| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 11 November 2010 Pw. St. Martinus dari Tours, Uskup

Kamis, 11 November 2010
Pw. St. Martinus dari Tours, Uskup

Suara kehidupanku memang tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu; tapi marilah kita coba saling bicara barangkali kita dapat mengusir kesepian dan tidak merasa jemu <--->

Doa Renungan

Ya Bapa, kami tidak tahu kapan kerajaan-Mu datang di tengah-tengah kami. Tambahkanlah iman kami di awal hari yang baru ini agar kami siap menerima kedatangan kerajaan-Mu kapan pun. Bapa, tegurlah kami di saat kami mulai menyimpang dari kehendak-Mu. Semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filemon (7-20)

"Terimalah dia kembali, bukan lagi sebagai budak, melainkan sebagai saudara terkasih."

Saudara terkasih, aku sudah memperoleh kegembiraan besar dan kekuatan karena kasihmu, sebab engkau telah menghibur hati orang-orang kudus. Karena itu sekalipun dalam Kristus aku bebas memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan, namun mengingat kasihmu itu lebih baik aku memintanya kepadamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua dan kini dipenjarakan demi Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anak yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. Dahulu memang dia tidak berguna bagimu tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia, buah hatiku itu, kusuruh kembali kepadamu. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayaniaku selama aku dipenjarakan demi Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu kaulakukan, bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak daripadamu, supaya engkau dapatmenerimanya untuk selamanya bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari itu, yaitu sebagai saudara terkasih. Bagiku ia sudah saudara, apalagi bagimu, baik secara manusiawi maupun dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. Dan kalau dia sudah merugikan dikau atau pun berutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku. Aku Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: aku akan membayarnya, untuk tidak mengatakan "Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!" karena engkau berhutang padaku, yakni dirimu sendiri. Ya Saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan: Hiburlah hatiku di dalam Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 146:7-8-9a.9bc-10; R: 2b)
1. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
2. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
3. Anak yatim dan janda ditegakkannya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion turun-temurun!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Akulah pokok anggur, kalian ranting-rantingnya, sabda Tuhan. Tinggallah beserta-Ku, maka Aku tinggal besertamu, dan kalian akan berbuah banyak.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:20-25)

"Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu."

Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang. Yesus menjawab, "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Tidak dapat dikatakan, 'Lihat, ia ada di sini, atau 'ia ada di sana.' Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu." Yesus berkata kepada para murid, 'Akan datang waktunya kalian ingin melihat salah satu hari Anak Manusia itu. Tetapi kalian tidak akan melihatnya. Orang akan berkata kepadamu, 'Lihat dia ada di sana! Lihat, dia ada di sini!' Tetapi jangan kalian pergi kesitu, jangan kalian ikut. Sebab seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pula halnya dengan Anak manusia, pada hari kedatangan-Nya kelak. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Harapan banyak orang di sekitar Yesus adalah bahwa Kerajaan Allah segera datang untuk membebaskan mereka dari penjajahan Roma dan menegakkan kembali kerajaan Israel. Harapan tersebut tentu saja berbeda dengan kenyataan yang dibawa Yesus. Oleh karena itu, Yesus menegaskan kembali bagaimana kedatangan Kerajaan Allah.

Tidak menangkap dengan persis ajaran dan maksud Yesus, sering terjadi dalam diri banyak orang yang mendengarkan pengajaran Yesus. Hal ini terjadi karena mereka mempunyai pikiran sendiri. Atau dengan kata lain tidak mau membuka hati untuk menangkap ajakan dan pengajaran Yesus secara benar. Sikap seperti inilah yang menghambat untuk mengenal Yesus dan Kerajaan Allah yang diwartakan-Nya.

Apakah kita juga sibuk dengan pikiran dan keinginan kita sendiri? Apakah kita masih mengenal Kerajaan Allah yang hadir dan nyata dalam kehidupan kita saat ini? Allah merajai hidup kita. Ia hadir dalam kehidupan kita, dalam sesama kita, pekerjaan kita, doa-doa, dan perayaan Ekaristi. Ia datang kepada kita.

Ya Allah, bukalah mataku agar mengenal-Mu dalam kehidupanku sehari-hari. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 10 November 2010 Pw. St. Leo Agung, Paus, dan Pujangga Gereja

Rabu, 10 November 2010
Pw. St. Leo Agung, Paus, dan Pujangga Gereja

Aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum, aku hendak bermazmur bagi-Mu, ya Tuhan. -- Mzm 101:1

Doa Renungan

Bapa mahapengasih, syukur atas rahmat pembaptisan yang menjadikan kami manusia baru. Semoga kami mampu bekerjasama dengan Roh Kudus, agar dapat melaksanakan apa yang Engkau percayakan kepada kami. Amin.

Kebaikan Allah terungkap dalam diri Kristus. Kebaikan yang sama telah ditanamkan dalam hati setiap orang beriman oleh Roh Allah. Allah berharap kebaikan-Nya terwujud dalam diri orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (3:1-7)

"Dahulu kita sesat, tetapi berkat rahmat-Nya kita diselamatkan."

Saudara terkasih, ingatkanlah semua orang agar tunduk pada pemerintah dan para penguasa. Hendaklah mereka taat dan siap sedia melakukan setiap pekerjaan yang baik. Janganlah mereka memfitnah atau bertengkar. Hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. Sebab dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: Tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji dan saling membenci. Tetapi ketika telah nyatalah kerahiman dan kasih Allah serta Juruselamat kita kepada manusia maka kita diselamatkan oleh-Nya. Hal itu terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita lantaran Yesus Kristus, Juruselamat kita. Dengan demikian kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS. 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; R:1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hendaklah kalian mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kalian di dalam Kristus Yesus.

Orang kerap lebih suka menuntut hak daripada mensyukuri apa yang ada padanya. Adakalanya anugerah dianggap hak. Kalau demikian, orang tidak akan mampu mensyukuri kehidupan yang mestinya dihargai sebagai anugerah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:11-19)

"Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing itu?"

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Yesus lalu memandang mereka dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam." Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang tadi? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?" Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Minoritas seringkali dianggap remeh oleh mayoritas. Namun, kaum minoritas (Samaria) justru dipakai Allah untuk menyadarkan sikap hidup kaum mayoritas (Yahudi). Sikap orang Samaria yang telah disembuhkan dan kembali untuk berterimakasih sangat terpuji. Kita pun yang sudah nyaman dan aman seringkali lupa mengucap syukur kepada Tuhan.

Doa Malam

Yesus, terimakasih Engkau telah mengabulkan permohonan kami, menyembuhkan penyakit dan kelemahan kami. Kami bersyukur atas apa yang kami terima dari-Mu. Juga tidak melupakan kebaikan yang kami terima dari sesama kami. Amin.

RUAH

Renungan Injil dan Bacaan Kedua: Pesta Pemberkatan Basilik Lateran

Selasa, 09 November 2010
Pesta Pemberkatan Basilik Lateran


Doa Renungan

Tuhan, Allah kami, Putra-Mu telah berkenan hidup di tengah-tengah kami. Jadikanlah Gereja-Mu tempat di mana orang bertemu satu sama lain dan bertumbuh kembang. Semoga umat beriman tidak digoncangkan oleh pengajaran-pengajaran yang menyesatkan, tetapi teguh dalam imannya, dan bersatu dengan Gereja Kristus di mana pun juga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Renungan

Rekan-rekan yang baik!
Selasa, 9 November 2010 ini bertepatan dengan peringatan pemberkatan Basilika St. Yohanes Lateran di Roma yang didirikan oleh Kaisar Konstantinus pada abad ke 4 di lahan yang dulu milik keluarga bangsawan yang bernama Lateranus. Karena menjadi gereja resmi dari uskup Roma, Basilika Lateran juga menjadi katedral. Basilika ini beberapa kali dibangun kembali. Ujud yang sekarang ini berasal dari abad ke 17. Basilika St. Yohanes Lateran salah satu dari empat Basilika Agung, atau Basilika Patriarkal di Roma, bersama Basilika St. Petrus, St. Maria Maggiore, dan St. Paulus.

Injil bagi perayaan ini, Yoh 2:13-22, menceritakan bagaimana Yesus membersihkan Bait Allah. Akan ditunjukkan pula kaitannya dengan bacaan kedua, yakni 1Kor 3:9b-11.16-17.

PASAR HEWAN DAN BISNIS VALAS DI BAIT ALLAH

Seperti diceritakan Yohanes, pembersihan Bait Allah itu terjadi menjelang hari raya terbesar orang Yahudi, yakni Paskah. Bukan Paskah Kristen yang belum ada waktu itu. Menjelang hari itu orang-orang berdatangan ke Yerusalem menunaikan kewajiban mempersembahkan kurban di Bait Allah. Karena alasan praktis, tidak banyak yang membawa sendiri hewan persembahan. Maklum syarat-syarat bagi hewan yang pantas dipersembahkan tidak sebarangan. Karena itu ada layanan penjualan hewan yang memenuhi syarat. Pada zaman itu dipakai uang Romawi yang memuat gambar Kaisar. Tetapi larangan agama mengenai gambar manusia membuat uang Romawi haram dipakai membeli hewan kurban. Karena itu ada jasa penukaran ke mata uang Yahudi yang hanya bisa dipakai di tempat suci. Para pedagang dan penukar uang bertempat di serambi Bait Allah yang juga boleh dimasuki orang bukan Yahudi atau orang yang tidak bermaksud mempersembahkan kurban. Sebelum mendalami lebih jauh, marilah berkonsultasi dengan seorang pakar ilmu tafsir.

YESUS KALAP?

TANYA: Yesus yang biasanya berpenampilan tenang berwibawa kok sekarang kalap mengobrak-abrik dagangan orang. Bagaimana kelakuan ini bisa dijelaskan?

PAKAR: Anda ini pengin cepat-cepat jadi kayak murid-murid Yesus yang dikatakan dalam ayat 17 ingat akan Mzm 69:9 (10). Tapi peristiwa itu perlu kita amati dengan lebih jeli.

TANYA: Lha apa keliru?

PAKAR: Masih ingat beberapa waktu yang lalu orang-orang turun ke jalan mengusung "mayat reformasi"? Bayi reformasi yang dikandung dengan susah payah dan dilahirkan dengan penderitaan itu ternyata mati sebelum sempat dewasa. Yesus sebenarnya sedang menggelar "unjuk rasa" dengan gaya seperti itu.

TANYA: Wah, penjelasan ini belum pernah saya dengar. Orisinil! Bagaimana, bagaimana kelanjutannya?

PAKAR: Ada baiknya eksegese makin peka akan dunia Kitab Suci sendiri. Gini lho. Yesus tampil seperti nabi yang melakukan "tindakan simbolik" untuk membuka mata orang. Anda ingat Yeremia (Yer 13:1-11) yang memperagakan tindakan menyembunyikan ikat pinggang di celah batu di pinggir sungai Efrat. Setelah beberapa waktu diambilnya kembali ikat pinggang itu, tapi sudah lapuk. Lalu ia bernubuat bahwa orang Israel kini lapuk seperti ikat pinggang itu. Tak lagi layak dikenakan. Dalam gaya busana orang sana dulu, ikat pinggang menunjukkan sosok orang yang memakainya. Umat yang tidak "nyingset" ke Tuhan, tidak bisa membuatNya dikenal orang lagi.

TANYA: Kembali ke Injil Yohanes. Jadi Yesus bukan bermaksud menghantam praktek dagang dan tukar uang?

PAKAR: Yesus bukan tokoh agamaist fanatik yang kalap ngobrak-abrik usaha orang lain. "Unjuk rasa" itu kejadiannya begini. Dengan disaksikan banyak orang, Yesus bersama murid-muridnya sengaja datang ke serambi Bait Allah membawa dagangan dan meja penukar uang. Orang bertanya-tanya dalam hati apa guru terkenal ini mau bersaing dagang sapi, merpati, dan buka bisnis valas. Aneh, ia juga menjalin cemeti. Dan ketika rasa ingin tahu orang memuncak, ia tiba-tiba menjungkir-balikkan meja dagangan, mencambuki hewan yang dibawanya sendiri sambil menghardik murid-murid yang memainkan peran sebagai pedagang dan penukar uang: "Enyahlah, jangan bikin rumah Bapaku ini jadi pasar!" (ayat 16). Dan pada saat itu juga, masih termasuk pentasan ini, murid-murid berkomentar samping - gaya "aside" - mengutip Mzm 69:9(10), "Kalap sungguh aku oleh kobaran cintaku pada BaitMu!" Drama yang mementaskan tindakan simbolik selesai di sini. Tapi serambi yang morat-marit masih terlihat.

TANYA: Wah, penjelasannya ini lebih klop! Tapi apa orang-orang waktu itu paham bahwa Yesus memperagakan tindakan simbolik seperti nabi-nabi dulu?

PAKAR: Perjanjian Lama mereka kenal dengan baik. Mereka ingat tindakan simbolik para nabi. Drama ikat pinggang Yeremia itu tak asing, ini bacaan mereka sejak kecil. Akan terbayang pula Yesaya yang menanggalkan alas kaki dan pakaian tanda berkabung (Yes 20:1dst ), lalu juga Yeremia yang memanggil orang agar menonton bagaimana ia memecahkan buli-buli kurban jahanam (Yer 19:1.13) atau Yehezkiel yang menggelar lakon pengepungan Yerusalem kayak dalang wayang klitik (Yeh 4:1-5:17) sambil bernubuat akan adanya kelaparan di kota itu. Bahkan kehidupan pribadi pernah ditayangkan para nabi sebagai tindakan simbolik. Yehezkiel menunggui mayat istri terkasihnya tanpa meneteskan air mata atau berkabung dan bernubuat bahwa kehancuran Yerusalem nanti sedemikian tak dinyana sampai orang tak sempat menangisinya (Yeh 24:15); Hosea mentalak istrinya yang serong dan menerangkannya sebagai pertanda Tuhan mentalak Israel yang tak setia kepadaNya (Hos 1-3).

TANYA: Tentunya hanya public figure yang berwibawa bisa melakukan tindakan simbolik seperti itu?

PAKAR: Betul. Karena itu menurut Yoh 2:18 orang-orang menantang apa Yesus bisa menunjukkan ia mempunyai hak menjalankan tindakan simbolik itu. Lihat, mereka bukannya bereaksi melawan tindakan Yesus mengobrak-abrik pasar hewan dan bisnis valas karena memang ia tidak mengganggu-gugat perdagangan yang sungguhan di situ.

TANYA: Lalu ringkasnya apa yang hendak disampaikan Yesus?

PAKAR: Orang-orang tercengkam oleh keadaan morat-marit yang dipertontonkan Yesus di serambi Bait Allah. (Seperti dalam layat "mayat reformasi" tadi: yang dicerap orang bukan tindakan menggotong mayat, melainkan suasana pedih dan frustrasinya.) Yesus mengajak orang menyadari betapa terjungkir-baliknya kehidupan Bait Allah mereka terima begitu saja. Bait Allah kini hanya dapat menjadi ibadat luar belaka saja dan orang bahkan lebih sibuk dengan mana hewan kurban yang mulus dan mana mata uang yang cocok. Yesus mengajak orang mencari Bait yang membuat batin plong, yang membuat orang menikmati hadirnya Tuhan, Bait yang bisa memberi kehidupan. Dan itu ialah dirinya.

YOHANES DAN INJIL-INJIL LAIN

Peristiwa "pembersihan" Bait Allah diceritakan keempat Injil dengan sudut pandang masing-masing.

a. Yohanes menaruh episode itu pada awal karya Yesus untuk menekankan bahwa sejak awal Yesus mau mengajak orang mengarahkan diri ke Bait yang didirikan Tuhan sendiri, yakni dirinya yang dibangkitkan Tuhan.
b. Ketiga Injil lain (Mrk 11:15-17; Mat 21:12-13; Luk 19:45-46) menaruhnya pada hari-hari terakhir kehidupan Yesus untuk menekankan kontras antara Bait Allah yang morat-marit itu dengan Bait yang akan dibangunnya kembali dalam tiga hari.

c. Berbeda dengan Yohanes, Injil Markus, Matius dan Lukas tidak menghubungkan pernyataan Yesus akan membangun kembali Bait yang hancur dalam waktu tiga hari dengan tindakannya di Bait Allah.

d. Di lain pihak Markus dan Matius melaporkan bahwa pernyataan itu menjadi salah satu tuduhan terhadap Yesus dalam Mahkamah Agama (Mrk 14:58; Mat 26:61) dan juga diperolokan orang-orang yang lewat di muka salib (Mrk 15:29; Mat 27:40). Yohanes tidak menghubungkan kata-kata itu dengan tuduhan maupun olok-olok itu. Lukas tidak menyebutnya samasekali, tetapi ia menggarap bahan ini dengan caranya sendiri: seluruh Kisah Para Rasul memuat cerita bagaimana gereja yang tumbuh pesat itu adalah karya Roh Yesus yang membangun kembali Bait yang baru.

Bagaimanapun juga kata-kata tentang membangun kembali Bait yang runtuh dalam tiga hari ini memang menjadi hal yang dipersoalkan oleh mereka yang menonton tindakan simbolik pembersihan Bait, oleh mereka yang menuduh Yesus di Mahkamah Agung, dan oleh mereka yang mengolok-oloknya waktu ia disalib. Dalam ketiga hal itu Yesus menghadapi ketakpercayaan orang. Kata-kata itu sendiri mengungkapkan keyakinan Yesus. Pembaca Injil dapat memeriksa diri di mana sedang berdiri.

KAITAN DENGAN BACAAN KEDUA (1Kor 3:9b-11.16-17)

Dalam 1Kor 3:9b-11.16-17Paulus menggambarkan komunitas orang percaya sebagai ladang dan bangunan yang diperuntukkan bagi Allah. Ibarat ini kuat. Ladang diharapkan memberi hasil bila mau terus disebut ladang. Juga bangunan kukuh dan betul-betul bisa didiami olehNya sendiri.. Menurut Paulus, kekuatan "bangunan" ini ialah Kristus sendiri. Maksudnya, komunitas baru sungguh bisa berkembang bila memang bertumpu pada Kristus. Bila begitu maka memang dapat menjadi tempat hadirnya roh ilahi. Dan tempat ini tak boleh dikaburkan dengan pandangan-pandangan sendiri mengenai keilahian. Dalam bacaan Injil ditunjukkan bagaimana kemorat-maritan umat yang tidak lagi membiarkan kehadiran ilahi tampil.

Bisakah warta tindakan simbolik Yesus di Bait Allah itu dipakai untuk menyoroti gereja dan lembaga agama yang kadang-kadang terasa kurang menepati inspirasi asli dan yang morat-marit? Memang mudah menjadikan gereja institusional sebagai sasaran amatan seperti ini. Namun penerapan ini kurang tepat dan malah memerosotkan warta Injil. Juga bisa mengundang debat kusir eklesiologi. Lebih berguna melihat arah lain.

Ada "relung-relung keramat" bagi Tuhan dalam hidup kita. Semua itu dibangun dengan itikad baik. Namun tindakan simbolik Yesus tetap menyapa. Bukan dalam arti agar batin makin dibersihkan. Wartanya jauh lebih tajam. Yesus mengajak melepaskan bangunan itu. Mengapa? Bait yang kita akrabi dan pelihara itu sebenarnya tak banyak artinya karena akan runtuh. Yang bakal terus ada ialah Bait yang dibangunnya kembali dalam kebangkitannya. Kita dihimbau agar merelakan relung-relung suci dan bangunan keramat dalam diri kita. Leburkan dalam satu Bait yang hidup, yakni dia yang bangkit itu. (Ahli-ahli tenung di Efesus merelakan ilmu hitam mereka termasuk kitab-kitab wasiat ketika mereka menyatakan diri percaya kepada Yesus, lihat Kis 19:18-19.) Ini hidup rohani yang mengarahkan diri ke Sana, ke Dia, ke Bait Allah yang hidup, ke Bait yang sungguh. Simpanan keramat memang tumbuh dari kebutuhan manusia untuk mendekati Yang Ilahi, tapi Yang Ilahi malah bisa dijadikan semacam barang koleksi yang dirumat, diberi sajian kurban khusus yang dibeli dengan uang yang khusus..!

Yesus sang Utusan Allah itu, telah menunjukkan betapa morat-maritnya dasar keyakinan rohani seperti itu kendati dihayati dengan jujur. Romo-romo Yesuit akan teringat Latihan Rohani yang mulai dengan upaya menyadari betapa aktivitas kita-kita ini sebenarnya kacau-balau. Melepas bangunan-bangunan keramat itu memang askese yang menggentarkan.

Salam hangat,
A. Gianto

Selasa, 09 November 2010 Pesta Pemberkatan Basilik Lateran

Selasa, 09 November 2010
Pesta Pemberkatan Basilik Lateran

YESUS MENYUCIKAN BAIT ALLAH

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahaagung, Engkau telah berkenan memilih kami sebagai batu-batu hidup bagi bangunan kediaman-Mu. Curahkanlah selalu anugerah Roh kepada Gereja-Mu, agar umat-Mu yang selalu setia akan rahmat-Mu berkembang dalam pembangunan Yerusalem baru. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (47:1-2.8-9.12)


"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."

Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke gerbang Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu, mengalir menuju timur, sebab Bait Suci itu juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin; maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak pernah layu, dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9; R: 5)
1. Allah itu tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, di sukakan oleh aliran-aliran sungai . Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan. Yang mengadakan permusuhan di bumi.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 3:9b-11,6-17)

"Kamu adalah tempat kediaman Allah."

Saudara-saudara, kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Taw 7:16, 2/4)
Tempat ini telah Kupilih dan Kukuduskan. Supaya nama-Ku tinggal disana sepanjang masa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:13-22)

"Bait Allah yang dimaksudkan Yesus ialah tubuh-Nya sendiri."

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku. Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan,
Basilica St. Yohanes Lateran (Basilica di San Giovanni in Laterano) adalah Katedral Gereja Roma dan kedudukan gerejawi resmi Uskup Roma yang adalah Sri Paus. Sebagai Katedral Uskup Roma, basilica ini memiliki tahta kepausan (Cathedra Romana). Basilika ini bergelar “Ibu Gereja Ekumene” (ibu gereja bagi seluruh penjuru dunia yang dihuni oleh manusia) untuk komunitas umat Katolik Roma. Basilica St. Yohanes Lateran didedikasikan untuk Kristus Sang Penyelamat, Christo Salvatore. Penginjil Yohanes dalam perikopa 2: 13-22 mengisahkan, “Yesus Menyucikan Bait Allah”.

Bait Allah adalah pusat hidup religius untuk bangsa Israel. Bait Allah menjadi pusat ibadat, kurban, dan kehadiran Allah. Bagi bangsa Israel, kehancuran fisik Bait Allah adalah kehancuran hidup religius mereka. “Yesus membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkanNya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkanNya” (ayat 15). Arogankah tindakan Tuhan Yesus ini? Pembersihan Bait Allah ini mengingatkan kita akan tipe tindakan simbolis yang dilakukan para nabi. Tindakan Tuhan Yesus adalah suatu TANDA. Bangunan fisik akan segera dirusak dan perlu dibersihkan. Data sejarah : Bait Allah dihancurkan oleh pasukan Titus dari Roma pada tahun 70 M. Secara simbolis, tindakan Tuhan Yesus memberi makna bahwa fungsi dan peran Bait Allah akan digantikan oleh Tubuh Kristus yang bangkit.

Ada dua keistimewaan yang ditonjolkan oleh Yohanes dalam peristiwa Tuhan Yesus menyucikan Bait Allah.
1. “Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya : ”Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak
bertindak demikian?” (ayat 18). Ayat ini menggambarkan permusuhan orang Yahudi dengan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus adalah orang Yahudi dan murid-murid-Nya yang Yahudi ikut merasakan kesukaran dengan rekan-rekan Yahudi sebangsanya. Tetapi perbedaan antara Tuhan Yesus dan Yahudi mencerminkan permusuhan kelak antara orang-orang Kristen dengan Yahudi.
2. “Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh para murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus” (ayat 22). Banyak tindakan dan kata-kata Tuhan Yesus tidak dipahami selama Ia hidup. Semua hanya dapat dipahami dalam sinar kebangkitan Tuhan Yesus.
Tubuh dan seluruh hidup kita telah “dibersihkan” oleh darah dan kebangkitan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus bertahta dan hidup dalam batin kita. Tubuh kita adalah bait Allah. Semoga seluruh hidup kita menandakan Tuhan Yesus yang hidup.

Salam dan berkat
Pastor L. Setyo Antoro, SCJ.

Bacaan Harian 08 - 14 Nopember


Senin, 08 Nopember : Hari Biasa Pekan XXII (H).
Tit 1:1-9; Mzm 24:1-4ab.5-6; Luk 17:1-6.
Rata Penuh
Selasa, 09 Nopember : Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran (P).
Yeh 47:1-2.8-9.12; atau 1Kor 3:9b-11.16-17; Mzm 46:2-3.5-6.8-9; Yoh 2:13-22.

Rabu, 10 Nopember : Peringatan Wajib St. Leo Agung, Paus-Pujangga Gereja (P).
Tit 3:1-7; Mzm 23:1-6; Luk 17:11-19.

Kamis, 11 Nopember : Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Uskup (P).
Flm 7-20; Mzm 146:7-10; Luk 17:20-25.

Jumat, 12 Nopember : Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup-Martir (M).
2Yoh 4-9; Mzm 119:1.2.10-11.17-18; Luk 17:26-37.

Sabtu, 13 Nopember : Hari Biasa Pekan XXXII (H).
3Yoh 5-8; Mzm 112:1-6; Luk 18:1-8.

Minggu, 14 Nopember : Hari Minggu Biasa XXXIII (H).
Mal 4:1-2a; Mzm 98:5-9abc; 2Tes 3:7-12; Luk 21:5-19.

UJUD-UJUD KERASULAN DOA BULAN NOPEMBER 2010

Ujud Umum: Semoga dengan bantuan orang-orang di sekitarnya, para pemakai narkoba dan obat terlarang mengalami kekuatan rahmat Tuhan yang mampu mengubah cara hidup mereka menjadi lebih baik.

Ujud Misi: Semoga Geraja di Amerika Latin melanjutkan upaya misioner dengan wawasan kontinental sebagai bagian dari perutusan universal, sebagaimana dicanangkan oleh para uskup mereka.

Ujud Gereja Indonesia: Semoga Peringatan semua orang kudus dan kenangan atas sanak keluarga yang telah berpulang membuat dan makna panggilan hidup sebagai putra-putri Allah semakin disadari dan dialami oleh semua orang.


Senin, 08 November 2010 Hari Biasa Pekan XXXII

Senin, 08 November 2010
Hari Biasa Pekan XXXII

Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. (Luk 17:3)

Doa Renungan

Allah Bapa kami bersama, berkatilah kami agar dengan tekun, ulet, dan mantap melaksanakan tugas kami pada sehari-hari melayani sesama. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Paulus menyampaikan kepada Titus salam damai yang dianugerahkan Kristus. Selanjutnya, digambarkan bagaimana mutu hidup seorang pelayan jemaat yang sejati, misalnya kesabaran, kerelaan, kesetiaan.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (1:1-9)

"Angkatlah penatua-penatua seperti yang telah kupesankan kepadamu."

Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita, dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta, dan yang pada waktu yang dikehendaki-Nya telah menyatakan firman-Nya dalam pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita. Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau. Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu, yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan

Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Flp 2:15-16)
Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperi bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.

Hidup orang beriman tidak boleh menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sebab hidup mereka merupakan perjuangan untuk memberi kesaksian akan kebaikan Allah yang menyelamatkan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:1-6)

"Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kembali kepadamu dan berkata, 'Aku menyesal', engkau harus mengampuni dia."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Hidup manusia tidak bisa lepas dari salah dan dosa. Karena itu, dalam hidup bersama dituntut adanya sikap terbuka dan saling menerima masukan atau kritikan yang membangun. Semangat memahami, menerima, dan mengampuni sesama akan memperlancar tercapainya cita-cita kebaikan hidup bersama. Bagaimana sikapku selama ini?

R U A H

Minggu, 07 November 2010 Hari Minggu Biasa XXXII

Minggu, 07 November 2010
Hari Minggu Biasa XXXII

Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian. --- Amsal 11:9

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, kasih setia-Mu lebih kuasa dari maut, yang telah Kauberikan kepada kami takkan dapat dicuri oleh orang lain. Kami mohon, lindungilah iman kami, bila rasa takut menghadapkan kami pada pilihan palsu. Dan bila hati kami menjadi bimbang oleh persoalan-persoalan hidup yang nyata, condongkanlah kami untuk bertahan dengan ulet dan mempercayakan diri kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kedua Makabe (7:1-2.9-14)

"Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal."

Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes ada tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan, mereka dipaksa oelh sang raja untuk makan daging babi yang haram. Maka seorang dari antara mereka, yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini, "Apakah yang hendak Baginda tanyakan kepada kami, dan apakah yang hendak Baginda ketahui? Kami lebih senang mati daripada melanggar hukum nenek moyang!" Ketika anak yang kedua hampir putus nyawanya, berkatalah ia, "Memang benar, Bangsat, engkau dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!" Sesudah itu, anak yang ketiga disengsarakan. Ketika diminta, segera dikeluarkan lidahnya, dan dengan berani dikedangkan tangannya juga. Dengan berani ia berkata, "Dari surga aku telah menerima anggota-anggota ini! Demi hukum-hukum Tuhan, kupandang semuanya ini bukan apa-apa! Aku berharap akan mendapat kembali semua dari-Nya!" Sampai-sampai sang raja sendiri serta pengiringnya tercengang-cengang atas semangat pemuda itu memandang kesengsaraannya bukan apa-apa. Sesudah yang ketiga berpulang, maka yang keempat disiksa dan dipuntungkan secara demikian pula. Ketika sudah dekat pada akhir hidupnya, berkatalah ia, "Sungguh baiklah sepulang oleh tangan manusia, dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Tetapi, bagi Baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 17:1.5-6.8b.15; R:15b)
1. Dengarkanlah, Tuhan, pengaduan, yan jujur, perhatikan seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
3. Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu; dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:16-3:5)
"Semoga Tuhan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik."

Saudara-saudara, dalam kasih karunia-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita telah mengasihi kita dan telah menganugerahkan penghiburan abadi serta pengharapan yang baik kepada kita. Semoga Ia menghibur dan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Selanjutnya, Saudara-saudaraku, berodalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu; juga supaya kami terlepas dari para pengacau dan dari orang-orang jahat, sebab tidak semua orang beroleh iman. Tetapi, Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan akan memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan bahwa apa yang kami pesankan kepadamu telah kamu lakukan dan akan selalu kamu lakukan. Kiranya Tuhan tetap mengarahkan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Why 1:5a.6b)
Yesus Kristus adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati; bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (20:27-38)
 
"Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Sekali peristiwa datanglah beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka menceritakan seorang wanita yang dinikahi berturut-turut oleh tujuh orang bersaudara yang semuanya mati tanpa meninggalkan anak; dan mereka bertanya siapakah yang menjadi suami wanita itu pada hari kebangkitan. Maka jawab Yesus kepada mereka, "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab, mereka tidak dapat mati lagi. Mereka seperti malaikat-malaikat, dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


ADA APA SESUDAH KEHIDUPAN INI?

Rekan-rekan yang budiman!
Dalam Luk 20:27-38 terungkap perbincangan antara orang-orang Saduki dan Yesus mengenai hidup setelah kehidupan di dunia ini. Apa arti permasalahan itu bagi orang pada zaman ini? Marilah kita tengok terlebih dahulu siapa itu orang-orang itu dan apa haluan pemikiran mereka.

ORANG SADUKI DAN ORANG FARISI

Di kalangan orang Yahudi waktu itu ada sekelompok orang yang dikenal sebagai kaum Saduki. Mereka hanya mengakui kitab-kitab Taurat, yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Kepercayaan yang tidak berlandaskan Taurat tidak mereka terima. Karena itu mereka juga menyangkal adanya kebangkitan. Memang kebangkitan hanya disinggung dalam Dan 12:2 dan Yes 26:19 yang tidak termasuk Taurat. Dalam hal ini kaum Farisi jauh berbeda. Mereka menegaskan adanya kebangkitan setelah kehidupan di dunia ini. Menurut pandangan mereka, di akhirat ada kelanjutan dari kehidupan di dunia ini lengkap dengan semua lembaganya seperti yang dapat dialami di dunia ini. Persoalan mengenai perempuan yang bersuamikan tujuh bersaudara yang mati bergiliran (Luk 20:28-33) adalah cara orang Saduki melecehkan pendapat orang Farisi. Bila ada kehidupan kelak, maka seperti ditanyakan dalam ayat 33, siapa dari ketujuh bersaudara itu yang menjadi suami perempuan tadi? Dalam hukum Musa ada perkawinan Levirat yang menggariskan agar orang mengawini istri saudaranya yang meninggal demi menjaga kelanjutan keturunan saudaranya itu (Ul 25:5-6). Inilah hukum yang dirujuk orang Saduki dalam Luk 20:28.

Orang Saduki bukannya berpendapat bahwa setelah mati manusia hilang begitu saja. Masih ada kelanjutannya, namun bukan berujud kehidupan kembali dengan kebangkitan seperti dipikirkan orang Farisi. Bagi orang Saduki, setelah mati orang masuk ke Syeol, ke dalam kegelapan seperti pada masa sebelum Penciptaan. Keberadaan seperti itu berlanjut terus dan tak ada banyak harapan berubah. Pandangan seperti ini umum diterima dalam alam pikiran Perjanjian Lama dan dunia Timur Tengah pada masa itu.

PERKEMBANGAN KESADARAN

Orang-orang dulu terusik batinnya memikirkan keberadaan di Syeol yang tak terelakkan itu. Mereka mulai bertanya-tanya apakah perbuatan baik selama hidup di dunia ini tidak ada artinya kelak? Lalu bagaimana dengan orang yang menderita terus selama di dunia ini? Apa akan terus terhukum dalam keberadaan tanpa arti itu? Tak ada pelepasan? Di manakah keadilan ilahi? Pertanyaan ini mendasari seluruh Kitab Ayub.

Baru menjelang pembuangan berkembang gagasan bahwa di akhirat akan ada pelepasan dari penderitaan sekarang, akan ada pahala abadi bagi perilaku baik dan hukuman kekal bagi kejahatan. Lambat laun keberadaan setelah mati nanti semakin disadari sebagai kehidupan baru. Menurut kaum Farisi, kehidupan ini mulai dengan kebangkitan untuk dapat menikmati hal-hal yang membahagiakan secara badaniah juga. Gagasan inilah yang ditolak mentah-mentah orang Saduki.

Keberadaan sesudah hidup di dunia ini memang menjadi pemikiran banyak orang. Orang mau tahu jalan ke hidup kekal, tentunya hidup kekal yang membahagiakan. Ada orang kaya datang bertanya kepada Yesus mengenai jalan ke hidup kekal (Mat 19:16-26 Mrk 10:17-27 Luk 18:18-27). Yesus merujuk kembali kepada ajaran Taurat yang tentu diketahui dan dijalankan orang itu sejak masa mudanya. Itu cukup. Hidup di akhirat nanti bergantung dari upaya menjalankan kebaikan di dunia ini. Kekayaan rohani ini bisa menjadi pijakan bagi hidup di akhirat nanti. Yesus menambahkan, tapi kalau mau sempurna, hendaknya orang kaya itu berani merelakan semua miliknya bagi orang miskin dan mengikuti Yesus. Dengan melepaskan diri dari semua miliknya, orang dapat dipenuhi karunia ilahi. Begitulah orang akan hidup bahagia di hadirat Tuhan sendiri, bukan sebatas menikmati pahala atau menghindari hukuman. Tapi juga ditegaskan, tak ada orang yang bisa mencapai kesempurnaan ini dengan kekuatan sendiri. Hanya Tuhan-lah yang bisa menjadikannya nyata baginya.

TUHANNYA ORANG HIDUP

Orang-orang Saduki ingin tahu apakah Yesus berpihak kepada orang Farisi dalam hal kebangkitan. Jawabannya (ayat 34-38) dimaksud untuk menyadarkan lawan bicaranya mengenai apa yang sebenarnya mau dibicarakan: pikiran-pikiran kita sendiri tentang akhirat atau mau belajar mengenai Dia yang bakal kita pandangi dari dekat nanti?

Dalam menanggapi kasus perempuan yang bersuami tujuh bersaudara yang mati satu persatu itu, Yesus mengatakan bahwa perkawinan itu lembaga dari dunia sini dan ada bagi urusan di dunia ini. Maksudnya, perkara itu tidak bisa diterapkan bagi keadaan dunia sana (ayat 34-36). Lalu bagaimana kita bisa membayangkan perkara-perkara di akhirat nanti? Tentunya memakai hal-hal yang bisa membantu mengerti dunia sana itu. Dalam ayat 37-38 Yesus mengajak orang Saduki memperhatikan satu peristiwa yang ada dalam Taurat, kitab-kitab yang mereka terima. Dirujuknya Kel 3:6. Di situ Tuhan mewahyukan diri kepada Musa sebagai Tuhannya Abraham, Tuhannya Ishak, dan Tuhannya Yakub. Maksudnya, leluhur Musa sudah mengenal-Nya sebagai Dia yang menyelamatkan mereka dan tetap akan menyelamatkan keturunan mereka. Ia Tuhan Pencipta, tapi juga Tuhan yang menyelamatkan, ia Tuhan orang hidup, bukan Tuhannya orang mati.

TENTANG ARWAH

Sekali-sekali kita dengar ada orang yang merasa bisa berkomunikasi dengan "dunia sana", dengan arwah orang yang sudah meninggal yang datang dengan permintaan, keluhan, peringatan, atau petunjuk. Bagaimana pelayanan pastoral kita? Cara Yesus menanggapi hal seperti ini dapat membantu. Ia mengajak orang memusatkan perhatian kepada Tuhan yang menampakkan diri kepada Musa sebagai Penyelamat leluhur Musa sendiri. Ia itu Tuhan orang hidup, Tuhan kita-kita ini. Dan orang-orang yang telah mendahului? Beginilah penalaran Yesus. Karena Tuhan itu Tuhan yang menyelamatkan, maka orang-orang yang mendahului kita itu juga tetap hidup. Dalam ujud mana dan bagaimana tidak kita ketahui. Namun kita yakin mereka bahagia di hadirat-Nya. Mereka membantu melantarkan kita ke hadirat ilahi. Ya! Mereka itu kekuatan-kekuatan yang dapat membantu kita semakin dekat dengan Dia justru karena mereka sudah dekat denganNya. Tapi bila terasa mereka menarik perhatian kepada mereka sendiri, boleh kita ragukan apakah kekuatan-kekuatan ini sungguh dekat pada Tuhan - atau mereka itu kekuatan-kekuatan yang mau menjauhkan kita daripada-Nya?

Ada seorang yang dapat membantu kita mengerti. Maria melantarkan kita kepada Tuhan seperti di Kana dulu ketika mendengar penyelenggara pesta gelisah karena kehabisan anggur. Memang Maria datang kepada Yesus mengatakan hal itu. Tapi ia meminta para pelayan supaya menjalankan apa saja yang dikatakan Yesus (Yoh 2:5). Maria mengajak orang semakin mendengarkan Yesus. Kisah itu bersangkutan dengan kehidupan di dunia, namun Maria kini hidup di hadirat Tuhan. Caranya melantarkan kita juga masih sama. Ia juga berdoa bagi "kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati" (Salam Maria). Para orang kudus, seperti Oma Miryam kita itu, dapat membantu kita mendengarkan Tuhan.

Bagaimana bila ada orang datang dan bercerita merasa didatangi mendiang sanak saudara yang berkeluh kesah belum punya tempat yang tetap....masih harus ke sana ke mari. Bagaimana tanggapan pastoral kita? Tak baik kita berlaku sebagai orang Saduki yang meremehkan hal ini. Tapi kalau kita meng-iya-kan saja, rasanya juga tidak memberi pelayanan yang baik Bagaimana bila kita katakan, jangan arwah yang datang itu "ditahan" dengan pikiran-pikiran kita sendiri mengenai mereka? Kita sekarang tahu bahwa energi rohani kita luar biasa besarnya. Bila kita belum bersedia "merelakan", bisa jadi jejak-jejak mereka juga tak dapat sepenuhnya meninggalkan keterbatasan dunia ini. Perkara ini sering kurang kita sadari. Sekali lagi kita bisa belajar dari Maria - lewat ingatan Oom Hans. Di kayu salib Yesus menyerahkan Maria kepada Yohanes yang dimintanya menerima Maria sebagai ibunya (Yoh 19:25-26). Apa maksudnya? Maria dibesarkan hatinya agar saat itu juga merelakan. Sekarang Yohanes-lah yang menjadi anaknya. Juga dicatat Luc, Yesus ini seperti waktu kecil dulu, ia sudah merasa perlu tinggal di rumah Bapanya (Luk 2:49). Sudah lama Oma Miryam menyimpan perkara ini dalam hatinya, bisik Luc. Kebesaran budi hati Maria yang merelakan Yesus itulah yang membuat kepergiannya kepada Bapa menjadi jalan bagi Yesus untuk dapat hadir kembali mempersaksikan kepada kita kebesaran BapaNya.

Salam hangat,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy