| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 30 Mei 2010 Hari Raya Tritunggal Mahakudus (Rm Ign Sumarya, SJ)

Minggu, 30 Mei 2010
Hari Raya Tritunggal Mahakudus

"Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku”

Ketika saya masih belajar di tingkat dasar, Sekolah Rakyat/Dasar, setiap pagi saya pergi ke sekolah dengan berjalan kaki sendirian, kurang lebih berjarak 2,5 km. Saya belajar di sekolah katolik, Kanisius, dan di perjalanan ke sekolah saya sering berpapasan dengan anak-anak dari sekolah Islam, mereka tahu bahwa saya belajar di sekolah katolik. Ketika berpapasan saya sering menerima ejekan dalam bahasa Jawa demikian “Konjuk ing asmo Dalem Hyang Romo, Hyang Putro, Hyang Suci, yang-yangan, yangmu dhewe” (= Dalam nama Bapa, Putera, Roh Kudus, berpacaran, pacarmu sendiri). Mendengarkan ejekan tersebut tentu saja saya diam saja, antara takut dan juga tak mungkin menanggapi atau menjawab. Memang sebagai orang Kristen atau Katolik kita sering menerima ejekan atau sindiran perihal Tri Tunggal Mahakudus, dan sering menerima tuduhan juga bahwa kita tidak monotheis. Kita juga sering menerima serangan perihal ke Allah-an Yesus. Tritunggal Mahakudus secara implisit diajarkan oleh Yesus dan menjadi dogma Gereja, maka baiklah pada hari raya/pesta Tritunggal Mahakudus hari ini saya sampaikan refleksi sederhana perihal ajaran atau dogma tersebut.

“Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” (Yoh 16:14-15)

“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1Yoh 4:8). Allah adalah kasih, demikian kata Yohanes dalam suratnya, maka hanya dalam dan oleh kasih kita dapat memahami dan mengimani Tritunggal Mahakudus. Dari kutipan sabda Yesus di atas ini dapat kita fahami bahwa kesatuan Bapa, Putera dan Roh Kudus atau Tritunggal Mahakudus berada dalam kasih. Kasih itu tak terbatas, dengan kata lain kita tak mungkin memahami dan menjelaskan kasih sedemikian rupa sehingga dapat difahami oleh akal sehat. Kasih melampaui segala usaha, pikiran dan daya tangkap kita, sehingga Paulus kepada umat di Efesus berani berkata: “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” (Ef 3:18).

“Inti pokok iman akan Allah Tritunggal ialah keyakinan bahwa Allah (Bapa) menyelamatkan manusia dalam Kristus (Putra) oleh Roh Kudus. Ajaran mengenal Allah Tritunggal pertama-tama berbicara bukan mengenai hidup Allah dalam diriNya sendiri, melainkan mengenai misteri Allah yang memberikan diri kepada manusia” (KWI: IMAN KATOLIK, Buku Informasi dan Referensi, Jakarta 1996, hal 311-312). Pemahaman dan iman pada Tritunggal Mahakudus erat kaitannya dengan kasih Kristus, yang rasanya sulit difahami dan diimani bagi sebagian orang. Kasih Kristus antara lain menjadi nyata dalam persembahan DiriNya di kayu salib demi keselamatan seluruh dunia. AjaranNya perihal kasih dengan mengasihi musuh dan mendoakan mereka yang membenci rasanya juga sulit difahami dan diimani oleh sebagian orang. Kami percaya jika kita juga mengimani dan menghayati persembahan Diri Yesus di kayu salib serta ajaranNya perihal kasih, maka kita juga dapat mengimani dan menghayati Tritunggal Mahakudus, yang menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak saling mengasihi satu sama lain. Misteri atau dogma tentang Tritunggal Mahakudus kiranya juga tidak terlalu jauh dengan hidup saling mengasihi antar suami-isteri sampai mati maupun hidup terpanggil sebagai imam, bruder atau suster, yang sering juga sulit dimengerti oleh sebagian orang.

“Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimaNya dari pada-Ku”, demikian sabda Yesus. Yang dimaksudkan dengan “Ia” di sini adalah Roh Kudus, yang terus menerus berkarya tiada henti, kapan saja dan dimana saja untuk memberitakan kasih Kristus, segala sesuatu yang dimiliki oleh Yesus Kristus, yang telah diterima dari Bapa. Dengan kata lain hanya yang hidup dari dan oleh Roh Kudus dapat memahami dan mengimani Tritunggal Mahakudus, dan siapapun hidup dari dan oleh Roh Kudus akan menghayati keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23).

“Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” (Rm 5:3-5)

Kesengsaraan yang lahir dari kesetiaan pada iman, panggilan dan tugas pengutusan adalah jalan keselamatan sejati, sebagaimana telah dialami oleh Yesus yang setia kepada Bapa yang mengutus-Nya. Maka baiklah kita renungkan peringatan atau pesan Paulus kepada umat di Roma di atas, bahwa “kesengsaraan menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, tahan uji menimbulkan pengharapan akah kasih Allah yang dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus”:

1) Yang dimaksudkan dengan sengsara tentu saja secara phisik, sosial dan psikologis, tetapi tidak secara spiritual, sebagaimana dua pribadi, laki-laki dan perempuan, yang sedang saling mengasihi (entah dalam berpacaran, tunangan atau sebagai suami-isteri), pada umumnya tidak akan terlepas dari kesengsaraan, namun kesengsaraan tersebut dihayati dengan gembira dan tekun, sehingga membuahkan ketekunan dalam saling mengasihi.

2) “Tekun adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kesungguhan yang penuh daya tahan dan terus menerus serta tetap semangat dalam melakukan sesuatu” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 27). Tekun dalam saling mengasihi berarti dalam kondisi dan situasi apapun dan dimanapun senantiasa saling mengasihi dengan penuh semangat dan gairah. Ia menghayati kasih Allah dalam kondisi dan situasi apapun dengan hidup dan bertindak saling mengasihi.

3) Tahan uji berarti ada harapan lulus dalam ujian atau berhasil dalam usaha dan upaya. Meskipun harus menderita dan sengsara orang tetap ceria dan gembira, itulah pengharapan. Apa yang diharapkan belum kelihatan atau terwujud, namun menggairahkan dan memberdayakan, karena yang menjadi pengharapan adalah kasih karunia Allah. Iman terhadap Tritunggal Mahakudus hendaknya juga ditandai dengan pengharapan, artinya dengan gembira, ceria, bergairah orang menghayati iman tersebut meskipun harus menghadapi aneka tantangan, kesulitan dan masalah.

“Aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku” (Ams 8:30-31) . Kutipan dari kitab Amsal ini kiranya memperkuat dan memperteguh kita yang beriman pada Tritunggal Mahakudus yang sedang menghadapi tantangan atau masalah atau menderita. Marilah kita menjadi anak kesayangan Tuhan, sehingga setiap hari menjadi kesenangan-Nya karena kita senantiasa bermain di dalam Dia alias hidup dan bertindak di dalam Tuhan. Beriman kepada Tritunggal Mahakudus berarti hidup dan bertindak dalam Tuhan atau bermain-main di hadapan-Nya, menjadi kesenangan Tuhan alias hidup baik dan berbudi pekerti luhur.

“Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan”. (Mzm 8:4-9)


(Ign Sumarya SJ )

Bagikan

Minggu, 30 Mei 2010 Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Minggu, 30 Mei 2010
Hari Raya Tritunggal Mahakudus


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal. Engkau telah menyatakan rahmat dan kasih setia-Mu kepada kami dalam diri Yesus Putra-Mu dan Saudara kami. Penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu dan perkenankanlah kami menyadari arti kehadiran-Mu bagi kami, yaitu sebagai sumber kekuatan dan kehidupan sejati.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pengantar

Sebagai orang Katolik, kita mengawali dan mengakhiri doa kita dengan mengucapkan “Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus” sambil membuat tanda salib. Dengan membuat tanda salib sambil menyerukan nama Tritunggal, kita mempersembahkan diri kita dan segala sesuatu yang kita kerjakan kepada Tritunggal Mahakudus yang kita rayakan pada hari Minggu ini, 30 Mei 2010.


Perayaan Tritunggal Mahakudus adalah perayaan kasih. Allah adalah Kasih. Kasih Allah Bapa kepada kita begitu besar sehingga Ia mengutus Putera-Nya, yaitu Yesus Kristus, ke dalam dunia untuk menebus dosa kita. Karena kasih-Nya, Allah mencurahkan Roh Kudus yang berasal dari Bapa dan Putera untuk menerangi kita sehingga kita hidup sebagai orang yang diselamatkan, yaitu terus hidup di dalam jalan Tuhan.

Dengan merayakan Trutunggal Mahakudus ini, kita dimotivasi untuk membagikan kasih yang kita terima dari Allah Tritunggal Mahakudus kepada sesama agar banyak orang mengalami sukacita. Tugas perutusan Yesus untuk menyelamatkan dunia hendaknya juga menjadi tugas perutusan kita. Kita hendaknya membagikan kasih Allah, yaitu bukan untuk menghukum, tetapi menyelamatkan, kepada sesama kita yang saat ini membutuhkan. Contohnya: kita memberikan kelegaan bagi yang berbeban berat, menunjukkan jalan bagi yang kebingungan, dan penguatan bagi yang sakit. Tuhan memberkati. (Romo Felix Supranto, SS.CC --- Sekarang: Romo Paroki St Odilia Citra Raya --- www.reginacaeli.org edisi 12 Tahun III )


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Amsal (8:22-31)

"Sebelum bumi ada, kebijaksanaan sudah ada"

Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama sebelum bumi ada. Sebelum samudera raya ada, aku telah lahir, yakni sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam, aku telah ada, dan lebih dahulu daripada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Tuhan membuat bumi dengan padang-padangnya, atau debu dataran yang pertama. Ketika Ia mempersiapkan langit, aku ada di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras; aku ada disana; ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan. Setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan aku senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku bermain-main di atas muka bumi-Nya, dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 832
Ref. Betapa megah nama-Mu, Tuhan, diseluruh bumi.
Ayat.
(Mzm 8:4-5.6-7.8-9; R: 2a)
1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau pasang. Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kau mahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan dibawah kakinya.
3. Domba, sapi, dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa, burung di udara dan ikan di laut, dari semua yang melintasi arus lautan.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:1-5)

"Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Kristus, dalam kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus."

Saudara-saudara terkasih, kita, yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita beroleh jalan masuk karena iman akan karunia kasih Allah. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri, dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa mendatang. (Why 1:8)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:12-15)

"Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku. Roh akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripada-Ku."

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripada-Ku.
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekan-rekan yang baik!

Injil Yoh 16:12-15 yang dibacakan pada hari raya Tritunggal Mahakudus tahun C ini menggarisbawahi kesatuan daya-daya ilahi yang menyertai para murid. Petikan hari ini berasal dari bagian Injil Yohanes yang menyampaikan perkataan dan doa Yesus bagi para murid seusai perjamuan malam terakhir tetapi sebelum ia pergi bersama mereka ke taman Getsemani. Dalam pembicaraan Injil Minggu Paskah VI disinggung bahwa Yoh 15-17 memuat pokok-pokok yang terpenting dalam Injil Yohanes. Meskipun para murid belum dapat menanggung semua yang hendak disampaikan Yesus (Yoh 16:12), seperti dikatakan dalam ayat selanjutnya, Roh Kebenaran akan datang membimbing para murid ke dalam kebenaran.

ROH KEBENARAN

Roh Kebenaran akan membuat para murid mengerti siapakah Yesus yang telah mereka ikuti itu. Roh ini membuat orang menemukan Tuhan Yang Mahakuasa di tengah-tengah manusia. Dia itu ujud nyata bagaimana Yang Mahakuasa memperhatikan manusia. Yang tak terjangkau dan yang menggentarkan itu kini tampil sebagai yang dapat dikenali sehingga orang dapat mendekat. Para murid memang belum mampu menyadari hal ini. Akan datang daya ilahi sendiri membuat mereka menemukan kebenaran hal ini. Dan daya ilahi inilah yang dalam bacaan hari ini disebut Roh Kebenaran. Dengan perkataan lain Roh Kebenaran, Yesus, dan Bapanya ialah daya-daya ilahi yang berpadu membawa manusia agar mengalami Tuhan Yang Mahakuasa dengan cara yang pribadi. Bagaimana memahami misteri ini?

Dalam salah satu episode di hadapan Pilatus nanti Yesus berkata (Yoh 18:37) bahwa ia lahir dan datang ke dunia untuk bersaksi mengenai “kebenaran”. Kemudian ditambahkannya bahwa tiap orang yang berasal dari “kebenaran” mendengarkan suaranya. Reaksi Pilatus terungkap dalam ayat 38a: “Apakah “kebenaran” itu?” Pembicaraan ini menandaskan bahwa Yang Mahakuasa datang dan bersabda kepada manusia adalah kebenaran yang dipersaksikan Yesus dengan seluruh kehidupannya. Dikatakan juga, kesaksian ini baru dapat didengarkan bila yang bersangkutan berasal dari “kebenaran” sendiri. Maksudnya, Roh Kebenaran menerangi yang bersangkutan. Tanpa ini orang tak akan dapat sampai ke sana. Paling-paling seperti Pilatus, orang akan bertanya apa itu kebenaran tanpa menemukan jawaban. Orang sudah berada di hadapan dia yang bersaksi mengenai Yang Mahakuasa, namun ironinya, tanpa kekuatan yang datang dari atas sana, orang tidak akan dapat memahaminya.

KESATUAN DAYA-DAYA ILAHI

Misteri Tritunggal Mahakudus dapat dipahami sebagai kesatuan antara “pengasal” daya-daya ilahi, “penyampai”-nya, serta “penerus”-nya. Pengasal daya-daya itu dapat muncul dalam tiap pengalaman religius pada umumnya. Namun Yang Ilahi di sini akan tetap sulit dipahami walaupun orang takkan meragukannya. Dan memang dalam teologi sering disebut-sebut gagasan “deus absconditus”, Tuhan yang tersembunyi. Keberadaannya tidak tersangkal, bahkan dapat pula disimpulkan dari kekuatan-kekuatan yang ada di jagat ini. Beberapa sistem filsafat sampai pada penandasan adanya keilahian ini. Namun ia tetap tidak dapat dikenali. Meski terasa dekat tetapi tetap jauh. Pengalaman mistik dalam pelbagai agama banyak mengungkapkan kenyataan ini.

Dia yang tersembunyi ini dialami oleh Yesus sebagai Bapa. Dan memang seluruh kehidupannya ditujukan untuk memperkenalkan Tuhan Yang Mahakuasa sebagai Bapa. Yang tadinya jauh itu dialaminya sebagai yang dekat, yang dapat dikenali, bahkan yang dapat dipanggil dengan sebutan yang akrab itu. Baik ditekankan di sini “dialami oleh Yesus” dan bukan “oleh orang banyak”, “oleh kita” atau “oleh manusia” atau “oleh para murid” sekalipun. Di sinilah kekhasan Injil Yohanes. Yesus menegaskan tak ada orang yang pernah melihat Bapa. Hanya sang Putra sajalah yang melihatnya. Maka siapa saja yang melihat Putra akan melihat Bapa sendiri. Dan dalam kabar Injili, Putra itu ialah Yesus yang lahir di Nazaret, menyembuhkan banyak orang, mengajar mereka mengenai mengenai Bapanya, menderita, wafat dan bangkit dari kematian. Dan siapa saja yang menerima ini semua akan mengenali siapa Dia yang telah membangkitkannya. Dalam hubungan inilah Yang Ilahi tidak lagi melulu dialami sebagai yang tersembunyi melainkan yang telah terwahyukan dalam seluruh kehidupan Yesus tadi. “Deus absconditus” kini tampil sebagai “Deus revelatus”.

Dalam artian di atas, Yesus menyampaikan kehadiran atau daya-daya ilahi kepada manusia. Ia membuat orang dapat mengalami daya-daya itu secara nyata. Orang disembuhkan, pengaruh roh jahat disingkirkan, kuasa dosa dilepaskan, orang diampuni dosanya, penderitaan yang merendahkan kemanusiaan membuat orang sadar akan martabat manusia yang sesungguhnya. Injil menggambarkannya sebagai Sabda Tuhan sendiri.

Kemudian setelah Yesus tidak lagi berada di tengah-tengah manusia, datanglah penerus daya-daya ilahi, yakni Roh Kebenaran. Roh inilah yang terus mempersaksikan kehadiran Tuhan di tengah-tengah kemanusiaan. Roh inilah yang membuat kehadiran Yang Ilahi dapat dialami dalam macam-macam ujudnya di dunia kehidupan manusia: dalam perbuatan adil, dalam rekonsiliasi, dalam perbuatan baik, dalam kepedulian terhadap sesama. Roh inilah yang membuat orang dapat menemukan hubungan antara “Deus absconditus” dan “Deus revelatus” dan membuat orang sadar serta percaya bahwa Yang Ilahi yang jauh dan dahsyat itu sama dengan Dia yang memperhatikan manusia yang lemah. Dan bahwa dengan memperhatikan yang lemah, Yang Ilahi makin tampil sebagai Bapa yang penuh kerahiman.

SPIRITUALITAS KRISTIANI

Kemampuan untuk menyadari kehadiran Yang Ilahi dalam batin dapat dikembangkan. Inilah yang terjadi dalam pelbagai tradisi spiritualitas dalam macam-macam agama. Juga dalam tradisi kristiani. Spiritualitas kristiani sepanjang zaman tumbuh dari iman dan pengalaman akan misteri Tritunggal sebagai kesatuan daya-daya ilahi seperti diuraikan di atas tadi. Diakui dalam tradisi ini bahwa tak mungkin orang sampai kepada Yang Ilahi secara utuh kecuali lewat Putra dan dikuatkan oleh Roh. Dalam hubungan ini misteri Tritunggal bukanlah sebuah gagasan belaka melainkan pengalaman rohani. Juga tidak terbatas pada pengalaman akan kehadiran Yang Ilahi dalam pengalaman religius pada umumnya. Orang maju lebih jauh. Yang Ilahi ini dapat dikenal lebih lanjut lewat kata-kataNya dan kekuatanNya. Karena itu dapat dikatakan tradisi spiritualitas kristiani juga berpusat pada Kristus. Dialah yang membuat orang sampai pada pengalaman akan daya-daya ilahi yang membawa manusia ke dalam kesatuan dengan Yang Ilahi sendiri. Injil Yohanes, terutama Yoh 15-17, dapat memperdalam pengalaman ini.

Pembicaraan di atas perlu dipertajam. Dengan pengalaman religius dimaksud kepekaan yang ada dalam diri manusia untuk mencerap kehadiran yang keramat. Orang dapat menolak, menyangkal, atau tak ambil pusing, tetapi kepekaan ini tetap ada. Bahkan dapat dikatakan kepekaan ini bawaan dan alamiah sifatnya. Sudah termasuk konstitusi manusia seperti halnya kemampuan memakai bahasa. Analogi dengan kemampuan berbahasa dapat membantu lebih jauh. Dikatakan semua orang mampu berbahasa, tetapi tidak semua orang dapat mengarang atau menikmati karya seni sastra. Menghasilkan dan menikmati seni sastra mengandaikan kemampuan berbahasa tetapi tidak identik dengannya. Kepekaan religius, kemampuan mengalami kehadiran Yang Ilahi ada dalam diri semua orang, tetapi tidak semua orang begitu saja dapat mengembangkan spiritualitas atau kerohanian sejati. Perlu tuntunan dan pengarahan.

Uraian di atas menjelaskan mengapa spiritualitas kristiani tidak sama dengan pendalaman pengalaman religius belaka. Pada titik tertentu orang perlu melangkah mengikuti warta Injili. Ringkasnya begini. Dalam pengalaman religius orang mencapai kepuasan bila merasa menemukan hubungan dengan Yang Ilahi, baik yang mencengkam maupun yang mempesona. Di situ orang tidak merasa sendiri melainkan mendapati diri di hadapan Yang Ilahi. Namun di lain pihak inti kerohanian kristiani terletak dalam mengikuti Yesus Kristus yang makin membuat orang makin mengenal siapa Yang Ilahi tadi dan bukan berhenti pada pengalaman religius melulu. Dalam perspektif Injili, Yesus Kristus itu dia yang membuat orang mempercayai bahwa Yang Mahakuasa ialah dia yang memperhatikan manusia sebagai seorang bapa yang baik. Inilah yang menyempurnakan pengalaman religius menjadi kerohanian sejati. Hal ini pernah juga dibicarakan dalam hubungan dengan Mrk 10:17-30 menyangkut pertanyaan seorang pemuda bagaimana caranya mencapai hidup kekal. Lihat Dag-Dig-Dug...Byaar! (Yogyakarta: Kanisius 2004) hal. 15-22.

GEREJA DAN KEROHANIAN YANG UTUH

Belum cukup bila kehadiran Gereja di dunia dimengerti sebagai upaya menumbuhkan pengalaman religius. Gereja baru mulai berarti bila dapat menyempurnakannya menjadi kerohanian yang utuh. Bila ini terjadi, maka orang-orang yang menghayatinya akan dapat mengalami kehadiran Roh Kebenaran yang dibicarakan dalam Injil hari ini. Tugas Gereja bukan hanya membuat orang menerima kehadiran Yang Ilahi melainkan juga membawa orang kepada Kristus yang diwartakan Injil. Perjumpaan dengan dia-lah yang kemudian membuat orang menyadari dari mana sesungguhnya asal kekuatan-kekuatan ilahi itu. Oleh karena itu tak mengherankan bila dalam sejarahnya, Gereja butuh terus diperkaya oleh spiritualitas yang dikembangkan di dalam tarekat-tarekat religius. Sekaligus dapat pula dikatakan bahwa krisis dalam Gereja biasanya berawal pada kehidupan spiritual yang tidak lagi mampu menyapa orang-orang sezaman. Spiritualitas yang sejati – yang berpusat pada Kristus – akan berusaha agar tetap mampu menyapa orang dari zaman yang berbeda-beda. Dalam keadaan sekarang, sebut saja advokasi kaum terpojok, termasuk perempuan, pelayanan kaum pengungsi, pendampingan orang-orang yang berurusan dengan fenomen paranormal (!), menumbuhkan keadaban dalam masyarakat majemuk, perumusan gagasan-gagasan teologi yang segar, pencaharian hermeneutika yang cespleng dan tidak berhenti pada yang itu itu saja. Spiritualitas yang menutup diri dan membatasi diri pada pengalaman religius belaka akan mandul dan hanya akan membawa Gereja masuk ke dalam museum.

Salam hangat,

A. Gianto




Bagikan

Sabtu, 29 Mei 2010 Hari Biasa Pekan VIII

Sabtu, 29 Mei 2010
Hari Biasa Pekan VIII
Sta. Teodosia dr Konstantinopel; B. Yoseph Gerard
St. Maxi (minus); Sta. Maria Anna dr Paredes


"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu..." (Mrk 11:28)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, Engkau berkenan menggembirakan semua orang yang membuka hatinya terhadap sabda-Mu. Kami mohon, semoga daya pembebasan-Mu menguasai diri kami serta menjadikan kami orang-orang yang berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Hidup peziarahan di dunia ini merupakan saat menantikan penggenapan rahmat hidup kekal pada akhir zaman. Maka, para murid hendaknya selalu hidup dalam kesucian, belas kasihan, dan rasa takut kepada Tuhan dan sesama manusia. Tuhan yang setia akan senantiasa menjaga hidup kita agar tidak tercemar dan ternoda.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Yudas (17.20b-25)


"Allah berkuasa menjaga kalian jangan sampai tersandung, dan membawa kalian penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya."

Saudara-saudaraku terkasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepadamu oleh rasul-rasul Tuhan kita Yesus Kristus. Maka bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, renggutlah mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai rasa takut kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Allah berkuasa menjaga kalian supaya jangan sampai tersandung. Ia membawa kalian dengan tanpa noda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya. Bagi Dia, Allah yang esa, Juruselamat kita, dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah. (2/2)
Ayat. 2/4 (Mzm 63:2.3-4.5-6; R: 2b)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihatan kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup, bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak-sorai, mulutku memuji-muji.

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian secara melimpah. Bersyukurlah dengan perantaraan Kristus kepada Allah Bapa kita.

Kuasa Yesus berasal dari Allah. Namun Yesus tidak mau menjawab pertanyaan orang-orang Yahudi karena ketidakpercayaan mereka. Jawaban ‘tidak tahu’ menjadi senjata untuk membela diri dari kebenaran sabda dan tindakan Yesus. Mereka lupa bahwa Kebenaran (Yesus) adalah kuasa yang tertinggi.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:27-33)


"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?"

Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang dari halaman Bait Allah, Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem. Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua. Mereka bertanya kepada Yesus, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?” Yesus menjawab mereka, “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian. Jawablah Aku, dan Aku akan mengatakan dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu. Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia? Jawablah!” Mereka memperbincangkannya seraya berkata, “Jikalau kita katakan ‘Dari Allah’, Ia akan berkata, ‘Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepadanya? Tetapi, masakan kita katakan ‘Dari Manusia’.” Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Maka mereka menjawab kepada Yesus, “Kami tidak tahu.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Jikalau demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian, dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Ada aksi, ada reaksi. Tindakan mulia seseorang tidak selalu dapat diterima dengan baik oleh orang-orang lain, apalagi mereka yang merasa diri mempunyai kuasa dan kewenangan. Tindakan tegas Yesus yang membersihkan Bait Allah dari para pedagang, menimbulkan reaksi imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan kaum tua-tua. Mereka merasa mempunyai otoritas dalam pengaturan Bait Allah. Tindakan Yesus yang dianggap sepihak menyinggung otoritas mereka. Mereka seperti kebakaran jenggot. Lalu, mereka mempertanyakan otoritas Yesus dengan maksud untuk menjerat Dia, mempersalahkan Dia di hadapan publik, dan dengan demikian, mereka mempunyai alasan untuk menangkap Dia.

Pertanyaan pancingan dari mereka ditanggapi Yesus dengan pertanyaan lain tentang baptisan Yohanes untuk mengungkap motivasi mereka yang sebenarnya. Pertanyaan Yesus justru membuat mereka terjebak dalam posisi sulit dan rasa serba salah. Kalau mereka menjawab baptisan Yohanes dari surga, mereka akan dipersalahkan karena tidak percaya; kalau mereka menjawab dari manusia, mereka takut akan orang banyak yang mengakui kepopuleran Yohanes. Jalan yang mereka anggap paling baik adalah menjawab: ”Kami tidak tahu.” Yesus pun tidak meladeni pertanyaan mereka tentang otoritas-Nya.

Ada orang yang kadang kala memancing kita dengan pertanyaan—bukan untuk mencari kebenaran, tetapi untuk menjebak dalam kesalahan. Yesus mengajarkan kita untuk berani mencari kebenaran.

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk selalu mencari kebenaran-Mu; hindarkanlah aku dari upaya mencari kesalahan orang lain. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian & Ruah


Bagikan

Jumat, 28 Mei 2010 Hari Biasa Pekan VIII

Jumat, 28 Mei 2010
Hari Biasa Pekan VIII

"...jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Mrk 11:25)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, pada hari ini Engkau memanggil murid-murid-Mu dan mengutus mereka untuk mewartakan karya keselamatan-Mu melalui perkataan dan perbuatan. Bukalah hati kami agar dengan penuh kerinduan kami menantikan Kerajaan-Mu sendiri. Bantulah kami pula dengan rahmat-Mu supaya kami dapat mewartakan penyelamatan-Mu kepada sesama melalui perbuatan kami sehari-hari. Semoga Engkau sendirilah yang membimbing kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup, berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Tuhan seringkali mudah dirasakan kehadiran-Nya dalam suasana yang tenang dan hening. Tidak mengherankan bila Petrus menasihati jemaat agar mampu menguasai diri dan tenang sehingga dapat berdoa. Hasilnya, segala perkataan, tindakan dan pelayanan bersumber dari pengalaman akan Allah. Melalui cara hidup seperti ini, pasti nama Allah makin dimuliakan.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (4:7-13)

"Jadilah pembagi rahmat Allah yang beraneka ragam."

Saudara-saudara terkasih, kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kalian dapat berdoa. Tetapi yang terutama ialah kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Hendaknya saling memberikan tumpangan tanpa bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika seseorang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan sabda Allah; jika ada seseorang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Dialah yang memiliki kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Saudara-saudara terkasih, janganlah kalian heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atasmu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kalian dapat dalam penderitaan Kristus. Dengan demikian kalian juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan datang menghakimi bumi.
Ayat. (Mzm 96:10.11-12.13)
1. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biarlah gemuruh laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
3. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku telah memilih kalian dari dunia, agar kalian pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Iman memang menentukan segala sesuatu yang akan terjadi. Tanpa iman, segalanya tidak ada artinya sama sekali. Iman menentukan keselamatan. Yesus mengajak para murid agar tidak bimbang hati atau ragu-ragu. Dengan iman yang teguh, harapan yang kuat, dan cinta yang ikhlas, niscaya hidup akan berbuah banyak.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:11-26)

"Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa."

Pada waktu tiba di Yerusalem , Ia masuk ke Bait Allah dan meninjau semuanya. Tetapi karena hari sudah hampir malam, Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya. Keesokan harinya sesudah mereka meninggalkan Betania Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu tiba di situ Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka Yesus berkata kepada pohon itu, “Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!” Ucapan itu terdengar pula oleh para murid. Maka Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerusalem. Sesudah masuk ke Bait Allah, mulailah Yesus mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak mengizinkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kalian ini telah menjadikannya sarang penyamun!” Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu. Maka mereka berusaha untuk membinasakan Yesus. Tetapi mereka takut kepada-Nya, sebab mereka melihat orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota . Pagi-pagi Yesus dan murid-murid-Nya lewat, dan melihat bahwa pohon ara itu sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus, “Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering.” Yesus menjawab mereka, “Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung itu, ‘Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut’, maka hal itu akan terjadi, asal ia tidak bimbang hati, tetapi percaya bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi. Karena itu Aku berkata kepadamu, apa saja yang kalian minta dan kalian doakan, akan diberikan kepadamu, asal kalian percaya bahwa kalian akan menerimanya. Dan jika kalian berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di surga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Tetapi jika kalian tidak mengampuni, maka Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus tidak menemukan apa yang diharapkan-Nya. Pohon ara itu tidak berbuah, bahkan berubah menjadi kering. Yesus memanfaatkan pohon ara tersebut untuk melambangkan ketidaktanggapan dan ketidakpercayaan orang Israel. Hati mereka kosong seperti pohon ara yang kering, sehingga tidak tanggap akan Sabda keselamatan. Para nabi pun memakai gambaran tentang pohon ara yang merana untuk melukiskan malapetaka umat Israel karena ketidaksetiaan mereka pada Allah (lih. Yl 1:7,12; Hab 3:17). Kutukan Yesus pada pohon ara merupakan tanda profetis melawan ketidakpercayaan dari mereka yang menolak pengajaran-Nya.

Setiap saat, tanpa kita ketahui, Yesus mengamat-amati kita. Adakah Ia selalu menemukan sesuatu yang diharapkan-Nya dalam diri Kita? Sekiranya demikian.

Tuhan, tambahkan imanku dan buatlah hidup dan pelayananku berbuah kebaikan bagi Kerajaan-Mu dan bagi orang-orang lain. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian & Ruah



Bagikan

Kamis, 27 Mei 2010 Hari Biasa Pekan VIII

Kamis, 27 Mei 2010
Hari Biasa Pekan VIII

Doa Renungan

Allah Bapa, Engkaulah sumber hidup dan penghiburan kami. Hari ini Engkau menunjukkan kemuliaan-Mu kepada si buta. Berkat imannya yang teguh ia memperoleh keselamatan. Bapa tambahkanlah juga iman kami agar kami pun boleh memperoleh keselamatan. Amin.

Petrus terus meneguhkan iman jemaat yang telah percaya kepada Kristus. Sebagai Israel yang baru, mereka menjadi bangsa terpilih, kaum imam yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah. Meterai surgawi ini adalah buah Paskah kebangkitan Tuhan. Konsekuensinya, jemaat mesti hidup secara baik dan benar untuk memuliakan Allah.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:2-5.9-12)

"Kalianlah bangsa terpilih, kaum imam yang rajawi, bangsa yang kudus, umat milik Allah sendiri. Kalian harus memaklumkan karya agung Tuhan. Sebab Ia telah memanggil kalian."

Saudara-saudara terkasih, seperti bayi yang baru lahir, hendaklah kalian selalu ingin akan air susu yang murni dan rohani. Berkat susu itu kalian akan bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika benar-benar kalian telah mengecap kebaikan Tuhan. Datanglah kepada Tuhan. Dialah batu yang hidup, yang dibuang oleh manusia, tetapi dihormati dan dipilih dari hadirat Allah. Biarlah kalian juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani, yang berkenan kepada Allah karena Yesus Kristus. Kalianlah bangsa yang terpilih, kaum imam yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Maka kalian harus memaklumkan perbuatan agung Allah. Ia telah memanggil kalian keluar dari kegelapan masuk ke dalam cahaya-Nya yang menakjubkan. Kalian yang dahulu bukan umat Allah, kini telah menjadi umat-Nya. Kalian yang dahulu tidak dikasihani, kini telah memperoleh belas kasih. Saudara-saudara yang terkasih, aku menasihati kalian, supaya sebagai pendatang dan perantau, kalian menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Hiduplah secara baik di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kalian sebagai orang-orang jahat, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawati mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 100:2.3.4.5)
1. Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai.
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita: kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun.

Bait Pengantar Injil PS 951
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Akulah cahaya dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi. (Yoh 8:12b)

Iman itu mempunyai kekuatan yang dahsyat. Berkat iman, Bartimeus si buta mmperoleh keselamatan Allah. Ia dapat melihat dan mengalami hidup yang serba baru. Dengan menanggalkan jubahnya, Bartimeus bertekad meninggalkan kehidupan yang lama dan mengenakan hidup yang baru dalam kasih Yesus yang diikutinya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:46-52)


"Rabuni, semoga aku melihat."

Pada suatu hari, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho. Ketika Yesus keluar lagi dari Yerikho, bersama murid-murid-Nya, dan orang banyak yang berbondong-bondong, duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus. Ketika didengarnya, bahwa yang lewat itu Yesus dari Nazaret, mulailah ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegurnya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus berhenti dan berkata, “Panggillah dia!” Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya, “Kuatkanlah hatimu. Berdirilah , Ia memanggil engkau.” Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya. Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus. Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?” Orang buta itu menjawab, “Rabuni, semoga aku dapat melihat.” Yesus lalu berkata kepadanya, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Pada saat itu juga melihatlah ia! Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Salah satu keutamaan dalam kehidupan adalah pengharapan. Setiap orang berharap mendapat dan mengalami hal-hal yang indah, menyenangkan, dan membahagiakan dalam hidupnya.

Apa yang menjadi harapan khusus dari Bartimeus yang buta ketika ia mendengar bahwa Yesus berada di kotanya, Yeriko? ”Supaya aku dapat melihat!” Suatu harapan realistis di hadapan Yesus. Walaupun harus berdesakan dengan orang banyak, dan Bartimeus dianggap hanya mengganggu pengajaran Yesus serta kenyamanan mereka karena teriakannya—”Yesus, anak Daud, kasihanilah aku”—ia tetap tegar ingin dijamah dan disembuhkan oleh Yesus. Yesus pun berpaling kepadanya. Yesus memberi perhatian khusus. Bartimeus disembuhkannya dengan sapaan: ”Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!”

Kejadian ini mengungkapkan sesuatu yang sangat penting tentang cara Allah berinteraksi dengan kita manusia. Orang kecil yang terabaikan mendapat perhatian Yesus dan sebaliknya orang seperti ini mempunyai iman yang besar akan Penyelenggaraan Ilahi. Yesus tidak hanya bersimpati dengan orang-orang kecil, tetapi mengambil tindakan nyata membebaskan mereka dari penderitaan. Yesus yang mempunyai hati yang mengasihi adalah batu penjuru yang menjadikan kita umatnya sebagai bangsa terpilih, imamat rajani, bangsa yang kudus, bangsa kepunyaan Allah sendiri, yakni bangsa yang punya pengharapan, bangsa yang dibebaskan dan diselamatkan.

Ya Tuhan, bangkitkanlah senantiasa pengharapanku bahwa di dalam Dikau segala kesusahan dapat diatasi. Kuatkanlah imanku akan kasih-Mu yang membebaskan. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Rabu, 26 Mei 2010 Pw. St. Filipus Neri

Rabu, 26 Mei 2010
Pw. St. Filipus Neri

"Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu..." (Mrk 10:43)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahabaik, puji dan syukur kami panjatkan kepada-Mu atas kasih karunia yang kami rasakan hingga saat ini. Bapa, hari ini kami diingatkan untuk memiliki semangat sebagai hamba. Bapa anugerahkanlah kami rahmat kerendahan hati dan cinta kasih agar kami dapat menjadi pelayan-Mu yang setia. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:18-25)

"Kalian telah ditebus dengan darah yang berharga, darah anak domba tak bernoda, yaitu darah Kristus."

Saudara-saudara, kalian tahu bahwa kalian telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu. Kalian telah ditebus bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan. Tetapi baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir karena kalian. Oleh Dialah kalian percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga iman dan pengharapanmu tertuju kepada Allah. Kalian telah menyucikan diri dengan mentaati kebenaran. Maka kalian sanggup mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Oleh sebab itu hendaklah kalian sungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati. Sebab kalian telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang baka, yaitu oleh sabda Allah yang hidup dan kekal. Sebab ‘semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya laksana bunga rumput! Rumput menjadi kering dan bunga gugur. Tetapi sabda Tuhan tetap untuk selama-lamanya’. Inilah sabda yang disampaikan Injil kepada kalian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, Pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi, dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel . Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil PS 957
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Putera Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:32-45)

"Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan."

Sekali peristiwa Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Yesus berjalan di depan. Para murid merasa cemas, dan orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang pun merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya. Yesus berkata, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Ia akan diolok-olok, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit.” Lalu Yakobus, dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus. Mereka berkata, “Guru, kami harap Engkau mengabulkan suatu permohonan kami.” Jawab Yesus, “Apakah yang kalian ingin Kuperbuat bagimu?” Mereka menjawab, “Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, seorang di sebelah kanan, dan seorang di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Kalian tidak tahu apa yang kalian minta. Sanggupkah kalian meminum piala yang harus Kuminum? Dan dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima?” Mereka menjawab, “Kami sanggup.” Yesus lalu berkata kepada mereka, “Memang, kalian akan meminum piala yang harus Kuminum, dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan atau kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang yang baginya telah disediakan.” Mendengar itu, kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kalian tahu, bahwa orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tetapi janganlah demikian di antara kalian! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kalian, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kalian, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Sebab Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi orang banyak.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Banyak orang ingin mengejar status, kedudukan, dan kehormatan pribadi, walaupun harus mengorbankan atau menjatuhkan orang lain. Harga diri dan hidup-matinya seakan-akan ditentukan oleh semuanya itu.

Pengalaman manusiawi serupa melanda para murid Yesus. Bagi mereka, mengikuti Yesus—yang adalah Mesias dan Raja—sangat menjanjikan untuk kehormatan diri mereka. Mereka tidak memahami bahwa jalan Yesus adalah jalan pengorbanan dan salib. Padahal dalam perjalanan menuju Yerusalem, tiga kali Yesus memberitahukan kepada mereka bahwa. Ia akan diolok-olok, diludahi, disesah, dan dibunuh. Namun, pada hari ketiga Ia akan bangkit, yakni saat salib menjadi kemuliaan.

Nasib para murid-Nya—termasuk kita—tidak akan berbeda dengan nasib sang Guru, yang menebus kita dengan darah-Nya yang mahal. Kemuliaan kita para murid tidak ditentukan oleh kedudukan atau status, tetapi oleh pengorbanan diri yang total. Tidak ada kemuliaan dan kemenangan tanpa jalan salib; tidak ada kehormatan tanpa melayani orang lain dengan rendah hati. Tuhan mengundang kita untuk menjadi besar melalui jalan salib.

Tuhan, berikanlah kepadaku semangat berkorban dan bantulah aku agar tidak ragu-ragu memikul salib-Mu untuk mencapai kemuliaan abadi bersama-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Selasa, 25 Mei 2010 Hari Biasa Pekan VIII

Selasa, 25 Mei 2010
Hari Biasa Pekan VIII

"Kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup sepenuhnya" -- St Ireneus
Di mana ada sesama yang hidupnya tidak manusiawi—seperti kaum miskin, terpinggirkan, terasingkan, dan terabaikan—kita dipanggil untuk mengembalikan kodrat mulia mereka sebagai citra Allah.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahabaik, siapapun juga yang percaya kepada Yesus Putra-Mu, Kaucurahi Roh Kudus agar hati dan budinya menjadi suci dan murni, dibersihkan dari kuasa kegelapan dan dibebaskan dari kuasa jahat. Tinggallah di hati kami dan perbaharuilah hidup kami agar perbuatan baik dan luhurlah yang kami kerjakan, sehingga kami pun pantas abil bagian dalam memuliakan nama-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:10-16)

"Para nabi telah bernubuat tentang kasih karunia bagimu. Sebab itu waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia itu."

Saudara-saudara terkasih, para nabi telah menyelidiki dan meneliti keselamatan kalian. Mereka telah bernubuat tentang kasih karunia yang diperuntukkan bagimu. Mereka telah meneliti pula saat yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada dalam diri mereka. Roh itu sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudahnya. Kepada para nabi itu telah dinyatakan bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, melainkan melayani kalian dengan segala sesuatu yang sekarang diberitakan kepada kalian dengan perantaraan mereka yang diutus oleh Roh Kudus surgawi menyampaikan berita Injil kepada kalian. Dan pokok pewartaan itu ialah apa yang bahkan para malaikat pun ingin mengetahuinya. Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat, dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kalian pada waktu kalian belum beriman. Hendaklah kalian menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang telah memanggil kalian itu kudus. Sebab ada tertulis: Hendaklah kalian kudus, seperti Aku kudus adanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3c-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib! Keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh tangan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel .
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:28-31)

"Sekalipun disertai penganiayaan, pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat dan di masa datang menerima hidup yang kekal."

Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau.” Maka Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus berbicara tentang kemuliaan-Nya dan kemuliaan Bapa-Nya. Apakah kemuliaan-Nya? Itu tidak lain adalah salib, yang mewahyukan luasnya cinta bagi para pendosa dan kuasa penebusan yang membatalkan hutang dosa. Yesus memberikan kepada Bapa-Nya kehormatan dan kemuliaan tertinggi melalui ketaatan dan kerelaan-Nya untuk mengikuti jalan salib. Kehormatan diberikan kepada Kristus oleh Bapa-Nya karena pengorbanan-Nya yang luar biasa demi umat manusia.

Paulus, yang tercekam oleh Kristus, sanggup mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan kepada-Nya melalui pengorbanan yang besar. Untuk itu, ia pun telah mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari mereka yang mau membunuhnya. Walaupun demikian, ia tetap setia dan tidak melalaikan tugasnya, yakni memberitakan seluruh maksud Allah. Dengan demikian, ia memberikan kehormatan dan kemuliaan kepada Tuhan, yang mengutusnya. Ia pun mengantar banyak orang kepada kehidupan kekal bersama Allah.

Kita pun dipanggil dan diutus untuk menjadi orang-orang yang hidupnya menjadi kehormatan bagi Allah dan memancarkan kemuliaan-Nya. Seperti kata St. Ireneus: ”Kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup sepenuhnya (Gloria Dei homo vivens est).” Di mana ada sesama yang hidupnya tidak manusiawi—seperti kaum miskin, terpinggirkan, terasingkan, dan terabaikan—kita dipanggil untuk mengembalikan kodrat mulia mereka sebagai citra Allah.

Tuhan Yesus, jadikanlah hidupku menjadi pancaran kemuliaan-Mu dan kemuliaan Bapa di surga. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian



Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy