Kamis, 31 Maret 2011 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Kamis, 31 Maret 2011
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

"... firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu." (1Petrus 1:25)

Doa Renungan

Ya Bapa yang mahabaik, puji syukur kami panjatkan kepada-Mu atas kasih karunia yang kami rasakan hingga saat ini. Lewat sabda-Mu hari ini kami diingatkan agar senantiasa mempersenjatai diri kami dengan iman serta mengandalkan kuasa-Mu. Bapa anugerahkanlah kami rahmat iman yang luar biasa agar kami dapat mematahkan serangan setan dan orang-orang yang ingin menghancurkan umat-Mu. Penuhilah hati kami dengan kuasa Roh-Mu sendiri. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yeremia (7:23-28)

"Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan."

Beginilah firman Tuhan, “Inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan punggungnya dan bukan mukanya. Sejak nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian; malahan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima pengajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah musnah dari mulut mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do=es, 4/4, PS No. 854
Ref. Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yl 2:12-13)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:14-23)

"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku."

Sekali peristiwa, Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada Yesus untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap Kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah pasti runtuh. Jikalau Iblis itu terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Nah, merekalah yang akan menjadi hakimmu! Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagi rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Pak Jamong dan Pak Pandi adalah dua tetangga yang saling bermusuhan. Kalau bertemu, mereka seperti dua orang bisu, tidak saling sapa. Itu berlangsung sudah bertahun-tahun. Berbagai cara pernah dicoba untuk mendamaikan mereka, tetapi tanpa hasil. Keduanya memang keras hati. Suatu hari Pak Jamong sakit keras. Makin hari sakitnya makin mengkhawatirkan. Keluarganya sepakat memanggil pastor untuk mendoakannya. Saat pastor datang, istri Pak Jamong mempunyai ide untuk mendamaikan suaminya dengan Pak Pandi, sang tetangga. ”Tidak baik meninggal dunia dengan membawa dendam di hati!” begitu pikir istri Pak Jamong. Niat itu disampaikannya kepada pastor.

Setelah dibujuk-bujuk oleh pastor, akhirnya Pak Jamong bersedia berdamai. Maka, dipanggillah Pak Pandi dan mereka pun berdamai dan saling bersalaman. Sungguh mengharukan. Selesai berdamai, Pandi berniat meninggalkan rumah Pak Jamong. Saat ia sudah di ambang pintu, terdengar Pak Jamong berteriak. ”Hai Pandi, perdamaian kita tidak berlaku kalau aku sembuh …!”

Kebencian sering melahirkan kebisuan. Seharusnya dengan sapaan sederhana atau permintaan maaf, suatu pertikaian dapat didamaikan dengan baik. Namun, orang yang tidak menghendaki perdamaian, memilih bisu seribu bahasa. Kebencian membuat orang enggan berkomunikasi dengan sesama, tidak mau mendengarkan dan tidak mau saling menyapa.

Tuhan, Engkau telah menyembuhkan orang yang bisu. Bantulah aku untuk selalu bersedia bertegur sapa dengan sesama bukan dengan kebencian, melainkan dengan kasih sayang. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 30 Maret 2011 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Rabu, 30 Maret 2011
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Bagaimanakah seorang dapat merasa takut mati, kalau ia begitu yakin dan pasti akan Firdaus yang menantinya? (St. Siprianus)

Antifon Pembuka

Teguhkanlah langkahku seturut janji-Mu, dan janganlah suatu kejahatan pun menguasai aku (Mzm 119:133)

Doa Pagi

Allah Tuhan kami, sungguh kami bersyukur karena mempunyai Allah yang begitu dekat. Semoga kami selalu ingat bahwa kami mempunyai Allah berhati Bapa yang penuh perhatian dan tidak pernah meninggalkan kami anak-anak-Nya. Amin.

Umat terpilih disadarkan bahwa hukum dan ketentuan Allah itu untuk menghantar bangsa sampai ke Tanah Terjanji. Di sana umat bisa berkembang sebagai orang yang merdeka. Dengan demikian, hukum dan peraturan yang diberikan Allah itu bukan untuk memperbudak, melainkan sebagai tanda kasih kepada umat-Nya.

Pembacaan dari Kitab Ulangan (4:1.5-9)

"Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia."

Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, "Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa. Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum, yang kubentangkan padamu pada hari ini? Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidup. Beritahukanlah semuanya itu kepada anak-anakmu dan kepada cucu-cucumu serta cicitmu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Ayat. (Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Ul: 12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk melaksanakan hukum tersebut secara penuh. Melaksanakan hukum secara penuh berarti bukan hanya berpegang teguh pada rumusan tertulis, tapi juga pada jiwa dan semangat yang ada dalam hukum tersebut.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)

"Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekali pun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat. Menggenapi berarti mengembalikannya pada maksud semula, sesuai dengan kehendak Allah Bapa-Nya. Menggenapi berarti menunjukkan intinya. Menggenapi berarti melaksanakannya secara benar. Singkatnya, Yesuslah perwujudan seluruh kitab Taurat, yang intinya adalah cinta kasih. Sanggupkah kita mengembalikan setiap peraturan dalam kerangka cinta kasih ini?

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau datang untuk menggenapi hukum Taurat. Semoga kami tak mengajarkan perintah-Mu demi kepentingan pribadi, tetapi melakukan dan mengajarkan sesuai dengan kebenaran. Amin.

RUAH

Selasa, 29 Maret 2011 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Selasa, 29 Maret 2011
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kasih pengampunan”, demikian pesan perdamaian Paus Yohanes Paulus II memasuki Millenium Ketiga.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, Engkaulah yang mengatur seluruh hidup kami hari ini. Engkau mengajar kami agar tak henti-hentinya mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Buatlah hati kami ini lemah lembut dan panjang sabar sehingga kami dapat mengasihi dan mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kami. Semoga di masa prapaskah ini kami selalu mengamalkan karya cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Nubuat Daniel (3:25.34-43)

"Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah."

Tatkala dicampakkan ke dalam tanur api, Azarya berdiri dan berdoa; ia membuka mulut di tengah-tengah api itu, katanya, "Demi nama-Mu, ya Tuhan, janganlah kami Kautolak selamanya, dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu; janganlah Kautarik kembali daripada kami belas kasihan-Mu, demi Abraham kekasih-Mu, demi Ishak hamba-Mu, dan demi Israel, orang suci-Mu, yang kepadanya Engkau telah berjanji memperbanyak keturunan mereka menjadi laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Ya Tuhan, jumlah kami telah menjadi paling kecil di antara sekalian bangsa, dan sekarang kami pun dianggap rendah di seluruh bumi oleh karena dosa kami. Dewasa ini pun tidak ada pemuka, nabi atau penguasa, tiada kurban bakaran atau kurban sembelihan, kurban sajian atau ukupan; tidak ada pula tempat untuk mempersembahkan buah bungaran kepada-Mu dan mendapat belas kasihan. Tetapi semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah, seolah-olah kami datang membawa kurban domba dan lembu serta ribuan anak domba tambun. Demikian hendaknya kurban kami di hadapan-Mu pada hari ini berkenan seluruhnya kepada-Mu. Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya kepada-Mu. Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takwa kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari. Janganlah kami Kaupermalukan, tetapi perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu. Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Ul:10 )
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)

"Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu."

Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain, yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Veronica adalah seorang guru agama yang cantik dan kreatif. Suatu hari ia bertanya kepada murid-muridnya, ”Siapa yang memiliki musuh atau orang yang kalian benci, silakan tunjuk jari!” Hampir semua murid menunjukkan jarinya. ”Nah, anak-anak, mulai besok, kalian harus membawa tomat sebanyak orang yang kalian benci. Tomat itu harus kalian bawa ke mana pun kalian pergi. Kalian hanya boleh membuang tomat bila kalian sudah memaafkan orang yang kalian benci itu!” jelas sang guru.

Keesokan harinya semua murid datang sambil membawa tomat di dalam sakunya. Ada yang membawa satu, dua, bahkan ada juga yang membawa empat tomat. Pada awalnya murid-murid senang karena merasa mendapat suatu permainan baru. Pada hari yang ketiga, beberapa murid mulai mengeluh. Namun, sang guru tetap memaksa mereka untuk tetap membawa tomat-tomat itu sesuai dengan kesepakatan. Seminggu kemudian hampir semua murid mengatakan tidak tahan. Salah seorang murid yang membawa tiga tomat malah menangis sambil berkata, ”Bu guru, saya sudah tidak tahan lagi. Tomat-tomat ini sudah membusuk dan bau sekali!” ”Jika begitu, janganlah kamu menyimpan rasa benci lagi dan engkau tidak perlu membawa tomat-tomat yang sudah membusuk itu ke mana pun kalian pergi,” jawab sang guru.

Membenci atau memusuhi orang adalah ibarat membawa barang busuk dalam hidup kita. Hidup kita akan terus terusik ke mana pun kita pergi. Sebaliknya, pengampunan tidak hanya membawa kelegaan kepada mereka yang diampuni, tetapi juga kepada mereka yang mengampuni.

Bapa Yang Maha Pengampun, lembutkanlah hatiku sehingga aku selalu bersedia memaafkan siapa pun yang bersalah kepadaku. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 28 Maret 2011 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Senin, 28 Maret 2011
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Hal-hal besar dan hebat sering terjadi melalui peristiwa yang biasa-biasa dan sehari-hari

Antifon Pembuka

Penuh rindu hatiku mendambakan rumah Tuhan. Jiwa ragaku bersorak sorai bagi Allah yang hidup. (Mzm 84:3)

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, kami memuji Engkau. Berkat kasih karunia-Mu, kami memperoleh keselamatan. Ya Yesus, hari ini Engkau ditolak di tempat asal-Mu sekalipun Engkau adalah Putera Allah. Sungguh benarlah sabda-Mu yang berkata, sekalipun mereka memandang, mereka tidak melihat. Kami pun sering menolak Engkau ya Yesus, kami sering kurang percaya kepada-Mu. Ajarlah kami agar memiliki iman yang teguh dan tidak gampang goyah. kini dan sepanjang masa. Amin.

Manusia lebih percaya pada dirinya sendiri daripada percaya kepada Allah. Tapi mukjizat akan terjadi bila manusia mau percaya pada Allah dan orang-orang yang diutus-Nya. Semua orang punya hak yang sama untuk menerima rahmat Allah asalkan orang mau percaya.

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (5:1-15a)


"Banyak orang sakit kusta, dan tak seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman orang Syria itu."

Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi pahlawan tentara itu sakit kusta. Sekali peristiwa orang Aram pernah keluar bergerombol dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Anak itu menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram, "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu berangkatlah Naaman. Sebagai persembahan ia membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. Ia menyampaikan surat raja Aram itu kepada raja Israel, yang berbunyi, "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, "Allahkah aku ini, yang dapat mematikan dan menghidupkan sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku." Segera sesudah didengar oleh Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah orang itu datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." Kemudian datanglah Naaman dengan kuda dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata, "Aku sangka, setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu, dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya, "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hamba ini!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4, Ul: 42:2)
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 4.Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, dan mengharapkan firman-Nya, sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

Tiada pengalaman yang menyakitkan selain penolakan yang kita alami dari orang-orang yang dekat dengan kita. Yesus tidak diterima di kampung halamannya sendiri. Namun, pengalaman ini tidak membuat Dia mundur, melainkan menerimanya sebagai kehendak Allah yang mau menyelamatkan semua orang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:24-30)

"Yesus seperti Elia dan Elisa, diutus bukan kepada orang-orang Yahudi."

Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Hari ini, Yesus ditolak di kampung halamannya, tempat Dia dibesarkan. Popularitas-Nya membuat orang-orang sekampung iri hati. Yesus mengingatkan mereka akan bahaya sikap iri hati, yakni menutup pintu rahmat Allah seperti pada zaman Elia dan Elisa. Sebagai nabi, yang wajib menjadi corong dan juru bicara Allah, Yesus ingin mengembalikan wibawa sabda Allah ke dalam hati orang-orang sekampung-Nya.

Doa Malam

Yesus yang baik, Engkau selalu berbuat baik bagi umat kesayangan-Mu, tetapi tidak semua dapat menerimanya. Semoga pengalaman-Mu memberi kekuatan padaku, di kala aku mengalami penolakan, karena maksud baik yang aku berikan. Amin.

RUAH

APP KAJ Sub Tema 3: Ekaristi Sumber Berbagi (1Kor 11: 17-34)

1Kor 11:17 Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan.
1Kor 11:18 Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya.
1Kor 11:19 Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji.
1Kor 11:20 Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan.
1Kor 11:21 Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk.
1Kor 11:22 Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji.
1Kor 11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
1Kor 11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
1Kor 11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
1Kor 11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
1Kor 11:27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.
1Kor 11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
1Kor 11:29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
1Kor 11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
1Kor 11:31 Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.
1Kor 11:32 Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
1Kor 11:33 Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain.
1Kor 11:34 Kalau ada orang yang lapar, baiklah ia makan dahulu di rumahnya, supaya jangan kamu berkumpul untuk dihukum. Hal-hal yang lain akan kuatur, kalau aku datang.



Pendalaman sub tema yang ke-3 ini bertujuan untuk mengajak umat berbagi kepada sesama dengan tulus dan murah hati sebagai peringatan akan Yesus Kristus yang telah membagikan diri-Nya untuk manusia. Bacaan yang diangkat untuk pendalaman sub tema ini berisikan teguran rasul Paulus kepada jemaat Korintus menyangkut praktek pertemuan-pertemuan mereka dalam merayakan perjamuan Tuhan.

Mangawali suratnya pada bagian ini, Paulus menegaskan bahwa ia tidak dapat memuji orang-orang Korintus, karena pertemuan-pertemuan jemaat Korintus tidak mendatangkan kebaikan, melainkan menimbulkan perpecahan. Dalam pertemuan itu, jemaat bukan berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan, sebab tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. Maka, St. Paulus menegur mereka dengan bertanya: “Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan jemaat Allah dan memalukan orang yang tidak mempunyai apa-apa?

Atas kenyataan itu, Paulus mengingatkan akan kisah Ekaristi. Dalam Ekaristi itu, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah Tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi kenangan akan Aku.” Demikian juga Yesus mengambil cawan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, sebagai kenangan akan Aku!”

Paulus tampaknya dengan tegas ingin mengingatkan semangat yang ada di dalam Ekaristi itu. Melalui Ekaristi, Yesus memberikan diri-Nya, membagi-bagikan kepada murid-murid-Nya sebagai korban demi keselamatan umat manusia. Inilah bukti cinta-Nya kepada manusia supaya manusia memperoleh hidup kekal. Dan Yesus meminta supaya murid-murid-Nya melakukan itu (Ekaristi) sebagai kenangan akan Dia.



Menurut Paulus, setiap kali makan dan minum dari cawan itu, jemaat memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Maka, barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Untuk menghindari dosa ini, hendaknya jemaat menguji dirinya sendiri sebelum makan roti dan minum cawan dalam perjamuan Tuhan. Sebab kalau ikut perjamuan Tuhan tanpa mengakui tubuh Tuhan akan mendatangkan hukuman.


Ekaristi = Berbagi


Jadi jelaslah bahwa teguran Paulus kepada jemaat Korintus karena mereka merayakan Ekaristi dengan cara yang tidak tepat, yaitu menciptakan perpecahan pada jemaat, karena masing-masing sibuk dengan makanan sendiri dan tidak berbagi dengan yang berkekurangan. Hal ini menghinakan jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa.

Cara seperti itu tidak sesuai dengan maksud Yesus dalam Ekaristi, yaitu membagi-bagi diri-Nya supaya orang lain selamat. Dalam Ekaristi ada semangat berbagi, berkurban demi keselamatan orang lain. Maka, kalau Yesus meminta murid-murid-Nya merayakan Ekaristi itu sebagai kenangan akan Dia, itu artinya:

  • Dengan merayakan Ekaristi, para murid merayakan kasih Tuhan yang membagikan diri-Nya untuk keselamatan manusia; dan dengan demikian sebagai murid-Nya kita diharap mempunyai semangat yang sama: mau BERBAGI, berkorban
  • Selain itu, dengan makan Tubuh Tuhan yang satu dan sama, semua orang beriman dipersatukan oleh Yesus (communio) dalam suatu persekutuan umat beriman dengan tugas perutusan yang sama pula untuk mewartakan kasih Tuhan: BERBAGI
  • Pun pula, dengan menyantap tubuh Yesus, kita membiarkan Yesus masuk di dalam diri kita, sehingga Yesus hidup di dalam diri kita dan kita pun diundang untuk hidup seperti Yesus (tinggal di dalam Dia). Dalam hidup sehari-hari, Ekaristi itu menjadi nyata (Yesus sungguh hidup dalam kita dan kita hidup di dalam Yesus), ketika kita juga mau menyalurkan kasih Tuhan kepada sesama: BERBAGI.
  • Ekaristi dari arti katanya adalah ucapan syukur. Yang mau disyukuri adalah karya Tuhan yang telah menyelamatkan hidup kita dengan mengorbankan hidup-Nya sendiri. Juga, dalam Ekaristi itu kita mensyukuri segala rahmat dan berkat yang sudah melimpah di dalam hidup kita. Bentuk syukur dalam Ekaristi itu juga harus nyata dalam kehidupan sehari-hari: BERBAGI

Dengan demikian jelaslah, tanpa BERBAGI, kita tidak merayakan Ekaristi sebagai kenangan akan Dia yang BERBAGI diri. Tanpa BERBAGI, kita juga belum bersumber pada Ekaristi sebagai puncak iman kita. Tanpa BERBAGI, kita pun tidak menyantap Tubuh Tuhan dengan semangat yang ada di dalam-Nya, yaitu BERBAGI DIRI.


Mari rayakan Ekaristi sepenuh hati! MARI BERBAGI dengan kasih!

Sumber: Muliady Wijaya, www.reginacaeli.org

APP KAJ Sub Tema 2: Berbagi dalam Kekurangan (1Raj 17: 7-16)

1Raj 17:7 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.
1Raj 17:8 Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
1Raj 17:9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."
1Raj 17:10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
1Raj 17:11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
1Raj 17:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
1Raj 17:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
1Raj 17:14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
1Raj 17:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.
1Raj 17:16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.



Perikop yang diangkat untuk mendalami sub tema ke-2 ini berkisah tentang Tuhan yang memerintahkan Elia untuk pergi ke Sarfat saat sungai Kerit kering. Di tempat itu, Tuhan telah mempersiapkan seorang janda untuk memberi nabi Elia makan.

Benar saja, di Sarfat Elia bertemu dengan seorang janda yang sedang mengumpulkan kayu api. Elia meminta air kepada janda itu dan permintaan tersebut dituruti sang janda karena memang tidak ada kesulitan untuk mendapatkan air di situ. Namun, ketika Elia meminta roti, janda itu tak dapat memberikan karena ia hanya mempunyai segenggam tepung dan sedikit minyak untuk diolah menjadi sedikit roti bagi dirinya dan anaknya.

Lalu Elia meminta janda itu untuk tidak takut dan segera membuat sepotong roti kecil untuk terlebih dahulu diberikan kepada nabi Elia, baru kemudian bagi dirinya dan anaknya. Untuk itu, Elia meneguhkan dengan Firman Tuhan bahwa tepung dalam tempayan itu tak akan habis dan minyak pun tak kan berkurang. Luar biasa! Janda itu berbuat seperti yang diperintahkan Tuhan dan janji Tuhan menjadi kenyataan.

Percaya pada Firman Tuhan

Yang menggerakkan janda tersebut untuk berbagi roti kepada nabi Elia ialah sikap percayanya pada Firman Tuhan yang disampaikan melalui nabi Elia. Sikap seperti itu tentu saja didasari oleh keyakinan bahwa Tuhanlah pemilik dan penyelenggara kehidupan. Selain itu, sudah barang tentu di dalam hati janda itu sudah tertanam rasa belas kasih, sehingga menggerakkan hatinya untuk mau berbagi. Tanpa memiliki sikap percaya pada Firman Tuhan dan tanpa rasa belas kasih, sulit bagi seseorang untuk dapat menyerahkan miliknya sementara dirinya sendiri masih berkekurangan.

Bukankah kebanyakan manusia umumnya baru mau memberi jika ia merasa sudah berkecukupan ataupun berkelebihan? Sangat jarang manusia mau memberi jika yang ia punyai hanya cukup untuk kebutuhannya, apalagi kalau merasa berkekurangan. Tapi tidak demikian dengan janda itu. Sikap percayanya kepada janji Tuhan dan rasa belas kasihnya kepada orang lain telah mengalahkan segala kekuatirannya. Ya, ia mau berbagi dalam kekurangannya!

Jangan kuatir!

Yesus sendiri memuji sikap seorang janda miskin yang memberi dari kekurangannya (Mrk 12: 41-44). Yang dipuji oleh Yesus bukan besarnya jumlah uang yang dibagikan, tetapi kerelaan hati untuk berbagi di tengah kekurangan. Sikap seperti itu dapat muncul pastilah didasari oleh sikap yang percaya pada penyelenggaraan Allah, sikap yang tidak hanya dipenuhi oleh rasa kuatir bahwa dengan memberi dari kekurangan akan membuat hidup lebih susah.

Maka, perlulah kita berpegang pada kata-kata Yesus sendiri yang menegaskan supaya murid-murid-Nya jangan kuatir. “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (baca: Mat 6: 31-34).

Ingatlah peristiwa mukjizat penggandaan lima roti dan dua ikan. Meskipun yang ada cuma lima roti dan dua ikan, tetapi karena murid-murid mau berbagi, Yesus menggandakannya dan membuat orang banyak itu kenyang; dan setelah itu, ada sisa dua belas bakul (Mat 14: 13-21).

Ingatlah juga Simon yang tidak berhasil menangkap ikan semalam suntuk. Namun, karena mau membiarkan Yesus memakai perahunya, Simon mengalami mukjizat kelimpahan ikan karena Yesus tahu apa yang menjadi persoalan dan kebutuhannya saat itu (Luk 5: 1-11).

Jadi jelaslah, kita tak perlu menunggu berkelimpahan untuk dapat berbagi atau memberi. Ada sesuatu dalam diri kita yang dapat kita bagikan pada orang yang membutuhkan pertolongan. Dan orang-orang seperti itu ada di sekitar kita. Inilah KASIH yang nyata sesuai ajaran Yesus.

Maka, meskipun kita masih merasa berkekurangan, MARI BERBAGI! Jangan tunggu kita berkecukupan untuk dapat menjadi saluran berkat bagi sesama.

Sumber: Muliady Wijaya, www.reginacaeli.org

Minggu, 27 Maret 2011 Hari Minggu Prapaskah III

Minggu, 27 Maret 2011
Hari Minggu Prapaskah III

Antifon Pembuka

Bila Aku sudah dikuduskan di tengah-tengahmu, maka kamu akan Kukumpulkan dari segala ujung bumi. Dan Aku akan menyiram kamu dengan air bersih, maka kamu akan bersih dari segala kejahatanmu. Dan Aku akan mencurahkan Roh baru kepadamu.

Doa Renungan


Allah Bapa kami yang Mahabaik dan Maharahim, guna memulihkan segala sesuatu yang telah dikacaukan oleh dosa, maka Engkau mengajar kami berpuasa, berdoa dan beramal. Dengan rendah hati kami mengakui dosa-dosa kami di hadapan-Mu. Semoga Engkau berkenan menerima kami lagi serta mengampuni kami. Dan tegakkanlah kiranya kami yang tertindih oleh beban dosa kami.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Keluaran (17:3-7)

"Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum."

Sekali peristiwa, setelah bangsa Israel melewati padang gurun Sin, dan berkemah di Rifidim, kehausanlah mereka di sana. Maka bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata, "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir untuk membunuh kami, anak-anak dan ternak kami dengan kehausan?" Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya, "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!" Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, "Berjalanlah di depan bangsa itu, dan bawalah serta beberapa orang dari antara tua-tua Israel; bawalah juga tongkatmu yang kaupakai memukul Sungai Nil, dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; pukulilah gunung batu itu, dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum. Demikianlah diperbuat Musa di depan tua-tua Israel. Maka dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar, dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan, "Adakah Tuhan di tengah-tengah kita?".

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 4/4, PS 854

Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2,6-7,8-9)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:1-2.5-8)


"Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."

Saudara-saudara, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 4:42.15)
Tuhan, Engkau benar-benar Juruselamat dunia
Berilah aku air hidup, supaya aku tidak haus lagi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:5-42)

"Mata air yang memancar sampai ke hidup yang kekal."

Sekali peristiwa sampailah Yesus ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau." Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?" Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?" Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka." Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Rekan-rekan yang budiman!

Satu hari dalam perjalanannya menuju Galilea, Yesus singgah melepas lelah di dekat sebuah sumur di daerah Samaria. Di situ ia bertemu dengan seorang perempuan yang datang hendak menimba air. Terjadi percakapan di antara mereka. Lambat laun perempuan itu mengenali Yesus sebagai nabi dan sebagai Mesias yang kedatangannya ditunggu-tungu orang sejak lama. Perempuan itu kemudian mengajak orang-orang sekota ikut menemui sang tokoh dan mereka pun menjadi percaya. Begitulah ringkasan isi Yoh 4:5-42 yang dibacakan pada Minggu III Prapaskah tahun A ini. Jalan ceritanya sederhana, tapi kaya akan makna bagi orang zaman sekarang pula.

Pada akhir tulisan ini akan ditunjukkan pula bagaimana Injil ini dapat dipakai membaca kembali peristiwa umat mempertengkarkan kehadiran ilahi yang diceritakan dalam Kel 17:3-7.

MENGUBAH CARA PANDANG

Wilayah Israel dulu terbagi tiga daerah, yakni Yudea (Yerusalem) di selatan, Galilea (Nazaret) di utara, dan di antara kedua wilayah ini terletak Samaria. Orang Yudea dan orang Galilea merasa diri orang Yahudi tulen walau sikap keagamaan masing-masing agak berbeda. Orang Yudea, khususnya yang di Yerusalem, beranggapan diri mereka lebih patuh beragama daripada orang Galilea yang biasanya lebih bebas sikapnya. Tetapi baik orang Yudea maupun orang Galilea umumnya menganggap orang Samaria sesat karena mereka hanya mengakui Kelima Kitab Musa (Pentateukh) sebagai Kitab Suci mereka. Orang Samaria juga dianggap bukan Yahudi tulen karena tercampur dengan orang-orang dari wilayah jajahan Asiria dulu. Ada sikap saling tak menyukai antara orang Yahudi (baik Yudea maupun Galilea) dan orang Samaria. Dalam Yoh 4:9 dikatakan perempuan Samaria itu heran, masakan seorang Yahudi minta minum kepadanya, orang Samaria. Dan Injil menyisipkan penjelasan "Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria."

Perjumpaan dengan perempuan Samaria itu ditampilkan Injil Yohanes dalam bagian yang menunjukkan bagaimana kehadiran Yesus membawakan kegembiraan (bandingkan Yoh 2:1-11 pesta di Kana diselamatkan) dan membuat orang berpikir mengenai ibadat yang kelihatannya beres, tapi morat-marit di dalamnya (lihat Yoh 2:13-25 pembersihan Bait Allah). Setelah itu ada percakapan dengan Nikodemus (Yoh 3:1-10) mengenai perlunya "lahir kembali" untuk mengawali hidup batin bebas dari praanggapan-praanggapan saleh yang tidak menjamin hidup abadi. Percakapan dengan perempuan Samaria kali ini (Yoh 4:4-42) merangkum dua gagasan yang ditampilkan tadi, yakni bagaimana mencapai hidup abadi dan menyembah Yang Ilahi setulus-tulusnya.

Murid-murid Yesus heran (ay. 27) melihat guru mereka bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tidak dikatakan murid-murid itu heran guru mereka bergaul dengan orang Samaria. Murid-murid ini sudah mengatasi perbedaan suku dan agama dan wilayah, namun mereka belum lepas dari anggapan bahwa tak pantas seorang perempuan berbicara langsung dengan seorang guru mengenai soal-soal batin. Samar-samar Injil memberi kesan mereka akhirnya berubah pendapat mengenai kaum perempuan.

Dalam masyarakat Samaria, kaum perempuan cukup setara kedudukannya dengan kaum lelaki. Karena itu nanti perempuan Samaria tadi dapat membawa orang-orang kota Sikhar - tentunya kaum bapak terhormat - untuk datang menemui Yesus. Latar belakang ini membuat kita melihat betapa perjumpaan dengan Yesus yang ada dalam perjalanan itu berhasil mengubah sikap-sikap yang biasanya tidak lagi dipertanyakan. Perempuan Samaria itu berubah dari curiga menjadi beperhatian dan melihat Yesus sebagai nabi (ay. 19) dan bahkan Mesias (ay. 25-26). Ia kemudian malah mengajak orang-orang sekota menemuinya. Juga orang-orang Samaria yang lain berubah sikap dari hanya sekedar ingin tahu menjadi tulus dan ramah dan meminta Yesus - tentunya bersama murid-muridnya - tinggal di tempat mereka (ay. 39-42).

"KIRA-KIRA PUKUL DUABELAS"

Perempuan Samaria tadi datang ke sumur "kira-kira pada pukul dua belas" (ay. 6). Ini tak lazim. Biasanya orang tidak menimba air pada tengah hari. Boleh jadi perempuan tadi merasa kurang enak bertemu para perempuan lain. Memang kehidupan pribadinya tidak bisa dibanggakan, juga di masyarakat Samaria sendiri.

Suatu ketika dalam percakapan dengan perempuan Samaria tadi, Yesus memintanya memanggil datang suaminya. Tetapi perempuan itu menjawab ia tidak memiliki suami. Yesus membenarkan sambil menambahkan bahwa perempuan itu pernah bersuami sampai lima kali dan bahkan yang sekarang hidup bersama dengannya bukanlah suaminya. Percakapan mengenai kehidupan pribadi perempuan itu (ay. 16-18) merangkaikan pokok pembicaraan mengenai "air hidup" (ay. 7-15) dan "menyembah Bapa dalam Roh dan Kebenaran" (ay. 9-26).

Keadaan hidup pribadi yang tidak ideal bukan halangan untuk bertemu dengan dia yang sedang berjalan lewat Samaria tadi dan menerima kekayaan batin darinya. Juga tidak menjadi halangan bagi perempuan tadi untuk mengajak orang-orang sekotanya berbagi kekayaan rohani yang baru ini. Yesus bukan tokoh yang mengadili. Ia datang untuk memperkaya kehidupan batin sehingga orang mengenal Tuhan sebagai Bapa.

AIR YANG HIDUP

Dalam bagian pertama percakapan tadi (ay. 7-15) Yesus menyebut-nyebut "air yang hidup" yang bisa diberikannya kepada perempuan Samaria tadi. Dan air yang hidup itu tidak bakal membuat orang haus lagi. Yang meminumnya akan menemukan dalam batinnya mata air yang memancarkan air tak henti-hentinya sampai ke hidup abadi. Apa maksudnya? Dalam bahasa sehari-hari di sana dulu, "air hidup" ialah air yang mengalir, seperti air sungai atau air yang keluar dari sumber air, bukan air yang mandek seperti air yang tertampung dalam sumur.

Yesus - sumber air hidup - meminta minum dari perempuan Samaria yang datang hendak menimba air sumur yang bukan air mengalir - bukan air hidup. Meskipun Yesus menjelaskan arti rohani air hidup, perempuan tadi tidak langsung menangkap. Bisa jadi ia malah mengira Yesus berbicara mengenai tempat yang ada sumber air yang mengalir. Maka perempuan itu mau tahu di mana sehingga tak usah lagi datang ke sumur itu (ay. 15) sehingga tak perlu datang pada waktu sumur itu sepi. Ini sisi humor dalam dialog tadi. Hanya setelah pembicaraan berbelok menyangkut kehidupan pribadinya, barulah perempuan tadi sadar apa maksud Yesus.

DALAM ROH DAN KEBENARAN

Bagian kedua percakapan itu (ay. 19-26) berkisar pada tempat ibadat orang Samaria, yakni di-"gunung" ini, maksudnya gunung Gerizim, tempat pemujaan mereka. Orang Yahudi menganggap orang Samaria sesat karena ada anggapan tempat ibadat yang benar ialah Yerusalem. Perempuan tadi juga tahu hal itu (ay. 20). Tetapi Yesus mengatakan (ay. 21) bahwa akan tiba saatnya orang akan menyembah Bapa bukan di gunung itu dan bukan juga di Yerusalem. Tidak dikatakan di mana. Tapi yang dimaksudkannya jelas, yaitu di dalam dirinya. Lebih jelas lagi, Yesus menolak anggapan teologis yang waktu itu dikenakan orang Yahudi kepada orang Samaria. Mereka dianggap menyembah yang tak mereka kenal, sedangkan orang Yahudi sendiri menganggap diri mereka sajalah yang benar. Mereka mau memonopoli keselamatan (ay. 22). Yesus menegaskan, bukan hanya akan datang saatnya, melainkan sudah tiba saatnya orang menyembah Bapa dalam "roh dan kebenaran" - tidak terikat pada tempat yang membuat kehadiran-Nya terkurung. Itulah cara menyembah Bapa yang mendapat perkenan-Nya (ay. 23).

"Dalam roh dan kebenaran", maksudnya membiarkan dituntun oleh daya yang datang dari atas sana, yang betul-betul dapat memberi kelegaan, yang dapat menuntun ke hidup abadi. Dan perempuan tadi bukannya tidak tahu. Ia pernah mendengar bahwa Mesias akan datang untuk memberitakan semua itu (ay. 25). Yesus mengatakan bahwa Mesias yang dimaksud ialah dirinya yang saat itu sedang berbicara dengannya (ay. 26). Saat itulah perempuan tadi mulai mengerti dan segera pergi mengabarkan kepada orang-orang sekota untuk datang menemui Yesus (ay. 28) Dikatakan perempuan itu meninggalkan tempayannya - ia lupa akan tujuan semula pergi ke sumur. Ia mendapatkan sesuatu yang tak terduga-duga sebelumnya yang jauh lebih berharga. Dan inilah yang dikabarkannya kepada orang-orang sekota.

MAKNA

Baik pembaca dari zaman dulu maupun dari zaman sekarang sama-sama diajak menyadari bahwa Tuhan tetap mendatangi manusia, meskipun kekaburan mata batin kita sering membuat sosoknya kurang jelas dan suaranya terdengar lirih oleh telinga batin yang belum peka. Namun Tuhan membantu, kadang-kadang dengan menyapa kehidupan pribadi kita yang sering menjadi beban yang hanya bisa ditanggung. Baru di situ kita akan menyadari bahwa ada kekuatan dari atas yang mendekati dan memerdekakan.

Pembaca Injil Yohanes diajak memakai percakapan seperti itu untuk membaca kehidupan ini. Halangan-halangan sosial dan moral juga tidak lagi dibiarkan membuat kehidupan rohani macet. Juga sisi-sisi gelap masing-masing tidak usah lagi menjauhkan orang dari sumber air hidup yang menjadi bekal perjalanan ke hidup abadi. Orang diajak melihat terangnya sabda ilahi, dan tak usah murung, malu, terintimidasi oleh sisi-sisi gelap kehidupan ini yang toh tidak bisa diatasi dengan kekuatan sendiri.

Bagaimana Injil ini dapat dipakai membaca kembali peristiwa umat mempertengkarkan kehadiran ilahi yang diceritakan dalam Kel 17:3-7? Umat yang sedang berjalan di padang gurun itu kehausan dan mendambakan "air" agar bisa terus "hidup". Ada perkara yang lebih dalam. Teks Keluaran itu mengisahkan bagaimana kehidupan yang sulit di padang gurun memang membuat orang sulit percaya bahwa Yang Ilahi tetap melindungi. Dan umat waktu itu memang tidak percaya lagi. Umat di padang gurun waktu itu ingin menemui Yang Ilahi dalam ukuran-ukuran mereka sendiri, dalam cara-cara yang mengenakkan diri mereka. Dan bukan dalam cara yang ditawarkan-Nya sendiri. Ini amat berbeda dengan yang terjadi pada perempuan Samaria dan orang sekotanya. Seperti diulas di atas, lambat laun perempuan yang tadinya terhalang macam-macam hal (sikap permusuhan orang Samaria terhadap orang Yahudi, kehidupan pribadi perempuan itu sendiri) berhasil mengerti dan yakin bahwa sang tokoh ini ialah Mesias. Malah orang-orang sekota akhirnya dibawanya menjadi percaya.

Salam hangat,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy