| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Santo Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung karya misi


Santo Fransiskus Xaverius
Imam dan Pelindung karya misi


Fransiskus Xaverius dikaruniai otak yang cerdas, sehingga dapat belajar dengan mudah. Ia masuk Universitas Paris dan dalam usia 28 tahun berhasil menjadi mahaguru. Orangtuanya seorang bangsawan kaya. Lingkungan pergaulannya adalah kaum terpelajar dan terkemuka Paris. Oleh sebab itu karier Fransiskus gemilang. Tapi "Apa gunanya manusia mendapatkan seluruh dunia, jika kehilangan jiwanya?" Inilah pertanyaan yang diulang-ulang oleh mahasiswa sebangsanya Ignasius Loyola. Pertanyaan ini mengusik hati Fransiskus dan membuka babak baru dalam lembaran hidupnya, sehingga pada suatu saat ia menyerah dan menjadi salah satu dari ketujuh anggota Serikat Jesus pertama. Pada tahun 1534 mereka berjanji di hadapan Tuhan untuk mengabdikan hidup mereka demi pentobatan orang tak beriman dan penyelamatan jiwa.

Tahun 1541 Fransiskus bersama dua rekan Portugis diutus ke Goa, India. Di tempat baru ini ia segera memulai karya misi dan bergerak menyusuri India Selatan dan Sri Langka. Puluhan ribu orang bertobat menjadi orang Kristen yang baik. Buah karyanya mengagumkan. Penderitaan orang pribumi yang ditimbulkan oleh tingkah penguasa sebangsa maupun penjajah "selalu menggores pedih di hatiku", kata Fransiskus pada suatu saat.

September 1545 di akhir bulan: Penduduk Malaka berbondong-bondong ke pantai menyambut 'Padre yang suci' dengan meriah dan gembira. Perbuatan-perbuatan baik dan ajaib yang dilakukannya di India sudah tersebar di Malaka. Fransiskus, nama Padre termasyur itu, sebenarnya singgah di Malaka hanya dengan maksud mencari kapal yang dapat membawanya ke Makasar. Sebab, di India ia mendengar (1545) dari tiga pemuda Makasar, bahwa daerah ini dapat ditobatkan. Rakyat akan emeluk
agama Katolik asal seorang imam diutus ke sana.

Selama tiga bulan di Malaka, Fransiskus memanfaatkan waktunya untuk menyegarkan akhlak dan kehidupan perkawinan penduduk Malaka, yang sangat merosot oleh karena kekayaan yang berlimpah-ruah. Fransiskus menjadi sahabat kaum Portugis dan rakyat Melayu. Mereka menghormatinya sebagai orang saleh. Ia berkhotbah dan rajin mengajar orang-orang yang sudah lama tidak mendapatkan pemeliharaan jiwa yang baik. Gna menunjang karya misinya, ia belajar bahasa Melayu dan menterjemahkan doa-doa penting dengan menambah sedikit keterangan.

Hari pertama tahun 1546: Fransiskus berlayar dengan kapal dagang ke pulau Ambon. Ia mencatat: "Para pelaut meminta seluruh waktuku dari pagi sampai malam: terus-menerus mendengarkan pengakuan dosa, mengunjungi orang sakit, memberikan sakramen-sakramen dan penghiburan rohani kepada mereka yang akan meninggal, dan sering pula berkhotbah. selama masa puasa saya kerjakan itu.... Pulau Ambon banyak penduduknya, di antaranya tujuh desa yang beragama Kristen. Begitu tiba, saya mengunjungi desa-desa itu dan memberikan Sakramen Permandian kepada anak-anak yang belum menerimanya. Kira-kira 390 mil dari situ terdapat suatu negeri, Pantai Moro namanya. Konon, di sana banyak orang Kristen yang sama sekali belum mendapatkan pelajaran agama. Saya akan pergi ke sana secepatnya. Saya menulis laporan ini supaya kamu tahu, betapa kamu dibutuhkan di sini. Memang saya sadar, bahwa kamu diperlukan di India juga, tapi pulau-pulau ini sangat membutuhkan pertolongan yang lebih besar lagi..." Fransiskus mempermandikan kira-kira 1000 orang Ambon dan mempersiapkan kedatangan imam-imam baru. Lalu ia menuju Ternate (Juli 1646).

Setiap pagi Fransiskus berkhotbah kepada saudagar-saudagar Portugis, yang selurh pikirannya dijejali oleh rempah-rempah dan wanita. Malam hari ia mengumpulkan orang-orang berbahasa Melayu, melatih mereka baik-baik untuk mengerti dan menghafalkan doa-doa dan menyanyi cerita-cerita Kitab Suci. Tentang hasil jerih payahnya ia menulis: "Syukur kepada Allah! Di Ternate ini sudah menjadi kebiasaan, anak lelaki di jalan-jalan dan anak perempuan serta wanita di rumah, para buruh di perkebunan dan nelayan di laut, siang-malam menyanyikan lagu suci, bukan lagi nyanyian-nyanyian kotor. Mereka senang menyanyikan Aku Percaya, Bapa Kami, Salam Maria, Kesepuluh Perintah Allah, Perbuatan-perbuatan Belaskasih, Pengakuan Dosa Umum serta banyak lagu dan doa seperti ini. Mereka itu, baik yang baru bertobat maupun yang masih kafir, menyanyi dalam bahasa mereka sendiri.

Syukur kepada Allah, bahwa saya dengan cepat disukai, baik oleh orang Portugis di pulau ini maupun oleh orang pribumi yang beragama Kristen dan yang bukan!" Setelah Fransiskus mengatur kedatangan pengganti-penggantinya, ia kembali ke Malaka lalu menuju Jepang. Ia bekerja dua tahun di Jepang dengan hasil yang menggembirakan. Kemudian ia mengalihkan perhatiannya ke Tiongkok, sebuah negara besar yang pada waktu itu tertutup bagi orang asing. Ia didaratkan oleh sebuah kapal Portugis di pulau Sancian, di depan muara sungai Chukiang. Di sana ia menunggu jemputan perahu jung yang bersedia menyelundupkannya ke daratan Tiongkok. Tetapi ia jatuh sakit dan dalam waktu dua minggu meninggal di sebuah gubug, ditemani hanya oleh seorang Tionghoa muda yang telah menemani dia dari Goa. Fransiskus dipanggil Tuhan pada usia 46 tahun, Jenazahnya diantarkan ke Goa dan dimakamkan di sana sampai sekarang.

Fransiskus Xaverius (1506-1552) lahir di Navarra (Spanyol) dan meninggal di Sancian (Tiongkok). Ia dinyatakan sebagai pelindung Gereja di tanah misi.


Sumber: Ensiklopedi Orang Kudus

Jumat, 03 Desember 2010 Jumat Pertama Dalam Bulan :: Pesta Santo Fransiskus Xaverius Imam dan Pelindung karya misi

Jumat, 03 Desember 2010
Jumat Pertama Dalam Bulan
Pesta Santo Fransiskus Xaverius
Imam dan Pelindung karya misi

Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya. <--> 1Kor 9:23

Doa Renungan


Tuhan Yesus Kristus yang maha pengasih, Engkaulah tuntunan hidup kami. Hari ini kami merayakan pesta Santo Fransiskus Xaverius abdi-Mu yang tekun dan setia dalam mewartakan kabar gembira. Ya Yesus hari ini Engkau bersabda, Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Buatlah kami juga sama seperti Santo Fransiskus Xaverius yang tekun dan setia mewartakan kabar gembira tidak hanya melalui kata-kata kami tapi juga melalui setiap tindakan kami. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Orang beriman dipanggil untuk mencari kehendak Tuhan. Orang yang demikian niscaya akan rendah hati. Paulus pun tidak memegahkan dirinya sendiri karena hidupnya selalu ada dalam genggaman Tuhan. Hidupnya penuh empati dengan orang-orang di sekitarnya. Banyak orang mengikuti pengajarannya dan mengalami keselamatan Tuhan yang melimpah ruah.

Bacaan Pertama (1Kor 9:16-19.22-23)

L. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus

Saudara-saudara, jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Seandainya aku melakukan pemberitaan itu atas kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan atas kehendakku sendiri, pemberitaan itu merupakan tugas yang ditanggungkan Allah kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa imbalan, dan bahwa aku tidak menuntut hakku sebagai pemberita Injil. Sesungguhnya aku bukan hamba siapa pun. Meskipun begitu, aku menjadikan diriku hamba semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian di dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4 PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil.
Ayat. (Mzm 117:1.2; R: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, la = e, 4/4, PS 958

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 28:19-20)
Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman

Kabar gembira keselamatan Allah ditawarkan kepada semua orang. Orang yang menanggapinya akan selamat dan bahagia. Memang keselamatan Allah memerlukan kerjasama dari pihak manusia. Sakramen baptis menjadi tanda pemenuhan rahmat keselamatan ini. Namun rahmat ini perlu terus dipelihara dan dikembangkan sehingga mampu berdayaguna bagi semua orang.


Bacaan Injil (Mrk 16:15-20)

I. Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada ke sebelas murid, dan berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekali pun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Injil itu firman Allah, suatu kabar sukacita dari Allah. Agar bisa dipahami oleh banyak orang, Injil perlu diterjemahkan dalam hidup sehari-hari. Setiap kata dan perbuatan kita yang baik dan benar, membawa kegembiraan dan kelegaan bagi sesama menjadi kabar sukacita. Kita tidak hanya mewartakan tetapi menjadi kabar sukacita itu sendiri.

Doa Malam

Tuhan Yesus, terimakasih atas segala perhatian yang Engkau berikan kepadaku hari ini. Semoga aku dapat membalas kasih-Mu dalam kehidupanku. Amin.


RUAH

Kamis, 02 Desember 2010 Hari Biasa Pekan I Adven

Kamis, 02 Desember 2010
Hari Biasa Pekan I Adven

Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. <--> Yesaya 26:4

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, terimakasih atas anugerah hidup yang masih Engkau berikan kepadaku. Ajarlah aku hari ini untuk mengenal kehendak Bapa, agar aku boleh melakukannya dengan hati penuh syukur dan pujian, serta hati yang terbuka untuk dibentuk sesuai dengan kehendak-Mu. Tuhan, terimakasih. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (26:1-6)

"Bangsa yang benar dan tetap setia biarlah masuk."

Pada masa itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda: "Kita mempunyai kota yang kuat! Tuhan telah memasang tembok dan benteng untuk keselamatan kita. Bukalah pintu-pintu gerbangnya, agar masuklah bangsa yang benar dan yang tetap setia. Engkau menjaga orang yang teguh hatinya dengan damai sejahtera, sebab ia percaya kepada-Mu. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. Kota-kota di atas gunung telah ditaklukkan-Nya; benteng-benteng yang kuat telah dirobohkan-Nya, diratakan-Nya dengan tanah dan dicampakkan-Nya menjadi debu. Kaki orang-orang sengsara dan telapak orang-orang lemah akan menginjak-injaknya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 118:1.8-9.19-21.25-27a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada insan! Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Bukakan aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
3. Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali pada tanduk-tanduk mezbah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Carilah Tuhan, selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya, selama Ia dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:21.24-27)



"Barangsiapa melakukan kehendak Bapa akan masuk Kerajaan Allah."

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan! Tuhan' akan masuk kerajaan surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Semua orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Tetapi rumah itu tidak roboh sebab dibangun di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Maka robohlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kita mencari ketenteraman hidup dan kebahagiaan. Namun, tidak jarang kita menyibukkan diri dengan hal-hal yang kurang mendasar dan yang tidak mendukung pemenuhan pencarian kita. Maka, sulitlah bagi kita untuk meraih kebahagiaan.

Yesus memberikan suatu patokan yang sederhana, ringkas, dan pasti untuk menggapai suatu kebahagiaan yang kekal. Mau masuk Kerajaan Surga? Jalan yang harus ditempuh oleh manusia ialah melakukan kehendak Bapa. Orang beriman harus menyelaraskan doanya dengan perbuatannya, serta memadukan perkataannya dan tindakannya. Hidup yang membahagiakan haruslah berasal dari kekayaan hubungan masing-masing pribadi dengan Tuhan yang mempunyai hati sebagai seorang Bapa. Kalau manusia tidak memiliki iman seperti ini, dia kehilangan sesuatu yang tidak tergantikan dalam hidupnya, dan itu berdampak besar sekali bagi seluruh perjuangannya untuk menggapai kebahagiaan.

Kriteria untuk memahami apakah kita sedang melakukan kehendak Bapa atau tidak ialah dengan menimbang hidup kita dengan menggunakan neraca kasih. Tuhan menghendaki kita melakukan perbuatan kasih, bukan persembahan. Dia menuntut kasih dari kita karena kita adalah anak-anak Kasih. Kalau orang mengasihi, ia sudah memiliki segalanya untuk mencapai kebahagiaan, hidupnya pun sekokoh karang.

Ya Tuhan, ajarilah aku anak-anak-Mu untuk melakukan kehendak-Mu agar bahagialah hidupku. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 1 Desember 2010 Pw B. Dionisius & Redemptus

Rabu, 1 Desember 2010
Pw B. Dionisius & Redemptus

Berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau. -- Mzm 5:7

Doa Renungan

Terimakasih Bapa atas kemurahan-Mu. Engkau mengangkat kami menjadi anak-anak-Mu. Kami percaya bahwa Engkau selalu memberi yang terbaik untuk perjalanan hidup ini. Terpujilah Engkau kini dan sepanjang masa. Amin.

Kerajaan Surga sering digambarkan dengan perjamuan. Gunung Sion atau Yerusalem menjadi tempat dilangsungkannya perjamuan surgawi itu. Dengan demikian seluruh perjalanan hidup manusia diarahkan ke Gunung Sion, Yerusalem surgawi. Di sana tidak akan ada lagi rasa sedih, duka nestapa dan air mata. Semua larut dalam sorak sorai dan sukacita dalam Tuhan.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (25:6-10a)

"Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang."

Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, dengan anggur yang tua benar; suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tua yang disaring endapannya. Di atas gunung itu Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya, dan Ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada hari itu orang akan berkata, “Sesungguhna, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya! Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 3/2, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3a. 3b-4. 5. 6; 2/2)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan akan datang menyelamatkan umat-Nya; berbahagialah orang yang menyongsong Dia.

Tiap manusia tidak mampu hidup seorang diri. Kehadiran orang lain sangat penting dalam mempertahankan dan mengembangkan hidupnya. Keadaan sakit menjadi saat tak berdaya yang sangat memerlukan bantuan orang lain. Yesus hadir sebagai sahabat untuk menyelamatkan manusia. Karena itu para pengikut Kristus harus saling memberi dan berbagi dengan sesamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:29-37)

"Yesus menyembuhkan banyak orang sakit dan melipatgandakan roti."


Pada suatu ketika Yesus menyusuri pantai Danau Galilea, lalu naik sebuah bukit dan duduk di situ. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu, dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus, dan mereka semua disembuhkan-Nya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” Para murid menyahut, “Bagaimana mungkin di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?” Kata Yesus kepada mereka, “Berapa roti ada padamu?” “Tujuh”, jawab mereka, “dan ada juga beberapa ikan kecil.” Yesus lalu menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu. Ia mengucap syukur, membagi-bagi roti itu dan memberikannya kepada para murid. Lalu para murid membagikannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan, tujuh bakul penuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Hati yang penuh belas kasih mendatangkan keselamatan banyak orang. Hati merasa tidak nyaman ketika melihat orang lain menderita. Ada dorongan sangat kuat yang terus mengusik untuk segera mencari solusi sehingga permasalahan cepat teratasi. Saling memberi dan berbagi menjadi solusi terbaik untuk mewujudkan kesejahteraan hidup bersama.

Doa Malam

Tuhan Yesus terimakasih atas mukjizat penggandaan roti. Dengan mengucap syukur dan membagi roti, Engkau memberi pelajaran kepadaku untuk selalu bersyukur atas apa yang kuterima dan rela berbagi dengan sesama. Berilah padaku ketekunan untuk melakukan semuanya itu. Amin.


RUAH

Selasa, 30 November 2010 Pesta St. Andreas, Rasul

Selasa, 30 November 2010
Pesta St. Andreas, Rasul

“Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.” --- Matius 4: 18

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, puji syukur kami panjatkan kepada-Mu atas kasih karunia dan perlindungan yang boleh kami alami hingga saat ini. Engkaulah Sang Juruselamat kami. Hari ini Engkau memanggil murid-murid-Mu untuk menjadi pengikut-Mu. Sebagaimana para murid setia menjadi pengikut-Mu, buatlah kami juga setia menjadi murid-murid-Mu, terutama dalam mewartakan kabar gembira kepada sesama dan orang-orang yang kami kasihi, agar nama-Mu semakin dimuliakan di dunia ini. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (10:9-18)

"Iman timbul dari pendengaran, dan pendengarkan dari firman Allah."

Saudara-saudara, jika kamu mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, "Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan." Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya, jika tidak diutus? Seperti ada tertulis, "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik." Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?" Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Sungguh, mereka telah mendengarnya! "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R:5)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:19)
Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (4:18-22)

"Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Mereka pun segera meninggalkan jalanya, lalu mengikuti Yesus. Setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Rasul Andreas cukup banyak disebut di dalam Injil. Ia disebut bersama dengan Petrus saudaranya, Filipus, Yohanes, dan rasul-rasul yang lain. Rasul Andreas sebelumnya adalah murid Yohanes Pembaptis. Ia berjumpa dengan Yesus ketika Yohanes Pembaptis menunjuk Yesus sebagai Mesias yang dinantikan. Ia menjadi bagian dari kelompok kedua belas rasul yang dipilih oleh Yesus. Ia menyertai Yesus berkeliling untuk mengajar dan menyembuhkan banyak orang.

Pengalaman pribadi dengan Yesus ini sangat mendalam bagi Rasul Andreas. Setelah kenaikan Yesus ke surga, Andreas berkeliling mewartakan Yesus. Ia mewartakan Injil Yesus Kristus melampaui batas-batas wilayah Israel. Sama seperti Gurunya, Rasul Andreas juga mengalami kesulitan dan rintangan dari banyak orang yang menjadi sasaran pewartaannya. Akhirnya—seperti Yesus sendiri, Gurunya—Rasul Andreas mati disalibkan.

Kehidupan Rasul Andreas ini meneguhkan kita untuk tetap setia menjadi murid Yesus. Kita tidak hanya berhenti menjadi murid Yesus, kita harus seperti Andreas, kita harus mewartakan Yesus. Tentu sesuai dengan situasi hidup kita dan latar belakang kita, kita mewartakan Yesus. Kita diajak menjadi rasul-rasul Yesus pada masa kini. Kita tidak boleh menyerah kendati ada rintangan dan halangan. Kita harus berani mengatasi setiap rintangan dan halangan yang menghadang perjalanan kita.

Rasul Andreas, aku mau seperti dirimu. Doakanlah aku agar aku menjadi rasul Yesus yang berani pada masa kini. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 29 November 2010 Hari Biasa Pekan I Adven

Senin, 29 November 2010
Hari Biasa Pekan I Adven

Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya, dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. <---> Mzm 145:17

Doa Renungan

Tuhan, pada zaman ini banyak orang menyombongkan diri karena kepandaiannya sendiri dan merasa tidak lagi membutuhkan Engkau. Maka ampunilah kami orang yang sombong ini. Amin.

Orang beriman hendaknya menatap masa depannya dengan penuh keyakinan. Sebab kemuliaan dan kedamaian yang disediakan Allah bagi orang yang setia kepada-Nya melampaui segala pikiran manusia.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (2:1-5)

"Tuhan menghimpun semua bangsa dalam kerajaan damai abadi Allah."


Inilah firman yang dinyatakan kepada Yesaya, putera Amos, tentang Yehuda dan Yerusalem, “Pada hari-hari yang terakhir akan terjadilah hal-hal ini: Gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di atas gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata, ‘Mari kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuh jalan itu. Sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan dari Yerusalem akan keluar sabda Tuhan. Tuhan akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa. Maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Bangsa yang satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa yang lain, dan mereka tidak akan lagi berlatih perang. Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang Tuhan.”

Atau

Setiap orang yang percaya kepada Allah senantiasa boleh berharap. Allah akan selalu menjaga dan memperhatikan mereka yang setia kepada-Nya. Dunia baru yang akan dianugerahkan kepada mereka.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (4:2-6)

Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan Tuhan akan menjadi permai dan mulia, dan hasil bumi akan menjadi kebanggaan serta kehormatan bagi orang-orang Israel yang selamat. Dan semua orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di yerusalem akan disebut kudus. Mereka itu ialah setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup, apabila Tuhan telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar. Maka Tuhan akan menjadikan di atas seluruh wilayah Gunung Sion dan di atas semua pertemuan yang diadakan di situ segumpal awan pada waktu siang dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-nyala pada waktu malam. Sebab di atas semuanya itu akan nampak kemuliaan Tuhan sebagai tudung dan pohon tempat bernaung terhadap panas terik pada waktu siang dan sebagai perlindungan serta persembunyian terhadap angin ribut serta hujan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122:1-2. 3-4a. (4b-5. 6-7). 8-9)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang berambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah yakni suku-suku Tuhan.
3, Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
4. Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: “Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat kesentosaan. Biarlah kesejahteraan ada di lingkungan tembokmu, dan kesentosaan di dalam purimu!”
5. Oleh karena saudara-saudara dan teman-temanku aku hendak mengucapkan: “Semoga kesejahteraan ada di dalammu!” Oleh karena rumah Tuhan, Allah kita, aku hendak mencari kebaikan bagimu.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.

Iman dan kerendahan hati akan mendatangkan banyak rahmat kebaikan. Tuhan akan senantiasa memandang orang yang rendah hati dan percaya kepada-Nya. Dan Dia akan memberikan apa yang paling mereka perlukan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:5-11)

"Banyak orang akan datang dari timur dan barat masuk Kerajaan Surga."

Pada waktu itu Yesus masuk ke kota Kapernaum. Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan mohon kepada-Nya, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi perwira itu menjawab, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu, ‘Pergi!’ maka ia akan pergi; dan kepada seorang lagi, ‘Datang!’ maka ia datang; atau pun kepada hambaku, ‘Kerjakanlah ini!’ maka ia mengerjakannya.” Mendengar hal itu heranlah Yesus. Maka Ia berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Kujumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu, Banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Sikap rendah hati dan mengandalkan kekuatan Tuhan mendatangkan keselamatan. Tuhan berkenan kepada orang yang bersih tangannya dan murni hatinya. Kepada orang yang demikian, Tuhan tidak mau menunda lagi. Tuhan segera mengaruniakan keselamatan. Tuhan sudah jatuh hati kepadanya. Kita pun hendaknya meneladani sikap perwira yang bersahaja itu.

Doa Malam

Ya Tuhan berilah kami rahmat kerendahan hati dan iman yang besar. Karena kami tidak pantas Engkau datang ke dalam hati kami yang penuh dosa ini. Maka katakanlah sepatah kata saja, maka hamba-Mu ini akan bertobat dan sembuh. Amin.


RUAH

Minggu, 28 November 2010 Hari Minggu Adven I

Minggu, 28 November 2010
Hari Minggu Adven I

Bangunlah, hiduplah dalam harapan, Tuhan akan datang.

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, Engkau tahu kami tidak mampu membangun dunia baru tanpa Engkau. Datanglah, tinggallah beserta kami dalam peziarahan hidup kami ini, tunjukkanlah kepada kami jalan yang benar, dan sertailah kami dalam karya kami di dunia menjadi milik-Mu sekarang dan selama-lamanya.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (2:1-5)

"Tuhan menghimpun semua bangsa dalam kerajaan Allah yang damai abadi."

Inlah firman yang dinyatakan kepada Yesaya, putra Amos, tentang Yehuda dan Yerusalem: Pada hari-hari yang terakhir akan terjadilah hal-hal ini: Gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di puncak gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata, "Mari kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuh jalan itu. Sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan dari Yerusalem akan keluar sabda Tuhan." Tuhan akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa. Maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Bangsa yang satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa yang lain, dan mereka tidak akan lagi berlatih perang. Hai kaum keturunan yakub, mari kita berjalan di dalam terang Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5.6-7;8-9; R:1)
1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.
3. Berdoalah agar Yerusalem sejahtera "Damai bagi orang yang mencintai Engkau. "Semoga damai turun atas wilayahmu dan kesentosaan atas purimu."
4. Atas nama saudara dan sahabatku kuucapkan selamat kepadamu. Demi bait Tuhan Allah kita ku- mohonkan bahagia bagimu.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (13:11-14a)

"Keselamatan sudah dekat pada kita."

Saudara-saudara, kamu mengetahui keadaan waktu sekarang: Saatnya telah tiba kamu bangun dari tidur. Sebab sekarang ini keselamatan sudah lebih dekat pada kita daripada waktu kita baru mulai percaya. Malam sudah hampir lewat, dan sebentar lagi pagi akan tiba. Sebab itu, marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, dan mengnakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan; jangan dalam percabulan dan hawa nafsu; jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi, kenakanlah Tuhan Yesus sebagai perlengkapan senjata terang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 85:8)
Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan, dan berilah kami keselamatan yang dari pada-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (27:37-44)

"Berjaga-jaga dan siap siagalah!"

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Seperti halnya pada zaman Nuh, demikianlah kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada zaman sebelum air bah itu orang makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera; mereka tidak menyadari apa yang terjadi sampai air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua. Demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Kalau ada dua orang perempuan sedang menggiling gandum, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Oleh karena itu, berjaga-jagalah sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi, ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pencuri datang waktu malam, pastilah ia berjaga-jaga, dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu selalu siap siaga, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


MARI KITA DAKI GUNUNG MULIA TEMPAT TINGGALNYA!

Rekan-rekan yang baik!

Bacaan pertama bagi keempat hari Minggu Adven tahun A diambil dari Kitab Nabi Yesaya, yakni 2:1-5; 11:1-10 35:1-6a dan 7:10-14. Kiranya bagian-bagian itu dipilih untuk menyongsong perayaan Natal dengan menyelami kebesaran Dia yang sejak dahulu kala sedia hadir di dekat umat manusia dan mengajak siapa saja yang mau mengenali-Nya untuk mengarungi perjalanan kehidupan ini bersamaNya. Ayat-ayat yang dibacakan pada hari Minggu Adven I, yakni Yes 2:1-5, menyampaikan nubuat mengenai datangnya zaman damai. Tetapi kedamaian itu bukannya keadaan yang akan didatangkan begitu saja dari atas melainkan suasana batin yang perlu didatangi bersama. Bagaimana penjelasannya?

YERUSALEM DAN KENABIAN


Kota Yerusalem menjadi di tempat ziarah bagi semua orang Yahudi sendiri yang berdiam di negeri Yudea, di Selatan dan di utara. Ada kepercayaan bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa memilih tempat itu sebagai tempatnya Ia dapat dimuliakan oleh siapa saja. Itulah gunung mulianya - sering disebut dengan nama puitisnya, yakni Gunung Sion. Dan tempat dan kota itu menjadi kebanggaan nasional orang Yudea, khususnya yang berdiam di Yerusalem. Juga secara turun-temurun, para pengelola tempat suci itu erat berhubungan dengan kalangan istana.

Ada beberapa pujangga dan kaum terpelajar yang amat disegani baik di kalangan istana maupun di kalangan para imam di tempat suci. Kaum pujangga ini membesarkan hati, tapi juga mampu menantang dan memperingatkan para tokoh tadi. Di saat-saat tertentu mereka juga mewakili serta memperjuangkan kepentingan orang banyak. Mereka amat terpelajar dalam ajaran turun-temurun. Hal-hal sehari-hari dapat mereka artikan dalam terang ajaran Taurat. Peran kelompok ini penting dalam masyarakat Yahudi. Mereka menjadi "pembaca" gelagat zaman. Itulah para nabi dan kenabian di Yerusalem. Yesaya ialah salah satu yang paling dikenal dari kalangan itu. Ucapan-ucapannya diingat, dikumpulkan, ditulis dan disunting kembali para muridnya dan diluaskan di sana sini, semasa hidupnya dan jauh setelah itu. Teks Yes 2:1-6 kali ini mengalami perkembangan seperti ini. Bahkan ay. 2-6 bergema dalam Mi 4:1-2. Dalam bacaan kali orang-orang Yerusalem, terutama kalangan istana dan tempat ibadat, diajak memahami lebih mendalam kejadian yang sudah amat lazim, yakni peziarahan tahunan ke Yerusalem. Secara khusus disoroti keprihatinan mereka. Orang-orang di Yerusalem bahkan dihimbau agar belajar dari keadaan mereka yang akan berziarah ke kota suci mereka.

TUHANNYA REKONSILIASI


Dalam kesadaran religius para nabi Yerusalem, Yang Maha Kuasa yang berdiam di kota Yerusalem itu sedemikian besar dan mengatasi batas-batas kebangsaan dan oleh karena itu semua orang dari bangsa manapun boleh dan berhak datang kepadaNya. Jangan Dia dianggap milik khusus umat, meski umat ini ialah bangsa khusus pilihanNya. Justru sebaiknya, mereka diharapkan dapat peka menangkap hasrat-hasrat rohani orang lain. Alangkah baiknya bila kekayaan rohani di Yerusalem semakin terbuka sehingga siapa saja yang datang bisa mendapat bimbingan langsung dari Dia dan menemukan jalan kebahagiaan.

Siapakah Dia yang bisa didatangi di Kota Sucinya itu? Ditegaskan dalam Yes 2:4 bahwa Dia akan menjadi "hakim" antara bangsa-bangsa. Dalam dunia PL, hakim bukan sekadar pemimpin proses peradilan, tapi juga pemimpin masyarakat yang berwewenang mendamaikan pertikaian yang dibawakan ke hadapannya dengan wibawa dan kebijaksanaannya. Kiasan ini dikenakan kepada Dia yang berdiam di Sion. Ia dapat mendamaikan pertikaian, Dia itu Tuhannya rekonsiliasi.

Bangsa-bangsa yang akan ke Sion menghadap Yang Maha Kuasa itu bukannya datang untuk berwisata ria. Banyak yang memendam macam-macam keprihatinan, termasuk rasa permusuhan satu sama lain. Ada pihak-pihak yang merasa diperlakukan tak adil, ditekan oleh bangsa dan kelompok lain. Ada ganjalan. Komunikasi macet dan menggumpallah konflik horisontal, begitulah istilah sekarang. Tindakan selanjutnya ialah hunus pedang, arahkan tombak bersiaga maju perang untuk menentukan bukan siapa benar siapa salah, tapi siapa yang lebih kuat. Ketegangan ini tercermin dalam keprihatinan bagian kedua ay. 4.

Syukur dalam keadaan itu tidak semua pihak membiarkan diri hanyut. Ada upaya bernalar - ada yang mulai mengajak mencari pemecahan. Dan inilah yang terbaca oleh sang nabi. Ada harapan mendapatkan pemecahan dari pihak ketiga yang bisa menolong. Coba kita kini baca kembali ay. 3 dengan gagasan tadi. Terungkap hasrat orang dari mana saja yang mau datang ke Yerusalem: "Mari, kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya, sebab dari Sion akan keluar pengajaran (= "Taurat dalam arti sebenarnya, bukan hukum belaka") dan firman Tuhan dari Yerusalem." Terasa betapa luas dan luhur pemikiran penyair yang menulis ayat itu. Lebih lagi, awal ay. 4 jelas-jelas mengatakan: "Ia - Tuhan - akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa, akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa." Dan bila terjadi demikian maka perlengkapan yang tadinya bakal dipakai untuk saling menghancurkan akan menjadi peralatan untuk mengelola bahan yang menunjang kehidupan: logam pedang akan ditempa menjadi bajak untuk menggarap tanah, ujung tombak akan beralih menjadi alat menuai buah!

RAHMAT ILAHI DAN TINDAKAN MANUSIA


Orang-orang yang tadinya siap berperang itu sendirilah yang akan mengubah mesin perang menjadi alat-alat bercocok tanam, bukan Tuhan yang di Gunung Sion itu. Mereka merasa memperoleh pengajaran dariNya akan nilai kehidupan. Inilah kebesaran Dia yang ada di tempat suci itu: dapat mengubah manusia dari yang siap menjalankan kekerasan menjadi yang mahir memelihara kehidupan dan tetap membiarkan manusia sendiri yang mengujudkannya. Kedamaian bukan karena semua menyembah Yang Ilahi dengan cara yang sama, melainkan karena masing-masing mendapat sesuatu dari Yang Ilahi yang mereka kenal dan dengan demikian mereka berubah sikap dan menindakkan hal-hal yang membangun. Ini warta bagi semua orang, juga bagi orang zaman ini, di mana saja. Ini juga warta antar iman, bukan sekadar ajakan toleransi saja.

Ay. 5 mengakhiri petikan ini dengan seruan "Mari berjalan dalam terang Tuhan!" Ajakan itu ditujukan kepada "keturunan Yakub", cara bicara Perjanjian Lama untuk menyebut kelompok masyarakat yang merasa diri mendapat tugas menghadirkan keilahian di dunia. Juga mereka dan semua orang yang percaya diajak mencari pencerahan budi dan hati tadi dan menjalankannya dalam kehidupan. Masa Adven ialah masa menantikan kedatangan dia yang dalam terang ini. Bacaan dari Mat 24:37-44 yang diulas di bawah ini menyoroti kemanusiaan baru yang bisa diharapkan datang itu. Rahmat tercurah dari atas, tapi orang diharap jeli dan peka menanggapinya dan membiarkan diri kena pesona Dia yang di atas itu!

ARAH PENDALAMAN BACAAN PERTAMA


Pendalaman bacaan pertama (atau juga bacaan kedua) sebaiknya ditujukan untuk membuat agar warta Injil semakin terasa dekat. Pendalaman seperti itu sebenarnya sudah mulai dalam proses pembentukan Injil-Injil sendiri. Dulu dalam ibadat dikisahkan sebuah ingatan akan Yesus, lalu diupayakan memahami bagaimana kejadian ini memberi makna kepada khazanah teks turun-temurun mereka yang kita kenal sebagai Perjanjian Lama. Begitulah terkumpul bagian-bagian Injil yang memuat rujukan langsung atau tak langsung ke sana. Dalam perkembangan lebih lanjut, dibacakan juga secara terpisah petikan dari Perjanjian Lama yang dipilih pemimpin ibadat setempat, kemudian juga diikuti bacaan surat atau pengajaran tokoh-tokoh yang masih mengenal para rasul sendiri. Peringkat bacaan seperti ini akhirnya terkumpul dan diolah dalam peringkat bacaan Hari Minggu dan hari biasa yang dikenal dalam gereja Katolik "lectionarium" dan yang diikuti oleh beberapa gereja lain di pelbagai negeri dalam semangat ekumenik. Dalam hubungan dengan Injil hari Minggu Adven I/A (Mat 24:37-44), bisa disimak lebih lanjut bagaimana warta kenabian PL tadi membantu menajamkan kepekaan orang menangkap gelagat serta pertanda kehadiran Dia yang mendamaikan kemanusiaan dan membaruinya.

Injil Minggu Adven I/A: MEMBARUI WAJAH KEMANUSIAAN

Rekan-rekan yang baik!
Masa Adven tahun A, Minggu, 28 November 2010 ini diawali dengan mendengarkan ajakan berjaga-jaga menunggu kedatangan "Anak Manusia" pada akhir zaman (Mat 24:37-44). Peristiwa penyelamatan sudah mulai dan akan terwujud sepenuhnya kelak. Orang diajak menyadari kenyataan ini. Apa maksudnya?

KEMANUSIAAN YANG BARU


Ungkapan "Anak Manusia" dalam pembicaraan mengenai akhir zaman dalam Injil Matius (juga dalam Injil Markus dan Lukas) menggemakan Dan 7:13, yakni Anak Manusia yang datang menghadap Yang Mahakuasa untuk memperoleh anugerah atas seluruh alam semesta. Dalam Kitab Daniel, Anak Manusia ini baru tampil setelah kekuatan-kekuatan jahat yang mengungkung alam semesta punah. Begitulah, zaman yang dikuasai kekuatan edan itu digantikan dengan zaman Anak Manusia. Siapakah Anak Manusia ini? Bila dibaca dengan cermat, sosok Anak Manusia dalam Kitab Daniel menggambarkan kemanusiaan baru yang sepenuhnya ada di hadirat ilahi dan bebas dari pengaruh yang jahat. Bila Yesus digambarkan sebagai Anak Manusia dalam artian ini, maka ia datang dengan kuasa dari Allah sendiri. Orang bisa tak peduli dan mendiamkannya saja. Tapi akan tiba saatnya nanti mereka yang menganggapnya sepele akan merasa ketinggalan kesempatan.

Oleh karena itu, amat tepatlah mengawali masa Adven ini dengan berusaha menyadari bahwa Yang Mahakuasa itu sungguh hadir walau tidak selalu kelihatan jelas. Bukan kehadiran yang diam dan jauh, melainkan yang bergerak mendekat. Pada saat Ia tiba, dunia ini akan terpilah-pilah dengan sendirinya. Akan jelas siapa-siapa yang berpihak kepadanya, akan jelas pula siapa yang tidak peduli akan kehadirannya yang kini masih terselubung. Masa ini juga masa untuk berupaya memahami kemanusiaan baru yang diperkenalkan Yesus serta mengupayakan agar hidup masyarakat terarah ke sana. Dalam Injil Matius, kemanusiaan baru itu ditampilkan sebagai kenyataan Kerajaan Surga.

TIADA YANG TAHU KAPAN

Pengalaman kerap kali membuat orang berpikir bahwa dunia dan masyarakat ini berjalan menurut hukum-hukum alam dan kesetujuan-kesetujuan dalam masyarakat. Kita kerap berwacana mengenai kenyataan sosial agama dan kepercayaan, kenyataan sosial pengetahuan, hukum-hukum alam evolusi manusia, tata jagat. Dan memang perkembangan teknologi dan hidup masyarakat mengikuti dua macam kaidah tadi. Tentu saja tidak disangkal bisa terjadi hal tak disangka-sangka, seperti bencana alam atau kerusuhan. Tapi kejadian ini malah membuat orang semakin yakin bahwa mekanisme hukum-hukum alam dan kehidupan sosial perlu semakin dikenali. Perubahan tidak begitu saja terjadi. Ada sebab dan akibatnya. Semakin dimengerti perubahan itu, semakin gampang dibuat perencanaan, perhitungan dan prediksi. Kehidupan sehari-hari praktis berdasarkan pendirian ini.

Apa warta Yesus? Wartanya menyangkut kenyataan yang tidak sepenuhnya termasuk dunia ini. Kerajaan Surga yang diwartakannya sudah ada tapi tak diketahui kapan terwujud utuh. Tak ada yang tahu kapan. Artinya, Kerajaan Surga tidak mengikuti mekanisme hukum alam dan kaidah-kaidah perkembangan masyarakat walaupun berinteraksi dengannya dalam cara-cara yang tidak bakal sepenuhnya dapat dijelaskan. Tidak banyak artinya berusaha mendeskripsikan "realitas sosial" Kerajaan Surga dan apa "struktur"-nya, meskipun dapat dikatakan bila Kerajaan ini sungguh ada, ada pula dampak sosialnya. Para teolog dan ahli ilmu sosial dapat bekerja sama mendalami masalah ini.

Tak ada yang tahu kapan kemanusiaan baru itu terwujud sepenuhnya kecuali Bapa sendiri, bahkan Anak Manusia yang akan datang itu tidak tahu saatnya (Mat 24:36). Oleh karena itu, dinasihatkan dalam petikan hari ini agar orang selalu siap (Mat 24:42-44). Dipakai panggilan "Bapa" dan bukan sebutan yang lain bagi Allah Yang Mahakuasa justru karena sebutan itu dapat membuat orang merasa dekat pada kerahiman dan belas kasihnya tanpa mengecilkan kewibawaanNya. Hendak diungkapkan bahwa saat yang amat menentukan itu bergantung pada wibawa yang dapat dialami sebagai yang rahim dan yang penuh belas kasih, bukan penghakiman yang semata-mata menentukan ganjaran atau hukuman.

KESEHARIAN YANG MENGECOH


Dalam petikan ini dibicarakan tentang Nuh dan orang-orang pada zamannya (ay. 38-39). Nuh dikasihi Allah dan Nuh berusaha membalasnya dengan menurutinya. Atas suruhanNya ia membangun Bahtera, kawasan khusus yang terlindung dari kekuatan-kekuatan penghancur yang akan segera datang. Dan jalan terbaik untuk selamat ialah membiarkan diri dibimbing Allah sendiri. Jalan paling mudah menjauhkan diri ialah menganggap sepi kasih Allah itu dan sibuk dengan urusan sendiri.

Orang-orang pada zaman Nuh merasa sudah aman. Tak butuh apa-apa lagi. Mereka melihat yang dikerjakan Nuh, tetapi tidak peduli dan malah menganggapnya mengerjakan yang aneh-aneh saja! Kan tak akan terjadi apa-apa yang luar biasa! Semua bisa diperhitungkan, pikir orang-orang itu. Memang tak satu tindakan pun yang disebutkan termasuk tindakan buruk: makan minum, kawin dan mengawinkan. Semua ini kegiatan sehari-hari yang melangsungkan kehidupan manusia. Tetapi orang mudah melupakan bahwa ada yang tak termasuk keseharian. Gerak gerik Yang Ilahi yang tak dapat seluruhnya diperhitungkan. Ia tetap ada dalam wilayah yang keramat yang tak tunduk pada hukum-hukum di dunia ini.

Bagaimana dengan gerak gerik kemanusiaan? Disebutkan dalam Mat 24:40-41, ada dua lelaki yang menggarap tanah, ada dua perempuan yang menggiling gandum. Bekerja di ladang dan menggiling gandum adalah dua kegiatan dari hari ke hari. Tetapi keseharian ini dapat mengecoh. Yang kelihatan biasa-biasa itu tidak akan tetap sama. Walaupun orang-orang itu mengerjakan yang sama persis, dikatakan satu akan diambil, satu akan dibiarkan. Tidak ada ukuran apapun yang menjelaskan, baik ukuran alamiah maupun ukuran kesetujuan-kesetujuan. Sering kesamaan luar membuat orang berpikir bahwa bagi Yang Keramat juga demikian adanya, sama saja. Tetapi Yesus justru tidak membenarkan anggapan seperti itu. Orang dinasihati agar peduli, hormat, berjaga-jaga akan gerak-gerik Yang Keramat yang tak terduga-duga, dan jangan sekali-kali menyepelekannya atau menganggap semua sudah beres.

INJIL MATIUS

Dalam tahun liturgi A ini perhatian akan dipusatkan pada Injil Matius. Injil ini ditulis berdasarkan Injil Markus dan beberapa bahan baru. Kedua bahan itu disusun kembali oleh Matius dalam bentuk lima kumpulan ajaran Yesus yang diselingi kisah mengenai sang guru dan murid-muridnya. Secara ringkas, susunan Injil Matius demikian:

1-4: Bagian pengantar: silsilah Yesus, kelahirannya, pembaptisan, percobaan di padang gurun, permulaan karyanya.
5-7: Kumpulan ke-I ajaran Yesus: Khotbah di Bukit, ini pegangan dasar bagi mereka yang mau masuk dan hidup dalam Kerajaan Surga.
8-9: Pelbagai penyembuhan.
10: Kumpulan ke-II ajaran Yesus: pegangan bagi mereka yang mewartakan Kerajaan Surga.
11-12: Orang Yahudi menolak Yohanes Pembaptis dan Yesus.
13: Kumpulan ke-III ajaran Yesus: tentang Kerajaan Surga lewat perumpamaan dan penjelasannya. Inilah pusat Injil Matius.
14-17: Beberapa mukjizat, perselisihan dengan orang Farisi. Pengakuan Petrus dan penampakan kemuliaan Yesus.
18: Kumpulan ke-IV ajaran Yesus: sikap-sikap yang diharapkan tumbuh dalam kehidupan bersama para murid.
19-23: Perjalanan Yesus bersama murid-muridnya menuju ke Yerusalem dan perbincangan di Bait Allah.
24-25: Kumpulan ke-V ajaran Yesus: pengajaran di Bukit Zaitun mengenai datangnya Kerajaan Surga pada akhir zaman dan ajakan bersiap-siap.
26-28: Hari-hari terakhir Yesus bersama murid-muridnya, peristiwa-peristiwa dari Getsemani sampai Golgota, wafat dan kebangkitannya, penampakannya di Galilea.

Injil Matius menyoroti Yesus sebagai pribadi yang membawakan Kerajaan Surga lewat tindakan dan ajarannya. Siapa saja yang menerimanya - bukan saja orang Yahudi - akan menjadi bagian dari Israel baru, yakni bangsa terpilih baru, kemanusiaan baru. Mereka inilah yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Untuk sementara memang Kerajaan Surga belum kelihatan sepenuhnya, masih terselubung, walau jelas sudah mulai ada. Akan tiba saatnya kewibawaan ilahi menampakkan kuasanya seutuhnya. Saat itulah Kerajaan Surga tersingkap utuh dan orang yang siap akan ikut serta di dalamnya. Warta ini tak perlu membuat orang menjadi waswas dan mulai menghitung-hitung kapan hari akhir itu tiba. Orang dihimbau untuk menyelaraskan diri dengan kehadiran ilahi yang belum sepenuhnya tersingkap itu. Nuh tidak menyingkirinya, ia memasukinya. Itulah Bahteranya.

Salam hangat,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy