| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 27 Juni 2010 Hari Minggu Biasa XIII

Minggu, 27 Juni 2010
Hari Minggu Biasa XIII
70 TAHUN KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Mengikuti Yesus Tanpa Motivasi Kuat = Sia-Sia!

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, Engkau tidak membiarkan manusia seorang diri, melainkan memperhatikan dan mendampinginya dalam diri Yesus Kristus, Sabda-Mu yang kuasa. Kami bersyukur atas anugerah-Mu, yang mengantar perjalanan Keuskupan Agung Semarang selama 70 tahun ini. Engkau menuntun langkah kami seluruh umat-Mu di Keuskupan ini, dengan berbagai macam karunia. Engkau meneguhkan persaudaraan di antara kami, mendampingi keluarga-keluarga, anak-anak, remaja dan kaum muda sehingga mereka berani memberi kesaksian tentang kasih-Mu kepada dunia. Engkau juga memanggil banyak orang di antara kami untuk menjadi pelayan Gereja-Mu. Kami mohon, teguhkanlah persaudaraan kami untuk senantiasa erat bekerjasama mewartakan kasih setia-Mu kepada masyarakat dan lingkungan hidup kami, juga kepada alam ciptaan yang Engkau anugerahkan pada kami, dan janganlah Kaujauhkan dari daya bantuan yang Kaujanjikan bagi keselamatan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa.

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:16b.19-21)

"Bersiaplah Elisa, lalu mengikuti Elia."

Sekali peristiwa Tuhan berkata kepada Nabi Elia: “Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.” Maka Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya. Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: “Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau.” Jawabnya kepadanya: “Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu.” Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka.” Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11; R:11a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.Aku berkata kepada Tuhan, “Engkaulah Tuhanku,Engkaulah bagian warisan dan pialaku,Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku.Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tenteram;sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati,dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Allah, jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (5:1.13-18)

"Kamu dipanggil untuk merdeka."

Saudara-saudara, Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita sungguh-sungguh merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Sam 3:9; Yoh 6:68c)
Bersabdalah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:51-62)

"Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem. Aku akan mengikuti Engkau ke mana saja Engkau pergi."

Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" Akan tetapi Ia berpaling dan menegur mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


Saudara-saudariku yang dicintai Tuhan …
Mengambil keputusan untuk setia mengikuti Yesus dibutuhkan komitmen yang tegas dan kuat. Tanpa komitmen yang tegas dan kuat, kita jadi ngos-ngosan dalam mengikuti Yesus. Ketinggalan melulu atau malah salah jalan. Tanpa komitmen yang tegas dan kuat, kita menjadi kosong-tanpa isi. Kelihatannya indah – semarak-meriah-penuh sorak-sorai, tetapi wuss tak ada apa-apanya. CapHe dHeh!. Ibaratnya seperti balon. Semua pasti setuju kalau yang namanya balon itu indah menawan hati. Coraknya meriah berwarna-warni apalagi kalau ditambah dengan gambar dan tulisan-tulisan yang lucu, maka akan semakin menarik. Balon itu lincah, ringan dan mudah bergerak ke sana ke mari. Sangat fleksibel. Dalam suatu pesta, balon benar-benar menambah daya tarik tersendiri. Tetapi jangan terkecoh oleh apa yang kelihatan indah menawan hati itu. Sebab hakikat yang sesungguhnya = kosong. Hampa!. Isinya gas atau udara. Terbang ke sana ke mari dengan lincah. Tapi tidak berapa lama akan wuss lembek, lenyap.

Kalau mau, kita justru dapat belajar dari sebuah telur. Dibandingkan dengan balon, telur jelas kalah cantik dan kalah menarik. Kecil dan rentan. Mudah pecah lagi. Telur juga kelihatan kosong, tidak ada apa-apanya. Tunggu dulu!. Ia kelihatan kosong, tetapi sebenarnya ada potensi kehidupan. Di dalamnya tersedia pelbagai kemungkinan. Bila saatnya tiba, akan muncul kehidupan dan siap untuk bertahan hidup. Dipersiapkan dengan matang dalam keheningan. Mengikuti Yesus dengan komitmen yang tegas dan kuat ya seperti telur itu. Kita disiapkan oleh keluarga (baptisan bayi) atau lewat pilihan sendiri (baptisan dewasa), diharapkan berada dalam kondisi seperti itu. Sehingga dapat terus menjaga iman dengan baik. Tidak wuss, tinggal cerita bahwa kamu pernah menjadi pengikut Yesus.

Saudara-saudariku yang dicintai Tuhan …
Percaya kepada Allah, bagi banyak orang, bukan persoalan. Yang menjadi soal adalah, mengapa aku percaya kepada Allah dengan mengikuti Yesus Kristus = Allah yang menjadi manusia? Apa jawaban yang bisa diberikan oleh saudara-saudariku? Saya membantu memberi jawabannya demikian: sebab hanya di dalam dan melalui Yesus Kristuslah, Ia menjadi Allah yang akrab dan dekat. Allah yang menyapa kita dengan bahasa yang kita mengerti. Allah yang bisa merasakan penderitaan-penderitaan kita, karena ia sendiri
pernah menderita. Bersama Dia kita tak pernah sendirian. Saudara-saudari terbantu dengan jawaban saya ini? Kalau belum puas bisa dikembangkan sendiri. Saya mendapatkan jawaban seperti itu berawal dari komitmen saya untuk dengan tegas dan kuat dalam memotivasi diri dalam mengikuti Yesus. Mungkin kalau saya tidak tegas dan kuat dalam mengikuti Yesus dan panggilanNya, maka sosok imam hanyalah impian yang menghiasi hidupku saja. Manis di bibir saja!.

Saudara-saudariku yang dicintai Tuhan …
Lewat bacaan Injil hari ini, ditampilkan beberapa orang – dengan inisiatif sendiri atau bahkan diminta sendiri oleh Yesus – untuk bisa mengikutiNya. Tetapi apa yang terjadi? Tidak ada yang lolos. Sebabnya terlalu banyak alasan. Ada yang kalah sebelum bertanding, Wow … berat sekali, tak punya tempat yang nyaman. Untuk tidur saja tidak ada tempat yang tetap. Terus yang lain, demi rasa hormat mohon supaya dapat mendampingi orang tua sampai hari tuanya dulu. Kalau sudah beres, baru bergabung untuk mengikuti . Itukan alasan yang dibuat-buat alias menolak. Dan yang terakhir, mohon restu dari orang tua. Sangat sopan dan bisa disebut sebagai pemuda/i yang baik. Tetapi kalau terus tergantung pada orang lain, kapan akan menjadi dewasa. Kesimpulannya, ketiganya tidak layak. Motivasi mereka untuk mengikuti Yesus tidak kuat. Hasilnya tentu tidak akan maksimal alias sia-sia dan malah akan merepotkan. Kalau kita – dalam hidup – sudah menentukan Yesus sebagai sumber dan pusat hidup, jalanilah ini dengan sebaik-baiknya. Menerima Yesus barangkali sudah, tetapi hidup dalam tuntutanNya yang belum maksimal. Bagaimana jadi maksimal, lha mau berdoa atau pergi ke Gereja saja tunggu nanti-nanti. Atau kalau berdoa dan di Gereja tidak pernah serius, hanya dengan setengah hati. Karena itu, perlu sekali kita memeriksa diri kita masing-masing dengan jujur dan teliti. Bertanyalah, “Apakah aku sudah dengan sungguh-sungguh mengikuti Yesus? Apakah di antara kesibukkanku yang seabrek-abrek ini, aku masih dengan bebas merindukan Allah?”. Seperti mata ada untuk melihat dan tangan untuk meraba, kita ada untuk apa? Untuk mencari, menemukan dan akhirnya menyatu dengan Allah. Untuk mencapainya dibutuhkan motivasi yang kuat untuk hasil yang maksimal. BUKTIKAN!!

Kuberikan hatiku untuk mengasihi dan mengampuni dan kuulurkan tanganku untuk melayani.

Pastor Petrus Santoso, SCJ




Sabtu, 26 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XII

Sabtu, 26 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XII
St. Yohanes dan Paulus; B. Maria Magdalena Fontaine;
St. Yohanes Baptista Makado; St. Leo Tanaka dkk.

"Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita. (Mat 8:17)

Doa Renungan

Allah Bapa kami, semoga iman dan kepercayaan kami semua kan Yesus Kristus semakin kuat, dan semoga kasih-Nya menggerakkan hati kami supaya kami pun mau hidup untuk melayani dan membahagiakan sesama. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Ratapan (22:2.10-14.18-19)

"Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai putri Sion."

Tanpa belas kasihan Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub. Ia menghancurkan dalam amarah-Nya benteng-benteng puteri Yehuda. Ia mencampakkan ke bumi dan mencemarkan kerajaan dan pemimpin-pemimpinnya. Duduklah tertegun di tanah para tua-tua puteri Sion; mereka menabur abu di atas kepala, dan mengenakan kain kabung. Dara-dara Yerusalem menundukkan kepalanya ke tanah. Mataku kusam dengan air mata, remuk redam hatiku; hancur habis hatiku karena keruntuhan puteri bangsaku, sebab jatuh pingsan kanak-kanak dan bayi di lapangan-lapangan kota. Kepada ibunya mereka bertanya: "Mana roti dan anggur?", sedang mereka jatuh pingsan seperti orang yang gugur di lapangan-lapangan kota, ketika menghembuskan nafas di pangkuan ibunya. Apa yang dapat kunyatakan kepadamu, dengan apa aku dapat menyamakan engkau, ya puteri Yerusalem? Dengan apa aku dapat membandingkan engkau untuk dihibur, ya dara, puteri Sion? Karena luas bagaikan laut reruntuhanmu; siapa yang akan memulihkan engkau? Nabi-nabimu melihat bagimu penglihatan yang dusta dan hampa. Mereka tidak menyatakan kesalahanmu, guna memulihkan engkau kembali. Mereka mengeluarkan bagimu ramalan-ramalan yang dusta dan menyesatkan. Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai, puteri Sion, cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam; janganlah kauberikan dirimu istirahat, janganlah matamu tenang! Bangunlah, mengeranglah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam; curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan karena lapar di ujung-ujung jalan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan terus-menerus umat-Mu yang tertindas.
Ayat. (Mzm 74:1-2.3-5a.5b-7.20-21; R:19b)
1. Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya? Mengapa menyala murka-Mu terhadap kambing domba gembalaan-Mu? Ingatlah akan umat-Mu yang telah Kauperoleh pada zaman purbakala, yang Kautebus menjadi bangsa milik-Mu sendiri! Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau diami.
2. Ringankanlah langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus; segala-galanya telah dimusnahkan musuh di tempat kudus. Lawan-lawan-Mu mengaum di tempat pertemuan-Mu dan telah mendirikan panji-panji mereka sebagai tanda.
3. Kelihatannya seperti orang mengayunkan tinggi-tinggi sebuah kapak kepada kayu-kayuan yang lebat, dan sekarang ukir-ukirannya seluruhnya dipalu mereka dengan kapak dan beliung; mereka menyulut tempat kudus-Mu dengan api, mereka menajiskan tempat kediaman nama-Mu sampai pada tanah.
4. Pandanglah kepada perjanjian, sebab tempat-tempat gelap di bumi penuh sarang-sarang kekerasan. Janganlah biarkan orang yang terinjak-injak kembali dengan kena noda. Biarlah orang sengsara dan orang miskin memuji-muji nama-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:5-17)

"Banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan duduk makan bersama Abraham, Ishak, dan Yakub."

Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Setiap kali kita merayakan Ekaristi, menjelang komuni, tepatnya setelah imam mengangkat Hosti dan Piala Suci Darah-Nya dan berkata, ”Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya”, seluruh umat menjawab, ”Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh!”

Kalimat itulah yang kita ulangi bersama iman seorang perwira yang telah mengatakannya di hadapan Yesus. Memang, perwira itu mengatakan kalimat itu bukan pertama-tama untuk dirinya sendiri, melainkan untuk hambanya karena kepeduliannya atas sakit dan penderitaan yang dialaminya.

Doa itu kemudian dipakai oleh Gereja Katolik untuk mengungkapkan iman personal kita kepada Yesus Kristus yang kita sambut saat Komuni, untuk kepentingan kita.
Kita melakukannya karena iman kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah ”memikul kelemahan dan segala penyakit kita” agar kita disembuhkan oleh-Nya. Sungguh luar biasa daya kekuatan peristiwa ini bila kita sungguh mengimaninya.

Ya Yesus yang baik, terima kasih Engkau berkenan menanggung segala kelemahan dan penyakitku, sehingga aku Kausembuhkan. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Jumat, 25 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XII

Jumat, 25 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XII
St. Gulielmus; Sta. Febronia

"Datanglah kepada-Ku kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat dan Aku akan memberikan kelegaan kepada-Mu." (Mat 11:28)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu atas anugerah kesehatan yang kami terima. Hari ini Engkau mengulurkan tangan-Mu atas orang kusta. Berkat kemurahan-Mu ia menjadi tahir. Semoga kami juga mampu mengulurkan tangan kami untuk membantu orang lain terutama mereka yang sangat membutuhkan bantuan kami, sehingga nama-Mu semakin dipermuliakan, kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (25:1-12)

"Rakyat Yehuda diangkut ke pembuangan."

Pada tahun kesembilan dari pemerintahan Raja Zedekia, dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, dengan segala tentaranya menyerang Yerusalem. Ia berkemah mengepungnya dan mendirikan tembok pengepungan sekelilingnya. Demikianlah kota itu terkepung sampai tahun yang kesebelas zaman raja Zedekia. Pada tanggal sembilan bulan yang keempat, ketika kelaparan sudah merajalela di kota itu dan tidak ada lagi makanan pada rakyat negeri itu, maka dibelah oranglah tembok kota itu dan semua tentara melarikan diri malam-malam melalui pintu gerbang antara kedua tembok yang ada di dekat taman raja, sekalipun orang Kasdim mengepung kota itu sekeliling. Mereka lari menuju ke Araba-Yordan. Tetapi tentara Kasdim mengejar raja dari belakang dan mencapai dia di dataran Yerikho; segala tentaranya telah berserak-serak meninggalkan dia. Mereka menangkap raja dan membawa dia kepada raja Babel di Ribla, yang menjatuhkan hukuman atas dia. Orang menyembelih anak-anak Zedekia di depan matanya, kemudian dibutakannyalah mata Zedekia, lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel. Dalam bulan yang kelima pada tanggal tujuh bulan itu--itulah tahun kesembilan belas zaman raja Nebukadnezar, raja Babel--datanglah Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, pegawai raja Babel, ke Yerusalem. Ia membakar rumah TUHAN, rumah raja dan semua rumah di Yerusalem; semua rumah orang-orang besar dibakarnya dengan api. Tembok sekeliling kota Yerusalem dirobohkan oleh semua tentara Kasdim yang ada bersama-sama dengan kepala pasukan pengawal itu. Sisa-sisa rakyat yang masih tinggal di kota itu dan para pembelot yang menyeberang ke pihak raja Babel dan sisa-sisa khalayak ramai diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal itu. Hanya beberapa orang miskin dari negeri itu ditinggalkan oleh kepala pasukan pengawal itu untuk menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang-peladang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 137:1-2.3.4-5.6)
1. Di tepi sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita gantungkan kecapi kita.
2. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"
3. Bagaimanakah mungkin kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing? Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!
4. Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak menjadikan Yerusalem puncak sukacitaku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat.
Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:1-4)

"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."

Setelah Yesus turun dari bukit, banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Maka datanglah kepada-Nya seorang yang sakit kusta. Ia sujud menyembah Yesus dan berkata, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku." Yesus lalu mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir!" Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya, "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Pada suatu hari, ada seorang yang bertanya, Mengapa dalam tradisi Gereja Katolik ada Sakramen Tobat dan orang harus datang kepada imam, berlutut, mengaku dosa, dan kemudian imam memberi ’denda’ kepada yang bersangkutan?” Kisah orang kusta yang bersujud di hadapan Yesus dan mohon kesembuhan dari-Nya secara spontan menjawab pertanyaan orang tersebut. Dosa membuat kita seperti seorang yang terkena kusta dan perlu ditahirkan—disembuhkan—melalui Sakramen Tobat. Sama seperti orang kusta bersujud di hadapan Yesus, demikian juga orang yang mau bertobat dan mohon pengampunan berlutut di hadapan Yesus. Imam menjadi saksi ketulusan yang bersangkutan untuk bertobat dan menjadi penyalur kasih dan pengampunan Allah.

Yesus pun menghendaki agar orang kusta yang telah disembuhkan-Nya tadi datang kepada imam untuk mendapatkan legitimasi atas pentahirannya dan mempersembahkan persembahan sebagai bukti pentahiran. Demikian juga dengan orang yang mengakukan dosanya, ia datang kepada imam, menyatakan penyesalannya, dan imam menjadi tanda kehadiran Allah yang mengampuni. Tanda syukur dan persembahan atas pengampunan adalah ”denda”, entah bersifat rohani (berdoa) maupun bersifat materi (kemurahan hati).

Sama seperti orang kusta ditahirkan oleh Yesus, demikianlah kita yang berdosa mendapat pengampunan dari-Nya pada waktu kita mengakukan dosa kita di hadapan seorang imam sebagai saksi dan penyalur belas kasih dan kerahiman-Nya.

Ya Yesus, semoga dengan rendah hati dan penuh syukur, aku pun berani berlutut untuk mengakui dosaku, memohon pengampunan dan mempersembahkan persembahan syukur kepada-Mu atas kasih-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian



Bagikan

Kamis, 24 Juni 2010 Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis

Kamis, 24 Juni 2010
Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis

Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Hai saudara-saudara, baik yang keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.” (Kis 13:22-26)

Doa Renungan

Ya Tuhan, Yohanes Pembaptis telah Kauutus untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Putra-Mu Tuhan kami Yesus Kristus. Yohanes Pembaptis dalam hidupnya telah menyerukan pertobatan bagi setiap orang. Semoga kami menghayati hidup iman kami lewat pertobatan terus menerus. Biarlah roh-Mu yang menyertai perjalanan kami sepanjang hari ini, supaya hidup kami berbuah dan berkembang seturut kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)

"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa."

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing, dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel , dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.” Tetapi aku berkata, “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia! Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku.” Tuhan telah membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya; dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya. Maka aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allah yang menjadi kekuatanku sekarang berfirman, “Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub, dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15; Ul: 13b)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumiliki.
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku, ajaiblah apa yang Kauperbuat.
3. Jiwaku benar-benar menyadarinya, tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (13:22-26)

"Kedatangan Yesus disiapkan oleh Yohanes."

Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Antiokhia Paulus berkata, “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja umat-Nya. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Hai saudara-saudara, baik yang keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:76)
Engkau, hai anak-Ku, akan disebut nabi Allah yang Mahatinggi karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagi-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:57-66.80)

"Namanya adalah Yohanes."

Pada waktu itu, genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet ibunya, berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, ”Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya, dan berkata, “Menjadi apakah anak itu nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel .
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Figur Santo Yohanes Pembaptis sangatlah layak untuk kita cermati sebagai model menghayati panggilan & tugas-perutusan sebagai “nabi” jaman ini. Mengapa? Yah, karena kita sering tidak berani tampil beda dengan pilihan-pilihan moral yang ekstrim punya. Kita sering mengambil standard umum dalam berperilaku: memperlancar bisnis dengan biasa menyogok pejabat; ikut-ikutan memanipulasi data-data keuangan agar tidak ditarik pajak sebagaimana ditentukan; kita nyontèk, karena kebanyakan teman di kelas juga nyontèk; aku tidak mau membeberkan kebobrokan yang terjadi di kantor, karena jelas aku bisa kehilangan pekerjaan; kita harus mempunyai barang-barang mewah karena tetangga-tetangga kita sudah pada punya, kalau tidak kita akan ketinggalan jaman dan malu; orang tuaku mesti membelikan aku hp seperti yang dimiliki oleh teman-teman sekelasku; .........dlsb. Sementara tokoh yang hari ini kita rayakan kelahirannya, dari cara hidupnya saja telah berani mengambil cara yang ekstrim.

Nama yang diberikan oleh Allah pun lain dari yang lain, yakni Yohanes; Zakarias bapaknya telah dibuat “bisu” oleh Allah, karena kurang yakin akan bagaimana dan siapa yang hendak dilahirkan oleh Elizabeth isterinya. Kemudian Yohanes Pembaptis memilih tinggal di padang gurun, lalu memilih bulu unta sebagai jubahnya, dengan ikat pinggang kulit dan makanannya pun belalang dan minumannya madu hutan. (lih. Mat 3: 1-4). Dia sungguh ekstrim dengan perkataannya pun keras, “"Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? (Mat 3: 7).

Bagaimana dengan kita, keluarga katolik kita? Wuaaduh...kalau anaknya hanya satu atau dua....mana rela mempersembahkan dia untuk Tuhan? Untuk menjadi imam, biarawan atau biarawati kalau putri? Kita tidak berani menjadi ekstrim, yah se-ektrim keluarga Zakarias & Elisabeth, karena takut kehilangan dan tidak berketurunan....padahal iman kita menandaskan bahwa semua-muanya berasal dari Allah. Bukankah begitu?

Kata “ekstrim” bisa direka-reka sebagai “eks-stream”, yang artinya “berada di luar arus umum”, yang bisa juga diartikan “melawan arus”. Nah, apakah kita berani untuk menjadi orang-orang yang ekstrim, dalam artian yang positif? Bukan karena bermentalkan “wts” yang maunya “waton suloyo” atau “asal beda pendapat” atau “maunya serba nylenèh” atau “berambut gondrong” sekedar protes melawan tekanan orang tua, dlsb.? Habitus atau perilaku yang biasa dilakukan oleh seorang nabi, seperti Yohanes Pembaptis, adalah bagian dari tugas-perutusannya sebagai nabi: dia sedang memprotes sikap, perilaku, masyarakat pada umumnya, yang telah menyimpang jauh dari kehendak Allah, baik dengan kata-kata yang diucapkan maupun dengan cara hidupnya. Keberanian untuk mencela praktek kehidupan masyarakat secara kasar alias sarkastik tidak lepas dari hasil tempaan kepribadiannya sendiri melalui matiraga, puasa, hidup sederhana, pengekangan diri dari berbagai macam luapan pelampiasan nafsu rendah yang tidak sejalan dengan kehendak Allah. Perilaku ekstrim yang dihayati dengan bangga, berani, gigih…..tidak lepas dari solidnya kepribadian yang dia capai, yang sering kita namakan “mempunyai integritas pribadi”. Bukan karena suka berkompromi dengan dunia ini, tetapi karena hanya satu-satunya Allah yang ditakuti dan ditaati. Selain Yesus Kristus, idola absolut kita, Yohanes Pembaptis pun dapat kita jadikan contoh-teladan kita.

Saudara-saudari di dalam Kristus,

Santo Yohanes Pembaptis telah disiapkan oleh Allah untuk menyiapkan jalan Tuhan Yesus. Sekarang ini kita Gereja-Nya pun dipanggil dan diutus untuk melakukan hal yang sama buat saudara-saudari di sekitar kita yang memerlukan pertobatan, yang hendak menyongsong keselamatan lebih penuh lagi di dalam Yesus yang adalah Kabar Gembira dari Surga. Kita dipanggil dan diutus untuk turut serta menyelamatkan bangsa dan negara RI kita dari kehancuran fisik maupun mental. Untuk itu menjadi “ekstrim” adalah salah satu pilihan kita. Adakah kata dan perbuatan kita, adakah habitus kita, sudah mencerminkan corak kenabian yang dihayati oleh Santo Yohanes Pembaptis? Marilah kita mau dibentuk oleh Allah untuk menjadi seperti dia,...meskipun harus dibayar dengan dipenggal kepala kita. Oih sungguh gila!

Shalom,

H.Wardjito SCJ.


Bagikan

Rabu, 23 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XII

Rabu, 23 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XII

Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. (Mat 7:19-20)

Doa Renungan

Ya Allah, Engkau menyelenggarakan kehidupan kami setiap hari dengan rahmat dan kurnia-Mu. Tanamkanlah semangat dan rasa syukur dalam hati kami, agar kami senantiasa dihibur dengan penghibur yang sejati, yakni roh-Mu sendiri. Biarlah roh-Mu yang menyertai perjalanan kami sepanjang hari ini, supaya hidup kami berbuah dan berkembang seturut kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Yosia adalah salah satu raja Yehuda yang baik. Ia ingin kembali kepada hukum Tuhan bersama dengan seluruh rakyatnya. Itulah periode awal kebangkitan bagi agama. Betapa baiknya baik pemimpin maupun orang yang dipimpin mendengarkan Sabda Tuhan bersama-sama, dan meneruskannya dengan pertobatan.

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (22:8-13; 23:1-3)

"Di depan rakyat raja membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah Tuhan, dan diadakannyalah perjanjian di hadapan Tuhan."

Di masa pemerintahan Raja Yosia Imam Besar Hilkia berkata kepada Safan, panitera raja, "Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya. Kemudian Safan, panitera itu, masuk menghadap raja, disampaikannyalah kabar tentang itu kepada raja: "Hamba-hambamu ini telah mengambil seluruh uang yang terdapat di rumah TUHAN dan memberikannya ke tangan para pekerja yang diangkat mengawasi rumah itu." Safan, panitera itu, memberitahukan juga kepada raja: "Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku," lalu Safan membacakannya di depan raja. Segera sesudah raja mendengar perkataan kitab Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya. Kemudian raja memberi perintah kepada imam Hilkia, kepada Ahikam bin Safan, kepada Akhbor bin Mikha, kepada Safan, panitera itu, dan kepada Asaya, hamba raja, katanya: "Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini dengan berbuat tepat seperti yang tertulis di dalamnya." Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem. Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN dan bersama-sama dia semua orang Yehuda dan semua penduduk Yerusalem, para imam, para nabi dan seluruh orang awam, dari yang kecil sampai yang besar. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu. Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu.
Ayat. (Mzm 119:33-34.35-36.37.40)
1. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.
2. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
3. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.
4. Lalukanlah mataku dari hal-hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!
5. Sesungguhnya aku rindu akan titah-titah-Mu, hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Tinggallah dalam Aku, dan Aku dalam kamu, sabda Tuhan; barangsiapa tinggal dalam Aku, akan menghasilkan banyak buah.

Yesus memberi pedoman dalam keraguan apakah tindakan, pilihan, keputusan itu benar atau salah. Dari buahnya, orang dapat mengenal baik buruknya secara keseluruhan. Dalam hidup dan perbuatan, kita disadarkan akan pentingnya diri meneliti dan memurnikan motivasi. Dengan demikian kita berusaha menyesuaikan dengan dorongan Roh Kudus dan menjauh dari kesombongan yang menjadi awal penyelewengan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:15-20)

"Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kebaikan sejati selalu dihasilkan dari pohon yang baik. Kebaikan semu pasti datang dari pohon yang tidak baik. Dengan kacamata diskretif ini, kita bisa membaca juga situasi sosial kemasyarakatan kita. Pemimpin yang baik menghasilkan buah keadilan, kesejahteraan, dan kerukunan di tengah warga masyarakat. Pemimpin yag tidak baik menyebabkan pertikaian, ketidakadilan, keserakahan, kekerasan, dan pembiaran melalui sikap diam atas berbagai ketidakadilan yang terjadi.

Kita sendiri bisa bertanya, apakah selama ini hidupku menghasilkan buah yang baik yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain? Kalau ya, berarti kita menjadi pohon yang baik, bila tidak berarti sebaliknya. Kalau demikian, inilah saatnya untuk berbenah, bertobat, dan menghayati diri sebagai pohon baik agar menghasilkan buah yang baik, sekecil apa pun!

Ya Yesus, semoga aku hadir sebagai pohon yang baik dengan buah yang baik dalam kehidupan bersama sehingga kian terwartakanlah kasih setia-Mu selamanya. Amin.

Ruah & Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Selasa, 22 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XII

Selasa, 22 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XII
St. Paulinus dr Nola; St. Thomas Moore; Sta. Yulia Billiart; St. Albanus; St. Yohanes Fischer

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." (Mat 7:12)

Doa Renungan

Ya Yesus, mengikuti-Mu bukanlah suatu tugas yang mudah bagi kami, karena banyaknya cobaan dan godaan yang kami alami menarik kami semakin jauh dari pada-Mu. Ajarilah kami hari ini melakukan perbuatan baik yang menyenangkan hati-Mu dengan menolong banyak orang. Semoga kami Kaukuatkan agar mampu bertahan dalam pelbagai godaan. Doa ini kami unjukkan dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (19:9b-11.14-21.31-35a.36)

"Aku akan membela dan menyelamatkan kota ini demi Aku dan demi Daud."

Pada waktu kota Ye dikepung, Sanherib, Raja Asyur, mengirim utusan kepada Hizkia, raja Yehuda. Ia berpesan, "Beginilah harus kamu katakan kepada Hizkia, raja Yehuda: Janganlah Allahmu yang kaupercayai itu memperdayakan engkau dengan menjanjikan: Yerusalem tidak akan diserahkan ke tangan raja Asyur. Sesungguhnya, engkau ini telah mendengar tentang yang dilakukan raja-raja Asyur kepada segala negeri, yakni bahwa mereka telah menumpasnya; masakan engkau ini akan dilepaskan? Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN. Hizkia berdoa di hadapan TUHAN dengan berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, dan dengarlah; bukalah mata-Mu, ya TUHAN, dan lihatlah; dengarlah perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mengaibkan Allah yang hidup. Ya TUHAN, memang raja-raja Asyur telah memusnahkan bangsa-bangsa dan negeri-negeri mereka dan menaruh para allah mereka ke dalam api, sebab mereka bukanlah Allah, hanya buatan tangan manusia, kayu dan batu; sebab itu dapat dibinasakan orang. Maka sekarang, ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kiranya kami dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah Allah, ya TUHAN." Lalu Yesaya bin Amos menyuruh orang kepada Hizkia mengatakan: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Apa yang telah kaudoakan kepada-Ku mengenai Sanherib, raja Asyur, telah Kudengar. Inilah firman yang telah diucapkan TUHAN mengenai dia: Anak dara, yaitu puteri Sion, telah menghina engkau, telah mengolok-olokkan engkau; dan puteri Yerusalem telah geleng-geleng kepala di belakangmu. Sebab dari Yerusalem akan keluar orang-orang yang tertinggal dan dari gunung Sion orang-orang yang terluput; giat cemburu TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai raja Asyur: Ia tidak akan masuk ke kota ini dan tidak akan menembakkan panah ke sana; juga ia tidak akan mendatanginya dengan perisai dan tidak akan menimbun tanah menjadi tembok untuk mengepungnya. Melalui jalan, dari mana ia datang, ia akan pulang, tetapi ke kota ini ia tidak akan masuk, demikianlah firman TUHAN. Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku." Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja Asyur, dan pulang, lalu tinggallah ia di Niniwe.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allah menegakkan kotanya untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 48:2-3a.3b-4.10-11)
1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-puri-Nya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Dalam bait-Mu, ya Allah, kami renungkan kasih setia-Mu. Nama-Mu, ya Allah, sampai ke ujung bumi; demikian pulalah kemasyhuran-Mu; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku, ia hidup dalam cahaya abadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:6.12-14)

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, “Janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing, dan janganlah kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injak dengan kakinya, lalu babi itu berbalik mengoyak kamu. Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sempit itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak orang telah masuk melalui pintu dan jalan itu. Tetapi sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan, dan sedikitlah orang yang menemukannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kehidupan bersama membutuhkan toleransi dan solidaritas sampai kepada keberpihakan dalam melayani sesama yang menderita dan berkekurangan. Itulah prinsip dari kekristenan hidup manusia. Sebagai pengikut Kristus, kita tidak bisa hanya memikirkan diri sendiri. Karena iman kita menuntut kesaksian hidup dalam perbuatan yang nyata. Tuhan Yesus hari ini mengajarkan pentingnya keseimbangan dalam perbuatan untuk diri sendiri dan orang lain.

Seperti yang Dia katakan: segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu perbuatlah demikian juga kepada mereka. Yesus mengharapkan ukuran perlakuan terhadap sesama memiliki parameter yang sama dengan dan untuk diri sendiri.

Kita kadang sering melakukan perbuatan kepada orang lain tidak sesuai dengan ukuran untuk diri sendiri. Bila ditimbang lebih banyak untuk kepentingan diri dari pada mementingkan orang lain. Yesus mengingatkan kita untuk seimbang dalam perlakuan terhadap sesama.

Tuhan, semoga aku memiliki hati yang adil agar aku menampakkan kasih Allah kepada sesamaku. Semoga aku tidak memikirkan diri sendiri melainkan sesamaku yang membutuhkan pertolongan dariku. Amin.

R.D Gusti Bagus Kusumawanta - Renungan Harian Mutiara Iman


Bagikan

Senin, 21 Juni 2010 Pw. St. Aloysius Gonzaga

Senin, 21 Juni 2010
Pw. St. Aloysius Gonzaga

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." (Mat 7:1)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, dalam hidup kami cenderung menghakimi orang lain. Hari ini Engkau menyadarkan kami bahwa lebih baik mengritik perbuatan dan sikap diri sambil berbenah diri daripada menghakimi orang lain. Tuntunlah kami hari ini agar mampu membenahi diri terus menerus menuju kesempurnaan anak-anak Allah layaknya Santo Aloysius Gonzaga. Demi Yesus Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Raja Asyur menguasai negeri Israel dan membawa mereka ke tempat pembuangan. Semua itu terjadi karena bangsa itu telah berdosa dengan tidak lagi setia kepada Tuhan. Melalui para nabi-Nya Tuhan berusaha memperingatkan mereka agar berbalik kepada Tuhan. Namun acapkali ketegaran hati dan kesombongan mendorong mereka bertahan dalam jurang kesengsaraan daripada jalan lempang yang disediakan Allah. Bagaimana dengan kita?

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (17:5-8.13-15a.18)

"Tuhan menjauhkan Israel dari hadapan-Nya, dan tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja."

Pada waktu itu setelah memenjarakan Raja Hosea, Salmaneser, raja Asyur, menjelajah seluruh negeri Israel. Ia menyerang Samaria dan mengepungnya tiga tahun lamanya. Dalam tahun kesembilan zaman Hosea maka raja Asyur merebut Samaria. Ia mengangkut orang-orang Israel ke Asyur ke dalam pembuangan dan menyuruh mereka tinggal di Halah, di tepi sungai Habor, yakni sungai negeri Gozan, dan di kota-kota orang Madai Hal itu terjadi, karena orang Israel telah berdosa kepada TUHAN, Allah mereka, yang telah menuntun mereka dari tanah Mesir dari kekuasaan Firaun, raja Mesir, dan karena mereka telah menyembah allah lain, dan telah hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel, dan menurut ketetapan yang telah dibuat raja-raja Israel. TUHAN telah memperingatkan kepada orang Israel dan kepada orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi dan semua tukang tilik: "Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, para nabi." Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan mereka menegarkan tengkuknya seperti nenek moyangnya yang tidak percaya kepada TUHAN, Allah mereka. Mereka menolak ketetapan-Nya dan perjanjian-Nya, yang telah diadakan dengan nenek moyang mereka, juga peraturan-peraturan-Nya yang telah diperingatkan-Nya kepada mereka. Sebab itu TUHAN sangat murka kepada Israel, dan menjauhkan mereka dari hadapan-Nya; tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja. --
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah kami dengan tangan kanan-Mu, ya Tuhan, dan jawablah kami.
Ayat. (Mzm 60:3.4-5.12-13)
1. Ya Allah, Engkau telah membuang kami, dan menembus pertahanan kami; Engkau telah murka; pulihkanlah kami!
2. Engkau telah menggoncangkan bumi dan membelahnya; perbaikilah retak-retaknya, sebab kami telah goyah. Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat, Engkau telah memberi kami minum anggur yang memusingkan.
3. Bukankah Engkau, ya Allah, yang telah membuang kami? Bukankah Engkau tidak maju bersama bala tentara kami? Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sialah penyelamatan dari manusia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Firman Tuhan itu hidup dan kuat, menusuk ke dalam jiwa dan roh.

Orang yang terbebani balok dalam matanya sendiri akan mudah mengeluh terhadap teman-temannya, menyerang terhadap upaya bersama, pesimis dengan sahabat, dan menjadi takut dengan saingan yang tengah berkembang. Hanya bila kita berani menanggalkan topeng penutup kelemahan diri, penilaian yang imbang dan semangat bekerjasama dalam kebaikan itu menjadi mungkin dilakukan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:1-5)

"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri."

1 Dalam khotbah di bukit Yesus berkata: "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Melihat kesalahan orang lain adalah tindakan yang paling mudah kita lakukan. Namun, melihat—apalagi mengakui—kesalahan diri sendiri, betapa sulitnya. Secara simbolis, tanpa kita sadari, hal ini sering kita lakukan ketika kita menuding orang lain bersalah! Tudingan itu kita lakukan dengan mengarahkan satu telunjuk kepada yang lain, tanpa kita sadari keempat jari lain ternyata mengarah kepada diri kita sendiri.

Yesus menegaskan realitas ini dengan mengatakan, ”Janganlah kamu menghakimi! Kamu melihat selumbar di mata saudaramu, tetapi balok di matamu sendiri tidak kamu lihat!” Itulah gambaran tegas dan jelas tentang kecenderungan orang untuk menghakimi sesama, tanpa pernah menyadari bahwa diri sendiri penuh dengan salah dan dosa.

Yesus mengajak kita membarui sikap, bukan dengan menyalahkan orang lain, tetapi menyadari bahwa diri sendiri pun penuh dengan kelemahan dan kesalahan. Karenanya, cara terbaik untuk membenahi keadaan yang buruk bukan dengan cara penghakiman, melainkan dengan cara mengubah diri sendiri dan yang lain pun diharapkan serentak mengalami perubahan. Pertobatan batin selalu dibutuhkan untuk dapat menghayati sabda ini dalam kehidupan kita.

Ya Yesus, ajarilah aku untuk berani menyadari kelemahanku dan dengan demikian aku tidak mudah menghakimi orang lain dan tetap menjunjung tinggi hidup bersama dalam semangat kasih dan pengampunan. Amin.


Ruah & Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy