| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

SANTA MARGARETHA MARIA ALACOQUE, PERAWAN

Lahir pada tanggal 22 Juli 1647 di kota Burgundia, Perancis. Ayahnya seorang notaris. Pasangan saleh ini dikaruniai 7 orang anak, yang hampir semuanya mati dalam usia muda. Hanya Margaretha yang hidup agak lebih lama dan Tuhan punya suatu rencana khusus atas dirinya. Untuk memperkuat mental imannya dalam rangka rencana rahasia itu, Tuhan mencobai dia dengan berbagai peristiwa yang menekan batin. Ayahnya meninggal dan ibunya sakit keras. Sementara itu kesukaannya dalam kesunyian makin membawa dia ke dalam kebiasaan untuk berdoa lebih khusuk lagi. Besar cinta bakti dan hormatnya kepada Bunda Maria dan Tuhan Yesus yang hadir di dalam Sakramen Mahakudus. Sejak kecil ia dididik oleh Suster-suster Klaris di Charolles, Perancis. Dari usia 11-15 tahun, ia menderita sakit reumatik yang hebat sehingga terpaksa harus terus berbaring di atas tempat tidur. Semua peristiwa yang menimpa dirinya merupakan penyelenggaraan ilahi karena sesudah sembuh dari sakit itu, ia mengalami banyak penampakan Tuhan. Dalam penampakan-penampakan itu, Yesus biasanya tampak dalam keadaan bermahkota duri atau disalibkan. Pengalamannya akan penampakan itu seolah terus mendesak dia untuk memasuki cara hidup membiara demi bakti yang menyeluruh kepada Allah. Oleh karena itu, tahun 1671 ia masuk biara Visitasi di Paray le Monial. Di sini Tuhan menampakkan diri dan menyampaikan wahyu tentang devosi kepada Hati Kudus Yesus. Pada bulan Desember 1673, ia mendapat wahyu pertama berkenaan dengan penghormatan kepada Hati Kudus Yesus. Mulai saat itu hatinya sangat dipenuhi cinta ilahi Yesus. Selama 18 bulan Yesus terus-menerus menampakkan diri padanya untuk menjelaskan apa yang telah dikatakan-Nya pada wahyu pertama. Inilah ringkasan pesan Tuhan itu: "Orang harus menghormati Hati-Nya yang Mahakudus. Bentuk hati Yesus itu ialah sebuah hati manusia yang bermahkota duri, tergores luka, dengan api dan cahaya kemilau. Yesus mengatakan bahwa kendati Ia sungguh mencintai manusia, tetapi manusia membalas cinta-Nya dengan sikap dingin dan acuh tak acuh. Adalah tugas Margaretha untuk mengimbangi semua kelemahan dan kekurangan umat manusia. Margaretha harus seringkali menerima Komuni Kudus, teristimewa pada hari Jumat Pertama setiap bulan selama 9 bulan berturut-turut. Selain itu, ia harus berjaga di hadapan Sakramen Mahakudus pada setiap malam Jumat sebagai kenangan akan penderitaan-Nya dan pengkhianatan atas diri-Nya di Taman Getzemani pada hari Kamis Putih."

Pada Oktaf Hari Raya Tubuh Kristus tahun 1675, Tuhan sekali lagi menampakkan diri kepada Margaretha untuk memberikan kepadanya Wahyu Hati Kudus yang terakhir dan yang terpenting: "Ingatlah akan Hati-Ku yang begitu mencintai manusia hingga habis-habisan, bahkan menjadi lelah dan habis terbakar oleh cinta itu. Sebagai pengganti terima kasih, Aku menerima hanya sikap acuh tak acuh, ketidaksopanan, sikap dingin dan caci maki dari manusia."

Selanjutnya Margaretha memberi kesaksian tentang penampakan-penampakan Tuhan dalam menghormati Hati Kudus Yesus dan devosi khusus terhadap Hati Kudus sebagaimana diminta langsung oleh Yesus, tapi ternyata tidak ditanggapi secara serius dan tidak diakui oleh Gereja saat itu dalam kurun waktu yang cukup lama sesudah kematian Margaretha. Ia sendiri mendapat perlakuan yang kurang simpatik dari rekan-rekan susternya, karena mereka menganggap semua penampakan yang diceritakannya sebagai berita bohong belaka. Untunglah bahwa tidak semua rohaniwan bersikap demikian.

Dalam penyelenggaraan ilahi-Nya, Tuhan mengirim Pastor Claude de la Colombiera SJ menjadi Bapa Pengakuan untuk Suster-suster Visitasi di biara Paray le Monial. Dialah orang pertama yang menaruh perhatian besar kepada cerita-cerita Suster Margaretha tentang penampakan-penampakan Tuhan serta pesan-pesan-Nya itu. Beliau menunjukkan sikap simpatik dan memberi dukungan besar kepada Margaretha. Sepeninggal Suster Margaretha, pastor Claude, melalui tulisan-tulisan dan khotbah-khotbahnya di Inggris dan Perancis, menyebarluaskan berita penampakan-penampakan Tuhan yang dialami Sr. Margaretha. Seluruh umat tertarik pada peristiwa itu. Dan sejak itu mulai digalakkan devosi kepada Hati Kudus Yesus dan Jam Suci di hadapan Sakramen Mahakudus sebagaimana dipesankan Tuhan kepada Margaretha. Tak lama kemudian pada tahun 1765, Pesta Hati Kudus Yesus direstui oleh Sri Paus, dan Margaretha menjadi teladannya. Margaretha Maria Alacoque meninggal di biara Paray le Monial pada tanggal 17 Oktober 1690. Ia dinyatakan 'santa' tahun 1920.

Diambil dari : RUAH

Minggu, 17 Oktober 2010 Hari Minggu Biasa XXIX

Minggu, 17 Oktober 2010
Hari Minggu Biasa XXIX

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. --- 2Timotius 3:16

Pengantar

Bacaan hari ini meminta kita agar dalam doa kita janganlah semacam mendesak, memaksa Tuhan. Kita hendaknya sabar dan ulet dalam doa kita, dan permohonan kita itu akan dikabulkan, bila kita tunjang dengan kerja nyata kita. Tuhan tidak menyelamatkan tanpa kerja sama dari pihak manusia. Ia berada di pihak kita, tetapi Ia memerlukan bantuan orang. Maka kita masing-masing harus mendengarkan sabda Allah, agar dapat menemukan apa yang mau kita bicarakan bersama, dan bagaimana kita berdoa serta meraba-raba dapat mengatasi ketidak mampuan kita untuk percaya.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahamurah, bila penderitaan dan cobaan menimpa diri kami, maka sering kami tak kuasa lagi, ragu-ragu dan seakan-akan lumpuh. Janganlah hendaknya meninggalkan kami, tetapi dampingilah kami. Perkenankanlah kami mendengar lagi, bahwa Engkau tak pernah menolak memberi bantuan kepada mereka yang benar-benar tak henti-hentinya berdoa kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama DIkau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Keluaran (17:8-13)

"Apabila Musa mengangkat tangan, lebih kuatlah pasukan Israel."

Sekali peristiwa datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidin. Musa berkata kepada Yosua, "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek! Aku sendiri, besok akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku." Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; sedangkan Musa dan Harun, dan Hur naik ke puncak bukit. Dan terjadilah hal berikut ini: Apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah pasukan Israel. Sebaliknya, apabila Musa menurunkan tangannya, Amaleklah yang lebih kuat. Tetapi, menjadi penatlah tangan Musa. Maka Harun dan Hur mengambil sebuah batu, meletakkannya di belakang Musa, supaya ia duduk di atasnya; lalu Harun dan Hur menopang kedua belah tangan Musa, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangan Musa tidak bergerak sampai matahari terbenam. Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 805
Ref. Hanya Engkaulah Tuhan Allahku dan harapan untuk hidupku.
Ayat. (Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8; R:lih. 2)
1. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
2. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sungguh, tidak akan terlelap dan tidak akan tertidur Penjaga Israel.
3. Tuhan penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak akan menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula bulan pada waktu malam.
4. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu dan sekarang sampai selama-lamanya.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 3:14-4:2)

"Orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."

Saudara terkasih, hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman akan Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian, orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Di hadapan Allah dan di hadapan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi pernyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Wartakanlah sabda Allah! Siap sedialah selalu, baik atau tidak waktunya. Nyatakanlah apa yang salah, tegur, dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 4:12; 2/4)
Sabda Allah itu hidup, kuat dan tajam. Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:1-8)

"Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya."

Sekali peristiwa Yesus menyampaikan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Ia berkata, "Di sebuah kota itu ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Dan di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, 'Belalah hakku terhadap lawanku!' Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi, kemudian ia berkata dalam hatinya, 'Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia supaya ia jangan terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku'." Lalu Tuhan berkata, "Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka! Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia menemukan iman di bumi?"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

BERDOA TANPA JEMU-JEMU - APA MAKSUDNYA?

Rekan-rekan yang budiman!

Perumpamaan di dalam Luk 18:1-8 sebetulnya disampaikan sebagai bahan pemikiran bagi para murid mengapa perlu "selalu" dan "tanpa jemu-jemu"-nya berdoa dan dalam arti mana. Perumpamaan ini berbicara mengenai seorang hakim yang "tak takut akan Allah dan tak menghormati siapapun" tetapi yang akhirnya bersedia memenuhi permohonan seorang janda agar perkara janda itu dibela olehnya. Hal itu dilakukannya agar tidak lagi terganggu oleh permintaan yang terus-menerus dari pihak janda tadi (ayat 1-5). Murid-murid diminta memikirkan yang dikatakan hakim yang tak adil itu (ayat 6 "Perhatikanlah...!" merujuk ke ayat 5). Kemudian ditegaskan, bila hakim seperti itu saja akhirnya mau mendengarkan permohonan yang terus-menerus disampaikan, apalagi Allah. Dia yang Mahamurah itu tentunya akan membela orang-orang yang mendekat kepadaNya - dalam bahasa Kitab Suci, orang-orang pilihanNya. Lagipula Ia tidak akan seperti membiarkan orang menunggu-nunggu, melainkan akan segera bertindak (ayat 7-8a). Jelas kiranya perumpamaan itu juga dimaksud menggambarkan kemurahan ilahi.

PERMINTAAN DALAM IMAN

Pada akhir petikan ini (ayat 8b) Yesus menambahkan, "Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, apakah ia akan mendapati iman di bumi?" Apakah maksud perkataan ini sehubungan dengan perumpamaan di atas?

Pertanyaan Yesus itu juga erat kaitannya dengan peristiwa kedatangan Kerajaan Allah yang dibicarakan dalam Luk 17:20-37 yang mendahului petikan ini. Ditandaskan di situ bahwa Kerajaan Allah datang "tanpa tanda-tanda lahiriah", maksudnya tanpa tanda-tanda yang menggetarkan. Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah manusia (Luk 17:21) dan terjadi dalam kehadiran Yesus yang membawakan warta datangnya Kerajaan Allah di tengah-tengah umat manusia. Menerima warta ini berarti percaya, mengimani bahwa Kerajaan Allah menjadi ruang hidup yang baru. Ruang hidup inilah yang membuat orang-orang yang berlindung kepada Allah boleh merasa aman. Mereka itu menjadi orang-orang pilihanNya. Allah tidak mengulur-ulur waktu bila mereka berseru minta pertolongan. Mustahil Ia mendiamkan mereka yang siang-malam berseru kepadaNya. Sikap memohon dengan tak kenal putus asa itu ditampilkan sebagai sikap yang tumbuh dalam diri orang yang beriman. Bila dipadukan dengan keinginan untuk ikut serta dalam warta dibawakan Yesus sang Anak Manusia yang diutus Allah itu, maka doa ini amat besar kekuatannya. Seperti dalam Perjanjian Lama, Allah melihat penderitaan umatNya yang berseru kepadaNya dan Ia turun untuk memimpin mereka keluar dari penderitaan mereka (bdk. Kel 3:7-10; 6:5-7).

AJARAN AGAR TETAP MEMOHON?

Mengapa Yesus menegaskan perlunya berdoa tanpa jemu-jemu? Bukankah para murid sudah tahu? Bukankah mereka juga sudah cukup yakin bahwa Allah tidak akan melalaikan orang yang berseru kepadaNya? Perumpamaan ini sebaiknya juga didalami dengan cara yang mirip dengan yang dipakai dalam memahami kata-kata Yesus dalam Luk 17:6 yang menanggapi permintaan para murid agar iman mereka ditambah. Para murid sudah tahu bahwa iman itu memiliki kekuatan, justru karena itulah mereka minta tambahan iman. Dalam ulasan mengenai petikan itu dijelaskan bahwa Yesus sebenarnya bermaksud mengajak para murid menyadari bahwa iman bukan semata-mata kekuatan batin yang menakjubkan melainkan kesediaan menjalankan kehendak Bapa dengan penuh pengabdian seperti dilakukannya sendiri. Gagasan ini jelas dari pengajaran mengenai sikap seorang hamba dalam Luk 17:7-10. Begitu pula perumpamaan dalam Luk 18:1-8 sebaiknya dilihat bukan sebagai ajaran mengenai perlunya berdoa tanpa jemu-jemunya melainkan sebagai ajakan bagi para murid agar melandaskan doa mereka pada iman yang sesungguhnya, yakni kesiagaan serta pengabdian kepada kehendak Bapa.

Kisah kesembuhan sepuluh orang kusta Luk 17:11-19 juga dapat membantu. Dari sepuluh orang yang sembuh itu hanya orang Samaria sajalah yang kembali kepada Yesus sambil meluhurkan Allah. Ia mengenali Yesus yang sedang berjalan memenuhi kehendak Bapanya menjadikan Kerajaan Allah sebuah kenyataan di bumi ini. Orang Samaria tadi sebenarnya berbagi iman dengan Yesus sendiri. Baginya Anak Manusia yang disebut dalam Luk 18:8b telah datang dan mendapatinya penuh iman.

Bagaimana dengan kata-kata Yesus setelah mengajarkan doa Bapa Kami mengenai orang yang malam hari datang membangunkan sahabatnya dan tanpa malu-malu minta dipinjami tiga potong roti bagi tamunya (Luk 11:5-8, bdk. Mat 7:7-11)? Orang itu akhirnya dibukai pintu juga. Di situ diajarkan agar orang tanpa sungkan-sungkan memohon kepada Bapa yang ada di surga. Sikap demikian itu juga menjadi ungkapan iman.

MENARIK HIKMAT DARI KEHIDUPAN

Perumpamaan mengenai hakim yang tak adil ini mengingatkan pada perumpamaan mengenai bendahara yang tak jujur dalam Luk 16:1-9. Kedua tokoh itu ditampilkan sebagai orang yang wataknya tak lurus tapi dalam keadaan tertentu dapat menjalankan hal yang pada dirinya sendiri patut dipuji. Bendahara yang tak jujur itu dapat berlaku cerdik dan dengan demikian dapat menyelamatkan diri. Begitulah bendahara itu berhasil mengatasi keadaannya yang gawat. Anak-anak terang dapat belajar dari kesigapannya. Hakim yang akhirnya mau membela si janda dapat menjadi batu loncatan untuk mengerti kemurahan Allah. Demikianlah Yesus sang Guru itu berani memakai bahan dari kehidupan yang penuh liku-liku dan yang sering kelabu itu untuk menarik garis yang lurus dan terang. Tokoh-tokoh kompleks itu ada dalam kehidupan nyata. Kebijaksanaan seorang Guru seperti Yesus itu terletak dalam kemampuannya melihat sisi yang membawa orang dapat maju ke depan, bukan yang membuat orang menyerah dan putus harapan. Tersirat di dalam perumpamaan-perumpamaan itu ajakan untuk belajar menarik hikmat dari kenyataan hidup sehari-hari. Sekaligus diajarkan agar murid-murid tidak membiasakan diri berpikir dalam arah-arah yang sudah mapan belaka. Kebiasaan seperti itu sebenarnya hanya memberi rasa aman yang semu, bukan iman yang hidup.

MENUJU KE MASA DEPAN - DENGAN IMAN

MAR: Iman yang diharapkan ada di muka bumi bila Anak Manusia datang (Luk 18:8b) ialah iman yang dalam cara bicara orang zaman ini proaktif sifatnya, bukan reaktif atau bahkan pasif melulu.

WID: Benar. Iman bukan semata-mata keteguhan yang muncul untuk membenarkan atau menyalahkannya keadaan?

MAR: Warta Injil dapat juga diperdengarkan bagi keadaan sekarang. Ini nih di negara kita ini kan sedang terjadi pergantian kepemimpinan. Bagaimana sikap orang yang mengimani hadirnya Kerajaan Allah yang diumumkan oleh Yesus?

WID: Tentunya ia akan berusaha melihat arah-arah yang membawa ke perkembangan.

MAR: Saya rasa, ini dapat terjadi dengan secara proaktif berbuat menurut arah-arah tadi tanpa membiarkan diri dikeruhkan kecemasan atau impian ini atau itu belaka.

WID: Nah begitu kan! Usaha ini bisa membuahkan perbaikan, lagipula tak bergantung pada keadaan sesaat-sesaat. Ini namanya mengaktualkan warta Injil.

MAR: Jadi apa benar bila dikatakan keberanian iman itu perlu dibarengi perhitungan.

WID: Itu justru yang mematangkan iman.

MAR: Dan nanti pihak-pihak yang tadinya tidak banyak memikirkan pun akan ikut memperhitungkan?

WID: Itu baru terjadi bila appealnya ke penalaran!

MAR: ???

WID: Ingat apa yang dikatakan "dalam hati" oleh hakim tak adil tadi (Luk 18:4) - dan juga oleh bendahara yang tak jujur (Luk 16:3-4)? Bila memakai perhitungan nalar - "dalam hati" - mereka yang tidak termasuk kaum lurus itu pun dapat mengatasi keterbatasan mereka sendiri.

MAR: Kok tafsirnya sedemikian realistik.

WID: Tafsir kan tak usah mengawang-awang. Masa depan juga tidak terbangun di awang-awang sana. Perlu dititi dengan yang nyata-nyata dijalani.

Salam hangat,

A. Gianto

Sabtu, 16 Oktober 2010 Hari Biasa Pekan XXVIII

Sabtu, 16 Oktober 2010
Hari Biasa Pekan XXVIII

Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman. Mata-Mu kiranya melihat apa yang benar --- Mzm 17:2

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, terima kasih atas anugerah hidup yang telah Kaulimpahkan kepada kami. Bimbing dan sertailah kami agar kami semakin hormat dan mengakui bahwa Engkaulah satu-satunya Allah yang hidup dan mengakui Putera-Mu sebagai Juru Selamat kami serta Roh Kudus yang senantiasa menyertai hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (1:15-23)

"Allah mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya dalam surga."

Saudara-saudara, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di surga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832.
Ref. Betapa megah nama-Mu, Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:4-5.6-7.8-9; R: 2a)
1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau pasang. Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kau mahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan dibawah kakinya.
3. Domba, sapi, dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa, burung di udara dan ikan di laut, dari semua yang melintasi arus lautan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Roh Kebenaran akan memberi kesaksian tentang Aku, dan kalian pun harus memberi kesaksian, sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:8-12)

"Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kamu katakan."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, akan diakui pula oleh Anak Manusia di depan para malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal pula di depan para malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni. Tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, tidak akan diampuni. Apabila kalian dihadapkan kepada majelis atau pemerintah, atau penguasa, janganlah kalian kuatir bagaimana dan apa yang harus kalian katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kalian katakan."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Para martir kebanyakan punya pengalaman yang sama dalam mempertaruhkan hidup mereka. Ketika mereka ditentang oleh penguasa atau musuh yang mengancam, mereka dengan tegar menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Akibatnya, mereka disiksa bahkan dibunuh dengan cara yang sangat sadis.

Kesaksian iman demikianlah yang mengantar mereka masuk dalam kemuliaan Allah di surga, seperti yang disabdakan Yesus kepada kita, "Yang menerima Aku di depan banyak orang akan diterima di surga; yang menolak Aku akan ditolak di surga."

Apakah aku berani mengakui Yesus di depan orang lain, termasuk yang memusuhi kita? Apakah aku berani mengekspresikan imanku dalam kehidupan sehari-hari, tanpa menutupi kepada orang lain yang bertemu dengan aku? Puji Tuhan bila aku memang berani. Bila aku masih takut, mari datang kepada Yesus dan mohon keberanian untuk mengakui Dia, hidup sesuai dengan semanga-Nya di dunia ini.

Kami bersyukur kepada-Mu ya Bapa, karena Engkau senantiasa memberi kami kekuatan untuk mewartakan sabda-Mu pada hari ini. Semoga apa yang kami wartakan hari ini menjadi bagian dari hidup kami juga. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Renungan: Paul Suparno, SJ/IB 2007

SANTA TERESA DARI AVILA, PUJANGGA GEREJA (1515-1582)

Lahir tahun 1515. Ketika berumur 5 tahun dia mengajak kakak laki-lakinya pergi ke tanah orang-orang Moor di Afrika Utara (tanah orang Muslim), agar mereka berdua bisa menjadi martir Allah. Sekitar tahun 1524 mereka diam-diam meninggalkan rumah mereka akan tetapi ditemukan sang paman yang segera membawa mereka berdua kembali ke rumah. Saat berusia 16 tahun, ayahnya mengirim Teresa ke biara untuk memperbaiki tabiatnya. Saat itu banyak wanita yang tidak tahu harus melakukan apa dalam hidupnya sehingga mencoba hidup membiara. Teresa pun memiliki masalah dalam hidupnya. Dia sangat mudah tergelincir dalam kehidupan duniawi dan mengabaikan Allah. Selama bertahun-tahun dia nyaris tidak berdoa sama sekali dan berpura-pura rendah hati. Dia berpikir bahwa dia adalah seorang pendosa dan tidak layak menerima rahmat dari Tuhan. Tetapi menjauh dari doa sama seperti "seorang bayi yang menjauh dari susu ibunya, apa yang bisa diharapkan selain kematian?"

Ketika dia berusia 41 tahun, seorang imam meyakinkan dirinya untuk kembali berdoa, meskipun dia masih mendapat kesulitan dalam berdoa. Setelah dia mulai kembali berdoa, Allah memberinya kegembiraan spiritual berupa anugerah pengalaman mistis. Dalam buku-bukunya, dia menganalisa pengalaman-pengalaman itu. Dia tidak melihatnya sebagai karunia Allah tetapi sebagai cara Allah "memurnikan" dirinya. Beberapa kawan yang tidak menyukai apa yang terjadi dengannya berkesimpulan bahwa dia dipengaruhi iblis dan mengirimkan seorang imam Yesuit untuk memeriksanya. Namun Teresa yakin dan percaya bahwa itu semua dari Allah sebab pengalaman-pengalaman tersebut membawanya pada kedamaian, inspirasi, dan dorongan kekuatan. Pada usia 43 tahun, dia bertekad untuk mereformasi Ordo Karmel, mengembalikannya kepada cita-cita dasar: suatu tarekat kontemplatif yang sederhana dan didedikasikan pada hidup doa. Rencananya ditentang dan ia terancam inkuisisi (diadili di pengadilan agama Katolik). Teresa hanya dapat mempercayakan segalanya pada Allah. Ketika akhirnya dapat mengadakan pembaharuan, dia masih belum terlepas dari kesulitan.

Di biara St. Yusuf, dia menghabiskan banyak waktu menulis pengalaman hidupnya. Ia menulis, "Tetapi apakah yang aku ketahui. Aku hanyalah seorang wanita yang malang." Pihak inkuisisi menyukai tulisan Teresa dan membersihkan namanya. Pada usia 51 tahun, dia bermaksud menyebarluaskan gerakan reformasinya. Namun tantangan datang bertubi-tubi, khususnya yang datang dari para bruder dan biarawati. Dia dikatakan sebagai "tukang keluyuran pemberontak" oleh seorang nuncio (duta) Sri Paus. Teresa melihat segala kesulitan ini sebagai suatu publisitas. Segera dia mendapatkan sejumlah postulan (calon biarawati) yang ingin masuk biara reformasi yang dipimpinnya. Banyak orang memikirkan apa yang dikatakan oleh Teresa dan ingin belajar berdoa dari dirinya. Tidak lama kemudian idenya tentang doa menyebar tidak hanya ke seluruh wilayah Spanyol, tetapi seluruh Eropa.

Pada tanggal 4 Oktober, pada usia 67 tahun Teresa Avila wafat karena sakit yang dideritanya. Dia adalah pendiri tarekat OCD, tarekat Karmelit yang sudah direformasi (OCD = Order of Carmelite Discalced, Tarekat Karmelit Tanpa Alas Kaki). Pada tahun 1970 Sri Paus memproklamasikan Teresa sebagai Pujangga Gereja karena tulisan-tulisannya dan ajarannya tentang doa. Santa Teresa Avila adalah pelindung orang-orang yang menderita sakit kepala. Lambangnya adalah sebuah hati, panah, dan sebuah buku.


Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya. Tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. 1Yoh 2:16-17



Diambil dari : RUAH

SANTA TERESA DARI AVILA, PUJANGGA GEREJA (1515-1582)

SANTA TERESA DARI AVILA, PUJANGGA GEREJA (1515-1582)

Lahir tahun 1515. Ketika berumur 5 tahun dia mengajak kakak laki-lakinya pergi ke tanah orang-orang Moor di Afrika Utara (tanah orang Muslim), agar mereka berdua bisa menjadi martir Allah. Sekitar tahun 1524 mereka diam-diam meninggalkan rumah mereka akan tetapi ditemukan sang paman yang segera membawa mereka berdua kembali ke rumah. Saat berusia 16 tahun, ayahnya mengirim Teresa ke biara untuk memperbaiki tabiatnya. Saat itu banyak wanita yang tidak tahu harus melakukan apa dalam hidupnya sehingga mencoba hidup membiara. Teresa pun memiliki masalah dalam hidupnya. Dia sangat mudah tergelincir dalam kehidupan duniawi dan mengabaikan Allah. Selama bertahun-tahun dia nyaris tidak berdoa sama sekali dan berpura-pura rendah hati. Dia berpikir bahwa dia adalah seorang pendosa dan tidak layak menerima rahmat dari Tuhan. Tetapi menjauh dari doa sama seperti "seorang bayi yang menjauh dari susu ibunya, apa yang bisa diharapkan selain kematian?"

Ketika dia berusia 41 tahun, seorang imam meyakinkan dirinya untuk kembali berdoa, meskipun dia masih mendapat kesulitan dalam berdoa. Setelah dia mulai kembali berdoa, Allah memberinya kegembiraan spiritual berupa anugerah pengalaman mistis. Dalam buku-bukunya, dia menganalisa pengalaman-pengalaman itu. Dia tidak melihatnya sebagai karunia Allah tetapi sebagai cara Allah "memurnikan" dirinya. Beberapa kawan yang tidak menyukai apa yang terjadi dengannya berkesimpulan bahwa dia dipengaruhi iblis dan mengirimkan seorang imam Yesuit untuk memeriksanya. Namun Teresa yakin dan percaya bahwa itu semua dari Allah sebab pengalaman-pengalaman tersebut membawanya pada kedamaian, inspirasi, dan dorongan kekuatan. Pada usia 43 tahun, dia bertekad untuk mereformasi Ordo Karmel, mengembalikannya kepada cita-cita dasar: suatu tarekat kontemplatif yang sederhana dan didedikasikan pada hidup doa. Rencananya ditentang dan ia terancam inkuisisi (diadili di pengadilan agama Katolik). Teresa hanya dapat mempercayakan segalanya pada Allah. Ketika akhirnya dapat mengadakan pembaharuan, dia masih belum terlepas dari kesulitan. Di biara St. Yusuf, dia menghabiskan banyak waktu menulis pengalaman hidupnya. Ia menulis, "Tetapi apakah yang aku ketahui. Aku hanyalah seorang wanita yang malang." Pihak inkuisisi menyukai tulisan Teresa dan membersihkan namanya. Pada usia 51 tahun, dia bermaksud menyebarluaskan gerakan reformasinya. Namun tantangan datang bertubi-tubi, khususnya yang datang dari para bruder dan biarawati. Dia dikatakan sebagai "tukang keluyuran pemberontak" oleh seorang nuncio (duta) Sri Paus. Teresa melihat segala kesulitan ini sebagai suatu publisitas. Segera dia mendapatkan sejumlah postulan (calon biarawati) yang ingin masuk biara reformasi yang dipimpinnya. Banyak orang memikirkan apa yang dikatakan oleh Teresa dan ingin belajar berdoa dari dirinya. Tidak lama kemudian idenya tentang doa menyebar tidak hanya ke seluruh wilayah Spanyol, tetapi seluruh Eropa.

Pada tanggal 4 Oktober, pada usia 67 tahun Teresa Avila wafat karena sakit yang dideritanya. Dia adalah pendiri tarekat OCD, tarekat Karmelit yang sudah direformasi (OCD = Order of Carmelite Discalced, Tarekat Karmelit Tanpa Alas Kaki). Pada tahun 1970 Sri Paus memproklamasikan Teresa sebagai Pujangga Gereja karena tulisan-tulisannya dan ajarannya tentang doa. Santa Teresa Avila adalah pelindung orang-orang yang menderita sakit kepala. Lambangnya adalah sebuah hati, panah, dan sebuah buku.

Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya. Tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. 1Yoh 2:16-17



Diambil dari : RUAH

Jumat, 15 Oktober 2010 Pw St. Teresia dr Yesus, Perawan, Pujangga Gereja

Jumat, 15 Oktober 2010
Pw St. Teresia dr Yesus, Perawan, Pujangga Gereja

Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman. Mata-Mu kiranya melihat apa yang benar --- Mzm 17:2

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahakuasa, kami bersyukur hari ini kami boleh mengenangkan St. Teresia dari Avila. Dia orang yang telah menjawab panggilan-Mu dan mempercayakan seluruh hidupnya pada-Mu. Ia telah bertekun dan berkata "hanya Tuhan sudah cukup". Penuhilah hidupku dengan kasih setia-Mu agar aku dapat menunaikan kewajibanku terlebih dahulu dan tidak menuntut orang lain lebih dari yang dapat kuberikan. Ya Tuhan, cukupkanlah aku dengan kasih-Mu saja. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Dalam Roh Kudus, karya penebusan Kristus mencapai kepenuhan efektivitasnya. Roh menuntun setiap orang yang percaya kepada seluruh kebenaran. Roh membimbing setiap orang yang percaya kepada Injil keselamatan. Umat di Efesus diingatkan oleh Santo Paulus bahwa mereka adalah milik Allah, karena jasa Roh Kudus yang melanjutkan karya penebusan Yesus Kristus.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (1:11-14)

"Kami sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus dan kalian pun telah dimeteraikan dengan Roh Kudus."

Saudara-saudara, dalam Kristus kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan-keputusan kehendak-Nya; kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan supaya menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya. Tetapi di dalam Dia kalian pun telah mendenagr sabda kebenaran, yaitu Injil keselamatan; dan setelah percaya akan Injil itu, kalian pun dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus ini adalah jaminan bahwa kita akan memperoleh seluruh warisan, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833.
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm 33:1-2.4-5.12-13; R: 22)
1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Tunjukkanlah kiranya kasih-setia-Mu, ya Tuhan, sebab pada-Mulah kami berharap.

Kumpulan nasihat yang dikemas Lukas dalam Injil hari ini mengandung maksud tunggal yakni untuk takut kepada Allah dan sekaligus ‘tidak takut’ kehilangan penyertaan Allah dalam kehidupan nyata. Takut akan Allah merupakan bagian dari sikap takwa. Lukas memberikan nasihat bahwa sebagai orang beriman hendaklah tepat mengarahkan rasa takut kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:1-7)

"Rambut kepalamu terhitung semuanya."

Sekali peristiwa, berkerumunlah beribu-ribu orang, sehingga mereka berdesak-desakan. Yesus lalu mulai mengajar pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya, "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan kaum Farisi. Tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi yang takkan diketahui. Karena itu apa yang kalian katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan yang kalian bisikkan ke telinga di dalam kamar akan dimaklumkan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kalian takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi kemudian tak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepadamu siapakah yang harus kalian takuti. Takutilah Dia yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sungguh, Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguh pun demikian tidak seekor pun dilupakan Allah. Bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu janagn takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Doa Malam

Ya Bapa, keceriaan yang Kaulimpahkan pada kami hari ini telah membuat kami sadar bahwa hanya kepada-Mulah kami patut bersyukur dan berterima kasih. Semoga kami pun dapat menjadi anak-anak-Mu yang senantiasa mau membuka hati dan budi kami kepada-Mu, agar kami tidak selalu sibuk dengan diri kami sendiri. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Renungan

Santa Teresia Avila dalam puisinya pernah mengajarkan, “Tuhan saja cukup”. Dia mengajari kita untuk menyisihkan kekhawatiran. Sebenarnya kekhawatiran itulah sikap munafik yang parah, karena merupakan cetusan tidak peduli akan rahmat Allah. Seakan-akan Allah tidak pernah bertindak apa pun dalam kehidupan kita. Katakan dan gemakanlah doa untuk setiap rahmat terkecil sekalipun, “Ini sudah cukup, Tuhan”.


RUAH

Kamis, 14 Oktober 2010 Hari Biasa Pekan XXVIII

Kamis, 14 Oktober 2010
Hari Biasa Pekan XXVIII

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus --- Filipi 2:5

Doa Pagi

Ya Bapa, para nabi-Mu telah dibunuh karena umat manusia tidak mau percaya akan kabar gembira yang mereka nubuatkan. Bantulah kami hari ini untuk membuka hati kepada kebenaran sabda-Mu dan senantiasa percaya kepada-Mu saja. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan meraja kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus (1:1-10)

"Allah telah memilih kita sebelum menciptakan jaga raya."

Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang yang percaya dalam Kristus Yesus. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kalian. Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya. Dengan kasih, Allah telah menentukan kita menjadi anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita dalam Dia yang dikasihi-Nya. Sebab dalam Kristus dan oleh darah-Nya, kita telah memperoleh penebusan, yaitu pengampunan dosa menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang Ia lempahkan kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya dalam Kristus, sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan segala sesuatu dalam Kristus sebagai kepala, baik yang di surga maupun yang di bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807.
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1-6)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, telah
menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:6)
Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:47-54)

"Darah para nabi, mulai dari Habel sampai kepada Zakharia akan dituntut."

Sekali peristiwa, tatkala duduk makan di rumah seorang Farisi, Yesus berkata, "Celakalah kalian, sebab kalian membangun makam bagi para nabi, padahal nenek moyangmulah yang telah membunuh mereka. Dengan drmikian kalian mengakui, bahwa kalian membenarkan perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kalian membangun makamnya. Sebab itu hikmat Allah berkata, 'Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul. Tetapi separuh dari antara para nabi dan para rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya. Maka dari angkatan ini akan dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan rumah Allah.' Bahkan Aku berkata kepadamu, 'Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.' Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian telah mengambil kunci pengetahuan. Kalian sendiri tidak masuk ke dalamnya, tetapi orang yang berusaha masuk kalian halang-halangi." Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, para ahli Taurat dan orang Farisi terus-menerus mengintai, dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Dengan itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Ibu Matias adalah seorang pemimpin yang peduli dengan mereka yang dipimpinnya. Yang diusahakannya adalah selalu untuk kebaikan semua orang. Ibu Matias tidak pernah berusaha untuk merugikan perkembangan sesama manusia. Ibu Matias melayani tanpa pamrih dan tidak mengharapkan pujian atau balasan.

Tidak semua pemimpin seperti Ibu Matias. Ada juga pemimpin yang seenaknya dan mementingkan diri sendiri. Ada pemimpin yang senang menjadi pemimpin di atas penderitaan mereka yang dipimpinnya. Ada pemimpin yang sering memberi beban-beban kehidupan kepada mereka yang dipimpinnya. Padahal ia sendiri sama sekali tidak mau ikut memikul beban-beban yang ada tersebut.

Bagaimana dengan kita sendiri? Tipe pemimpin macam apakah kita? Apakah kita termasuk pemimpin yang meringankan beban mereka yang dipimpinnya? Ataukah kita termasuk orang yang justru sering menjadi beban bagi orang lain?

Allah Bapa yang mahapengasih, terima kasih telah meringankan beban kehidupanku. Semoga aku tidak menjadi beban bagi orang lain. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy