| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 26 April 2010 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Senin, 26 April 2010
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"Tuhan sanggup menggunakan orang-orang yang memiliki banyak keterbatasan."

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, dalam banyak kesempatan, iman kami diuji dan kami harus berani mengambil pilihan dan keputusan yang tepat, agar hidup kami terarah dengan pasti. Semoga iman akan kebangkitan Yesus memotivasi kami untuk hidup dalam kegembiraan. Kami berharap kesaksian hidup yang demikian, menjadi jalan untuk menghadirkan kerajaan-Mu di zaman sekarang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (11:1-8)

"Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."

1 Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. 2 Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. 3 Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." 4 Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: 5 "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. 6 Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. 7 Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! 8 Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. 9 Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! 10 Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. 11 Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea. 12 Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, 13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. 14 Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu. 15 Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. 16 Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. 17 Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" 18 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 843
Ref. Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4)
1. Seperti rusa merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah.
2. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-gunung yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
3. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat.
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan, Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku. (Yoh 10:14)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:1-10)

"Akulah pintu kepada domba-domba."

1 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; 2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. 3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." 6 Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. 8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan

Renungan

"Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Kis 11:1-18; Yoh 10:1-10)

Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan,
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Berpastoral berarti senantiasa mendatangi atau mengunjungi mereka yang menjadi tanggungjawabnya atau yang harus dilayani, sebagaimana dihayati oleh Sang Penyelamat Dunia, yang turun ke dunia menjadi Manusia dan hadir di tengah-tengah kita. Kedatangan `sang pastor' atau kita semua umat beriman kepada yang lain diharapkan membawa kesegaran dan kegairahan dalam hidup beriman, sebagaimana Gembala Baik, Yesus, datang ke dunia agar seluruh umat manusia mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Dalam mendatangi yang utama dan pertama-tama adalah kehadiran diri sepenuhnya untuk `dipersembahkan diri' bagi sesamanya, buka aneka macam jenis harta benda atau uang yang dibawa serta. Semangat mendatangi yang membahagiakan dan menggairahkan ini kiranya baik untuk dihayati oleh para orangtua terhadap anak-anak, guru/pendidik terhadap para peserta didik, pemimpin atau atasan terhadap anggota atau anak buahnya. Maka dengan ini kami berharap kepada siapapun yang merasa `berada atau berfungsi di atas' untuk secara rutin (setiap hari, minggu??) untuk mendatangi atau mengunjungi mereka yang menjadi bawahan atau anggota atau pembantu-pembantunya. Dengan kata lain kami berharap para orangtua berani memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anaknya, para guru/pendidik bagi para peserta didik, pimpinan/atasan kepada anggota atau anak buahnya. Datangilah dan kunjungilah mereka dengan rendah hati dan lemah lembut.

• "Kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup." (Kis 11:18)., demikian kesaksian seseorang atas pelayanan kabar gembira yang dibawa oleh para rasul. "Pertobatan yang memimpin kepada hidup" dianugerahkan oleh Allah kepada semua bangsa, seluruh umat manusia, tanpa batas SARA. Kita semua orang beriman dipanggil untuk menyebarluaskan pertobatan yang memimpin kepada hidup ini, dimanapun kita berada atau kemanapun kita pergi. Agar mereka yang kita datangi atau kunjungi tergerak untuk bertobat atau memperbaharui diri, maka hendaknya diri kita sendiri dalam keadaan baik, berbudi pekerti luhur atau suci, sehingga menarik, menawan, mempesona dan memikat mereka yang kita datangi atau kunjungi. Dengan kata lain kita sendiri hendaknya senantiasa dalam kesiap-sediaan untuk bertobat atau memperbaharui diri terus menerus. Dengan ini juga kami berseru kepada mereka yang masih sering berbuat dosa dalam bentuk apapun untuk berhenti dan bertobat, meninggalkan cara hidup atau cara bertindak yang mengarah ke kematian. Hidup dan bertindak dalam pertobatan yang memimpin kepada hidup berarti senantiasa siap sedia untuk dituntun, dibimbing, dinasihati, dikritik, dst.. serta dengan senang hati, gembira dan bergairah menerima semuanya itu. Memang jika kita dapat bertobat atau memperbaharui diri bukan semata-mata karena usaha atau jerih payah kita, melainkan kasih karunia Allah kepada kita yang lemah, rapuh dan berdosa ini. Dengan kata lain jika kita dapat berbuat baik kepada orang lain hendaknya juga dihayati sebagai karya Tuhan dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

"Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!" (Mzm 43:3-4)

Jakarta, 26 April 2010

Ign Sumarya, SJ



Bagikan

Bacaan Harian 26 April - 02 Mei 2010

Ujud-ujud Kerasulan Doa Bulan Mei 2010
Ujud Umum: Sadar akan besarnya jumlah perempuan dan anak-anak yang menjadi korban, semoga semua pihak bekerjasama membrantas perdagangan manusia dalam segala bentuknya.
Ujud Misi : Semoga kaum Rohaniwan, biarawan-biarawati, maupun para pemuka umat mampu mengobarkan sikap dan semangat misioner dalam hati umat yang mereka layani.
Ujud Gereja Indonesia: Semoga Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) mengobarkan kembali nasionalisme putra-putri Ibu Pertiwi, demi kesatuan bangsa.

Bacaan Harian 26 April - 02 Mei 2010

Senin, 26 April 2010 : Hari Biasa Pekan IV Paskah (P).
Kis 11:1-8; Mzm 2:2-3; 43:3-4; Yoh 10:1-10.
Yesus adalah Sang Gembala Agung yang menuntun semua orang percaya untuk memiliki hidup dan memilikinya dalam kepenuhannya. Tapi, nyatanya kita lebih mudah ikut tawaran 'instant' untuk memiliki kepenuhan hidup yang palsu. Perlu keputusan radikal untuk bersedia dituntun oleh-Nya, biar hidup kita sungguh-sunguh berkepenuhan sejati.

Selasa, 27 April 2010: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P).
Kis 11:19-26; Mzm 87:1-7; Yoh 10:22-30.
Yesus mengatakan bahwa Ia memberikan hidup kekal kepada domba-domba-Nya dan seorang pun tidak akan merebut dari tangan-Nya. Tetapi persoalannya, apakah kita sungguh domba-domba-Nya? Sebab Yesus juga berkata: ”Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.”

Rabu, 28 April 2010: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P).
Kis 12:24 – 13:15a; Mzm 67:2-3.5.6.8; Yoh 12:44-50.
Yesus datang sebagai Terang, supaya yang percaya pada-Nya tidak mengalami kegelapan. Hidup dalam Yesus adalah hidup dalam terang, sehingga orang di sekitar kita pasti mengalami juga terang itu. Maka, kalau kita mau hidup orang-orang yang kita cintai mengalami terang, kita perlu mulai dari diri kita sendiri untuk hidup dalam terang.

Kamis, 29 April 2010: Peringatan Wajib Sta. Katarina dari Siena, Perawan Pujangga Gereja (P).
Kis 13:13-25; Mzm 89:2-3.21-22.25.27; Yoh 13:16-20.
Yesus mengingatkan bahwa seorang utusan tidaklah lebih tinggi daripada dia yang mengutusnya. Maka orang-orang utusan selalu harus dipenuhi dengan sikap kerendahan hati dan keberanian untuk menjalankan tugas pewartaan. Seorang utusan harus selalu ingat bahwa dia hanyalah alat yang dipakai untuk mewartakan pesan dari yang mengutusnya. Maka, biarlah Kerajaan-Nya saja yang dipermuliakan, bukan diri para utusan.

Jumat, 30 April 2010: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P).
Kis 13:26-33; Mzm 2:6-11; Yoh 14:1-6.
Sabda Yesus tentang banyak tempat tinggal di rumah Bapa-Nya bukan saja menjadi penghiburan bagi orang yang ditinggal wafat oleh sanak kelurganya, tetapi juga menggerakkan kita untuk tidak perlu kuatir dan gelisah akan kematian. Yang penting bagi kita adalah sungguh bersandar pada-Nya dan selalu menjalankan hidup dengan sikap ’berjaga-jaga’, yaitu merintis jalan ke rumah Bapa. Ia sendiri sudah mempersiapkan tempat yang indah bagi orang yang percaya pada-Nya.

Sabtu, 01 Mei 2010 : Hari Biasa Pekan IV Paskah (P).
Kis 13:44-52; Mzm 98:1-4; Yoh 14:7-14.
Kita takjub dan kagum akan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Yesus yang kita dengar dari warta Injil. Dan Yesus berkata, kita pun bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Syaratnya: PERCAYA pada-Nya!

Minggu, 02 Mei 2010 : Hari Minggu Paskah V (P).
Kis 14:21b-27; Mzm 145:8-13ab; Why 21:1-5a; Yoh 13:31-33a.34-35.
Yesus meminta para murid untuk hidup saling mengasihi. Cara hidup seperti itu akan menjadi tanda pengenal sebagai murid Yesus bagi dunia. Sudahkah kita mengusahakan tanda pengenal sebagai murid Yesus itu: hidup dalam kasih dalam kata, tindakan, dan sikap?



Bagikan

Minggu, 25 April 2010 Hari Minggu Paskah IV

Minggu, 25 April 2010
Hari Minggu Paskah IV

"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."

Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau mencamkan dalam hati kami satu nama tempat kami dapat memperoleh keselamatan, ialah Yesus, Putra-Mu yang hidup. Kami mohon, bangunlah kami menjadi Gereja-Mu, di mana Dia menjadi batu sendinya. Sebab Dialah Tuhan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (13:14.43-52)

"Kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain."

Pada suatu hari Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan dari Perga, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. Setelah selesai ibadat, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Allah. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi." Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. Orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu, dan mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 100:2.3.5; R: 3c)
1. Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita;
datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah bahwa Tuhan itu Allah;
Dialah yang menjadikan kita.
Punya Dialah kita,
kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Sebab Tuhan itu baik,
kasih setia-Nya untuk selama-lamanya;
kesetiaan-Nya tetap turun menurun,
kasih setia-Nya untuk selama-lamanya.

Pembacaan dari Kitab Wahyu (7:9.14b-17)

"Anak Domba akan menggembalakan mereka, dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan."

Aku, Yohanes, mendapat penglihatan sebagai berikut: Tampaklah suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Lalu seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Akulah gembala baik. Aku mengenal semua domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:27-30)

"Aku memberikan hidup yang kekal kepada domba-domba-Ku."

Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka, dan mereka pasti tidak akan binasa selama-lamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku yang memberikan mereka kepada-Ku lebih besar dari siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Rekan-rekan yang baik!

Orang serta-merta merasa aman bila mengenal siapa yang sedang dihadapi. Dan sebaliknya juga, gampang orang merasa terancam hal-hal yang tak dikenal. Injil Yohanes 10:27-30 yang dibacakan pada hari Minggu Paskah IV tahun C ini menggambarkan keakraban antara Yesus dan pengikut-pengikutnya dengan memakai kiasan domba dan gembala. Ditawarkan dalam petikan ini analisis teologi mengenai hidup rohani. Orang merasa tenang di hadapan dia yang dapat membawakan hidup kekal. Tak ada kekuatan jahat apapun yang mampu menjauhkan darinya. Kepercayaan akan Yang Mahakuasa sendiri menjadi jaminan.

GEMBALA YANG BAIK

TANYA: Yoh 10 berbicara mengenai gembala yang baik dan menerapkannya kepada Yesus. Rasa-rasanya Yohanes mendapat ilham dari Perjanjian Lama?

JAWAB: Benar! Perjanjian Lama acap kali menggambarkan Tuhan sebagai gembala yang menjaga domba-dombanya, Mzm 23 contoh klasik. Orang yang berada di dekatNya tak perlu merasa kekurangan apapun. Lihat juga Mzm 28:2; 77:21; 78:52; Yer 23:3; 50:19. Yehezkiel maju lebih jauh. Ia berbicara mengenai Tuhan sebagai gembala yang membela umat dari para gembala yang menyalahgunakan kuasa, yakni para pemimpin yang hanya memperkaya diri, tidak peduli akan penderitaan rakyat dan bahkan menghisap, berlaku kejam dan membiarkan mereka kehilangan rasa aman. Lihat saja Yeh 34:1-10. Dan selanjutnya dalam Yeh 34:11-22, Ia sendiri akan mengumpulkan mereka yang tercerai berai, membebat luka, memberi rasa aman. Di dalam seluruh bab itu nabi Yehezkiel mengutarakan prinsip-prinsip moral sosial dan pengaturan masyarakat zamannya.

TANYA: Bisakah dikatakan Yoh 10 menerapkan gagasan Yehezkiel tadi bagi para murid Yesus?

JAWAB: Ya, tetapi Yohanes juga memberi arah baru. Ia tidak memperlawankan Yesus dengan gembala yang jahat, melainkan dengan "pencuri dan perampok" (ayat 1), dengan "orang asing" (ayat 5) dan dengan "orang upahan" (ayat 12-13). Yohanes tidak menampilkan dua tipe gembala seperti pada Yehezkiel. Hanya ada satu gembala saja, yakni Yesus sendiri. Memang ada orang-orang yang diminta mengurusi domba-domba. Ada yang sungguh baik, tapi ada yang bertindak sebagai orang upahan.

TANYA: Tolong dijelaskan lebih jauh!

JAWAB: Nabi Yehezkiel mengamati kehidupan sosial politik di Israel pada zaman pembuangan. Ia mengecam para pemimpin yang tak banyak berbuat bagi umat yang sedang kehilangan pegangan. Masalah yang dihadapi Yohanes berbeda. Banyak pengikut Yesus generasi pertama merasa kurang aman hidup di tengah-tengah masyarakat Yahudi. Terintimidasi. Dan memang ada yang meninggalkan. Tapi ada pula yang bertekun. Yohanes memakai keadaan ini untuk menjelaskan apa itu "percaya" kepada Yesus dan bagaimana mereka bisa menghayatinya bila mereka memang memilih mau tetap bersamanya. Yohanes menekankan Yesus sebagai gembala yang baik untuk menunjukkan bahwa percaya kepada Yesus tidak sia-sia karena ia sendiri akan melindungi murid-muridnya dengan mempertaruhkan hidupnya. Semacam analisis teologi hidup rohani. Kelanjutan dari perkara ini ada dalam penugasan Petrus agar mengurusi domba-domba dalam Yoh 21:15-19 yang dibicarakan minggu lalu.

TANYA: Lalu apa arti penegasan bahwa tak ada yang dapat merenggut domba-domba dari Yesus?

JAWAB: Di situ ada pernyataan mengenai kebenaran mengikuti dia yang mau merujukkan kemanusian kembali dengan Yang Mahakuasa, yang disebut sebagai Bapa itu. Artinya, membuat orang makin menemukan diri merasa dimiliki oleh Yang Mahakuasa dan bukan dibawahkan kepada kuasa lain. Kiasannya, gembala yang baik berusaha membuat orang makin sadar akan hal itu. Orang upahan tidak. Pencuri dan perampok menjauhkan orang dari sana. Orang yang tak dikenal juga tidak menimbulkan rasa percaya.

TANYA: Dalam Yoh 10:27 dibicarakan "domba-dombaku mendengarkan suaraku dan aku mengenal mereka dan mengikut aku". Pernyataan ini berbicara mengenai keadaan tertentu atau dimaksud untuk mengajak orang percaya dan mengikut Yesus.

JAWAB: Kedengarannya memang seperti pernyataan biasa. Namun di dalam kalimat itu terkandung nuansa "akan dapat mendengarkan suaraku, akan dapat mengikut aku". Katakan saja, di samping berbicara mengenai apa adanya juga diutarakan apa yang bakal terjadi.

TANYA: Dan tentunya nuansa "harus mendengarkan..."?

JAWAB: Tidak! Gagasan keharusan tidak muncul dalam kalimat aslinya. Seandainya mau disampaikan makna seperti itu, akan dipakai ungkapan yang jelas-jelas menunjuk ke sana..

TANYA: Jadi perkara mengikuti Yesus tidak bersangkutan dengan wilayah "keharusan"?

JAWAB. Benar. Bila keharusan menjadi pokok pembicaraan, seluruh pembicaraan mengenai gembala yang baik akan tawar.

MEMPERCAYAKAN DIRI: MASALAH BESAR BAGI ZAMAN INI

Tidak sulit menyadari bahwa dalam tahun-tahun belakangan ini kita sedang mengalami krisis kepercayaan dalam pelbagai lapis kehidupan di masyarakat, juga dalam kehidupan agama. Memang kepercayaan belum hilang. Kebutuhan untuk itu makin dirasakan. Sering kepercayaan diterjemahkan ke dalam tatacara pertanggungjawaban serta birokrasi atau serangkai kesetujuan yang diandaikan bakal dihormati sebagian besar anggota masyarakat. Tetapi itu ini semua acap kali tidak sungguh menjamin. Orang malah merasa sering tertipu oleh ulah mereka yang mendapat kepercayaan mengurusi pertanggungjawaban. Ada kolusi di kalangan pemerintahan. Peradilan kotor. Tak sedikit aparat yang kejam. Malah sekarang tak jarang orang makin merasa sulit mempercayakan diri pada kelembagaan yang dibuat untuk menjamin kepercayaan publik seperti halnya lembaga perwakilan sendiri. Juga kelembagaan nonpolitik seperti perkawinan, adat, dan lembaga keagamaan. Banyak orang merasa tidak ada pegangan yang jelas. Ada yang kembali ke cara-cara dulu yang dirasa lebih menjamin, ada yang makin jauh dari kebiasaan dan mencoba apa saja. Lambannya pembenahan aparatur negara serta perbaikan hidup di negeri ini menjadi pertanda bagi kenyataan yang diutarakan di atas: krisis kepercayaan dalam pelbagai lapis kehidupan. Apatisme mulai melumpuhkan inisiatif.

Masalah yang aktual di mana-mana itu diuraikan dengan rapi dan tajam tapi dengan bahasa sederhana oleh seorang filsuf, Onora O'Neill, dalam "BBC Reith Lectures 2002: A Question of Trust". (Lihat www.bbc.co.uk/radio4/reith2002 untuk teks dan audio filenya.) Ditekankan, krisis kepercayaan tidak dapat dikurangi dengan jalan bersikap pasrah membuta. Mempercayakan diri baru mungkin bila dijalankan dengan "good judgment" atau ikhtiar yang sungguh. Namun untuk itu orang butuh informasi yang sepadan. Terutama pada zaman kita yang sarat macam-macam informasi dan data yang tidak jelas juntrungnya.

Pembicaraan sarjana etika di atas tidak secara khusus mengupas hubungan antara rasa percaya - "trust" - dan "iman" karena ini memang lebih termasuk bidang pastoral kehidupan beragama. Bagaimanapun juga tidak jarang kepercayaan terhadap kelembagaan (termasuk para pemimpin) disamakan dengan iman, atau di ujung lain, samasekali dipisahkan. Akan tetapi, mempercayai bertumpang tindih dengan mengimani. Iman tidak bisa berkembang sehat bila tidak disertai kepercayaan terhadap orang-orang serta kelembagaan yang bertanggung jawab mengusahakan hidup iman mendapat ungkapan yang cocok, baik secara doktrin maupun secara liturgi. Tetapi kepercayaan melulu malah akan membuat iman bersifat buta dan mengarah ke perpecahan dan akhirnya tidak ada yang betul-betul dipegang sebagai iman kecuali keyakinan-keyakinan pribadi yang diharapkan agar diikuti orang lain.

WARTA YOHANES BAGI ZAMAN SEKARANG

Tersirat dalam kata-kata "domba-dombaku mendengarkan suaraku....mengikut aku" (Yoh 10:27) suatu imbauan untuk ikut membantu agar orang dapat mengenali siapa yang diikuti itu. Istilahnya, menyediakan informasi yang dapat diterima nalar dan yang bisa membantu orang untuk percaya. Teringat Yohanes Pembaptis yang menunjukkan. memberi informasi kepada murid-muridnya, siapa Yesus itu, "Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud...." (Yoh 1:29-30). Kemudian ketika orang bertanya kepada Yesus sendiri di mana ia tinggal, jawabnya, "Mari ikut dan lihatlah!" (Yoh 1:38-39). Orang-orang yang diminta mengurusi domba-domba - seperti halnya Petrus dalam Yoh 21:15-19 - menjawab kebutuhan seperti ini. Orang upahan tidak. Mereka malah menyampaikan informasi yang palsu. Membodohi. Menyesatkan. Membiarkan orang dalam ketidaktahuan. Domba-domba akan merasa berhadapan dengan pihak-pihak yang tidak lagi dapat dikenali (Yoh 10:5) dan tak tahu bisa berbuat apa lagi. Tiada pegangan lagi. Keadaan ini mudah memburuk. Mereka akan mencari apa saja dan menjadi mangsa para "pencuri" dan para "perampok" (Yoh 10:1). Di Indonesia wacana mengenai keagamaan makin mbludag dan makin santer. Adakah yang dapat membantu memilah-milah dan memilih agar orang tidak jadi bulan-bulanan para penjaja informasi simpang siur, juga dalam bidang keagamaan? Ajakan tersirat Yohanes hari ini masih terdengar.

Salam hangat,
A. Gianto



Bagikan

Pesan Bapa Suci untuk Hari Doa Panggilan Sedunia ke-47

Tema:
Kesaksian Membangkitkan Panggilan

Kepada yang terkasih:
Saudara-saudaraku para Uskup dan para Imam, dan
Saudara-saudari seiman sekalian.

Hari Doa Panggilan Sedunia yang ke 47, yang akan dirayakan pada hari Minggu Paskah ke IV - sering kali disebut Hari Minggu Gembala Yang Baik - tgl. 25 April 2010, memberi saya kesempatan untuk menyampaikan sebuah permenungan dengan tema yang kiranya sangat cocok untuk Tahun Imam pada tahun ini, yaitu: Kesaksian Membangkitkan Panggilan. Buah usaha keras kita untuk mempromosikan panggilan pertama-tama bergantung pada tindakan bebas Allah semata. Namun demikian pengalaman pastoral menunjukkan bahwa promosi panggilan ini dapat dibantu melalui kualitas dan kedalaman kesaksian baik personal maupun komunal dari mereka yang telah menjawabi panggilan Tuhan baik dalam pelayanan imamat maupun hidup bakti, karena kesaksian hidup mereka mampu membangkitkan dalam diri orang lain suatu keinginan untuk menanggapi panggilan Kristus dengan tulus hati. Dengan demikian tema ini bertalian erat dengan kehidupan dan tugas perutusan para imam dan kaum religius. Oleh karena itu saya ingin mengajak semua orang yang telah dipanggil oleh Tuhan untuk bekerja di kebun anggur-Nya, untuk membaharui kesetiaan jawaban mereka, khususnya pada Tahun Imam ini sebagaimana yang sudah saya promulgasikan pada Peringatan 150 Tahun Wafatnya St. Yohanes Maria Vianney, seorang Pastor (Curẻ) dari Ars, sebagai model yang tak lekang waktu bagi seorang imam dan gembala.

Dalam Perjanjian Lama para nabi sadar bahwa mereka dipanggil untuk memberi kesaksian melalui kehidupan mereka sendiri pesan yang harus mereka wartakan. Dan mereka dipersiapkan untuk menghadapi kesalah-pahaman, penolakan dan pengejaran terhadap mereka. Tugas yang Allah percayakan kepada mereka sangat menuntut komitmen mereka bagaikan "api yang menyala-nyala" dalam hati mereka, suatu api yang tak dapat dipadamkan (bdk. Yer 20:9). Hasilnya, mereka sebenarnya dipersiapkan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, bukan hanya kata-kata tetapi juga seluruh diri mereka. Hingga pada kepenuhan waktu, Tuhan Yesus diutus oleh Bapa-Nya (bdk.Yoh 5:36) untuk memberi kesaksian tentang kasih Allah bagi seluruh bangsa manusia, tanpa membeda-bedakan, khususnya perhatian terhadap mereka yang paling kecil, kaum pendosa, kaum tersingkirkan dan kaum miskin. Yesus adalah Saksi yang Paling Agung bagi Allah dan bagi tugas keselamatan bagi semua orang. Dan menjelang akhir masa yang baru itu, Yohanes Pembaptis, dengan membaktikan seluruh hidupnya untuk mempersiapkan jalan bagi Kristus, memberi kesaksian bahwa janji-janji Allah sesungguhnya telah terpenuhi dalam diri Putra Maria dari Nasaret. Ketika Yohanes melihat Yesus datang ke sungai Yordan dimana ia sedang membaptis, ia menunjukkan Yesus kepada para muridnya sebagai "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29). Kesaksiannya begitu efektif sehingga membuat dua muridnya "mendengarkan dia, dan mengikuti Yesus" (Yoh 1:37).

Demikian juga panggilan St. Petrus, sebagaimana kita baca dalam Injil Yohanes. Panggilannya terjadi berkat kesaksian saudaranya Andreas, yang telah bertemu sendiri dengan Sang Guru dan menerima ajakan-Nya untuk tinggal bersama Dia. Andreas merasa bahwa ada suatu kebutuhan untuk segera disampaikan kepada Petrus apa yang baru saja dia temukan dengan "tinggal" bersama dengan Tuhan: "Kami telah menemukan Mesias (yang berarti Kristus). Kemudian ia membawa Petrus kepada Yesus" (Yoh 1:41-42). Hal yang sama terjadi pada diri Natanael atau Bartolomeus. Syukurlah berkat kesaksian murid yang lain, Filipus, dengan penuh sukacita menceritakan kepada Petrus tentang penemuan yang besar itu: "Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para Nabi, yaitu Yesus dari Nasaret anak Yusuf" (Yoh 1:45). Inisiatif Allah yang bebas dan simpatik tersebut menuntut tanggung-jawab semua orang yang telah menerima undangan-Nya untuk menjadi sarana panggilan ilahi-Nya, melalui kesaksian mereka sendiri. Hal ini juga terjadi dalam Gereja saat ini: Tuhan menggunakan kesaksian para imam yang tetap setia terhadap tugas perutusan mereka agar dapat membangkitkan panggilan imam dan religius yang baru demi pelayanan umat Allah. Karena alasan inilah, saya ingin menunjukkan tiga aspek kehidupan dari seorang imam yang saya pandang sangat hakiki untuk kesaksian imamat yang efektif.

Aspek pertama dan yang paling mendasar, dan ini dapat dilihat dalam setiap panggilan imamat dan hidup bakti, yaitu persahabatan dengan Yesus. Yesus selalu tinggal dalam persekutuan dengan Bapa dan inilah yang membuat para murid semakin penasaran untuk memiliki pengalaman yang sama. Dari Dia-lah para murid belajar untuk tinggal dalam persekutuan dan komunikasi timbal-balik (dialogue) yang tak pernah putus dengan Allah. Jika seorang imam itu adalah "manusia Allah" (man of God), yaitu seseorang yang menjadi milik Allah dan membantu sesamanya untuk mengenal dan mengasihi Dia; maka ia tidak akan merasa sia-sia untuk menghayati kemesraan yang mendalam dengan Allah, tinggal dalam kasihNya dan siap sedia mendengarkan firmanNya. Doa adalah bentuk pertama kesaksian yang dapat membangkitkan panggilan. Sama seperti Rasul Andreas, yang menyampaikan kepada saudaranya bahwa dia telah melihat Sang Guru, demikian pula setiap orang yang ingin menjadi seorang murid dan saksi Kristus harus "telah melihat" Dia secara pribadi, yaitu mengenal Dia, belajar mengasihi Dia dan tinggal bersama Dia.

Aspek kedua yang termasuk dalam pengudusan hidup imamat dan hidup bakti adalah penyerahan diri seutuhnya kepada Allah. Rasul Yohanes menulis: "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kita-pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita" (1 Yoh 3:16). Dengan firman ini, Rasul Yohanes mengajak para murid untuk masuk ke dalam pikiran Yesus yang dalam seluruh hidupNya hanya melakukan kehendak Bapa hingga sampai menyerahkan hidupNya di atas Salib. Di sinilah kasih Allah dinyatakan secara penuh; yaitu kasih yang telah mengalahkan kegelapan setan, dosa dan kematian. Kisah Yesus pada Perjamuan Terakhir: Dia bangkit dari meja perjamuan, menanggalkan jubah-Nya, mengambil kain (lenan) dan mengikatkannya pada pinggangNya, dan Ia membungkuk untuk membasuh kaki para muridNya. Kisah ini mau mengungkapkan makna pelayanan dan pemberian Diri seutuhnya, demi ketaatanNya kepada kehendak Bapa (bdk. Yoh 13:3-15).

Dalam mengikuti Yesus, setiap orang dipanggil kepada suatu pengudusan hidup secara sangat khusus untuk memberi kesaksian bahwa ia telah menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah. Inilah yang pada gilirannya menjadi sumber kekuatannya untuk memberi diri kepada mereka yang telah dipercayakan oleh Sang Penyelenggara Illahi dalam pelayanan pastoral secara penuh. Ini adalah suatu pengabdian yang terus menerus dan dengan gembira menjadi rekan dalam perjalanan bagi banyak saudara. Demikian juga dengan penyerahan diri memampukan mereka membuka diri terhadap perjumpaan dengan Kristus, supaya Firman-Nya menjadi suluh bagi langkah mereka. Kisah tentang setiap panggilan hampir selalu kait-mengait dengan kesaksian seorang imam yang dengan senang hati menghidupi anugerah yang ada pada dirinya kepada saudara-saudarinya demi Kerajaan Allah. Terjadi demikian karena kehadiran dan kata-kata seorang imam mempunyai kekuatan untuk membangkitkan keingin-tahuan dan bahkan mampu menghantar kepada suatu keputusan final (bdk. Yohanes Paulus II, Himbauan Apostolik, Pastores Dabo Vobis, 39).

Aspek ketiga yang memberikan ciri khas pribadi seorang imam dan religius adalah hidup dalam persekutuan. Yesus menunjukkan bahwa tanda bagi seseorang yang ingin menjadi seorang murid adalah persekutuan yang mendalam dalam kasih: "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yoh 13:35). Dengan cara hidupnya yang khusus, seorang imam harus menjadi sosok pribadi persekutuan (man of communion): terbuka bagi semua orang, mampu menyatukan semua orang yang telah Tuhan percayakan kepadanya menjadi satu kawanan peziarah, membantu mengatasi aneka perpecahan, mampu memulihkan keretakan, mampu menangani konflik dan kesalah-pahaman, mampu mengampuni kesalahan-kesalahan. Pada bulan Juli 2005, ketika saya berbicara kepada kaum klerus di Aosta, saya menegaskan bahwa jika kaum muda melihat para imam mereka menjauh dan nampak murung, mereka tidak mungkin dapat mengikuti teladannya. Mereka akan tetap ragu-ragu jika mereka diajak untuk merenungkan tentang kehidupan seorang imam seperti itu. Sebaliknya, mereka ingin melihat contoh konkrit persekutuan hidup yang mengungkapkan keindahan menjadi seorang imam. Hanya dengan cara demikian kaum muda akan mengatakan, "Ya, yang ini mungkin menjadi masa depan saya; saya rasa mampu menghayati hidup seperti ini" (Insegnamenti I, [2005], 354). Konsili Vatikan II, yang berbicara tentang kesaksian yang membangkitkan panggilan, menekankan contoh kasih dan kerjasama fraternal yang harus ditawarkan oleh seorang imam (bdk. Dekrit Optatam Totius, 2).

Di sini saya ingin mengingatkan kembali kata-kata pendahulu saya, Venerabilis Yohanes Paulus II: "Kehidupan yang paling hakiki dari para imam, pengabdian mereka kepada kawanan Allah tanpa syarat, kesaksian pelayanan kasih kepada Tuhan dan kepada Gereja-Nya - suatu kesaksian yang ditandai oleh penerimaan secara bebas akan Salib dalam semangat pengharapan dan kegembiraan Paskah - kesatuan dan semangat persaudaraan demi pewartaan Injil kepada dunia adalah faktor utama dan paling meyakinkan untuk pertumbuhan panggilan" (Pastores Dabo Vobis, 41). Dapat dikatakan bahwa panggilan imam lahir karena kontak dengan para imam, bagaikan suatu harta peninggalan yang berharga diwariskan melalui kata, teladan dan seluruh gaya hidupnya.

Hal serupa dapat berlaku untuk hidup bakti. Hakikat hidup kaum religius pria dan wanita adalah mewartakan kasih Kristus kapan saja ketika mereka mengikuti Kristus dengan ketaatan penuh terhadap Injil dan dengan senang hati mendasarkan pertimbangan dan perbuatan mereka menurut ketentuan Injil. Mereka menjadi "simbol pertentangan" dunia, karena pola pikir dunia kerap kali dipengaruhi oleh materialisme, egoisme dan individualisme. Dengan membiarkan diri dipenuhi oleh Allah melalui penyangkalan diri, maka kesetiaan dan kekuatan kesaksian mereka secara terus-menerus akan membangkitkan dalam hati banyak orang muda keinginan untuk mengikuti Kristus dengan tulus dan sepenuh hati. Mengikuti Kristus yang murni, miskin dan taat, dan menyerupai Dia adalah cita-cita hidup bakti, yaitu suatu kesaksian tentang supremasi Allah yang tak terbatas dalam hidup dan sejarah manusia.

Setiap imam, setiap religius, yang setia terhadap panggilannya, memancarkan kegembiraan dalam melayani Kristus dan akan menarik semua orang Kristen untuk menanggapi panggilan universal kepada kekudusan. Konsekwensinya, agar dapat mendukung panggilan untuk pelayanan imam dan hidup bakti, dan agar lebih efektif dalam mempromosikan kejelian panggilan, maka tak mungkin kita mampu melakukan itu semua tanpa contoh nyata atau teladan dari mereka yang telah mengatakan "ya" kepada Allah dan rencana-Nya bagi kehidupan masing-masing individu. Kesaksian pribadi, dalam aneka bentuk pilihan hidup yang konkrit, akan mendukung kaum muda untuk mengambil keputusan penting demi menentukan masa depan mereka. Kaum muda yang ingin memilih jalan ini perlu memiliki ketrampilan untuk bergumul dan berdialog agar dengan ketrampilan-ketrampilan tersebut mereka mampu menerangi dan mendampingi, terlebih lagi teladan kehidupan nyata dalam menghayati suatu panggilan. Inilah yang dilakukan oleh Pastor (Curẻ) kudus dari Ars: dia selalu mengadakan kontak yang akrab dengan umat parokinya, mendidik mereka "pertama-tama melalui kesaksian hidupnya. Hanya dari teladan hidupnya, kaum beriman belajar berdoa" (Surat Promulgasi Tahun Imam, 16 Juni 2009).

Semoga Hari Doa Sedunia Untuk Panggilan ini sekali lagi mampu menawarkan bagi banyak kaum muda kesempatan untuk merenungkan panggilan mereka dan tetap setia pada panggilannya dalam kesederhanaan, keyakinan iman dan keterbukaan diri secara penuh. Semoga Perawan Maria, Bunda Gereja, memperhatikan setiap benih panggilan di dalam lubuk hati orang-orang yang dipanggil Tuhan untuk mengikuti Dia secara lebih dekat, semoga dia membantu benih panggilan ini tumbuh menjadi pohon yang besar, menghasilkan buah-buah kebaikan secara berlimpah bagi Gereja dan bagi seluruh bangsa manusia. Melalui doa ini saya sertakan Berkat Apostolikku bagi kamu semua.

Bagikan

Sabtu, 24 April 2010 Hari Biasa Pekan III Paskah

Sabtu, 24 April 2010
Hari Biasa Pekan III Paskah


Tuhan telah memberi lebih dari yang kita butuhkan


Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahabaik, terima kasih atas hidup yang masih Kauberikan kepada kami. Tuhan ajarlah kami agar tetap setia kepada-Mu, meski terkadang tidak memahami sepenuhnya apa yang menjadi kehendak-Mu atas diri kami. Bantulah kami Tuhan, agar dalam melewati hari ini kami dapat membawa orang-orang yang telah meninggalkan Engkau untuk kembali kepada-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (9:31-42)

"Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."

31 Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. 32 Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. 33 Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. 34 Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu. 35 Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. 36 Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. 37 Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. 38 Lida dekat dengan Yope. Ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan: "Segeralah datang ke tempat kami." 39 Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. 40 Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. 41 Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. 42 Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.14-15.16-17)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.

Bait Pengantar Injil PS 953
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)

"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."

60 Setelah Yesus menyelesaikan tugas-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" 61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? 62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. 64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. 65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." 66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. 67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" 68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; 69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Ada orang muda yang secara biologis masih hidup, tetapi tidak memperlihatkan sebuah "kehidupan". Ia hanya dingin, murung, tanpa semangat. Sebaliknya, ada orang tua yang sudah terbaring saja di tempat tidur, tetapi justru memperlihatkan sebuah "kehidupan". Hidup secara biologis tidak selalu sama identik dengan kehidupan dalam tingkat yang non-biologis. Ilmu kedokteran bisa memperpanjang usia. Obat dan vitamin pelengkap juga bisa memperlambat proses penuaan manusia secara biologis. Namun demikian, bagaimana orang yang bersangkutan menghayati, menjalani, atau bahkan merayakan kehidupannya, tentu tidak bisa dijangkau oleh obat-obatan semacam itu.

Setelah Yesus memberi pengajaran tentang Roti Hidup, banyak orang tergoncang. Perkataan-Nya terlalu keras. Banyak yang meninggalkan Dia. Para murid melihat bahwa perkataan keras itu menunjuk pada "hidup" yang jauh melampaui tingkat biologis belaka. Yesus menawarkan Diri-Nya bukan agar kita bisa berumur panjang, tetapi agar kita bisa sungguh merayakan kehidupan anugerah Tuhan ini. Hal yang sama diperlihatkan oleh Saulus. Setelah bertobat, dengan nama Paulus, ia pun digerakkan untuk mewartakan tawaran hidup yang jauh lebih dalam daripada sekadar hidup secara biologis. Lidia yang lumpuh disembuhkan, dan Dorkas/Tabita yang sudah mati dibangkitkan. Mereka diundang untuk tidak sekadar hidup, melainkan juga sungguh merayakan kehidupan.

Bila kita memusatkan perhatian pada apa yang "belum ada", kita tidak akan bisa merayakan kehidupan. Dengan berpusat pada segala yang "sudah ada", kita akan belajar berdecak kagum atas setiap bagian kehidupan ini sebagai anugerah yang perlu terus dirayakan. Bersama pemazmur, kita diajak untuk terus bertanya: "Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku?"

Yesus, Engkau sungguh hidup. Aku tidak ingin pergi meninggalkan Engkau. Mampukan aku membalas segala kebaikan-Mu padaku. Amin.

Deshi Ramadhani, SJ - Inspirasi Batin 2010





Bagikan

Jumat, 23 April 2010 Hari Biasa Pekan III Paskah

Jumat, 23 April 2010
Hari Biasa Pekan III Paskah

"Tidak ada yang akan mampu memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Rm 8:39

Doa Renungan

Allah Bapa, yang mahamulia, berilah kami makan roti yang dibagi-bagi oleh Putra-Mu dan semoga kami menghayati bahwa Dia hidup dan menjadi pengantara kami di hadapan-Mu, sekarang dan sepanjang hidup kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)

"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."

1 Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. 3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. 4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" 5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. 6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." 7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. 8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. 10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" 11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, 12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." 13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. 14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." 15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. 16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." 17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." 18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. 19 Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. 20 Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya
Solis: Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)

"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman."

52 Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." 53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. 54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. 55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. 57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. 58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." 59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

"Inilah roti yang telah turun dari sorga bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati" (Kis 9:1-20; Yoh 6;52-59)

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Apa yang kita terima dari nenek moyang kita antara lain adat-istiadat atau kebiasaan hidup dan cara bertindak tertentu, yang pada umumnya masing-masing suku atau bangsa berbeda satu sama lain. Indonesia yang terdiri ribuan pulau ini juga terdiri ratusan suku, dimana masing-masing suku memiliki kebiasaan hidup dan cara bertindak sendiri, yang dihayati sebagai yang paling benar dan baik. Tidak mengherankan sampai kini masing sering terjadi ketegangan antar suku di Negara kita maupun antar suku-bangsa di dunia, mengingat dan memperhatikan masalah adat-itiadat atau budaya( cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak) kurang memperoleh perhatian dalam proses pembelajaran atau pendidikan baik di dalam keluarga maupun di sekolah serta masyarakat pada umumnya. Masalah atau ketegangan dapat muncul ketika ada perbedaan antara ajaran agama, yang pada umumnya lebih luas dan universal, dengan ajaran adat-istiadat sebagaimana diwariskan oleh nenek moyang, yang bersifat terbatas. Sebagai contoh yang sering terjadi adalah penentuan jam dan hari perkawinan, jam penguburan jenasah, dst.. . Dalam hal perkawinan, misalnya, yang dijalani oleh hampir semua manusia; dasar dan ikatan hidup bersama di dalam keluarga adalah cintakasih, dan cintakasih bersifat bebas, namun menurut adat-istiadat tertentu ada ketentuan perihal hari atau jam, yang sering tidak sesuai dengan situasi dan kondisi karena harus pinjam tempat upacara perkawinan maupun pesta. Hemat saya dalam hal perkawinan yang utama dan pertama-tama harus dihayati adalah cinta kasih, jika mendambakan hidup bahagia, bukan hari atau tanggal dan jam/waktu tertentu. Semua hari, jam dan tanggal adalah baik, itulah kebenaran sejati.

"Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" (Kis 9:3-4). Kekekaran dan keperkasaan Saulus dikalahkan oleh sinar terang atau cahaya yang berasal dari Tuhan. Apa yang dialami oleh Saulus ini kiranya dapat menjadi pelajaran atau bahan refleksi bagi kita semua. Kami berharap hendaknya kita semua tidak menggantungkan atau mengandalkan 100% pada diri sendiri, tetapi berilah tempat bagi Allah. Maka yang baik dan ideal hemat saya adalah 100% mengandalkan pada diri sendiri dan 100% mengandalkan diri kepada Allah, atau sebagaimana menjadi motto atau ajaran Mgr.A.Sugijapranata SJ (alm.), pahlawan nasional, menjadi 100% warganegara dan 100% katolik/pengikut Yesus Kristus/Tuhan. Memang dalam iman kita tentu percaya bahwa Tuhan melebihi kita dalam segala hal. Marilah kita mengarahkan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi, sehingga apapun yang dikehendaki oleh Tuhan kita laksanakan atau hayati sepenuhnya. Kami juga berharap kepada mereka yang sering mengancam atau menteror orang beragama atau beriman lain untuk bertobat dan memperbaharui diri. Ada rumor yang beredar: daerah Jawa Barat akhir-akhir ini mengalami aneka macam musibah dan bencana alam seperti gempa bumi, banjir di daerah Bandung Selatan maupun wilayah Krawang dan Bekasi, karena ada sekelompok warga yang mungkin dimotori tokoh tertentu mempersulit pembangunan rumah ibadat.

Jakarta, 23 April 2010


Ignatius Sumarya, SJ




Bagikan

Kamis, 22 April 2010 Hari Biasa Pekan III Paskah

Kamis, 22 April 2010
Hari Biasa Pekan III Paskah


"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."


Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Roti Hidup yang telah turun dari surga. Hanya hidup bersama dan di dalam Dikau saja, hidup kami menjadi hidup yang sesungguhnya. Semoga Engkau mengajari kami hari ini untuk menghargai dan menghayati Ekaristi, sehingga dengan menyambut tubuh dan darah-Mu, kami menikmati keselamatan-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (8:26-40)

"Jika Tuan percaya dengan segenap hati, Tuan boleh dibaptis."

Waktu Filipus di Samaria, berkatalah seorang malaikat Tuhan kepadanya, "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang, ia duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" Filipus segera mendekat, dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, "Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?" Jawabnya, "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya, siapakah yang akan menceritakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?" Maka mulailah Filipus berbicara, dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiba di suatu tempat yang ada airnya. Lalu kata sida-sida itu, "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" Sahut Filipus, "Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya, "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah." Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia menjelajah daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 822
Ref. Pujilah Allah Alleluya, Alelluya!
Ayat. (Mzm 66:8-9.16-17.20)
1. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
2. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
3. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadaku.

Bait Pengantar Injil PS 963
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Barangsiapa makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:44-51)

"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus aku; dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi; Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


Dua kutub magnet yang sama tidak akan bisa menyatu. Kutub positif akan bisa mendekat pada—dan sekaligus ditarik oleh—kutub negatif. Berjam-jam bisa dihabiskan untuk mencoba menempelkan dua kutub yang sama. Tanpa hasil. Selalu ada penolakan ke arah yang saling berlawanan. Yang bisa dilakukan adalah memindah posisi magnet atau mencoba sisi yang lain. Pada saat dua kutub yang berbeda itu berada berdekatan akan segera terasa adanya daya tarik untuk saling melekat satu sama lain.

Tidak ada yang bisa datang kepada Yesus jika tidak ditarik sendiri oleh Bapa. Datang menerima Sang Roti Hidup tidak ditentukan oleh kehendak kita saja. Manusia tidak bisa membuat proyek pertobatan bila rahmat Tuhan tidak bekerja menariknya. Sida-sida dari Etiopia mengalami tarikan Tuhan melalui sabda yang dibacanya dan penjelasan dari Filipus. Adanya penolakan dalam diri kita, tidak selalu berarti bahwa kita masih jauh dari Tuhan. Mungkin kita hanya perlu menyesuaikan kutub agar tarikan Tuhan berdaya guna.


Yesus, Engkau sungguh hidup. Seluruh bumi bersorak-sorai bagi-Mu. Bantulah aku untuk memberi ruang bagi tarikan cinta-Mu ke arah pertobatan. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian



Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy