| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 18 Juli 2010 Hari Minggu Biasa XVI

Minggu, 18 Juli 2010
Hari Minggu Biasa XVI

Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. (Kol 1:28)

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, melalui Yesus, Putra-Mu, kami telah Kauberitahu, bahwa pelayanan sejati bersumberkan pengabdian kepada-Mu. Kami mohon, bukalah hati kami, agar dapat menerima sabda-Nya dan sesama kami serta membagi rezeki dengan mereka. Maka Engkau akan membuka pintu-Mu bagi kami serta menerima kami dalam kediaman-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (18:1-10a)

"Tuanku, singgahlah ke kemah hambamu ini."

Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon tarbantin di Mamre. Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya di kala hari panas terik. Ketika ia mengangkat mata, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Melihat mereka, Abraham bergegas dari pintu kemahnya menyongsong mereka. Ia bersujud sampai ke tanah dan berkata, "Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan, singgahlah di kemah hambamu ini. Biarlah diambil sedikit air, basuhlah kaki Tuan dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini: biarlah hamba mengambil sepotong roti, agar Tuan-Tuan segar kembali. Kemudian bolehlah Tuan-Tuan melanjutkan perjalanan. Sebab Tuan-Tuan telah datang ke tempat hambamu ini." Jawab mereka, "Perbuatlah seperti yang engkau katakan itu!" Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata, "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!" Lalu Abraham berlari ke lembu sapinya, mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya, dan memberikan kepada seorang bujang yang segera mengolahnya. Kemudian Abraham mengambil dadih, susu, dan anak lembu yang telah diolahnya itu, lalu dihidangkannya kepada ketiga orang itu. Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu, sementara mereka makan. Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham, "Di manakah Sara, istrimu?" Maka berkatalah Ia, "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau. Pada waktu itu Sara, istrimu akan mempunyai seorang anak laki-laki.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5; Ul: 1a)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatina; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tercela, tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang bertakwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba, dan tidak menerima suap melawan orang yang bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (1:24-28)

"Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad sekarang dinyatakan kepada orang kudus-Nya."

Saudara-saudara, sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita demi kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan kepenuhan firman-Nya kepada kamu, yaitu: Rahasia yang tersembunyi berabad-abad dan turun menurun, kini dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Allah berkenan memberi tahu mereka betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di antara kamu. Dialah harapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan dengan memperingatkan orang dan mengajar mereka dalam segala hikmat untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)

"Marta menerima Yesus di rumahnya. Maria telah memilih bagian yang terbaik."

Dalam perjalanannya ke Yerusalem, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara bernama Maria. Maria ini duduk di dekat kaki Tuhan, dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Tetapi Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, "Tuhan, tidakkah Tuhan peduli bahwa saudariku memberikan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya, "Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Rekan-rekan yang baik!

Kisah dua perempuan bersaudara dalam Luk 10:38-42 yang dibacakan pada Hari Minggu Biasa XVI tahun C, 18 Juli 2010 ini acap kali dipandang sebagai anjuran agar orang memilih bersikap seperti Maria yang duduk bersimpuh mendengarkan Tuhan dan jangan seperti Marta, saudaranya, yang tenggelam dalam kesibukan pelayanan belaka. Tetapi dalam teks Injil Lukas itu tidak kita jumpai Yesus yang memuji-muji Maria, tidak pula ada celaan terang-terangan atau halus terhadap sikap Marta. Yesus bertamu untuk menerima kebaikan mereka dan ia menukarnya dengan Kabar Gembira, bukan sindiran atau ajaran-ajaran yang kerap dititipkan atau dipaksa-paksakan ke dalam Injil.

DI RUMAH MARTA

Cerita ini terjadi di rumah "seorang perempuan yang bernama Marta" (ayat 38). Tokoh ini kiranya memang seorang perempuan terpandang yang tinggal di sebuah suburbia. Terjemahan "desa" dapat memberi kesan keliru. Dari Yoh 11:1 kita tahu rumah Marta itu di Betania, semacam pemukiman yang berkembang dalam hubungan dengan sebuah kota tua, yakni Yerusalem. Di Betania itu juga nanti Yesus dielu-elukan sebagai raja (Luk 19:29, Mrk 11:1). Mereka yang tinggal di tempat seperti itu biasanya orang yang cukup berada. Gagasan "suburbia" lebih cocok, seperti "Kebayoran Baru"-nya Jakarta atau "Candi Baru"-nya Semarang atau "BSD". Begitulah bisa sekadar kita bayangkan kedudukan sosial Marta dan Maria.

Di beberapa tempat lain dalam Injil disebutkan Yesus mengajar dari kota ke kota dan dari "desa ke desa". Sebetulnya yang dimaksud ialah dari kota dan wilayah suburbianya. Memang Gereja pertama berkembang di kalangan itu. Di tanah Palestina dulu tak ada banyak hunian yang mirip desa yang biasa kita bayangkan, yaitu pemukiman yang terpisah dari dunia perkotaan. Di sana sini di padang gurun memang ada hunian kaum Badui, tetapi mereka tidak menetap di satu tempat melainkan berpindah-pindah secara musiman. Di wilayah padang gurun memang ada pertapaan dan orang perkotaan sekali-sekali datang untuk "nyepi" atau minta berkah orang suci seperti Yohanes Pembaptis. Di mana orang "miskin" tinggal? Tempat mereka meneduh biasanya di luar pintu gerbang kota, tetapi tidak di suburbia kota itu. Mereka biasa meminta sedekah di jalanan dari mereka yang keluar masuk kota. Bersama dengan penderita kusta, orang buta, orang miskin tinggal di luar kedua wilayah hunian itu. Mereka betul-betul kaum marginal, tak masuk hitungan. Para murid dari generasi kedua yang memang orang kota dan suburbia makin peka akan keadaan mereka yang terpinggir ini dan berbuat banyak untuk mengentas mereka dari kemelaratan. Dalam hal ini terasa paling jelas kesadaran kalangan murid yang dikenal Lukas.

Marta dikenang para murid generasi kedua sebagai perempuan terpandang yang rumahnya pernah menjadi tempat singgah Yesus bersama murid-muridnya dalam perjalanan menuju Yerusalem. Memang tak sedikit perempuan yang "melayani rombongan Yesus dengan harta mereka" (Luk 8:3 lihat juga Luk 4:39; Mrk 15:40-41). Dan kedua bersaudara ini termasuk kelompok penunjang seperti itu. (Maria saudara Marta itu bukan Maria Magdalena.) Di rumah itu Yesus tidak hanya singgah, ia juga sempat mengajar. Di situ ia diterima baik, tidak seperti di sebuah tempat di Samaria yang diceritakan sebelumnya dalam Luk 9:53-56.

DUA CARA MENERIMA KEDATANGAN YESUS

Tentu saja Marta bangga rumahnya disinggahi. Ia berusaha sebaik-baiknya melayani tetamunya. Terutama tamu yang satu ini. Tidak heran, ibu rumah tangga ini mulai sibuk menyiapkan ruang, perhelatan, apa saja yang pantas bagi kesempatan ini. Ia tidak ingin nanti dibicarakan orang bahwa jamuannya tak semeriah Bu Anu.... Kita bayangkan Marta ke sana ke mari mencicipi ini itu, menyuruh si ini si itu, agak mengomel kok begini begitu, ia pegang komando sore itu... Lha di mana Maria? Tuh, malah "duduk dekat kaki Yesus" ikut-ikutan mendengarkan uraian ilmu ketuhanan yang sedang dibeberkan Yesus kepada para bapak terhormat di ruang tamu! Bagaimana si Maria ini, pikir Marta. Di zaman itu memang tak biasa perempuan diterima menjadi murid ahli agama. Yesus ini nyleneh. Kok tidak merasa kurang enak kuliahnya ikut dihadiri perempuan. Marta makin kesal. Dan pada ayat 40 rasa jengkelnya itu sempat mendarat pada Yesus, "Tuhan, kok diam saja melihat saudaraku ini membiarkan aku sendirian keteteran melayani!" Tipe Marta itu masih dapat dilihat di sekitar kita, perempuan baik hati dan cekatan, meski ceplas-ceplos dan rada intimidating. Maria lain. Siapa yang lebih menerima Kabar Gembira? Tak perlu tergesa-gesa kita jawab.

Tentang Maria tidak banyak kata ditulis. Namun ia menjadi perhatian semua pihak: Marta yang kesal terhadapnya, Yesus yang akan mengatakan sesuatu tentangnya, dan orang banyak, dan homilist hari ini juga. Jangan lupa, juga perhatian Lukas penginjil! Maria perempuan yang berani dalam caranya sendiri, tak kalah dari Marta, ia nekat mendengarkan kuliah Yesus. Ia tak membiarkan diri dibatasi rambu-rambu tingkah laku bagi kaum perempuan waktu itu. Tapi ia tidak mencari-cari pembenaran teoretis. Mungkin juga bukan soal baginya. Tak terpikir olehnya teori emansipasi, apalagi wacana seputar konstruksi sosial gender. Perangainya tidak konfrontatif. Sekarang ia sedang asyik mendengarkan perkataan Yesus - "duduk dekat kaki Tuhan", seperti dibisikkan Lukas kepada pembacanya dalam ayat 39. Langsung sesudahnya, Lukas menulis "sedangkan Marta sibuk sekali melayani". Sikap mendengarkan ditaruh Lukas berjajar dengan kesibukan melayani. Ini bukan penilaian. Bukan juga untuk membuat kita memilih. Ia mengajak kita mengamat-amati serta menikmati peristiwa manusiawi itu dan belajar mengenal kemanusiaan sendiri.

MELACAK KISRUHNYA TEKS

Bukan maksud Lukas memperlawankan kerohanian kontemplatif dan spiritualitas aktif. Tidak juga seperti Yesuit yang getol menyarankan sintesis antara keduanya dalam ujud "contemplatio in actione". Lukas lebih apa adanya, lebih lugu. Tapi juga lebih lembut. Ia memperlihatkan, di dalam perjalanan ke salib, ke Yerusalem ini, ada orang-orang yang menyambutnya secara khusus tapi dengan cara mereka masing-masing.

Pada akhir episode itu Yesus mengatakan Maria sudah memilih "bagian terbaik" yang tak akan diambil darinya. Apa itu? Mendengarkan Tuhan? Agar supaya tidak terlalu cepat meloncat ke tafsiran seperti itu, baiklah diketahui bahwa paling sedikit ada lima versi teks pada ayat yang memuat "bagian terbaik" tadi. Ini menunjukkan saratnya upaya penafsiran dari zaman dulu: (1) Marta, Marta, Maria telah memilih bagian terbaik... (2) Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal, Maria telah memilih bagian terbaik.... (3) Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal; tapi hanya beberapa saja yang perlu; Maria telah memilih bagian terbaik.... (4) Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal; tapi hanya satu saja yang perlu; Maria telah memilih bagian terbaik.... (5) Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal; tapi hanya beberapa saja yang perlu atau malah hanya satu saja; Maria telah memilih bagian terbaik....

Jelas (5) itu hasil gabungan (3) dan (4), dan masing-masing dari (3) dan (4) itu berisi tafsiran tentang apa yang dimaksud dengan tak usah banyak repot dalam (2). Teks (1) boleh jadi telah kehilangan "engkau khawatir...dengan banyak hal" yang memuat amatan Yesus mengenai Marta. Mana yang benar? Teks Lembaga Alkitab Indonesia, memilih (4), mengikuti pemakaian teks utama dalam liturgi. Tradisi ini memang sepatutnya dihargai. Mari kita coba mengerti alam pikiran pengarangnya sendiri.

"MEMILIH YANG TERBAIK"

Luc kemarin datang ngobrol ke rumah saya. Beberapa minggu ini memang ia tak kelihatan. Maklum baru saja ia kembali dari menengok kampung halamannya. Dibawanya oleh-oleh sebesek kunafa, penganan nyamikan Timur Tengah bermadu, kenyal-kenyal kemripik berisi kacang pistacchio gepuk. Di sore musim panas itu kami mulai bicara ke sana ke mari mengenai orang-orang zaman dulu, termasuk kedua bersaudara Marta dan Maria.

GUS: Marta masuk lagi ke ruang tamu, bangga, membawa penampan dengan tambahan kunafa dan heran melihat minumannya kok ternyata belum dihidangkan. Tadi Maria kan sudah dipesan menyuguhkan teh, lha nyatanya tetap duduk terpaku di bagian depan kumpulan itu Maka Marta minta Yesus membangunkan Maria dari lamunannya supaya mengambilkan minuman. Marta sendiri masih akan menyiapkan tumpeng kus-kus.

LUC: Imaginatif! Apa akan terbit di jurnal penulisan kreatif?

GUS: [Dapat angin.] Mengenai "satu saja yang perlu" yang dikatakan Yesus, gimana juntrungnya? Apa maksudnya satu macam saja suguhannya sudah cukup, tak usah banyak-banyak. Kunafa cukup, tak usah tambah kueh amandel baklava. Atau Yesus sebenarnya mau bilang, ala kadarnya saja, tak usah macam-macam?

LUC: [Kelihatan geli, lalu menambah.] Maria memang barusan memberi Yesus seiris kunafa yang betul-betul dipilihnya sebagai potongan "yang terbaik". Kubayangkan Yesus memaksudkan, "Sudahlah, Marta, kan Maria memilihkan [sepotong kunafa] yang terbaik yang kau suguhkan tadi dan memberikan padaku dengan senyum. Kunafa buatanmu rasanya jadi tambah manis! Sudah kucicipi, takkan diambil orang lain - tuh piringnya masih dipegangkan Maria!"

Luc meraih cangkir dan menghirup teh hibiscus hangat kegemarannya, lalu mendesis puas. Terhenyak saya oleh humornya yang enteng tapi padat berisi itu. Eksegese kunafa! "Yang terbaik" itu memang hasil olahan Marta tapi dipilih dan disampaikan oleh Maria. Dan tanpa memandang perangai masing-masing, Yesus menerima kebaikan mereka berdua. Kunafa atau apa saya "yang satu yang perlu" (ayat 42) itu sekadar tanda mereka bertiga saling memperkenalkan diri masing-masing. Yesus tidak minta agar lebih didengarkan. Ia sudah senang rombongannya diterima dengan ramah. Pemberian apa saja dapat membuatnya puas.

Sampai larut malam kami ngobrol di kebun Biblicum. Setelah mengantar Luc sampai ke gerbang, terlintaslah di benak saya, malam itu, di Betania Yesus dan murid-muridnya sempat mendapatkan tempat menaruh kepala untuk beristirahat, hal yang sebenarnya sudah tak mereka harapkan lagi (lihat Luk 9:58; Mat 8:20). Kebaikan dua perempuan bersaudara itu membuat orang yang berjalan menuju ke Yerusalem itu bisa sekadar menarik nafas. Satu saja yang perlu, yang terbaik, kunafa hasil jerih payah Marta yang dihidangkan oleh Maria dengan senyum.


Salam hangat,

A. Gianto

------------------------------------------------------------------


TAMBAHAN ttg. kyrios -kyrie (Luk 10:39 dan 40)


Rekan-rekan,

Berikut ini sekadar penjelasan tambahan mengenai pemakaian kata "Tuhan" dalam kisah Marta dan Maria ( (Luk 10:38-42) yang dibacakan Minggu 22 Jul 07 dan khusus tentang terjadinya kata itu dalam bahasa Indonesia.

1. Dalam Luk 10:39 disebutkan bahwa Maria "duduk di dekat kaki Tuhan". Ungkapan ini mengandung arti harfiah Maria bersimpuh dekat tempat Yesus duduk mengajar, tapi sekaligus juga berarti yang bersangkutan ialah murid, bukan pendengar sesaat. Memang pada zaman itu di masyarakat Yahudi perempuan diterima sebagai murid oleh seorang ulama waktu itu. Tetapi perlu diingat kisah ini berkembang di kalangan Lukas, yakni kalangan para pengikut Yesus yang lebih merdeka, tidak amat terikat oleh kebiasaan dan adat orang Yahudi. Di kalangan itulah justru banyak murid dari kalangan perempuan. Ini terjadi dengan kalangan yang dikunjungi Paulus dalam perjalanannya. Bahkan pengurus komunitas di Korintus ialah Bu Priskila (istri Bang Aquilla), seorang pebisnis perempuan mandiri (berani pakai nama sendiri, tidak nunut nama suami) yang juga dikenal di Roma waktu itu. Ada beberapa tokoh seperti ini di tempat lain juga.


2. Pokok lain yang menarik dan dapat membantu lebih memahami Injil pada umumnya ialah penyebutan Yesus sebagai "Tuhan" seperti dalam ayat itu, walaupun jelas yang sedang diceritakan ialah tokoh Yesus orang Nazaret, guru dan penyembuh tenar yang akhirnya bernasib tragis di Yerusalem. Ini bukan perkara terjemahan. Aslinya ialah kata Yunani "kyrios", bisa dialihbahasakan sebagai "tuan" tapi juga sebagai "Tuhan". (Atau bila dipakai sebagai sapaan, seperti oleh Marta dalam Luk 10:40, menurut tatabahasa Yunani bentuknya ialah "kyrie!", yakni "tuan!" tapi bisa pula "Tuhan!"). Mana cara yang tepat untuk memahami? Baiklah diingat bahwa kisah ini (juga seluruh Injil) baru muncul di kalangan umat paling tiga puluh tahunan setelah Yesus disalibkan sebagai pewartaan bagi generasi kedua kalangan murid. Ketika itu sudah mantap warta dan kesadaran di kalangan umat bahwa:

(a) Yesus itu ialah "Dia yang Terurapi" (Kristus/Mesias), yang resmi datang dari Allah sendiri.
(b) Dia telah bangkit pada hari ketiga setelah dimakamkan mengikuti penyalibannya d bawah pemerintahan Ponsius Pilatus.
(c) Ia bukan saja guru dan penyembuh tenar dari Nazaret yang mengajarkan bahwa Yang Mahakuasa itu bisa dialami dan dipanggil sebagai Bapa. Yesus Kristus itu sendiri kini diimani sebagai yang ada bersama dekat dengan Bapa yang tadi diajarkannya kepada orang banyak. Ini terungkap dengan penyebutannya sebagai "Putra". Dan kedekatan dengan Bapa ini jaminan bahwa pengajaran tadi itu benar.

3. Oleh karena itu, dalam kesadaran umat, Yesus yang bangkit itu kini dialami sebagai Tuhan yang memperkenalkan bukan saja dengan ajaran dan tindakan siapa Bapanya itu, melainkan yang bisa menghadirkanNya dalam dirinya - dalam kehadiran yang khusus di tengah umat yang mengingatnya. Dan inilah perspektif yang ditampilkan penulis Injil kepada pembacanya. Kata "kyrios" yang dipakai merujuk Yesus dalam Injil mengacu pada Yesus dari Nazaret ("tuan") dan sekaligus Kristus Iman ("Tuhan") seperti dijelaskan tadi. Berarti Injil menampilkan Yesus sejarah dan sekaligus mempersaksikan bahwa ia itu ialah Tuhan orang beriman yang mengakui dia sebagai Kristus. Ini kunci memahami kisah-kisah Injili.


4. Megenai asal usul kata "Tuhan" dan "tuan" khusus dalam bahasa Indonesia:

(a) Kata "Tuhan" sebenarnya muncul sebagai ucapan hiperkorek (jadi "keliru") dari huruf H dalam T-W-H-N, satu bentuk penulisan yang kurang lazim dari kata "tuan" dalam ejaan Arab Melayu. Penulisan yang sesuai dengan kaidah ialah T-W-N. (Huruf W di situ mewakili bunyi [u] dalam silaba pra-akhir yang terbuka; ini kaidah standard.) Huruf H dalam T-W-H-N itu sebetulnya upaya dalam penulisan pra-standard untuk mereproduksi bunyi [h] lemah yang masih terdengar di antara sukukata [tu] dan [an]. (Bandingkan dengan ucapan "bahasa" yang sebenarnya ucapan hiperkorek dari "basa"; juga "baharu" -"baru".) Ucapan hiperkorek [tu-han] dengan [h] beraspirasi keras itu kemudian dipakai khusus untuk menyebut Tuhan dan selanjutnya makindikembangkan pemakaiannya di kalangan Kristen dan masuk dalam kosakata umum bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Demikianlah kata "Tuhan" menjadi kata tersendiri, makin terpisah dari kata "tuan". Dalam bahasa Jawa diversifikasi leksikal seperti ini hanya terjadi lewat perbedaan huruf kecil-huruf kapital, ucapannya sama: gusti-Gusti, jadi seperti banyak bahasa lain yang kita kenal.
(b) Dari segi etimologi, kata "tuan" dibentuk dari "tua" dan "-an" dengan penyederhanaan ucapan [a-a]. Imbuhan -an pada kata sifat kerap menghasilkan kata benda dengan arti 'yang seperti...'. Jadi "tuan" secara etimologis berarti yang mirip dengan kaum tua, karena memang yang bersangkutan tidak selalu benar-benar tua usia, tetapi kedudukan, derajat serta kehormatannya seperti para tetua. Bentukan "tuan" sudah membatu sehingga tak diingat lagi bahwa asalnya dari kata "tua". Dalam bahasa Indonesia sekarang bentukan semacam masih kelihatan dalam kata "manisan" (nyamikan yang rasanya manis dan asam seperti manisan asem dan manisan salak), "kuningan" (logam yang warna idealnya "kuning" walaupun lebih sering tampak coklat kusam seperti kran wastafel pasturan yang jarang digosok Brasso). Dengan kata dasar lain, bentukan dengan -an memiliki makna lain, yakni yang di- seperti dalam "ringkas-an", "curi-an". Bandingkan juga bentukan gaya Jakarta "tua-an" dikit, "besar-an dikit" yang punya makna "lebih ..." ).
(c) Kata "tuan" dapat dipakai sebagai kata sapaan dan kata ganti orang kedua dalam ragam sopan gaya lama: "Ya tuan (=sapaan), sekiranya tuan (=kata ganti orang kedua) berkenan datang ke pondok hamba,...." Selain itu, dalam arti 'yang seperti orang tua, terhormat, berwibawa, dst.' kata "tuan" juga dapat dipakai sebagai sebutan honorifik seperti "Tuan/Tn." Zainal dst. Berlawanan dengan itu, bentukan leksikal yang relatif baru, yakni "Tuhan" tidak (belum?) dapat dipakai sebagai sebutan honorifik seperti itu; tak ada *Tuhan Baal walaupun sebagai kata sapaan sudah dipakai: " Di manakah Engkau, ya Tuhan?" Kata "Tuhan" juga tidak dipakai sebagai kata ganti orang kedua sekalipun acuannya ialah Tuhan sendiri.

Mudah-mudahan catatan ekesege dan linguistik di atas bermanfaat.


Salam hangat,

A. Gianto



Bagikan

Sabtu, 17 Juli 2010 Hari Biasa Pekan XV

Sabtu, 17 Juli 2010
Hari Biasa Pekan XV

Karena rencana jahat orang-orang Farisi, Yesus menyingkir. Ia lalu menyembuhkan banyak orang yang mengikuti Dia, tetapi melarang mereka untuk memberitahukan siapa Dia. Maka terpenuhilah apa yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Dia akan membawa harapan dan keadilan.

Doa Renungan

Ya Yesus, Engkau mengenal aku apa adanya. Engkau mengetahui segala kelemahan dan ketidak berdayaanku. Aku mohon kepada-Mu supaya Engkau membantu aku dalam segala kelemahanku. Biarlah Roh Kudus-Mu sendiri yang memberi kekuatan kepadaku, agar aku dapat berjalan dalam terang kasih-Mu pada hari ini. Ya Yesus, dampingilah aku pada hari ini. Amin.

Pembacaan dari Nubuat Mikha (2:1-5)

"Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai putri Sion."

Celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan yang merencanakan kejahatan di tempat tidurnya; yang melakukannya di waktu fajar, sebab hal itu ada dalam kekuasaannya; yang apabila menginginkan ladang-ladang, mereka merampasnya, dan rumah-rumah, mereka menyerobotnya; yang menindas orang dengan rumahnya, manusia dengan milik pusakanya! Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku merancang malapetaka terhadap kaum ini, dan kamu tidak dapat menghindarkan lehermu dari padanya; kamu tidak dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu adalah waktu yang mencelakakan. Pada hari itu orang akan melontarkan sindiran tentang kamu dan akan memperdengarkan suatu ratapan dan akan berkata: "Kita telah dihancurluluhkan! Bagian warisan bangsaku telah diukur dengan tali, dan tidak ada orang yang mengembalikannya, ladang-ladang kita dibagikan kepada orang-orang yang menawan kita." Sebab itu tidak akan ada bagimu orang yang melontarkan tali dengan undian di dalam jemaah TUHAN.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan orang yang tertindas.
Ayat. (Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14)
1. Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya Tuhan, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan? Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
2. Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista Tuhan. Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
3. Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan. Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah.
4. Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong.

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:14-21)

"Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan."

Sekali peristiwa, orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Mengapa Yesus melarang untuk memberitahukan siapakah Dia? Kalau orang disembuhkan oleh Yesus, wajar saja bila orang tersebut akan memberitakan dan menceritakan peristiwa yang ia alami itu, bukan? Tidak usah diceritakan pun, tindakan atau peristiwa luar biasa itu pasti diketahui oleh banyak orang dan menyebar dari mulut ke mulut. Sulit memahami alasan larangan Yesus. Kiranya Yesus melarang mereka karena mereka bisa memiliki gambaran yang keliru tentang Dia.

Menyaksikan mukjizat penyembuhan, orang banyak hanya melihat Yesus sebagai tabib dan penyembuh. Mereka akan mencari Dia untuk disembuhkan, agar Yesus melakukan mukjizat. Yesus menjadi orang terkenal. Hal ini dapat membahayakan misi Yesus yang sebenarnya, yaitu supaya orang percaya kepada-Nya, percaya kepada Allah yang berbelas kasih.

Yesus ingin tetap pada jati dirinya sebagaimana dinubuatkan oleh nabi Yesaya, yaitu ”sebagai Hamba”, sebagai Anak Allah yang terkasih, Roh Allah ada pada-Nya. Hamba Yahweh menyatakan maksud dan isi hati Allah dengan tidak berteriak. Hamba Yahweh itu menyatakan hukum Allah, yaitu hukum kasih. Siapakah Yesus bagi kita? Sekadar penyembuh? Seorang pembuat mukjizat? Atau kita sampai pada iman sejati kepada-Nya?

Yesus, Tuhanku, ajarilah aku mengimani Engkau sebagaimana yang Engkau kehendaki. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian
Bagikan

Jumat, 16 Juli 2010 Hari Biasa Pekan XV

Jumat, 16 Juli 2010
Hari Biasa Pekan XV

BELAS KASIH TUHAN

Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, Engkau lebih menyukai belas kasih daripada persembahan. Ajarlah kami untuk belajar berbelas kasih kepada sesama kami dan ajarlah kami untuk tidak memikirkan diri sendiri, seperti Yesus Putera-Mu yang penuh belas kasih kepada banyak orang yang menderita. Sebab Dialah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (38:1-6.21-22; 7-8)

"Aku telah mendengar doamu dan melihat air matamu."

Pada waktu itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN. Ia berkata: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini. Kemudian berkatalah Yesaya: "Baiklah diambil sebuah kue ara dan ditaruh pada barah itu, supaya sembuh!" Sebelum itu Hizkia telah berkata: "Apakah yang akan menjadi tanda, bahwa aku akan pergi ke rumah TUHAN?" Jawab Yesaya, "Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya: Sesungguhnya, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak yang telah dijalaninya." Maka pada penunjuk matahari itu mataharipun mundurlah ke belakang sepuluh tapak dari jarak yang telah dijalaninya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau telah menyelamatkan hidupku.
Ayat. (Yes 38:10.11.12abcd.16)
1. Aku ini berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku.
2. Aku berkata: aku tidak akan melihat Tuhan lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak akan melihat seorangpun lagi di antara penduduk dunia.
3. Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; Tuhan memutus nyawaku dari benang hidup. Dari siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja,
4. Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh!


Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. (Yoh 10:27) 2/4
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:1-8)

"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Apa dasar dibuatnya hukum? Hukum untuk kebaikan manusia, untuk mengatur tata hidup yang lebih baik sehingga setiap orang harus dihargai dan dihormati hak dan kewajibannya. Sebagai contoh adalah peraturan lalu lintas. Itu dibuat agar terjadi tertib berkendaraan, tidak ada yang celaka, sehingga orang selamat sampai tujuan. Kadang ada peraturan yang pada akhirnya demi kepentingan pihak tertentu, misalnya peraturan di tempat kerja.

Bagaimana dengan hukum Taurat? Hukum Taurat diadakan untuk manusia agar manusia taat pada Allah dan berkat Allah berlimpah. Dalam perjalanan waktu, kaum Farisi hanya menekankan soal ketaatan pada Taurat, lalu memaksakan pelaksanaannya, tetapi mereka melalaikan semangat hukum Taurat itu sendiri. Dengan kata lain, manusia dinomorduakan. Yesus mengkritik sikap orang-orang Farisi itu. Yesus ingin mengedepankan semangat, yaitu belas kasih Tuhan.

Kita bersyukur bahwa Yesus membuka mata dan budi agar manusia mau datang kepada Tuhan yang berbelas kasih. Dengan menekankan ketaatan pada hukum sebagai hukum, dapat membuat kesan bahwa Allah itu sebagai hakim yang siap menghakimi. Allah adalah penuh kasih setia dan penuh belas kasih, mari kita menjalankan perintah-Nya dengan gembira karena itu semua demi kebaikan kita.

Yesus, terima kasih untuk belas kasih-Mu, ajarilah aku untuk taat kepada-Mu. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Kamis,15 Juli 2010 Pw. St. Bonaventura, Uskup

Kamis,15 Juli 2010
Pw. St. Bonaventura, Uskup
St. Yakobus dr Nisiba

"Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Mat 11:28)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, betapa engkau mengasihi kami lebih dari segalanya. Ketika kami dalam kesulitan, Engkau mengundang kami datang kepada-Mu untuk menyerahkan semuanya pada-Mu. Engkau berjanji akan memberikan kelegaan bagi kami. Semoga kami dapat mengalami pemeliharaan-Mu yang besar dalam segala usaha kami. Demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (26:7-9.12.16-19)

"Hai kalian yang sudah dikubur dalam tanah, bangkitlah dan bersorak-sorailah."

Pada suatu waktu, kidung berikut akan dinyanyikan di tanah Yehuda, "Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya. Ya TUHAN, kami juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan penghakiman; kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau. Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi; sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar. Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami. Ya TUHAN, dalam kesesakan mereka mencari Engkau; ketika hajaran-Mu menimpa mereka, mereka mengeluh dalam doa. Seperti perempuan yang mengandung yang sudah dekat waktunya untuk melahirkan, menggeliat sakit, mengerang karena sakit beranak, demikianlah tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya TUHAN: Kami mengandung, kami menggeliat sakit, tetapi seakan-akan kami melahirkan angin: kami tidak dapat mengadakan keselamatan di bumi, dan tiada lahir penduduk dunia. Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun TUHAN ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan memandang ke bumi dari surga.
Ayat. (Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21)
1. Tetapi Engkau, ya Tuhan, bersemayam untuk selama-lamanya, dan nama-Mu tetap turun-temurun. Engkau sendiri akan bangun, akan menyayangi Sion
2. Sebab sudah waktunya untuk mengasihaninya, sudah tiba saatnya. Sebab hamba-hamba-Mu sayang kepada batu-batunya, dan merasa kasihan akan debunya.
3. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi akan kemuliaan-Mu, bila Tuhan sudah membangun Sion, sudah menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya, sudah berpaling mendengarkan doa orang-orang yang bulus, dan tidak memandang hina doa mereka.
4. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari ketinggian-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari sorga ke bumi, untuk mendengar keluhan orang tahanan, untuk membebaskan orang-orang yang ditentukan mati dibunuh,

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:28-30)

"Aku ini lemah lembut dan rendah hati."

Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, "Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Apa yang dicari ketika letih dan lesu? Yang dicari tentu saja adalah makanan atau minuman yang dapat memulihkan tenaga dan stamina. Akan tetapi, apa yang dicari ketika jiwa mengalami letih dan lesu? Tidak ada sesuatu pun yang mampu memenuhi kebutuhannya selain Allah sendiri. Orang bisa lari pada minuman keras, pada pesta pora, pada kenikmatan semu, tetapi jiwa tetap kering kosong dan dahaga bila tidak dipenuhi dengan sumber yang sejati.

Yesus adalah Sang Sumber pelepas dahaga, letih, dan lesu yang sejati. Ia mengundang setiap orang untuk mereguk kesegaran dari-Nya. Ia memberikannya secara cuma-cuma alias gratis. Yesus tentu saja bukan sekadar ”obat” atau pelarian sesaat. Setiap orang yang memiliki relasi dan hubungan yang akrab dengan Tuhan, ia tidak akan haus lagi. Tuhan mau memberikan Diri-Nya sendiri bagi kita.

Yesus pun mengajari para murid untuk belajar memikul beban, mempersembahkan segala duka, sakit, dan penderitaan dengan pengorbanan salib-Nya. Dengan belajar dari Yesus, para murid akan dikuatkan ”memikul kuk” yang dipercayakan demi kebaikan dan keselamatan orang lain. Persoalannya, apakah kita berani datang kepada-Nya dan mempercayakan segala derita kepada Dia?

Tuhan, ajarilah aku memikul salibku. Kuatkanlah aku bila merasa letih dan lesu. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian
Bagikan

Rabu, 14 Juli 2010 Hari Biasa Pekan XV

Rabu, 14 Juli 2010
Hari Biasa Pekan XV
St. Fransiskus Solanus; St. Kamilus dr Lellis

Yesus berdoa kepada Bapa-Nya dan menyampaikan pujian karena apa yang tersembunyi bagi orang bijak dan pandai telah dinyatakan kepada orang kecil. Kata-kata Yesus ini tidak dapat dipahami dengan akal budi dan pengetahuan manusia. Hal itu hanya dapat dikenal oleh pewahyuan.

Doa Renungan

Tuhan kami bersyukur atas kasih-Mu yang kami alami sepanjang hidup kami. Terlebih lagi kami bersyukur karena Engkau yang Mahatinggi dan tak terselami sudi menyatakan diri dalam diri Yesus sehingga kami dapat lebih mengenal Engkau. Semoga Engkau menganugerahkan hati yang terbuka pada kami untuk mengerti kehendak-Mu. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (10:5-7.13-16)

"Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya?"

Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat amarah-Ku! Aku akan menyuruhnya terhadap bangsa yang murtad, dan Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murka-Ku, untuk melakukan perampasan dan penjarahan, dan untuk menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. Tetapi dia sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan hatinya, melainkan niat hatinya ialah hendak memunahkan dan hendak melenyapkan tidak sedikit bangsa-bangsa. Sebab ia telah berkata: "Dengan kekuatan tanganku aku telah melakukannya dan dengan kebijaksanaanku, sebab aku berakal budi; aku telah meniadakan batas-batas antara bangsa, dan telah merampok persediaan-persediaan mereka, dengan perkasa aku telah menurunkan orang-orang yang duduk di atas takhta. Seperti kepada sarang burung, demikianlah tanganku telah menjangkau kepada kekayaan bangsa-bangsa, dan seperti orang meraup telur-telur yang ditinggalkan induknya, demikianlah aku telah meraup seluruh bumi, dan tidak seekorpun yang menggerakkan sayap, yang mengangakan paruh atau yang menciap-ciap." Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya, atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya, dan seolah-olah tongkat mengangkat orangnya yang bukan kayu! Sebab itu Tuhan, TUHAN semesta alam, akan membuat orang-orangnya yang tegap menjadi kurus kering, dan segala kekayaannya akan dibakar habis, dengan api yang menyala-nyala.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak akan membuang umat-Nya.
Ayat. (Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15)
1. Umat-Mu, ya Tuhan, mereka remukkan, dan milik-Mu sendiri mereka tindas; janda dan orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bunuh;
2. Mereka berkata: "Tuhan tidak melihatnya, dan Allah Yakub tidak mengindahkannya." Perhatikanlah, hai orang-orang bodoh di antara rakyat! Hai orang-orang bebal, bilakah kamu memakai akal budimu?
3. Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata, masakan tidak memandang? Dia yang menghajar bangsa-bangsa, masakan tidak akan menghukum? Dia yang mengajarkan pengetahuan kepada manusia?
4. Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan akan diikuti oleh semua orang yang tulus hati.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)

"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."

Sekali peristiwa berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Siapakah ”yang bijak dan pandai” yang dimaksud di dalam injil hari ini? Mereka adalah yang menganggap diri tahu segala sesuatu, mereka merasa tidak perlu diberi tahu, mereka tidak membutuhkan orang lain lain, bahkan mereka tidak merasa membutuhkan Allah. Orang-orang itu menutup diri terhadap kebijaksanaan dan pengetahuan sejati yang berasal dari Allah. Pada zaman Yesus, orang-orang itu hadir dalam diri kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat yang tidak mau percaya dan melihat kebaikan dalam diri Yesus.

Yesus bersyukur sebab Allah Bapa membuka hati dan budi orang-orang kecil. Orang-orang yang mencari dan merindukan Allah akan menemukan-Nya dalam Yesus. Mereka datang untuk minta disembuhkan dari segala penyakit dan kelemahan. Mereka datang untuk memohon pengampunan dan belas kasih Allah. Mereka percaya dan terbuka pada kebaikan Allah dalam diri Yesus.

Mau menjadi ”yang bijak dan pandai” atau ”yang kecil” di mata Tuhan? Ini adalah sebuah pilihan. Tentu saja, rahmat Allah berperan, tetapi membutuhkan jawaban dan tanggapan dari pihak manusia. Rahmat itu perlu dimohon terus-menerus. Hal ini bukanlah hal yang mudah mengingat zaman ini orang cenderung mengagungkan yang kuat, yang pandai, yang kaya, itulah yang hebat. Bukankah kita bukan murid dunia ini?

Yesus, Tuhanku, berilah aku kerendahan hati untuk selalu memohon rahmat-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Selasa, 13 Juli 2010 Hari Biasa Pekan XV

Selasa, 13 Juli 2010
Hari Biasa Pekan XV
St. Hendrich II; St. Eugenius;
Sta. Teresia Yesus dr Andes

Yesus mencela penduduk dari kota-kota yang tak mau bertobat walau telah menyaksikan banyak mukjizat diperbuat oleh Yesus. Dia mengatakan kepada mereka bahwa kota Sodom akan berdiri kokoh hingga saat ini jika mukjizat-mukjizat terjadi di kota itu. Oleh karena itu pada waktu penghakiman, tanggungan mereka akan lebih berat.

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, terimakasih atas karunia hidup yang Engkau percayakan kepada kami di awal hari ini. Ajarilah kami untuk selalu menanamkan sikap tobat dalam hati kami, sehingga cinta-Mu selalu membarui hidup kami sepanjang hari ini. Kami serahkan hidup kami dalam tangan penyelenggaraan kasih-Mu karena Engkaulah Tuhan kami yang hidup dan meraja bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (7:1-9)

"Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya."

Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, namun mereka tidak dapat mengalahkannya. Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud: "Aram telah berkemah di wilayah Efraim," maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin. Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu, dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya. Oleh karena Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata: Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya, kemudian mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya, maka beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak akan sampai hal itu, dan tidak akan terjadi, sebab Damsyik ialah ibu kota Aram, dan Rezin ialah kepala Damsyik. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi. Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allah menegakkan kota-Nya untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8)
1. Besarlah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng.
3. Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, mereka bersama-sama berjalan maju; demi mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang, terkejut, lalu lari kebingungan.
4. Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka kesakitan seperti perempuan yang hendak melahirkan. Dengan angin timur Engkau memecahkan kapal-kapal Tarsis.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:20-24)
"Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu."

Sekali peristiwa, Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mengapa bertobat? Kecaman Yesus terhadap kota Khorazim dan Betsaida serta Kapernaum berdasarkan pada tanda-tanda, atau perbuatan-perbuatan yang dilakukan-Nya. Yesus mengharapkan pertobatan. Akan tetapi, para penduduknya tidak mau percaya, tidak mau berbalik dari tingkah laku mereka yang jahat. Bertobat sebetulnya sederhana, berbalik kepada Tuhan dan meninggalkan perbuatan jahat. Dengan bertobat, mereka tidak saja mendapatkan pengampunan, tetapi rahmat dan cinta Tuhan. Mereka akan dikuatkan oleh Tuhan menghadapi musuh yang ganas.

Mengapa manusia sulit bertobat? Manusia menganggap diri benar dan tidak membutuhkan Allah. Manusia ingin berkuasa dan merasa diri kuat, padahal mereka hanya ciptaan. Manusia tidak sadar bahwa hidupnya sementara saja. Kalau sudah berhubungan dengan uang dan takhta, manusia mudah tergoda untuk menghalalkan segala cara.

Pertobatan merupakan proses panjang, perjalanan sepanjang hidup. Perjalanan itu akan berakhir dengan kematian. Kalau saja manusia sadar bahwa tujuan hidup sebenarnya bukanlah kematian tetapi, kehidupan kekal, mungkin persoalannya akan berbeda. Oleh karena itu, bertobatlah karena kita masih diberi waktu, sebab waktu itu tidak akan lama lagi.

Yesus, ampunilah aku. Ajarilah aku untuk mau sungguh-sungguh bertobat. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Surat Keluarga Bulan Juli 2010


Jakarta, 10 Juli 2010.

Kepada keluarga-keluarga kristiani
Se-Keuskupan Agung Jakarta
di tempat

Salam damai dalam kasih Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosep.

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat telpon dari seorang kawan yang menanyakan apakah orang boleh menerima sakramen perkawinan pada hari Minggu Palma? Meski bukan ahli liturgi, saya memberikan jawaban mengacu pada Pedoman Umum Misale Romawi yang baru. Disana dikatakan,”Misa ritual adalah Misa yang dirayakan dalam kaitan dengan dengan sakramen dan sakramentali. Misa ritual DILARANG pada hari-hari Minggu selama Masa Adven, Pra-Paskah, dan Paska, pada hari-hari raya, pada hari-hari dalam oktaf Paskah, pada Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, pada Rabu Abu, dan selama Pekan Suci. Disamping itu, hendaknya diindahkan kaidah-kaidah khusus yang diberikan dalm buku-buku rituale atau dalam rumus Misa yang bersangkutan” (PUMR 372).

Kepada kawan tersebut, saya menegaskan lagi jawaban terhadap pertanyaan itu dengan berkata,”merayakan misa ritual pada Minggu Palma menurut ketentuan liturgi, DILARANG”. Tetapi jawaban itu terasa kurang memuaskan saya. Saya pun bertanya ingin tahu mengapa merencanakan menikah pada hari Minggu Palma? Sangat menarik jawaban yang disampaikan oleh kawan saya itu. Dia menyampaikan dua alasan. Pertama, setelah dilihat hari dan tanggal berdasarkan perhitungan adat-budaya yang cermat, maka tanggal itu dipandang cocok dan membawa berkat bagi kedua pasangan. Kedua, keluarga besar kedua calon mempelai merasa hari itu cocok untuk pesta.

Barangkali ini hanya salah satu kenyataan dari sekian banyak contoh bagaimana orang mempersiapkan Perayaan Perkawinan. Ketika mempersiapkan Perayaan Perkawinan, kadang-kadang perhatian orang terfokus pada perhitungan hari dan tanggal-tanggal yang menurut perhitungan adat-budaya dipandang membawa berkat bagi pasangan. Tambah lagi dengan hebat dan meriahnya pesta perkawinan yang disiapkan sedemikian rupa agar nuansa romantisnya tampak kentara. Jika tidak hati-hati, orang bisa melupakan arti perkawinan itu sendiri.

Menurut saya, apa yang terkandung dalam adat-budaya terkait dengan perhitungan hari dan tanggal yang dipandang cocok dan membawa berkat bagi pasangan yang akan menikah tentu saja pada dasarnya baik. Di balik perhitungan itu sebenarnya ada harapan dan kerinduan – dalam arti tertentu keyakinan dan doa – bahwa pasangan yang akan melangsungkan perkawinan itu hidup dalam berkat Tuhan. Dijauhkan dari segala macam bahaya yang mengancam. Singkatnya, ada harapan akan keselamatan dibalik perhitungan-perhitungan itu.

Nah, bagaimana jika perhitungan hari dan tanggal menurut adat-budaya bersinggungan dengan Perayaan Iman Kristiani? Menurut saya, disini adat-budaya dimurnikan dan Perayaan Iman Kristiani diperkaya olehnya dengan menegaskan bahwa: adat-budaya dengan membuat perhitungan sebenarnya merindukan perkawinan yang mendatangkan berkat. Tetapi perhitungan tak boleh menjadi begitu mutlak sehingga mengabaikan Perayaan Iman Kristiani. Sebab yang paling pokok ialah arti dari perkawinan itu sendiri. Sebuah perkawinan mendatangkan berkat atau tidak sangat tergantung oleh komitmen janji setia pasangan yang ikut membangunnya. Dan bukan pada perhitungan hari dan tanggal berdasarkan adat-budaya apalagi jika terlalu memusatkan perhatian pada hari baik untuk sebuah pesta.

Perkawinan yang baik bukan terletak pada hari dan tanggal melainkan pada pribadi yang berjanji untuk setia “dalam suka dan duka, dalam untung dan malang, diwaktu sehat maupun sakit”. Cinta suami terhadap isterinya itulah yang menentukan kebahagiaan perkawinan. Kesetiaan dan kerelaan untuk berkorban itulah yang membuat sebuah perkawinan bahagia. Berusaha berdamai setelah konflik suami-isteri terjadi itulah yang membuat sebuah pekawinan bertahan. Mengampuni pasangan itulah yang memulihkan perkawinan dari luka-luka dosa. Mencintai pribadi pasangan lebih daripada mencintai uang itulah yang membawa damai. Hidup bersama pribadi laki-laki dan perempuan yang cinta dan kesetiaannya diabdikan untuk uang tentu saja melelahkan. Tetap memberi waktu untuk keluarga di tengah-tengah kesibukan dan kepadatan kerja itulah yang membuat keluarga rukun bersatu.

Menurut saya, tak ada yang lebih membahagiakan selain daripada pribadi pasangan itu sendiri. Rahasia sebuah perkawinan yang bahagia sama sekali bukan terletak pada perhitungan hari dan tanggal yang menurut adat-budaya dipandang cocok, melainkan pada pribadi pasangan. Seorang laki-laki dan seorang perempuan yang berjanji membangun kebersamaan dalam perkawinan merupakan pokok kebahagiaan perkawinan.

Sampai jumpa pada edisi mendatang.
Salam dalam nama Keluarga Kudus, Yesus, Maria dan Yosep

Rm. Ignas Tari, MSF
Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta





Forum Katolik Webgaul



Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy