| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 03 Juli 2011 Hari Minggu Biasa XIV

Minggu, 03 Juli 2011
Hari Minggu Biasa XIV

"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan, langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang pandai tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." (Mat 11:25)

Antifon Pembuka

Kami mengenangkan kasih setia-Mu, ya Allah, dalam rumah-Mu yang kudus. Sebagaimana Engkau berkuasa di seluruh dunia, demikian pun Engkau dipuji sampai ke ujung bumi. (Mzm 47:10-11)

Doa Renungan


Allah Bapa yang Mahaluhur, Putra-Mu telah menghampakan diri untuk mengangkat dunia, yang telah jatuh dalam kehinaan serta membebaskan kami dari dosa. Semoga umat-Mu, yang telah Kaubebaskan dari kekuasaan dosa, Kauperkenankan menikmati sukacita, yang menandai karya pengudusan-Mu, dan yang takkan ada hentinya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Zakharia (9:9-10)

"Lihat! rajamu datang kepadamu."

Beginilah firman Tuhan, "Bersorak-sorailah dengan nyaring, hai Putri Sion, bersorak-sorailah, hai Putri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya! Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim, Ia akan memusnahkan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan ia lenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaanya akan terbentang dari laut sampai ke laut, dan Sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 837
Ref. Tuhan rajaku, agunglah nama-Mu. Alam raya dan makhlukmu kagum memandang-Mu.
Ayat. (Mzm 145:1-2.8-9.10-11; Ul: 1)

1. Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku. Aku hendak memuji nama-Mu untuk selama-lamanya. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
2. Tuhan itu pengasih dan penyayang panjang sabar dan besar kasih setianya. Tuhan itu baik kepada semua orang penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
3. Segala yang Kaujadikan aku bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan dan orang-orang yang Kau kasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:9.11-13)

"Jika oleh Roh, kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, maka kamu akan hidup."

Saudara-saudara, kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal dalam dirimu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukanlah milik Kristus. Dan jika Roh Allah, yang membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, diam di dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam di dalam dirimu. Jadi, Saudara-saudara, kita ini orang berhutang, tetapi bukan kepada daging supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati. Tetapi, jika oleh Roh, kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, maka kamu akan hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS. No. 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi. Sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)

"Aku lemah lembut dan rendah hati."

Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


SIAPAKAH DIA ITU?

Rekan-rekan yang baik!
Kemarin saya minta Matt mengupas Injil yang dibacakan Minggu Biasa XIV A ini (Mat 11:25-30) yang memuat pernyataan Yesus mengenai siapa dirinya di hadapan Allah (ay. 25-27), dan siapa dia bagi orang-orang yang bersedia menerimanya (27-30). Berikut ini jawabannya. Ia malah menambah amatan mengenai Za 9:9-10 yang diperdengarkan Minggu itu juga. Selamat membaca!


A. Gianto.


Rekan-rekan di ruang Alkitab!

Banyak orang ingin tahu mengenai siapa tokoh Yesus yang katanya mengerjakan hal-hal yang hebat. Mereka bertanya-tanya bagaimana dia dapat mengajarkan tentang Allah dengan caranya sendiri, dari mana dia peroleh kepandaian menyembuhkan dan kekuatan mengusir roh jahat, mengapa dia memilih dan mengutus rasul untuk menjalankan hal-hal yang hingga kini dilakukannya sendiri. Itulah pertanyaan yang mengusik batin orang.

SIAPAKAH YESUS ITU?

Apakah dia itu benar-benar tokoh dinantikan orang banyak (Mat 11:2-6)? Malah Yohanes Pembaptis bertanya demikian. Ada yang berpikir, bila ya mengapa ada yang berani menganggap sepi wartanya mengenai kedatangan Kerajaan Surga dan malah mengira ia berbicara yang bukan-bukan (Mat 11:7-19)? Bahkan di beberapa tempat seperti Khorazim, Betsaida, Kapernaum, orang-orang tak percaya kepadanya meskipun ia mengerjakan hal-hal yang ajaib (Mat 11:20-23). Apa yang dipikirkan Yesus sendiri tentang semua ini?

Tentunya kalian yang hidup pada zaman dan keadaan yang berbeda mempunyai pertanyaan lain, misalnya, apa arti mengikuti dia dalam masyarakat yang tidak lagi terbatas pada dunia orang Yahudi dulu, bahkan tidak ada hubungannya dengan dunia itu sama sekali. Bagaimana tetap bisa menerimanya dan meyakini ajarannya di tengah-tengah pelbagai tawaran ajaran keselamatan yang ada pada zaman kalian ini. Semua ini pertanyaan besar yang pasti mengusik batin kaum cerdik pandai. Tentu saja saya tidak akan ikut menerjuni gelanggang ini. Kali ini saya hanya akan menjelaskan pokok-pokok yang ada dalam petikan itu serta menunjukkan kaitannya dengan kehidupan orang yang memang sudah menerima dia. Saya kira begitu juga sikap kalian.

YESUS DAN BAPANYA

Dari pernyataan Yesus dalam Mat 11:25 dapat disimpulkan betapa ia sungguh mengenal Dia yang diwartakannya kepada orang banyak dengan pelbagai tindakannya: menyembuhkan orang, mengusir roh jahat, mengajar, mengutus para murid. Semua kegiatan itu dilakukannya agar orang makin mengenal kehadiran Allah di dunia, khususnya agar orang dapat melihat bahwa Allah itu Allah yang peduli, bahkan Dia bisa dipanggil Bapa. Semua yang dikerjakan Yesus itu demi Dia yang mengutusnya. Dan ia tidak ragu-ragu mengakui hal ini. Dalam saat-saat yang kurang menyenangkan, seperti ketika dimusuhi, ditolak, Yesus justru menimba kekuatan dari kesadaran batinnya itu.

Rekan saya Luc juga menyampaikan hal tadi. Malah menurut Luk 10:21 Yesus penuh kegembiraan dalam Roh. Di situ Luc sebenarnya mau menggambarkan kegembiraan Yesus ketika mendengar hasil kerja ke-70 muridnya. Mereka berhasil membuat kekuatan-kekuatan jahat takluk ketika mendengar mereka mewartakan nama Yesus. Bagi Yesus, jelas Bapanya sendiri bertindak. Ia merasakan kesatuan dirinya dengan Dia yang mengutusnya. Karena itulah upayanya berhasil. Mereka yang ikut serta memperoleh keberhasilan pula.

Ingin saya tambahkan satu hal. Keberhasilan jangan diukur semata-mata dari besarnya penerimaan orang lho! Ini bisa menjurus ke demam panggung. Luc juga tahu itu. Yesus menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilannya itu bergantung pada kesanggupannya dan kesanggupan para murid mewartakan kebaikan ilahi. Perkara diterima atau malah dicurigai itu bukan hal pokok. Para pendengar masih tetap memiliki kemerdekaan. Sisi ini tidak boleh diabaikan. Kalau mereka menjadi sedemikian terpesona dan tak bisa lain kecuali menerima begitu saja maka sulit dikatakan mereka merdeka. Cara seperti ini bukan cara Yesus, bukan juga cara Bapanya. Bukan cara para penerus karya Yesus. Itu cara kekuatan jahat yang biasa menyudutkan dengan macam-macam kebaikan yang mengikat. Bila begitu tak ada kemungkinan memilih, orang hanya akan tanda tangan dan habis perkara. Tapi batin mereka tidak diperkaya. Mereka malah jadi kerdil dan makin terbelenggu.

MEROMANTIKKAN "ORANG SEDERHANA"?

Kalian mungkin bertanya. Bukankah dalam ay. 25 Yesus bersyukur bahwa Bapanya menyembunyikan yang hendak disampaikannya terhadap pikiran orang-orang bijak dan orang pandai, tetapi Ia menyatakannya kepada orang kecil. Tapi jangan salah tangkap. Tak ada romantisme "orang kecil". Kita-kita ini sering mengidealkan orang sederhana, kaum kecil. Kita bilang kita mau omong kepada orang di jalanan. Kalau hanya ragam bicara, okay deh, tetapi tak usah kita terbuai retorika kita sendiri. Juga orang kecil jangan kita jadikan komoditi yang bisa diperdagangkan entah oleh Gereja entah oleh LSM entah oleh orang kecil sendiri. Nanti malah berakhir dengan memaksa-maksakan kebaikan kepada mereka dan tidak menjalankan hal yang diinginkan dia yang mengutus kita.

Yang dimaksud Yesus dengan orang bijak dan orang pandai di sini ialah orang yang merasa sudah tahu bahwa Allah bertindak begini dan bukan begitu. Tentu saja mereka itu tidak sebarangan. Memang mereka punya kitab-kitab keramat, dan tradisi. Tetapi mereka lama kelamaan membatasi ruang gerak Allah sendiri. Mereka sulit menerima bahwa Yang Mahakuasa itu dapat memakai cara-cara yang tidak biasa, yang belum jadi rutin. Dengan mengutus Yesus ia memakai cara yang tak lumrah. Yang Mahakuasa memusatkan diri pada manusia Yesus itu. Dia itu satu-satunya yang mendapat perkenan untuk menampilkan wajahNya kepada umat manusia. Karena itu Yesus dapat memanggil-Nya Bapa dan dapat mengajak kita berani ikut memanggilNya demikian. Jelas hanya Putra sajalah yang mengenal Bapa. Ini kesimpulan iman kami. Dan hanya orang-orang yang diajak dan mau menerima Putra dapat mengenali Bapa seperti Yesus sendiri. Itulah yang diungkapkan dalam ay. 26-27. Untuk menerima kenyataan iman ini, jalan orang bijak dan jalan orang pandai saja tak dapat menjamin. Memang mereka dapat sampai pada serangkai amatan mengenai kenyataan iman itu. Tapi belum berarti mereka hidup di dalamnya. Di sini perlu mereka menjadi orang kecil, menjadi orang yang mau menerima tanpa pamrih. Semacam komitmen dan keberanian melangkahi ambang. Sering sukar dijalani karena orang waswas, karena semua yang dipegang hingga kini tidak lagi kukuh. Yang menjamin ialah yang ada di seberang ambang itu, yang belum terpegang. Penyerahan, ya pasrah pada yang di sebelah sana, itulah sikap orang kecil. Mempertahankan pemikiran, mencari keamanan itu sikap orang bijak dan orang pandai yang tetap ada di sebelah sini. Mereka mandek di tengah jalan.

AJAKAN BAGI YANG PATAH SEMANGAT

Yesus sebetulnya tidak mengecam orang-orang yang dengan upaya sendiri mau mengerti siapa dia dan mau tahu apa hubungannya dengan Allah. Memang dikatakan sikap mau mengenalinya dengan upaya kebijaksanaan sendiri tidak membawa banyak hasil. Mereka nanti akan lelah. Bisa pula kecewa. Mereka akan kehilangan arah dan hilang semangat. Tetapi mereka tidak ditinggalkannya. Mereka telah melihat sejauh mana kebijaksanaan dan kepandaian mereka bisa menolong. Kini ditawarkannya satu hal yang dapat mengubah kehidupan mereka. Yang dapat membawa mereka ke tataran lain.

Bagi orang pada zaman itu jelas yang diarah ialah mereka yang dengan cermat dan saleh mengikuti perintah-perintah Taurat yang jumlahnya sampai 613 - enam ratus tigabelas! Perintah dan larangan ini bisa menjadi beban yang memberatkan dan tak menjamin kebahagiaan yang sejati dan belum tentu bisa menjadi ungkapan iman yang hidup. Nanti dalam Mat 23:4 Yesus memberi tahu orang banyak bahwa para ahli Taurat dan kaum Farisi memonopoli ajaran Musa dan memberatkan umat dengan perintah-perintah yang tidak mereka hayati sendiri. Tak mendatangkan hasil. Dan toh cara-cara itu dianggap cara beragama yang baik! Mereka menjadikan agama beban, bukan jalan memerdekakan batin agar dapat menerima kehadiran ilahi - dan menerima sesama seperti apa adanya.

Ada ajakan untuk ikut mengangkat beban yang dipanggul Yesus, ikut memikul yang dipikulnya. Menerima ajakan seperti ini melegakan. Kenapa? Bila mau pakai pikiran orang biasa, ya mestinya karena yang berat-berat sudah dipikulnya sendiri. Kita ini akan ikut memanggul beban bukan pertama-tama untuk ikut berkorban, ikut menderita, dst., melainkan sebagai tanda terima kasih bahwa dia sudah mau menjalankan tugas yang diberikan Bapanya itu. Kita sudah menikmati hasil jerih payahnya. Dan ungkapan terima kasih inilah yang mendasari keselamatan kita. Bukankah berterima kasih itu sama dengan mengakui kebaikan? Itulah yang dilakukan Yesus ketika ia bersyukur kepada Bapanya seperti terungkap pada awal bacaan hari ini. Orang yang mampu mengucap syukur akan menemukan jalan lapang. Mereka ini juga bisa mengajak orang lain maju terus. Itulah keleluasaan batin orang beriman.

Salam,
Matt

TAMBAHAN: Dengar-dengar Za 9:9-10 akan kalian bacakan juga dalam kesempatan kali ini. Petikan itu menyoroti satu sisi baru dari sang "raja" Mesias yang bakal dimuliakan di bukit Sion di Yerusalem. Dalam alam pikiran orang Yahudi dulu, juga pada zaman Yesus, tokoh Mesias turun temurun menjadi tumpuan harapan akan masa depan yang gemilang, yang jaya, yang adil dan makmur. Kalian tentu tahu bahwa harapan-harapan seperti ini terasa bila keadaan hidup di masyarakat sedang kurang baik. Keadilan serasa dilupakan para pemimpin. Kekerasan merajalela. Susahnya, tak begitu terlihat jalan ke perbaikan. Maka banyak orang mulai menginginkan dan mengangankan keadaan yang sempurna yang bakal datang yang dibawakan oleh seorang utusan resmi dari Yang Maha Kuasa sendiri. Cara ini juga dulu dipakai untuk memahami siapa Yesus tokoh yang semakin tenar di masyarakat dan memikat perhatian orang banyak.

Pada zaman kalian prinsipnya bisa jadi masih sama, cuma tentunya ujudnya agak lain. Gus barusan beritahu tentang keadaan di negeri kalian. Katanya ada pelbagai agama dan macam-macam aliran kepercayaan. Sebetulnya mirip zaman dulu juga. Dalam keadaan ini kerap kali agama berlomba-lomba cari pengaruh dengan macam-macam cara yang sering membuat orang rada kurang merasa enak. Kok gitu ya, batin orang. Memang umat agama juga masih tetap kumpulan manusia yang hidup dalam kaidah-kaidah hidup kemasyarakatan. Dalam hubungan ini bisa jadi agama jadi penghalal apa-apa saja yang melestarikan serta membesarkan kelompok sendiri.

Dalam petikan dari Zakharia itu disarankan agar orang tidak membiarkan diri dikuasai cara berpikir dan bertindak yang begitu. Nabi itu dengan berani mengatakan bahwa sang Terurapi yang betul-betul ini ialah tokoh yang "lemah lembut", dus tidak menakutkan dan tidak membuat orang mulai kehilangan kebebasan di hadapannya.. Ini gambaran yang berbeda dengan yang kerap ditawarkan pada zaman itu. Biasanya mereka berkampanye bagi Mesias yang hebat yang kuat, yang bakal menghantam mampus musuh. Dengan demikian barang siapa yang ikut dia akan dapat bagian dalam kebanggaan ini. Bukan itu, demikian Nabi Zakharia mau mengatakan. Mesias yang benar ialah yang membuat orang bisa bersimpati padanya dan di sinilah mulai ada rasa saling percaya, di sinilah mulai tumbuh iman dan kebenaran. Dan ini juga yang saya olah dalam pelbagai tulisan.


Salam dan berkat,

Matt

Sabtu, 02 Juli 2011 Pw. Hati Tersuci SP Maria.

Sabtu, 02 Juli 2011
Pw. Hati Tersuci SP Maria.

“Mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya” (Luk2:50-51)


Doa Renungan


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, kami bersyukur kepada-Mu atas Bunda Maria, Bunda Yesus Putra-Mu yang telah mengajari kami untuk melaksanakan kehendak-Mu dengan lembut dan rendah hati. Semoga keteguhan hatinya dalam memegang prinsip menguatkan kami dan kelembutan hatinya menyinari hati kami untuk dapat melayani kebutuhan sesama dengan murah hati, sehingga semakin banyak orang merasa gembira karena dihargai dan disapa sebagai pribadi.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Ini adalah sebuah kisah penipuan yang menyebabkan Yakub menerima berkat yang seharusnya untuk Esau. Yang ditakutkan Yakub, kalau penipuannya diketahui. Ketegangan semakin memuncak oleh pertanyaan-pertanyaan Ishak, "Siapakah engkau?", "Lekas juga engkau mendapatkannya, anakku!" Baru setelah Ishak akhirnya mencium bau anaknya, ia sadar akan tipuan itu. Tetapi pemberian berkat telah dilangsungkan dan tidak bisa dibatalkan lagi.


Pembacaan dari Kitab Kejadian (27:1-5.15-29)


"Yakub menipu saudaranya dan merampas berkat anak sulung."

Ketika Ishak sudah tua, matanya menjadi kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi. Pada suatu hari ia memanggil Esau, anak sulungnya, dan berkata kepadanya, "Anakku." Sahut Esau, "Ya, Bapa." Berkatalah Ishak, "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu kapan aku mati. Maka sekarang ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu. Pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang. Olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari. Sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati." Tetapi Ribka mendengarnya ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. Segera Esau pergi ke padang gurun memburu seekor binatang untuk dibawa kepada ayahnya. Sementara itu, Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau anak sulungnya, yang disimpannya di rumah. Disuruhnya Yakub, anak bungsunya, mengenakan pakaian itu. Kedua belah tangan Yakub serta lehernya yang licin lalu dibalut dengan kulit anak kambing yang telah ia sembelih. Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya kepada Yakub, anaknya. Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata, "Bapa!" Sahut ayahnya, "Ya anakku. Siapakah engkau?" Kata Yakub kepada ayahnya, "Akulah Esau, anak sulungmu. Aku telah melakukan, seperti yang Bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini. Lalu berkatilah aku." Lalu Ishak berkata kepada anaknya, "Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!" Jawab Yakub, "Karena Tuhan Allahmu membuat aku mencapai tujuanku." Lalu kata Ishak kepada Yakub, "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan." Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya merabanya serta berkata, "Kalau suaranya, suara Yakub; kalau tangannya, tangan Esau." Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya, "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya, Ya!" Lalu berkatalah Ishak, "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Maka didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya. Lalu Ishak makan; dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. Berkatalah Ishak kepadanya, "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku." Yakub lalu mendekat dan mencium ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinya dia, katanya, "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati Tuhan. Allah akan memberikan kepadamu embun dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu. Jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah dia; dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, sebab Ia baik.
Ayat. (Mzm 135:1-2.3-4.5-6)

1. Pujilah nama Tuhan, pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, hai orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan, di pelataran rumah Allah kita.
2. Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama-Nya itu indah. Sebab Tuhan telah memilih Yakub bagi-Nya, ia memilih Israel menjadi milik kesayangan-Nya.
3. Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar, bahwa Tuhan kita itu melebihi segala dewata. Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Para murid Yohanes Pembaptis menganggap praktik matiraga begitu penting, sehingga mereka mempertanyakan sikap para murid Yesus yang tidak berpuasa. Jawaban yang diberikan adalah bahwa pada zaman Yesus, pengantin laki-laki, bukanlah waktu yang tepat untuk berpuasa. Keradikalan sikap Yesus dan ketidaksesuaian antara ajaran-Nya dengan bentuk kesalehan lama dikemukakan melalui gambaran kain baru dan anggur lama.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-17)

"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?"

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan bertanya, "Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


"
Bah, berkali-kali masuk bengkel rekoleksi, bengkel retret, bengkel rohani, bengkel bacaan Kitab Suci tiap hari, namun sama saja tuh," sergah Daniel yang agak banci. Kebanciannya yang terlalu menonjol, membuat banyak orang selalu menertawakan Daniel dan lupa akan apa yang dikatakannya. "Karena itu, aku alergi dengan yang namanya rekoleksi-rekoleksian....", keluh Daniel.

Kitab Kejadian pada perikop tersebut menegaskan bahwa siapa yang mengutuk, ia akan dikutuk pula dan siapa yang memberkati, ia akan diberkati pula. Artinya, siapa yang menanam hal-hal yang baik, ia pun akan memanen hal-hal yang baik pula. Itulah harapan dari kita masing-masing yang mestinya kita tularkan kepada orang lain di sekitar kita.

Dalam hidup bersama orang lain kita tak luput dari kelemahan-kelemahan. Namun, bila kita punya niat-niat yang baik untuk mereparasi hati yang kotor, membersihkan 'oli kotor' dengan 'oli bersih' dalam kehidupan kita, kita pasti akan disayang Tuhan dan sesama. Bukti reparasi adalah kita ganti dengan doa bersama maupun pribadi. Tidak hanya itu, kita tingkatkan pula kepedulian kita terhadap orang lain di dekat kita, sesudahnya kita luaskan kepedulian kita kepada orang yang paling membutuhkan.

Pada peringatan Hati Tersuci Maria ini kita syukuri, bahwa Bunda Maria adalah Bunda yang sungguh-sungguh memperhatikan kita. Ia amat penuh perhatian kepada Yesus kecil yang hilang di Yerusalem, sehingga bersama Santo Yusuf ia berusaha mencari dan menemukan-Nya. Kita ini murid-murid dan pengikut Yesus. Sebelum menghembuskan napas terakhir-Nya, Yesus memasrahkan murid-murid-Nya pada Bunda-Nya: "Inilah ibumu!" (Yoh 19:27). Dalam konteks ini ia adalah Bunda bagi murid-murid Yesus, Bunda bagi Gereja. Seperti ia memperhatikan Yesus dengan penuh kasih, demikian juga Maria memperhatikan kita dan terus-menerus berdoa bagi kepentingan kita.

Perhatian Bunda Maria kepada Yesus tetap diberikan. Ia tidak sepenuhnya memahami misteri inkarnasi dalam diri Putranya. Kasihnya jauh lebih besar daripada kebutuhannya untuk mengetahui segala-galanya. Kendati Yesus dan perutusan-Nya tidak sepenuhnya ia pahami, "ibu-Nya menyimpan semua perkara itu dalam hatinya." (Luk 2:51). Semoga dengan teladan Bunda Maria ini, kita bisa mengedepankan semangat kasih, daripada memperhatikan perasaan dan kepentingan kita sendiri.

Tuhan, berkali-kali engkau mengingatkan aku lewat berbagai ajaran-Mu sehari-hari dalam Injil-Mu maupun lewat teladan hidup-Mu. Bantulah agar aku mampu berubah dan memulai hidup ini dengan sesuatu yang baru dan memulai untuk hidup suci di hadapan-Mu. Amin.

RUAH - Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 01 Juli 2011 Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus

Jumat, 01 Juli 2011
Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus
Jumat Pertama Dalam Bulan

Mereka yang murni hatinya adalah bait Roh Kudus (St. Lusia)


Antifon Pembuka

Hati Tuhan selalu memikirkan umat-Nya untuk melepaskan mereka dari maut dan menghidupi mereka dalam masa kelaparan.

Doa Renungan


Allah Bapa maha pengasih dan penyayang, kata-kata takkan mampu mengungkapkan betapa dalam dan luas cinta kasih-Mu terhadap kami, yang Kautampakkan dalam hati Putra-Mu terkasih. Ajarilah kami menyadari, bahwa barangsiapa menaruh cinta kasih harus memberikan dirinya dan bahwa cinta kasih-Mu harus menjadi inti hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Ulangan (7:6-11)

"Kamulah yang dipilih dan dikasihi Tuhan!"


Sekali peristiwa, di padang gurun seberang Yordan, Musa berkata kepada umat Israel, “Kamulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu; kamulah yang dipilih Tuhan, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. Bukan karena jumlahmu lebih besar dari bangsa mana pun, maka hati Tuhan terpikat olehmu dan memilih kamu, -sebab nyatanya kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa! -Tetapi karena Tuhan mengasihi kamu dan karena Ia memegang sumpah yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka Tuhan telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat, dan menebus kamu dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir. Sebab itu haruslah kamu ketahui, bahwa Tuhan, Allahmu itu, adalah Allah yang setia. Ia memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan. Tetapi terhadap setiap orang yang membenci Dia, Ia melakukan pembalasan dengan membinasakan orang itu. Ia tidak bertangguh terhadap orang yang membenci Dia. Ia langsung mengadakan pembalasan terhadap orang itu. Jadi berpeganglah pada perintah, yakni ketetapan dan peraturan yang pada hari ini kusampaikan kepadamu untuk dilakukan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS. No. 809
Ref. Berbelas kasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.6-7.8.10;R:17)

1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan menjalankan keadilan dan kasih bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
4. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:7-16)

"Allah mengasihi kamu."

Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allahlah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Beginilah kita ketahui bahwa kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita, yakni bahwa Ia telah mengaruniai kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Kami telah melihat dan bersaksi bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Penyelamat dunia. Barangsiapa mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS. No. 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:29ab, 2/4)
Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)

"Aku lemah lembut dan rendah hati."

Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Firman Tuhan hari ini mengundang kita untuk berani datang kepada Allah saat beban hidup menghimpit. Yesus berulang dan berkali-kali menyerukan kepada kita para pengikutnya untuk senantiasa datang menyerahkan beban salib kehidupan kita kepada Allah. Memang ketika kita percaya kepada Allah dan berserah kepada Allah bukan berarti kesulitan dan masalah kita selesai. Tuhan Allah bukan rumah penggadaian yang mengatasi masalah tanpa masalah. Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa kalau kita datang kepada-Nya, lalu seluruh masalah kita terselesaikan. Yang dijanjikan Tuhan adalah bahwa ia akan memberi kelegaan. Di saat kita berani bersimpuh di hadapan Tuhan, di saat beban menekan, kita akan tetap kuat untuk menahan beban. Di saat kita mempunyai iman, kita akan tetap berani menaruh harapan. Iman kepada Allah bukan menghilangkan beban kesulitan kita, melainkan memampukan kita untuk bertahan dalam kesulitan.

Injil hari ini mengingatkan kepada kita bahwa kita masing-masing harus memikul kuk (salib) kita. Kepada kita Tuhan memberikan salib untuk kita pikul sesuai dengan kemampuan dengan kemampuan kita untuk memanggulnya. Kita masing-masing memiliki salib yang harus kita pikul. Sering kita merasa berat untuk memikulnya, namun demikian Tuhan mengingatkan bahwa kita tidak pernah memanggul salib melebuhi kemampuan kita untuk menanggungnya. "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:34)

Setiap tahun Gereja merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus yang jatuh pada hari Jumat sesudah Hari Minggu, Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus karena Hati Yesus melambangkan kasih-Nya yang begitu besar bagi umat manusia. Pada tahun 1675, Yesus menampakkan diri kepada St. Maria Margareta Maria Alacoque dan menunjukkan Hati-Nya yang penuh belaskasihan itu berdarah. Yesus menyatakan kerinduan hati-Nya akan kasih umat-Nya dan menunjukkan Hati-Nya yang Mahakudus yang penuh cinta dan belaskasihan serta penyelamatan. Karena itu, Tuhan menetapkan hari Jumat setelah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus sebagai hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus dan meminta Margereta untuk menghormati Hati-Nya Yang Mahakudus dengan menerima komuni kudus setiap Jumat Pertama dalam bulan selama sembilan bulan berturut-turut.

Dengan menghormati Hati Yesus Yang Mahakudus, kita mendapatkan berkat dari hati ilahi-Nya, yaitu kita mendapatkan segala kebutuhan kita. Kebutuhan yang dipenuhi oleh Hati Yesus terutama adalah kedamaian hati. Kedamaian hati jauh lebih berharga daripada harta benda. Agar kedamaian hati kita dapat terpelihara, kita hendaknya berusaha menyangkal kehendak kita sendiri dan menggantikannya dengan kehendak Hati Yesus yang Mahakudus. Dengan mengikuti kehendak Hati Yesus yang Mahakudus, kehendak-Nya bagi kita dapat terlaksana sehingga Ia semakin dimuliakan dan kita bersukacita karena menjadi alat-Nya dan percaya sepenuhnya kepada-Nya.

Kita merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus karena Hati Yesus melambangkan kasih-Nya yang begitu besar bagi umat manusia. Dalam Injil kita melihat bagaimana kasih yang melimpah dari hati-Nya, baik dalam kisah-kisah mukjizat, pengampunan orang berdosa atau dalam belas kasihan-Nya kepada mereka yang menderita. Bahkan dalam peristiwa salib, Kristus mencurahkan kasih-Nya sehabis-habisnya bagi kita: lambung-Nya ditikam dengan tombak dan segera mengalirlah keluar darah dan air (Yoh 19:34). Para Bapa Gereja perdana secara nyata menyatakan hormat mereka akan makna Hati Yesus Yang Mahakudus. Devosi ini terus berkembang sepanjang abad pertengahan dan pada tahun 1353 Paus Inosensius VI menetapkan suatu Perayaan Misa khusus guna menghormati misteri Hati Yesus Yang Mahakudus.

katolik.webgaul.net

Kamis, 30 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XIII

Kamis, 30 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XIII

"Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: 'Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.'" (Mat 9:2)


Antifon Pembuka (Mzm 116:5.9)

Tuhan itu pengasih dan adil, Allah Maha Penyayang. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang hidup.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kedamaian, jangan hendaknya Engkau berpaling dari kami, manusia ciptaan-Mu ini, tetapi berilah kami pengharapan pada Yesus, Adam Baru, yang telah menunjukkan jalan menuju kedamaian-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Kisah ini cukup mencekam. Kita merasakan kesunyian saat ayah dan anak melangkah bersama. Kita tersenyum pada pertanyaan Ishak yang polos, dan terharu atas jawaban lembut Abraham sambil menghindar. Allah sendirilah yang akan menyediakan segalanya. Pusat kisah ini terletak pada iman Abraham. Iman itu terungkap lewat kesediaannya untuk mengurbankan anak perjanjian sesuai dengan perintah Allah.


Bacaan dari Kitab Kejadian (22:1-19)
 

"Korban Abraham leluhur kita."

Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Ia bersabda kepada Abraham, "Abraham." Abraham menyahut, "Ya Tuhan." Sabda Tuhan, "Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Abraham. Ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya. Ia membelah juga kayu untuk kurban bakaran itu. Lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangannya dan melihat tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya, "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini. Aku beserta anakku akan pergi ke sana. Kami akan sembahyang. Sesudah itu kami kembali kepadamu." Lalu Abraham mengambil kayu untuk kurban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya. Sedangkan ia sendiri membawa api dan pisau di tangannya. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada abraham, ayahnya, "Bapa!" Sahut Abraham, "Ya, anakku." Bertanyalah Ishak, "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?" Sahut Abraham, "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk kurban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama, dan sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mendirikan mezbah di situ dan menyusun kayu. Kemudian Ishak, anaknya, diikat dan diletakkannya di atas mezbah di atas kayu api itu. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, "Abraham, Abraham!" Sahut Abraham, "Ya Tuhan." Lalu Tuhan bersabda, "Jangan kaubunuh anak itu, dan jangan kau apa-apakan dia, sebab kini Aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Abraham lalu menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu 'Tuhan menyediakan'. Sebab itu sampai sekarang dikatakan orang, 'Di atas gunung Tuhan menyediakan.' Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya, "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri - demikianlah sabda Tuhan - Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Dan keturunanmu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah semua bangsa di bumi mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku." Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba. Dan Abraham tinggal di Bersyeba. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 115:1-2.3-4.5-6.8-9)
1. Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya.
2. Tali-tali maut telah melilit aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku menyerukan nama Tuhan. "Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!"
3. Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita maha penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya.
4. Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut; Engkau telah meluputkan mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2 Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita. Alleluya

Iman para pengantar si lumpuh dipuji oleh Yesus. Kelumpuhan disembuhkan dan dosanya diampuni berkat iman mereka. Orang banyak yang menyaksikan peristiwa itu hanya bisa memuliakan Allah. Allah telah menunjukkan karya dan kuasa-Nya dalam diri Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:1-8)

"Mereka memuliakan Allah karena telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia."

Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Percayalah, anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Maka berkatalah beberapa ahli Taurat dalam hatinya, "Ia menghojat Allah!" Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, 'Dosamu sudah diampuni' atau mengatakan, 'Bangunlah dan berjalanlah'? Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa," lalu berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itu pun bangun, lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberi kuasa demikian besar kepada manusia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Apakah Abraham begitu saja menerima permintaan Allah untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal, Ishak, sebagai persembahan kurban bakaran bagi-Nya? Di balik kisah itu, pastilah sudah terjadi ”pergumulan batin” luar biasa yang dialami Abraham. Pergumulan batin itu mungkin dapat disusun begini, ”Mengapa Allah meminta Abraham untuk mengurbankan Ishak, anak semata wayangnya yang dikurbankan, sementara Allah memilihnya untuk menjadi Bapa para bangsa dan memberikan keturunannya sebanyak bintang di langit? Padahal, Abraham sendiri pastilah punya domba jantan untuk dikurbankan sebagai persembahan bagi Allah.”

Ketaatan Abraham kepada Allah sungguh luar biasa! Kehendaknya bergesekan dengan kehendak bebas Allah. Namun, ia memilih taat kepada Allah, meskipun dengan risiko kehilangan anak satu-satunya yang kelak menjadi ahli warisnya. Keberanian untuk tidak menggenggam erat ”kehendaknya sendiri”, itulah yang membuat Allah pun akhirnya menghentikan tindakan Abraham untuk membunuh Ishak, anaknya, sebagai kurban bagi-Nya. Dari peristiwa itulah, Abraham semakin mengenal, siapakah Allah yang ia imani.

Yesus tidak pernah berhenti memperkenalkan siapakah Allah yang ditaati-Nya, sampai Dia pun tidak mundur, kalaupun pengampunan dosa yang diberikan-Nya kepada orang lumpuh justru dikecam oleh orang Farisi sebagai ”hujatan kepada Allah”! Pantang mundurnya Yesus rasanya memberikan keyakinan, ”Janganlah takut dalam situasi apa pun untuk mewartakan kebenaran siapakah Allah yang kita imani.”

Bapa, curahkanlah Roh-Mu agar dalam situasi apa pun aku pantang mundur untuk memperkenalkan Engkau dalam kata dan tindakan kasihku. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 29 Juni 2011 Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul

Rabu, 29 Juni 2011
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul


Putra Allah harus menderita bagi kita sebagai silih atas dosa, dan sebagai teladan akan bagaimana kita harus bertindak (St. Tomas Aquinas)

Antifon Pembuka

Waktu hidup di dunia mereka menanamkan Gereja dengan menumpahkan darah-Nya. Piala Tuhan diminumnya dan mereka menjadi sahabat Allah.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahakuasa dan kekal, Putra-Mu telah berjanji selalu menyertai Gereja-Nya sampai akhir zaman. Semoga Ia selalu menyertai kami. Semoga pengenalan akan Engkau membuat kami semakin mencintai Engkau dan pengenalan diri membuat aku semakin terbuka terhadap sesama.
Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan bertakhta bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11)

"Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."


Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus untuk membangunkannya. Kata malaikat itu, “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, “Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Petrus pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar, dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi; sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, “Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarkan dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya!
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!


Pembacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:6-8.17-18)

"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."

Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkaulah Petrus, dan di atas wadas ini akan Kudirikan jemaat-Ku, dan kerajaan maut tidak akan mengalahkannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)

"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”

Renungan
RASUL PETRUS DAN PAULUS: PEWARTA YESUS SANG MESIAS

Saudara-saudari yang terkasih,

Hari ini Gereja
merayakan rasul Petrus dan Paulus, dua tokoh besar dan saksi Tuhan Yesus yang telah bangkit. Hidup dan pewartaan mereka membuahkan pondasi yang sangat kokoh bagi umat beriman sehingga terciptalah kerukunan dan persatuan. Meskipun mereka mengalami banyak penderitaan dan ditinggalkan oleh sahabat-sahabat, iman kepercayaan mereka kepada Yesus, Sang Mesias tidak pernah luntur dan tidak goyah. Santo Petrus wafat sebagai martir dengan disalibkan kepala di bawah di bukit Vatikan sekitar tahun 67. Rasul Paulus wafat sekitar tahun 67 pada masa penganiayaan yang dasyat terhadap umat Kristen dalam masa pemerintahan Kaisar Nero. Mereka kokoh dan setia dalam iman karena kepercayaan mereka kepada Yesus, Sang Mesias, Anak Allah yang hidup! (lih. Matius 16:16).

Perikopa yang menjadi permenungan kita adalah Injil Matius 16:13-19, “Pengakuan Petrus”. Pengakuan iman Petrus terjadi dalam sebuah percakapan Tuhan Yesus dengan para murid di Kaisarea Filipi, Palestina Utara. Tuhan Yesus bertanya mengenai pandangan banyak orang mengenai jati diri-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu? (ayat 13). Para murid menyebutkan pengenalan masyarakat pada waktu itu : Herodes Antipas mengira bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang hidup kembali, kembalinya Elia yang diharapkan untuk mengiringi kedatangan Kerajaan Allah, dan Yeremia. Pertanyaan Tuhan Yesus beralih dari “menurut kata orang” kepada “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? (ayat 15), Tuhan Yesus mengharapkan jawaban yang sangat personal. Menanggapi pertanyaan Tuhan Yesus, Petrus sebagai juru bicara kelompok menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!” (ayat 16). Pengakuan Petrus akan Yesus sebagai Mesias mencerminkan pengharapan para rasul bahwa Yesus akan membebaskan Israel dari para musuh dan mendirikan Kerajaan Allah di dunia.

Ungkapan Anak Allah yang hidup membenarkan dan mengatasi semua implikasi yang ada dalam sebutan “Mesias” (Mesias adalah kata Ibrani yang berarti “yang diurapi”; terjemahan Yunaninya adalah Christos). Pengakuan Petrus adalah pewahyuan dari Allah dan menjanjikan Petrus menjadi “batu karang” yang di atasnya jemaat Kristen akan didirikan sesudah wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Tidak ada kekuatan yang melawan Allah yang dapat menghancurkan jemaat itu.

Petrus adalah Paus yang pertama, seorang nelayan dari Galilea. Setelah Tuhan Yesus wafat dan bangkit, Petrus tinggal di Roma. Roma adalah pusat seluruh kerajaan Romawi, di kota ini Petrus mempertobatkan banyak orang. Ketika penganiayaan yang kejam terhadap orang-orang Kristen dimulai, Petrus tetap setia mendampingi dan akhirnya wafat di Roma. Paulus adalah rasul besar yang dulunya menganiaya umat Kristen, dan bertobat. Dalam mewartakan Tuhan Yesus yang bangkit, Paulus mengalami pelbagai macam tantangan dan bahaya. Paulus didera, dilempari batu, kapalnya karam, tersesat di laut, dan kerap kali mengalami kelaparan, haus, dan kedinginan. Namun Paulus tetap teguh percaya kepada Tuhan Yesus.

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan,

Iman kita berdasarkan iman para rasul. Semoga pengenalan kita yang akrab dan dalam dengan Tuhan Yesus yang bangkit, menjadikan iman kita kokoh “seperti batu karang” dan melalui diri kita, Kristus semakin dikenal oleh banyak orang.

Salam dan berkat,


Pastor L. Setyo Antoro SCJ.

Selasa, 28 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XIII

Selasa, 28 Juni 2011
Peringatan Wajib St. Ireneus, Uskup-Martir (M).

"Yesus berkata kepada mereka: 'Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya? Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali." (Mat 8:26)

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, Engkau selalu membangkitkan daya hidup baru pada umat-Mu. Engkau telah memulihkan martabat kami dan mengangkat kami menjadi putra dan putri-Mu. Berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, dan menghimpun orang-orang menjadi satu umat, di mana harapan akan kedamaian takkan pernah memudar dan sabda-Mu menjadi daya kekuatan untuk membahagiakan dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (19:15-29)

"Tuhan menurunkan hujan belerang dan api ke atas Sodom dan Gomora."

Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap." Kata Lot kepada mereka: "Janganlah kiranya demikian, tuanku. Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara." Sahut malaikat itu kepadanya: "Baiklah, dalam hal inipun permintaanmu akan kuterima dengan baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan. Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar. Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar. Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah. Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu, dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan. Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, mataku tertuju kepada kasih setia-Mu.
Ayat. (Mzm 26:2-3.9-10.11-12)

1. Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
2. Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang berdosa, atau memotong hidupku bersama-sama penumpah darah, yang pada tangannya melekat perbuatan mesum, dan tangan kanannya menerima suapan.
3. Tetapi aku ini hidup dalam ketulusan; bebaskanlah aku dan kasihanilah aku. Kakiku berdiri di tanah yang rata; aku mau memuji Tuhan dalam jemaat

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku mengharapkan sabda-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:23-27)

"Yesus bangun, menghardik angin dan danau, maka danau menjadi teduh sekali."

Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Istri Lot yang menoleh ke belakang dan menjadi tugu garam saat diminta lari sebenarnya tanda bahwa ”betapa istri Lot itu masih meragukan keselamatan masa depan yang diwartakan malaikat Tuhan agar mereka bebas dari hukuman Allah terhadap Sodom dan Gomora”. Kesulitan orang untuk melihat keselamatan dalam pengharapan kepada Allah sebenarnya berakar pada rasa enggannya untuk meninggalkan masa lalu. Gaya berpikir demikianlah yang juga dirombak dalam diri para murid, saat mereka ketakutan ketika angin ribut menggoncangkan perahu mereka, padahal Yesus bersama mereka. Para murid belum sungguh mengenal siapakah Yesus yang naik dalam satu perahu yang sama. Yesus memperkenalkan diri-Nya dengan menghardik angin ribut sehingga redalah laut itu.

Kerinduan kita untuk selalu kembali ke masa lalu akan menghambat proses pertumbuhan iman kita. Padahal, Allah tidak memperhitungkan masa lalu kita, tetapi Dia selalu merentangkan tangan-Nya untuk memeluk kita agar kita lari dan mempercayakan hidup sepenuhnya kepada-Nya. Itulah Allah yang berharap akan pertumbuhan iman kita. Bagaimanakah kita percaya akan harapan Allah itu kalau kita sendiri masih lebih suka percaya kepada dunia yang berkata, ”Engkau orang dewasa kalau engkau mampu mandiri dalam segalanya, apalagi berprestasi, populer, dan punya kuasa”. Sementara suara Allah, ”Engkau dewasa kalau hidupmu bersandar pada-Ku, yang menyertaimu!”

Bapa di surga, bukalah hati dan budiku untuk selalu menyadari kehadiran-Mu dan mengandalkan Engkau dalam hidupku. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 27 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XIII

Senin, 27 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XIII

Kalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya (Yak 1:26)


Antifon Pembuka

Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya (Mzm 103:8)

Doa Pagi

Terpujilah Engkau ya Tuhan, atas hari baru ini. Bantulah saya dengan kelimpahan rahmat-Mu ya Yesus Tuhan, agar saya semakin rela dan tulus serta siap sedia menjalankan tugas-tugas yang dipercayakan kepada saya dan tidak hanya mencari keuntungan diri sendiri. Amin.


Sejak Allah memberitahukan keputusan-Nya kepada Abraham, hatinya turut serta dalam kerahiman Allah bagi umat-Nya. Karena itu, dalam kepercayaan teguh ia berani memohon kerahiman dan keselamatan bagi Israel, umat-Nya; dan ternyata, orang-orang benar itu amat berjasa bagi keselamatan banyak orang. Dengan hidup benar, hidup kita punya dampak positif bagi orang lain.


Pembacaan dari Kitab Kejadian (18:16-33)

"Apakah engkau akan membinasakan orang saleh bersama dengan orang jahat?"


Setelah Abraham diberi janji oleh Tuhan, maka berangkatlah ketiga tamunya. Mereka mengarahkan pandangannya ke Sodom, dan Abraham mengantarkan mereka. Berpikirlah Tuhan, “Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang akan Kulakukan ini? Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? Sebab Aku telah memilih dia, supaya ia memerintahkan kepada anak-anak dan keturunannya, agar tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan agar Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.” Maka bersabdalah Tuhan, “Sesungguhnya, banyaklah keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora, dan sesungguhnya sangat beratlah dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.” Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan Tuhan. Abraham datang mendekat dan berkata, “Apakah Engkau akan membinasakan orang benar bersama dengan orang jahat? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan membinasakan tempat itu? Tidakkah Engkau mengampuninya demi kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? Jauhlah kiranya daripada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama dengan orang jahat, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang jahat! Jauhkanlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Tuhan bersabda, “Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu demi mereka.” Abraham menyahut, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benaritu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?” Tuhan bersabda, “Aku takkan memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana.” Lagi Abraham melanjutkan perkataannya, “Sekiranya empat puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian demi yang empat puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata sekali lagi, Sekiranya tiga puluh yang didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian jika Kudapati tiga puluh di sana.” Kata Abraham lagi, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh yang didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan memusnahkannya demi yang dua puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi ini saja. Sekiranya sepuluh yang didapati di sana?” Jawab Tuhan, “Aku takkan memusnahkannya demi yang sepuluh itu.” Lalu pergilah Tuhan, setelah Ia selesai bersabda kepada Abraham. Dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.

Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8-9.10-11)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
4. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikian besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takut akan Dia!


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan. Alleluya.


Betapa penting dan seriusnya menjadi murid Yesus. Sebab itu, jika Yesus berkata, “Ikutlah Aku” maka undangan itu mesti ditanggapi dengan serius. Apakah selama ini kita telah serius menjadi murid Yesus? Ia memanggil karena Dia sendiri yang menghendaki.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:18-22)

"Ikutilah Aku."

Pada suatu hari banyak orang mengerumuni Yesus. Melihat hal itu Yesus menyuruh bertolak ke seberang. Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya, “Guru, aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya berkata kepada-Nya, “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku, dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Mengikuti dan meneladan Yesus tidaklah semudah kita ucapkan dan pikirkan. Perlu banyak pengorbanan yang harus kita lakukan. Kita perlu sikap yang benar-benar lepas bebas dari segala sesuatu. Artinya kita berani melepaskan diri dari ikatan yang membelenggu, seperti kelekatan akan dosa dan kecenderungan yang buruk. Kita sering enggan untuk melepaskan belenggu-belenggu dalam diri kita, karena kita merasa nyaman dan menginginkannya. Beranikah kita mengikuti Yesus dan melepaskan belenggu-belenggu yang mengikat kita?

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau adalah kekuatanku dalam menghadapi tantangan dan risiko atas tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadaku. Tanpa Engkau, aku tidak akan mampu menanggungnya. Bahkan tak mampu berbuat apa-apa. Terima kasih atas rahmat-Mu hari ini. Amin.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy