| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 02 Juni 2011 Hari Raya Kenaikan Tuhan

Kamis, 02 Juni 2011
Hari Raya Kenaikan Tuhan

"Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi." (Mazmur 47:2-3)

Antifon Pembuka

Hai orang-orang Galilea, mengapa takjub memandang ke langit? Yesus telah diangkat ke surga dari tengah-tengahmu. Tetapi Ia akan datang kembali sebagaimana kamu melihat Dia pergi ke surga.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa, kami bergembira dan bersyukur kepada-Mu, karena dengan kenaikan Putera-Mu ke surga, Engkau meninggikan martabat kami. Sebagai kepala kami Ia telah mendahului mencapai kemuliaan. Maka dibangkitkan-Nyalah pada kami, anggota-anggota tubuh-Nya, harapan yang mantap. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (1:-11)

"Mereka melihat Dia terangkat ke surga."

Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. Setelah penderitaan-Nya selesai, Ia menampakkan diri kepada mereka, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari, ketika makan bersama-sama dengan mereka, Yesus melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa yang telah kamu dengar daripada-Ku. Sebab --- beginilah kata-Nya --- "Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ, "Tuhan, pada masa inikah Engkau mau memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya, "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi." Sesudah mengatakan demikian, terangkatlah Yesus disaksikan oleh murid-murid-Nya, sampai awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Yesus naik, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri menatap ke langit? Yesus yang terangkat ke surga meninggalkan kamu ini akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu lihat Dia naik ke surga.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 825
Ref. Allah telah naik, diiringi sorak-sorai. Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
Ayat. (Mzm 47:2-3.6-3.8-9; R:6)

1. Hai segala bangsa bertepuk tanganlah, Elu-elukan Allah dengan sorak sorai. Sebab Tuhan, yang maha tinggi adalah dahsyat. Raja agung atas seluruh bumi.
2. Allah telah naik diiringi soraksorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, kidungkanglah mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur.
3. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.


Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (1:17-23)

"Allah mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya dalam surga."

Saudara-saudara, kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mahamulia, aku memohon supaya Ia memberi Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar, supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya; yaitu betapa kaya kemuliaan yang dijanjikan-Nya untuk diwarisi oleh orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasanya bagi kita yang percaya. Kekuatan itu sesuai dengan daya kekuatan Allah , yang bekerja dalam Kristus, yakni kuasa yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan Allah dalam surga. Di situ Kristus jauh lebih tinggi dari segala pemerintahan dan penguasa, kekuasaan, dan kerajaan serta tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini melainkan juga di dunia yang akan datang. Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan Allah kepada jemaat sebagai kepala dari segala yang ada. Jemaat itulah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Diri-Nya, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 28:19.20)
Pergilah dan ajarlah semua bangsa, sabda Tuhan, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (28:16-20)

"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi."

Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia, mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Kisah kenaikan Tuhan dalam Kisah Para Rasul mengawali sejarah berkembangnya Gereja dalam melaksanakan tugas perutusan yang dipercayakan oleh Kristus, di bawah bimbingan dan kuasa Roh Kudus (Kis 1:8). Sebelum menjalankan perutusannya, Gereja harus disiapkan. Pertama, Gereja disiapkan untuk menegakkan Kerajaan Allah. Itulah sebabnya "selama empat puluh hari Ia berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah" (Kis 1:3). Mewujudkan Kerajaan Allah pada dasarnya berarti menyatakan kemurahan hati Allah. Kedua, cakrawala hidup Gereja diperluas. Semula cakrawala umat sempit, sebatas "Israel" saja (Kis 1:6). Gereja diajar untuk mempunyai wawasan yang luas tanpa batas, yaitu seluruh dunia (Kis 1:8) dengan berbagai macam kecemasan dan harapannya, keprihatinan dan kegembiraannya. Dalam seluruh wilayah kehidupan manusia dan dunia inilah Kerajaan Allah harus ditegakkan. Ketiga, Gereja diajar untuk melihat sejarah dalam cakrawala harapan, bukan sekedar terkungkung oleh yang "masa ini" (Kis 1:6), tetapi terbuka ke masa depan, yaitu saat yang ditetapkan Bapa menurut kuasa-Nya (Kis 1:7). Keempat, Gereja diyakinkan bahwa tidak akan diberikan sendirian. Kepadanya diberikan janji Bapa, yaitu Roh Kudus yang akan selalu menyertai dan memimpin mereka. Peran dan pernyataan ini sangat jelas dalam sejarah Gereja sejauh dikisahkan dalam Kisah Para Rasul (bdk. misalnya Kis 13:2, 15:28).

Sesudah masa persiapan itu Kristus terangkat ke surga. Gereja sudah dianggap dewasa atau mungkin lebih baik, mampu mendewasakan diri terus-menerus dengan bekal yang sudah diberikan, dan siap untuk melaksanakan tugas perutusan yang dipercayakan kepadanya. Dengan demikian Hari Raya Kenaikan Tuhan mengajak kita untuk menyadari diri sebagai (warga) Gereja yang terus menerus dituntut untuk mendewasakan diri agar mampu melaksanakan tugas perutusan kita, menegakkan Kerajaan Allah di dunia ini. Pendewasaan diri itu terjadi tidak dengan terus-menerus bermimpi dengan sekadar "berdiri melihat ke langit" (Kis 1:11), tetapi dengan tantangan-tantangan kehidupan dunia, tempat di mana seharusnya Allah meraja.

Peristiwa-peristiwa atau tantangan-tantangan apa yang menurut pendapat Anda dapat mendewasakan Gereja dan hidup Anda sendiri sebagai warga Gereja yang diutus untuk menegakkan Kerajaan Allah? Selanjutnya silahkan membuat doa pribadi, sebagai tanggapan pribadi Anda terhadap pesan-pesan sabda yang diberikan dalam renungan hari ini.

Ign Suharyo - Inspirasi Batin 2011

Rabu, 01 Juni 2011 Pw. St. Yustinus, Martir

Rabu, 01 Juni 2011
Pw. St. Yustinus, Martir

"Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran." (Yoh. 16:13a)

Pengantar

Hari ini kita memperingati St. Yustinus (Abad II), seorang ahli filsafat yang kemudian bertobat menjadi Kristen. Dia pun menggunakan kepiawaiannya dalam bidang filsafat untuk membela kebenaran iman, menjelaskannya juga kepada orang-orang kafir tentang iman Kristiani. Melalui pengetahuan dan kebenaran yang dimilikinya, St. Yustinus sanggup membimbing dan mengajak orang-orang lain untuk beriman kepada Kristus pula. (Oase Rohani 2011)


Aku tidak pernah menyesal telah menyerahkan diriku kepada Sang Kasih (St. Teresia dari Lisieux)

Antifon Pembuka

Orang sombong menggali lubang bagiku, mereka tidak memedulikan perintah-Mu. Aku akan berbicara tentang hukum-Mu, aku tidak malu di hadapan para raja (Mzm 118:85.46)

Doa Renungan


Allah pencipta langit dan bumi, terima kasih atas semua anugerah ciptaan-Mu. Berkatilah usaha dan karya kami hari ini agar segala sesuatu yang kami lakukan menjadi bagian dari pemeliharaan akan ciptaan-Mu. Amin.


Allah yang kita imani dan sembah adalah Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya. Dialah yang memberikan hidup, napas dan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan manusia. Apakah kita selalu menyadari akan Allah yang demikian ini? Apakah ada kesadaran yang selalu baru, yang pada gilirannya membangkitkan rasa syukur dan cinta yang makin mendalam akan Allah?

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (17:15.22-8:1)


"Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberikan kepada kamu."

Pada waktu itu terjadilah kerusuhan di kota Berea. Maka Paulus pergi dari sana. Orang-orang yang mengiringi Paulus menemaninya sampai di kota Atena, lalu kembali dengan pesan kepada Silas dan Timotius, supaya mereka selekas mungkin menyusul Paulus. Di Atena Paulus pergi berdiri di atas Aeropagus dan berkata, “Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia. Ia juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup, nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Dari satu orang saja Allah telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi, dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka serta batas-batas kediaman mereka. Maksudnya supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah serta menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah dikatakan juga oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.” Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberikan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua orang harus bertobat. Karena Allah telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia dengan perantaraan seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan orang itu dari antara orang mati.” Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata, “Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu.” Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka. Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan Paulus dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Aeropagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka. Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Surga dan bumi penuh dengan kemuliaan-Mu.
Ayat. (Mzm 148:1-2.11-12.13.14)

1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
2. Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
3. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
4. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.

Sebelum perpisahan-Nya, Yesus tidak ingin membebani para murid dengan banyak hal. Ia membiarkan Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran, agar pada saat-Nya memberitakan segala sesuatu yang didengar dari Yesus tentang apa yang diterima-Nya dari Bapa. Apakah kita juga bersikap seperti Yesus, memberi ruang bagi kehadiran dan karya Roh Kudus dalam hidup kita, terlebih dalam menapaki masa depan kita?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:12-15)

"Roh Kebenaran akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Ketidaktahuan dan kebingungan kadang merundung setiap kita. Banyak peristiwa kehidupan yang sulit dipahami dan dimengerti. Hari ini Tuhan memberikan penghiburan kepada kita bahwa Roh Kebenaran senantiasa menaungi di saat-saat kita tidak mengerti akan semua hal. Pertolongan Tuhan selalu ada bila kita memintanya. Selama ini kita telah mengalaminya?

Doa Malam


Puji syukur bagi-Mu, ya Bapa, karena aku boleh menjadi anak-Mu dan milik pusaka-Mu. Kini aku semakin menyadari bahwa Engkau adalah Bapa yang selalu mengasihi aku. Amin.

RUAH

Selasa, 31 Mei 2011 Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet

Selasa, 31 Mei 2011
Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet

"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa!" (Rm 12:12)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, puji dan syukur atas rahmat berlimpah yang kami peroleh dari-Mu. Hari ini kami belajar dari Bunda Maria yang memperhatikan saudarinya Elisabet yang sedang mengandung. Kami kerap kurang memperhatikan sesama kami. Ajarilah kami seperti Bunda Maria yang mau memperhatikan orang yang membutuhkan pertolongan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Nubuat Zefanya (3:14-18a)


"Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengahmu."

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bergembiralah, hai Israel ! Bersukacita dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu, Ia telah menebas binasa musuh-musuhmu. Raja Israel , yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu; Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka. Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lunglai! Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, dan Ia bersorak gembira karena engkau seperti pada hari pertemuan raya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Atau

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (12:9-16b)

"Bantulah orang yang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan."

Saudara-saudara, kasihmu janganlah pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik! Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu berkurang, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah orang-orang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan! Berkatilah orang yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati-sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan yang muluk-muluk, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6; R: 6b)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. Pada waktu itu kamu akan berkata, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!"
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)

"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek-moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan



"Aku banyak berubah setelah aku diajak Papa-Mama mengunjungi panti asuhan. Biasanya aku mengeluh terhadap Papa-Mama, membuang seenaknya makanan yang disediakan Mama di atas meja, dan membanding-bandingkan keadaanku dengan teman-teman di sekolah yang menurutku hidup dalam kemewahan. Aku kadang tidak puas dengan sepeda motor pembelian Papa. Mengapa bukan mobil seperti teman-temanku yang lain? Dengan melihat anak-anak di Panti asuhan yang kami kunjungi, kini aku bersyukur atas hidup ini. Bersyukur mempunyai orang tua lengkap. Bersyukur bahwa saya masih bisa makan setiap hari. Tuhan mencintai keluarga kami, cerita Fajar kepada teman-temannya usai bersama papa mamanya mengunjungi sebuah Panti asuhan.

Tuhan mencintai kita. Itulah kepastian iman. Tuhan tidak membiarkan kita merana. Itulah alasan untuk bersukacita. Tuhan menyediakan masa depan yang lebih baik. Itu adalah pengharapan. Tuhan memberikan kekuatan dalam kesukaran. Itulah kesabaran, tetap percaya pada Tuhan meski merasa sepertinya Tuhan tidak memperhatikan. Itulah bertekun dalam doa. Sikap-sikap seperti itu adalah sikap-sikap iman. Kalau sikap-sikap tersebut kita kenakan dalam kehidupan maka kita berbahagia. Berbahagia bukan karena apa yang kita inginkan akan tercapai semuanya, melainkan bahagia karena iman.

Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Roma, "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa." Nasihat Santo Paulus ini mengajak kita untuk bersukacita dalam hidup ini. Kita sering kali mengeluh dan merasa tidak puas dengan keadaan kita. Kita sering kali tidak mampu menghargai kehidupan ini. Tidak ada alasan untuk mengeluh. Tidak ada alasan untuk tidak menghargai hidup. Tidak ada alasan untuk bersedih hati. Sebab iman kita mengajak kita untuk "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.

Tuhan Yesus, semoga berkat iman kepada-Mu, aku tetap bersukacita dalam pengharapan, bersabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 30 Mei 2011 Hari Biasa Pekan VI Paskah

Senin, 30 Mei 2011
Hari Biasa Pekan VI Paskah

Sakramen Mahakudus adalah kenangan sengsara dan wafat Yesus Kristus, dan dengan sarana itu manusia beroleh keselamatan (St. Louis de Montfort)


Antifon Pembuka

Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi; maut tidak menguasai-Nya lagi (Rom 6:9). Alleluya

Doa Renungan


Ya Bapa, terima kasih untuk telingaku, sehingga aku bisa mendengarkan sabda Putera-Mu. Terima kasih untuk hatiku, sehingga aku bisa menyimpan ajaran-Nya. Bantulah dengan rahmat-Mu agar imanku semakin bertambah dan bertumbuh. Amin.


Filipi (Makedonia) adalah kota pertama di Eropa yang mendapatkan pewartaan firman keselamatan oleh Paulus. Seorang wanita, Lidia namanya, dan seisi rumahnya menjadi percaya dan memberi diri dibaptis.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (16:11-15)

"Tuhan membuka hati Lidia, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus."

Setelah Paulus mendapat pesan dari Surga supaya menyeberang ke Makedonia, kami, Paulus dan Silas, bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake. Keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dan dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari. Pada hari Sabat kami keluar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ. Setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. Salah seorang dari perempuan-perempuan itu, yang bernama Lidia, turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, seorang yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, Lidia mengajak kami, katanya, “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan kepada umat-Nya
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)

1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (bdk. Yoh 15:26-27)
Roh Kebenaran akan bersaksi tentang Aku, sabda Tuhan; tetapi kamu juga harus bersaksi.


Roh Kebenaran yang akan diutus oleh Bapa. Dia akan memberi kesaksian tentang Yesus. Namun para murid juga harus bersaksi tentang Dia. Karena sejak semula, mereka ada bersama-sama dengan Yesus. Kesaksian mencapai puncaknya dalam kemartiran. Karena ada banyak kesulitan untuk sungguh-sungguh hidup sebagai pengikut Yesus.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:26--16:4a)


"Roh kebenaran bersaksi tentang Yesus."

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya, kamu ingat bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Saat ini terjadi kekerasan atas nama agama. Orang yang tidak sealiran atau sepaham dianggap sebagai musuh. Mereka harus dibinasakan demi melanggengkan sebuah prinsip, walau prinsip itu tidak benar. Aneka kekerasan ini seringkali meresahkan hidup bersama. Yesus sudah meramalkan hal ini sejak lama. Kita ditantang untuk tetap setia dan kuat dalam iman. Saat itulah kita harus bersaksi mengenai kerahiman kasih Tuhan. Roh Kudus akan menguatkan misi kesaksian kita.

Doa Malam


Bapa, utuslah Roh kebenaran padaku, agar aku dapat hidup tanpa cela dan mampu bersaksi tentang ajaran Yesus yang adalah jalan, kebenaran dan hidup. Lindungilah kami dalam istirahat malam ini. Amin.

RUAH

Bacaan Harian 30 Mei - 05 Juni 2011

UJUD-UJUD KERASULAN DOA BULAN JUNI 2011

Ujud Umum: Disatukan ke dalam Hati Kristus, semoga para imam menjadi saksi sejati atas kasih Ilahi yang penuh pengertian dan belas kasih.

Ujud Misi: Semoga Roh Kudus menumbuhkan dalam komunitas-komunitas Gerejawi para misionaris yang siap sedia membaktikan hidup mereka demi Kerajaan Surga.

Ujud Gereja Indonesia: Semoga nilai-nilai luhur Pancasila semakin disadari dan dihayati sebagai nilai asasi dari hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia.

DOA ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA TAHUN 2011 – 2015


Allah Bapa yang Mahabaik, kami mengucap syukur kepada-Mu atas kesetiaan-Mu mendampingi kami dalam gerak langkah umat-Mu di Keuskupan Agung Jakarta selama ini.

Kami bersyukur pula atas Arah Dasar Pastoral KAJ yang baru, yang dapat kami jadikan tuntunan dalam perziarahan kami selanjutnya hingga tahun 2015 nanti.

Bantulah kami, dalam keluarga, komunitas, lingkungan, wilayah dan paroki untuk terus berusaha memahami dan mengupayakan terwujudnya Arah Dasar Pastoral ini, dalam kehidupan menggereja sehari-hari.

Yesus, Tuhan dan Guru kami, bimbinglah kami untuk terus bertekun: memperdalam dan menghayati iman akan Dikau meneladan Engkau sebagai Gembala yang Baik semakin murah hati dan dengan rendah hati giat melibatkan diri dalam berbagai permasalahan sosial di sekitar kami terutama kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup dan intoleransi.

Ya Roh Kudus, kobarkanlah semangat kami untuk menjadikan setiap orang dan seluruh alam ciptaan saudara kami, untuk semakin ramah, rela menyapa, memelihara, giat saling membantu dalam lingkungan dan masyarakat kami. Jadikanlah kami umat-Mu yang mau berbagi dengan tulus hati.

Bersama Bunda Maria dan para kudus pelindung kami, kami persembahkan doa, cita-cita, harapan, niat dan upaya kami kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan, Gembala dan Penyelamat kami.

Amin.

Bacaan Harian 30 Mei - 05 Juni 2011


Senin, 30 Mei: Hari Biasa Pekan VI Paskah (P).
Kis 16:11-15; Mzm 149:1-6a.9b; Yoh 15:26 – 16:4a.


Selasa, 31 Mei: Pesta Sta. Perawan Maria Mengunjungi Elisabet (P).
Zef 3:14-18; atau Rm 12:9-16b; MT Yes 12:2-4bcd.5-6; Luk 1:39-56.


Rabu, 01 Juni: Peringatan Wajib St. Yustinus, Martir (M).
Kis 17:15.22 – 18:1; Mzm 148:1-2.11-14; Yoh 16:12-15.


Kamis, 02 Juni: Hari Raya Kenaikan Tuhan (P).

Catatan: Lilin Paskah tetap dipasang dekat altar, dan dinyalakan dalam setiap Perayaan Ekaristi sampai Pentakosta. Besok mulai Novena Pentakosta. Dianjurkan supaya digunakan doa umat yang sesuai dengan novena itu, misalnya dari Buku DOA UMAT (1967) no. 18 atau dari KUMPULAN DOA UMAT (1977), hlm. 94. Lihat Puji Syukur No. 90 dst.
Kis 1:1-11; Mzm 47:2-3.6-9; Ef 1:17-23; Mat 28:16-20.


Jumat, 03 Juni: Jumat Pertama, Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga, dan kawan-kawan Martir (M).

(Novena Roh Kudus Hari Pertama)

Kis 18:9-18; Mzm 47:2-7; Yoh 16:20-23a.

Sabtu, 04 Juni: Hari Biasa Pekan VI Paskah (P).
(Novena Roh Kudus Hari Kedua)

Kis 18:23-28; Mzm 47:2-3.8-10; Yoh 16: 23b-28.


Minggu, 05 Juni: Hari Minggu Paskah VII - Hari Minggu Komunikasi Sedunia (P).
(Novena Roh Kudus Hari Ketiga)
Kis 1:12-14; Mzm 27:1.4.7-8a; 1Ptr 4:13-16; Yoh 17:1-11a.

Surat Gembala Uskup Keuskupan Agung Jakarta Tentang ARDAS Pastoral KAJ

SURAT GEMBALA USKUP KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

TENTANG

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

TAHUN 2011 - 2015



Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Imam, kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus,


1. Pertama-tama saya ingin mengucapkan SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2011. Semoga sebagaimana dulu Kristus yang bangkit menyampaikan damai sejahtera kepada para murid, sekarang Kristus yang sama juga menganugerahkan damai dan sejahtera kepada keluarga-keluarga dan komunitas kita.





2. Paskah tahun ini bermakna khusus bagi Gereja Katolik di Indonesia, karena bertepatan dengan ulang tahun kelima puluh berdirinya Hirarki Gereja Katolik di Indonesia. Hirarki Gereja Katolik di Indonesia didirikan antara lain karena Gereja Katolik di Indonesia dinilai memiliki kemampuan berkembang menjadi Gereja pribumi dengan tetap berpegang teguh pada hakekat Gereja yang universal. Gereja Katolik di Indonesia juga dinilai sudah memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi Gereja dewasa yang bertanggungjawab penuh dalam pengembangan diri sebagai Gereja Kristus yang sejati. Selain itu Gereja Katolik di Indonesia juga dinilai sudah memiliki kemampuan berkembang menjadi Gereja yang merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat dan bangsa Indonesia yang plural, sedemikian sehingga Gereja Katolik sebagai kesatuan maupun setiap anggotanya sungguh-sungguh seratus prosen Katolik dan seratus prosen Indonesia. Kepercayaan ini tentu merupakan tantangan yang harus ditanggapi juga oleh Keuskupan Agung Jakarta.


3. Paskah tahun ini juga bermakna khusus bagi Keuskupan Agung Jakarta karena dipilih sebagai saat kita menegaskan Arah Dasar Pastoral Keuskupan kita. Pilihan ini bermakna simbolis: Paskah adalah saat kebangkitan. Semoga Arah Dasar Pastoral yang akan menjadi pedoman bagi kita semua untuk meneruskan peziarahan, panggilan dan perutusan Keuskupan kita yang sudah berlangsung lebih dari dua ratus tahun, mendorong berbagai macam bentuk kebangkitan, pembaharuan hidup dan berbagai prakarsa kreatif bagi Keuskupan, Paroki, Lembaga Hidup Bhakti dan Lembaga-lembaga pelayanan lain di Keuskupan Agung Jakarta ini. Semoga dengan demikian kehadiran, pelayanan dan perutusan Gereja menjadi semakin signifikan bagi umatnya sendiri dan semakin relevan bagi masyarakat.


4. Perjalanan sejarah Keuskupan Agung Jakarta sudah berlangsung lebih dari dua ratus tahun. Selama kurun waktu itu Gereja selalu berusaha untuk hadir dan menjalankan perutusannya di tengah-tengah masyarakat dan bangsa. Agar kehadiran dan perutusannya berdaya makna – artinya signifikan bagi umat sendiri dan relevan bagi masyarakat – setiap kali Keuskupan Agung Jakarta mesti menegaskan kembali jatidiri dan perutusannya. Penegasan inilah yang antara lain dilakukan ketika Keuskupan Agung Jakarta mengadakan sinode. Dalam Sinode Pertama (1989-1990), Gereja KAJ ingin membangun kehidupan bersama di tengah masyarakat yang mandiri, misioner, berdaya pikat dan berdaya tahan. Selanjutnya dalam Sinode Kedua (2000), Gereja KAJ ingin memberdayakan komunitas basis yang semakin beriman kepada Tuhan Yesus Kristus dan semakin berbakti kepada masyarakat dan bangsa Indonesia dengan memberdayakan komunitas basis dan membangun persaudaraan sejati di tengah masyarakat. Penegasan-penegasan bersama seperti itu selalu dilakukan dalam berbagai macam rapat, pertemuan baik pada tingkat Keuskupan maupun pada tingkat Paroki, bahkan stasi dan lingkungan. Dalam penegasan bersama yang kita percaya dituntun oleh Roh Kudus itulah, kehendak Tuhan bisa kita temukan, kita yakini dan kita rencanakan untuk kita jalankan.


5. Setelah mencermati dinamika hidup umat Katolik di tengah masyarakat di sekitarnya dewasa ini, Gereja KAJ kembali membarui dan menegaskan Arah Dasar Pastoralnya yang baru, sebagai panduan hidup bersama sebagai sesama umat beriman kepada Yesus Kristus dalam lima tahun ke depan. Rumusan Arah Dasar Pastoral yang diberlakukan mulai Hari Raya Paskah 2011 bukanlah rumusan yang samasekali baru, melainkan merupakan perumusan kembali dalam bentuk yang lebih sederhana dari Arah Dasar Pastoral yang dirumuskan pada tahun 2008. Cita-cita Keuskupan Agung Jakarta – artinya kita semua – dirumuskan dalam alinea pertama Arah Dasar Pastoral ini: memperdalam inam akan Yesus Kristus, membangun persaudaraan sejati dan terlibat dalam pelayanan kasih di tengah masyarakat. Ketiganya bukanlah cita-cita yang terpisah-pisah, melainkan cermin dari dinamika hidup Kristiani: beriman berarti mengikuti Yesus Kristus, menjadi semakin serupa dengan Dia yang ketika “saat-Nya sudah tiba … sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya” (Yoh 13:1). Dengan demikian beriman berarti mengasihi seperti Yesus mengasihi. Buah kasih yang utama adalah persaudaraan sejati di antara semua orang yang mengalami kasih Allah, karena Allah mengasihi semua orang tanpa syarat. Dinamika hidup Kristiani tidak mungkin berhenti pada persaudaraan sejati. Persaudaraan yang sejati dengan sendirinya akan mengeluarkan buah-buah pelayanan yang semakin kreatif dan bermutu.


6. Agar cita-cita ini pelan-pelan dan tahap demi tahap dapat menjadi kenyataan, diharapkan agar seluruh umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta – komunitas, keluarga, lingkungan, lembaga-lembaga Katolik, komisi-komisi, Dewan Paroki – mempelajari Arah Dasar Pastoral ini baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Semoga dengan demikian kita bersama-sama, dengan peran yang berbeda-beda dapat membangun jatidiri Gereja Keuskupan Agung Jakarta, merancang berbagai macam pelayanan yang diharapkan menjadi berkat bagi umat dan masyarakat serta pujian kemuliaan bagi Tuhan. Untuk itu ditawarkan berbagai gagasan pendukung yang dapat memperkaya dan memperdalam pemahaman kita. Sejalan dengan itu kita yakin, bahwa yang mengarahkan dan menuntun hidup Gereja dan yang memprakarsai berbagai pelayanan bukanlah kita sendiri. Pemazmur berkata, “Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya ….” (Mzm 127: 1 dst.). Semua adalah karya Allah yang telah memulai karya yang baik dan akan menyelesaikannya juga (Flp 1:6). Oleh karena itu seluruh umat juga diajak untuk setiap kali mendoakan Doa Arah Dasar Pastoral agar cita-cita kita bersama dapat menjadi kenyataan.


7. Cita-cita kita mulia dan luhur. Namun seringkali kenyataan hidup jauh dari cita-cita itu. Hambatan dan tantangan pasti akan ada. Namun kita percaya, bahwa yang kita kerjakan bukanlah rencana kita sendiri. Kita ikut serta terlibat dalam karya penyelamatan Allah dan kita percaya bahwa Ia yang telah memulai karya yang baik, akan menyelesaikannya pada waktunya (bdk. Flp 1:6). Keyakinan iman seperti ini akan menjauhkan kita dari perasaan gagal atau putus asa. Kalaupun kita belum atau tidak berhasil, Allah tidak akan gagal. Kita juga dijauhkan dari sikap sombong, karena kalau usaha dan rencana kita berhasil, bukan kita yang berhasil, melainkan Allah yang sedang menyelesaikan karya-Nya. Saya akhiri surat ini dengan mengutip nasehat Rasul Paulus: ”Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor 15:58). Semoga Tuhan melimpahkan berkat, perlindungan dan damai sejahtera kepada kita, keluarga-keluarga dan komunitas kita. Dan semoga Ia meneguhkan persaudaraan kita, pekerjaan kita sehari-hari dan pelayanan kita.


Jakarta, Hari Raya Paskah 24 April 2011


+ I. Suharyo


Uskup Keuskupan Agung Jakarta

Minggu, 29 Mei 2011 Hari Minggu Paskah VI

Minggu, 29 Mei 2011
Hari Minggu Paskah VI

JANGAN TAKUT, AKU MENYEDIAKAN TEMPAT BAGIMU

Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat. (1 Petrus 3:17)


Antifon Pembuka

Wartakanlah kabar sukacita, agar didengar. Wartakanlah sampai ke ujung bumi: Tuhan telah membebaskan umat-Nya. Alleluya.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahapengasih, pandanglah umat-Mu yang berhimpun dalam nama Yesus. Kami mohon, agar Roh Kudus, Roh cinta kasih-Mu mengajar kami dan mengingatkan kami akan semua ajaran cinta kasih Yesus. Maka kami akan menjalankan perintah-perintah-Mu dan satu sama lain mewujudkan cinta kasih, kedamaian dan kegembiraan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (8:5-8.14-17)

"Kedua rasul itu menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus."

Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem, Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua menerima apa yang diberitakannya itu dengan bulat hati. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke sana. Setibanya di sana kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan di atas orang-orang yang percaya itu, dan mereka menerima Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a.16.20; Ul: lih 1; PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya.
oleh pemazmur

1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi; mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu.
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu." Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia!
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberang sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.
4. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih-Nya dari padaku.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Ptr 3:15-18)

"Yesus telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi dibangkitkan menurut Roh."

Saudara-saudara terkasih, kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Bersiap sedialah setiap saat untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu. Tetapi semua itu haruslah kamu lakukan dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya, karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, mereka yang memfitnah kamu menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat. Sebab Kristus pun telah mati untuk dosa kita. Ia yang benar telah mati untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi dibangkitkan menurut Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 14:23)
Siapa yang mengasihi Aku dan hidup menurut Sabda-Ku; Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (Yoh 14:15-21)

"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain."

Pada perjamuan malam terakhir Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, yaitu Roh Kebenaran supaya Ia menyertai kamu untuk selama-lamanya. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku akan datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi. Tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu bahwa Aku ada di dalam Bapa-Ku, bahwa kamu ada di dalam Aku, dan Aku ada di dalam kamu. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihi dia, dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Jangan takut


Minggu ini kita diingatkan agar jangan takut dan gelisah. Mengapa? Karena Tuhan mengetahui bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk menjadi takut dan gelisah. Permasalahan keluarga, kondisi keuangan, pergumulan di dalam dosa dan penyakit dapat mengakibatkan kita menjadi gelisah dan khawatir. “Mati aku“, adalah reaksi terburuk yang mungkin dapat terucap jika segala problema itu nampaknya tidak teratasi. Namun dalam kemungkinan terburuk sekalipun, bahkan pada saat menjelang ajal kita, Tuhan mengingatkan agar kita tak perlu kuatir. Sebab asalkan kita setia beriman kepada-Nya, maka Tuhan sudah menyediakan tempat bagi kita di surga. Oleh karena itu, kematian bagi kita orang percaya sesungguhnya bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena merupakan awal dari kehidupan yang baru, di mana kita beroleh pemenuhan akan pengharapan iman kita: bahwa Tuhan akan menyediakan tempat bagi kita dan kita akan tinggal bersama-Nya.

Tuhan Yesus menyediakan tempat bagi kita

Kita akan lebih memahami perikop ini jika kita melihat kaitannya dengan perikop sebelumnya. Di sana dikatakan bahwa Yesus sudah tahu bahwa Rasul Petrus akan menyangkal-Nya sebanyak tiga kali, dan ketika Ia mengatakan hal itu di hadapan para rasul lainnya, mereka menjadi sedih karenanya. Namun kemudian Yesus menghibur mereka, sebab sebagai Allah, Ia- pun sudah mengetahui bahwa para rasul itu, walaupun jatuh bangun dalam hal iman, akan akhirnya sampai juga ke surga.

“Aku akan datang kembali” (ayat 3) mengacu kepada kedatangan-Nya yang kedua (lih. 1 Kor 4:5; 11:26; 1Tes 4:16-17; 1Yoh 2:28), maupun juga pertemuan-Nya dengan setiap jiwa manusia setelah orang itu wafat. Maka janji Tuhan Yesus untuk menyediakan tempat di surga, bukan saja ditujukan kepada para rasul, tetapi juga kepada kita yang percaya kepada-Nya dan yang setia kepada-Nya sampai akhir.

Janji Tuhan Yesus ini selayaknya menghibur kita; namun juga mengingatkan agar kita selalu percaya dan setia kepada-Nya. Oleh rahmat Baptisan kita semua ini menjadi milik Allah, anak- anak angkat Allah di dalam Kristus (lih. Gal 3:26). Sudahkah kita hidup sebagai anak- anak Allah? Sebab jika kita terus berjuang untuk hidup sesuai dengan panggilan kita ini, maka janji Tuhan ini akan digenapi di dalam kita. Mari kita memeriksa batin kita, agar Tuhan menunjukkan pada kita, dalam hal- hal apa saja, sikap kita masih belum sesuai sebagai sikap anak- anak Allah. Dan marilah kita mohon rahmat Tuhan, agar kita dimampukan untuk memperbaikinya.
Kristus adalah Jalan menuju Allah Bapa

Sebenarnya, jika kita membayangkan bahwa kita hadir di tengah para rasul 2000 tahun yang lalu, saat Yesus mengucapkan perkataan-Nya ini, kemungkinan kitapun dapat memahami kegundahan hati Rasul Tomas, “Ke manakah Engkau akan pergi, Tuhan? Aku tidak tahu, bagaimana mungkin aku tahu jalan ke sana?” Namun sekarang kita perlu berterima kasih kepada Rasul Tomas, yang menyuarakan kegundahan hatinya, sebab oleh karena itu, Yesus menjawabnya dengan Sabda-Nya yang meneguhkan, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6).

St. Agustinus mengatakan, “Adalah penting bahwa Tuhan Yesus mengatakan, ‘Akulah jalan’ untuk menunjukkan kepada para rasul bahwa mereka sesungguhnya telah mengetahui/ mengenal apa yang mereka pikir tidak mereka kenal, sebab mereka sudah mengenal Dia.”[1] Nah, pertanyaannya sekarang: apakah kita sudah mengenal Tuhan Yesus? Hidup kita di dunia ini memang merupakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus, supaya kita dapat bertumbuh pula dalam kasih kepada-Nya dan kepada sesama demi kasih kita kepada Kristus. Sebab pada akhirnya, kasih inilah yang kita persembahkan kembali ke hadirat Tuhan di surga.

Dalam penjelasan The Navarre Bible, dikatakan bahwa Yesus menjadi ‘jalan’ kepada Bapa melalui 5 cara. Pertama melalui ajaran-Nya; sebab dengan berpegang pada ajaran-Nya kita akan sampai ke surga; kedua, melalui iman yang diinspirasikan-Nya, sebab Ia datang ke dunia sehingga “barang siapa yang percaya kepada-Nya dapat beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16); ketiga, melalui teladan-Nya, sebab tak ada yang dapat sampai kepada Allah Bapa tanpa meneladani Kristus; keempat, melalui jasa-Nya, yang memampukan kita untuk masuk ke tempat kediaman abadi, dan terakhir, Kristus adalah jalan, karena Ia menyatakan Allah Bapa, yang dengan-Nya Ia adalah Satu, karena ke-Allahan-Nya.[2]

Maka agar kita semakin menghayati bahwa Kristus adalah jalan kepada Allah Bapa, kita perlu merenungkan ajaran Kristus dan kehidupan-Nya, dari lahir-Nya sampai pada wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga. Hal ini diajarkan oleh St. Francis dari Sales yang mengatakan, “Seperti halnya anak- anak yang mendengarkan ibunya…., belajar untuk bicara sesuai dengan bahasa ibunya, demikian pula kita, dengan membawa-Nya dekat dengan kita melalui meditasi, permenungan akan perkataan-Nya, perbuatan-Nya, dan kasih-Nya, kita belajar, dengan bantuan rahmat Tuhan, untuk berbicara, bertindak dan berkehendak seperti Dia…. Kita tidak dapat mencapai Allah Bapa dengan melalui jalan lain….; Ke-Allahan tidak dapat kita lihat dengan baik di dunia ini jika tidak di dalam kesatuan dengan kemanusiaan Penyelamat kita yang kudus, yang hidup dan kematian-Nya…. merupakan topik yang paling layak untuk direnungkan bagi meditasi kita sehari- hari[3]

Dengan merenungkan kehidupan Yesus, maka kita akan dapat mengarahkan hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya. Itulah sebabnya banyak orang dapat bertumbuh secara rohani dengan berdoa rosario, karena doa rosario pada dasarnya adalah doa permenungan peristiwa- peristiwa hidup Yesus. Dengan permenungan tersebut, umat beriman dibawa untuk lebih menghayati rencana keselamatan Allah yang dinyatakan di dalam Kristus. Maka ajakan untuk merenungkan kehidupan Yesus ini adalah ajakan bagi anda dan saya. Jose Maria Escriva mengatakan, “Ia [Kristus] berbicara kepada semua manusia, tetapi dengan cara yang istimewa Ia memikirkan orang- orang yang, seperti anda dan saya, yang berkehendak kuat untuk menganggap panggilan hidup Kristiani sebagai sesuatu yang serius; Ia ingin agar Tuhan selalu ada di dalam pikiran- pikiran kita, di mulut kita, dan di setiap perbuatan kita, termasuk dalam kegiatan- kegiatan yang paling biasa dan rutin.”[4] Mari kita memeriksa batin kita dengan jujur, sejauh mana Kristus sudah menjadi pusat dalam pikiran kita, perkataan kita, kehendak maupun perbuatan kita? Jika Kristus belum menjadi motivasi yang utama bagi kita tiap- tiap hari, kita perlu memohon kepada Tuhan untuk membantu kita mengarahkan pikiran dan hati kita kepada-Nya, supaya hidup kita dapat dipimpin oleh-Nya.

Maka, perkataan Yesus, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup,” tidak saja hanya ditujukan untuk menjawab Rasul Tomas… Menjadi Kebenaran dan Hidup adalah sesuatu yang layak bagi Tuhan yang menjelma menjadi manusia, seperti yang dituliskan oleh Rasul Yohanes dalam permulaan Injilnya, “Firman itu telah menjelma menjadi manusia … penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:14). Kristus adalah kebenaran, sebab dengan kedatangan-Nya ke dunia Ia menunjukkan bahwa Tuhan setia kepada janji- janji-Nya; dan karena Ia mengajarkan kebenaran tentang siapakah Tuhan itu. Selanjutnya, Kristus mengajarkan kepada kita bahwa penyembahan yang sejati adalah yang dilakukan “di dalam Roh dan kebenaran” (Yoh 4:23), yang artinya, penyembahan sejati kepada Allah Bapa adalah yang dilakukan di dalam Diri-Nya, yang adalah Sang Kebenaran itu. Kristus adalah Hidup, sebab dari kekekalan Ia mempunyai hidup ilahi dengan Allah Bapa (lih. Yoh 1:4) dan karena Ia menjadikan kita pengambil bagian dalam kehidupan ilahi, melalui rahmat Baptisan. Inilah sebabnya mengapa Injil mengatakan, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh 17:3)[5]

Tentang hal ini St. Agustinus mengajarkan, “….sepertinya, Yesus berkata, Lewat jalan mana kamu akan pergi? Akulah Jalan. Kemanakah kamu akan pergi? Akulah kebenaran. Di manakah kamu akan tinggal? Akulah Hidup. Setiap orang dapat mencapai pengertian akan Kebenaran dan Hidup, tetapi tidak semua menemukan Jalannya. Para orang bijak di dunia menyadari bahwa Tuhan adalah kehidupan kekal dan kebenaran yang dapat diketahui; namun Sang Sabda Allah yang adalah Kebenaran dan Hidup yang bersatu dengan Allah Bapa, telah menjadi Jalan, dengan menjelma menjadi manusia. Renungkanlah kerendahan hati-Nya [Kristus] dan kamu akan mencapai Allah.”[6] O, betapa dalamnya makna kasih Allah yang ditunjukkan-Nya melalui Kristus!

Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa

Banyak orang mempertanyakan ke-Allahan Yesus, sebab mereka tidak memahami bahwa Allah Bapa dan Putera [Kristus] adalah Satu. Hal inilah yang kemungkinan juga menjadi pertanyaan Rasul Filipus, “…tunjukkanlah Bapa itu kepada kami” (ayat 8). Namun Yesus “menegur para rasul karena [mereka] tidak mengenali Dia, meskipun perbuatan- perbuatan-Nya adalah perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan — berjalan di atas air, mengendalikan angin badai, mengampuni dosa, membangkitkan orang mati. Karena inilah mengapa Ia [Kristus] menegur Filipus: karena ia tidak mengenali kodrat ke-Allahan-Nya melalui kemanusiaan-Nya.”[7]

Sungguh, kita perlu memohon kepada Tuhan agar semakin dapat menghayati misteri kasih Allah ini, yang begitu tak terbatas dan melampaui batas pikiran manusia. Sebab hanya kasih Allah yang begitu besarlah yang membuat-Nya mau mengutus Sang Sabda, yaitu Putera-Nya sendiri untuk menjadi manusia dan menyelamatkan manusia. “Maka Yesus Kristus, Sabda yang menjadi daging, diutus sebagai “manusia kepada manusia”((Surat kepada Diognetus,7,4: Funk, Apostolic Fathers, I, 403)), “menyampaikan sabda Allah” (Yoh3:34), dan menyelesaikan karya penyelamatan, yang diserahkan oleh Bapa kepada-Nya (lih. Yoh 5:36 ; Yoh17:4). Barang siapa melihat Dia, melihat Bapa juga (lih. Yoh 14:9). Untuk alasan ini Yesus menyempurnakan wahyu dengan menggenapinya melalui keseluruhan karya-Nya untuk menghadirkan Diri-Nya dan menyatakan Diri-Nya – melalui Sabda perkataan-Nya maupun perbuatan-Nya, dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizatnya, namun terutama dengan wafat dan kebangkitan-Nya penuh kemuliaan dari maut, akhirnya dengan mengutus Roh Kebenaran, menyelesaikan wahyu dengan memenuhinya, dan meneguhkan dengan kesaksian ilahi, bahwa Allah menyertai kita, untuk membebaskan kita dari kegelapan dosa serta maut, dan untuk membangkitkan kita bagi hidup kekal.”[8]
Orang yang percaya kepada-Ku akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan, bahkan yang lebih besar

“Sebelum meninggalkan dunia ini, Tuhan Yesus berjanji kepada para rasul untuk memberikan kepada mereka kuasa sehingga keselamatan Tuhan dapat dinyatakan melalui mereka. Segala pekerjaan dan mujizat ini diwartakan di dalam nama Yesus Kristus (lih. Kis 3:1-10; 5:15-16; dst) dan secara khusus pertobatan bangsa- bangsa kepada iman Kristiani dan pengudusan mereka diperoleh melalui khotbah pengajaran dan pelayanan sakramen- sakramen. Hal- hal itu dapat dianggap sebagai pekerjaan- pekerjaan yang lebih besar daripada pekerjaan-Nya jika kita melihat bahwa melalui pelayanan para rasul, Injil tidak hanya diwartakan di Palestina tetapi disebarkan sampai ke seluruh dunia. Namun demikian kuasa yang luar biasa dalam karya apostolik dan pengajaran bersumber dari Kristus, yang telah naik ke Surga kepada Allah Bapa: setelah melewati penghinaan di kayu salib, Yesus telah dimuliakan dan dari surga Ia menyatakan kuasa-Nya dengan bertindak melalui para rasul-Nya.”
[9]

Kuasa para rasul diperoleh dari Kristus yang dimuliakan. Jangan lupa bahwa Kristus pernah bersabda, “Apapun yang kauminta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (lih. Yoh 14:13). Maka jika para rasul dapat melakukan perkara- perkara besar, semua itu hanya terjadi karena Kristus yang memampukan mereka. Demikian pula seharusnya, jika Tuhan mengijinkan kita turut mengambil bagian dalam karya kerasulan-Nya, untuk memberitakan kasih Allah dan membawa sesama kita kepada Tuhan, kita harus melihatnya sebagai karya Kristus, dan bukan semata karena kemampuan kita.

St. Agustinus menjelaskannya, seolah demikianlah yang dikatakan Tuhan Yesus, “Bukannya bahwa ia yang percaya kepada-Ku akan menjadi lebih besar daripadaku, tetapi hanya bahwa Aku akan melakukan perbuatan- perbuatan yang lebih besar daripada sekarang; lebih besar, oleh dia yang percaya kepada-Ku, daripada yang Kulakukan sendiri sekarang tanpa dia.”[10]. O, betapa besar rencana Allah dan penyelenggaraan-Nya yang dinyatakan di dalam Gereja-Nya yang kudus, di mana kita dapat terus menerima rahmat-Nya dan menimba kekuatan dari Sang Hidup ilahi, melalui pengajaran Firman Tuhan dan sakramen- sakramen yang disampaikannya.
Pesan yang layak diingat: Jangan takut

Paus Yohanes Paulus II adalah Paus yang paling sering menyuarakan tema ini dalam khotbah- khotbahnya: Jangan takut! Menurut Archbishop Fulton Sheen yang pernah menghitung kata “Jangan takut” di Kitab Suci, konon jumlahnya adalah 365 kali. Tentu ini bukan kebetulan, dan bahwa Tuhan mengingatkan kita setiap hari dalam setahun agar kita jangan takut, jangan lekas gelisah dan khawatir. Ini adalah pesan yang selalu relevan dan pas dengan keadaan kita saat ini. Sebab apapun yang sedang kita hadapi, baik tantangan, kesulitan, ataupun bencana, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (lih. Rom 8:38-39). Asalkan kita berpegang kepada Kristus dan mengandalkan Dia, yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, kita akan memperoleh jalan keluar. Jika janji Tuhan ini digenapi dalam hidup banyak orang percaya, kita harus yakin hal itu juga terjadi dalam hidup kita.

“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku…. Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
(Yoh 16:33)


CATATAN KAKI:


1. St. Agustinus, In Ioann. Evang., 66,2 [↩]
2. lih. The Navarre Bible, St. John, (Ireland, Four Courts Press, 1987), p. 184 [↩]
3. St. Francis de Sales, Introduction to the Devout Life, part II, chap. 1,2 [↩]
4. J. Escriva, Friends of God, 127 [↩]
5. lih. The Navarre Bible, Ibid., p.185 [↩]
6. St. Augustine, De verbis Domini sermones, 54 [↩]
7. St. Agustinus, De Trinitate, Book 7 [↩]
8. Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum, 4 [↩]
9. The Navarre Bible, Ibid., p.187 [↩]
10. St. Agustinus, In Ioann. Evang., 72, 1 [↩]

Ingrid Listiati - katolisitas.org

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy