| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 26 September 2010 Hari Minggu Biasa XXVI

Minggu, 26 September 2010
Hari Minggu Biasa XXVI

ORANG KAYA DAN LAZARUS

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau memperhatikan semua orang, tetapi terutama mereka yang tidak mendapat perhatian dari sesamanya. Kami mohon, janganlah kami tinggal berdiam diri melihat kelaliman atau ketidakadilan. Buatlah kami siap sedia membagikan cinta kasih-Mu kepada siapa saja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Amos (6:1a.4-7)

"Yang duduk berjuntai dan bernyanyi akan pergi sebagai orang buangan."

Beginilah firman Tuhan, Allah semesta alam, "Celakalah orang-orang yang merasa aman di Sion, yang merasa tenteram di Gunung Samaria! Celakalah orang yang berbaring di tempat tidur dari gading, dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak lembu dari tengah kawanan binatang yang tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya! Celakalah orang yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! Sebab sekarang mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah hiruk pikuk pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 838.
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 146:7.8-9a.9b-10; R: 1b)
1. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, Tuhan memberi roti kepada orang-orang yang lapar, dan membebaskan orang-orang yang terkurung.
2. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
3. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-menurun.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:11-16)

"Taatilah perintah ini hingga pada saat Tuhan menyatakan diri."

Hai, engkau manusia Allah, jauhilah semua kejahatan, kejarlah keadilah, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan.Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar, dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil, untuk itulah engkau telah mengikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. Di hadapan Allah yang menghidupkan segala sesuatu dan di hadapan Yesus Kristus yang memberi kesaksian yang benar di hadapan Pontius Pilatus, aku memperingatkan engkau, "Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Saat itu akan ditentukan oleh Penguasa satu-satunya yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja, dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada kematian, dan bersemayam dalam cahaya yang tak terhampiri. Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang pun manusia dapat melihat Dia. Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963.
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya oleh karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)

"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan,

Minggu yang lalu penginjil Lukas mengajak kita untuk berefleksi dengan menggunakan harta benda duniawi secara bijaksana. Dalam Minggu ke XXVI ini, Tuhan Yesus mengajak kita untuk mengelola kekayaan duniawi dengan bijaksana agar kita tidak “terpisahkan” dengan Tuhan dan sesama. Penggunaan harta duniawi dengan bijaksana akan mendorong kita peka akan kebutuhan sesama dan membuat batin kita “tajam” untuk mendengar Sabda Tuhan.

Injil Lukas 16:19-13 memaparkan perumpamaan tentang seorang kaya raya tanpa nama dihadapkan dengan seorang miskin, seorang pengemis yang diberi nama Lazarus (artinya: bantuan dari Allah). Selama masih hidup, orang kaya ini mengetahui dengan jelas kebutuhan pengemis, Lazarus yang berada di pintu gerbang rumahnya tetapi ia tidak menyadari betapa seriusnya bahwa “SAAT INI DAN DI SINI” adalah saat untuk mempersiapkan hidup yang kekal. Harta kekayaan bukanlah hal yang menjauhkan orang kaya dari “pangkuan” Abraham tetapi pengelolaannya yang tidak dapat dipercaya.

Kekontrasan situasi hidup antara orang kaya dan Lazarus berbanding terbalik setelah mereka mati. “Kemudiaan matilah orang orang miskin itu, lalu dibawa malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati lalu dikubur” (ay. 22-23a). Setelah mati, orang kaya berada di “dunia bawah”, atau syeol. Ini adalah tempat dan situasai yang sungguh terpisah dari tempat kebahagiaan Abraham. Orang kaya ini dapat melihat Lazarus dari syeol dan tetap menganggap Lazarus sebagai hambanya. Pertama-tama, ia minta kepada Lazarus setetes air untuk mendinginkan lidahnya, kemudian ia meminta supaya pergi untuk mengingatkan saudara-saudarinya. Abraham menjelaskan kepada orang kaya, mengapa kenyataannya begitu terbalik. Meskipun orang kaya ini menyebut Abraham sebagai bapanya, ia hanyalah anak Abraham berdasarkan hubungan darah, bukan karena hubungan spiritual yang membuahkan keselamatan.

Orang kaya meminta Lazarus untuk mengingatkan saudara-saudarinya adalah tindakan yang baik tetapi SUDAH TERLAMBAT. Mereka telah memiliki Musa dan para nabi dan Sabda Allah yang telah dimaklumkan berabad-abad kepada Israel, SUDAH CUKUP. Pernyataan ini mengingatkan kembali ucapan Yesus mengenai hukum dan para nabi. Yesus berbicara dan mengingatkan orang-orang Farisi bahwa pelaksanaan lahiriah hukum dan ketelitian dangkal dalam pelaksanaan hukum tidak berarti mendengarkan Sabda Allah.

Saudara-saudari yang terkasih, mari kita mohon kepada Allah agar Ia berkenan membuat batin dan hidup kita peka akan Sabda-Nya dan mendorong kita untuk mengungkapkan kasih Allah kepada sesama kita.

“Kita harus hening sebelum dapat mendengarkan, kita harus mendengarkan sebelum dapat belajar, kita harus belajar sebelum dapat mempersiapkan, kita harus mempersiapkan sebelum dapat melayani, kita harus melayani sebelum dapat memimpin”.



Salam dan berkat,

Pastor L. Setyo Antoro, SCJ.

Sabtu, 25 September 2010 Hari Biasa Pekan XXV

Sabtu, 25 September 2010
Hari Biasa Pekan XXV

Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap dirinya pintar! --- Yesaya 5:21

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas iman yang telah Kauanugerahkan kepadaku. Banyak hal yang sulit aku mengerti akan muncul dalam kehidupanku. Oleh karena itu ya Tuhan, berilah aku kerendahan hati sehingga di tengah ketidakmengertianku aku tetap beriman kepada-Mu. Amin.

Pembacaan dari Kitab Pengkhotbah (11:9-12:8)

"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah."

Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan. Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!", sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan, pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur, dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk, juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi?karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan, sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur, dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya. Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!

Bait Pengantar Injil, do=bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Sering arti salib masih tersembunyi bagi kita. Kita cenderung menolak, takut lalu diam. Tetapi Yesus senantiasa bersabar dan mendoakan kita agar berani maju dan menjadikan salib sebagai satu-satunya harapan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:43b-45)

"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya."

Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia." Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan


Segala sesuatu adalah sia-sia, demikian Pengkhotbah menegaskan. Memang, segala sesuatu dalam kehidupan ini akan sia-sia kalau semua hanya mengikuti keinginan manusiawi tanpa menghiraukan Allah. Kendati kegembiraan, kepuasan, atau kemuliaan didapatkan, tetapi semuanya itu akan diadili oleh Allah. Lebih dari itu, segala yang dicapai manusia tanpa peduli terhadap Allah dan segala kehendak-Nya, tidak akan membawa manusia pada keselamatan. Manusia justru tidak memahami rencana Allah dalam hidupnya. Hal ini sering membuat banyak orang menjadikan hidupnya sia-sia.

Yesus sadar sepenuhnya akan hidup dan tujuan yang hendak dicapai melalui kehidupan-Nya sebagai manusia. Kendati untuk mewujudkan tujuan hidup-Nya Dia harus menderita, namun Yesus tidak merasa kehilangan makna hidup-Nya. Bagaimana dengan Kita sendiri? Apa yang Kita cari dalam hidup ini?

Tuhan, jangan biarkan hidupku sia-sia karena segala hal yang kulakukan tidak kusadari. Aku ingin mengarahkan hidupku pada satu tujuan, yaitu kesatuan abadi bersama-Mu dalam kebahagiaan kekal. Ya Tuhan, bantulah aku untuk mewujudkannya. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 24 September 2010 Hari Biasa Pekan XXV

Jumat, 24 September 2010
Hari Biasa Pekan XXV

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan -- Yak 1:2

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas panggilan-Mu sehingga aku boleh menjadikan-Mu sebagai Juruselamat pribadiku. Merajalah dan kuasailah diriku sepanjang hari ini seturut kehendak-Mu. Amin.

Kehidupan sehari-hari yang rutin dan biasa amat menjemukan. Semua terjadi dengan cara yang sama berulang-ulang dan seolah-olah tidak memiliki tujuan. Nasihat pengkhotbah hendaknya menyadarkan kita agar kita mencari keabadian dengan menyertakan kasih Allah di dalamnya. Tanpa cinta segala pekerjaan kita menjadi sia-sia.

Pembacaan dari Kitab Pengkhotbah (3:1-11)

"Untuk segala sesuatu di bawah langit ada waktunya."

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1-2.3-4)
1.. Terpujilah Tuhan, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang; yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
2. Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya? Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.

Orang memiliki pendapat yang bermacam-macam tentang Yesus. Pendapat itu melukiskan gambaran orang itu tentang Dia. Gambaran kita tentang Allah ternyata juga menjadi tolok ukur bagaimana orang tersebut akan bersikap, berelasi dan berharap kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)

"Engkaulah Kristus dari Allah. Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."

Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, "Kata orang banyak siapakah Aku ini?" Mereka menjawab, "Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit." Yesus bertanya lagi, "Menurut kalian, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkaulah Kristus dari Allah." Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus, Sang Kristus, sadar bahwa Ia harus menjalani semua penderitaan sebelum akhirnya jaya. Ia taat kepada Bapa-Nya. Yesus ingin menunjukkan kepada murid-murid-Nya, Ia yang adalah Kristus, Penyelamat, Anak Allah, mau menderita bagi manusia. Suatu pengosongan diri yang sungguh radikal. Pembalikan logika dunia. Apakah aku mau mengosongkan diri bagi sesama?

Ya Allah, hidupku berharga di mata-Mu. Ajarilah aku menghargai hidupku dan mampu mengisinya seturut kehendak-Mu agar aku mampu menjadikan hidupku bermakna. Allah, sumber hidupku, kuserahkan hidupku kepada penyelenggaraan-Mu. Amin.

R U A H

Kamis, 23 September 2010 Pw. St Padre Pio, Imam

Kamis, 23 September 2010
Pw. St Padre Pio, Imam
St. Linus; Sta. Tekla

Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus -- Galatia 6:2

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, terimakasih karena Engkau telah memberi kepercayaan kepadaku untuk mewartakan Kabar Gembira kepada dunia. Semoga Kabar Gembira yang telah kuwartakan melalui hidupku pada hari ini menyenangkan hati-Mu. Amin.

Pembacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2-11)


"Tiada sesuatu yang baru di bawah matahari."

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datangpun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847

Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:7-9)

"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"

Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, "Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?" Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

Kejahatan akan selalu mengancam kebaikan. Orang yang hidup dalam kejahatan akan menjadi gelisah dan cemas atas kehadiran orang-orang yang membela kebenaran. Dalam pergulatan hidup, antara yang jahat dan yang benar selalu diuji, siapa yang kalah dan menang. Para murid Yesus memilih Yesus sebagai jalan kebenaran, namun kebenaran hidup mereka masih harus diuji dalam pergulatan hidup sehari-hari. Yesus dan Yohanes hidup dalam kebenaran dan mereka menjadi sosok yang menang atas segala dosa dan kejahatan, kendati mereka harus mengorbankan hidup mereka.

Semua murid Yesus diutus-Nya untuk menjadi pewarta dan pembela kebenaran. Tuhan Yesus dan kebenaran ajaran-Nya seharusnya menjadi hal yang terpenting bagi murid Yesus.

Hal ini pula yang menjadi refleksi dalam kitab pengkhotbah, bahwa segala sesuatu sia-sia termasuk hidup ini. Apa yang kita pentingkan dalam hidup ini, diri kita sendiri yang tidak mendatangkan keselamatan atau jalan keselamatan dengan hidup benar seturut kehendak Tuhan?

Sia-sialah segala hal yang kumiliki dan kulakukan, ya Tuhan, kalau aku tidak hidup benar di hadapan-Mu. Tariklah hidupku selalu pada kebenaran sejati dari-Mu, agar hidupku tidak sia-sia, melainkan terarah pada keselamatan. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 22 September 2010 Hari Biasa Pekan XXV

Rabu, 22 September 2010
Hari Biasa Pekan XXV

Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu -- Mrk 10:43

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengajar para murid-Mu untuk mewartakan kabar gembira tanpa membawa perbekalan apapun. Ini menunjukkan bahwa Engkau menghendaki aku untuk mewartakan iman yang telah Kauanugerahkan tanpa membawa maksud-maksud yang bersumber dari keegoisanku. Bimbinglah aku pada hari ini untuk mewartakan iman hanya demi kemuliaan nama-Mu. Amin.

Sabda Tuhan memiliki arti yang istimewa. Hal ini hendaknya menyadarkan kita bahwa Kitab Suci bukan hanya berisi ajaran-ajaran yang baik, namun menjadi sabda keselamatan bagi orang yang percaya.

Pembacaan dari Kitab Amsal (30:5-9)

"Janganlah aku Kauberi kemiskinan atau kekayaan, melainkan hanyalah kebutuhan hidupku secukupnya."

Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya. Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta. Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah pelita bagi langkahku.
Ayat. (Mzm 119:29,72,89,101,104,163)
1. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku Taurat-Mu.
2. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak.
3. Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di sorga.
4. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
5. Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.
6. Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Yesus dan Injil-Nya perlu diwartakan seturut kehendak Allah. Pewartaan kabar keselamatan bukanlah hobi, proyek atau berdasarkan rencana kita sendiri. Karenanya di tengah aneka tantangan, perkiraan, dan perencanaan kita, panggilan/kehendak Tuhan harus mendapat tempat yang pertama. Perutusan-Nya mengatasi ketidakmungkinan dan kekuatiran kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:1-6)

"Ia mengutus para murid mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit."

Sekali peristiwa Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang. Yesus berkata kepada mereka, "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. Jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Apabila kalian diterima di suatu rumah, tinggallah di situ sampai kalian berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kalian, keluarlah dari kota mereka, dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka, dan menjelajah segala desa, sambil memberitakan Injil serta menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kuasa yang diberikan bagi para rasul berjalan seiring dengan perutusan mereka. Kuasa ini tidak akan berarti apa-apa apabila orang yang diutus tidak bergantung sepenuhnya pada kekuatan Allah. Allahlah yang memberi kuasa. Dialah yang mengutus. Dia pulalah yang menjadi daya kekuatan pelaksanaan kehendak-Nya.

Tugas mewartakan Kerajaan Allah tidaklah mudah, bahkan cenderung sulit sekali. Tetapi jangan kuatir, Yesus memberikan tenaga dan kuasa-Nya, sehingga yang berkarya bukanlah kita tetapi Ia sendiri. Bersama Dia, kita pasti bisa! Dalam kehidupan kita seringkali menemui kesulitan, itulah peringatan bagi kita untuk melihat kembali apakah kita sungguh sudah berkarya bersama Yesus.

Tuhan Yesus Kristus, terimakasih karena Engkau telah memberi kepercayaan kepadaku untuk mewartakan Kabar Gembira kepada dunia. Semoga Kabar Gembira yang telah kuwartakan melalui hidupku pada hari ini menyenangkan hati-Mu. Amin.

RUAH

Selasa, 21 September 2010 Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil

Selasa, 21 September 2010
Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya -- Mat 21:22

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, Matius si pendosa telah Kaupilih untuk menjadi Rasul-Mu. Tindakan-Mu ini menunjukkan sikap-Mu yang tidak pernah membenci kaum pendosa melainkan justru ingin menyelamatkan mereka berdasarkan cinta kasih-Mu. Ajarilah aku pada hari ini untuk selalu bersemangat dalam membawa kembali saudara-saudaraku yang tersesat pada keselamatan. Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Dari dalam penjara Paulus terus menyemangati dan mendoakan jemaatnya. Ia mengajak agar kita sepadan dengan panggilan hidup kita. Persekutuan jemaat menjadi daya kekuatan yang penting dalam menghayati panggilan ini. Karena itu, beliau juga terus berharap kita mengusahakan kerukunan dan kesatuan jemaat.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-7.11-13)

"Ada macam-macam tugas pelayanan demi pembangunan umat."

Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup sepadan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu; satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, yang di atas semua, menyertai semua dan menjiwai semua. Akan tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Dialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita Injil, gembala umat, maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan demi pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian akhirnya kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
atau Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R:5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.

"Ikutlah Aku", kata Yesus kepada Matius. Inilah kata penting berita Yesus kepada Matius. Bahasa yang sederhana untuk sebuah tanggapan yang sederhana. Bagi Anda semua yang merasa terasing, berdosa dan sakit, Yesus pasti akan mengatakan kata-kata yang sama kepada Anda. "Ikutlah Aku!" Anda hanya perlu percaya dan mengikutinya, itu saja.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:9-13)

"Berdirilah Matius, lalu mengikuti Yesus."

Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, "Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belaskasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Yesus melihat Matius dengan berbeda dari cara orang Farisi melihatnya. Yesus melihat Matius sebagai pribadi yang bernilai dan layak diselamatkan. Sebaliknya, orang-orang Farisi melihat Matius sebagai pendosa, yang baginya pintu surga telah tertutup. Cara pandang Yesus yang baru ini membuat Matius tergerak untuk mengikuti-Nya dan bertobat. Apakah aku melihat dengan cara Yesus?

Tuhan Yesus Kristus, kasih-Mu kepada manusia sungguh mengagumkan. Engkau lebih memprioritaskan kehadiran-Mu di dunia bagi kaum pendosa daripada kaum saleh dan benar. Oleh karena itu, ajarilah kami selalu untuk tidak pernah menyia-nyiakan kasih-Mu yang sungguh mengandung keselamatan kekal. Amin.

R U A H

Bacaan Harian 20 - 26 September 2010

Bacaan Harian 20 - 26 September 2010

Senin, 20 September: Peringatan Wajib St. Andreas Kim Tae-gõn, Imam dan Paulus Chõng Ha-sang, dkk. Martir-Korea (M).
Ams 3:27-34; Mzm 15:2-4ab.5; Luk 8:16-18.

Yesus menginginkan, siapapun yang telah mendengar Firman-Nya dapat menjadi terang bagi orang lain. Artinya, setiap kata dan perbuatannya menjadi saksi kebenaran dan kehidupan, sehingga orang lain dapat melihat Kerajaan Allah melalui dirinya. Sudahkah aku menjalankan tugas itu?

Selasa, 21 September: Pesta St. Matius, Rasul-Penginjil (M).
Ef 4:1-7.11-13; Mzm 19:2-5; Mat 9:9-13.

"Ikutlah Aku", kata Yesus kepada Matius. Inilah kata penting berita Yesus kepada Matius. Bahasa yang sederhana untuk sebuah tanggapan yang sederhana. Bagi Anda semua yang merasa terasing, berdosa dan sakit, Yesus pasti akan mengatakan kata-kata yang sama kepada Anda. "Ikutlah Aku!" Anda hanya perlu percaya dan mengikutinya, itu saja.

Rabu, 22 September: Hari Biasa Pekan XXV (H).
Ams 30:5-9; Mzm 119:29.72.89.101. 104.163; Luk 9:1-6.

Yesus mengampuni dosa orang lumpuh itu karena iman orang-orang yang membawanya. Setelah mendapatkan pengampunan, orang lumpuh itu sembuh. Marilah dengan iman kita juga membawa 'orang-orang lumpuh' di sekitar kita kepada Yesus, supaya mereka juga beroleh pengampunan dosa dan kesembuhan.

Kamis, 23 September: Peringatan Wajib St. Pius Padre Pio dari Pietrelcina, Imam (P).
Pkh 1:2-11; Mzm 90:3-6.12-14.17; Luk 9:7-9.

Herodes cemas karena hal-hal besar yang telah dilakukan Yesus. Siapapun yang mengandalkan kekuatan dunia akan mengalami kecemasan yang sama dengan yang dialami Herodes, karena Yesus tidak berasal dari dunia ini. Sebaliknya kalau orang mau bersandar pada Kerajaan Allah, orang akan mengalami damai dan sukacita bersama Yesus.


Jumat, 24 September: Hari Biasa Pekan XXV (H).
Pkh 3:1-11; Mzm 144:1a.2abc-5; Luk 9:18-22.

Siapakah Yesus bagiku? Apakah kita sungguh percaya bahwa Dia adalah Mesias Anak Allah yang mau menyelamatkan kita? Kalau kita sungguh percaya, sudah seharusnya hidup kita dituntun oleh kepercayaan itu; dan isinya pasti sukacita.

Sabtu, 25 September: Hari Biasa Pekan XXV (H).
Pkh 11:9 – 12:8; Mzm 90:3-6.12-14.17; Luk 9:43b-45.

Yesus mengalami sengsara dan penderitaan untuk menuju kemuliaan. Maka, bila kita harus mengalami derita dan sengsara, baiklah kita juga mampu melihat jalan untuk menuju hidup yang lebih mulia.

Minggu, 26 September: Hari Minggu Biasa XXVI (H).
Am 6:1a.4-7; Mzm 146:7-10; 1Tim 6: 11-16; Luk 16:19-31.

Dalam banyak hal Tuhan membimbing lewat cara biasa dan sederhana dalam hidup kita. Yang kita butuhkan adalah kepekaan dan keterbukaan untuk dibimbing-Nya.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy