| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 25 Agustus 2010 Hari Biasa Pekan XXI

Rabu, 25 Agustus 2010
Hari Biasa Pekan XXI

Tetapi buah Roh ialah: Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan -- Gal 5:22

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang penuh kasih sayang, Engkau selalu menghendaki yang baik bagi manusia, bukan yang jahat. Engkau tak hendak menyerahkan kami kepada penderitaan dan maut, tetapi memperuntukkan kami bagi kebahagiaan. Kami mohon, berilah kami nafas kehidupan baru, bila tertimpa oleh kesesakan. Bangkitkanlah kami untuk kehidupan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (3:6-10.16-18)

"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."

Saudara-saudara, demi nama Tuhan Yesus Kristus kami berpesan kepadamu, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian. Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah tulisanku. Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:27-32)

"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."

Pada waktu itu Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!



Renungan

Di hadapan orang banyak, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpura-pura menunjukkan bahwa mereka menghargai dan menjunjung tinggi para nabi yang dibunuh oleh nenek moyang mereka dengan ”membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh.” Dengan lantang mereka mengatakan bahwa mereka tentu tidak mengambil bagian dalam membunuh para nabi seandainya mereka hidup di zaman nenek moyang mereka.

Yesus mengetahui persis isi hati orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Justru merekalah yang mengantar Yesus ke Sanhedrin dan akhirnya menyalibkan Yesus. Justru merekalah yang pertama-tama melemparkan batu ke para nabi seandainya mereka hidup di zaman nenek moyang mereka. Mereka bagaikan kuburan yang bagian luarnya putih berkilau, tetapi bagian dalamnya sungguh busuk. Yesus mencap mereka sebagai keturunan para pembunuh. Yang membuat mereka sama dengan nenek moyang mereka adalah kedegilan hati mereka.

Terkadang kita mengelabui mata sesama kita dengan kesalehan kita, dengan amal bakti kita. Namun, siapakah yang mengetahui isi hati kita? Kita boleh saja mengelabui mata sesama kita atau bahkan malah diri kita sendiri, tetapi kita sama sekali tidak bisa mengelabui mata Allah karena Dia menilik semua hati dan mengerti semua maksud.

Tuhan, janganlah biarkan aku hidup dalam kedegilan hati dan kemunafikan aksi. Selidikilah aku dan ampunilah aku berkat kasih setia dan kerahiman-Mu. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 24 Agustus 2010 Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Selasa, 24 Agustus 2010
Pesta St. Bartolomeus, Rasul
Sta. Emilia de Vialar.

Kuatkanlah hatimu hai segala rakyat negeri, demikianlah firman Tuhan, bekerjalah sebab Aku ini menyertai kamu -- Hagai 2:5

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur kepada-Mu atas anugerah kehidupan yang boleh kami terima.ah menyatakan diri kepada Santo Bartolomeus, rasul-mu yang suci, sehingga dia berani mengikuti-Mu dengan tekun dan setia. Ajarilah kami berdoa dan mengalahkan kejahatan berkat daya cinta kasih yang telah nampak di tengah kami dalam diri Yesus Al Masih yang sabda-Nya menyelamatkan kami. Dialah Tuhan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Wahyu (21:9b-14)

"Tembok kota kudus dibangun atas dua belas batu dasar."

Aku Yohanes, mendengar seorang malaikat berkata kepadaku, "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel. Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Para kudus-Mu, ya Tuhan, memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Ayat. (Mzm 145: 10-11,12-13ab,17-18)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:45-51)
"Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya."

Sekali peristiwa, Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

”Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” kata Yesus kepada Natanael yang dipercayai sebagai Bartolomeus yang pestanya hari ini kita rayakan. Yesus telah melihat Natanael di bawah pohon ara.

Kemungkinan Natanael berdoa dan merenungkan ramalan para nabi akan kedatangan Mesias dan kepenuhan ramalan-ramalan itu pada saat dia hidup. Natanael sungguh terkejut bahwa Yesus mengenalnya dan kemudian dia mengakui bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Anak Allah. Suatu pengakuan yang menjadi awal dari suatu sejarah baru dalam hidupnya. Mulai saat itu dia boleh menatap ke depan dan menyaksikan hal-hal yang lebih besar lagi.

Natanael hadir di tengah ketujuh rasul yang menyaksikan penampakan Yesus di Danau Tiberias (Yoh 21:2). Dia pun hadir di Pentakosta bersama para rasul lain yang bertekun dalam doa bersama ibunda Yesus (Kis 1:13). Diketahui bahwa kemudian Bartolomeus bersama Filipus menjadi pewarta Injil Kristus yang gigih di belahan dunia timur, di Hierapolis, Asia kecil. Bangsa Armenia menganggap Bartolomeus sebagai rasul mereka.

Dalam diri Bartolomeus, Yesus menemukan keikhlasan pencarian dan pengharapan yang penuh akan kedatangan Mesias. Semoga Tuhan pun menemukan kesejatian pencarian kita akan Dia dan kita dapat menyaksikan karya-karya-Nya yang agung.

Doa: Tuhan, inilah hidupku, jadikan aku pewarta kasih dan kebesaran-Mu di tengah masyarakat. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 23 Agustus 2010 Hari Biasa Pekan XXI

Senin, 23 Agustus 2010
Hari Biasa Pekan XXI

Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. (2Tes 1:2)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, bukalah hati kami terhadap Dia yang membebaskan kami, yaitu Yesus Al Masih, sabda yang ramah bagi siapa pun yang mencari makna hidup dan kebahagiaan. Dialah harapan bagi orang yang mengalami kesesakan dan penindasan. Dialah sabda-Mu sendiri yang hadir di tengah-tengah kami dan menjadi pengantara keselamatan bagi kami. Sebab Dialah Tuhan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus epada umat di Tesalonika (1:1-5.11b-12)

"Nama Tuhan kita dimuliakan dalam kamu dan kamu dalam Dia."

Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu, sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu. Semoga Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (96:1-2a.2b-3.4-5; R: 3)
1. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya!
2. Kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa.
3. Sebab Tuhan maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah. Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Tes 2:14)
Allah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:13-22)

"Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta."

Pada suatu hari, Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. (Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
U. Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Beban yang begitu besar ditanggung oleh ahli-ahli dan guru hukum Taurat. Mereka yang sebenarnya menghantar orang banyak kepada Tuhan justru menjadi penghalang bagi kebanyakan orang untuk menikmati sukacita Kerajaan Surga. Bukan saja mereka menolak para nabi dan utusan Allah, malah mereka yang menghasut banyak orang untuk menghukum, menyiksa, ser*ta membunuh para nabi dan utusan Allah. Yesus sungguh marah dan berkata, ”Celakalah hai kamu orang-orang munafik!” Yesus justru mencap mereka sebagai orang-orang bodoh dan buta. Mereka hanya mementingkan emas dan persembahan karena mereka mendapat keuntungan dari sana. Terhadap orang-orang seperti ini, Tuhan tidak diplomatis membongkar kejahatan hati mereka.

Di sini kita pun—khususnya kita yang merasa diri aktif dalam kegiatan gerejani—pantas berintrospeksi dan bertanya apakah lewat tutur kata atau tingkah laku kita, kita membawa orang lain dekat kepada Tuhan atau justru kita yang menjadi penghalang bagi orang lain mengalami kasih karunia Allah dalam hidup?

Tuhan, buatlah aku lebih rendah hati dalam hidup dan semoga dengan hidupku ini, semakin banyak orang boleh mendekati-Mu dan menikmati kasih setia-Mu dalam hidup mereka. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 23-29 Agustus 2010

Bacaan Harian 23-29 Agustus 2010

Senin, 23 Agustus: Hari Biasa Pekan XXI (H).

2Tes 1:1-5.11b-12; Mzm 96:1-5; Mat 23:13-22.

Orang Farisi dan ahli Taurat dikritik oleh Yesus karena mereka bukannya menawari kasih Allah yang mereka alami, tetapi justru menjadi batu sandungan bagi banyak orang untuk berjumpa dan mengalami kasih Allah. Bagaimana dengan kita?

Selasa, 24 Agustus: Pesta St. Bartolomeus, Rasul (M).

Why 21:9b-14; Mzm 145:10-13ab.17-18; Yoh 1:45-51.

Semua manusia pasti mengalami kesedihan dan kesakitan kalau dihina. Yang paling menyakitkan adalah dihina oleh orang yang kita cintai. Tetapi kalau kita tengok ke dalam, tanpa sadar kita mungkin sering menghina orang-orang yang kita cintai, entah dengan kata, sikap atau tindakan. Mungkin itu adalah keluarga kita sendiri. Luka yang kita timbulkan tampaknya perlu pula kita usahakan untuk kita sembuhkan.

Rabu, 25 Agustus: Hari Biasa Pekan XXI (H).

2Tes 3:6-10.16-18; Mzm 128:1-2.4-5; Mat 23:27-32.

Yesus mengecam hidup orang Farisi dan ahli Taurat karena kesombongan dan kemunafikan mereka; seperti kuburan yang hanya bersih luar, tetapi di dalamnya hanya tulang-belulang. Inti terdalam iman ada pada hati; bukan pada kata dan penampilan.

Kamis, 26 Agustus: Hari Biasa Pekan XXI (H).

1Kor. 1:1-9; Mzm. 145:2-3,4-5,6-7; Mat. 24:42-51

Yesus mengingatkan kita untuk siap sedia, yaitu hidup dalam Terang. Orang yang didapati selalu siap sedia akan mendapat kepercayaan lebih. Hal itu nampak dalam setiap kata, sikap, dan perbuatan kita di manapun kita berada: di rumah, di lingkungan sekitar, di lingkungan gereja, ataupun di tempat kerja

Jumat, 27 Agustus: Peringatan Wajib Sta. Monika (P).

1Kor 1:17-25; Mzm 33:1-2.4-5.10ab.11; Mat 25:1-13.

Kita diingatkan untuk menjadi ’gadis-gadis bijaksana’ yang selalu mengisi ’pelita diri’ dengan ’minyak’ yang dapat menghasilkan terang. Tanpa ’minyak’ itu, kita sama dengan gadis-gadis bodoh yang lalai mempersiapkan diri menyambut tuannya. Sudahkah hari-hari kita disi dengan ’minyak’ supaya hidup kita selalu terang dan siaga?

Sabtu, 28 Agustus: Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup Pujangga Gereja (P).

1Kor 1:26-31; Mzm 33:12-13.18-21; Mat 25:14-30.

Ingatlah: segala rahmat dan berkat yang diberikan dengan cuma-cuma kepada kita dimaksudkan supaya kita menggandakannya demi Kerajaan Allah; bukan untuk disimpan atau dipakai sendiri. Alangkah indahnya bila hidup bisa menjadi saluran rahmat dan berkat untuk sesama!

Minggu, 29 Agustus: Hari Minggu Biasa XXII (H).

Sir 3:17-18.20.28-29; Mzm 68:4-5ac.6-7ab.10-11; Ibr 12:18-19.22-24a; Luk 14:1.7-14.

Sebagai manusia, kita mudah sekali untuk mencari pujian dan penghormatan. Jika sikap seperti ini yang melandasi pelayanan kita, tidak jarang akan menimbulkan benturan-benturan. Yesus mengingatkan, perlunya kita memupuk sikap rendah hati. Ia berkata, barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Minggu, 22 Agustus 2010 Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 22 Agustus 2010
Hari Minggu Biasa XXI

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh 14:6)

Antifon Pembuka

Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku. Selamatkanlah hamba-Mu, yang percaya kepada-Mu. Kasihanilah aku, ya Tuhanku; sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa, warta gembira-Mu Kautujukan kepada semua orang, dan semua orang hendak Kausatukan menjadi satu umat kesayanganMu. Kami mohon, patahkanlah ketegaran hati kami, agar kami layak diterima sebagai umat pilihan-Mu dalam kerajaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (66:18-21)

"Mereka akan membawa semua saudaramu dari antara segala bangsa."

Beginilah firman Tuhan, “Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan. Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang serta melihat kemuliaan-Ku. Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka, dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput; mereka ini akan Kuutus kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud; mereka akan Kuutus ke Mesekh dan Rosy, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh, yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku, dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa. Mereka itu akan membawa semua saudaramu dari segala bangsa sebagai kurban untuk Tuhan; mereka akan membawanya di atas kuda dan kereta dan di atas usungan, di atas bagal dan unta betina yang cepat, ke atas gunung-Ku yang kudus, ke Yerusalem, sama seperti orang Israel membawa kurban dalam wadah yang tahir ke dalam rumah Tuhan. Juga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil
Ayat. (Mzm 117:1.2, Ul: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:5-7.11-13)

"Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya."

Saudara-saudara, janganlah kamu lupa akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak, “Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” Jika kamu menerima hajaran, maka di situ Allah memperlakukan kamu sebagai anak. Di manakah ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Memang tiap-tiap hajaran pada waktu diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih oleh-Nya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)

"Orang akan datang dari Timur dan Barat, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kamu akan berdiri di luar, dan mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata: Tuan, bukakan kami pintu! Tetapi Ia akan berkata, Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Maka kamu akan berkata, Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan ingatlah, ada orang yang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi terakhir.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni

Bumi penuh buah karya-Mu, ya Tuhan, sehingga menghasilkan makanan dan minuman yang menggembirakan hati manusia.

Renungan

LEWAT PINTU YANG SEMPIT?

Injil Hari Minggu Biasa XXI, 22 Agustus 2010 tahun C (Luk 13:22-30) mulai dengan menyebutkan bahwa Yesus mengajar dari kota ke kota dan wilayah di sekitarnya dalam perjalanannya menuju ke Yerusalem. Di sini nama kota ini dieja sebagai "Hierosolyma" - seperti dalam 19:28 ketika arah perjalanan ini disebut untuk terakhir kalinya - dan dengan demikian digarisbawahi sisi kota yang menerima kedatangannya. (Bandingkan dengan ejaan "Ierousaleem" dalam Luk 9:51, kali pertama kota itu disebut sebagai arah perjalanan Yesus. Ejaan ini dipakai mengisyaratkan kota yang tidak bersedia menerima kehadirannya.) Jadi dalam konteks perjalanan ke arah Yerusalem-Hierosolyma itulah Lukas mengolah lebih lanjut ajaran Yesus mengenai bagaimana orang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Injil Lukas menampilkan kata-kata Yesus tadi kepada orang yang sudah bersimpati terhadap ajarannya. Bagi orang-orang yang sudah bersedia menerima Yesus, dapatlah diungkapkan beberapa ajaran yang bakal terasa agak keras. Mereka sudah bersama Yesus, tetapi janganlah mereka kemudian merasa terlalu yakin bakal selamat dan menjadi alpa. Mereka diingatkan bahwa perjalanan ini belum selesai dan agar orang dapat sampai ke sana perlu diperhatikan beberapa hal. ("Menuju Yerusalem" dalam Luk 9:51 pernah dibicarakan sehubungan dengan Injil Minggu Biasa XIII tahun C.) Sekaligus mereka yang mau menjadi muridnya dihimbau agar berani bertekun berjalan bersamanya menuju ke tempat kemuliaannya di Yerusalem nanti.

DUA MACAM PINTU

Dalam Luk 13:24-25 kiasan "pintu" dipakai untuk menggambarkan perihal memasuki Kerajaan Allah. Dalam ayat 24 ditampilkan "pintu yang sempit", sedangkan dalam ayat "pintu yang sudah ditutup". Intinya, jalan masuk ke dalam Kerajaan Allah tidak mudah. Perlu ada upaya khusus. Orang harus dapat melewati pintu yang sempit dan jangan datang terlambat dan mendapati pintu sudah tertutup. Apakah pintu yang sempit itu sama dengan pintu yang akan ditutup oleh tuan rumah? Bagaimana kita dapat memahami kata-kata itu?

Marilah kita periksa terlebih dahulu apakah kedua pintu itu betul-betul pintu yang sama seperti kesan pertama ketika mendengar petikan ini. Pembicaraan mengenai pintu sempit dalam Luk 13:24 ini mengingatkan orang akan bagian khotbah di bukit dalam Mat 7:13-14 yang menyebutkan pintu sempit ke arah keselamatan dan pintu lebar ke arah kebinasaan. Memang Lukas juga mengenal bahan yang dipakai Matius ini, tapi ia hanya meneruskan kata-kata mengenai pintu yang sempit dan tidak menyebut pintu yang lebar. Beberapa ahli berpendapat bahwa Lukas lebih dekat dengan sumber aslinya, sedangkan Matius menambahkan kontras dengan pintu yang lebar. Penambahan bahan dari tradisi mengenai kata-kata Yesus seperti ini agak biasa pada Matius. Bandingkan rumusan Bapa Kami dalam Mat 6:9-13 yang lebih panjang daripada teks Luk 11:2-4 (Minggu Biasa XVII tahun C).

Bahan yang disampaikan dalam Luk 13:25, yaitu orang yang terlambat datang ke perjamuan dan mendapati pintu sudah ditutup banyak kemiripannya dengan nasib lima gadis bodoh yang terlambat menyambut mempelai dalam perumpamaan sepuluh gadis (Mat 25:10-12) yang hanya didapati dalam Matius. Kedua Injil itu sama-sama menyampaikan bahwa sang empunya rumah pesta tidak mengizinkan masuk orang yang datang terlambat. Rupa-rupanya baik Matius maupun Lukas sama-sama memakai kumpulan kata-kata Yesus yang mengatakan tak kenal pada orang yang datang terlambat tetapi masing-masing menyampaikannya dengan caranya sendiri. Lukas lebih ringkas dan kiranya juga lebih dekat dengan aslinya, sedangkan Matius mengembangkannya dalam ujud perumpamaan sepuluh gadis, lima di antaranya pintar dan lima lainnya bodoh. Bagaimanapun juga intinya sama. Orang yang alpa dan datang terlambat akan mendapati pintu sudah ditutup. Tuan rumah tidak akan mengizinkannya masuk

Dari perbandingan itu jelas ada dua macam kata-kata Yesus mengenai pintu, yang pertama pintu yang sempit dan yang kedua pintu yang sudah ditutup. Jadi bukan mengenai pintu yang sama. Matius mengembangkannya menjadi nasihat dan perumpamaan dalam konteks yang berlainan. Lukas mendekatkan kedua-duanya tanpa menyamakannya. Maksudnya ialah agar orang makin memikirkan peran masing-masing pintu tadi sehubungan dengan hal memasuki Kerajaan Allah.

BERJUANG MEMASUKI PINTU YANG SEMPIT?

"Pintu yang sempit" dalam ayat 24 kerap dihubungkan dengan gambaran banyak orang yang berdesak-desakan mau memasuki pintu tertentu. Gambaran seperti ini timbul dari kerancuan dengan pembicaraan mengenai orang yang terlambat masuk yang ada dalam ayat 25. Karena itu sering ada kesan orang perlu berebut memasuki pintu sebelum ditutup. Apalagi dinasihatkan dalam ayat 24 agar orang berjuang memasuki pintu yang sempit. Tetapi gambaran itu kurang membantu mengerti warta Injil sendiri. Uraian mengenai sumber Lukas dengan membanding-bandingkannya dengan Matius menunjukkan bahwa pintu sempit itu tidak sama dengan pintu yang nanti ditutup dan tidak dapat dimasuki lagi oleh yang terlambat datang.

Kiasan pintu sempit itu dimaksudkan agar orang makin menyadari keadaan diri sendiri bila ingin benar-benar menjadi warga Kerajaan Allah. Kata-kata mengenai sulitnya pintu kecil ini dimasuki sebetulnya menyampaikan ajakan agar orang berani mengecilkan diri dalam upaya memasuki Kerajaan Allah. Orang yang membesar-besarkan diri akan sulit memasuki pintu Kerajaan Allah. Bahkan tak mungkin melewatinya tanpa menyesuaikan diri dengan pintu itu. Di sini ada ajaran yang dalam dan sekaligus amat nyata. Kerajaan Allah mengajarkan agar orang tahu diri di hadapan Allah yang Mahabesar. Orang yang mengecilkan diri akan mampu mengalami betapa besarnya Dia. Dengan demikian Yang Ilahi itu betul-betul menjadi bagian kehidupan. Jadi pintu yang sempit itu bukan semata-mata batu uji melainkan sebuah pengajaran. Yesus menghimbau, "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu!" Tentunya di sini tidak diserukan agar orang berebut melewatinya, mungkin dengan saling menyikut atau saling menjegal, atau membuka bisnis tukang catut jalan masuk ke pintu sempit, atau jadi preman pungutan rohani liar untuk itu. Nasihat agar berjuang itu ajakan agar orang tekun belajar menerima betapa diri sendiri itu kecil di hadapan Allah yang Mahabesar. Dan bila orang berhasil menjadi kecil, pintu sesempit apapun akan dapat dilalui.

Upaya mengecilkan diri ini bukan barang asing. Macam-macam aliran ajaran spiritualitas melatihkannya. Namanya macam-macam, askese, laku tapa, latihan kerendahan hati, mengosongkan diri, melepaskan kekayaan, dan seterusnya. Tujuannya sama, yakni membuat diri kecil di hadapan Dia yang Mahabesar itu. Dan upaya ini bukan hanya dalih mencapai keselamatan melainkan menjadi pujian bagi Dia yang sungguh besar itu. Yesus sendiri memberi contoh. Dia makin mengosongkan diri dalam perjalanan ke Yerusalem, sampai nanti menjadi orang yang dina, yang ditolak, disalibkan. Dan justru dengan demikian ia memperoleh Kerajaan Allah bagi umat manusia.

PINTU SUDAH DITUTUP?

Pintu yang sudah ditutup dalam ayat 25 disampaikan sebagai ajaran agar orang tetap berjaga-jaga. Jangan sampai orang terlalu merasa sudah aman dan berlaku seenaknya atau malah bermain-main menikmati "kebebasan" di luar. Kehidupan beragama sering terlalu membuat orang merasa diri terjamin, merasa pasti akan selamat, dan oleh karena itu orang sering lalai bahwa yang terpenting bukan asal terdaftar dan menjalankan praktek agama melulu, melainkan menekuni keakraban dengan Yang Ilahi. Orang yang tak diizinkan masuk protes bahwa telah makan dan minum, maksudnya pernah hidup bersama tuan rumah. Tapi "pernah" itu tidak cukup. Bila ini terjadi, semua yang telah dilakukan akan sia-sia belaka, termasuk hidup bersama Yesus di masa lampau. Maka orang diperingatkan agar tetap waspada, berbudi wening dan pandai-pandai mengenali gerak-gerik hadirnya Yang Ilahi di dalam kehidupan ini. Bila kepekaan ini tidak tumbuh atau hilang, risikonya orang tidak lagi akan dapat menyadari kapan Yang Ilahi itu datang menyapa dan dalam cara apa. Orang akan mendiamkan-Nya. Orang yang tak bisa peduli akan kehadiran ilahi itu akan terhukum sendiri. Orang ini akan berada di luar dan hanya menjadi mangsa kekuatan-kekuatan jahat. Di situ akan ada tangis dan kertak gigi belaka.

AGAMA MEMONOPOLI KESELAMATAN?

Luk 13:24-30 sebetulnya mengolah pertanyaan kepada Yesus apakah sedikit saja yang bakal selamat (ayat 23). Yesus tidak memberi jawaban yang sudah jadi. Ia mengajarkan bagaimana mencapai keselamatan itu. Orang diajak agar pandai-pandai mengecilkan diri sehingga bisa masuk ke hadirat ilahi serta menumbuhkan kepekaan terhadap kehadirannya. Keselamatan tidak lagi terbatas pada keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub, melainkan terbuka bagi siapa saja yang mau menghadapkan diri kepada Allah dan peka akan kehadiranNya.

Keselamatan tidak disamakan dengan ajaran dalam agama tertentu. Agama memang jalan mendekat ke pada Yang Ilahi. Dan dalam banyak hal menjamin orang sampai kepada-Nya. Lagipula bagi orang yang memeluknya dengan jujur, agama tertentu menjadi jalan yang satu-satunya baginya. Orang juga perlu mempersaksikan kepercayaannya, tentunya caranya tidak hanya satu. Dalam kepercayaan kita, pengutusan Gereja itu hal keramat pula. Tetapi ada ajakan bagi semua agama agar juga mengecilkan diri dalam klaim keselamatan dan kebenaran ajaran. Bila orang mau memaksakan ajaran agama dan hukum-hukumnya, Yang Ilahi itu tetap mengelak, mrucut, elusif . Dan orang akan kehilangan Dia. Sulit dibayangkan ada hal yang lebih menyedihkan daripada praktek agama yang terpisah dari kehadiran ilahi. Agama juga diingatkan agar selalu waspada akan gerak-gerik kehadiran ilahi dan tidak hanya membakukannya menjadi barang beku belaka. Suatu ironi bila agama membuat kehadiran ilahi tidak lagi bisa menyapa.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 21 Agustus 2010 Peringatan Wajib St. Pius, Paus

Sabtu, 21 Agustus 2010
Peringatan Wajib St. Pius, Paus

Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran -- Rm 6:18

Doa Renungan

Ya Allah pembebas, aku bersyukur atas kehidupan baru yang boleh kuterima. Pada hari ini, Engkau mengajak setiap orang untuk hidup tertib dengan menaati pengajaran yang berguna dan melakukannya. Semoga aku dapat menemukan makna semua pengalaman hari ini; pengajaran, kerja, suka dan duka, serta dapat memperdalam cintaku kepada-Mu seturut teladan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (43:1-7a)

"Kemuliaan Tuhan masuk kembali ke dalam bait suci."

Sekali peristiwa, aku dibawa malaikat Tuhan ke pintu gerbang yang menghadap ke timur. Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya. Yang kelihatan kepadaku itu adalah seperti yang kelihatan kepadaku ketika Ia datang untuk memusnahkan kota itu dan seperti yang kelihatan kepadaku di tepi sungai Kebar, maka aku sembah sujud. Sedang kemuliaan TUHAN masuk di dalam Bait Suci melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur, Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN. Lalu aku mendengar Dia berfirman kepadaku dari dalam Bait Suci itu--orang yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku-- dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = as, 4/4, PS 826
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 85:9ab+10.11-12.13-14: R: 8)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirman-kan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang yang bertakwa dan kemuliaan diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan dan negeri kita akan memberikan hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Anak Manusia datang untuk melayani, dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)

"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."


1 Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. 10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Yesus mengakui kehebatan orang-orang Farisi atas pengetahuan mereka akan hukum Taurat. Oleh karena itu, Yesus mengajak para murid-Nya dan orang banyak untuk mengikuti nasihat-nasihat atau pesan-pesan orang Farisi. Namun, Yesus dengan tegas melarang mereka untuk melakukan apa yang orang-orang Farisi lakukan karena semua yang mereka lakukan itu hanya dimaksudkan untuk dilihat orang. Yesus telah memberikan tiga contoh mengenai hal ini; bagaimana tingkah laku orang Farisi kalau memberi sedekah (Mat 6:2); bagaimana mereka berdoa di pinggir-pinggir jalan dan berdiri di sinagoga (Mat 6:5); bagaimana mereka berpuasa dengan memasang muka yang muram (Mat 6:16). Semua ini mereka lakukan agar dilihat orang.

Di sini Yesus menambahkan lagi dua contoh yang lebih aneh lagi, yaitu mereka menggunakan tali sembahyang yang panjang dan jumbai yang panjang pula. Tali sembahyang mereka jauh lebih panjang agar mereka dibedakan dari yang lain. Jumbai mereka juga jauh lebih panjang dari orang-orang Yahudi biasanya. Jumbai sebenarnya mengingatkan bangsa pilihan Tuhan akan segala perintah Tuhan dan agar mereka selalu melakukannya (bdk. Bil 6:16). Namun dalam kenyataannya, mereka memakai tali dan jumbai yang panjang agar mereka dilihat orang; agar mereka dihormati dan dihargai orang-orang.

Tuhan, Engkau mengetahui pikiran dan menyelami isi hatiku. Semoga segala yang aku lakukan hanya tertuju pada kemuliaan nama-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 20 Agustus 2010 Pw. St. Bernardus, Abas, Pujangga Gereja

Jumat, 20 Agustus 2010
Pw. St. Bernardus, Abas, Pujangga Gereja

"Yesus menjawab, 'Kasihilah Tuhan, Allah-mu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap budimu. Inilah perintah pertama dan yang paling utama.'" -- Matius 22:38

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, aku bersyukur atas kasih-Mu yang boleh kualami dalam hidup yang berharga dan indah ini. Pada hari ini, Engkau mewartakan kepadaku suatu hukum yang menghidupkan, yaitu hukum cinta kasih. Doronglah aku ya Tuhan, agar dapat mengembangkan kasih kepada-Mu dan kepada sesama dalam hidupku, bukan saja dalam perkataan, melainkan juga lewat tindakan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (37:1-14)

"Hai tulang-tulang kering, dengarlah sabda Tuhan. Aku akan membangkitkan kalian dari dalam kubur, hai kaum Israel."

Pada suatu hari, kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang. Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering. Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Aku menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!" Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN! Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN." Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan kepadaku; dan segera sesudah aku bernubuat, kedengaranlah suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain. Sedang aku mengamat-amatinya, lihat, urat-urat ada dan daging tumbuh padanya, kemudian kulit menutupinya, tetapi mereka belum bernafas. Maka firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali." Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar. Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang. Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab kekal abadi kasih setia-Nya.
Ayat. (Mzm 107:2-3.4-5.6-7.8-9; R:1)
1. Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus Tuhan, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan, yang dikumpulkan-Nya dari negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan dari selatan.
2. Ada orang-orang yang mengembara di padang belantara, jalan ke kota tempat kediaman orang tidak mereka temukan; mereka lapar dan haus, jiwa mereka lemah lesu di dalam diri mereka.
3. Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dilepaskan-Nya mereka dari kecemasan mereka. Dibawa-Nya mereka menempuh jalan yang lurus, sehingga sampai ke kota tempat kediaman orang.
4. Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)

"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri."

Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, "Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?" Yesus menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Orang Farisi sungguh berbangga dengan pengetahuan mereka akan hukum Taurat. Mereka mencobai Yesus apakah DIa mengerti dengan tepat semua hukum Taurat seperti yang mereka mengerti. Mereka tidak terlalu mementingkan apakah Yesus tahu tentang hukum-hukum itu, tetapi apakah Yesus membuat suatu penilaian yang tepat. Mereka menjebak Yesus; kalau Yesus mementingkan hukum berarti dia mengurangi nilai hukum-hukum yang lain. Akan tetapi, Yesus tidak terjebak dengan memilih satu hukum di atas yang lain, justru Yesus mengetahui hukum Allah dan maksud dari hukum-hukum itu. Apa yang Allah tuntut dari umat-Nya? Allah hanya menuntut dari kita agar kita mencintai sebagaimana Dia mencintai kita.

Allah adalah kasih dan segala sesuatu yang diciptakan-Nya mengalir dari kasih-Nya. Allahlah yang pertama-tama mengasihi kita umat-Nya. Dan cinta kita kepada-Nya hanyalah sebagai jawaban atas segala karunia melimpah yang Dia berikan kepada kita. Mencintai Allah membuat kita semakin mengenal cinta Allah dan semakin kita mencintai segala sesuatu yang dicintai Allah. Semua hukum dibangun atas dasar hukum terbesar, yaitu Kasih. Apa pun yang kita lakukan bagi Tuhan dan sesama kalau tidak dilakukan dalam kasih dan keikhlasan, semuanya adalah hampa dan tidak berguna (bdk. 1Kor 13:3).

Tuhan, berilah aku kasih yang cukup untuk mengasihi-Mu dan juga sesama. Semoga setiap saat aku merasakan dan mengalami bertapa besar kasih-Mu dalam hidupku. Dengan begitu, aku boleh dengan penuh sukacita membagi kasih-Mu itu dengan sesamaku. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy