| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 20 Maret 2010 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Sabtu, 20 Maret 2010
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Beato Sebastianus dr Torino;
St. Fransiskus; Maria dr Camporosso

"Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia" (Yoh 7:43)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, penolakan bangsa Israel terhadap Putra-Mu Kaujadikan lambang cinta kasih-Mu kepada kami. Kami mohon semoga hari ini hati kami terbuka dan bersedia menerima dan mendengarkan Kristus yang menjadi utusan-Mu yang sejati, serta berusaha hidup menyerupai dia, sebab Engkaulah Allah yang benar dan berkuasa selama-lamanya. Amin.

Orang yang berdiri membela kebaikan dan kebenaran, sering tidak diterima sesamanya. Para pembela perkara Tuhan tak jarang mengalami penolakan dan ancaman. Dewasa ini pun berani melawan arus korupsi, dusta dan kebobrokan hidup bersama merupakan tugas yang berat. Bersama dengan Nabi mari kita berani berseru “Kepada-Mulah kuserahkan perkaraku”. (RUAH)

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yeremia (11:18-20)

"Aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih."

18 Nabi berkata: TUHAN memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya; pada waktu itu Engkau, TUHAN, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku. 19 Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: "Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!" 20 Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung.
Ayat. (Mzm 7:2-3.9bc-10.11-12)
1. Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku, dan lepaskanlah aku, supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
2. Hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas. Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
3. Perisaiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati; Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Orang yang mendengarkan firman Tuhan, dan menyimpannya dalam hati yang baik, akan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Nikodemus diam-diam mengenal Yesus dan menjadi murid-Nya. Menurut faham orang Farisi, ia telah disesatkan. Tetapi bagi Nikodemus, mengikuti Yesus ia merasa sungguh dibebaskan. Ia dapat menelanjangi paham-paham palsu, dan bersuara dengan lantang berdasarkan nuraninya.(RUAH)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (7:40-53)

"Apakah Engkau juga orang Galilea?"

40 Sekali peristiwa Yesus mengajar di Yerusalem. Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." 41 Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! 42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." 43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia. 44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya.45 Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?" 46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" 47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan? 48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? 49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!" 50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: 51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?" 52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea." 53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Hukum di mana-mana menekankan prinsip atau asas praduga tak bersalah. Sebelum dibuktikan melakukan suatu kesalahan dengan suatu dalil yang sah, seseorang tidak boleh diputuskan sebagai yang bersalah.

Kalimat yang sama mengejutkan kita dengarkan hari ini dari mulut Nicodemus, seorang Farisi yang bijaksana dan terpandang: ”Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?”

Emosi dapat memengaruhi keputusan dan sikap kita karena pikiran kita menjadi kurang jernih. Pertimbangan kita makin buruk bila kita menaruh syak wasangka terhadap seseorang dan mengambil keputusan berdasarkannya. Mendengar dan tidak terlalu cepat melompat kepada kesimpulan akan memperkokoh keputusan kita dalam memberi penilaian yang tepat dan benar. Kita harus berpikir ulang sebelum kita mengambil keputusan atau menetapkan keputusan. Orang bijak mengatakan bahwa jangan pernah mengambil keputusan pada saat sedang tidak mampu mengendalikan emosi.

Bapa di surga, ajarilah aku untuk melihat kebaikan dalam diri orang lain dan mengembangkan kebaikan itu dalam diriku. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian.


Bagikan

Jumat, 19 Maret 2010 Hari Raya St Yosef, Suami SP. Maria

Jumat, 19 Maret 2010
Hari Raya St Yosef, Suami SP. Maria

"Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus" (Markus 1:20b)

Doa Renungan Pagi

Allah yang mahakuasa, Santo Yusuf, abdi-Mu yang setia telah Kauberi tugas mulia untuk menjaga dan melindungi keluarga kudus di Nazaret yang menjadi awal keselamatan kami. Ajarilah kami hari ini, beriman seperti St. Yusuf yang dengan tekun dan takwa berbakti kepada-Mu mengabdikan diri dalam karya penyelamatan umat manusia yang telah Kaumulai dalam diri Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-5a.12-14a.16)

"Tuhan Allah akan memberikan kepada Dia takhta Daud bapa-Nya."

4 Pada suatu malam datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian: 5a "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: 12 Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. 13 Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. 14a Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat.
(Mzm 89:2-3.4-5.27.29; R:37)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku". Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh".

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (4:13.16-18.22)

"Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya."

13 Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman. 16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --17 seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."22 Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. (Mzm 84:5)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (1:16.18-21.24a)

"Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan."

16 Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. 18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 24a Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Siapakah St. Yosef?

St. Yosef adalah
seorang santo besar. Ia adalah bapa asuh Yesus dan suami Santa Perawan Maria. Yosef memperoleh hak istimewa untuk merawat Putra Allah sendiri, Yesus, serta BundaNya, Maria. Yosef seorang yang miskin sepanjang hidupnya. Ia harus bekerja keras dalam bengkel tukang kayunya, tetapi ia tidak berkeberatan. Ia bahagia dapat bekerja bagi keluarga kecilnya. Ia amat mengasihi Yesus dan Maria.

Apa pun yang Tuhan ingin ia lakukan, St. Yosef segera melaksanakannya, tak peduli betapa sulit hal tersebut. Ia seorang yang rendah hati serta tulus hati, lemah lembut serta bijaksana. Yesus dan Maria mengasihinya serta taat kepadanya sebab Tuhan telah menjadikannya kepala rumah tangga mereka. Betapa bahagianya St. Yosef dapat hidup bersama dengan Putra Allah sendiri. Yesus taat kepadanya, membantunya serta mengasihinya. Kita biasa memohon bantuan doa St. Yosef sebagai pelindung mereka yang sedang menghadapi ajal, sebab kita percaya bahwa St. Yosef meninggal dunia dengan damai dalam pelukan Yesus dan Bunda Maria.


St. Theresia dari Avila
memilih St. Yosef sebagai pelindung ordonya, ordo para biarawati Karmelit. Ia menaruh pengharapan besar dalam memohon bantuan doa St. Yosef. “Setiap kali aku meminta sesuatu kepada St. Yosef,” demikian katanya, “ia selalu memperolehkannya bagiku.”

Paus Pius IX menyatakan St. Yosef sebagai pelindung Gereja Universal.


“Apa yang telah dijanjikan Allah yang baik kepada mereka (para nabi dan para bapa bangsa), ia gendong dalam pelukannya.” ~ St. Bernardin dari Siena

Sumber: http://indocell.net/yesaya/id271_s__yusuf.htm


Renungan


2Sam 7:4-5a.12-14a.16; Rm 4:13.16-18.22; Mat 1:16.18-21.24a

“Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum”

“Setiap tahun terjadi 2,6 juta kasus aborsi di Indonesia atau setiap jamnya terdapat 300 wanita telah menggugurkan kandungannya dengan cara yang membahayakan jiwanya sendiri itu. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Siswanto Agus Wilopo, di Jakarta, Kamis, mengatakan, data aborsi tersebut meliputi kasus aborsi yang terjadi secara spontan maupun dengan induksi."Dari jumlah itu, 700 ribu diantaranya dilakukan oleh remaja atau perempuan berusia di bawah 20 tahun," kata Ketua Minat Kesehatan Ibu dan Anak/Reproduksi Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.” (www.antara.co.id/ tgl 23/11/06). 700 ribu per tatun berarti kurang lebih 2 per hari, yaitu 2 (dua) remaja atau perempuan menggugurkan kandungan. Remaja atau gadis yang menggugurkan kandungan-nya mungkin karena pergaulan bebas serta ditinggal lari oleh pacarnya, yang tidak bertanggungjawab. Bergitulah sikap mental beberapa remaja laki-laki atau pemuda, yang sering hanya cari enaknya dan tak bersedia bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukannya. Hari ini kita kenangkan St.Yusuf, ‘suami SP Maria’ atau tunangan SP Maria, yang mengetahui bahwa Maria mengandung, tergerak untuk meninggalkannya, tetapi ia juga tidak mau mencemarkan nama Maria di muka umum. Maka baiklah dalam rangka mengenangkan pesta St.Yusuf, suami SP Maria, hari ini saya mengajak lebih-lebih para rekan laki-laki untuk berhati tulus dan tidak mau mencemarkan nama orang lain di muka umum.

“Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum” (Mat 1:19)

Tulus hati berarti memiliki hati yang mulus dan bersih alias suci, dan secara konkret untuk masa kini antara lain “tidak mencemarkan nama orang lain di muka umum”. Pada masa kini kiranya cukup banyak orang yang suka mencemarkan nama baik orang lain yaitu dengan ‘ngrumpi/ngrasani’, yang pada umumnya membicarakan kekurangan, kelamahan dan dosa orang lain, dimana orang yang dijadikan bahan pembicaraan tidak ada di depannya. Orang yang berbuat demikian berarti melecehkan atau merendahkan orang lain alias melanggar atau menginjak-injak hak asasi manusia. Saya sering mendengar keluhan dari beberapa orang, entah suami atau isteri, yang merasa kurang puas dalam pelayanan kebutuhan pribadi di rumah atau di tempat tidur, dengan mudah menceriterakan kepada rekan kerjanya yang berlainan jenis perihal kekurangan atau kelemahan pasangan hidupnya. Dampaknya adalah kerenggangan hubungan suami-isteri yang dibumbui dengan perselingkuhan.

“Tidak mencemarkan nama baik orang lain di muka umum” antara lain berarti menceriterakan apa yang baik, indah, luhur dan mulia yang ada dalam diri sesamanya, dengan kata lain senantiasa ‘berpikiran positif’ (positive thinking). Kami percaya dalam diri kita masing-masing pasti lebih banyak apa yang baik, indah, luhur dan mulia daripada apa yang buruk, remeh, jorok dan kotor. Apa yang baik, luhur, indah dan mulia dalam diri kita antara lain keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh, yaitu :” kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Kami berharap kebiasaan berpikir positif ini sedini mungkin ditanamkan atau dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga dan tentu saja antara lain dengan teladan konkret dari orangtua/bapak ibu. Apa yang telah dibiasakan di dalam keluarga tersebut hendaknya kemudian diperdalam dan diteguhkan di dalam sekolah-sekolah dan masyarakat. Para pemimpin atau pejabat kami harapkan ketika mengunjungi atau mendatangi bawahannya tidak mencari-cari kelemahan dan kekurangan mereka agar nampak lebih unggul dan wibawa, tetapi lebih melihat apa yang baik, luhur, indah dan mulia. Biarkanlah pada waktunya mereka dengan rendah hati dan jujur menceriterakan sendiri kelemahan dan kekurangannya.

“Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.” (Rm 4:13)

Bapa Abraham adalah bapa dan teladan umat beriman, maka siapapun yang mengaku beriman hendaknya meneladan Bapa Abraham, sebagaimana dikatakan Paulus ini “Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (Rm 4:18). Apa yang dimaksudkan dengan ‘dasar untuk berharap’ adalah segala sesuatu yang masuk akal alias dapat difahami dengan akal budi atau logis, dapat dirasakan oleh panca indera kita. Apa yang disebut harapan memang tidak/belum kelihatan, belum dapat dinikmati atau disarakan, jika sudah kelihatan dan dapat dinikmati berarti bukan harapan. Janji merupakan harapan dan belum kelihatan, dan kita semua kiranya pernah berjanji, maka marilah kita mawas diri sejauh mana telah berusaha agar janji tersebut menjadi kenyataan atau terwujud.

Marilah berbagai macam janji yang pernah kita ikrarkan kita hayati berdasarkan iman, yang berarti kita mempersembahkan diri seutuhnya pada janji yang pernah kita ikrarkan beserta aneka aturan dan tatanan yang terkait dengan janji. Kita hayati janji dengan semangat kasih, hukum utama dan pertama, maka marilah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tubuh kita laksanakan aneka kewajiban dan tugas sebagai uraian aturan atau tatanan. Kepada para pelajar/siswa atau mahasiswa yang sedang belajar kami harapkan sungguh belajar, kepada rekan-rekan pegawai atau pekerja kami harapkan sungguh bekerja, melaksanakan tugas yang dibebankan, dst.. Secara khusus kami mengingatkan dan mengajak anda semua yang hidup berkeluarga sebagai suami-isteri yang diikat dan didasari oleh cintakasih, ajaran utama dan pertama. Hendaknya suami-isteri setia saling mengasihi baik dalam untung dan malang, sehingga anak-anak yang dianugerahkan juga hidup saling mengasihi. Pengalaman hidup saling mengasihi di dalam keluarga akan menjadi modal dan kekuatan untuk dikembangkan dan diperdalam lebih lanjut di dalam masyarakat.

Selain berdasarkan iman, kita juga diharapkan hidup dan bertindak karena kebenaran. Apa yang disebut benar atau baik senantiasa berlaku secara umum atau universal. Salah satu kebenaran dari jati diri kita sebagai manusia adalah sebagai ‘gambar atau citra Allah’, maka selayaknya kita hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah, tidak mengikuti selera atau keinginan pribadi atau kelompok saja. Dengan kata lain kita dipanggil untuk hidup dan bertindak dengan pedoman dan acuan kesejahteraan atau kebahagiaan umum (bonum commune). Para pemimpin atau pejabat kami dambakan dapat menjadi teladan dalam hidup dan bertindak atau memfungsikan jabatan atau kedudukannya demi kesejahteraan atau kebahagiaan umum atau rakyat.

“Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit. Engkau telah berkata: "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun." (Mzm 89:2-5)

Jakarta, 19 Maret 2010

Ign Sumarya, SJ

Doa Renungan Malam

Allah Bapa yang mahabaik, kami mohon pada-Mu pada malam hari ini utuslah Santo Yusuf untuk menjagai keluarga kamiseperti ia menjaga keluarga Nazaret. Agar karunia yang ada padanya yang berasal dari pada-Mu dapat juga kami rasakan dalam rumah kami ini. Santo Yusuf doakan dan jagalah keluarga kami. Amin.

Bagikan

Kamis, 18 Maret 2010 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Kamis, 18 Maret 2010
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

"Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku" (Yoh 5:36)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa, bantulah kami hari ini agar dapat menjadi seorang pribadi yang layak Kauutus ke tengah lingkungan tempat kami tinggal, agar kami dapat dengan bangga dan berani mewartakan Kristus sebagai penyelamat dan harapan hidup kekal bagi orang yang percaya dan berkenan di hadapan-Mu. Terpujilah Engkau kini dan selamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Keluaran (32:7-14)

"Allah menyesali malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya."

7 Di Gunung Sinai berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. 8 Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." 9 Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.10 Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar." 11 Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? 12 Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu. 13 Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya."14 Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umatku.
Ayat. (Mzm 106:19-20.21-22.23)
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan; mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di tanah Mesir; yang melakukan perbuatan-perbuatan ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnakan mereka.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya, beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:16)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:31-47)

"Yang mendakwa kamu adalah Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapan."

31 Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang Yahudi, "Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; 32 ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. 33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; 34 tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan.35 Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. 37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, 38 dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. 39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, 40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. 41 Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. 42 Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. 43 Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. 44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?45 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. 46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Pernah suatu ketika ada kecelakaan bus. Bus tersebut terbakar dan semua penumpangnya juga terbakar hangus. Pihak keluarga agak kesulitan untuk menemukan anggota keluarganya yang terbakar, karena wajah, badan, pakaian semua hangus. Ada salah satu anak yang mencari ibunya yang turut menjadi korban. Ia ingat betul bahwa ibunya memakai gigi palsu, yaitu gigi lapis emas. Oleh karena itu, dengan dibantu beberapa orang, ia mencari ibunya. Setiap korban dilihat bagian giginya dan akhirnya ditemukan. Ia yakin betul bahwa itu adalah ibunya, maka ia minta ijin untuk membawa pulang jenasah ibunya.

Tanda-tanda tertentu bisa membantu kita untuk mengenali seseorang. Hari ini Yesus berusaha meyakinkan orang tentang diri-Nya. Dengan berbagai cara Ia menegaskan bahwa Dia adalah Anak Allah. Sebagai Anak, Ia memiliki hubungan yang sangat dekat bahkan memiliki kesatuan yang tak terpisahkan. Namun kata-kata-Nya belum membantu kita untuk semakin percaya. akhirnya Ia hanya mengatakan, "Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku."

Hal-hal yang tidak bisa dipungkiri hubungan Yesus dengan Bapa adalah pekerjaan. Pekerjaan Bapa untuk menyelamatkan manusia, secara sempurna dilaksanakan oleh Yesus. Semoga dengan karya-karya Yesus, kita semakin meyakini, bahwa Allah tinggal di tengah kita dalam diri Yesus Kristus.

Tuhan, semoga aku dapat ambil bagian dalam pekerjaan-Mu sehingga aku juga bisa menampakkan kehadiran-Mu bagi sesama. Amin.

Renungan Harian Mutiara Iman 2010

Bagikan

Rabu, 17 Maret 2010 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Rabu, 17 Maret 2010
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

"Apa yang dikerjakan Bapa itu juga yang dikerjakan Anak"

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, Putra-Mu menghormati-Mu dan mengerjakan perbuatan-perbuatan mulia yang membawa keselamatan. Kami juga Kauangkat menjadi anak-anak-Mu melalui Yesus Kristus Putra sulung-Mu, maka bantulah kami yang lemah ini agar sanggup menghormati-Mu dengan mendengarkan sabda-Mu dan mewujudkannya dalam hidup keseharian kami. Semoga dengan-Nya kami memperoleh kehidupan abadi bersama-Mu. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kai. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (49:8-15)

"Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangunkan bumi kembali."

8 Beginilah firman TUHAN: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, 9 untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah! kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah! Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundulpun tersedia rumput bagi mereka. 10 Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air. 11 Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. 12 Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada dari utara dan dari barat, dan ada dari tanah Sinim." 13 Bersorak-sorailah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung! Sebab TUHAN menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas. 14 Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku." 15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang
Ayat. (Mzm 145:8-9.13c-14.17-18)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua yang tertunduk.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Akulah kebangkitan dan hidup, sabda Tuhan. Setiap orang yang percaya pada-Ku, akan hidup, sekalipun ia sudah mati.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:17-30)

"Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya."

17 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi,"Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." 18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. 19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. 20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. 21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. 22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, 23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. 24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. 25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. 26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. 27 Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. 28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, 29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. 30 Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Dua orang atau kelompok yang saling tidak percaya dan curiga, ketika salah satu pihak membuka jati diri yang sebenarnya pada umumnya relasi keduanya semakin tegang dan runcing. Demikianlah yang terjadi dengan Yesus dan orang-orang Yahudi, yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Penyelamat Dunia, yang telah dijanjikan bagi mereka. Setelah Yesus menyatakan bahwa Diri-Nya adalah Anak Allah, maka orang-orang Yahudi semakin tergerak untuk menyingkirkan Yesus. Apa yang terjadi antara Yesus dan orang-orang Yahudi ini rasanya dapat terjadi dalam hidup terpanggil, entah menjadi imam, bruder dan suster (setelah kaul akhir) atau suami-isteri/ berkeluarga. Masa lima tahun pertama setelah tahbisan imam, kaul akhir membiara atau hidup berkeluarga, adalah masa-masa dimana masing-masing mulai membuka diri dengan jujur, entah sadar atau tidak sadar, atau dikenali kelemahan dan kekurangannya. Ada kecenderungan pada masa lima tahun pertama tersebut orang hidup dan bertindak seenaknya sendiri, tiada sandiwara kehidupan lagi. Masa lima tahun pertama memang boleh dikatakan masa krisis, maka siapa dapat melewati krisis tersebut dengan baik ia akan semakin mantap dan setia menghayati panggilan hidupnya, sebaliknya ketika mereka tak mampu melewati krisis pada umumnya akan terjadi perceraian atau pengunduran diri dari panggilan. Maka kami berharap pada masa lima tahun pertama menelusuri hidup terpanggil tersebut hendaknya tidak melupakan peran dan karya Tuhan; dengan kata lain jangan melupakan hidup doa, rohani atau spiritual, dan jangan sampai mabuk kerja, dst…

"Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau" (Yes 49:15). Kutipan ini menggambarkan kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya.
Perempuan atau ibu yang baik kiranya senantiasa menyayangi anak kandungnya dalam keadaan atau situasi dan kondisi apapun. Kasih sayang ibu terhadap anak kandungnya hemat saya tidak hanya terbatas pada makanan, minuman, uang, pakaian, dst. melainkan lebih-lebih dan terutama kebersamaan hidup maupun pendampingan pada saat-saat penting. Memang tidak berarti memanjakan, melainkan dapat berpedoman pada motto bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantoro, yaitu "ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani" (keteladanan, pemberdayaan dan motivasi). Yang mungkin baik saya angkat atau ingatkan adalah keteladanan dan pemberdayaan, karena hal ini berarti ada komunikasi atau relasi yang baik dan memadai, terjadi pemborosan waktu dan tenaga bagi yang terkasih. Hendaknya anak-anak jangan merasa kurang kasih sayang dari orangtuanya, maka dengan ini kami berharap para ibu sungguh memperhatikan anak-anak kandungnya pada masa/usia balita, memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anak kandung yang masih berumur di bawah lima tahun. Kecenderungan keluarga-keluarga atau ibu-ibu muda masa kini dengan mudah meninggalkan anak balitanya demi karier atau gengsi, bahkan tidak menyusui anaknya secara memadai. Jika terjadi demikian ada kemungkinan anak-anak merasa dilupakan, kurang disayangi oleh ibunya, namun Tuhan tidak akan melupakannya, tetap menyayangi melalui orang-orang yang baik hati dan penuh pengorbanan menyayangi anak-anak yang kurang kasih sayang.

"TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya. TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan." (Mzm 145:8-9.17-18)

Jakarta, 17 Maret 2010

Ignatius Sumarya, SJ


Bagikan

APP KAJ 2010 Sub Tema IV: Membangun Hidup Baru (2 Kor 9: 6-12)

APP KAJ 2010
Sub Tema IV: Membangun Hidup Baru (2 Kor 9: 6-12)

Mewujudkan Komunitas yang Memberi

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:6-12)

6 Saudara-saudara, camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. 7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. 8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. 9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." 10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; 11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. 12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Konteks Bacaan

Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus (bab 8), Paulus berkisah tentang orang-orang Makedonia yang luar biasa dalam pelayanan kasih. Kendati mengalami cobaan berat dengan berbagai penderitaan, mereka murah hati dan memberi melampaui kemampuan mereka untuk orang-orang kudus yang mengalami penganiayaan dan penjarahan di Yerusalem (2 Kor 8: 1-5).

Dari kenyataan itu, Paulus menasehati jemaat Korintus supaya mereka yang kaya dalam banyak karunia rohani hendaknya juga kaya dalam pelayanan kasih. Paulus mengingatkan: “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.” (2 Kor 8: 9).

Maka, Paulus meminta supaya rencana pengumpulan dana yang sudah dirintis sejak setahun lalu, hendaknya diwujudkan. Sebab, iman hendaknya membuat kaum beriman bertanggung jawab satu sama lain, sehingga ada keseimbangan. “Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.” (2 Kor 8: 14).

Untuk itulah Paulus kemudian mengutus Titus dengan disertai oleh dua saudara dari utusan jemaat untuk menyelesaikan pengumpulan dana dengan tujuan pelayanan kasih kepada sesama yang sedang membutuhkan pertolongan di Yerusalem. Paulus minta supaya umat Korintus menunjukkan bukti kasih mereka. Paulus menyatakan bahwa ia tahu kerelaan hati jemaat Korintus; dan karena itu ia sudah memegahkan mereka kepada orang-orang Makedonia yang telah terlebih dahulu mengulurkan tangan. Ia mengingatkan, jangan sampai kemegahan itu menjadi sia-sia, supaya ketika ia datang bersama orang-orang Makedonia kelak, semuanya sungguh-sungguh sudah siap.

Memberi dengan sukacita

Dengan latar belakang keadaan itu, kemudian Paulus menasehati jemaat Korintus supaya mereka memberi dengan kerelaan hatinya; jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Paulus kemudian meneguhkan bahwa orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Selain itu, pelayanan kasih itu juga bukan saja mencukupkan keperluan orang-orang kudus di Yerusalem, melainkan juga sebagai bentuk nyata ucapan syukur kepada Allah atas segala karunia yang sudah diterima (2 Kor 9: 12).

Perbuatan kasih yang mau berbagi kepada mereka yang membutuhkan pertolongan ini akan menyenangkan hati Allah. Maka Paulus menandaskan: “Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” (2 Kor 9: 8).

Kisah Danau Galilea dan Laut Mati

“Perbuatan kasih membawa berkat” ini mengingatkan kita akan suatu kenyataan alam yang memberi pesan yang sama: Danau Galilea dan Laut Mati. Keduanya memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Danau Galilea memperoleh air dari sungai Yordan dan mengalirkannya ke sungai-sungai kecil yang ada di sekitarnya. Hal ini membuat tanah di sepanjang aliran antara danau itu dengan sungai-sungai kecil menjadi subur. Air yang terus mengalir dan berganti membuat ikan-ikan hidup di sana dan dapat menjadi sumber mata pencaharian bagi nelayan-nelayan yang hidup dari danau itu. Sebaliknya, Laut Mati memperoleh air dari Sungai Yordan tetapi tidak mengalirkannya kembali ke mana pun juga. Semuanya ditampung untuk diri sendiri. Kita semua tahu, tidak ada kehidupan di Laut Mati. Karena kadar garam yang terlalu tinggi, tidak ada tumbuhan maupun ikan-ikan yang dapat hidup disana

Kenyataan alam ini semakin meneguhkan bahwa semua rahmat dan berkat yang kita peroleh pada hakekatnya adalah mengandung panggilan untuk menjadi saluran berkat bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan, yang ‘dihadirkan’ atau ‘dikirim’ Tuhan di sekitar kita. Ini sekaligus juga adalah ‘training ground’ untuk memurnikan iman kita, teristimewa ketaatan menjalankan tugas perutusan untuk menghadirkan kasih Kristus di tengah kehidupan.

Bagaimana Umat Basis Kita

Lantas, dalam kaitan dengan umat basis kita, sebagai himpunan murid-murid Kristus, sudah barang tentu tidak boleh berhenti pada kegiatan-kegiatan pendalaman iman dan persaudaraan. Bapak Uskup kita pernah berpesan: “Jangan sampai ada satu warga lingkungan yang sedang mengalami kesulitan hidup, kita sama sekali tidak tahu dan tidak mau tahu.” Komunitas yang berpusat pada Kristus seyogyanya memancarkan kasih Kristus itu sendiri kepada orang-orang sekitar yang membutuhkan pertolongan, apalagi kalau itu warga sendiri.

Hanya dengan begitulah umat basis ‘berdaya dan berkualitas’ bukan saja untuk membangun dirinya sendiri tetapi juga mampu menjadi saksi Kristus di tengah kehidupan nyata sesamanya. Uluran tangan dan pelayanan kasih kepada sesama yang berbeban adalah wujud nyata iman kita akan Kristus. Bukankah rasul Yakobus mengingatkan: “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yak 2: 17)

Maka, dalam masa Prapaskah ini, baik jika lingkungan-lingkungan secara khusus mewujudkan suatu aksi nyata yang sungguh berguna bagi orang-orang miskin dan berbeban yang ada di sekitar kita. Aksi nyata itu hendaknya melibatkan sebanyak mungkin umat, bukan pertama-tama dalam hal dana, tetapi terutama juga hati, pikiran dan tenaga. Pada minggu keempat masa Prapaskah ini, selayaknya lingkungan sudah melakukan ‘action’ dan tidak hanya berkutat pada pendalaman iman ataupun diskusi semata.

Kita memang perlu terus merenungkan: mau jadi Danau Galilea yang mengalirkan berkat kepada dunia sekitar atau mau jadi Laut Mati yang tidak punya kehidupan? Nah, masihkah ‘duduk diam’?


oleh M. Muliady Wijaya, www.reginacaeli.org


Bagikan

Selasa, 16 Maret 2010 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Selasa, 16 Maret 2010
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

"Jangan berbuat dosa lagi supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (Yeh 47:1-9.12; Yoh 5:1-16)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahapengasih, semua orang yang merasa lemah dan menderita menemukan kekuatan dan hiburan pada-Mu. Sembuhkanlah kami dari segala penyakit dan jadilah pada kepercayaan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (47:1-9.12)

"Saya melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."

Kata nabi: Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke timur: sebab Bait Suci juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju gerbang yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya. Ia mengukur seribu hasta, dan menyuruh aku masuk ke dalam air itu; dalamnya sampai di pergelangan kaki. Ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku masuk sekali lagi ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di lutut. Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di pinggang. Sekali lagi ia mengukur seribu hasta, dan sekarang air itu sudah menjadi sungai di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang; suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, "Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?" Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu. Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Malaikat itu berkata kepadaku, "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di laut Asin, maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 847
Ref. Tuhan penjaga, dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9)
1. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan, yang mengadakan pemusnahan di bumi.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:1-16)

"Orang itu disembuhkan seketika."

Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem, dekat pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; serambinya ada lima, dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit. Orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu. Barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. Ada di situ seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana, dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, "Maukah engkau sembuh?" Jawab orang sakit itu kepada-Nya, "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Kata Yesus kepadanya, "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, "Hari ini hari sabat, dan tidak boleh engkau memikul tilammu." Akan tetapi ia menjawab mereka, "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah." Mereka bertanya kepadanya, "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu; Angkatlah tilammu dan berjalanlah?" Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian, ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah, Yesus lalu berkata kepadanya, "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Menderita sakit lumpuh selama tiga puluh delapan tahun kiranya sungguh sangat menderita. Pada hari Sabat Yesus menyembuhkan orang tersebut dan menimbulkan kemarahan orang-orang Yahudi, karena Yesus maupun orang yang disembuhkan tersebut dinilai melanggar peraturan. Kasih memang mengatasi atau mendasari aneka macam peraturan, maka yang terutama dan utama adalah kasih bukan peraturan. Pelaksanaan peraturan yang begitu disiplin dan ketat memang sering melupakan atau mengesampingkan kasih. Hukum rimba pada umumnya menyingkirkan atau mengabaikan yang sakit dan lemah, dan hanya yang kuat memiliki kemungkinan untuk beruntung. Bertindak dalam dan oleh kasih sering harus berani melawan arus dengan resiko dibenci dan diancam oleh orang-orang tertentu yang bermental legalistis. Namun kasih sungguh dapat menyembuhkan, dan hal itulah yang dilakukan oleh Yesus ketika Ia menyembuhkan orang yang lumpuh, dan kepada orang yang telah disembuhkan Ia berpesan : "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk". Pesan Yesus ini mungkin juga terarah kepada kita semua, yang telah disembuhkan dari aneka macam bentuk penyakit, maka marilah jika kita telah sembuh dari penyakit kemudian hidup baik dan berbudi pekerti luhur, hidup yang dijiwai dan didasari oleh kasih. Percayalah bahwa jika hidup saling mengasihi, maka tidak akan terjadi sesuatu yang buruk dalam kehidupan bersama kita.

"Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup" (Yeh 47:9). Air memang menjadi sumber kehidupan bagi seluruh ciptaan Tuhan: manusia, binatang dan tanaman atau tumbuh-tumbuhan. Dalam berbagai agama air juga menjadi symbol untuk penyucian atau pembersihan diri, sehingga orang yang telah disucikan, diberkati dengan air suci, menjadi bergairah dan gembira. Karena keserakahan dan kesombongan sementara orang, di beberapa tempat di dunia ini mengalami kesulitan air bersih. Apa yang dikatakan oleh Yehezkiel, sebagaimana saya kutipkan di atas, kiranya mengajak kita semua untuk menjaga dan merawat sumber-sumber air bersih, antara lain menjaga dan merawat aneka jenis tanaman, entah di pegunungan atau dataran rendah. Marilah kita tingkatkan dan perluas gerakan penghijauan lahan, tanah-tanah kering dan bukit-bukit gundul. Kami juga menyayangkan terjadinya komersialisasi air tanah atau sumber air bersih di beberapa tempat di Indonesia masa kini, sehingga terjadi kekeringan di beberapa tempat, yang semua menerima aliran air secara gratis atau cuma-cuma. Komersialisasi air dalam kemasan botol plastik yang marak saat ini hemat saya telah mencemari lingkungan, antara lain dengan memonopoli sumber air dengan uangnya sehingga menimbulkan debu beterbangan di sana-sini, dan sampah plastik (botol) yang merusak tanah. Dengan kata lain boleh dikatakan bahwa komersialisasi air rasanya membuat orang semakin menderita. Moga-moga air sebagai anugerah Tuhan tidak dikomersielkan dengan serakah tanpa perhitungan. Keserakahan mengkomsumsi air masa kini berarti berdosa terhadap anak-cucu atau generasi penerus.

"Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi" (Mzm 46:2-3.5-6)

Jakarta, 16 Maret 2010


Ign Sumarya, SJ



Bagikan

Bacaan Harian 15 - 21 Maret 2010

Bacaan Harian 15 - 21 Maret 2010

Senin, 15 Maret 2010 : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U)
Yes. 65:17-21; Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b; Yoh. 4:43-54.
Camkanlah, iman pegawai istana sebagai seorang bapak keluarga, telah membawa keselamatan bagi seluruh keluarganya. Maka, jika Anda adalah seorang bapak yang mau seluruh keluarga Anda selamat, mulailah dari diri Anda untuk sungguh-sungguh percaya pada Yesus. Kepercayaan Anda sebagai kepala keluarga akan mendatangkan rahmat bagi keluarga Anda.

Selasa, 16 Maret 2010 : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U)
Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 5:1-16.
Yesus bertanya kepada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun sakit, yang berbaring di tepi kolam Betsaida: ”Maukah engkau sembuh?” Seringkali kita begitu lama mengalami ’sakit’ karena kita tidak berkemauan untuk sembuh. Maukah Anda sungguh ’sembuh’? Ayo jangan terus berbaring. Angkat tilam dan berjalanlah!

Rabu, 17 Maret 2010 : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U)
Yes. 49:8-15; Mzm. 145:8-9,13cd-14,17-18; Yoh. 5:17-30.
Seringkali orang begitu mudah berbuat jahat, tanpa rasa takut akan situasi penghakiman terakhir. Yang dicari sekedar hidup seturut bahagia dunia pada saat ini. Sementara itu, orang yang terus berbuat baik, seringkali juga bertanya-tanya tentang keadilan Tuhan. Yang pasti Yesus adalah Hakim yang adil. Ia berjanji: mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Biarlah mata kita selalu terarah pada hidup yang kekal.

Kamis, 18 Maret 2010 : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U)
Kel. 32:7-14; Mzm. 106:19-20,21-22,23; Yoh. 5:31-47.
Orang yang melihat pekerjaan-pekerjaan Yesus melihat pekerjaan Bapa karena Yesus dan Bapa adalah satu. Allah kita satu dengan tiga pribadi. Ia adalah Bapa, Sahabat, dan Pembela yang selalu menuntun kita.

Jumat, 19 Maret 2010 : HARI RAYA S. YUSUF, SUAMI SP. MARIA (P)
2Sam. 7:4-5a,12-14a,16; Mzm. 89:2-3,4-5,27,29; Rm. 4:13,16-18,22; Mat. 1:16,18-21,24a atau Luk. 2:41-51 .
Hari ini kita merayakan St. Yusuf, suami Santa Perawan Maria, bapak pemelihara Yesus. Yusuf adalah kepala keluarga yang telah menunaikan tanggung jawabnya. Dengan rendah hati, ia menerima Maria sebagai istrinya setelah melalui petunjuk Tuhan lewat mimpi. Ia juga membawa Maria dan bayi Yesus untuk mengungsi ke Mesir, demi menyelematkan mereka. Teladan St. Yusuf ini kiranya dapat menginspirasi seluruh bapak-bapak untuk dapat menjadi kepala keluarga yang mendatangkan keselamatan bagi seluruh keluarga.

Sabtu, 20 Maret 2010 : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U)
Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53.
Kendati orang banyak merasakan kuasa Sabda Yesus, mereka tetap tegar hati untuk dapat menerima-Nya. Bahkan mereka bersepakat untuk membunuh-Nya. Tetapi Yesus tak pernah surut untuk terus mewartakan Kerajaan Allah, meskipun akhirnya harus menanggung penderitaan dan wafat di kayu salib. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita sering berpikir untuk menyerah menjadi ’pewarta’-Nya karena kesulitan dan masalah yang kita hadapi?

Minggu, 21 Maret 2010 : HARI MINGGU PRAPASKAH V (U)
Yes. 43:16-21; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Flp. 3:8-14; Yoh. 8:1-11.
Alangkah mudahnya kita menghakimi orang lain dan merasa diri benar. Padahal sering kita tak tahu apa yang sesungguhnya menyebabkan seseorang bertingkah laku tertentu. Mungkin jadi, dalam situasi seperti orang tersebut, kita bisa melakukan yang sama. Menghakimi orang lain tak menambah kebaikan sexdikit pun pada diri kita. Yesus mengingatkan: ”Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu itu kepada perempuan itu.”




Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy