| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 15 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 15 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
St. Vitus; St. Modestus; Sta. Kresensa; Sta. Paola Gambara Cota; Sta. Germana Cousin

MENCINTAI TANPA BATAS

Doa Renungan

Allah Bapa, Engkau kami puji karena hari baru yang boleh kami alami dan kami jalani. Pada diri kami, Engkau menghendaki perbuatan kasih yang total. Untuk menjalankan perbuatan mengasihi musuh, kami ingin membuka diri kami terhadap karya roh-Mu sendiri, untuk menjalankan sabda-Mu ini, yang memang sulit dilaksanakan, tetapi sungguh berdaya guna bagi terciptanya dunia yang damai. Maka bantulah kami semua untuk mewujudkannya. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

“Sekarang engkau telah memperbudak diri dengan melakukan yang jahat.” Itulah yang dikatakan Elia kepada Ahab. Dosa membius sebentar, tetapi semakin kerap dilakukan semakin mengikat. Pelan-pelan kita diperbudak oleh dosa, bahkan menjadi mati karena dosa. Sungguh tidak ada kebebasan bagi pendosa, sampai ia kembali menyesal dengan bantuan doa dan rahmat Tuhan.

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:17-29)

"Engkau menyuruh orang Israel berbuat dosa."

Sesudah Nabot dibunuh, Tuhan bersabda kepada Nabi Elia, orang Tisbe, “Bangunlah, pergilah menemui Ahab, Raja Israel di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. Katakanlah kepadanya demikian, ‘Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah membunuh dan merampas!’ Katakan pula kepadanya, ‘Beginilah sabda Tuhan: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ pulalah anjing akan menjilat darahmu’.” Kata Ahab kepada Elia, “Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?” Jawab Elia, “Memang sekarang aku akan mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di hadapan Tuhan. Sungguh aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu. Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel . Aku akan memperlakukan keluargamu sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia. Sebab engkau telah menyakiti hati-Ku dengan menyebabkan orang Israel berbuat dosa. Juga mengenai Izebel Tuhan telah bersabda, ‘Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. Siapa saja dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan anjing, dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara’. Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak dirinya dengan melakukan yang jahat di mata Tuhan, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya. Bahkan ia telah berlaku sangat keji. Ia mengikuti berhala-berhala, seperti orang Amori yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel . Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya, dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban. Maka bersabdalah Tuhan kepada Elia orang Tisbe itu, “Sudahkah kaulihat bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya. Barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.11.16)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa.
3. Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.

Ajaran Yesus tentang cinta, membongkar semua batas dan pemagaran yang dibuat manusia. Akhirnya cinta harus bercermin dari yang telah dilakukan oleh Allah Bapa sendiri. Menjadi murid Yesus berarti kita diangkat menjadi anak-anak se-Bapa yang sempurna dalam kasih-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)

"Kasihilah musuh-musuhmu."

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.’ Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Radikalitas kasih pengikut-pengikut Yesus justru terjadi ketika mampu mengasihi musuh dan berdoa untuk mereka! Itulah kasih radikal, yakni kasih yang seakar-akarnya. Kata radikal berasal dari kata radix dalam bahasa Latin yang berarti akar, mengakar! Kasih yang radikal adalah kasih yang tertuju kepada musuh! Berdoa untuk musuh!

Yesus tidak hanya mengajarkan kasih radikal, melainkan telah menghayatinya dengan sempurna ketika Ia harus menanggung sengsara, bahkan wafat di kayu salib. Saat itulah, Yesus membuktikan ajaran-Nya ketika Ia berdoa untuk orang-orang yang memusuhi dan menyalibkan-Nya! Bahkan, Yesus memohonkan pengampunan dari Bapa untuk dosa-dosa mereka!

Agaknya, kecenderungan kita manusia jauh dari harapan, ajakan, dan ajaran bahkan teladan Yesus. Kita hanya mengasihi orang-orang yang sepaham, sekelompok, dan seide dengan kita. Ternyata bagi Yesus, itu tidak berarti apa-apa, sebelum kita mampu mengasihi dan mendoakan orang-orang yang memusuhi kita. Mari kita mencobanya, meski itu tidak mudah untuk kita lakukan. Sekurang-kurangnya, pada hari ini, mari kita mencoba untuk melakukannya dan rasakanlah buahnya dalam kehidupan kita!

Ya Yesus, ajarilah aku melakukan kehendak-Mu dan mengikuti teladan-Mu, yakni mengasihi dan mendoakan orang-orang yang memusuhi dan membenci diriku agar mereka senantiasa berada dalam naungan kasih pengampunan dan berkat-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Senin, 14 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XI

Senin, 14 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
St. Metodius; B. Gerardus

Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (Mat 5:39)

Doa Renungan

Allah Bapa yang kudus dan baik hati, ketika kebencian dan amarah menguasai kami, kerap kali kami tidak mampu melakukan tindakan yang sesuai dengan kehendak-Mu. Pada hari ini Engkau mengajak kami untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Semoga kami membela kebenaran dan keadilan tanpa diselimuti oleh dendam, iri dan amarah, melainkan dengan kasih yang tulus. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Riwayat kebun anggur Nabot adalah kisah orang kecil yang hak-haknya dirampas dan dilecehkan. Ia bukanlah orang kecil yang pertama dan terakhir yang mendapatkan nasib demikian. Banyak makam Nabot-nabot yang lain yang tidak dikenal, dan tanahnya telah disita tiada bekasnya. “Ya Tuhan luputkanlah hamba-Mu dari kekerasan hati yang membungkam nurani keadilan…”

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:1-16)

"Nabot dilempari batu sampai mati."

Nabot, seorang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria . Berkatalah Ahab kepada Nabot, “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur sebab letaknya dekat rumahku. Sebagai gantinya akan kuberikan kebun anggur yang lebih baik, atau jika engkau lebih suka, akan kubayar harga kebun itu dengan uang.” Jawab Nabot kepada Ahab, “Semoga Tuhan mencegah aku memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati. Ia gusar karena perkataan Nabot, orang Yizreel itu, “Aku takkan memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Maka berbaringlah raja di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya; ia tidak mau makan. Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya, “Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?” Jawab Ahab kepadanya, “Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu, ‘Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kepadamu kebun anggur sebagai gantinya.’ Tetapi sahutnya, ‘Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu’.” Kata Izebel, isterinya, kepadanya, “Bukankah engkau yang menjadi raja atas Israel ? Bangunlah, makanlah, dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.” Izebel lalu menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. Dalam surat itu ditulisnya demikian, “Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi menghadap dia, dengan mengatakan, ‘Engkau telah mengutuk Allah dan raja’. Sesudah itu bawalah dia keluar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.” Para tua-tua dan pemuka yang tinggal sekota dengan Nabot melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka. Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya, “Nabot telah mengutuk Allah dan raja.” Sesudah itu mereka membawa Nabot ke luar kota , lalu melempari dia dengan batu sampai mati. Kemudian mereka menyuruh orang melaporkan kepada Izebel, “Nabot sudah dilempari batu sampai mati.” Segera sesudah mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari batu sampai mati, berkatalah Izebel kepada Anab, “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.” Ketika Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia segera bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Indahkanlah keluh kesahku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 5:2-3.5-6.7)
1. Berilah telinga kepada perkataanku, ya Tuhan, indahkanlah keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.
2. Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
3. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.

Dengan tingkah laku kita terhadap sesama, acapkali kita menampar pipinya, menginginkan bajunya, mengajukan aneka tuntutan sulit kepadanya. Namun Yesus mencintai tanpa syarat, mengasihi tanpa kompromi, sehingga Ia memenangkan keselamatan bagi kita. Masihkah kita meragukan kekuatan cinta?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)

"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘mata ganti mata; gigi ganti gigi’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Orang biasa mudah dikuasai hukum balas dendam: mata ganti mata, gigi ganti gigi, bahkan nyawa ganti nyawa! Simaklah yang terjadi dalam dunia perpolitikan di negeri ini. Politik kerap kali ditandai oleh balas dendam karena orang hanya menginginkan kekuasaan, bukan kesejahteraan rakyat!

Kasih mengatasi balas dendam mana pun! Kasih hadir dalam bentuk-bentuk kemurahan hati. Bahkan, kemurahan hati kepada lawan! Itulah yang diajarkan oleh Yesus kepada kita. Kita diminta selalu menjadi orang-orang yang ”lebih”, mempunyai nilai ”plus” dibandingkan orang-orang lain yang tidak mengenal-Nya.

Mempunyai nilai plus—atau nilai tambah—merupakan hakikat dan jati diri kita sebagai orang Katolik, pengikut-pengikut Yesus Kristus! Apakah kita sudah menunjukkannya di dalam kehidupan kita sehari-hari? Ataukah kita masih dikuasai cara hidup lama yang penuh dendam kepada orang lain yang menyakiti kita?

Ya Yesus, semoga Baptisan yang aku terima membuatku sungguh-sungguh mempunyai nilai plus dalam hidup bersama melalui tindakan kemurahan hati sebagai ungkapan kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Amin.

Ruah & Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Bacaan Harian 14 - 20 Juni 2010


Senin, 14 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
1Raj 21:1-16; Mzm 5:2-3.5-7; Mat 5:38-42.

Selasa, 15 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
1Raj 21:17-29; Mzm 51:3-6a.11.16; Mat 5:43-48.

Rabu, 16 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
2Raj 2:1.6-14; Mzm 31:20-21.24; Mat 6:1-6.16-18.

Kamis, 17 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
Sir 48:1-14; Mzm 97:1-7; Mat 6:7-15.

Jumat, 18 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
2Raj 11:1-4.9-18.20; Mzm 132:11-14.17-18; Mat 6:19-23.

Sabtu, 19 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
2Taw 24:17-25; Mzm 89:4-5.29-34; Mat 6:24-34.

Minggu, 20 Juni: Hari Minggu Biasa XII (H).
Za 12:10-11 – 13:1; Mzm 63:2abcde-6.8-9; Gal 3:26-29; Luk 9:18-24.

Bagikan

Surat Gembala Menutup Tahun Imam

(dibacakan sebagai pengganti kotbah, pada setiap Misa, Sabtu/Minggu, 12/13 Juni 2010)

1. Para Bapak Uskup, segenap imam, biarawan-biarawati, seluruh umat KAJ yang terkasih. Gereja semesta telah menutup Tahun Imam pada pesta Hati Yesus yang Maha Kudus, yang jatuh pada tanggal 11 Juni 2010 hari jumat yang lalu. Karena alasan praktis Keuskupan kita menutup Tahun Imam di tingkat paroki pada hari ini dengan tetap merayakan pesta Hati Yesus yang Maha Kudus. Penutupan tingkat Keuskupan akan dilaksanakan pada hari Senin esok pukul 18.00 di gereja Katedral, juga dengan merayakan Pesta Hati Yesus yang Maha Kudus. Perayaan ini dilaksanakan oleh para Bapak Uskup dan semua imam di KAJ bersama umat yang hadir.

2. Mengapa kita menutup Tahun Imam dengan merayakan Hati Yesus yang Maha Kudus? Karena Tuhan Yesus Kristus yang diutus Bapa menebus dosa dan menyelamatkan kita, pada hari Jumat Agung sengsara dan wafat di kayu salib, bertindak serentak sebagai Imam dan korban. Korban dan kasih-Nya ini secara tuntas tampak ketika Yesus yang sudah wafat tergantung di salib, hati-Nya ditembusi tombak dan mengalirkan tetes darah terakhir. Merayakan Hati Yesus yang Maha Kudus adalah memuji dan memuliakan kasih Imam Agung yang sekaligus Korban. Memuji dan memuliakan Gembala Baik yang tak ingin seorang anak manusia pun tak terselamatkan karena dosanya tak terampuni. Merayakan Tahun Imam adalah mensyukuri Kasih Allah, menyampaikan terima kasih penuh syukur kepada Hati Yesus yang Maha Kudus, menghargai Imamat Yesus yang memiliki daya penyelamatan dan penebusan bagi seluruh umat manusia. Hati Yesus yang Maha Kudus adalah kasih Allah yang sekaligus memiliki kuasa menyelamatkan yang bersumber dari Imamat-Nya yang diwariskan kepada Gereja. Betapa agung dan berharga Imamat Yesus yang diwariskan dalam Gereja.

3. Dengan mewarisi Imamat Yesus, Gereja seluruhnya ditugasi untuk menghadirkan kuasa kasih penyelamatan tersebut untuk semua orang di sepanjang jaman. Sesuai kekhasan panggilan masing-masing sebagai awam, biarawan-biarawati atau imam, seluruh Gereja diharapkan agar bersama dengan Tuhan Yesus dan Roh-Nya ikut serta memastikan agar karya penyelamatan Tuhan Yesus yang pada dasarnya telah paripurna, tidak sia-sia. Disini para imam tertahbis memiliki peran sentral, karena mereka ini menghadirkan Yesus Imam Agung sendiri di tengah Gereja-Nya lewat pelayanan sakramen, lebih-lebih dalam perayaan Ekaristi.

4. Sejak kita resmi membuka perayaan Tahun Imam sudah banyak acara kita lakukan untuk memahami dan mendalami makna imamat dalam Gereja. Apa lagi para imam telah menutup Tahun Imam ini dengan melakukan retret baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Umat pun banyak yang aktif terlibat mendukung acara dan mendoakan para imam. Hasil yang dapat diharapkan adalah pembaruan hubungan kasih seluruh umat, biarawan-biarawati dan para imam dengan Yesus Imam Agung yang begitu besar kasih-Nya kepada kita semua orang yang berdosa. Kesadaran ini pasti membarui sikap seluruh umat, biarawan-biarawati dan para imam untuk semakin terlibat dalam usaha bersama Yesus dan Roh Kudus agar sengsara dan kematian Yesus di salib tidak sia-sia. Bagi para imam ini akan berarti selalu siap sedia dalam setiap saat dan dimana pun menghadirkan kuasa penyelamatan Yesus lewat pelayanan sakramen, yang akan disuburkan dengan pelayanan sabda, bahkan lewat doa dan puasa serta bentuk-bentuk matiraga pribadi lainnya. Para imam pasti semakin sadar bahwa tugas imamatnya menempati posisi kunci dalam memaknai perutusan umat, para biarawan-biarawati sebagai ragi, garam dan terang bagi perilaku dan cara hidup masyarakat sekitarnya. Karenanya akan sangat tekun menyatukan usaha misioner mereka dengan sumber daya dan kuasa penyelamatan itu sendiri yaitu Yesus, Imam Agung, dan Gembala Sejati, lewat diri-Nya saat mempersembahkan Ekaristi bersama mereka. Dengan demikian ada pembaruan komitmen terhadap panggilan hidup dan tugas utama sebagai imam, menjadi semakin setia sebagai teman sekerja Yesus dan semakin tepat menjadi alat di tangan Yesus yang menyelamatkan di tengah umat, bahkan semua orang. Dari situ hidup dan karya imam semakin terfokus, teliti dan cermat melaksanakan visi dan misi Keuskupan, mengetrapkan tata kelola pastoral yang baik berdasarkan data, dapat diukur dan transparan.

5. Meskipun demikian, semakin kita ingin makin baik dan makin tepat guna melayani imamat Kristus, pertanyaan berikut tetap menggelitik : ”Betulkah pengorbanan kasih Yesus tidak sia-sia di keuskupan kita bagi banyak sekali orang? Bagi mereka itu apakah sengsara dan wafat, bilur-bilur di daging dan darah yang tercurah tidak menjadi sia-sia? Kelihatannya memang benar mengingat umat Katolik hanya 461.455 dari sekitar 20 juta masyarakat. Semangat pastoral Gembala Baik menantang tidak hanya dalam menggembalakan kawanan yang telah berada dalam kandang, tetapi juga mereka yang tak pernah akan masuk menjadi kawanan kita. Keselamatan di luar Gereja yang terjadi lewat Roh Kudus yang menerangi budi dan hati orang dan menuntun agar orang sungguh mencari Tuhan dan ingin setia terhadap kehendak-Nya pantas mendapat perhatian lebih besar. Kalau kita semua mempengaruhi agar mereka menjalani hidup dengan selalu mempertangung-jawabkan kepada-Nya, berlaku adil, jujur, suka membantu yang membutuhkan, dan menyingkiri segala dosa, kita mendukung karya Roh yang telah berkarya dalam agama, budaya dalam sejarah bangsa menuju hidup yang lebih baik. Allah yang ingin agar semua orang selamat, tahu bagaimana cara orang baik dibawa ke jalan keselamatan sejati.

6. Maka pemberdayaan umat basis perlu ditingkatkan, lebih-lebih berfokus pada usaha agar terjadi perubahan perilaku bagi anggotanya sendiri maupun bersama warga masyarakat sekitar membangun cara hidup yang lebih baik dan budaya baru di tempat mereka tingggal dan hidup. Kesitu pula tujuan adanya dialog antar umat beragama. Yaitu saling mendukung untuk berperilaku yang lebih baik, dengan membuat proyek layanan masyarakat bersama-sama. Pancasila yang sudah menjadi ideologi bangsa dapat jadi pijakan bersama meningkatkan keutamaan hidup bersama di tengah masyarakat, dan menghapus cara hidup berdosa. Kalau itu terjadi Roh Kudus akan lebih mudah membimbing mereka menuju keselamatan sejati.

7. Pantas kita syukuri hadirnya kekuatan rohani di tengah umat dan masyarakat. Hadirnya biarawan-biarawati serta awam dengan karya pendidikan, kesehatan dan sosial lainnya. Ada banyak umat katolik yang sudah dalam posisi strategis untuk menggarami kehidupan sosial, ekonomi dan politik karena mereka adalah penulis atau penerbit koran atau majalah yang baik, menjadi pelaku ekonomi, menduduki suatu jabatan meski sekecil apapun dalam pemerintahan, menjadi anggota DPRD atau pusat. Tak terkecuali para penegak hukum dan keadilan, para penjaga ketertiban dan keamanan. Pengaruh mereka ini sangat besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku orang dan karenanya juga dalam usaha mengembangkan cara hidup yang berbudaya sesuai ideologi bangsa. Dari semuanya tadi, persekolahan dan asrama sangat strategis dalam mendidik perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai agama, budaya dan ideologi bangsa. Adalah tugas kita bersama, terlebih para imam untuk menyemangati dan mengarahkan kegiatan mereka ke fokus utama: makin berbakti kepada Allah dan makin baik berperilaku menuju terbinanya budaya hidup baru yang lebih baik. Di situ, bersama dengan kuasa penyelamatan Yesus, kita berusaha untuk meresapi tatanan hidup bersama dengan semangat Injil. Semoga Roh Kudus makin mudah menyempurnakan perilaku hidup setiap orang menuju tujuan hidupnya yang sejati. Dengan demikian Gereja turut berusaha agar sengsara dan wafat Tuhan Yesus tidak sia-sia. Amin.

Mgr. Ignatius Suharyo
Uskup Koajutor KAJ
Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ
Uskup Agung Jakarta



Bagikan

Minggu, 13 Juni 2010 Hari Minggu Biasa XI

Minggu, 13 Juni 2010
Hari Minggu Biasa XI

Tuhan telah menjauhkan dosamu; engkau tidak akan mati.

Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkaulah keselamatan siapa saja yang berseru kepada-Mu. Katakanlah sabda-Mu, agar menjadi pegangan kami dalam bahaya dan bebaskanlah kami dari keragu-raguan. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menolong kami dan teguhkanlah iman kami akan kehadiran-Mu di tengah kami dalam diri Yesus Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:7-10.13)

"Tuhan telah menjauhkan dosamu; engkau tidak akan mati."

Setelah Daud mengambil istri Uria, Nabi Natan berkata kepadanya, "Beginilah Firman Tuhan Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan istri-istri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu kutambah lagi ini dan itu. Mengapa engkau menghina Tuhan dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang, istrinya kauambil menjadi istrimu, dan dia sendiri kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dan keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dengan mengambil istri Uria, orang Het itu, untuk menjadi istrimu." Lalu berkatalah Daud kepada Natan, "Aku sudah berdosa Tuhan!" Dan Natan berkata kepadaa Daud, "Tuhan telah menjauhkan dosamu itu; engkau tidak akan mati."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan la = d, 3/4, PS 813
Ref. Mohon ampun, kami orang berdosa. Ya Tuhanku, hapuslah dosaku.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.7.11)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu.
2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepadamu, dan kesalahanku tidak kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku." Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan. Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
4. Bersukacitalah dalam Tuhan! (sekalian orang yang beriman!) Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Galatia (2:16.19-21)

"Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."

Saudara-saudara, kamu tahu, tidak seorang pun dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan karena iman dalam Kristus dan bukan karena melakukan hukum Taurat. Sebab "tidak seorang pun dibenarkan" karena melakukan hukum Taurat. Sebab oleh hukum Taurat aku telah mati terhadap hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus. Meskipun demikian, aku hidup, tetapi bukan aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidup yang kuhayati sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran karena hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 4:10b)
Allah mengasihi kita, dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian untuk dosa-dosa kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:36-50)

"Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih."

Sekali peristiwa orang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kakinya, lalu membasahi kaki Yesus dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, "Jika Dia ini nabi, mestinya Ia tahu, siapakah dan orang apakah wanita yang menjamah-Nya itu: mestinya Ia tahu bahwa wanita itu adalah orang yang berdosa." Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon, "Katakanlah, Guru!" "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka hutang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka yang akan lebih mengasihi dia?" Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!" Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekan-rekan yang baik!
Injil Minggu Biasa XI tahun C (Luk 7:36-8:30) menceritakan bagaimana Yesus datang ke perjamuan di rumah seorang Farisi yang bernama Simon. Di kota itu, seperti disebutkan dalam Injil, ada seorang perempuan yang dikenal sebagai pendosa. Ketika mendengar tentang Yesus, ia pun datang membawa botol pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pun datang membasahi kakinya dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya, lalu diciumnya kakinya dan diminyakinya Simon orang Farisi yang mengundang Yesus tadi berkata dalam hati, jika Yesus itu nabi pasti tahu bahwa perempuan itu seorang pendosa. Yesus mengetahui pikiran Simon. Mulailah sebuah pembicaraan antara tuan rumah itu dengan Yesus. Yesus menceritakan sebuah perumpamaan. Ada orang yang berhutang 50 dinar dan orang lain yang berhutang 500 dinar, jadi sepuluh kali lipat. Ketika jelas kedua-duanya tak bisa melunasinya, pemilik uang menghapus hutang mereka. Lalu Yesus menanyai Simon orang Farisi tadi: siapa yang bisa dikatakan "lebih mengasihi" dari antara keduanya? Tentu saja, jawab Simon, orang yang berhutang lebih besar. Jawaban ini dibenarkan Yesus dan dipakai untuk menjelaskan keadaan perempuan pendosa tadi. Ditegaskan oleh Yesus bahwa perempuan tadi telah diampuni dari dosanya yang banyak itu karena ia telah mengungkapkan kasih yang besar.

SIAPAKAH PEREMPUAN ITU

Kisah seorang perempuan yang datang mengurapi Yesus dalam sebuah perjamuan ini mirip-mirip dengan yang diceritakan dalam Mrk 14:3-9, Mat 26:6-13, dan Yoh 12:1-7. Tetapi semakin disimak semakin kentara perbedaannya. Dalam Injil Lukas, peristiwa ini terjadi di sebuah kota di Galilea, di utara dan jauh-jauh hari sebelum Yesus datang di Yerusalem. Dalam ketiga Injil yang lain, peristiwa yang mirip itu terjadi di Betania, di dekat Yerusalem, menjelang hari-hari Yesus mengalami penolakan oleh para pemimpin dan disingkirkan oleh mereka. Namun lebih penting lagi, tidak seperti dalam Injil Lukas, perempuan yang mendekat ke Yesus itu bukan seorang pendosa, melainkan seorang yang datang menghargai Yesus dengan mengurapinya dengan minyak yang mahal. Menurut Lukas perempuan tadi menangis lalu mengurapi kaki Yesus; tapi dalam Injil Markus dan Matius sang perempuan mengurapi kepala Yesus tanpa menangis. Injil Yohanes bahkan menyebutkan bahwa Maria mengurapi kaki dan kepala Yesus dan menyeka dengan rambutnya. Selain Lukas, ketiga Injil tadi menampilkan pernyataan Yesus menanggapi amatan orang bahwa perempuan itu boros belaka dengan menegaskan, yang dilakukan perempuan tadi ialah melembangkan pemakamannya nanti. Ia pun menambahkan bahwa peristiwa ini akan dikisahkan untuk mengenang sang perempuan tadi - maksudnya tindakannya memperlambangkan penguburannya nanti. Pernyataan ini tidak ada dalam Lukas. Selain itu semua, menurut Lukas, tuan rumah yang mengundang Yesus ialah seorang Farisi yang bernama Simon. Markus dan Matius memang menyebut tuan rumah yang bernama Simon, tetapi agaknya bukan orang yang sama. Dari perbandingan ini dapat disimpulkan, meskipun ada kemiripan di antara kisah-kisah itu, peristiwa yang ditampilkan dalam Injil Lukas bukanlah peristiwa yang diceritakan dalam ketiga Injil lainnya.

Baik dicatat bahwa perempuan pendosa yang diceritakan Lukas ini bukanlah Maria Magdalena yang memang disebut-sebut dalam bagian kedua petikan kali ini (Luk 8:2) dan jelas pula bukan Maria saudara Marta dan Lazarus (Yoh 12:3). Kisah perempuan ini tidak dapat dibaca dengan memancangkannya pada seorang tokoh yang dikenal pembaca dulu maupun kini. Justru karena tidak dapat dikenali lagi siapa dia maka kisah ini dapat lebih berarti bagi umum.

APA YANG HENDAK DISAMPAIKAN?

Semakin dibaca dan didalami, kisah ini tampil bukan sebagai kisah bertobatnya seorang perempuan pendosa, melainkan sebagai pengajaran untuk menumbuhkan kepekaan batin akan kebesaran sang Maharahim. Bagaimana penjelasannya?
Melihat ada perempuan pendosa yang dikenal di kota itu datang menangis dan mengurapi kaki Yesus, maka Simon, tuan rumah yang mengundang Yesus berpikir, kalau sungguh orang yang dihargai ini orang "pintar" - nabi - pasti tahu siapa dan apa yang terjadi! Maka lihat saja! Tentu saja tokoh Farisi ini orang terpandang di kota itu. Orang baik-baik. Orang saleh. Jauh dari kawanan orang dosa. Dan ia mau tahu apa nabi kita ini tahu siapa yang mendekatinya. Dalam hati kecil, pembaca zaman dulu dan zaman kini bisa jadi akan juga berpikir seperti Simon.

Ada ironi. Yesus bukan hanya saja tahu bahwa perempuan yang datang menangis dan mengurapi kakinya itu pendosa, tetapi juga mengetahui isi pikiran Simon yang ingin menjajaginya! Di sini jalan ceritanya beralih menjadi kisah pengajaran bagi Simon. Tentunya juga pengajaran bagi siapa saja yang berpikir dan bersikap sebagai Simon, bagi semua orang yang beranggapan sudah berada pada rel keselamatan, merasa aman, tak perlu meributkan diri dengan keadaan orang lain. Sebagaimana orang yang telah merasa yakin mendapat keselamatan dan serba beres, Simon juga merasa perlu menarik garis jelas yang memisahkan kaum saleh seperti dia dengan para pendosa seperti perempuan yang dikenal sebagai pendosa itu. Ia juga yakin bahwa semua orang baik-baik, bila betul saleh, akan menarik garis batas dengan para pendosa. Diharapkannya Yesus juga akan begitu.

Sebelum mendalami lebih jauh, baik diingat bahwa sepanjang kisah ini Yesus tidak mencela Simon. Ia hanya diajak berpikir lewat sebuah perumpamaan mengenai dua orang yang sama-sama dihapus hutangnya, tapi yang satu berhutang sepuluh kali lipat dari yang lain (Luk 7:41-42). Simon ditanya siapa yang lebih mengasihi orang yang menghapus hutang tadi. Jawabnya tentu yang hutangnya lebih besar.

Perumpamaan yang diceritakan Yesus kepada Simon itu kerap diartikan sebagai ajaran bahwa orang yang berhutang lebih besar tadi seharusnya lebih berterima kasih bila hutangnya dihapus. Dengan kata lain, orang yang berdosa besar sepatutnyalah lebih mengasihi Tuhan bila dosanya diampuni. Tapi maksud perumpamaan itu lain. Kedua orang yang berhutang tadi sebenarnya berhubungan baik - mengasihi - pemilik uang. Katakan saja, ada dua orang yang memang dekat dengan Tuhan meski satu ketika mereka berbuat salah terhadapNya. Yang satu jauh lebih besar kesalahannya dari yang lain. Tapi kedua-duanya dihapus hutangnya. Besar kecilnya tak dihitung lagi. Bila Tuhan sama-sama mengampuni dua orang yang jauh berbeda kesalahannya, yang satu sepuluh kali lihat dari yang lain, maka apa yang dapat disimpulkan mengenai sikap kedua orang yang membuat mereka diampuni? Jawabnya tentu saja karena mereka masih tetap mengasihi Tuhan meski telah menyalahiNya. Tapi karena yang satu hutangnya - dosanya - sepuluh kali lipat dari yang lain, tentunya dia lebih merasa sedih telah menyalahi Tuhan jauh lebih dari yang lebih sedikit hutangnya.

Dalam kisah ini, "mengasihi" dapat dibaca kembali dengan menerapkannya pada kepekaan batin seorang pendosa yang merasa pilu telah melakukan kesalahan, telah mengurangi kebesaran Tuhan dengan perbuatan yang kurang baik. Dan inilah yang terjadi pada perempuan pendosa yang datang kepada Yesus di rumah Simon tadi. Inilah cara berpikir yang mendasari perumpamaan yang diceritakan untuk menajamkan batin Simon. Dan Simon pun akhirnya menangkapnya.

PENGAJARAN BAGI SEMUA

Pengajaran bagi Simon ini juga pengajaran bagi semua orang seperti dia. Tetapi untuk memperjelas Lukas juga menyampaikan perkataan Yesus yang menerangkan tindakan perempuan tadi (Luk 7:44-47). Sikap Simon diperhadapkan dengan sikap perempuan tadi. Perempuan pendosa tadi mengungkapkan kepiluan hatinya dengan menangis dan membasahi kaki Yesus dengan air matanya. Tapi Simon sang tuan rumah tidak memberi air pada Yesus untuk berbasuh kaki. Memang adat orang di sana dulu bila masuk rumah untuk dijamu, tetamu diberi air oleh pelayan untuk berbasuh kaki. Atau bila tamu amat dihormati maka tuan rumah sendiri akan memberikan kendi air tadi. Dalam kisah ini justru yang menyambut kedatangan Yesus ialah pendosa dan bukan hanya dengan air pembasuh, melainkan dengan air mata. Perempuan itu berkali-kali mencium kaki Yesus. Penghargaan sebesar ini tidak diungkapkan oleh Simon. Bahkan ungkapan keramah-tamahan yang lazim, yakni memeluk tamu yang datang ("mencium" cara orang di sana) tidak dilakukan Simon. Juga penghargaan khusus dengan mengurapi kepala tamu tidak terjadi. Tapi perempuan itu bahkan mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi. Perbandingan seperti ini dimaksud juga sebagai ajaran bagi orang banyak. Yesus hendak menunjukkan bahwa ada orang yang amat mengasihi Tuhan yang entah karena apa telah menyalahi Dia. Orang seperti ini akan merasa pilu dan sedih bila mendapati diri berdosa. Ia menyadari bahwa kesalahannya itu menyakitkan bagi Tuhan. Tetapi ada juga orang yang tak sepeka itu. Simon dan siapa saja yang seperti Simon. Dan kepada Simon ada ajakan untuk berkaca pada rekan yang lebih berkepekaan batin tadi. Itulah inti kisah ini.

Kebesaran Tuhan terarah bagi siapa saja. Besar kecilnya dosa bukan ukuran bagi kerahimanNya. Lalu apa arti pengampunan? Injil Lukas justru memusatkan pada orang yang diampuni sendiri. Dosa itu menyakitkan, dan orang yang diajak untuk ikut merasakan betapa pedihnya dosa itu bagi Tuhan. Yesus dalam tampilan Injil Lukas ini amat berani. Diajarkannya, pengampunan itu terjadi ketika orang bisa dan mau ikut mengalami kepedihan Tuhan. Terlihat bagaimana Lukas menampilkan kekhasan pribadi Yesus dan pengajarannya.


Salam hangat,
A. Gianto

Bagikan

Oase Rohani, Ziarah Batin Orang Muda 2010 Tahun C/II

Oase Rohani, Ziarah Batin Orang Muda

SUDAH TERBIT: Bacaannya Orang Muda

OASE ROHANI, ZIARAH BATIN ORANG MUDA
Buku Renungan dan Catatan Harian (Juli-Desember 2010)

OASE adalah daerah di padang pasir yang berair cukup untuk tumbuhan dan pemukiman manusia. Namun, OASE dapat juga diartikan sebagai tempat atau pengalaman atau sesuatu yang menyenangkan di tengah-tengah suasana yang serba kalut dan tidak menyenangkan.

Buku renungan berbasis Alkitab untuk orang muda ini memilih tajuk OASE ROHANI karena ingin menjadi tempat bagi orang muda untuk menemukan jawaban atas berbagai persoalan hidup sehari-hari dengan inspirasi Sabda Tuhan, yang disusun mengikuti Kalender Liturgi Gereja Katolik yang diterbitkan oleh Komlit KWI.

OASE ROHANI 2 tahun 2010 ditulis oleh Tim Penulis sbb:
• Rm. Felix Supranto, SS.CC
• Rm. Thomas Peng An, Pr
• Tim Penulis Seminari Tinggi St. Petrus & Paulus, Bandung
(Para Frater Keuskupan Bogor: Fr.Ary; Fr.David; Fr Lukas; Fr Deddy; Fr.Yoga;
Fr.Bonny; Fr. Marchel; Fr. Berto; Fr. Segu; Fr. Reiners).
• Sr. Regina Siu, OSU
• Rm. Luluk Widiyawan, Pr
• Sr. M. Liza, SPM dan Para Frater Kolsani, Yogyakarta
(Fr.Bayu Risanta, SJ; Fr. Dominico Octariano W, SJ; Fr. Didik Cahyono, SJ)

13 × 20 cm; 224 hlm; Rp 25.000

Untuk pemesanan www.obormedia.com atau toko buku terdekat.

Bagikan

Sabtu, 12 Juni 2010 Pw. Hati Tersuci SP Maria

Sabtu, 12 Juni 2010
Pw. Hati Tersuci SP Maria

Janganlah khawatir akan hal-hal duniawi. Tuhan telah memikirkannya bagi kita dan Ia akan menetapkan yang baik bagi kita. Yang perlu kita lakukan terlebih dahulu adalah mewartakan Kerajaan Allah.

Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, kami bersyukur kepada-Mu atas Bunda Maria, Bunda Yesus Putra-Mu yang telah mengajari kami untuk melaksanakan kehendak-Mu dengan lembut dan rendah hati. Semoga keteguhan hatinya dalam memegang prinsip menguatkan kami dan kelembutan hatinya menyinari hati kami untuk dapat melayani kebutuhan sesama dengan murah hati, sehingga semakin banyak orang merasa gembira karena dihargai dan disapa sebagai pribadi. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami untuk selama-lamanya. Amin.

Panggilan kenabian Elisa nampak indah dan damai. Namun yang dilakukan Elisa bukan berarti tanpa pengurbanan. Ia menyembelih lembunya, meninggalkan pekerjaan dan orang tuanya. Bagaimana ia bisa melakukannya? Elisa pulang, dengan tetap mengingat apa yang dilakukan Tuhan melalui perjumpaannya dengan Elia.

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:19-21)

"Elisa bersiap-siap lalu mengikuti Elia."

Pada suatu ketika pergilah Elia menemui Elisa, putra Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya. Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau." Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu. Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do=g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, “Engkaulah Tuhanku!” Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku. Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak sorai, dan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.

Yesus, Sang Sabda ingin mengembalikan dan menyembuhkan kembali arti kesungguhan kata-kata. Bila orang dapat berpegang pada kebenaran kata “ya” atau “tidak”, sumpah tidak diperlukan lagi. Sebab itu, mari kita memperdalam dan menghargai nilai hidup kita dengan meningkatkan semangat kejujuran!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:33-37)


"Aku berkata kepadamu, jangan sekali-kali bersumpah."

Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Dewasa ini, menjadi orang jujur itu sangat sulit! Bahkan, orang takut bertindak jujur karena kejujuran bisa menghancurkan hidup seseorang. Itulah sebabnya terdapat ungkapan peyoratif, ”Orang jujur hancur, orang benar terkapar!”

Namun, sebagai murid-murid Yesus, tidak ada kata untuk menjadi lemah apalagi kendur dalam hal kejujuran. Mengatakan tidak bila memang tidak, dan mengatakan ya bila memang ya, adalah tantangan untuk bersikap jujur di hadapan Allah dan sesama. Tidak ada tawar-menawar untuk itu.
Lebih dalam dari sekadar bersikap jujur, ternyata kejujuran merupakan selangkah menuju tahapan melawan kekuatan jahat. Sebab, ketidakjujuran adalah kekuatan setan. Itulah yang dimaksudkan Yesus saat mengatakan: ”Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Mat5:37). Kita berada di pihak mana?

Ya Yesus, buatlah aku menjadi orang yang jujur di hadapan-Mu. Curahkanlah juga rahmat-Mu agar aku kuat menghadapi dunia yang membenci kejujuran ini. Amin.


Ruah & Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy