| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 12 Februari 2011 Hari Biasa Pekan V

Sabtu, 12 Februari 2011
Hari Biasa Pekan V

Ajarilah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mzm 90:12)

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda, "Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Kami percaya, saat ini pun Engkau mempersatukan kami agar sehati-sejiwa membangun gereja. Terimalah kehendak dan segala niat baik kami, agar hidup kami menampakkan cahaya kasih ilahi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (3:9-24)

"Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah."

Pada suatu hari, di Taman Eden, TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya." Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-menurun.
Ayat. (Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13; R:1)
1. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
2. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
3. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
4. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -berapa lama lagi?- dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)

"Mereka semua makan sampai kenyang."

Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh." Murid-murid-Nya menjawab: "Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?" Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh." Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Ketika seseorang dituntut mempertanggungjawabkan kesalahannya, ada kecenderungan mencari kambing hitam. Tanggung jawab pribadi cenderung dilepaskan dan dilemparkan kepada orang lain. Itulah yang terjadi ketika Adam dan Hawa ditegur oleh Allah karena melawan perintah-Nya. Adam melemparkan kesalahan kepada Hawa: ”Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberikan buah pohon itu kepadaku, maka kumakan” (Kej. 3:12).

Ketika Yesus mengetahui bahwa sejumlah besar orang yang mengikuti-Nya tidak mempunyai makanan, Dia tidak melemparkan tanggung jawab kepada masing-masing orang, Dia tidak mencari kesalahan tentang siapa yang bertanggung jawab atas kelaparan orang banyak. Justru, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan dan mengajak para muridnya untuk mencari jalan keluar bersama. Tujuh roti dan beberapa ikan yang ada dikumpulkan, diucapkan syukur, diberkati serta dibagi-bagikan kepada semua orang. Mereka makan sampai kenyang, bahkan masih banyak yang tersisa.

Di sini ada kelimpahan kasih Allah yang dibagi-bagikan kepada orang-orang lain, khususnya yang sungguh membutuhkan. Kemurahan dan kepekaan hati berbuah berkat yang melimpah. Kita pun diajak untuk mengalirkan kasih Allah yang berlimpah kepada siapa saja, khususnya yang berkekurangan dan sangat membutuhkan. Sebab, kita pun ikut bertanggung jawab atas nasib orang lain.

Tuhan Yesus Kristus, terima kasih, hanya Engkaulah yang dapat memenuhi kelaparan dan dahaga hidupku. Penuhilah diriku dengan rasa syukur dan kerinduan akan roti surgawi yang memberi keselamatan abadi. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 11 Februari 2011 Hari Biasa Pekan V

Jumat, 11 Februari 2011
Hari Biasa Pekan V
Hari Orang Sakit Sedunia

Dunia perlu dimurnikan, perlu bertobat (Paus Yohanes Paulus II)

Antifon Pembuka

Berbahagialah orang bila dosanya diampuni, dan kesalahannya dihapus oleh Tuhan (Mzm 32:1)

Doa Pagi

Tuhan Allah kami, alam semesta Kauciptakan demi kelangsungan hidup kami. Engkau menyerahkan pada kami untuk kami pelihara dan kembangkan. Namun sayang, kecenderungan kami sering tak terkendali. Nikmat duniawi terlalu memikat. Maka kendalikanlah nafsu serakah yang ada pada kami. Bimbinglah kami untuk tetap menjaga kelestarian alam semesta. Amin.

Manusia digoda untuk menentukan sendiri hidupnya dan melepaskan diri dari Allah. Akibatnya manusia jatuh dalam dosa. Dosa membuat manusia sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya dan merasa malu. Kelemahan-kelemahan akibat dosa itu menjadi halangan manusia untuk hidup bebas lagi karena manusia telah memutuskan hidup lepas dari Allah yang menguatkannya.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (3:1-8)

"Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.6.7; R: 1a)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu. Alleluya.


Yesus menyembuhkan orang yang tuli dan gagap sehingga dia dapat mendengar dan berkata-kata dengan baik. Akan tetapi, dia tetap tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh Yesus. Orang itu justru semakin membuat apa yang dilarang oleh Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)

"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Prinsip hidup seorang pengikut Kristus itu sederhana, yaitu menjadikan segala-galanya baik! Apa yang baik itulah yang patut dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan. Persoalannya, tidak semua yang baik tertampung dalam hukum atau aturan. Maka, hukum yang paling dekat dengan pergulatan hidup masing-masing orang adalah suara nurani, suatu percikan sabda kebaikan Allah yang mencuat dari kedalaman pendengaran kita.

Doa Malam

Tuhan, Engkau telah memberikan kepada kami pancaindra yang baik. Tuhan jadikan kami alat untuk memuliakan nama-Mu. Bukalah telinga kami agar mampu mendengar suara-Mu lewat sesama. Buatlah mulut kami mengumandangkan pujian hanya bagi-Mu saja. Amin.


RUAH

Kamis, 10 Februari 2011 Pw. Sta. Skolastika, Perawan

Kamis, 10 Februari 2011
Pw. Sta. Skolastika, Perawan

Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan dan berikanlah kepada kami keselamatan daripada-Mu! --- Mzm 85:8

Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, betapa besar kasih-Mu kepada kami dengan menganugerahkan Putera-Mu yang tunggal untuk menebus dosa kami. Maka ajarilah kami untuk berani berkorban seperti yang telah dilakukan Yesus maupun ibu berkebangsaan Siro-Fenisia yang juga rela berkorban untuk kesembuhan anaknya. Demi Kristus, Pengantara kami. Amin.

Sebenarnya teks ini tidak berbicara langsung soal manusia pria dan wanita. Teks ini berbicara tentang hakikat hidup manusia yang perlu hidup bersama dengan orang lain. Kemanusiaannya menjadi makin penuh bila manusia hidup saling menolong, menghargai martabat satu sama lain, dan memandang betapa semua orang perlu bersatu mengusahakan kebaikan.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (2:18-25)

"Tuhan membawa Hawa kepada Adam, dan keduanya menjadi satu daging."

TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R: 1a)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion; boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. Terimalah dengan lemah lembut sabda Allah yang tertanam dalam hatimu, sebab sabda itu berkuasa menyelamatkan kamu.

Orang yang beriman selalu punya jalan untuk mengusahakan keselamatan bagi orang lain. Ia tidak takut berkorban dan menderita karenanya. Kata-kata Yesus, "Tidak patut melemparkannya kepada anjing" bukan bermaksud menghina ibu yang anaknya kerasukan roh jahat itu. Yesus hendak mengembangkan imannya lebih sempurna lagi dengan semangat kerendahan hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:24-30)

"Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Barangkali kita pernah merasa tidak dipedulikan oleh Tuhan dalam penderitaan atau kesulitan hidup kita. Ketika kita sungguh membutuhkan Dia, seolah-olah Dia jauh dari jangkauan kita. Wanita Yunani berkebangsaan Siro-Fenesia memohon kepada Yesus untuk menunjukkan belas kasih kepada anak perempuannya yang kerasukan roh jahat. Pada pandangan pertama Yesus tampaknya tidak mempedulikan permohonan ibu itu, malahan Dia melontarkan pertanyaan dengan memakai kata ”melemparkan roti kepada anjing-anjing”. Ketika itu orang-orang Yahudi suka mengibaratkan orang-orang kafir sebagai ”anjing-anjing yang kotor”.

Hal tersebut dibuat Yesus bukan untuk meremehkan atau menghina atau mengabaikan sang ibu, yang adalah seorang Yunani dan bukan Yahudi, tetapi untuk menguji imannya. ”Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Jawaban wanita ini mengagumkan Yesus dan ia dipuji karena imannya. Ketika pulang ke rumahnya ia mendapati anaknya sembuh, bebas dari kuasa setan. Seperti orang-orang lain pada umumnya, wanita ini pun merindukan keselamatan Allah.

Barang siapa yang dengan sepenuh hati dan iman mencari Yesus tidak akan pernah ditolak. Ketika Yesus menjadi bagian penuh dari kehidupan seseorang, hal ini bagaikan ungkapan Adam: ”Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” Artinya, dia adalah bagian penuh dari hidupku sendiri, dia dan aku tidak dapat dipisahkan.

Demikianlah, orang yang beriman tidak dapat terpisahkan dari Dia yang diimaninya. Dalam kesatuan dengan Yesus dan iman akan Dia, segalanya menjadi mungkin.

Tuhan Yesus Kristus, satukanlah hidupku dengan hidup-Mu, dan tambahkanlah senantiasa imanku akan kuasa-Mu yang menyembuhkan, serta bebaskanlah aku dari segala yang jahat. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 09 Februari 2011 Hari Biasa Pekan V

Rabu, 09 Februari 2011
Hari Biasa Pekan V

Awal dari doa adalah keheningan. (Ibu Teresa dari Kalkuta)

Antifon Pembuka

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, betapa agunglah Engkau! (Mzm 104:1)

Doa Pagi

Bapa, Engkau memelihara hidupku hingga saat ini. Kendati harus melalui suka duka, aku tetap menyadari campur tangan-Mu melalui rahmat dan kasih-Mu. Bantulah aku untuk selalu mampu memaknai hidupku sebagai tanda syukurku kepada-Mu. Amin.

Tuhan menciptakan segala-galanya dan menjadikan manusia sebagai yang utama dari segala ciptaan-Nya itu. Ia menempatkan manusia di dalam hadirat-Nya dan memberikan manusia jaminan kehidupan. Akan tetapi jaminan itu hanya bisa dialami sejauh manusia tetap mengindahkan perkataan dan kehendak Allah. Ketidaksetiaan akan kehendak Allah akan menyebabkan manusia kehilangan jaminan kehidupan dan mati.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (2:4b-9.15-17)

"Tuhan Allah mengambil manusia dan menempatkannya di Taman Eden."

Ketika Tuhan Allah menjadikan bumi dan langit, belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab Tuhan Allah belum menurunkan hujan ke bumi dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah. Tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu. Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuknya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; Ia menumbuhkan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya di Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia, “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat. (Mzm 104:1-2a.27-28.29b-30)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Semuanya menantikan Engkau, untuk mendapatkan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.
3. Apabila Engkau mengambil roh mereka maitilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali dan Engkau membaharui muka bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya

Yesus menegaskan bahwa segala yang berasal dari luar diri manusia tidaklah mendatangkan yang jahat dan menajiskan manusia. Akan tetapi segala yang jahat itu justru berasal dari dalam hati manusia sendiri. Karenanya, orang perlu mendengarkan yang benar dalam hidup, yaitu perkataan Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:14-23)

"Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."

Pada suatu hari, Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkanlah Aku, dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya!” Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar! Sesudah itu Yesus masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak. Maka murid-murid bertanya kepada Yesus tentang arti perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Camkanlah! Segala sesuatu yang dari luar masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia, karena tidak masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya lalu dibuang di jamban.” Dengan demikian Yesus menyatakan semua makanan halal, Yesus berkata lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya! Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Injil hari ini ingin mendorong kita untuk bercermin pada hati. Gereja mengajarkan bahwa hati adalah tempat perjumpaan paling tersembunyi antara Allah dan manusia. Jika hati kita kotor, bagaimana pula perjumpaan itu bisa terjadi? Maka, membersihkan hati dari segala pikiran jahat perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan adalah mutlak diperlukan.

Doa Malam

Yesus, jagalah hatiku dan bimbinglah di saat aku jatuh dalam prasangka maupun pikiran-pikiran jahat, Engkau berkenan menyadarkanku. Aku percaya Engkau selalu siap menolong dan membimbing aku. Amin.


RUAH

Selasa, 08 Februari, 2011 Hari Biasa Pekan V

Selasa, 08 Februari, 2011
Hari Biasa Pekan V

Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong --- Mzm 10:14b

Doa Renungan


Allah sumber kebijaksanaan, syukur atas hari baru yang boleh kami rasakan. Juga atas rahmat kehidupan yang boleh kami terima. Tuhan, kami sadar bahwa peraturan diperlukan untuk membuat hidup semakin teratur dan harmonis. Maka bantulah kami untuk dapat menaati peraturan yang berlaku sehingga kami dapat menghargai orang lain. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (1:20-2:4a)

"Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita."

Ketika menciptakan alam semesta, Allah bersabda, "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, sabda-Nya, "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." Jadilah petang dan pagi: hari kelima. Bersabdalah Allah, "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata serta segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar, segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Bersabdalah Allah, " Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara; atas ternak dan atas seluruh bumi, serta atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya; menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah bersabda kepada mereka, "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Bersabdalah Allah, "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji. Itulah akan menjadi makananmu. Sedang kepada segala binatang di bumi dan burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keenam. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi beserta segala isinya. Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu. Maka berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:4-5.6-7.8-9; R: 2)
1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas perbuatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)

"Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi -- seperti orang-orang Yahudi lainnya -- tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, "Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?" Jawab Yesus kepada mereka, "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." Yesus berkata kepada mereka, "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: "Hormatilah ayahmu dan ibumu!" Dan: 'Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.' Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: 'Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah', maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus terlibat perdebatan dengan kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat tentang hal-hal mana yang lebih esensial dan menjadi prioritas, dan mana yang bersifat luaran dan tidak utama. Kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat berkutat pada hal mementingkan adat istiadat kaku dan mengesampingkan isi dan hakikat hukum Taurat. Dengan gampang mereka mengadili dan menghakimi orang lain. Dengan semena-mena mereka menanggungkan beban-beban berat pada orang-orang lain.

Yesus mengecam dengan menyebut mereka ”orang-orang munafik”. Mereka hanya berpura-pura memuliakan Allah dengan bibirnya, tetapi hati mereka jauh dari Dia. Mereka lebih mementingkan adat istiadat kaku dan mengabaikan Sabda Allah serta perintah cinta kasih-Nya. Memang, lebih mudah mengenal dan menilai hal-hal luaran, tidak esensial dan tidak penting, daripada mempraktikkan tuntutan-tuntutan mendasar dari perintah Allah seperti kasih yang ikhlas dan hormat terhadap sesama. Lebih gampang hidup munafik daripada hidup lurus dan benar. Lebih gampang mengamati perilaku orang lain daripada berbuat karya baik dan nyata. Lebih gampang menjadikan aturan-aturan atau hukum-hukum tertulis sebagai dalih menghakimi atau bertindak keras terhadap orang lain daripada menghayati dan mempraktikkan semangatnya.

Kita sering merasa serba tahu tentang perintah cinta kasih, tetapi dalam kenyataannya kita jauh dari pengamalannya. Sesungguhnya, menjadi pelaku cinta kasih Allah mencerminkan maksud Allah menciptakan kita menjadi gambar dan citra-Nya (Kej. 1:26).

Tuhan Yesus Kristus, ajarilah aku untuk menjadi seorang pelaku cinta kasih yang sejati dan jauhkanlah aku dari sikap dan perilaku munafik. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 07 Februari 2011 Hari Biasa Pekan V

Senin, 07 Februari 2011
Hari Biasa Pekan V

Orang yang melarikan diri dari doa, melarikan diri dari segala sesuatu yang baik. (St. Yohanes dari Salib)

Antifon Pembuka

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, Engkau sungguh agung! Betapa banyak karya-Mu ya Tuhan, semua Kaubuat dengan bijaksana (Mzm 104:1-24)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, semua orang yang merasa lemah dan menderita menemukan kekuatan dan penghiburan pada-Mu. Dampingilah kami, bila sedang tertimpa penderitaan. Sembuhkanlah kami dari segala penyakit dan jadilah pada kepercayaan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Pada awal mula Allah menjadikan semuanya baik adanya. Alam dan segala isinya yang teratur menjadi lambang kemuliaan Tuhan. Semuanya menjadi pujian nyata bagi Allah yang agung. Allah dengan segala kuasa-Nya membagikan segala kebaikan-Nya ke dalam dunia. Allahlah sumber segala yang baik di dunia ini.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (1:1-19)

"Allah bersabda dan terjadilah demikian."

Pada awal mula Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan masih kosong. Gelap gulita meliputi samudera raya. Dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Allah bersabda, "Jadilah terang!" Maka jadilah terang. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya dari gelap. Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Maka jadilah petang dan pagi: hari pertama. Allah bersabda, "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala, dan Ia memisahkan air di bawah cakrawala dari air di atasnya. Dan jadilah demikian. Allah menamai cakrawala itu langit. Maka jadilah petang dan pagi: hari kedua. Allah bersabda, "Hendaklah segala air di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Allah bersabda, "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari ketiga. Allah bersabda, "Jadilah benda-benda penerang di cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap, menunjukkan hari dan tahun; dan sebagai penerang pada cakrawala, biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan dua benda penerang yang besar, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang kecil untuk menguasai malam; dan Allah menjadikan juga bintang-bintang. Semuanya itu ditaruh Allah di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keempat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
atau Semoga Tuhan bersukacita atas karya-Nya
Ayat. (Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.24.35; R:31b)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Engkau telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyah untuk selama-lamanya. Dengan samudera raya bumi ini Kauselubungi, air telah naik melampaui gunung-gunung.
3. Di lembah-lembah Engkau membualkan mata air yang mengalir di antara gunung-gunung, burung-burung di udara bersarang di dekatnya, bersiul-siul dari antara dedaunan.
4. Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kaubuat dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

Yesus hadir di tengah-tengah dunia dan menjadikan semuanya baik kembali. Semua yang sakit dan menderita mendapatkan kembali kesehatan mereka. Dia menjadikan dunia seperti suasana penciptaan awal. Kehadiran Yesus membawa kebaikan dalam dunia yang buruk.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)

"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."

Pada suatu hari, Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, -- ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Daya tarik pribadi Yesus membuat banyak orang mencari-Nya. Banyak orang mendapatkan `pelabuhan' atas penderitaannya dalam diri Yesus. Beban kehidupan yang kadang tak tertanggungkan, mereka bawa ke hadapan Yesus. Hal ini merupakan bagian dari pewahyuan diri-Nya bagi pergulatan hidup manusia, "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang lelah dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu."


RUAH

Minggu, 06 Februari 2011 Hari Minggu Biasa V

Minggu, 06 Februari 2011
Hari Minggu Biasa V


JADILAH TERANG YANG SUNGGUH BERCAHAYA

“Kamu adalah terang dunia. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga." (Mat 5:14.16)


Antifon Pembuka

Marilah bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, Pencipta kita, sebab Dialah Allah kita.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang Mahapenyayang, hanya ibadat yang tulus ikhlas, yang berkenan di hati-Mu. Berilah agar kata-kata yang kami ucapkan benar-benar kami buktikan dalam karya memuliakan Dikau dan dalam pelayanan kepada sesama. Dan semoga tingkah laku kami merupakan pewartaan kemuliaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.


Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:7-10)


"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."


Inilah Firman Allah, "Hendaklah engkau membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 112:4-5.6-7.8a.9; Ul: 4a)

1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada Tuhan.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.


Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)

"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."

Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)

"Kamu adalah garam dunia."

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, "Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

GARAM DAN TERANG DI MASYARAKAT

Ditegaskan dalam bacaan Injil Minggu V tahun A kali ini, Mat 5:13-16, bahwa para murid ialah "garam" dan "terang" bagi dunia. Pernyataan ini kerap mendorong agar orang berusaha sekuat tenaga menggarami dunia serta meneranginya. Dunia ini seakan-akan tempat yang hambar dan gelap belaka dan karena itu perlu diselamatkan. Itukah yang hendak diajarkan kepada para murid? Injil sebenarnya mengajarkan hal lain, yakni agar para murid tidak membiarkan diri luntur identitasnya dan bakal didiamkan orang. Bagaimana penjelasannya? Marilah kita ikuti pembicaraan mengenai garam dan terang sebelum memasuki teks Injil.

CHRIS: Kita ini sering berpanjang-panjang bicara tentang garam dan terang, bagaimana sih menerapkannya bagi orang sekarang, lebih-lebih bagi umat paroki sini.
MATT: Romo, di paroki sini atau di Vatikan garam sama-sama mengurangi rasa hambar. Omong-omong, ini nih Paulus bilang kepada umat Kolose (Kol 4:5-6): "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." Latinnya ay. 6 terasa gurih: "Sermo vester semper in gratia sale sit conditus...."
CHRIS: Jadi bagi Paulus kata-kata yang bijak penuh kasih itu seperti makanan yang gurih diresapi garam!
MATT Nah, tidak berputar-putar kan? Paulus menolong kita mengerti bahwa garam itu membuat orang bisa membawakan diri. Maklum orang perlu bergaul dengan "orang-orang luar", bukan hanya kalangan sendiri. Kolose itu pusat perdagangan dan industri wol zaman itu, kayak daerah industri Tangerang dan Bekasi yang menyerap tenaga kerja dari mana-mana. Para manajer di Kolose banyak yang sudah jadi umat; mereka itulah yang disurati Paulus.
CHRIS: Apa hidup sebagai terang dunia juga bisa dipandang dengan cara itu?
MATT: Terang menyingkirkan gelap, membuat pikiran bisa memilah-milah, membuat orang ber-discernment, tahu jalan yang benar, menjauhi cara-cara yang asal saja.
CHRIS: Jadinya ingat Kol 1:12. Paulus bersyukur dengan penuh sukacita kepada Bapa yang telah membuat kaum beriman di Kolose layak mendapat bagian di dalam kehidupan "orang-orang kudus dalam terang". Jadi hidup dalam kekudusan walau masih berpijak di bumi.
MATT: Pikirannya begini. Para murid sudah dilepaskan dari kuasa kegelapan - seperti dimaksud Paulus dalam ayat berikutnya. Mereka hidup dalam alam yang sudah dibuka oleh Yesus.
CHRIS: Maksudnya merdeka dari kekuatan-kekuatan yang mengungkung, meski masih di dunia ini? Dan kita musti kreatif, tidak hambar dan kabur?
MATT: Akur!

MENYIMAK Mat 5:13-16

Murid-murid disebut "Kamulah garam dunia...!" (ay. 13a). Bukannya diserukan agar mereka "menjadi" garam. Yang dimaksud ialah agar mereka tetap sebagai garam. Perkaranya, bagaimana bila dayanya hilang dan jadi hambar (ay. 13b)? Ini terjadi bila murid kehilangan identitasnya. Garam yang hambar tak berguna, bakal dibuang, diinjak-injak (ay. 13c). Murid yang tak bisa ikut membuat dunia ini makin awet dan enak didiami dengan sendirinya tidak menyumbang banyak. Sayang!

Para murid juga dibaratkan sebagai "terang dunia" (ay. 14a). Menyusul dua contoh. Pertama, kota di atas gunung tentu saja terlihat dari mana-mana (ay. 14b). Murid-murid tak bisa menutup-nutupi diri, tak bisa bersembunyi. Cara hidup mereka pasti terlihat, tak peduli apakah orang akan mendatanginya sebagai tempat berlindung atau malah sebagai sasaran kedengkian. Bagaimanapun juga, yang melihatnya tidak bakal hanya mendiamkannya. Contoh selanjutnya makin jelas. Lampu menerangi seluruh ruang karena memang dipasang di atas, tidak ditutup dengan tempayan (ay. 15). Para murid memang ada di tempat yang memungkinkan mereka menerangi seluruh ruang. Hidup sebagai murid bukan urusan kesempurnaan pribadi, melainkan hidup menerangi lingkungan. Lebih tajam lagi ay. 16. Mereka hendaknya bersinar bagi semua orang sehingga perbuatan baik mereka dilihat dan orang-orang akan "memuliakan Bapamu yang ada di surga".

PENGAJARAN YESUS DI BUKIT


Bacaan dari Mat 5:13-17 diangkat dari kumpulan ajaran Yesus yang pertama dalam Injil Matius, yaitu Mat 5-7. (Ada empat kumpulan lain, yakni Mat 10; 13; 18; 24-25.) Pada awal kumpulan pertama disebutkan, ketika melihat orang banyak, Yesus naik ke sebuah bukit dan mulai mengajar para murid yang datang kepadanya (Mat 5:1-2; lihat juga ulasan bagi hari Minggu IV yang lalu). Di situ ia mengucapkan delapan Sabda Bahagia (ay. 3-10) yang bersangkutan dengan kehidupan pada umumnya, ("Berbahagialah orang yang...!"). Sabda Bahagia yang ke delapan (ay. 10) menyebut berbahagia orang yang mengalami perlakuan buruk, dianiaya, karena mau melakukan kehendak Allah. Isi Sabda Bahagia ke sembilan, ay. 11, sama dengan yang ada dalam ay. 10 tadi, tetapi ditujukan langsung kepada para murid ("Berbahagialah kamu...!) yang mengikutinya ke bukit tadi. Mulai saat itu Yesus mulai berbicara mengenai kehidupan para murid sendiri.

Ada tiga hal yang boleh dicatat. Pertama, pembicaraan mengenai garam dan terang dunia itu menyangkut diri para murid sendiri. Kedua, konteksnya ialah pengalaman orang yang merasa dimusuhi karena melakukan kehendak Allah (ay. 10), dicela dan diperlakukan buruk karena Yesus (ay. 11). Ketiga, walaupun demikian, mereka diharapkan tetap bersuka cita dan bergembira (ay. 12), dalam bahasa sekarang, tidak kehilangan harga diri. Dalam konteks inilah pengajaran mengenai garam dan terang tampil sebagai pengajaran mengenai hidup para murid. Mereka diminta agar tetap berlaku sebagai garam dan terang kendati mereka dimusuhi. Mereka diharapkan berteguh dalam kesulitan. Inilah yang bakal membuat mereka ikut disebut "berbahagia".

Di dalam masyarakat modern pelbagai macam nilai bermunculan silih berganti, segudang gagasan dipasarkan, pelbagai keyakinan diperjualbelikan. Di hadapan semua itu orang bisa ikut arus dan akhirnya tenggelam. Acap kali ada yang memilih jalan mudah dengan menentang semua yang beredar di dunia. Itukah pengajaran bagi para murid? Garam dan terang tidak mesti berkonfrontasi dengan dunia. Peran utamanya justru membuat dunia tak gampang membusuk dan malah semarak indah dilihat, bukan mencurigai dan memusuhinya.

DI MASYARAKAT YANG BERLAPIS-LAPIS


Dalam konteks pengajaran di Bukit, menjadi murid jelas bukan ditujukan bagi keselamatan sendiri atau demi keluhuran sang guru, melainkan agar orang banyak bisa melihat betapa Yang Mahakuasa yang di surga itu bisa dialami sebagai yang sebagai Bapa yang Maharahim. Perbuatan baik para murid menjadi jalan bagi Yang Mahakuasa agar terlihat oleh orang banyak sebagai Bapa!

Bisakah orang tetap menjadi garam dan terang di dalam masyarakat majemuk dan yang rumit susunannya seperti masyarakat zaman ini? Orang tak bisa tinggal hanya di dalam kelompok sendiri. Mau tak mau akan ikut berperan di dalam macam-macam tataran lain. Bisakah orang tetap punya identitas? Ya. Sekali ditaburkan, garam memberi rasa pada sayur. Begitu pula terang menyinari seluruh ruangan, tidak terbatas di satu sudut saja. Bila ada tempat yang tidak kena terang atau tidak tergarami, itu karena ada penghalangnya. Dalam masyarakat yang berlapis-lapis, para murid tidak hanya menggarami kelompok sendiri atau menerangi lingkungan terbatas. Yang terjadi pada satu tataran akan ada kelanjutannya di lapis lain pula. Katakan saja "garam dan terang dunia" itu membola dunia. Bila hanya setempat-setempat saja, maka hidup sebagai garam dan terang "bagi dunia" itu hanya tetap wacana belaka. Di era yang makin mengalami globalisasi ini, makin besar pula peran garam dan terang tadi. Yang tidak menjalankannya akan menjauhi kenyataan dan menjadi hambar, ambles, padam, tak masuk hitungan.

Hidup sebagai garam bukan berarti terjun mengasinkan orang-orang lain dengan menonjolkan ibadat serta rumus-rumus kepercayaan sendiri. Itu justru arah yang semakin ke diri sendiri, makin sungsang. Garam itu meluas, tidak menciut. Hidup sebagai terang berpusar ke luar, tidak berputar ke dalam. Maka usaha mendapat pengikut sebanyak-banyaknya ala kegiatan proselitisme bukan tafsiran garam dan terang dunia yang bisa dipertanggungjawabkan. Lalu apa?

Sekali lagi Mat 5:16 dapat dipakai sebagai pegangan. Para murid diminta agar melakukan perbuatan yang bakal membuat orang-orang bisa memuliakan Bapa yang ada di surga. Maksudnya ialah agar perbuatan dan tingkah laku para murid itu menjadi bentuk kehadiran Bapa di dunia ini. Kehadiran seperti ini tidak dapat dipaksa-paksakan kepada orang banyak. Hanya bisa dipersaksikan. Dan itu tidak selalu mudah dimengerti. Kerap kali sikap kurang menerima dan memusuhi berawal dari kurang mengenali apa yang sedang terjadi. Maka tindakan yang paling bijak ialah membuat agar didengar dan dikenal terlebih dulu secara apa adanya. Makin berlapis-lapis sebuah masyarakat, makin perlu identitas masing-masing kelompok tampil dengan jujur. Tanpa integritas, dengan mudah terjadi saling kecurigaan mengenai itikad baik masing-masing dan kesetujuan-kesetujuan bersama susah tercapai. Memang keragaman dapat mengakibatkan sikap apatis, luntur, ngikut aje, pindah-pindah. Tetapi justru garam dan terang bagi dunia itu akan menghilangkan rasa hambar dan mengendalikan kesimpangsiuran.

Salam hangat,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy