| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 03 Agustus 2011 Hari Biasa Pekan XVIII

Rabu, 03 Agustus 2011
Hari Biasa Pekan XVIII

Ya Tuhanku, lebih baiklah aku mati mencintai-Mu daripada hidup barang sejenak tanpa mengasihi-Mu (St. Yoh. Maria Vianney)

Doa Pagi

Tuhan, singkirkanlah segala bentuk hambatan yang menghalangi segala kegiatan kami hari ini, terutama dalam berbuat baik kepada sesama. Semoga pekerjaan kami hari ini menjadi berkat bagi sesama. Amin.

Antifon Pembuka (Mzm 106:4)

Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan hati-Mu. Perhatikanlah aku demi keselamatan karya tangan-Mu.


Bila orang kurang percaya, maka penyerahan diri kepada Allah juga tidak pernah akan sampai pada kepenuhannya. Kenyataan seperti inilah yang patut terus disadari oleh semua orang beriman, kapan dan di mana pun. Perjuangan memang menakutkan, terutama perjuangan iman.


Pembacaan dari Kitab Bilangan (13:1-2.25;14:1.26-29.34-35)

"Israel mengolah tanah yang diidamkan."


Ketika bangsa Israel dalam perjalanannya sampai di gurun Paran, bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel. Dari setiap suku hendaknya kauutus seorang dari antara pemimpin mereka.” Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah para pengintai itu, setelah menjelajahi seluruh negeri itu. Mereka langsung menghadap Musa dan Harun serta segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka melapor kepada keduanya dan kepada segenap umat dan memperlihatkan hasil negeri itu. Mereka berceritera, “Kami sudah masuk ke negeri Kanaan yang harus kami selidiki itu. Memang benar negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya saja bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu serta sangat besar. Juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, sedangkan orang Kanaan diam di sepanjang laut dan sepanjang Sungai Yordan.” Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa. Ia berkata, “Biar! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab pasti kita akan mengalahkannya.” Tetapi para pengintai lainnya membantah, “Tidak! Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita.” Mereka juga menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka itu, katanya, “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai itu memakan penduduknya dan semua orang yang kami lihat di sana tinggi perawakannya. Kami lihat juga di sana raksasa-raksasa, orang Enak, keturunan para raksasa, sehingga kami sendiri merasa seperti belalang saja di hadapan mereka, dan mereka pun menganggap kami demikian.” Lalu segenap umat itu berteriak-teriak dan menangis semalam-malaman. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun, “Masih berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut terhadap-Ku? Segala gerutu orang Israel telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka, ‘Demi Aku yang hidup’, demikianlah sabda Tuhan, ‘Aku akan memperlakukan kalian sesuai dengan dengan kata-katamu sendiri. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berserakan, yakni semua orang di antaramu yang sudah terdaftar, semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kalian telah bersungut-sungut terhadap-Ku. Sungguh, kalian tidak akan masuk ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan akan Kuberikan kepadamu, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! Kalian telah mengintai negeri itu selama empat puluh hari. Sesuai dengan jumlah itu, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kalian harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kalian tahu bagaimana rasanya, jika Aku berbalik dari padamu. Aku, Tuhan, yang berkata demikian. Sesungguhnya, Aku akan melakukan semuanya itu terhadap segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Daku. Di padang gurun ini mereka akan habis, dan di sinilah mereka akan mati.”

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106:6-7a.13-14.21-22.23)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
2. Tetapi segera mereka melupakan karya-karya-Nya, dan tidak peduli akan nasihat-Nya; Mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
4. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16b)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.


Allah adalah Tuhan semua orang. Oleh karena itu, pelayanan Yesus adalah pelayanan lintas batas. Dengan sikap Yesus ini, orang beriman dapat belajar bahwa pelayanan kasih tidak mengenal suku, bangsa dan kelompok. Iman yang benar melampaui segala batas.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)

"Hai ibu, sungguh besar imanmu!"


Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab. Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah wanita itu pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.” Jawab Yesus, “Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang.” Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, “Tuhan, tolonglah aku!” Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata wanita itu lagi, “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Mengapa Yesus keras menguji iman wanita Kanaan yang minta tolong kepada-Nya? Kita tidak dapat membayangkan andai wanita itu berhenti meneruskan permohonannya. Tapi, yang pasti dalam cerita itu ia tidak menyerah. Ia makin rendah hati dan makin dalam imannya. Tuhan menarik makin kuat dalam Diri-Nya, setiap orang yang mulai berani melangkah dalam iman.

Doa Malam

Ya Tuhan, sudilah menolong kami, bila kami sudah tidak dapat lagi melihat jalan keluar karena kesulitan yang kami hadapi. Semoga Engkau pun memberikan kekuatan baru setelah kami melepaskan segala kelelahan kami hari ini, lewat istirahat malam ini. Amin.


RUAH

Selasa, 02 Agustus 2011 Hari Biasa Pekan XVIII

Selasa, 02 Agustus 2011
Hari Biasa Pekan XVIII


"Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi" (Mat 15:12)


Doa Renungan


Allah Bapa di surga, firman-Mu mengundang kami untuk bertobat, menata diri, meningkatkan kualitas komitmen kami sebagai murid-Mu. Bukalah telinga kami agar dapat mendengarkan undangan lembut sabda-Mu. Ingatkanlah selalu, agar kami tdak melulu mengejar dan menumpuk harta duniawi yang bisa menjauhkan kami dari kasih-Mu. Sebaliknya, terangilah kami dengan roh kebijaksanaan agar semakin mampu mencecap kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.


Pembacaan dari Kitab Bilangan (12: 1-13)

"Musa itu seorang nabi yang lain daripada yang lain, Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap dia?"

Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN. Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga. Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka keduanya. Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?" Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta! Lalu kata Harun kepada Musa: "Ah tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam kebodohan kami. Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan ibunya sudah setengah busuk dagingnya." Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kau lah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51: 3-4, 5-6a, 6bc-7,12-13, R: 3a )
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa
3. Dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
4. Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja Israel.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:1-2, 10-14)

"Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut sampai akar-akarnya."

Sekali peristiwa, datanglah kepada Yesus beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem. Mereka berkata, "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan." Yesus lalu memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, "Dengarlah dan camkanlah, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." Maka datanglah para murid dan bertanya kepada Yesus, "Tahukah Engkau bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang Farisi?" Tetapi Yesus menjawab, "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut sampai akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka itu orang buta yang menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lubang."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Kekudusan Musa ditunjukkan oleh Tuhan sendiri dengan hal yang ajaib. Perasaan syak wasangka dari Harun dan Miryam didengarkan Tuhan sehingga Tuhan memberikan bukti ke-Allahan-Nya dengan memilih Musa sebagai Nabi yang istimewa. Bahkan Nabi Musa dijuluki nabi yang sanggup meruntuhkan hati Tuhan ketika akan menjatuhkan hukuman kepada bangsa Israel karena kegigihan permohonan Musa. Hal yang sangat istimewa dan menunjukkan kedekatan seorang utusan dengan Dia yang mengutus.

Kekudusan macam apa yang kita miliki sebagai orang-orang yang diutus Tuhan sebagai pemuka jemaat, mulai dari pengurus Dewan Paroki, para Prodiakon atau Pelayan Pembagi Komuni atau Asisten Imam para Katekis dan setiap orang yang telah dibaptis. Kesadaran bahwa baptisan mengangkat kita semua sebagai anak-anak Allah tentulah menjadi hal yang istimewa mengenai kedudukan kita. Bahkan ungkapan bahwa manusia diciptakan se-CITRA dengan Allah semestinya membawa konsekuensi dari kedudukan istimewa kita. Bagaimana dimaknai panggilan istimewa ini?

Kualitas pribadi yang diisi dengan kedewasaan pribadi dan kematangan hidup menjadi salah satu tanda kesungguhan sebagai anak Allah yang dipadu dengan ungkapan cnta kepada Tuhan dengan segenap hati sebagaimana mengasihi sesama seperti diri sendiri. Kualitas kepribadian handal seperti ini yang akan membawa kita kepada kekudusan sebagaimana diupayakan dan nyata dalam diri Nabi Musa. Semoga panggilan dasar ini menjadi upaya dan perjuangan mengisi kualitas pribadi Katolik yang andal dan militan.

Tuhan Yesus, terangilah kegelapan hati kami dan bebaskanlah kami dari segalanya yang memisahkan kami dari diri-Mu. Amin.

FX Sukendar, Pr - Inspriasi Batin 2011

Senin, 1 Agustus 2011 Peringatan Wajib St. Alfonsus Liguori Uskup dan Pujangga Gereja

Senin, 1 Agustus 2011
Peringatan Wajib St. Alfonsus Liguori
Uskup dan Pujangga Gereja

Dalam kitab-kitab kita mencari Tuhan, dalam doa kita menemukan-Nya. Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan. (Padre Pio)

Doa Pagi

Ya Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur atas hari yang baru ini di awal bulan baru ini. Kami mohon, bantulah kami dan banyak orang lain agar memiliki semangat untuk berbagi dengan sesama di sekitar kami yang masih hidup dalam kekurangan, seperti dihayati oleh St. Alfonsus Maria de Liguori. Amin.

Antifon Pembuka

Tuhan bersabda, “Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku.”

Manusia tidak pernah puas. Melalui kisah Kitab Bilangan ini, orang beriman diajak untuk merenungkan kecenderungan ini, terutama di hadapan Allah. Kalau orang tidak pernah merasa puas di hadirat Allah, kita akan menjadi orang yang tidak bisa sungguh bersyukur.

Pembacaan dari Kitab Bilangan (11:4b-15)

"Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas bangsa ini."

Sekali peristiwa, dalam perjalanannya melintasi gurun pasir, orang-orang Israel berkata, “Siapa yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat akan ikan yang kita makan di Mesir tanpa bayar, akan mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tiada sesuatu pun yang kita lihat kecuali manna.” Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Orang-orang Israel berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dengan lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa penganan yang digoreng. Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ. Musa mendengar keluh kesah bangsa itu, sebab orang-orang dari setiap keluarga menangis di depan pintu kemahnya. Maka bangkitlah murka Tuhan dengan sangat, dan hal itu dinilai jahat oleh Musa. Maka Musa berkata kepada Tuhan, “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk, dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu? Mengapa Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung atau melahirkan bangsa ini? Mengapa Engkau berkata kepadaku, ‘Pangkulah dia seperti seorang inang memangku anak yang sedang menyusu? Bimbinglah dia ke tanah yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyangnya!’ Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dan berkata, ‘Berilah kami daging untuk dimakan.’ Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja; jika aku mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu janganlah kiranya aku mengalami malapetaka!”

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat. (Mzm 81:12-13.14-15.16-17; Ul: 2a)

1. Umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
2. Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.
3. Orang-orang yang membenci Tuhan akan tunduk kepada-Nya, dan itulah nasib mereka untuk selama-lamanya. Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya.


Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.


Peristiwa penggandaan roti dalam kisah ini mau mengundang para murid dan setiap orang beriman untuk berbagi rasa dan kehidupan bersama orang banyak. Bila orang berani membagi kehidupannya, maka ia juga akan menemukan kehidupan yang berlimpah.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)

"Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat; dibagi-bagi-Nya roti itu, dan diberikan-Nya kepada para murid. Lalu para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak."

Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat, dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasih kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam para murid Yesus datang kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya dapat membeli makanan di desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja memberi makan mereka.” Jawab mereka, “Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan.” Yesus berkata, “Bawalah ke mari.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu Ia mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikan-Nya kepada para murid. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan sampai dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak.

Renungan


“Kalian saja memberi mereka makan.” Kita bertanggung jawab atas serba kekurangan dan kelaparan yang terjadi. Namun, acap kita merasa kecil dan takut untuk melakukan sesuatu. Kita menunggu dan terus bermimpi tentang kehidupan yang lebih adil dan merata. Yesus mengatakan, “Bawalah roti dan ikanmu ke mari!”

Doa Malam

Syukur bagi kemuliaan-Mu, ya Tuhan, atas rejeki yang boleh kami terima pada hari ini. Penuhilah kami dengan kemurahan hati-Mu sendiri agar kami juga murah hati terhadap sesama. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 01-07 Agustus 2011

UJUD-UJUD KERASULAN DOA BULAN AGUSTUS

Ujud Umum:
Semoga Perayaan Hari Orang Muda Sedunia di Madrid (Spanyol) semakin menguatkan orang muda Kristiani untuk berakar dan bertumbuh dalam Kristus.

Ujud Misi:
Semoga Kaum Kristiani di Barat semakin terbuka terhadap Roh Kudus dan menemukan kembali kesegaran dan gairah baru atas iman mereka.

Ujud Gereja Indonesia: Semoga putra-putri Ibu Pertiwi semakin merdeka dari segala bentuk penjajahan dewasa ini sehingga semakin merdeka pula untuk hidup lebih manusiawi dan bermartabat.

Bacaan Harian 01-07 Agustus 2011


Senin, 01 Agustus : Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup-Pujangga Gereja (P).
Bil 11:4b-15; Mzm 81:12-17; Mat 14:13-21.

Melihat Yesus berjalan di atas air, Petrus pun meminta kepada Yesus supaya Ia dapat juga berjalan di atas air menghampiri Yesus. Yesus pun menjawab: ”Datanglah!” Dan Petrus pun melaklukannya. Namun saat angin bertiup, ia pun takut dan mulai tenggelam. Begitulah, jika kita terlalu terpusat pada tiupan angin, kita pun akan takut dan dapat membuat kita ditelan gelombang kehidupan. Yakinlah bahwa Yesus memiliki kuasa mengatasi semua kuasa dunia. Yang dibutuhkan adalah mata yang tertuju kepada Yesus dan bukan kepada tiupan angin.

Selasa, 02 Agustus: Hari Biasa Pekan XVIII (H).
Bil 12:1-13; Mzm 51:3-7.12-13; Mat 15:1-2.10-14.

Berhati-hatilah terhadap ajaran-ajaran yang tidak berasal dari Bapa, karena Yesus mengatakan semua itu akan dicabut dengan akar-akarnya. Yesus mengibaratkannya sebagai orang buta yang menuntun orang buta dan pasti keduanya jatuh ke dalam lobang. Ajaran dari Bapa pasti berirama kasih, karena bapa adalah kasih.

Rabu, 03 Agustus: Hari Biasa Pekan XVIII (H).
Bil 13:1-2a.25 – 14:1.26-29; Mzm 106:6.7a.13-14.21-23; Mat 15:21-28
.
Iman perempuan Kanaan yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus dan dengan sabar serta rendah hati tetap berharap kepada-Nya, meskipun awal mulanya tampak ditolak oleh Yesus, telah menggerakkan hati Yesus untuk mengabulkan permintaan perempuuan tersebut. Berharap dan mengandalkan Yesus memang perlu sikap sabar dan rendah hati.

Kamis, 04 Agustus: Peringatan Wajib St. Yohanes Maria Vianney, Imam (P).
Bil 20:1-13; Mzm 95:1-2.6-9; Mat 16:13-23.

Yesus bertanya kepada para murid: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Dengan lantang Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Terhadap jawaban Petrus itu, Yesus pun memuji, namun melarang murid-murid memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias. Yesus melakukan itu karena Ia tahu persis bahwa konsep Mesias para murid adalah Mesias yang mendatangkan kesejahteraan duniawi. Dan itu tidak sejalan dengan Yesus Sang Mesias, sebab Yesus akan mengalami penderitaan dan wafat di salib. Melalui jalan itulah Sang Mesias akan bangkit dan menunjukkan kemuliaan-Nya. Ia bukan menjanjikan kesejahteraan duniawi, tapi keselamatan seluruh hidup kita.

Jumat, 05 Agustus: Jumat Pertama (P)
Ul 4:32-40; Mzm 77:12-16.21; Mat 16:24-28.

Mengikuti Yesus tidak boleh setengah-setengah. Menjadi pengikut Yesus berarti kita diajak untuk mengikut jalan hidup-Nya. Kalau kita merelakan dan menyerahkan hidup kita hanya pada jalan Yesus, kita akan mendapatkan hidup dari Yesus sendiri: hidup yang berkelimpahan.

Sabtu, 06 Agustus: Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya (P).
Dan 7:9-10.13-14 atau 2Ptr 1:16-19; Mzm 97:1-2.5-6.9; Mat 17:1-9.

Kebahagiaan para murid saat melihat kemuliaan Yesus mendorong mereka untuk mendirikan kemah di atas bukit itu. Tetapi Yesus tidak mengikuti keinginan mereka, karena mereka harus turun gunung membawa rahmat itu bagi orang-orang lain. Ketika kita mengalami kebahagiaan, ingatlah bahwa ada orang lain yang membutuhkan juga kebahagiaan itu.

Minggu, 07 Agustus: Hari Minggu Biasa XIX (H).
1Raj 19:9a.11-13a; Mzm 85:9ab-10.13-14; Rm 9:1-5; Mat 14:22-33.

Ketika kita mengalami badai dalam mengarungi kehidupan, Yesus tidak tinggal diam. Dengan kuasa mengatasi alam semesta, Ia menghampiri kita dan mengulurkan tangan-Nya. Sayangnya, seringkali kita lebih terfokus pada persoalan kita, sehingga tidak mengenali kehadiran-Nya.

Minggu, 31 Juli 2011 Hari Minggu Biasa XVIII

Renungan

Saudara-saudari seperjalanan iman,

Permenungan kita dalam Minggu Biasa XVIII adalah Injil Matius 14:13-21. Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang. Kita, para murid-Nya, diundang untuk menjadi partner. Menjadi sahabat, pribadi yang turut ambil bagian dalam perutusan-Nya. Menjadi pribadi yang bisa merasakan apa yang Ia rasakan, menjadi pribadi yang melakukan apa yang Ia lakukan. Hidup Tuhan Yesus adalah hidup kita. Menjadi partner Tuhan Yesus berarti menjalin komunikasi, percakapan dengan Dia setiap saat. Ambil bagian dalam membagi roti.

Tuhan Yesus menegaskan perutusan-Nya dengan mencari tempat yang sunyi. ”Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi” (ayat 13a). Konteks dari ayat ini adalah Herodes yang memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Dalam kesunyian, Tuhan Yesus menghadapi diri sendiri yang sesungguhnya. Diri yang datang untuk melayani orang banyak yang menaruh kepercayaan kepada-Nya. Diri yang menjadi manna bagi banyak orang. Proses menjadi partner Tuhan Yesus adalah proses kesunyian. Proses dimana kita menegaskan bahwa kita akan mengikuti Dia kemana Ia pergi. Dia akan mengantarkan kita untuk mencapai tujuan hidup.

”Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak” (ayat 19). Ambil bagian dalam perutusan Tuhan Yesus berarti memaknai hidup sebagai peristiwa syukur. Menemukan kekuatan hidup dalam Dia, saat mengalami letih-lesu mendapatkan penyegaran dari-Nya. Menjadi partner berarti ikut membagi ”makanan”. Ikut bertanggungjawab untuk situasi umat saat ini, menjadi pribadi yang kreatif. Tidak menyerah pada keadaan. Menyertai Tuhan Yesus dalam menjalankan pelayanan serta memungkinkan pelayanan itu terlaksana. Tuhan Yesus adalah tumpuan hidup. Tuhan Yesus adalah penopang hidup.

”Sometimes we don’t have the energy to fulfill our mission. Let us plug into the source of our strength”

Salam dan berkat.
Pastor L. Setyo Antoro, SCJ

Minggu, 31 Juli 2011 Hari Minggu Biasa XVIII

Minggu, 31 Juli 2011
Hari Minggu Biasa XVIII

"Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku. Dengarkanlah aku, maka kamu akan hidup. Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud." (Yes 55:1-3)

Antifon Pembuka (Mzm 69:2.6)

Ya Allah, bebaskanlah aku, Tuhan, bergegaslah menolong aku. Engkaulah penolong dan pembebasku, ya Tuhan, janganlah berlambat.

Doa Renungan


Allah Bapa Mahapengasih dan Penyayang, dampingilah kami, para hamba-Mu, dan limpahkanlah kemurahan hati-Mu kepada kami. Perbaharui dan peliharalah rahmat-Mu dalam diri kami, yang membanggakan Dikau sebagai pencipta dan pembimbing kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.


Pembacaan dari Kitab Yesaya (55:1-3)

"Terimalah dan makanlah!"

Beginilah firman Tuhan, "Hai kamu semua yang haus, marilah dan minumlah! Darn kamu yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli, dan makanlah; minumlah anggur dan susu tanpa bayar. Mengapa kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti? Dan memberi upah jerih payahmu kau belanjakan untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarlah AKu, maka akamu akan mendapat makanan yang baik, dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu, dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh, yang Kujanjikan kepada Daud."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 145:8-9.15-16.17-18; Ul: lih 16)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Mata sekalian orang menanti-nantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya; pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:35.37-39)

"Tidak ada suatu makhluk pun dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam diri Kristus."

Saudara-saudara, siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan? Penganiayaan? Kelaparan? Ketelanjangan? Bahaya? Atau pedang? Dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, baik maut maupun hidup, malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang atau kuasa-kuasa, baik yang di atas maupun yang di bawah, atau sesuatu makhluk lain mana pun tidak akan memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)

"Mereka semuanya makan sampai kenyang."

Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya, dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada Yesus dan berkata, "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Tidak perlu mereka pergi! Kamu harus memberi mereka makan." Jawab mereka, "Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan." Yesus berkata, "Bawalah ke mari!" Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikannya kepada murid-murid-Nya. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan, ada dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak-anak.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


BEKAL YANG TAK BAKAL HABIS


Peristiwa memberi makan lima ribu orang dalam Injil Minggu Biasa XVIII A (Mat 14:13-21), menurut ayat 13, terjadi setelah berita mengenai dibunuhnya Yohanes sampai kepada Yesus. Ia berperahu menyingkir ke sebuah tempat terpencil. Orang banyak mengikutinya lewat jalan darat. Ketika berlabuh kembali, didapatinya orang banyak sudah menunggu. Tergeraklah hatinya. Dikerjakannya banyak penyembuhan. Ketika malam hampir tiba, murid-muridnya usul agar orang-orang itu disuruh pergi mencari makan di perkampungan sekitar. Tetapi Yesus malah menyuruh murid-murid memberi mereka makan walau hanya tersedia lima roti dan dua ikan. Apa yang terjadi? Setelah mengucapkan doa syukur, Yesus membagi-bagi roti dan memberikannya kepada para murid agar diteruskan kepada orang banyak. Sisa roti terkumpul sebanyak 12 bakul penuh, padahal ada lima ribu orang lelaki tak terhitung perempuan dan anak-anak. Apa makna peristiwa ini?

MENYINGKIR KE DALAM KESUNYIAN

Matius sengaja menghubungkan menyingkirnya Yesus ke sebuah tempat sepi dengan berita kematian Yohanes Pembaptis. Markus dan Lukas menceritakan dua kejadian ini secara berurutan tanpa menyarankan hubungannya. Meski tidak jelas-jelas dikatakan, boleh diduga Matius mengajak pembaca menyadari bahwa mulai saat itu selesailah sudah masa Yohanes Pembaptis, tokoh besar yang mengantar masuk Yesus ke dalam kehidupan umat. Kini perhatian utama hendaknya dipusatkan pada Yesus. Ikutilah dia ke mana saja ia pergi. Dialah yang sekarang mengantar perjalanan umat.

Dapat dicatat dua hal lain. Pertama, dalam menyepi Yesus menghadapi dirinya sendiri yang sesungguhnya. Ketika dicobai di padang gurun ia menemukan diri sebagai abdi Yang Mahakuasa sendiri. Kini ia menyepi dan mendapati diri sebagai yang datang untuk melayani orang banyak yang sedemikian menaruh kepercayaan dan harapan kepadanya. Ia merasa bertanggungjawab akan kesejahteraan mereka. Kedua, orang banyak terlihat semakin membutuhkannya. Mereka mengikutinya. Seperti umat Tuhan yang dulu mengikutiNya di padang gurun dan hidup dari manna, makanan yang turun dari langit hari demi hari dari Dia sendiri. Yesus kini tampil sebagai manna bagi umat yang baru.

PELBAGAI KISAH MEMBERI MAKAN ORANG BANYAK


Ada tiga kelompok kisah Yesus memberi makan orang banyak menurut jumlah orang dan sisanya: lima ribu orang dengan sisa 12 bakul, Mrk 6:30-44 // Mat 14:13-21 // Luk 9:10-17; orang banyak tanpa perincian tapi sisanya juga 12 bakul, Yoh 6:1-15; dan empat ribu orang dengan sisa 7 bakul, Mrk 8:1-10 // Mat 15:32-39 (tanpa paralel dalam Injil Lukas).

Kisah-kisah itu tumbuh dalam pelbagai kalangan Gereja Awal sebelum Injil-Injil sendiri ditulis. Kisah-kisah itu berkembang di dalam pengajaran dan katekese mengenai ekaristi, yakni perayaan syukuran memperingati kurban penebusan oleh Yesus. Peristiwa memberi makan lima ribu orang tumbuh di antara pengikut Yesus dari kalangan Yahudi sebagaimana dapat diduga antara lain dari ungkapan 12 bakul, angka lambang suku-suku Israel. Yang menyangkut empat ribu orang hidup di lingkungan orang bukan asal Yahudi, seperti kentara dari sisanya yang 7 bakul. Kedua-duanya diolah Markus dan hasilnya dipakai dalam Injil Matius. Lukas hanya menggunakan bahan yang pertama. Mengapa justru dia yang lebih bergerak di kalangan bukan Yahudi tidak merekam dari lingkungan yang bukan Yahudi? Boleh jadi karena perkembangan ekaristi di kalangan bukan Yahudi digarap Lukas secara khusus dalam Kisah Para Rasul. Oleh karena itu ia merasa tidak perlu menyertakan kisah yang kedua tadi dalam Injilnya. Bagaimana dengan Yohanes? Ia memakai tradisi yang menggarisbawahi sisanya yang 12 bakul. Juga ada kesan Yohanes hendak meyakinkan pembaca bahwa ia mengalami sendiri peristiwa itu sebagai salah satu dari Yang Duabelas. Ia bahkan mengingat nama murid yang berbicara dengan Yesus, yakni Filipus dan Andreas dan beberapa seluk beluk khas yang hanya bisa diberikan oleh saksi mata. Pengisahan Yohanes mengajak pembaca semakin mempercayai kebenaran peristiwa itu.

BERKAITAN DENGAN EKARISTI


Kisah pemberian makan orang banyak itu tumbuh dari pendalaman iman serta katekese bagi umat pada umumnya. Mereka diajak mendalami makna perayaan syukuran atas penebusan - yakni ekaristi - sebagai sisi yang amat penting dalam hidup mengikuti Yesus. Dia yang mereka cari sehari-hari itu memberi kekuatan hidup yang melimpah. Mereka yang letih dan lesu akan mendapat penyegaran darinya, seperti umat Tuhan yang dulu berkelana di gurun.

Bagi para pemimpin? Tentunya mereka juga ikut berbagi makanan. Namun secara khusus mereka diminta agar ikut bertanggungjawab bagi keadaan umat yang mereka layani. Yesus menyuruh mereka memberi makan orang banyak. Para pemimpin diharapkan kreatif dan tidak menyerah pada keadaan. Mereka hendaknya menyertai Yesus dalam menjalankan pelayanannya dan memungkinkannya terlaksana.

Begitulah tampak kaitan kisah pemberian makanan ini dengan perayaan ekaristi yang sudah hidup di kalangan umat muda waktu itu. Tumpuannya satu dan sama, yakni Yesus sendiri. Dialah penopang hidup yang datang dari atas sana. Hari demi hari ia menunjang para pengikutnya. Dan bukan ini saja, ia semakin mendekatkan kernyataan Kerajaan Surga kepada manusia Ia membawa orang agar dekat pada hadirat Yang Mahakuasa yang ingin mengubah jagat ini menjadi kawasan damai, bebas dari ketakutan. Juga dalam konteks kejadian-kejadian mengerikan di pelbagai tempat akhir-akhir ini, warta Kerajaan Surga tetap bisa menumbuhkan sikap percaya.

Apa arti sisa yang sedemikian banyak itu? Bagi siapa saja yang mau datang, baik dari kalangan umat dulu atau umat yang baru, roti - makanan - tetap tersedia. Namun mengapa semua ini disebutkan? Tentunya bukan sekadar menunjukkan bahwa sisanya melimpah dan cukup bagi siapa saja. Ada saran halus bagi mereka yang telah memperolehnya agar juga membawakan bagi mereka yang belum ikut menikmati, baik yang berasal dari umat Tuhan dulu maupun orang-orang yang belum mendengar tentang kebaikanNya. Diajarkan oleh Gereja Awal, kekuatan rohani ekaristi yang mereka rayakan itu juga bisa disampaikan kepada semakin banyak orang, lewat mereka yang telah memperolehnya.

MAKANAN HARI DEMI HARI?


Dipakai kata "roti" untuk menyebut ujud kelihatan dari ekaristi, kerap dalam hubungan dengan "anggur". Sering dijelaskan bahwa bagi orang yang hidup di dunia Alkitab dulu atau dalam kebudayaan sana, roti dan anggur ialah makanan dan minuman sehari-hari. Seperti nasi dan teh bagi orang sini. Masuk akal, tapi tidak seluruhnya tepat. Malah keterangan itu tidak mengajarkan yang penting. Roti dan anggur yang dipakai dalam ekaristi Gereja Awal terasa sama "tak biasa"-nya juga bagi mereka kendati kata "roti" bagi mereka merujuk pada makanan sehari-hari.. Persembahan yang dibawa ke dalam perayaan menjadi hal yang tidak biasa lagi. Bentuknya, apalagi peran-perannya, sudah berubah. Maka di kemudian hari untuk "roti" dipakai kata Latin "hostia" yang artinya bahan yang dipersembahkan sebagai kurban. Bukan lagi roti yang dimakan untuk pada waktu bersantap, juga anggur bukan lagi yang biasa diteguk selama makan. Perjamuan malam terakhir Yesus bersama murid-muridnya kiranya juga bukan resepsi perpisahan dengan makan malam, melainkan doa bersama yang dilakukan dengan khidmat. Ekaristi dengan roti dan anggur itu ibadat yang dirayakan untuk memperingati dia yang telah wafat untuk menebus kemanusiaan dan telah bangkit - telah berhasil. Oleh karenanya ikut dalam ibadat ini membuat orang berbagi pengampunan dosa.

Sisi yang "luar biasa" itu selayaknya diakui sepenuhnya. Yang luar biasa itu kini justru menjadi makanan dan minuman. Kita diajak masuk ke dalam hidup yang bukan sehari-hari dan memperoleh bekal kekuatan rohaninya bagi hidup di dunia nyata ini. Karena itu liturgi ekaristi dapat menghadirkan yang keramat di dalam yang sehari-hari.

Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang ini mengisahkan kejadian yang tidak biasa. Namun ketakwajaran ini disampaikan untuk membuat orang semakin memahami ekaristi yang biasa mereka lakukan. Jelas bukan kisah untuk membangkitkan rasa ingin melihat mukjizat yang ada di sana Pembaca diminta menengok kehidupan mereka sebagai pengikut Yesus - yang waktu itu sudah lazim menjalankan ekaristi - dengan bantuan kisah Yesus memberi makan orang banyak ini. Dan mereka akan semakin menemukan yang luar biasa, yakni hadirnya yang ilahi di tengah-tengah umat Kehadiran yang dapat mengisi ruang batin ini akan menjadi sumber kekuatan yang dapat diteruskan kepada siapa saja dan tak bakal habis.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 30 Juli 2011 Hari Biasa Pekan XVII

Sabtu, 30 Juli 2011
Hari Biasa Pekan XVII

YOHANES, HERODES, HERODIAS

”Sebab memang, Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, Isteri Filipus, saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya: ”Tidak halal engkau mengambil Herodias.”
(Mat 14 : 3 - 4.)

Doa Renungan

Tuhan Yesus, Engkau telah memanggil kami dari kegelapan menuju terang-Mu yang mengagumkan. Biarlah terang-Mu bersinar lebih cerah dalam diri kami, mengusir segala kegelapan dan memancarkan kebaikan kepada orang-orang.
Bimbinglah dengan demikian semua orang untuk hidup yang benar. Sebab Engkaulah, Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Imamat (25:1.8-17)

"Dalam tahun suci, semua hendaknya pulang ke tanah miliknya."

Tuhan bersabda kepada Musa di Gunung Sinai, "Engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun. Jadi tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Lalu engkau harus membunyikan sangkakala di mana-mana dalam bulan ke tujuh, pada tanggal sepuluh. Pada hari raya Pendamaian kalian harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kalian harus menguduskan tahun yang kelima puluh dan memaklumkan kebebasan bagi segenap penduduk negeri. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu. Janganlah kalian menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kalian tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kalian petik buahnya. Karena tahun itu tahun Yobel, maka haruslah menjadi kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kalian makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu semua harus pulang ke tanah miliknya. Apabila kalian menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kalian merugikan satu sama lain. Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel. Dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen. Makin besar jumlah tahun itu makin besarlah pembeliannya, makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu. Janganlah kalian merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takwa kepada Allahmu. Akulah Tuhan, Allahmu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.7-8)

1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita memberkati kita. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:1-12)

"Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus."

Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, "Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, "Tidak halal engkau mengambil Herodias!" Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, "Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes tidak takut menegur raja Herodes yang mengambil Herodias, isteri Filipus. "Tidak halal engkau mengembnil Herodias." Bagi Yohanes kebenaran dan kebaikan harus disuarakan. Ia prihatin, karena begitu banyak penyimpangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Keadilan dilanggar, rumah tangga orang dirusak, orang kecil ditindas, kekayaan bangsa disalah gunakan dan keuntungan diperoleh dengan cara yang tidak halal: mencuri, korupsi, menipu dan membodohi. Untuk itu, sudah saatnya semangat Yohanes Pembaptis dihidupkan kembali, untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Untuk membuka aib serta kebusukan yang ada. Beranikah kita meneladani Yohanes Pembaptis di jaman ini? Yang tidak jauh berbeda dengan jaman Yohanes Pembaptis, menghadapi kehidupan di kalangan istana Herodes. Begitu pula dalam kehidupan orang-orang yang suka korupsi, berjudi, main perempunan, mabok-mabokan dan minum miras. Beranikah kita mengingatkan mereka, bahwa hidup bukan untuk berfoya-foya?

Saudara-saudari terkasih.
Menjaga penampilan, atau jaga image, atau "jaim". Menjaga nama baik, menjaga wibawa. Awalnya, Herodes begitu terpesona oleh puteri Herodias yang bisa menari dengan amat baik. Ia lalu bersumpah untuk memberikan apa saja yang diminta puteri- nya itu. Ternyata puteri itu meminta kepala Yohanes Pembaptis. Dengan kata lain Yohanes harus dibunuh. Namun, karena sudah terlanjur bersumpah di depan para tamunya, Herodes tega memerintahkan memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Jaga image, sesungguhnya bukanlah sesuatu yang salah atau jelek atau pun jahat. Tetapi "jaim" menjadi jelek atau salah atau jahat; apabila dengan jaim itu kita mengorbankan orang lain. Bila jaim itu demi nama baik kita, tetapi dengan cara menjatuhkan orang lain, menjelek-jelekkan orang lain, menipu dan membohongi orang lain. Tentu itu tidak baik, tidak benar!

Saudara-saudari terkasih.
Dalam retret atau dalam latihan rohani, kita disarankan tidak membuat keputusan yang penting mengenai hidup kita. Saat diliputi kegembiraan yang memuncak, perasaan yang luar biasa, itu pasti akan sangat mempengaruhi pikiran kita. Pengalaman Herodes dapat menjadi contoh bagi kita. Sebenarnya, puteri Herodias itu telah menari apa? Sehingga membuat Herodes lupa diri? Bahkan sampai berani bersumpah akan memberikan apa saja yang dimintanya. Pada saat seperti itu, tidak jarang orang membuat kesalahan fatal, yang menghancurkan hidupnya. Pengalaman Herodes ini, dapat menjadi contoh bagi kita. Di sisi lain Herodes memang sedang jatuh cinta kepada Herodias, perempuan cantik isteri Filipus, saudaranya. Sehingga Herodes ingin memberikan apa pun yang bisa menyenangkan hati Herodias. Herodes ingin agar kemesraan yang ada antara Herodes dan Herodias janganlah berlalu. Maka ia ingin mempertahankan "kemesraan" itu dengan mengikat Herodias dalam gelora asmara yang tinggi. Bukankah kita pun sering mengalami seperti itu, dan melakukan kesala- han yang sama?

Saudara-saudari terkasih.
Sebagai manusia biasa, yang mempunyai nafsu serta selera, kita pun tidak jarang juga berada dalam situasi seperti Herodes. Sebagai suami isteri, sebagai orangtua, sering kita terbawa dalam situasi serta kondisi memuncak oleh peristiwa yang kita alami. Bisa saja itu oleh kemesraan kita sebagai suami isteri, sehingga kita merasa terbang tinggi, menikmati cinta. Bahkan tidak jarang terjadi pula, pada muda-mudi, lupa dan keterusan dalam bercinta, lupa bahwa belum boleh melakukan hubungan badan. Kita berjanji dan bersumpah, kita membual bahwa kita akan segera menikah. Begitu pula sebagai orangtua, ayah atau ibu kita berjanji, akan memberikan apa saja kepada anak kita, karena telah berhasil, telah melakukan yang kita perintahkan. Begitu seterusnya, bahwa sesungguhnya dalam luapan kegembiraan yang luar biasa, orang lupa akan dirinya, akan janji dan sumpahnya yang sebetulnya tidak mungkin dia lakukan. Karena janji dan sumpahnya diucapkan dalam keadaan mabuk asmara dan situasi hati yang tidak seimbang.

REFLEKSI:
Akankah kita biarkan keadilan dan kebenaran diputarbalikkan demi pribadi dan kelompok tertentu?

MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus, sucikanlah pikiran, perkataan dan perasaan kami; agar jangan sampai menjadi sumber kesalahan dan kekeliruan dalam hidup kami. Semoga kata-kata serta keputusan-keputusan kami tidak membawa bencana dan penderitaan bagi sesama kami, ya Yesus... Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu yang Kudus, Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.

LUMEN NO : 6933

Renungan Lumen 2000

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy