| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 07 November 2010 Hari Minggu Biasa XXXII

Minggu, 07 November 2010
Hari Minggu Biasa XXXII

Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian. --- Amsal 11:9

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, kasih setia-Mu lebih kuasa dari maut, yang telah Kauberikan kepada kami takkan dapat dicuri oleh orang lain. Kami mohon, lindungilah iman kami, bila rasa takut menghadapkan kami pada pilihan palsu. Dan bila hati kami menjadi bimbang oleh persoalan-persoalan hidup yang nyata, condongkanlah kami untuk bertahan dengan ulet dan mempercayakan diri kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kedua Makabe (7:1-2.9-14)

"Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal."

Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes ada tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan, mereka dipaksa oelh sang raja untuk makan daging babi yang haram. Maka seorang dari antara mereka, yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini, "Apakah yang hendak Baginda tanyakan kepada kami, dan apakah yang hendak Baginda ketahui? Kami lebih senang mati daripada melanggar hukum nenek moyang!" Ketika anak yang kedua hampir putus nyawanya, berkatalah ia, "Memang benar, Bangsat, engkau dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!" Sesudah itu, anak yang ketiga disengsarakan. Ketika diminta, segera dikeluarkan lidahnya, dan dengan berani dikedangkan tangannya juga. Dengan berani ia berkata, "Dari surga aku telah menerima anggota-anggota ini! Demi hukum-hukum Tuhan, kupandang semuanya ini bukan apa-apa! Aku berharap akan mendapat kembali semua dari-Nya!" Sampai-sampai sang raja sendiri serta pengiringnya tercengang-cengang atas semangat pemuda itu memandang kesengsaraannya bukan apa-apa. Sesudah yang ketiga berpulang, maka yang keempat disiksa dan dipuntungkan secara demikian pula. Ketika sudah dekat pada akhir hidupnya, berkatalah ia, "Sungguh baiklah sepulang oleh tangan manusia, dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Tetapi, bagi Baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 17:1.5-6.8b.15; R:15b)
1. Dengarkanlah, Tuhan, pengaduan, yan jujur, perhatikan seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
3. Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu; dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:16-3:5)
"Semoga Tuhan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik."

Saudara-saudara, dalam kasih karunia-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita telah mengasihi kita dan telah menganugerahkan penghiburan abadi serta pengharapan yang baik kepada kita. Semoga Ia menghibur dan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Selanjutnya, Saudara-saudaraku, berodalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu; juga supaya kami terlepas dari para pengacau dan dari orang-orang jahat, sebab tidak semua orang beroleh iman. Tetapi, Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan akan memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan bahwa apa yang kami pesankan kepadamu telah kamu lakukan dan akan selalu kamu lakukan. Kiranya Tuhan tetap mengarahkan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Why 1:5a.6b)
Yesus Kristus adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati; bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (20:27-38)
 
"Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Sekali peristiwa datanglah beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka menceritakan seorang wanita yang dinikahi berturut-turut oleh tujuh orang bersaudara yang semuanya mati tanpa meninggalkan anak; dan mereka bertanya siapakah yang menjadi suami wanita itu pada hari kebangkitan. Maka jawab Yesus kepada mereka, "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab, mereka tidak dapat mati lagi. Mereka seperti malaikat-malaikat, dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


ADA APA SESUDAH KEHIDUPAN INI?

Rekan-rekan yang budiman!
Dalam Luk 20:27-38 terungkap perbincangan antara orang-orang Saduki dan Yesus mengenai hidup setelah kehidupan di dunia ini. Apa arti permasalahan itu bagi orang pada zaman ini? Marilah kita tengok terlebih dahulu siapa itu orang-orang itu dan apa haluan pemikiran mereka.

ORANG SADUKI DAN ORANG FARISI

Di kalangan orang Yahudi waktu itu ada sekelompok orang yang dikenal sebagai kaum Saduki. Mereka hanya mengakui kitab-kitab Taurat, yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Kepercayaan yang tidak berlandaskan Taurat tidak mereka terima. Karena itu mereka juga menyangkal adanya kebangkitan. Memang kebangkitan hanya disinggung dalam Dan 12:2 dan Yes 26:19 yang tidak termasuk Taurat. Dalam hal ini kaum Farisi jauh berbeda. Mereka menegaskan adanya kebangkitan setelah kehidupan di dunia ini. Menurut pandangan mereka, di akhirat ada kelanjutan dari kehidupan di dunia ini lengkap dengan semua lembaganya seperti yang dapat dialami di dunia ini. Persoalan mengenai perempuan yang bersuamikan tujuh bersaudara yang mati bergiliran (Luk 20:28-33) adalah cara orang Saduki melecehkan pendapat orang Farisi. Bila ada kehidupan kelak, maka seperti ditanyakan dalam ayat 33, siapa dari ketujuh bersaudara itu yang menjadi suami perempuan tadi? Dalam hukum Musa ada perkawinan Levirat yang menggariskan agar orang mengawini istri saudaranya yang meninggal demi menjaga kelanjutan keturunan saudaranya itu (Ul 25:5-6). Inilah hukum yang dirujuk orang Saduki dalam Luk 20:28.

Orang Saduki bukannya berpendapat bahwa setelah mati manusia hilang begitu saja. Masih ada kelanjutannya, namun bukan berujud kehidupan kembali dengan kebangkitan seperti dipikirkan orang Farisi. Bagi orang Saduki, setelah mati orang masuk ke Syeol, ke dalam kegelapan seperti pada masa sebelum Penciptaan. Keberadaan seperti itu berlanjut terus dan tak ada banyak harapan berubah. Pandangan seperti ini umum diterima dalam alam pikiran Perjanjian Lama dan dunia Timur Tengah pada masa itu.

PERKEMBANGAN KESADARAN

Orang-orang dulu terusik batinnya memikirkan keberadaan di Syeol yang tak terelakkan itu. Mereka mulai bertanya-tanya apakah perbuatan baik selama hidup di dunia ini tidak ada artinya kelak? Lalu bagaimana dengan orang yang menderita terus selama di dunia ini? Apa akan terus terhukum dalam keberadaan tanpa arti itu? Tak ada pelepasan? Di manakah keadilan ilahi? Pertanyaan ini mendasari seluruh Kitab Ayub.

Baru menjelang pembuangan berkembang gagasan bahwa di akhirat akan ada pelepasan dari penderitaan sekarang, akan ada pahala abadi bagi perilaku baik dan hukuman kekal bagi kejahatan. Lambat laun keberadaan setelah mati nanti semakin disadari sebagai kehidupan baru. Menurut kaum Farisi, kehidupan ini mulai dengan kebangkitan untuk dapat menikmati hal-hal yang membahagiakan secara badaniah juga. Gagasan inilah yang ditolak mentah-mentah orang Saduki.

Keberadaan sesudah hidup di dunia ini memang menjadi pemikiran banyak orang. Orang mau tahu jalan ke hidup kekal, tentunya hidup kekal yang membahagiakan. Ada orang kaya datang bertanya kepada Yesus mengenai jalan ke hidup kekal (Mat 19:16-26 Mrk 10:17-27 Luk 18:18-27). Yesus merujuk kembali kepada ajaran Taurat yang tentu diketahui dan dijalankan orang itu sejak masa mudanya. Itu cukup. Hidup di akhirat nanti bergantung dari upaya menjalankan kebaikan di dunia ini. Kekayaan rohani ini bisa menjadi pijakan bagi hidup di akhirat nanti. Yesus menambahkan, tapi kalau mau sempurna, hendaknya orang kaya itu berani merelakan semua miliknya bagi orang miskin dan mengikuti Yesus. Dengan melepaskan diri dari semua miliknya, orang dapat dipenuhi karunia ilahi. Begitulah orang akan hidup bahagia di hadirat Tuhan sendiri, bukan sebatas menikmati pahala atau menghindari hukuman. Tapi juga ditegaskan, tak ada orang yang bisa mencapai kesempurnaan ini dengan kekuatan sendiri. Hanya Tuhan-lah yang bisa menjadikannya nyata baginya.

TUHANNYA ORANG HIDUP

Orang-orang Saduki ingin tahu apakah Yesus berpihak kepada orang Farisi dalam hal kebangkitan. Jawabannya (ayat 34-38) dimaksud untuk menyadarkan lawan bicaranya mengenai apa yang sebenarnya mau dibicarakan: pikiran-pikiran kita sendiri tentang akhirat atau mau belajar mengenai Dia yang bakal kita pandangi dari dekat nanti?

Dalam menanggapi kasus perempuan yang bersuami tujuh bersaudara yang mati satu persatu itu, Yesus mengatakan bahwa perkawinan itu lembaga dari dunia sini dan ada bagi urusan di dunia ini. Maksudnya, perkara itu tidak bisa diterapkan bagi keadaan dunia sana (ayat 34-36). Lalu bagaimana kita bisa membayangkan perkara-perkara di akhirat nanti? Tentunya memakai hal-hal yang bisa membantu mengerti dunia sana itu. Dalam ayat 37-38 Yesus mengajak orang Saduki memperhatikan satu peristiwa yang ada dalam Taurat, kitab-kitab yang mereka terima. Dirujuknya Kel 3:6. Di situ Tuhan mewahyukan diri kepada Musa sebagai Tuhannya Abraham, Tuhannya Ishak, dan Tuhannya Yakub. Maksudnya, leluhur Musa sudah mengenal-Nya sebagai Dia yang menyelamatkan mereka dan tetap akan menyelamatkan keturunan mereka. Ia Tuhan Pencipta, tapi juga Tuhan yang menyelamatkan, ia Tuhan orang hidup, bukan Tuhannya orang mati.

TENTANG ARWAH

Sekali-sekali kita dengar ada orang yang merasa bisa berkomunikasi dengan "dunia sana", dengan arwah orang yang sudah meninggal yang datang dengan permintaan, keluhan, peringatan, atau petunjuk. Bagaimana pelayanan pastoral kita? Cara Yesus menanggapi hal seperti ini dapat membantu. Ia mengajak orang memusatkan perhatian kepada Tuhan yang menampakkan diri kepada Musa sebagai Penyelamat leluhur Musa sendiri. Ia itu Tuhan orang hidup, Tuhan kita-kita ini. Dan orang-orang yang telah mendahului? Beginilah penalaran Yesus. Karena Tuhan itu Tuhan yang menyelamatkan, maka orang-orang yang mendahului kita itu juga tetap hidup. Dalam ujud mana dan bagaimana tidak kita ketahui. Namun kita yakin mereka bahagia di hadirat-Nya. Mereka membantu melantarkan kita ke hadirat ilahi. Ya! Mereka itu kekuatan-kekuatan yang dapat membantu kita semakin dekat dengan Dia justru karena mereka sudah dekat denganNya. Tapi bila terasa mereka menarik perhatian kepada mereka sendiri, boleh kita ragukan apakah kekuatan-kekuatan ini sungguh dekat pada Tuhan - atau mereka itu kekuatan-kekuatan yang mau menjauhkan kita daripada-Nya?

Ada seorang yang dapat membantu kita mengerti. Maria melantarkan kita kepada Tuhan seperti di Kana dulu ketika mendengar penyelenggara pesta gelisah karena kehabisan anggur. Memang Maria datang kepada Yesus mengatakan hal itu. Tapi ia meminta para pelayan supaya menjalankan apa saja yang dikatakan Yesus (Yoh 2:5). Maria mengajak orang semakin mendengarkan Yesus. Kisah itu bersangkutan dengan kehidupan di dunia, namun Maria kini hidup di hadirat Tuhan. Caranya melantarkan kita juga masih sama. Ia juga berdoa bagi "kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati" (Salam Maria). Para orang kudus, seperti Oma Miryam kita itu, dapat membantu kita mendengarkan Tuhan.

Bagaimana bila ada orang datang dan bercerita merasa didatangi mendiang sanak saudara yang berkeluh kesah belum punya tempat yang tetap....masih harus ke sana ke mari. Bagaimana tanggapan pastoral kita? Tak baik kita berlaku sebagai orang Saduki yang meremehkan hal ini. Tapi kalau kita meng-iya-kan saja, rasanya juga tidak memberi pelayanan yang baik Bagaimana bila kita katakan, jangan arwah yang datang itu "ditahan" dengan pikiran-pikiran kita sendiri mengenai mereka? Kita sekarang tahu bahwa energi rohani kita luar biasa besarnya. Bila kita belum bersedia "merelakan", bisa jadi jejak-jejak mereka juga tak dapat sepenuhnya meninggalkan keterbatasan dunia ini. Perkara ini sering kurang kita sadari. Sekali lagi kita bisa belajar dari Maria - lewat ingatan Oom Hans. Di kayu salib Yesus menyerahkan Maria kepada Yohanes yang dimintanya menerima Maria sebagai ibunya (Yoh 19:25-26). Apa maksudnya? Maria dibesarkan hatinya agar saat itu juga merelakan. Sekarang Yohanes-lah yang menjadi anaknya. Juga dicatat Luc, Yesus ini seperti waktu kecil dulu, ia sudah merasa perlu tinggal di rumah Bapanya (Luk 2:49). Sudah lama Oma Miryam menyimpan perkara ini dalam hatinya, bisik Luc. Kebesaran budi hati Maria yang merelakan Yesus itulah yang membuat kepergiannya kepada Bapa menjadi jalan bagi Yesus untuk dapat hadir kembali mempersaksikan kepada kita kebesaran BapaNya.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 06 November 2010 Hari Biasa Pekan XXXI

Sabtu, 06 November 2010
Hari Biasa Pekan XXXI

"Barangsiapa setia dalam perkara kecil ia setia juga dalam perkara besar.” (lih. Luk 16:9-15)

Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bantulah kami hari ini untuk melihat Putera-Mu yang hadir secara nyata di dalam hidup kami. Berilah kami hati yang tidak mendua dan senantiasa terarah kepada-Mu. Tuhan, kami mendambakan hati yang dapat melihat dan merasakan kehadiran-Mu. Semoga kami hari ini mampu memberikan hati kami seutuhnya untuk-Mu dan tidak terbagi dengan kejahatan. Oleh sabda Putera-Mu iman kami diteguhkan, harapan dan cinta kami dikuatkan oleh-Nya. Sebab Dialah Tuhan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (4:10-19)

"Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

Saudara-saudara, aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu. Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku. Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859.
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.8a.9; R: 4a)
1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaaan kepada Tuhan.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya derma. Kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, kanon, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Yesus Kristus telah menjadi miskin, meskipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:9-15)

"Jika kalian tidak setia mengurus mamon durhaka, siapakah yang mau mempercayakan harta sejati kepadamu?"

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur, supaya jika mamon itu tidak dapat menolong lagi, kalian diterima dalam kemah abadi. Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi jika kalian tidak setia mengurus mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu? Seorang hamba tidak mungkin mengabdi dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon." Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Yesus. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Kalian membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Mengabdi Tuhan tidak boleh setengah hati. Yesus menuntut agar seluruh hidup kita hanya tertuju kepada-Nya. Bila kita mau mengikuti ajakan dan tuntutan Yesus ini, uang pun menjadi relatif bagi kehidupan kita. Uang memang penting karena kita membutuhkannya untuk menunjang kehidupan kita sehari-hari. Namun, hal ini tidak berarti bahwa uang menjadi pusat perhatian hidup kita. Kita diajak untuk mengenal apa yang penting dan perlu dalam hidup kita. Yang terpenting dan perlu dalam hidup kita adalah Yesus, Tuhan kita, harta surgawi kita. Uang tidak dapat membeli segala-galanya dalam kehidupan kita.

Kita diajak oleh Yesus untuk lebih memperhatikan harta surgawi. Yesus mengajarkan kita untuk memulai dari hal-hal yang kecil, namun perlu dan penting bagi harta surgawi kita. Bila kita tekun, bukan hal yang mustahil bagi kita untuk mendapatkan harta yang tidak akan musnah dan dicuri orang. Oleh karena itu, kita memang tidak boleh mendua dalam mengikuti Yesus.

Ya Yesus, terima kasih atas panggilan-Mu untuk mengikuti Engkau. Bantulah aku untuk memupuk harta surgawi melalui kesetiaan hidupku kepada-Mu. Ajarilah aku untuk selalu setia kepada-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 05 November 2010 Jumat Pertama Dalam Bulan

Jumat, 05 November 2010
Jumat Pertama Dalam Bulan

Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia untuk selama-lamanya, dan perjanjian-Ku teguh bagi dia. --- Mzm 89:28

Doa Renungan

Tuhan, berkatilah hari ini agar kami sebagai anak-anak terang, warga Kerajaan Surga mampu mengisi kegiatan bukan hanya perkara duniawi, tetapi dengan cerdik mendahulukan hal-hal surgawi. Sebab Engkaulah jalan kebenaran dan terang bagi kami. Amin.

Seluruh hidup orang beriman terarah pada Kristus. Paulus menyerahkan diri secara utuh kepada Kristus. Dia ambil bagian dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Itulah arah kehidupan Kristiani yang sesungguhnya.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (3:17-4:1)

"Kita menantikan Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia."

Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab seperti yang telah sering kukatakan kepadamu dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, dan kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju ke perkara-perkara duniawi. Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena itu, saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacita dan mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. Ku menuju ke Altar Allah dengan sukacita.

Ayat. (Mzm 122:1-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumahTuhan." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.

Semua orang beriman adalah anak-anak terang yang harus cerdik dalam mengusahakan kebaikan. Kebaikan harus diperjuangkan dengan sigap dan segera. Mereka tidak boleh kalah cerdik dengan anak-anak kegelapan.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Sempurnalah kasih Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:1-8)

"Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata, 'Apakah yang telah kudengar tentang dirimu? Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.' Berkatalah bendahara itu dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan kuperbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang mau menampung aku di rumah mereka.' Lalu ia memanggil satu demi satu orang yang berutang kepada tuannya. Berkatalah ia kepada yang pertama, 'Berapa besar utangmu pada tuanku?' Jawab orang itu, 'Seratus tempayan minyak.' Lalu kata bendahara itu, 'Inilah surat utangmu. Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.' Kemudian ia berkata kepada yang lain, 'Dan Saudara, berapa utangmu?' Jawab orang itu, 'Seratus pikul gandum.' Katanya kepada orang itu, 'Inilah surat utangmu. Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.' Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Persaingan hidup di dunia ini sangat keras. Nasib dan kehormatan menjadi taruhannya. Jika tidak mampu menghadapinya, orang akan digilas roda zaman. Orang beriman pun harus menentukan sikap yang benar. Ia mesti hidup dengan pedoman cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Sikap ini menjadikannya kuat dalam iman dan relasi dengan sesamanya.

R U A H

Kamis, 04 November 2010 Pw S. Karolus Borromeus

Kamis, 04 November 2010
Pw S. Karolus Borromeus

Kasih Allah sungguh nyata dalam hidup Yesus. Dia datang untuk mencari mereka yang berdosa, mereka yang hilang. Bahkan Dia tidak mau kehilangan satu pun manusia yang dikasihi-Nya.

Doa Renungan

Terima kasih ya Bapa kami masih boleh menikmati hari yang baru ini. Di awal hariyang baru ini Engkau mengajarkan kepada kami agar kami mau memperhatikan sesama kami yang mengalami kesedihan terutama mereka yang putus harapan. Bantulah kami agar kami mampu melakukan semuanya itu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (3:3-8a)

"Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap merugikan karena Kristus."

Saudara-saudara, kitalah orang-orang bersunat, yaitu kita yang beribadat oleh Roh Allah, yang bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh kepercayaan padahal-hal lahiriah. Meskipun demikian sebenarnya aku mempunyai alasan untuk menaruh kepercayaan pada hal-hal lahiriah. Kalau orang lain menyangka dapat mengandalkan hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: aku disunat pada hari kedelapan, aku seorang Israel, dari suku Benyamin, aku seorang Ibrani asli; mengenai pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, mengenai kegiatanku dalamagama Yahudi aku penganiaya jemaat; mengenai kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap merugikan karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi karena aku telah berkenalan dengan Kristus Yesus, Tuhanku, sebab hal itu lebih mulia dari segala-galanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:2-3.4-5.6-7)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-nya.
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepada kalian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-10)

"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, "Orang ini menerima orang-orang berdosa dan makan bersama dengan mereka." Maka Yesus menyampaikan perumpamaan berikut kepada mereka, "Siapakah di antaramu yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya diatas bahu dengan gembira. Setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, 'Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan.' Aku berkata kepadamu, demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Atau wanita manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, 'Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang telah kutemukan.' Aku berkata kepadamu, demikian juga akan ada sukacita pada malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Betapa sulit hidup bersama tanpa harus mengingat kesalahan orang dan mengadili orang lain. Ini kita alami dalam kehidupan kita bersama. Sangat mudah kita mencap sesama kita dan melihat kelemahan sesama kita karena merasa diri lebih baik daripada orang lain. Hal ini juga sudah terjadi pada zaman Yesus. Orang Farisi dan ahli Taurat merasa diri suci dan menolak para pemungut cukai yang dianggap berdosa.

Yesus memberikan suatu ajakan kepada kita untuk bersikap seperti Allah. Allah digambarkan oleh Yesus melalui perumpamaan sebagai Allah yang penuh belas kasih; Allah yang bahkan mencari mereka yang hilang dan tersesat. Allah selalu mencari mereka yang berdosa dan diajak untuk bertobat. Itulah belas kasih Allah.

Kita juga diajak oleh Yesus untuk berlaku yang sama dalam hidup kita. Kita tentu membutuhkan pengampunan dari Allah atas dosa-dosa kita. Pengampunan dosa yang telah kita terima tentunya harus kita nyatakan dalam cara hidup kita yang tidak mau lagi berbuat dosa dan lebih dari itu adalah bertindak mengikuti teladan Allah. Kita diajak juga untuk mengampuni sesama kita. Lebih jauh lagi, rela hidup bersama dengan sesama tanpa membuat pembedaan dalam bentuk dan cara apa pun. Bukankah kita sama-sama anak-anak Allah?

Tuhan, betapa indahnya hari ini jika kami dapat menjalaninya tanpa membenci siapa pun yang kami jumpai. Namun ya Tuhan, bila kami masih belum dapat menjalani hidup kami hari ini sesuai dengan kehendak-mu, sudilah Engkau mengampuninya. Tuhan, kami serahkan semuanya ke dalam tangan-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 03 November 2010 Hari Biasa Pekan XXXI

Rabu, 03 November 2010
Hari Biasa Pekan XXXI

Tuhan telah memasang suluh dalam hati kita yang menyinarkan pengetahuan dan keindahan; berdosalah mereka yang mematikan suluh itu dan menguburkannya ke dalam abu ---

Doa Renungan

Ya Allah begitu besarnya kasih-Mu kepada kami hingga Engkau masih memperkenankan kami untuk menghembuskan nafas di hari yang baru ini. Hari ini Engkau bersabda agar kami tidak membenci siapa pun yang kami jumpai. Maka, curahkanlah rahmat-Mu ya Bapa agar kami dapat menjalankan apa yang Engkau kehendaki hari ini. Dengan pengantaran Kristus Tuhan kami. Amin.

Paulus menyadarkan bahwa orang beriman hendaknya mengharapkan keselamatan Allah dengan gentar dan takut. Kita tidak boleh menanggapi uluran kasih Allah dengan sembarangan, melainkan dengan usaha yang nyata.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (2:12:28)

"Kerjakanlah keselamatanmu, Allahlah yang mengerjakan dalam dirimu, baik kemauan maupun pelaksanaan."

Saudara-saudara kekasih, kalian senantiasa taat. Karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi lebih-lebih sekarang waktu aku tidak hadir. Sebab Allahlah yang mengerjakan dalam dirimu baik kemauan maupun pelaksanaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kalian tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini. Maka kalian akan bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada sabda kehidupan. Dengan demikian aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa tidak sia-sialah aku berlomba dan berjerih payah. Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada kurban dan ibadat imanmu, aku bergembira dan bersukacita bersama kalian. Dan kalian pun hendaknya bergembira dan bersukacita bersama aku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah kalian, bila dinista karena nama Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

Sebelum orang sungguh-sungguh mau menjadi murid Yesus, dia harus mempertimbangkan dengan masak-masak. Sebab orang yang masih terikat, baik dalam ikatan darah, milik, dan bahkan terikat pada diri sendiri, tidak layak menjadi murid Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:25-33)

"Yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi milik-Ku."

Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Yesus berkata kepada mereka, "Jika seorang datang kepada-Ku dania tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudarinya, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antaramu, yang mau membangun sebuah menara, tidak duduk membuat anggaran belanja dahulu, apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Jangan-jangan sesudah meletakkan dasar ia tidak dapat menyelesaikannya. Lalu semua orang yang melihat itu akan mengejek dengan berkata, 'Orang itu mulai membangun, tetapi tidak dapat menyelesaikan.' Atau raja manakah yang hendak berperang melawan raja lain, tidak duduk mempertimbangkan dulu apakah dengan sepuluh ribu orang ia dapat melawan musuh yang datang menyerang dengan dua puluh ribu orang? Jika tidak dapat, iaakan mengirim utusan selama musuh masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikianlah setiap orang di antaramu yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Tiap keputusan dalam hidup kita mempunyai konsekuensi yang besar. Perlu direncanakan dengan matang sebelum kita mengambil suatu keputusan. Menjadi murid Yesus mesti mampu memanggul salib, meninggalkan segala-galanya, dan komitmen penuh kepada kehendak Allah. Sudahkah aku menjadi murid Yesus yang konsekuen dengan panggilan ini?

R U A H

Selasa, 02 November 2010 Peringatan Arwah Semua Orang Beriman

Selasa, 02 November 2010
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman

Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia --- Mzm 118:8

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa, asal dan tujuan semua yang hidup,hari ini bersama semua umat beriman, dan bersama orang-orang yang kami kasihi, dan sudah mendahului kami, kami nyatakan iman kami akan kebangkitan. Hanya dalam Yesuslah, kami menemukan hidup sejati. Hanya dengan bantuan-Nya, kami tahan dalam gelap dan derita, karena percaya akan mampu mengalahkan segala kuasa jahat untuk akhirnya hidup abadi dalam kebangkitan. Sebab Dialah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kedua Makabe (12:43-46)

"Kami yakin bahwa orang yang meninggal dengan saleh akan menerima pahala yang indah."

Kemudian dikumpulkannya uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; R:2b)
1. Ya Allah Engkaulah Allahku, kucari cari dan kudambakan Engkau jiwaku menghauskan Tuhanku laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku melihat kemuliaan-Mu yang besar Cinta-Mu lebih berharga daripada hidup hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muji.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolongku dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 15:12-34)

"Andaikata Kristus tidak bangkit, sia-sialah kepercayaan kita."


Saudara-saudara, jika kami wartakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus?padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua. Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal? Dan kami juga?mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati". Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. "Akulah yang memberi hidup dan membangkitkan orang mati, Orang yang percaya kepada-Ku akan hidup, walaupun sudah mati."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:37-40)

"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Saudara-saudari satu harapan, iman dan kasih,


Tanggal 1 November kemarin, Gereja merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus.
Dan siapakah orang kudus itu? Tentunya tidak hanya orang-orang yang sudah ditetapkan atau dikanonkan sebagi Kudus oleh Paus, tetapi banyak orang lain yang telah membuktikan kesetiaan imannya dalam praktek hidupnya. Mereka itu bisa anggota keluarga kita sendiri. Kita bersyukur bahwa putra-putri Gereja telah menjadi kembang-kembang yang selama hidupnya telah menjadi keharuman bagi umat manusia, bagi Gereja dan juga telah menyatakan kemuliaan Allah sendiri selama hidupnya. Dari mereka kita mendapatkan keteladanan hidup, dari mereka pula kita bisa memohon bantuan doa untuk kita, karena mereka telah berbahagia di surga, turut memerintah bersama Kristus untuk kebaikan dunia ini.

Hari ini kita memperingati arwah semua orang beriman. Kita kenang mereka karena mereka pernah menjadi bagian dalam hidup atau berjasa bagi kita. Kita kenangkan mereka untuk kita doakan dengan cinta. Kita hadirkan mereka agar hidupnya abadi di surga dan kebaikan serta kebajikannya hidup terus di hati kita, dan dosa-dosa selama hidupnya diampuni Allah.

Bantuan yang kita berikan untuk keselamatan kekal bagi yang telah meninggal adalah dengan berbuat silih. Silih itu bisa dengan mendoakan mereka, bisa pula dengan berbuat amal kasih bagi orang-orang yang membutuhkan amalan dan kasih kita demi mereka yang telah meninggal; agar mereka beristirahat dalam damai. (RIP: Requescat In Pace).

Lewat perayaan para kudus dan peringatan arwah semua orang beriman dua hari ini, kita diingatkan kembali akan arah dan tujuan hidup kita yang masih hidup ini. Kita punya harapan dengan permandian dan menjadi pengikut Kristus adalah agar kitapun akhirnya masuk dalam kalangan para kudus, yang mendoakan dan bukan didoakan.

Kita diingatkan kembali akan harga dan martabat hidup manusia, yang mana Allah sendiri karena kasih-Nya yang begitu besar, mengutus Kristus, Putera-Nya sendiri, agar di dalam dan melalui Dia, kita, manusia tidak dihukum tetapi beroleh kehidupan yang kekal. Maka yang tidak memilih Dia akan selalu berada dalam hukuman karena mengikuti kemauannya sendiri dan kemauan dunia ini, yang ujung-ujungnya adalah kehampaan makna hidup. Hidup ini, baik suka maupun duka, tanpa bisa memaknainya, nestapalah jadinya.

Mari kita eratkan lagi persatuan kita dengan Kristus, sumber hidup dan keselamatan kita, kita teladani orang-orang kudus yang telah memberi contoh yang baik selama hidupnya, dan kita doakan mereka yang kita tahu karena dosa-dosa selama hidupnya agar berbahagia dalam keabadian. Mari kita terus tekun dan setia berdoa sebelum kita didoakan.

Dasar Kitab Suci dan Ajaran Gereja Katolik:
Pandangan Kitab Perjanjian Baru tentang dunia orang mati dan neraka mirip dengan pandangan Kitab Perjanjian Lama. Arwah orang-orang beriman berada di dunia orang mati, menantikan kebangkitan (1 Tes 4). Sementara itu, arwah orang-orang jahat berada di neraka (Luk 16), yang penuh dengan ulat dan api (Mrk 9; Mat 5), tangisan dan kertak gigi (Mat 13). Allah sendirilah yang mengirim arwah orang-orang jahat itu ke sana, sebagai hukuman yang setimpal dengan kejahatan mereka, sebab Allah itu juga hakim yang adil, bukan hanya Bapa yang murah hati (Mat 13; 25).

Dalam kitab Makabe terungkaplah suatu keyakinan, bahwa arwah orang-orang beriman masih dapat didoakan, supaya dosa-dosa mereka diampuni oleh Allah (2 Mak 12). Karena itu, sejak awal abad ke-2, umat kristen biasa berdoa untuk arwah orang-orang beriman yang telah meninggal, memohonkan pengampunan atas dosa-dosa mereka, agar arwah-arwah itu kemudian berbahagia di sorga. Selain itu, mereka juga sudah mengakui dengan tegas, dalam Syahadat Iman yang paling kuno, bahwa kelak tubuh orang-orang yang telah meninggal akan dibangkitkan.

Dalam konsili di Lyons, pada tahun 1274, pimpinan Gereja menegaskan bahwa arwah orang-orang beriman, yang masih harus menanggung hukuman dosa, dimurnikan lebih dulu oleh Allah sebelum diijinkan masuk sorga. Juga ditegaskan bahwa hukuman mereka itu dapat diringankan oleh orang-orang beriman yang masih hidup di dunia ini, misalnya dengan perayaan Ekaristi, doa-doa, derma, dan amal kasih.

Pada pertengahan abad ke-16, beberapa perintis Gereja reformasi meragukan kebenaran ajaran Katolik tentang masa penantian bagi arwah orang-orang mati. Maka, dalam konsili di Trente pada tahun 1563, para pemimpin Gereja Katolik menegaskan kembali ajaran Katolik tentang masa penantian itu.


Salam dan berkat Tuhan,
Pastor Petrus Mujiono, SCJ.


Renungan Injil Peringatan Arwah Semua Orang Beriman: Selasa, 02 November 2010

Renungan

Rekan-rekan!
Berikut ini sekadar ulasan mengenai ketiga petikan Injil yang lazim dibacakan dalam peringatan arwah semua orang beriman 2 November, yakni Yoh 6:37-40, Mat 25:31-46, dan Mat 5:1-12a. (Luk 23:33.39-43, yang bisa juga dibacakan pada hari ini, dibicarakan dalam ulasan Injil Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam tahun C.) Mari kita mulai dengan sekadar omong-omong dengan Yohanes sambil mengintip sanggar Matius.

MELIHAT TUHAN DALAM DIRI YESUS

Yoh 6:37-40 tampil sebagai kelanjutan peristiwa Yesus memberi makan 5.000 orang (Yoh 6:1-14). Orang-orang itu sedemikian bergairah dan bermaksud menjadikannya raja. Karena itu, Yesus menyingkir ke gunung seorang diri (Yoh 6:15). Pada malam harinya, dalam perjalanan di perahu ke Kapernaum, murid-murid mengalami prahara dan pada saat gawat ini mereka melihat Yesus berjalan di atas air. Mereka yang ketakutan karena prahara itu ditenangkan hatinya oleh Yesus yang selanjutnya menyertai perjalanan mereka dengan perahu sampai ke tujuan (Yoh 6:16-21). Keesokan harinya orang banyak menyusul ke Kapernaum (Yoh 6:22-24). Di situ Yesus mengajar mereka agar mengharapkan roti kehidupan yang dibawakan Anak Manusia (Yoh 6:27). Orang-orang minta agar mendapat roti yang memberi hidup kepada dunia ini (Yoh 6:34). Jawaban Yesus terdapat dalam petikan Yoh 6:37-40 yang intinya demikian: hendaknya mereka berusaha mengenal siapa Yesus sebenarnya dan tidak melamunkan yang bu*kan-bukan. Siapa dia sesungguhnya dan apa yang dibawakannya dapat dijelaskan dengan memahami isi ayat 40: Yesus datang sebagai utusan Tuhan yang paling tepercaya untuk memperkenalkan-Nya kepada semua orang dan mewartakan kehendak-Nya, yakni agar semua orang yang mempercayai Tuhan yang tampak dalam diri Yesus nanti mendapat hidup kekal. Tuhan sendiri menghendaki agar Yesus membangkitkan mereka nanti pada akhir zaman.

OMONG-OMONG DENGAN YOHANES

TANYA: Anda makin misterius ketika menceritakan Yesus berkata tentang dirinya sendiri "Barang*siapa melihat Anak dan mempercayainya akan beroleh hidup kekal".

YOHANES: Aku sebenarnya cuma mengikuti cara Yesus berbicara. Gagasan anak dan bapak itu dipakainya untuk mengungkapkan keakraban yang amat dalam dengan Tuhan. Jangan dikira Yesus mengklaim status kehormatan bagi diri sendiri.

TANYA: Lalu, tentang "mempercayainya", apa yang dimaksud?

YOHANES: Kalau ingat cara berpikir kami orang Semit, mempercayai dia maksudnya menerimanya dan merasa mantap dan tidak mempersoalkan tetek bengek lain dalam hubungan selanjutnya. Dia sendiri rupanya juga sudah menerima kami apa adanya dan tidak bertanya-tanya lagi. Jadi ada kecocokan, begitulah.

TANYA: Lalu, mengapa kemantapan itu kok tiba-tiba Anda hubungkan dengan hidup kekal?

YOHANES: Begini, pada saat tertentu dalam hidup ini, orang mulai berpikir dan mau tahu apa nanti sesudah meninggal semuanya ya habis begitu saja. Lha, apa ada kelanjutannya. Kalau ada, siapa yang mengurus? Apa hidup kelak itu memberi kebahagiaan atau malah membuat repot? Orang-orang pandai Perjanjian Lama mati-matian mencoba menemukan jawaban. Mereka tidak seberuntung kalian yang tinggal kutip Perjanjian Baru sana sini, beri garis bawah di sini di situ, buka ensiklopedi teologi ini itu. Orang dulu tidak tahu ada apa setelah hidup ini. Hati belum tenang sebelum mendengar sesuatu yang pasti dan yang membuat hati mantap. Katakan saja, pertanyaan itu mengusik batin siang malam. Nikodemus yang mahaguru ilmu agama itu bahkan tidak bisa tidur memikirkan perkara itu dan malam-malam datang mengetuk pintu Yesus. Itu kuceritakan dalam bab tiga, tapi eh, tadi kita sedang omong tentang apa ya?

TANYA: Kembali ke pembicaraan tentang hidup kekal, apakah ayat 40 dimaksud untuk menghibur orang yang terusik batinnya?

YOHANES: Benar! Itu amatan yang jitu, dan tolong, sampaikan hal itu kepada rekan-rekan. Ya, ya, ayat itu memuat penghiburan, bukan pemberitahuan tok.

TANYA: Apa kata-kata Yesus "aku akan membangkitkan**nya pada akhir zaman nanti" penghiburan bagi kita dan bagi mereka yang kita peringati itu?

YOHANES: Setuju. Boleh kutambah sedikit? Setelah Yesus mengatakan "Inilah kehendak Bapaku", ada dua kalimat yang menjelaskan apa kehendak Bapanya itu. Yang pertama tentang melihat Tuhan dalam diri Yesus yang sudah kita bicarakan di atas. Yang kedua tentang Yesus yang mem*bangkitkan orang pada akhir zaman. Kalimat kedua ini sering dimengerti sebagai janji Yesus membangkitkan orang, seperti tersirat dalam terjemahan Latin. Ini bukan maksud kalimat aslinya. Maksud aslinya begini: "[Bapaku juga menginginkan] agar aku membangkitkan [orang yang percaya] ...." Jadi, terjemahan LAI lebih baik daripada versi Latin dan versi lain yang memberi kesan seolah-olah Yesus mengucapkan janji. Tuhan mengutus Yesus juga dengan maksud agar ia mengajak orang ikut serta di dalam hidup kekal yang sudah diperolehnya itu. Maka itu, orang-orang beriman yang kalian peringati niscaya berbagi kehidupan kekal dengan Tuhan sendiri. Itu kehendak-Nya. Itu penghiburan bagi semua orang.

PENGHAKIMAN TERAKHIR: Mat 25:31-46

Matius menayangkan ajaran Yesus mengenai Penghakiman Terakhir dalam gambaran yang dapat menyapa perhatian banyak orang. Di situ orang baik akan mendapat pahala dan orang yang tidak berbuat baik terhukum dengan sendirinya. Ayat 35-36 menegaskan bahwa berbuat baik kepada sesama berarti berbuat baik kepada Tuhan sendiri. Guna mendalaminya baiklah diperiksa konteks dalam Injil Matius sendiri.

Pembicaraan mengenai Penghakiman Terakhir ini ditaruh dalam rangkaian "khotbah" Yesus mengenai akhir zaman dalam Mat 24-25. Tanda-tandanya dijelaskan dalam Mat 24:1-28 sebagai hilangnya rasa terjamin beragama (dilambangkan dengan keruntuhan Bait Allah), merajalelanya penderitan, tiadanya damai, munculnya banyak Mesias palsu. Kemudian sikap yang sepatutnya dipegang dirincikan dalam Mat 24:29-51 sebagai sikap mewaspadai gelagat dan tetap berjaga-jaga.

Uraian mengenai Penghakiman Terakhir didahului dua perumpamaan. Yang pertama, Mat 25:1-13, perumpamaan lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana. Maksudnya agar orang mengambil sikap seperti gadis yang bijaksana yang berbekal barang yang bakal diperlukan, bukan hanya maksud baik saja. Orang diimbau memakai akal sehat dan meninggalkan sikap nekad-nekadan saja. Yang kedua, Mat 25:13-30, perumpamaan tentang talenta. Digambarkan di situ bahwa kelirulah beranggapan bahwa Tuhan itu njlimet memperhitungkan sampai barang terkecil pun. Yang benar, Dia itu Tuhan yang menghargai upaya manusia. Ia itu Tuhan yang membiarkan diri diperkaya dan diperhatikan. Dan bila terjadi, Ia akan berbagi kelimpahan dengan manusia.

Kedua pokok di atas memanusiakan gambaran Penghakiman Terakhir. Diajarkan bagaimana orang bisa tahu bahwa yang dikerjakan bagi sesama nanti dijadikan ukuran masuk surga atau masuk neraka. Kebijaksanaan dan akal sehat menjadi penuntun yang baik ke arah pertanggungjawaban terakhir nanti. Kita juga diajak agar nanti bisa mengatakan kita juga telah memperkaya Tuhan dan telah berbuat baik kepada-Nya.

Matius tidak bermaksud memberi kursus kilat naik ke surga atau mengajarkan rambu-rambu menjauhi neraka. Warta petikan Matius mengenai Penghakiman Terakhir sebaiknya dibaca bersama dengan warta tentang Tuhan yang mengajak orang ikut makmur dan ikut dalam kegembiraan pesta pernikahan. Matius mengimbau agar orang menyadari bahwa pengalaman sehari-hari bisa membawa orang makin peka melihat kapan, di mana, dalam wujud apa akhir zaman muncul dan oleh karenanya bisa mengambil sikap yang cocok. Memperingati orang yang sudah mendahului berarti merayakan kebesaran Tuhan yang bermaksud baik.

SABDA BAHAGIA: Mat 5:1-12a

(Uraian lebih rinci tentang Sabda Bahagia dapat dilihat dalam ulasan Injil hari raja semua orang kudus 1 November 2007.) Petikan ini memuat delapan Sabda Bahagia yang dikenakan kepada semua orang (ay. 3-10) dan satu Sabda Bahagia yang khusus ditujukan kepada para murid (ay. 11) dan dilanjutkan dengan seruan agar para murid tetap bersuka cita (ay. 12a).

Dalam ayat 1-2 diceritakan ketika Yesus melihat orang banyak, ia naik ke bukit dan duduk untuk mulai mengajar para murid. Apa arti "mengajar" di sini? Bukan mengajar dalam arti menyuruh orang melakukan sesuatu atau memberi tambahan pengetahuan. Yesus mengajar agar pendengarnya makin memahami pengalaman rohani mereka sendiri, yakni pengalaman:

- Tidak memiliki tumpuan harapan apa pun selain Tuhan sendiri (ay. 3 "miskin"; ay. 4 "berduka cita"; ay. 5 "lemah lembut"),

- Ingin menjalankan kehendak Tuhan (ay. 6 "lapar dan haus akan hal yang lurus"; ay. 8 "berhati bersih"),

- Ingin semakin menghadirkan-Nya kepada sesama (ay. 7 "berbelaskasihan"; ay. 9 "pencinta damai"),

- Menderita dimusuhi kekuatan-kekuatan jahat (ay. 10 "dikejar-kejar karena bertindak lurus").

Pengalaman ini dapat dihayati semua orang yang memberi ruang pada kehadiran Yang Ilahi. Pengalaman ini juga melampaui batas-batas agama. Kemudian, secara khusus kepada murid-muridnya, Yesus menambahkan Sabda Bahagia ke sembilan, yakni yang menyangkut pengalaman dimusuhi orang karena menjadi muridnya (ay. 11). Hati mereka dibesarkan (ay. 12a "bersukacitalah karena besar pahalamu di surga").

Mereka yang mendalami ajaran itu akan makin mengenali liku-liku kehidupan rohani dan pergulatan di dalamnya. Hidup yang terarah kepada Yang Ilahi itu membawa kebahagiaan. Di situlah ditemukan makna "berbahagia".

Orang-orang yang mendahului kita kini sudah lebih dekat dengan Yang Ilahi. Mereka itu juga yang lebih memahami apa itu memiliki Kerajaan Surga dan hidup sebagai anak-anak Allah. Dalam arti ini, mereka itu menjadi jaminan masa depan kita juga.

Salam,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy