| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 30 Agustus 2010 Hari Biasa Pekan XXII

Senin, 30 Agustus 2010
Hari Biasa Pekan XXII
B. Ghabra Mikael, Mrt; St. Heribertus, Uskup

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya -- Mzm 136:1

Doa Renungan

Ya Allah, aku bersyukur kepada-Mu, karena Engkau menganugerahi nafas hidup baru hari ini. Ya Allah, Putera-Mu Yesus Kristus telah ditolak di tempat asal-Nya, sehingga warta Kerajaan Allah tidak diterima di sana. Curahkanlah rahmat-Mu ke dalam budi dan hatiku, agar aku peka menangkap kehadiran-Mu dalam setiap peristiwa yang akan kualami selama hari ini. Dengan demikian imanku semakin tumbuh subur. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Roh Kudus mengaruniakan kata-kata hikmat kepada pewarta firman Tuhan. Karunia ini oleh Paulus tidak dipakai untuk menghakimi keadaan umat. Ia menyerahkan semuanya kepada kebijakan Tuhan. Dengan sikap ini, Paulus mengajak segenap umat untuk tidak sombong, tinggi hati, merasa mampu dan boleh menghakimi sesama. Biarlah kebijaksanaan Allah yang menuntun setiap proses pewartaan firman-Nya.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)

"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."

Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa besar cintaku kepada hukum-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:97.98.99.100.101.102)
1. Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
2. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
3. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
4. Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu.
5. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
6. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Roh Tuhan menyertai Aku; Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik kepada orang-orang miskin.

Yesus hadir ke dunia sebagai penggenapan ramalan Kitab Suci. Tahun rahmat Tuhan telah datang ketika Yesus hadir di tengah-tengah umat-Nya. Kehadiran Yesus ini bisa dirasakan oleh orang-orang yang terbuka imannya terhadap karya keselamatan Allah. Sedangkan orang yang menutup dirinya, tidak akan mengalami kehadiran Yesus dalam hidupnya. Yesus tidak membuat satu mukjizat pun di daerah asal-Nya, karena mereka tidak percaya kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-30)

"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya."

Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Nubuat yang menyenangkan diri dengan mudah kita terima dan kita amini. Namun apabila nubuat itu mencela kita, mengkritik keburukan diri kita, kita spontan marah dan menolaknya. Padahal nubuat itu bisa jadi benar. Yesus dittolak karena Ia mencela kebobrokan orang-orang yang ada di sekeliling-Nya. Dan alhasil mereka pun menolak Dia bahkan hendak membunuh-Nya.


R U A H

Bacaan Harian 30 Agustus - 05 September 2010

Bacaan Harian 30 Agustus - 05 September 2010

Senin, 30 Agustus: Hari Biasa Pekan XXII (H).
1Kor 2:1-5; Mzm 119:97-102; Luk 4:16-30.
Yesus datang untuk membawa rahmat Tuhan bagi orang-orang miskin, tertawan (karena dosa), ’tak mampu melihat’, dan tertindas oleh kuasa-kuasa lain. Sebagai murid-murid Yesus, kita pun diutus untuk meneruskan rahmat Tuhan itu bagi orang-orang seperti itu yang ada di sekitar kita.

Selasa, 31 Agustus: Hari Biasa Pekan XXII (H).
1Kor 2:10b-16; Mzm 145:8-14; Luk 4:31-37.
Yesus memiliki kuasa untuk mengusir roh-roh jahat, karena Dialah Allah yang membawa kehidupan dan melepaskan manusia dari segala belenggu jahat. Maka, undanglah Yesus ke dalam hidup kita, bersandarlah pada kuasa-Nya, niscaya tak ada satu pun kuasa jahat yang berani mendekat.

Rabu, 01 September: Hari Biasa Pekan XXII (H).
1Kor 3:1-9; Mzm 33:12-15.20-21; Luk 4:38-44.
Yesus datang hendak memulihkan kehidupan manusia. Ia menyembuhkan segala macam penyakit dan kelemahan. Yesus membawa belas kasih Allah. Yang perlu dari manusia adalah menanggapinya dalam iman. Maka, jika dalam iman kita datang padanya untuk memohon pemulihan dari penyakit dan kelemahan, niscaya Ia akan memberikan hidup dalam kepenuhan dengan cara yang sesuai rancangan-Nya.

Kamis, 02 September: Hari Biasa Pekan XXII (H).
1Kor 3:18-23; Mzm 24:1-4ab.5-6; Luk 5:1-11.
Simon membiarkan perahunya untuk digunakan Yesus mewartakan ajaran-Nya. Melihat sikap Simon itu, Yesus kemudian memenuhi apa yang dibutuhkan Simon saat itu. Sediakanlah ’perahu-perahu’ kita untuk dipakai Yesus; percayalah, Yesus tahu apa yang sebenarnya kita butuhkan.

Jumat, 03 September: Jumat Pertama, Peringatan Wajib St. Gregorius Agung, Paus Pujangga Gereja (P).
1Kor 4:1-5; Mzm 37:3-6.27-28.39-40; Luk 5:33-39.
Yesus memberikan makna yang baru dalam hal penghayatan iman kepada Allah. Bukan aturan dan tata cara yang utama, tetapi semangatnyalah yang perlu berubah. Semangat itu didasarkan pada relasi yang mendalam dengan Allah. Puasa dan doa bukan sekedar kewajiban saja, tetapi harus mampu membuat relasiku dengan-Nya semakin mendalam.

Sabtu, 04 September: Hari Biasa Pekan XXII
1Kor 4:6b-15; Mzm 145:17-21; Luk 6:1-5.
Hukum Yesus yang utama adalah hukum kasih. Dengan hukum itulah segala perbuatan kita harus mendasarkan diri. Segala aturan lain hanya menjadi berarti apabila di dalamnya terkandung hukum kasih itu.

Minggu, 05 September: Hari Minggu Biasa XXIII (H). Hari Minggu Kitab Suci Nasional.
Keb 9:13-18; Mzm 90:3-6.12-14.17; Flm 9b-10.12-17; Luk 14:25-33.
Yesus menuntut, kalau mau mengikuti-Nya hendaklah sepenuh hati dan sungguh-sungguh menempatkan Dia di atas yang lain. Hal ini memang tidak mudah; dan itulah salib yang harus dipikul. Yesus tidak menghendaki sikap yang setengah-setengah, sikap yang hanya memanfaatkan Dia di saat butuh saja. Hubungan dengan Yesus bukanlah hubungan bisnis.

Minggu, 29 Agustus 2010 Hari Minggu Biasa XXII

Minggu, 29 Agustus 2010
Hari Minggu Biasa XXII

"Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Luk 14:11)

Antifon Pembuka


Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhanku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Sebab Engkau ya Tuhan baik dan suka mengampuni, dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahamurah, semua yang kecil dan hina, Kaujunjung tinggi. Meskipun kami papa miskin, namun Kaupanggil juga ikut serta dalam perjamuan-Mu. Kami mohon, jadilah tuan rumah yang ramah bagi kami. Berikanlah perhatian serta kegembiraan-Mu kepada siapa pun yang Kauundang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Putra Sirakh (3:19-21.30-31)

"Rendahkanlah dirimu, supaya kaudapat karunia di hadapan Tuhan."

Anakku, lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan, maka engkau akan lebih disayangi daripada orang yang ramah tamah. Makin besar engkau, patutlah makin kaurendahkan dirimu, supaya engkau mendapat karunia di hadapan Tuhan. Sebab besarlah kekuasaan Tuhan, dan oleh yang hina dina Ia dihormati. Kemalangan tidak menyembuhkan orang sombong, sebab tumbuhan keburukan berakar di dalam dirinya. Hati yang arif merenungkan amsal, dan telinga yang pandai mendengar merupakan idaman orang bijak.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4 PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 68:4-5ac.6-7ab.10.11; R:11b)
1. Orang-orang benar bersukacita, Mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita. Bernyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi nama-Nya!Nama-Nya ialah Tuhan; beria-rialah di hadapan-Nya!
2. Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, Itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara,Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia.
3. Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah; tanah milik-Mu yang gersang Kaupulihkan, sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana; dalam kebaikan-Mu, ya Allah, Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas.

Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:18-19.22-24a)

"Kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup."

Saudara-saudara, kamu tidak datang kepada gunung yang tidak dapat disentuh, dan tidak menghadapi api yang menyala-nyala kamu tidak mengalami kekelaman, kegelapan atau angin badai kamu tidak mendengar bunyi sangkakala dan suara dahsyat yang membuat mereka yang mendengarnya me-mohon supaya suara itu jangan lagi berbicara kepada mereka. Sebaliknya kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi. Kamu sudah datang kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di surga; kamu telah sampai kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna. Dan kamu telah datang kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:29ab)
Pikullah kuk yang Kupasang padamu, sabda Tuhan, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1.7-14)

"Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Pada suatu hari Sabat, Yesus masuk ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Yesus lalu mengatakan perumpamaan ini, “Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang mengundang engkau dan tamu itu datang dan berkata kepadamu, Berikanlah tempat itu kepada orang ini. Lalu dengan malu engkau harus pergi pindah ke tempat yang paling rendah. Tetapi apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu, Sahabat, silakan duduk di depan. Dengan demikian engkau akan mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.” Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang-Nya, “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya para hari kebangkitan orang-orang benar.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mungkin karena terinspirasi oleh perkataan Yesus: kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan (Luk. 14:8), banyak di antara kita sekarang ini malu-malu kalau harus duduk di bangku paling depan, ketika menghadiri suatu upacara. Hal ini terutama sekali terjadi ketika kita menghadiri perayaan Ekaristi. Seperti yang sering dan selalu kita lihat di gereja setiap hari Minggu, deretan bangku yang terisi lebih dulu pastilah yang posisinya di belakang. Kalau ditanya, umat yang duduk di bangku belakang itu akan menjawab (setengah bercanda), Kami kan menepati nasehat Yesus.......... Padahal kebiasaan ini sebenarnya kurang berkenan di hati para imam. Sebab, selain bangku-bangku di depan tidak terisi, orang yang duduk di belakang lebih suka cerita sendiri.

Hari Minggu ini kita mendengarkan Luk. 14:1.7-14, yang antara lain memuat na-sihat Yesus, anjuran untuk duduk di tempat yang paling rendah . Berawal dengan cerita kedatangan Yesus pada suatu hari Sabat untuk makan di rumah seorang Farisi yang terpandang. Semua mata terarah kepada Yesus dengan penuh perhatian. Mereka mendengar bahwa Yesus pernah menyembuhkan orang pada hari Sabda. Dalam adat dan agama Yahudi, banyak hal yang dikerjakan pada hari biasa tidak boleh dilakukan pada hari Sabat demi menghormati kekudusan hari itu. Apakah Yesus akan menjalankan sesuatu yang tak lazim lagi ?

Menyembuhkan orang pada hari Sabat memang bukan hal biasa. Juga dalam masyarakat Yahudi waktu itu, orang sakit tidak akan datang mencari tabib pada hari itu. Tetapi mengapa dilarang bila keadaan mendesak dan bakal memburuk bila tidak dikerjakan. Padahal bentuk kerasulan baru bisa tumbuh dari keadaan yang mendesak seperti itu. Dan juga kerasulan yang ditekuni akan menjadi wujud nyata berkat Penciptaan dan menjadi jalan memuliakan Tuhan. Pada hari istirahat-Nya, Tuhan bisa memandangi orang-orang yang berkehendak baik, menyediakan diri menjadi jalan berkat-Nya bagi semua orang.

Perumpamaan mengenai orang yang menduduki tempat terhormat tetapi kemudian diminta pindah ke belakang merupakan himbauan Yesus kepada murid-murid-Nya, agar berusaha menyediakan tempat terhormat sebanyak-banyaknya sehingga makin ba-nyak orang dibawa ke tempat terhormat. Tidak peduli apakah orang itu datang duluan atau kemudian; ingin duduk di depan atau memilih di belakang. Allah adalah si tuan rumah. Menghadiri perjamuan di Kerajaan Allah, jangan kita bersikap tinggi hati. Orang miskin, cacat, lumpuh, dan buta seringkali dipandang rendah oleh sesamanya. Kalau kita memberi bantuan kepada orang-orang yang membutuhkannya, mereka pun tidak akan mampu membalasnya. Baiklah tangan kita ulurkan dengan tulus hati, Allah berkenan dan karenanya memberi kita jalan yang lapang menuju hidup yang kekal. Amin. (JS).

Sabtu, 28 Agustus 2010 Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup Pujangga Gereja

Sabtu, 28 Agustus 2010
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup Pujangga Gereja

"Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (1Kor 1:31)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, Engkau telah menghembuskan nafas-Mu ke dalam tubuh manusia, sehingga ia hidup. Pada hari ini, Engkau telah menganugerahkan kehidupan kepadaku. Maka kami bersyukur kepada-Mu seraya memohon rahmat agar pada hari ini, kami berlaku setia, benar dan adil terhadap semua orang yang kujumpai. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 1:26-31)

"Yang lemah dan tak berdaya dipilih Allah."

Saudara-saudara, coba ingatlah bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.18-19.20-21)
1. Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah Tuhan, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri! Tuhan memandang dari surga, Ia melihat semua anak manusia.
2. Sesungguhnya, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah penolong kita dan perisai kita! Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30)

"Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu."

"Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


”Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia.” Hamba yang baik adalah hamba yang setia mengembangkan telenta yang diberikan Tuhan. Talenta-talenta itu diberikan dengan cuma-cuma. Ada yang memiliki banyak, tetapi tanggung jawab yang lebih besar juga dituntut dari padanya.

Banyak dari kita yang tidak mau mengembangkan talentanya karena banyak faktor, misalnya kemalasan, rasa malu, dan minder. Ada yang mungkin tidak mengembangkan talentanya karena kurangnya kesempatan. Namun, perlu kita sadari bahwa semakin talenta itu dikembangkan, semakin dia menjadi terasah dan menjadi sangat berguna bagi komunitas.

Mengembangkan talenta selayaknya dilihat sebagai kesempatan untuk memuliakan sang pemberi talenta dan demi kebaikan bersama bukan sebagai kesempatan menonjolkan diri.

Tuhan, terima kasih atas talenta yang Engkau berikan. Semoga semuanya itu aku gunakan demi kemuliaan nama-Mu dan kesejahteraan bersama. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 27 Agustus 2010 Pw. Sta. Monika

Jumat, 27 Agustus 2010
Pw. Sta. Monika
Sta. Emma; St. Cyrilus dr Alexandria

Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (Mat 1:25)

Doa Renungan

Tuhan Yesus, ajarilah kami hari ini membuka mata, telinga, pikiran, serta hati kami lebar-lebar, agar kami menemukan Engkau yang bersabda dan hadir dalam kehidupan sehari-hari. Semoga melalui saudara-saudara dan alam semesta yang Kauciptakan, kami dapat menemukan dan mengakui kehadiran-Mu. Sertailah kami dalam tugas dan karya kami hari ini. Engkau yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:17-25)

"Kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi kebanyakan orang, tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah."

Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm. 33:1-2,4-5,10ab,11; R:22)
1. Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam Tuhan! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)

"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!

Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, 'Pengantin datang! Songsonglah dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.' Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, 'Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!' Tetapi tuan itu menjawab, 'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.' Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.'
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Apakah tujuan hidup ini? Apa yang harus kita lakukan agar kita mencapai tujuan itu? Lewat perumpamaan ini Yesus mengajarkan kepada kita bahwa di pengujung kehidupan kita di dunia yang fana ini kita akan menyambut kedatangan mempelai laki-laki. Dari kita dituntut suatu sikap yang bijaksana. Kebijaksanaan selalu ada hubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengetahui arah dan tujuan hidupnya serta bagaimana dia harus bekerja keras menuju kepada pencapaian tujuan tersebut.

Kebodohan adalah lawan dari kebijaksanaan. Kebodohan dalam bahasa Injil sama sekali tidak ada hubungannya dengan ketidakberpendidikan, tetapi suatu gaya hidup yang tak punya arah dan tujuan dan ketidaktahuan bagaimana mengisi hari-hari hidupnya dengan persiapan yang pantas menuju pada arah dan tujuan yang benar.

Kita terkadang bertingkah seolah-olah kita hidup kekal di bumi ini. Banyak dari kita yang bodoh atau pura-pura bodoh dan tidak peduli dengan akhir hidup kita; kita tidak peduli dengan kedatangan mempelai laki-laki yang harus disongsong dengan sukacita dan penuh kesiagaan. Sebagai orang beriman, hendaknya kita selalu sadar bahwa kita diciptakan bukan saja untuk menikmati hidup di bumi ini, tetapi juga untuk menikmati sukacita hidup bersama Dia di dalam kerajaan-Nya kelak.

Tuhan, sadarkanlah aku selalu akan arah hidup yang benar dan berilah ketekunan serta kebijaksanaan untuk menelusurinya berkat dorongan rahmat-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 26 Agustus 2010 Hari Biasa Pekan XXI

Kamis, 26 Agustus 2010
Hari Biasa Pekan XXI
Sta. Teresia Yornet, Prw;
St. Zepherinus, Paus Mrt; Sta. Teresia dr Avila

Sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan -- Kol 2:3

Doa Renungan

Allah Bapa mahapengasih, menyambut hari baru ini, aku memuji nama-Mu, sebab karunia kehidupan yang Kauperkenankan untuk kuterima. Pada hari ini, Engkau mengajakku untuk senantiasa berjaga-jaga dalam hidup ini. Semoga hari ini aku selalu setia memupuk imanku dengan taat pada perintah-perintah-Mu. Dengan demikian seluruh pekerjaan dan rencanaku hari ini senantiasa tertuju pada-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:1-9)

"Di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal."

Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.
Ayat. (Mzm 78:56-57.58-59.61-62)
1. Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya; mereka murtad dan berkhianat seperti nenek moyang mereka, berubah seperti busur yang memperdaya.
2. Mereka menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka, membuat Dia cemburu dengan patung-patung mereka. Ketika Allah mendengarnya, Ia menjadi gemas, Ia menolak Israel sama sekali;
3. Ia membiarkan kekuatan-Nya tertawan, membiarkan kehormatan-Nya jatuh ke tangan lawan; Ia membiarkan umat-Nya dimakan pedang, dan gemaslah Ia atas milik-Nya sendiri.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab kalian tidak tahu bilamana Anak Manusia datang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (24:42-51)

"Hendaklah kalian selalu siap siaga."

Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Tema dalam Injil Matius hari ini adalah tentang kedatangan Mesias di akhir zaman. Namun, kapan waktu yang tepat tidak pernah diberitahukan. Dia datang bagai seorang pencuri di malam hari. Seorang pencuri tentu jauh lebih pintar daripada penjaga. Sebelum melakukan pencurian, dia mungkin mengadakan survei; segala sesuatu diperhitungkannya agar tidak tertangkap. Dia datang pada saat-saat kita lengah. Celakalah kalau kita tidak siaga saat pencuri itu datang.

Bagaimana kita harus bersiaga selalu? Pertama, kita harus sadari bahwa semua tugas dan peran kita dalam hidup adalah suatu bentuk kepercayaan yang diberikan Allah kepada kita.

Kedua, Yesus mengajak agar kita setia dan bijaksana dalam menjalankan tugas itu. Kesetiaan selalu dituntut dalam hidup kita dan dalam melakukan tugas yang dipercayakan kepada kita. Bukan soal besar atau kecil tugas dan tanggung jawab yang kita emban, bukan soal betapa penting dan kurang penting peran kita dalam hidup bermasyarakat, namun yang terpenting adalah setiap orang—besar maupun kecil, miskin maupun kaya—dipanggil untuk setia kepada tugas yang dipercayakan kepadanya. Sebab, pada akhirnya ”Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.”

Puji dan syukur bagi-Mu, ya Allah, atas anugerah kehidupan dan kekuatan serta kebijaksanaan untuk memelihara anugerah indah ini. Jadikanlah hamba-Mu setia dan tekun dalam mengemban tugas yang mulia ini. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Kitab Mazmur

Kita banyak mengidungan, mendaraskan atau mendoakan Mazmur. Berikut adalah latar belakang Kitab ini. Semoga ini membantu kita untuk menjiwai masmur-masmur yang kita bawakan dengan lebih baik.


KITAB MAZMUR

PENGANTAR

Sama seperti bangsa tetangganya Mesir, Mesopotamia, Kanaan – demikian juga bangsa Israel sejak awal mula menciptakan sajak-sajak lirik yang bermacam-macam bentuknya. Beberapa sajak semacam itu berhasil masuk ke dalain kitab-kitab sejarah yang tercantum dalam Alkitab, misalnya Nyanyian Musa, Kel 15, Nyanyian Sumur, Bil 21:17-18, Nyanyian Kemenangan Debora, Hak 5, Ratapan Daud atas Saul dan Yonatan, 2 Sam 1, dll, dan lagi lagu-lagu pujian bagi Yudas dan Simon Makabe, 1 Mak 3:3-9 dan 14:4-15. Dalam Perjanjian Baru masih terdapat Lagu Maria (Magnificat), Lagu Zakharia (Benedictus) dan Lagu Simeon (Nunc dimittis). Banyak bagian kitab para Nabi juga termasuk jenis sastera itu. Dahulu kala sudah ada kumpulan-kumpulan sajak, yang hanya kita kenal judulnya atau beberapa kepingannya saja, misalnya Kitab Peperangan Tuhan, Bil 21:14, dan Kitab Orang Jujur, Yos 10:13; 2 Sam 1:18. Akan tetapi khazanah lirik keagamaan bangsa Israel ialah kitab Mazmur.

Judul

Kitab Mazmur (dalam bahasa Yunani Psalterion”, kata yang sebenarnya berarti alat musik bertali yang mengiringi nyanyian) adalah sekumpulan mazmur yang berjumlah 150. Mulai dengan Mzm 10 sampai dengan Mzm 148 nomor urutan mazmur dalam Alkitab Ibrani (yang selama ini kita pakai) mendahului nomor urutannya dalam Alkitab Yunani (dan Latin) dengan satu satuan. Sebabnya ialah: Alkitab Yunani (dan Latin, Vulgata) menyatukan Mazm 9 dan 10 serta Mzm 114 dan 115, dan membagikan Mzm 116 dan 147 menjadi dua mazmur tersendiri.

Dalam bahasa Ibrani kitab Mazmur disebut Tehillim”, artinya “Puji-pujian”. Tetapi sebutan itu hanya sesuai dengan sejumlah mazmur saja. Dalam judul-judulnya mazmur-mazmur paling sering disebut “Mizmor”, yang menjadi asal kata Arab-Indonesia “Mazmur”. Sejumlah mazmur dalam judulnya disebut “nyanyian” dan hanya kata ini dibubuhkan pada masing-masing lagu dalam kumpulan “Nyanyian-nyanyian ziarah”, Mzm 120-134. Nama-nama lain agak jarang muncul dan kata Ibrani yang bersangkutan sering sulit dimengerti.

Gaya sastera

Pengelompokan mazmur-mazmur yang paling tepat, diperoleh dengan jalan mempelajari gaya sasteranya. Ditinjau dan segi gaya sasteranya yang berbeda-beda dapat kita bedakan tiga jenis utama, yaitu: Puji-pujian, Doa (permohonan) dan Ucapan syukur. Pengelompokan ini tidak mencakup semua mazmur, sebab terdapat juga jenis-jenis campuran, mazmur-mazmur yang menyimpang dari jenis-jenis tersebut atau yang secara lain berbeda. Selain itu pengelompokan tersebut tidak selalu sesuai dengan suatu pengelompokan berdasarkan isi, tema, dan ujud mazmur-mazmur.

1. Puji-pujian.

Ke dalam kelompok ini termasuk antara lain Mzm 8, 19, 29, 33,46-48, 76, 84, 87, 93, 96-100, 103-106, 113, 114, 117, 122, 135, 136, 145-150. Susunan mazmur mazmur ini agak tetap. Setiap mazmur puji-pujian mulai dengan bagian pembukaan yang mengajak untuk memuji Tuhan. Bagian inti mazmur puji-pujian mengungkapkan berbagai alasan mengapa Allah harus dipuji, yaitu karya-kanya yang dilakukan Allah dalam alam, khususnya karya penciptaannya, dan karya-kanya yang dilakukanNya dalam sejarah, teristimewanya penyelamatan yang dianugerahkan Allah kepada umat-Nya. Bagian penutup ada kalanya mengulang bagian pembukaan dan kadang-kadang berupa doa.

Menurut temanya kelompok mazmur-mazmur ini dapat dibagikan menjadi dua macam, yaitu: Nyanyian-nyanyian Sion, Mzm 46, 48, 76, 87, yang dengan nada eskatologis meluhurkan Kota Suci, yaitu tempat kediaman Yang Mahatinggi dan tujuan para peziarah, bdk Mzm 84 dan 122; mazmur-mazmur Kerajaan Allah, khususnya Mzm 47, 93, 96-98, yang dengan gaya bahasa yang mengingatkan gaya bahasa para Nabi mengagungkan Yahwe sebagai raja dunia semesta. Oleh karena mazmur-mazmur ini memakai kata dan gambaran-gambaran yang lazim dalam melukiskan raja-raja manusiawi yang naik takhta, maka pernah ada usaha menghubungkan mazmur-mazmur tersebut dengan suatu pesta pelantikan Yahwe sebagai raja, yang konon dirayakan oleh bangsa Israel, serupa dengan pesta pelantikan dewa Marduk di Babel. Akan tetapi adanya perayaan semacam itu di Israel merupakan hipotesa yang tidak terbukti.



salam dan doa,


Yohanes Samiran SCJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy