| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Surat Gembala Prapaska 2011 Keuskupan Bogor

SURAT GEMBALA PRAPASKA 2011
KEUSKUPAN BOGOR

Saudara-saudari, Umat Keuskupan Bogor,
Salam dan berkat apostolik


kita akan memasuki masa Paskah yang diawali dengan masa puasa selama 40 hari atau yang dinamakan masa Prapaskah. Selama masa puasa itu kita diajak untuk lebih serius memperhatikan hidup rohani kita dengan merenungkan sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia menderita dan wafat karena dosa kita, dan Ia bangkit demi kebahagiaan kita.

Masa puasa 40 hari adalah kesempatan yang sangat baik dan saat penuh rahmat bagi kita semua. Kita diundang mengikuti perjalanan Tuhan Yesus dari Galilea menuju Yerusalem dan dalam iman menyaksikan drama kesengsaraan dan penyaliban-Nya, yang disusul dengan kebangkitan-Nya pada hari ketiga.

Gereja tak henti-hentinya mengajak seluruh umat beriman agar mereka sadar akan kejinya dosa dan akan perlunya pengampunan serta belas kasihan dari Allah. Oleh karena itulah masa puasa hendaknya menjadi kesempatan untuk bertobat dari dosa dan dari cara hidup yang tak berkenan pada Allah. Kita diajak membarui diri dan mengambil sikap beralih dari hidup lama ke hidup baru yang lebih berkenan pada Allah.

Masa tobat itu kita awali dengan penerimaan abu di kepala pada hari Rabu Abu. Penerimaan abu tersebut tak lain adalah ungkapan atau tanda lahiriah bahwa secara batin kita setuju dengan pertobatan dan siap membarui diri. Abu yang kita terima mengandung makna bahwa kita ini adalah manusia yang rapuh dan berdosa namun tetap disayangi oleh Allah. Belas kasihan Allah itu nampak dalam Putera-Nya Yesus yang rela menderita sengsara dan wafat di salib untuk menebus dosa kita dan membebaskan kita dari hukuman dan kematian kekal. Apa yang harus kita lakukan dalam rangka pembaharuan diri tersebut di atas?

Pertama , kita disadarkan kembali akan makna yang terkandung dalam pembaptisan. Gereja mempersiapkan pembaptisan bagi warga baru yang akan dibaptis pada malam Paskah dan mengajak umat agar mengingat kembali pembaptisan yang sudah mereka terima. Saat kita dibenamkan di dalam bejana permandian kita mati bersama Kristus dan keluar dari bejana kita bangkit bersama Dia. Sudah sepatutnyalah kita menyelaraskan hidup kita dengan hidup Kristus.

Kedua , masa puasa saat yang tepat untuk lebih serius menjadikan Allah arah hidup dan pusat berarti percaya, berharap, dan lebih bertaqwa kepadaNya. Dengan demikian, orang yang bertobat akan menjadi tanda berkat dan belas kasihan Allah. Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk kembali ke pangkuan-Nya bila sudah pergi jauh, untuk berbalik dan berdamai dengan-Nya dan dengan sesama. Kita mengikuti contoh Yesus yang juga berpuasa selama 40 hari. Ia tidak makan, tidak minum, berdoa, mati raga, dan berpantang demi memenuhi kehendak Allah Bapa-Nya.

Ketiga , agar supaya masa ber-rahmat ini menghasilkan buah untuk kehidupan rohani, Ibu Gereja menawarkan kepada kita bermacam-macam cara seperti praksis taqwa kepada Allah dan mengungkapkan kesediaannya untuk melaksanakan kasih melalui doa, olah tapa, dan memberi derma.


Injil Matius memberikan kita ajakan supaya jangan melakukan kewajiban agama agar dilihat orang dan bila memberi sedekah, lakukanlah itu dengan sembunyi-sembunyi dan diam-diam agar tidak dipuji orang. Dan bila berpuasa jangan bermuka muram, berpura-pura seperti orang munafik (bdk. Mat 6:1-4).

Berdoa adalah saat bertemu dengan Kristus yang pasti membawa kegembiraan, memperkaya hidup rohani dan membuat kita menjadi lebih serupa dengan Kristus. Hal itu diperoleh melalui askese (tahan diri) dan olah tapa. Doa yang benar adalah bukan untuk memuaskan diri sendiri, bukan pula untuk merayu-rayu Tuhan agar permohonan dikabulkan, melainkan memberi waktu untuk menyadarkan diri kita sendiri akan karya keselamatan Allah yang harus terlaksana dalam diri kita masing-masing. Orang yang rajin berdoa dan berdoa secara benar adalah orang yang mengakui bahwa Tuhan adalah Tuhan hidupnya dan ia menjadikan Allah itu pusat dan sumber. Kristus menghendaki hati yang terarah pada Tuhan, membangun diri dari dalam dan dari hati nurani. “Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu.” (bdk. Yl 2:13).

Mengekang dan mengendalikan diri dari hal yang kita sukai tetapi yang sebenarnya bertentangan dengan kehendak Allah dan kebutuhan jiwa kita sendiri. Maka puasa berarti berorientasi dan berbalik kepada Kristus dan bertemu denganNya secara pribadi. Kita harus sadar juga bahwa hidup di dunia ini bukanlah tujuan akhir peziarahan ini. Perlu kita sadari bahwa pada suatu saat kita harus mati dan harus menghadapi pengadilan Allah untuk menerima ganjaran atau hukuman setimpal dengan amal bakti kita. Suatu saat kita menghadapi hari Yahwe, hari yang mungkin mengenaskan bagi yang tak siap. Allah datang menyadarkan manusia yang gagal namun yang tetap Ia kasihani. Paskah mengajak kita : “bangunlah kamu yang tidur dan bangkitlah dari maut”, dan Kristus akan bercahaya atasmu.

Inilah saatnya pula kita diingatkan akan tugas panggilan penyelamatan manusia bersama Kristus. Tugas menyelamatkan manusia tak cukup dengan kata-kata indah tapi harus disertai dengan tindakan sosial yang nyata. Allah yang mengasihi harus nampak dalam tindakan kita melalui perbuatan kasih, melalui perhatian terhadap sesama yang berkekurangan seperti dengan sukarela memberi derma untuk meringankan beban sesama yang sedang menderita. Kita mencontohi kasih Kristus yang siap berkorban, berbagi dengan yang berkekurangan, yang menderita, yang menantikan uluran tangan dan penghiburan.Saudara-saudari seiman,
Melalui surat gembala ini saya ingin menyampaikan pula tiga hal yang patut menjadi perhatian kita, yaitu :
1. Tahun 2011 ini kita memperingati yubileum berdirinya hirarki, 50 tahun hirarki Gereja Indonesia, termasuk keuskupan kita. Kita patut berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan Gereja di Roma untuk membangun diri kita sendiri pada tanggal 11 Februari 1961. Kita patut bersyukur atas penyertaan Tuhan selama 50 tahun yang silam karena kita menyaksikan Gereja kita bertumbuh dan berkembang, namun kita pun juga mohon agar di hari-hari mendatang menjadi lebih baik.
2. Patut juga saya sampaikan hasil dan pesan SAGKI yang telah dikeluarkan melalui KWI antara lain kita diajak untuk giat mewartakan Kabar Sukacita dan menemukan cara-cara yang tepat melalui metode narasi, kisah dan tutur yang baik tentang Yesus kepada anak-anak dan umat kita. Kita diajak untuk menemukan wajah Yesus dalam tiga kenyataan hidup sehari-hari di bidang sosial budaya, sosial religius, dan sosial ekonomi.
Kita semua disadarkan tentang nilai-nilai budaya dan kearifan lokal serta diajak untuk menjunjung tinggi, memelihara, dan mengembangkannya untuk menghadapi budaya-budaya modern yang merusak kehidupan iman dan kehidupan lokal. Kasih persaudaraan, kebaikan dan kebenaran hendak kita bangun dalam keanekaragaman budaya kita.
Berdasarkan iman yang kita anuti, kita juga harus mampu menemukan nilai-nilai luhur dan injili yang terdapat dan dihayati oleh para penganut pelbagai agama. Kita diajak untuk hidup rukun dan berdamai dengan setiap orang. Gejala kemiskinan yang merebak, bencana-bencana alam yang kita hadapi telah pula menimpa banyak warga. Peristiwa-peristiwa itu harus mampu menggugah setiap pengikut Yesus agar menaruh kepedulian dan tidak menutup mata. Dalam masa Prapaskah ini kesampingkanlah teori-teori dan lakukanlah kegiatan nyata dalam menolong sesama yang susah dan sesama yang miskin. Melalui SAGKI 2010, semoga mata hati dan iman kita mampu melihat dalam diri orang miskin, menderita, dan putus asa sebagai “pewahyu” Wajah Yesus yang sedang menderita, yang berlumuran darah, yang menangis, yang tabah, haus dan lapar (bdk. Mat 25). Kita juga harus ikut berupaya untuk mengurangi kemiskinan dengan berbagai upaya pemberdayaan ekonomi serta melawan segala bentuk perampasan hak milik sesama dan korupsi yang sedang merajalela di negeri kita.
3. Seperti telah kami umumkan tahun yang lalu bahwa kita ingin memfokuskan perhatian pada tahun 2011 pada kaum muda kita sebagai Gereja masa depan. Kita diminta untuk lebih serius memperhatikan mereka dan memberikan pendampingan, agar mereka mampu menghadapi tantangan jaman ini dan beriman teguh pada Kristus yang telah dipilih.

Saudara-saudari yang terkasih,
Mengakhiri Surat Gembala ini saya ingin mengutip Nabi Yesaya : “Berpuasa yang Kukehendaki ialah agar engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya ..., supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya memberi dia pakaian!” (Yes 58:6-7).

Akhirnya, semoga Tuhan menyertai anda sekalian selama masa Retret Agung ini, dan Selamat Paskah.

Dikeluarkan di Bogor, 14 Februari 2011


Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM

Uskup Keuskupan Bogor

Rabu, 02 Maret 2011 Hari Biasa Pekan VIII

Rabu, 02 Maret 2011
Hari Biasa Pekan VIII

Tujuan kehidupan yang berkebajikan ialah menjadi serupa dengan Allah (St. Gregorius dari Nisa)

Antifon Pembuka

Semoga semua penghuni bumi mengakui, bahwa Engkaulah Tuhan, Allah yang kekal (Sir 36:17)

Doa Pagi

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, tambahkanlah semangatku untuk berani memberi kesaksian kepada sesama, bahwa Engkaulah Allah, melalui tingkah lakuku sepanjang hari ini. Amin.

Kemampuan Allah akan melampaui pemikiran manusia. Dalam doa ini terungkap keyakinan manusia yang mendalam bahwa Allah mampu mempersatukan umat beriman yang tercerai berai.

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh (36:1.4-5a.10-17)

"Penuhilah Sion dengan pujian karena perbuatan-Mu yang perkasa, dan penuhilah bait-Mu dengan kemuliaan-Mu."

Kasihanilah kami, ya Penguasa, Allah semesta alam, pandanglah kami dan curahkanlah kedahsyatan-Mu atas segala bangsa. Hendaklah Engkau membaharui tanda dan mengulang mukjizat, agar para bangsa mengakui, sebagaimana kami telah mengakui, bahwa tiada Allah kecuali Engkau, ya Tuhan. Sudilah mengumpulkan segala suku Yakub serta mengembalikan kepada mereka tanah pusakanya seperti sediakala. Kasihanilah umat yang disebut menurut nama-Mu, yaitu Israel, yang telah Kausamakan dengan anak sulung. Kasihanilah kota-Mu yang kudus, yaitu Yerusalem, kota tempat istirahat-Mu. Penuhilah Sion dengan pujian karena perbuatan-Mu yang perkasa, dan penuhilah bait-Mu dengan kemuliaan-Mu. Berikanlah kesaksian tentang makhluk-makhlukmu yang pada awal mula Kauciptakan, dan penuhilah segala nubuat yang telah dibawakan atas nama-Mu. Berikanlah ganjaran kepada mereka yang menantikan Dikau, dan buktikanlah kebenaran segala nabi-Mu. Ya Tuhan, dengarkanlah doa hamba-hamba-Mu ini sesuai dengan berkat Harun atas umat-Mu. Semoga semua penghuni bumi ini mengakui, bahwa Engkaulah Tuhan, Allah yang kekal.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tunjukkanlah kepada kami, ya Tuhan, cahaya belas kasih-Mu.
Ayat. (Mzm 79:8.9.11.13)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan nama-Mu, tolonglah kami, ya Allah penyelamat! Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran tangan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh!
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu, akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Putera Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.

Apa yang dipikirkan Allah berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh manusia. Misi Yesus akan diselesaikan dengan pelayanan, bukan dengan kekuasaan sebagaimana yang dipikirkan oleh Yakobus dan Yohanes. Keluhuran nama seorang murid Yesus, bukan dalam kekuasaan, melainkan dalam melayani.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:32-45)

"Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan."


Sekali peristiwa Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Yesus berjalan di depan. Para murid merasa cemas dan orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang pun merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya. Yesus berkata, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Ia akan diolok-olok, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit.” Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus. Mereka berkata, “Guru, kami harap Engkau mengabulkan suatu permohonan kami.” Jawab Yesus, “Apakah yang kalian ingin Kuperbuat bagimu?” Mereka menjawab, “Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Kalian tidak tahu apa yang kalian minta. Sanggupkah kalian meminum piala yang harus kuminum? Dan dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima?” Mereka menjawab, “Kami sanggup.” Yesus lalu berkata kepada mereka, “Memang, kalian akan meminum piala yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan atau kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang yang baginya telah disediakan.” Mendengar itu, kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kalian tahu, bahwa orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tetapi janganlah demikian di antara kalian! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kaian, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kalian, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Sebab Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi orang banyak.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Ambisi untuk mendapatkan suatu jabatan publik bisa saja membuat seseorang menjadi buta. Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, meminta jabatan publik di tengah-tengah pemberitahuan Yesus tentang penderitaan yang akan ditanggung-Nya. Yesus menjelaskan bahwa jabatan publik itu bagaikan suatu piala penderitaan, karena hakikatnya adalah melayani, bukan sebaliknya. Itulah kata kunci aktivitas kristiani.

Doa Malam

Yesus, kerelaan-Mu untuk menjadi manusia dan memberikan nyawa sebagai tebusan bagi banyak orang, mendidik aku untuk rendah hati dan bersedia melayani daripada dilayani. Terimakasih ya Yesus. Amin.

RUAH

Selasa, 01 Maret 2011 Hari Biasa Pekan VIII

Selasa, 01 Maret 2011
Hari Biasa Pekan VIII

”Kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup sepenuhnya (Gloria Dei homo vivens est). - St Ireneus

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahabaik, siapapun juga yang percaya kepada Yesus Putra-Mu, Kaucurahi Roh Kudus agar hati dan budinya menjadi suci dan murni, dibersihkan dari kuasa kegelapan dan dibebaskan dari kuasa jahat. Tinggallah di hati kami dan perbaharuilah hidup kami agar perbuatan baik dan luhurlah yang kami kerjakan, sehingga kami pun pantas ambil bagian dalam memuliakan nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Putra Sirakh (35:1-12)

"Tuhan berkenan kepada korban orang benar, dan ingatannya tidak akan dilupakan.”

Barangsiapa memenuhi hukum Taurat mempersembahkan banyak korban, dan orang yang memperhatikan segala perintah menyampaikan korban keselamatan. Orang yang membalas kebaikan mempersembahkan korban sajian dan yang memberikan derma menyampaikan korban syukur. Yang direlai oleh Tuhan ialah menjauhi kejahatan, dan menolak kelaliman merupakan korban penghapus dosa. Jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan yang kosong, sebab semuanya wajib menurut perintah. Persembahan orang jujur melemaki mezbah, dan harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi. Tuhan berkenan kepada korban orang benar, dan ingatannya tidak akan dilupakan. Muliakanlah Tuhan dengan kemurahan, dan buah bungaran di tanganmu janganlah kausedikitkan. Sertakanlah muka yang riang dengan segala pemberianmu, dan bagian sepersepuluh hendaklah kaukuduskan dengan suka hati. Berikanlah kepada Yang Mahatinggi berpadanan dengan apa yang la berikan kepadamu, dengan murah hati dan sesuai dengan hasil tanganmu. Sebab Dia itu Tuhan pembalas, dan engkau akan dibalas-Nya dengan tujuh lipat. Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab tidak diterima-Nya, dan janganlah percaya pada korban kelaliman! Sebab Tuhan adalah Hakim, yang tidak memihak.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (
Mzm 50:5-6.7-8.14.23)
1. ”Bawalah ke mari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!” Maka langit memberitakan keadilan-Nya: Allah sendirilah Hakim!
2. ”Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman! Dengarkanlah, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu! Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku!
3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:28-31)

"Sekalipun disertai penganiayaan, pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat dan di masa datang menerima hidup yang kekal."

Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau.” Maka Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Sebelum naik mobil, si bungsu bertanya dengan lugu, "Kak, kapan pulang dan main petak umpet lagi denganku? Dedek tunggu ya....." Aliaran air mata hangat bergulir di kedua belah pipi Boni. Ia tak kuasa menjawab adiknya. Mobil tua itu bergerak perlahan meninggalkan gerbang seminari. Boni melambaikan tangan pada keluarga yang dicintainya. Dalam hatinya terucap doa, "Yesus, inilah aku, untuk_mu. Kuserahkan keluargaku, seluruhnya juga bagi-Mu."

Sepuluh tahun berlalu. Sore itu Boni melangkahkan kaki ke altar kudus untuk menerma tahbisan suci. Setelah tahbisan yang agung itu, dia mendapat banyak salam hangat dari para pembimbing di seminari yang sudah menjadi seperti ayahnya, dari para suster pengelola rumah tangga yang bak ibu yang memperlihatkan dan mengasihinya, juga dari para frater yang sudah seperti adik-adiknya. Teman-teman lama dan baru juga berdatangan. Dengan wajah berseri semua hadir untuk memberi selamat. Setelah semua salam mereda, dilihatnya di ujung Gereja, orang tuanya, neneknya, kakak dan adiknya, juga si bungsu Dedek, yang kini sudah menjadi remaja tampan. Mereka menunggunya. Segera Boni berlari ke pelukan hangat dan penuh kasih dari orang-orang yang dicintai dan mencintainya. Mereka masih ada di sana, dan masih ada banyak lagi yang lain.

Janji Yesus dalam Injil hari ini bukanlah teori kosong, tapi janji yang nyata. Mereka yang meninggalkan orang dan milik yang dikasihinya demi Yesus, akan menerima seratus kali lipat sekarang ini dan kelak akan menerima kehidupan kekal. Ini bukan berarti kita diajak untuk bermental barter. "aku memberi, engkau pun harus memberi." Bukan. yesus mau menunjukkan bahwa rahmat Allah lebih berlimpah daripada apa yang kita korbankan. Boni mengorbankan keluarganya, namun dia mendapat kembali lebih banyak anggota, dan keluarganya tetap ada bersama dia.

Kita mesti berani berkorban bagi Allah seperti Boni. Sering kali kita takut kehilangan segala-galanya. Jika kita takut apa yang kita "miliki" akan tetap terbatas, namun jika berani demi Yesus, kita akan "memiliki" lebih banyak. Santo Yohanes dari Salib mengajar, "Untuk memiliki SEGALA, kita harus berani meninggalkan segala."

Tuhan Yesus, jadikanlah hidupku menjadi pancaran kemuliaan-Mu dan kemuliaan Bapa di surga. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Minggu, 27 Februari 2011 Hari Minggu Biasa VIII

Minggu, 27 Februari 2011
Hari Minggu Biasa VIII

"...janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:34)

Antifon Pembuka

Tuhan telah menjadi pelindungku, dan mengantar aku ke tempat yang lapang. Ia menyelamatkan daku karena menyayangi aku.

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, sumber pengharapan, kepada mereka yang takut menghadapi hari esok dan prihatin memandang hari kemudian, Engkau memberikan kepastian bahwa tiada orang yang tidak Kauperhatikan dan Kausayangi. Kami mohon kuatkanlah kami bila kami merasa bimbang dan kurang percaya. Semoga kami tak henti-hentinya mencari dan mengutamakan kerajaan surga dan keadilannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (49:14-15)

"Aku tidak melupakan dikau."

Sion berkata: "Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku." Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 62:2-3.6-7.8-9ab; Ul: 6a)

1. Hanya dekat Allah saja aku tenang dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku. Hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
2. Hanya pada Allah saja aku tenang. Sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku. Hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
3. Pada Allah ada keselamatan dan kemuliaanku. Gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat. Curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 4:1-5)

"Tuhan akan memperlihatkan apa yang direncanakan dalam hati."


Saudara-saudara, hendaklah orang yang memandang kami sebagai hamba Kristus dan pengurus rahasia Allah. Yang dituntut dari pengurus yang demikian ialah bahwa mereka nyata-nyata dapat dipercayai. Bagiku sedikit sekali artinya entah aku dihakimi oleh kalian, entah oleh suatu pengadilan manusia. Malahan aku sendiri tidak menghakimi diriku. Memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Yang menghakimi aku ialah Tuhan. Karena itu janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Dialah yang menerangi juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan. Dialah pula yang akan memperlihatkan apa yang direncanakan dalam hati. Pada saat itulah tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. (Ibr 4:12)
Firman Allah itu hidup dan kuat, sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)

"Janganlah khawatir akan hari esok."

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dalam bacaan Injil kali ini, setelah mengajak para murid memeriksa siapa sebenarnya yang mereka junjung, Tuhan Allah atau harta kekayaan "mamon" (Mat 6:24), Yesus menegaskan tak perlulah orang merisaukan apa yang bakal mereka makan dan minum, pakaian apa yang dapat disandang - kan dalam hidup ini ada hal yang lebih penting (ay. 25). Diberikan pula lima penjelasan mengapa kerisauan itu tak perlu adanya - serahkan saja pada Tuhan semuanya: Tuhan memberi makan burung-burung - apalagi kepada manusia (ay. 26). Juga tak usah ributkan hidup panjang (ay. 27). Bunga-bunga saja dibuat Tuhan tampil menarik, tak perlu khawatirkan mau pakai pakaian apa agar menarik (ay. 28-30). Bapa di surga tahu apa yang dibutuhkan manusia (ay. 31-32). Maka tak usah risaukan apa yang bakal datang, puaslah dengan yang diperoleh hari ini - di situlah Kerajaan Allah dan kehendak-Nya! (ay. 33).

Mendengarkan Mat 6:24-34 tidak mudah. Apa kiita diajar agar tak usah memikirkan masa depan dan membiarkan diri dipelihara Tuhan. Ya memang begitu. Tapi dapatkah itu terjadi dalam dunia nyata? Dalam hidup sehari-hari? Kais pagi makan pagi dan kais petang makan petang? Seperti masyarakat yang masih hidup berpindah-pindah berhuma, ambil apa yang disediakan alam? Menyandarkan diri pada bantuan dari luar? Apa Injil mengajarkan hidup ekonomi parasit? Dan pastur mesti mengkhotbahkannya? Bagaimana bila nanti di kantong kolekte bukannya ditemukan lembaran uang kertas, tapi secarik kertas dengan rujukan ke Injil hari Minggu ini?

TAK PERLU KHAWATIR?

Manusia itu makhluk berekonomi, yang hidupnya bisa berlangsung bila ditata, diatur agar bisa mendapatkan yang dibutuhkan dan dengan demikian hidupnya itu terasa berharga, berhasil, patut dikembangkan terus Dalam masyarakat tertentu memang orang tak perlu khawatir akan masa depan karena masyarakat menjamin hidup dari hari ke hari. Alam pun bisa menjamin. Namun bukan inilah yang ditampilkan Injil kali ini. Bukan pula yang diajarkan Yesus. Kepasrahan kepada Bapa di surga tidak melepaskan tugas mengurus hidup ekonomi rumah tangga. Bila mengajarkan kemalasan mengurus kehidupan maka Injil tak bisa lagi dipercaya. Hanya seperangkat ucapan suci tanpa arti. Dan pelayan umat janganlah memerosotkan Injil ke situ.

Zaman sekarang di masyarakat modern mau tak mau orang perlu merencanakan masa depan. Nah di sini persoalannya. Ada hidup dan masa depan dirancang dan dikejar berdasarkan pada kekhawatiran, dengan perhitungan bakal serba kekurangan. Maka simpanlah sebanyak-banyaknya, pakailah sesedikit mungkin. Ini hidup kikir. Penimbun yang hidupnya merana dan membuat orang-orang sekitarnya merana pula. Gaya hidup ini sebenarnya tidak memberi peluang pada Tuhan untuk memperhatikan manusia. Semuanya diurus sendiri. Tak ada lagi dimensi dari Tuhan dalam hidup. Ini keliru.

Ini juga sebenarnya yang dimaksud dalam Injil ketika menyindir bahwa orang tak bisa mengabdi pada dua tuan, Tuhan Allah dan kekayaan atau "mamon" (Mat 6:24). Dalam keadaan ini orang memang masih mengakui kebesaran Tuhan Allah, tapi pada saat yang sama tidak memberi ruang bagiNya karena semua diurus sendiri. Keagamaan seperti ini sulit berkembang.

Tetapi ada pula hidup yang ditata baik-baik dengan perhitungan agar bisa mencapai yang diinginkan tanpa kekhawatiran yang mencekik. Ini yang membuat hidup berarti. Ini juga yang memungkinkan orang percaya bahwa dari hari ke hari ada kesempatan untuk hidup terus. Inilah yang menjadi dasar pernyataan dalam Mat 6:34. "Janganlah kamu khawatir tentang hari esok, karena hari esok mempunyai kekhawatirannya sendiri. kesusahan sehari cukuplah untuk sehari". Bisa diingat salah satu permintaan yang disampaikan dalam doa yang diajarkan Yesus, "...Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya" (Mat 6:11, rumusan dalam doa Bapa kami ialah "Berilah kami rezeki pada hari ini.")

CARILAH DAHULU KERAJAAN ALLAH...

TANYA: Mau tanya apa yang dimaksud dengan "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendakNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" dalam Mat 6:33.

JAWAB: Akan jelas bila dihubungkan dengan Mat 6:24 yang mengatakan orang tak bisa mengabdi pada dua tuan, Allah dan Mamon (=kekayaan). Kerajaan Allah dan kehendakNya itu kekayaan batin. Inilah yang dianjurkan agar diabdi. Bila begitu yang lain - "mamon" dan harta - akan menjadi penunjang, bukan saingan.

TANYA: Jadi bukan dimaksud agar orang menyingkir dari upaya memenuhi kebutuhan jasmani, cari makan, nafkah dan menyimpan bagi masa depan?

JAWAB: Betul. Yang diajarkan ialah memberi ruang pada hidup batin, membangun Kerajaan Allah dalam kehidupan ini.

TANYA: Jadi bukan ajaran bahwa Kerajaan Allah itu berlawanan dengan kehidupan ekonomi sehat di bumi ini. Apa urusan mendahulukan Kerajaan Allah itu nanti tidak malah menjurus ke arah omong-omong suci yang sebetulnya bohong sedangkan yang sebenarnya dijadikan pegangan ialah yang diam-diam dijalankan - hidup ekonomi?

JAWAB: Bila dipertentangkan begitu saja maka hidup beragama jadi masalah. Agama dijadikan alternatif kehidupan ekonomi. Ini bisa runyam. Hidup beragama nanti hanya jadi semacam public lies - kebohongan yang diulang-ulang di muka umum, sedangkan yang dilakukan ialah yang diam-diam dipegang sebagai keyakinan pribadi "private truths".

TANYA: Wah, ini eksegese kok seperti analisis sosial. Apa barusan baca bukunya ahli ekonomi terkenal Timur Kuran, "Private Truths, Public Lies: The Social Consequences of Preference Falsification" (Cambridge, Mass: Harvard University Press 1997)?

JAWAB: Buku itu tak bicara soal eksegese, tapi mengenai ekonomi dan agama di Timur Tengah. Perilaku beragama sering bisa dianalisis sebagai basa basi umum belaka,sedangkan yang dipegang ialah keyakinan lain yang tak bisa dilaksanakan akibat kuatnya basa basi itu. Ini terjadi dalam masyarakat yang keberagamaannya kurang sehat. Di situ mendahulukan "Kerajaan Allah" tak dimungkinkan terjadi karena tercekik keagamaan sendiri. Menarik bukan? Tapi kita bicarakan analisis ini lain kali saja deh. Masih ngantuk akibat jetlag balik dari mudik.

Salam dari Roma,
A. Gianto

Sabtu, 26 Februari 2011 Hari Biasa Pekan VII

Sabtu, 26 Februari 2011
Hari Biasa Pekan VII

Seperti Bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia --- Mzm 103:13

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, Engkau mencintai siapa saja di muka bumi ini, tak terkecuali anak-anak kecil. Engkau menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak. Ajarlah kami agar kami pun menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak kami. Kami berdoa secara khusus bagi anak-anak kami, berkatilah mereka dan bantulah mereka agar kelak menjadi anak yang berbakti bagi Gereja dan masyarakat kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Putra Sirakh (17:1-15)

Manusia diciptakan Tuhan dari tanah, dan ke sana akan dikembalikan juga. la menganugerahkan kepadanya sejumlah hari dan jangka, dan memberinya kuasa atas segala sesuatunya di bumi, Kepadanya dikenakan kekuatan yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri dan menurut gambar Allah dijadikan-Nya. Di dalam segala makhluk yang hidup Tuhan menaruh ketakutan kepada manusia, agar manusia merajai binatang dan unggas. Lidah, mata dan telinga dibentuk-Nya, dan manusia diberi-Nya hati untuk berpikir. Tuhan memenuhi manusia dengan pengetahuan yang arif, dan menunjukkan kepadanya apa yang baik dan apa yang jahat. la menanamkan mata-Nya sendiri di dalam hati manusia untuk menyatakan kepadanya keagungan pekerjaan Tuhan. Maka manusia mesti memuji nama Tuhan yang kudus untuk mewartakan pekerjaan-Nya yang agung. Tuhan telah mengaruniai manusia pengetahuan lagi dengan memberi mereka hukum kehidupan menjadi milik pusaka. Perjanjian kekal diikat-Nya dengem mereka, dan segala hukum-Nya dipermaklumkan-Nya kepadanya. Mata mereka telah melihat kemuliaan Tuhan yang agung, dan suara-Nya yang dahsyat telah didengar telinga mereka. la berkata kepada mereka: "Jauhilah setiap kelaliman," dan masing-masing diberi-Nya perintah mengenai sesamanya. Langkah laku manusia selalu terbentang di hadapan Tuhan, dan tak tersembunyi bagi mata-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang yang takwa kepada-Nya.
Ayat. (Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23; R: 20b)
1. Seperti bapa sayang kepada anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa. Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat, Dia sadar bahwa kita ini debu.
2. Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput; seperti bunga di padang demikianlah ia berkembang. Apabila angin melintasinya, maka lenyaplah ia, dan tempatnya pun tidak diketahui lagi.
3. Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya; sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya atas anak cucu mereka, asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:13-16)

"Barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti anak-anak ini, tidak akan masuk ke dalamnya."

Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya Ia menjamah mereka. Tetapi, murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu, "Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka, dan memberkati mereka.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Setiap petang sepulang dari tempat kerjanya, ayah Santika selalu membawa-bawa oleh-oleh untuk Santika, anak semata wayangnya. Santika yang baru berusia tiga tahun pun selalu merindukan ayahnya pulang. Ia menantikan dengan gembira. Setiap kali sang ayah pulang dari tempat kerjanya. Santika yang masih lucu dan lugu itu segera berlari ke pintu rumah sambil mengangkat kedua tangannya, siap dipeluk dan memeluk sang ayah dengan hangat dan mesra. Sang ayah pun langsung mengeluarkan oleh-olehnya dan memberikannya kepada Santika. Kegembiraan semakin meluap-luap. Momen ini selalu dialami Santika setiap petang sekembalinya sang ayah dari tempat kerjanya.

Hati seorang anak selalu terbuka mengharapkan kasih bapanya. Ia bebas mencintai sebebas ia dicintai. Ia percaya penuh dan tidak menaruh curiga; hatinya polos, murni dan terbuka pada kehangatan kasih bapanya. Yesus menjadikan sikap hati seorang anak kecil ini untuk menggambarkan bagaimana sikap hati kita menyambut Kerajaan Allah.

Kerajaan Allah adalah kerajaan yang penuh kasih, keadilan, dan damai sejahtera, dimana semua penghuninya dirajai dan dipimpin oleh kasih karunia Allah sendiri. Untuk itu Yesus meminta kita meninggalkan ego kita, melupakan kehebatan kita sendiri dan pengalaman-pengalaman pahit di masa lalu supaya kita bisa menerima karunia-karunia Allah, bukan seturut yang kita inginkan, tetapi seturut apa yang kita butuhkan. Sudahkah kita memiliki hati seperti seorang anak kecil supaya bisa menerima karunia-karunia Allah yang kita butuhkan saat ini, di sini?

Tuhan Yesus, anugerahilah aku hati seorang anak kecil yang polos dan murni mengharapkan kasih karunia-Mu yang terbaik bagiku.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 25 Februari 2011 Hari Biasa Pekan VII

Jumat, 25 Februari 2011
Hari Biasa Pekan VII

Orang yang tidak mencintai sesamanya membenci Allah (St. Yohanes dari Salib)

Antifon Pembuka (Sir 6:5-6)

Tutur kata yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan banyak orang berdamai denganmu

Doa Renungan

Allah Bapa, pencipta alam semesta, Engkau menghendaki agar kami hidup dalam kerukunan dan kedamaian. Dalam Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah memanggil kami untuk berkumpul dan bersatu dalam persekutuan iman. Semoga kami semua mampu mengembangkan persekutuan paguyuban-paguyuban dalam lingkungan hidup kami, suatu paguyuban yang terbuka dan bersahabat, dan saling mengasihi secara tulus. Singkirkanlah segala ketegaran dan kesombongan hati yang menjauhkan kami dari semangat persaudaraan dan yang memecah belah persekutuan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persekutuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Iman yang menyertai persahabatan akan membuat relasi langgeng dan sejati. Akan tetapi, orang tetap perlu waspada dalam relasi sehingga tetap dapat menunjukkan imannya dalam relasi yang baik dan benar, bukan relasi sejauh menguntungkan saja. Persahabatan sejati yang dijiwai iman bertahan dalam semua keadaan terutama saat sahabatnya mengalami kesulitan.

Pembacaan dari Kitab Putra Sirakh (6:5-17)

"Sahabat yang setia, tiada ternilai, dan harganya tiada terbayar."


Tutur kata yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan banyak orang berdamai denganmu, tetapi dari antara seribu hanya satu saja menjadi penasihatmu. Jika engkau mau mendapat sahabat, ujilah dia dahulu, dan jangan segera percaya padanya. Sebab ada orang yang bersahabat hanya selama menguntungkan, tetapi di kala engkau mendapat kesukaran, ia tidak bertahan. Ada juga sahabat yang berubah menjadi musuh, lalu menistakan dikau dengan menceritakan percekcokanmu dengan dia. Ada lagi sahabat yang ikut serta dalam perjamuan makan, tetapi tidak bertahan pada hari kemalanganmu. Pada waktu engkau sejahtera ia sehati sejiwa dengan dikau dan bergaul akrab dengan seisi rumahmu. Tetapi bila engkau mundur ia berbalik melawan dikau serta menyembunyikan diri terhadapmu. Jauhilah para musuhmu, dan berhati-hatilah terhadap para sahabatmu. Sahabat yang setia merupakan pelindung yang kuat; yang menemukannya, menemukan suatu harta. Sahabat yang setia, tiada ternilai, dan harganya tiada terbayar. Sahabat yang setia laksana obat kehidupan; hanya orang yang takwa akan memperolehnya. Orang yang takwa memelihara persahabatan dengan lurus hati, sebab sebagaimana ia sendiri, demikianpun sahabatnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:12.16.18.27.34.35; R:35)
1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
2. Ketetapan-ketetapan-Mu akan menjadi sumber sukacitaku, firman-Mu tidak akan kulupakan.
3. Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban hukum-Mu.
4. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
5. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
6. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat.
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya.

Relasi kesatuan suami isteri menghadirkan kesetiaan Allah kepada manusia. Perceraian karena persoalan manusiawi hanyalah menonjolkan ketegaran hati manusia, bukan kehendak Allah. Kesatuan itu perlu diperjuangkan sehingga orang tidak jatuh dalam dosa perzinahan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:1-12)

"Yang dipersatukan Allah, jangan diceraikan manusia."

Pada suatu hari Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang Sungai Yordan. Di situ orang banyak datang mengerumuni Dia, dan seperti biasa Yesus mengajar mereka. Maka datanglah orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus. Mereka bertanya, “Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?” Tetapi Yesus menjawab kepada mereka, “Apa perintah Musa kepadamu?” Mereka menjawab, “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah untukmu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka pria dan wanita; karena itu pria meninggalkan ibu bapanya dan bersatu dengan isterinya. Keduanya lalu menjadi satu daging. Mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.” Setelah mereka tiba di rumah, Para murid bertanya pula tentang hal itu kepada Yesus. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan wanita lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika isteri menceraikan suaminya lalu kawin dengan pria yang lain, ia berbuat zinah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan

Surat cerai adalah dokumen ketegaran hati. Yesus berpesan bahwa kembali kepada awal dunia, yakni kondisi keharmonisan semesta raya, termasuk di dalamnya keharmonisan hubungan antara pria dan wanita adalah karya Allah yang mengagumkan. Keharmonisan seluruh tata penciptaan ini tidak boleh buyar hanya karena muncul hasrat untuk bercerai. Kita ini manusia, yang memiliki tataran tingkat hidup moral yang tinggi.

Doa Malam

Bapa yang maha pengasih, penuhilah harapan para suami isteri di Negara kami untuk saling memberi dan menerima dengan tulus hati, sehingga hanya kepada-Mulah mereka bersyukur dan memuji. Amin.

RUAH

Kamis, 24 Februari, 2011 Hari Biasa Pekan VII

Kamis, 24 Februari, 2011
Hari Biasa Pekan VII

Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan tidak akan layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil --- Mzm 1:3

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang maha pengasih, kami Kauperkenankan menyapa Engkau bapa. Tiada orang dapat membanggakan diri terhadap-Mu dalam kesalehan dan jasa. Semuanya kami terima daripada-Mu berkat kemurahan hati-Mu. Maka dengarkanlah kami senantiasa, sebab kami hanya bertahan, bila Kaubimbing dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Putra Sirakh (5:1-8)

"Jangan menunda-nunda berbalik kepada Tuhan."

Jangan mengandalkan kekayaanmu, dan jangan berkata: "Ini cukup bagiku." Hati dan kekuatanmu jangan kauturut untuk berlaku sesuai dengan hawa nafsu hatimu. Jangan berkata: "Siapa berkuasa atas diriku?" Memang Tuhan akan menghukum engkau dengan keras. Jangan berkata: "Betul, aku sudah berdosa, tetapi apakah menimpa diriku? Sebab Tuhan panjang hati." Jangan menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau menimbun dosa demi dosa. Jangan berkata: "Memang belas kasihan-Nya besar, dosaku yang banyak ini pasti diampuni-Nya." Sebab baik belas kasihan rnaupun kemurkaan ada pada Tuhan, dan geram-Nya turun atas orang jahat. Jangan menunda-nunda berbalik kepada Tuhan, jangan kautangguhkan dari hari ke hari. kemurkaan Tuhan, dan pada saat hukuman engkau dihancurkan. Jangan percaya pada harta benda yang diperoleh dengan tidak adil, sebab tidak berguna sedikitpun pada hari sial.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagai sabda Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:41-50)

"Lebih baik bagimu dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan, daripada dengan keduabelah tangan masuk dalam api yang tak terpadamkan."

Pada suatu hari berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Barangsiapa memberi kalian minum air secangkir oleh karena kalian adalah pengikut Kristus, ia tak akan kehilangan ganjarannya. Barangsiapa menyesatkan salah seorang dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik bagimu dengan terkudung masuk dalam kehidupan, daripada dengan utuh kedua belah tangan masuk dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan. Dan jika kaki menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik bagimu dengan kaki timpang masuk ke dalam hidup, daripada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah karena lebih baik bagimu masuk ke dalam kerajaan Allah dengan bermata satu daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tak pernah padam. Sebab setiap orang akan digarami dengan api. Garam itu memang baik! Tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kalian akan mengasinkannya? Hendaklah kalian selalu mempunyai garam dalam hidupmu dan selalu hidup berdamai seorang dengan yang lain."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus mengajak agar setiap orang berani tegas terhadap diri sendiri demi kebahagiaan pribadi kita juga. Karena dalam kenyataan sering orang bersikap keras terhadap orang lain dan tidak terhadap diri sendiri. Oleh sebab itu Yesus ingin meluruskan yang keliru dalam pandangan umum. Keselamatan yang dianugerahkan Tuhan haruslah disambut dengan perjuangan manusia, yang kadang membutuhkan korban. Tuhan tidak minta banyak, yang utama mengikuti kehendak-Nya demi keselamatan diri kita.

Dalam realita zaman ini memang tidaklah mudah untuk mewujudkan keselamatan itu apalagi manusia cenderung untuk menikmati kesenangan pribadi yang justru menjauhkan dirinya dari keselamatan itu. Perhatikanlah berbagai kenikmatan daging yang sekarang semakin marak ditawarkan oleh dunia. Kenikmatan yang menguasai mata, telinga, tangan dan panca indera yang lainnya. Dalam situasi inilah sabda Yesus ini digemakan kembali. Maka kita yang mendengarkannya, baiklah bersikap tegas dan jangan mengabaikannya. Semuanya itu dikatakan demi kepentingan kita. Mari kita mulai dari diri kita untuk kemudian kita teruskan ajakan ini kepada sesama kita.

Tuhan Yesus, aku ingin bersikap tegas terhadap diriku terutama berhadapan dengan berbagai tawaran yang membuatku menjauh dari-Mu. Aku mohon kekuatan-Mu, ya Yesus, agar aku mampu berbenah diri. Amin.

Renungan Harian Mutiara Iman 2011

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy