| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 29 Desember 2010 Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Rabu, 29 Desember 2010
Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Mzm 143:8

Doa Pagi

Allah yang baik, hari baru telah Kauserahkan kepadaku dan rahmat-Mu cukup bagiku sebagai bekal karyaku hari ini. Perintah-Mu agar cinta kasih senantiasa kubawa dan kulaksanakan menjadi peganganku baik di kala sehat atau sakit atau pun bila nanti aku menghadapi sesuatu di luar dugaanku. Tuhan, Engkaulah peganganku. Amin.

Orang akan mampu mengasihi seseorang dengan tulus ikhlas bila ia cukup mengenal orang yang dikasihinya. Orang beriman akan mampu mengasihi Allah bila ia telah mengenal-Nya dengan benar. Pengenalan ini memungkinkan manusia menuruti segala perintah-Nya dengan mudah. Ia sudah hidup di dalam terang Allah. Ia mudah mengasihi dan mengampuni sesamanya.

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes (2:3-11)

"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang."


Saudara-saudara terkasih, inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata “Aku mengenal Allah”, tetapi tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan tidak ada kebenaran di dalam dia. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah. Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Saudara-saudara terkasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu; perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang melenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya, ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Tuhanlah yang menjadikan langit, keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kristuslah cahaya yang menerangi para bangsa. Dialah kemuliaan bagi umat Allah.

Maria dan Yusuf adalah orang-orang saleh yang taat kepada kehendak Tuhan. Mereka pun sadar bahwa Yesus anaknya adalah Anak Allah yang Mahatinggi. Mereka mempersembahkan Yesus kepada Allah Bapa-Nya, sesuai hukum Taurat. Simeon menerima-Nya dan bersyukur telah melihat terang keselamatan Allah. Ia mengalami kelegaan dan siap untuk menghadap Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-35)

"Kristus cahaya para bangsa."

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada diatasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Orangtua bertanggungjawab terhadap perkembangan hidup dan iman anak-anaknya. Mandat yang besar ini berasal dari Tuhan sendiri. Tiap orangtua perlu mengingat kembali janji-janji perkawinannya. Seorang anak dibiasakan dan dikenalkan pada hidup rohani sejak dini. Maria dan Yusuf memberikan teladan dengan mempersembahkan Yesus di Bait Allah.

RUAH

Selasa, 28 Desember 2010 Pesta Kanak-kanak Suci, Martir

Selasa, 28 Desember 2010
Pesta Kanak-kanak Suci, Martir

"Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu." (Mat 2:16)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, hari ini kami memperingati pengorbanan para martir-Mu yang kecil dan suci. Bayi-bayi yang tak bersalah meluhurkan kelahiran baru bagi umat manusia tidak saja dengan madah pujian namun memuji-Mu dengan darah mereka. Semoga iman yang kami akui dengan perkataan kami, kami wujud nyatakan dalam hidup kami, sehingga hidup kami menjadi pujian bagi-Mu untuk selamanya. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Yohanes mengungkapkan bahwa Allah adalah terang, dan di dalam Dia tidak ada kegelapan. Itulah sebabnya, segala dosa harus diakui dalam kesadaran bahwa Allah mengetahui segalanya .

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:5-2:2)

"Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa."

Saudara-saudara terkasih, inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa. Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Allah adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata bahwa bahwa kita tidak berbuat dosa, maka kita membuat Allah menjadi pendusta, dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa; namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil. Dialah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap.
Ayat. (Mzm 124:2-3.4-5.7b-8)
1. Jika bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu.
3. Jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu barisan para martir berkurban dengan mempertaruhkan nyawa.

Raja Herodes mencoba untuk membunuh Kanak-Kanak Yesus. Hal itu terjadi karena dia gagal untuk melihat bahwa di dalam diri Anak itu terletaklah harapan keselamatan umat manusia. Yesus, Maria dan Yusuf harus mengungsi ke Mesir, dan kemudian akan kembali dan menetap di Nazaret.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (2:13-18)

"Herodes menyuruh agar semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya dibunuh."

Setelah orang-orang majus yang mengunjungi bayi Yesus di Betlehem itu pulang, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi. Malaikat itu berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya! Larilah ke Mesir, dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh.” Maka Yusuf pun bangunlah. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya, ‘Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku’. Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, sangat marahlah ia. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yeremia: Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat memilukan; Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Kehadiran seorang pembawa damai kerap menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang congkak dan arogan. Kedatangan Yesus, Sang Raja Damai, menyebabkan kekacauan besar dalam diri Herodes. Anak-anak yang tidak bersalah menjadi korban kekejamannya hanya karena ingin memastikan bahwa Yesus termasuk di antara anak-anak tersebut.

Perjalanan sejarah bangsa manusia pada setiap zaman diwarnai dengan korban dari pihak orang kecil dan tak berdaya, bahkan orang tak berdosa juga, seperti kanak-kanak suci itu. Kita bisa saja mengklaim diri bahwa kita lebih baik dari Herodes yang bejat itu. Benarkah demikian? Kalau kita selalu memprioritaskan diri kita sambil mengorbankan sesama di sekitar kita, apakah kita lebih baik daripada Herodes? Kalau kita selalu mencari kambing hitam dalam kehidupan, menimpakan kesalahan kepada anggota keluarga atau kerabat kita yang lemah dan tak berdaya, apakah kita masih lebih baik daripada Herodes? Kalau kita menelantarkan orang-orang yang berada dalam tanggung jawab kita, apakah kita belum pantas untuk menyejajarkan diri kita dengan Herodes?

Ya Tuhan, kekanglah sikapku yang serakah dan arogan ini, agar aku dapat memperlakukan sesamaku dengan sepantasnya. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 27 Desember 2010 Pesta St Yohanes, Rasul Penginjil

Senin, 27 Desember 2010
Pesta St Yohanes, Rasul Penginjil

Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar <-->Mat 13:16

Doa Renungan

Allah Bapa penggerak dunia, Engkau mengutus Roh Kudus untuk menjadi semangat para murid Putra-Mu. Berilah juga kepadaku Roh-Mu agar aku pun beroleh semangat dan ketekunan dalam tugas dan pelayanan kami hari ini, dari permulaan hingga akhirnya. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:1-4)

"Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu."

Saudara-saudara terkasih, apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami; yakni firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya! Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa, dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus. Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita. Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil, do = f, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan, kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:2-8)

"Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur."

Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; ia melihatnya dan percaya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Merasa dikasihi merupakan suatu pengalaman yang penting dan mendasar dalam kehidupan seseorang. Rasa itu bisa memacu seseorang untuk melakukan yang terbaik bagi orang yang mencintainya. Yohanes—Rasul dan Penginjil—mengalami dirinya dikasihi oleh Tuhan Yesus. Karena itu, apa pun yang berkaitan dengan Yesus pasti dilakukannya. Dia tidak gentar akan bahaya yang mungkin saja menimpa dirinya, asalkan dia bisa menjadi saksi mata dari setiap peristiwa penting yang dialami oleh Yesus. Bahkan, kesaksian-kesaksian akan hidup Yesus dikumpulkannya sehingga menjadi Injil suci yang memberi inspirasi bagi semua orang yang mencari Allah dalam nama Yesus dan percaya kepada-Nya.

Kita pun mempunyai pengalaman pribadi dengan Tuhan. Kalau kita mengalami bahwa Tuhan selalu mengasihi kita, maka kita pasti rela melakukan apa pun untuk Tuhan. Kiranya kita belum menyadari secara sungguh-sungguh bahwa kita dicintai oleh Tuhan dengan kasih yang kekal, maka kita bisa mudah menyerah apabila menghadapi pilihan hidup yang berisiko bagi kita. Kalau kita kurang mengalami kasih Tuhan, maka tidaklah mudah bagi kita untuk mengasihi sesama kita.

Yohanes telah mengalami kasih Tuhan dan membagikan kasih itu kepada sesama. Marilah kita mencontoh hidupnya yang dikasihi Tuhan dengan kasih yang kekal dan mengasihi sesama dengan kasih yang total.

Ya Tuhan, kasihilah aku dengan kasih-Mu yang sempurna. Bantulah aku untuk mengasihi Engkau dan mengasihi sesamaku dengan kasih-Mu sendiri. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Renungan Seputar Natal 2010

Untuk Renungan 22-26 Desember 2010 silahkan klik link dibawah ini sesuai dengan tanggal Bacaan - Renungan yang ingin anda baca.

Rabu, 22 Desember 2010 Hari Biasa Khusus Adven

Kamis, 23 Desember 2010 Hari Biasa Khusus Adven

Jumat, 24 Desember 2010 Hari Biasa Khusus Adven

Jumat, 24 Desember 2010 Sore Menjelang Hari Natal (Vespertina Natal)

Jumat, 24 Desember 2010 Hari Raya Natal (Malam Natal)
Sabtu, 25 Desember 2010 Hari Raya Natal (Pagi/Fajar)
Sabtu, 25 Desember 2010 Hari Raya Natal (Siang)


Minggu, 26 Desember 2010 Pesta Keluarga Kudus & Pesta St. Stefanus, Martir Pertama


untuk renungan hari sebelumnya silahkan cari di arsip atau search engine di sebelah kanan atas


Renungan lainnya:

RENUNGAN NATAL: Bela Rasa, Jati Diri Manusia Sejati (Mgr I Suharyo)

"Aku siap, karena aku orang yang terpilih -yang dirahmati dan disertai Allah"

Yesus Sang Terang Keluarga

YESUS, SANG TERANG KELUARGA

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan,
“Selamat Natal”. Perayaan Natal tahun 2010 adalah Natal untuk keluarga. Dalam masa Adven, masing-masing keluarga mempersiapkan diri dengan “Belajar dari keluarga kudus Nazaret untuk menumbuhkembangkan kasih dalam keluarga”. Dengan “belajar” dari keluarga kudus Nazaret, kita berharap setiap keluarga Katolik memperbaharui diri sehingga hidup dalam Yesus, Sang Terang yang menjadi manusia.

Pasangan suami-istri adalah garwo (sigaraning nyawa= belahan jiwa). Persekutuan hidup dan kasih suami-istri yang mesra, yang diadakan oleh Sang Pencipta dan dikukuhkan dengan hukum-hukumnya, dibangun oleh janji pernikahan atau persetujuan pribadi yang tak dapat ditarik kembali. Demikianlah karena tindakan manusiawi, yakni saling menyerahkan diri dan saling menerima antara suami dan istri, timbullah suatu lembaga yang mendapat keteguhannya, juga bagi masyarakat, berdasarkan ketetapan ilahi. Ikatan suci demi kesejahteraan suami-istri dan anak maupun masyarakat itu, tidak tergantung dari kemauan manusiawi semata-mata. Allah sendirilah Pencipta perkawinan, yang mencakup pelbagai nilai dan tujuan (GS 48). Saling menyerahkan diri dan saling menerima mengandaikan keterbukaan dan kejujuran dengan pasangan. Inilah proses suami-istri menjadi satu hati, satu perasaan, bersatu jiwa dan raga.

Orang tua adalah orang-orang pertama yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. Panggilan orang tua adalah menciptakan kemesraan, pengampunan, penghormatan timbal-balik, kesetiaan, dan pengabdian tanpa pamrih. Dalam suasana ini, anak-anak belajar untuk berkurban, mengambil keputusan yang sehat, dan pengendalian diri, yang merupakan prasyarat untuk kebebasan sejati. Terima kasih melimpah untuk para orang tua yang telah mewujudkan tanggung jawab dalam keluarga. Sebagai anak, marilah kita merenungkan nasehat Yesus Bin Sirakh 3:2-6, :”Memang Tuhan telah memuliakan bapa pada anak-anaknya, dan hak ibu atas para anaknya diteguhkan-Nya. Barangsiapa menghormati bapanya memulihkan dosa, dan siapa memuliakan ibunya serupa dengan orang yang mengumpulkan harta. Barangsiapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya pula, dan apabila sembahyang, niscaya doanya dikabulkan. Barangsiapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan ibunya”.

”Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia” (Yoh 1:9). Tuhan Yesus, Sang Terang lahir dalam keluarga kudus Nazaret. kelahiran-Nya adalah tindakan nyata kasih Allah untuk mempersatukan manusia dengan Diri-Nya. Budaya kasih dalam keluarga akan menghidupkan keluarga. Budaya egoisme akan menimbulkan perselisihan, kebencian, dan balas dendam, dan akhirnya membuahkan perpecahan dan kehancuran keluarga. Marilah memohon kepada Sang Terang untuk mempersatukan keluarga kita. “SELAMAT NATAL”.

Berkat melimpah untuk keluarga Anda

Pastor L. Setyo Antoro, SCJ.

"Aku siap, karena aku orang yang terpilih -yang dirahmati dan disertai Allah"

Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan,

Melalui perayaan Natal malam ini, di mana Tuhan sudi datang menjadi manusia, saya dan anda semua adalah orang-orang yang istimewa, saya dan anda ada di hati Tuhan. Anda mungkin tidak ada di hati saudara-saudari anda atau sesama anda, atau bahkan istri atau suami anda, tetapi dengan kedatangan Tuhan, yang Imanuel, anda ada di hati Tuhan, karena justru kita orang yang tidak pantas Ia sudi datang.. Ia ingin mengembalikan manusia yang jatuh dalam lumpur dosa, agar bisa meraih kemuliaan Allah. Luk. 2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Syaratnya hanya satu yang diminta dari kita: mau menerima Dia/Tuhan di hati kita, maka kita akan ada di hati Tuhan. Demikian sukacita surgawi akan terjadi bila kita berkenan di hati Tuhan.

Anda dan saya dipilih, ditentukan oleh Allah seperti Maria, dan para gembala yang dipilih oleh Allah untuk membawa kabar gembira bahwa Allah itu baik, bahwa Allah berkenan hadir dalam hati kita masing-masing entah bagaimana keadaan hati kita, dan dalam Allah kita mempunyai nilai dan bermartabat. Allah mendatangi kita semua dan kita semua merindukan kedatangan Allah yang membuat hidup kita menjadi penuh, fullness.

Saya dan anda dipilih menjadi murid-Nya, menjadi orang yang disayangi-Nya. Inilah kebanggan yang mesti kita bangkitkan dalam diri kita. Karena saya dan anda ternnyata istimewa di mata Tuhan. Maka inilah modal utama kita, agar jangan takut. Banyak orang ada dalam situasi bermasalah dan sulit untuk keluar dari masalah. Sesak hidupnya. Tidak tahu hari depan akan seperti apa? Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan. Tuhanlah yang bisa menjadi jaminan dan harapan, maka ia minta petunjuk ke mana-mana, dukun, paranormal, da seperti lagunya Ebiet: Coba tanya pada rumput yang bergoyang.

Banyak orang yang jauh dari kasih Tuhan, karena suatu tindakan yang membuat dirinya sendiri menjadi terkucil/karena mengucilkan diri. Banyak orang malah menjauh dari Gereja saat menghadapi masalah hidup yang susah dan berat. Karena alasan malu, minder-sungkan dengan sesamanya. Apakah itu berarti Gereja Katolik, lingkungan-lingkungan dan kelompok-kelompok dalam Gereja Katolik hanya untuk orang-orang yang mapan?

Kalau kita yang mapan secara materi, sosial, dan mungkin juga “rohani” lalu memandang rendah orang-orang miskin, sederhana, rendah pendidikannya, atau karena kesalahan yang telah dibuatnya sehingga mereka takut bergabung bersama kita, berarti kita telah mengkianati penjelmaan Tuhan yang menjadi manusia.

Nubuat Nabi Yesaya bahwa dari keturunan Israel akan lahir Imanuel, yang artinya “Allah beserta kita”, menandaskan bahwa kita mesti percaya diri bahwa baik dalam suka maupun duka, Allah akan tetap berpihak pada kita. Keputusan Allah untuk menyelamatkan kita menjadi kenyataan ketika Yesus dikandung dari kuasa Roh Kudus dan dilahirkan oleh Santa Perawan Maria. Allah yang Mahatinggi mau tinggal di antara kita, dan bahkan menjadi manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Kemanusiaan kita telah menjadi “tempat bagi Allah” untuk suatu proses pembaharuan dari dalam diri kita manusia. Dia mau berproses melalui ruang-waktu yang khas manusiawi dengan seluruh isi alam-semesta ini; Dia mau memasuki seluruh relung keberadaan kita, membersihkan diri kita dari seluruh kebusukan dosa dan menuntun kita menuju fajar kehidupan baru di mana Sorga yang telah hilang karena dosa manusia, ditawarkan kembali kepada kita dengan cara yang sungguh meyakinkan.

Setiap sentuhan manusiawi kita yang dihidupi dengan semangat Imanuel, Allah beserta kita, berarti suatu karya besar yang bukan melulu 100% atas prakarsa manusiawi, tetapi juga 100% merupakan inisiatif Allah. Ruang lingkup keberadaan manusiawi kita ini, telah menjadi “tempat Allah” (locus theologicus) untuk menumbuh-kembangkan Kerajaan-Nya. Baik sebagai individu maupun komunitas, baik sebagai keluarga maupun lingkungan dan wilayah, baik sebagai gerakan rohani maupun organisasi, pokoknya setiap jenjang serta kelompok keberadaan kita manusiawi, yang kita hidupi dalam kesadaran Imanuel, telah dan sedang mendukung proses inkarnasi (= Sabda menjadi manusia) dan elevasi (= pengangkatan manusia menjadi semakin ilahi). Maka terjadilah sinergi (= pertemuan antara dua, tiga atau lebih, kekuatan ) antara daya kekuatan ilahi dengan daya kekuatan manusiawi.

Natal menjadi salah satu alasan untuk bergembira, bahkan menjadi sumber kegembiraan. Hadiah yang kita terima bukan sembarang hadiah. Hadiah itu berasal dari Allah, wujudnya adalah seorang pribadi yang lahir menjadi manusia, yaitu bayi Yesus. Betapa indahnya, betapa gembiranya suasana dan peristiwa itu. Injil Yohanes melukiskannya sebagai terang yang sedang datang menerangi setiap orang. Berbeda dengan hadiah-hadiah lainnya, hadiah dari Allah itu tidak dengan sendirinya bisa dinikmati dan dirasakan begitu saja. Untuk itu kita terlebih dahulu perlu "melihat, mengerti, dan percaya" pribadi Yesus itu. Sebab Yohanes mensinyalir: "Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya" (Yoh 1:10). Dengan kata lain, kita harus mengenal hadiah itu dan selanjutnya memanfaatkannya dalam hidup. Natal merupakan hadiah yang menggembirakan sekaligus tugas untuk melihat hidup sehari-hari dalam terang Sabda Kristus.

Saudara-saudari terkasih,

Dalam beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun yang baru. Siapkah kita dengan segala permasalahan yang bakal terjadi? Sebagai murid Tuhan dan Maria, kita akan dengan mantab berseru: “Aku siap, karena aku orang yang terpilih – yang dirahmati dan disertai Allah.” Marilah kita akhiri tahun 2010 ini dengan ucapan syukur kepada Allah, yang telah dengan setia menyertai kita --- meskipun mungkin kita kurang menyadarinya. Marilah kita proyeksikan langkah-langkah hidup kita ke masa depan, dengan keyakinan bahwa Allah akan tetap menyertai kita, dan bahkan akan memberkati, menjiwai setiap proyek kita yang kita persembahkan demi kemuliaan Dia dan keselamatan sesama manusia, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan meluas-melebar untuk semua orang. Gloria in excelsis Deo, kemuliaan kepada Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.

Selamat Natal.


Jumat, 24 Desember 2010

Renungan Pagi,
Forum Katolik WebGaul,
Inspirasi Renungan Pagi

RENUNGAN NATAL: Penuh Bela Rasa, Jati Diri Manusia Sejati

Akhir-akhir ini sering dapat dibaca, dilihat, dan didengar di media massa ulasan mengenai watak atau karakter bangsa. Tidak sedikit pula seminar yang diadakan mengenai topik itu.

Dalam salah satu seminar yang diadakan di Semarang dikatakan dengan lugas bahwa kondisi (sebagian) bangsa kita cenderung mengarah pada karakter Kurawa (Kompas, 28 November 2010), yang dalam pengertian umum berarti jelek, jahat, licik, serakah, arogan, culas, tidak punya hati—semuanya demi kekuasaan, kemenangan, dan keuntungan.

Dalam kisah kelahiran Yesus dapat juga dijumpai pribadi-pribadi yang berwatak serupa. Yang paling menonjol adalah Herodes Agung. Ia adalah orang yang begitu gila hormat dan kuasa, sampai-sampai ia memusnahkan silsilahnya untuk menghapuskan jejak jati dirinya yang sesungguhnya.

Setiap orang yang dianggap mengancam kepentingannya disingkirkan, termasuk istri dan anaknya. Inilah yang menjadi latar belakang kisah pembunuhan anak-anak yang diceritakan dalam Mat 2:16-18. Masih bisa disebut nama lain, yaitu Arkhelaus (Mat 2:22), anak Herodes Agung.

Watak serakahnya ada di belakang kisah perumpamaan mengenai uang mina (Luk 19:11-27). Ia dinobatkan menjadi raja oleh Pemerintah Romawi, tentu dengan suap yang hebat karena rakyatnya sendiri sebenarnya membenci dia. Oleh karena itu, ketika berhasil menjadi raja, ia memeras rakyat, tentu dengan maksud untuk memperoleh kembali uang yang ia gunakan untuk menyuap.

Jati diri batin

Yesus yang lahir dapat dipandang sebagai kontras terhadap pribadi-pribadi seperti itu. Ia lahir di palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan (Luk 2:7). Kendati tempat kelahirannya menurut pendapat umum tidak terhormat, pribadinya tetaplah mulia. Bukan tempat lahir yang menentukan jati diri atau kehormatan seseorang, melainkan diri batinnya.

Ia lahir dari garis yang sering disebut sisa Israel yang menghayati spiritualitas orang-orang miskin Allah. Mereka adalah orang-orang yang hidup berdasarkan janji, setia pada cita-cita awal yang mulia untuk menjadi umat yang hidup menurut jalan-jalan Tuhan.

Dalam bahasa sehari-hari, mereka ini adalah orang-orang yang tidak pernah kehilangan idealisme awal dan tidak pernah mau menggantinya dengan sekadar kekuasaan, gengsi, atau apa pun yang lain. Mereka bukan orang-orang oportunis atau sekadar puas dengan citra lahiriah.

Orang-orang miskin Allah ini adalah orang-orang yang sungguh beriman, bukan sekadar taat beragama. Mereka tidak seperti kaum Zelot yang dengan alasan mencintai hukum Allah, dengan tangan dingin membunuh orang-orang yang mereka anggap mengkhianati Allah.

Mereka juga tidak sama dengan orang-orang Farisi yang dengan dalih agama menindas dan menganiaya yang mereka anggap orang-orang pendosa. Mereka juga bukan seperti orang-orang Esseni yang membenci sesama warga bangsa dengan dalih agama.

Kelompok-kelompok yang disebut terakhir ini adalah orang-orang yang merasa bahwa Allah di pihak mereka, tetapi nyatanya mereka tidak mampu mengambil bagian dalam bela rasa Allah kepada manusia, padahal bela rasa sifat Allah yang utama (Luk 6:36; 2 Kor 1:3).

Dalam arus spiritualitas orang-orang miskin Allah inilah Yesus lahir, bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padanya (Luk 2:40). Selanjutnya pada waktunya Yesus akan mengatakan, ”Hendaklah kamu murah hati (berbela rasa, compassionate) seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk 6:36).

Bela rasa inilah yang ditunjukkan Yesus sejak lahir sampai akhir hidupnya sebagaimana dapat dibaca dalam Injil. Berkali-kali dikatakan bahwa Yesus tergerak oleh bela rasa (Mt 14:14; Mrk 6:34; Luk 7:13). Bela rasa adalah jati diri batinnya.

Tergerak oleh bela rasa menunjuk pada inti pribadi, diri batin, pusat hidup manusia yang paling dalam atau dalam satu kata: hati. Dari hati itulah semua yang baik, menyejahterakan, yang menyelamatkan berasal, tumbuh, dan berkembang.

Di tengah-tengah masyarakat yang dikuasai oleh herodes-herodes yang berwatak Kurawa itulah Yesus lahir, bertumbuh dan berkembang. Dia menjadi terang besar yang datang ke tengah-tengah dunia yang gelap (bdk Yoh 1:9).

Selain Yesus yang dengan bela rasanya menjadi Sang Terang, ada terang-terang kecil lain yang juga bersinar. Mereka adalah orang-orang majus dari Timur yang langkah-langkahnya dipimpin oleh bintang (Mat 2:1-12).

Ada pula para gembala sederhana yang jalan-jalannya dituntun oleh malaikat (Luk 2:8-20). Mereka ini adalah kontras-kontras kecil, pribadi-pribadi yang jati dirinya tidak ditentukan oleh kekuasaan, kemenangan, dan keuntungan. Mereka ini adalah terang-terang kecil yang memancarkan Yesus Sang Terang yang sesungguhnya.

Terang-terang kecil seperti ini pun ada banyak tersebar di seluruh negeri kita tercinta: terang kecil itu tampak dalam diri sekian banyak relawan-relawati yang tanpa pamrih membantu saudari-saudara yang terdampak oleh bencana; dalam diri pribadi-pribadi yang berusaha membebaskan saudari-saudara mereka dari isapan lintah darat; dalam diri orang-orang yang dengan tekun mengusahakan pendidikan bagi masyarakat miskin atau terpencil; dan sekian banyak orang yang melakukan usaha mulia yang lain.

Mereka ini bekerja keras dan diam-diam dalam hati berkata, ”Aku bukanlah kekuasaan, kemenangan, atau keuntungan yang dapat kuperoleh; aku adalah hatiku yang kubagikan dalam bela rasa.”

Selamat Natal 2010.

I Suharyo
Uskup Keuskupan Agung Jakarta

http://cetak.kompas.com/read/2010/12/24/02372047/bela.rasa.jati.diri.manusia.sejati

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy