| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 28 September 2010 Hari Biasa Pekan XXVI

Selasa, 28 September 2010
Hari Biasa Pekan XXVI

"Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu." (Mzm 138:1-2)

Doa Renungan

Allah Bapa kami, yang mahakuasa, Yesus Putra-Mu terkasih mengajak kami untuk mengikuti-Nya tanpa menengok apa yang telah lalu. Buatlah kami pantas bagi kerajaan-Mu, sehingga kami bersedia dan dengan setia mengikuti panggilan-Mu serta melaksanakan sabda-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Ayub (3:1-3.11-17.20-23)

"Mengapa orang malang diberi terang?"

Dalam kemalangannya, Ayub membuka mulut dan mengutuki hari kelahirannya, katanya, "Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan. Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu? Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat bersama-sama raja-raja dan penasihat-penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya, atau bersama-sama pembesar-pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak. Atau mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang? Di sanalah orang fasik berhenti menimbulkan huru-hara, di sanalah mereka yang kehabisan tenaga mendapat istirahat. Mengapa terang diberikan kepada yang bersusah-susah, dan hidup kepada yang pedih hati; yang menantikan maut, yang tak kunjung tiba, yang mengejarnya lebih dari pada menggali harta terpendam; yang bersukaria dan bersorak-sorai dan senang, bila mereka menemukan kubur; kepada orang laki-laki yang jalannya tersembunyi, yang dikepung Allah?
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 88:2-3.4-5.6.7-8; R:3a)
1. Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku; sebab jiwaku kenyang dengan malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati.
2. Aku telah dianggap termasuk orang-orang yang turun ke liang kubur; aku seperti orang yang tidak berkekuatan. Aku harus tinggal di antara orang-orang mati, seperti orang-orang yang mati dibunuh, terbaring dalam kubur, yang tidak Kauingat lagi, sebab mereka terputus dari kuasa-Mu.
3. Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.
4. Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku, telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar.

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Sam 3:9; Yoh 6:68c)
Bersabdalah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:51-56)

"Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem."

Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" Akan tetapi Ia berpaling dan menegur mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Saat orang sudah berusaha hidup baik dan melakukan segala yang baik, ia berharap bahwa hal-hal baik pula yang akan ia dapatkan. Menjadi suatu pergulatan tersendiri ketika yang terjadi adalah yang sebaliknya. Orang dapat menyesal terhadap semua kebaikannya, mengutuki hidup dan keadaannya, atau marah. Hal ini dialami juga oleh Ayub (lih. Ayb 1:6-22) juga murid-murid Yesus (lih. Luk 9:51-56).

Ayub meratapi hidupnya yang sedang menderita, padahal dia sudah hidup baik di hadapan Allah. Kendati demikian, Ayub tidak kehilangan iman dan kepasrahannya kepada Allah. Reaksi berbeda terjadi dalam diri para murid Yesus. Mereka menjadi marah dan berkeinginan menghukum orang-orang Samaria yang menolak kehadiran Yesus. Yesus menegur mereka atas sikap tersebut. Kebaikan sejati adalah panggilan hidup yang seharusnya lepas dari pamrih dan segala tendensi. Kebaikan sejati tidak akan luntur oleh sikap dan tanggapan orang lain, dan juga oleh aneka persoalan hidup yang mengimpit.

Tuhan Yesus, berilah aku kebaikan sejati agar aku mampu selalu berbuat baik, seperti Engkau setia berbaik hati kepadaku. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 27 September 2010 Pw S. Vinsensius de Paul

Senin, 27 September 2010
Pw S. Vinsensius de Paul

"Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku” (Luk 9:46-50)

Doa Renungan

Allah Bapa, pembela kaum papa, Engkau telah membina Santo Vincentius, imam-Mu dalam kegiatan kerasulan menyelamatkan orang miskin dan mendidik rohaniwan. Ia begitu semangat menunjukkan kasih Allah dan terbakar karenanya. Semoga kami dikobarkan dengan semangat yang sama untuk mengasihi yang dikasihi-Nya dan melaksanakan ajaran-Nya. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin .

Apabila orang yang takwa ditimpa kemalangan, apakah dia akan tetap setia kepada Tuhan? Itulah pertanyaan yang direnungkan dalam bacaan ini. Awalnya Ayub begitu tabah menghadapi aneka macam cobaan yang bertubi-tubi dialaminya. “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan”. Kisah ini membuka permenungan yang mendalam akan makna penderitaan dalam Kitab Ayub.

Pembacaan dari Kitab Ayub (1:6-22)

"TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis. Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN. Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 17:1,2-3,6-7,)
1.Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
2. Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.
3. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.


Menjadi murid Yesus harus berani rendah hati. Yesus sendiri datang dengan mengosongkan diri dan menjadi kecil. Semangat rendah hati juga menjadi kunci kerja sama dengan semua orang yang berkehendak baik.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:46-50)

"Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."

Sekali peristiwa timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, "Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku. Sebab yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar." Pada kesempatan lain Yohanes berkata, "Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi nama-Mu, dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi Yesus menjawab, "Jangan kalian cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Merasa berhak memonopoli nama Yesus adalah alasan para murid ingin mencegah orang mengusir setan dalam nama Yesus. Mereka tergoda untuk tidak mau disaingi, atau bahkan takut tersaingi sehingga mereka tidak suka bila ada keselamatan terjadi. Jadi mana yang lebih penting bagi mereka: keselamatan sesama atau popularitas mereka? Jawabannya popularitas mereka sebagai pengikut Yesus. Apakah kita juga pernah terjatuh pada hal ini?


Tuhan Allah, hanya Engkau dan karya keselamatan-Mu yang ingin kubanggakan dalam hidupku. Jauhkan hatiku dari kebanggaan duniawi yang tidak memberikan kehidupan kekal. Aku akan berusaha hanya memuliakan nama-Mu melalui hidupku. Amin.

R U A H

Bacaan Harian 27 September - 03 Oktober 2010

Senin, 27 September: Peringatan Wajib St. Vinsensius de Paul, Imam (P).
Ayb 1:6-22; Mzm 17:1-3.6-7; Luk 9:46-50.
Dengan menyambut anak kecil, kita menyambut Yesus. Jadi, untuk melihat bagaimana sikap kita sesungguhnya terhadap Yesus, kita lihat saja bagaimana perlakuan kita terhadap 'anak-anak kecil', yaitu orang-orang yang lemah, sederhana, polos dan tak berdaya.

Selasa, 28 September: Hari Biasa Pekan XXVI (H).
Ayb 3:1-3.11-17.20-23; Mzm 88:2-8; Luk 9:51-56.
Seringkali kita terdorong untuk menggunakan kuasa dan kekuatan yang kita miliki untuk menekan orang yang tak berdaya. Yesus menegur murid-Nya yang juga mau melakukan hal seperti itu terhadap orang Samaria. Kita ditantang, bagaimana menggunakan kuasa dan kekuatan justru sebagai kesempatan menjalankan kasih lebih banyak lagi; bukan untuk menekan dan menindas orang.

Rabu, 29 September: Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung (P).
Dan 7:9-10.13-14; atau Why 12:7-12a; Mzm 138:1-5; Yoh 1:47-51.
Hari ini Gereja merayakan pesta tiga malaikat agung: Mikael, Gabriel, dan Rafael. Mikael dikenal sebagai pembela kaum beriman mengahdapi serangan kuasa jahat. Gabriel dikenal sebagai pembawa warta gembira dari Allah kepada manusia. Rafael dikenal sebagai tabib Allah yang diutus untuk menyembuhkan manusia dari penyakit dan menguatkan jiwa. Kita merayakan tiga Malaikat Agung ini karena perannya yang besar dalam perjalanan pewahyuan Allah dan mengambil bagian dalam hidup iman kita.

Kamis, 30 September: Peringatan Wajib St. Hieronimus, Imam Pujangga Gereja (P).
Ayb 19:21-27; Mzm 27:7-9abc.13-14; Luk 10:1-12.
Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Dia pasti tidak tinggal diam. Ia akan mengirim pekerja-pekerja-Nya untuk tuaian itu. Namun, Ia tidak akan mengirimkan pekerja dari langit. Ia butuh bantuan kita untuk menjadi tangan-tangan-Nya. Mungkin jadi Ia sudah memanggil kita, tapi hati kita belum juga terbuka mendengarkan-Nya.

Catatan: Bulan Oktober adalah Bulan Rosario. Dianjurkan oleh Paus hendaknya selama Bulan Oktober doa rosario digiatkan dalam lingkungan umat dan keluarga

Jumat, 01 Oktober: Jumat Pertama; Pesta Sta. Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan Pujangga Gereja (P).
Yes 66:10-14c; Mzm 131:1-3; Mat 18:1-5.
Sudah menjadi kebiasaan umum, ‘orang dewasa’ sering meremehkan anak-anak. Tetapi Yesus justru membela hak, nilai, harga anak-anak; merekalah yang empunya kerajaan surga, merekalah yang terbesar dalam kerajaan surga! Apakah kita juga sudah menghargai anak-anak kita ataukah justru seringkali hanya memakai pendekatan ‘kuasa’ dan menganggap mereka harus ‘nurut’ apa kata ‘orang dewasa’?

Sabtu, 02 Oktober: Peringatan Wajib Para Malaikat Pelindung (P).
Kel 23:20-23a; Mzm 91:1-6.10-11; Mat 18:1-5.10.
Hari ini kita memperingati para malaikat pelindung. Malaikat adalah penolong istimewa manusia, bahkan sebagai pendoa dan pemohon bagi manusia yang mereka lindungi. Yesus mengingatkan supaya kita tidak meremehkan atau tidak menghargai orang lain, karena ada malaikat mereka yang selalu memandang wajah Bapa di surga.

Minggu, 03 Oktober: Hari Minggu Biasa XXVII (H).
Hab 1:2-3 – 2:2-4; Mzm 95:1-2.6-9; 2Tim 1:6-8.13-14; Luk 17:5-10.
Dalam kehidupan pelayanan, janganlah kita terjebak pada kesombongan rohani atau merasa diri telah melakukan banyak hal yang pantas mendapat pujian. Harus tetap diingat: kita hanyalah hamba yang hanya melakukan apa yang memang seharusnya kita lakukan.

Surat Keluarga Bulan September 2010

Jakarta, 10 September 2010.

Kepada keluarga-keluarga kristiani
Se-Keuskupan Agung Jakarta
di tempat

Salam damai dalam kasih Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosep.
Di Paroki, dimana saya tinggal, hampir setiap minggu saya menyaksikan pasangan yang menikah. Mereka, pasangan itu menghadap altar Tuhan, untuk meneguhkan janji perkawinan di hadapan imam, para saksi, keluarga dan segenap umat yang hadir. Tentu saja, setiap pasangan yang menikah itu berharap bahwa perkawinan mereka membahagiakan yang berdasar pada iman, harapan dan kasih kristiani. Meja altar dihias dengan berbagai bunga indah sedemikian rupa supaya tata cara peneguhan perkawinan mengesankan. Pesta dibuat semeriah mungkin sebab itu adalah peristiwa yang berlangsung sekali seumur hidup.

Seorang kawan pada hari perkawinannya mengungkapkan,”saya bekerja dua tahun. Tabungan sudah mencapai ratusan juta rupiah. Tetapi begitu saya menikah semua tabungan itu habis untuk biaya-biaya perkawinan. Itu pun saya masih harus meminjam untuk menutupi biaya-biaya lain yang tak terduga – yang setelah dihitung jumlahnya mencapai ratusan juta rupiah. Sesudah perkawinan dilangsungkan, saya bersama isteri masih harus memikirkan pengembalian pinjaman tersebut. Perkawinan memang mahal. Karena dilangsungkan sekali seumur hidup maka saya dan pasangan sepakat agar perkawinan kami dibuat benar-benar mengesankan”.

Tampak bahwa banyak pasangan menghendaki agar perkawinan dilangsungkan dengan meriah karena peristiwa tersebut begitu penting dan menentukan dalam perjalanan hidup. Perkawinan dilangsungkan dengan koor yang meriah, tata hias altar dengan bunga-bunga yang indah, pesta perkawinan yang megah. Itu semuanya menunjukkan kesungguhan dalam mengawali sebuah babak baru dalam hidup. Tetapi mengapa begitu banyak pasangan yang berjuang melewati pergumulan bahkan ada diantaranya yang kemudian gagal dalam perkawinan? Adakah sesuatu yang salah dengan perkawinan yang dibangun? Apa yang mesti dilakukan jika pasangan mengalami pergumulan yang begitu hebat sehingga merasa seakan-akan tak cukup memiliki kekuatan untuk melanjutkan perkawinan? Masihkan ada harapan bahwa pergumulan berakhir baik? Apa yang bisa dijadikan sebagai pegangan agar perkawinan benar-benar membahagiakan.

Pertanyaan-pertanyaan ini akan coba saya jawab dengan melukiskan pengalaman seorang kawan saya yang lain. Kawan saya itu berkata,”Perkawinan saya berbeda dengan banyak perkawinan. Jika banyak perkawinan sesudah pemberkatan di Gereja kemudian diawali dengan pesta di hotel-hotel mewah dan menjalani bulan madu di pulau-pulau dengan tempat-tempat romantis, perkawinan saya lain sama sekali. Sesudah pemberkatan di Gereja, diadakan resepsi di sebuah gedung paroki dengan acara sederhana tetapi semua kerabat dan keluarga berkumpul mendukung dan mendoakan kami. Sesudah acara selesai, kami masih mempunyai kelebihan uang yang cukup untuk membeli perabot rumah tangga baru. Saya memulai perkawinan dengan sebuah pengertian yang mendasar bahwa perkawinan berawal bukan pertama-tama pada pesta yang meriah dengan biaya yang mahal, melainkan pada bersatunya dua pribadi untuk membangun kebersamaan dalam mengikat janji perkawinan yaitu saya dengan isteri saya. Dan ini benar-benar membahagiakan. Saya mengawali perkawinan tanpa utang”.

Jika kita mencermati dua kisah pasangan yang menikah ini, tentu saja ada perbedaan diantara keduanya. Pasangan pertama mengawali perkawinan dengan beban pinjaman karena pesta yang meriah. Tentu saja beban pinjaman tersebut akan mempengaruhi relasi suami-isteri di dalam perjalanan perkawinan. Sedangkan pasangan yang kedua mengawali perkawinan tanpa beban utang sedikit pun karena memusatkan perhatiannya pada persatuan dua pribadi di dalam perjalanan perkawinan.

Tanpa bermaksud memberikan penilaian terhadap kedua kawan saya itu, di dalam hati saya merasa bahwa pilihan kawan saya yang ke-2 kiranya sangat tepat bagaimana semestinya perkawinan dibangun dan dimengerti. Perkawinan dibangun di atas dasar yang sangat kokoh, paling kurang dalam pertimbangan mereka untuk mengadakan acara yang sederhana tetapi sebenarnya jauh di dalam hati mereka tersimpan kemeriahan.

Apa yang paling pokok dalam perkawinan bukanlah pada pestanya yang meriah dengan biaya-biaya yang mahal melainkan pada perkawinan itu sendiri. Dan inti dari perkawinan ialah bersatunya dua pribadi atas dasar kasih. Kemegahan pesta yang justeru akan mengganggu intimitas hubungan dua pribadi di dalam perkawinan kiranya perlu dipikirkan kembali. Kesederhanaan pesta tetapi justeru membuat pasangan makin merasa berkembang menjadi satu hati – satu jiwa merupakan tindakan yang – sekali lagi menurut saya sangat tepat.

Mudah-mudahan apa yang saya tuliskan ini membantu banyak pasangan yang sedang mempersiapkan perkawinan, termasuk para orang tua yang tentu saja ikut memberikan pertimbangan saat putera-puterinya sibuk memikirkan perkawinan supaya perkawinan benar-benar dibangun di atas dasar yang kokoh yaitu intimitas hubungan antar dua pribadi yang saling mengasihi.

Sampai jumpa pada edisi mendatang.
Salam dalam nama Keluarga Kudus, Yesus, Maria dan Yosep

Rm. Ignas Tari, MSF
Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta



_______________________________________________




Kepada yang terkasih,

Jakarta, 7 September 2010

_______________________________________________



Perihal: Undangan Sosialisasi Program Pembekalan Pendampingan Keluarga

Yth. Romo, Bapak-Ibu, saudara-saudari yang terkasih,

Sebagaimana kita tahu, keluarga adalah basis kehidupan Gereja. Gereja bermula di dalam sebuah keluarga. Di dalam keluarga iman dan banyak keutamaan Kristiani mulai ditanamkan dan diharapkan untuk terus bertumbuh sampai berbuah. Tetapi pada jaman ini, keluarga menghadapi banyak sekali perubahan yang mengakibatkan bergesernya nilai-nilai termasuk nilai perkawinan. Ada banyak keluarga yang tetap berpegang teguh pada nilai-nilai hakiki yang mendasari perkawinan tetapi ada juga yang mengalami banyak kesukaran karena untuk mewujudkan cinta dalam perkawinan karena berbagai sebab. Gereja sendiri merasa terpanggil untuk melayani keluarga-keluarga supaya membangun hidup berdasarkan kasih Kristiani. Bentuk yang paling konkret ialah memberikan pendampingan kepada keluarga-keluarga supaya tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Kristiani dalam menghidupi perkawinan. Dalam rangka memberikan layanan pendampingan kepada keluarga-keluarga, Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta berusaha untuk mempersiapkan pendamping-pendamping terampil yang bisa membantu dalam layanan pastoral keluarga dengan sebuah paket Pelatihan tehnik dasar konseling. Dalam rangka Pelatihan tehnik dasar konseling itulah, kami terlebih dahulu mengundang Romo, suster, ibu-bapak, saudara-saudari untuk menghadairi acara Sosialisasi Program Pembekalan Pendampingan Keluarga SKK Paroki

Yang akan dilaksanakan pada,

Hari, Tanggal: Sabtu, 16 Oktober 2010

Jam: 09.30 - 13.00

Tempat : Gedung Leo Dehon Paroki St. Stefanus — Cilandak

Jl. KH. Muhasyim IV No. 2 Cilandak Jakarta Telp.7512669

Sebagai catatan, Pelatihan Tehnik dasar konseling bagi para pendamping keluarga akan dilaksanakan setiap hari Sabtu tanggal 6 ,13, 20 dan 27 Nopember 2010 jam 08:00-15:00 bertempat di Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jl. Jend. Sudirman dan diharapkan diikuti sepenuhnya.

Kami mengundang Umat Paroki, SKK dan Pemerhati Keluarga untuk menghadiri Sosialisasi ini dengan biaya pengganti konsumsi Rp. 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) per orang, dan mendaftarkan terlebih dahulu kepada: Sdr. Herman (0816-777656); Sdr. Erwien (0818 932002) , Sdri. Ria (0815-9066990) selambat-lambatnya 12 Oktober 2010. Uang pengganti konsumsi bisa diserahkan pada waktu acara tersebut.

Peserta Sosialisasi ini tidak wajib mengikuti pelatihan tehnik dasar konseling.


Salam kasih dalam Keluarga Kudus Nazareth,

Rm. Ignas Tari, MSF Cynthia Hanafi, Dra.Psi.

Ketua Komisi Kerasulan Keluarga KAJ Penanggungjawab Program.






Lampiran: Agenda Sosialisasi Pendampingan Keluarga

Agenda Sosialisasi Program Pendampingan Keluarga Komisi Keluarga KAJ

16 Oktober 2010 di Auditorium Paroki St. Stefanus - Cilandak

9:30 - 9:55 Registrasi

10:00 - 13:00 Pembukaan

  • Sambutan Pastor Kepala Paroki St. Stefanus Rm. St. Endrokaryanto, SCJ
  • Pastoral Keluarga: "Keluarga adalah Gereja yang sesungguhnya." Rm. Ignas Tari, MSF
  • Arah Pelayanan Gereja Keuskupan Agung Jakarta
  • Membangun Komunitas Umat Basis
  • Pastoral Gembala Baik
  • Keluarga Sebagai Kekuatan Gereja “ yang diteguhkan dalam Sakramen Perkawinan
  • Pelayanan Gereja adalah meneguhkan Sakramen Perkawinan di setiap Keluarga.
  • Tanya Jawab dengan Rm Ignas Tari, MSF
  • Isirahat ; Snack
  • Pendampingan Keluarga Sebagai Kebutuhan Umat di Paroki” – Ibu Rosa / Wakil
  • Esensi sebuah Pendampingan / Konseling Awam
  • Menjawab Kebutuhan Umat di Paroki dan Lingkungan
  • Pendampingan sebuah ketrampilan dan profesi.
  • Tanya jawab dengan Ibu Rosa / Wakil
  • Program Pembekalan Pendamping Keluarga KomKel
  • Pendampingan, sebuah talenta, profesi & pelayanan awam
  • Penjelasan Teknis tentang Program Pembekalan
  • Formulir Pendaftaran
  • Tanya jawab dengan Ibu Cynthia / Ibu Pia



Penutup / Makan Siang


Minggu, 26 September 2010 Hari Minggu Biasa XXVI

Minggu, 26 September 2010
Hari Minggu Biasa XXVI

ORANG KAYA DAN LAZARUS

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau memperhatikan semua orang, tetapi terutama mereka yang tidak mendapat perhatian dari sesamanya. Kami mohon, janganlah kami tinggal berdiam diri melihat kelaliman atau ketidakadilan. Buatlah kami siap sedia membagikan cinta kasih-Mu kepada siapa saja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Amos (6:1a.4-7)

"Yang duduk berjuntai dan bernyanyi akan pergi sebagai orang buangan."

Beginilah firman Tuhan, Allah semesta alam, "Celakalah orang-orang yang merasa aman di Sion, yang merasa tenteram di Gunung Samaria! Celakalah orang yang berbaring di tempat tidur dari gading, dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak lembu dari tengah kawanan binatang yang tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya! Celakalah orang yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! Sebab sekarang mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah hiruk pikuk pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 838.
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 146:7.8-9a.9b-10; R: 1b)
1. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, Tuhan memberi roti kepada orang-orang yang lapar, dan membebaskan orang-orang yang terkurung.
2. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
3. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-menurun.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:11-16)

"Taatilah perintah ini hingga pada saat Tuhan menyatakan diri."

Hai, engkau manusia Allah, jauhilah semua kejahatan, kejarlah keadilah, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan.Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar, dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil, untuk itulah engkau telah mengikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. Di hadapan Allah yang menghidupkan segala sesuatu dan di hadapan Yesus Kristus yang memberi kesaksian yang benar di hadapan Pontius Pilatus, aku memperingatkan engkau, "Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Saat itu akan ditentukan oleh Penguasa satu-satunya yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja, dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada kematian, dan bersemayam dalam cahaya yang tak terhampiri. Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang pun manusia dapat melihat Dia. Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963.
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya oleh karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)

"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan,

Minggu yang lalu penginjil Lukas mengajak kita untuk berefleksi dengan menggunakan harta benda duniawi secara bijaksana. Dalam Minggu ke XXVI ini, Tuhan Yesus mengajak kita untuk mengelola kekayaan duniawi dengan bijaksana agar kita tidak “terpisahkan” dengan Tuhan dan sesama. Penggunaan harta duniawi dengan bijaksana akan mendorong kita peka akan kebutuhan sesama dan membuat batin kita “tajam” untuk mendengar Sabda Tuhan.

Injil Lukas 16:19-13 memaparkan perumpamaan tentang seorang kaya raya tanpa nama dihadapkan dengan seorang miskin, seorang pengemis yang diberi nama Lazarus (artinya: bantuan dari Allah). Selama masih hidup, orang kaya ini mengetahui dengan jelas kebutuhan pengemis, Lazarus yang berada di pintu gerbang rumahnya tetapi ia tidak menyadari betapa seriusnya bahwa “SAAT INI DAN DI SINI” adalah saat untuk mempersiapkan hidup yang kekal. Harta kekayaan bukanlah hal yang menjauhkan orang kaya dari “pangkuan” Abraham tetapi pengelolaannya yang tidak dapat dipercaya.

Kekontrasan situasi hidup antara orang kaya dan Lazarus berbanding terbalik setelah mereka mati. “Kemudiaan matilah orang orang miskin itu, lalu dibawa malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati lalu dikubur” (ay. 22-23a). Setelah mati, orang kaya berada di “dunia bawah”, atau syeol. Ini adalah tempat dan situasai yang sungguh terpisah dari tempat kebahagiaan Abraham. Orang kaya ini dapat melihat Lazarus dari syeol dan tetap menganggap Lazarus sebagai hambanya. Pertama-tama, ia minta kepada Lazarus setetes air untuk mendinginkan lidahnya, kemudian ia meminta supaya pergi untuk mengingatkan saudara-saudarinya. Abraham menjelaskan kepada orang kaya, mengapa kenyataannya begitu terbalik. Meskipun orang kaya ini menyebut Abraham sebagai bapanya, ia hanyalah anak Abraham berdasarkan hubungan darah, bukan karena hubungan spiritual yang membuahkan keselamatan.

Orang kaya meminta Lazarus untuk mengingatkan saudara-saudarinya adalah tindakan yang baik tetapi SUDAH TERLAMBAT. Mereka telah memiliki Musa dan para nabi dan Sabda Allah yang telah dimaklumkan berabad-abad kepada Israel, SUDAH CUKUP. Pernyataan ini mengingatkan kembali ucapan Yesus mengenai hukum dan para nabi. Yesus berbicara dan mengingatkan orang-orang Farisi bahwa pelaksanaan lahiriah hukum dan ketelitian dangkal dalam pelaksanaan hukum tidak berarti mendengarkan Sabda Allah.

Saudara-saudari yang terkasih, mari kita mohon kepada Allah agar Ia berkenan membuat batin dan hidup kita peka akan Sabda-Nya dan mendorong kita untuk mengungkapkan kasih Allah kepada sesama kita.

“Kita harus hening sebelum dapat mendengarkan, kita harus mendengarkan sebelum dapat belajar, kita harus belajar sebelum dapat mempersiapkan, kita harus mempersiapkan sebelum dapat melayani, kita harus melayani sebelum dapat memimpin”.



Salam dan berkat,

Pastor L. Setyo Antoro, SCJ.

Sabtu, 25 September 2010 Hari Biasa Pekan XXV

Sabtu, 25 September 2010
Hari Biasa Pekan XXV

Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap dirinya pintar! --- Yesaya 5:21

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas iman yang telah Kauanugerahkan kepadaku. Banyak hal yang sulit aku mengerti akan muncul dalam kehidupanku. Oleh karena itu ya Tuhan, berilah aku kerendahan hati sehingga di tengah ketidakmengertianku aku tetap beriman kepada-Mu. Amin.

Pembacaan dari Kitab Pengkhotbah (11:9-12:8)

"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah."

Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan. Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!", sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan, pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur, dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk, juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi?karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan, sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur, dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya. Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!

Bait Pengantar Injil, do=bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Sering arti salib masih tersembunyi bagi kita. Kita cenderung menolak, takut lalu diam. Tetapi Yesus senantiasa bersabar dan mendoakan kita agar berani maju dan menjadikan salib sebagai satu-satunya harapan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:43b-45)

"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya."

Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia." Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan


Segala sesuatu adalah sia-sia, demikian Pengkhotbah menegaskan. Memang, segala sesuatu dalam kehidupan ini akan sia-sia kalau semua hanya mengikuti keinginan manusiawi tanpa menghiraukan Allah. Kendati kegembiraan, kepuasan, atau kemuliaan didapatkan, tetapi semuanya itu akan diadili oleh Allah. Lebih dari itu, segala yang dicapai manusia tanpa peduli terhadap Allah dan segala kehendak-Nya, tidak akan membawa manusia pada keselamatan. Manusia justru tidak memahami rencana Allah dalam hidupnya. Hal ini sering membuat banyak orang menjadikan hidupnya sia-sia.

Yesus sadar sepenuhnya akan hidup dan tujuan yang hendak dicapai melalui kehidupan-Nya sebagai manusia. Kendati untuk mewujudkan tujuan hidup-Nya Dia harus menderita, namun Yesus tidak merasa kehilangan makna hidup-Nya. Bagaimana dengan Kita sendiri? Apa yang Kita cari dalam hidup ini?

Tuhan, jangan biarkan hidupku sia-sia karena segala hal yang kulakukan tidak kusadari. Aku ingin mengarahkan hidupku pada satu tujuan, yaitu kesatuan abadi bersama-Mu dalam kebahagiaan kekal. Ya Tuhan, bantulah aku untuk mewujudkannya. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 24 September 2010 Hari Biasa Pekan XXV

Jumat, 24 September 2010
Hari Biasa Pekan XXV

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan -- Yak 1:2

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas panggilan-Mu sehingga aku boleh menjadikan-Mu sebagai Juruselamat pribadiku. Merajalah dan kuasailah diriku sepanjang hari ini seturut kehendak-Mu. Amin.

Kehidupan sehari-hari yang rutin dan biasa amat menjemukan. Semua terjadi dengan cara yang sama berulang-ulang dan seolah-olah tidak memiliki tujuan. Nasihat pengkhotbah hendaknya menyadarkan kita agar kita mencari keabadian dengan menyertakan kasih Allah di dalamnya. Tanpa cinta segala pekerjaan kita menjadi sia-sia.

Pembacaan dari Kitab Pengkhotbah (3:1-11)

"Untuk segala sesuatu di bawah langit ada waktunya."

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1-2.3-4)
1.. Terpujilah Tuhan, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang; yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
2. Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya? Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.

Orang memiliki pendapat yang bermacam-macam tentang Yesus. Pendapat itu melukiskan gambaran orang itu tentang Dia. Gambaran kita tentang Allah ternyata juga menjadi tolok ukur bagaimana orang tersebut akan bersikap, berelasi dan berharap kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)

"Engkaulah Kristus dari Allah. Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."

Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, "Kata orang banyak siapakah Aku ini?" Mereka menjawab, "Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit." Yesus bertanya lagi, "Menurut kalian, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkaulah Kristus dari Allah." Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus, Sang Kristus, sadar bahwa Ia harus menjalani semua penderitaan sebelum akhirnya jaya. Ia taat kepada Bapa-Nya. Yesus ingin menunjukkan kepada murid-murid-Nya, Ia yang adalah Kristus, Penyelamat, Anak Allah, mau menderita bagi manusia. Suatu pengosongan diri yang sungguh radikal. Pembalikan logika dunia. Apakah aku mau mengosongkan diri bagi sesama?

Ya Allah, hidupku berharga di mata-Mu. Ajarilah aku menghargai hidupku dan mampu mengisinya seturut kehendak-Mu agar aku mampu menjadikan hidupku bermakna. Allah, sumber hidupku, kuserahkan hidupku kepada penyelenggaraan-Mu. Amin.

R U A H

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy