| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 11 Maret 2010 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Kamis, 11 Maret 2010
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Doa Renungan

Ya Bapa yang mahabaik, puji syukur kami panjatkan kepada-Mu atas kasih karunia yang kami rasakan hingga saat ini. Lewat sabda-Mu hari ini kami diingatkan agar senantiasa mempersenjatai diri kami dengan iman serta mengandalkan kuasa-Mu. Bapa anugerahkanlah kami rahmat iman yang luar biasa agar kami dapat mematahkan serangan setan dan orang-orang yang ingin menghancurkan umat-Mu. Penuhilah hati kami dengan kuasa Roh-Mu sendiri. Amin.

Nabi menggambarkan sikap bangsa Yahudi sebagai “tidak mau mendengarkan”, tidak mau memberi perhatian, “mengikuti rancangan hatinya yang jahat”, dan seterusnya. Itulah sikap-sikap yang bertegar hati dalam kesalahan. Tuhan mencela sikap-sikap semacam ini. Sebab, semuanya itu akan berakhir pada kebinasaan semata. (RUAH)

Pembacaan dari Kitab Yeremia (7:23-28)

"Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan."

Beginilah firman Tuhan, “Inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan punggungnya dan bukan mukanya. Sejak nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian; malahan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima pengajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah musnah dari mulut mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS 854
Ref.Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.

2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Yesus mengusir setan dengan kuasa Allah. Para lawan-Nya tidak mau mengakui hal itu. Mereka melancarkan tuduhan palsu kepada-Nya, dengan mengatakan kuasa penyembuhan-Nya berasal dari Beelzebul. Mereka takut mengakui dan percaya. Orang yang tidak mau percaya cenderung mencari-cari alasan yang aneh untuk menghindari konsekuensi suara kebenaran dan panggilan pertobatan. (RUAH)

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:14-23)

"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku."

Sekali peristiwa, Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada Yesus untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap Kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah pasti runtuh. Jikalau Iblis itu terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Nah, merekalah yang akan menjadi hakimmu! Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagi rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Di zaman modern ini banyak orang yang sulit untuk mendengarkan orang lain, khususnya mereka yang mempunyai 'kekuasaan', 'kemapanan'. Anak-anak remaja sering menjerit karena tidak pernah didengarkan oleh orangtua mereka. Kebanyakan orang tua tidak sabar mendengarkan seluruh isi 'curhat' anak, mereka cenderung untuk meng'cut' ketika si anak baru mulai mengeluarkan isi hatinya. Banyak penguasa, pimpinan yang mempunyai kecenderungan seperti itu, memberikan telinga sebagian kecil untuk curahan hati rakyat dan bawahannya. Bagi kebanyakan orang tua, penguasa, pemimpin, hanya merekalah yang 'boleh berbicara' karena mereka lebih benar, lebih tahu dan lebih sibuk dari orang-orang yang datang padanya. Bagi mereka memberikan waktu untuk mendengarkan orang lain hanyalah membuang waktu mereka yang sangat berharga.

Hari ini Tuhan meminta kita untuk mendengarkan-Nya dan mengikuti semua perintah-Nya agar hidup kita berbahagia. Orang yang sulit mendengarkan orang lain yang kelihatan akan kesulitan untuk mendengarkan suara Tuhan yang tidak kelihatan. Apakah kita mau melatih diri untuk selalu mendengarkan sesama agar kita pun mempunyai kepekaan untuk mendengarkan Tuhan? (Mutiara Iman)

Doa Malam

Selamat malam Bapa, terimakasih atas berkat dan perlindungan-Mu yang boleh kami alami. Bapa hanya Engkaulah benteng hidup kami dan sumber kekuatan kami. Bantulah kami mematahkan segala serangan setan, dan bujuk rayunya. Jauhkanlah kami juga dari segala yang jahat. Lindungilah kami senantiasa di manapun kami berada. Amin.


RUAH dan Mutiara Iman


Bagikan

Tentang Lukas 12:49-53

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:49-53)

"Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan."

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! Aku harus menerima baptisan dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung! Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, bapa melawan puteranya, dan putera melawan bapanya, ibu melawan puterinya, dan puteri melawan ibunya, ibu mertua melawan menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Pertanyaan:


Yesus pernah berkata, "Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bmi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua, dan dua melawan tiga....." (Luk 12:51-53). Apa maksud ayat-ayat ini? Bukankah Yesus datang untuk membawa damai?

Jawaban dari Romo Pidyarto, O.Carm*:

Ucapan Yesus ini sering membingungkan orang. Bukankah Dia itu Raja Damai seperti yang diramalkan oleh Yes 9:5? Bukankah Injil Lukas sendiri mengaitkan secara erat kedatangan Yesus ke dunia ini dengan damai (bdk. Luk 1:79; 2:14; 10:15; 19:38)?

Mengapa Luk 12:51-53 di atas mengatakan bahwa Yesus datang bukan untuk membawa damai, melainkan perpecahan dan perselisihan? Pertentangan di atas adalah semu. Sebab, sebenarnya Luk 12:51-53 tidak mau mengatakan bahwa Yesus datang dengan maksud memecahbelah umat manusia. Yesus justru menghendaki agar semua orang selamat dan menjadi satu di dalam diri-Nya (bdk. Yoh 17:11-24).

Hal ini sudah diramalkan dalam Luk 2:34, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan" Mengapa? Sebab pewartaan Yesus dapat mengundang reaksi yang berbeda-beda. Ada orang mau menerima Yesus, tetapi ada pula yang menolak-Nya. Seorang menjadi Kristen kadang-kadang harus bertentangan dengan keluarganya yang tidak menerima Yesus. Ia kadang-kadang harus dikucilkan oleh keluarganya karena menjadi Kristen. Itulah maksud Luk 12:51-53.

Suatu perbandingan sebagai ilustrasi: Badu adalah seorang penceramah terkenal. Ia datang untuk memberikan ceramah tentang perdamaian. Tentu saja, ia datang untk menjelaskan topik itu sebaik mungkin supaya bisa dipaham oleh semua pendengar. Akan tetapi, setelah seminar selesai, ada sejumlah orang malah menjadi bingung. Hal ini sudah bisa diduga oleh Badu sebelum memberi ceramah. Jadi, ada perbedaan antara maksud hati si Badu yang baik dan kenyataannya.


*) Dalam Buku Rubrik Konsultasi Iman oleh Rm. H. Pidyarto, O.Carm

Jawaban dari Katolisitas.org:

Dalam Kitab Suci, ‘api’ sering digunakan untuk menggambarkan api kasih Allah terhadap manusia (lih. Ul 4:24; Kel 13:21-22, dll). Api kasih inilah yang dibicarakan di sini, sesuai juga dengan pernyataan kasih Allah ini, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16). Api kasih yang inilah yang menyebabkan Yesus menyerahkan nyawa-Nya bagi sahabat-sahabat-Nya (Yoh 15:13).

Maka dalam Injil Lukas ini, Yesus menyatakan keinginan-Nya yang besar untuk menyerahkan nyawa-Nya karena kasih-Nya kepada kita. seperti juga yang pernah dikatakan-Nya dalam Mrk 10:38-39, Yesus menyebut kematian-Nya sebagai baptisan, sebab Ia mengetahui bahwa Ia akan bangkit dari kematian-Nya dengan mulia. Pembaptisan kita maknanya adalah kita ‘ditenggelamkan’ di dalam kematian Kristus, di mana kita ‘mati’ terhadap dosa dan dilahirkan kembali di dalam kehidupan ilahi bersama Yesus (lih. Rom 6:4). Di dalam kehidupan yang baru ini, kita sebagai murid Kristus harus juga hidup dalam api Roh Kudus, seperti para rasul Yesus. Api Roh Kudus inilah yang merupakan pemenuhan janji Kristus atas para rasul (lih. Luk 3:16; Rom 5:5), dan api Roh Kudus inilah yang harus mendorong kita sebagai murid Kristus untuk mengasihi seperti Kristus mengasihi kita.

Tuhan telah datang ke dunia dengan membawa pesan kedamaian (lih. Luk 2:14) dan perdamaian (lih. Rom 5:11). Jika seseorang menentang pesan ini Kristus ini, dengan hidup di dalam dosa, maka ia melawan Kristus. Maka dengan kedatangan Yesus terdapat pertentangan antara mereka yang menerima Yesus dan ajaran-Nya, dan mereka yang menentang Kristus dan ajaran-Nya. Maka sepanjang hidup-Nya di dunia, Kristus adalah tanda pertentangan “a sign of contradiction“, seperti yang telah dinubuatkan oleh Simeon (lih. Luk 2:34). Yesus memperingatkan kepada para murid-Nya akan adanya pertentangan/ pemisahan yang akan menyertai pengabaran Injil (lih. Luk 6:20-23; Mat 10:24). Pertentangan ini adalah akibat dari tanggapan yang berbeda-beda terhadap ajaran Kristus. Pertentangan ini juga kita alami sekarang ini, di mana terdapat nilai-nilai yang berbeda, yang diajarkan oleh dunia dan yang diajarkan oleh Kristus. Namun Tuhan Yesus sudah memperingatkannya kepada kita, agar kita teguh memegang ajaran-ajaran-Nya.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org


Rabu, 10 Maret 2010 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Rabu, 10 Maret 2010
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, tanamkanlah hukum cintakasih yang Kaubawa ke dalam hati kami. Datangkanlah Kerajaan-Mu di tengah-tengah keluarga dan masyarakat kami, agar kami dapat berbakti kepada-Mu dengan sepenuh hati dan dalam doa bersatu sebagai umat-Mu. Demi Kristus Yesus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (4:1.5-9)

"Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia."

Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, "Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa. Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum, yang kubentangkan padamu pada hari ini? Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidup. Beritahukanlah semuanya itu kepada anak-anakmu dan kepada cucu-cucumu serta cicitmu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah!

Ayat. (Mzm 147:12-13.15-16.19-20)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)

"Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekali pun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Orang akan senang jika larangan, aturan semakin sedikit. Rasanya bebas, merdeka, bisa apa saja. Benarkah demikian? Yesus tidak mengurangi Hukum Taurat, melainkan menggenapinya.

Pada bagian akhir Injil Matius, Yesus memberi jawaban atas pertanyaan orang-orang Farisi yang ditujukan kepada Yesus sehubungan dengan manakah hukum yang terutama dalam Hukum Taurat. Jawab Yesus: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." (Mat 22:37). Dengan kata lain, untuk mengasihi Tuhan Allah, tidak cukup hanya dengan akal budi saja, atau jiwa kita, atau segenap hati. Mengasihi Tuhan Allah harus dengan ketiganya: dengan hati, jiwa, dan akal budi. Itu mau mengatakan, kasihilah Tuhan Allahmu dengan keseluruhan dirimu!

Mengasihi dengan hati, bukan hanya perkara doa, meditasi, refleksi, dsb. Mengasihi dengan akal budi atau jiwa (psiche) tidak cukup hanya menambah macam-macam ilmu, bahkan tidak cukup mempelajari semua disiplin ilmu yang termasuk dalam jalur psikologi. "Dengan keseluruhan dirimu" berarti harus dengan segala usaha dan dengan kesungguhan. Jika demikian, tidak cukup menjalani aturan ini itu; taat pada aturan ini itu; hati dan keseluruhan budi hendaknya menyertai. Dengan demikian, kita tidak seperti robot-robot yang bergerak karena ada yang "memerintah", "memprogram".

Saatnya dalam keheningan ini kita melihat perilaku hidup kita bersama dengan orang lain, dengan Tuhan, dalam karya dan tanggung jawab kita. Apakah aku melakukan semua itu dengan keseluruhan diriku?

J. Kristanto, Pr
Inspirasi Batin 2010




Bagikan

Selasa, 09 Maret 2010 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Selasa, 09 Maret 2010
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kasih pengampunan”, demikian pesan perdamaian Paus Yohanes Paulus II memasuki Millenium Ketiga.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, Engkaulah yang mengatur seluruh hidup kami hari ini. Engkau mengajar kami agar tak henti-hentinya mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Buatlah hati kami ini lemah lembut dan panjang sabar sehingga kami dapat mengasihi dan mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kami. Semoga di masa prapaskah ini kami selalu mengamalkan karya cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Daniel (3:25.34-43)

"Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah."

Tatkala dicampakkan ke dalam tanur api, Azarya berdiri dan berdoa; ia membuka mulut di tengah-tengah api itu, katanya, "Demi nama-Mu, ya Tuhan, janganlah kami Kautolak selamanya, dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu; janganlah Kautarik kembali daripada kami belas kasihan-Mu, demi Abraham kekasih-Mu, demi Ishak hamba-Mu, dan demi Israel, orang suci-Mu, yang kepadanya Engkau telah berjanji memperbanyak keturunan mereka menjadi laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Ya Tuhan, jumlah kami telah menjadi paling kecil di antara sekalian bangsa, dan sekarang kami pun dianggap rendah di seluruh bumi oleh karena dosa kami. Dewasa ini pun tidak ada pemuka, nabi atau penguasa, tiada kurban bakaran atau kurban sembelihan, kurban sajian atau ukupan; tidak ada pula tempat untuk mempersembahkan buah bungaran kepada-Mu dan mendapat belas kasihan. Tetapi semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah, seolah-olah kami datang membawa kurban domba dan lembu serta ribuan anak domba tambun. Demikian hendaknya kurban kami di hadapan-Mu pada hari ini berkenan seluruhnya kepada-Mu. Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya kepada-Mu. Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takwa kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari. Janganlah kami Kaupermalukan, tetapi perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu. Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Solis. Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)

"Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu."

Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain, yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Tidak jarang kita mengira diri paling benar dan paling berjasa; mengira telah melaksanakan semua kewajiban dengan sempurna. Kita menjejerkan bintang jasa dan penghargaan, dan tidak sadar bahwa yang kita perbuat belum apa-apa dibandingkan dengan apa yang diperbuat bagi kita. Estimasi dan apresiasi kita akan orang lain sering di bawah standar yang kita gunakan untuk diri sendiri. Kita royal bagi diri kita, tetapi kikir terhadap orang lain. Ukuran yang mesti kita gunakan bukan apa yang menjadi hak kita, melainkan apa kewajiban kita dan apa yang menjadi hak orang lain?

Tuhan sangat baik kepada kita, mengapa kita tidak bersikap lebih baik kepada orang lain? Perbuatan baik orang lain terhadap kita bukanlah terutama hak kita, melainkan seruan untuk lebih baik lagi kepada semua orang.

Tuhan Yesus, kebaikan-Mu tidak terbatas dan pengampunan-Mu tidak putus-putus. Berilah aku sifat murah hati dan berbelas kasih seperti Engkau. Amin.



Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Senin, 08 Maret 2010 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Senin, 08 Maret 2010
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Hal-hal besar dan hebat sering terjadi melalui peristiwa yang biasa-biasa dan sehari-hari

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, kami memuji Engkau. Berkat kasih karunia-Mu, kami memperoleh keselamatan. Ya Yesus, hari ini Engkau ditolak di tempat asal-Mu sekalipun Engkau adalah Putera Allah. Sungguh benarlah sabda-Mu yang berkata, sekalipun mereka memandang, mereka tidak melihat. Kami pun sering menolak Engkau ya Yesus, kami sering kurang percaya kepada-Mu. Ajarlah kami agar memiliki iman yang teguh dan tidak gampang goyah. kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (5:1-15a)

"Banyak orang sakit kusta, dan tak seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman orang Syria itu."

Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi pahlawan tentara itu sakit kusta. Sekali peristiwa orang Aram pernah keluar bergerombol dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Anak itu menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram, "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu berangkatlah Naaman. Sebagai persembahan ia membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. Ia menyampaikan surat raja Aram itu kepada raja Israel, yang berbunyi, "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, "Allahkah aku ini, yang dapat mematikan dan menghidupkan sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku." Segera sesudah didengar oleh Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah orang itu datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." Kemudian datanglah Naaman dengan kuda dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata, "Aku sangka, setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu, dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya, "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hamba ini!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4)
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 4.Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, dan mengharapkan firman-Nya, sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:24-30)

"Yesus seperti Elia dan Elisa, diutus bukan kepada orang-orang Yahudi."

Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

"Sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya" (2Raj 5:1-15a; Luk 4:24-30)


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Mutu atau kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya masih kalah dibandingkan dengan beberapa Negara tetangga, misalnya Singapura atau Australia, maka tidak mengherankan jika berberapa orang kaya berambisi untuk mengirimkan anak-anaknya belajar di Negara tersebut setelah lulus SD atau SMP. Tentu saja hanya anak-anak yang cerdas atau pandai dapat belajar di luar negeri. Jika anak orang kaya dan pandai belajar di luar negeri, maka berarti anak-anak pandai/cerdas dan kaya kurang atau tidak menghargai pendidikan di negeri sendiri, maka kwalitas pendidikan di Indonesia begitu-begitu saja alias tidak bertambah. Maklum uang dan anak-anak pandai/cerdas meninggalkan Indonesia. Kami merasa mereka ini kurang atau tidak menghargai pendidikan di Indonesia, terlibat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Maka benarlah sabda Yesus bahwa "sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya". Jika orang tidak dapat menghargai dan mengasihi mereka yang dekat dengannya setiap hari, maka ia tak mungkin mengasihi orang lain atau yang jauh, sebaliknya jika orang dengan mudah dan terampil mengasihi mereka yang dekat, mengasihi yang jauh akan lebih mudah. Tidak mampu mengasihi yang dekat, maka mengasihi yang jauh pasti akan menindas, sedangkan mampu mengasihi yang dekat, maka mengasihi yang jauh akan melayani. Dengan ini kami berharap kepada kita semua: marilah di dalam keluarga atau komunitas kita masing-masing, kebersamaan hidup terkecil dan dasar, kita saling mengasihi dan menghargai. Pengalaman saling mengasihi dalam hidup bersama di dalam keluarga akan menjadi kekuatan dan modal untuk saling mengasihi dalam hidup dan kerja bersama yang lebih luas di masyarakat.

"Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir" (2Raj 5:14), demikian berita perihal penyembuhan Naaman, raja Aram, orang asing bagi bangsa Israel. Begitulah yang terjadi: orang-orang asing percaya kepada `abdi Allah'/nabi, sedangkan bangsanya sendiri tidak percaya. Pada masa kini cukup ramai ditemukan dan dipakai aneka macam jenis obat tradisional, entah berupa buah atau tanaman atau daun daripada aneka jenis tablet buatan pabrik. Memang kebanyakan orang lebih percaya pada tablet-tablet atau kemasan makanan dan minuman, produksi pabrik, padahal semuanya itu berasal dari aneka buah atau daun yang ada di sekitar lingkungan hidup kita. Kami mengharapkan kita semua untuk `kembali ke alam atau lingkungan hidup' kita masing-masing dalam rangka mengusahakan dan menjaga kesehatan dan kebugaran diri kita. Di sekitar lingkungan hidup kita kiranya cukup banyak jenis buah dan daun, yang nampak biasa-biasa saja, tetapi sungguh fungsional demi kesehatan. Mungkin jika buah atau daun yang dimaksud tidak ada, kiranya dapat diusahakan dari tempat lain dan kemudian kita menanam jenis tanaman yang daun atau buahnya dapat fungsional sebagai obat atau penyehat diri kita. Yang tidak kalah penting adalah menghargai dan menikmati aneka jenis makanan dan minuman yang telah disediakan di dalam keluarga atau komunitas, tidak mencari di tempat lain. Ketika kita dapat saling menikmati makanan atau minuman yang tersedia atau disediakan di keluarga atau komunitas, maka kita juga akan dapat saling mengasihi dan menghargai.

Jakarta, 07 Maret 2010

Ignatius Sumarya, SJ


Bagikan

Bacaan Harian 08 - 14 Maret 2010

Bacaan Harian 08 - 14 Maret 2010

Senin, 08 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
2Raj 5:1-15a; Mzm 42:2.3 – 43:3.4; Luk 4:24-30.
Ketika kita tidak berani bersaksi tentang Dia yang kita imani atau ketika kita masih berpaling pada kuasa dan kekuatan lain atau ketika iman kita hanya sebatas doa dan ibadat tetapi tak berpengaruh pada hidup, ketika itu pula sesungguhnya kita menolak Yesus.

Selasa, 09 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Dan 3:25.34-43; Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Mat 18:21-35.
Kecenderungan manusia dalam mengampuni adalah ’ada batasnya’. Dan Petrus mau tahu batas itu secara kuantitatif: berapa kalikah? Tetapi bagi Yesus, pengampunan itu tanpa batas. Pengampunan sepenuh hati dengan landasan kasih memang tak kenal batas.

Rabu, 10 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Ul 4:1.5-9; Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Mat 5:17-19.
Penggenapan yang dilakukan Yesus pada hukum Taurat adalah bahwa hukum Tuhan yang baik itu harus dihayati dan diamalkan dalam keutuhannya; bukan sekedar taat buta pada peraturan ataupun memilih sabda-sabda yang menarik saja. Yesus menggenapi hukum Taurat itu dengan hukum cintah kasih-Nya. Inilah yang harus menjadi nafas utama dari setiap hukum.

Kamis, 11 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Yer 7:23-28; Mzm 95:1-2.6-9; Luk 11:14-23.
Tuhan meminta kita mendengarkan dan mengikuti semua perintah-Nya. Tetapi bagaimana mungkin kita mampu mendengarkan dan mengikuti perintah-Nya jika kita tidak menyediakan waktu yang cukup untuk lebih dalam lagi mengenal Dia. Kepekaan akan suara dan perintah-Nya hanya bisa tercipta kalau kita sudah terbiasa bergaul dengan-Nya.

Jumat, 12 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Hos 14:2-10; Mzm 81:6c-11ab.14.17; Mrk 12:28b-34.
Orang yang mampu mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi serta mampu juga mengasihi sesama seperti mengasihi diri, adalah orang yang tidak jauh dari Kerajaan Allah. Maka, kalau kita mau mengalami Kerajaan Allah itu, hiduplah dalam kasih kepada Allah dan sesama.

Sabtu, 13 Maret 2010: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Hos 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-21ab; Luk 18:9-14.
Hidup beribadat dan menjalin hubungan dengan Allah menjadi kehilangan artinya jika ternyata dengan cara seperti itu kita merasa diri suci dan lebih baik dari orang lain, lalu mulai mencela dan menghakimi sesama. Hidup dekat dengan Allah akan tercermin dalam kerendahan hati dan menghargai kehidupan orang lain.

Minggu, 14 Maret 2010 : Hari Minggu Prapaskah IV (U).
Yos 5:9a.10-12; Mzm 34:2-7; 2Kor 5:17-21; Luk 15:1-3.11-32.
Betapapun kita telah mengecewakan Allah, Ia tetap adalah Bapa yang menantikan kembalinya sang anak. Ia tak pernah mengingat akan kesalahan dan dosa kita. Yang dibutuhkan hanyalah keterbukaan hati untuk kembali; selebihnya Bapa sendiri yang akan menjemput dan memberikan pakaian terbaik, cincin terindah, dan pesta meriah untuk merayakan kembalinya anak yang hilang.

Renungan: www.reginacaeli.org


Bagikan

APP KAJ 2010 Sub Tema III: Kemana Tuhan Memanggil? (Luk 4: 16-21)

APP KAJ 2010
Sub Tema III: Kemana Tuhan Memanggil?
(Luk 4: 16-21)

Mendalami Misi Yesus, Mewujudkan Misi Kita

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-21)

"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin."

16 Sekali peristiwa datanglah Yesus ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." 20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Perhatian Allah pada Kemiskinan

Dalam berbagai cara Allah telah mengungkapkan perhatian besar bagi orang miskin, yang serba kekurangan, lemah dan tak berdaya. Hal ini sudah nampak sejak Perjanjian Lama. Ia menyatakan diri-Nya sebagai tempat perlindungan mereka (Mzm 14: 6; Yes 25: 4), pertolongan mereka (Mzm 40: 18; 70: 6), pelepas mereka (1Sam 2: 8, Mzm 113: 7), dan pemelihara mereka (Mzm 10: 14; 68: 11).

Maka, di dalam Taurat, Allah melarang hal membungakan uang yang dipinjamkan kepada orang miskin (Kej 22: 25; Im 25: 35-36), Jikalau orang miskin memberikan suatu jaminan (gadai) berupa jubah, orang yang meminjamkan uang harus mengembalikan jubah itu sebelum matahari terbenam. Jika orang miskin bekerja untuk orang kaya, dia harus menerima bayarannya setiap hari sehingga dapat membeli makanan untuk dirinya dan keluarganya (Ul 24: 14-15). Sepanjang masa panen, gandum yang rontok harus ditinggalkan sehingga dapat dikumpulkan orang miskin untuk makanan mereka (Im 19: 10). Tak kalah pentingnya adalah perintah Allah bahwa setiap tujuh tahun semua hutang orang Israel yang miskin harus dibatalkan (Ul 15: 1-6). Juga, seorang kaya tidak boleh menolak meminjamkan uang kepada orang miskin hanya karena terlalu dekat dengan tahun ketujuh (Ul 15: 7-11).

Namun, kenyataannya, orang Israel tidak selalu menaati hukum-hukum itu. Sebaliknya, banyak orang kaya menarik keuntungan dari orang miskin dan menambah kesengsaraan mereka. Maka, melalui para nabi Tuhan mengucapkan kata-kata hukuman yang keras terhadap orang-orang kaya Israel (lihat Yes 1: 21-25; Yer 17: 11; Am 4: 1-3; 5: 11-13; Mi 2: 1-5).

Dalam keadaan seperti itu, Yesaya bernubuat akan datang Dia yang diurapi Roh Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara dan merawat orang-orang yang remuk hati (Yes 61: 1).

Misi Yesus

Nubuat dari nabi Yesaya itulah yang dibaca Yesus ketika Ia mengawali karya misi-Nya di Galilea, tepatrnya di rumah ibadat di Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Yang menarik ialah bahwa setelah membacakan nas dari kitab Yesaya itu, Yesus menyampaikan bahwa “pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dengan mengatakan itu, Yesus mau menunjuk pada diri-Nya. Nubuat nabi Yesaya itu terpenuhi “pada hari ini” yaitu pada saat Yesus mengawali karya misi-Nya dan diperuntukkan bagi orang-orang yang sungguh mau mendengarkan kabar baik yang dibawa-Nya.

Maka nubuat Yesaya itulah yang menjadi misi Yesus datang ke tengah manusia. Nas itu diawali dengan penegasan “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku…” Kehadiran Roh Tuhan pada diri Yesus itu sungguh nyata. Sejak dikandung, Yesus telah dipenuhi Roh Kudus (Luk 1:35). Ketika Ia dibaptis, Roh Kudus turun atas-Nya (Luk 3:22). Roh Kudus pula yang membawanya ke padang gurun, lalu mengatasi cobaan iblis (Luk 4: 1). Dan saat kembali ke Galilea untuk mengawali misi-Nya, Yesus berada dalam kuasa Roh (Luk 4: 14). Itu artinya, Yesus memang disertai oleh daya kekuatan Allah sendiri dalam menunaikan tugas perutusan-Nya.

Yesus yang diurapi Roh Kudus itu mengemban misi untuk (1) menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, papa, menderita, hina; (2) membebaskan orang-orang tawanan, yaitu mereka yang terbelenggu oleh dan menjadi budak dari dosa; (3) mencelikkan mata rohani mereka yang dibutakan oleh dunia dan iblis supaya mereka dapat melihat kebenaran kabar baik Allah (bdk. Yoh 9: 39); dan (4) memberitakan saat pembebasan dan penyelamatan dari kuasa iblis, dosa, ketakutan, dan rasa bersalah (bdk. Yoh 8: 36; Kis 26: 18).

Dengan demikian jelaslah bahwa misi Yesus adalah membawa pengharapan (Kerajaan Allah) bagi orang-orang kecil, lemah, miskin, tersisih. tak berdaya, terbelenggu, patah semangat, remuk hati, berdosa. Pokoknya orang yang membutuhkan pertolongan supaya dapat mengalami hidup dalam kelimpahan kasih Allah. Yesus menegaskan “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10: 10).

Perwujudan misi Yesus ini nampak jelas dalam hidup, karya, ajaran, dan tindakan-Nya. Sebagian besar pelayanan Yesus adalah kepada orang miskin dan kurang beruntung di tengah masyarakat Yahudi yang kelihatannya tidak dipedulikan orang. Ia mengucapkan kata-kata yang keras kepada mereka yang berpegang teguh pada harta duniawi dan mengabaikan orang miskin. Yesus juga mengharapkan murid-murid-Nya memberi dengan murah hati kepada orang miskin (Mat 6: 1-4; 19: 21; Luk 12: 33; 14: 12-14, 16-24; 18: 22). Yesus sendiri melakukan apa yang diajarkan-Nya, dengan senantiasa membawa sebuah pundi-pundi yang digunakan untuk memberi kepada orang miskin (Yoh 12: 5-6; 13: 29). Yesus bahkan menekankan bahwa perbuatan kasih terhadap orang miskin, lemah, yang membutuhkan pertolongan menjadi syarat untuk dapat masuk Kerajaan-Nya (Mat 25: 31-46).

Bagaimana Kita?

Di sekitar kita ada banyak orang miskin dan berkekurangan yang membutuhkan uluran tangan kita. Benar, mungkin kita tidak dapat berbuat banyak untuk ikut mengentaskan kemiskinan itu. Namun, melalui pelayanan kasih terhadap mereka, kita telah menaburkan secercah harapan karena dengan itu kita telah menghadirkan kasih Tuhan di hadapan mereka. Belas kasihan, iba, dan prihatin terhadap keadaan mereka menjadi tidak ada artinya tanpa perbuatan nyata. Maka, kita perlu bekerjasama untuk ikut ambil bagian secara nyata melakukan aksi nyata memberikan pertolongan kepada mereka. Inilah Aksi Nyata kita dalam masa Prapaskah ini.

Sungguh indah, jika umat basis (lingkungan dan kelompok-kelompok) memikirkan Aksi Nyata Prapaskah melalui perbuatan-perbuatan kasih kepada mereka yang miskin dan berkekurangan ini. Dengan begitu, umat basis tidak hanya sibuk memikirkan kegiatan-kegiatan ibadah dan menumbuhkan iman ataupun persaudaraan internal, tetapi juga sungguh berbuah dan berguna bagi masyarakat miskin di sekelilingnya yang membutuhkan pertolongan. Sebab, itulah misi Yesus. Itulah juga yang seharusnya menjadi misi setiap murid Kristus, baik secara pribadi maupun sebagai komunitas.

Selamat ber-Aksi Nyata Prapaskah!

oleh M. Muliady Wijaya --- www.reginacaeli.org


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy