Minggu, 18 April 2010
Hari Minggu Paskah III
Antifon Pembukaan
Mzm 65:1-2
- Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, bermazmurlah bagi nama-Nya yang mulia, dan gemakanlah pujian-Nya.
Doa Renungan
I Marilah berdoa: Allah Bapa kami yang kekal dan mahakudus, curahilah kami Roh Yesus Putera-Mu, yang telah Kaubangkitkan dari alam maut. Ampunilah dosa kami, bila kami mendengarkan sabda-Mu dan jadikanlah kami putera dan puteri-Mu yang berkenan di hati-Mu. Demi Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami.U AminBacaan PertamaPembacaan dari Kisah Para Rasul (5:27b-32.40b-41)
"Kami dan Roh Kudus adalah saksi hal-hal ini."
Setelah ditangkap oleh pengawas Bait Allah, para rasul dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Imam Agung mulai menegur mereka, "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam nama Yesus. Namun ternyata kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu, dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami." Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Penyelamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi segalanya itu: kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia." Mereka lalu menyesahkan para rasul, dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu ya Tuhan, selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b; R: 2a)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
3. Dengarlah Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan jadilah penolongku! Aku yang meratap Kauubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Kitab Wahyu (5:11-14)
Aku, Yohanes, melihat dan mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua di surga; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa; dan aku mendengar suara nyaring dari mereka, "Anak Domba yang disembelih itu layak menerima kuasa dan kekayaan, hikmat dan kekuatan, hormat, kemuliaan dan puji-pujian!" Dan aku mendengar semua makhluk yang di surga dan yang di bumi, yang di bawah bumi dan yang di laut, dan semua yang ada di dalamnya, berkata, "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, puji-pujian dan hormat, kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" Dan keempat makhluk di surga itu berkata, "Amin!" Dan para tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil PS 963
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Solis: Kristus, pencipta semesta alam telah bangkit. Ia mengasihani umat manusia.
Bacaan InjilInilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (21:1-19)
"Yesus mengambil roti dan ikan serta memberikannya kepada para murid."
Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut: Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid Yesus yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya, "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat, lalu naik ke perahu. Tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai akan tetapi murid-murid itu tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, "Hai anak-anak adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka, "Tidak ada!" Maka kata Yesus kepada mereka, "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, "Itu Tuhan!" Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika tiba di darat, mereka melihat api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti. Kata Yesus kepada mereka, "Bawalah beberapa ikan yang baru kamu tangkap itu!" Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguhpun sebanyak itu ikannya, jala itu tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, "Marilah dan sarapanlah!" Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, `Siapakah Engkau', sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka; demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. Sesudah mereka sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya, "Benar, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepadanya, "Benar, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedihlah hati Petrus, karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya, `Apakah engkau mengasihi Aku'. Maka ia berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu! Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, ketika masih muda, engkau sendiri mengikat pinggangmu dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki. Tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu, dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Hal ini dikatakan Yesus untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Yesus berkata kepada Petrus, "Ikutlah Aku!"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Baru saja kita rayakan Paskah Kebangkitan Kristus dan penebusan umat manusia. Juga kita dengar Yesus meniupkan Roh Kudus ke pada murid-muridnya. Hikmatnya juga ikut menyegarkan batin kita. Tetapi sekarang kita kembali ke hidup sehari-hari, mencari nafkah, memikirkan keluarga, masa depan, karier, pergaulan dengan sejawat. Rasa-rasanya kok kita kembali seperti dulu, sama saja. Apa arti kebangkitan dan kata-kata indah sebangsanya? Serangkaian pertanyaan ini diolah dalam Yoh 21:1-19 yang dibacakan pada hari Minggu Paskah III tahun C.
KEMBALI KE HIDUP SEHARI-HARI
Demikian juga yang dipikirkan para murid Yesus. Memang mereka berbesar hati. Namun orang tidak bisa terus-menerus berbesar hati. Yesus sudah bangkit dan tidak diragukan lagi. Semua percaya. Lalu? Iman bukan dapur ajaib yang asapnya bisa berkepul terus. Iman tidak menggebah pergi begitu saja kesulitan rumah tangga, tidak menjawab semua soal di kantor. Memang seminggu sekali kita biasa ziarah ke oasis rohani sejam, pulang dibekali kata-kata dan gagasan indah mengenai iman yang mestinya membikin orang ulet dan tahan banting. Tapi kalau sungguh dibanting beneran apa betul-betul bertahan? Dan berapa lama?
Itulah sebabnya setelah beberapa waktu Petrus mengambil keputusan, "Aku mau pergi menangkap ikan." (Yoh 21:3). Dan maksudnya menangkap ikan sungguhan, bukan ikan kiasan, bukan manusia-manusia yang akan dikumpulkan dan diajarinya tentang Yesus. Ia mau kembali bekerja seperti dulu. Kan masih punya kepiawaian sebagai pebisnis ikan danau. Dan pengalaman mengikuti Yesus dan menyaksikan hal-hal hebat dulu itu rasa-rasanya sudah jadi lembaran hidup yang mesti ditutup. Bisa diceritakan kepada orang banyak, tapi sudah selesai. Keadaan sudah berubah. Juga murid-murid lain yang disebut dalam ayat 2 berpikiran sama. Bertujuh mereka kembali ke pekerjaan mereka. Mumpung masih punya relasi. Paling tidak kan bisa kembali bekerja pada Firma Zebedeus & Sons di utara. Dan Yerusalem? Hanya kenangan manis yang makin lirih kedengarannya.
Catatan eksegese. Mengapa dipakai sebutan "kedua anak Zebedeus", dan bukan Yakobus dan Yohanes begitu saja? Tentunya untuk mengingatkan pembaca, kedua murid ini dulu mulai ikut Yesus ketika masih bekerja dalam perusahaan ikan milik ayah mereka itu (Mat 4:21 dan Mrk 1:19-20). Petrus dan Andreas katakan saja mitra usaha Zebedeus & Sons ini (Mrk 1:16-20; Luk 5:10). Tuan Zebedeus memiliki pekerja-pekerja upahan (Mrk 1:20). Istrinya, Salome, dulu mengurus kebutuhan sehari-hari Yesus (Mrk 15:40-41). Jelas keluarga itu cukup berada. Tak heran, sebagai ibu dari kalangan terhormat, Ny. Zebedeus pernah memintakan kedudukan khusus bagi kedua anaknya di kanan kiri Yesus (Mat 20:20-21) dan mereka berdua sendiri memang menyatakan keinginan seperti itu (Mrk 10:37). Bagaimanapun juga perusahaan itu sambungan nafkah mereka sekarang. Dan bertujuh mereka membangun bisnis perikanan lagi, syukur dengan mitra-mitra baru.
YESUS DALAM HIDUP SEHARI-HARI
Penampakan yang dikisahkan dalam Yoh 21 lain dari yang lain justru karena terjadi ketika murid-murid sudah kembali ke kehidupan biasa, mencari nafkah, meniti hari demi hari. Mereka sudah tidak lagi sempat memikirkan lagi apa itu kebangkitan atau mengingat-ingat yang diajarkan guru mereka dulu.
Kali ini Yesus memperlihatkan diri kepada murid-murid dalam kehidupan sehari-hari mereka. Seandainya para murid itu pemilik lahan pertanian, Yesus datang berdiskusi mengenai masalah agrobisnis, seandainya mereka itu pengajar, Yesus akan hadir dalam pembicaraan soal teologi, seandainya mereka pemilik bengkel, bisa jadi malah Yesus datang minta dicek mobilnya kok gasnya sudah tidak galak lagi. Ini kedengaran seperti khotbah yang melulu mau membumi-bumikan Injil. Tidak! Ini menampilkan kembali yang mau dikatakan penulis Yoh 21 sendiri. Penjelasannya? Yesus mendatangi murid-muridnya dalam kehidupan mereka yang nyata. Ia masuk dalam urusan mereka. Murid-murid semalaman bekerja dan sedikit hasilnya, malah kata penulis Injil "tidak menangkap apa-apa". Dan hari mulai siang. Murid-murid melihat ada orang berdiri di pantai. Seperti seorang pemantau keadaan danau. Dan begitulah perkiraan para murid. Orang itu menunjukkan tempat yang ada ikannya. Maklum, tempat seperti itu lebih kelihatan bila diamati dari jauh. Ada tanda-tandanya: burung, air beriak, tanya saja kepada mereka yang ahli. Dan orang itu memberi aba-aba supaya jala ditebar di tempat yang ada ikannya. Yesus yang menampakkan diri kepada para penangkap ikan itu berlaku sebagai orang dari perusahaan perikanan mereka. Ia memberi tahu mereka agar menebar jala ke arah kanan (Yoh 21:6). Yesus masuk ke dalam urusan dan kehidupan mereka sebelum mereka mengenalinya. Hanya satu dari mereka yang menyebut diri "murid yang dikasihi Yesus" melihat siapa sebenarnya orang itu. Memang sejak melihat kafan dan penutup muka di makam yang kosong (Yoh 20:8), pikirannya tak lepas lagi dari gurunya itu. Ia melihatnya ada di mana-mana dan ingin mempersaksikannya kepada orang-orang di dekatnya. Kali ini ia memberi tahu Petrus yang juga langsung mengerti. Petrus pun mengenakan kembali pakaian luar yang tadi dilepaskan (Yoh 21:7) dan datang kepada Yesus. Bukan maksudnya seperti abdi dalem sowan kraton pakai jas beskap menyandang keris segala. Di sini pakaian membuat sosok orang dikenali. Agak idiomatik cara bicaranya. Maksudnya, Petrus datang kepada Yesus untuk memperkenalkan diri. Bukan Petrus yang dulu, tetapi yang sudah kembali ke hidup sehari-hari itu. Ia mau tahu apa Tuhan mau menerimanya kembali dalam keadaannya yang sekarang ini.
Di pantai Yesus sudah menyiapkan ikan dan roti. Mereka hanya diminta menambah lauk dari tangkapan mereka yang melimpah itu. Maklum "ikan" (ayat 10, Yunaninya "opsarion") di situ juga berarti makanan yang dipakai lauk, dalam hal ini kebetulan ikan. Pembaca kisah ini akan teringat episode Yesus memberi makan lima ribu orang dengan roti dan lauk ikan dalam Yoh 6:1-15. (Dalam Mat 14:13-21; Mrk 6:32-44 dan Luk 9:10-17 dipakai kata "ikan" yang biasa, "ikhtus", tapi jelas memang untuk lauk.) Waktu itu murid-murid ini ikut membagikan makanan tadi. Kini mereka ikut berbagi makanan di tengah-tengah kegiatan mereka sehari-hari.
Penulis Injil menyebut tak ada yang berani bertanya siapakah dia itu karena tahu bahwa ia itu Tuhan (Yoh 21:12). Ada suasana keramat. Mereka sadar Tuhan di situ. Tak perlu macam-macam. Bila diakui kehadirannya, yang keramat akan memberi ketenangan. Kalau bertanya-tanya bisa jadi ia akan melejit pergi. Murid-murid diam. Paham. Yesus mendatangi mereka membagi makanan, memberikan dirinya yang keramat ke dalam hidup sehari-hari, dan murid-murid membawakan tambahan ikan sebagai lauk, sebagian hasil jerih payah keringat mereka. Dan ini membuat hidup berlanjut terus. Ini ujud hubungan dengan Yesus dalam dunia sehari-hari.
PENUGASAN PETRUS
Bagian kedua bacaan ini memuat kisah Yesus menugasi Petrus untuk mengurusi domba-domba miliknya (Yoh 21:15-19). Bila dibaca dengan saksama, dalam ayat 15 dan 17 Petrus diminta Yesus agar terus memberi makan domba-dombanya (bentuk kata kerja Yunaninya menyarankan tindakan memberi makan yang terus menerus dijalankan, "...tetaplah memberi makan domba-dombaku!") dan dalam ayat 16 ia diminta agar memelihara terus domba-domba itu (Yunaninya "...teruskan menggiring domba-dombaku!). Bukan wewenang menjadi gembala, melainkan permintaan agar menjamin domba-domba itu tetap terpelihara, tidak terlantar dan selalu terlindung dari bahaya. Gembala domba-domba itu Yesus sendiri, sang "gembala baik" (Yoh 10:11,14). Lawan gembala baik bukan gembala jahat melainkan "orang upahan" yang akan lari bila ada bahaya (Yoh 10:12). Gembala yang baik itu kini mencarikan orang yang mengurusi domba-dombanya karena ia sendiri berhalangan, antara lain karena pergi kepada Bapa untuk menyiapkan tempat di atas sana bagi semua. Orang yang diminta mengurus ini ditanya apa betul-betul "mengasihiku lebih dari orang-orang itu" (Yoh 21:15-17; mengasihi di sini maksudnya setia, loyal). Tiga kali, berarti amat resmi, dan bersinggungan dengan tugas keramat. Menilik konteksnya, yang dimaksud "orang-orang itu" tentunya orang-orang yang tak berloyalitas seperti halnya orang upahan, bukan para murid lain. Petrus dan orang-orang seperti dia diminta mengurusi domba-domba Yesus, bukan dijadikan pemilik baru. Seandainya Yesus mengalihkan kepemilikan, pembicaraannya mengenai dirinya sebagai gembala baik akan kehilangan integritas. Siapa Petrus itu sekarang bukan pokok yang disorot. Yang sebaiknya diresapi ialah kegembiraan batin karena sadar Yesus tidak membiarkan domba-dombanya terlantar, tak terurus, terancam.
YOH 21 DALAM INJIL YOHANES?
Umumnya para ahli berpendapat bahwa Injil Yohanes berakhir dengan Yoh 20:30-31 yang memang berperan sebagai kata penutup. Tetapi masih ada kelanjutannya, yakni Yoh 21, yang barusan dibicarakan, dan yang juga berpenutup, yaitu Yoh 21:24-25. Bagaimana penjelasannya? Yoh 21 ditambahkan oleh muridnya? Pembicaraan ini takkan ada habisnya. Tidak ada petunjuk pasti bahwa ditulis bukan oleh pengarang yang sama atau berbeda. Bagi kita sekarang, lebih bermanfaat mendalami kekayaan yang termuat dalam Yoh 21. Yesus yang telah bangkit itu tidak hanya tinggal di atas sana, melainkan mendatangi orang-orangnya dalam urusan masing-masing. Ia memasuki kehidupan kita. Dan oleh karenanya orang-orangnya menerima hidup baru. Satu hal lagi. Murid-murid membawakan tambahan bagi kebersamaan ini, ikan untuk lauk, dari tangkapan yang banyaknya 153 ekor ikan besar itu. Tak perlu kita telusuri panjangnya sejarah tafsir angka-angka itu. Paling membantu boleh jadi keterangan St. Hironimus. Angka itu mewakili semua jenis ikan yang dikenal para nelayan waktu itu. Dapat kita lanjutkan gagasan ini. Tangkapan yang menyeluruh yang dibawakan kepada Yesus itu menambah kebersamaan dan membawa orang mengakui keramatnya kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Salam hangat,
A. Gianto
Bagikan