| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Homili Minggu Adven 2-A (4/5 Desember 2010 Rm A. Dadang Hermawan, Pr)

Saudari-saudara,

Tidak terasa kita sudah memasuki Minggu Adven II. Itu berarti, Perayaan Natal sudah semakin dekat. Berkaitan dengan Perayaan Kelahiran Yesus Kristus, kita diajak oleh Gereja untuk mempersiapkannya secara rohani melalui bacaan-bacaan ekaristis, termasuk hari ini minggu ini.

Dalam bacaan Injil, dikisahkan bahwa Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan untuk menyambut Kerajaan Allah yang sudah dekat. Siapa yang ingin bertobat perlu dibaptis. Baptisan Yohanes menandai pertobatan untuk menerima Kedatangan Kerajaan Allah dalam diri Yesus. Pertobatan itu berarti mengubah arah hidup dari cuek terhadap Allah menjadi berbalik kepada Allah. Baptisan ini menggunakan air. Siapa pun yang bertobat dan dibaptis berarti siap menerima kedatangan Kerajaan Allah, berbalik arah untuk menyambut Allah. Sementara itu, baptisan Yesus menandai peneguhan sebagai anak-anak Allah agar mampu mengemban tugas perutusan. Yesus membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api.

Ketika merenungkan bacaan Injil, saya tertarik terhadap pernyataan Yohanes Pembaptis, “hasilkanlah buah sesuai dengan pertobatan” (lih Mat 3:8). Pernyataan ini keras sekaligus radikal. Orang yang sungguh ingin bertobat harus menunjukkan hasil dari pertobatannya itu. Buah-buah pertobatan menjadi kesaksian nyata dari usaha-usaha pertobatan. Pertanyaannya adalah, buah atau hasil pertobatan seperti apa yang bisa diusahakan dan diperjuangkan. Terhadap pertanyaan tersebut, saya menemukan jawabannya dalam bacaan kedua hari ini, yakni Surat Paulus. Dalam suratnya kepada Jemaat di Roma, Paulus menginginkan agar jemaat Roma hidup rukun, saling menerima satu sama lain seperti Kristus menerima setiap orang untuk kemuliaan Allah (bdk Rom 15:5-7).

Keinginan Paulus bagi Jemaat Roma itu rupanya masih relevan bagi hidup sekarang. Hidup rukun menjadi cita-cita dan kerinduan setiap orang. Dalam kenyataan harian, membangun hidup rukun itu tidak mudah. Kerapkali perbedaan latar belakang budaya dan pendikan, cara berfikir dan bersikap turut mempengaruhi hidup harmoni tersebut. Contoh-contoh nyata dapat mudah kita temukan dalam hidup harian kita. Konflik begitu mudah tersulut karena perbedaan pendapat. Pertengkaran mudah terjadi karena perbedaan kemauan dan keinginan. Menerima seseorang yang berbeda pandangan dan pendapat begitu sulit dilakukan karena diri merasa paling benar.

Rasa saya, tantangan mewujudkan pertobatan sangat konkret. Membangun hidup rukun dengan saling menerima satu sama lain demi kemuliaan Allah dapat dimulai dari keluarga. Kalau mengandalkan kekuatan sendiri jelas kita akan letih. Perlulah kita mengandalkan rahmat Allah. Dalam hal ini, saya juga teringat akan salah satu penggalan doa di Puji Syukur no 141, yaitu Doa Kerendahan Hati..”Semoga kami tidak sakit hati kalau kami kurang dihargai atau kurang dihormati, kalau kami diabaikan atau dilupakan. Sebaliknya, semoga kami ikut bahagia kalau orang lain berhasil dan mendapat pujian serta penghargaan”. Mari kita berbenah...

Promasan, 4 Desember 2010

Antonius Dadang Hermawan, Pr

dadangpr.multiply.com

Senin, 06 Desember, 2010 Hari Biasa Pekan II Adven

Senin, 06 Desember, 2010
Hari Biasa Pekan II Adven

Hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, supaya aku berpegang pada peringatan yang Kauberikan. <--> Mzm 119:88

Doa Pagi

Terimakasih Tuhan atas hari baru ini. Semoga semangat baru yang Engkau tanamkan dalam hatiku memberi warna tersendiri dalam perjuangan hidupku hari ini. Amin.

Warta keselamatan Tuhan terus didengung-dengungkan untuk menguatkan iman segala bangsa. Orang tidak boleh lagi lemah lesu. Semua harus siap menyambut datangnya keselamatan Allah dengan penuh sukacita. Alam semesta akan bergirang dan bersorak sorai. Segala penyakit disembuhkan dan orang terbelenggu dibebaskan. Semuanya akan dipulihkan kembali.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (35:1-10)

"Allah sendiri yang menyelamatkan kamu."

Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak sorai dan berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon, semarak Karmel dan Saron akan diberikan kepadanya; Orang akan melihat kemuliaan Tuhan, semarak Allah kita. Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati, “Kuatkanlah hatimu, jangan takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan ganjaran. Ia sendiri datang menyelamatkan kalian!” Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak sorai; sebab mata air memancar di padang gurun dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam dan tanah gersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan. Di situ akan ada jalan raya yang disebut Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ, dan orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allah sendiri datang menyelamatkan kita.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Lihat, Raja kita, Tuhan semesta alam, datang! Ia datang membebaskan kita dari belenggu perbudakan.

Berkat imannya yang kuat, orang lumpuh mengalami kesembuhan dan dapat berjalan. Itulah pengalaman sukacita keselamatan Allah. Dia telah mengalami bahwa keselamatan Allah benar-benarr sudah datang di tengah-tengah dunia. Yesus sang Mesias datang membawa sukacita yang melimpah. Semua orang hendaknya percaya dan memuliakan kebesaran kuasa-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:17-26)

"Hari ini kita telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan."

Pada suatu hari ketika Yesus sedang mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Yesus, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Maka datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur. Mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Tetapi karena banyaknya orang di situ, mereka tidak dapat membawa masuk. Maka mereka naik ke atas rumah dan membongkar atap itu. Kemudian mereka menurunkan si lumpuh di tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia, “Hai Saudara, dosamu sudah diampuni.” Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hati, “Siapakah orang yang menghojat Allah ini? Siapa dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu Ia berkata kepada mereka, “Apa yang kalian pikirkan dalam hati? Manakah lebih mudah mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan, ‘Bangunlah dan berjalanlah?” Tetapi supaya kalian tahu, bahwa didunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” Lalu Yesus berkata kepada si lumpuh, “Aku berkata kepadamu: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumah!” Seketika itu juga bangunlah orang itu di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang takjub, lalu memuliakan Allah. Mereka amat takut dan berkata, “Hari ini kita telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Pemazmur mengajak kita untuk memuji Tuhan. Pada hari ini Tuhan bertindak, mari kita rayakan dengan gembira. Saat ini, di manapun kita berada, Tuhan melaksanakan karya-Nya. Setiap saat Tuhan menyentuh hati kita dengan tangan-Nya yang lembut. Saat itulah kita disadarkan untuk menjadi saluran berkat bagi sesama. Kita meringankan beban sesama.

Doa Malam

Terimakasih Bapa atas kehadiran-Mu yang nyata dalam hidupku, sehingga aku dapat bertahan walau menghadapi saat yang sulit hari ini, karena Engkau sendiri yang menyelamatkan kami. Amin.


RUAH

Minggu, 5 Desember 2010 Hari Minggu Adven II

Minggu, 5 Desember 2010
Hari Minggu Adven II


Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan. - Yes 11:2


Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, bukalah hati kami terhadap Roh hikmat dan keberanian yang telah berkarya dalam diri-Mu. Semoga kami bertobat kepada-Mu dengan tulus dan sepenuh hati, sehingga Engkau benar-benar hidup di antara kami. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (11:1-10)


"Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan."

Pada akhir zaman sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan dengan kejujuran akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri. Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang yang tetap terikat pada pinggang. Pada waktu itu serigala akan tinggal bersama domba, dan macan tutul akan berbaring disamping kambing. Anak lembu dan anak singa akan merumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput, dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Bayi akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi para bangsa. Dia akan dicari oleh suku-suku bangsa, dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.
Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 809
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 72:1-2.7-8.12-13.17; R: 7; 2/4)
1. Ya Allah berikanlah hukum-Mu kepada Raja dan keadilan-Mu kepada putra Raja. Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan, dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum.
2. Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya, dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan. Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut, dan dari Sungai Efrat sampai ke ujung bumi.
3. Sebab ia akan datang melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia akan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.
4. Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari, kiranya segala bangsa saling memberkati dengan nama-Nya, dan menyebut dia berbahagia.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (15:4-9)


Saudara-saudara, segala sesuatu yang dahulu ditulis, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita. Maka kita harus teguh berpegang pada pengharapan berkat ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. Semoga Allah, sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh karena itu, terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita untuk kemuliaan Allah. Yang aku maksudkan ialah bahwa demi kebenaran Allah, Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengukuhkan janji yang telah diberikan Allah kepada nenek moyang kita, dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa lain memuliakan Allah berkat kasih karunia yang diberikan Allah kepada mereka. Hal ini kukatakan kepadamu seperti ada yang tertulis: "Aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Lukas 3:4.6; 2/4)
Persiapkan jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya; dan semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (3:1-12)


"Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat"

Sekali peristiwa tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan berseru, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!" Sesungguhnya, dialah yang dimaksudkan Nabi Yesaya ketika nabi itu berkata, "Ada suara orang yang berseru di padang gurun; Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya." Yohanes itu memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, makanannya belalang dan madu hutan. Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Dan sambil mengakui dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di Sungai Yordan. Tetapi, waktu melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah Yohanes Pembaptis kepada mereka, "Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang mengatakan kepada kamu bahwa kamu dapat lolos dari murka yang akan datang? Maka hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Kami adalah anak Abraham. Sebab aku berkata kepadamu: Dari batu-batu ini pun Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham. Kapak sudah tersedia pada akar pohon, dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian daripadaku lebih berkuasa daripadaku, dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah di tangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung; tetapi debu jerami akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
Apa yang dapat kita harapkan?

Rekan-rekan sekalian!

Nada berharap amat ditonjolkan dalam bacaan pertama Minggu Adven II/A, Yes 11:1-10. Di situ dinubuatkan kedatangan Raja Damai keturunan Isai (ayah raja Daud; leluhur Yesus juga; lihat Mat 1:5-6 Luk 3:32). Raja ini akan memperoleh kebijaksanaan (Yes 11:1-2) guna menegakkan keadilan (ay. 3-5) dan merukunkan mereka yang tadinya saling bermusuhan (ay. 6-9) dan dengan demikian ia menjadi pangkal harapan orang banyak (ay. 10).

KEADAAN POLITIK

Pada abad 8 sebelum Masehi pengaruh militer adikuasa Asiria amat dirasakan di utara. Asiria berebut pengaruh dengan negeri adikuasa lain, yakni Mesir, di wilayah yang terjepit di antara keduanya yakni negeri Israel di utara dan Yehuda di selatan. Tentu saja di utara kehadiran militer Asiria lebih terasa. Penguasa kerjaan utara (pusatnya di Samaria) berupaya tidak terlalu berada di bawah pengaruh militer Asiria antara lain dengan mengharapkan bantuan kerajaan selatan (Yehuda, pusatnya di Yerusalem), dan juga negeri adikuasa Mesir. Gerakan ini malah membuat Asiria semakin memperkuat pengaruhnya di utara dan akhirnya menganeksi seluruh wilayah itu setelah merebut Samaria pada tahun 722 dan mendeportasikan penduduknya ke wilayah-wilayah lain yang sudah dikuasai. Demikian punahlah kerajaan utara. Keadaan ini mengkhawatirkan orang di selatan. Yehuda memang segera menjadi semacam negeri satelit Asiria meski masih memiliki pemerintahan dan pertahanan sendiri. Keadaan seperti telur di ujung tanduk ini menimbulkan kekhawatiran jangan-jangan nanti mereka mengalami nasib seperti kerajaan utara. Di dalam negeri sendiri ada pendapat macam-macam dan bahkan pertentangan. Dalam keadaan ini tampillah di Yesaya bin Amos, seorang intelektual yang dekat kalangan raja di Yerusalem. Ia berusaha membesarkan hati dan tidak membiarkan orang hidup dalam kekhawatiran melulu dan tubruk sana tubruk sini, kendati ia sendiri tentu sadar ancaman dari Asiria itu amat nyata. Dihidupkannya harapan akan seorang pemimpin yang bijaksana dari kalangan istana yang dapat memberi rasa aman kepada penduduk. Dan bagian yang dibacakan kali ini, Yes 11:1-10, ialah salah satu hasil karyanya yang paling memberi semangat dan harapan.

TEMPAT KEPEMIMPINAN


Dalam keadaan tak menentu dan terancam, beberapa pihak malah mengail di air keruh. Mereka mengeruk untung sebesarnya-besarnya bagi diri dan pihak sendiri mumpung ada kesempatan. Telah terjadi di utara sebelum direbut seluruhnya oleh Asiria. Dan kini keadaan serupa ada di Yerusalem dan wilayah Yehuda umumnya. Akibatnya terjadi ketimpangan sosial, perlakuan tak adil, pemerasan. Seolah-olah permusuhan sudah jadi andaian yang tak terelakkan dalam hidup bersama. Tak ada lagi kesetujuan bersama untuk menumbuhkan keadaban. Masyarakat tak bisa melepaskan diri dari keadaan ini tanpa pemimpin yang terampil dan bisa mengarahkan kembali kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Dalam etos Perjanjian Lama, keadaan seperti itu hanyalah bisa diatasi oleh pemimpin yang memiliki kebijaksanaan. Hanya dialah yang bakal mampu membuat yang sungsang menjadi yang lurus ke depan. Ia dapat menyatukan kekuatan-kekuatan yang saling berlawanan. Ia juga membuat orang merasa aman, lepas dari ketakmenentuan. Inilah pemimpin yang diharapkan datang.

Dalam bahasa puitis digambarkan dalam Yes 11:6-8 bagaimana pihak-pihak yang tadinya tak bisa ada bersama akan dapat hidup rukun satu dengan yang lain: serigala dan domba, macan tutul dan kambing akan tinggal bersama, lembu dan beruang anak lembu dan anak singa, bayi dan ular tedung, kanak-kanak bermain dengan ular berbisa. Ada yang lebih daripada sekadar kebersamaan belaka. Bila dikatakan beruang akan makan rumput dan singa makan jerami, artinya kaum pemangsa akan menanggalkan kebiasaan memangsa dan akan hidup dengan cara sama seperti mereka yang tadinya jadi korban. Pertobatan? Ya. Dan bila demikian akan sama dengan yang dicanangkan Yohanes Pembaptis dalam bacaan Injil nanti.

Itulah yang bakal terjadi di tempat hadirnya Yang Maha Kuasa. Di tempat suci itu kekerasan yang menghancurkan berubah menjadi kekuatan yang melanggengkan kehidupan. Ini daya dan kebesaran Tuhan yang diperkenalkan Yesaya (ayat 9). Dan Dia Yang Berkuasa itu akan berkenan kepada seorang dari antara keturunan raja dan membuatnya menjadi pemimpin yang mereka dambakan itu. Dia itu tunas dari tunggal Isai (ayat 1), ia itu taruk yang tumbuh dari pokok yang sama (ayat 10).

Akan bermanfaat mendalami sepasang kiasan "tunas dan taruk" didalami. Tunas tumbuh ke atas, bersemi menjadi dahan kuat dan akan menjadi pohon rindang dan berbuah. Taruk tumbuh ke bawah menjadi akar yang menunjang pohon. Dengan demikian pohon akan kekar. Itu kiasan bagi pemimpin yang diharap-harapkan. Kiasan ini juga memungkinkan gambaran pemimpin yang kukuh berakar di tanah, di kalangan masyarakat tapi juga yang menjadi tempat bernaung Dan dalam khazanah sastra Perjanjian Lama pohon yang rindang dan yang berakar kuat menjadi gambaran akan berkat dan perkenan ilahi. Sekaligus diharapkan agar pemegang kekuatan ini sadar akan asal serta tanggung jawab yang menyertai anugerah itu.

BERNALAR MENGATASI KETAKUTAN


Bagi orang yang percaya, kehadiran ilahi cukup untuk menyingkirkan kekuatan jahat. Di mana Yang Ilahi berada, di situ yang jahat akan tersingkir. Namun ada satu hal yang mesti juga ada. Mesti ada orang yang bertindak dalam kepercayaan dan keyakinan ini. Mesti ada orang yang mengujudkannya bagi kebutuhan saat itu. Ini arti kehadiran Yang Ilahi di tengah manusia. Bukan utopi. Tapi nyata dan memberikan ruang gerak dan keikutsertaan bagi manusia. Mengenali kehadirannya yang demikian ini membuat orang makin bijaksana. Dan kepemimpinan orang ini akan membawa keluar orang banyak dari kendala dan krisis serta ketidakpastian serta ketakutan. Pemimpin seperti ini dekat pada Yang Ilahi dan berpikir dalam ukuran-ukuran Dia, ia itu bisa diharapkan. Ia punya kredibilitas.

Nabi seperti Yesaya melihat keadaan zaman dan gelagatnya dan mulai berpikir dalam ukuran-ukuran orang yang percaya akan kebesaran ilahi. Ia tidak tubruk sana tabrak sini. Ia mengajak orang tenang dan melihat pelbagai alternatif. Inilah kepemimpinan kaum intelektual yang bisa dikembangkan. Ini juga cara bertindak yang memberi arti kongkrit pada apa itu percaya dan apa itu beriman. Nanti Yohanes Pembaptis juga ke sana, ia mengajak orang melihat keadaan kini untuk memahami keadaan zaman.

KARUNIA ROH BAGI PEMIMPIN


Petikan kali ini tidak mengajarkan agar tiap orang berharap memiliki semangat kepemimpinan. Bubrah bila semua orang memimpin. Juga tidak pada tempatnya semua orang mengharapkan diri jadi orang bijak. Ini tidak bisa terjadi dan malah membuat orang berebut kebijaksanaan Yang diajarkan dalam teks Yesaya ialah mencermati apakah orang yang diharapkan memimpin mengembangkan karunia itu. Orang banyak bisa mengatakan ini lho pemimpin yang kita maui. Kembangkan keterampilan ke sana.

Dalam teks Yesaya asli disebut tiga pasang karunia. Pertama yakni "hikmat" (yang bisa membuat yang bersangkutan membawa diri di muka orang banyak dan terampil memecahkan perkara-perkara) dan "pengertian" (pemahaman seluk beluk perkara-perkara kehidupan, bukan hanya yang kelihatan belaka). Kedua, "nasihat" (yang membuat orang yang bersangkutan mahir merencanakan tindakan ke sebuah tujuan) dan "keperkasaan" (yang memungkinkan tercapainya tujuan tadi). Ketiga yakni "pengetahuan" (yakni kemampuan bernalar) dan "takut akan Tuhan" (yakni sikap beriman, takwa kepada-Nya). Itulah gambaran ideal seorang yang bakal memimpin. Berarti diharapkan agar siapa saja yang memegang tugas kepemimpinan mengembangkan karunia itu. Niscaya akan disukai dan didukung rakyat, dan dapat mencapai program politik dengan integritas orang yang percaya.

Catatan. Dalam teks Yunani dan Latin petikan ini sebelum yang terakhir ada tambahan karunia "kesalehan". Demikian ada tujuh karunia yang lazim diajarkan dalam pelajaran agama/katekismus dalam Gereja Katolik. Ini ajaran untuk mengusahakan sikap kepemimpinan di masyarakat menjadi kekuatan pribadi masing-masing orang untuk mengarahkan diri mengenali kehadiran Yang Ilahi dalam kehidupan.

Injil hari Minggu Adven II/A (Mat 3:1-12) akan memperdengarkan bagaimana Yohanes Pembaptis tampil mengumumkan kedatangan Kerajaan Surga dan menyerukan agar orang mulai berpikir dan berubah haluan. Inilah kepenuhan harapan dalam nubuat Yesaya tadi dalam pengertian pengikut-pengikut pertama Yesus.

Injil Minggu Adven II/A: MENYELARASKAN LANGKAH (Mat 3:1-12)

Dalam Mat 3:1-12 dikisahkan Yohanes Pembaptis tampil mengumumkan kedatangan Kerajaan Surga dan menyerukan agar orang bertobat. Dalam bahasa sekarang, seruan ini sama ajakan untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam diri kita dan dunia sekitar. Nada penuh berharap dalam bacaan pertama, Yes 11:1-10, dapat membantu memahami warta tadi. Di situ dinubuatkan kedatangan Raja Damai keturunan Isai (ayah raja Daud; leluhur Yesus juga. Lihat Mat 1:5-6 Luk 3:32). Raja itu akan memperoleh kebijaksanaan (Yes 11: 1-2) untuk menegakkan keadilan (ay. 3-5) dan merukunkan mereka yang biasanya saling bermusuhan (ay. 6-9) dan dengan demikian ia menjadi pangkal harapan orang banyak (ay. 10).


TELAH DIUMUMKAN JAUH-JAUH HARI


GUS: Matt, selamat datang! Langsung tanya, dari mana kauperoleh bahan mengenai Yohanes Pembaptis itu?


MATT: Dari diktat Mark - eh, bagi kalian Injil Santo Markus. Tapi kuolah kembali. Kuperjelas dengan bahan tambahan dari sumber lain, misalnya kata-kata Yohanes Pembaptis sendiri dalam ay. 2: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!" yang tak dituliskan Mark. Ia mengatakan Yohanes memberitakan baptisan tobat untuk pengampuan dosa (Mrk 1:4) tanpa menyebut Kerajaan Surga sudah dekat, yang dikatakan oleh Yesus sendiri (Mrk 1:15, "Kerajaan Allah"; dibicarakan di bawah).


GUS: Ajakan Yohanes Pembaptis kok sama dengan yang diucapkan Yesus yang juga kautulis dalam Mat 4:17, sejajar dengan Mrk 1:15 tadi.


MATT: Kontinuitas, kawan, kontinuitas itu wajar! Orang hidup bukan asal ganti panutan. Warta Yesus itu melanjutkan dan melaksanakan hal-hal yang sudah disampaikan pendahulunya. Akan kita lihat nanti Yesus mengajar orang zamannya agar sampai pada inti Taurat, yakni ajaran-ajaran sudah jadi menjadi pegangan hidup turun-temurun. Ia mengajak orang merasukinya dan tidak tinggal di luar-luarnya.


GUS: Eh, kita kan bicara mengenai Yohanes Pembaptis dan belum tentang Yesus.


MATT: Yohanes Pembaptis kutampilkan sebagai sebagai suara yang berseru di padang gurun agar disiapkan jalan yang rata bagi dia yang akan datang itu (Yes 40:3). Yang sedang dinanti-nantikan itu akan datang dan memimpin kembali orang-orang ke dalam Kerajaan Surga lewat jalan yang rata tadi. Malah Mark menyisipkan nubuat yang sebenarnya berasal dari Maleakhi 3:1 "Lihatlah, aku menyuruh utusanKu mendahuluimu...." Utusan itu ialah Yohanes.


GUS: Banyak ahli mengatakan, kau tidak ikut mengutip ayat itu dengan alasan mau merapikan tulisan Mark yang menggabungkan ayat Maleakhi tadi bersama dengan kutipan dari Yesaya.


MATT: Coba tanya Luc saja deh, dia kan juga tidak mengutip Maleakhi (Luk 3:4-6).


GUS: Tapi Luc mengutip lebih, yakni Yes 40:3-5, bukan hanya ay. 3 seperti kamu.


MATT: Ia menulis bagi orang-orang yang tidak amat mengenal tulisan para nabi. Jadi kutipan itu diperluasnya supaya konteksnya jelas. Tetapi pembacaku dulu sudah cukup tahu Kitab Suci dan tak butuh diberi banyak-banyak. Yang penting mereka mengerti bahwa Yohanes datang dengan wibawa dari atas sana. Kalau ditengok kembali, memang sosok besar tidak tampil begitu saja, kata orang zaman sekarang, ada kredensialnya. Kedatangan Yesus dimaklumkan Yohanes Pembaptis. Dia sendiri diwartakan oleh Yesaya sang Nabi besar itu.


DISERTAI KEKUATAN-KEKUATAN DARI ATAS

GUS: Matt, mau tahu nih, sebetulnya, seruan dalam ayat-ayat Yesaya itu ditujukan kepada siapa?


MATT: Apa belum tahu?


GUS: Soalnya, dalam Yes 40:1-2 yang tidak ikut kaukutip, ada seruan Yang Mahakuasa kepada makhluk-makhluk ilahi agar mereka menghibur umatNya dan menyadarkan mereka bahwa hukuman mereka telah selesai. Apa bagimu ayat yang kauambil alih itu (Yes 40:3) masih juga menghimbau kekuatan-kekuatan itu agar menyiapkan jalan dan meluruskannya - bukan kepada manusia?


MATT: Tentu saja! Yohanes malah menggemakan seruan Yang Mahakuasa sendiri kepada kekuatan-kekuatan surgawi tadi. Yohanes akrab dengan mereka. Orang datang kepadanya minta dibaptis sebagai tanda bertobat dan agar disertai kekuatan-kekuatan tadi menemukan kembali jalan yang lurus.


GUS: Dalam kesempatan itu Yohanes juga mengatakan, akan datang orang "yang lebih berkuasa" dan yang akan membaptis dengan Roh Kudus dan api, tidak seperti dia yang membaptis dengan air. Penjelasannya?


MATT: Air membersihkan yang menempel di luar. Baptisan Yohanes melepaskan beban-beban rohani. Baptisan yang diberikan Yesus membuat orang bisa melangkah ringan, seperti dibawa Roh Kudus, dan membersihkannya sampai sedalam-dalamnya, seperti api memurnikan barang campuran. Ini arti baptisan dengan Roh Kudus dan api. Yohanes menambahkan, dia yang akan datang itu akan menyendirikan yang berisi Roh dari yang kosong, seperti orang menampi gandum dan memisahkannya dari sekam (ay. 12).


GUS: Ketika berkata bahwa ia tak layak "membawa kasutnya", apakah Yohanes mau merendah?


MATT: Gini, bagi orang Yahudi, "membawa kasut" atau tindakan yang sehubungan dengan itu, "membuka tali kasut" yang muncul dalam tulisan Mark, Luc dan Oom Hans (Mrk 1:7 Luk 3:16 Yoh 1:27) itu kiasan yang berasal dari praktik hukum adat bertindak sebagai orang "yang diberi kuasa" bila orang yang berwenang terhalang. Yohanes hendak mengatakan, dirinya tak layak menerima kuasa mewakili Yesus!


GUS: Bisa kuteruskan penjelasan ini ke umat? Membantu.


MATT: Kami dulu berusaha mengartikan perkara-perkara yang mereka alami serta merumuskannya dalam cara bicara orang yang kami layani. Memang penting mengartikan pengalaman dan merumuskannya kembali dengan bahasa yang bisa dimengerti. Jangan buat umat terombang-ambing pembicaraan ini atau itu.


KERAJAAN SURGA


Kata Yunani "basileia", yang biasa diterjemahkan sebagai "Kerajaan", dipakai untuk membicarakan wibawa seorang raja, termasuk juga orang-orang yang mengakui kuasanya, bukan hanya terbatas pada gagasan wilayah seperti bila kita berbicara mengenai "kerajaan Majapahit" misalnya. Istilah Inggris "kingdom" sebenarnya tidak amat tepat, banyak yang lebih suka memakai pengertian "reign". Tapi agar tidak memperumit perkaranya, kita pakai saja "Kerajaan Surga" dengan sekadar penjelasan.


GUS: Kembali ke pokok yang tadi sudah sedikit kita bicarakan. Yohanes berseru bahwa "Kerajaan Surga" sudah dekat (Mat 3:2). Injil lain lebih memakai "Kerajaan Allah". Kau menyebutnya Kerajaan Surga, untuk menghormat, begitukah?


MATT: Kalau mau dibilang menghormat boleh saja. Tapi ada yang lebih penting. Dengan mengatakan Kerajaan Surga, jadi lebih jelas bahwa kenyataan yang dimaksud itu bukan dari dunia sini. Orang tidak perlu mengimpikan bahwa sebentar lagi akan terwujud pemerintahan di bumi dengan Mesias dari Allah sebagai pucuk pimpinannya. Ini masalah kami dulu. Ada sementara pihak yang mengira Yesus akan mendirikan pemerintah baru lengkap dengan pasukannya segala. Apa di zaman kalian tak ada kecenderungan seperti itu?


GUS: Apa dampaknya bagi kehidupan yang di sini sekarang?


MATT: Ah, diskusikan soal itu dengan dosen teologi sosial, mereka lebih tahu daripada penulis Injil. Tapi kalau boleh kukatakan, justru karena tidak masuk dalam sistem dunia ini maka kehadiran Kerajaan tadi dapat menjadi arahan batin orang yang mau bekerja sama meluruskan bumi ini. Eh, tergoda aku oleh gagasan menyelaraskan langkah dengan yang di atas sana itu, mengarah sama dengan yang di arah yang di atas sana itu, gitu dah ibaratnya.


GUS: Lewat baptisan roh dan api dalam pengertian yang kaujelaskan di atas?


MATT: Tentu saja, asal tidak begitu saja diartikan menjadi membaptis orang! Tapi ah tak usah kucampuri urusan pengaturan agama. Injil kan sumber inspirasi.


TUMBUH DAN BERBUAH


Masih sempat kami diskusikan kata-kata keras Yohanes Pembaptis terhadap orang Farisi dan orang Saduki yang datang minta ikut dibaptis (Mat 3:7-10). Kepala mereka seolah-olah diguyur air dingin supaya tidak mimpi bakal bisa lepas dari murka Tuhan kelak. Status keturunan Abraham bukan jaminan agar selamat. Yang perlu diusahakan, seperti ditegaskan sang Pembaptis (ay. 8) yakni, "...hasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan!" Kiasan menghasilkan buah itu amat dalam maknanya. Pertobatan saja belum cukup, meniatkan yang baik masih perlu tumbuh terus menjadi pohon, berbunga, mekar dan berbuah, tidak mandek, mandul, kopong dan mengering. Bila tak menghasilkan buah, pohonnya hanya akan dikapak sampai ke akar-akarnya dan dimusnahkan (ay. 10). Ini peringatan bagi mereka yang picik batinnya, yang tak punya kepedulian yang sungguh akan hadirnya Yang Ilahi. Mereka itu orang-orang yang tidak mau membiarkan-Nya datang merasuki batin serta menumbuhkan niat untuk berbuah.


Salam hangat,

A. Gianto

Sabtu, 04 Desember 2010 Hari Biasa Pekan I Adven

Sabtu, 04 Desember 2010
Hari Biasa Pekan I Adven

Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat <--> Matius 10:7

Doa Renungan

Allah Bapa yang maha pengasih dan penyayang, kami bersyukur atas kasih karunia yang boleh kami rasakan pagi ini. Ya Bapa hari ini Engkau berpesan agar kami mewartakan bahwa kerajaan surga sudah dekat, demikian juga agar kami mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit. Berilah kebijaksanaan kepada kami agar senantiasa melakukan kehendak-Mu terutama dalam membagikan rahmat yang telah kami terima. Doa ini kami panjatkan dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Nabi Yesaya menegaskan bahwa Tuhan, Allah Israel adalah Allah yang penuh belas kasih. Ia akan melakukan apa yang terbaik bagi umat-Nya. Dan lagi, tatkala mendengar seruan dan permohonan umat-Nya, Ia akan segera menjawab.

Bacaan Pertama (Yes 30:19-21.23-26)

L. Pastilah Tuhan mengasihi kalian apabila kalian berseru-seru.

Pembacaan dari Kitab Yesaya


Beginilah firman Tuhan, Yang Mahakudus Allah Israel, "Hai bangsa di Sion yang mendiami Yerusalem, kalian tidak akan terus menangis. Pastilah Tuhan akan mengasihani kalian, apabila kalian berseru-seru. Begitu mendengar teriakmu Ia akan menjawab. Walaupun Tuhan memberi kalian roti dan air serba sedikit, namun Gurumu, tidak akan menyembunyikan diri lagi. Kalian akan terus melihat Dia dan entah kalian menyimpang ke kanan entah ke kiri, sabda-Nya ini akan kalian dengar dari belakangmu, "Inilah jalannya, ikutilah jalan ini!" Pada waktu itu Tuhan akan mencurahkan hujan bagi benih yang baru kalian taburkan di ladang, dan dari hasil tanah itu kalian akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah. Pada waktu itu ternakmu akan merumput di padang rumput yang luas. Sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak. Dari setiap gunung yang tinggi dan dari setiap bukit yang menjulang akan memancar sungai-sungai pada hari pembunuhan yang besar, apabila menara-menara runtuh. Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik, dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya tujuh hari, pada waktu Tuhan membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas-bekas pukulan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan (Mzm 147:1-2.3-4.5-6)
Ref. Berbahagialah orang yang menanti-nantikan Tuhan.
Ayat.
1. Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji Dia. Tuhan membangun Yerusalem, Ia menghimpun orang-orang Israel yang tercerai-berai.
2. Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati, dan membalut luka-luka mereka. Ia menentukan jumlah bintang-bintang, masing-masing dipanggil dengan menyebut namanya.
3. Besarlah Tuhan kita dan berlimpahlah kekuatan-Nya, kebijaksanaan-Nya tidak terhingga. Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi orang-orang fasik direndahkan-Nya ke tanah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Inilah Raja kita, Tuhan semesta alam. Ia datang membebaskan umat-Nya.

Yesus mengajar dan mewartakan Injil Kerajaan Allah. Ia juga menyembuhkan segala penyakit dan kelemahan. Selanjutnya, Yesus memberikan kuasa kepada para murid-Nya untuk melakukan hal yang sama: mengusir roh-roh jahat, menyembuhkan segala penyakit dan kelemahan.

Bacaan Injil (Mat 9:35 - 10:1.6-8)

I. Melihat orang banyak itu, tergerak hati Yesus oleh belas kasihan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius


Sekali peristiwa Yesus berkeliling ke semua kota dan desa. Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak yang mengikuti-Nya, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit. Maka mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." Lalu Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit serta segala kelemahan. Yesus mengutus mereka dan berpesan, "Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel! Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit, bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kalian telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berikanlah pula dengan cuma-cuma.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus melakukan segala hal untuk membagi kasih Tuhan kepada manusia. Membagi kasih merupakan proyek besar yang melibatkan banyak orang pilihan. Orang yang dipilih untuk proyek kasih adalah mereka yang mempunyai hati seperti Yesus sendiri, yakni yang tergerak oleh belas kasihan. Tuhan memberikan kepada kita semua kemampuan untuk mengasihi, sayangnya tidak banyak yang menyadari anugerah yang agung itu sehingga proyek kasih Tuhan selalu kekurangan tenaga.

Keprihatinan akan kurangnya pekerja di kebun anggur Tuhan bukan hanya keprihatinan manusia, melainkan juga keprihatinan Putra Allah sendiri. Bagi Yesus, keprihatinan itu seharusnya menjadi ”jembatan emas” yang menghubungkan kita dengan Tuhan karena yakin bahwa Tuhan sendirilah yang akan mengirim pekerja-pekerja yang pantas dan layak untuk tuaian-Nya. Kita harus berdoa agar Tuhan membuka hati umat-Nya untuk menjadi pekerja-Nya, yakni pembagi kasih dan penyebar rahmat. Berdoalah senantiasa: ”Pastilah Tuhan akan mengasihani engkau apabila engkau berseru-seru. Begitu mendengar teriakanmu, Ia akan menjawab” (Yes 30:19).

Kita juga harus membuka hati dan merelakan diri kita ketika Tuhan yang meminta kita untuk menjadi pekerja-Nya. Biasanya, buah pertama dari doa adalah pendoa itu sendiri. Janganlah kita mengelak panggilan Tuhan yang menghendaki kita menjadi pekerja-Nya.

Janganlah kita sendiri yang menggagalkan doa kita dengan menunjuk kepada diri orang lain saja sebagai pekerja Tuhan, sedangkan kita sendiri hanyalah penikmat rahmat, dan bukan pelaksana perutusan. Mau tunggu apa lagi? Ayo, bekerjalah di proyek kasih-Nya.

Ya Tuhan, kirimkanlah kepadaku pekerja-pekerja untuk membagikan rahmat dan mewartakan kasih-Mu. Bukalah juga hatiku agar siap sedia menjadi utusan-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Santo Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung karya misi


Santo Fransiskus Xaverius
Imam dan Pelindung karya misi


Fransiskus Xaverius dikaruniai otak yang cerdas, sehingga dapat belajar dengan mudah. Ia masuk Universitas Paris dan dalam usia 28 tahun berhasil menjadi mahaguru. Orangtuanya seorang bangsawan kaya. Lingkungan pergaulannya adalah kaum terpelajar dan terkemuka Paris. Oleh sebab itu karier Fransiskus gemilang. Tapi "Apa gunanya manusia mendapatkan seluruh dunia, jika kehilangan jiwanya?" Inilah pertanyaan yang diulang-ulang oleh mahasiswa sebangsanya Ignasius Loyola. Pertanyaan ini mengusik hati Fransiskus dan membuka babak baru dalam lembaran hidupnya, sehingga pada suatu saat ia menyerah dan menjadi salah satu dari ketujuh anggota Serikat Jesus pertama. Pada tahun 1534 mereka berjanji di hadapan Tuhan untuk mengabdikan hidup mereka demi pentobatan orang tak beriman dan penyelamatan jiwa.

Tahun 1541 Fransiskus bersama dua rekan Portugis diutus ke Goa, India. Di tempat baru ini ia segera memulai karya misi dan bergerak menyusuri India Selatan dan Sri Langka. Puluhan ribu orang bertobat menjadi orang Kristen yang baik. Buah karyanya mengagumkan. Penderitaan orang pribumi yang ditimbulkan oleh tingkah penguasa sebangsa maupun penjajah "selalu menggores pedih di hatiku", kata Fransiskus pada suatu saat.

September 1545 di akhir bulan: Penduduk Malaka berbondong-bondong ke pantai menyambut 'Padre yang suci' dengan meriah dan gembira. Perbuatan-perbuatan baik dan ajaib yang dilakukannya di India sudah tersebar di Malaka. Fransiskus, nama Padre termasyur itu, sebenarnya singgah di Malaka hanya dengan maksud mencari kapal yang dapat membawanya ke Makasar. Sebab, di India ia mendengar (1545) dari tiga pemuda Makasar, bahwa daerah ini dapat ditobatkan. Rakyat akan emeluk
agama Katolik asal seorang imam diutus ke sana.

Selama tiga bulan di Malaka, Fransiskus memanfaatkan waktunya untuk menyegarkan akhlak dan kehidupan perkawinan penduduk Malaka, yang sangat merosot oleh karena kekayaan yang berlimpah-ruah. Fransiskus menjadi sahabat kaum Portugis dan rakyat Melayu. Mereka menghormatinya sebagai orang saleh. Ia berkhotbah dan rajin mengajar orang-orang yang sudah lama tidak mendapatkan pemeliharaan jiwa yang baik. Gna menunjang karya misinya, ia belajar bahasa Melayu dan menterjemahkan doa-doa penting dengan menambah sedikit keterangan.

Hari pertama tahun 1546: Fransiskus berlayar dengan kapal dagang ke pulau Ambon. Ia mencatat: "Para pelaut meminta seluruh waktuku dari pagi sampai malam: terus-menerus mendengarkan pengakuan dosa, mengunjungi orang sakit, memberikan sakramen-sakramen dan penghiburan rohani kepada mereka yang akan meninggal, dan sering pula berkhotbah. selama masa puasa saya kerjakan itu.... Pulau Ambon banyak penduduknya, di antaranya tujuh desa yang beragama Kristen. Begitu tiba, saya mengunjungi desa-desa itu dan memberikan Sakramen Permandian kepada anak-anak yang belum menerimanya. Kira-kira 390 mil dari situ terdapat suatu negeri, Pantai Moro namanya. Konon, di sana banyak orang Kristen yang sama sekali belum mendapatkan pelajaran agama. Saya akan pergi ke sana secepatnya. Saya menulis laporan ini supaya kamu tahu, betapa kamu dibutuhkan di sini. Memang saya sadar, bahwa kamu diperlukan di India juga, tapi pulau-pulau ini sangat membutuhkan pertolongan yang lebih besar lagi..." Fransiskus mempermandikan kira-kira 1000 orang Ambon dan mempersiapkan kedatangan imam-imam baru. Lalu ia menuju Ternate (Juli 1646).

Setiap pagi Fransiskus berkhotbah kepada saudagar-saudagar Portugis, yang selurh pikirannya dijejali oleh rempah-rempah dan wanita. Malam hari ia mengumpulkan orang-orang berbahasa Melayu, melatih mereka baik-baik untuk mengerti dan menghafalkan doa-doa dan menyanyi cerita-cerita Kitab Suci. Tentang hasil jerih payahnya ia menulis: "Syukur kepada Allah! Di Ternate ini sudah menjadi kebiasaan, anak lelaki di jalan-jalan dan anak perempuan serta wanita di rumah, para buruh di perkebunan dan nelayan di laut, siang-malam menyanyikan lagu suci, bukan lagi nyanyian-nyanyian kotor. Mereka senang menyanyikan Aku Percaya, Bapa Kami, Salam Maria, Kesepuluh Perintah Allah, Perbuatan-perbuatan Belaskasih, Pengakuan Dosa Umum serta banyak lagu dan doa seperti ini. Mereka itu, baik yang baru bertobat maupun yang masih kafir, menyanyi dalam bahasa mereka sendiri.

Syukur kepada Allah, bahwa saya dengan cepat disukai, baik oleh orang Portugis di pulau ini maupun oleh orang pribumi yang beragama Kristen dan yang bukan!" Setelah Fransiskus mengatur kedatangan pengganti-penggantinya, ia kembali ke Malaka lalu menuju Jepang. Ia bekerja dua tahun di Jepang dengan hasil yang menggembirakan. Kemudian ia mengalihkan perhatiannya ke Tiongkok, sebuah negara besar yang pada waktu itu tertutup bagi orang asing. Ia didaratkan oleh sebuah kapal Portugis di pulau Sancian, di depan muara sungai Chukiang. Di sana ia menunggu jemputan perahu jung yang bersedia menyelundupkannya ke daratan Tiongkok. Tetapi ia jatuh sakit dan dalam waktu dua minggu meninggal di sebuah gubug, ditemani hanya oleh seorang Tionghoa muda yang telah menemani dia dari Goa. Fransiskus dipanggil Tuhan pada usia 46 tahun, Jenazahnya diantarkan ke Goa dan dimakamkan di sana sampai sekarang.

Fransiskus Xaverius (1506-1552) lahir di Navarra (Spanyol) dan meninggal di Sancian (Tiongkok). Ia dinyatakan sebagai pelindung Gereja di tanah misi.


Sumber: Ensiklopedi Orang Kudus

Jumat, 03 Desember 2010 Jumat Pertama Dalam Bulan :: Pesta Santo Fransiskus Xaverius Imam dan Pelindung karya misi

Jumat, 03 Desember 2010
Jumat Pertama Dalam Bulan
Pesta Santo Fransiskus Xaverius
Imam dan Pelindung karya misi

Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya. <--> 1Kor 9:23

Doa Renungan


Tuhan Yesus Kristus yang maha pengasih, Engkaulah tuntunan hidup kami. Hari ini kami merayakan pesta Santo Fransiskus Xaverius abdi-Mu yang tekun dan setia dalam mewartakan kabar gembira. Ya Yesus hari ini Engkau bersabda, Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Buatlah kami juga sama seperti Santo Fransiskus Xaverius yang tekun dan setia mewartakan kabar gembira tidak hanya melalui kata-kata kami tapi juga melalui setiap tindakan kami. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Orang beriman dipanggil untuk mencari kehendak Tuhan. Orang yang demikian niscaya akan rendah hati. Paulus pun tidak memegahkan dirinya sendiri karena hidupnya selalu ada dalam genggaman Tuhan. Hidupnya penuh empati dengan orang-orang di sekitarnya. Banyak orang mengikuti pengajarannya dan mengalami keselamatan Tuhan yang melimpah ruah.

Bacaan Pertama (1Kor 9:16-19.22-23)

L. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus

Saudara-saudara, jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Seandainya aku melakukan pemberitaan itu atas kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan atas kehendakku sendiri, pemberitaan itu merupakan tugas yang ditanggungkan Allah kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa imbalan, dan bahwa aku tidak menuntut hakku sebagai pemberita Injil. Sesungguhnya aku bukan hamba siapa pun. Meskipun begitu, aku menjadikan diriku hamba semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian di dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4 PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil.
Ayat. (Mzm 117:1.2; R: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, la = e, 4/4, PS 958

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 28:19-20)
Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman

Kabar gembira keselamatan Allah ditawarkan kepada semua orang. Orang yang menanggapinya akan selamat dan bahagia. Memang keselamatan Allah memerlukan kerjasama dari pihak manusia. Sakramen baptis menjadi tanda pemenuhan rahmat keselamatan ini. Namun rahmat ini perlu terus dipelihara dan dikembangkan sehingga mampu berdayaguna bagi semua orang.


Bacaan Injil (Mrk 16:15-20)

I. Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada ke sebelas murid, dan berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekali pun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Injil itu firman Allah, suatu kabar sukacita dari Allah. Agar bisa dipahami oleh banyak orang, Injil perlu diterjemahkan dalam hidup sehari-hari. Setiap kata dan perbuatan kita yang baik dan benar, membawa kegembiraan dan kelegaan bagi sesama menjadi kabar sukacita. Kita tidak hanya mewartakan tetapi menjadi kabar sukacita itu sendiri.

Doa Malam

Tuhan Yesus, terimakasih atas segala perhatian yang Engkau berikan kepadaku hari ini. Semoga aku dapat membalas kasih-Mu dalam kehidupanku. Amin.


RUAH

Kamis, 02 Desember 2010 Hari Biasa Pekan I Adven

Kamis, 02 Desember 2010
Hari Biasa Pekan I Adven

Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. <--> Yesaya 26:4

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, terimakasih atas anugerah hidup yang masih Engkau berikan kepadaku. Ajarlah aku hari ini untuk mengenal kehendak Bapa, agar aku boleh melakukannya dengan hati penuh syukur dan pujian, serta hati yang terbuka untuk dibentuk sesuai dengan kehendak-Mu. Tuhan, terimakasih. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (26:1-6)

"Bangsa yang benar dan tetap setia biarlah masuk."

Pada masa itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda: "Kita mempunyai kota yang kuat! Tuhan telah memasang tembok dan benteng untuk keselamatan kita. Bukalah pintu-pintu gerbangnya, agar masuklah bangsa yang benar dan yang tetap setia. Engkau menjaga orang yang teguh hatinya dengan damai sejahtera, sebab ia percaya kepada-Mu. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. Kota-kota di atas gunung telah ditaklukkan-Nya; benteng-benteng yang kuat telah dirobohkan-Nya, diratakan-Nya dengan tanah dan dicampakkan-Nya menjadi debu. Kaki orang-orang sengsara dan telapak orang-orang lemah akan menginjak-injaknya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 118:1.8-9.19-21.25-27a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada insan! Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Bukakan aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
3. Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali pada tanduk-tanduk mezbah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Carilah Tuhan, selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya, selama Ia dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:21.24-27)



"Barangsiapa melakukan kehendak Bapa akan masuk Kerajaan Allah."

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan! Tuhan' akan masuk kerajaan surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Semua orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Tetapi rumah itu tidak roboh sebab dibangun di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Maka robohlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kita mencari ketenteraman hidup dan kebahagiaan. Namun, tidak jarang kita menyibukkan diri dengan hal-hal yang kurang mendasar dan yang tidak mendukung pemenuhan pencarian kita. Maka, sulitlah bagi kita untuk meraih kebahagiaan.

Yesus memberikan suatu patokan yang sederhana, ringkas, dan pasti untuk menggapai suatu kebahagiaan yang kekal. Mau masuk Kerajaan Surga? Jalan yang harus ditempuh oleh manusia ialah melakukan kehendak Bapa. Orang beriman harus menyelaraskan doanya dengan perbuatannya, serta memadukan perkataannya dan tindakannya. Hidup yang membahagiakan haruslah berasal dari kekayaan hubungan masing-masing pribadi dengan Tuhan yang mempunyai hati sebagai seorang Bapa. Kalau manusia tidak memiliki iman seperti ini, dia kehilangan sesuatu yang tidak tergantikan dalam hidupnya, dan itu berdampak besar sekali bagi seluruh perjuangannya untuk menggapai kebahagiaan.

Kriteria untuk memahami apakah kita sedang melakukan kehendak Bapa atau tidak ialah dengan menimbang hidup kita dengan menggunakan neraca kasih. Tuhan menghendaki kita melakukan perbuatan kasih, bukan persembahan. Dia menuntut kasih dari kita karena kita adalah anak-anak Kasih. Kalau orang mengasihi, ia sudah memiliki segalanya untuk mencapai kebahagiaan, hidupnya pun sekokoh karang.

Ya Tuhan, ajarilah aku anak-anak-Mu untuk melakukan kehendak-Mu agar bahagialah hidupku. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy