| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 18 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XI

Jumat, 18 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
St. Leontinus, St. Hipatius dan St. Teodulus

"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu (Mat 6:22)

Doa Renungan

Ya Tuhan Allah, tuntunlah kami hari ini agar mampu berjalan dalam terang-Mu yang mengagumkan dan menyelamatkan itu. Anugerahilah kami terang-Mu yang sejati agar kami selalu berada dalam naungan rahmat-Mu hingga akhirnya kami dapat menjadi berkat bagi sesama yang kami jumpai hari ini. Amin.

Masa penindasan telah berakhir dengan kemenangan yang benar. Peristiwa itu disambut dengan sukaria oleh seluruh rakyat. Namun pada akhirnya kebebasan perlu diisi dengan baik pula. Itulah perjuangan sebenarnya. Sebab, menghayati kebebasan sesungguhnya menjadi bertumbuh dalam kebaikan yang makin besar hingga dapat dirasakan banyak orang. Tantangannya maukah kita juga berjuang untuk membebaskan diri dari penjara egoisme dan keserakahan?

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (11:1-4.9-18.20)

"Mereka mengurapi Yoas dan berseru, 'Hiduplah Raja!'"

Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja. Tetapi Yoseba, anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh. Maka tinggallah dia enam tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah TUHAN, sementara Atalya memerintah negeri. Dalam tahun yang ketujuh Yoyada mengundang para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan bentara penunggu. Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah TUHAN, lalu diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah TUHAN. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka. Para kepala pasukan seratus itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada. Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah mereka kepada imam Yoyada. Imam memberikan kepada para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak dan perisai-perisai kepunyaan raja Daud yang ada di rumah TUHAN. Kemudian para bentara itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, mengambil tempatnya di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja. Sesudah itu Yoyada membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya, dan sambil bertepuk tangan berserulah mereka: "Hiduplah raja!" Ketika Atalya mendengar suara bentara-bentara penunggu dan rakyat, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah TUHAN. Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru: "Khianat, khianat!" Tetapi imam Yoyada memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara, katanya kepada mereka: "Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!" Sebab tadinya imam itu telah berkata: "Janganlah ia dibunuh di rumah TUHAN!" Lalu mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi kuda, dibunuhlah dia di situ. Kemudian Yoyada mengikat perjanjian antara TUHAN dengan raja dan rakyat, bahwa mereka menjadi umat TUHAN; juga antara raja dengan rakyat. Sesudah itu masuklah seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan sama sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu. Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk rumah TUHAN. Bersukarialah seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia 'kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 132:11.12.13-14.17-18)
1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud , Ia tidak akan memungkirinya: “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu.
2. Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka akan duduk di atas takhtamu.”
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya".
4. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.

Untuk mengumpulkan harta di surga, orang perlu menjaga agar mata iman tetap menerangi hidupnya. Apa artinya mata iman? Mata iman adalah sikap batin untuk mampu melihat dan memilih nilai yang abadi di tengah banjirnya tawaran menggiurkan hal-hal yang fana.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)

"Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu."

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Pemilu Legislatif 2009 yang lalu menyisakan pengalaman buruk sekaligus pelajaran yang berharga terkait dengan sikap terhadap harta! Mengapa muncul caleg yang gagal dan menjadi stres, bahkan bunuh diri? Sesungguhnya, akarnya adalah sikap terhadap harta duniawi yakni uang, jabatan/kekuasaan, dan popularitas. Mereka yang gagal dan menjadi stres—bahkan bunuh diri—mempunyai pandangan bahwa dengan menjadi anggota legislatif, mereka akan mendapatkan apa saja. Karenanya, mereka rela mengeluarkan harta demi pen-caleg-an. Akibatnya, begitu gagal, mereka stres, bahkan kemudian tidak bisa mengendalikan hidup mereka lantas bunuh diri!

Inilah gambaran mengenai orang yang menempatkan hidupnya pada harta kekayaan duniawi. Bahkan sebelum mendapatkannya, harta itu telah membuat hidup mereka terjerat oleh berbagai ancaman dan kekhawatiran.

Yesus berpesan: ”Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi, kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya” (Mat 6:19–20).

Marilah kita mengumpulkan harta surgawi, bukan harta duniawi. Kita juga boleh menggunakan harta duniawi yang ada pada kita untuk mendapatkan harta surgawi melalui kemurahan hati dan kebaikan.

Ya Yesus, semoga aku tidak haus harta duniawi, melainkan lapar dan haus akan harta surgawi, serta rela menggunakan harta duniawi yang ada padaku untuk menggapai harta surgawi, yang membuat kami bahagia. Amin.

Ruah & Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Kamis, 17 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XI

Kamis, 17 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
St. Gregorius Barbarigo

Doa Renungan

Tuhan, kami semakin menyadari, betapa iman akan kebangkitan memang tidak cukup dihayati dalam ketenangan doa pribadi. Kami rasakan sungguh perlu mengejawantahkan iman ini dalam tindakan dan dalam kebersamaan. Tuhan, mampukan kami pandai berbicara dan terpercaya dalam bertindak sebagai murid-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ada banyak orang yang berani. Mereka tebal nyalinya ketika menghadapi bahaya dan hal-hal yang mengerikan. Tetapi hanya sedikit dari mereka yang melandasi keberaniannya dengan takut akan Allah. Di antara yang sedikit itulah Nabi Elia. Sang nabi menjadi utama, sebab sikap takut akan Tuhan membuat keberaniannya terarah untuk membela yang baik dan melindungi yang lemah. Itulah makna keberanian yang sejati.

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh (48:1-14)

"Elia terangkat dalam badai, dan Elisa dipenuhi dengan rohnya."

Dahulu kala tampillah Nabi Elia, bagaikan api; sabdanya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Orang mati kaubangkitkan dari alam arwah dan dari dunia orang mati dengan sabda Yang Mahatinggi. Raja-raja kauturunkan sampai jatuh binasa, dan orang-orang tersohor kaujatuhkan dari tempat tidurnya. Teguran kaudengar di Gunung Sinai, dan di Gunung Horeb keputusan untuk balas dendam. Engkau mengurapi raja-raja untuk menimpakan balasan, dan nabi-nabi kauurapi menjadi penggantimu. Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda-kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat dikau, dan yang meninggal dalam kasih, sebab kami pun pasti akan hidup. Elia ditutupi dengan olak angin, tetapi Elisa dipenuhi dengan rohnya. Selama hidup Elisa tidak gentar terhadap seorang penguasa, dan tidak seorang pun menaklukkannya. Tidak ada sesuatu pun yang terlalu ajaib baginya, bahkan di kubur pun jenazahnya masih bernubuat. Sepanjang hidupnya ia membuat mukjizat, dan malah ketika meninggal pekerjaannya menakjubkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; R:9a)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan di sekeliling-Nya. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar.
3. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
4. Akan mendapat malulah semua orang yang beribadah kepada patung, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala dewata sujud menyembah Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, “Abba, ya Bapa”.

Melalui doa Bapa Kami, manusia dibimbing untuk mengakui bahwa rencana Tuhan lebih utama dari segalanya. Kita diajarkan untuk tidak memaksa Bapa dengan kata-kata yang bertele-tele. Rejeki dan permohonan lainnya kita nyatakan kepada Bapa dengan rendah hati, penuh iman dan harapan, sebab hidup kita seluruhnya adalah dalam kuasa-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)

"Berdoalah kalian demikianlah."

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian demikian: Bapa kami, yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Ada orang tertentu jika berdoa begitu bertele-tele dengan kalimat panjang serta berteriak-teriak atau disertai penampilan diri penuh haru, namun begitu selesai berdoa orang yang bersangkutan langsung marah-marah kepada saudaranya. Doa sejati bukan banyaknya kata-kata maupun gerak tubuh melainkan pengarahan hati sepenuhnya kepada Tuhan, Yang Ilahi. Sekiranya dengan kata-kata pun hendaknya yang sederhana dan singkat apa adanya sebagaimana diajarkan oleh Yesus.

Dalam doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus, yang kiranya kita semua hafal dan setiap hari mendoakannya, isinya begitu sederhana, antara lain “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni orang yang besalah kepada kami”.

Marilah doa ini kita hayati di dalam hidup kita sehari-hari. Makanan secukupnya berarti sederhana serta tidak berfoya-foya atau berlebihan, demi kesehatan dan kebugaran tubuh. Kita juga diharapkan tidak menumpuk makanan sehingga orang lain tidak menerima bagian, apalagi menumpuk kekayaan untuk tujuh turunan. Saling mengampuni juga merupakan panggilan atau cirikhas murid atau pengikut Yesus. Masing-masing dari kita kiranya telah menerima kasih pengampunan melimpah ruah dari Allah melalui orangtua, sesama dan saudara-saudari kita, maka panggilan untuk mengampuni mereka yang bersalah kepada kita kiranya merupakan tugas yang mudah, yaitu tinggal menyalurkan atau meneruskan apa yang telah kita miliki secara melimpah ruah. Memang untuk itu kita harus murah hati alias tidak pelit dalam menyalurkan pengampunan kepada atau mengampuni orang lain.

Yesus yang baik, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau mengangkatku menjadi saudara/saudari-Mu dan boleh menyebut Bapa-Mu sebagai Bapaku. Semoga aku dapat menghayati jati diri ini dengan penuh syukur. Amin.

Ruah & Ign Sumarya, SJ

Bagikan

Rabu, 16 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XI

Rabu, 16 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
Sta. Yulita dan Cyriacus; Sta. Lutgardis;
St. Yohanes Fransiskus Regis

"Kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami." (2Kor 9:11)

Doa Renungan

Kristus Putra Allah yang hidup, Engkau mengecam orang-orang Farisi yang melakukan tindakan-tindakan rohani di depan umum. Engkau mengecam mereka karena mengetahui bahwa mereka melakukan itu supaya mendapat perhatian dan pujian. Kristus, kami sebagai manusia juga sering dikuasai oleh keinginan untuk dipuji dan diperhatikan. Maka kami mohon supaya kami dapat pelan-pelan menyangkal diri dan hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (2:1.6-14)

"Tiba-tiba datanglah kereta berapi dan naiklah Elia ke surga."

Pada waktu itu Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal, dan ketika mereka ada di kota Yerikho, berkatalah Elia kepada Elisa, “Baiklah engkau tinggal di sini, sebab Tuhan menyuruh aku ke Sungai Yordan.” Jawab Elisa, “Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan dikau.” Lalu berjalanlah keduanya. Lima puluh orang dari rombongan nabi di Yerikho ikut berjalan dengan mereka. Tetapi mereka memandang dari jauh, ketika Elia dan Elisa berdiri di tepi Sungai Yordan. Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya dan dipukulkannya ke atas air. Maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan sebelah sana . Lalu keduanya menyeberang dengan berjalan di tanah yang kering. Sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa, “Mintalah apa yang hendak kulakukan bagimu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa, “Semoga aku mewarisi dua bagian dari rohmu.” Berkatalah Elia, “Apa yang kauminta itu sukar! Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah bagimu seperti yang kauminta. Jika tidak, ya tidak akan terjadi.” Sedang mereka berjalan terus sambil bercakap-cakap, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya. Lalu naiklah Elia ke surga dalam angin badai. Melihat itu berteriaklah Elisa, “Bapaku! Bapaku! Kereta Israel dan orang-orang yang berkuda!” Kemudian Elia tidak kelihatan lagi oleh Elisa. Maka Elisa merenggut pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua. Sesudah itu ia memungut jubah Elia yang telah terjatuh. Lalu Elisa berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi Sungai Yordan. Dipukulkannya jubah Elia yang terjatuh itu ke atas air sambil berseru, “Di manakah Tuhan, Allah Elia?” Maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana . Lalu Elisa menyeberang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai kalian semua yang berharap kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 31:20.21.24)
1. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu.
2. Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka dalam pondok terhadap perbantahan lidah.
3. Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang dikasihi-Nya! Tuhan menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang yang congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)

"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."

Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat. Sebab jika demikian, kalian takkan memperoleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang-orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kalian berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan di tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jikalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kalian berpuasa, janganlah muram mukamu, seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kemunafikan adalah topeng yang menghambat kesejatian hidup kita sebagai pengikut-pengikut Kristus. Yesus antikemunafikan! Itulah sebabnya, berkali-kali Yesus memberikan nasihat kepada kita agar tidak bersikap munafik atau menjadi orang munafik atau bertindak seperti orang munafik!

Lawan dari kemunafikan adalah ketulusan dan kerendahan hati. Orang yang tulus dan rendah hati tidak akan melakukan perbuatan baik hanya agar dilihat dan dipuji oleh orang lain. Orang yang tulus dan rendah hati melakukan perbuatan baik karena memang itulah yang harus dilakukan, mengalir dari kedalaman hati yang mencintai Allah dan sesama.

Yesus menghendaki agar kita menjadi orang yang tulus dan rendah hati dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik bukan agar dilihat dan dipuji orang, melainkan agar kita hadir sebagai pribadi yang mengasihi tanpa pamrih! Sanggupkah kita melakukannya dalam kehidupan kita? Kita diundang untuk melakukannya sebagai bukti bahwa kita sungguh-sungguh murid Yesus yang sejati. Dewasa ini dibutuhkan orang-orang yang mau bersikap tulus, rendah hati, dan tanpa pamrih!

Ya Yesus, semoga aku dapat hidup dengan tulus, rendah hati, dan tanpa pamrih dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik, kini dan sepanjang masa. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Selasa, 15 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 15 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
St. Vitus; St. Modestus; Sta. Kresensa; Sta. Paola Gambara Cota; Sta. Germana Cousin

MENCINTAI TANPA BATAS

Doa Renungan

Allah Bapa, Engkau kami puji karena hari baru yang boleh kami alami dan kami jalani. Pada diri kami, Engkau menghendaki perbuatan kasih yang total. Untuk menjalankan perbuatan mengasihi musuh, kami ingin membuka diri kami terhadap karya roh-Mu sendiri, untuk menjalankan sabda-Mu ini, yang memang sulit dilaksanakan, tetapi sungguh berdaya guna bagi terciptanya dunia yang damai. Maka bantulah kami semua untuk mewujudkannya. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

“Sekarang engkau telah memperbudak diri dengan melakukan yang jahat.” Itulah yang dikatakan Elia kepada Ahab. Dosa membius sebentar, tetapi semakin kerap dilakukan semakin mengikat. Pelan-pelan kita diperbudak oleh dosa, bahkan menjadi mati karena dosa. Sungguh tidak ada kebebasan bagi pendosa, sampai ia kembali menyesal dengan bantuan doa dan rahmat Tuhan.

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:17-29)

"Engkau menyuruh orang Israel berbuat dosa."

Sesudah Nabot dibunuh, Tuhan bersabda kepada Nabi Elia, orang Tisbe, “Bangunlah, pergilah menemui Ahab, Raja Israel di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. Katakanlah kepadanya demikian, ‘Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah membunuh dan merampas!’ Katakan pula kepadanya, ‘Beginilah sabda Tuhan: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ pulalah anjing akan menjilat darahmu’.” Kata Ahab kepada Elia, “Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?” Jawab Elia, “Memang sekarang aku akan mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di hadapan Tuhan. Sungguh aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu. Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel . Aku akan memperlakukan keluargamu sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia. Sebab engkau telah menyakiti hati-Ku dengan menyebabkan orang Israel berbuat dosa. Juga mengenai Izebel Tuhan telah bersabda, ‘Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. Siapa saja dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan anjing, dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara’. Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak dirinya dengan melakukan yang jahat di mata Tuhan, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya. Bahkan ia telah berlaku sangat keji. Ia mengikuti berhala-berhala, seperti orang Amori yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel . Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya, dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban. Maka bersabdalah Tuhan kepada Elia orang Tisbe itu, “Sudahkah kaulihat bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya. Barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.11.16)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa.
3. Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.

Ajaran Yesus tentang cinta, membongkar semua batas dan pemagaran yang dibuat manusia. Akhirnya cinta harus bercermin dari yang telah dilakukan oleh Allah Bapa sendiri. Menjadi murid Yesus berarti kita diangkat menjadi anak-anak se-Bapa yang sempurna dalam kasih-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)

"Kasihilah musuh-musuhmu."

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.’ Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Radikalitas kasih pengikut-pengikut Yesus justru terjadi ketika mampu mengasihi musuh dan berdoa untuk mereka! Itulah kasih radikal, yakni kasih yang seakar-akarnya. Kata radikal berasal dari kata radix dalam bahasa Latin yang berarti akar, mengakar! Kasih yang radikal adalah kasih yang tertuju kepada musuh! Berdoa untuk musuh!

Yesus tidak hanya mengajarkan kasih radikal, melainkan telah menghayatinya dengan sempurna ketika Ia harus menanggung sengsara, bahkan wafat di kayu salib. Saat itulah, Yesus membuktikan ajaran-Nya ketika Ia berdoa untuk orang-orang yang memusuhi dan menyalibkan-Nya! Bahkan, Yesus memohonkan pengampunan dari Bapa untuk dosa-dosa mereka!

Agaknya, kecenderungan kita manusia jauh dari harapan, ajakan, dan ajaran bahkan teladan Yesus. Kita hanya mengasihi orang-orang yang sepaham, sekelompok, dan seide dengan kita. Ternyata bagi Yesus, itu tidak berarti apa-apa, sebelum kita mampu mengasihi dan mendoakan orang-orang yang memusuhi kita. Mari kita mencobanya, meski itu tidak mudah untuk kita lakukan. Sekurang-kurangnya, pada hari ini, mari kita mencoba untuk melakukannya dan rasakanlah buahnya dalam kehidupan kita!

Ya Yesus, ajarilah aku melakukan kehendak-Mu dan mengikuti teladan-Mu, yakni mengasihi dan mendoakan orang-orang yang memusuhi dan membenci diriku agar mereka senantiasa berada dalam naungan kasih pengampunan dan berkat-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Senin, 14 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XI

Senin, 14 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
St. Metodius; B. Gerardus

Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (Mat 5:39)

Doa Renungan

Allah Bapa yang kudus dan baik hati, ketika kebencian dan amarah menguasai kami, kerap kali kami tidak mampu melakukan tindakan yang sesuai dengan kehendak-Mu. Pada hari ini Engkau mengajak kami untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Semoga kami membela kebenaran dan keadilan tanpa diselimuti oleh dendam, iri dan amarah, melainkan dengan kasih yang tulus. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Riwayat kebun anggur Nabot adalah kisah orang kecil yang hak-haknya dirampas dan dilecehkan. Ia bukanlah orang kecil yang pertama dan terakhir yang mendapatkan nasib demikian. Banyak makam Nabot-nabot yang lain yang tidak dikenal, dan tanahnya telah disita tiada bekasnya. “Ya Tuhan luputkanlah hamba-Mu dari kekerasan hati yang membungkam nurani keadilan…”

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:1-16)

"Nabot dilempari batu sampai mati."

Nabot, seorang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria . Berkatalah Ahab kepada Nabot, “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur sebab letaknya dekat rumahku. Sebagai gantinya akan kuberikan kebun anggur yang lebih baik, atau jika engkau lebih suka, akan kubayar harga kebun itu dengan uang.” Jawab Nabot kepada Ahab, “Semoga Tuhan mencegah aku memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati. Ia gusar karena perkataan Nabot, orang Yizreel itu, “Aku takkan memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Maka berbaringlah raja di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya; ia tidak mau makan. Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya, “Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?” Jawab Ahab kepadanya, “Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu, ‘Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kepadamu kebun anggur sebagai gantinya.’ Tetapi sahutnya, ‘Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu’.” Kata Izebel, isterinya, kepadanya, “Bukankah engkau yang menjadi raja atas Israel ? Bangunlah, makanlah, dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.” Izebel lalu menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. Dalam surat itu ditulisnya demikian, “Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi menghadap dia, dengan mengatakan, ‘Engkau telah mengutuk Allah dan raja’. Sesudah itu bawalah dia keluar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.” Para tua-tua dan pemuka yang tinggal sekota dengan Nabot melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka. Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya, “Nabot telah mengutuk Allah dan raja.” Sesudah itu mereka membawa Nabot ke luar kota , lalu melempari dia dengan batu sampai mati. Kemudian mereka menyuruh orang melaporkan kepada Izebel, “Nabot sudah dilempari batu sampai mati.” Segera sesudah mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari batu sampai mati, berkatalah Izebel kepada Anab, “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.” Ketika Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia segera bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Indahkanlah keluh kesahku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 5:2-3.5-6.7)
1. Berilah telinga kepada perkataanku, ya Tuhan, indahkanlah keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.
2. Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
3. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.

Dengan tingkah laku kita terhadap sesama, acapkali kita menampar pipinya, menginginkan bajunya, mengajukan aneka tuntutan sulit kepadanya. Namun Yesus mencintai tanpa syarat, mengasihi tanpa kompromi, sehingga Ia memenangkan keselamatan bagi kita. Masihkah kita meragukan kekuatan cinta?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)

"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘mata ganti mata; gigi ganti gigi’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Orang biasa mudah dikuasai hukum balas dendam: mata ganti mata, gigi ganti gigi, bahkan nyawa ganti nyawa! Simaklah yang terjadi dalam dunia perpolitikan di negeri ini. Politik kerap kali ditandai oleh balas dendam karena orang hanya menginginkan kekuasaan, bukan kesejahteraan rakyat!

Kasih mengatasi balas dendam mana pun! Kasih hadir dalam bentuk-bentuk kemurahan hati. Bahkan, kemurahan hati kepada lawan! Itulah yang diajarkan oleh Yesus kepada kita. Kita diminta selalu menjadi orang-orang yang ”lebih”, mempunyai nilai ”plus” dibandingkan orang-orang lain yang tidak mengenal-Nya.

Mempunyai nilai plus—atau nilai tambah—merupakan hakikat dan jati diri kita sebagai orang Katolik, pengikut-pengikut Yesus Kristus! Apakah kita sudah menunjukkannya di dalam kehidupan kita sehari-hari? Ataukah kita masih dikuasai cara hidup lama yang penuh dendam kepada orang lain yang menyakiti kita?

Ya Yesus, semoga Baptisan yang aku terima membuatku sungguh-sungguh mempunyai nilai plus dalam hidup bersama melalui tindakan kemurahan hati sebagai ungkapan kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Amin.

Ruah & Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Bacaan Harian 14 - 20 Juni 2010


Senin, 14 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
1Raj 21:1-16; Mzm 5:2-3.5-7; Mat 5:38-42.

Selasa, 15 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
1Raj 21:17-29; Mzm 51:3-6a.11.16; Mat 5:43-48.

Rabu, 16 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
2Raj 2:1.6-14; Mzm 31:20-21.24; Mat 6:1-6.16-18.

Kamis, 17 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
Sir 48:1-14; Mzm 97:1-7; Mat 6:7-15.

Jumat, 18 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
2Raj 11:1-4.9-18.20; Mzm 132:11-14.17-18; Mat 6:19-23.

Sabtu, 19 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
2Taw 24:17-25; Mzm 89:4-5.29-34; Mat 6:24-34.

Minggu, 20 Juni: Hari Minggu Biasa XII (H).
Za 12:10-11 – 13:1; Mzm 63:2abcde-6.8-9; Gal 3:26-29; Luk 9:18-24.

Bagikan

Surat Gembala Menutup Tahun Imam

(dibacakan sebagai pengganti kotbah, pada setiap Misa, Sabtu/Minggu, 12/13 Juni 2010)

1. Para Bapak Uskup, segenap imam, biarawan-biarawati, seluruh umat KAJ yang terkasih. Gereja semesta telah menutup Tahun Imam pada pesta Hati Yesus yang Maha Kudus, yang jatuh pada tanggal 11 Juni 2010 hari jumat yang lalu. Karena alasan praktis Keuskupan kita menutup Tahun Imam di tingkat paroki pada hari ini dengan tetap merayakan pesta Hati Yesus yang Maha Kudus. Penutupan tingkat Keuskupan akan dilaksanakan pada hari Senin esok pukul 18.00 di gereja Katedral, juga dengan merayakan Pesta Hati Yesus yang Maha Kudus. Perayaan ini dilaksanakan oleh para Bapak Uskup dan semua imam di KAJ bersama umat yang hadir.

2. Mengapa kita menutup Tahun Imam dengan merayakan Hati Yesus yang Maha Kudus? Karena Tuhan Yesus Kristus yang diutus Bapa menebus dosa dan menyelamatkan kita, pada hari Jumat Agung sengsara dan wafat di kayu salib, bertindak serentak sebagai Imam dan korban. Korban dan kasih-Nya ini secara tuntas tampak ketika Yesus yang sudah wafat tergantung di salib, hati-Nya ditembusi tombak dan mengalirkan tetes darah terakhir. Merayakan Hati Yesus yang Maha Kudus adalah memuji dan memuliakan kasih Imam Agung yang sekaligus Korban. Memuji dan memuliakan Gembala Baik yang tak ingin seorang anak manusia pun tak terselamatkan karena dosanya tak terampuni. Merayakan Tahun Imam adalah mensyukuri Kasih Allah, menyampaikan terima kasih penuh syukur kepada Hati Yesus yang Maha Kudus, menghargai Imamat Yesus yang memiliki daya penyelamatan dan penebusan bagi seluruh umat manusia. Hati Yesus yang Maha Kudus adalah kasih Allah yang sekaligus memiliki kuasa menyelamatkan yang bersumber dari Imamat-Nya yang diwariskan kepada Gereja. Betapa agung dan berharga Imamat Yesus yang diwariskan dalam Gereja.

3. Dengan mewarisi Imamat Yesus, Gereja seluruhnya ditugasi untuk menghadirkan kuasa kasih penyelamatan tersebut untuk semua orang di sepanjang jaman. Sesuai kekhasan panggilan masing-masing sebagai awam, biarawan-biarawati atau imam, seluruh Gereja diharapkan agar bersama dengan Tuhan Yesus dan Roh-Nya ikut serta memastikan agar karya penyelamatan Tuhan Yesus yang pada dasarnya telah paripurna, tidak sia-sia. Disini para imam tertahbis memiliki peran sentral, karena mereka ini menghadirkan Yesus Imam Agung sendiri di tengah Gereja-Nya lewat pelayanan sakramen, lebih-lebih dalam perayaan Ekaristi.

4. Sejak kita resmi membuka perayaan Tahun Imam sudah banyak acara kita lakukan untuk memahami dan mendalami makna imamat dalam Gereja. Apa lagi para imam telah menutup Tahun Imam ini dengan melakukan retret baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Umat pun banyak yang aktif terlibat mendukung acara dan mendoakan para imam. Hasil yang dapat diharapkan adalah pembaruan hubungan kasih seluruh umat, biarawan-biarawati dan para imam dengan Yesus Imam Agung yang begitu besar kasih-Nya kepada kita semua orang yang berdosa. Kesadaran ini pasti membarui sikap seluruh umat, biarawan-biarawati dan para imam untuk semakin terlibat dalam usaha bersama Yesus dan Roh Kudus agar sengsara dan kematian Yesus di salib tidak sia-sia. Bagi para imam ini akan berarti selalu siap sedia dalam setiap saat dan dimana pun menghadirkan kuasa penyelamatan Yesus lewat pelayanan sakramen, yang akan disuburkan dengan pelayanan sabda, bahkan lewat doa dan puasa serta bentuk-bentuk matiraga pribadi lainnya. Para imam pasti semakin sadar bahwa tugas imamatnya menempati posisi kunci dalam memaknai perutusan umat, para biarawan-biarawati sebagai ragi, garam dan terang bagi perilaku dan cara hidup masyarakat sekitarnya. Karenanya akan sangat tekun menyatukan usaha misioner mereka dengan sumber daya dan kuasa penyelamatan itu sendiri yaitu Yesus, Imam Agung, dan Gembala Sejati, lewat diri-Nya saat mempersembahkan Ekaristi bersama mereka. Dengan demikian ada pembaruan komitmen terhadap panggilan hidup dan tugas utama sebagai imam, menjadi semakin setia sebagai teman sekerja Yesus dan semakin tepat menjadi alat di tangan Yesus yang menyelamatkan di tengah umat, bahkan semua orang. Dari situ hidup dan karya imam semakin terfokus, teliti dan cermat melaksanakan visi dan misi Keuskupan, mengetrapkan tata kelola pastoral yang baik berdasarkan data, dapat diukur dan transparan.

5. Meskipun demikian, semakin kita ingin makin baik dan makin tepat guna melayani imamat Kristus, pertanyaan berikut tetap menggelitik : ”Betulkah pengorbanan kasih Yesus tidak sia-sia di keuskupan kita bagi banyak sekali orang? Bagi mereka itu apakah sengsara dan wafat, bilur-bilur di daging dan darah yang tercurah tidak menjadi sia-sia? Kelihatannya memang benar mengingat umat Katolik hanya 461.455 dari sekitar 20 juta masyarakat. Semangat pastoral Gembala Baik menantang tidak hanya dalam menggembalakan kawanan yang telah berada dalam kandang, tetapi juga mereka yang tak pernah akan masuk menjadi kawanan kita. Keselamatan di luar Gereja yang terjadi lewat Roh Kudus yang menerangi budi dan hati orang dan menuntun agar orang sungguh mencari Tuhan dan ingin setia terhadap kehendak-Nya pantas mendapat perhatian lebih besar. Kalau kita semua mempengaruhi agar mereka menjalani hidup dengan selalu mempertangung-jawabkan kepada-Nya, berlaku adil, jujur, suka membantu yang membutuhkan, dan menyingkiri segala dosa, kita mendukung karya Roh yang telah berkarya dalam agama, budaya dalam sejarah bangsa menuju hidup yang lebih baik. Allah yang ingin agar semua orang selamat, tahu bagaimana cara orang baik dibawa ke jalan keselamatan sejati.

6. Maka pemberdayaan umat basis perlu ditingkatkan, lebih-lebih berfokus pada usaha agar terjadi perubahan perilaku bagi anggotanya sendiri maupun bersama warga masyarakat sekitar membangun cara hidup yang lebih baik dan budaya baru di tempat mereka tingggal dan hidup. Kesitu pula tujuan adanya dialog antar umat beragama. Yaitu saling mendukung untuk berperilaku yang lebih baik, dengan membuat proyek layanan masyarakat bersama-sama. Pancasila yang sudah menjadi ideologi bangsa dapat jadi pijakan bersama meningkatkan keutamaan hidup bersama di tengah masyarakat, dan menghapus cara hidup berdosa. Kalau itu terjadi Roh Kudus akan lebih mudah membimbing mereka menuju keselamatan sejati.

7. Pantas kita syukuri hadirnya kekuatan rohani di tengah umat dan masyarakat. Hadirnya biarawan-biarawati serta awam dengan karya pendidikan, kesehatan dan sosial lainnya. Ada banyak umat katolik yang sudah dalam posisi strategis untuk menggarami kehidupan sosial, ekonomi dan politik karena mereka adalah penulis atau penerbit koran atau majalah yang baik, menjadi pelaku ekonomi, menduduki suatu jabatan meski sekecil apapun dalam pemerintahan, menjadi anggota DPRD atau pusat. Tak terkecuali para penegak hukum dan keadilan, para penjaga ketertiban dan keamanan. Pengaruh mereka ini sangat besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku orang dan karenanya juga dalam usaha mengembangkan cara hidup yang berbudaya sesuai ideologi bangsa. Dari semuanya tadi, persekolahan dan asrama sangat strategis dalam mendidik perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai agama, budaya dan ideologi bangsa. Adalah tugas kita bersama, terlebih para imam untuk menyemangati dan mengarahkan kegiatan mereka ke fokus utama: makin berbakti kepada Allah dan makin baik berperilaku menuju terbinanya budaya hidup baru yang lebih baik. Di situ, bersama dengan kuasa penyelamatan Yesus, kita berusaha untuk meresapi tatanan hidup bersama dengan semangat Injil. Semoga Roh Kudus makin mudah menyempurnakan perilaku hidup setiap orang menuju tujuan hidupnya yang sejati. Dengan demikian Gereja turut berusaha agar sengsara dan wafat Tuhan Yesus tidak sia-sia. Amin.

Mgr. Ignatius Suharyo
Uskup Koajutor KAJ
Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ
Uskup Agung Jakarta



Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy