| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 30 Januari 2011 Hari Minggu Biasa IV

Minggu, 30 Januari 2011
Hari Minggu Biasa IV


“Carilah Tuhan, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan Tuhan." (Zef 2:3)

Antifon Pembuka

Selamatkanlah kami, ya Tuhan Allah kami, dan kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus dan bermegah-megah dalam puji-pujian kepada-Mu.

Doa Pembuka


Allah Bapa kami yang Maharahim, cinta kasih-Mu mengarah kepada kaum papa, lapar, haus, dan para penderita cacat atau sakit. Dan Engkau mengajak kami untuk bersemangat terbuka dan miskin, bukan untuk menyombongkan diri. Kami mohon kepada-Mu, bukalah hati kami, lapangkanlah dada kami, agar seruan-Mu janganlah sia-sia belaka, melainkan menghasilkan buah kehidupan yang tak terbatas. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Nubuat Zefanya (2:3; 3:12-13)

"Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah."

"Carilah Tuhan, hai semua orang yang rendah hati di negeri, hai semua yang melakukan hukum-Nya: carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan Tuhan." Dan Allah berfiriman, "Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, yang akan mencari perlindungan pada nama Tuhan. Mereka itulah sisa Israel. Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong. Dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu. Sebaliknya mereka akan seperti domba yang makan rumput dan berbaring tanpa ada yang mengganggunya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4, PS 860

Ref. Berbahagia orang yang suci hatinya sebab bagi mereka Kerajaan Surga
Ayat. (Mzm 146:1.7.8-9a.9b-10; Ul: Mat 5:3)
1. Dialah yang menegakkan keadilan, bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar, Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
2. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
3. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allah-Mu, ya Sion, turun-menurun!

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 1:26-31)

"Yang lemah dan tak berdaya dipilih Allah."

Saudara-saudara, coba ingatlah bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:12a)
Bersukacitalah dan bergembiralah sebab besar ganjaranmu di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12a)

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah."

Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit, sebab melihat orang banyak. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Yesus mulai berbicara dan menyampaikan ajaran ini kepada mereka, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kalian, jika demi Aku kalian dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

SABDA BAHAGIA DI MASA KINI?

Kemarin beberapa hal mengenai tafsiran Sabda bahagia (Mat 5:1-12a) saya bicarakan dengan Matt - bukan orang yang sama yang kalian kenal. Jelas petikan itu berperan sebagai pembukaan pelbagai pengajaran Yesus yang termaktub dalam Mat 5-7. Ada lima rangkaian pengajaran seperti itu, yakni Mat 5-7 (Khotbah di Bukit); Mat 10 (pedoman hidup bagi pewarta Kerajaan Surga); Mat 13 (penjelasan mengenai Kerajaan Surga); Mat 18 (pengajaran bagi para murid dalam hidup bersama); Mat 23-25 (uraian di Bukit Zaitun tentang kedatangan Kerajaan Surga pada akhir zaman). Di antara kumpulan yang satu dengan yang berikutnya diletakkan kisah-kisah mengenai tindakan serta mukjizat Yesus dan pelbagai peristiwa dalam kehidupan para murid.

Kelima kumpulan itu tersusun dengan cara yang unik. Yang terakhir berlatarkan pengajaran di bukit Zaitun. Latar ini mengingatkan pada kumpulan pertama yang berlatarkan sebuah bukit pula. Tentang ini akan dibicarakan lebih lanjut. Kemudian kumpulan keempat, yakni yang menyangkut kehidupan para murid, erat berhubungan dengan yang kedua, yakni pedoman hidup bagi para murid-murid Yesus yang akan meneruskan menjadi pewarta Kerajaan Surga. Kumpulan ketiga menyoroti Kerajaan Surga, warta paling pokok yang dibawakan Yesus. Penyusunan secara "konsentrik" seperti ini dapat menjadi pegangan mendalami masing-masing kumpulan itu. Demi mudahnya, kumpulan yang pertama (Mat 5-7) sebaiknya dilihat dalam hubungannya dengan warta pokok, yakni Kerajaan Surga (Mat 13) dan apa kenyataannya yang penuh nanti pada akhir zaman (Mat 23-25). Dan dengan demikian para murid akan siap menghayati pedoman hidup secara orang-perorangan (Mat 10) maupun dalam kebersamaan (Mat 18).

Dalam Mat 5:1-12a didapati delapan Sabda Bahagia yang ditujukan kepada semua orang (ay. 3-10) serta satu Sabda Bahagia yang khusus diucapkan bagi para murid (ay. 11) dan dilanjutkan dengan seruan agar mereka tetap bersuka cita (ay. 12a). Disebutkan dalam ay. 1-2, ketika Yesus melihat orang banyak, ia naik ke bukit dan mengajar agar para pendengarnya semakin memahami diri mereka. Sabda Bahagia juga dapat membantu kita membaca pengalaman kita sekarang ini juga. Upaya mendalami Sabda Bahagia sebagai pembukaan kumpulan yang pertama dapat menciptakan hubungan guru-murid dengan Yesus. Dan bila terjadi orang akan merasa tertuntun mendekat kepada kenyataan hadirnya Yang Ilahi di antara manusia juga. Hubungan ini akan mendekatkan orang pada kenyataan Kerajaan Surga di dunia dan kepenuhannya kelak di akhir zaman. Dengan demikian dapat juga menjadi pangkal berharap ikut menikmati kenyataan itu.

"BERBAHAGIALAH....!"

Tiga Sabda Bahagia (Mat 5:3-5) menegaskan bahwa orang dapat disebut berbahagia karena tumpuan harapan dalam hidupnya ialah Tuhan sendiri. Gagasan "miskin" dalam ay. 3 ialah kebersahajaan batin, oleh karenanya diberi penjelasan "di hadapan Allah". Dapat dicatat, penjelasan tambahan itu tidak terdapat di dalam Sabda Bahagia menurut Luk 6:20 karena yang ditekankan Lukas ialah orang yang betul-betul yang kekurangan secara material, orang yang tak bisa mencukupi kebutuhan hidup yang kini diperhatikan oleh para pengikut Yesus yang bersedia berbagi keberuntungan dengan mereka. Kemudian ay. 4 menyebut berbahagia orang yang "berduka cita", maksudnya orang yang hanya akan dapat terhibur oleh kesadaran bahwa Tuhan tetap berada di dekat kendati orang mengalami kesulitan. Termasuk di sini sikap tidak berpihak pada kekerasan yang terungkap dalam ay. 5 sebagai "lemah lembut".

Selanjutnya ada dua Sabda Bahagia (Mat 5: 6 dan 8) yang menyebut keinginan untuk menjalankan kehendak Tuhan sebagai hal yang membahagiakan, seperti terungkap dalam ay. 6 sebagai yang "lapar dan haus akan hal yang lurus" dan dalam ay. 8 sebagai yang "berhati bersih". Ungkapan terakhir ini dipetik dari gaya bahasa Ibrani (lihat misalnya Mzm 24:4) dan artinya ialah mampu berpikir secara jernih, berbudi wening. Orang yang demikian ini tidak gampang dipengaruhi keinginan-keinginan yang menjauhkannya dari Tuhan. Jadi bukan sekedar ajaran agar menjauhi nafsu-nafsu yang biasanya disebut kotor.

Dua Sabda Bahagia yang lain (Mat 5: 7 dan 9) menegaskan bahwa upaya menghadirkan Tuhan kepada sesama menjadi kegiatan yang mendatangkan kebahagiaan. Upaya ini ditegaskan dalam ay. 7 sebagai "berbelaskasihan" dan dalam ay. 9 sebagai "pencinta damai". Hasrat menghadirkan kebaikan Tuhan kepada orang lain ini karena orang sadar akan perlunya saling mendukung dan sikap pendamai.

Tidak disangkal adanya kesulitan, seperti jelas dari Mat 5:10-12. Orang yang nyata-nyata hidup dalam kerangka di atas sering menderita dimusuhi, seperti terungkap dalam ay. 10 "dikejar-kejar karena bertindak lurus". Kemudian secara khusus kepada murid-muridnya Yesus menambahkan Sabda Bahagia yang ke sembilan, yakni yang menyangkut pengalaman dimusuhi orang karena menjadi muridnya (ay. 11). Pengharapan mereka dibesarkan (ay. 12a "bersuka citalah karena besar pahalamu di surga").

Tiap pengalaman di atas dapat dihayati semua orang yang memberi ruang bagi Yang Ilahi. Dapat pula dikatakan pengalaman ini juga melampaui batas-batas agama. Mereka yang mendalami makna Sabda Bahagia dapat semakin mengenali liku-liku kehidupan rohani dan pergulatan di dalamnya. Hidup yang terarah kepada Yang Ilahi itu membawa kebahagiaan. Di situlah ditemukan makna "berbahagia".

MENGAJAR DI SEBUAH BUKIT

Injil Matius ditulis bagi orang-orang yang mengenal akrab alam pikiran Perjanjian Lama. Intinya, yakni diturunkannya Taurat kepada Musa di Sinai. Bagi umat Perjanjian Lama, Taurat berisi ajaran kehidupan dalam bentuk pedoman, petunjuk, tatacara ibadat, hukum yang bila dijalani dengan jujur dan ikhlas akan membuat mereka menjadi dekat pada Tuhan dan menjadi umat yang dilindungiNya. Dengan latar inilah Matius mengisyaratkan kepada pembacanya bahwa Yesus kini menjalankan peran Musa. Yesus membawakan petunjuk, ajaran, kebijaksanaan yang bila dihayati akan membuat orang menjadi bagian dari umat yang baru pewaris Kerajaan Surga.

Memang ada beberapa perbedaan mencolok di antara penampilan Musa dan Yesus. Di Sinai dulu Musa sedemikian jauh. Awan meliputi pucuk gunung tempat Musa memperoleh Firman ilahi. Tak ada yang berani mendekat karena kebesaran ilahi sedemikian menggentarkan. Sekarang Yesus tampil sebagai tokoh yang dekat dengan orang banyak. Matius memang sengaja menampilkannya sebagai kenyataan dari "Tuhan menyertai kita" - Imanuel. Kini bukan lagi awan yang menggentarkan, melainkan kemanusiaan Yesus-lah yang menyelubungi kebesaran ilahi sehingga orang banyak dapat datang mendekat. Tempat pengajaran diturunkan tidak lagi digambarkan sebagai gunung yang tinggi yang hanya bisa didaki Musa sendirian. Bukit tempat menyampaikan pengajarannya terjangkau oleh orang banyak dan bahkan mereka dapat langsung mendengarkannya. Bagaimanapun juga, tetap ditegaskan, tempat yang mudah tercapai ini menjadi tempat keramat juga, seperti puncak Sinai dulu. Namun kekeramatan yang dekat - bukan yang sulit terjangkau.

Nanti menjelang akhir kehidupannya, Yesus masih memberi pengajaran kepada murid-muridnya di sebuah bukit pula, di bukit Zaitun. Kita boleh ingat akan Musa di gunung Nebo, memandang ke barat ke Tanah Terjanji. Ia sendiri tidak akan memasukinya. Yosua-lah yang akan memimpin umat ke sana. Peristiwa ini besar maknanya bagi pembaca Injil Matius. Nama Yesus dalam bentuk Ibraninya sama persis dengan nama Yosua penerus Musa tadi. Dengan demikian disarankan bahwa Yesus bakal memimpin orang banyak memasuki negeri baru yang dijanjikan, yakni Kerajaan Surga.

WARTA SABDA BAHAGIA

Sabda Bahagia dalam Injil menggambarkan apa yang nyata-nyata dialami dan terjadi di antara orang-orang yang hidup mengikuti Yesus, bukan dimaksud untuk menunjuk pada hal-hal yang belum terjadi. Dengan perkataan lain, Sabda Bahagia itu sifatnya deskriptif, bukan preskriptif. Beberapa contoh lain dari Sabda Bahagia selain yang sedang dibicarakan ialah Mzm 1:1; 32:1-2; 144:15; Mat 11:6; 13:16; 16:17; Luk 6:20; 11:28; 12:37; Yoh 20:29; 1 Pet 4:14. Sabda Bahagia bukanlah kata-kata yang memiliki daya untuk mengadakan sesuatu, seperti "berkat", juga bukan serangkai resep hidup bahagia. Sabda Bahagia menunjukkan apa yang terjadi bila orang berada dalam keadaan yang digambarkan di situ. Pendengar diajak memikirkan lebih lanjut dan mengambil sikap-sikap baru. Dengan demikian Sabda Bahagia bukan mengajarkan "yang itu-itu" saja. Sabda itu tetap menyapa.

Sabda Bahagia sebaiknya juga dibaca dengan menengok ke depan, yakni ke pengajaran Yesus mengenai Penghakiman Terakhir dalam Mat 25:31-46. Kedua bahan ini membingkai seluruh pengajaran Yesus. Kedua-duanya diberikan pada sebuah bukit. Kedua-duanya membicarakan siapa-siapa yang bakal memiliki Kerajaan Surga, yang dapat memasuki kebahagiaan kekal. Dalam Mat 25:35-36 ditegaskan bahwa berbuat baik kepada sesama berarti berbuat baik kepada Tuhan sendiri. Yesus memanusiakan gambaran Penghakiman Terakhir. Diajarkan bagaimana orang bisa mengerti bahwa yang dikerjakan bagi sesama nanti dijadikan batu uji masuk surga. Kebijaksanaan dan akal sehat menjadi penuntun yang baik ke arah pertanggungjawaban terakhir nanti. Orang dihimbau sejak kini agar nanti bisa mengatakan kita juga telah memperkaya Tuhan dan telah berbuat baik kepadaNya. Sabda Bahagia menggambarkan keadaan batin dan sikap hidup mereka yang nanti pada akhir zaman akan dapat mengatakan bahwa telah berbuat banyak bagi sesama. Dan Tuhan akan mengatakan itu semua dikerjakan bagiNya. Mereka yang demikian akan betul-betul dapat disebut "Berbahagia"!

Arah seperti itu juga didapati dalam bacaan pertama. Bagian awal, yakni Zef 2:3, memuat seruan agar umat tetap terus berupaya mencari Tuhannya keadilan dan kerendahan hati. Ungkapan ini menarik karena perilaku sosial yang dapat seutuhnya diwujudkan oleh orang-orang yang berkehendak baik dalam masyarakat, yakni keadilan (=saling menghormati hak dan kewajiban) serta kerendahan hati (= tidak mau mengecilkan pihak lain) kini ditunjukkan sebagai perilaku yang mengikutsertakan kehadiran ilahi. Dan mereka yang bertindak adil dan rendah hati seperti itu boleh berharap akan dilindungiNya. Kemudian dalam bagian kedua, Zef 3:12-13, ditegaskan bagaimana integritas, kejujuran, sikap apa adanya dalam hidup umat memberi arti pada apa itu menyatakan diri mau berlindung kepada Tuhan. Umat yang demikian tidak bakal membuat pihak-pihak lain merasa kurang enak atau tertekan. Dalam bahasa sekarang, kesungguhan hidup beragama menjadi lebih nyata di dalam perbuatan yang membangun kesejahteraan hidup di masyarakat, bukannya pertama-tama di dalam pernyataan-pernyataan mengenai pokok kepercayaan belaka. Inilah yang diserukan nabi dan yang dapat didalami lebih lanjut dengan Sabda Bahagia dalam Injil.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 29 Januari 2011 Hari Biasa Pekan III

Sabtu, 29 Januari 2011
Hari Biasa Pekan III

BERCAKAP-CAKAP DENGAN YESUS

"Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah dengan cuma-cuma" --- Mat 10:8

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa, semoga Kristus tidak ditolak dunia, karena kekurangan kami yang menghadirkan-Nya dengan terlalu samar-samar. Semoga kami bersama Kristus, mempedulikan, melayani, serta mengilhami dunia ini, karena Roh Kristus yang hadir dalam diri kami, namun semoga kami sendiri tidak sampai terseret oleh roh duniawi. Kami percaya bahwa Engkau senantiasa menyertai dan membantu kami. Sebab Dialah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Imanlah yang menjadi sumber keselamatan. Sebab dalam iman, kita mengenal Allah yang telah menyediakan keselamatan bagi semua orang yang bertekun dalam kepercayaannya seperti Abraham. Allah akan selalu memelihara hidup orang yang percaya kepada-Nya.

Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (11:1-2.8-19)

"Abraham menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri."

Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu." Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Antar Bacaan
Ref. Terpujilah Tuhan Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.
Ayat. (Lukas 2:69-70.71-72.73-75; R:68)
1. Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya. Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala, dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.
2. Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.
3. Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan kita dari tangan musuh. Agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:16)
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.

Allah selalu menyertai kita dalam segala waktu dan tempat. Namun kita tidak mampu melihat-Nya karena kita kurang percaya. Dia akan selalu memberikan pertolongan pada waktu yang tepat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)

"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."

35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." 36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. 37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" 39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" 41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

BELAKANGAN ini aku bisnis kecil-kecilan. Suatu hari ada pesanan dalam jumlah besar, dan modalku tak cukup. Akhirnya, aku nekat meminjam uang kenalanku dan kuhabiskan semua untuk membeli bahan-bahan tersebut. Ternyata pada harinya, pesanan itu batal. Astaga! Bagaimana ini? Tak mngkin kujual habis dalam waktu singkat begitu banyak barang yang sudah terlanjur kubeli. Padahal, 2 hari lagi aku harus membayar hutang. Pada harinya, kenalanku menagih, dan aku minta waktu 2 hari lagi. Dua hari kemudian, dia menagih lagi, dan aku minta undur lagi. Begitulah aku terus minta undur, sampai suatu hari yang datang adalah beberapa preman yang menghadangku di jalan. "Ayo bayar hutangmu!" Aku hanya bisa menggeleng pucat, dan terjadilah, mereka mengeroyokku. Sekujur tubuhku terasa sakit dan mataku gelap, pingsan seketika. Saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Dalam samar kupandang wajah ayahku yang kebapakan menatapku cemas, "Mengapa selama ini kau tak pernah cerita kepada Ayah, Nak?" tanya ayah sedih. Baru kusadari ini aku menganggap seolah ayahku tak ada. Padahal, aku tak pernah berkekurangan, ayahku selalu sanggup mencukupiku. Baru kurasakan betapa ia sangat mengasihiku sebenarnya, dan menantiku mau datang kepadanya sebagai seorang anak yang membutuhkan ayahnya. Aku hanya bisa terdiam dengan mata yang sudah basah.

Cobalah bayangkan, jika para murid mengajak Yesus bercakap-cakap tentu Yesus tidak akan tertidur di perahu bukan? Acapkali kita juga mendiamkan Yesus dalam hidup kita. Kita biarkan Ia tertidur di pojok hati kita dan kita mulai panik dan ingat pada-Nya setelah badai kehidupan menggoncang kita.

Semoga mulai saat ini kita selalu berkomunikasi dengan Yesus. Bersyukur kepada-Nya, mengeluh kepada-Nya, meminta kepada-Nya, sehingga hidup kita menjadi sebuah doa yang tak kunjung putus, sebuah percakapan kecil antara jiwa kita dengan Yesus. Dengan begitu, perlahan-lahan iman kita akan bertumbuh karena kita tahu bahwa yang menjadi dasar segala pengharapan kita adalah Dia yang sungguh dapat kita percayai!

Ajarku untuk selalu hidup di hadirat-Mu, ya Allah. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 28 Januari 2011 Pw. St. Thomas Aquino, Imam dan Pujangga Gereja

Jumat, 28 Januari 2011
Pw. St. Thomas Aquino, Imam dan Pujangga Gereja

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga" --- Mat 18:3

Doa Renungan

Bapa, banyak hal dari-Mu yang menjadi misteri bagi kami. Adakalanya Engkau mengikutsertakan kami, namun adakalanya pula kami dibiarkan melakukan segala sesuatunya sendiri. Namun, kami percaya ya Tuhan, Engkau tidak membiarkan kami sendiri tanpa pengawasan-Mu. Tuhan, aku percaya bahwa dalam setiap peristiwa yang kami alami, Engkau ingin mengajar kami banyak hal. Amin.

Iman dan keyakinan akan membuat orang sanggup menerima penderitaan dengan hati yang ikhlas. Dan keikhlasan itulah yang akan membuahkan ketekunan. Bagi orang seperti itulah, Allah telah menyediakan tempat kemuliaan bersama-Nya.

Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:32-39)

"Kalian telah menderita banyak, Sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu."

Saudara-saudara, ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita karena kamu harus bertahan dalam perjuangan yang berat, baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman, dan ketika hartamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih langgeng sifatnya. Sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu, karena besarlah upah yang menantinya. Kamu sungguh memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. Sebab dalam Alkitab tertulis: "Sedikit, atau bahkan sangat sedikit waktu lagi, Dia yang ditetapkan untuk datang itu akan tiba tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, Aku tidak berkenan lagi kepadanya." Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan akan binasa! Sebaliknya: Kita ini orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Ayat (Mzm 37:3-4.5-6.23-24.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
2. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya, maka Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan menampilkan hakmu seperti siang.
3. Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya. Kalaupun ia jatuh, tidaklah sampai binasa, sebab Tuhan menopang tangannya.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik. Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Karya Allah itu bertumbuh dan berkembang dalam hal-hal kecil dan hampir tak kelihatan oleh mata jasmani kita. Namun, bila telah berbuah banyak orang akan ikut melihat dan merasakan pengaruhnya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)

"Kerajaan Surga seumpama orang yang menabur benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."

Pada suatu ketika Yesus berkata, "Beginilah halnya Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu! Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba". Yesus berkata lagi, "Dengan apa hendak kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam rimbunannya". Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan sabda kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Waktu SD seorang ibu guru pernah memberi tugas kepada murid-muridnya untuk membawa kacang hijau dan menempatkanya dalam gelas plastik teralaskan kapas dan air. Para muridnya diminta memperhatikan dari hari ke hari apa yang terjadi. Sebagai anak kecil, mereka terpesona dan kagum. Mereka perhatikan dari hari ke hari benih yang tadinya kecil itu mekar, mengeluarkan akar, batang, dan daun. Kelak akan menjadi pohon bila ditanam di luar gelas tadi. Bagaimana terjadinya, tidak seorang pun yang tahu.

Yesus memberi perumpamaan tentang Kerajaan Allah seperti benih kecil, biji sesawi, yang terus bertumbuh menjadi pohon besar sehingga menjadi tempat bersarang bagi makhluk-makhluk di udara. Apakah benih kecil itu? Dalam Surat kepada Umat Ibrani, benih kecil itu adalah iman. Umat diharapkan setia pada iman meskipun menghadapi berbagai macam penganiayaan, sebab akan menerima harta yang lebih baik yang sifatnya menetap.

Bagaimana iman itu bertumbuh? Kita tidak tahu. Yang bisa dilakukan adalah bagaimana memelihara, menjaga, dan menciptakan kondisi yang mendukung, seperti petani menanam dan mengairi tanaman. Kita dapat mengusahakannya dengan berdoa bersama, membaca Kitab Suci, melakukan perbuatan baik, bersabar dalam penderitaan, dan seterusnya.

Yesus, semoga benih iman yang Engkau tanam dalam hatiku semakin bertumbuh dan berkembang menghasilkan buah-buah kebaikan. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Marilah kita mendengarkan Sabda Tuhan dan melakukannya

MARILAH KITA MENDENGARKAN SABDA TUHAN DAN MELAKUKANNYA

Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. <--> Yesaya 26:4


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahamurah, bukalah hati kami, agar dapat menangkap sabda-Mu, sehingga karena dikuatkan oleh Roh-mu kami mampu melaksanakan tugas cinta kasih dengan nyata. Jadikanlah kami pelaksana-pelaksana sabda-Mu berkat semangat persaudaraan dan pertobatan. Maka akan terwujudlah kiranya kerajaan-mu di tengah-tengah kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:12-17)


"Tata hidup keluarga di dalam Tuhan."

Saudara-saudara, kalianlah orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan dikasihi Allah. Maka kenakanlah belas kasihan, kemurahan dan kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan hendaknya kalian saling mengampuni apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sebagaimana Kristus mengampuni kalian, demikian pula kalian hendaknya. Dan di atas semuanya itu kenakanlah cinta kasih, tali pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, karena untuk itulah kalian dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kalian. Hendaknya kalian saling mengajar dan menasehati dengan segala hikmat. Nyanyikanlah mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani, untuk mengucapkan syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kalian lakukan dengan perkataan dan perbuatan, lakukanlah itu demi nama Tuhan Yesus Kristus, dan dengan pengantaraan-Nya bersyukur kepada Allah, Bapa kita.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan k
ehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15, R: Yoh 6:63c)

1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan itu teguh, memberi hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyuka-kan hati. Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat: oleh Solis, Kol. 3:15a.16a
Hendaklah damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, dan perkataan Kristus diam di antara kamu dengan segala kekayaannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:21.24-27)


"Barangsiapa melakukan kehendak Bapa akan masuk Kerajaan Allah."

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan! Tuhan' akan masuk kerajaan surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Semua orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Tetapi rumah itu tidak roboh sebab dibangun di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Maka robohlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Mengapa orang yang dalam kesedihan dan kegagalan lebih cepat ingat orang lain atau Tuhan? Apakah karena pengalaman "lemah, tak berdaya, sendirian, gagal?" Orang yang tidak pernah hidup dalam kesepian dan kesendirian, tentu akan sangat merasakan kegagalan dan ditinggal orang yang dicintainya. Sebaliknya, orang yang sudah terlatih hidup di lingkungan tenang dan sepi, dia tidak akan merasa sendiri tatkala ditinggal oleh sahabat atau orang-orang yang dicintainya. Dalam keheningan, dia merasakan masih banyak orang yang menyertai dan mendukungnya. Dia merasakan bahwa Tuhan tetap peduli, tetap mengerti.

Orang yang menyadari bahwa Tuhan tetap peduli dan mengerti, dia adalah orang yang seperti dalam bacaan Injil di atas, yang mendirikan rumah di atas batu. Ketika hujan turun dan datang banjir serta angin kencang, rumah itu tidak rubuh, tetap kokoh berdiri karena didirikan di atas batu. Dasar yang kuat dapat diandalkan.

Demikian juga hidup kita. Jika dasar kita tidak kuat, bergoyang terus, bangunan di atas tidak akan berdiri kokoh. Semakin kita sadar bahwa hidup ini penuh dengan tantangan dan kesulitan, dasar yang kokoh sangat diperlukan. Sabda Tuhan menjadi salah satu dasar yang dapat kita andalkan. Kita cukup menyediakan waktu sejenak untuk membaca dengan cermat dan merenungkannya. Barangkali kita sudah setiap hari membaca Kitab Suci atau mungkin kita tiap hari membuka thread/blog ini. Tetapi kita masih masuk kelompok orang-orang bodoh apabila kita belum mempraktekkan atau melaksanakan Sabda Tuhan dalam hidup sehari-hari. Bacaan Injil di atas mengingatkan belumlah cukup bila kita membaca Kitab Suci, mendengarkan Sabda-Nya, tetapi juga harus sampai pada pelaksanaannya.

Orang mengenal Allah tidak hanya dengan perkataan, melainkan dengan melaksanakan sabda-Nya, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.

Orang yang mendengarkan Sabda Allah tidak lagi memperlakukan dirinya sebagai pusat hidupnya, melainkan menjadikan Allah sebagai andalan meskipun masa depan tidak jelas, bahkan kalau tidak ada alasan untuk berharap sekalipun. Hidup dalam pengharapan akan Allah ibarat orang yang membangun rumah tidak di atas pasir yang cepat hanyut oleh banjir, tetapi di atas wadas, karena Allah itu wadas hidupnya.

Semakin kita berkomitmen untuk terus-menerus melaksanakan Sabda dan perintah Yesus, semakin Firman Tuhan akan terbatinkan dan menjadi milik kita. Niscaya kita tidak akan mudah menyerah oleh berbagai godaan, tantangan, dan kesulitan. Orang yang memiliki komitmen kuat, memiliki iman setegar batu karang. Orang demikianlah yang dipuji bijaksana oleh Yesus.

Bapa, betapa aku sering mudah putus asa ketika menghadapi banyak ketidakpastian dalam hidup ini. Curahkanlah Roh-Mu agar aku belajar memutuskan tanpa terpaksa untuk menjadikan Engkau satu-satunya andalan hidupku. Amin.span>

Bapa, betapa aku sering mudah putus asa ketika menghadapi banyak ketidakpastian dalam hidup ini. Curahkanlah Roh-Mu agar aku belajar memutuskan tanpa terpaksa untuk menjadikan Engkau satu-satunya andalan hidupku. Amin.

Kamis, 27 Januari 2011 Hari Biasa Pekan III

Kamis, 27 Januari 2011
Hari Biasa Pekan III

"Lalu Ia berkata lagi: Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu." (Mrk 4:24)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahakuasa, banyak hal di dunia ini dibuat menjadi rahasia, tapi Engkau mengetahui segala sesuatu. Tuhan, Sabda-Mu bagaikan pedang bermata dua yang mampu menyingkapkan banyak hal sampai yang terdalam sekalipun. Sinarilah hati dan pikiran kami dengan Sabda-Mu, agar segalanya ada dalam kuasa-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:19-25)

"Marilah kita berpegang teguh pada harapan! Marilah kita saling memperhatikan dan saling mendorong dalam cinta kasih."

Saudara-saudara, berkat darah Yesus, kita sekarang dapat masuk ke dalam tempat kudus dengan penuh keberanian, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang memberi hidup bagi kita, yakni melalui tabir, yang tidak lain adalah diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Agung sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat, dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan akan harapan kita, sebab Dia, yang menjanjikannya, adalah setia! Di samping itu marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadat umat, seperti dibiasakan oleh beberapa orang! Sebaliknya marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:21-25)

"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian. Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."

Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada suatu rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Lalu Yesus berkata lagi, "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu; dan malah akan ditambahkan lagi! Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil".
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

"SIAPA suruh datang terlambat" ujar Donel enteng ketika menghabiskan kue-kue jatah kami yang dibagikan oleh kepala sekolah. Kesal ssekali kami melihatnya. Tentu saja dia sampai lebih dahulu karena ia naik mobil diantar supirnya usai Misa bersama di Gereja. Sementara kami yang lain berjalan kaki ramai-ramai dari Gereja ke sekolah.

"Kami kan jalan kaki!" temanku Rian menjawab kesal. "Siapa suruh jalan kaki?" jawab Donel cuek. "Kami kan tidak punya mobil seperti kamu," jawab Rian tambah kesal. "Siapa suruh tidak punya mobil?" jawab Donel sambil membuang muka. Kali ini Donel benar-benar menyebalkan. Semua orang dianggapnya remeh dan tidak penting "Dia menganggap dirinya yang paling penting di dunia ini," ujarku pelan." "Pendek dan sinting, kaleeee!" sambar Rian panas.

Tiba-tiba terdengar suara dentuman keras, yang segera disambut suara tawa riuh rendah. Segera kami pun berlari ke tempat asal suara. Ternyata Donel tersandung dan jatuh terjerambab. Herannya, tak seorang pun yang merasa kasihan, apalagi menolongnya. Semua justru sangat menikmati pemandangan yang "memuaskan" itu. Siapa suruh jadi orang nyebelin?

Bagaikan gema yang memantulkan suara kita, demikian sikap orang lain kepada kita bagaikan pantulan sikap kita kepada mereka. Oleh karena itu, ukuran yang kita pakai untuk orang lain, sering dipakai oleh orang lain untuk mengukur diri kita sendiri.

Mulai saat ini, biarlah dalam hubungan dengan sesama kita saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik. Yesus, Sang Imam Besar telah memberikan Diri-Nya sendiri untuk menjadi jalan masuk ke tempat kudus. Asalkan kita memakai ukuran yang diberikan Yesus kepada kita, tentulah kita dapat memasuki tempat kudus tersebut. Di sanalah kebahagiaan abadi akan terpenuhi, tempat orang-orang hanya saling memandang dalam kasih.

Yesus Sang Imam Abadi, ajarkanlah aku untuk dapat memandang orang lain sebagaimana Engkau memandang mereka. Sehingga sudah sejak di dunia ini, aku dapat mulai mencicipi kebahagiaan surgawi. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 26 Januari 2011 Peringatan Wajib St. Timotius dan Titus, Uskup

Rabu, 26 Januari 2011
Peringatan Wajib St. Timotius dan Titus, Uskup

Roh Kudus berbicara kepada kita melalui hati nurani. Jangan menutup hati nurani terhadap Allah. "Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka" (1Tim 1:19).

Doa Renungan

Ya Bapa, dalam setiap pewartaan ada orang-orang yang dengan mudah menerima, namun ada pula orang-orang yang amat sulit, bahkan menolak apa yang Engkau wartakan. Dalam Injil hari ini kami mendengar bahwa banyak orang yang menghina bahkan mengatakan Engkau kerasukan roh jahat. Tuhan, berilah kami kesetiaan kepada-Mu, jika pewartaan kami tentang Engkau ditolak bahkan dihinakan. Utuslah kami, ya Tuhan, sebagai saksi yang tulus. Semoga hidup kami menyerupai hidup Yesus. Semoga hidup yang demikian menjadi kesaksian yang dipahami oleh dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (1:1-8)

"Aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas."

Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam. Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku. Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.7-8.9-10a.c; Ul: 3)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, ya seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, di antara segala suku.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.
4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

Bait Pengantar Injil, do = as, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. 2/4
Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidups selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:1-9)

"Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya."


Pada suatu hari Tuhan menunjuk tujuh puluh murid, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, "Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian itu, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalu kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, 'Damai sejahtera bagi rumah ini.' Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu itu akan kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ, dan katakanlah kepada mereka, 'Kerajaan Allah sudah dekat padamu'."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Walaupun umat Katolik tergolong minoritas di wilayah negara Indonesia ini, tetapi perkembangan jumlah umatnya cukup tinggi. Namun, jumlah para imam tidak sebanding dengan jumlah umat yang terus meningkat. Minimnya jumlah mereka yang terpanggil untuk bekerja di ladang Tuhan menjadi salah satu sebab kurang terpenuhinya kebutuhan rohani umat. Di daerah tertentu, juga sangat sulit untuk membangun gereja karena penolakan dari kelompok mayoritas. Sungguh dibutuhkan gembala dan domba yang tangguh untuk masuk ke tengah-tengah serigala.

Santo Timotius dan Titus yang kita peringati hari ini adalah rekan seperjalanan Paulus. Keduanya berasal dari keluarga kafir. Karena pewartaan Paulus, mereka bertobat dan menjadi pewarta yang tangguh dan berani. Paulus mengangkat Timotius menjadi Uskup di Efesus dan Titus menjadi Uskup di Kreta.

Paulus sungguh kagum akan kesetiaan Timotius dan ketekunan Titus dalam mewartakan Injil di tengah situasi yang tidak bersahabat. Timotius mati dibunuh dengan kejam pada tahun 97 dan Titus meninggal dalam tugasnya di Kreta. Semangat juang dan darah mereka menyemangati kita saat ini untuk tetap setia mengikuti Kristus dan siap menjadi pewarta-Nya yang setia dan berani. Teristimewa menginspirasi anak-anak dan saudara-saudari kita untuk mau bekerja di ladang Tuhan.

Ya Tuhan, kirimkanlah pekerja-pekerja yang tangguh bagi umat-Mu—terutama di ladang-Mu yang sangat membutuhkannya. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 25 Januari 2011 Pesta Pertobatan St. Paulus

Selasa, 25 Januari 2011
Pesta Pertobatan St. Paulus

"Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus mengapakah engkau menganiaya Aku?" (Kis 22:7)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, segala makhluk hidup, hanya hidup sementara waktu saja, dan segala hasil karya tangan kami takkan bertahan selamanya. Hanya kasih setia-Mu akan bertahan, cinta kasih-Mu yang tetap. Dampingilah kami agar tetap bertahan dalam pergantian zaman memperoleh hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kisah Para Rasul (22:3-16)

"Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan."

Pada waktu itu Paulus membela diri di hadapan orang-orang Yahudi, "Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-Tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum. Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar. Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. Dan karena aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik. Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2; Ul: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g , 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-18)

"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil."

Sekali peristiwa Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

"Aku tidak suka berdoa. Buktinya kalau berdoa aku selalu sial!" seru Egi ketus. Jasmine pun terdiam, tak tahu harus mengatakan apa kepada Egi yang paling sinis kalau bicara soal Tuhan. Mereka bisa cocok dalam banyak hal, kecuali ya yang satu ini.

Pernah suatu hari Egi berkata, "Tanteku rajin berdoa dan sering ke Gereja, lihat aja tuh hasilnya, naas melulu!" Lama sesudah itu Jasmine keserempet sepeda motor, Egi pun langsung komentar, "Makanya, jangan kebanyakan doa!" Akan tetapi, kalau pergi Misa, Egi selalu menyambut komuni." Gengsi dong kalau tidak maju," begitu alasannya. Jadi, ia tetap pergi ke Gereja dan menyambut komuni, namun Misa dilakukan tanpa penghayata, komuni disambut tanpa kerinduan. Hingga suatu hari, adik Egi mengalami kritis karena kecelakaan. Semua dokter sudah menyerah, "Aku harus minta tolong pada siapa?" bisik Egi cemas, "Berdoalah", jawab Jasmine. "Tapi, mana mungkin Dia mau mendengarkan aku?" protes Egi. "Cobalah," desak Jasmine.

Maka, mulailah Egi berdoa, dan belum pernah ia berdoa sekhusyuk itu karena ia sangat mengasihi adiknya. Namun, di tengah-tengah kekhidmatan doanya, hatinya berbisik pelan terus-menerus, "Mengapa engkau menganiaya Aku?" Sadarlah Egi betapa selama ini ia telah menampik semua cinta Tuhan. Lebih-lebih menyambut komuni tanpa kerinduan, seolah Egi telah memaksa Yesus untuk masuk ke dalam hatinya sementara ia sendiri tak berminat. Tiba-tiba, dokter datang dan berkata, "Adikmu sudah membaik." Egi hanya bisa menangis.

Janganlah berpikir bahwa kita baik-baik saja hanya karena tidak mencuri, tidak berdusta, tidak membunuh. Padahal, dengan enggan berdoa dan membaca Kitab Suci, kita menampik sapaan kasih Yesus bagi kita. Dengan Misa setengah hati, kita mencemooh Yesus yang hadir bagi kita.

Semoga mulai sekarang kita tak membiarkan Yesus teraniaya lagi karena sikap kita. Sebaliknya, kita menyambut selalu cinta Yesus sehingga hidup kita bisa menjadi saksi bagi banyak orang bahwa Yesus ada, dan Ia mencintai kita.

Engkaulah Tuhan dan Allahku, bentuklah hatiku agar berkenan di hati-Mu. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy