| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 26 Agustus 2011 Hari Biasa Pekan XXI

Jumat, 26 Agustus 2011
Hari Biasa Pekan XXI

Ekaristi adalah kegenapan dari pralambang di masa lampau dan yang teragung dari segala mukjizat-Nya (St. Thomas Aquinas)

Antifon Pembuka (Mzm 97:10.12)

Terang terbit bagi orang benar; sukacita bagi orang tulus hati. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar, muliakanlah nama-Nya yang kudus.

Doa Pagi

Yesus, Guru dan Pelita hidup kami, ajarlah kami untuk berlaku bijak dalam setiap langkah hidup kami. Semoga kami memperoleh keselamatan kekal seperti yang Engkau janjikan bagi kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Tugas utama hidup orang beriman adalah menjaga hidup agar senantiasa mencerminkan kekudusan Allah. Sebab, Allah memanggil orang beriman dalam kesucian, bukan dalam percabulan.


Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (4:1-8)

"Inilah kehendak Allah, yaitu supaya kamu semua kudus."

Saudara-saudara, demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian: Kalian telah mendengar dari kami, bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang sudah kalian turuti! Tetapi baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kalian tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus. Ia menghendaki agar kalian menjauhi percabulan. Hendaknya kamu masing-masing hidup dengan isterinya sendiri, dalam kekudusan dan kehormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu, seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dalam hal-hal ini jangan ada orang memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Sebab Tuhan akan membalas semuanya itu, sebagaimana dahulu telah kami katakan dan kami tegaskan kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan yang cemar, melainkan untuk melakukan apa yang kudus. Karena itu barangsiapa menolak ini, bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus-Nya juga kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta
Ayat. (Mzm 97:1.2b.5-6.10.11-12)

1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan! Dia memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, dan akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.
4. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.

Hidup orang beriman selalu ditantang untuk siap siaga menghadapi kejutan. Dalam kasih sejati, kejutan sebagai suatu kegembiraan. Namun bagi orang yang tidak memiliki iman dan kasih, kejutan merupakan malapetaka.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)


"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!"

Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’ Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.’ Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan



Gadis yang bijaksana membawa pelita berbekal minyak penambahnya. Mereka bijak sebab mereka tidak pernah tahu kapan tuannya akan datang. Mereka ingin selalu siap kapan pun. “Tuhan kami bersyukur atas anugerah jangka hidup kami. Bimbing kami dalam menghayati hidup kami dengan bijak, hari ini dan selanjutnya! Amin.”

Doa Malam


Syukur dan terima kasih ya Tuhan, karena Engkau senantiasa menerangi langkah hidup kami dengan kasih-Mu. Sabda-Mu adalah terang bagi jalan kami agar kami tidak tersesat. Semoga sabda-Mu tertanam kuat dalam hati kami dan berbuah dalam hidup keseharian kami. Amin.


RUAH

Kamis, 25 Agustus 2011 Hari Biasa Pekan XXI

Kamis, 25 Agustus 2011
Hari Biasa Pekan XXI

Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang -- Mat 24:42

Doa Renungan

Allah Bapa di surga, kami bersyukur, karena tiada seorang pun yang menantikan keselamatan dengan sia-sia. Semoga sabda Putra-Mu menjadi tantangan bagi kami untuk membangun kota-Mu, tempat Engkau menyempurnakan segalanya dan tempat kami menemukan kebebasan dan kedamaian. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (3:7-13)

"Semoga Tuhan membuat kamu berkelimpahan dalam kasih persaudaraan."

Saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu. Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan. Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita? Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu. Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu. Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu. Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-5a.12-13.14.17; Ul: 1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -- berapa lama lagi? -- dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
3. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya perbuatan tangan kami, teguhkanlah!

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab kalian tidak tahu bilamana Anak Manusia datang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (24:42-51)

"Hendaklah kalian selalu siap siaga."

Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Sabtu siang Frater Niko bersiul-siul gembira di ruang makan seminari. Pulang kuliah tadi ia bersenandung sepanjang jalan sambil mengayuh sepedanya. Setelah makan siang ia akan ke Pasir Nangka, sebuah stasi-desa di selatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang tiap minggu ketiga rutin dilayaninya selama dua tahun terakhir ini. Sabtu malam ia memimpin ibadat sabda dan diskusi katekese di sana. Bermalam di rumah umat yang sederhana, namun dengan ’pelayanan prima’ seperti tamu agung. Perjalanan panjang 6–7 jam tak dirasa letih saat berkumpul kembali bersama umat setempat. Ada banyak bahan diskusi katekese yang muncul dalam setiap pertemuan. Umat selalu merindukan kehadiran frater muda yang akan memberikan setetes ’air penyejuk iman’ ini. Mereka ingin hidupnya semakin selaras dengan kehendak Allah.

Kerinduan perjumpaan umat-gembala juga terjadi antara Paulus dan Jemaat Tesalonika. ”Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh supaya kita dapat bertemu muka...agar kalian tak bercacat dan kudus di hadapan Allah...”, itu yang diungkapkan dalam bacaan hari ini.

Memang, benih iman yang telah ditaburkan dalam diri kita harus terus-menerus dipelihara agar tumbuh subur. Bersama para pelayan rohani kita merawatnya sedemikian rupa agar hidup semakin sempurna dari hari ke hari, sampai hari kedatangan Tuhan.

Tuhan Yesus, dampingi aku untuk memperbaiki hidupku setiap saat sambil menantikan kedatangan-Mu kembali kelak. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 24 Agustus 2011 Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Rabu, 24 Agustus 2011
Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita. (Mzm 68:20)

Antifon Pembuka (Mzm 95:2-3)

Maklumkanlah keselamatan Tuhan hari demi hari, wartakanlah kemuliaan-Nya di antara para bangsa.

Doa Pagi

Tuhan Yesus Kristus, seperti Filipus yang membagi kebahagiaan karena telah bertemu dengan-Mu, kami juga ingin membagi sukacita kami sebagai murid-Mu, melalui sikap dan tutur kata kami. Utuslah kami, ya Tuhan, ke mana dan kepada siapa pun kami Kaukehendaki. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Dalam penglihatannya, Yohanes menyaksikan kehadiran dan peranan keduabelas rasul dalam kemuliaan surgawi. Allah akan menganugerahi keselamatan dan kemuliaan kepada siapa saja yang percaya dan setia kepada-Nya.

Pembacaan dari Kitab Wahyu (21:9b-14)

"Tembok kota kudus dibangun atas dua belas batu dasar."

Aku, Yohanes, mendengar seorang malaikat berkata kepadaku, “Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.” Lalu, di dalam roh aku dibawanya ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi, dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus, Yerusalem, turun dari surga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah, dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Temboknya besar lagi tinggi, pintu gerbangnya dua belas buah. Di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat, dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel. Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang, di sebelah utara tiga pintu gerbang, di sebelah selatan tiga pintu gerbang, dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar, dan di atasnya tertulis nama keduabelas rasul Anak Domba.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Para kudus-Mu, ya Tuhan, memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-13b.17-18)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan Kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!

Perjumpaan yang baik akan menjadi awal pengenalan yang lebih mendalam. Perjumpaan Natanael dengan Yesus sungguh membarui hidupnya. Tanpa ragu, dia mengungkapkan imannya kepada Yesus. Dan dia ingin lebih mengenal Yesus dengan cara mengikuti-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:45-51)

"Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"

Sekali peristiwa, Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya, “Mari dan lihatlah!” Melihat Natanael datang kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’ maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan engkau lihat!” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Kita dapat berdoa dan menjalin hubungan dengan Tuhan dari hal-hal biasa dan sederhana. St. Bartolomeus memulai panggilan kerasulannya dari sesuatu yang kelihatan biasa. Bahkan Yesus menyatakan sesuatu yang seperti kebetulan. Tetapi, di situ ia melihat Tuhan sedang berkarya dan akan terus melanjutkannya.

Doa Malam

Syukur dan terima kasih ya Yesus, sebab hari ini kami mampu menyelesaikan tugas-tugas kami dengan baik dan membawa kegembiraan bagi sesama. Jika berkenan, terimalah. Jika ada kekurangan dan kesalahan, sudilah Engkau mengampuninya. Amin.


RUAH

Selasa, 23 Agustus 2011 Hari Biasa Pekan XXI

Selasa, 23 Agustus 2011
Hari Biasa Pekan XXI

Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. -- Matius 23:26

Doa Renungan


Allah Bapa kami, dalam segala hal Putra-Mu sama dengan kami, kecuali dalam hal dosa. Dalam kesetiaan akan teladan-Nya kami tidak mau mengikatkan diri pada pangkat, derajat, kekayaan dan kekuasaan. Semoga segala tingkah laku kami dijiwai oleh Roh-Nya, sehingga umat manusia dan para bangsa hidup rukun dan berdamai berkat semangat cinta kasih-Nya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:1-8)


"Kami rela membagi dengan kalian, bukan hanya Injil Allah, melainkan hidup kami sendiri."

Saudara-saudara, kamu sendiri tahu, bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia. Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat. Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya. Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. Karena kami tidak pernah bermulut manis--hal itu kamu ketahui--dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi--Allah adalah saksi-- juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.
Ayat. (Mzm. 139:1-3.4-6)

1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26)

"Yang satu harus dilakukan, tapi yang lain jangan diabaikan."

Pada waktu itu Yesus bersabda, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Kecaman Yesus dalam Injil hari ini terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi demikian kerasnya. Yesus dengan berani menyebut mereka sebagai orang munafik dan pemimpin buta. Perkataan Yesus itu benar meski terasa menyakitkan bagi pihak yang ditujukan. Tujuan Yesus bukan untuk mempermalukan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, tetapi hendak menegur segala kemunafikan mereka dan meluruskan apa yang terpenting dalam hukum Taurat. Tidak ada orang lain yang berani melakukannya kecuali Yesus.

Yesus pun tidak asal tuduh, semua didukung dengan bukti. Mereka terjebak perhitungan matematis dalam memberikan persembahan yang didapat dengan cara yang kotor. Karena itu Yesus mengingatkan bahwa yang terpenting dalam hukum Taurat yaitu keadilan, belas kasihan dan kesetiaan janganlah diabaikan. Bukannya angka-angka dalam persembahan, atau banyak sedikitnya yang bisa dipersembahkan, tetapi lebih pada belas kasih dan kesetiaan. Bagaimana kita menghayati arti persembahan kita selama ini?


Yesus, semoga cinta-Mu yang tak terhitung mendorong aku untuk mempersembahkan yang terbaik bagi-Mu, yaitu hidupku sendiri. Amin.

Rm. A. Budi Purnomo, Pr -- Renungan Harian Mutiara Iman 2011

Senin, 22 Agustus 2011 Peringatan Wajib. SP. Maria, Ratu

Senin, 22 Agustus 2011
Peringatan Wajib. SP. Maria, Ratu

Dengan merenungkan Injil, engkau akan memperdalam pemahamanmu akan maknanya (Beato Yohanes Paulus II)


Antifon Pembuka (Mzm 44:10)

Permaisuri berdiri di sisi Baginda, pakaiannya beraneka warna dan selubungnya berkilau laksana emas.

Doa pagi

Ya Bapa, betapa indahnya hidup saling mengasihi, memperhatikan dan melayani seperti yang diteladankan oleh Santa Perawan Maria, Ratu dan Santo Paulus, rasul-Mu. Semoga kami mampu meneladan mereka agar membawa berkah bagi sesama kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Berkat iman, kehidupan umat berkembang dalam harapan dan kasih. Melalui teladan hidup yang baik, mereka mengalami kasih Allah yang mendalam. Merasul berarti menghayati kasih baik dalam kata maupun perbuatan.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:2b-5.8b-10)

"Kalian telah berbalik dari berhala-berhala kepada Allah, untuk menantikan kedatangan Anak-Nya yang telah dibangkitkan."

Saudara-saudara, kami selalu mengenangkan kalian dalam doa-doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu di hadapan Allah dan Bapa kita. Saudara-saudara yang dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kalian. Sebab Injil yang kami wartakan disampaikan kepada kalian bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dalam kekuatan, dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh. Kalian sendiri tahu, bagaimana kami telah bekerja di antara kalian, demi kepentingan kalian. Di mana-mana telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kalian menyambut kami, dan bagaimana kalian berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan akan umat-Nya.
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)

1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.


Yesus menyampaikan kritik kepada ahli kitab dan orang Farisi yang hidupnya penuh dengan kemunafikan. Sebab, dengan sikap mereka itu, banyak orang akan mengalami kehancuran. Mereka begitu ketat dalam peraturan bagi orang lain, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:13-22)

"Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!"

Pada suatu hari Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian merintangi mereka yang berusaha masuk. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian menelan rumah janda-janda sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kalian sendiri. Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, ‘Bila bersumpah demi bait suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang bodoh dan orang-orang buta, manakah yang lebih penting, emas atau bait suci yang menguduskan emas itu? Dan kalian berkata, ‘Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Acap kita memperhalus, mengaburkan atau bahkan menggantikan kewajiban yang penting dan utama dalam hidup. Kita segan dan khawatir akan mengalami kesulitan bila menerima apa adanya. Memang, kita cenderung takut dengan kenyataan. “Tuhan tambahkanlah kami iman yang membuat kami menjauh dari panggilanmu dan lindungilah kami dari sikap munafik. Amin,”


RUAH

Bacaan Harian 22-28 Agustus 2011

Bacaan Harian 22-28 Agustus 2011

Senin, 22 Agustus: Peringatan Wajib Sta. Perawan Maria Ratu (P).
1Tes 1:2b-5.8b-10; Mzm 149:1-6a.9b; Mat 23:13-22.

Hidup seorang Kristen seyogyanya mampu memancarkan kasih Allah dan mengantar orang lain kepada Allah. Bukan malah sebaliknya, menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk mengalami Allah.

Selasa, 23 Agustus: Hari Biasa Pekan XXI (H).
1Tes 2:1-8; Mzm 139:1-6; Mat 23:23-26.

Orang Farisi dan ahli Taurat begitu mementingkan peraturan dan tampak lahiriah, tetapi hati mereka tidak melekat pada tujuan yang sesungguhnya dari perbuatan itu. Yesus justru mementingkan apa yang sesungguhnya ada di hati, bukan tampak luar.

Rabu, 24 Agustus: Pesta St. Bartolomeus, Rasul (M).
Why 21:9b-14; Mzm 145:10-13ab.17-18; Yoh 1:45-51.

Semua manusia pasti mengalami kesedihan dan kesakitan kalau dihina. Yang paling menyakitkan adalah dihina oleh orang yang kita cintai. Tetapi kalau kita tengok ke dalam, tanpa sadar kita mungkin sering menghina orang-orang yang kita cintai, entah dengan kata, sikap atau tindakan. Mungkin itu adalah keluarga kita sendiri. Luka yang kita timbulkan tampaknya perlu pula kita usahakan untuk kita sembuhkan.

Kamis, 25 Agustus: Hari Biasa Pekan XXI (H).
1Tes 3:7-13; Mzm 90:3-4.12-14.17; Mat 24:42-51.

Yesus mengingatkan kita untuk siap sedia, yaitu hidup dalam Terang. Orang yang didapati selalu siap sedia akan mendapat kepercayaan lebih. Hal itu nampak dalam setiap kata, sikap, dan perbuatan kita di manapun kita berada: di rumah, di lingkungan sekitar, di lingkungan gereja, ataupun di tempat kerja.

Jumat, 26 Agustus : Hari Biasa Pekan XXI (H).
1Tes 4:1-8; Mzm 97:1.2b.5-6.10-12; Mat 25:1-13.

Kita diingatkan untuk menjadi ’gadis-gadis bijaksana’ yang selalu mengisi ’pelita diri’ dengan ’minyak’ yang dapat menghasilkan terang. Tanpa ’minyak’ itu, kita sama dengan gadis-gadis bodoh yang lalai mempersiapkan diri menyambut tuannya. Sudahkah hari-hari kita disi dengan ’minyak’ supaya hidup kita selalu terang dan siaga?

Sabtu, 27 Agustus 2011: Peringatan Wajib Sta. Monika (P).
1Tes 4:9-11; Mzm 98:1.7-9; Luk 7:1-17.

Iman perwira Romawi ini sangat luar biasa. Ketika hambanya sakit keras, Ia menyuruh utusannya untuk datang kepada Yesus untuk memohon belas kasihan-Nya. Saat Yesus ingin datang ke rumahnya, ia malah menyuruh utusan lain untuk berkata kepada Yesus supaya tak usah datang ke rumahnya, tetapi bersabdalah saja maka hambanya akan sembuh. Perwira Romawi ini, meskipun dianggap sebagai bagian dari bangsa kafir, ternyata sungguh percaya akan kuasa sabda Yesus. Nah, apakah kita yang mengaku sebagai murid-murid-Nya juga percaya akan kuasa sabda Yesus Tuhan kita?

Minggu, 28 Agustus : Hari Minggu Biasa Pekan XXII (H).
Yer 20:7-9; Mzm 63:2-6.8-9; Rm 12:1-12; Mat 16:21-27.

Sama seperti Petrus, kita juga sering lebih berkutat dengan apa yang kita pikirkan daripada apa yang Allah pikirkan. Mengikuti pikiran Allah memang tidak mudah. Hal ini membutuhkan pengenalan yang lebih dalam terhadap-Nya. Kalau tidak, hidup kita cenderung hanya digerakkan oleh pikiran-pikiran kita sendiri. Semoga kita mengerti, mengapa Yesus menegur Petrus: ”Enyahlah Iblis!”

Minggu, 21 Agustus 2011 Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 21 Agustus 2011
Hari Minggu Biasa XXI

TENTANG MESIAS, BATU KARANG, DAN KUNCI KERAJAAN SURGA

Antifon Pembuka (Mzm 85:1-3)

Dengarkanlah doaku, ya Tuhan, jawablah aku. Selamatkanlah hamba-Mu, yang percaya kepada-Mu. Kasihanilah aku, ya Tuhanku, kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.

Doa Renungan


Allah Bapa kaum beriman, Engkaulah yang menyatukan tekad umat-Mu mengejar cita-cita yang sama. Semoga kami mencintai perintah-Mu serta merindukan janji-janji-Mu, sehingga kami dalam aneka macam kesibukan tetap terpancang pada cita-cita kebahagiaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (22:19-23)

"Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya."

Beginilah firman Tuhan kepada Sebna yang mengurus istana raja, "Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan. Maka pada waktu itu, Aku akan memanggil Elyakim bin Hilkia. Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya; ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaannya akan Kuberikan ke tangannya. Maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda. Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya. Apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutupnya; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. Aku akan memberi dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh, maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum keluarganya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2bc-3.6.8bc; Ul: 8bc)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan itu tinggi, namun Ia memperhatikan orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong jauh. Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (11:33-36)

"Segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah dan menuju Allah."

Saudara-saudara, alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan, dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-Nya, sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada Allah, sehingga Allah wajib menggantinya? Sebab segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah dan menuju kepada Allah. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:27)
Engkau adalah Petrus, dan di atas wadas ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam menguasainya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-20)

"Engkaulah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."

Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi. Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga." Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitakan kepada siapa pun bahwa Dialah Mesias.
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekan-rekan,
Injil memperkenalkan Yesus terutama lewat pengajarannya, lewat kisah pelbagai penyembuhan yang dilakukannya, termasuk tindakan mengusir roh jahat, dan lewat peristiwa perbanyakan roti. Karena itu orang mulai bertanya-tanya, siapa sebenarnya dia itu dan bagaimana ia dapat mengerjakan semua itu. Semakin disadari bahwa dia lain dari orang-orang luar biasa lainnya. Siapakah dia sesungguhnya?

Dalam Mat 16:13-20 (Injil hari Minggu Biasa XXI tahun A) Petrus mengungkapkan kesadaran para murid terdekat bahwa Yesus itu Mesias, anak Allah yang hidup. Penegasan ini sebetulnya satu sisi saja dalam pewartaan mengenai siapa sebenarnya Yesus. Sisi yang lain menyangkut perjalanan ke arah penderitaan, wafat dan kebangkitan Yesus yang diungkapkan dalam Injil langsung sesudah penegasan akan kemesiasan Yesus. Kali ini petikan Injil Matius mengajak pembaca mendalami sisi yang pertama. Hari Minggu berikutnya akan dilihat sisi yang lain.

APA YANG HENDAK DISAMPAIKAN?


Tentu saja ada pelbagai anggapan di masyarakat orang Yahudi dulu mengenai siapa tokoh Yesus itu. Dan di Kaisaria Filipi para murid diajak Yesus berbicara mengenai pelbagai pendapat mengenai dirinya. Sudah matang saatnya para murid dituntun mengenali siapa dia itu sebenarnya. Mereka telah mendengar ajarannya, telah melihat perbuatannya, dan menyaksikan kekuatannya. Kini tibalah waktunya memahami siapa dia itu.

Tentu saja mulai disadari bahwa Yesus yang mempesona dan diikuti banyak orang ini ialah dia yang resmi ditugasi Allah dan kedatangannya yang dinanti-nantikan banyak orang. Dialah Mesias yang diharapkan membangun kembali umat Allah seperti dahulu kala. Dialah yang bakal memimpin orang banyak makin mendekat kepada Allah sendiri. Di dalam kesadaran orang banyak, Mesias ini ialah keturunan Daud yang akan mengawali zaman adil dan damai. Dalam keagamaan Yahudi, gagasan Mesias seperti ini disatukan dengan pengertian "Anak Manusia", seperti terungkap dalam penglihatan Daniel (Dan 7:13). Gereja Awal juga percaya bahwa Yesus ialah tokoh ini.

Keyakinan di atas mau tak mau berhadapan dengan kenyataan bahwa Yesus akhirnya mengalami penderitaan, ditolak oleh para pemimpin masyarakat Yahudi yang sah ("tetua, imam kepala dan ahli Taurat" ialah tiga macam anggota di dalam Sanhedrin, badan resmi masyarakat Yahudi) sampai dibunuh. Namun demikian, nanti dengan pelbagai cara para murid Yesus juga mengalami kebangkitan Yesus pada hari ketiga. Dan pengalaman inilah yang membuat mereka percaya bahwa Yesus itulah sungguh Mesias.

PERKEMBANGAN DALAM GEREJA AWAL

Pokok kepercayaan yang tumbuh dalam Gereja Awal terungkap dalam rumusan penegasan Petrus yang disampaikan secara sederhana tapi tegas dalam Mrk 8:29 "Engkaulah Mesias". Bukan tanpa arti bila dalam ketiga Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas) pemberitahuan pertama mengenai penderitaan, wafat dan kebangkitan didahului dengan penegasan Petrus mengenai siapa sebenarnya Yesus itu. Penegasan dalam Injil Markus ini kemudian dipertajam rumusannya oleh Matius dan Lukas dengan cara masing-masing. Menurut Mat 16:16, Petrus berkata, "Engkaulah Mesias, anak Allah yang hidup!" (Mat 16:16). Matius menambahkan "anak Allah yang hidup" untuk menggarisbawahi bahwa Allah-lah yang memilih Yesus sebagai pewarta kehadiranNya di dunia. Matius juga bermaksud menjelaskan bahwa Mesias yang dinanti-nantikan ini bukan pemimpin politik atau penguasa yang bakal membangun kembali kejayaan Israel dengan kekuatan militer. Maklum di kalangan Yahudi harapan akan Mesias politik ini amat kuat. Persoalan ini tidak amat terasa dalam lingkungan Lukas yang bukan berasal dari kalangan Yahudi. Mereka lebih berminat memahami apakah kuasa dan kekuatan Yesus itu memang berasal dari Allah sendiri. Karena itu ditandaskan dalam Luk 9:20 bahwa Mesias tadi "dari Allah". Maksudnya, Yesus datang dari Dia dan menunjukkan bahwa Allah sendiri bertindak dalam diri Yesus untuk membebaskan manusia dari kuasa-kuasa jahat, dari penyakit, dari kekersangan batin. Inilah yang membuat Yesus betul-betul menjadi Mesias bagi semua orang.

APA ARTI "ANAK MANUSIA"?

Ketika Yesus menanyai murid-muridnya apa kata orang mengenai siapa "Anak Manusia" ada jawaban yang bermacam-macam. Ungkapan "Anak Manusia" dipakai merujuk pada diri Yesus. Dalam kesadaran orang Yahudi pada zaman Yesus, ada kaitan antara tokoh yang dinanti-nantikan datangnya sebagai Mesias dengan penglihatan dalam Dan 7:13 yang menggambarkan tokoh yang mirip manusia itu terlihat datang mengarah kepada Yang Mahakuasa dan mendapat kuasa di bumi dan di langit.

Dengan memakai ungkapan itu Yesus hendak memperkenalkan dirinya yang sesungguhnya. Ia tidak bertanya mengenai apa kata orang mengenai ajarannya, mengenai tindakannya, mengenai kelakuannya. Ia ingin mendengar bagaimana orang menerapkan siapa tokoh yang terarah kepada Yang Mahakuasa itu, siapa "Anak Manusia" tadi. Para murid diajak menengarai pelbagai pandangan yang ada mengenai dirinya: ia seperti Yohanes Pembaptis, tokoh spiritual yang masih segar dalam ingatan orang, juga bisa dibandingkan dengan Elia, seorang nabi besar yang diceritakan telah naik ke langit dan tentunya akan kembali diutus Allah mendatangi umat pada saat-saat mereka membutuhkan dampingan dan arahan, atau seperti nabi Yeremia yang dikenal tak jemu-jemunya memperingatkan umat dan para pemimpin agar tetap setia pada Allah di tengah penderitaan dan mengajarkan kerohanian yang sejati dan bukan praktek luar-luar saja.

"BAGI KALIAN, SIAPA AKU INI?"


Pendapat-pendapat itu tidak bisa dikatakan meleset. Walaupun demikian, ada pemahaman yang dapat lebih menolong. Yesus menanyai Petrus dengan ungkapan yang berbeda, "Tetapi apa katamu, siapakah aku ini?" Tidak lagi ditanyakan apa kata orang, melainkan apa katamu. Juga tidak lagi dipakai sebutan "Anak Manusia", melainkan "aku". Petrus kini tampil sebagai wakil para murid yang kemudian mempersaksikan Yesus Kristus dan meneruskan wartanya. Pertanyaan Yesus kepadanya bukan pertanyaan kepada individu Petrus saja. Setelah menanyai para murid, pada ay. 15 disebutkan Yesus bertanya kepada "mereka" - yakni para murid tadi. Terjemahan LAI "apa katamu" tidak amat jelas. Memang dalam bahasa Indonesia "-mu" bisa berarti tunggal bisa pula jamak. Teks asli dalam bahasa Yunani memakai kata "kalian" yang hanya bisa berarti jamak. Maka pertanyaan tadi jelas ditujukan kepada para murid, begitu juga menurut Injil Markus dan Lukas. Dalam situasi itulah Petrus tampil mewakili para murid. Oleh karena itu, tak usah ditafsirkan bahwa di sini ada imbauan untuk menumbuhkan jawaban iman yang digarap secara pribadi, bukan rumus-rumus yang siap pakai saja. Memang iman yang dewasa dan kuat juga semakin pribadi sifatnya. Tetapi tanya jawab dengan Petrus ini bukan ke sana arahnya.

Jawaban Petrus juga mencerminkan pemahaman para murid. Memang kemudian Matius secara khusus menyoroti Petrus. Setelah penegasan tadi, pada ay. 17, Matius menambahkan episode Yesus menyebut Petrus berbahagia karena pengetahuan tadi didapat bukan dari manusia melainkan dari Bapa di surga. Kemudian dalam dua ayat berikutnya Simon disebut Yesus sebagai batu karang dasar Gereja dibangun yang tak bakal terkalahkan oleh maut, ia juga disebut pemegang kunci surga (Mat 16:18-19). Tambahan ini tidak ada dalam Injil lain.

BATU KARANG DAN KUNCI KERAJAAN SURGA

Batu karang jadi tempat berlindung dari hempasan ombak dan tempat berpegang agar tak hanyut oleh arus-arus ganas. Dengan menyebut Petrus sebagai batu karang, Yunaninya "petra", ditandaskan bahwa ia bertugas melindungi umat yang dibangun Yesus dari marabahaya yang selalu menghunjam. Dikatakan juga bahwa alam maut (Yunaninya "hades", Ibraninya "syeol") takkan bisa menguasainya, maksudnya takkan dapat mematikan kumpulan orang yang percaya tadi.

Orang dulu membayangkan jalan ke alam maut sebagai lubang yang menganga lebar. Seperti liang lahat yang besar. Semua orang mati pasti akan ke sana dan tak ada jalan kembali. Satu-satunya cara untuk mencegah agar orang tidak tersedot ke dalamnya ialah dengan menyumbatnya dengan batu besar yang tidak bakal tertelan dan tak tergoyah. Petrus digambarkan sebagai tempat Yesus mendirikan umat yang takkan terkuasai alam maut.

Gambaran di atas dapat membantu mengerti mengapa kepada Petrus diberikan kunci Kerajaan Surga. Bukannya ia dipilih menjadi orang yang menentukan siapa boleh masuk siapa tidak, melainkan sebagai yang bertugas menahan agar kekuatan-kekuatan maut tidak memasuki Kerajaan Surga! Ia mengunci surga dari pengaruh yang jahat. Apa yang diikatnya di bumi, yang tetap dikunci di bumi, yakni jalan ke alam maut akan tetap terikat dan tidak akan bisa merambat ke surga. Tak ada jalan ke surga bagi daya-daya maut. Apa yang dilepaskannya di bumi, yakni manusia yang bila dibiarkan sendirian akan menjadi mangsa lubang syeol menganga tadi. Tidak amat membantu bila kata-kata itu ditafsirkan sebagai penugasan Petrus menjadi "juru kunci gerbang surga" menentukan siapa orang diperkenankan masuk dan dibiarkan di luar tidak peka konteks. Malah tafsiran itu akan membuat warta Injil Matius kurang terasa.

Bisakah gagasan kunci Kerajaan Surga dipakai sebagai dasar bagi wibawa takhta apostolik Paus penerus Petrus? Tentu saja, asal dilandasi dengan pengertian di atas. Bukan dalam arti juru kunci gerbang ke arah keselamatan, membuka atau menutup akses ke surga, melainkan sebagai penangkal kekuatan-kekuatan alam maut. Pernyataan itu memuat penugasan melindungi umat, bukan pemberian kuasa menghakimi atau memonopoli keselamatan.

Sampai lain kali, dan Pax!

A.Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy