| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 02 Juni 2010 Hari Biasa Pekan IX

Rabu, 02 Juni 2010
Hari Biasa Pekan IX

"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Doa Renungan

Bapa, sabda-Mu adalah pelita dan terang bagi jalan kami. Kami bersyukur karena rahmat penyertaan-Mu dalam setiap perjalanan hidup kami. Biarlah Sabda-Mu yang adalah terang ini, selalu kami ingat, sehingga apa pun peristiwa yang kami alami hari ini, kami tahu bahwa Engkau selalu menyertai kami. Amin.

Rencana keselamatan tidak dari manusia, tetapi melulu dari Tuhan. Semua karya, jerih payah, tantangan dan derita telah dijadwal, ditimbang, dan diatur oleh Tuhan sesuai dengan kekuatan kita. Yang diminta dari kita ialah sikap rendah hati, percaya dan berangkat menjalankan tugas. Jangan terjebak untuk menyusun target sendiri dan menilai buah kerasulan dari sudut pandang kita.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (1:1-3.6-12)


"Kobarkanlah karunia Allah yang ada padamu berkat penumpangan tanganku."

Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 818
Ref. Tuhan sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 123:1-2a.2bcd; R: 2cd)
1. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, Engkau yang bersemayam di surga, seperti mata para hamba laki-laki, memandang kepada tangan tuannya.
2. Seperti mata hamba perempuan, memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya pada-Ku, tak akan mati.

Meyakini hidup sesudah mati tanpa iman, nyaris tidak mungkin. Imanlah yang mengangkat kita melampaui keterbatasan manusiawi, menuju kebenaran ilahi. Namun, kita jangan beriman secara sembarangan atau dengan tidak memedulikan isi iman kita. Bagi kita, tidak ada kesaksian lain yang lebih terpercaya, selain dari Yesus Kristus. Sebab, dalam kebangkitan Kristus kita mendapatkan kepastian kehidupan abadi dan jaminan keselamatan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:18-27)

"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Pada suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita, 'Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati tanpa meninggalkan keturunan. Maka yang kedua mengawini dia, tetapi juga mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami wanita itu? Sebab ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka, "Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu dalam cerita tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, 'Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dewasa ini, banyak orang diliputi ketakutan: takut akan masa depan yang buruk; takut akan berbagai bencana yang sewaktu-waktu akan menimpa; takut kalau-kalau di tengah perjalanan akan menghadapi perampokan, pencurian, atau penjambretan. Masyarakat takut, kalau-kalau nanti harga-harga sembako kian tak terjangkau, sulit menyekolahkan anak, sulit mendapatkan pengobatan murah, dan masih banyak ketakutan lainnya.

Meski ketakutan bisa membuat kita tercekam, namun—sebagai orang beriman—kita dipanggil untuk tidak terpagut rasa takut, apalagi sampai kehilangan pengharapan. Alasannya, ”Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” (2Tim 1:7).

Allah tidak pernah membiarkan kita tercekam oleh ketakutan. Sebab, bukan roh ketakutan yang diberikan-Nya kepada kita, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban. Itulah sebabnya, seburuk apa pun keadaan sekitar kita, asal tetap mengandalkan kekuatan Allah, kita tetap harus kuat, penuh kasih, dan berpengharapan.

Apalagi, Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Artinya, selagi kita hidup, kita bersama dengan Allah yang menyertai kita bahkan menjamin hidup kita. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk hidup dalam ketakutan!

Syukur bagi-Mu ya Allah, atas kasih setia-Mu yang Kaunyatakan dalam hidupku melalui Yesus Kristus Putra-Mu yang telah menjadi dasar pengharapan hidupku. Amin

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian & Ruah


Bagikan

Selasa, 01 Juni 2010 Pw. St. Yustinus, Martir

Selasa, 01 Juni 2010
Pw. St. Yustinus, Martir
St. Simeon; St. Yohanes Storey

"Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur" (Mrk 12:14)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahakuasa, Yesus Putra-Mu terkasih mengajak kami untuk mengikuti-Nya tanpa menengok apa yang telah lalu. Buatlah kami pantas bagi kerajaan-Mu, sehingga kami bersedia dan dengan setia mengikuti panggilan-Mu serta melaksanakan sabda-Mu. Dialah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Apa artinya menjadi sabar? Sabar bukan sekedar rela menanti saatnya tiba. Sabar adalah sikap iman, keyakinan bahwa Tuhan yang dinantikan saat ini telah hadir. Ia hadir dalam anugerah kesempatan. Kesempatan sesuatu yang sangat berharga. Sebab, dalam kesempatan kita dapat mempersiapkan diri hingga pantas menyambut kedatangan-Nya.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (3:12-15a.17-18)

"Kita menantikan langit dan bumi yang baru."

Saudara-saudara terkasih, kalian menantikan dan berusaha mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan lebur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji Allah, kita menantikan langit dan bumi yang baru, tempat terdapat kebenaran. Sebab itu, saudara-saudaraku terkasih, seraya menantikan semuanya ini, haruslah kalian berusaha supaya kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, serta dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat. Saudara-saudaraku terkasih, kalian telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah! Jangan sampai kalian terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan sampai kehilangan peganganmu yang teguh. Tetapi hendaklah kalian bertumbuh dalam kasih karunia dan semakin mengenal Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Terpujilah Dia. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:2.3-4.10.14.16)
1. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
2. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
3. Masa hidup kami tujuh puluh tahun, atau jika kuat, delapan puluh tahun, tetapi isinya hanyalah kesukaran dan penderitaan; begitu cepat mereka lewat dan kami hanyut lenyap.
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Biarlah hamba-hamba-Mu menyaksikan perbuatan-Mu, biarlah anak cucu mereka menyaksikan semarak-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, menerangi mata budi kita agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Orang yang tidak takut kepada siapa pun, tidak mencari muka, dan dengan jujur mengikuti jalan Allah, tidak menghindar dari kebenaran. Kebenaran acapkali memintanya untuk rela tunduk dengan rendah hati pada kewajiban yang menyelamatkan. Seperti Yesus, kita dapat mencontoh sikap terpuji ini. Maka, keinginan untuk memberikan hak sesama dengan baik dan memberikan hak Allah dengan setia, hendaknya menjadi doa kita senantiasa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:13-17)

"Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah."

13 Pada waktu itu beberapa orang Farisi dan Herodian disuruh menghadap kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. 14Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" 15 Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" 16 Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."17 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Pada tahun 2009, Pemerintah Republik Indonesia memberlakukan sunset policy—terkait urusan pembayaran dan pelaporan pajak untuk rakyat—di dalam Gereja Katolik terjadi diskusi menarik. Diskusinya seputar persoalan apakah para imam (pastor) harus mempunyai NPWP dan membayar pajak atau tidak? Bagaimana dengan paroki-paroki? Apakah paroki-paroki harus ber-NPWP atau tidak?

Dasar dari diskusi itu adalah tekad untuk menjadi warga negara yang baik. Sebagai warga negara yang baik, para imam—meskipun nyatanya pada umumnya tidak memiliki penghasilan selain uang saku yang diterima—maupun paroki-paroki diharapkan memenuhi apa yang menjadi kebijakan pemerintah! Maka, persoalannya bukan tentang boleh atau tidak, melainkan komitmen menjadi warga negara yang baik!

Yesus mengajak kita menjadi warga negara yang baik dengan memberikan hak kaisar. Yesus pun menjadi warga negara yang baik pada zaman-Nya. Ia membayar pajak sebagaimana diwajibkan oleh pihak-pihak terkait. ”Memberikan kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah” harus ditempatkan dalam konteks kasih dan keadilan. Yang penting adalah ”waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh” dalam iman akan Yesus Kristus (bdk. 2Ptr 3:17–18).

Ya Allah, semoga aku dapat menghayati citra dan jati diriku sebagai yang segambar dengan-Mu melalui keadilan dan kasih yang kuwujudkan dalam hidupku sehari-hari, kini dan sepanjang masa. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian & Ruah



Bagikan

Senin, 31 Mei 2010 Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet

Senin, 31 Mei 2010
Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, puji dan syukur atas rahmat berlimpah yang kami peroleh dari-Mu. Hari ini kami belajar dari Bunda Maria yang memperhatikan saudarinya Elisabet yang sedang mengandung. Kami kerap kurang memperhatikan sesama kami. Ajarilah kami seperti Bunda Maria yang mau memperhatikan orang yang membutuhkan pertolongan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Zefanya menubuatkan puteri Sion atau Yerusalem sebagai lambang Gereja. Zefanya mengajak Gereja untuk bersukacita karena Tuhan hadir di tengah-tengah umat-Nya. Itulah saat keselamatan, saat pembaruan seluruh muka bumi. Semua diundang untuk bersorak-sorai memuji dan memuliakan Tuhan.

Pembacaan dari Kitab Nubuat Zefanya (3:14-18a)


"Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengahmu."

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bergembiralah, hai Israel ! Bersukacita dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu, Ia telah menebas binasa musuh-musuhmu. Raja Israel , yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu; Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka. Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lunglai! Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, dan Ia bersorak gembira karena engkau seperti pada hari pertemuan raya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Atau

Kasih itu mesti orisinil, asli, tidak ada kepalsuan, tidak pura-pura dan tulus ikhlas. Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya akan diberkati Tuhan. Paulus menasihati anggota jemaat agar seluruh hidupnya penuh dengan kasih dan pelayanan. Bahkan mereka harus mempunyai hati yang berempati dengan nasib sesamanya.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (12:9-16b)

"Bantulah orang yang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan."

Saudara-saudara, kasihmu janganlah pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik! Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu berkurang, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah orang-orang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan! Berkatilah orang yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati-sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan yang muluk-muluk, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. Pada waktu itu kamu akan berkata, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!"
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.

Dua orang calon ibu yang dipenuhi Roh Kudus saling bertemu dan memuji, sebagai orang-orang yang dipakai Allah untuk mewujudkan karya keselamatan. Peristiwa ini sebenarnya berbicara banyak tentang kekudusan Yesus. Kekudusan tersebut memenuhi rahim Maria yang memantul dan menyinari bayi di dalam kandungan Elisabet. Maria yang menerima rahmat yang demikian besar memuji Allah sebagai sumber sukacitanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)

"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek-moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kontak pribadi dan komunikasi dewasa ini sangat dipermudah oleh teknologi seperti telepon, internet, email, chatting, dan sebagainya. Namun, perjumpaan pribadi yang disertai emosi-emosi dan perasaan-perasaan terdalam tidak dapat digantikan oleh teknologi. Salah satu cara untuk berjumpa adalah dengan mengadakan kunjungan. Kita menyadari betapa menyenangkan suatu kunjungan seorang anggota keluarga atau teman atau kenalan, karena ada berita gembira yang hendak disampaikan atau rasa kangen karena sudah lama tidak berjumpa, misalnya karena jarak yang memisahkan.

Maria, seorang wanita yang dikaruniai oleh Allah, ingin berbagi kebahagiaan dengan saudarinya Elisabet, yang juga menerima karunia Ilahi. Walaupun harus melewati jalan berbukit dalam perjalanan yang melelahkan, tetapi semuanya itu tidak mengurungkan niat baik Maria untuk datang mengunjungi Elisabet secara pribadi dan berbagi rahmat. Sapaan salam dari Maria membawa sukacita dalam Roh kepada Elisabet. Elisabet pun membalasnya dengan menyapa dia sebagai ”ibu Tuhanku”. Sukacita berbalas sukacita. Rahmat berbuah rahmat. Maria tidak membawa hadiah selain dirinya sendiri, kehadirannya, perhatiannya, dan waktunya. Inilah hadiah paling berharga yang nilainya tidak dapat diukur secara material. Sebagai ungkapan syukur, Maria pun memadahkan pujian Magnifikat, ”Jiwaku memuliakan Tuhan.”

Tuhan, jadikanlah aku pembawa sukacita dan salam damai ketika berjumpa dengan siapa pun. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian & Ruah



Bagikan

Bacaan Harian 31 Mei - 06 Juni 2010

Bacaan Harian 31 Mei - 06 Juni 2010

Senin, 31 Mei 2010 : Pesta Sta. Perawan Maria Mengunjungi Elisabet (P).
Zef 3:14-18; atau Rm 12:9-16b; MTYes 12:2-4bcd.5-6; Luk 1:39-56.
Bunda Maria memanjatkan madah pujian kepada Allah atas rahmat kebaikan Allah yang diterimanya. Sukacita yang ia alami tidak disimpannya sendiri. Ia kemudian membagi rahmat kebaikan Allah itu kepada Elisabet saudarinya, sehingga Elisabet pun mengalami kepenuhan Roh Kudus. Bunda Maria memberi teladan: bersyukur adalah berbagi.

Selasa, 01 Juni 2010: Peringatan Wajib St. Yustinus, Martir (M).
2Ptr 3:12-15a.17-18; Mzm 90:2-4.10.14.16; Mrk 12:13-17.
Karena pada mata uang tertera gambar Kaisar, Yesus berkata: ”Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Ingat, manusia adalah gambar Allah. Artinya, hidup manusia adalah hak Allah. Apakah kita juga sudah memberikan apa yang menjadi hak Allah dalam hidup kita?

Rabu, 02 Juni 2010 : Hari Biasa Pekan IX (H).
2Tim 1:1-3.6-12; Mzm 123:1-2abcd; Mrk 12:18-27.
Allah kita adalah Allah yang hidup. Ia selalu hadir dalam hidup kita melalui pengalaman atau orang lain untuk menyalurkan kebaikan-Nya. Mungkin juga Ia menggunakan kita untuk menyalurkan kasih-Nya kepada orang-orang yang Ia kirim kepada kita. Allah kita adalah Allah orang hidup; bukan Allah orang mati.

Kamis, 03 Juni 2010: Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga, dan Kawan-kawan Martir (M).
2Tim 2:8-5; Mzm 25:4bc-5ab.8-10.14; Mrk 12:28b-34.
Hukum Tuhan yang paling utama adalah kasih: kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. Kita baru mengakui keberadaan Tuhan kalau kita sungguh mengasihi Dia dan sesama. Sebaliknya, di mana ada kasih, di situ Tuhan hadir. Maka, semakin kita beriman, semakin pula hidup kita bergemakan kasih.

Jumat, 04 Juni 2010 : Jumat Pertama (P)
2Tim 3:10-17; Mzm 119:157.160-161.165-166.168; Mrk 12:35-37.
Yesus menunjukkan ayat-ayat Kitab Suci yang tampak saling bertentangan kepada ahli-ahli Taurat yang mencobainya. Kalau Kitab Suci hanya kita tangkap secara harafiah, ada banyak hal yang tidak mampu kita pahami. Kita perlu masuk lebih dalam pada pesan iman yang terkandung di dalamnya.

Sabtu, 05 Juni 2010: Peringatan Wajib St. Bonifasius, Uskup-Martir (M).
2Tim 4:1-8; Mzm 71:8-9.14-15a.16-17.22; Mrk 12:38-44.
Dalam menjalankan praktek-praktek keagamaan, yang terpenting bukanlah yang tampak secara lahiriah, melainkan sikap hati yang mendasari praktek-praktek itu. Orang dapat memberi banyak, tetapi penuh kepalsuan. Orang dapat juga memberi sedikit, tetapi sungguh bernilai karena muncul dari kekurangan dan kesungguhan hati.

Minggu, 06 Juni 2010 : Hari Raya Tubuh Dan Darah Kristus (P) .
Kej 14:18-20; Mzm 110:1-4; 1Kor 11:23-26; Luk 9:11b-17.
Dalam perayaan Ekaristi, saat konsekrasi, ’lima roti dan dua ikan’ yang kita persembahkan akan dipersatukan dengan persembahan Tubuh dan Darah Kristus. Saat komuni kudus, kita akan dikenyangkan oleh Tubuh dan Darah-Nya itu, lalu kita diutus untuk membagikan ’makanan’ bagi banyak orang yang membutuhkan.

Bagikan

Minggu, 30 Mei 2010 Hari Raya Tritunggal Mahakudus (Rm Ign Sumarya, SJ)

Minggu, 30 Mei 2010
Hari Raya Tritunggal Mahakudus

"Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku”

Ketika saya masih belajar di tingkat dasar, Sekolah Rakyat/Dasar, setiap pagi saya pergi ke sekolah dengan berjalan kaki sendirian, kurang lebih berjarak 2,5 km. Saya belajar di sekolah katolik, Kanisius, dan di perjalanan ke sekolah saya sering berpapasan dengan anak-anak dari sekolah Islam, mereka tahu bahwa saya belajar di sekolah katolik. Ketika berpapasan saya sering menerima ejekan dalam bahasa Jawa demikian “Konjuk ing asmo Dalem Hyang Romo, Hyang Putro, Hyang Suci, yang-yangan, yangmu dhewe” (= Dalam nama Bapa, Putera, Roh Kudus, berpacaran, pacarmu sendiri). Mendengarkan ejekan tersebut tentu saja saya diam saja, antara takut dan juga tak mungkin menanggapi atau menjawab. Memang sebagai orang Kristen atau Katolik kita sering menerima ejekan atau sindiran perihal Tri Tunggal Mahakudus, dan sering menerima tuduhan juga bahwa kita tidak monotheis. Kita juga sering menerima serangan perihal ke Allah-an Yesus. Tritunggal Mahakudus secara implisit diajarkan oleh Yesus dan menjadi dogma Gereja, maka baiklah pada hari raya/pesta Tritunggal Mahakudus hari ini saya sampaikan refleksi sederhana perihal ajaran atau dogma tersebut.

“Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” (Yoh 16:14-15)

“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1Yoh 4:8). Allah adalah kasih, demikian kata Yohanes dalam suratnya, maka hanya dalam dan oleh kasih kita dapat memahami dan mengimani Tritunggal Mahakudus. Dari kutipan sabda Yesus di atas ini dapat kita fahami bahwa kesatuan Bapa, Putera dan Roh Kudus atau Tritunggal Mahakudus berada dalam kasih. Kasih itu tak terbatas, dengan kata lain kita tak mungkin memahami dan menjelaskan kasih sedemikian rupa sehingga dapat difahami oleh akal sehat. Kasih melampaui segala usaha, pikiran dan daya tangkap kita, sehingga Paulus kepada umat di Efesus berani berkata: “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” (Ef 3:18).

“Inti pokok iman akan Allah Tritunggal ialah keyakinan bahwa Allah (Bapa) menyelamatkan manusia dalam Kristus (Putra) oleh Roh Kudus. Ajaran mengenal Allah Tritunggal pertama-tama berbicara bukan mengenai hidup Allah dalam diriNya sendiri, melainkan mengenai misteri Allah yang memberikan diri kepada manusia” (KWI: IMAN KATOLIK, Buku Informasi dan Referensi, Jakarta 1996, hal 311-312). Pemahaman dan iman pada Tritunggal Mahakudus erat kaitannya dengan kasih Kristus, yang rasanya sulit difahami dan diimani bagi sebagian orang. Kasih Kristus antara lain menjadi nyata dalam persembahan DiriNya di kayu salib demi keselamatan seluruh dunia. AjaranNya perihal kasih dengan mengasihi musuh dan mendoakan mereka yang membenci rasanya juga sulit difahami dan diimani oleh sebagian orang. Kami percaya jika kita juga mengimani dan menghayati persembahan Diri Yesus di kayu salib serta ajaranNya perihal kasih, maka kita juga dapat mengimani dan menghayati Tritunggal Mahakudus, yang menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak saling mengasihi satu sama lain. Misteri atau dogma tentang Tritunggal Mahakudus kiranya juga tidak terlalu jauh dengan hidup saling mengasihi antar suami-isteri sampai mati maupun hidup terpanggil sebagai imam, bruder atau suster, yang sering juga sulit dimengerti oleh sebagian orang.

“Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimaNya dari pada-Ku”, demikian sabda Yesus. Yang dimaksudkan dengan “Ia” di sini adalah Roh Kudus, yang terus menerus berkarya tiada henti, kapan saja dan dimana saja untuk memberitakan kasih Kristus, segala sesuatu yang dimiliki oleh Yesus Kristus, yang telah diterima dari Bapa. Dengan kata lain hanya yang hidup dari dan oleh Roh Kudus dapat memahami dan mengimani Tritunggal Mahakudus, dan siapapun hidup dari dan oleh Roh Kudus akan menghayati keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23).

“Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” (Rm 5:3-5)

Kesengsaraan yang lahir dari kesetiaan pada iman, panggilan dan tugas pengutusan adalah jalan keselamatan sejati, sebagaimana telah dialami oleh Yesus yang setia kepada Bapa yang mengutus-Nya. Maka baiklah kita renungkan peringatan atau pesan Paulus kepada umat di Roma di atas, bahwa “kesengsaraan menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, tahan uji menimbulkan pengharapan akah kasih Allah yang dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus”:

1) Yang dimaksudkan dengan sengsara tentu saja secara phisik, sosial dan psikologis, tetapi tidak secara spiritual, sebagaimana dua pribadi, laki-laki dan perempuan, yang sedang saling mengasihi (entah dalam berpacaran, tunangan atau sebagai suami-isteri), pada umumnya tidak akan terlepas dari kesengsaraan, namun kesengsaraan tersebut dihayati dengan gembira dan tekun, sehingga membuahkan ketekunan dalam saling mengasihi.

2) “Tekun adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kesungguhan yang penuh daya tahan dan terus menerus serta tetap semangat dalam melakukan sesuatu” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 27). Tekun dalam saling mengasihi berarti dalam kondisi dan situasi apapun dan dimanapun senantiasa saling mengasihi dengan penuh semangat dan gairah. Ia menghayati kasih Allah dalam kondisi dan situasi apapun dengan hidup dan bertindak saling mengasihi.

3) Tahan uji berarti ada harapan lulus dalam ujian atau berhasil dalam usaha dan upaya. Meskipun harus menderita dan sengsara orang tetap ceria dan gembira, itulah pengharapan. Apa yang diharapkan belum kelihatan atau terwujud, namun menggairahkan dan memberdayakan, karena yang menjadi pengharapan adalah kasih karunia Allah. Iman terhadap Tritunggal Mahakudus hendaknya juga ditandai dengan pengharapan, artinya dengan gembira, ceria, bergairah orang menghayati iman tersebut meskipun harus menghadapi aneka tantangan, kesulitan dan masalah.

“Aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku” (Ams 8:30-31) . Kutipan dari kitab Amsal ini kiranya memperkuat dan memperteguh kita yang beriman pada Tritunggal Mahakudus yang sedang menghadapi tantangan atau masalah atau menderita. Marilah kita menjadi anak kesayangan Tuhan, sehingga setiap hari menjadi kesenangan-Nya karena kita senantiasa bermain di dalam Dia alias hidup dan bertindak di dalam Tuhan. Beriman kepada Tritunggal Mahakudus berarti hidup dan bertindak dalam Tuhan atau bermain-main di hadapan-Nya, menjadi kesenangan Tuhan alias hidup baik dan berbudi pekerti luhur.

“Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan”. (Mzm 8:4-9)


(Ign Sumarya SJ )

Bagikan

Minggu, 30 Mei 2010 Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Minggu, 30 Mei 2010
Hari Raya Tritunggal Mahakudus


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal. Engkau telah menyatakan rahmat dan kasih setia-Mu kepada kami dalam diri Yesus Putra-Mu dan Saudara kami. Penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu dan perkenankanlah kami menyadari arti kehadiran-Mu bagi kami, yaitu sebagai sumber kekuatan dan kehidupan sejati.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pengantar

Sebagai orang Katolik, kita mengawali dan mengakhiri doa kita dengan mengucapkan “Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus” sambil membuat tanda salib. Dengan membuat tanda salib sambil menyerukan nama Tritunggal, kita mempersembahkan diri kita dan segala sesuatu yang kita kerjakan kepada Tritunggal Mahakudus yang kita rayakan pada hari Minggu ini, 30 Mei 2010.


Perayaan Tritunggal Mahakudus adalah perayaan kasih. Allah adalah Kasih. Kasih Allah Bapa kepada kita begitu besar sehingga Ia mengutus Putera-Nya, yaitu Yesus Kristus, ke dalam dunia untuk menebus dosa kita. Karena kasih-Nya, Allah mencurahkan Roh Kudus yang berasal dari Bapa dan Putera untuk menerangi kita sehingga kita hidup sebagai orang yang diselamatkan, yaitu terus hidup di dalam jalan Tuhan.

Dengan merayakan Trutunggal Mahakudus ini, kita dimotivasi untuk membagikan kasih yang kita terima dari Allah Tritunggal Mahakudus kepada sesama agar banyak orang mengalami sukacita. Tugas perutusan Yesus untuk menyelamatkan dunia hendaknya juga menjadi tugas perutusan kita. Kita hendaknya membagikan kasih Allah, yaitu bukan untuk menghukum, tetapi menyelamatkan, kepada sesama kita yang saat ini membutuhkan. Contohnya: kita memberikan kelegaan bagi yang berbeban berat, menunjukkan jalan bagi yang kebingungan, dan penguatan bagi yang sakit. Tuhan memberkati. (Romo Felix Supranto, SS.CC --- Sekarang: Romo Paroki St Odilia Citra Raya --- www.reginacaeli.org edisi 12 Tahun III )


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Amsal (8:22-31)

"Sebelum bumi ada, kebijaksanaan sudah ada"

Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama sebelum bumi ada. Sebelum samudera raya ada, aku telah lahir, yakni sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam, aku telah ada, dan lebih dahulu daripada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Tuhan membuat bumi dengan padang-padangnya, atau debu dataran yang pertama. Ketika Ia mempersiapkan langit, aku ada di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras; aku ada disana; ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan. Setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan aku senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku bermain-main di atas muka bumi-Nya, dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 832
Ref. Betapa megah nama-Mu, Tuhan, diseluruh bumi.
Ayat.
(Mzm 8:4-5.6-7.8-9; R: 2a)
1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau pasang. Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kau mahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan dibawah kakinya.
3. Domba, sapi, dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa, burung di udara dan ikan di laut, dari semua yang melintasi arus lautan.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:1-5)

"Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Kristus, dalam kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus."

Saudara-saudara terkasih, kita, yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita beroleh jalan masuk karena iman akan karunia kasih Allah. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri, dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa mendatang. (Why 1:8)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:12-15)

"Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku. Roh akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripada-Ku."

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripada-Ku.
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekan-rekan yang baik!

Injil Yoh 16:12-15 yang dibacakan pada hari raya Tritunggal Mahakudus tahun C ini menggarisbawahi kesatuan daya-daya ilahi yang menyertai para murid. Petikan hari ini berasal dari bagian Injil Yohanes yang menyampaikan perkataan dan doa Yesus bagi para murid seusai perjamuan malam terakhir tetapi sebelum ia pergi bersama mereka ke taman Getsemani. Dalam pembicaraan Injil Minggu Paskah VI disinggung bahwa Yoh 15-17 memuat pokok-pokok yang terpenting dalam Injil Yohanes. Meskipun para murid belum dapat menanggung semua yang hendak disampaikan Yesus (Yoh 16:12), seperti dikatakan dalam ayat selanjutnya, Roh Kebenaran akan datang membimbing para murid ke dalam kebenaran.

ROH KEBENARAN

Roh Kebenaran akan membuat para murid mengerti siapakah Yesus yang telah mereka ikuti itu. Roh ini membuat orang menemukan Tuhan Yang Mahakuasa di tengah-tengah manusia. Dia itu ujud nyata bagaimana Yang Mahakuasa memperhatikan manusia. Yang tak terjangkau dan yang menggentarkan itu kini tampil sebagai yang dapat dikenali sehingga orang dapat mendekat. Para murid memang belum mampu menyadari hal ini. Akan datang daya ilahi sendiri membuat mereka menemukan kebenaran hal ini. Dan daya ilahi inilah yang dalam bacaan hari ini disebut Roh Kebenaran. Dengan perkataan lain Roh Kebenaran, Yesus, dan Bapanya ialah daya-daya ilahi yang berpadu membawa manusia agar mengalami Tuhan Yang Mahakuasa dengan cara yang pribadi. Bagaimana memahami misteri ini?

Dalam salah satu episode di hadapan Pilatus nanti Yesus berkata (Yoh 18:37) bahwa ia lahir dan datang ke dunia untuk bersaksi mengenai “kebenaran”. Kemudian ditambahkannya bahwa tiap orang yang berasal dari “kebenaran” mendengarkan suaranya. Reaksi Pilatus terungkap dalam ayat 38a: “Apakah “kebenaran” itu?” Pembicaraan ini menandaskan bahwa Yang Mahakuasa datang dan bersabda kepada manusia adalah kebenaran yang dipersaksikan Yesus dengan seluruh kehidupannya. Dikatakan juga, kesaksian ini baru dapat didengarkan bila yang bersangkutan berasal dari “kebenaran” sendiri. Maksudnya, Roh Kebenaran menerangi yang bersangkutan. Tanpa ini orang tak akan dapat sampai ke sana. Paling-paling seperti Pilatus, orang akan bertanya apa itu kebenaran tanpa menemukan jawaban. Orang sudah berada di hadapan dia yang bersaksi mengenai Yang Mahakuasa, namun ironinya, tanpa kekuatan yang datang dari atas sana, orang tidak akan dapat memahaminya.

KESATUAN DAYA-DAYA ILAHI

Misteri Tritunggal Mahakudus dapat dipahami sebagai kesatuan antara “pengasal” daya-daya ilahi, “penyampai”-nya, serta “penerus”-nya. Pengasal daya-daya itu dapat muncul dalam tiap pengalaman religius pada umumnya. Namun Yang Ilahi di sini akan tetap sulit dipahami walaupun orang takkan meragukannya. Dan memang dalam teologi sering disebut-sebut gagasan “deus absconditus”, Tuhan yang tersembunyi. Keberadaannya tidak tersangkal, bahkan dapat pula disimpulkan dari kekuatan-kekuatan yang ada di jagat ini. Beberapa sistem filsafat sampai pada penandasan adanya keilahian ini. Namun ia tetap tidak dapat dikenali. Meski terasa dekat tetapi tetap jauh. Pengalaman mistik dalam pelbagai agama banyak mengungkapkan kenyataan ini.

Dia yang tersembunyi ini dialami oleh Yesus sebagai Bapa. Dan memang seluruh kehidupannya ditujukan untuk memperkenalkan Tuhan Yang Mahakuasa sebagai Bapa. Yang tadinya jauh itu dialaminya sebagai yang dekat, yang dapat dikenali, bahkan yang dapat dipanggil dengan sebutan yang akrab itu. Baik ditekankan di sini “dialami oleh Yesus” dan bukan “oleh orang banyak”, “oleh kita” atau “oleh manusia” atau “oleh para murid” sekalipun. Di sinilah kekhasan Injil Yohanes. Yesus menegaskan tak ada orang yang pernah melihat Bapa. Hanya sang Putra sajalah yang melihatnya. Maka siapa saja yang melihat Putra akan melihat Bapa sendiri. Dan dalam kabar Injili, Putra itu ialah Yesus yang lahir di Nazaret, menyembuhkan banyak orang, mengajar mereka mengenai mengenai Bapanya, menderita, wafat dan bangkit dari kematian. Dan siapa saja yang menerima ini semua akan mengenali siapa Dia yang telah membangkitkannya. Dalam hubungan inilah Yang Ilahi tidak lagi melulu dialami sebagai yang tersembunyi melainkan yang telah terwahyukan dalam seluruh kehidupan Yesus tadi. “Deus absconditus” kini tampil sebagai “Deus revelatus”.

Dalam artian di atas, Yesus menyampaikan kehadiran atau daya-daya ilahi kepada manusia. Ia membuat orang dapat mengalami daya-daya itu secara nyata. Orang disembuhkan, pengaruh roh jahat disingkirkan, kuasa dosa dilepaskan, orang diampuni dosanya, penderitaan yang merendahkan kemanusiaan membuat orang sadar akan martabat manusia yang sesungguhnya. Injil menggambarkannya sebagai Sabda Tuhan sendiri.

Kemudian setelah Yesus tidak lagi berada di tengah-tengah manusia, datanglah penerus daya-daya ilahi, yakni Roh Kebenaran. Roh inilah yang terus mempersaksikan kehadiran Tuhan di tengah-tengah kemanusiaan. Roh inilah yang membuat kehadiran Yang Ilahi dapat dialami dalam macam-macam ujudnya di dunia kehidupan manusia: dalam perbuatan adil, dalam rekonsiliasi, dalam perbuatan baik, dalam kepedulian terhadap sesama. Roh inilah yang membuat orang dapat menemukan hubungan antara “Deus absconditus” dan “Deus revelatus” dan membuat orang sadar serta percaya bahwa Yang Ilahi yang jauh dan dahsyat itu sama dengan Dia yang memperhatikan manusia yang lemah. Dan bahwa dengan memperhatikan yang lemah, Yang Ilahi makin tampil sebagai Bapa yang penuh kerahiman.

SPIRITUALITAS KRISTIANI

Kemampuan untuk menyadari kehadiran Yang Ilahi dalam batin dapat dikembangkan. Inilah yang terjadi dalam pelbagai tradisi spiritualitas dalam macam-macam agama. Juga dalam tradisi kristiani. Spiritualitas kristiani sepanjang zaman tumbuh dari iman dan pengalaman akan misteri Tritunggal sebagai kesatuan daya-daya ilahi seperti diuraikan di atas tadi. Diakui dalam tradisi ini bahwa tak mungkin orang sampai kepada Yang Ilahi secara utuh kecuali lewat Putra dan dikuatkan oleh Roh. Dalam hubungan ini misteri Tritunggal bukanlah sebuah gagasan belaka melainkan pengalaman rohani. Juga tidak terbatas pada pengalaman akan kehadiran Yang Ilahi dalam pengalaman religius pada umumnya. Orang maju lebih jauh. Yang Ilahi ini dapat dikenal lebih lanjut lewat kata-kataNya dan kekuatanNya. Karena itu dapat dikatakan tradisi spiritualitas kristiani juga berpusat pada Kristus. Dialah yang membuat orang sampai pada pengalaman akan daya-daya ilahi yang membawa manusia ke dalam kesatuan dengan Yang Ilahi sendiri. Injil Yohanes, terutama Yoh 15-17, dapat memperdalam pengalaman ini.

Pembicaraan di atas perlu dipertajam. Dengan pengalaman religius dimaksud kepekaan yang ada dalam diri manusia untuk mencerap kehadiran yang keramat. Orang dapat menolak, menyangkal, atau tak ambil pusing, tetapi kepekaan ini tetap ada. Bahkan dapat dikatakan kepekaan ini bawaan dan alamiah sifatnya. Sudah termasuk konstitusi manusia seperti halnya kemampuan memakai bahasa. Analogi dengan kemampuan berbahasa dapat membantu lebih jauh. Dikatakan semua orang mampu berbahasa, tetapi tidak semua orang dapat mengarang atau menikmati karya seni sastra. Menghasilkan dan menikmati seni sastra mengandaikan kemampuan berbahasa tetapi tidak identik dengannya. Kepekaan religius, kemampuan mengalami kehadiran Yang Ilahi ada dalam diri semua orang, tetapi tidak semua orang begitu saja dapat mengembangkan spiritualitas atau kerohanian sejati. Perlu tuntunan dan pengarahan.

Uraian di atas menjelaskan mengapa spiritualitas kristiani tidak sama dengan pendalaman pengalaman religius belaka. Pada titik tertentu orang perlu melangkah mengikuti warta Injili. Ringkasnya begini. Dalam pengalaman religius orang mencapai kepuasan bila merasa menemukan hubungan dengan Yang Ilahi, baik yang mencengkam maupun yang mempesona. Di situ orang tidak merasa sendiri melainkan mendapati diri di hadapan Yang Ilahi. Namun di lain pihak inti kerohanian kristiani terletak dalam mengikuti Yesus Kristus yang makin membuat orang makin mengenal siapa Yang Ilahi tadi dan bukan berhenti pada pengalaman religius melulu. Dalam perspektif Injili, Yesus Kristus itu dia yang membuat orang mempercayai bahwa Yang Mahakuasa ialah dia yang memperhatikan manusia sebagai seorang bapa yang baik. Inilah yang menyempurnakan pengalaman religius menjadi kerohanian sejati. Hal ini pernah juga dibicarakan dalam hubungan dengan Mrk 10:17-30 menyangkut pertanyaan seorang pemuda bagaimana caranya mencapai hidup kekal. Lihat Dag-Dig-Dug...Byaar! (Yogyakarta: Kanisius 2004) hal. 15-22.

GEREJA DAN KEROHANIAN YANG UTUH

Belum cukup bila kehadiran Gereja di dunia dimengerti sebagai upaya menumbuhkan pengalaman religius. Gereja baru mulai berarti bila dapat menyempurnakannya menjadi kerohanian yang utuh. Bila ini terjadi, maka orang-orang yang menghayatinya akan dapat mengalami kehadiran Roh Kebenaran yang dibicarakan dalam Injil hari ini. Tugas Gereja bukan hanya membuat orang menerima kehadiran Yang Ilahi melainkan juga membawa orang kepada Kristus yang diwartakan Injil. Perjumpaan dengan dia-lah yang kemudian membuat orang menyadari dari mana sesungguhnya asal kekuatan-kekuatan ilahi itu. Oleh karena itu tak mengherankan bila dalam sejarahnya, Gereja butuh terus diperkaya oleh spiritualitas yang dikembangkan di dalam tarekat-tarekat religius. Sekaligus dapat pula dikatakan bahwa krisis dalam Gereja biasanya berawal pada kehidupan spiritual yang tidak lagi mampu menyapa orang-orang sezaman. Spiritualitas yang sejati – yang berpusat pada Kristus – akan berusaha agar tetap mampu menyapa orang dari zaman yang berbeda-beda. Dalam keadaan sekarang, sebut saja advokasi kaum terpojok, termasuk perempuan, pelayanan kaum pengungsi, pendampingan orang-orang yang berurusan dengan fenomen paranormal (!), menumbuhkan keadaban dalam masyarakat majemuk, perumusan gagasan-gagasan teologi yang segar, pencaharian hermeneutika yang cespleng dan tidak berhenti pada yang itu itu saja. Spiritualitas yang menutup diri dan membatasi diri pada pengalaman religius belaka akan mandul dan hanya akan membawa Gereja masuk ke dalam museum.

Salam hangat,

A. Gianto




Bagikan

Sabtu, 29 Mei 2010 Hari Biasa Pekan VIII

Sabtu, 29 Mei 2010
Hari Biasa Pekan VIII
Sta. Teodosia dr Konstantinopel; B. Yoseph Gerard
St. Maxi (minus); Sta. Maria Anna dr Paredes


"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu..." (Mrk 11:28)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, Engkau berkenan menggembirakan semua orang yang membuka hatinya terhadap sabda-Mu. Kami mohon, semoga daya pembebasan-Mu menguasai diri kami serta menjadikan kami orang-orang yang berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Hidup peziarahan di dunia ini merupakan saat menantikan penggenapan rahmat hidup kekal pada akhir zaman. Maka, para murid hendaknya selalu hidup dalam kesucian, belas kasihan, dan rasa takut kepada Tuhan dan sesama manusia. Tuhan yang setia akan senantiasa menjaga hidup kita agar tidak tercemar dan ternoda.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Yudas (17.20b-25)


"Allah berkuasa menjaga kalian jangan sampai tersandung, dan membawa kalian penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya."

Saudara-saudaraku terkasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepadamu oleh rasul-rasul Tuhan kita Yesus Kristus. Maka bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, renggutlah mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai rasa takut kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Allah berkuasa menjaga kalian supaya jangan sampai tersandung. Ia membawa kalian dengan tanpa noda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya. Bagi Dia, Allah yang esa, Juruselamat kita, dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah. (2/2)
Ayat. 2/4 (Mzm 63:2.3-4.5-6; R: 2b)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihatan kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup, bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak-sorai, mulutku memuji-muji.

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian secara melimpah. Bersyukurlah dengan perantaraan Kristus kepada Allah Bapa kita.

Kuasa Yesus berasal dari Allah. Namun Yesus tidak mau menjawab pertanyaan orang-orang Yahudi karena ketidakpercayaan mereka. Jawaban ‘tidak tahu’ menjadi senjata untuk membela diri dari kebenaran sabda dan tindakan Yesus. Mereka lupa bahwa Kebenaran (Yesus) adalah kuasa yang tertinggi.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:27-33)


"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?"

Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang dari halaman Bait Allah, Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem. Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua. Mereka bertanya kepada Yesus, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?” Yesus menjawab mereka, “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian. Jawablah Aku, dan Aku akan mengatakan dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu. Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia? Jawablah!” Mereka memperbincangkannya seraya berkata, “Jikalau kita katakan ‘Dari Allah’, Ia akan berkata, ‘Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepadanya? Tetapi, masakan kita katakan ‘Dari Manusia’.” Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Maka mereka menjawab kepada Yesus, “Kami tidak tahu.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Jikalau demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian, dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Ada aksi, ada reaksi. Tindakan mulia seseorang tidak selalu dapat diterima dengan baik oleh orang-orang lain, apalagi mereka yang merasa diri mempunyai kuasa dan kewenangan. Tindakan tegas Yesus yang membersihkan Bait Allah dari para pedagang, menimbulkan reaksi imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan kaum tua-tua. Mereka merasa mempunyai otoritas dalam pengaturan Bait Allah. Tindakan Yesus yang dianggap sepihak menyinggung otoritas mereka. Mereka seperti kebakaran jenggot. Lalu, mereka mempertanyakan otoritas Yesus dengan maksud untuk menjerat Dia, mempersalahkan Dia di hadapan publik, dan dengan demikian, mereka mempunyai alasan untuk menangkap Dia.

Pertanyaan pancingan dari mereka ditanggapi Yesus dengan pertanyaan lain tentang baptisan Yohanes untuk mengungkap motivasi mereka yang sebenarnya. Pertanyaan Yesus justru membuat mereka terjebak dalam posisi sulit dan rasa serba salah. Kalau mereka menjawab baptisan Yohanes dari surga, mereka akan dipersalahkan karena tidak percaya; kalau mereka menjawab dari manusia, mereka takut akan orang banyak yang mengakui kepopuleran Yohanes. Jalan yang mereka anggap paling baik adalah menjawab: ”Kami tidak tahu.” Yesus pun tidak meladeni pertanyaan mereka tentang otoritas-Nya.

Ada orang yang kadang kala memancing kita dengan pertanyaan—bukan untuk mencari kebenaran, tetapi untuk menjebak dalam kesalahan. Yesus mengajarkan kita untuk berani mencari kebenaran.

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk selalu mencari kebenaran-Mu; hindarkanlah aku dari upaya mencari kesalahan orang lain. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian & Ruah


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy