak bersikap lebih baik kepada orang lain? Perbuatan baik orang lain terhadap kita bukanlah terutama hak kita, melainkan seruan untuk lebih baik lagi kepada semua orang.

Tuhan Yesus, kebaikan-Mu tidak terbatas dan pengampunan-Mu tidak putus-putus. Berilah aku sifat murah hati dan berbelas kasih seperti Engkau. Amin.



Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Senin, 08 Maret 2010 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Senin, 08 Maret 2010
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Hal-hal besar dan hebat sering terjadi melalui peristiwa yang biasa-biasa dan sehari-hari

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, kami memuji Engkau. Berkat kasih karunia-Mu, kami memperoleh keselamatan. Ya Yesus, hari ini Engkau ditolak di tempat asal-Mu sekalipun Engkau adalah Putera Allah. Sungguh benarlah sabda-Mu yang berkata, sekalipun mereka memandang, mereka tidak melihat. Kami pun sering menolak Engkau ya Yesus, kami sering kurang percaya kepada-Mu. Ajarlah kami agar memiliki iman yang teguh dan tidak gampang goyah. kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (5:1-15a)

"Banyak orang sakit kusta, dan tak seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman orang Syria itu."

Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi pahlawan tentara itu sakit kusta. Sekali peristiwa orang Aram pernah keluar bergerombol dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Anak itu menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram, "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu berangkatlah Naaman. Sebagai persembahan ia membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. Ia menyampaikan surat raja Aram itu kepada raja Israel, yang berbunyi, "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, "Allahkah aku ini, yang dapat mematikan dan menghidupkan sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku." Segera sesudah didengar oleh Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah orang itu datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." Kemudian datanglah Naaman dengan kuda dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata, "Aku sangka, setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu, dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya, "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hamba ini!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4)
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 4.Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, dan mengharapkan firman-Nya, sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:24-30)

"Yesus seperti Elia dan Elisa, diutus bukan kepada orang-orang Yahudi."

Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

"Sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya" (2Raj 5:1-15a; Luk 4:24-30)


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Mutu atau kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya masih kalah dibandingkan dengan beberapa Negara tetangga, misalnya Singapura atau Australia, maka tidak mengherankan jika berberapa orang kaya berambisi untuk mengirimkan anak-anaknya belajar di Negara tersebut setelah lulus SD atau SMP. Tentu saja hanya anak-anak yang cerdas atau pandai dapat belajar di luar negeri. Jika anak orang kaya dan pandai belajar di luar negeri, maka berarti anak-anak pandai/cerdas dan kaya kurang atau tidak menghargai pendidikan di negeri sendiri, maka kwalitas pendidikan di Indonesia begitu-begitu saja alias tidak bertambah. Maklum uang dan anak-anak pandai/cerdas meninggalkan Indonesia. Kami merasa mereka ini kurang atau tidak menghargai pendidikan di Indonesia, terlibat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Maka benarlah sabda Yesus bahwa "sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya". Jika orang tidak dapat menghargai dan mengasihi mereka yang dekat dengannya setiap hari, maka ia tak mungkin mengasihi orang lain atau yang jauh, sebaliknya jika orang dengan mudah dan terampil mengasihi mereka yang dekat, mengasihi yang jauh akan lebih mudah. Tidak mampu mengasihi yang dekat, maka mengasihi yang jauh pasti akan menindas, sedangkan mampu mengasihi yang dekat, maka mengasihi yang jauh akan melayani. Dengan ini kami berharap kepada kita semua: marilah di dalam keluarga atau komunitas kita masing-masing, kebersamaan hidup terkecil dan dasar, kita saling mengasihi dan menghargai. Pengalaman saling mengasihi dalam hidup bersama di dalam keluarga akan menjadi kekuatan dan modal untuk saling mengasihi dalam hidup dan kerja bersama yang lebih luas di masyarakat.

"Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir" (2Raj 5:14), demikian berita perihal penyembuhan Naaman, raja Aram, orang asing bagi bangsa Israel. Begitulah yang terjadi: orang-orang asing percaya kepada `abdi Allah'/nabi, sedangkan bangsanya sendiri tidak percaya. Pada masa kini cukup ramai ditemukan dan dipakai aneka macam jenis obat tradisional, entah berupa buah atau tanaman atau daun daripada aneka jenis tablet buatan pabrik. Memang kebanyakan orang lebih percaya pada tablet-tablet atau kemasan makanan dan minuman, produksi pabrik, padahal semuanya itu berasal dari aneka buah atau daun yang ada di sekitar lingkungan hidup kita. Kami mengharapkan kita semua untuk `kembali ke alam atau lingkungan hidup' kita masing-masing dalam rangka mengusahakan dan menjaga kesehatan dan kebugaran diri kita. Di sekitar lingkungan hidup kita kiranya cukup banyak jenis buah dan daun, yang nampak biasa-biasa saja, tetapi sungguh fungsional demi kesehatan. Mungkin jika buah atau daun yang dimaksud tidak ada, kiranya dapat diusahakan dari tempat lain dan kemudian kita menanam jenis tanaman yang daun atau buahnya dapat fungsional sebagai obat atau penyehat diri kita. Yang tidak kalah penting adalah menghargai dan menikmati aneka jenis makanan dan minuman yang telah disediakan di dalam keluarga atau komunitas, tidak mencari di tempat lain. Ketika kita dapat saling menikmati makanan atau minuman yang tersedia atau disediakan di keluarga atau komunitas, maka kita juga akan dapat saling mengasihi dan menghargai.

Jakarta, 07 Maret 2010

Ignatius Sumarya, SJ


Bagikan

Bacaan Harian 08 - 14 Maret 2010

Bacaan Harian 08 - 14 Maret 2010

Senin, 08 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
2Raj 5:1-15a; Mzm 42:2.3 – 43:3.4; Luk 4:24-30.
Ketika kita tidak berani bersaksi tentang Dia yang kita imani atau ketika kita masih berpaling pada kuasa dan kekuatan lain atau ketika iman kita hanya sebatas doa dan ibadat tetapi tak berpengaruh pada hidup, ketika itu pula sesungguhnya kita menolak Yesus.

Selasa, 09 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Dan 3:25.34-43; Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Mat 18:21-35.
Kecenderungan manusia dalam mengampuni adalah ’ada batasnya’. Dan Petrus mau tahu batas itu secara kuantitatif: berapa kalikah? Tetapi bagi Yesus, pengampunan itu tanpa batas. Pengampunan sepenuh hati dengan landasan kasih memang tak kenal batas.

Rabu, 10 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Ul 4:1.5-9; Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Mat 5:17-19.
Penggenapan yang dilakukan Yesus pada hukum Taurat adalah bahwa hukum Tuhan yang baik itu harus dihayati dan diamalkan dalam keutuhannya; bukan sekedar taat buta pada peraturan ataupun memilih sabda-sabda yang menarik saja. Yesus menggenapi hukum Taurat itu dengan hukum cintah kasih-Nya. Inilah yang harus menjadi nafas utama dari setiap hukum.

Kamis, 11 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Yer 7:23-28; Mzm 95:1-2.6-9; Luk 11:14-23.
Tuhan meminta kita mendengarkan dan mengikuti semua perintah-Nya. Tetapi bagaimana mungkin kita mampu mendengarkan dan mengikuti perintah-Nya jika kita tidak menyediakan waktu yang cukup untuk lebih dalam lagi mengenal Dia. Kepekaan akan suara dan perintah-Nya hanya bisa tercipta kalau kita sudah terbiasa bergaul dengan-Nya.

Jumat, 12 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Hos 14:2-10; Mzm 81:6c-11ab.14.17; Mrk 12:28b-34.
Orang yang mampu mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi serta mampu juga mengasihi sesama seperti mengasihi diri, adalah orang yang tidak jauh dari Kerajaan Allah. Maka, kalau kita mau mengalami Kerajaan Allah itu, hiduplah dalam kasih kepada Allah dan sesama.

Sabtu, 13 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Hos 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-21ab; Luk 18:9-14.
Hidup beribadat dan menjalin hubungan dengan Allah menjadi kehilangan artinya jika ternyata dengan cara seperti itu kita merasa diri suci dan lebih baik dari orang lain, lalu mulai mencela dan menghakimi sesama. Hidup dekat dengan Allah akan tercermin dalam kerendahan hati dan menghargai kehidupan orang lain.

Minggu, 14 Maret 2010 : Hari Minggu Prapaskah IV (U).
Yos 5:9a.10-12; Mzm 34:2-7; 2Kor 5:17-21; Luk 15:1-3.11-32.
Betapapun kita telah mengecewakan Allah, Ia tetap adalah Bapa yang menantikan kembalinya sang anak. Ia tak pernah mengingat akan kesalahan dan dosa kita. Yang dibutuhkan hanyalah keterbukaan hati untuk kembali; selebihnya Bapa sendiri yang akan menjemput dan memberikan pakaian terbaik, cincin terindah, dan pesta meriah untuk merayakan kembalinya anak yang hilang.

Renungan: www.reginacaeli.org


Bagikan

APP KAJ 2010 Sub Tema III: Kemana Tuhan Memanggil? (Luk 4: 16-21)

APP KAJ 2010
Sub Tema III: Kemana Tuhan Memanggil?
(Luk 4: 16-21)

Mendalami Misi Yesus, Mewujudkan Misi Kita

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-21)

"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin."

16 Sekali peristiwa datanglah Yesus ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." 20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Perhatian Allah pada Kemiskinan

Dalam berbagai cara Allah telah mengungkapkan perhatian besar bagi orang miskin, yang serba kekurangan, lemah dan tak berdaya. Hal ini sudah nampak sejak Perjanjian Lama. Ia menyatakan diri-Nya sebagai tempat perlindungan mereka (Mzm 14: 6; Yes 25: 4), pertolongan mereka (Mzm 40: 18; 70: 6), pelepas mereka (1Sam 2: 8, Mzm 113: 7), dan pemelihara mereka (Mzm 10: 14; 68: 11).

Maka, di dalam Taurat, Allah melarang hal membungakan uang yang dipinjamkan kepada orang miskin (Kej 22: 25; Im 25: 35-36), Jikalau orang miskin memberikan suatu jaminan (gadai) berupa jubah, orang yang meminjamkan uang harus mengembalikan jubah itu sebelum matahari terbenam. Jika orang miskin bekerja untuk orang kaya, dia harus menerima bayarannya setiap hari sehingga dapat membeli makanan untuk dirinya dan keluarganya (Ul 24: 14-15). Sepanjang masa panen, gandum yang rontok harus ditinggalkan sehingga dapat dikumpulkan orang miskin untuk makanan mereka (Im 19: 10). Tak kalah pentingnya adalah perintah Allah bahwa setiap tujuh tahun semua hutang orang Israel yang miskin harus dibatalkan (Ul 15: 1-6). Juga, seorang kaya tidak boleh menolak meminjamkan uang kepada orang miskin hanya karena terlalu dekat dengan tahun ketujuh (Ul 15: 7-11).

Namun, kenyataannya, orang Israel tidak selalu menaati hukum-hukum itu. Sebaliknya, banyak orang kaya menarik keuntungan dari orang miskin dan menambah kesengsaraan mereka. Maka, melalui para nabi Tuhan mengucapkan kata-kata hukuman yang keras terhadap orang-orang kaya Israel (lihat Yes 1: 21-25; Yer 17: 11; Am 4: 1-3; 5: 11-13; Mi 2: 1-5).

Dalam keadaan seperti itu, Yesaya bernubuat akan datang Dia yang diurapi Roh Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara dan merawat orang-orang yang remuk hati (Yes 61: 1).

Misi Yesus

Nubuat dari nabi Yesaya itulah yang dibaca Yesus ketika Ia mengawali karya misi-Nya di Galilea, tepatrnya di rumah ibadat di Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Yang menarik ialah bahwa setelah membacakan nas dari kitab Yesaya itu, Yesus menyampaikan bahwa “pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dengan mengatakan itu, Yesus mau menunjuk pada diri-Nya. Nubuat nabi Yesaya itu terpenuhi “pada hari ini” yaitu pada saat Yesus mengawali karya misi-Nya dan diperuntukkan bagi orang-orang yang sungguh mau mendengarkan kabar baik yang dibawa-Nya.

Maka nubuat Yesaya itulah yang menjadi misi Yesus datang ke tengah manusia. Nas itu diawali dengan penegasan “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku…” Kehadiran Roh Tuhan pada diri Yesus itu sungguh nyata. Sejak dikandung, Yesus telah dipenuhi Roh Kudus (Luk 1:35). Ketika Ia dibaptis, Roh Kudus turun atas-Nya (Luk 3:22). Roh Kudus pula yang membawanya ke padang gurun, lalu mengatasi cobaan iblis (Luk 4: 1). Dan saat kembali ke Galilea untuk mengawali misi-Nya, Yesus berada dalam kuasa Roh (Luk 4: 14). Itu artinya, Yesus memang disertai oleh daya kekuatan Allah sendiri dalam menunaikan tugas perutusan-Nya.

Yesus yang diurapi Roh Kudus itu mengemban misi untuk (1) menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, papa, menderita, hina; (2) membebaskan orang-orang tawanan, yaitu mereka yang terbelenggu oleh dan menjadi budak dari dosa; (3) mencelikkan mata rohani mereka yang dibutakan oleh dunia dan iblis supaya mereka dapat melihat kebenaran kabar baik Allah (bdk. Yoh 9: 39); dan (4) memberitakan saat pembebasan dan penyelamatan dari kuasa iblis, dosa, ketakutan, dan rasa bersalah (bdk. Yoh 8: 36; Kis 26: 18).

Dengan demikian jelaslah bahwa misi Yesus adalah membawa pengharapan (Kerajaan Allah) bagi orang-orang kecil, lemah, miskin, tersisih. tak berdaya, terbelenggu, patah semangat, remuk hati, berdosa. Pokoknya orang yang membutuhkan pertolongan supaya dapat mengalami hidup dalam kelimpahan kasih Allah. Yesus menegaskan “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10: 10).

Perwujudan misi Yesus ini nampak jelas dalam hidup, karya, ajaran, dan tindakan-Nya. Sebagian besar pelayanan Yesus adalah kepada orang miskin dan kurang beruntung di tengah masyarakat Yahudi yang kelihatannya tidak dipedulikan orang. Ia mengucapkan kata-kata yang keras kepada mereka yang berpegang teguh pada harta duniawi dan mengabaikan orang miskin. Yesus juga mengharapkan murid-murid-Nya memberi dengan murah hati kepada orang miskin (Mat 6: 1-4; 19: 21; Luk 12: 33; 14: 12-14, 16-24; 18: 22). Yesus sendiri melakukan apa yang diajarkan-Nya, dengan senantiasa membawa sebuah pundi-pundi yang digunakan untuk memberi kepada orang miskin (Yoh 12: 5-6; 13: 29). Yesus bahkan menekankan bahwa perbuatan kasih terhadap orang miskin, lemah, yang membutuhkan pertolongan menjadi syarat untuk dapat masuk Kerajaan-Nya (Mat 25: 31-46).

Bagaimana Kita?

Di sekitar kita ada banyak orang miskin dan berkekurangan yang membutuhkan uluran tangan kita. Benar, mungkin kita tidak dapat berbuat banyak untuk ikut mengentaskan kemiskinan itu. Namun, melalui pelayanan kasih terhadap mereka, kita telah menaburkan secercah harapan karena dengan itu kita telah menghadirkan kasih Tuhan di hadapan mereka. Belas kasihan, iba, dan prihatin terhadap keadaan mereka menjadi tidak ada artinya tanpa perbuatan nyata. Maka, kita perlu bekerjasama untuk ikut ambil bagian secara nyata melakukan aksi nyata memberikan pertolongan kepada mereka. Inilah Aksi Nyata kita dalam masa Prapaskah ini.

Sungguh indah, jika umat basis (lingkungan dan kelompok-kelompok) memikirkan Aksi Nyata Prapaskah melalui perbuatan-perbuatan kasih kepada mereka yang miskin dan berkekurangan ini. Dengan begitu, umat basis tidak hanya sibuk memikirkan kegiatan-kegiatan ibadah dan menumbuhkan iman ataupun persaudaraan internal, tetapi juga sungguh berbuah dan berguna bagi masyarakat miskin di sekelilingnya yang membutuhkan pertolongan. Sebab, itulah misi Yesus. Itulah juga yang seharusnya menjadi misi setiap murid Kristus, baik secara pribadi maupun sebagai komunitas.

Selamat ber-Aksi Nyata Prapaskah!

oleh M. Muliady Wijaya --- www.reginacaeli.org


Bagikan

Minggu, 07 Maret 2010 Hari Minggu Prapaskah III

Minggu, 07 Maret 2010
Hari Minggu Prapaskah III

"Jika kamu tidak bertobat, kamu pun akan binasa."

Doa Renungan

Allah Bapa kami, kasih setia-Mu tetap, meskipun kami berkali-kali menyeleweng. Masa empat puluh hari ini bagi kami adalah suatu kesempatan yang baik sekali untuk memperbaiki hidup. Semoga dalam masa Prapaska ini pertobatan kami semakin berkembang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (3:1-8a.13-15)


"Yang Ada mengutus aku kepadamu."

Pada waktu itu Musa, menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. Lalu Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?" Ketika dilihat Tuhan, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah." Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Lalu Ia berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?" Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.6-7.8.11 R:8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
4. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (10:1-6.10-12)

"Kehidupan bangsa Israel di padang gurun telah dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita."

Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat. Demikian pula, janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Solis: Bertobatlah, sabda Tuhan, karena Kerajaan Surga sudah dekat.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)

"Jika kamu tidak bertobat, kamu pun akan binasa."

Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Luk 13:1-9 yang dibacakan pada hari Injil Minggu Prapaskah III/C ini memuat dua bagian. Yang pertama mengisahkan dua kejadian yang dapat menjadi bahan pelajaran untuk "bertobat" (ayat 1-3 dan 4-5) sedangkan bagian kedua (ayat 6-9) berbentuk perumpamaan yang melengkapi ajakan tadi.

Dalam kehidupan rohani bertobat berarti semakin mengalihkan kehidupan dan perhatian kepada Tuhan sambil dengan menyadari pelbagai kekeliruan yang telah terjadi. Orang yang merasa terhukum bisa diajak agar tidak lagi memandang diri selalu ada dalam keadaan itu. Orang yang merasa hidup beres di hadapan Tuhan masih perlu belajar agar tidak dibuai keyakinan semuanya sungguh begitu. Orang yang menjalankan agama dengan baik juga diajak agar berhati-hati agar tidak memperalat agama demi gengsi dan kepentingan sendiri.

TAFSIRAN POLITIK ATAU PENJELASAN AGAMA?


Kejadian macam apa dilaporkan kepada Yesus dalam ayat 1-3? Tak ada berita lain kecuali yang terdapat di sini. Dapat diperkirakan, orang-orang Galilea itu tersangkut dalam gerakan untuk melepaskan diri dari kekuasaan Roma. Mereka ditangkap Pilatus ketika berziarah ke Yerusalem. Orang-orang itu dibunuh seperti korban sembelihan yang mau mereka bawa ke Bait Allah. Gubernur Romawi itu memang terkenal kejam menumpas beberapa upaya pemberontakan.

Mengapa perkara itu diceritakan kepada Yesus? Ada yang menjelaskan, orang hendak mengetahui sikap politik guru tersohor ini. Maklum Yesus sendiri berasal Galilea. Bila mengecam pembunuhan para peziarah itu, Yesus akan berhadapan dengan kekuasaan Romawi. Tetapi bila membenarkan, ia akan dianggap bersikap kurang nasionalis dan dicap tidak membela bangsa sendiri. Jadi agak sama dengan pertanyaan apa orang Yahudi boleh membayar pajak kepada Kaisar. Memang reaksi Yesus tidak pro atau kontra peristiwa penangkapan dan pembunuhan orang-orang Galilea itu. Tetapi penjelasan ini kurang dapat menerangkan mengapa Yesus juga membicarakan nasib delapan belas orang Yerusalem yang mati tertimpa menara di Siloam yang diutarakan dalam ayat 4. Jelas orang-orang naas ini tidak beragenda politik.

Karena penjelasan di atas tidak memuaskan, beberapa ahli tafsir lebih memusatkan perhatian pada reaksi Yesus. Mereka menjelaskan bahwa Yesus bermaksud menolak gagasan bahwa pengalaman buruk, malapetaka, atau kematian yang tak wajar adalah hukuman akibat dosa atau kesalahan. Ia menandaskan, baik orang-orang Galilea maupun orang-orang Yerusalem yang tertimpa menara itu tidak lebih berdosa dari orang-orang lain. Dengan perkataan lain, Yesus menyarankan agar orang mulai memperbaiki diri sendiri dahulu dan bertobat. Penjelasan ini menarik, dan tentu semua orang setuju betapa perlunya orang bertobat. Namun kita bukan hanya berminat pada seruan bertobat, kita mau tahu Injil hari mengajarkan bertobat dari apa dan untuk apa. Untuk itu marilah kita mencoba memahami dengan kunci yang diberikan Lukas sendiri.

ORANG GALILEA DAN ORANG YERUSALEM

Petikan hari ini menampilkan dua nama tempat, yang pertama Galilea, yakni daerah di utara, dan yang kedua kota Yerusalem. Di Israel ada tiga wilayah: paling utara disebut Galilea, paling selatan dikenal dengan nama Yudea (di wilayah ini terletak Yerusalem), antara kedua wilayah tadi terdapat Samaria. Orang Yudea, terutama yang dari Yerusalem, tidak begitu menyukai orang Samaria maupun orang Galilea. Lukas memakai nama-nama geografis ini untuk menenun Injilnya. Lihat perumpamaan orang Samaria yang baik hati terhadap orang Yerusalem yang naas dalam Luk 10:25-37. Bagaimana sikap orang Galilea terhadap orang Yerusalem? Lihat saja apa yang dikerjakan Yesus di Yerusalem - ia orang Galilea!

Memang ada persaingan bebuyutan antara orang Galilea dengan orang dari Yerusalem dan sekitarnya. Dapat dikatakan daerah utara umumnya lebih makmur karena lahan pertanian di sana subur dan penduduknya menikmati perekonomian yang lebih maju. Di sana juga beberapa waktu sebelum zaman Yesus mulai berkembang pesat bisnis perikanan danau. (Karena itu Yesus memilih nelayan sebagai murid-muridnya, mereka itu CEO dalam bisnis perikanan zaman itu, kayak lulusan ATMI yang tentunya bukan sekadar tukang las.) Secara politik, Galilea juga lebih sering bergolak daripada Yerusalem. Mereka lebih berani menghadapi kekuasaan asing, baik itu Yunani maupun Romawi. Tetapi masalah utama di Galilea sendiri ialah adanya ketimpangan sosial kendati secara umum wilayah itu cukup berkembang. Orang yang memiliki kemungkinan untuk maju sering kurang peduli terhadap kaum yang berkekurangan. Sebetulnya perkara ini bukan barang baru. Nabi Amos dan Hosea yang mengamati perilaku orang utara sering menelanjangi ketimpangan sosial di sana. Maka seruan agar menarik pelajaran dari kejadian orang Galilea itu juga seruan agar orang menumbuhkan kepedulian terhadap orang-orang miskin.

Orang Yerusalem merasa lebih memiliki prestise religius. Maklum pusat ibadat berada di kota itu. Para pemimpin agama juga tinggal di sana. Oleh karena itu orang Yerusalem acapkali agak memandang rendah orang Galilea. Gema sikap ini terdengar dalam Yoh 1:46. Di situ Natanael berkomentar mengenai Yesus, yang orang Galilea itu, dengan mengatakan, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret". Juga dalam Yoh 7:52 Nikodemus yang membela Yesus di hadapan kaum Farisi di Yerusalem malah ikut didamprat "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tak ada nabi yang datang dari Galilea!"

Dalam Luk 13:4 ada sindiran bahwa orang Yerusalem bukan pula orang suci. Menarik diperhatikan, dalam ayat itu nama kota itu ditulis sebagai "Ierousaleem". Dalam ulasan Injil Minggu Adven I disinggung bahwa bentuk ini dipakai Lukas guna menyebut kota Yerusalem sejauh dihuni orang-orang yang menolak kehadiran Yesus. Tapi bila ditampilkan dalam perspektif mereka yang menerima kedatangannya, maka nama kota itu ditulis sebagai "Hierosolyma". (Untuk memudahkan, "Ierousaleem" diplesetkan saja sebagai "Yeru-zalim" - kota kezaliman, sedangkan "Hierosolyma" lebih dekat dengan "Yeru-syaloom" - kota kedamaian.) Dalam Injil hari ini Yerusalem memang ditampilkan sebagai kota yang tak bersih dari kesalahan, maka perlu bertobat. Tentunya, bertobat bukan dalam arti menyesali kesalahan ini atau itu tok, melainkan berusaha menjadi orang-orang yang menerima Yesus, dari "Ierousaleem" bertobat menjadi "Hierosolyma".

Ringkasnya, masalah di Galilea ialah perbedaan antara orang kaya dan orang miskin, adanya ketakadilan sosial yang makin memojokkan orang miskin. Masalah orang Yerusalem ialah sikap saleh tapi sombong, merasa aman, "self-righteous", mau mengatur Tuhan. Nah, dengan ini dapat disimak kembali seruan Yesus untuk bertobat yang ditujukan baik bagi orang yang memikirkan keadaan orang Galilea (ayat 3) maupun bagi yang berpikir mengenai kejadian di Yerusalem yang kota zalim itu (ayat 5). Dua wilayah itu melambangkan dua tipe kedosaan yang perlu dijauhi: kelekatan pada kekayaan sehingga melupakan sesama ("dosa orang Galilea"), dan sikap merasa diri sudah jadi orang lurus sehingga berlaku munafik dan bahkan memusuhi Yesus orang suruhan Tuhan sendiri ("dosa orang Yerusalem").

Perhatian kepada dua macam kedosaan itu digarisbawahi dalam Injil Lukas. Ingat perumpamaan orang kaya yang bodoh yang hanya memikirkan diri sendiri Luk 12:13-21 (tipe "keberdosaan Galilea") dan perumpamaan orang Farisi yang merasa diri lebih baik daripada pemungut cukai dan kaum pendosa lain Luk 18:9-14 ("tipe keberdosaan Yerusalem").

KEMURAHAN TUHAN DAN PERHATIAN PENGURUS KEBUN

Memang tobat lebih gampang digambarkan dengan menampilkan hal-hal yang mengerikan yang bakal terjadi bila orang tidak melakukannya. Namun pembicaraan seperti itu tidak banyak berarti bila tidak disertai kepercayaan akan kemurahan Tuhan serta usaha untuk membuat orang sungguh merasakan kemurahanNya. Tak mengherankan, Injil Lukas hari ini menyatukan seruan bertobat yang nadanya keras itu dengan perumpamaan yang menjelaskan bagaimana kerahiman Tuhan itu bisa menjadi kenyataan. Pohon ara yang tidak berbuah selama tiga tahun itu masih mendapat kesempatan setahun lagi..., boleh jadi tahun depan akan berbuah dan menjadi pohon yang baik! Perumpamaan itu juga memperlihatkan betapa besarnya peran pengurus kebun. Ia memintakan kelonggaran. Bukan itu saja. Ia bersedia mengusahakan agar pohon ara mandul itu bisa menjadi baik, ia menggemburkan tanah sekeliling, ia memberi rabuk. Hati sang empunya kebun melunak melihat kecintaan pemelihara kebun terhadap pohon yang naas itu. Pengurus kebun itu bukan administrator yang bekerja atas dasar kalkulasi untung rugi melulu, yang lega bila neraca klop angka-angkanya...yang tersenyum bangga bila bangku gereja penuh. Pengurus kebun itu orang yang mencari mereka-mereka yang sulit, yang sudah tanpa harapan lagi. Pengurus kebun ialah orang masih berani mendekati mereka-mereka yang menjengkelkan Tuhan sendiri. Tak meleset bila dikatakan, kita para pelayan umat diminta agar tidak membiarkan Tuhan putus asa. Lebih dari itu, dengan berani perumpamaan itu mengajarkan kita hendaknya jangan ikut-ikutan pergi sekalipun Tuhan sendiri sudah mau meninggalkan orang-orang itu! Kita masih tinggal di sana, kita bukan pemilik, kita ini pemelihara dan masih bisa berusaha agar mereka tidak ditebang.



Salam hangat,
A. Gianto



Bagikan

Mengapa Yesus mengutuk pohon ara?

Pertanyaan:

Pengasuh Katolisitas

Tanya, kenapa sih sebab lapar dan ngak ketemu buahnya pohon ara dikutuki Yesus sampai mati ?
Juga waktu diladang gandum yang masih hijau, koq bisa2nya Yesus bilang ama muridNya sudah siap untuk dituai.
Kadang ucapanNya membingungkan, tetapi ternyata benar

Yunita

Jawaban:

Shalom Yunita,

Terima kasih atas pertanyaannya tentang beberapa ucapan Yesus yang mungkin terdengar sangat membingungkan. Mari kita melihatnya satu-persatu.

Tentang pohon ara

1) Dikatakan di dalam Injil Matius “19. Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!” Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. 20. Melihat kejadian itu tercenganglah murid-murid-Nya, lalu berkata: “Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?” (Mt 21:19-20).

2) Yesus tahu bahwa pada saat itu memang belum musim buah ara, seperti yang ditulis di injil Markus “Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.” (Mk 11:13). Kalau Yesus tahu bahwa Dia tidak dapat menemukan buah pohon ara, mengapa Yesus mengutuk pohon ara yang tidak bersalah?

a) Dalam kejadian ini, Kristus inign memberikan pelajaran kepada para murid. Dan pola pengajaran ini juga digunakan di dalam Perjanjian Lama, seperti:Yes 20:1-6; Yer 13:1-11; Yer 27:1-11.

b) Kalau kita melihat secara literal, maka kita tidak mendapatkan pengertiaan apapun, karena memang secara alami pohon ara tersebut belum berbuah karena belum musimnya, dan oleh karena itu tidak dapat dipersalahkan. Kalau kita mau meneliti lebih lanjut, maka kita dapat mengatakan bahwa perbuatan Yesus yang menunjukkan kuasa atas alam adalah untuk kepentingan para murid, sehingga para murid mengerti akan identitas Kristus dengan lebih baik. Dengan kuasa-Nya, Yesus dapat melakukan suatu tindakan untuk menjadi raja, namun Dia memilih untuk disalibkan, sehingga Yesus dapat meraja di dalam hati seluruh umat manusia.

b) Dalam kejadian pohon ara yang dikutuk oleh Yesus, Dia ingin menegaskan kembali tentang orang-orang yang akan mendapatkan hukuman karena tidak memberikan buah-buah yang baik. Hal ini ditegaskan di dalam Lk 13:6-9, yang mengatkan “6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. 7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! 8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!

Ini berarti, kejadian ini dapat memacu kita semua, sebagai murid Kristus untuk dapat menghasilkan buah-buah yang baik. Kita yang telah diberi berbagai macam talenta oleh Kristus harus dapat mempergunakan talenta untuk semakin memuliakan nama Tuhan (lih. Mt 25:14-30). Kita yang telah masuk dalam kawanan Gereja Katolik yang mempunyai kepenuhan kebenaran dituntut untuk lebih menghasilkan buah-buah yang berlimpah.

Pertanyaan yang lain tentang Yesus mengatakan untuk menuai gandum yang masih hijau ada di mana ya?

Semoga uraian di atas dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org


Sumber: www.katolisitas.org

Jika ada pertanyaan lain tentang artikel diatas silahkan kunjungi www.katolisitas.org bagian Tanya Jawab: Kitab Suci

Sabtu, 06 Maret 2010 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Sabtu, 06 Maret 2010
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Janganlah kamu serupa dengan dunia ini ... Rm 12:2

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih dan pengampun, melalui hamba-Mu Engkau pernah bersabda, "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi akan menjadi putih seperti salju". Ketika anak hilang itu berdosa, Engkau justru berbelaskasih kepadanya. Ajarlah aku Bapa, agar menjadi seperti anak hilang yang mau datang dan bertobat kepada-Mu. Engkau tahu Bapa, aku ini orang yang lemah, janganlah memandang segala dosa-dosaku tapi pandanglah hatiku yang rindu pada-Mu. Amin.

Mikha pernah meramalkan kehancuran para bangsa. Namun, di akhir semuanya itu bukanlah kepunahan, melainkan terbentanglah harapan baru. Tuhan memberikan pengampunan bagi umat. Tuhan akan tampil sebagai Gembala Sejati yang tidak membiarkan umat-Nya terlantar. Meskipun Ia perlu memberikan peringatan dan hukuman, Ia tetap menyelamatkan kita.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Mikha (7:14-15.18-20)

"Semoga Tuhan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."

14Nabi berkata, gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala. 15Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban! 18Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?19 Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.20 Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah penyayang dan pengasih.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bait Pengantar Injil PS. 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa".

Tidak sedikit orang berdosa yang berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan beroleh keselamatan. Namun, banyak juga pendosa yang tetap tersesat, makin tak peduli, dan menjauhkan diri dari Allah. Mengapa? Mungkin salah satu alasannya ialah karena mereka tidak lagi sadar akan situasinya sendiri yang buruk dan tidak ingat lagi dengan keadaan rahmat yang diterimanya. Apa yang perlu kita lakukan agar menjaga kesadaran diri dan ingat akan Allah?

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)

"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali."

1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. 2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." 3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. 17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. 26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. 27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. 28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. 29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. 31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Perikop ini merupakan favorit bagi banyak orang. Kita mungkin mengidentifikasikan diri sebagai si anak bungsu dan kurang simpati dengan si sulung. Kita cenderung menyalahkan anak sulung atas sikapnya. Padahal, kita harus melihat diri sendiri, jangan-jangan kita sendiri pun lebih menampilkan sikap dan perilaku yang demikian: selalu merasa diri benar, tidak pernah berbuat salah dan menghakimi orang lain dengan melebih-lebihkan kebaikan sendiri. Jangan-jangan kita dalam posisi si anak sulung, menjadi anak hilang dan perlu ditemukan kembali oleh Allah.

Marilah kita berani untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya. Memperbaiki kesalahan jauh lebih mulia daripada tak pernah merasa bersalah.

Allah yang mahabaik, terkadang aku menjauh dari-Mu karena kekerasan hatiku. Kembalikan aku ke jalan-Mu bila aku telah menyimpang dan menghilang. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian -- Ruah 2010


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy