| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 25 Maret 2011 Hari Raya Kabar Sukacita

Jumat, 25 Maret 2011
Hari Raya Kabar Sukacita

Allah menjelmakan Sabda-Nya di tengah-tengah manusia. Dia jugalah yang membuat kediaman yang pantas untuk Putera-Nya itu. Roh Kudus yang melakukan hal itu. Pewartaan Malaikat Tuhan dan kesediaan Santa Perawan menjadi puncak pelaksanaan karya agung ini.

Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau mengenal kami masing-masing dan selalu dekat dengan kami. Engkau menyatakan kehadiran-Mu kepada kami dalam diri Yesus Kristus. Bukalah hati kami dengan sabda-Mu agar kami dapat mengenal tanda-tanda yang Kaugunakan untuk menyatakan maksud-Mu. Bangkitkanlah kepercayaan kami kepada-Mu bahwa Engkaulah Allah yang beserta kami dalam diri Yesus Kristus, Sang Emanuel, Dialah Juruselamat terjanji, Tuhan kami, sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (7:10-14; 8:10)

"Seorang perempuan muda akan mengandung."

Tuhan berfirman kepada Raja Ahas, “Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas.” Tetapi Ahas menjawab, “Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!” Lalu berkatalah Nabi Yesaya, “Baiklah! Dengarkanlah, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel, artinya: Allah menyertai kita.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10-17, Ul: 8a.9a)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut, lalu aku berkata, "Lihatlah, Tuhan, aku datang!"
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: "Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Keadilan-Mu tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan, kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan, tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.

Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (10:4-10)

"Lihatlah Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."

Saudara-saudara, tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, “Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki. Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau juga tidak berkenan. Maka Aku berkata: Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allahku.” Jadi mula-mula Ia berkata, “Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan; Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa – meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. – “ Dan kemudian Ia berkata, “Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.” Jadi yang pertama telah Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 1:14ab)
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)

"Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

APA YANG TERJADI DI SANA?


Rekan-rekan yang budiman!

Dikisahkan dalam Luk 1:26-38 (Injil Hari Raya Kabar Sukacita) bagaimana malaikat Gabriel diutus ke sebuah kota kecil di Galilea - di sebelah utara Tanah Suci - kepada Maria yang diperkenalkan dalam Injil sebagai "perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud". Setelah mengucapkan salam damai, Gabriel memberitakan bahwa seorang anak lelaki akan lahir dari Maria, dan hendaknya ia dinamai Yesus. Ia akan menjadi besar dan dinamakan Anak Allah Yang Maha Tinggi dan akan dikaruniai kekuasaan tanpa akhir. Bagaimana ini mungkin, ia kan belum bersuami? Tak ada yang mustahil bagi Allah, Gabriel menjelaskan, Elisabet yang sudah lanjut usia pun kini sudah enam bulan mengandung. Yang terjadi sekarang lebih besar. Anak yang akan dilahirkan Maria itu akan disebut kudus, Anak Allah, karena Maria akan dinaungi kuasa Allah dan Roh Kudus akan turun ke atas dirinya.

SAAT-SAAT YANG MENENTUKAN

Marilah sejenak berhenti pada ay. 27 sebelum mendengarkan jawaban Maria nanti. Dapat kita rasa-rasakan, inilah saat-saat yang paling menegangkan dalam seluruh peristiwa itu. Memang kita tahu apa jawaban Maria. Juga orang dulu sudah tahu. Ia mengucapkan kesediaannya dengan tulus (Luk 1:38 "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."). Tapi marilah bayangkan, apa yang bisa terjadi seandainya malaikat Gabriel datang ke pada orang lain? Atau, bagaimana seandainya jawaban Maria bukan seperti itu? Tentu kelanjutan kisah ini amat berbeda. Tetapi juga tak akan ada cerita kunjungan Gabriel, dan Injil pun takkan pernah ditulis. Seluruh warta Injili yang kita kenal sekarang sebenarnya berawal sebagai kelanjutan kisah ini. Bahkan sejarah kemanusiaan setelah itu akan amat berbeda. Memang semua "andaikata" di atas itu tidak ada dasarnya samasekali. Tetapi cara itu membantu untuk menyadari bahwa yang terjadi di Nazaret dua ribu tahun silam itu bukan perkara yang biasa-biasa saja. Dari saat itu kemanusiaan mengambil arah baru sampai ke zaman ini. Juga Yang Ilahi masuk ke dalam kemanusiaan dan belajar merasakan apa itu menderita, apa itu bergembira, apa itu bergaul dengan orang lain, apa itu "dulu", "kini" dan "nanti", pendek kata, bisa menyelami bagaimana hidup sebagai manusia yang katanya semula diciptakanNya sebagai gambar dan rupaNya. Kalau gambar ini belum sepenuhnya cocok, kini Ia boleh mencoba memperbaikinya sendiri dan bukan asal menuntut. Dan semua ini karena seorang gadis di Nazaret itu? Mari kita lihat dari dekat siapa Maria dalam kisah Lukas ini.

MARIA

Mengapa Lukas menyebutkan dengan lengkap bahwa malaikat Gabriel datang kepada "seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria." (ay. 27)? Boleh jadi ia merasa perlu menampilkan profil Maria sebagai tunangan Yusuf, orang keturunan Daud. Dengan demikian bagi pembaca zaman dulu jelas bahwa berkat kedua orang itulah nanti Yesus menjadi keturunan Daud dan dengan demikian memang berhak mendapat kepenuhan janji Tuhan kepada nenek moyang dahulu. Hal ini akan ditegaskan kembali dalam silsilah Yesus, lihat Luk 3:23-38, khususnya ay. 31. Dengan menyebut Maria dalam kedudukan ini, Lukas ingin mengajak pembaca melihat bahwa Gabriel memang diutus mendatangi seorang yang memungkinkan Yesus nanti lahir dalam garis keturunan Daud. Ini yang pokok.

Maria kemudian berkata, bagaimana mungkin ini terjadi, karena ia "belum bersuami" (ay. 34). Tidak usah kita sangkal bahwa waktu itu Maria memang masih berpikir dalam ukuran-ukuran yang tidak dipakai Gabriel, atau lebih tepat, oleh Dia yang mengutusnya. Dan Gabriel pun akan meluruskan pemikiran Maria. Keterbukaan Maria untuk menerima penjelasan, itulah yang menjadi kekuatannya. Bukan kesediaan buta mengatakan aku ini cuma hamba dan menurut saja. Bila hanya itu maka pernyataan dalam ay. 38 tidak akan bertahan lama. Tak bakal Maria berani menyimpan dalam hati kata-kata Simeon (Luk 2:35) nanti mengenai pedang yang akan menembus dirinya sendiri ("jiwamu") sendiri "supaya nyata pikiran hati orang banyak." Maksudnya, Maria akan memperoleh pemahaman batin yang mendalam - bagai ditembus pedang - juga dengan rasa nyeri dan dengan demikian bisa memahami pula pemikiran orang banyak. Tentunya bukan untuk asal mengetahui, melainkan membantu sebisanya. Selanjutnya, bila kesediaan Maria itu hanya sebatas antusiasme sesaat saja, ia takkan dapat menimbang-nimbang terus apa maksud kata-kata Yesus kecil yang diketemukan kembali di Bait Allah (Luk 2:51). Di situ Yesus berkata, "...bukankah ia harus berada dalam rumah Bapaku?", maksudnya, memikirkan urusan Allah yang semakin bisa dialami sebagai Bapa itu. Memang arti kata-kata itu masih gelap. Tetapi Maria tetap menyimpannya dalam hati, memikir-mikirkan, tidak mendiamkannya begitu saja. Jawaban dalam Luk 1:38 itu dalam bahasa sekarang akan disebut komitmen terhadap Allah. Ikut mengusahakan agar yang dikerjakanNya bisa berhasil. Dan dalam pandangan penginjil, ini dijalankannya dengan menerima kehadiran Roh Kudus di dalam dirinya. Kehadiran itu nanti mengambil ujud sebagai anak yang namanya sudah diberikan dari atas, seperti dikatakan Gabriel (ay. 31), yakni Yesus, harfiahnya "Tuhan itu jaya", pertanda ia menjadi penyelamat.

KEJUTAN

Siapa yang tidak terkejut bila tiba-tiba didatangi malaikat? Dan bukan sebarang malaikat, melainkan Gabriel - pembawa berita ilahi yang namanya saja sudah menggetarkan: "Allah itu Perkasa". Imam yang bukan sebarangan imam seperti Zakharia tak terkecuali. Dan itu terjadi di Bait Allah, tempat yang paling wajar bagi malaikat menampakkan diri dan menyampaikan berita dari atas sana. Dan toh pengalaman ini mengejutkan baginya. Lebih lanjut seperti diceritakan Lukas, Zakharia "...terkejut dan menjadi takut" (Luk 1:12). Bagaimana dengan Maria? Ia juga terkejut. Lukas mencatat bahwa setelah mendengar salam damai dari Gabriel, "Maria terkejut ... , lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu." Tidak sama dengan Zakharia, yang ketika terkejut malah melingkar ketakutan dan hanya melihat kesulitan belaka. Kali ini Gabriel berhadapan dengan seorang gadis yang meskipun terguncang batinnya tetap berpijak di bumi dengan dua kaki. Ia berani bertanya pada diri sendiri, memikirkan apa gerangan yang hendak disampaikan malaikat Allah Perkasa - Gabriel - yang menggetarkan itu? Dan kita patut berterima kasih kepada Lukas yang menjajarkan dua reaksi yang berbeda itu dalam bentuk kisah dan membantu kita semakin mengerti apa yang sebetulnya terjadi. Terkejut memang bagian dari diri kita, tetapi tak usah kita biarkan menjadi rasa takut. Lebih positif bila diolah menjadi pemikiran proaktif, seperti gadis pemberani dari Nazaret itu.

Maria mulai memikirkan dan mencari makna kata-kata sang malaikat. Dan kita tahu kehidupannya memang kehidupan menemukan arti salam damai Gabriel kepadanya sekalipun tak selalu gampang jalannya bahkan ada banyak penderitaan. Dan kemauannya memahami kedatangan Yang Ilahi kepadanya itu menjadi kekuatannya. Boleh kita bayangkan bahwa Yesus nanti akan banyak belajar dari seorang ibu seperti itu. Dengan caranya yang khas dan halus Lukas juga menyebutkannya. Setelah mengatakan bahwa Yesus tetap hidup dalam asuhan orang tuanya dikatakannya (Luk 2: 52) bahwa Yesus - yang waktu itu berumur 12 tahun - "makin dewasa dan bertambah hikmatnya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia".

WARTA

Kepada Maria malaikat Gabriel berkata "Jangan takut...". Kata-kata ini juga pernah ditujukannya bagi Zakharia. Tapi kepadanya ditambahkan, "sebab doamu telah dikabulkan" (Luk 1:13; tentunya keinginan Zakharia mendapat keturunan). Tetapi kepada Maria dijelaskan, "sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah." Gabriel mengajar Maria agar semakin berani hidup menurut jalan yang tak tersangka-sangka tapi bukan asal-asalan. Dengan demikian Maria akan menemukan anugerah "yang ada di hadapan Allah", yakni pemberian yang diperhatikan Allah sendiri, yang menjadi kesayangan-Nya sendiri. Seakan-akan belum cukup. Gabriel menambahkan bahwa wujudnya ialah anak lelaki dan yang namanya sudah ditentukan dari sana, yakni Yesus. Kini semua jadi lebih jelas. Karena berada di hadapan Allah, maka sang anugerah itu juga akan menjadi besar dan dikenal sebagai Anak Allah Yang Maha Tinggi, artinya orang yang amat dekat denganNya. Gabriel, kendati penampakannya yang menggentarkan, ialah kekuatan yang dapat membimbing di jalan kehidupan. Sejak saat itu Maria hidup menyongsong kelahiran Dia yang bakal datang dalam ujud manusia. Maria adalah "adven" yang hidup.

Uraian Lukas mengenai kedatangan Gabriel kepada Maria bisa dipakai untuk membaca kembali pengalaman hidup kita masing-masing. Kehadiran yang sering membuat terkejut itu juga dapat membuat kita makin menyadari dan mendekat kepada Yang Ilahi sendiri - tentunya bila kita mau mencari tahu dan menyelami artinya. Seperti Maria.

Salam hangat,

A. Gianto.

DARI BACAAN PERTAMA

Rekan-rekan,

[Berikut ini saya teruskan tulisan seorang kenalan lama - semoga berguna, A.G.] Pembaca bisa jadi heran kok orang dari Perjanjian Lama ikut-ikutan mengisi milis Internosnya para Romo Yesuit abad-21 ini. Jangan dikira kami dari dunia lama terkurung dalam waktu lampau dan terpisah di tempat yang jauh. Kalian kan punya naskah dari zaman kami yang bahkan terbaca dalam bahasa kalian. Dan kalau terampil, kalian tentu bisa berinteraksi dengan kami lewat jalur-jalur yang bisa kita bangun bersama. Kalian toh juga ada ekseget yang bisa memendekkan jarak dari situ ke sini kan? Malah saya diminta oleh Gus agar menerangkan sendiri episode "Imanuel" dalam Yes 7:1-14. Katanya dia hanya akan menerangkan Mat 1:18-24 yang menggemakan episode itu.

Begini duduk perkaranya. Waktu itu, abad 8 seb. Masehi, saya tinggal di Yerusalem, jadi penasihat raja untuk urusan kehidupan politik dan agama. Tak usah heran, saya teolog, tapi juga paham masalah-masalah hubungan internasional. Dan spesialisasi saya justru berteologi mengenai hubungan internasional. Apa ada teolog zaman kalian yang juga berminat ke situ? Eh, dengar-dengar belakangan ini beberapa Romo Yesuit kalian gemar berteologi mengenai agama-agama, khususnya agama kalian di hadapan agama orang lain ya? Apa tidak juga suka melancarkan teologi mengenai masyarakat luas, mengenai, eh, global warming, atau mengenai suasana geopolitik. Perkara-perkara itu kan keprihatinan semua orang, bukan kelompok kalian sendiri. Dulu di Yerusalem saya bicara mengenai perkara yang relevan bagi semua, bukan kelompok kami saja. Begitu maka bisa jadi bahan pembicaraan rasional dengan pihak-pihak lain.

Ada beberapa orang seperti saya di kalangan istana di Yerusalem. Kami mencoba mendampingi para pemimpin negara dengan pemikiran teologis kami. Waktu itu sedang ada krisis. Terasa ancaman kekuatan militer Asiria dari utara. Kerajaan utara - ibukotanya Samaria - sudah menjadi wilayah pengaruh adikuasa mereka, dengan maksud menyetop pengaruh negara kuat lain, yakni Mesir. Karena itulah penguasa negeri utara, waktu itu raja Pekah (737-732) bersekutu dengan penguasa bangsa Aram di Damaskus, namanya Rezin. Mereka berdua bermaksud mengajak raja di Yehuda di Yerusalem, waktu itu Yotam (742-735) dan anaknya Ahaz (735-715) untuk ikut serta. Tapi kerajaan kami di selatan tidak mau. Hal ini membuat Pekah dan Rezin membuat rencana menyerang Yerusalem ketika Ahaz baru setahun jadi raja. Bila berhasil, mereka akan menurunkan Ahaz dan menggatikannya dengan si Tabeel yang bersimpati pada orang Aram. Kekuatan gabungan Pekah dan Rezin itu besar dan membuat keder Ahaz. Ini semua ada dalam Yes 7:1-9 yang mendahului petikan yang kalian dengarkan kali ini. Nah dalam keadaan gawat seperti ini, Ahaz jadi keruh pikirannya, ciut hatinya. Ia tubruk sana tabrak sini. Saya mencoba menenangkannya dan mengajaknya memeriksa alternatif-alternatif sambil berpikir ke depan dan memilih tindakan yang paling bagus. Kita musti tenang khususya dalam saat-saat gawat. Ahaz ada maksud mengirim utusan minta balabantuan dari raja Asiria yang sudah mengancam kerajaan utara dan Aram. Alternatif ini memang akan menyelamatkan Yerusalem dari kepungan dua musuh dekat itu. Tapi akibatnya mesti dibayar mahal. Ini berarti mendekatkan pasukan Asiria di gerbang Yerusalem dan dengan cepat nanti mereka akan menelan kami. Ini tidak bijaksana.

Pendapat saya lain. Pasti Asiria tak tinggal diam melihat persekutuan Pekah dan Rezin. Cepat atau lambat pasukan Asiria akan menumpas mereka. Asiria juga tak suka melihat mereka nanti dapat sekutu baru bila mereka menguasai Yerusalem seperti dikawatirkan Ahaz. Maka saya nasihati dia supaya tenang-tenang saja. Malah saya minta Ahaz agar ingat kepada Yang Mahakuasa yang bakal menyelamatkan kota suciNya ini.

Ahaz itu raja yang lemah, kurang berwawasan luas dan membiarkan diri dihantui waswas. Ia mestinya belajar dari sejarah dan lebih mendengarkan kami para penasihatnya. Ia sebetulnya tahu bahwa Tuhan akan membela Yerusalem dengan caraNya sendiri. Yang perlu ialah membuat strategi atas dasar keyakinan ini. Itu keyakinan orang banyak. Dan bila Ahaz memanfaatkannya, ia pasti akan mendapat dukungan rakyat. Tapi sayang ia ragu-ragu. Ia sudah kehabisan akal. Ia berpikir untuk apa pakai alasan teologis untuk urusan militer dan politik. Benar begitu. Tapi ia kan pemimpin. Tak boleh ia memperlihatkan kelemahan. Ia mestinya membangkitkan semangat orang banyak. Inilah yang kucoba agar disadarinya. Kusampaikan kepadanya, kalau ia tak mau "meminta pertanda" dari Tuhan - ini ungkapan yang berarti mengajak rakyat melihat bahwa Tuhan tetap ada di pihak kita, maka Ia sendirilah yang akan memberikan pertanda - Ia sendiri akan membuat rakyat dan orang banyak tahu bahwa Tuhan tetap ada di pihak kita! Amat saya upayakan agar Ahaz mengerti. Pemimpin mesti berpolitik juga dengan kepercayaan, dengan bijaksana, demi ketenangan umum dan inilah kekuatannya. Ini juga kekuatan moral Yerusalem. Tetapi ah, Ahaz, ia tak berhati baja dan tidak encer pemikirannya. Ia mau bersembunyi di balik sikap seakan-akan tak mau menguji kesetiaan Tuhan. Huh, Ahaz tak punya nyali kepemimpinan. Munafik suci-sucian. Orang yang begitu itu biasanya malah bikin kesalahan lebih besar. Lihat, ia malah nekat minta mengirim utusan minta bantuan raja Asiria. Inilah latar yang membuatku menyampaikan nubuat yang kemudian kalian kenal juga: "Sesungguhnya seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan dia Imanuel..." (Yes 7:14).

Tentunya tidak langsung jelas siapa anak yang sedang yang dibicarakan. Juga rada gelap kan siapa itu perempuan muda tadi. Baiklah saya beri gambaran lebih luas. Begini, dalam segala urusan ini hendaknya kalian jangan terpancang pada keinginan menemukan "rujukannya". Tak usah menghabiskan tenaga mencari-cari siapa yang dimaksud. Ini kan bahasa nubuat kami para nabi zaman dulu. Dan nubuat memakai bahasa "sejarah", seakan-akan bicara tentang peristiwa yang bakal terjadi, tetapi maksud sesungguhnya ialah menguatkan hati orang dan menumbuhkan harapan. Nubuat itu kusampaikan karena diberikan oleh Yang Maha Kuasa sendiri. Ada wibawanya. Orang sebaiknya menerimanya dengan tulus ikhlas. Baru begitu bisa lega dan berpikir jernih. Ahaz tidak begitu. Sayang! Ia sebenarnya tidak bisa mempercayai kekuatan yang ada di kalangan rakyat Yerusalem dan Yehuda sendiri, yakni kepercayaan mereka akan lindungan Tuhan! Inilah yang sebenarnya dimaksud dalam urusan ini. Bagi kami Yang Maha Kuasa ialah Tuhan kita yang menghidupi umat, melindungi rakyat, serta tidak melupakan orang-orang yang menyembah-Nya. Maka mempercayai Dia ialah menaruh kepercayaan pada umat-Nya, pada kekuatan yang ada di dalamnya. Tapi Ahaz, ah ia malah menyandarkan diri pada tentara Asiria. Ia buta akan potensi di kalangan umat, ia tuli akan Dia yang ada bersama umat-Nya!

Ungkapan "mengandung dan akan melahirkan" itu ialah cara mengatakan kekuatan yang akan jadi nyata. Imanuel yang dikandung dan akan lahir itu ialah kekuatan yang sungguh ada di dalam umat. Kalian tentu bisa mengerti. Dan "perempuan muda", ah, ini cara untuk mengatakan siapa saja yang bisa membiarkan kekuatan dari atas tadi menjadi kenyataan di bumi. Kata Ibrani yang kupakai, 'almah, artinya anak dara yang secara fisik sudah bisa nikah dan mengandung. Kata itu kupakai untuk menyebut siapa saja yang mulai bisa mengandung dan melahirkan. Separo dari kemanusiaan begitu kan? Ini sumber kekuatan yang nyata-nyata ada. Dan yang bakal lahir daripadanya akan dinamakan, Ibraninya, Immanuel, artinya El, yakni Allah, bersama kita, 'imma-nu. Kekuatan ilahi yang bisa mengujud dalam kemanusiaan itu akan menyertai kita. Ini pernyataan kepercayaan yang amat dasar. Apa saya nanti yang kalian sebut tentang Dia tak akan berarti bila tidak didasarkan pada kepercayaan bahwa Ia ada menyertai kita-kita manusia. Begitu kan?

Barusan Gus cerita ke sini, bahwa di kalangan kalian ada penerapan turun temurun oleh seorang teolog Perjanjian Baru, namanya Matt, bahwa perempuan muda yang dimaksud ialah seorang perawan di Nazaret yang akan melahirkan kenyataan "Allah ada menyertai kita" itu dalam ujud tokoh Yesus yang kalian ikuti dan percayai sebagai Kristus itu. Senang mendengar penerapan seperti ini. Nubuat yang disampaikan ke Ahaz itu memang mesti diterapkan dalam kehidupan. Yang penting kalian orang percaya bisa menemukan kesungguhan apa itu "Allah menyertai kita". Tanpa itu seperti saya katakan tadi, pernyataan-pernyataan kepercayaan tak ada kekuatannya. Dan kekuatan yang dimaksud ialah berharap.

Salam dari

Y.S.Aya

Kamis, 24 Maret 2011 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Kamis, 24 Maret 2011
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

TIDAK MELAKUKAN APA-APA

Dalam kisah orang kaya dan Lazarus yang miskin, Yesus menegur orang-orang Farisi yang sangat cinta akan uang. Mereka yang menyalahgunakan kekayaan dunia dan tidak peduli akan sesamanya akan mendapatkan hukuman siksaan kekal. Sedangkan mereka yang mengikuti teladan Kristus dan rela hidup miskin demi cinta akan Allah dan sesama akan mendapatkan ganjaran kebahagiaan abadi.

Doa Renungan

Allah Bapa di surga, kepada-Mu kami panjatkan segala hormat, syukur, dan pujian. Berkat kemurahan-Mu, kami Kauperkenankan menikmati hidup ini. Ya Bapa, hari ini Engkau menunjukkan kemurahan-Mu pada Lazarus yang hina dina, sedang orang kaya yang sombong itu Kauberi ganjaran. Ajarlah kami Bapa untuk selalu bermurah hati kepada mereka yang berkekurangan. Ajarlah kami agar tidak memalingkan muka dari orang yang hina dina di tengah-tengah kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)

"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."

Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840

Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)

"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Info sore di TV melaporkan "Setelah melewati studi yang cukup melelahkan, tim independen melaporkan bahwa angka kemiskinan cenderung menanjak akhir-akhir ini. Untuk itu pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama menanggulangi krisis ekonomi. Program-program kerja sama dapat diakses dengan website tim independen. Kami menghimbau agar seluruh komponen masyarakat ikut ambil bagian dalam proyek mulia ini. Sekian sekilas info." Begitu info selesai, ketua kelompok mudika yang sedang studi bersama langsung menanggapi, "Studi hari ini selesai. What's next? Kita ke mall, nonton, dan makan apa? Let's have fun guys!" Mereka mendengar dan melihat kemiskinan semakin menanjak, namun mereka tidak peduli dan tidak berbuat apa-apa.

Injil hari ini berbicara hal yang sama. Setelah mati si kaya dikisahkan masuk ke dalam sengsara alam maut. Tentunya kita bertanya: mengapa si kaya masuk ke neraka? Ia tidak menyakiti Lazarus. Ia tidak mengusir Lazarus dari pintu gerbangnya. Ia tidak menyebabkan Lazarus miskin. Ia tidak berbuat apa-apa pada Lazarus. Nah, justru di sinilah letak "kesalahannya" yakni bahwa walaupun tahu bahwa Lazarus sakit, miskin, lapar dan tinggal dekat dengan dia, si kaya itu tidak berbuat apa-apa bagi Lazarus. Tragisnya dalam kisah ini, justru anjing malah berbuat suatu kebaikan dengan menjilati luka-luka si Lazarus. Anjing saja berbuat sesuatu, tapi si kaya tidak. Inilah dosa ketidakpedulian. Dosa karena tidak melakukan apa-apa pada saat seseorang harus melakukan suatu kebaikan.

Di sekeliling kita banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Kita tidak perlu mencari-cari, mereka ada di sekitar kita. Namun, kita sering seperti si kaya, kita sibuk dengan urusan kita sendiri dan menutup mata, telinga, dan mulut kita dan tidak berbuat apa-apa untuk menolong orang-orang tersebut. Tidaklah perlu kita berbuat sesuatu yang luar biasa, besar, dan heroik. Cukuplah perbuatan kasih, sekecil apa pun berarti bagi orang laindan berharga di mata Allah. Demi kebaikan sesama, mari kita berbuat sesuatu.

Yesus, aku sering pasif dan tak peduli. Aku mau bertobat dari sikapku ini. Kasihanilah aku. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 23 Maret 2011 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Rabu, 23 Maret 2011
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Seorang yang tidak mencintai Misa, tidak mencintai Kristus. (St. Josemaria Escriva de Balaguer)

Antifon Pembuka

Jangan Kautinggalkan daku, ya Tuhan Allahku, jangan Kaujauhkan diri-Mu daripadaku. Bergegaslah menolong aku, ya Tuhan penyelamatku (Mzm 38:22-23)

Doa Pagi

Ya Tuhan, untuk mewartakan kebaikan dan kasih-Mu, begitu banyak tantangan dan hambatan. Kuatkanlah hati kami agar tidak takut menghadapi semua itu, dan tetap bersandar pada kerahiman-Mu. Amin.

Dalam pewartaan dan perjuangannya, nabi Yeremia banyak mengalami ancaman dari bangsanya sendiri. Kebaikan bisa saja ditanggapi dengan kemarahan, karena apa yang baik bisa juga menyinggung perasaan orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri.

Pembacaan dari Kitab Nabi Yeremia (18:18-20)

"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."

Para lawan Nabi Yeremia berkata, "Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!" Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Namun mereka telah menggali lubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16; R:17b)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.

Tujuan utama perutusan Yesus adalah menjalani kehidupan ini sebagai pelayanan, bukan kekuasaan. Sebab keselamatan Allah akan terwujud bukan dengan kekuasaan, melainkan dengan pelayanan. Jalan inilah yang harus ditempuh oleh setiap orang yang mau mengikuti Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)

"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."

Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Jabatan publik yang menggiurkan bisa melanda dan menjerat siapa pun, termasuk pejabat keagamaan. Banyak orang menganggapnya sebagai suatu kesempatan… untuk apa pun. Namun, Yesus hari ini menunjukkan bahwa jabatan publik yang sesungguhnya justru merupakan piala penderitaan. Pejabat adalah pelayan publik. Maka, pemberian diri secara total adalah tuntutan wajar bagi setiap pejabat publik.

Doa Malam

Yesus, Engkau telah memberi teladan hidup yang sempurna. Bantulah kami untuk semakin memperhatikan kepentingan sesama dan tidak menuntut mereka untuk memperhatikan diri kami. Akhirnya, semoga hidup kami sungguh membawa berkat bagi sesama. Amin.


RUAH

Selasa, 22 Maret 2011 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Selasa, 22 Maret 2011
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan (Mat 23:12)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakudus, kami memuji dan memuliakan nama-Mu, karena kasih karunia yang kami peroleh dari-Mu. Hari ini Engkau menghendaki kami saling melayani dan merendahkan diri. Nyatakanlah sabda-Mu ini dalam perbuatan kami ya Bapa, agar orang yang memandangnya memuliakan nama-Mu dan merasakan kehadiran-Mu. Buatlah kami agar tidak membanggakan diri, sebab hanya Engkaulah yang patut kami banggakan, kini dan selama-lamanya. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (1:10.16-20)

"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."

Dengarlah firman Tuhan, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! Marilah, baiklah kita berperkara! --firman Tuhan--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, Tuhan yang mengucapkannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.
4. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Buanglah daripadamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)

"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


"Aku mau menjadi kaya."

"Aku mau jadi terkemuka dan terkenal."

"Aku mau jadi sukses."

"Aku mau jadi orang yang berpengaruh dan disegani."

Demikian suara-suara kecil melengking dari sebuah kelas V SDK. Pak guru yang mengajar mengamini dan bangga karena murid-muridnya mempunyai niat seperti itu, karena hal itu jugalah yang ada dalam benaknya. Sampai dengan menginjak bangku kuliah, slogan dan moto, kaya, terkemuka, sukses, terkenal, berpengaruh menjadi kosa kata wajib, bagaikan mantra-mantra yang menyihir banyak orang.

Ajaran Yesus yang tertulis dalam Injil hari ini malah berbicara sebaliknya. Jika dunia dan bahkan para pemimpin agamanya mencita-citakan kuasa, kekayaan, dan kesuksesan, Yesus menawarkan suatu tatanan dunia yang lain. Dunia yang diwarnai dengan ajaran ini, "Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Dunia yang ditawarkan Yesus adalah kebalikan dari dunia yang ditawarkan oleh zaman ini. Karena dunia-Nya berbeda dengan dunia kaum Farisi, maka Ia mengecam keras mereka yang hanya mau mengajar dengan teori-teori indah, tapi tidak melakukannya.

Hidup kita sebagai orang muda penuh diwarnai dengan cita-cita yang menjulang tinggi. Tidaklah salah ini, malah bagus. Namun ingatlah ajakan dan tantangan Yesus untuk menciptakan dunia yang lain. Kita tidak perlu gentar untuk memasuki tatanan dunia baru ini, karena dunia yang ditawarkan Yesus ini akan menghantar kita pada suatu cakrawala lain yang jauh lebih luas dan jauh lebih indah daripada apa yang kita bayangkan dan kita alami sekarang ini. Siapkah kita menerima tantangan Yesus in? Jawaban kita Ia nantikan.

Ya Tuhan, ajarlah aku memahami apa arti Firman-Mu bahwa aku hidup di dunia ini, tetapi bukan dari dunia ini. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 21 Maret 2011 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Senin, 21 Maret 2011
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Kemajuan jiwa tidak terletak dalam banyak berpikir melainkan dalam banyak mencintai. (St. Teresa dari Avila)

Antifon Pembuka

Selamatkanlah aku, ya Tuhan, dan kasihanilah aku. Aku menempuh jalan yang lurus dan memuji Tuhan dalam himpunan umat (Mzm 26:11-12)

Doa Pagi

Pada Tuhan ada belas kasih dan pengampunan, sehingga kami yang tidak mematuhi perintah-Mu tetap Kauterima sebagai anak-anak-Mu. Tolonglah kami yang bebal ini agar dari hari ke hari kami semakin hidup seturut hukum-Mu. Amin.

Sikap tobat itu perlu. Sikap tobat merupakan cerminan ketaatan iman atas kelemahan, kegagalan, dan dosa dalam perjuangan hidup. Orang beriman selalu terdorong untuk mengakui kelemahannya dan mempercayakan diri pada rahmat dan kasih karunia Allah.

Pembacaan dari Kitab Nubuat Daniel (9:4b-10)

"Kami telah berbuat dosa dan salah."

Ah, Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu,dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau.Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat. (Mzm 79:8.9.11.13; Ul: 103:10a)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Orang beriman hendaknya tidak saling mengadili. Pengadilan hendaknya diserahkan kepada Allah yang lebih tahu. Singkatnya kehidupan bersama hendaknya tidak didasarkan pada saling menilai, melainkan saling
menaruh tenggang rasa.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)

"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Sekali lagi, hukum emas dinyatakan di sini. Namun, sekarang tataran praktisnya dibalik: Jangan menghakimi… Jangan menghukum… ampunilah… berilah… adalah ukuran yang akan diukurkan kepada kita. Adil, bukan? Ternyata, hal itu tidak cukup, karena kita diminta melampaui keadilan. Takaran kita lebih padat dari keadilan, karena masih perlu digoncang hingga tumpah ke luar. ‘Kelebihan’ inilah berkatnya.

Doa Malam

Yesus, bersama rahmat-Mu bantulah kami untuk hidup seturut kehendak Allah. Semoga dengan sepenuh hati kami memperlakukan sesama dengan hal-hal yang mendatangkan rahmat agar hidup kami saling menjadi berkat. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 21-27 Maret 2011

Bacaan Harian 21-27 Maret

Senin, 21 Maret:
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U).

Dan 9:4b-10; Mzm 79:8-9.11.13; Luk 6:36-38.


Selasa, 22 Maret:
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U).

Yes 1:10.16-20; Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23; Mat 23:1-12.


Rabu, 23 Maret:
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U).

Yer 18:18-20; Mzm 31:5-6.14-16; Mat 20:17-28.


Kamis, 24 Maret:
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U).

Yer 17:5-10; Mzm 1:1-4.6; Luk 16:19-31.


Jumat, 25 Maret:
Hari Raya Kabar Sukacita (P).

Yes 7:10-14 – 8:10; Mzm 40:7-11; Ibr 10:4-10; Luk 1:26-38.


Sabtu, 26 Maret:
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U).

Mi 7:14-15.18-20; Mzm 103:1-4.9-12; Luk 15:1-3.11-32.


Minggu, 27 Maret:
Hari Minggu Prapaskah III (U).

Kel 17:3-7.Mzm 95:1-2.6-9; Rm 5:1-2.5-8; Yoh 4:5-42 (Yoh 4:5-15.19b-26.39a.40-42).


Minggu, 20 Maret 2011 Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 20 Maret 2011
Hari Minggu Prapaskah II

WAJAHNYA SETERANG MATAHARI


Antifon Pembuka

Seturut sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah wajah-Mu Kausembunyikan daripadaku.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, Engkau memerintahkan kami mendengarkan Putera-Mu terkasih dan menyinari batin kami dengan sabda-Mu. Murnikanlah kiranya hati kami, agar kami dengan gembira memandang kemuliaan-Mu.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (2:1-4a)

"Panggilan Abraham, bapa umat Allah."

Di negeri Haran Tuhan berfirman kepada Abram, "Tinggallah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta namamu termasyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di muka bumi akan menerima berkat karena engkau." Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20.22; Ul: 22)

1. Firman itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertaakwa kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita, kasih setia-Mu ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 1:8b-10)

"Allah memanggil kita dan mendatangkan hidup."


Saudara terkasih, berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil Kristus! Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri. Semua ini telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman, dan semua itu sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus. Dengan Injil-Nya, Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Ayat. (Mrk 9:6)
Dari awan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:1-9)

"Wajah-Nya bercahaya seperti matahari."

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka tampak kepada mereka, Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengarlah suara yang berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!" Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Kawan-kawan yang baik!

Di kotak surat saya temukan secarik pesan ini, "Matt, terima kasih buat Minggu lalu.. Apa masih bisa tolong jelaskan Injil hari Minggu Prapaskah II tentang Transfigurasi Yesus di sebuah gunung yang kaukisahkan dalam Mat 17:1-9. Sekalian deh singgung kaitannya, kalau ada, dengan warta kisah panggilan Abraham dalam Kej 12:1-4a yang dijadikan bacaan pertama. Cheers, Gus." Ia hanya meninggalkan serangkai alamat email peminat yang bisa dihubungi lewat accountnya. Kebetulan memang saya masih ada satu dua catatan mengenai episode itu.


Selang enam hari setelah menjelaskan syarat-syarat mengikutinya, Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ ia berubah rupa. Tampak pula Musa dan Elia sedang berbicara dengannya. Petrus bergairah dan mau mendirikan tiga kemah bagi ketiga tokoh itu. Saat itu juga datang awan yang bercahaya datang menaungi mereka dan terdengar suara menyatakan bahwa Yesus itu anak terkasih yang mendapat perkenan dari-Nya dan hendaklah ia didengarkan. Ketiga murid itu telungkup gentar. Tetapi Yesus menyentuh mereka dan menyuruh mereka berdiri dan tak usah takut. Semuanya pulih kembali seperti biasa. Dan hanya kelihatan Yesus seorang diri. Dalam perjalanan turun Yesus pun melarang para murid itu menceritakan penglihatan tadi kepada siapa pun sebelum kebangkitan terjadi.


Sebenarnya ini kubuat sebagai olahan kembali catatan Mark (Mrk 9:2-8) sambil menyesuaikannya dengan kebutuhan di sini. Hal ini juga dilakukan Luc. Tahun lalu kalian dengar Luk 9:28-36 yang bermaksud menonjolkan siapakah Yesus yang sudah jadi buah bibir orang banyak itu. Di situ Luc lebih banyak menambah teks Mark daripada saya. Menurut Gus, peristiwa itu bahkan ditampilkan Luc sebagai dasar kisah perjalanan Yesus ke Yerusalem. Memang dalam versi Luc, kedua tokoh besar Musa dan Elia disebutkan sedang berbicara dengan Yesus mengenai "tujuan perjalanan"-nya, yakni ke Yerusalem. Luc dan Gus sudah kerap mengupas perkara itu. Minat saya lebih berminat menyoroti keadaan para murid.

Mata batin orang yang semakin mengenal Yesus tentu menangkap yang tak kasat mata. Lama saya kaji perkara ini. Sering saya berkonsultasi dengan beberapa pakar spiritualitas karena saya ingin mengerti pertumbuhan hidup rohani. Oleh karena itu saya ambil alih keterangan Mark "enam hari kemudian" pada awal kisahnya. Catatan ini merangkaikan peristiwa di gunung itu dengan yang dikisahkan sebelumnya, yakni pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikutinya (Mat 16:21-28). Mengenai peristiwa itu Luc bilang "kira-kira delapan hari sesudah [Yesus] menyampaikan semua pengajaran itu" (Luk 9:28). Jangan bingung dengan perbedaan dua hari ini. Mark dan saya menunjuk pada tenggang waktunya, sedangkan Luc menghitung juga awal dan akhirnya. Contohnya, jarak waktu antara dua hari Minggu bisa dikatakan sepekan atau enam hari bila dihitung mulai dari Senin sampai Sabtu. Tapi kalau hari-hari Minggunya ikut dihitung, ya ada delapan hari.

Penampakan kemuliaan Yesus terjadi sehabis selang waktu yang cukup bagi ketiga murid tadi untuk memikirkan dua hal berikut, yaitu (i) pemberitahuan sengsara, kematian dan kebangkitan Yesus (Mat 16:21) dan (ii) kata-kata Yesus mengenai pengorbanan di dalam mengikutinya (Mat 16:24-28, yakni menyangkal diri, memikul salib, berani berkorban demi dia, dst.). Tentu para murid selama itu bertanya-tanya dalam hati, sepadankah pengorbanan dalam mengikuti guru yang toh sudah tahu bakal menderita dan meninggal seperti diungkapkan sendiri itu? Lagi pula apa untungnya lebih besar daripada ruginya?


Memang kami juga memakai perhitungan dalam urusan seperti ini, bukan nekat-nekatan saja. Dalam hal ini saya tidak akan begitu saja mengiakan gagasan bahwa iman bagaikan "melompat ke dalam kegelapan". Memang ungkapan itu menunjuk pada komitmen orang yang beriman, namun iman tidak mulai di situ. Iman tidak mulai sebagai bonek - bocah nekat. Kepasrahan iman itu buah, bukan titik tolak. Iman tumbuh dari kesadaran dan pengertian mengenai siapa dia yang patut menerima komitmen yang makin besar dan demi maksud apa. Kalau iman hanya dihangat-hangatkan dengan hati saja maka ya tak akan tahan. Atau jadi fanatik.


Coba simak bacaan mengenai Abraham yang kalian dengar hari ini juga (Kej 12:1-4a). Perintah Tuhan untuk pindah dari negerinya itu jadi masuk akal bagi Abraham: ia akan menjadi bapak bangsa besar dan menjadi jalan berkat bagi semua orang. Kurang pas bila dikotbahkan Abraham terjun pasrah. Begitulah, komitmen mengikuti Yesus juga butuh dipertanggungjawabkan. Peristiwa penampakan kemuliaan Yesus di gunung itu bisa menolong para muridnya.


Murid-murid melihat wajah Yesus berubah jadi "bercahaya sebagai matahari". Ungkapan ini maksudnya untuk memperjelas rumusan Mark yang hanya menyebut bahwa Yesus "berubah rupa" (Mrk 9:2). Mark memang suka membiarkan pembacanya membayangkan sendiri. Bercahaya seperti matahari berarti tidak bisa ditatap begitu saja, menyilaukan. Di kaki gunung Sinai dulu umat Perjanjian Lama melihat kulit wajah Musa bercahaya dan karenanya takut mendekat. Waktu itu Musa, yang baru saja berbicara dengan Tuhan, turun membawa loh perintah Tuhan (Kel 34:29 dst.). Perjumpaan dengan sabda Tuhan membuat wajah Musa bercahaya. Kali ini Yesus tampil sebagai Musa yang baru, yang membawakan sabda Tuhan di dalam dirinya, di dalam kehidupannya.


Yesus yang kalian ikuti itu amat dekat dengan keilahian sendiri sehingga menjadi berpendar-pendar menyilaukan. Kalian boleh jadi belum pernah mengalaminya. Dan syukur demikian. Tak usah terpaku pada hal-hal spektakuler seperti itu. Hidup yang dengan apa adanya kalian usahakan sebagai jalan mengikuti Yesus itu akan cukup membuat kalian makin melihat wajahnya yang sesungguhnya tanpa merasa silau. Dengan demikian cara hidup kalian juga tidak akan menyilaukan orang sekitar kalian. Menerangi memang jati diri kalian - ingat Mat 5:13-16 - tapi tak usah bikin silau! Tetapi kalian boleh pegang di hati bahwa yang kalian ikuti itu memang "menyilaukan", tetapi jangan kalian pantulkan dia begitu saja. Justru tugas yang luhur bagi murid ialah membawakan Yang Ilahi dalam ujud yang amat manusiawi dan sehari-hari. Ini kerohanian yang dulu saya usahakan bertumbuh di dalam komunitas saya yang hidup di masyarakat yang memiliki keyakinan hidup berbeda-beda. Nilai kemanusiaanlah yang bisa kami pakai sebagai dasar saling mengerti. Bagaimana dengan keadaan kalian?


Yesus sendiri sebetulnya juga begitu. Ia tidak setiap saat memantulkan cahaya keilahian. Kita tak akan tahan. Ia menghadirkan keilahian dengan cara yang bisa dimengerti, dengan melayani kebutuhan orang-orang yang datang kepadanya, mencerahkan budi mereka, menyembuhkan, dengan bersimpati dengan orang lemah yang menanggung beban hidup. Ia yang sebetulnya menyilaukan itu bisa didekati tanpa membuat orang langsung merasa terancam. Dan dia itulah yang kalian ikuti. Kalian boleh memperkenalkan dia dengan cara seperti dia sendiri membawakan keilahian. Dan tak usah takut karena Yang Ilahi sendiri akan bertindak. Dia sendiri sudah berfirman agar orang mendengarkan Yesus ("Dengarkanlah dia!"), karena ia amat dekat denganNya ("anakKu yang terkasih") dan diberi kuasa bertindak atas namanya ("kepadanya Aku berkenan").


Gus tentu akan mengingatkan kalian bahwa ungkapan "kepadanya Aku berkenan" dalam ay. 5 itu tidak ada pada teks Mark. Oleh karenanya Luc juga tidak menyebutnya. Rumusan itu kutambahkan untuk membuat pembaca tertolong melihat kesamaan dengan peristiwa pembaptisan dan turunnya Roh ke atas diri Yesus. Di situ ungkapan tadi dipakai dalam ketiga Injil (Mat 3:17; Mrk 1:11; Luk 3:22). Kita boleh yakin bahwa para murid juga menangkap hubungan antara kedua peristiwa itu. Dan kalian akan banyak belajar tentang siapa Yesus itu bila melihat kedua peristiwa itu bersama-sama. Kuncinya ada pada Roh! Rohlah yang membuat Yesus dapat bertindak atas nama Yang Ilahi. Kalian ingat, di padang gurun Roh itu tetap mendampinginya. Dan kemudian ia mengirim Roh yang sama itu kepada semua muridnya, termasuk kita-kita ini.


Ketika berjalan turun, ketiga murid itu dipesan Yesus agar tidak bercerita kepada siapa saja sebelum kebangkitan terjadi. Pesan seperti ini maksudnya agar murid sempat memperoleh pengalaman batin mengenai kebangkitan, mengenai keilahian Yesus yang mengatasi kematian itu. Bila pengalaman batin ini belum ada maka cerita mereka yang hebat-hebat nanti mudah gembos tanpa arti. Tapi bukan maksud saya mengatakan kalian musti punya pengalaman batin sebelum bisa berbicara mengenai kebesaran Yesus. Ini tidak diharapkan dari kalian. Bagi generasi saya saja keadaannya sudah lain. Kami kan hidup sesudah Yesus bangkit dan kebangkitan itu justru dasar kehidupan rohani kami. Begitu juga bagi kalian. Maka kita sepatutnya berterima kasih kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes yang menyimpan pengalaman hebat itu dalam hati bagi kita semua! Dan masa menyongsong paskah ini masa yang tepat untuk mengingat-ingat kejadian itu dan menarik hikmatnya.


Teriring salam,

Matt

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy