Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Rabu, 17 Agustus 2011 Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
Rabu, 17 Agustus 2011
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
Bagi kita hari Sabat yang sejati ialah Pribadi Penebus kita, Tuhan Yesus Kristus. (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)
Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Para pemimpin hendaknya menjadi tanda kehadiran Allah yang mengasihi dan menyelamatkan. Para pejabat harus memperhatikan orang-orang yang dipimpinnya seperti Allah yang memelihara setiap ciptaan-Nya.
Pembacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)
1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
Orang beriman diundang untuk menghargai setiap orang yang dipilih Allah untuk memimpin mereka. Orang yang merdeka hatinya selalu terdorong untuk berbuat baik, bahkan dia berani mengalahkan kejahatan dengan kebaikan hatinya.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.
Penghayatan hidup kita sebagai orang beriman kadang bertentangan dengan hukum dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Maka, kita harus pandai-pandai menyikapinya. Allah pun tetap menjadi prioritas hidup kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Doa Malam
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
Bagi kita hari Sabat yang sejati ialah Pribadi Penebus kita, Tuhan Yesus Kristus. (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)
Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Para pemimpin hendaknya menjadi tanda kehadiran Allah yang mengasihi dan menyelamatkan. Para pejabat harus memperhatikan orang-orang yang dipimpinnya seperti Allah yang memelihara setiap ciptaan-Nya.
Pembacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)
1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
Orang beriman diundang untuk menghargai setiap orang yang dipilih Allah untuk memimpin mereka. Orang yang merdeka hatinya selalu terdorong untuk berbuat baik, bahkan dia berani mengalahkan kejahatan dengan kebaikan hatinya.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.
Penghayatan hidup kita sebagai orang beriman kadang bertentangan dengan hukum dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Maka, kita harus pandai-pandai menyikapinya. Allah pun tetap menjadi prioritas hidup kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kemerdekaan hidup bagi orang beriman kita temukan dalam Kristus. Dalam Yesus kita menghayati nilai-nilai sejati yang ditanamkan Tuhan dalam hati kita. Bersama Dia kita bercermin arti kejujuran, tidak mencari muka dan bertanggung jawab atas kebaikan bersama. Mari kita yakin dan bersyukur bahwa masih banyak orang baik dan merdeka di negeri kita.
Doa Malam
Ya Allah, ampunilah kami yang sering bertindak kurang adil kepada-Mu dan kepada sesama, yang mengakibatkan mereka tidak bisa menikmati hak atas hidup dan kemerdekaan sejati sebagai anak-anak bangsa. Tumbuhkanlah kesadaran kepada kami akan pentingnya memberikan apa yang menjadi hak sesama dalam hidup ini. Amin.
RUAH
Selasa, 16 Agustus 2011 Hari Biasa Pekan XX
Selasa, 16 Agustus 2011
Hari Biasa Pekan XX
"Tuhan akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan." (Mzm 85:13-14)
Doa Renungan
Allah Bapa yang Mahapengasih, hidup kami hanya bergantung kepada-Mu. Kami percaya bahwa di hadapan-Mu tidak ada yang mustahil. Ya Bapa, kerinduan kami adalah berada selalu di dekat-Mu. Bantulah kami agar selalu memikirkan-Mu. Tariklah kami untuk selalu melakukan apa yang suci agar kami kelak boleh tinggal bersama-Mu dalam kehidupan kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim (6:11- 24a)
Pada zaman para hakim datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel ? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku. Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu membawa persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu." Firman-Nya: "Aku akan tinggal, sampai engkau kembali." Masuklah Gideon ke dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan roti yang tidak beragi dari seefa tepung; ditaruhnya daging itu ke dalam bakul dan kuahnya ke dalam periuk, dibawanya itu kepada-Nya ke bawah pohon tarbantin, lalu disuguhkannya. Berfirmanlah Malaikat Allah kepadanya: "Ambillah daging dan roti yang tidak beragi itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan curahkan kuahnya." Maka diperbuatnya demikian. Dan Malaikat TUHAN mengulurkan tongkat yang ada di tangan-Nya; dengan ujungnya disinggung-Nya daging dan roti itu; maka timbullah api dari batu itu dan memakan habis daging dan roti itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari pandangannya. Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya: "Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka." Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati." Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan menjanjikan keselamatan kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm. 85: 9,10-12,13-14 R: 9)
1. Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?
2. Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit.
3. Bahkan Tuhan akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:23-30)
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Ada saja berita penipuan mengenai penggandaan uang. Orang pintar ini atau dukun itu sanggup menggandakan uang milik korban. Si korban disuruh menyerahkan uang lima juta rupiah, dan si dukun sanggup menggandakannya menjadi lima kali lipat, alias menjadi 25 juta rupiah. Lalu si korban harus menjalani ritual itu. Patgulipat! Ternyata, si dukun menipu, bukannya si korban memperoleh 25 juta rupiah tetapi malah kehilangan seluruh uangnya.
Janji untuk memperoleh secara berlipat-lipat, bahkan seratus kali lipat, memang juga dikatakan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Akan tetapi, Yesus tidak menipu. Ia tidak berbicara mengenai patgulipat harta benda atau harta milik kita. Yesus memberikan janji untuk setiap murid-Nya yang berani meninggalkan rumahnya, saudara-saudarinya, segala miliknya, demi mengikuti Yesus dan demi nama-Nya! Itu justru jalan salib dan penderitaan. Sebab mengikuti Yesus justru berarti rela kehilangan segala sesuatu dan membiarkan Tuhan Yesus menjadi satu-satunya harta hidupnya. Nah, dalam arti inilah, para murid akan menerima seratus kali lipat. Itu bukan pertama-tama harta duniawi melainkan harta yang paling berharga dari hidup manusia, yakni bersatu dengan Allah, Sang Sumber Hidup, dan memperoleh hidup kekal.
Bersatu dengan Tuhan sebenarnya merupakan kepenuhan dari janji Yesus itu. Dan itu juga telah kita terima dalam kehidupan sekarang ini. Apalagi di saat Perayaan Ekaristi, kita mengalami kesatuan dengan Tuhan Yesus sendiri. Bukankah apabila kita telah bersatu dengan Tuhan, sudah cukup rahmat karunia itu? Yang lain-lain akan ditambahkan dan dilengkapi oleh Tuhan. Bukankah pengalaman kita sehari-hari seperti itu? Di saat kita sungguh mengalami kesatuan dengan Tuhan, kita bukan hanya merasa damai dan tenang, tetapi segalanya terasa menjadi ringan dan dapat ditanggung?
Tuhan Yesus, Engkau meninggalkan kemuliaan surga dan datang menjumpai aku di dunia ini karena ingin berbagi kasih dan kemuliaa-Mu. Ajari aku untuk berani menjawab tantangan-Mu itu. Amin.
Hari Biasa Pekan XX
"Tuhan akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan." (Mzm 85:13-14)
Doa Renungan
Allah Bapa yang Mahapengasih, hidup kami hanya bergantung kepada-Mu. Kami percaya bahwa di hadapan-Mu tidak ada yang mustahil. Ya Bapa, kerinduan kami adalah berada selalu di dekat-Mu. Bantulah kami agar selalu memikirkan-Mu. Tariklah kami untuk selalu melakukan apa yang suci agar kami kelak boleh tinggal bersama-Mu dalam kehidupan kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim (6:11- 24a)
"Gideon, engkau akan menyelelamatkan Israel . Ketahuilah, Akulah yang mengutus engkau."
Pada zaman para hakim datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel ? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku. Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu membawa persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu." Firman-Nya: "Aku akan tinggal, sampai engkau kembali." Masuklah Gideon ke dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan roti yang tidak beragi dari seefa tepung; ditaruhnya daging itu ke dalam bakul dan kuahnya ke dalam periuk, dibawanya itu kepada-Nya ke bawah pohon tarbantin, lalu disuguhkannya. Berfirmanlah Malaikat Allah kepadanya: "Ambillah daging dan roti yang tidak beragi itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan curahkan kuahnya." Maka diperbuatnya demikian. Dan Malaikat TUHAN mengulurkan tongkat yang ada di tangan-Nya; dengan ujungnya disinggung-Nya daging dan roti itu; maka timbullah api dari batu itu dan memakan habis daging dan roti itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari pandangannya. Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya: "Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka." Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati." Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan menjanjikan keselamatan kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm. 85: 9,10-12,13-14 R: 9)
1. Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?
2. Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit.
3. Bahkan Tuhan akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:23-30)
"Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum, daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Ada saja berita penipuan mengenai penggandaan uang. Orang pintar ini atau dukun itu sanggup menggandakan uang milik korban. Si korban disuruh menyerahkan uang lima juta rupiah, dan si dukun sanggup menggandakannya menjadi lima kali lipat, alias menjadi 25 juta rupiah. Lalu si korban harus menjalani ritual itu. Patgulipat! Ternyata, si dukun menipu, bukannya si korban memperoleh 25 juta rupiah tetapi malah kehilangan seluruh uangnya.
Janji untuk memperoleh secara berlipat-lipat, bahkan seratus kali lipat, memang juga dikatakan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Akan tetapi, Yesus tidak menipu. Ia tidak berbicara mengenai patgulipat harta benda atau harta milik kita. Yesus memberikan janji untuk setiap murid-Nya yang berani meninggalkan rumahnya, saudara-saudarinya, segala miliknya, demi mengikuti Yesus dan demi nama-Nya! Itu justru jalan salib dan penderitaan. Sebab mengikuti Yesus justru berarti rela kehilangan segala sesuatu dan membiarkan Tuhan Yesus menjadi satu-satunya harta hidupnya. Nah, dalam arti inilah, para murid akan menerima seratus kali lipat. Itu bukan pertama-tama harta duniawi melainkan harta yang paling berharga dari hidup manusia, yakni bersatu dengan Allah, Sang Sumber Hidup, dan memperoleh hidup kekal.
Bersatu dengan Tuhan sebenarnya merupakan kepenuhan dari janji Yesus itu. Dan itu juga telah kita terima dalam kehidupan sekarang ini. Apalagi di saat Perayaan Ekaristi, kita mengalami kesatuan dengan Tuhan Yesus sendiri. Bukankah apabila kita telah bersatu dengan Tuhan, sudah cukup rahmat karunia itu? Yang lain-lain akan ditambahkan dan dilengkapi oleh Tuhan. Bukankah pengalaman kita sehari-hari seperti itu? Di saat kita sungguh mengalami kesatuan dengan Tuhan, kita bukan hanya merasa damai dan tenang, tetapi segalanya terasa menjadi ringan dan dapat ditanggung?
Tuhan Yesus, Engkau meninggalkan kemuliaan surga dan datang menjumpai aku di dunia ini karena ingin berbagi kasih dan kemuliaa-Mu. Ajari aku untuk berani menjawab tantangan-Mu itu. Amin.
E. Martasudjita, Pr -- Inspirasi Batin 2011
Bacaan Harian 15 - 21 Agustus 2011
Bacaan Harian 15 - 21 Agustus 2011
Senin, 15 Agustus 2011 : Hari Biasa Pekan XX (H)
Hak. 2:11-19; Mzm. 106:34-35,36-37,39-40,43ab,44; Mat. 19:16-22
Mengikuti jalan Yesus tidaklah cukup hanya dengan menaati segala perintah dan hukum Allah secara lahiriah. Diperlukan sikap yang lepas bebas terhadap segala keterikatan lain dan menyerahkan serta menggantungkan hidup hanya pada Allah.
Selasa, 16 Agustus 2011 : Hari Biasa Pekan XX (H)
Hak. 6:11-24a; Mzm. 85:9,11-12,13-14; Mat. 19:23-30
Hanya orang yang memanfaatkan kekayaan untuk membangun kebaikan akan menemukan kehidupan yang sesungguhnya. Orang seperti itu mampu menguasai kekayaannya, bukan dikuasai oleh apa yang dimilikinya.
Rabu, 17 Agustus 2011 : HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (P)
Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac,3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21
Orang beriman tidak perlu ragu untuk menjalankan kewajibannya sebagai warga negara yang baik kepada pemerintah. Namun, dia juga tidak boleh bimbang untuk menomorsatukan iman dan pengabdiannya kepada Allah. Karena hanya Dialah yang menjadi jaminan hidupnya.
Kamis, 18 Agustus 2011 : Hari Biasa Pekan XX (H)
Hak. 11:24-39a; Mzm. 40:5,7-8a,8b-9,10; Mat. 22:1-14
Undangan telah dibagikan oleh Allah untuk semua orang. Tetapi maukah kita datang menghadiri pesta-Nya dengan hati dan diri yang siap berpesta? Atau jangan-jangan kita memenuhi undangan-Nya dengan setengah hati?
Jumat, 19 Agustus 2011 : Hari Biasa Pekan XX (H)
Rut. 1:1,3-6,14b-16,22; Mzm. 146:5-6,7,8-9a,9bc-10; Mat. 22:34-40
Ada banyak hukum yang baik di dunia ini, namun hanya ada satu dasar bagi semua hukum yang baik itu, yaitu cinta kasih. Cinta kasih itulah yang menggerakkan semuanya dan menjadi tujuan dari semuanya, termasuk segala tindakan kita.
Sabtu, 20 Agustus 2011 : Peringatan Wajib St. Bernardus (P)
Rut. 2:1-3,8-11;4:13-17; Mzm. 128:1-2,3,4,5; Mat. 23:1-12
Sejarah kehidupan manusia menjadi tanda penyelenggaraan ilahi yang mengagumkan. Allah menggunakan peristiwa kehidupan untuk menampilkan makna dan nilai yang mengagumkan. Apa yang dianggap orang tidak berarti ternyata bisa sungguh bernilai di hadapan Allah.
Minggu, 21 Agustus 2011 : Hari Minggu Biasa XXI (H)
Yes. 22:19-23; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6,8bc, Rm. 11:33-36; Mat. 16:13-20
Yesus gembira dan memuji jawaban Petrus dan mengatakan bahwa sebenarnya Bapa-Nya yang telah membisikkan jawaban itu. Dia senang karena Petrus berkata dari dalam hatinya dan bukan menurut 'kata orang'. Karena ketika kita masuk ke dalam hati kita maka Allah akan membisikkan jawaban kepada kita. Sebab, hati adalah ruang perjumpaan yang terakhir antara kita dan Allah. Marilah kita masuk ke dalam hati untuk menjawab yang sama: "Siapakah Aku?
Senin, 15 Agustus 2011 : Hari Biasa Pekan XX (H)
Hak. 2:11-19; Mzm. 106:34-35,36-37,39-40,43ab,44; Mat. 19:16-22
Mengikuti jalan Yesus tidaklah cukup hanya dengan menaati segala perintah dan hukum Allah secara lahiriah. Diperlukan sikap yang lepas bebas terhadap segala keterikatan lain dan menyerahkan serta menggantungkan hidup hanya pada Allah.
Selasa, 16 Agustus 2011 : Hari Biasa Pekan XX (H)
Hak. 6:11-24a; Mzm. 85:9,11-12,13-14; Mat. 19:23-30
Hanya orang yang memanfaatkan kekayaan untuk membangun kebaikan akan menemukan kehidupan yang sesungguhnya. Orang seperti itu mampu menguasai kekayaannya, bukan dikuasai oleh apa yang dimilikinya.
Rabu, 17 Agustus 2011 : HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (P)
Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac,3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21
Orang beriman tidak perlu ragu untuk menjalankan kewajibannya sebagai warga negara yang baik kepada pemerintah. Namun, dia juga tidak boleh bimbang untuk menomorsatukan iman dan pengabdiannya kepada Allah. Karena hanya Dialah yang menjadi jaminan hidupnya.
Kamis, 18 Agustus 2011 : Hari Biasa Pekan XX (H)
Hak. 11:24-39a; Mzm. 40:5,7-8a,8b-9,10; Mat. 22:1-14
Undangan telah dibagikan oleh Allah untuk semua orang. Tetapi maukah kita datang menghadiri pesta-Nya dengan hati dan diri yang siap berpesta? Atau jangan-jangan kita memenuhi undangan-Nya dengan setengah hati?
Jumat, 19 Agustus 2011 : Hari Biasa Pekan XX (H)
Rut. 1:1,3-6,14b-16,22; Mzm. 146:5-6,7,8-9a,9bc-10; Mat. 22:34-40
Ada banyak hukum yang baik di dunia ini, namun hanya ada satu dasar bagi semua hukum yang baik itu, yaitu cinta kasih. Cinta kasih itulah yang menggerakkan semuanya dan menjadi tujuan dari semuanya, termasuk segala tindakan kita.
Sabtu, 20 Agustus 2011 : Peringatan Wajib St. Bernardus (P)
Rut. 2:1-3,8-11;4:13-17; Mzm. 128:1-2,3,4,5; Mat. 23:1-12
Sejarah kehidupan manusia menjadi tanda penyelenggaraan ilahi yang mengagumkan. Allah menggunakan peristiwa kehidupan untuk menampilkan makna dan nilai yang mengagumkan. Apa yang dianggap orang tidak berarti ternyata bisa sungguh bernilai di hadapan Allah.
Minggu, 21 Agustus 2011 : Hari Minggu Biasa XXI (H)
Yes. 22:19-23; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6,8bc, Rm. 11:33-36; Mat. 16:13-20
Yesus gembira dan memuji jawaban Petrus dan mengatakan bahwa sebenarnya Bapa-Nya yang telah membisikkan jawaban itu. Dia senang karena Petrus berkata dari dalam hatinya dan bukan menurut 'kata orang'. Karena ketika kita masuk ke dalam hati kita maka Allah akan membisikkan jawaban kepada kita. Sebab, hati adalah ruang perjumpaan yang terakhir antara kita dan Allah. Marilah kita masuk ke dalam hati untuk menjawab yang sama: "Siapakah Aku?
Senin, 15 Agustus 2011 Hari Biasa Pekan XX
Senin, 15 Agustus 2011
Hari Biasa Pekan XX
Gereja menanggapi budaya kematian dengan budaya kasih. (Beato Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Mzm 106:44)
Tuhan memerhatikan kesusahan umat-Nya, dan mendengarkan jeritan mereka.
Doa Pagi
Tuhan banyak kali kami melukai hati-Mu dengan tidak menghiraukan perintah-Mu. Kami sering mengikuti arus kenikmatan dunia, yang tanpa kami sadari telah menjadi berhala bagi kami. Ampunilah kami dan tetapkanlah hati kami untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu. Amin.
Karya Tuhan itu tidak terlalu cepat, tapi tidak pernah terlambat. Dia mengirimkan para utusan-Nya tepat pada waktunya. Dia mengirimkan Hakim-Hakim untuk mengembalikan iman umat terpilih yang sedang mengalami kemerosotan.
Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim (2:11-19)
Setelah Yosua meninggal dunia, orang Israel melakukan apa yang jahat di hadapan Tuhan, dan mereka beribadah kepada para Baal. Mereka meninggalkan Tuhan, Allah nenek moyang mereka, yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Mereka mengikuti allah lain, dewa-dewa dari bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Mereka sujud menyembah kepada dewa-dewa itu, sehingga mereka menyakiti hati Tuhan. Demikianlah mereka meninggalkan Tuhan dan beribadah kepada Baal dan para Ashtoret. Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka, sehingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka. Setiap kali mereka maju, tangan Tuhan melawan mereka dan mendatangkan malapetaka ke atas mereka. Hal ini sesuai dengan peringatan yang disampaikan Tuhan kepada mereka dengan sumpah, sehingga mereka sangat terdesak. Maka Tuhan membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan para perampok. Tetapi para hakim pun tidak dihiraukan mereka, karena mereka berzinah dengan mengikuti allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Bangsa Israel segera menyimpang dari jalan yang ditempuh nenek moyang mereka yang mendengarkan perintah Tuhan. Mereka melakukan yang tidak patut. Setiap kali, apabila Tuhan membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka Tuhan menyertai hakim itu, dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh selama hakim itu hidup. Sebab Tuhan berbelas kasih mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka. Tetapi begitu hakim itu mati, kembalilah mereka berlaku jahat, lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Mereka mengikuti allah lain, beribadah dan sujud menyembah kepadanya. Dalam hal apa pun mereka tidak menghentikan perbuatan jahat dan kelakuan mereka yang tegar itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan kami, ya Tuhan yang Mahamurah.
Ayat. (Mzm 106:34-37.39-40.43ab.44)
1. Mereka tidak memunahkan bangsa-bangsa kafir seperti yang diperintahkan Tuhan kepada mereka, mereka malah bercampur baur dengan bangsa-bangsa itu, dan meniru kebiasaan mereka.
2. Mereka beribadah kepada berhala-berhala para bangsa, yang menjadi perangkap bagi mereka. Mereka mengurbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kurbankan kepada roh-roh jahat.
3. Mereka menajiskan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan berlaku serong dalam perbuatan-perbuatan mereka. Maka berkobarlah murka Tuhan terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik pusaka-Nya.
4. Banyak kali mereka dibebaskan oleh-Nya, tetapi mereka memberontak dengan sengaja, namun Ia menilik kesusahan mereka, ketika Ia mendengar teriak mereka.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:3); 2/4
Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah. Alleluya.
Yesus menghendaki bahwa para murid-Nya mengikuti Dia dengan sepenuh hati, budi dan kekuatan. Sebab sikap setengah-setengah tidak akan mencukupi untuk mengikuti Dia dalam perjuangan untuk memenuhi kehendak Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:16-22)
"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."
Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” Yesus menjawab, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada Yesus, “Perintah yang mana?” Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Apakah sungguh begitu sulit untuk memperoleh hidup yang kekal? Sangat relatif jawabannya. Faktanya, banyak orang lebih percaya pada harta duniawi dan amat takut kehilangan jaminannya. Artinya, orang sesungguhnya enggan mencari dan mempercayai harta surgawi yang hanya nampak dalam iman. Jadi, yang menjadikan sulit adalah kelekatan kita.
Doa Malam
Yesus, bantulah kami untuk semakin berani berbagi atas apa yang ada pada diri kami. Mampukan kami bersikap lepas bebas terhadap apa yang menjadi milik kami, sehingga kami boleh memperoleh hidup yang kekal. Amin.
Hari Biasa Pekan XX
Gereja menanggapi budaya kematian dengan budaya kasih. (Beato Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Mzm 106:44)
Tuhan memerhatikan kesusahan umat-Nya, dan mendengarkan jeritan mereka.
Doa Pagi
Tuhan banyak kali kami melukai hati-Mu dengan tidak menghiraukan perintah-Mu. Kami sering mengikuti arus kenikmatan dunia, yang tanpa kami sadari telah menjadi berhala bagi kami. Ampunilah kami dan tetapkanlah hati kami untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu. Amin.
Karya Tuhan itu tidak terlalu cepat, tapi tidak pernah terlambat. Dia mengirimkan para utusan-Nya tepat pada waktunya. Dia mengirimkan Hakim-Hakim untuk mengembalikan iman umat terpilih yang sedang mengalami kemerosotan.
Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim (2:11-19)
"Tuhan membangkitkan hakim-hakim, tetapi para hakim pun tidak dihiraukan."
Setelah Yosua meninggal dunia, orang Israel melakukan apa yang jahat di hadapan Tuhan, dan mereka beribadah kepada para Baal. Mereka meninggalkan Tuhan, Allah nenek moyang mereka, yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Mereka mengikuti allah lain, dewa-dewa dari bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Mereka sujud menyembah kepada dewa-dewa itu, sehingga mereka menyakiti hati Tuhan. Demikianlah mereka meninggalkan Tuhan dan beribadah kepada Baal dan para Ashtoret. Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka, sehingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka. Setiap kali mereka maju, tangan Tuhan melawan mereka dan mendatangkan malapetaka ke atas mereka. Hal ini sesuai dengan peringatan yang disampaikan Tuhan kepada mereka dengan sumpah, sehingga mereka sangat terdesak. Maka Tuhan membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan para perampok. Tetapi para hakim pun tidak dihiraukan mereka, karena mereka berzinah dengan mengikuti allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Bangsa Israel segera menyimpang dari jalan yang ditempuh nenek moyang mereka yang mendengarkan perintah Tuhan. Mereka melakukan yang tidak patut. Setiap kali, apabila Tuhan membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka Tuhan menyertai hakim itu, dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh selama hakim itu hidup. Sebab Tuhan berbelas kasih mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka. Tetapi begitu hakim itu mati, kembalilah mereka berlaku jahat, lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Mereka mengikuti allah lain, beribadah dan sujud menyembah kepadanya. Dalam hal apa pun mereka tidak menghentikan perbuatan jahat dan kelakuan mereka yang tegar itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan kami, ya Tuhan yang Mahamurah.
Ayat. (Mzm 106:34-37.39-40.43ab.44)
1. Mereka tidak memunahkan bangsa-bangsa kafir seperti yang diperintahkan Tuhan kepada mereka, mereka malah bercampur baur dengan bangsa-bangsa itu, dan meniru kebiasaan mereka.
2. Mereka beribadah kepada berhala-berhala para bangsa, yang menjadi perangkap bagi mereka. Mereka mengurbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kurbankan kepada roh-roh jahat.
3. Mereka menajiskan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan berlaku serong dalam perbuatan-perbuatan mereka. Maka berkobarlah murka Tuhan terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik pusaka-Nya.
4. Banyak kali mereka dibebaskan oleh-Nya, tetapi mereka memberontak dengan sengaja, namun Ia menilik kesusahan mereka, ketika Ia mendengar teriak mereka.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:3); 2/4
Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah. Alleluya.
Yesus menghendaki bahwa para murid-Nya mengikuti Dia dengan sepenuh hati, budi dan kekuatan. Sebab sikap setengah-setengah tidak akan mencukupi untuk mengikuti Dia dalam perjuangan untuk memenuhi kehendak Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:16-22)
"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."
Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” Yesus menjawab, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada Yesus, “Perintah yang mana?” Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Apakah sungguh begitu sulit untuk memperoleh hidup yang kekal? Sangat relatif jawabannya. Faktanya, banyak orang lebih percaya pada harta duniawi dan amat takut kehilangan jaminannya. Artinya, orang sesungguhnya enggan mencari dan mempercayai harta surgawi yang hanya nampak dalam iman. Jadi, yang menjadikan sulit adalah kelekatan kita.
Doa Malam
Yesus, bantulah kami untuk semakin berani berbagi atas apa yang ada pada diri kami. Mampukan kami bersikap lepas bebas terhadap apa yang menjadi milik kami, sehingga kami boleh memperoleh hidup yang kekal. Amin.
RUAH
Minggu/Senin, 14/15 Agustus 2011 Vigili dan Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga
Vigili Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga
Di Indonesia Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga dipindahkan ke hari Minggu dengan tujuan supaya lebih banyak umat yang dapat mengikutinya.
Pembacaan dari Kitab Pertama Tawarikh (15:3-4, 15, 16; 16:1-2)
Sekali peristiwa, Daud mengumpulkan segenap Israel ke Yerusalem untuk mengangkut tabut TUHAN ke tempat yang telah disiapkannya untuk itu. Daud mengumpulkan bani Harun dan orang Lewi. Kemudian bani Lewi mengangkat tabut Allah itu dengan gandar pengusung di atas bahu mereka, seperti yang diperintahkan Musa, sesuai dengan firman TUHAN. Daud memerintahkan para kepala orang Lewi itu, supaya mereka menyuruh berdiri saudara-saudara sepuak mereka, yakni para penyanyi, dengan membawa alat-alat musik seperti gambus, kecapi dan ceracap, untuk memperdengarkan dengan nyaring lagu-lagu gembira. Tabut Allah itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tengah-tengah kemah yang dipasang Daud untuk itu, kemudian mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan Allah. Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama TUHAN.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia 'kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 132:6-7.9-10.13-14; Ul: 8)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah mendapati di padang Yaar. "Mari kita pergi ke tempat kediaman Tuhan, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya!"
2. Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran, dan biarlah bersorak-sorai orang yang Kaukasihi! Demi Daud, hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya".
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:54-57)
Sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:27-28)
Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Minggu, 14 Agustus 2011/Senin, 15 Agustus 2011
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga
"Perkasalah perbuatan tangan-Nya: dicerai-beraikan-Nya orang yang congkak hatinya. Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta; yang hina dina diangkat-Nya." (Luk 1:51-52)
Antifon Pembuka (Why 12:1)
Tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
atau
Bergembiralah kita semua dalam Tuhan, berhari raya menghormati Santa Perawan Maria. Malaikat pun bersuka ria berpesta merayakan pengangkatannya dan memuji Putra Allah.
Pengantar
Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga jatuh pada tanggal 15 Agustus. Pada tahun ini Perayaan Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke Surga dirayakan pada hari Minggu tanggal 14 Agustus 2011 supaya sebanyak mungkin umat dapat mengikutinya.
Dogma Maria Diangkat ke Surga dimaklumkan oleh Paus Pius XII dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus (Tuhan yang sangat murah hati) pada tahun 1950. Dogma adalah ajaran iman yang disampaikan oleh Paus sebagai pemimpin Gereja yang harus ditaati oleh umat beriman, sedangkan Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus adalah dekrit yang menjelaskan tentang dogma Maria Diangkat ke Surga. Karena ajaran Maria Diangkat ke Surga merupakan dogma, umat Katolik harus mempercayainya.
Peringatan tentang pengangkatan Maria ke surga jiwa dan badannya memang sudah dirayakan sejak abad ke-4, namun baru pada tahun 1950 paham ini ditegaskan sebagai bagian ajaran kepercayaan iman. Diangkatnya Maria ke surga dengan jiwa dan raganya (assumptio), menurut rencana keselamatan Allah, merupakan hasil kedekatan Maria pada Yesus. Dengan dogma ini dimaksudkan bahwa Maria dimuliakan dalam dan pada Allah. Dalam diri Maria dinyatakan bahwa kesetiaan Allah tidak melepaskan manusia, yang dalam iman kepercayaan terarah seluruhnya kepada Allah. Citra Maria yang kita peroleh dari Alkitab menunjukkan bahwa Maria bersatu seerat-eratnya dengan Tuhan yang telah bangkit.
Pemuliaan Maria yang mencakup kebangkitan badannya berarti bahwa keserupaannya dengan Yesus, Anaknya, matang sepanjang hidupnya berkat iman kepercayaannya yang total. Dengan demikian, dogma ini merupakan ungkapan akan iman yang diartikan sebagai tanggapan positif dari manusia terhadap tawaran rahmat Allah. Kepada iman yang sempurna dianugerahkan keselamatan yang sempurna.
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengangkat Bunda Putra-Mu, Santa Perawan Maria yang tidak bernoda, dengan jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan surga. Kami mohon dengan rendah hati, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepada-Mu, agar kami pun pantas menikmati kemuliaan, yang telah Kauberikan kepadanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.
Di Indonesia Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga dipindahkan ke hari Minggu dengan tujuan supaya lebih banyak umat yang dapat mengikutinya.
Pembacaan dari Kitab Pertama Tawarikh (15:3-4, 15, 16; 16:1-2)
Sekali peristiwa, Daud mengumpulkan segenap Israel ke Yerusalem untuk mengangkut tabut TUHAN ke tempat yang telah disiapkannya untuk itu. Daud mengumpulkan bani Harun dan orang Lewi. Kemudian bani Lewi mengangkat tabut Allah itu dengan gandar pengusung di atas bahu mereka, seperti yang diperintahkan Musa, sesuai dengan firman TUHAN. Daud memerintahkan para kepala orang Lewi itu, supaya mereka menyuruh berdiri saudara-saudara sepuak mereka, yakni para penyanyi, dengan membawa alat-alat musik seperti gambus, kecapi dan ceracap, untuk memperdengarkan dengan nyaring lagu-lagu gembira. Tabut Allah itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tengah-tengah kemah yang dipasang Daud untuk itu, kemudian mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan Allah. Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama TUHAN.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia 'kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 132:6-7.9-10.13-14; Ul: 8)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah mendapati di padang Yaar. "Mari kita pergi ke tempat kediaman Tuhan, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya!"
2. Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran, dan biarlah bersorak-sorai orang yang Kaukasihi! Demi Daud, hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya".
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:54-57)
Sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:27-28)
Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
***
Minggu, 14 Agustus 2011/Senin, 15 Agustus 2011
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga
"Perkasalah perbuatan tangan-Nya: dicerai-beraikan-Nya orang yang congkak hatinya. Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta; yang hina dina diangkat-Nya." (Luk 1:51-52)
Antifon Pembuka (Why 12:1)
Tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
atau
Bergembiralah kita semua dalam Tuhan, berhari raya menghormati Santa Perawan Maria. Malaikat pun bersuka ria berpesta merayakan pengangkatannya dan memuji Putra Allah.
Pengantar
Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga jatuh pada tanggal 15 Agustus. Pada tahun ini Perayaan Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke Surga dirayakan pada hari Minggu tanggal 14 Agustus 2011 supaya sebanyak mungkin umat dapat mengikutinya.
Dogma Maria Diangkat ke Surga dimaklumkan oleh Paus Pius XII dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus (Tuhan yang sangat murah hati) pada tahun 1950. Dogma adalah ajaran iman yang disampaikan oleh Paus sebagai pemimpin Gereja yang harus ditaati oleh umat beriman, sedangkan Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus adalah dekrit yang menjelaskan tentang dogma Maria Diangkat ke Surga. Karena ajaran Maria Diangkat ke Surga merupakan dogma, umat Katolik harus mempercayainya.
Peringatan tentang pengangkatan Maria ke surga jiwa dan badannya memang sudah dirayakan sejak abad ke-4, namun baru pada tahun 1950 paham ini ditegaskan sebagai bagian ajaran kepercayaan iman. Diangkatnya Maria ke surga dengan jiwa dan raganya (assumptio), menurut rencana keselamatan Allah, merupakan hasil kedekatan Maria pada Yesus. Dengan dogma ini dimaksudkan bahwa Maria dimuliakan dalam dan pada Allah. Dalam diri Maria dinyatakan bahwa kesetiaan Allah tidak melepaskan manusia, yang dalam iman kepercayaan terarah seluruhnya kepada Allah. Citra Maria yang kita peroleh dari Alkitab menunjukkan bahwa Maria bersatu seerat-eratnya dengan Tuhan yang telah bangkit.
Pemuliaan Maria yang mencakup kebangkitan badannya berarti bahwa keserupaannya dengan Yesus, Anaknya, matang sepanjang hidupnya berkat iman kepercayaannya yang total. Dengan demikian, dogma ini merupakan ungkapan akan iman yang diartikan sebagai tanggapan positif dari manusia terhadap tawaran rahmat Allah. Kepada iman yang sempurna dianugerahkan keselamatan yang sempurna.
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengangkat Bunda Putra-Mu, Santa Perawan Maria yang tidak bernoda, dengan jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan surga. Kami mohon dengan rendah hati, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepada-Mu, agar kami pun pantas menikmati kemuliaan, yang telah Kauberikan kepadanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)
"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."
Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:20-26)
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat
Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Setahun terakhir ini dunia diwarnai oleh bertumbangnya 'jagoan-jagoan' yang sudah bertakhta sekian lama. Yang menjadi presiden malas untuk turun takhta. Yang menjadi raja juga sudah keenakan 'ditinggikan dan diagung-agungkan' sehingga lupa orang lain. Bukan hanya itu. Di Indonesia bahkan pernah ada juga ketua organisasi olahraga yang ogah turun kursi meskipun sudah tak disukai banyak orang. Kita jadi ingat iklan produk kursi, "Kalau sudah duduk, jadi lupa berdiri."
Mereka umumnya orang-orang yang merasa nyaman dengan kekuasaan yang dimilikinya, sehingga dapat berbuat apa saja. Mereka tumbang dari kuasanya karena sudah tak disukai, jadi dipaksa oleh keadaan, bukan dengan kerelaan hatinya untuk memberikan kesempatan kepada orang lain yang lebih mampu.
Pada Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga ini kita diajak untuk merenungkan hidup Maria, seorang wanita desa yang sederhana, bukan orang hebat, namun memiliki iman yang luar biasa. Ia bersedia ambil bagian dalam rencana Allah, yang dari sisi manusia dipandang tak nyaman. Dialah yang melahirkan Yesus, membesarkan, dan mendidik-Nya menjadi manusia sempurna.
Kesederhanaan hidupnya berkenan di mata Allah. Keteguhan imannya tak tertandingi siapa pun. Maka Allah memilih sebagai wanita istimewa. Kemudian Allah mengangkatnya ke dalam kemuliaan-Nya menjadi Ratu Surga.
Mari, jadikan masa muda kita sebagai kesempatan untuk belajar menjadi manusia sederhana dan rendah hati, sebagaimana yang dilakukan oleh Bunda Maria sejak masa mudanya juga.
Tuhan, lembutkan hatiku, murnikan jiwaku, agar aku layak memperoleh kemuliaan yang Kaujanjikan kepada siapa saja yang setia kepada Putra-Mu, Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat
Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."
Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Setahun terakhir ini dunia diwarnai oleh bertumbangnya 'jagoan-jagoan' yang sudah bertakhta sekian lama. Yang menjadi presiden malas untuk turun takhta. Yang menjadi raja juga sudah keenakan 'ditinggikan dan diagung-agungkan' sehingga lupa orang lain. Bukan hanya itu. Di Indonesia bahkan pernah ada juga ketua organisasi olahraga yang ogah turun kursi meskipun sudah tak disukai banyak orang. Kita jadi ingat iklan produk kursi, "Kalau sudah duduk, jadi lupa berdiri."
Mereka umumnya orang-orang yang merasa nyaman dengan kekuasaan yang dimilikinya, sehingga dapat berbuat apa saja. Mereka tumbang dari kuasanya karena sudah tak disukai, jadi dipaksa oleh keadaan, bukan dengan kerelaan hatinya untuk memberikan kesempatan kepada orang lain yang lebih mampu.
Pada Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga ini kita diajak untuk merenungkan hidup Maria, seorang wanita desa yang sederhana, bukan orang hebat, namun memiliki iman yang luar biasa. Ia bersedia ambil bagian dalam rencana Allah, yang dari sisi manusia dipandang tak nyaman. Dialah yang melahirkan Yesus, membesarkan, dan mendidik-Nya menjadi manusia sempurna.
Kesederhanaan hidupnya berkenan di mata Allah. Keteguhan imannya tak tertandingi siapa pun. Maka Allah memilih sebagai wanita istimewa. Kemudian Allah mengangkatnya ke dalam kemuliaan-Nya menjadi Ratu Surga.
Mari, jadikan masa muda kita sebagai kesempatan untuk belajar menjadi manusia sederhana dan rendah hati, sebagaimana yang dilakukan oleh Bunda Maria sejak masa mudanya juga.
Tuhan, lembutkan hatiku, murnikan jiwaku, agar aku layak memperoleh kemuliaan yang Kaujanjikan kepada siapa saja yang setia kepada Putra-Mu, Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian
Meskipun sudah dirayakan sejak abad ke-4, baru pada tahun 1950-lah pengangkatan Maria ke surga jiwa dan badan ditegaskan secara resmi sebagai bagian ajaran kepercayaan iman. Sekitar awal abad ke-20 di beberapa kalangan para teolog berkembang aliran berpikir yang pada dasarnya menolak hal-hal yang tak bisa diterangkan dengan akal budi dan pengetahuan pada waktu itu. Pendapat seperti ini meluas pengaruhnya dalam Gereja, juga di kalangan para rohaniwan. Salah satu akibat dari cara berpikir tadi ialah penolakan adanya sisi-sisi keramat dalam kehidupan, termasuk hal-hal yang biasa disebut mukjizat, dan tentu saja tradisi mengenai Maria diangkat ke surga langsung sesudah wafatnya. Tetapi pengalaman pahit dalam dua perang dunia mengajarkan betapa orang sesungguhnya tidak berdaya menghadapi sisi-sisi gelap kemanusiaan sendiri. Berangsur-angsur ketergantungan pada kekuatan ilahi semakin disadari kembali. Dalam hubungan ini penegasan kepercayaan Maria diangkat ke surga jiwa dan badan itu menjadi pernyataan resmi iman Gereja dalam menerima kenyataan mukjizat yang terjadi pada Maria.
MARIA DIANGKAT KE SURGA
Merayakan peristiwa Maria diangkat ke surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kemanusiaan sendiri. Pada satu saat nanti umat manusia seluruhnya akan kembali berada bersama dengan Tuhan di surga. Hal ini sering digambarkan bakal terjadi lewat "pemurnian" dengan pelbagai cara seperti halnya tempat penantian, pengadilan terakhir yang memisahkan orang baik dari orang jahat, atau pembersihan jiwa kedosaan. Inti pemikirannya sama, yakni satu ketika nanti kita akan pulih menjadi warga Firdaus kembali dan masuk ke sana. Dan kita percaya bahwa itu dapat terjadi karena salah satu dari kemanusiaan, yakni Maria, sudah ada di sana dan kini ia melantarkan doa-doa permohonan dari yang biasa hingga yang amat khusus kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kita acap kali menyadari bahwa Tuhan lebih mendengarkan kita - berkat Maria - daripada kita mendengarkanNya. Maria tahu jalan-jalan menyampaikan doa kita kepada Yang Mahakuasa.
Diceritakan dalam Kitab Kejadian, manusia dan istrinya diusir dari Firdaus karena melanggar larangan memakan buah pengetahuan baik dan buruk. Ini dosa. Dosa membuat kemanusiaan merosot. Sebelumnya mereka akrab dengan dunia ilahi, dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Manusia merasa aman di hadapanNya. Tapi begitu mereka sadar telah melanggar larangannya mereka takut bertemu denganNya dan menyembunyikan diri. Rasa saling percaya rusak dan tidak lagi mereka dapat berdiam di Firdaus. Tuhan mengusir mereka dan bahkan menempatkan malaikat penjaga berpedang api agar mereka tak bisa mendekat ke pohon kehidupan. Manusia kini harus berjerih payah mencari makan agar hidup terus. Istrinya harus menderita tiap kali mau menjadi ibu. Dan penggoda mereka, ular, dikutuk jalan melata. Tapi juga dikatakan seorang keturunan perempuan yang diperdayakannya itu nanti akan meremukkan kepalanya. Ini semuanya ada dalam Kitab Kejadian 3.
Mari kita bayangkan kelanjutan yang tidak diceritakan dalam Alkitab, tapi bisa kita rasa-rasakan. Setelah mengusir manusia dari Firdaus, Tuhan pun menghela nafas. Dan semua penghuni surga pun tertunduk diam. Seluruh Firdaus seperti berkabung. Dan memang suasana ini membuat Tuhan merasa kesepian. Suatu hari Ia mengambil keputusan untuk turun ke dunia mencari manusia yang sudah diusirNya. Ia mengubah diri menjadi suara batin yang ada dalam diri manusia. Dengan demikian, manusia diam-diam dituntunNya melangkah, mungkin dengan jatuh bangun, pada jalan kembali ke Firdaus, lewat jalan lain yang tidak dijaga malaikat berpedang api. Begitulah Ia berharap satu ketika nanti manusia akan bisa berada kembali di surga mengusir suasana murung untuk selama-lamanya.
Hari ini dirayakan kembalinya satu dari keturunan yang telah terusir dari Firdaus tadi. Bukan itu saja. Dirayakan pulihnya suasana gembira di surga. Dirayakan kebesaran Tuhan yang dapat membawa kembali kemanusiaan ke sana. Dirayakan pula kemampuan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan. Dirayakan seorang yang hidup tulus mengikuti suara batin, yang membiarkan diri dituntun suara batin. Dan lebih dari itu. Kandungan suara batinnya itu menjadi darah daging juga - menjadi manusia. Manusia pertama yang bangkit dari kematian dan naik ke surga. Yesus dan dia yang kini mengisi surga dengan kegembiraan. Dia itulah yang menuntun manusia kembali ke sana. Sebagai Guru. Sebagai Gembala yang baik. Sebagai Penyelamat. Tak mengherankan yang pernah membawanya masuk ke dunia ini dengan sendirinya ikut terbawa kembali ke surga. Dia itu Maria, ibu Yesus.
MAGNIFICAT!
Bacaan Injil pada perayaan ini (Luk 1:39-56) memuat dua bagian, yakni kisah Maria mengunjungi Elisabet (ay. 39-45) dan Kidung Pujian "Magnificat" (ay. 46-55) yang berakhir dengan ay. 56 sebagai penutup kisah. Bagian pertama mengisahkan dua orang perempuan yang mendapati diri beruntung. Elisabet yang termasuk kaum yang kena aib karena tidak mengandung sampai usia senja kini akan melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan dia yang masih ada dalam rahim itu melonjak kegirangan mendengar salam yang diucapkan Maria yang datang berkunjung. Maria sendiri harus melewati hari-hari tak enak memikirkan bagaimana menjelaskan keadaan dirinya kepada Yusuf, tunangannya. Ia bertanya kepada malaikat yang datang kepadanya, bagaimana mungkin semuanya terjadi. Jawab malaikat menunjuk pada peran Roh Kudus. Begitulah kisah yang disampaikan kepada kita oleh Lukas. Dan kelanjutannya kita ketahui. Maria membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Itu dia Tuhan yang mengubah diri menjadi suara hati manusia. Dan suara hatinya itu jugalah yang membuatnya berkata "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!"
Roh yang sama itu juga yang membuat Maria mengungkapkan pujian yang dibacakan hari ini. Kidung itu mulai pada ay. 46 dengan pujian bagi Tuhan yang turun untuk menyelamatkan. Ia membuat hidup ini berarti. Ia membuat penderitaan bermakna. Kemudian dalam ay. 48 terungkap pengakuan bahwa Tuhan menyayangi orang-orang yang kecil sehingga mereka menjadi besar di mata orang. Tak perlu kita tafsirkan ini sebagai teologi pembalikan nasib orang miskin jadi kaya dan orang kaya jadi melarat. Ayat itu mewartakan kebesaran Tuhan yang tidak takut berdekatan dengan orang kecil, bukan karena tindakan ini romantik, ideal, melainkan karena orang kecil itu dapat memberinya naungan dan mengurangi kesepiannya! Orang sederhana biasanya ingat Tuhan dan itu cukup membuatNya menemukan kembali secercah kegembiraan yang telah hilang dari surga dulu. Ini teologi sehari-hari.
Ayat-ayat selanjutnya, yakni 49-55, berupa pembacaan kembali sejarah terjadinya umat Israel. Ditekankan tindakan-tindakan hebat Tuhan yang membela orang-orang yang dikasihiNya di hadapan pihak-pihak yang mau menindas mereka. Puji-pujian yang terungkap dalam Magnificat ini senada dengan ungkapan kegembiraan dan kepercayaan akan perlindungan ilahi seperti terdapat dalam Kidung Hana dalam 1Sam 2:1-10.
Sering ada anggapan bahwa penderitaan, kemelaratan, ketidakberuntungan, aib, semuanya ini dikenakan sebagai hukuman bagi kesalahan. Juga dianggap bahwa hukuman bisa juga diturunkan kepada keturunan orang yang bersalah. Dosa menurun, hukuman berkelanjutan. Dalam Kidung Magnificat pendapat seperti ini tidak diikuti. Malah ditegaskan bahwa Tuhan membela orang yang percaya kepadanya yang meminta pertolongan dariNya. Bagaimana dengan orang yang hidupnya beruntung, menikmati kelebihan, tidak kurang suatu apa? Apakah mereka itu akan dikenai malapetaka? Kiranya bukan itulah yang dimaksud. Orang-orang yang beruntung dihimbau agar mengambil sikap seperti Tuhan sendiri, yakni memperhatikan mereka yang kurang beruntung. Sama sekali bertolak belakang bila orang membiarkan kekayaan, kedudukan, kepintaran membuat sesama yang kurang beruntung menjadi terpojok atau kurang mendapat kesempatan untuk maju. Inilah yang kiranya hendak disampaikan dalam ay. 52-53 yang mengatakan bahwa orang congkak hati akan diceraiberaikan, orang berkedudukan akan direndahkan, orang kaya akan disuruh pergi dengan tangan hampa. Kidung Magnificat mengajak orang-orang yang merasa beruntung diberkati oleh Tuhan dengan kelebihan bukan untuk menikmatinya melainkan untuk memungkinkan sesama ikut beruntung. Di sini tidak ditawarkan sebuah teologi penjungkirbalikan nasib, melainkan pelurusan hakikat kehidupan sendiri.
Kepercayaan akan kebesaran Tuhan tidak bisa diterapkan begitu saja untuk memerangi ketimpangan sosial yang mengakibatkan adanya ketidakadilan yang melembaga. Namun demikian, kepercayaan ini dapat membuat manusia makin peka dan mencari jalan memperbaiki kemanusiaan sendiri. Keterbukaan kepada dimensi ilahi akan membuat orang makin lurus.
MEMELIHARA FIRMAN ALLAH
Dalam bacaan Injil dalam Misa Vigilia (Luk 11:27-28) disebutkan ada seorang perempuan yang menyebut bahagia ibu yang melahirkan Yesus (Luk 11:27). Yesus menambahkan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Kata Indonesia "memelihara" ini dengan tepat mengutarakan kembali ungkapan aslinya yang memuat pengertian menjaga, menelateni, membesarkan. Agak disentuh teologi sabda seperti diutarakan dalam pembukaan Injil Yohanes. Yang menarik ialah adanya penekanan pada kegiatan pihak manusia. Dikatakan manusia memelihara sabda Allah. Berarti sabda itu juga bisa berkembang dalam diri manusia dan bahkan menjadi bagian kehidupannya. Maria ialah salah satu yang menjalankannya. Seperti diutarakan dalam Luk 1:38 "Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu", sabda Allah yang dibawakan malaikat kepadanya menjadi kehidupan karena diterimanya dan dikandungnya. Dan Maria melahirkannya tadi dalam ujud manusia. Kata-kata Yesus yang diteruskan dalam Luk 11:28 tadi memperjelas apa artinya berbahagia karena bisa melahirkan dan membesarkannya. Maria berbahagia karena ia mendengarkan firman Allah serta memeliharanya.
Salam hangat,
A. Gianto
MARIA DIANGKAT KE SURGA
Merayakan peristiwa Maria diangkat ke surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kemanusiaan sendiri. Pada satu saat nanti umat manusia seluruhnya akan kembali berada bersama dengan Tuhan di surga. Hal ini sering digambarkan bakal terjadi lewat "pemurnian" dengan pelbagai cara seperti halnya tempat penantian, pengadilan terakhir yang memisahkan orang baik dari orang jahat, atau pembersihan jiwa kedosaan. Inti pemikirannya sama, yakni satu ketika nanti kita akan pulih menjadi warga Firdaus kembali dan masuk ke sana. Dan kita percaya bahwa itu dapat terjadi karena salah satu dari kemanusiaan, yakni Maria, sudah ada di sana dan kini ia melantarkan doa-doa permohonan dari yang biasa hingga yang amat khusus kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kita acap kali menyadari bahwa Tuhan lebih mendengarkan kita - berkat Maria - daripada kita mendengarkanNya. Maria tahu jalan-jalan menyampaikan doa kita kepada Yang Mahakuasa.
Diceritakan dalam Kitab Kejadian, manusia dan istrinya diusir dari Firdaus karena melanggar larangan memakan buah pengetahuan baik dan buruk. Ini dosa. Dosa membuat kemanusiaan merosot. Sebelumnya mereka akrab dengan dunia ilahi, dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Manusia merasa aman di hadapanNya. Tapi begitu mereka sadar telah melanggar larangannya mereka takut bertemu denganNya dan menyembunyikan diri. Rasa saling percaya rusak dan tidak lagi mereka dapat berdiam di Firdaus. Tuhan mengusir mereka dan bahkan menempatkan malaikat penjaga berpedang api agar mereka tak bisa mendekat ke pohon kehidupan. Manusia kini harus berjerih payah mencari makan agar hidup terus. Istrinya harus menderita tiap kali mau menjadi ibu. Dan penggoda mereka, ular, dikutuk jalan melata. Tapi juga dikatakan seorang keturunan perempuan yang diperdayakannya itu nanti akan meremukkan kepalanya. Ini semuanya ada dalam Kitab Kejadian 3.
Mari kita bayangkan kelanjutan yang tidak diceritakan dalam Alkitab, tapi bisa kita rasa-rasakan. Setelah mengusir manusia dari Firdaus, Tuhan pun menghela nafas. Dan semua penghuni surga pun tertunduk diam. Seluruh Firdaus seperti berkabung. Dan memang suasana ini membuat Tuhan merasa kesepian. Suatu hari Ia mengambil keputusan untuk turun ke dunia mencari manusia yang sudah diusirNya. Ia mengubah diri menjadi suara batin yang ada dalam diri manusia. Dengan demikian, manusia diam-diam dituntunNya melangkah, mungkin dengan jatuh bangun, pada jalan kembali ke Firdaus, lewat jalan lain yang tidak dijaga malaikat berpedang api. Begitulah Ia berharap satu ketika nanti manusia akan bisa berada kembali di surga mengusir suasana murung untuk selama-lamanya.
Hari ini dirayakan kembalinya satu dari keturunan yang telah terusir dari Firdaus tadi. Bukan itu saja. Dirayakan pulihnya suasana gembira di surga. Dirayakan kebesaran Tuhan yang dapat membawa kembali kemanusiaan ke sana. Dirayakan pula kemampuan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan. Dirayakan seorang yang hidup tulus mengikuti suara batin, yang membiarkan diri dituntun suara batin. Dan lebih dari itu. Kandungan suara batinnya itu menjadi darah daging juga - menjadi manusia. Manusia pertama yang bangkit dari kematian dan naik ke surga. Yesus dan dia yang kini mengisi surga dengan kegembiraan. Dia itulah yang menuntun manusia kembali ke sana. Sebagai Guru. Sebagai Gembala yang baik. Sebagai Penyelamat. Tak mengherankan yang pernah membawanya masuk ke dunia ini dengan sendirinya ikut terbawa kembali ke surga. Dia itu Maria, ibu Yesus.
MAGNIFICAT!
Bacaan Injil pada perayaan ini (Luk 1:39-56) memuat dua bagian, yakni kisah Maria mengunjungi Elisabet (ay. 39-45) dan Kidung Pujian "Magnificat" (ay. 46-55) yang berakhir dengan ay. 56 sebagai penutup kisah. Bagian pertama mengisahkan dua orang perempuan yang mendapati diri beruntung. Elisabet yang termasuk kaum yang kena aib karena tidak mengandung sampai usia senja kini akan melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan dia yang masih ada dalam rahim itu melonjak kegirangan mendengar salam yang diucapkan Maria yang datang berkunjung. Maria sendiri harus melewati hari-hari tak enak memikirkan bagaimana menjelaskan keadaan dirinya kepada Yusuf, tunangannya. Ia bertanya kepada malaikat yang datang kepadanya, bagaimana mungkin semuanya terjadi. Jawab malaikat menunjuk pada peran Roh Kudus. Begitulah kisah yang disampaikan kepada kita oleh Lukas. Dan kelanjutannya kita ketahui. Maria membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Itu dia Tuhan yang mengubah diri menjadi suara hati manusia. Dan suara hatinya itu jugalah yang membuatnya berkata "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!"
Roh yang sama itu juga yang membuat Maria mengungkapkan pujian yang dibacakan hari ini. Kidung itu mulai pada ay. 46 dengan pujian bagi Tuhan yang turun untuk menyelamatkan. Ia membuat hidup ini berarti. Ia membuat penderitaan bermakna. Kemudian dalam ay. 48 terungkap pengakuan bahwa Tuhan menyayangi orang-orang yang kecil sehingga mereka menjadi besar di mata orang. Tak perlu kita tafsirkan ini sebagai teologi pembalikan nasib orang miskin jadi kaya dan orang kaya jadi melarat. Ayat itu mewartakan kebesaran Tuhan yang tidak takut berdekatan dengan orang kecil, bukan karena tindakan ini romantik, ideal, melainkan karena orang kecil itu dapat memberinya naungan dan mengurangi kesepiannya! Orang sederhana biasanya ingat Tuhan dan itu cukup membuatNya menemukan kembali secercah kegembiraan yang telah hilang dari surga dulu. Ini teologi sehari-hari.
Ayat-ayat selanjutnya, yakni 49-55, berupa pembacaan kembali sejarah terjadinya umat Israel. Ditekankan tindakan-tindakan hebat Tuhan yang membela orang-orang yang dikasihiNya di hadapan pihak-pihak yang mau menindas mereka. Puji-pujian yang terungkap dalam Magnificat ini senada dengan ungkapan kegembiraan dan kepercayaan akan perlindungan ilahi seperti terdapat dalam Kidung Hana dalam 1Sam 2:1-10.
Sering ada anggapan bahwa penderitaan, kemelaratan, ketidakberuntungan, aib, semuanya ini dikenakan sebagai hukuman bagi kesalahan. Juga dianggap bahwa hukuman bisa juga diturunkan kepada keturunan orang yang bersalah. Dosa menurun, hukuman berkelanjutan. Dalam Kidung Magnificat pendapat seperti ini tidak diikuti. Malah ditegaskan bahwa Tuhan membela orang yang percaya kepadanya yang meminta pertolongan dariNya. Bagaimana dengan orang yang hidupnya beruntung, menikmati kelebihan, tidak kurang suatu apa? Apakah mereka itu akan dikenai malapetaka? Kiranya bukan itulah yang dimaksud. Orang-orang yang beruntung dihimbau agar mengambil sikap seperti Tuhan sendiri, yakni memperhatikan mereka yang kurang beruntung. Sama sekali bertolak belakang bila orang membiarkan kekayaan, kedudukan, kepintaran membuat sesama yang kurang beruntung menjadi terpojok atau kurang mendapat kesempatan untuk maju. Inilah yang kiranya hendak disampaikan dalam ay. 52-53 yang mengatakan bahwa orang congkak hati akan diceraiberaikan, orang berkedudukan akan direndahkan, orang kaya akan disuruh pergi dengan tangan hampa. Kidung Magnificat mengajak orang-orang yang merasa beruntung diberkati oleh Tuhan dengan kelebihan bukan untuk menikmatinya melainkan untuk memungkinkan sesama ikut beruntung. Di sini tidak ditawarkan sebuah teologi penjungkirbalikan nasib, melainkan pelurusan hakikat kehidupan sendiri.
Kepercayaan akan kebesaran Tuhan tidak bisa diterapkan begitu saja untuk memerangi ketimpangan sosial yang mengakibatkan adanya ketidakadilan yang melembaga. Namun demikian, kepercayaan ini dapat membuat manusia makin peka dan mencari jalan memperbaiki kemanusiaan sendiri. Keterbukaan kepada dimensi ilahi akan membuat orang makin lurus.
MEMELIHARA FIRMAN ALLAH
Dalam bacaan Injil dalam Misa Vigilia (Luk 11:27-28) disebutkan ada seorang perempuan yang menyebut bahagia ibu yang melahirkan Yesus (Luk 11:27). Yesus menambahkan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Kata Indonesia "memelihara" ini dengan tepat mengutarakan kembali ungkapan aslinya yang memuat pengertian menjaga, menelateni, membesarkan. Agak disentuh teologi sabda seperti diutarakan dalam pembukaan Injil Yohanes. Yang menarik ialah adanya penekanan pada kegiatan pihak manusia. Dikatakan manusia memelihara sabda Allah. Berarti sabda itu juga bisa berkembang dalam diri manusia dan bahkan menjadi bagian kehidupannya. Maria ialah salah satu yang menjalankannya. Seperti diutarakan dalam Luk 1:38 "Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu", sabda Allah yang dibawakan malaikat kepadanya menjadi kehidupan karena diterimanya dan dikandungnya. Dan Maria melahirkannya tadi dalam ujud manusia. Kata-kata Yesus yang diteruskan dalam Luk 11:28 tadi memperjelas apa artinya berbahagia karena bisa melahirkan dan membesarkannya. Maria berbahagia karena ia mendengarkan firman Allah serta memeliharanya.
Salam hangat,
A. Gianto
Minggu, 14 Agustus 2011 Hari Minggu Biasa XX
Minggu, 14 Agustus 2011
Hari Minggu Biasa XX
RENUNGAN INI UNTUK DI LUAR INDONESIA, YANG MERAYAKAN HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA PADA HARI SENIN, 15 AGUSTUS 2011
UNTUK YANG DI INDONESIA GUNAKAN BACAAN & RENUNGAN HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA
IMAN YANG MENYEMBUHKAN
Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas karunia iman yang Engkau berikan kepada kami. Namun seringkali kami tidak mampu menjaga dan mengembangkan iman kami. Maka kami mohon, bantulah kami agar iman kami terus bertumbuh menjadi semakin besar seprti iman perempuan Kanaan. Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Pembacaan dari Kitab Yesaya (56:1.6-7)
"Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa."
Beginilah firman Tuhan: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan. Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama Tuhan dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuktanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.6.8; Ul: 4)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya.
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (11:13-15.29-32)
Saudara-saudara, aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka. Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati? Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka, demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Bila anaknya sakit, seorang ibu tentu akan berjuang dan mencari cara bagaimana anaknya bisa sembuh. Segala cara akan dilakukan dan diupayakan demi kesembuhan anaknya. Kesehatan dirinya sendiri untuk sementara ia lupakan. Yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana anaknya bisa cepat sembuh. Itu pula yang dialami oleh perempuan Kanaan dalam perikop Injil hari ini. Sungguh mengagumkan kesabaran perempuan Kanaan itu. Dia menunjukkan pribadi yang rendah hati, sabar, tangguh, dan tidak cepat sakit hati. Seorang ibu yang menunjukkan kasih dan perhatian kepada buah hatinya. Dialah ibu yang sadar akan arti "rahim", belas kasih. Apa pun akan ditempuh dan dibuat asal anaknya sembuh. Ternyata untuk mencari kesembuhan anaknya, ibunya ikut "kesetanan"
Di sisi lain, para murid yang risih diikuti oleh perempuan Kanaan juga "kerasukan setan". Artinya, para murid bersemangat mau mengusir perempuan itu. Mereka meminta kepada Yesus, "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Bila demikian, siapa sebenarnya yang kerasukan? para murid, anak perempuan kanaan, atau perempuan Kanaan?
Dalam Injil Matius 15:24 Seringkali diklaim oleh orang-orang di luar Kristus sebagai suatu pernyataan yang rasialis. Padahal justru sebaliknya ada pengajaran yang sangat berharga bisa dipetik dari kisah itu. Yesus kala itu berada didalam lingkungan masyarakat yang memiliki pola pikir bahwa orang-orang Yahudi adalah umat pilihan Allah; sedangkan bangsa lain tidak berhak menerima berkat Allah. Bangsa lain lebih rendah dan sebagainya. Yesus menjawab "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel". Hal ini adalah untuk menguji iman perempuan tersebut dan bahkan lebih jauh lagi Yesus mengucapkan kata-kata yang kedengarannya “kasar” sekali yaitu "anjing". Mengapa Yesus menggunakan kata “anjing” dalam kasus tersebut? Karena memang orang-orang Yahudi menganggap orang-orang Kanaan rendah dan menyebut orang-orang Kanaan “anjing”. Dan Yesus “sengaja” mengangkat topik ini.
Satu hal yang kita harus perhatikan dalam kisah ini adalah bahwa Yesus telah menyembuhkan begitu banyak orang tetapi tidak semuanya memiliki IMAN seperti perempuan Kanaan ini, yang justru dari kalangan yang terhina dengan sebutan “anjing”. Bukan itu saja perempuan Kanaan tidak merasa tersinggung dan bahkan mempunyai keberanian untuk tetap memohon; ayat 27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Perempuan Kanaan itu tetap dengan berani memohon agar anak perempuannya disembuhkan oleh Yesus, luar biasa. Ia mengatakan bahwa ia tidak meminta apa yang diperuntukkan bagi orang Israel tetapi ia hanya meminta yang layak ia dapatkan, yakni remah-remahnya. Di sini kita melihat bagaimana besar imannya, karena ia tidak memaksakan kehendaknya tetapi ia benar-benar memfokuskan permohonnya kepada belas-kasihan dari Yesus. Ia tetap menganggap suatu anugerah walaupun dia hanya mendapatkan remah-remah, sesuatu yang tidak lagi dihargai orang lain.
Pelajaran besar yang diambil dari iman perempuan Kanaan itu bahwa dia tidak goyah ketika Yesus menjawab “tidak patutlah mengambil roti yang disedikan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.", dia balik menjawab dengan keberanian yang luar biasa “bahwa anjing yang berada di bawah meja itu makan remah-remah roti yang jatuh”. Seorang perempuan dari kalangan kafir dan seorang dari warga kelas dua, keprihatinannya terhadap anak perempuannya telah membuat dia berani menembus batas-batas budaya, tradisi dan gender dengan ketabahan dan keberanian. Inilah yang kemudian membuat Tuhan Yesus menjadi kagum.
Kegigihan sikap ibu tadi akhirnya membuahkan hasil. Kita mungkin ikut lega mendengar Yesus bersabda: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Atau, sebaliknya, jangan-jangan setelah mendengar sabda Yesus itu kita menjadi iri hati, tidak terima, atau sakit hati karena merasa bahwa Yesus tidak adil dan tidak tegas. Itulah sikap iman yang dikehendaki oleh Yesus: iman yang tulus, rendah hati, tidak plin-plan (mudah berubah), sabar, tekun, tidak cepat menyerah, berusaha dengan sekuat tenaga, tidak cepat sakit hati atau putus asa. Bagi merekalah karunia sudah menunggu di depannya. Itulah juga gambaran orang yang merdeka, yang tidak diperbudak oleh orang lain dan perasaan dirinya sendiri, gengsinya.
Dalam kejadian itu, terbukti bahwa pelayanan Yesuspun menembus batas-batas kebiasan eksklusifitas Yahudi, Perempuan Kanaan itupun mendapat belas-kasihan dari Yesus. Perempuan ini telah datang pada alamat yang tepat, dia memiliki sikap yang benar, dan mendapatkan anugerah-Nya yang telah terbukti mendobrak pola pikir rasialis bangsa Yahudi masa itu. Yesus berkata "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh. Yesus telah dibuat kagum oleh iman dan kesederhanaan pola pikir dari perempuan Kanaan itu. Pujian semacam ini sangat jarang diucapkan oleh Yesus!
Dengan sikap Yesus dalam Injil hari ini, kita melihat bahwa pelayanan kasih terbuka bagi semua orang, tanpa membedakan suku, bangsa dan kelompok. Maka, kasih yang sejati mampu menembus tembok-tembok pemisah yang dibuat manusia. (RPG/IB/WG)
Hari Minggu Biasa XX
RENUNGAN INI UNTUK DI LUAR INDONESIA, YANG MERAYAKAN HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA PADA HARI SENIN, 15 AGUSTUS 2011
UNTUK YANG DI INDONESIA GUNAKAN BACAAN & RENUNGAN HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA
IMAN YANG MENYEMBUHKAN
Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas karunia iman yang Engkau berikan kepada kami. Namun seringkali kami tidak mampu menjaga dan mengembangkan iman kami. Maka kami mohon, bantulah kami agar iman kami terus bertumbuh menjadi semakin besar seprti iman perempuan Kanaan. Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Pembacaan dari Kitab Yesaya (56:1.6-7)
"Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa."
Beginilah firman Tuhan: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan. Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama Tuhan dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuktanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.6.8; Ul: 4)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya.
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (11:13-15.29-32)
"Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua."
Saudara-saudara, aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka. Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati? Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka, demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)
"Hai Ibu, sungguh besar imanmu!"
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Bila anaknya sakit, seorang ibu tentu akan berjuang dan mencari cara bagaimana anaknya bisa sembuh. Segala cara akan dilakukan dan diupayakan demi kesembuhan anaknya. Kesehatan dirinya sendiri untuk sementara ia lupakan. Yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana anaknya bisa cepat sembuh. Itu pula yang dialami oleh perempuan Kanaan dalam perikop Injil hari ini. Sungguh mengagumkan kesabaran perempuan Kanaan itu. Dia menunjukkan pribadi yang rendah hati, sabar, tangguh, dan tidak cepat sakit hati. Seorang ibu yang menunjukkan kasih dan perhatian kepada buah hatinya. Dialah ibu yang sadar akan arti "rahim", belas kasih. Apa pun akan ditempuh dan dibuat asal anaknya sembuh. Ternyata untuk mencari kesembuhan anaknya, ibunya ikut "kesetanan"
Di sisi lain, para murid yang risih diikuti oleh perempuan Kanaan juga "kerasukan setan". Artinya, para murid bersemangat mau mengusir perempuan itu. Mereka meminta kepada Yesus, "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Bila demikian, siapa sebenarnya yang kerasukan? para murid, anak perempuan kanaan, atau perempuan Kanaan?
Dalam Injil Matius 15:24 Seringkali diklaim oleh orang-orang di luar Kristus sebagai suatu pernyataan yang rasialis. Padahal justru sebaliknya ada pengajaran yang sangat berharga bisa dipetik dari kisah itu. Yesus kala itu berada didalam lingkungan masyarakat yang memiliki pola pikir bahwa orang-orang Yahudi adalah umat pilihan Allah; sedangkan bangsa lain tidak berhak menerima berkat Allah. Bangsa lain lebih rendah dan sebagainya. Yesus menjawab "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel". Hal ini adalah untuk menguji iman perempuan tersebut dan bahkan lebih jauh lagi Yesus mengucapkan kata-kata yang kedengarannya “kasar” sekali yaitu "anjing". Mengapa Yesus menggunakan kata “anjing” dalam kasus tersebut? Karena memang orang-orang Yahudi menganggap orang-orang Kanaan rendah dan menyebut orang-orang Kanaan “anjing”. Dan Yesus “sengaja” mengangkat topik ini.
Satu hal yang kita harus perhatikan dalam kisah ini adalah bahwa Yesus telah menyembuhkan begitu banyak orang tetapi tidak semuanya memiliki IMAN seperti perempuan Kanaan ini, yang justru dari kalangan yang terhina dengan sebutan “anjing”. Bukan itu saja perempuan Kanaan tidak merasa tersinggung dan bahkan mempunyai keberanian untuk tetap memohon; ayat 27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Perempuan Kanaan itu tetap dengan berani memohon agar anak perempuannya disembuhkan oleh Yesus, luar biasa. Ia mengatakan bahwa ia tidak meminta apa yang diperuntukkan bagi orang Israel tetapi ia hanya meminta yang layak ia dapatkan, yakni remah-remahnya. Di sini kita melihat bagaimana besar imannya, karena ia tidak memaksakan kehendaknya tetapi ia benar-benar memfokuskan permohonnya kepada belas-kasihan dari Yesus. Ia tetap menganggap suatu anugerah walaupun dia hanya mendapatkan remah-remah, sesuatu yang tidak lagi dihargai orang lain.
Pelajaran besar yang diambil dari iman perempuan Kanaan itu bahwa dia tidak goyah ketika Yesus menjawab “tidak patutlah mengambil roti yang disedikan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.", dia balik menjawab dengan keberanian yang luar biasa “bahwa anjing yang berada di bawah meja itu makan remah-remah roti yang jatuh”. Seorang perempuan dari kalangan kafir dan seorang dari warga kelas dua, keprihatinannya terhadap anak perempuannya telah membuat dia berani menembus batas-batas budaya, tradisi dan gender dengan ketabahan dan keberanian. Inilah yang kemudian membuat Tuhan Yesus menjadi kagum.
Kegigihan sikap ibu tadi akhirnya membuahkan hasil. Kita mungkin ikut lega mendengar Yesus bersabda: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Atau, sebaliknya, jangan-jangan setelah mendengar sabda Yesus itu kita menjadi iri hati, tidak terima, atau sakit hati karena merasa bahwa Yesus tidak adil dan tidak tegas. Itulah sikap iman yang dikehendaki oleh Yesus: iman yang tulus, rendah hati, tidak plin-plan (mudah berubah), sabar, tekun, tidak cepat menyerah, berusaha dengan sekuat tenaga, tidak cepat sakit hati atau putus asa. Bagi merekalah karunia sudah menunggu di depannya. Itulah juga gambaran orang yang merdeka, yang tidak diperbudak oleh orang lain dan perasaan dirinya sendiri, gengsinya.
Dalam kejadian itu, terbukti bahwa pelayanan Yesuspun menembus batas-batas kebiasan eksklusifitas Yahudi, Perempuan Kanaan itupun mendapat belas-kasihan dari Yesus. Perempuan ini telah datang pada alamat yang tepat, dia memiliki sikap yang benar, dan mendapatkan anugerah-Nya yang telah terbukti mendobrak pola pikir rasialis bangsa Yahudi masa itu. Yesus berkata "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh. Yesus telah dibuat kagum oleh iman dan kesederhanaan pola pikir dari perempuan Kanaan itu. Pujian semacam ini sangat jarang diucapkan oleh Yesus!
Dengan sikap Yesus dalam Injil hari ini, kita melihat bahwa pelayanan kasih terbuka bagi semua orang, tanpa membedakan suku, bangsa dan kelompok. Maka, kasih yang sejati mampu menembus tembok-tembok pemisah yang dibuat manusia. (RPG/IB/WG)
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati