| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pendalaman Pertemuan Prapaskah Lingkungan Keuskupan Agung Semarang 2011 - Minggu Prapaskah I: “Aku orang Katolik”, apa artinya?

Minggu Prapaskah I
“Aku orang Katolik”, apa artinya?


Mengenal tanda-tanda hidup sebagai orang katolik dan memahami cita-cita Umat Allah Keuskupan Agung Semarang yang tersirat dalam ARDAS Umat Allah KAS 2011-2015

PEMBUKAAN
1.Nyanyian Pembuka
2.Tanda Salib dan Salam
3.Pengantar oleh Pemandu:

-Syukur kepada Allah karena bisa berkumpul mengawali rangkaian pertemuan masa Prapaskah 2011
-Tema APP KAS 2011 “Inilah Orang Katolik Sejati” yg disarikan dari Tema APP Nasional “Kesejatian
Hidup dalam Perwujudan Diri” dan dari Cita-cita Arah Dasar Umat Allah KAS 2011-2015
-Pada Pertemuan I kita mendalami tanda-tanda hidup sebagai orang katolik melalui satu kisah
kehidupan seseorang bernama Amiani. Narasi sengaja dipilih dalam rangka melanjutkan model
kesaksian iman sebagai penginjilan dengan memilih bentuk narasi seperti yang terjadi pada Sidang
Agung Gereja Katolik Indonesia, tanggal 1-5 Nopember 2010 yang lalu.
-Mengenal isi ARDAS KAS 2011-2012 supaya menemukan gambaran lebih konkrit : orang katolik
sejati macam apa yang dicita-citakan seluruh umat Keuskupan Agung Semarang?

4.Ungkapan Tobat dan Mohon Ampun (model dan ungkapannya bisa dipilih sendiri)
5.Doa Pembuka :
Allah Bapa Mahapengasih dan Penyayang, kami bersyukur atas lembaran baru yang Engkau anugerahkan kepada kami umatMu di Keuskupan Agung Semarang dengan memberikan Arah Dasar Keuskupan yang baru. Semoga dengan semangat tobat pada masa prapaskah ini kami mampu membangun kehidupan sebagai orang katolik sejati. Berilah kami semangat RohMu untuk terus belajar dan berjuang menjadi murid-muridMu dalam persekutuan yang semakin bermakna dan bernilai bagi umat dan masyarakat. Demi Yesus Kristus Tuhan, Pengantara dan Penebus kami yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin


PENDALAMAN

6.Membaca Narasi/Kisah:

Di suatu lingkungan ada umat yang bernama Ibu Amiani. Dia adalah seorang ibu yang sederhana kehidupannya, sederhana dalam pemikirannya, juga ketika menghadapi masalah rumah tangganya. Ia menikah (tidak secara katolik) dengan seorang pemuda non Katolik. Mereka dikaruniai 5 (lima) orang anak. Ia sendiri lahir di tengah keluarga non katolik, tetapi setelah ia dibaptis saat duduk di bangku Sekolah Dasar, orang-tua beserta adik-adiknya turut serta dibaptis menjadi katolik.

Malam hari sebelum Ibu Amiani berulang tahun ke-52, juga tidak ada yang istimewa. Seperti biasanya, setiap malam ia menutup kegiatannya dengan berdoa Rosario seraya mendoakan anak – cucu dan suami tercinta. Ia hanya bisa bersyukur atas kehidupannya beserta keluarga. Ia ingat betul bagaimana Allah memberinya tanda bahwa doanya dikabulkan saat ia memohon jalan bagi anaknya yang sakit dan tak kunjung sembuh. Diingatnya pula betapa banyak kali Allah menuntunnya dalam menyelesaikan segala perkara: mulai dari menyelesaikan perkawinannya di KUA menjadi pernikahan secara katolik, masalah pendampingan iman anak-anaknya yang pada awalnya tidak mendapat dukungan dari suami, masalah ekonomi rumah tangga yang pas-pasan bahkan kadang kurang, juga ketika ia bingung memberi uang muka di Rumah Sakit untuk anaknya yang kecelakaan, sampai ketika ia tidak tahu harus memberi makan apa untuk keluarganya. Semuanya bisa dilaluinya dalam rahmat Tuhan.

Dengan pekerjaan serabutan, ibu Amiani tidak pernah mengeluh dengan penghasilan sekitar Rp. 450.000,00 per bulan. Semua itu disyukurinya dengan tulus dan sepenuh hati karena Allah masih berkenan memberinya penghasilan. Ia tak pernah tergiur untuk mencuri meskipun di tempat ia bekerja sering melihat uang tergeletak di sana-sini sampai berhari-hari. Jika kebetulan ia mencucikan pakaian orang dan di kantong baju atau celana tertinggal uang, bisa dijamin uang itu tidak berkurang, melainkan kembali kepada pemiliknya. Bahkan ketika tetangganya sering memintanya untuk membelanjakan kebutuhan sehari-hari, tak pernah ia menuntut upah tertentu, apalagi menaikkan harganya sebagai upah. Ibu Amiani berprinsip “Aku juga belanja untuk kebutuhan pribadi, dan lagi hanya ini yang bisa kubuat untuk membantu orang lain.” Sebenarnya ia memiliki banyak ketrampilan, tetapi ia tak pernah bisa mengembangkannya, tetapi itupun diterimanya dengan hati tabah. Hal yang sering dikatakan oleh Ibu lima anak ini adalah “Inilah bagianku, bagian yang diberikan Allah kepadaku”.Itu selalu menjadi jawabannya jika banyak orang bertanya tentang pekerjaannya.

Sebagai umat katolik, ibu Amiani meluangkan waktu untuk berkumpul dengan umat di lingkungan dengan segala kegiatannya: misa lingkungan, Rosario, Ibadat APP dan Adven, juga BKSN, bahkan Ziarah bersama lingkungan. Dengan suara yang biasa tetapi dengan semangat yang luar biasa, ia memperkuat koor lingkungan saat bertugas di Gereja. Ia juga mendorong anak-anaknya aktif dalam hidup menggereja baik di lingkungan maupun di paroki tanpa mengesampingkan kebersamaan dalam keluarga. Diakuinya bahwa tidak 100% terlibat dalam lingkungan, tetapi ia selalu mengusahakan untuk hadir dalam pertemuan-pertemuan. Ia masih menyisihkan waktu untuk kegiatan kampung, sebab di kelomompok ibu-ibu PKK ia dipercaya sebagai bendahara.

Bukan berarti bahwa dengan keterlibatannya di lingkungan maupun kampung, persoalan-persoalan dalam keluarga hilang, tentu tidak. Namun ia menyerahkan semuanya pada Allah, Pandangannya tentang hidup selalu optimis: “Kalau sekarang tidak baik pastilah suatu ketika menjadi baik – tidak mungkin tidak baik terus menerus” demikian yang dikatakannya . Satu hal yang ia pegang ialah berusaha untuk tidak melukai orang lain dengan sengaja karena kemarahan. Amiani bisa dikatakan orang yang sabar, bahkan tampaknya cenderung terlalu sabar sehingga orang lain tidak sabar terhadapnya. Tetapi di situlah kekuatannya, ia mampu bertahan menghadapi hidup dengan iman dan harapan. Ibu Amiani yakin bahwa Allah memberikan yang paling tepat dan yang paling diperlukannya untuk menyelesaikan perkara-perkaranya.

Sebagai manusia, Ibu Amiani tidak menyangkal bahwa kadang kala ia tidak tahu apa yang dikehendaki Allah baginya. Salah satunya ialah ketika suaminya tercinta tiba-tiba sakit dan tidak lagi dapat mencari nafkah. Mau tidak mau tanggung jawab untuk menghidupi keluarga ada di pundaknya. Namun ia tidak berhenti hanya mengeluh, melainkan mencoba membuat makanan kecil yang tidak mudah basi yang dapat dijualnya di kantin sekolah sebelah tempat kerjanya. Syukur laba yang diperoleh dapat digunakan untuk membeli sayur dan lauk untuk keluarganya.

Ia selalu bersyukur untuk semua yang telah dilaluinya bersama dengan suami dan anak-anaknya, terutama bahwa dahulu ia cukup tegas menunjukkan pada suaminya, ia tak kan pernah memunggungi Tuhan Yesus Kristus, kendati awalnya ia harus sembunyi-sembunyi berdoa Rosario dan ke Perayaan Ekaristi (meskipun juga tidak menerima Komuni!). Sebab jika ketahuan, hal itu bisa menjadi sumber “perang” dalam keluarga. Dan sebagai akibatnya ia juga tidak dapat dengan terang-terangan mewariskan imannya kepada anak-anak yang sudah lahir. Namun Allah berkenan padanya, iman dan harapannya dijawab Allah dalam Yesus Kristus melalui Bunda Maria.

Anaknya yang sulung ketika duduk di bangku SD hanya mau mengikuti pelajaran agama Katolik, meskipun data pribadinya di sekolah tidak beragama Katolik’ para gurupun tidak dapat membujuknya,. Itulah pintu kurnia Allah. Hati suaminya menjadi lembut melihat anaknya. Amiani yakin, kasih dan kerahiman Allahlah yang melembutkan hati suaminya. Hal ini membuatnya semakin mencintai Yesus dan suaminya. Ia tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi berdoa dan pergi ke gereja untuk mengikuti perayaan ekaristi. Anaknya-anaknya menjadi katekumen dan dibaptis. Perkawinannya dikukuhkan oleh Gereja sebagai perkawinan katolik yang sah.

Jika ada yang bertanya, apakah masih ada dirindukan? Ia menjawab: “masih”. “Apa?” “Ijinkan, biar hanya Tuhan dan saya yang tahu apa yang masih saya rindukan”.

Ia tetap miskin harta tetapi ia kaya dengan cinta dan pengalaman akan Allah dalam hidupnya.

(Narasi ini disarikan oleh Sr. Andrea PI)


7.Menemukan tanda-tanda kehidupan katolik:
(Umat diajak mendalami narasi kisah Ibu Amiani melui beberapa pertanyaan di bawah ini. Pertanyaan-pertanyaan bisa ditambah atau disesuaikan dengan keadaan umat/anak/remaja/kaum muda setempat)

1.Siapa nama tokoh dalam ceritera tadi? Berapa anaknya? (pertanyaan untuk anak-anak)
2.Apa yang mengesan dari kehidupan Ibu Amiani?
3.Sikap atau perbuatan Ibu Amiani yang mana yang bagi kita menandakan kekatolikannya?

8.Membaca dan Memahami Cita-cita ARDAS UMAT ALLAH KAS 2011-2015

ARAH DASAR UMAT ALLAH KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG 2011-2015

Umat Allah KAS sbg persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus Kristus dalam bimbingan Roh Kudus, berupaya menghadirkan Kerajaan Allah sehingga semakin signifikan dan relevan bagi warganya dan masyarakat.

Dalam masyarakat Indonesia yang sedang berjuang menuju tatanan hidup baru yang adil, damai, sejahtera, dan demokratis, umat Allah berperan secara aktif mengembangkan habitus baru berdasarkan semangat injil dengan beriman mendalam dan tangguh, serta ambil bagian mewujudkan kesejahteraan umum.

Langkah pastoral yang ditempuh adalah pengembangan umat Allah, terutama optimalisasi peran kaum awam, secara berkesinambungan dan terpadu dalam mewujudkan iman di tengah masyarakat: pemberdayaan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel; serta pelestarian keutuhan ciptaan. Langkah tersebut didukung oleh tata penggembalaan yang sinergis, mencerdaskan dan memberdayakan umat beriman, serta memberikan peran pada berbagai karisma yang hidup dalam diri pribadi maupun kelompok.

Umat Allah KAS dengan tulus, setia, dan rendah hati bertekad bulat melaksanakan upaya tersebut, serta mempercayakan diri pada penyelenggaraan ilahi seturut teladan Maria, hamba Allah dan bunda Gereja.

Allah yang memulai pekerjaan baik diantara kita akan menyelesaikannya (bdk. Fil 1:6)


Keterangan:

Kekhasan ARDAS KAS 2011-2015
1) Daya signifikansi dan relevansi Gereja

Signifikan berarti bernilai, memiliki harga atau mutu penting sehingga kehadiran dan gerak Gereja sungguh penting-diperhitungkan-memiliki nilai tinggi dalam diri warganya dan masyarakat. Relevan berarti sesuai atau gayut, memiliki kesesuaian/kegunaan/peran/pengaruh yang sambung dengan kehidupan konkret warganya maupun masyarakat.

Signifikansi dan relevansi Gereja bagi warganya tampak manakala Gereja menanggapi persoalan-persoalan umat beriman sendiri, sehingga umat beriman, baik anak-anak, orang muda maupun orang-orang dewasa sungguh merasa at home dalam Gereja. Mereka merasakan bahwa kebutuhan rohani mereka disapa dan ditanggapi oleh Gereja, sehingga Gereja tidak ditinggalkan oleh warganya. Secara konkret, liturgi, pewartaan, dan karya pastoral Gereja sungguh-sungguh kena pada apa yang sedang hidup dalam umat. Disamping itu, kebutuhan dasar mereka secara kreatif dipedulikan pula oleh Gereja.

Signifikansi dan relevansi Gereja bagi masyarakat tampak bila Gereja sungguh-sungguh terlibat dalam pergulatan hidup masyarakat. Gereja tidak menjadi asing di tengah pergulatan masyarakat, tetapi ikut menyumbang dalam kehidupan bersama. Ini secara khusus akan nampak misalnya dalam keterlibatan Gereja di bidang pengembangan sosial ekonomi, maupun dalam memperjuangkan keadilan, kedamaian dan keutuhan ciptaan.

2) Optimalisasi peran kaum awam
Gerak pengembangan secara umum menunjuk umat Allah, dan secara khusus menekankan optimalisasi peran kaum awam. Umat Allah mencakup hirarki, kaum religius, dan kaum awam. Pengembangan umat Allah dimaksud-kan bahwa seluruh warga Gereja baik itu hirarki, kaum religius, maupun awam saling bersinergi untuk mendalami, mengungkapkan dan mewujudkan iman dalam dunia. Perwujudan iman dalam dunia, di tengah masyarakat, adalah tugas dan tindakan khas kaum awam. Oleh karena itu, Ardas 2011-2015 secara khusus mengutamakan optimalisasi peran kaum awam. Langkah pastoral ini dijalankan secara berkesinambungan baik pada jenjang antar generasi maupun pada dinamika proses pemberdayaannya. Perwujudan iman di tengah masyarakat yang menjadi kekhasan gerak kaum awam mencakup pilihan pada bidang sosial, politik, ekonomi, pendidikan, komunikasi sosial, kesehatan, seni dan budaya, serta iptek. Pilihan ini ditentukan supaya jelas, tidak abstrak sekedar mengatakan berbagai bidang kehidupan.

3) Sinergisitas KARYA PASTORAL

Sinergi berarti kerja sama antara orang atau organisasi yang hasil keseluruhannya lebih besar daripada jumlah hasil yang dicapai jika masing-masing bekerja sendiri. Sebuah analogi yang ditawarkan Stephen Covey mungkin bisa menggambarkan arti kata ini. Misalnya, bila si A seorang diri, hasil usahanya adalah dua. Sementara ada orang lain si B, hasil usahanya juga dua. Maka ketika A dan B bekerja bersama-sama secara sinergis, yang dihasilkan tidak hanya empat, tapi bisa sepuluh, duapuluh, bahkan lebih. Demikian, dengan bersinergi bisa diciptakan daya guna (efisiensi), hasil guna (efektivitas), dan semangat kebersamaan yang tinggi.

Menilik arti sinergi tersebut, tata penggembalaan yang sinergis mengandaikan telah berkembangnya kualitas-kualitas tata penggembalaan yang digariskan pada Ardas 2001-2005 dan Ardas 2006-2010. Mengapa demikian? Karena, sinergis memuat paradigma kepemimpinan non klerikal-piramidal melainkan yang melibatkan dan mengembangkan, jiwa kesetaraan gender dalam membangun masa depan bersama, dan kesadaran sebagai sama-sama anak Allah terhadap semua yang berkehendak baik apapun agamanya. Untuk bersinergi, dibutuhkan sebuah komitmen tinggi untuk bekerjasama yang dilandasi ketulusan dalam menghargai perbedaan demi menuju cita-cita bersama.

Mengembangkan tata penggembalaan yang sinergis adalah tindakan yang mendesak dijalankan pada masa kini. Dengan optimalisasi peran kaum awam, didorong terjadinya gerak-gerak sinergi entah antar awam sendiri maupun antara awam, imam dan kaum religius. Kelompok-kelompok dan lembaga-lembaga diharapkan mengembangkan jalinan-jalinan sinergi sehingga mampu menghadirkan karya-karya kasih yang menghidupkan sendi-sendi kehidupan bersama. Lingkungan-lingkungan di wilayah paroki juga didorong untuk bersinergi sehingga lingkungan bukan sekadar sebagai sistem administrasi paroki melainkan sebagai sarana keterlibatan sosial di masyarakat. Paroki-paroki Keuskupan Agung Semarang dituntut untuk bersinergi demi mengembangkan kehidupan umat terlebih mendorong terciptanya hidup beriman yang mendalam dan tangguh serta keikutsertaan dalam mewujudkan kesejahteraan umum. Komisi-komisi dalam Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang harus menjalankan gerak-gerak sinergi sehingga mampu menjadi motor penggerak segenap umat Allah Keuskupan Agung Semarang.


9.Nyanyian tanggapan
10.Kolekte Prapaskah (bisa dilaksanakan ketika umat menyanyikan nyanyian tanggapan)
11.Doa Umat: (Doa Umat disusun oleh lingkungan masing-masing)
12.Doa ARDAS KAS (Lihat pada halaman atas)
13.Doa Bapa Kami (Bisa dinyanyikan)


PENUTUP
14. Doa Penutup:

Allah Bapa Mahapengasih, begitu besar kasihMu Engkau limpahkan kepada kami melalui Yesus Kristus PuteraMu. Dia hadir di tengah-tengah kami menandakan hadirnya karya penyelamatanMu dan kehadiranNya sangat berarti bagi kami. Semoga berkat Sengasara, Wafat dan KebangkitanNya, kami semakin tegak berdiri sebagai orang katolik sejati; beriman yang tangguh dan mendalam. Sehingga kehidupan kami menandakan hadirnya KerajaanMu dan bermakna bagi siapapun. Demi Kristus Tuhan dan Penyelamat kami yang wafat dan bangkit bagi kami, berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

Salam Maria....
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus...

15.Pengumuman/Pesan:

-Menjadi Katolik adalah pilihan hidup. Mestinya: membanggakan
-Tugas: meresapkan isi ARDAS KAS 2011-2015 dengan pertanyaan: sesuai dengan yang tersirat
pada ARDAS KAS 2011-2015, apa saja yang harus kita lakukan untuk menandakan
bahwa kita ini orang katolik sejati? Yang tangguh dan mendalam!
-Tempat dan waktu pertemuan APP selanjutnya.

16.Mohon Berkat

P: Tuhan sertamu
U: Dan sertamu juga
P: Semoga kita semua diberkati oleh Allah yang mahakuasa
U: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus (masing-masing membuat tanda salib)

17.Nyanyian Penutup

Sumber: Buku Panduan APP 2011: Inilah Orang Katolik Sejati

Pengantar Pendalaman Pertemuan Prapaskah Lingkungan Keuskupan Agung Semarang 2011


APP KAS 2011
INILAH ORANG KATOLIK SEJATI

Pengantar


Ungkapan “Inilah Orang Katolik Sejati” menghubungkan kita dengan kata-kata Yesus tentang Natanael "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" (Yoh. 1:47). Sabda Tuhan Yesus itu memberi inspirasi bagi kita untuk mengisi dan menghayati masa Prapaskah 2011 ini dengan gerakan Aksi Puasa Pembangunan. Sabda Tuhan Yesus tentang Natanael itu juga memberi inspirasi untuk merangkum gambaran cita-cita Umat Allah Keuskupan Agung Semarang yang tersurat dalam ARAH DASAR UMAT ALLAH KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG 2011-2015.

Kita tahu bahwa mulai tahun 2011 ini Umat KAS memasuki periode ARDAS 5 tahunan yang baru (selain kita juga mempunyai Uskp yang baru). Syukur pada Allah! Peristiwa Gerejawi untuk mengawali pelaksanaan ARDAS KAS pada tahun ini adalah masa Prapaskah atau masa Aksi Puasa Pembangunan (APP). Adapun tema Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung Semarang tahun 2011 ini adalah :
INILAH ORANG KATOLIK SEJATI !

Tema APP KAS 2011 tidak meninggalkan apa yang menjadi keprihatinan nasional yang dirumuskan dalam gagasan dasar gerakan APP Nasional dengan tema “KESEJATIAN HIDUP DALAM PERWUJUDAN DIRI”. Sebab dengan tema “Inilah Orang Katolik Sejati”, kita pun hendak mewujudkan diri kita menuju kesejatian hidup; dan kesejatian hidup kita adalah sebagai orang katolik sesuai dengan cita-cita Arah Dasar Umat Allah KAS. Proses menuju kesejatian itu kita jalani dalam proses dan gerakan pertobatan selama masa Prapaskah 2011 ini.

Kita berharap semoga dengan ARAH DASAR UMAT ALLAH KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG yang baru, serta dengan Penggembala Keuskupan yang baru, kita mampu mencapai cita-cita sebagai persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus yang sejati.


Selamat ber-APP – Berkah Dalem

Rm. A.G. Luhur Prihadi Pr
(Ketua Panitia APP KAS)


DOA ARAH DASAR UMAT ALLAH KAS 2011-2015

Allah Bapa yang Mahakuasa
kami bersyukur kepada-Mu atas penyertaan-Mu
dalam gerak langkah umat-Mu di Keuskupan Agung Semarang
untuk menghadirkan Kerajaan Allah secara lebih signifikan dan relevan
bagi Gereja dan masyarakat.

Utuslah Roh Kudus-Mu
agar dengan iman yang semakin mendalam dan tangguh
kami dapat berperan aktif dalam mengembangkan habitus baru
berdasarkan semangat Injil, di tengah masyarakat kami di Indonesia.

Dalam tata penggembalaan yang mencerdaskan dan memberdayakan,
serta memberikan peran pada berbagai karisma
semoga terciptalah pengembangan umat Allah,
yang memberi tempat bagi optimalisasi kaum awam,
yang mewujudkan iman secara berkesinambungan dan terpadu
yang memberdayakan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel,
dan yang semakin melestarikan keutuhan ciptaan-Mu.

Bersama Santa Maria, hamba Allah dan bunda Gereja
teladan kesetiaan dan kerendahan hati,
kami persembahkan doa, niat dan upaya kami kepada-Mu
melalui Yesus Kristus Putra-Mu,
Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

*0*

Rabu, 16 Maret 2011 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Rabu, 16 Maret 2011
Hari Biasa Pekan I Prapaskah


Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu --- Rm 10:8


Antifon Pembuka

Ya Tuhan, ingatlah akan kerahiman dan kerelaan-Mu yang abadi. Janganlah musuh bergembira atas kami. Ya Allah, bebaskanlah kami dari segala penindasan

Doa Renungan

Tuhan Allah kami, nabi Yunus adalah cermin kelemahan manusia; kecewa bila mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak kami. Ampunilah kelemahan kami dan bantulah kami untuk lebih memahami kehendak-Mu dan dengan rendah hati mau menerima sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pertobatan yang sejati mampu melunakkan hati Allah. Murka akan berubah menjadi pengampunan ketika orang mau memperbarui dirinya di hadapan Allah dan sesamanya. Pertobatan adalah jalan satu-satunya menuju keselamatan.


Pembacaan dari Kitab Nubuat Yunus (3:1-10)


"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."

Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya; ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.12-13.18-19; R:19b)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk-redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Sekarang juga, demikian firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.


Yesus akan mengalami nasib seperti Yunus, yakni menjadi tanda keselamatan Allah. Dia dimasukkan dalam alam maut kemudian dilahirkan dalam hidup baru agar semua orang yang percaya kepada-Nya memperoleh keselamatan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)


"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."

Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan akan menghukum mereka: Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Dalam masa Prapaskah, tobat menjadi kata penting untuk memicu penghayatan. Makna tobat bukan sekedar menangisi dosa. Bertobat berarti menyelami rahasia pewartaan Yesus Kristus lebih daripada pewartaan Yunus, dan mendengarkan hikmat Allah lebih daripada hikmat Salomo. Dengan kata lain, bertobat berarti bertolak ke tempat yang dalam, tinggal dalam intensitas misteri Yesus Kristus sendiri.

Doa Malam

Terimakasih ya Yesus, hari ini kami boleh menjalani kehidupan yang Kauanugerahkan. Ampunilah kami bila usaha dan tingkah laku kami tidak sesuai dengan kehendak-Mu. Semoga Engkau berkenan menyempurnakannya, sehingga kami pantas memuji dan memuliakan Bapa di surga. Amin.

RUAH

Selasa, 15 Maret 2011 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Selasa, 15 Maret 2011
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

"...jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Mat 6:14-15)

Doa Renungan

Allah Bapa, Engkaulah sumber kehidupan dan keselamatanku. Aku bersyukur kepada-Mu atas perlindungan yang Kauberikan sepanjang malam yang telah lalu. Bantulah aku agar senantiasa berdoa dalam nama-Mu. Cukupkanlah aku, dengan kebutuhan jasmani dan rohani, serta lepaskanlah dari segala marabahaya. Semoga hari ini aku dapat membawa kasih kepada sesama serta mengampuni orang-orang yang bersalah kepadaku. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)

"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."

Beginilah firman Tuhan, "Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka yang minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. (Mat 4:4b)

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)

"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata, doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta pada-Nya. Karena itu berdoalah begini: "Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Amin." Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Frans pernah mengalami pengalaman buruk ketika ia harus hidup dengan keluarga pamannya selama beberapa tahun. Mereka rupanya memperlakukan Frans layaknya orang upahan. Pengalaman ini sudah berlalu puluhan tahun, tapi sampai saat ini ia selalu dihantui perasaan takut untuk menjadi bawahan dan selalu konflik dengan bossnya di perusahaan tempatnya bekerja.

Lain halnya dengan Nani. Ia ini seorang perfeksionis, maunya semua berjalan dengan sempurna. Ia selalu ketakutan akan apa yang akan terjadi besok dengan pekerjaannya. Pikirannya selalu dihantui dengan kata "jangan-jangan". Jangan-jangan besok rupiah melemah. Jangan-jangan besok ia sakit parah. Jangan-jangan minggu depan temannya membencinya karena sikapnya yang tegas. Jangan-jangan tahun depan perusahaannya bangkrut. Malam-malam dilaluinya selalu dengan ketakutan dan mimpi buruk akan masa yang akan datang.

Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan kebijaksanaan Timur tentang hidup pada hari ini, pada saat ini, saat Dia mengajar doa: "Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." Yesus tidak mengajar kita untuk mohon rezeki untuk masa lalu, karena hal itu udah berlalu. Ia juga tak mengajar kita untuk mohon rezeki masa depan, karena masa depan belum datang. Kedua waktu itu tidak nyata: yang satu sudah lewat dan yang lain belum tiba. Apa yang nyata adalah saat ini. Saat ini adalah juga kekekalan itu sendiri. Ketika Allah mewahyukan diri pada Musa, Ia memperkenalkan diri dalam waktu present sebagai, "I AM who AM" (Kel. 3:14)

Sering kali sebagai orang muda kita dihantui oleh masa lalu yang buruk dan ketakutan akan apa yang akan terjadi pada masa depan, sehingga saat ini dan hari ini berlalu begitu saja tanpa makna. Yesus mengajak kita untuk mempercayakan diri pada Bapa dan hidup saat demi saat dengan kepercayaan besar ini. Allah menyelenggarakan segala yang baik untuk kita, tak perlu kita ketakutan karena masa lalu dan akan masa depan.

Ya Allah, sang penguasa waktu, anugerahilah aku kebijaksanaan dan iman agar aku boleh berjalan bersama-Mu pada saat ini, karena saat inilah saat yang nyata dan penentu masa depanku. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 14 - 20 Maret 2011


Senin, 14 Maret: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).
Im 19:1-2.11-18; Mzm 19:8-10.15; Mat 25:31-36.

Selasa, 15 Maret: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).
Yes 55:10-11; Mzm 34:4-7.16-19; Mat 6:7-15.

Rabu, 16 Maret: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).
Yun 3:1-10; Mzm 51:3-4.12-13.18-19; Luk 11:29-32.

Kamis, 17 Maret: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).
Est 4:10a.10c-12.17-19; Mzm 138:1-3.7c-8; Mat 7:7-12.

Jumat, 18 Maret: Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U).
Yeh 18:21-28; Mzm 130:1-8; Mat 5:20:-26.

Sabtu, 19 Maret: Hari Raya St. Yusuf, Suami Sta. Perawan Maria (P).
2Sam 7:4-5a.12-14a.16; Mzm 89:2-5.27.29; Rm 4:13.16-18.22; Mat 1:16.18-21.24a atau Luk 2:41-51a.

Minggu, 20 Maret: Hari Minggu Prapaskah II (U).
Kej 12:1-4a; Mzm 33:4-5.18-20.22; 2 Tim 1:8b-10; Mat 17:1-9.

Senin, 14 Maret 2011 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Senin, 14 Maret 2011
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Mat 25:40"

Antifon Pembuka

Sebagaimana mata seorang hamba tertuju kepada tuannya, demikian pula mata kita terarah kepada Allah, agar Ia mengasihi kita. Sayangilah kami, ya Tuhan, sayangilah kami (Mzm 123:2,3)

Doa Renungan

Tuhan Allah Bapa kami, Nabi Musa Kauberi sepuluh perintah Allah untuk menuntun kami mencapai kekudusan. Kami mohon sudilah Roh Kudus-Mu menyertai kami dalam kehidupan ini, agar dapat hidup sesuai perintah-Mu, mengasihi sesama seperti mengasihi diri kami sendiri. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Hidup Allah harus menjadi landasan hidup kaum beriman. Mereka harus kudus seperti Allah sendiri juga adalah kudus. Mereka harus menghindari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hidup kekudusan.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)

"Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran."

Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia, dan janganlah merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli, dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan; engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah membela orang kecil secara tidak wajar, dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran. Janganlah engkau pergi kian kemari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah Tuhan. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15; R: Yoh 6:64b)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati, perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan Penebusku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Waktu ini adalah waktu perkenanan, hari ini adalah hari penyelamatan!

Kedatangan Anak Manusia itu bagaikan hakim memisahkan yang baik dan yang jahat. Yang baik akan memperoleh ganjaran hidup bersama-Nya dalam kemuliaan. Sedangkan yang jahat akan memperoleh balasannya tersendiri.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:31-46)

"Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat datang bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang daripada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ni, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Hari ini Tuhan menunjukkan misteri identitas-Nya sebagai orang yang paling hina, yakni orang yang kelaparan, kehausan, narapidana, pesakitan, tunawisma, tuna…. Ternyata mereka itu memiliki daya tarik untuk menghadirkan Tuhan. Maka jika kita ingin bertemu Tuhan, ulurkanlah tangan Anda kepada mereka itu. Sedekah! Istilah populernya, sedekah adalah ‘uang pelicin’ untuk lolos dari penghakiman.

Doa Malam

Allah Bapa yang maharahim, penghakiman terakhir ada dalam kuasa-Mu. Engkau mencampakkan manusia berdosa yang tidak mau bertobat ke dalam penyiksaan kekal, tetapi Kaukumpulkan manusia yang melakukan kehendak-Mu dalam kehidupan kekal. Ya Tuhan, jangan tinggalkan kami, agar kelak boleh berbahagia bersama Yesus Putera-Mu, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Minggu, 13 Maret 2011 Hari Minggu Prapaskah I

Minggu, 13 Maret 2011
Hari Minggu Prapaskah I

IBLIS, PENGGODA, SATANA DAN KEBESARAN TUHAN

Antifon Pembuka

Ia akan berseru kepada-Ku, dan Aku akan menjawabnya. Aku akan tetap membebaskan dan memuliakannya, serta memuaskan dia dengan usia lanjut.

Doa Renungan

Allah, pencipta semesta, Engkau telah menjadikan kami, dan menempatkan kami di dunia yang penuh gejolak ini. Teguhkanlah iman kami dengan sabda-Mu yang hendak kami dengar ini, agar kami mampu bertahan terhadap setiap godaan.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


Doa Renungan

Allah Bapa yang Mahakuasa, dengan menjalani masa prapaskah ini kami berusaha semakin mendalami misteri Kristus. Semoga masa yang menguntungkan itu dapat kami gunakan sebaik-baiknya, sehingga rahmat-Mu tidak kami sia-siakan, tetapi membuat kami layak hidup bersama Dia kelak. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

Pengarang Kitab Kejadian mengajak kita merenungkan dosa dan jatuhnya manusia ke dalam dosa. Dalam dialog antara wanita dengan si ular, jelmaan setan, tampak bahwa manusia secara bebas menyetujui tindakan yang diambil dan ditawarkan oleh setan. Secara bebas dan secara sadar menolak atau mengingkari kasih Allah: itulah dosa yang membawa maut.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (2:7-9.3:1-7)

"Ciptaan pertama dan dosa asal."

Ketika Tuhan Allah menjadikan langit dan bumi, Ia membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya Tuhan Allah membuat sebuah taman di Eden, di sebelah timur; di situ ditempatkan-Nyalah manusia yang dibentuk-Nya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya. Di tengah taman itu Ia menumbuhkan pohon kehidupan, serta pohon-pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan Allah, ular adalah binatang yang paling cerdik. Ular itu berkata kepada wanita yang telah diciptakan Tuhan, "Tentu Allah berfirman: 'Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya,' bukan?" Jawab wanita itu kepada ular, "Buah dari semua pohon dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah berfirman, 'Jangan kamu makan atau pun kamu meraba buah itu; sebab jika kamu membuat hal itu, kamu akan mati.'" Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, "Kamu sekali-kali tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu makan buah dari pohon itu, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah: tahu tentang yang baik dan yang jahat." Wanita itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, dan sedap kelihatannya. Lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Maka ia mengambil dari buahnya, lalu dimakan, dan diberikan juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang. Lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14-17; Ul: 3a)

1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari pada-Ku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.


Seperti dosa masuk ke dalam dunia oleh satu orang, yang menyebabkan maut, demikian pun semua orang menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran untuk hidup oleh satu orang juga, yakni Yesus Kristus, Manusia jatuh ke dalam dosa oleh karena satu orang berdosa. Demikian pula, oleh ketaatan satu orang, manusia diselamatkan.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:12-19)

"Di mana pelanggaran bertambah banyak, di sana karunia menjadi berlimpah-limpah."


Saudara-saudara, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.



Pembaptisan, puasa, godaan, dan pengusiran setan, oleh Matius dikisahkan menjadi satu rangkaian cerita. Dari bacaan ini menjadi nyata, bahwa Rohlah yang menjadi jiwa dan hidup Yesus yang memampukan Dia mengatasi segala pencobaan. Kenikmatan duniawi, hormat/gengsi/harga diri, dan kuasa. Demikianlah bagi orang Kristen rahmat baptis-Roh Kudus yang kita terima dalam nama Yesus menjadikan kita mampu mengatasi godaan, cobaan, dan rintangan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (4:1-11)

"Yesus berpuasa selama empat puluh hari, dan dicobai Iblis."

Sekali peristiwa Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun supaya dicobai Iblis. Setelah berpuasa selama empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya, "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Kemudian Iblis membawa Yesus ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah. Lalu Iblis berkata kepada-Nya, "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu." Yesus menjawab kepadanya, "Ada tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!". Lalu Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya. Iblis berkata kepada-Nya, "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya, "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau harus berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Yesus, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekan-rekan yang budiman!
Karena Injil bagi Minggu Prapaskah kali ini (Mat 4:1-11) akan diuraikan dengan panjang lebar oleh Matt sendiri, maka ulasan kali ini hanya menyangkut bacaan pertama, yaitu Kej 2:7-9 dan 3:1-7. Disebutkan pada bagian awal bagaimana Tuhan membentuk manusia dari "debu tanah", yakni bahan yang ujudnya gumpalan-gumpalan berserakan belaka. Ini cara Alkitab menggambarkan sisi rapuh dari manusia. Namun sentuhan-sentuhan tangan ilahi memberinya bentuk. Begitu pula, hembusan nafas hidup dari-Nya menjadikannya makhluk yang hidup. Ini bukan hanya cerita melainkan penegasan iman yang berani. Bila tetap bersentuhan dengan Yang Mahakuasa dan membiarkan diri dihidupi oleh-Nya, maka serapuh dan seringkih apapun manusia akan se-nafas dengan-Nya. Karena itu manusia juga memiliki tempat kehidupan yang membahagiakan di firdaus. Tetapi, seperti dikisahkan dalam bagian kedua, manusia akhirnya menjauh dari pada-Nya karena terpukau ajakan sang ular yang memakai ujud manusia, bisa berkata-kata, bisa meyakin-yakinkan, tetapi yang melilit dan akhirnya melumpuhkan.

Kisah memakan buah larangan tentu sudah lazim dikenal. Bila dimakan, maka buah itu, menurut sang ular, akan membuat manusia terbuka matanya dan tahu tentang "yang baik dan yang jahat" , artinya jadi mahatahu seperti sang Pencipta sendiri. Tetapi baiklah kita jeli menafsirkan hal ini dan tidak segera menghukum dorongan ingin tahu sebagai kesombongan manusia di hadapan Tuhan. Kan tak ada jeleknya ingin mengetahui apa saja. Bahkan bukankah ini ciri hakiki manusia? Coba kita ingat, manusia ditegaskan sebagai makhluk yang se-nafas dengan Dia Juga diceritakan dalam kisah firdaus yang tidak ikut dibacakan hari ini bagaimana manusia dibimbing Sang Pencipta agar memberi nama kepada semua makhluk hidup yang diciptakanNya (Kej 2:19-20). Maka manusia diberi kemampuan mengetahui apa saja yang bisa diketahui. jadi bukan di situ letak permasalahan serta kendala manusia. Memang dalam kisah kejatuhan manusia ditandaskan bahwa keinginan tahu akan segala sesuatu itu tidak tercapai dan mereka tidak menjadi seperti Tuhan sendiri. Yang diperoleh hanyalah kesadaran mengenai keadaan diri sendiri: telanjang (Kej 3:7). Begitu maka manusia menyadari keterpisahannya dengan Yang Ilahi.

Yang membuat manusia menjauh ialah ketidaktaatan pada pesan jangan memakan buah pengetahuan baik dan jahat yang bisa mematikan (Kej 2:17). Bila dibaca ulang, akan menjadi jelas bahwa bukan larangannyalah yang ditekankan, melainkan pesan agar menjaga kehidupan yang dihembuskan ke dalam diri manusialah yang dilanggar. Manusia diminta agar memelihara keadaan se-nafas dengan-Nya. Tapi gagal.
Setelah makan buah larangan, memang manusia menyadari keadaan diri sendiri, tetapi mengapa tidak langsung mati seperti terungkap dalam larangan tadi? Bisa dijelaskan bahwa maksudnya ialah manusia menjadi makhluk yang "mortal", yang bisa mengalami kematian, seperti kenyataannya. Akan tetapi bisa pula dimengerti bahwa. sebenarnya kematian akan langsung terjadi pada saat manusia melanggar pesan tadi. Hanya kemurahan Tuhan sajalah yang mengurungkan kematian serta merta itu. Ini kiranya warta yang tersirat dalam kisah di atas. Semakin didalami, semakin terang bahwa kisah ini bukannya berpusat pada hukuman melainkan pada kerahiman-Nya. Memang manusia kini mengalami jerih payahnya menjaga nafas hidup yang diberikan Pencipta. Tetapi ia tetap disertainya dalam pelbagai cara. Dan hanya dengan demikianlah bisa dimengerti betapa keramatnya pesan menjaga kehidupan tadi. Dalam Injil kali ini oleh Matt akan ditampilkan seorang manusia yang mampu berteguh menghayati pesan ilahi menjalani kehidupan yang berasal dari padaNya seperti apa adanya. Tetapi baiklah kita dengarkan uraian Matt berikut ini. Selamat menikmatinya!


A. Gianto

Kawan-kawan yang baik!

Dengar-dengar pada hari Minggu pertama masa puasa sebelum paskah tahun ini akan kalian dengar kisah Yesus dicobai di padang gurun menurut Matius. Tahun lalu dari versi Luc, tahun depan tentunya dari Mark. Saya dan Luc (Luk 4:1-13) sebetulnya mengolah kembali catatan Mark (Mrk 1:12-13) dengan menyertakan bahan mengenai pembicaraan Yesus dengan penggodanya yang belum tersedia ketika Mark menyusun karangannya. Seluk-beluk selanjutnya tanya Gus; ia gemar menduga-duga maksud kami. Tapi ia malah minta saya menjelaskan sendiri, "biar rada otentik" bujuknya.


Sebelum menulis Mat 4:1-11, saya sudah dengar dari Mark bahwa Yesus dibawa Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis selama 40 hari. Maksudnya, Yesus dibawa Roh sampai ke tempat itu dan tetap disertai olehNya di sana selama itu. Luc memperjelas dengan mengatakan Yesus dibimbing Roh "di" padang gurun. Jadi Yesus tidak ditinggalkan Roh yang turun ke atasnya pada waktu menerima baptisan (Mrk 1:10 Mat 3:16 Luk 3:22). Catatan Oom Hans malah menyebut Yohanes Pembaptis melihat Roh turun dari langit dan tinggal di atas Yesus (Yoh 1:32). Tolong ini diingat bila kalian menguraikan teks kami.


Tak usah kisah itu ditafsirkan sebagai kisah tentang orang yang luar biasa laku tapanya sehingga mampu mengalahkan godaan sebesar apapun seperti yang digambarkan dalam kakawin Arjunawiwaha, mahakarya sastra Jawa Kuno itu. Kami tidak ada maksud menampilkan Yesus sebagai manusia sakti atau petapa digdaya, ksatria suci yang siap menempur si angkara murka Niwatakawaca, bukan pula sebagai manusia teladan yang dijadikan tauladan. Tujuan kami berbeda. Yesus kami wartakan sebagai manusia yang disertai Roh, bukan agar dikagumi dan dicontoh, melainkan agar diikuti. Dia itu yang diutus Yang Mahakuasa kepada semua orang untuk membawa kita semua kembali ke diri kita yang sejati.


Ada tiga godaan. Yang pertama yakni mau mengurus semuanya sendiri sehingga tak ada kesempatan mendengarkan isyarat-isyarat ilahi. Akhirnya Yang Ilahi tak masuk dalam pola bertingkahlaku. Mau merebut yang termasuk wilayah Sana. Ini godaan besar. Kami mengatakannya dengan memakai lambang dari dunia orang Yahudi. Yesus lapar dan digoda agar mengubah batu jadi makanan. Ingat kisah umat pilihan yang kelaparan dan kehausan di padang gurun dulu dan mulai menyangsikan Tuhan, mereka datang ke Musa minta mukjizat (Kel 17:1-7). Ini namanya mencobai Tuhan. Mukjizat akhirnya terjadi, tapi mukjizat yang diminta dengan paksa itu cuma menepis rasa haus, tidak memuaskan batin. Yesus tidak memaksa batu jadi makanan, seperti dulu Musa yang terpaksa membuat padas kersang memancarkan air segar. Memang Yesus lapar, tapi ia tidak menukar kesertaan Roh dengan makanan. Ia tetap Anak Allah, maksudnya, orang yang amat dekat denganNya sampai dapat membiarkanNya sendiri terlihat. Ia anak Allah bukan dalam arti yang hendak diisikan oleh penggoda: pembuat mukjizat untuk diri sendiri. Yesus yang disertai Roh itu bersedia hidup dari sabda ilahi yang menyebutnya "anak terkasih" yang diperdengarkan pada saat ia dibaptis.


Godaan kedua lebih berat. Menjatuhkan diri dari puncak Bait Allah agar Allah sendiri mau tak mau menyelamatkan. Jadi memaksaNya bikin mukjizat! Apakah Ia akan membiarkan Yesus binasa terbanting? Dan apa malaikat-malaikat akan berpangku tangan nonton saja? Kan tertulis dalam Mzm 91:11-12 bahwa Allah akan menyuruh malaikat-malaikat menadahi kakinya agar tak terantuk batu, begitulah bisikan Iblis. Ia juga mahir memakai Kitab Suci dan menafsirkannya bagi tujuan sendiri. Tetapi Roh menjernihkan budi Yesus sehingga ia tetap melihat kedudukan dirinya sebagai Anak Allah sejati. Tidak mau mencobai Dia. Roh juga mengarahkan ingatan pada ayat suci Ul 6:16 yang melarang orang membiarkan diri dikuasai perasaan ragu akan Yang Mahakuasa. Jadi, tak usah gentar pada Iblis, ada Roh yang menyertai kalian. Biarkan Roh menjernihkan kembali tafsir yang dikisruhkan Iblis.


Godaan ketiga makin gencar. Yesus ditawari kekuasaan atas seluruh dunia beserta kemegahannya. Syaratnya, sujud menyembah Iblis. Semakin dipikir semakin mengerikan. Iblis bisa menawarkan dunia dan kemegahannya. Berarti semuanya bisa dialihmilikkan begitu saja oleh Iblis! Dan kalian hidup di dunia yang begitu itu. Untunglah ini baru wacana, belum kejadian yang nyata. Baru menjadi nyata kalau Yesus menurutinya. Syukur tidak. Roh tetap menyertainya dalam berteguh pada pilihannya. Karena itu penggoda kehabisan akal dan tersingkir oleh daya Roh.


Nanti Yesus menjadi Kristus Raja Alam Semesta seperti kalian tahu. Tapi ini terjadi karena ia tetap meniti jalan ilahi, tidak mengikuti lorong satani. Ia tidak mendahului langkah-langkah Roh.


Dalam semua godaan itu Yesus berpegang pada ayat-ayat suci, semuanya dari Kitab Ulangan; ay. 4 = Ul 8:3; ay. 7 = Ul 6:16; ay. 10 = Ul 6:13.) Apa intinya? Seruan untuk mementingkan Dia Yang Mahatinggi itu. Tiga ayat suci itu memberi ruang bagi sabda yang datang dari Dia, bagi kesungguhanNya melindungi, bagi kebesaranNya.


Mau mengenali si penggoda dari dekat? Dalam petikan yang kalian bacakan itu ia tampil sebagai "diabolos" (= Iblis, ay. 1, 5, 8, 11), "peirazoon" (= pembujuk, ay. 3), dan "satana" (= setan, ay. 10). Yang ketiga ini bahkan diucapkan oleh Yesus sendiri. Sayang dalam terjemahan LAI, kata "setan" dalam ay. 10 itu cuma dialihkan jadi "Iblis" - kata yang sudah beberapa kali dipakai. Yesus kan menggertak, "Enyahlah, Setan!" Hardikan ini terdengar sekali lagi dalam kesempatan lain, lihat di bawah.


Penggoda tampil pertama-tama sebagai "Iblis", Yunaninya "diabolos". Menurut arti kata itu, pekerjaannya ialah memecah belah pikiran dan membuat hati bercabang. Ia mau menduakan perhatian Yesus yang sepenuhnya terarah kepada Bapanya. Iblis mau membuatnya berorientasi pada dia juga. Perhatikan yang dikatakan dalam ay. 8 ketika Iblis menawari Yesus kekuasaan akan dunia dan kemegahannya. Ia tidak meminta Yesus meninggalkan Yang Mahakuasa. Iblis cuma ingin agar dirinya ikut diakui oleh Yesus. Itu cukup. Jadi inti godaannya ialah menyisihkan sedikit tempat bagi Iblis dengan imbalan seluruh isi dunia dan kebesarannya. Pemikirannya begini: ah, Yang Mahakuasa kan sudah punya apa saja, kalau kita ada simpanan rahasia sedikit tak apa kan? Apalagi kalau sedang tak beres hubungan dengan Dia, ke mana kita akan sembunyi?


Tetapi Yesus mengusir Iblis dan menghardiknya sebagai "setan". Kalian ingat peristiwa pemberitahuan pertama mengenai penderitaan Yesus? Langsung Petrus berusaha mencegah agar Yesus tidak terus berjalan ke arah penderitaan itu. Yesus berpaling dan mengucapkan (Mat 16:23 Mrk 8:33) "Enyahlah setan!" seperti ketika menggertak penggoda tadi. Petrus mau menduakan perhatian Yesus. Lihat betapa lembutnya godaan itu. Setan pintar menabur benih perseteruan di dalam batin manusia sendiri. Ia menuduh-nuduh apa cara hidupmu ini benar, apa yang ini yang terbaik, kok ndak gini saja, dst. Ia membimbangkan, ia membuat orang jadi ragu-ragu. Ia itu bisa terasa amat dekat, bahkan kayak orang kepercayaan. Dalam Injil, setan itu bukan jejadian yang membikin bulu kuduk berdiri kayak yang disuguhkan tontonan horor di TV kalian. Ia punya wajah kalem tapi diam-diam menjerumuskan ke jalan buntu.


Heran bahwa hardikan keras kepada Petrus di atas tidak ikut disebut Luc? Tapi kawan kita ini kiranya mau menyampaikannya dengan cara lain. Segera setelah pemberitahuan pertama mengenai sengsara (Luk 9:22), Luc mengutipkan beberapa ajaran tegas Yesus tentang arti mengikutinya..., baca Luk 9:23-27. Seluk-beluknya tanya sama Luc sendiri, atau minta Gus menjelaskannya nanti.


Bagaimana membeda-bedakan yang benar dari yang tipuan? Sendirian kita tak bisa. Hanya dengan bantuan Roh kita akan mendapati jalan kebenaran. Tak bisa dengan kekuatan sendiri saja. Tak mungkin dengan keberanian belaka. Tak cukup dengan laku tapa melulu. Bahkan berkutat menjalani retret Ignatian sebulan tak akan membekali kalau dalam waktu itu belum bisa belajar membiarkan diri disertai Roh.


Memang tak gampang mengenali "pembujuk", Yunaninya "peirazoon" yang maknanya "dia yang berusaha meyakin-yakinkan dengan niat menipu dan menjatuhkan". Orang dulu paling takut pada cobaan seperti ini. Pasti kalah. Pada akhir doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus dan diteruskan Luc secara apa adanya (Luk 11:4) itu ada permohonan, "Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan". Untuk menjelaskan lebih lanjut, saya perluas rumusannya dengan "tapi bebaskanlah kami dari yang jahat"(Mat 6:13). Godaan itu alam yang jahat yang amat mengerikan. Manusia tak bisa melawan. Satu-satunya yang bisa dilakukan ialah minta Bapa melepaskan dari kuasa jahat itu. Dan Ia menjalankannya dengan kekuatan yang datang dariNya sendiri, yakni Roh. Ingat juga, nanti di Getsemani Yesus tergoda untuk ambil jalan lain, tapi ia tetap mendekatkan diri kepada Bapanya (Mrk 14:36 Mat 26:39 Luk 22:42).


Begitulah di padang gurun Yesus berjumpa dengan "diabolos", Iblis pemecah belah, bertemu "peirazoon", pembujuk yang menyebar benih permusuhan, dan bertatap muka dengan "setan" yang mau menyeretnya ke jalan sesat. Yesus berhasil keluar dari padang gurun karena ia tetap disertai Roh. Tokoh utama dalam kisah di padang gurun itu Roh sendiri! Kalian amati gerak geriknya ketika menyertai Yesus dan ambil hikmatnya!


Bagaimana kita tahu kita didampingi Roh? Bila kita ikuti jalan Yesus, bila tidak kita sangsikan kesungguhan Yang Mahakuasa, dan bila kita membiarkan diri dituntun kekuatan dari atas untuk mengerti kebesaran ilahi yang sesungguhnya. Itulah langkah-langkah membuka diri bagi bimbingan Roh.


Semoga kalian tetap didampingi Roh!

Matt

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy