| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

PENDALAMAN TEMA APP 2011 MARI BERBAGI

Tema Umum Aksi Puasa Pembangunan - Prapaskah 2011 KAJ: "Mari bekerjasama melawan kemiskinan"

EMPAT SUB TEMA dan TUJUANNYA

1. AKU DIBERI, MAKA AKU MEMBERI (Ul 26: 1-15)
Menanggapi kebaikan Tuhan dengan berbagi kepada sesama

2. BERBAGI DALAM KEKURANGAN (1 Raj 17: 7-16)
Percaya pada janji Tuhan dan mau berbagi meskipun dalam kekurangan

3. EKARISTI SUMBER BERBAGI (1 Kor 11: 17-34)
Berani berbagi kepada sesama dengan tulus dan murah hati sebagai peringatan akan Yesus Kristus yang membagikan diri- Nya untuk kita

4. KOMUNITAS KRISTIANI KOMUNITAS YANG BERBAGI (Luk 18: 18-27)
Komunitas murid Yesus adalah komunitas yang menjadikan harta dunia sebagai sarana untuk memperoleh harta surgawi, yang diwujudkan dengan hati yang mau berbagi

Doa Masa Prapaskah 2011

Doa Umum

Allah Bapa yang mahakasih,
Puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu
sebab dengan kasih-Mu yang tak terhingga
Engkau berkenan mengutus Putra-Mu, Tuhan kami,
Yesus Kristus untuk menebus dosa kami.

Maka pada masa "retret agung" ini,
kami mau bertobat dan memperbaiki diri dengan berpantang
dan berpuasa sebagai silih atas dosa-dosa kami.

Kami juga mau berbagi rejeki yang telah Engkau berikan
kepada kami kepada saudara-saudara kami yang berkekurangan.

Semua ini kami lakukan sebagai upaya kami untuk
melawan kemiskinan sebagaimana diteladankan jemaat perdana
yang percaya akan Yesus Kristus yang tidak menghendaki
anggotanya berkekurangan.

Biarlah semangat "Berbagi" dapat menjadikan kami berbela rasa
dengan sesama, sehingga cita-cita damai di bumi dan
kesejahteraan umat semakin dapat tercapai seturut kehendak-Mu.

Doa ini kami panjatkan dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.



Doa Keluarga

Allah Bapa yang bertahta di dalam surga,
Puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu,
karena pada kesempatan ini
Engkau berkenan hadir di tengah-tengah keluarga kami
seperti yang disabdakan Yesus Kristus, Putra-Mu:
bila satu atau dua orang berkumpul dalam nama-Mu,
maka Engkau hadir.

Ya Bapa Surgawi, dalam masa prapaskah ini,
kami ingin memperbaiki sikap hidup kami
terhadap anggota keluarga satu sama lain.

Sebagai suami dan ayah, ada kalanya kami tidak mau
berbela rasa dengan istri dan anak-anak kami.
Sebagai istri dan ibu, kadang kami egois dan tidak mau
berbela rasa dengan suami serta putra-putri kami.
Sebagai anak-anak, kami tidak mau berbagi dengan
adik kakak dan saudara-saudara kami.
Kami lebih mementingkan diri sendiri, sehingga tidak ada kasih
dan damai sejahtera di keluarga kami.

Maka, kami mohon bantuan-Mu ya Bapa Surgawi,
agar kami dapat memperbaharui diri kami masing-masing
sehingga kami layak disebut anak-anak-Mu.
Buatlah keluarga kami supaya meneladan Keluarga Kudus Nazaret.

Doa ini kami haturkan dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Tuhan kami yang bersatu dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.



Doa Anak

Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, yang baik,
Engkau menganugerahkan kami masa prapaskah,
supaya kami selalu ingat akan kebaikan-Mu.

Masa ini adalah masa yang penuh rahmat
karena Engkau mengajak kami untuk bertobat
menyesali kekurangan dan dosa.

Dalam masa prapaskah tahun ini
Gereja mengajak kami untuk bersedia
Hidup Berbagi pada sesama,
sebab di sekitar kami dan di negara kami
ada banyak orang yang menderita dan miskin.
Mereka membutuhkan uluran tangan dan hati kami untuk dibantu.

Ya Tuhan Yesus Kristus,
dengan Hidup Berbagi, tobat kami wujudkan,
dan kepedulian Gereja Keuskupan Agung Jakarta
"Mari Berbagi" kami jalankan,
teladan hidup Tuhan Yesus kami ikuti.
Sebab Engkaulah penyelamat dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Doa Remaja

Allah Bapa yang mahabaik,
kami syukuri masa prapaskah yang penuh berkat ini.

Dalam masa ini kami diajak untuk merenungkan kehidupan kami.
Ke mana dan untuk apa hidup ini sesungguhnya?
Hidup kami bukan untuk diri kami sendiri saja,
tetapi kami hidup bagi-Mu, Sang Pemberi Nafas Kehidupan,
dan bagi sesama manusia, makhluk ciptaan-Mu yang agung.

Gereja Keuskupan Agung Jakarta mengajak kami
untuk menjalani hidup seperti Tuhan Yesus dengan ajakan
"Mari Berbagi", sebab ada banyak orang yang menderita
dan miskin di sekitar kehidupan kami, di tengah masyarakat kami.
Mereka terlantar dan menanggung beban berat kehidupan.

Semoga dalam masa prapaskah ini,
tangan kami terulur ikhlas dan hati kami terbuka lebar
untuk berbagi kepada mereka.
Biarlah peristiwa berbagi ini menjadi wujud pertobatan kami,
sehingga kami layak untuk merayakan kemenangan Paskah,
Kebangkitan Putra-Mu.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami
kini dan sepanjang masa. Amin.




Komisi PSE / APP KAJ 2011

Sabtu, 12 Maret 2011 Hari Sabtu sesudah Rabu Abu

Sabtu, 12 Maret 2011
Hari Sabtu sesudah Rabu Abu

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." (Lukas 5:32)

Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, pujian dan hormat kami haturkan atas rahmat baru dan kesehatan yang kami alami. Engkau menghendaki supaya kami selalu memurnikan panggilan kami dengan bertobat, sebab Engkau datang untuk memanggil yang berdosa. Maka curahkanlah rahmat-Mu atas kami supaya kami dapat melaksanakan sabda-Mu hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Kepentingan bersama harus tetap diutamakan di atas kepentingan sendiri. Inilah ungkapan paling nyata dari iman yang hidup. Adakalanya orang yang mendapat kesempatan memanfaatkan kesempatan untuk mencukupi diri sendiri. Orang lupa akan kepentingan bersama.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:9b-14)

"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."

Inilah Firman Allah, "Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni". Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)

1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi: selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Sebab, ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni; kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 33:11)
Aku tidak berkenan akan kematian orang fasik, melainkan akan pertobatannya supaya ia hidup.

Seturut teladan Yesus hari ini, kita dipanggil untuk menghindari dosa dan kesalahan, tapi bukan pendosanya. Orang yang bersalah tidak untuk dijauhi, melainkan didekati dan dibantu untuk mengatasi kelemahannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:27-32)

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat."

Sekali peristiwa, Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Kita sering mengadakan pesta. Tidak jarang pesta itu untuk menandai permulaan atau akhir suatu fase kehidupan, misalnya: pesta perkawinan, orang memulai hidup baru dalam berumah tangga; dan pesta kelulusan, mengakhiri suatu perjuangan dalam studi.

Lewi si pemungut cukai mengadakan pesta perjamuan untuk menandai pertobatannya. Ia telah memutuskan untuk bertobat: meninggalkan kehidupan penuh dosa dan mengikuti Yesus. Menyadari kesalahan hidup dan memutuskan untuk memperbaikinya adalah suatu keputusan yang berani sekaligus menggembirakan. Suatu keputusan yang pantas untuk dirayakan.

Yesus tanpa ragu ikut bergabung dengan pesta Lewi sang pendosa. Sikap Yesus bertolak belakang dengan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka justru bersungut-sungut tidak senang. Mereka sendiri merasa bersih dan suci.

”Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat!” ujar Yesus. Lewat kata-kata, Yesus mengajak kita, para pengikut-Nya, untuk bersikap seperti diri-Nya. Orang yang bertobat harus kita dukung dan kita terima dengan tangan terbuka.

Bapa yang penuh kasih, ampunilah segala kelemahanku. Bantulah aku agar mempunyai keberanian untuk bertobat. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 11 Maret 2011 Hari Jumat sesudah Rabu Abu

Jumat, 11 Maret 2011
Hari Jumat sesudah Rabu Abu
Hari Pantang

Betapa menguntungkan hidup bersama dengan orang lain yang Tuhan berikan kepada kita. (St. Teresa dari Avila)

Antifon Pembuka

Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku (Mzm 30:11)

Doa Renungan

Allah cahaya kebenaran, ajarlah kami melaksanakan kebenaran yang sesungguhnya. Semoga kami bisa berpuasa dan beramal secara benar dan tulus tanpa ada kemunafikan. Dengan demikian Engkau berkenan mengindahkan pujian dan persembahan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Nabi Yesaya mengecam gaya hidup bangsa terpilih yang penuh kepura-puraan. Mereka menutupi kebobrokan hidup mereka dengan melakukan ibadah. Maka, mereka perlu bertobat dari semua itu sebab Allah mengetahui isi hati mereka yang sebenarnya.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)

"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."

Beginilah firman Tuhan Allah, ‘Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku yang benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga? Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain karung serta abu sebagai lapak tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan kepada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6ab.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.


Bagi Yesus, pertobatan merupakan sarana untuk mempersiapkan kehadiran Allah yang menggembirakan. Oleh karena itu, bukan bentuk kerasnya yang menentukan, melainkan arah usaha dan perjuangan itu sendiri yang akan menentukan nilai suatu perbuatan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)

"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Inti puasa adalah persiapan untuk menyambut kedatangan Allah. Dengan berlapar-lapar, puasa seperti mengondisikan ruang hati untuk menerima Allah. Namun jika Allah sudah hadir di tengah-tengah kita, haruskah kita tetap berpuasa? Bisa saja, tetapi makna puasa bergeser, yakni mempertahankan Sang Mempelai (Allah dalam diri Kristus) tetap tinggal di tengah-tengah kita. Caranya: doa dan karya amal kasih.

Doa Malam

Tuhan terang fajar yang merekah, terimakasih atas terang-Mu yang selalu memancar dalam hidup kami. Ampunilah kami yang sering kurang mengindahkan anugerah-Mu. Bantulah kami memperbaiki diri sehingga kami dapat menyongsong Sang Fajar kehidupan sejati. Amin.


RUAH

Kamis, 10 Maret 2011 Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Kamis, 10 Maret 2011
Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang --- Mat 24:42

Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, setiap kali kami menikmati hidup yang baru, kami menyadari kemurahan hati dan kebaikan-Mu. Semoga kami setia untuk mengabdi pada-Mu dalam setiap tugas dan karya kami. Curahkanlah rahmat kesetiaan kepada kami untuk memikul salib yang Kauberikan kepada setiap pengikut-Mu. Semoga Engkau yang tersalib menguatkan kami dalam perjalanan hidup kami, meskipun harus menghadapi godaan dan tantangan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)

"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."

Di padang gurun di seberang Sungai Yordan, Musa berkata kepada bangsanya, "Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)

"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan



Di tengah ingar-bingar musik diskotik itu, di genggaman Bobby diselipkan bungkus plastik kecil berisikan beberapa butir pil. Si penyelip berbisik di telinga Bobby, "Teguklah dan masalahmu akan melayang pergi jauh." Dentuman musik seolah mengiringi pergulatan batin Bobby. Di benaknya terngiang suara lembut mamanya, "Bob, apa pun yang terjadi dalam hidupmu, setialah selalu pada Yesus." Namun, suara itu segera berganti dengan suara ketus mantan pacarnya yang baru putus dengannya, "Apaan kamu ini. Laki-laki banci! Kamu itu nerd dengan agamamu! Tentu saja aku lebih memilih having fun dengan Sam daripada menjadi kekasih orang kolot kayak kamu, bye!" Kemudian tanpa pikir panjang lagi, Bobby segera menegak semua pil itu di tangannya itu. Keesokan harinya ia ditemukan tewas di bawah meja diskotik dengan mulut berbusa.

Lewat mulut Musa, nabi-Nya, Allah berbicara dengan jelas kepada kit bahwa ada dua tawaran dalam hidup. Mereka yang memilih berkat akan hidup dan yang memilih kutuk akan mati. Allah mengundang kita pada kehidupan, "Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunannya" (ay.19). Allah adalah sumber kebaikan yang melimpah ruah, maka jika kita memilih kehidupan kita akan mendapatkan kebaikan yang melimpah ruah itu, juga ketika berada dalam situasi yang menyesakkan.

Itulah hidup kita. Kita selalu dan setiap hari dihadapkan pada dua pilihan besar: berkat atau kutuk, hidup atau mati. Mendiang Paus Yohanes Paulus II mengingatkan kita bahwa kita sedang ada di dalam pertempuran antara keduanya, yakni antara budaya kehidupan dan budaya kematian. Tentu saja budaya kematian akan tampil menarik dan selalu menjanjikan kemudahan, namun ujungnya pasti mengerikan.

Di sisi lain budaya kehidupan tampil biasa-biasa saja dan tidak selalu menjanjikan kemudahan, tapi ujungnya adalah keindahan hidup dan berkat yang melimpah. Orang muda banyak di hadapkan pada dua pilihan ini. Belajarlah dari pengalaman Bobby. Janganlah bingung dengan hiruk pikuk suara sumbang, peganglah Firman-Nya hari ini yang tegas, "Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup."

Ya Sumber Kehidupan, datanglah dan jadikan aku pewarta kehidupan di tengah budaya kematian yang mengelilingiku. Amin.



Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu Abu, Permulaan Masa Prapaskah, Masa Pertobatan, Pemeriksaan Batin dan Berpantang

Renungan

Rata PenuhRabu Abu adalah permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa pertobatan, pemeriksaan batin dan berpantang guna mempersiapkan diri untuk Kebangkitan Kristus dan Penebusan dosa kita.

Mengapa pada Hari Rabu Abu kita menerima abu di kening kita? Sejak lama, bahkan berabad-abad sebelum Kristus, abu telah menjadi tanda tobat. Misalnya, dalam Kitab Yunus dan Kitab Ester. Ketika Raja Niniwe mendengar nubuat Yunus bahwa Niniwe akan ditunggangbalikkan, maka turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (Yunus 3:6). Dan ketika Ester menerima kabar dari Mordekhai, anak dari saudara ayahnya, bahwa ia harus menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya, Ester menaburi kepalanya dengan abu (Ester 4C:13). Bapa Pius Parsch, dalam bukunya "The Church's Year of Grace" menyatakan bahwa "Rabu Abu Pertama" terjadi di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu. Oleh karena itu, imam atau diakon membubuhkan abu pada dahi kita sambil berkata: "Ingatlah, kita ini abu dan akan kembali menjadi abu" atau "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil".

Abu yang digunakan pada Hari Rabu Abu berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Setelah Pembacaan Injil dan Homili abu diberkati. Abu yang telah diberkati oleh gereja menjadi benda sakramentali.

Dalam upacara kuno, orang-orang Kristen yang melakukan dosa berat diwajibkan untuk menyatakan tobat mereka di hadapan umum. Pada Hari Rabu Abu, Uskup memberkati kain kabung yang harus mereka kenakan selama empat puluh hari serta menaburi mereka dengan abu. Kemudian sementara umat mendaraskan Tujuh Mazmur Tobat, orang-orang yang berdosa berat itu diusir dari gereja, sama seperti Adam yang diusir dari Taman Eden karena ketidaktaatannya. Mereka tidak diperkenankan masuk gereja sampai Hari Kamis Putih setelah mereka memperoleh rekonsiliasi dengan bertobat sungguh-sungguh selama empat puluh hari dan menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Sesudah itu semua umat, baik umum maupun mereka yang baru saja memperoleh rekonsiliasi, bersama-sama mengikuti Misa untuk menerima abu.

Sekarang semua umat menerima abu pada Hari Rabu Abu. Yaitu sebagai tanda untuk mengingatkan kita untuk bertobat, tanda akan ketidakabadian dunia, dan tanda bahwa satu-satunya Keselamatan ialah dari Tuhan Allah kita.

Sumber : Catholic Online Lenten Pages; www.catholic.org/lent/lent.html &
Ask A Franciscan; St. Anthony Messenger Magazine; www.americancatholic.org

Renungan Rabu Abu, 9 Maret 2011

Saudara-saudariku yang terkasih,

Hari ini kita memulai masa Prapaskah yang ditandai dengan penerimaan abu di dahi kita. Dalam kehidupan masyarakat sederhana yang belum mengenal aneka macam sabun atau detergent untuk mencuci peralatan dapur, abu seringkali digunakan untuk mencuci perlatan dapur, lebih-lebih untuk menghilangkan bau amis dan kerak. Jadi, abu mempunyai manfaat untuk membersihkan barang-barang yang kotor.

Selain itu, abu juga menjadi tanda betapa kecil, rapuh, lemah dan tidak berdayanya diri kita. Di hadapan Tuhan, kita ini ibarat debu/abu yang amat kecil. Bahkan, berhadapan dengan diri kita sendiri dan alam semesta ini, kita tampak begitu lemah dan rapuh. Hal ini tampak nyata dalam ketidakberdayaan kita untuk mengendalikan diri, menguasai emosi-emosi negatif, mengalahkan godaan dan menghindari dosa serta menghindari penyakit. Terhadap alam, kita juga tampak rapuh. Kita tidak bisa mengendalikan bencana alam (gempa, gunung meletus), musim, dll.

Lantas, apa maknanya kalau kita menerima tanda abu di dahi kita pada permulaan masa prapaskah ini? Masa prakaskah merupakan kesempatan istimewa bagi kita untuk mempersiapkan diri merayakan paskah. Selama masa prapaskah kita diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri menyambut Tuhan yang bangkit dan membawa keselamatan bagi kita. Tuhan bangkit berarti Ia hidup, hadir dan menyertai kita. Jadi, kita mempersiapkan diri untuk menerima kehadiran Tuhan yang menyertai dan menyelamatkan kita, yang memberikan kehidupan baru kepada kita.

Nah, dalam rangka mempersiapkan diri menyambut kebangkitan Tuhan yang membawa kehidupan baru ini, kita membutuhkan “Abu”. Mengapa?

Pertama , abu mempunyai manfaat membersihkan. Kalau kita makan untuk mendapatkan energi kehidupan jasmani, kita pasti membutuhkan piring yang bersih khan, bukan piring kotor. Masak, kita makan makanan yang enak, lezat dan bergizi kok dengan piring kotor. Ya, selera makan kita berkurang, makanan yang enak dan bergizi itu menjadi kurang enak lagi, bahkan malah menimbulkan penyakit. Demikianlah kita, kita diajak untuk membersihkan diri kita supaya siap dan pantas menerima kehadiran Tuhan yang memberikan energi hidup, tidak hanya jasmani tetapi juga rohani. Kita diajak untuk memperbarui hidup kita, mengoyakkan hati kita – bukan pakaian kita – (Yl 2:13), dan berdamai kembali dengan Allah (1Kor 5:20) melalui amal, doa, dan puasa (bacaan Injil). Maka, selama masa prapaskah ini, marilah kita meningkatkan ketiga hal tersebut: puasa (+ pantang) sebagai ungkapan lahir dari pengendalian diri kita; doa sebagai usaha kita untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan; dan amal (APP) sebagai upaya kita untuk mendekatkan diri dengan sesama, bersolider, memberi pertolongan, dll.

Kedua , abu melambangkan kerapuhan dan kelemahan kita. Rasanya tidak mungkin kita bisa berhasil membersihkan diri kita, kalau kita hanya mengandalkan diri pada usaha dan perjuangan kita sendiri. Maka, kita perlu rendah hati, menyadari kelemahan dan kerapuhan kita di hadapan Tuhan agar Tuhan berkarya dalam diri kita dan memampukan kita untuk menghayati dan mewujudkan pertobatan yang sejati.

Marilah kita serahkan kepada Tuhan, seluruh usaha-usaha kita untuk bertobat yang kita wujudkan dalam kegiatan amal, doa, dan puasa. Kita percaya, kalau Tuhan berkerja dalam diri kita, usaha-usaha kita tersebut pasti membuahkan hasil yang baik (bdk. Perumpamaan tentang pokok Anggur dalam Yoh 15:4). Kita percaya pula bahwa, “Allah yang telah memulai pekerjaan-pekerjaan baik di antara kita akan menyelesaikannya” (bdk. Flp 1:6).

Rm. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy