| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bacaan Harian 22 - 28 Maret 2010

Bacaan Harian 22 - 28 Maret 2010

Senin, 22 Maret 2010: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62 (Dan 13:41c-62); Mzm 23:1-6; Yoh 8:12-20.
Yesus adalah terang dunia. Kalau kita hidup di dalam Dia, kita tidak akan berjalan di dalam kegelapan, karena kita mempunyai terang hidup. Rindu mengalami hidup yang terang? Hiduplah sungguh-sungguh dalam Dia dan andalkanlah Dia. Pantas kita renungkan: sudahkah Yesus sungguh bertakhta dan memerintah dalam hidupku?

Selasa, 23 Maret 2010: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Bil 21:4-9; Mzm 102:2-3.16-21; Yoh 8:21-30.
Yesus datang membawa keselamatan yang berasal dari Bapa. Ia ingin manusia percaya kepada-Nya dan kepada Dia yang telah mengutus-Nya. Ia juga ingin agar manusia bangkit dari dosa dan berjalan bersama-Nya, dalam untung dan malang, hidup dalam Kerajaan Allah. Dalam keadaan apa pun, marilah kita menaruh percaya pada campur tangan-Nya yang ajaib dalam hidup kita. Ia pasti menepati janji-Nya.

Rabu, 24 Maret 2010: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Dan 3:14-20.24-25.28; MT Dan 3:52-56; Yoh 8:31-42.
Firman yang telah ditaburkan kepada kita begitu sulit berakar, bertumbuh, dan berbuah. Hari ini Yesus mengingatkan kita, bahwa kita benar-benar adalah murid-Nya kalau kita hidup dalam firman-Nya. Dengan cara seperti itulah kita akan mengetahui kebenaran yang akan memerdekakan kita. Kalau kita tidak mau terus-menerus menjadi budak dosa, agaknya tak ada jalan lain: mulailah menjadi pelaku firman-Nya.

Kamis, 25 Maret 2010: Hari Raya Kabar Sukacita (P).
Yes 7:10-14 – 8:10; Mzm 40:7-11; Ibr 10:4-10; Luk 1:26-38.
Hari Raya Kabar Sukacita, yang jatuh tepat 9 bulan sebelum hari Natal, mengajak kita merenung tentang ketaatan seorang perawan sederhana yang bernama Maria. ”Jadilah padaku menurut perkatanmu itu.” Ia tidak memaksakan rencananya sendiri. Ia juga tidak bertanya tentang apa yang akan diterimanya. Dalam ketaatannya pada rencana Allah, ia berserah total untuk menjadi ’alat’ Tuhan.

Jumat, 26 Maret 2010: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Yer 20:10-13; Mzm 18:2-7; Yoh 10:31-42.
Saat ini Allah ingin bekerja untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik-Nya melalui kita yang adalah alat-alat-Nya. Dengan pekerjaan-pekerjaan baik yang kita lakukan, kita menghadirkan Allah yang penuh kasih. Kendati tidak semua orang menyambut baik pekerjaan-pekerjaan baik itu, hal itu tak perlu menyurutkan kita untuk terus melakukan kebaikan yang mendatangkan sukacita dan kebahagiaan bagi sesama.

Sabtu, 27 Maret 2010: Hari Biasa Pekan V Prapaskah (U).
Yeh 37:21-28; MT Yer 31:10-12ab.13; Yoh 11:45-56.
Seperti imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, seringkali kita juga tidak siap menerima kenyataan ada orang yang lebih diterima, lebih populer, lebih mampu dari diri kita. Lalu muncullah rasa iri dan dengki. Kita lupa bahwa Kerajaan Allah tidak bisa dikalahkan; kebaikan dan kebenaran tak dapat disembunyikan. Waktu memang terus berjalan, tetapi akan tiba juga saat di mana perbuatan atas dasar iri dan dengki akan berujung pada keterpurukan yang lebih dalam.

Minggu, 28 Maret 2010: Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan (M). Pemberkatan daun palma dan perarakan.
Bacaan Perarakan Lukas 19:28-40.
Bacaan Ekaristi: Yes 50:4-7; Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24; Flp 2:6-11; Luk 22:14 – 23:56 (Luk 23:1-49).
Dalam kisah sengsara Yesus, kita menonton begitu banyak peran yang dimainkan oleh berbagai macam tokoh: ada ahli Taurat yang berpegang buta pada peraturan, ada imam-imam kepala yang takut posisi mereka terancam, ada Pilatus yang mau cari aman, dan ada orang banyak yang mengikuti arus dan mudah terhasut. Semuanya sepakat untuk ’menyalibkan’ Yesus. Saat ini, mungkin jadi kita juga memainkan salah satu peran itu untuk terus membuat Yesus menderita. Sikap yang bagaimanakah yang paling dominan dalam diri kita yang membuat Yesus terus tersalib?


Bagikan

Minggu, 21 Maret 2010 Hari Minggu Prapaskah V

Minggu, 21 Maret 2010
Hari Minggu Prapaskah V

Barangsiapa di antara kamu tidak berdoa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini. (Yoh 8:1-11)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahabaik, Engkau mengenal kami sebagaimana adanya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Mu. Namun Engkau tidak mau menghakimi kami dan selalu mau mengampuni. Berilah kami hati yang remuk redam, yang menyesali dosa. Maka kami akan mendengar sabda pengampuan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (43:16-21)

"Aku hendak membuat sesuatu yang baru dan Aku akan memberi minum umat pilihan-Ku."

Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat, yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan orang gagah--mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu--, firman-Nya: "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku; umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku
Demikianlah sabda Tuhan.

Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah kepada kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (3:8-14)

"Oleh karena Kristus aku telah melepaskan segala sesuatu, sambil membentuk diri menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya."

Saudara-saudara, segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbaliklah kepada-Ku dengan sepenuh hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku mahapengasih dan penyayang. (Yl 2:12-13)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:1-11)

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdoa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini."

Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Rekan-rekan yang baik!
Kebanyakan para ahli tafsir beranggapan bahwa kisah perempuan pezinah dalam Yoh 8:1-11 yang dibacakan pada hari Minggu Prapaskah V/C mula-mulanya tidak termasuk Injil Yohanes meskipun tak disangkal asalnya dari tradisi mengenai kehidupan Yesus juga. Kisah ini tidak termuat di dalam naskah-naskah tertua Injil Yohanes dalam bahasa Yunani. Juga dari segi gaya bahasa ada perbedaan. Misalnya, Yohanes biasa menyebut "orang banyak" dengan kata Yunani "okhlos", bukan "laos" seperti di sini. Kata untuk "pagi-pagi" biasanya "prooi", tapi di sini dipakai "orthrou". Nama "Bukit Zaitun" tidak dijumpai dalam Injil Yohanes kecuali di sini. Juga ahli Taurat tidak disebut musuh Yesus selain di sini.

Baru pada abad ke-4 kisah perempuan berzinah itu mulai didapati di dalam naskah-naskah Kitab Suci Yunani. Tetapi kisah itu agaknya sudah dikenal sebelumnya di kalangan Gereja Latin di Barat dan termasuk bahan bacaan selama liturgi. Oleh karenanya tidak mengherankan bila menjadi bagian Injil. Biasanya tempatnya di antara Yoh 7:52 dan 8:12, boleh jadi untuk menyiapkan pembaca agar mengerti kata-kata Yesus nanti dalam Yoh 8:15 "Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun." Tapi ada pula beberapa naskah yang menaruhnya sebagai tambahan di bagian belakang Injil Yohanes. Karena teks ini telah lama diterima sebagai bagian dari Injil Yohanes dalam liturgi, wajarlah bila kita mendalaminya seperti bagian Injil juga.


BUKIT ZAITUN, BAIT ALLAH, DAN PENYALIBAN

Peristiwa yang sedang dibicarakan ini terjadi di dalam minggu terakhir kehidupan Yesus. Selama waktu itu dari pagi hingga sore ia berada di Yerusalem tetapi malam hari dilewatkannya di Bukit Zaitun, di sebelah timur kota, bersama murid-muridnya. Seperti disebutkan dalam Mrk 11:11, setelah meninjau Bait Allah, Yesus bersama dua belas muridnya ke Betania pada sore hari, yaitu sebuah perkampungan di sisi timur Bukit Zaitun. (Bukan Betania di seberang sungai Yordan yang disebut dalam Yoh 1:28.)

Latar di atas membuat peristiwa yang dibacakan hari ini berhubungan erat dengan penyaliban dan kebangkitan Yesus. Dia yang tidak menjatuhkan hukuman kepada pendosa yang dihadapkan kepadanya itu sama dengan dia yang nanti wafat di kayu salib menanggung dosa-dosa orang lain dan kemudian bangkit - tidak lagi tertindih dosa dan hukuman. Yang bersedia menerima warta ini bakal ikut mendapat kekuatan untuk tidak membiarkan diri terus ditindih dosa dan hukuman, dengan kata lain, untuk sungguh bertobat.

Peristiwa yang dibacakan hari ini terjadi di dalam Bait Allah, pusat kekayaan spiritual. Ke sanalah orang-orang berkiblat, di situlah orang bertanya, di tempat inilah diberikan jawaban dari Tuhan. Dan jawaban ini berujud manusia yang dapat dikenali, dapat diajak berdialog, dapat dibayang-bayangkan. Tetapi juga bisa dijauhi, dimusuhi, dan dibunuh. Kehadiran Tuhan seperti ini membuat orang perlu berpikir lebih dalam.

MENULIS DI TANAH?

Dalam ayat 6 dipakai kata Yunani "kategraphen" yang artinya "ia mencatat", bukan sekedar menulis, yang memang muncul dalam ayat 8 sebagai "egraphen". Dalam kedua ayat itu ada keterangan "di tanah", artinya, bisa dilihat siapa saja, tidak ditutup-tutupi. Pertanyaan kita, apakah Yesus betul-betul mencatat dan menulis sesuatu? Dan apa itu? Tidak dilaporkan apa yang ditulis Yesus di tanah. Ada yang menafsirkan bahwa dalam ayat 6 dan 8 ia menuliskan kata-kata yang nanti diucapkannya dalam ayat 7, yaitu "Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Ada pelbagai upaya tafsir. Ada yang merujuk pada tatacara Romawi yang mewajibkan ketua pengadilan menulis terlebih dahulu keputusan yang bakal diucapkannya. Bila begitu maka kata-kata dalam ayat 7 itulah keputusan yang dimintakan para ahli Taurat dan orang Farisi. Walaupun tidak lebih dari sekadar dugaan belaka, penjelasan ini menarik.

Kedua katakerja Yunani dalam ayat 6 tadi ada dalam bentuk yang biasanya dipakai membicarakan kejadian yang sedang berlangsung di masa lampau. (Istilah tatabahasa Yunani ialah bentuk imperfekt). Tapi bentuk ini juga tak jarang menandakan tindakan yang tidak utuh terjadi, bahkan sering digunakan untuk membicarakan perbuatan yang hanya diniatkan belaka. Dalam pemakaian seperti itu maka ayat 6 sebetulnya mengatakan "(Yesus membungkuk,) siap mencatat di tanah" dan ayat 8 "(Lalu ia membungkuk lagi) mau menulis". Jadi ia belum mencatat atau menulis apapun. Dalam tatabahasa Yunani bentuk ini dinamai "imperfekt konatif" ("imperfekt coba-coba"). Contoh lain, Luk 5:6, ketika tangkapan ikan banyak, "jala mereka hampir koyak (dierreesseto)". Jala tidak koyak betul-betul sehingga ikan-ikannya tidak lepas kembali! Menurut Yoh 21:11 jala memang tidak koyak. Mrk 15:23, sebelum menyalibkan Yesus, disebutkan "mereka bermaksud memberinya (edidoun) anggur yang dicampur mur, tetapi Yesus menolaknya." Anggur tidak benar-benar diberikan, karena jelas dikatakan di situ Yesus menolaknya. Ada banyak lagi contoh imperfekt konatif seperti itu.

Secara ringkas, tidak bisa dikatakan bahwa Yesus benar-benar mencatat atau menulis sesuatu. Juga tidak bisa dikatakan Yesus tidak menggubris para ahli Taurat dan orang Farisi yang datang kepadanya. Sebaliknya, pencerita malahan menyarankan bahwa Yesus siap mencatat dan menulis bila memang ada yang patut dituliskan saat itu. Penjelasan ini ada hubungannya dengan perubahan postur tubuh Yesus. Dari duduk mengajar, Yesus membungkuk mencatat dan menulis. Apa artinya? Dengan perubahan postur tubuh itu ia hendak menunjukkan bahwa ia mau mencatat dan menuliskan kebijaksanaan para ahli Kitab dan orang Farisi bila mereka memang memiliki sesuatu yang dapat diajarkan. Tapi para ahli Taurat dan orang Farisi itu tidak berani menerima peralihan peran itu. Bahkan mereka "terus menerus bertanya kepadanya" (ayat 7).

Pada saat itulah Yesus bangkit berdiri lalu berkata, "Siapa saja di antara kamu tidak berdosa hendaklah ia yang pertama yang melemparkan batu kepada perempuan ini" (ayat 7). Segera sesudah berkata demikian ia membungkuk lagi dan siap menulis di tanah, supaya bisa dilihat semua yang hadir. Sekali lagi ia meminta mereka mengajarkan apa yang bisa ia tuliskan, ia siap untuk itu. Apa yang terjadi? Satu per satu mereka pergi meninggalkan tempat itu, mulai dari yang paling senior. Yesus tidak menyaingi para ahli Taurat dan orang Farisi atau mengecilkan peran mereka. Ia justru minta mereka menunjukkan apa mereka dapat mengajarkan sesuatu yang patut dicatat dan ditulis bagi orang banyak. Ternyata tak ada seorang pun yang tampil. Mengapa? Di hadapan orang yang tulus hati ini, suara hati ahli Taurat dan orang Farisi itu sendiri tidak mengizinkan mereka mengajarkan hukuman atau tindakan keras yang mempersyaratkan kebersihan diri sendiri dulu.

MENGAJAK KEDUA BELAH PIHAK BERGANTI HALUAN

Dalam cerita ini dua kali Yesus berbicara mengenai "dosa". Yang pertama kepada para ahli Taurat dan orang Farisi (ayat 7), yang kedua kalinya kepada perempuan yang dihadapkan kepadanya (ayat 11). Dua kali pula Yesus "bangkit berdiri" dan mulai menyapa masing-masing pihak (ayat 7 dan 10). Begitulah cara pencerita menunjukkan Yesus memberi perlakuan yang sama baik kepada perempuan tadi maupun kepada para ahli Taurat dan orang Farisi. Ironis, kaum terpandang itu sebetulnya tidak lebih baik dari pada orang yang mereka anggap pendosa yang patut dihukum mati. Pernyataan Yesus bahwa siapa yang tak berdosa hendaknya melempar batu pertama mengikis habis perbedaan yang boleh jadi disembunyi-sembunyikan. Di hadapan utusan Tuhan yang sedang menampilkan kewibawaannya mengajar di Bait Allah ini semua orang sama, sama berdosanya. Pengadilan dengan pikiran manusia saja tidak mencukupi. Semua orang membutuhkan kerahiman Tuhan.

Yesus meminta kepada para penuduh agar melihat apakah mereka sendiri tanpa dosa. Mereka perlu memeriksa diri, menengok ke belakang. Kepada perempuan itu Yesus mengatakan "mulai sekarang" jangan lagi berdosa. Ada pandangan ke masa depan. Pembaca yang menyelami kisah ini akan melihat bahwa baik para ahli Taurat dan orang Farisi maupun perempuan itu sama-sama diajak melepaskan jalan hidup mereka yang lama, yang menindih diri mereka sendiri, agar dapat menempuh arah baru.

Pengalaman perempuan itu membawanya ke jalan baru yang dijanjikan Tuhan dalam nubuat yang diucapkan di dalam bacaan pertama Yes 43:16-21. Setelah membebaskan umatNya dari pembuangan di Babel, Tuhan memperkenalkan diri sebagai Dia yang pernah menuntun keluar umatNya (keluar dari Mesir) lewat laut dan menghancurkan pengejar-pengejar mereka (ayat 16-17). Ditegaskan agar mereka kini tak usah lagi mengungkit-ungkit perkara lama (ayat 18) tetapi hendaknya melihat hal baru yang dibuat Tuhan, yakni jalan di padang gurun (ayat 19) di situ ia membuat air memancar di padang gurun untuk memberi minum umat pilihanNya (ayat 20). Mereka akan memberitakan kemasyhuranNya bersama-sama dengan ciptaan lain yang ikut menerima kebaikannya (ayat 21). Dalam bacaan kedua (Fil 3:8-14) Paulus bersaksi, setelah menemukan Kristus Kebenaran Sejati itu, ia menganggap semua hal lain tidak banyak artinya lagi. Ia merasa telah ditangkap oleh kebenaran itu. Ia juga telah melupakan yang ada di belakang dan sekarang mau berlomba-lomba mendekat ke hadirat Yang Ilahi. Perempuan tadi pergi dan berganti cara hidup, para penuduhnya juga satu demi satu meninggalkan pandangan mereka sendiri, Paulus juga melepaskan dirinya yang lama. Mereka semua ini telah bertemu dengan Dia yang menerangi relung-relung gelap dan meluruskan hati. Inilah peristiwa menggembirakan yang boleh diharapkan dalam menyongsong Minggu Suci sepekan lagi.

Tambahan. Ada beberapa pertanyaan dari pembaca mengenai Yoh 8:1-11:

TANYA: Bagaimana sih kok pendosa zinah dilepas begitu saja dan habis perkara? Apa tidak aneh?

JAWAB: Memang akan kurang masuk akal bila petikan itu dibaca sebagai peristiwa pengadilan. Tetapi peristiwa yang dikisahkan bukan pengadilan .(Tidak seperti pengadilan Yesus di hadapan Mahkamah Agama nanti yang memang pengadilan). Penghakiman tidak dijalankan di Bait Allah. Yang dilakukan di situ ialah ibadat, perlindungan, dan pengajaran dalam ujud dialog atau simposium atau seminar para ahli agama. Nah dalam suatu seminar seperti itu tampillah guru-guru ternama seperti Yesus, ahli Taurat & orang Farisi, dan perempuan pezinah yang mereka datangkan sebagai narasumber otentik bagi studi kasus mereka. Dalam kesempatan ini ada juga banyak pengikut dan murid yang dalam Yoh 8:2 disebut "orang banyak/rakyat". Mereka belajar dari kepintaran guru-guru tadi. Karena situasi ini bukan situasi pengadilan dan bukan tindak lanjut penggerebekan tempat zina, tidak ada risiko bahwa perempuan itu akan betul-betul dilempari batu menurut hukum rajam seperti termaktub dalam Ul 22:21-24. Namun demikian, seminar itu bukan sekadar anggar kata mengenai perzinahan dengan tiga profesor kondang yang bila selesai ya bubar, lalu orang ambil piagam untuk dapatkan kredit guna kenaikan pangkat. Peristiwa itu langsung berdampak pada sikap hidup masing-masing peserta. Yesus berhasil menghadapkan ahli Taurat dan orang Farisi ke suara batin mereka sendiri seperti dijelaskan dalam ulasan di atas. Dan ini terjadi di Bait Allah, bukan di ruang pengadilan. Hal ini penting disadari penafsir. Dalam pengadilan yang sungguh, juga di kalangan orang Yahudi dulu, perasaan hakim, penuduh, pembela tidak bisa berperan langsung. Para anggota Sanhedrin yang mendakwa Yesus menghujat memang tidak bisa lain kecuali mendakwa menurut hukum mereka. Jadi peristiwa kali ini bukan kisah pengadilan pezinah melainkan kisah penjernihan suara hati manusia dalam rangka menyiapkan diri memahami peristiwa paskah Yesus nanti. Maka hal yang disebut dalam ayat 2 bahwa peristiwa ini terjadi di Bait Allah dan dalam rangka pengajaran amat penting bagi penafsiran warta petikan ini.

TANYA: Apa "melempari dengan batu" (Yoh 8:5 dan 7) itu sama dengan praktek "hukum rajam"?

JAWAB: Ancaman dirajam sampai mati termaktub dalam Taurat, juga dalam kasus perzinahan, lihat Ul 22:21-24, bandingkan Yehezkiel 16:40 23:47. Beberapa tindak pidana lain juga dikenai sanksi rajam sampai mati: menyembah berhala: Ul 13:10 17:5; menghujat Tuhan Im 24:14 bdk. Yoh 10:33; mengorbankan anak: Im 20:2; praktek jalangkungan & nini thowokan Im 20:27; melanggar hari Sabat: Bil 15:32-36 dan beberapa kasus lain. Namun apakah ancaman hukuman mati dengan rajam bisa divoniskan begitu saja dan sungguh dieksekusikan adalah perkara lain. Pertama-tama boleh dicatat bahwa bagi orang Yahudi dari zaman ke zaman hukum kasuistik ("bagi perkara X, hukumnya Y") dalam Taurat lebih berfungsi sebagai sumber "berteologi" dan tidak diberlakukan begitu saja sebagai pasal-pasal hukum KUHP. Mereka memiliki semacam KUHP yang rinci yang dijabarkan dari Taurat, dan kemudian dikenal antara lain dengan nama Misyna. Hukum-hukum yang ada di dalamnya perlu dipelajari dengan komentar para yurist mereka. Di situ ada aturan-aturan rumit cara mempidana orang. Ada peraturan yang tidak memudahkan orang bisa dikenai hukuman begitu saja. (Misalnya hanya bila tertangkap basah, mesti ada lebih dari satu saksi, dst.) Juga ada beberapa aturan pelaksanaan atau eksekusi dengan tenggang waktu cukup lama agar memungkinkan pengampunan pada hari raya tertentu.

Dalam pelbagai masyarakat di pelbagai kebudayaan, ancaman atau sanksi hukuman yang amat keras sering tidak dijalankan harfiah. Ini memiliki dampak pada teologi. Nabi-nabi Perjanjian Lama dulu berbicara mengenai ketaksetiaan Israel yang ipso facto mestinya mendatangkan kehancuran umat (=putusan hukuman mati), tetapi belas kasihan Tuhan menyelamatkan umat dari kehancuran total. Di Firdaus difirmankan, bila makan buah pengetahuan baik dan buruk akan mati seketika. Tetapi Hawa dan suaminya tidak mati seketika walaupun makan buah itu. Kesimpulan teologis yang bisa ditarik pembaca: Tuhan berbelaskasihan sehingga hukuman yang ditetapkanNya sendiri diubah-Nya menjadi "nasib" ular, wanita dan lelaki dan pengusiran dari Firdaus pada akhir Kej 3. Tetapi, sebelum itu, perhatikan Kej 3:21, Tuhan yang baru saja menjatuhkan firman kutukan tadi itu tiba-tiba berubah menjadi penuh perhatian kembali kepada manusia. Ia membuatkan manusia dan istrinya pakaian dari kulit binatang dan "mengenakannya kepada mereka", artinya, ia mengukur persis persis bahu, dada, lengan, pinggul ke bawah, sehingga pakaian kulit binatang itu tidak kedodoran.

TANYA: Ada yang pernah mendengar penjelasan sbb.: ".....batu yang dilempar itu bukan batu besar, tapi batu kecil-kecil. Batu tersebut tidak ditujukan ke badan/tubuh si wanita, melainkan dilempar ke depannya. Orang yang yang melempar batu menyatakan setuju wanita itu harus dihukum mati dan dibawa ke penguasa Romawi agar hukuyman disahkan. Jadi batu itu sebagai alat menghitung (seperti voting)." Bagaimana pendapat Romo tentang tafsiran ini?

JAWAB: Tafsir itu akibat kerancuan degan praktek "membuang undi" dalam meramal atau mengundi barang yang dadunya bisa dibayangkan besarnya seperti kerikil...! Memang lembaga peradilan Yahudi pada zaman Yesus tak berhak menjatuhkan hukuman mati. Bila menurut hukum mereka memang harus dikenai pidana mati,maka perlu dibawa dan disahkan oleh penguasa Romawi (lihat juga Yoh 18:31). Tidak dikenal praktek pungut suara di Bait Allah, kalau toh mau dijajaki pendapat para tetua maka akan dilakukan di mahkamah,tidak di Bait Allah.



Salam hangat,
A. Gianto





Bagikan

Sabtu, 20 Maret 2010 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Sabtu, 20 Maret 2010
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Beato Sebastianus dr Torino;
St. Fransiskus; Maria dr Camporosso

"Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia" (Yoh 7:43)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, penolakan bangsa Israel terhadap Putra-Mu Kaujadikan lambang cinta kasih-Mu kepada kami. Kami mohon semoga hari ini hati kami terbuka dan bersedia menerima dan mendengarkan Kristus yang menjadi utusan-Mu yang sejati, serta berusaha hidup menyerupai dia, sebab Engkaulah Allah yang benar dan berkuasa selama-lamanya. Amin.

Orang yang berdiri membela kebaikan dan kebenaran, sering tidak diterima sesamanya. Para pembela perkara Tuhan tak jarang mengalami penolakan dan ancaman. Dewasa ini pun berani melawan arus korupsi, dusta dan kebobrokan hidup bersama merupakan tugas yang berat. Bersama dengan Nabi mari kita berani berseru “Kepada-Mulah kuserahkan perkaraku”. (RUAH)

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yeremia (11:18-20)

"Aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih."

18 Nabi berkata: TUHAN memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya; pada waktu itu Engkau, TUHAN, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku. 19 Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: "Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!" 20 Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung.
Ayat. (Mzm 7:2-3.9bc-10.11-12)
1. Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku, dan lepaskanlah aku, supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
2. Hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas. Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
3. Perisaiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati; Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Orang yang mendengarkan firman Tuhan, dan menyimpannya dalam hati yang baik, akan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Nikodemus diam-diam mengenal Yesus dan menjadi murid-Nya. Menurut faham orang Farisi, ia telah disesatkan. Tetapi bagi Nikodemus, mengikuti Yesus ia merasa sungguh dibebaskan. Ia dapat menelanjangi paham-paham palsu, dan bersuara dengan lantang berdasarkan nuraninya.(RUAH)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (7:40-53)

"Apakah Engkau juga orang Galilea?"

40 Sekali peristiwa Yesus mengajar di Yerusalem. Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." 41 Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! 42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." 43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia. 44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya.45 Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?" 46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" 47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan? 48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? 49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!" 50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: 51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?" 52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea." 53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Hukum di mana-mana menekankan prinsip atau asas praduga tak bersalah. Sebelum dibuktikan melakukan suatu kesalahan dengan suatu dalil yang sah, seseorang tidak boleh diputuskan sebagai yang bersalah.

Kalimat yang sama mengejutkan kita dengarkan hari ini dari mulut Nicodemus, seorang Farisi yang bijaksana dan terpandang: ”Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?”

Emosi dapat memengaruhi keputusan dan sikap kita karena pikiran kita menjadi kurang jernih. Pertimbangan kita makin buruk bila kita menaruh syak wasangka terhadap seseorang dan mengambil keputusan berdasarkannya. Mendengar dan tidak terlalu cepat melompat kepada kesimpulan akan memperkokoh keputusan kita dalam memberi penilaian yang tepat dan benar. Kita harus berpikir ulang sebelum kita mengambil keputusan atau menetapkan keputusan. Orang bijak mengatakan bahwa jangan pernah mengambil keputusan pada saat sedang tidak mampu mengendalikan emosi.

Bapa di surga, ajarilah aku untuk melihat kebaikan dalam diri orang lain dan mengembangkan kebaikan itu dalam diriku. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian.


Bagikan

Jumat, 19 Maret 2010 Hari Raya St Yosef, Suami SP. Maria

Jumat, 19 Maret 2010
Hari Raya St Yosef, Suami SP. Maria

"Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus" (Markus 1:20b)

Doa Renungan Pagi

Allah yang mahakuasa, Santo Yusuf, abdi-Mu yang setia telah Kauberi tugas mulia untuk menjaga dan melindungi keluarga kudus di Nazaret yang menjadi awal keselamatan kami. Ajarilah kami hari ini, beriman seperti St. Yusuf yang dengan tekun dan takwa berbakti kepada-Mu mengabdikan diri dalam karya penyelamatan umat manusia yang telah Kaumulai dalam diri Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-5a.12-14a.16)

"Tuhan Allah akan memberikan kepada Dia takhta Daud bapa-Nya."

4 Pada suatu malam datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian: 5a "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: 12 Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. 13 Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. 14a Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat.
(Mzm 89:2-3.4-5.27.29; R:37)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku". Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh".

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (4:13.16-18.22)

"Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya."

13 Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman. 16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --17 seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."22 Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. (Mzm 84:5)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (1:16.18-21.24a)

"Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan."

16 Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. 18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 24a Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Siapakah St. Yosef?

St. Yosef adalah
seorang santo besar. Ia adalah bapa asuh Yesus dan suami Santa Perawan Maria. Yosef memperoleh hak istimewa untuk merawat Putra Allah sendiri, Yesus, serta BundaNya, Maria. Yosef seorang yang miskin sepanjang hidupnya. Ia harus bekerja keras dalam bengkel tukang kayunya, tetapi ia tidak berkeberatan. Ia bahagia dapat bekerja bagi keluarga kecilnya. Ia amat mengasihi Yesus dan Maria.

Apa pun yang Tuhan ingin ia lakukan, St. Yosef segera melaksanakannya, tak peduli betapa sulit hal tersebut. Ia seorang yang rendah hati serta tulus hati, lemah lembut serta bijaksana. Yesus dan Maria mengasihinya serta taat kepadanya sebab Tuhan telah menjadikannya kepala rumah tangga mereka. Betapa bahagianya St. Yosef dapat hidup bersama dengan Putra Allah sendiri. Yesus taat kepadanya, membantunya serta mengasihinya. Kita biasa memohon bantuan doa St. Yosef sebagai pelindung mereka yang sedang menghadapi ajal, sebab kita percaya bahwa St. Yosef meninggal dunia dengan damai dalam pelukan Yesus dan Bunda Maria.


St. Theresia dari Avila
memilih St. Yosef sebagai pelindung ordonya, ordo para biarawati Karmelit. Ia menaruh pengharapan besar dalam memohon bantuan doa St. Yosef. “Setiap kali aku meminta sesuatu kepada St. Yosef,” demikian katanya, “ia selalu memperolehkannya bagiku.”

Paus Pius IX menyatakan St. Yosef sebagai pelindung Gereja Universal.


“Apa yang telah dijanjikan Allah yang baik kepada mereka (para nabi dan para bapa bangsa), ia gendong dalam pelukannya.” ~ St. Bernardin dari Siena

Sumber: http://indocell.net/yesaya/id271_s__yusuf.htm


Renungan


2Sam 7:4-5a.12-14a.16; Rm 4:13.16-18.22; Mat 1:16.18-21.24a

“Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum”

“Setiap tahun terjadi 2,6 juta kasus aborsi di Indonesia atau setiap jamnya terdapat 300 wanita telah menggugurkan kandungannya dengan cara yang membahayakan jiwanya sendiri itu. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Siswanto Agus Wilopo, di Jakarta, Kamis, mengatakan, data aborsi tersebut meliputi kasus aborsi yang terjadi secara spontan maupun dengan induksi."Dari jumlah itu, 700 ribu diantaranya dilakukan oleh remaja atau perempuan berusia di bawah 20 tahun," kata Ketua Minat Kesehatan Ibu dan Anak/Reproduksi Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.” (www.antara.co.id/ tgl 23/11/06). 700 ribu per tatun berarti kurang lebih 2 per hari, yaitu 2 (dua) remaja atau perempuan menggugurkan kandungan. Remaja atau gadis yang menggugurkan kandungan-nya mungkin karena pergaulan bebas serta ditinggal lari oleh pacarnya, yang tidak bertanggungjawab. Bergitulah sikap mental beberapa remaja laki-laki atau pemuda, yang sering hanya cari enaknya dan tak bersedia bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukannya. Hari ini kita kenangkan St.Yusuf, ‘suami SP Maria’ atau tunangan SP Maria, yang mengetahui bahwa Maria mengandung, tergerak untuk meninggalkannya, tetapi ia juga tidak mau mencemarkan nama Maria di muka umum. Maka baiklah dalam rangka mengenangkan pesta St.Yusuf, suami SP Maria, hari ini saya mengajak lebih-lebih para rekan laki-laki untuk berhati tulus dan tidak mau mencemarkan nama orang lain di muka umum.

“Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum” (Mat 1:19)

Tulus hati berarti memiliki hati yang mulus dan bersih alias suci, dan secara konkret untuk masa kini antara lain “tidak mencemarkan nama orang lain di muka umum”. Pada masa kini kiranya cukup banyak orang yang suka mencemarkan nama baik orang lain yaitu dengan ‘ngrumpi/ngrasani’, yang pada umumnya membicarakan kekurangan, kelamahan dan dosa orang lain, dimana orang yang dijadikan bahan pembicaraan tidak ada di depannya. Orang yang berbuat demikian berarti melecehkan atau merendahkan orang lain alias melanggar atau menginjak-injak hak asasi manusia. Saya sering mendengar keluhan dari beberapa orang, entah suami atau isteri, yang merasa kurang puas dalam pelayanan kebutuhan pribadi di rumah atau di tempat tidur, dengan mudah menceriterakan kepada rekan kerjanya yang berlainan jenis perihal kekurangan atau kelemahan pasangan hidupnya. Dampaknya adalah kerenggangan hubungan suami-isteri yang dibumbui dengan perselingkuhan.

“Tidak mencemarkan nama baik orang lain di muka umum” antara lain berarti menceriterakan apa yang baik, indah, luhur dan mulia yang ada dalam diri sesamanya, dengan kata lain senantiasa ‘berpikiran positif’ (positive thinking). Kami percaya dalam diri kita masing-masing pasti lebih banyak apa yang baik, indah, luhur dan mulia daripada apa yang buruk, remeh, jorok dan kotor. Apa yang baik, luhur, indah dan mulia dalam diri kita antara lain keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh, yaitu :” kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Kami berharap kebiasaan berpikir positif ini sedini mungkin ditanamkan atau dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga dan tentu saja antara lain dengan teladan konkret dari orangtua/bapak ibu. Apa yang telah dibiasakan di dalam keluarga tersebut hendaknya kemudian diperdalam dan diteguhkan di dalam sekolah-sekolah dan masyarakat. Para pemimpin atau pejabat kami harapkan ketika mengunjungi atau mendatangi bawahannya tidak mencari-cari kelemahan dan kekurangan mereka agar nampak lebih unggul dan wibawa, tetapi lebih melihat apa yang baik, luhur, indah dan mulia. Biarkanlah pada waktunya mereka dengan rendah hati dan jujur menceriterakan sendiri kelemahan dan kekurangannya.

“Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.” (Rm 4:13)

Bapa Abraham adalah bapa dan teladan umat beriman, maka siapapun yang mengaku beriman hendaknya meneladan Bapa Abraham, sebagaimana dikatakan Paulus ini “Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (Rm 4:18). Apa yang dimaksudkan dengan ‘dasar untuk berharap’ adalah segala sesuatu yang masuk akal alias dapat difahami dengan akal budi atau logis, dapat dirasakan oleh panca indera kita. Apa yang disebut harapan memang tidak/belum kelihatan, belum dapat dinikmati atau disarakan, jika sudah kelihatan dan dapat dinikmati berarti bukan harapan. Janji merupakan harapan dan belum kelihatan, dan kita semua kiranya pernah berjanji, maka marilah kita mawas diri sejauh mana telah berusaha agar janji tersebut menjadi kenyataan atau terwujud.

Marilah berbagai macam janji yang pernah kita ikrarkan kita hayati berdasarkan iman, yang berarti kita mempersembahkan diri seutuhnya pada janji yang pernah kita ikrarkan beserta aneka aturan dan tatanan yang terkait dengan janji. Kita hayati janji dengan semangat kasih, hukum utama dan pertama, maka marilah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tubuh kita laksanakan aneka kewajiban dan tugas sebagai uraian aturan atau tatanan. Kepada para pelajar/siswa atau mahasiswa yang sedang belajar kami harapkan sungguh belajar, kepada rekan-rekan pegawai atau pekerja kami harapkan sungguh bekerja, melaksanakan tugas yang dibebankan, dst.. Secara khusus kami mengingatkan dan mengajak anda semua yang hidup berkeluarga sebagai suami-isteri yang diikat dan didasari oleh cintakasih, ajaran utama dan pertama. Hendaknya suami-isteri setia saling mengasihi baik dalam untung dan malang, sehingga anak-anak yang dianugerahkan juga hidup saling mengasihi. Pengalaman hidup saling mengasihi di dalam keluarga akan menjadi modal dan kekuatan untuk dikembangkan dan diperdalam lebih lanjut di dalam masyarakat.

Selain berdasarkan iman, kita juga diharapkan hidup dan bertindak karena kebenaran. Apa yang disebut benar atau baik senantiasa berlaku secara umum atau universal. Salah satu kebenaran dari jati diri kita sebagai manusia adalah sebagai ‘gambar atau citra Allah’, maka selayaknya kita hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah, tidak mengikuti selera atau keinginan pribadi atau kelompok saja. Dengan kata lain kita dipanggil untuk hidup dan bertindak dengan pedoman dan acuan kesejahteraan atau kebahagiaan umum (bonum commune). Para pemimpin atau pejabat kami dambakan dapat menjadi teladan dalam hidup dan bertindak atau memfungsikan jabatan atau kedudukannya demi kesejahteraan atau kebahagiaan umum atau rakyat.

“Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit. Engkau telah berkata: "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun." (Mzm 89:2-5)

Jakarta, 19 Maret 2010

Ign Sumarya, SJ

Doa Renungan Malam

Allah Bapa yang mahabaik, kami mohon pada-Mu pada malam hari ini utuslah Santo Yusuf untuk menjagai keluarga kamiseperti ia menjaga keluarga Nazaret. Agar karunia yang ada padanya yang berasal dari pada-Mu dapat juga kami rasakan dalam rumah kami ini. Santo Yusuf doakan dan jagalah keluarga kami. Amin.

Bagikan

Kamis, 18 Maret 2010 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Kamis, 18 Maret 2010
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

"Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku" (Yoh 5:36)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa, bantulah kami hari ini agar dapat menjadi seorang pribadi yang layak Kauutus ke tengah lingkungan tempat kami tinggal, agar kami dapat dengan bangga dan berani mewartakan Kristus sebagai penyelamat dan harapan hidup kekal bagi orang yang percaya dan berkenan di hadapan-Mu. Terpujilah Engkau kini dan selamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Keluaran (32:7-14)

"Allah menyesali malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya."

7 Di Gunung Sinai berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. 8 Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." 9 Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.10 Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar." 11 Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? 12 Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu. 13 Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya."14 Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umatku.
Ayat. (Mzm 106:19-20.21-22.23)
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan; mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di tanah Mesir; yang melakukan perbuatan-perbuatan ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnakan mereka.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya, beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:16)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:31-47)

"Yang mendakwa kamu adalah Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapan."

31 Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang Yahudi, "Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; 32 ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. 33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; 34 tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan.35 Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. 37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, 38 dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. 39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, 40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. 41 Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. 42 Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. 43 Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. 44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?45 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. 46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Pernah suatu ketika ada kecelakaan bus. Bus tersebut terbakar dan semua penumpangnya juga terbakar hangus. Pihak keluarga agak kesulitan untuk menemukan anggota keluarganya yang terbakar, karena wajah, badan, pakaian semua hangus. Ada salah satu anak yang mencari ibunya yang turut menjadi korban. Ia ingat betul bahwa ibunya memakai gigi palsu, yaitu gigi lapis emas. Oleh karena itu, dengan dibantu beberapa orang, ia mencari ibunya. Setiap korban dilihat bagian giginya dan akhirnya ditemukan. Ia yakin betul bahwa itu adalah ibunya, maka ia minta ijin untuk membawa pulang jenasah ibunya.

Tanda-tanda tertentu bisa membantu kita untuk mengenali seseorang. Hari ini Yesus berusaha meyakinkan orang tentang diri-Nya. Dengan berbagai cara Ia menegaskan bahwa Dia adalah Anak Allah. Sebagai Anak, Ia memiliki hubungan yang sangat dekat bahkan memiliki kesatuan yang tak terpisahkan. Namun kata-kata-Nya belum membantu kita untuk semakin percaya. akhirnya Ia hanya mengatakan, "Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku."

Hal-hal yang tidak bisa dipungkiri hubungan Yesus dengan Bapa adalah pekerjaan. Pekerjaan Bapa untuk menyelamatkan manusia, secara sempurna dilaksanakan oleh Yesus. Semoga dengan karya-karya Yesus, kita semakin meyakini, bahwa Allah tinggal di tengah kita dalam diri Yesus Kristus.

Tuhan, semoga aku dapat ambil bagian dalam pekerjaan-Mu sehingga aku juga bisa menampakkan kehadiran-Mu bagi sesama. Amin.

Renungan Harian Mutiara Iman 2010

Bagikan

Rabu, 17 Maret 2010 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Rabu, 17 Maret 2010
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

"Apa yang dikerjakan Bapa itu juga yang dikerjakan Anak"

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, Putra-Mu menghormati-Mu dan mengerjakan perbuatan-perbuatan mulia yang membawa keselamatan. Kami juga Kauangkat menjadi anak-anak-Mu melalui Yesus Kristus Putra sulung-Mu, maka bantulah kami yang lemah ini agar sanggup menghormati-Mu dengan mendengarkan sabda-Mu dan mewujudkannya dalam hidup keseharian kami. Semoga dengan-Nya kami memperoleh kehidupan abadi bersama-Mu. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kai. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (49:8-15)

"Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangunkan bumi kembali."

8 Beginilah firman TUHAN: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, 9 untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah! kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah! Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundulpun tersedia rumput bagi mereka. 10 Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air. 11 Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. 12 Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada dari utara dan dari barat, dan ada dari tanah Sinim." 13 Bersorak-sorailah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung! Sebab TUHAN menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas. 14 Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku." 15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang
Ayat. (Mzm 145:8-9.13c-14.17-18)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua yang tertunduk.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Akulah kebangkitan dan hidup, sabda Tuhan. Setiap orang yang percaya pada-Ku, akan hidup, sekalipun ia sudah mati.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:17-30)

"Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya."

17 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi,"Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." 18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. 19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. 20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. 21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. 22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, 23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. 24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. 25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. 26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. 27 Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. 28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, 29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. 30 Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Dua orang atau kelompok yang saling tidak percaya dan curiga, ketika salah satu pihak membuka jati diri yang sebenarnya pada umumnya relasi keduanya semakin tegang dan runcing. Demikianlah yang terjadi dengan Yesus dan orang-orang Yahudi, yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Penyelamat Dunia, yang telah dijanjikan bagi mereka. Setelah Yesus menyatakan bahwa Diri-Nya adalah Anak Allah, maka orang-orang Yahudi semakin tergerak untuk menyingkirkan Yesus. Apa yang terjadi antara Yesus dan orang-orang Yahudi ini rasanya dapat terjadi dalam hidup terpanggil, entah menjadi imam, bruder dan suster (setelah kaul akhir) atau suami-isteri/ berkeluarga. Masa lima tahun pertama setelah tahbisan imam, kaul akhir membiara atau hidup berkeluarga, adalah masa-masa dimana masing-masing mulai membuka diri dengan jujur, entah sadar atau tidak sadar, atau dikenali kelemahan dan kekurangannya. Ada kecenderungan pada masa lima tahun pertama tersebut orang hidup dan bertindak seenaknya sendiri, tiada sandiwara kehidupan lagi. Masa lima tahun pertama memang boleh dikatakan masa krisis, maka siapa dapat melewati krisis tersebut dengan baik ia akan semakin mantap dan setia menghayati panggilan hidupnya, sebaliknya ketika mereka tak mampu melewati krisis pada umumnya akan terjadi perceraian atau pengunduran diri dari panggilan. Maka kami berharap pada masa lima tahun pertama menelusuri hidup terpanggil tersebut hendaknya tidak melupakan peran dan karya Tuhan; dengan kata lain jangan melupakan hidup doa, rohani atau spiritual, dan jangan sampai mabuk kerja, dst…

"Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau" (Yes 49:15). Kutipan ini menggambarkan kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya.
Perempuan atau ibu yang baik kiranya senantiasa menyayangi anak kandungnya dalam keadaan atau situasi dan kondisi apapun. Kasih sayang ibu terhadap anak kandungnya hemat saya tidak hanya terbatas pada makanan, minuman, uang, pakaian, dst. melainkan lebih-lebih dan terutama kebersamaan hidup maupun pendampingan pada saat-saat penting. Memang tidak berarti memanjakan, melainkan dapat berpedoman pada motto bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantoro, yaitu "ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani" (keteladanan, pemberdayaan dan motivasi). Yang mungkin baik saya angkat atau ingatkan adalah keteladanan dan pemberdayaan, karena hal ini berarti ada komunikasi atau relasi yang baik dan memadai, terjadi pemborosan waktu dan tenaga bagi yang terkasih. Hendaknya anak-anak jangan merasa kurang kasih sayang dari orangtuanya, maka dengan ini kami berharap para ibu sungguh memperhatikan anak-anak kandungnya pada masa/usia balita, memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anak kandung yang masih berumur di bawah lima tahun. Kecenderungan keluarga-keluarga atau ibu-ibu muda masa kini dengan mudah meninggalkan anak balitanya demi karier atau gengsi, bahkan tidak menyusui anaknya secara memadai. Jika terjadi demikian ada kemungkinan anak-anak merasa dilupakan, kurang disayangi oleh ibunya, namun Tuhan tidak akan melupakannya, tetap menyayangi melalui orang-orang yang baik hati dan penuh pengorbanan menyayangi anak-anak yang kurang kasih sayang.

"TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya. TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan." (Mzm 145:8-9.17-18)

Jakarta, 17 Maret 2010

Ignatius Sumarya, SJ


Bagikan

APP KAJ 2010 Sub Tema IV: Membangun Hidup Baru (2 Kor 9: 6-12)

APP KAJ 2010
Sub Tema IV: Membangun Hidup Baru (2 Kor 9: 6-12)

Mewujudkan Komunitas yang Memberi

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:6-12)

6 Saudara-saudara, camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. 7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. 8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. 9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." 10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; 11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. 12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Konteks Bacaan

Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus (bab 8), Paulus berkisah tentang orang-orang Makedonia yang luar biasa dalam pelayanan kasih. Kendati mengalami cobaan berat dengan berbagai penderitaan, mereka murah hati dan memberi melampaui kemampuan mereka untuk orang-orang kudus yang mengalami penganiayaan dan penjarahan di Yerusalem (2 Kor 8: 1-5).

Dari kenyataan itu, Paulus menasehati jemaat Korintus supaya mereka yang kaya dalam banyak karunia rohani hendaknya juga kaya dalam pelayanan kasih. Paulus mengingatkan: “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.” (2 Kor 8: 9).

Maka, Paulus meminta supaya rencana pengumpulan dana yang sudah dirintis sejak setahun lalu, hendaknya diwujudkan. Sebab, iman hendaknya membuat kaum beriman bertanggung jawab satu sama lain, sehingga ada keseimbangan. “Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.” (2 Kor 8: 14).

Untuk itulah Paulus kemudian mengutus Titus dengan disertai oleh dua saudara dari utusan jemaat untuk menyelesaikan pengumpulan dana dengan tujuan pelayanan kasih kepada sesama yang sedang membutuhkan pertolongan di Yerusalem. Paulus minta supaya umat Korintus menunjukkan bukti kasih mereka. Paulus menyatakan bahwa ia tahu kerelaan hati jemaat Korintus; dan karena itu ia sudah memegahkan mereka kepada orang-orang Makedonia yang telah terlebih dahulu mengulurkan tangan. Ia mengingatkan, jangan sampai kemegahan itu menjadi sia-sia, supaya ketika ia datang bersama orang-orang Makedonia kelak, semuanya sungguh-sungguh sudah siap.

Memberi dengan sukacita

Dengan latar belakang keadaan itu, kemudian Paulus menasehati jemaat Korintus supaya mereka memberi dengan kerelaan hatinya; jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Paulus kemudian meneguhkan bahwa orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Selain itu, pelayanan kasih itu juga bukan saja mencukupkan keperluan orang-orang kudus di Yerusalem, melainkan juga sebagai bentuk nyata ucapan syukur kepada Allah atas segala karunia yang sudah diterima (2 Kor 9: 12).

Perbuatan kasih yang mau berbagi kepada mereka yang membutuhkan pertolongan ini akan menyenangkan hati Allah. Maka Paulus menandaskan: “Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” (2 Kor 9: 8).

Kisah Danau Galilea dan Laut Mati

“Perbuatan kasih membawa berkat” ini mengingatkan kita akan suatu kenyataan alam yang memberi pesan yang sama: Danau Galilea dan Laut Mati. Keduanya memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Danau Galilea memperoleh air dari sungai Yordan dan mengalirkannya ke sungai-sungai kecil yang ada di sekitarnya. Hal ini membuat tanah di sepanjang aliran antara danau itu dengan sungai-sungai kecil menjadi subur. Air yang terus mengalir dan berganti membuat ikan-ikan hidup di sana dan dapat menjadi sumber mata pencaharian bagi nelayan-nelayan yang hidup dari danau itu. Sebaliknya, Laut Mati memperoleh air dari Sungai Yordan tetapi tidak mengalirkannya kembali ke mana pun juga. Semuanya ditampung untuk diri sendiri. Kita semua tahu, tidak ada kehidupan di Laut Mati. Karena kadar garam yang terlalu tinggi, tidak ada tumbuhan maupun ikan-ikan yang dapat hidup disana

Kenyataan alam ini semakin meneguhkan bahwa semua rahmat dan berkat yang kita peroleh pada hakekatnya adalah mengandung panggilan untuk menjadi saluran berkat bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan, yang ‘dihadirkan’ atau ‘dikirim’ Tuhan di sekitar kita. Ini sekaligus juga adalah ‘training ground’ untuk memurnikan iman kita, teristimewa ketaatan menjalankan tugas perutusan untuk menghadirkan kasih Kristus di tengah kehidupan.

Bagaimana Umat Basis Kita

Lantas, dalam kaitan dengan umat basis kita, sebagai himpunan murid-murid Kristus, sudah barang tentu tidak boleh berhenti pada kegiatan-kegiatan pendalaman iman dan persaudaraan. Bapak Uskup kita pernah berpesan: “Jangan sampai ada satu warga lingkungan yang sedang mengalami kesulitan hidup, kita sama sekali tidak tahu dan tidak mau tahu.” Komunitas yang berpusat pada Kristus seyogyanya memancarkan kasih Kristus itu sendiri kepada orang-orang sekitar yang membutuhkan pertolongan, apalagi kalau itu warga sendiri.

Hanya dengan begitulah umat basis ‘berdaya dan berkualitas’ bukan saja untuk membangun dirinya sendiri tetapi juga mampu menjadi saksi Kristus di tengah kehidupan nyata sesamanya. Uluran tangan dan pelayanan kasih kepada sesama yang berbeban adalah wujud nyata iman kita akan Kristus. Bukankah rasul Yakobus mengingatkan: “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yak 2: 17)

Maka, dalam masa Prapaskah ini, baik jika lingkungan-lingkungan secara khusus mewujudkan suatu aksi nyata yang sungguh berguna bagi orang-orang miskin dan berbeban yang ada di sekitar kita. Aksi nyata itu hendaknya melibatkan sebanyak mungkin umat, bukan pertama-tama dalam hal dana, tetapi terutama juga hati, pikiran dan tenaga. Pada minggu keempat masa Prapaskah ini, selayaknya lingkungan sudah melakukan ‘action’ dan tidak hanya berkutat pada pendalaman iman ataupun diskusi semata.

Kita memang perlu terus merenungkan: mau jadi Danau Galilea yang mengalirkan berkat kepada dunia sekitar atau mau jadi Laut Mati yang tidak punya kehidupan? Nah, masihkah ‘duduk diam’?


oleh M. Muliady Wijaya, www.reginacaeli.org


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy