Hari Minggu Biasa XV
Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan (Kol 1:15)
Antifon Pembuka
Dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, di dalam lubuk hati kami telah Kaugoreskan perintah-perintah-Mu dan melalui Yesus Kaujelaskan, bagaimana kami hendaknya melaksanakan kehendak-Mu. Perkenankanlah kami menunjukkan belas kasih dan cinta kasih-Mu kepada mereka yang sedang menderita, sebagaimana Yesus Kristus, telah memberikan teladan-Nya. Demi Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Ulangan (30:10-14)
"Firman itu sangat dekat padamu, hendaklah engkau melaksanakannya."
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan la = d, 4/4, PS 818
Ref. Tuhan sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 69:14-17.30-31.33-34.36ab.37; Ul:lh.33)
1. Aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan,
Aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah;
Demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku,
Dengan pertolongan-Mu yang setia!
Jawablah aku, ya Tuhan, sebab baiklah kasih setia-Mu,
Berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar!
2. Aku ini tertindas dan kesakitan,
keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku!
Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian,
mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
3. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;
Biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah!
sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin,
dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.
4. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion,
dan membangun kota-kota Yehuda.
Anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya,
dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:15-20)
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:63c.68c)
Tuhan, sabda-Mu adalah roh dan kehidupan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:25-37)
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni
Menjadi Sesama bagi yang Membutuhkan Pertolongan
Lagi-lagi Yesus “bersilat lidah” dengan ahli Taurat. Ini pemandangan biasa memang. Maklum, bagi para ahli Taurat, Yesus adalah manusia berbahaya; ajaran-Nya dianggap tidak sejalan dengan Taurat. Ini tentu saja mengancam agama mereka, bahkan bisa mempersulit kedudukan mereka sebagai ahli-ahli Taurat. Sebaliknya, Yesus pun sering mencela mereka, karena pengetahuan mereka yang aduhai terhadap agama sering cuma melekat di ‘otak’, tak berbuah dalam perbuatan nyata.
Kali ini seorang ahli Taurat mencobai Yesus dengan melempar tanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal?” Alih-alih menjawab, Yesus malah balik bertanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Sudah barang tentu si ahli Taurat hafal luar kepala. Ia menyebut perintah utama kitab Taurat, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Lalu Yesus pun menanggapi: “Jawabmu itu benar, perbuatlah demikian dan engkau akan hidup.”
Satu – kosong!
Untuk membenarkan dirinya, Si ahli Taurat bertanya lagi: “Siapakah sesamaku?” Ia mau tahu jawaban Yesus, apakah cocok dengan pandangannya. Bagi para hali Taurat, sesama mereka adalah kaum sebangsa. Bangsa lain adalah orang-orang kafir yang tak pantas untuk ditemani. Bahkan orang-orang Israel yang berdosa, termasuk yang berpenyakit tertentu, bukanlah sesama mereka. Mereka enggan bergaul dengan orang-orang seperti itu.
Dan inilah tanggapan Yesus. Ia menceritakan kisah tentang seorang yang dirampok habis-habisan. Lalu, seorang Imam dan seorang Lewi lewat di situ. Melihat orang yang terkapar tak berdaya itu, mereka melewati dari seberang jalan. Maklum, sebagai petugas Bait Allah, mereka tak boleh bersentuhan dengan mayat. Mereka memilih menghindar ketimbang menjadi najis. Kemudian, lewatlah seorang Samaria. Meskipun orang-orang Yahudi tak mau bergaul dengan orang Samaria, kenyataannya orang ini berbelas kasih dan memberikan uluran tangan sampai tuntas.
Habis bercerita, Yesus berbalik bertanya kepada ahli Taurat itu: “Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu,adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Si ahli Taurat tak berkutik. Ia menjawab: “Orang yang melakukan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus: “Pergilah, dan perbuatlah demikian.”
Dua – kosong!
Menarik untuk dikaji. Ahli Taurat itu bertanya tentang siapa sesamaku, yaitu tentang obyek perbuatan kasih.Tetapi Yesus mengajarkan tentang subyek perbuatan kasih: siapa dari ketiga orang itu yang sudah menjadi sesama. Jadi, bagi Yesus, masalah yang utama bukanlah soal obyek (apa yang harus dilakukan dan untuk siapa), melainkan tindakan aktif subyek (siapkah saya melakukan tindakan kasih – menjadi sesama – untuk orang yang memerlukan pertolongan?).
Dengan cara menjawab seperti itu, Yesus mau mendobrak cara pandang ahli Taurat itu. Yesus mau si ahli Taurat siap menjadi sesama bagi orang yang membutuhkan pertolongan; siapa pun dia. Tindakan kasih itu tidak hanya membatasi diri pada paham sempit tentang sesama, tapi kepada siapa saja – melewati batas-batas suku, agama, ras.
Itu artinya, bacaan Injil minggu ini mau mengajak kita bukan saja sekedar paham tentang ajaran utama Kitab Suci – perintah kasih – tetapi benar-benar mewujudkannya dalam perbuatan nyata. Perbuatan kasih itu bukan soal perbuatan pada orang-orang tertentu yang ‘sekelompok’ dengan kita, tetapi – lebih dalam dari itu – kita harus siap menjadi sesama bagi siapa saja yang membutuhkan pertolongan, bahkan barangkali itu adalah musuh kita. Inilah KASIH bung!
Perbuatlah demikian!
Sumber: Bahan APP Sub Tema I 2010, Paroki Regina Caeli PIK, M. Muliady Wijaya
Bagikan