| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 14 September 2010 Pesta Salib Suci

Selasa, 14 September 2010
Pesta Salib Suci


"ALLAH SEBEGITU MENGASIHI DUNIA ..."


Rekan-rekan yang terkasih!

Konteks bacaan Injil bagi Pesta Salib Suci ini (Yoh 3:13-17) ialah pembicaraan antara Nikodemus dan Yesus yang berpusat pada bagaimana orang dapat sampai ke hidup kekal. Tokoh ini ingin mendapat pencerahan mengenai makna kejadian-kejadian luar biasa yang dilakukan Yesus. Ia mau mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Sebagai orang yang berpengalaman dan bijaksana, ia sudah dapat menyimpulkan bahwa Allah Yang Maha Kuasa kini sedang mendatangi umatNya dan mukjizat yang dilihat orang itulah tanda-tanda kedatanganNya. Nikodemus mulai menyadari bahwa Yesus datang dari Dia. Semua ini disampaikan Nikodemus kepada Yesus sambil mengharapkan pencerahan lebih jauh (Yoh 3:2). Dikatakan oleh penginjil, ia menemui Yesus malam hari. Malam adalah saat kegelapan dan kuasanya terasa mencengkam, tapi juga saat-saat Yang Ilahi datang menolong. Pembaca diajak Yohanes mengingat bahwa yang kini ditemui Nikodemus ialah Terang yang diwartakannya pada awal Injilnya.


Bagaimana kelanjutannya? Marilah kita catat beberapa pokok dalam pembicaraan itu terlebih dahulu.


PERCAKAPAN DENGAN NIKODEMUS

Injil Yohanes mengajak pembaca ikut mengalami yang dirasakan Nikodemus dan dengan demikian dapat ikut masuk ke dalam pembicaraannya dengan Yesus sendiri. Dalam ay. 3 Yesus menegaskan bahwa hanya orang yang dilahirkan kembali - dan dilahirkan dari atas sana - akan melihat Kerajaan Allah. Semakin disimak, jawaban Yesus ini semakin membawa kita kepada pertanyaan yang sebenarnya ada dalam hati Nikodemus dan boleh jadi juga dalam diri kita: "Apa maksud macam-macam mukjizat yang dilakukan Yesus, yang tentunya disertai Allah itu?" Tentunya tak lain tak bukan ialah...kenyataan apa itu Kerajaan Allah! Itulah yang dibawakan Yesus kepada orang banyak. Dan inilah yang semestinya dicari orang. Nikodemus tentu akan bertanya lebih lanjut: kalau begitu bagaimana caranya bisa ikut masuk ke dalam Kerajaan ini. Ay. 3 tadi ialah jawabannya.

Jawaban tadi semakin membuat Nikodemus bertanya-tanya. Boleh jadi juga kita demikian. Bagaimana bisa orang setua dia, setua kita, dapat lahir kembali. Tentu Nikodemus tidak berpikir secara harfiah belaka. Ia tahu yang dimaksud ialah lahir kembali secara rohani. Tapi justru itulah soalnya, bisakah orang yang sudah jauh melangkah di jalan lain mendapatkan hidup baru. Berangkat dari nol lagi? Apakah hidup dalam roh sepadan dengan pengorbanan yang perlu dijalani? Menanggalkan hidup badaniah, menisbikannya demi hidup dalam roh? Inilah maksud pertanyaan dalam ay. 9, "Bagaimana itu bisa terjadi?"

Penjelasan Yesus tidak diberikan dalam ujud serangkai pernyataan teologi, melainkan dalam ujud kesaksian mengenai dirinya: ia datang dari atas sana (ay. 13). Karena itulah ia dapat membawakan Kerajaan Allah kepada orang banyak. Dalam hubungan dengan yang diperkatakan sebelumnya, Yesus ialah orang yang sudah mengalami apa itu lahir kembali dari atas sana, dan yang kini hidup dalam roh. Untuk mengalami bagaimana lahir dalam roh, jalannya ialah berbagi hidup dengan dia yang sungguh sudah ada dalam keadaan itu. Ini jawaban bagi Nikodemus, juga jawaban bagi kita.

ULAR TEMBAGA?

Selanjutnya ay. 14 merujuk kepada sebuah pengalaman umat di padang gurun. Dalam berjalan mendekat ke Tanah Terjanji dulu, umat mengalami macam-macam bahaya. Salah satu yang paling mengerikan ialah "ular-ular tedung" yang mematikan itu (Bil 21:4-9). Ular-ular itu dapat memagut secepat kilat dan bisanya membakar. Tak ada kemungkinan selamat. Di situ malapetaka tadi digambarkan sebagai akibat kekurangpercayaan mereka sendiri. Mereka memang akhirnya meminta agar Musa memohonkan belas kasihan Yang Maha Kuasa. Begitulah, Musa diperintahkan Allah membuat ular dari tembaga dan memancangnya pada sebuah tiang. Yang dipagut ular akan tetap hidup bila memandangi ular tembaga tadi. Memandangi ular tembaga itu menjadi ungkapan kepercayaan pada Sabda Allah yang menjadi harapan satu-satunya untuk dapat terus hidup menempuh perjalanan di padang gurun sampai ke Tanah Terjanji.

Bagi pembaca Injil Yohanes, Tanah Terjanji kini ialah Kerajaan Allah yang dibawakan Yesus ke dunia kepada semua orang, bukan hanya kepada umat Perjanjian Lama. Untuk mencapainya, jalan satu-satunya ialah tetap mengarahkan pandangan kepada salib, menaruh kepercayaan dan harapan kepada dia yang disalib - diangkat seperti ular tembaga tadi. Mengapa? Jawaban dari Injil Yohanes didapati dalam ay. 16

INTI WARTA KESELAMATAN

"Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadanya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Tidak meleset bila dikatakan bahwa ay. 16 ini berisi ringkasan seluruh Kabar Gembira.

Kalimat ini menegaskan bahwa Allah bukan hanya hasil kesimpulan akal budi, yakni bahwa segala sesuatu yang ada ini mestinya ada yang mengadakan, yakni Allah. Bukan ke sana arah ayat ini. Justru kebalikannya. Tidak lagi dirasakan kebutuhan menunjukkan bahwa Ia ada. Yang diwartakan justru perhatian-Nya yang membuat jagat ini terus berlangsung. Dia itu Allah yang dihadirkan oleh orang-orang yang dekat denganNya. Dan kali ini bahkan Dia diperkenalkan oleh orang yang paling dekat denganNya, yang menyelami dan hidup dari Dia. Inilah arti kata "anak" yang diterapkan kepada Yesus oleh Injil Yohanes. Pemakaian kata "tunggal" di situ dimaksud untuk memperjelas bahwa tiada yang lebih dekat denganNya daripada Yesus sendiri. Karena itulah ia dapat membawa kemanusiaan berbagi kehidupan kekal dengan Yang Ilahi sendiri tadi.

Ay. 16 dst. berisi kesaksian Yohanes Penginjil akan siapa Allah dan siapa Yesus itu. Allah sedemikian mengasihi dunia ini sehingga ia memberikan AnakNya yang tunggal. Dalam teks Yunani Injil Yohanes, kata "mengasihi" dan "memberikan" itu diungkapkan dalam bentuk yang jelas-jelas mengungkapkan tindakan yang dibicarakan betul-betul sudah terjadi. Sudah jadi kenyataan, bukan hanya sedang atau bakal dikerjakan. Tentunya pengarang Injil berpikir akan peristiwa penyaliban Yesus di Golgota. Injil memang ditulis sebagai kesaksian peristiwa yang sudah dialami dan kini dibagikan kepada orang banyak. Penyaliban Yesus yang dari luar tampak sebagai hukuman, kegagalan, dan kematian itu kini mendapat arti baru. Yang Maha Kuasa mau menerima penderitaan manusia Yesus itu sebagai ungkapan kepercayaan utuh kepada-Nya. Dan karena itulah Yesus menjadi AnakNya, menjadi orang yang paling dekat dengan Allah sendiri dan bahkan dengan demikian membawakan Dia ke dunia ini. Penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah itu membuka jalan kehidupan kekal. Itulah ungkapan lain dari peristiwa kebangkitan. Inilah yang dibagikan Yesus kepada orang-orang yang mau mempercayai arti penyerahan dirinya kepada Allah tadi. Dan baru dengan demikian orang dapat ikut mengalami apa itu dikasihi Allah.

IMPIAN ATU KENYATAAN?

Yang diutarakan di atas ialah pengalaman iman dari para pengikut Yesus yang pertama yang kemudian dituliskan dalam bentuk Injil. Tidak segera dapat dicerna orang pada zaman kemudian di tempat lain. Kita boleh bertanya, bila benar Allah sungguh telah memberi perhatian khusus kepada dunia, bagaimana bisa dijelaskan kok masih ada saja yang tak beres, dan rasanya malah kekacauan semakin menjadi-jadi. Sekarang kekerasan, ketidakadilan, kematian terasa semakin mewarnai pengalaman sehari-hari. Retorika sajakah yang diutarakan Injil hari ini? Kerajaan Allah yang sudah datang itu impian atau kenyataan?

Injil Yohanes memecahkannya bukan dengan uraian moralistis atau pengajaran. Yang ditampilkan ialah sebuah kesaksian, yakni bahwa Allah tidak menghendaki kebinasaan. Yang dimaui-Nya ialah kehidupan kekal bagi semua orang. Bagi dunia. Yang perlu dilakukan manusia ialah berani menerima kebaikanNya. Mempercayai-Nya. Yang meragukan atau bahkan menolak akan tetap berada di dalam kegelapan, dalam ancaman kebinasaan, dan jauh dari kehidupan yang berkelanjutan. Tentu saja Yohanes memaksudkan kehidupan setelah kehidupan badani ini. Bagi Yohanes, yang kekal itu ialah kehidupan yang berbagi kedekatan dengan Yang Ilahi sendiri nanti. Inilah yang ditawarkan kepada Nikodemus. Dari pembicaraan dalam ay. 1-13 juga terasa betapa beratnya penyerahan seperti ini bagi Nikodemus. Ia masih bergulat agar membiarkan diri dan ikhlas dirasuki terang yang sudah ditemukan dan dilihatnya sendiri itu. Kisahnya bisa juga menjadi riwayat kita masing-masing.

BACAAN KEDUA: MADAH TENTANG KRISTUS Flp 2:6-11

Di sepanjang Flp 1:27- 2:13 Paulus menyampaikan pelbagai ajakan agar umat di Filipi saling menumbuhkan kebesaran hati di dalam hidup bersama. Dalam rangka ajakan inilah Paulus merujuk pada sebuah madah yang sudah dikenal umat, yakni yang dibacakan kali ini, 2:6-11. Kini cukup jelas aslinya madah itu terkarang dalam bahasa Aram yang dipakai di lingkungan para murid di tanah suci. Tetapi kemudian madah itu dialihbahasakan ke dalam bahasa Yunani sehingga juga dapat dipakai di kalangan yang lebih luas. Dan bentuk Yunani inilah yang kiranya diambil alih Paulus dalam suratnya kepada umat di Filipi.

Mengingat besarnya peranan madah tadi dalam pertumbuhan paham mengenai siapa Yesus yang Kristus itu, marilah kita lihat susunannya.

Ada tiga bagian pokok:

a. Ditegaskan dalam ay. 6-7 keberadaan sebagai Yang Ilahi yang bersedia mengosongkan diri dari keilahiannya agar menjadi sama dengan manusia.

b. Kemudian dalam ayat digambarkan dalam ay. 8 keberadaan di bumi, menjalani hidup seperti manusia biasa, juga ketika menghadapi kematian sampai kematian di salib.

c. Akhirnya dalam ay. 9-11diungkapkan kebesaran Kristus sebagai dia yang ditinggikan Allah di hadapan seluruh jagat sehingga seluruh jagat mengakuinya sebagai Kurios, artiya Tuhan sesembahan. Bagian ketiga ini menutup kemungkinan akan penafsiran adanya Allah "kedua", gagasan yang tidak sejalan dengan iman akan keesaan Yang Mahakuasa. Setelah mengosongkan diri dari keilahian tadi, tokoh yang dimadahkan ini ialah manusia seutuhnya. Ia menjadi sesembahan karena dijadikan demikian oleh Yang Mahakuasa sendiri.

Pokok pertama erat hubungannya dengan iman akan "inkarnasi", yakni keilahian mampu mendekat ke ciptaan sampai lahir sebagai manusia. Sedemikian besar kesediaan ini sehingga digambarkan sebagai keilahian yang mengosongkan diri. Malah keilahian tidak lagi dianggap sebagai yang patut dicari dan direnggut agar tidak lepas. Gagasan ini kemudian kerap dibicarakan di kalangan teolog sebagai "kenosis", pengosongan diri, walaupun dalam madah ini kata benda itu tidak muncul. Yang ada ialah kata kerjanya, yakni mengosongkan diri. Lebih ditampikan pelaku yang menjalani pengosongan diri itu dan bukan proses maupun hasilnya. Sekaligus ditekankan pula siapa kiranya sebelum itu, yakni keilahian sendiri. Dengan meresapi isi madah itu, orang akan tertuntun mendekat pada Yesus yang Kristus yang demikian. Dan bukan terbuai gagasan pengosongan diri lalu mencoba-coba mencontohnya - bukan ini yang dimaksud madah itu, bukan ini pula maksud Paulus ketika mengutip madah itu bagi umat di Filipi.


Salam hangat,

Agustinus Gianto,SJ

Bacaan Harian 13 - 19 September 2010

UJUD-UJUD KERASULAN DOA BULAN SEPTEMBER 2010

Ujud Umum: Semoga di negara-negara yang kurang berkembang, pewartaan Kabar Baik memperbaharui semangat masyarakatnya untuk secara aktif mengusahakan kemajuan sosial yang sejati.

Ujud Misi: Semoga dengan keterbukaan hati terhadap cinta kasih, kita mengakhiri banyak peperangan dan konflik yang telah menodai bumi dengan darah yang tertumpah.

Ujud Gereja Indonesia: Semoga peringatan Hari Aksara Internasional (06 September) mendorong semua pihak bekerjasama meningkatkan kemampuan baca-tulis masyarakat, khususnya kaum yang terpinggirkan.

Bacaan Harian 13 - 19 September 2010

Senin, 13 September: Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup Pujangga Gereja (P).
1Kor 11:17-26; Mzm 40:7-10.17;Luk 7:1-10.
Iman perwira romawi tersebut membawa kesembuhan bagi hambanya. Yakinkah kita bahwa iman kita kepada Yesus juga dapat membawa kebaikan bagi orang lain? Mari dengan iman yang teguh, kita tak kunjung henti memohon kepada-Nya untuk orang-orang yang membutuhkan doa-doa kita.

Selasa, 14 September: Pesta Salib Suci (M).
Bil 21:4-9; atau Flp 2:6-11; Mzm 78:1-2.34-38; Yoh 3:13-17.
Betapa dalamnya kasih Bapa kepada manusia. Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya kita yang percaya memperoleh hidup yang kekal. Bagaimanakah kita menanggapi kasih Bapa itu? Ia senantiasa menunggu kita dan siap menggendong kita supaya kita beroleh hidup dalam kelimpahan.

Rabu, 15 September: Peringatan Wajib Sta. Perawan Maria Berdukacita (P).
1Kor 12:31 – 13:13; atau Ibr 5:7-9; Mzm 33:2-5.12.22; Luk 7:31-35.
Kalau menjelang wafat-Nya, Yesus memberikan ibu-Nya kepada murid-murid, ini tentu bukan tanpa maksud. Dialah Bunda penolong abadi yang penuh belas kasih. Dalam segala situasi berat yang kita hadapi dewasa ini, marilah kita juga menyerahkan diri kepada pelukan Bunda Maria. Pasti ia melakukan sesuatu untuk kita. Rasakanlah!

Kamis, 16 September: Peringatan Wajib St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup-Martir (M).
1Kor 15:1-11; Mzm 118:1-2.16ab-17.28; Luk 7:36-50.
Karena mengalami cinta dan belas kasih Allah, perempuan itu bersimpuh di hadapan Yesus dan mengurapi kaki-Nya. Apakah kita juga menyadari bahwa kita pun banyak mengalami cinta dan belas kasih Allah. Lalu, apa yang telah kita lakukan untuk-Nya?

Jumat, 17 September : Hari Biasa Pekan XXIV (H).
1Kor 15:12-20; Mzm 17:1.6-7.8b.15; Luk 8:1-3.
Perempuan-perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat dan berbagai penyakit, melayani rombongan Yesus dengan kekayaan mereka. Apakah Yesus juga menyembuhkan kita? Apakah kita juga mau melayani Yesus dengan apa yang kita miliki?

Sabtu, 18 September: Hari Biasa Pekan XXIV (H).
1Kor 15:35-37.42-49; Mzm 56:10-14; Luk 8:4-15.
Yesus telah menaburkan sabda-Nya. Ia tentu berharap, sabda-Nya itu tinggal dalam hati yang baik, yang kemudian dapat berbuah, lalu menjadi benih baru bagi orang lain juga. Inilah tugas utama murid Yesus.

Minggu, 19 September: Hari Minggu Biasa XXV (H).
Am 8:4-7; Mzm 113:1-2.4-8; 1Tim 2:1-8; Luk 16:1-13 (Luk 16:10-13).
Kita diingatkan supaya kesetiaan kita terhadap-Nya nampak dalam perkara-perkara yang kecil. Hanya dengan cara itulah, kita dapat setia juga dalam perkara-perkara yang besar. Sebaliknya, kalau dalam hal kecil saja, kita sudah terbiasa tidak setia; bagaimana mungkin bisa setia dalam hal besar. Mari kita wujudkan iman kita dalam hal-hal yang sederhana pada hidup keseharian kita.

Senin, 13 September 2010 Hari Biasa Pekan XXIV

Senin, 13 September 2010
Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup Pujangga Gereja


Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. (1Kor 11:26)

Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, sabda-Mu adalah pelita dan terang bagi jalan kami. Kami bersyukur karena rahmat penyertaan-Mu dalam setiap perjalanan hidup kami. Kami mohon rahmat pengertian agar kami dapat mengerti Sabda yang kami renungkan ini. Tuhan, Tinggallah beserta kami sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Paulus mengajak jemaat di Korintus menyadari hakikat Ekaristi. Sakramen Ekaristi menampilkan kembali karya keselamatan Kristus dalam rupa roti dan anggur. Setiap kali kita merayakan Ekaristi, kita mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang. Sebab itu hendaknya semangat Ekaristi juga menjiwai umat beriman dalam mencari jalan untuk memecahkan persoalan jemaat.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 11:17-26.33)

"Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang."

Saudara-saudara, dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan. Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji. Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji. Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Wartakanlah wafat Tuhan, sampai Ia datang.
Ayat.(Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17)
1. Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata: "Sungguh, aku datang.
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan dalam jemaah yang besar; bahkan tidak kutahan bibirku, Engkau juga yang tahu, ya Tuhan.
4. Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan-Mu dan keselamatan dari pada-Mu kubicarakan, kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.

Iman perwira Romawi sungguh sangat teguh dan dipuji oleh Yesus. Imannya yang besar ia ungkapkan melalui pengalaman hidupnya sebagai seorang atasan dalam dinas ketentaraan. Bagi kita pekerjaan adalah tempat untuk berjumpa dengan Allah dan memperdalam kepercayaan kepada-Nya, bukan menjauhkan dan membuat kita lupa akan Dia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:1-10)

"Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai."

Pada suatu ketika, setelah mengakhiri pengajaran-Nya kepada orang banyak, masuklah Yesus ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Iman perwira itu sungguh besar. Ia percaya akan kasih Yesus yang menyembuhkan. Ia yakin akan kuasa-Nya juga. Maka apa yang ia harapkan sungguh terjadi bahkan ia dipuji oleh Yesus. Apakah kita sungguh percaya akan kasih dan kuasa Yesus? Apakah ketika kita memohon kepada-Nya kita percaya bahwa Ia akan mendengarkan kita? Kalau ya, jangan kuatir! Apa yang kita minta pasti terjadi.


R U A H

Minggu, 12 September 2010 Hari Minggu Biasa XXIV

Minggu, 12 September 2010
Hari Minggu Biasa XXIV

"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."

Antifon Pembuka

Damai sejahtera, ya Tuhan, berikanlah kepada mereka yang berharap kepada-Mu, agar terbuktilah kebenaran para nabi. Dengarkanlah doa hamba-hamba dan umat-Mu.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang maharahim, meskipun kami mencari jalan sendiri yang lain de-ngan jalan-Mu, namun Engkau datang juga kepada kami. Orang berdosa Kau ajak bertobat dan yang ter-sesat Kau cari. Perkenankanlah kami selalu saling memberi kesempatan, mencari yang hilang, dan bangga serta gembira, karena persahabatan kami dengan Dikau dapat dipulihkan kembali. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Keluaran (32:7-11.13-14)

"Menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya."


Di Gunung Sinai Allah berfirman kepada Musa, “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak peri lakunya. Begitu cepat mereka menyimpang dari jalan yang Kupe-rintahkan kepada mereka. Mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah serta mempersembahkan kurban sambil berkata: Hai Israel, inilah allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Lagi firman Tuhan kepada Musa, “Telah Kulihat bangsa ini, dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk! Oleh sebab itu biarkanlah murka-Ku bangkit terhadap mereka, dan Aku akan membinasakan mereka; tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.” Lalu Musa mencoba melunakkan hati Tuhan, Allahnya, dengan berkata, “Mengapakah, Tuhan, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepadamu keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya.” Dan menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3.4.12-13.17.19; Ul: Luk 15:18)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, Menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, Dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku.
3. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1Tim 1:12-17)

"Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa."

Saudaraku terkasih, aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan aku, karena Ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihi-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan kepadaku bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Sabda ini benar, dan patut diterima sepenuhnya, yaitu bahwa Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Dari antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu, aku dikasihani, agar dalam diriku sebagai orang yang paling berdosa ini, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal. Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak tampak, yang esa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dan telah mempercayakan berita perdamaian itu kepada kami.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-32)


"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."


Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa, dan makan bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya ia lalu meletakkan domba itu di atas bahu dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena 99 orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, “Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” Yesus berkata lagi, “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskan semua harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku, dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya, Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, kenakanlah itu kepadanya; pasanglah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya, Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali .”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni

Amat berhargalah Kasih Setia-Mu, ya Tuhan umat manusia bernaung di bawah sayap-Mu.

Renungan

LUAPAN BELAS KASIH ALLAH

Saudara-saudari yang terkasih,
Ada pepatah yang mengatakan: “Berbuat salah dan dosa adalah kodrat kemanusiaan, tetapi mengampuni adalah kodrat ilahi!” Pepatah ini menjadi pokok pengajaran Yesus kepada kita semua, sebagai pesan Injil hari Minggu ini (Lukas 15:1-32).

Kalau salah dan dosa adalah kodrat kemanusiaan, maka ada: “dosa pribadi; ada dosa sesama, dan ada cinta kasih dan belas kasih Allah!” Contoh:

- Dosa pribadi: Dosa anak si bungsu dalam Injil (ayat 18: “Aku akan bangkit dan pergi kepada Bapa-Ku dan berkata kepadanya: bapa, aku berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa!”)

- Doa Sesama: dosa si sulung (ayat 29-30: .... telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah melanggar perintah bapa ...... tetapi anak bapa yang memboroskan harta kekayaan dengan pelacur-pelacur .... dst.).

- Cinta kasih dan belas kasih Allah. Dosa itu tidak sama dengan orang berdosa. Dosa harus dihapus dan dimatikan, tetapi orang berdosa harus mendapat tempat, supaya bertobat, mendapat pengampunan dan berkat, sehingga selamat. Cinta kasih dan belas kasih Allah itu digambarkan sikap bapa dalam kisah Injil (Lukas 15:31-32... Anak-ku, engkau selalu bersama-sama aku ... kita patut bersukacita dan bergembira, karena adikmu telah mati dan hidup kembali, telah hilang dan ditemukan kembali).

Saudara-saudari yang terkasih,
Buah cinta kasih dan belas kasih Allah kepada kita orang-orang berdosa ini, menjadi nyata dalam wafat-Nya di kayu salib, dimana lambung-Nya ditikam dengan tombak dan mengalirlah tetes darah dan air sebagai sumber rahmat dan pengampunan dosa-dosa kita.

Hanya hati yang seluas samudra memungkinkan orang-orang berdosa menyesali dirinya dan meninggalkan dosa-dosanya dan kembali kepada Tuhan, seperti si anak bungsu (ayat 20-21 : Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebut anak bapa).

Saudara-saudari yang terkasih,
Manakala kita ini masih memiliki rasa kecewa terhadap kesalahan dan dosa sesama, seperti si sulung dalam Injil hari ini. Jangan-jangan kita ini orang berdosa yang tidak tahu diri. Padahal belas kasih dan pengampunan merupakan ciri khas para pengikut Kristus. Kita seringkali kurang sadar, lupa diri dan kurang merasakan bahwa kasih sayang Allah sudah dilimpahkan kepada kita. Contoh: Saya mengaku dosa, dosa-dosa ku diampuni, saya dikaruniai kesehatan dan tata kehidupan yang lumayan baik dan kecukupan, lebih dari orang lain. Mengapa masih bersikap seperti si sulung? Pemarah dan iri hati (ayat 28). Merasa diri tidak pernah melanggar perintah Allah (ayat 29). Sikap memandang rendah orang lain, menuduh dan memfitnah (ayat 30).

Belas kasih Allah tidak akan mengalir kepada orang yang masih memiliki sikap menganggap diri benar dan memandang rendah orang lain. Sebab Allah berkenan kepada orang yang rendah hati. (Lukas 18:9.14)

Saudara-saudari yang terkasih,
Orang-orang kristiani, berkat Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Penguatan mengambil bagian dalam tugas Imamat Kristus, Imam Agung kita. Maka kita juga harus siap menjadi tanda dan saluran “luapan belas kasih Allah dalam Yesus Kristus, Juruselamat Kita” kepada dan bagi sesama kita.

Salam dan berkat,

Pastor St. Endrokaryanto, SCJ

Sabtu, 11 September 2010 Hari Biasa Pekan XXIII

Sabtu, 11 September 2010
Hari Biasa Pekan XXIII
St. Protus dan Hyasintus;
B. Yohanes Gabriel Perboyre, Martir.

Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah -- 1Kor 15:51

Doa Renungan

Allah Bapa kami di dalam surga, syukur atas hari baru yang kami terima ini. Sungguh indah kalau kami juga boleh mendengarkan Sabda-Mu. Resapkanlah Sabda-Mu yang akan kami baca ya Tuhan, agar menjadi sumber kekuatan untuk melayani dan melakukan aktivitas pekerjaan kami hari ini dengan baik. Dengan demikian semuanya menjadi pujian bagi kemuliaan-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 10:14-22a)

"Kita ini sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu."

Saudara-saudara terkasih, jauhilah penyembahan berhala! Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan! Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah? Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat. Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.

Ayat. (Mzm 116:12-13.17-18)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan,
2. Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan, akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya,

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Orang yang mengasihi Aku akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Yesus mengajak kita untuk melihat persoalan yang kita hadapi dari pokok atau sumbernya. Hal itulah yang menentukan apa yang akan muncul selanjutnya. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik. Dari pokok anggur orang akan memetik buah anggur. Karenanya barangsiapa yang hatinya melekat pada Kristus, akan menghasilkan kasih seperti yang dikehendaki-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:43-49)

"Mengapa kalian berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan!' padahal kalian tidak melakukan apa yang Kukatakan?"

Yesus menyampaikan wejangan ini kepada murid-murid-Nya, "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan--, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Kehidupan di tengah dunia tidak akan pernah lepas dari badai dan terpaan topan tantangan serta godaan. Banyak orang yang tergerus, bahkan hancur hidupnya oleh karena semua tantangan itu. Dengan mudah orang menjadi putus asa dan menikmati keterpurukannya. Semua itu terjadi karena dasar hidupnya tidak kokoh. Mereka membangun hidupnya seperti di atas pasir sehingga dengan mudah tergerus oleh tantangan zaman.

Bila iman dan doa hanya di bibir dan kita tidak melaksanakan perintah Tuhan, bila hati kita tidak terpaut seutuhnya kepada Allah, bagaimana mungkin dasar hidup kita menjadi kuat. Semua itu menjadikan diri kita berdiri di atas fondasi hidup yang rapuh. Kondisi tersebut tidak akan memberi harapan bahwa dari hidup kita akan dihasilkan buah-buah rahmat Allah. Mendengarkan ajaran Tuhan dan melakukannya dalam hidup sehari-hari serta hati yang hanya terarah pada Tuhan menjadi fondasi yang kokoh. Kekuatan fondasi hidup bukanlah untuk menghilangkan persoalan hidup, melainkan untuk tetap bertahan menghadapi segala tantangan kehidupan. Bagaimana Anda sendiri mendasarkan hidup ini?

Ya Tuhan, kuatkanlah dasar hidupku. Aku ingin selalu mendengarkan Sabda-Mu dan melaksanakannya dalam hidupku. Aku hendak memperjuangkan hidupku bersama rahmat-Mu agar dari hidupku, kuhasilkan buah-buah rahmat-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 10 September 2010 Hari Biasa Pekan XXIII

Jumat, 10 September 2010
Hari Biasa Pekan XXIII
St. Theodardus; St. Nikolaus Tolentino
B. Oglerius; Fransiskus Garate

Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik. Diamlah di negeri dan berlakulah setia -- Mzm 37:3

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur pada-Mu atas anugerah yang Engkau berikan pada kami. Curahkanlah kuasa Roh Kudus atas kami, agar kami dapat mengerti Sabda yang ingin Engkau sampaikan kepada kami hari ini. Sebab kami selalu ingin hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

Santo Paulus menyadari bahwa tugas mewartakan Injil adalah sesuatu yang wajar bahkan wajib bagi pengikut Yesus. Ia percaya bahwa seluruh hidupnya adalah hasil dari kebaikan Tuhan. Karena itu mewartakan dengan penuh sukacita apa yang dialaminya, bukan menjadi beban melainkan menjadi sesuatu yang membahagiakan. Ia juga yakin pada akhirnya Allah akan menganugerahkan mahkota kehidupan.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 9:16-19.22b-27)

"Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya, untuk menyelamatkan mereka semua."

Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku untuk memegahkan diri. Sebab bagiku itu suatu keharusan. Celakalah aku bila aku tidak memberitakan Injil. Andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya. Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain,
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat. (Mzm. 84:3.4-5-6.8.12)
1. Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
4. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.
5. Sebab Tuhan Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.

Kemauan untuk senantiasa mawas diri perlu senantiasa ditumbuhkan dalam diri orang beriman. Hanya dengan cara ini sikap rendah hati, sabar, dan mau mengampuni menjadi sesuatu yang mungkin dalam mewartakan Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:39-42)

"Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?"

Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Sering orang merasa lebih tahu daripada pengetahuan yang sesungguhnya ia miliki. Ia bersikap sok tahu dan merasa layak membimbing sesamanya. Akibatnya bukan saja ia jatuh dalam kesalahan, tetapi ia juga membawa serta orang yang dibimbingnya ke dalam kesalahan. Apakah kita sungguh mengenal Allah dan mengenal diri kita? Kalau belum, sekaranglah saatnya mengenal Dia dan diri kita, kemudian kita bawa sesama kita kepada-Nya.

Tuhan Yesus, Engkaulah jalan, kebenaran, dan hidupku—yang menjamin keselamatan jiwaku. Tuntunlah aku, supaya aku tidak berada di jalan yang sesat, melainkan dengan teguh mengarahkan hidupku hanya kepada-Mu. Amin.


R U A H

BKSN 2010 MEMPERKENALKAN KITAB SUCI KEPADA ANAK-ANAK SEJAK DINI, Sub Tema 4: Sayang Anak Seperti Yesus

  • SUB TEMA 4: SAYANG ANAK SEPERTI YESUS (Mrk 10: 13-16)

Tujuan: Perlunya menyayangi anak dengan tindakan nyata dan terus-menerus, sehingga anak-anak mengalami rasa aman, dihargai, diterima, dan dikasihi; anak-anak yang bertumbuh dalam lingkungan “kasih” akan menjadi anak-anak yang “mekar” di dalam “kasih” dan mampu mengasihi Tuhan dan sesama.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:13-16)

Mrk 10:13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
Mrk 10:14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
Mrk 10:15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
Mrk 10:16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.


SUSUNAN TEKS

• Ay. 13: Orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus untuk dijamah Yesus, tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
• Ay. 14-15:
– Yesus marah dan mengatakan supaya membiarkan anak-anak itu datang kepada-Nya dan jangan dihalang-halangi, sebab itu datang kepada Nya dan jangan dihalang halangi, sebab merekalah yang empunya Kerajaan Allah.
– Bahkan Yesus menegaskan, barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.
• Ay. 16: Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan-Nya atas mereka, dan memberkati mereka.

PERTANYAAN PENDALAMAN


1. Mengapa para murid menghalang-halangi anak-anak yang datang pada Yesus?
2. Mengapa Yesus marah? (Coba lihat lagi pengajaran Yesus sebelumnya dalam Mrk 9: 37 dan juga Mrk 9: 42)
3.a. Apa yang dimaksud Yesus waktu mengatakan bahwa anakanak adalah yang empunya Kerajaan Allah?
b. Apa artinya Yesus mengatakan barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya?
4. Sikap dan pola pikir Yesus dalam mengajarkan untuk menyayangi anak-anak sungguh nampak dalam tindakan-Nya yang nyata. Apa tindakan-Nya yang mengungkapkan rasa sayang-Nya kepada anak-anak?
5. Pesan apa yang dapat Anda petik dari kisah ini?

MEMBANGUN NIAT
(Disediakan waktu hening)

• Apa yang harus aku lakukan secara konkret untuk sungguh menyayangi dan mengasihi anak-anakku (cucuku/keponakanku/anak-anak lain umumnya)?

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy