| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pendalaman Mazmur 51 Pengakuan Dosa (Bulan Kitab Suci 2010 Keuskupan Agung Semarang)

MAZMUR 51

1. MAZMUR TANGGAPAN (Mzm 51:3-4.12-13.17.19;R: Luk 15:18), re = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat.
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, Menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, Dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku.
3. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

2. MAZMUR TANGGAPAN (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14-18; R: 3a), do = f, 3/4, PS 813, rev PS 602
Ref. Ya Tuhanku, hapuslah dosaku.
Mohon ampun kami orang berdosa.
Ayat.
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menuru kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendiri aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakan hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari pada ku.
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.


Mzm 51:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, (51-2) ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba. (51-3) Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!


Ayat 3
  • Pemazmur mengungkapkan kesesakan hati karena berdosa, rasa bersalah; sehingga memohon belas kasih, pengampunan dan kerelaan hati-Nya untuk membersihkannya dari dosa.
  • Pemazmur menggunakan istilah “hesed” kasih setia akan perjanjian; istilah “raham” rahim-belaskasih.



Mzm 51:2 (51-4) Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!

Ayat 4
  • Pemazmur secara tidak langsung mengungkapkan bahwa dosa menjadikan dia kotor; maka Allah dimohon tidak hanya mengampuni tetapi juga membersihkannya.
  • Disinilah ungkapan “najis” bangsa Israel dinyatakan. Kenajisan fisik membuat tidak layak ikut ibadat (Yeh 36:25; Bil 19). Kenajisan rohani membuat diri merasa kotor dan bersalah.



Mzm 51:3 (51-5) Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Mzm 51:4 (51-6) Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.

Ayat 5-6
  • Langkah pertama pertobatan: sadar sebagai pendosa. Kejatuhan manusia membuat dosa membelenggu dan hubungan dengan Allah dirusakkan; sehingga adil bila Allah menghukum.
  • Hukuman bukan untuk membinasakan, tetapi untuk memulihkan. Jika dosa digambarkan sebagai hutang, hukuman merupakan cara manusia membayarnya.


Mzm 51:5 (51-7) Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
Mzm 51:6 (51-8) Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.

Ayat 7-8
1. Manusia dilahirkan dalam dunia yang penuh dosa; meski demikian Allah berkenan kebenaran dalam batin manusia suara Allah dalam hati manusia.

Mzm 51:7 (51-9) Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
Mzm 51:8 (51-10) Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!

Ayat 9-11
  • Pemazmur minta ampun lagi pada Allah dengan “hisop” (peralatan ibadat untuk percikan). Hisop – jenis tumbuhan semak yang daunnya harum; tangkai dan daunnya diikat dengan pita merah jingga untuk percikan darah korban dan air suci (Kel 12:22; Bil 19:18).
  • Pentahiran dengan hisop merupakan pembersihan dari dosa oleh Allah sendiri, sehingga lebih putih daripada salju (Rat 4:7).
  • Pembersihan itu membuahkan sukacita dan sorak-sorai.

Mzm 51:9 (51-11) Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!
Mzm 51:10 (51-12) Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
Mzm 51:11 (51-13) Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
Mzm 51:12 (51-14) Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!

Ayat 12-14
  • Pemazmur sekarang mohon pentahiran hati, karena dosa berawal dari kecenderungan hati yang jahat. Pemazmur ingin bersih dari dalam.
  • Pemazmur juga minta “roh yang teguh”-roh yang rela dan siap sedia melakukan kehendak Allah, jangan diambil darinya supaya dapat hidup sepenuhnya bagi Allah, yang membahagiakan.

Mzm 51:13 (51-15) Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
Mzm 51:14 (51-16) Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!
Mzm 51:15 (51-17) Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!
Mzm 51:16 (51-18) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
Mzm 51:17 (51-19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Mzm 51:18 (51-20) Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hati-Mu bangunkanlah tembok-tembok Yerusalem!
Mzm 51:19 (51-21) Maka Engkau akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya; maka orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbah-Mu.

Ayat 15-19
  • Ayat-ayat ini merupakan janji pemazmur untuk memuji dan mengajarkan kerahiman Allah. Tindakan ini juga merupakan ungkapan “terimakasih” umat Israel waktu itu. Isi dari puji-pujian adalah TINDAKAN Allah yang adil dan penuh kerahiman, yang memulihkan kembali hubungan manusia – Allah.
  • Pemazmur menegaskan, pertobatan lebih berkenan daripada kurban sembelihan tanpa roh pertobatan dan hati yang rela.
Sumber: Panduan Bulan Kitab Suci 2010 Keuskupan Agung Semarang.

Selasa, 07 September 2010 Hari Biasa Pekan XXIII

Selasa, 07 September 2010
Hari Biasa Pekan XXIII
Sta. Regina

Doa Renungan


Allah Bapa kami yang maharahim, kami bersyukur karena Engkau telah membangunkan kami dari penyakit dan kelumpuhan, untuk Kaujadikan manusia baru. Kami mohon, semoga seluruh dunia mengalami daya penyembuhan cinta kasih-Mu kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 6:1-11)

"Saudara yang satu menuntut keadilan terhadap saudara yang lain, justru pada orang yang tidak beriman!"


Saudara-saudara, apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus? Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti? Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari. Sekalipun demikian, jika kamu harus mengurus perkara-perkara biasa, kamu menyerahkan urusan itu kepada mereka yang tidak berarti dalam jemaat? Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya? Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya? Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan? Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu. Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka.
4. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)

"Semalam-malaman Yesus berdoa. Lalu Ia memilih dua belas orang, yang disebut-Nya rasul."

Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Yesus memanggil kedua belas Rasul. Mereka dikhususkan, dikuduskan, dan dibenarkan oleh kuasa Allah. Mereka dipanggil untuk ikut serta dalam tugas dan karya Yesus, yaitu mengajar dan menyembuhkan banyak orang. Seperti Yesus yang mengajar dan berkarya dengan kuasa Allah, demikian kuasa itu pun diberikan pula kepada para Rasul dan juga semua murid Yesus lainnya.

Kuasa Rasuli dan kemuridan sudah kita terima karena kita adalah murid Yesus. Kuasa itu berasal dari Allah yang telah menguduskan dan membenarkan diri kita. Dalam seluruh kehidupan, semestinya kuasa Allah itu yang menjadi andalan kita. Dengan mengandalkan kuasa Allah, buah kehidupan yang kita hasilkan adalah buah-buah keselamatan. Namun, bila kita mengabaikan Allah dan kuasa-Nya dalam kehidupan ini, akhirnya kehidupan kita hanya akan melahirkan ketidakadilan dan kerugian bagi sesama.

Yesus Tuhan dan Guruku, dekaplah hidupku dalam kuasa-Mu, agar hanya kuasa dan kehendak-Mu yang menjadi andalanku. Engkau telah memanggilku menjadi murid-Mu untuk menghasilkan buah-buah keselamatan. Semoga semua itu terjadi dalam diriku. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 06 September 2010 Hari Biasa Pekan XXIII

Senin, 06 September 2010
Hari Biasa Pekan XXIII

“Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat” (bdk. Luk 5:6-11)


Doa Renungan

Yesus Guru Kebijaksanaan, Engkau mengetahui apa yang menjadi kebutuhan setiap manusia. Engkau selalu berkenan memenuhi apa yang menjadi kerinduan kami, meskipun untuk itu Engkau dibenci dan dimusuhi oleh kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat. Anugerahkanlah kepada kami kehendak yang kuat untuk memperjuangkan apa yang benar, meskipun untuk itu kami harus menanggung banyak penderitaan. Sebab Dikaulah Tuhan dan junjungan kami. Amin.

Kodrat manusia tercemar oleh dosa. Hal ini nampak dalam kecenderungannya untuk berbuat jahat atau tercela. Inilah ragi lama yang perlu kita buang dengan doa, olah kesalehan, dan laku tapa. Dalam kekuatan Kristus, kita mengenakan ragi baru yang ditunjukkan secara istimewa dalam Ekaristi.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 5:1-8)

"Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus."

Saudara-saudara, memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu? Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku--sama seperti aku hadir--telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu. Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan? Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu
Ayat. (Mzm. 5:5-6,7,12)
1. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.
2. Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.
3. Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Hukum Allah kita laksanakan untuk membantu kita berbuat baik. Jika hukum itu sendiri menghalangi, membatasi, atau bahkan mengekang perbuatan baik, hukum itu bertentangan dengan hakekatnya. Kehadiran Yesus mengembalikan prinsip penting hukum untuk hidup manusia dan menjadikan orang yang lemah mendapat keadilan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:6-11)

"Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat."

Pada suatu hari Sabat, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Hukum seringkali mengatur ini dan itu tanpa memperhatikan kondisi-kondisi tertentu. Memang itulah hakekat hukum. Yang penting bagaimana hukum itu diterapkan oleh manusia. Tentu manusialah yang harus pandai-pandai menerapkan hukum tersebut. Ia harus bijak dalam menerapkannya dan bukannya dengan sewenang-wenang tanpa memperhatikan kondisi dan situasi.

R U A H

BKSN 2010 MEMPERKENALKAN KITAB SUCI KEPADA ANAK-ANAK SEJAK DINI, Sub Tema 2: Kenal Alkitab Sejak Kecil

SUB TEMA 2: (2 Tim 3: 10-17) KENAL ALKITAB SEJAK KECIL


Tujuan: Memperkenalkan Firman Tuhan kepada anak-anak supaya mereka mengetahui, memahami, dan sudah terbiasa melakukan ajaran-ajaran Tuhan sejak mereka masih kecil.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2 Tim 3:10-17)


2Tim 3:10 Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.
2Tim 3:11 Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya.
2Tim 3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,
2Tim 3:13 sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.
2Tim 3:14 Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
2Tim 3:15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
2Tim 3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
2Tim 3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.


SUSUNAN TEKS


• Ay. 10-13 : Paulus memuji Timotius karena Timotius telah dan tetap mengikuti ajaran dan sikap hidup Paulus kendati dalam keadaan menderita penganiayaan dan sengsara; dan kemudian Paulus meneguhkan Timotius atas penderitaan aniaya itu.

• Ay. 14-17: Paulus mengingatkan Timotius untuk tetap berpegang pada kebenaran yang telah diterima dan diyakini dengan tetap mengingat orang yang mengajarkannya, kebenaran yang sudah dikenalnya sejak kecil dari Kitab Suci, karena semua yang diilhamkan Allah itu adalah perlengkapan bermanfaat untuk menjalani kehidupan dan melakukan perbuatan baik.


PERTANYAAN PENDALAMAN

1. Situasi apa yang sedang dialami Timotius?

2. Mengapa Paulus memuji Timotius?

3.a. Apa yang diingatkan Paulus kepada Timotius dalam menghadapi segala situasi penganiayaan dan penderitaan itu?
b. Mengapa?

4.a.Timotius begitu beriman kepada Kristus; ia sungguh telah mengikuti Paulus sebagai pemimpin jemaat dalam situasi sulit sekalipun. Siapakah yang berperan dalam iman Timotius ini? (Baca 2 Tim 1: 5).
b.Dengan cara manakah mereka mengalirkan iman ke dalam diri Timotius?

5. Apa hikmah yang dapat kita tarik dari bacaan ini?

6. Apa upaya yang telah dan sedang kita lakukan untuk memperkenalkan Alkitab kepada anak-anak sejak dini?

MEMBANGUN NIAT


(Disediakan waktu hening)

• Apa yang harus aku lakukan secara konkret untuk semakin memperkenalkan Alkitab kepada anak-anak sejak dini?

BKSN 2010 MEMPERKENALKAN KITAB SUCI KEPADA ANAK-ANAK SEJAK DINI, Sub Tema 1: Awal Perkenalan Dengan Allah

  • SUB TEMA 1: AWAL PERKENALAN DENGAN ALLAH (Ul 6: 4-25)



Tujuan: Memperkenalkan Allah kepada anak-anak sejak anak-anak masih dalam usia dini
supaya mereka mampu menangkap/merasakan kasih Allah kepada keluarganya dan dirinya sendiri,dan dengan demikian mereka dapat mengasihi Allah, mengikuti perintah-perintah-Nya, dan hidup takut akan Dia.

  • Bacaan dari Kitab Ulangan (6:4-25)

Ul 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Ul 6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
Ul 6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
Ul 6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
Ul 6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
Ul 6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Ul 6:10 Maka apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu--kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan;
Ul 6:11 rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami--dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang,
Ul 6:12 maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan.
Ul 6:13 Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
Ul 6:14 Janganlah kamu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu,
Ul 6:15 sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi.
Ul 6:16 Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.
Ul 6:17 Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu;
Ul 6:18 haruslah engkau melakukan apa yang benar dan baik di mata TUHAN, supaya baik keadaanmu dan engkau memasuki dan menduduki negeri yang baik, yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu,
Ul 6:19 dengan mengusir semua musuhmu dari hadapanmu, seperti yang difirmankan TUHAN.
Ul 6:20 Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN Allah kita?
Ul 6:21 maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir, tetapi TUHAN membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat.
Ul 6:22 TUHAN membuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat, yang besar dan yang mencelakakan, terhadap Mesir, terhadap Firaun dan seisi rumahnya, di depan mata kita;
Ul 6:23 tetapi kita dibawa-Nya keluar dari sana, supaya kita dapat dibawa-Nya masuk untuk memberikan kepada kita negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang kita.
Ul 6:24 TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini.
Ul 6:25 Dan kita akan menjadi benar, apabila kita melakukan segenap perintah itu dengan setia di hadapan TUHAN, Allah kita, seperti yang diperintahkan-Nya kepada kita."

  • SUSUNAN TEKS

• Ay. 4-5 : Perintah untuk mengasihi Allah yang esa dengan melibatkan seluruh aspek diri manusia.
• Ay. 6-9: Menekankan sikap Israel yang harus selalu taat terhadap perintah itu di setiap saat dan dalam keadaan bagaimanapun juga.
• Ay. 10-12: Dasar ketaatan
. Allah yang telah membawa Israel keluar dari Mesir dan memberikan kota, rumah dan isinya, sumur, kebun anggur dan zaitun dengan cuma-cuma.


• Ay. 13-19: Menekankan kembali ketaatan dengan sikap takut akan Tuhan (ay.13), setia (tidak mengikuti Allah lain – ay.14-15), dan tidak mencobai Allah (selalu berpegang pada perintah-Nya, ay.16-19).
• Ay. 20-25: menyampaikan kepada anak-anak (keturunan) tentang kasih Allah yang telah membebaskan Israel dari Mesir (ay. 21-23) dan perlunya mereka melakukan perintah Allah dengan sikap takut akan Tuhan supaya keadaan senantiasa baik dan hidup seperti sekarang (ay.24) dan dengan setia supaya menjadi benar (ay.25)

  • PERTANYAAN PENDALAMAN


1. Manakah perintah yang terutama harus diajarkan?

2. Apa yang menjadi dasar perintah untuk mengasihi Allah dan tidak melupakan Allah?

3. Mengapa peristiwa Keluaran perlu diceritakan kepada anakanak Israel?

4. Siapa yang paling bertanggung jawab pada perkembangan iman anak? Berdasarkan pesan bacaan, bagaimana cara menumbuhkan iman anak itu?

  • MEMBANGUN NIAT
(Disediakan waktu hening)

• Apa yang harus aku lakukan secara konkret untuk mewujudkan tanggung jawabku ebagai orangtua (kakek-nenek/om-tante *) untuk menumbuhkan iman pada anak-anakku (cucu/keponakan *)?
* Untuk yang belum/tidak mempunyai anak; atau bisa juga untuk anak-anak beriman umumnya.

Sumber: BKSN KAJ

Bacaan Harian 06 - 12 September 2010

Bacaan Harian 06 - 12 September 2010

Senin, 06 September:
Hari Biasa Pekan XXIII (H).
1Kor 5:1-8; Mzm 5:5-7.12; Luk 6:6-11.
Kita lebih mudah menilai perbuatan-perbuatan orang lain dengan kriteria yang kita buat sendiri. Kalau sudah begitu, mata hati kita juga sulit untuk melihat maksud baik dari perbuatan orang lain. Mencari kesalahan lain memang jauh lebih mudah.

Selasa, 07 September:
Hari Biasa Pekan XXIII (H).
1Kor 6:1-11; Mzm 149:1-6a.9b; Luk 6:12-19.
Sebelum mengambil keputusan untuk memilih keduabelas murid-Nya, Yesus terlebih dahulu berdoa semalam-malaman. Kita perlu meneladani Yesus untuk menemukan kehendak Bapa dalam mengambil setiap keputusan dalam hidup kita, supaya yang kita wujudkan memang sesuai dengan Kerajaan Allah dan bukan hanya demi kepentingan kita saja.

Rabu, 08 September:
Pesta Kelahiran Sta. Perawan Maria (P).
Mi 5:1-4a atau Rm 8:28-30; Mzm 13:6abcd; Mat 1:1-16.18-23 (Mat 1:18-23).
Hari ini kita merayakan hari kelahiran Bunda Maria. Maria lahir dan bertumbuh dewasa dalam iman sampai akhirnya menerima kehendak Allah untuk menjadi ’tabernakel yang hidup’, mengandung Yesus Sang Juru Selamat. Kita dapat belajar dari Maria bahwa percaya dan mengikuti kehendak Allah adalah suatu hal yang mungkin dan dapat kita lakukan. Seperti Maria, kita pun dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam rancangan keselamatan Allah.

Kamis, 09 September:
Hari Biasa Pekan XXIII (H).
1Kor 8:1b-7.11-13; Mzm 139:1-3.13-14ab.23-24 Luk 6:27-38.
Kasih yang diajarkan Yesus sungguh radikal. Kasih itu adalah mengasihi musuh, berbuat baik bagi orang yang membenci, memohon berkat untuk yang mengutuk, dan berdoa bagi orang yang mencaci. Mampukan kita mengikuti Yesus sepenuh hati dengan kasih seperti itu?

Jumat, 10 September:
Hari Biasa Pekan XXIII (H).
1Kor 9:16-19.22b-27; Mzm 84:3-6.12; Luk 6:39-42.
Kita lebih mudah melihat kesalahan orang lain daripada melihat ke dalam dan mawas diri. Padahal kita sama-sama orang ’buta’ yang membutuhkan rahmat dari Tuhan untuk memperoleh kepenuhan hidup. Maka, memupuk sikap rendah hati dan memohon pertolongan rahmatnya untuk hidup lebih baik jauh lebih berguna daripada mempersoalkan kesalahan orang lain.

Sabtu, 11 September:
Hari Biasa Pekan XXIII (H).
1Kor 10:14-22a; Mzm 116:12-13.17-18; Luk 6:43-49.
Yesus mengajarkan, untuk menghasilkan buah-buah yang baik, kita perlu memiliki hati yang baik. Bila kebaikan itu sudah tertanam di hati, maka kata dan perbuatan yang mengalir dari hati itu akan juga menjadi buah-buah yang baik. Mintalah rahmat Tuhan dan bukalah diri akan sabda Tuhan, supaya hati kita dipenuhi dengan kebaikan.

Minggu, 12 September: Hari Minggu Biasa XXIV (H).
Kel 32:7-11.13-14; Mzm 51:3-4.12-13.17.19; 1Tim 1:12-17; Luk 15:1-32 (Luk 15:1-10).
Allah selalu siap menerima siapa saja yang berdosa dan mau kembali kepada-Nya. Tetapi manusia sendiri seringkali bersikap seperti 'anak sulung' yang merasa diri baik (dan menuntut upah) sementara di sisi lain mencerca dan menghakimi orang lain yang dianggap berdosa, lalu mau membatasi kerahiman Allah terhadap orang lain. Baiklah kita mengurusi diri sendiri dan seperti 'anak bungsu', merasa diri sendiri berdosa dan berbalik kepada-Nya. Ia menantikan kita!

Bulan Kitab Suci Nasional 2010: MEMPERKENALKAN KITAB SUCI KEPADA ANAK-ANAK SEJAK DINI

Pada bulan September telah dikhususkan oleh Gereja Katolik Indonesia sebagai Bulan Kitab Suci Nasional. Di setiap keuskupan dilakukan berbagai kegiatan untuk mengisi bulan ini, mulai di lingkungan, wilayah, paroki, biara, maupun di kelompok-kelompok kategorial. Misalnya, lomba baca Kitab Suci, pendalaman Kitab Suci di lingkungan, pameran buku dan sebagainya. Terutama pada hari Minggu pertama bulan itu, kita merayakan hari Minggu Kitab Suci Nasional. Perayaan Ekaristi berlangsung secara meriah, diadakan perarakan khusus untuk Kitab Suci, dan Kitab Suci ditempatkan di tempat yang istimewa.

Sejak kapan tradisi Bulan Kitab Suci Nasional ini berawal? Untuk apa? Untuk mengetahui latar belakang diadakannya BKSN ini kita perlu melihat kembali Konsili Vatikan II. Salah satu dokumen yang dihasilkan oleh Konsili Vatikan II yang berbicara mengenai Kitab Suci adalah Dei Verbum (DV). Dalam Dei Verbum, para bapa Konsili menganjurkan agar jalan masuk menuju Kitab Suci dibuka lebar-lebar bagi kaum beriman (DV 22). Konsili juga mengajak seluruh umat beriman untuk tekun membaca Kitab Suci.

Bagaimana jalan masuk itu dibuka? Pertama-tama, dengan menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa setempat, dalam hal ini Bahasa Indonesia. Usaha ini sebenarnya telah dimulai sebelum Konsili Vatikan II dan Gereja Katolik telah selesai menerjemahkan seluruh Kitab Suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Namun, Konsili Vatikan II menganjurkan agar diusahakan terjemahan Kitab Suci ekumenis, yakni terjemahan bersama oleh Gereja Katolik dan Gereja Protestan. Mengikuti anjuran Konsili Vatikan II ini, Gereja Katolik Indonesia mulai “meninggalkan” terjemahan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang merupakan hasil kerja keras para ahli Katolik, dan memulai kerja sama dengan Lembaga Alkitab Indonesia.

Dengan demikian, mulailah pemakaian Kitab Suci terjemahan bersama, yang merupakan terjemahan resmi yang diakui baik oleh Gereja Katolik maupun Gereja-gereja Protestan di Indonesia. Yang membedakan hanyalah Kitab-kitab Deuterokanonika yang diakui termasuk dalam Kitab Suci oleh Gereja Katolik namun tidak diakui oleh Gereja-gereja Protestan.

Kitab Suci telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, namun umat Katolik Indonesia belum mengenalnya, dan belum mulai membacanya. Mengingat hal itu, Lembaga Biblika Indonesia (LBI), yang merupakan Lembaga dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) untuk kerasulan Kitab Suci, mengadakan sejumlah usaha untuk memperkenalkan Kitab Suci kepada umat dan sekaligus mengajak umat untuk mulai membaca Kitab Suci. Hal ini dilakukan antara lain dengan mengemukakan gagasan sekaligus mengambil prakarsa untuk mengadakan Hari Minggu Kitab Suci secara nasional. LBI mengusulkan dan mendorong agar keuskupan-keuskupan dan paroki-paroki seluruh Indonesia mengadakan ibadat khusus dan kegiatan-kegiatan sekitar Kitab Suci pada Hari Minggu tertentu.

LBI telah dua kali mencobanya. Pada tahun 1975 dalam rangka menyambut terbitnya Alkitab lengkap ekumenis, LBI menyarankan agar setiap paroki mengadakan Misa Syukur pada bulan Agustus. Bahan-bahan liturgi dan saran-saran kegiatan yang dapat dilakukan beberapa bulan sebelumnya dikirimkan ke keuskupan-keuskupan. Percobaan kedua dilakukan pada tahun 1976. Akhir Mei 1976 dikirimkan bahan-bahan langsung kepada pastor-pastor paroki untuk Hari Minggu Kitab Suci tanggal 24/25 Juli 1976, ditambah lampiran contoh pendalaman, leaflet, tawaran bahan diskusi, dan lain-lain.

Walaupun dua kali percobaan itu tidak menghasilkan buah melimpah seperti yang diharapkan, LBI toh meyakini bahwa Hari Minggu Kitab Suci harus diteruskan dan diusahakan, dengan tujuan sebagai berikut:

  1. Untuk mendekatkan dan memperkenalkan umat dengan sabda Allah. Kitab Suci juga diperuntukkan bagi umat biasa, tidak hanya untuk kelompok tertentu dalam Gereja. Mereka dipersilahkan melihatnya dari dekat, mengenalnya lebih akrab sebagai sumber dari kehidupan iman mereka.
  2. Untuk mendorong agar umat memiliki dan menggunakannya. Melihat dan mengagumi saja belum cukup. Umat perlu didorong untuk memilikinya paling sedikit setiap keluarga mempunyai satu kitab suci di rumahnya. Dengan demikian, umat dapat membacanya sendiri untuk memperdalam iman kepercayaannya sendiri.

Dalam sidang MAWI (Majelis Agung Waligereja Indonesia; sekarang dikenal dengan KWI) tahun 1977, para uskup menetapkan agar satu hari Minggu tertentu dalam tahun gerejani ditetapkan sebagai Hari Minggu Kitab Suci Nasional. Hari Minggu yang dimaksudkan adalah Hari Minggu Pertama September. Dalam perkembangan selanjutnya keinginan umat untuk membaca dan mendalami Kitab Suci semakin berkembang. Satu Minggu dirasa tidak cukup lagi untuk mengadakan kegiatan-kegiatan seputar Kitab Suci. Maka, kegiatan-kegiatan ini berlangsung sepanjang Bulan September dan bulan ke-9 ini sampai sekarang menjadi Bulan Kitab Suci Nasional.

Bulan Kitab Suci Nasional tahun 2010

Tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan Bulan Kitab Suci Nasional adalah agar umat semakin mengenal, mencintai Kitab Suci, dan akhirnya hidup mereka ada dalam tuntunan Sabda Tuhan.

Pada tahun 2010 ini, tema yang hendak kita gumuli bersama adalah: MEMPERKENALKAN KITAB SUCI KEPADA ANAK-ANAK SEJAK DINI. Tema ini mengajak kita (khususnya orang tua) untuk memperkenalkan Kitab Suci kepada anak-anaknya sejak mereka masih usia dini.

Tahun 2010 adalah tahun penyadaran dan pemotivasian untuk gerakan bersama peduli anak dalam bina iman sejak usia dini. Karena itu BKSN 2010 ini menjadi waktu yang tepat untuk menumbuhkan perhatian dan menyatukan tekad kita bersama untuk peduli pada pembinaan iman anak.

Kalaupun kita (orangtua) tak akrab dengan Kitab Suci, jarang membacanya, janganlah hal itu kita wariskan kepada anak-anak kita. Biarlah “kemalasan” atau “keengganan” itu berhenti pada generasi kita. Mari bersama umat Katolik se-Tanah Air kita berubah dan membekali anak-anak kita dengan Sabda Tuhan. Dengan memperkenalkan Kitab Suci kepada anak sejak dini, kita telah mewariskan harta yang tak akan habis dimakan ngengat kepada generasi penerus Gereja di masa yang akan datang.


Pokok-pokok dalam Pertemuan I – IV adalah:



1. Awal Perkenalan dengan Allah (Ul 6: 4-25)
Tujuan: Memperkenalkan Allah kepada anak-anak sejak anak-anak masih dalam usia dini supaya mereka mampu menangkap/merasakan kasih Allah kepada keluarganya dan dirinya sendiri, dan dengan demikian mereka dapat mengasihi Allah, mengikuti perintah-perintah-Nya, dan hidup takut akan Dia.

2. Kenal Alkitab Sejak Kecil (2 Tim 3: 10-17)
Tujuan: Memperkenalkan Firman Tuhan kepada anak-anak supaya mereka mengetahui, memahami, dan sudah terbiasa melakukan ajaranajaran Tuhan sejak mereka masih kecil. Bahan dari pertemuan ke II adalah dari Surat Rasul Paulus kepada Timotius , 2 Tim 3 : 10 – 17. Judul perikop adalah Iman bertumbuh dalam penganiayaan dan pembacaan Kitab Suci.

Timotius adalah rekan sekerja Paulus dalam pewartaannya di Asia, Yunani dan Roma. Dalam suratnya tersebut Paulus meneguhkan timotius dan juga kita yang membacanya, bahwa dengan membaca Kitab Suci sejak kecil, akan dapat memberikan pegangan dan kekuatan dalam menghadapi penderitaan dalam karya pelayanan dan pewartaan , dan Paulus mengingatkan bahwa Kitab Suci beguna untuk memperbaiki kelakuan dan mengajar dalam kebenaran (bdk 2 Tim 3:16)

3. Mendidik Anak Menjadi Taat (Ef 6: 1-4)
Tujuan: Mendidik anak-anak untuk taat kepada orangtua, pertama-tama bukan dengan cara-cara “kuasa” dan meremehkan anak-anak, tetapi dengan membangun kepribadian mereka, mengindahkan hak mereka, dan memberi teladan nyata kepada mereka. Dalam pertemuan ini kita diajak untuk menyadari bahwa taat kepada orangtua juga berarti taat kepada Kristus, Orangtua untuk selalu mengajarkan kepada anak-anaknya nasihat dan ajaran Tuhan ( dalam KS ). Seluruh dari Perikop ini mengutamakan Kasih sebagai suatu ikatan yang aktualisasinya adalah sikap saling menghormati, anak kepada orang tuanya, Bapak-bapak kepada anaknya, hamba kepada tuannya dan juga sebaliknya.

4. Sayang Anak seperti Yesus (Mrk 10: 13-16)
Tujuan: Perlunya menyayangi anak dengan tindakan nyata dan terusmenerus, sehingga anak-anak mengalami rasa aman, dihargai, diterima, dan dikasihi; anak-anak yang bertumbuh dalam lingkungan “kasih” akan menjadi anak-anak yang “mekar” di dalam “kasih” dan mampu mengasihi
Tuhan dan sesama. Berbicara tentang anak-anak kita akan memiliki beberapa pandangan, anak-anak adalah Pribadi yang sangat tergantung kepada orang lain, polos, jujur, rendah hati, taat, selalu nampak ceria dll. Sikap – sikap seperti anak-anak itulah yang dikehendaki Allah kepada kita.

Hal itu kalau kita baca dalam perikop-perikop selanjutnya akan sangat kontradiktif dengan sikap seorang dewasa yang terikat pada hartanya ( bdk Mrk 10:17-27), yang hitung-hitungan dalam melayani Tuhan ( bdk Mrk 10:28-31), yang dilanda kecemasan walau bersama Yesus (bdk Mrk 10 : 32-34), yang mau mendapatkan tempat utama setelah bersusah payah mengikuti Yesus (bdk Mrk 10 : 35-45).

Semoga kita semakin mendalami isi Kitab Suci dan tekun melaksanakannya.


* Untuk Keuskupan Agung Semarang tersedia tema: Pendalaman Kitab Mazmur (Mzm 8, 23, 51, 84)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy