| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 01 September 2011 Hari Biasa Pekan XXII

Kamis, 01 September 2011
Hari Biasa Pekan XXII


SANGSI, HORMAT, & PERCAYA

Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata: ”Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa”. Kata Yesus: ”Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia”. Simon dan teman-temannya pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.
(Luk 5: 8, 10 – 11)

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur atas kehidupan yang masih kami alami serta kesehatan yang telah kami terima. Buatlah kami mampu menyadari kasih-Mu sehingga sepanjang hari ini dimampukan untuk memulai, melaksanakan dan mengakhiri semua pekerjaan dan tugas kami dalam nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin
.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:9-14)

"Bapa telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Putra-Nya yang terkasih."

Saudara-saudara, sejak kami mendengar tentang kalian, tak henti-hentinya kalian kami doakan. Kami mohon semoga kalian menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna. Maka hidupmu akan layak di hadapan-Nya, dan berkenan di hati-Nya dalam segala hal. Kalian akan menghasilkan buah dalam segala pekerjaan baik, dan bertumbuh dalam pengetahuan benar tentang Allah. Kalian akan diperkuat dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan Allah untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kalian layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan bagi orang-orang kudus di dalam Kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang terkasih; Dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat. (Mzm 98:2-3ab.3cd-4.5-6)
1. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
2. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
3. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mrk 1:17)
Mari, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kalian akan Kujadikan penjala manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:1-11)

"Mereka meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus."

Pada suatu ketika Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan sabda Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Selesai berbicara Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat hal itu Simon tersungkur di depan Yesus dan berkata, "Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa." Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, "Jangan takut. Mulai sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka lalu meninggalkan segala sesuatu, dan mengikuti Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Dia, hendak mendengarkan firman Allah. Maka Ia pun melihat ke sekeliling-Nya, mencari tempat berpijak yang tepat, agar pengajarannya jelas dan dapat ditangkap oleh semua orang. Ia melihat ada dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Yesus naik ke dalam salah satu perahu, yakni perahu Simon, dan menyuruh dia menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Simon tidak membantah, melainkan langsung menuruti perintah Yesus. Mengapa? Karena Simon sudah kenal siapa Yesus, yakni seseorang yang dihormati banyak orang sebagai guru, dan pernah menyembuhkan ibu mertuanya yang sakit keras. Lalu Yesus duduk di perahu dan Ia mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai bicara, Yesus berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam, dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan".

Saudara-saudari terkasih.

Bagaimana tanggapan Simon mendengar perintah itu? Simon menjawab: "Guru, sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga". Pada awalnya, Simon sedikit sangsi akan petunjuk Yesus. Bukankah malam adalah waktu yang lebih baik untuk menangkap ikan daripada pagi menjelang siang? Pun malam tadi mereka sudah bekerja keras dan hasilnya nihil. Namun rasa sangsi itu jauh lebih kecil daripada rasa hormatnya kepada Yesus. Karena yang menyuruh adalah guru yang sungguh dihormatinya, maka ia mematuhi perintahNya. Dan mereka pun menangkap banyak sekali ikan, sampai jala mereka koyak, sampai perlu dibantu oleh sebuah perahu lain untuk menampung ikan yang tertangkap, bahkan kedua perahu sampai hampir tenggelam. Mengalami itu, Simon amat malu. Ia tersungkur dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa"
Saudara-saudari terkasih.

Simon merasa berdosa karena sempat meragukan apa yang dikatakan Yesus. Namun Yesus paham sekali, bahwasanya Simon sungguh menghormati-Nya, sehingga meski ia ragu, namun ia tetap patuh melakukan apa yang disuruhkan Yesus kepadanya. Maka Yesus pun menenangkan Simon, katanya: "Jangan takut, mulai sekarang, engkau akan menjadi penjala manusia". Seseorang yang pernah ragu dan kurang percaya kepada Yesus, namun kemudian menyesal dan bertobat, akan menjadi seseorang yang sungguh percaya pada kuasa-Nya. Percaya bukan karena mendengar dari orang lain atau membacanya dari buku, melainkan percaya karena pernah mengalaminya sendiri. Orang yang percaya, karena sudah mengalaminya sendiri, akan memberitakan apa yang dipercayainya dengan sangat yakin kepada orang lain. Pemberitaannya bukanlah basa basi belaka. Pemberitaannya berdasarkan pengalaman sendiri yang nyata. Orang lain yang mendengarkannya pun jadi lebih mudah mempercayai berita yang disampaikannya.

Saudara-saudari terkasih.

Kita sudah sering mendengar bahwa Yesus adalah Tuhan. Namun, sungguhkah kita meyakini hal tersebut? Beranikah kita berkata bahwa Yesus itu adalah anak manusia, sekaligus juga sungguh-sungguh Tuhan? Bukankah kita kadang ragu bahwa Yesus itu mungkin hanya sekedar nabi? Mengapa? Karena kita sesungguhnya masih ragu, belum sepenuhnya percaya, bahwa, kita ini memang adalah citra Allah, anak-anak Allah. Kita masih menempatkan diri kita sendiri sebagai hamba Allah. Mengapa kita masih ragu? Karena kita belum pernah bertemu dengan Allah yang ada di dalam diri kita sendiri. Meskipun demikian, kita menghormati Tuhan, maka kita patuh dan mengiyakan saja bahwa memang kita ini anak-anak Allah. Melalui pengalaman hidup kita selanjutnya, ada saatnya kita bertemu dengan Allah yang ada dalam diri. Pada saat itulah kita baru sungguh paham serta percaya, bahwa Tuhan nyata hadir di dalam diriku, bahwa Tuhan dan aku telah menjadi satu. Barulah kita mampu mengimani Yesus sebagai Tuhan dengan sungguh.

REFLEKSI:

Apakah kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? Pernahkah kita mengalami bersatu dengan Tuhan?

MARILAH KITA BERDOA:

Tuhan Yesus, aku bersyukur kepada-Mu, karena Engkau telah menunjukkan jalan yang perlu kutempuh, saat aku merasa ragu. Engkau mengijinkanku untuk menghayati rasa raguku, sekaligus tetap menghormatiMu sebagai Tuhan. Dan pada saatnya, Engkau menunjukkan kuasaMu melalui pengalaman hidupku, ya Yesus... doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan penyelamat kami. Amin


LUMEN NO : 6966

Renungan Lumen Indonesia

Rabu, 31 Agustus 2011 Hari Biasa Pekan XXII

Rabu, 31 Agustus 2011
Hari Biasa Pekan XXII

AKU HARUS MEMBERITAKAN INJIL

Orang banyak mencari Dia, lalu menemukannya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: ”Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus.” (Luk 4 : 42b - 43)


Doa Renungan

Allah Bapa kami yang maha pengasih dan penyayang, hanya mereka yang tidak mau melihat, benar-benar buta. Hanya mereka yang tidak mau mendengar, yang sungguh-sungguh tuli. Kami mohon kepada-Mu, bukalah mata dan telinga kami terhadap segala kebaikan dan rahmat-Mu yang Kausampaikan melalui sesama di sekitar kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (1:1-8)

"Sabda kebenaran telah sampai kepadamu, demikian juga kepada seluruh dunia."

Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah, dan Timotius saudara kita, kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu. Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya. Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia. Dialah juga yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku percaya akan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sekarang dan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm. 52:10.11)

1. Tetapi aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah; aku percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya.
2. Aku hendak bersyukur kepada-Mu selama-lamanya, sebab Engkaulah yang bertindak; karena nama-Mu baik, aku hendak memasyhurkannya di hadapan orang-orang yang Kaukasihi.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus aku memaklumkan Injil kepada orang hina dina dan mewartakan pembebasan kepada para tawanan.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:38-44)

"Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil, sebab untuk itulah Aku diutus."

Setelah meninggalkan rumah ibadat di Kapernaum, Yesus pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Sambutan terhadap Yesus di Kapernaum, sangat berlawanan dengan sambutan-Nya di Nazaret. Orang banyak berusaha menahan Dia, untuk tinggal bersama mereka. Tetapi ini pun sesungguhnya juga suatu cara, suatu "taktik" untuk menjerat Yesus. Namun Yesus tidak terjerat, mereka gagal; tidak berhasil menahan Yesus. Karena Yesus diutus untuk semua orang. Ia bersabda: "Juga di kota-kota lain. Aku harus memberi- takan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus." Bagi Yesus yang menentukan perutusan-Nya, bukanlah keberhasilan-Nya, bukan pula suara orang banyak, melainkan apa yang didengar dari Bapa-Nya. Kehendak Bapa menentukan segalanya. Yesus selalu menunjuk pada karya kasih-Nya, kalau Ia diminta tanda, bahwa Ia itu Mesias. Bapa senantiasa menyertai Yesus dengan kuasa Roh-Nya, tampak jelas, bahwa Yesus adalah "Anak Allah" yang berkuasa, yang berwibawa dan yang berkenan kepada Bapa-Nya.

Saudara-saudari terkasih.

Karya kasih, atau karya kerasulan yang berhasil membawa dampak positif bagi orang lain. Orang merasa dihargai, mendapat pelayanan, diperhatikan, dibebaskan dan diselamatkan. Namun, tidak jarang kita menemui teman, kelompok, tempat berkarya yang membuat kita tidak bisa lepas dari mereka. Hari-hari hidup kita dipenuhi dan diwarnai dengan kegembiraan, karena kita diterima, dihargai, dibutuhkan dan dicintai. Dan hati kita pun tidak jarang terpaut, terjerat pada mereka, sehingga sukar untuk bisa dilepaskan. Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita agar jangan terikat, terjerat pada suatu tempat dan pada pribadi-pribadi tertentu. Sehingga ada ikatan emosi, keakraban yang tidak sehat. Yesus memerintahkan agar kita: Juga ke kota-kota lain, untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah kita diutus." Untuk itu kita harus punya iman kuat.

Saudara-saudari terkasih.

Dewasa ini sering terdengar, bahwa seorang Kristiani, oarang Kristen, orang Katyolik meninggalkan imannya, meninggalkan Yesus. Ada seorang muda, yang saya kenal baik. Ya pribadinya, ya hidup beragamanya, ya hormatnya pada orangtua. Oleh karena itu dia diminta menjadi bapa baptis bagi beberapa keponakan lelakinya. Namun dalam perjalanan hidupnya, pelan-pelan dia meninggalkan kehidupan beragamanya sebagai orang Katolik, Malas berdoa, tidak rajin mengikuti Misa Kudus pada hari Minggu, kalau pun pergi datang terlambat dan pulang cepat sebelum berkat, doa di lingkungan tidak pernah hadir, bergaul dengan sesama anak muda tidak pernah. Pergi kerja pagi, jam enam sudah jalan; dan jam 21.00 malam baru masuk rumah. Kalau harus lembur baru pulang jam 03.00 pagi. Setelah sekian lama tidak mendengar beritanya, akhir-aklhir ini saya batru tahu, ternyata dia telah pindah agama. Tentu hal bagi keponakan-keponakannya jadi pertanyaan. Dia itu kurang kuat imannya, hidupnya kurang berdoa, dan kurang bijak.

Saudara-saudari terkasih.

Lebih memprihatinkan lagi, bila sampai ada berita, ada seorang Imam yang meninggalkan panggilan Imamatnya. Dia melepaskan jubahnya, dia melepaskan jabatan imamatnya. Padahal dia telah banyak membaptis bayi, anak-anak, remaja, pemuda-pemudi, orang dewasa dan orangtua. Dia pun juga sudah banyak pula menikahkan muda-mudi yang memasuki bahtera pernikahan. Pertanyaan yang sering muncul, lalu bagaimana dengan baptisnya, bagaimana dengan pernikahannya? Syah atau batal? Dalam, kasus ini Gereja menegaskan, bahwa baptis dan pernikahan mereka syah. Tidak terpengaruh, tidak batal. Karena baptis dan perkawinan itu dilakukan sewaktu dia syah dan resmi sebagai pejabat Gereja; walaupun pada waktu selanjutnya dan pada akhirnya iman itu "mundur" dari jabatan Imamatnya. Mengapa seorang Imam mundur dari jabatannya itu? Dari pengalaman, dikarenakan imam itu kurang berdoa, kurang bersatu dengan Allah, yang diungkapkan dengan sesama imam satu komunitas.

REFLEKSI:


Apakah kita telah dengan sungguh hidup dalam doa, iman dan kesatuan dengan Allah, Bapa di sorga?

MARILAH KITA BERDOA:


Tuhan Yesus, bangkitkanlah semangat memberitakan Injil Kerajaan Allah di tempat kami, agar kami tidak lekat dan terikat pada tempat, pribadi yang memberikan kelegaan dan kegembiraan. Berilah kami iman yang kuat dan kesetiaan kepada-Mu, ya Yesus... Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu yang Kudus, Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.

Renungan LUMEN INDONESIA NO : 6965

Selasa, 30 Agustus 2011 Hari Biasa Pekan XXII

Selasa, 30 Agustus 2011
Hari Biasa Pekan XXII

Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. <---> (Yohanes 14:2-3)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, puji syukur atas berkat-Mu yang kami terima pada hari ini. Rahmat kehidupan dan kesehatan yang boleh kami rasakan. Kami mohon kepada-Mu, pimpin dan dampingilah kami dalam menjalankan semua rencana dan pekerjaan kami. Sehingga dengan demikian kami dapat menjadi saluran rahmat dan berkat bagi setiap orang yang akan kami jumpai hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat Tesalonika (5:1-6.9-11)

"Kristus telah wafat untuk kita, agar kita hidup bersama Dia."

Saudara-saudara, tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput. Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadarKarena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, 10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia. Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 7:16; 2/4)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:31-37)

"Aku tahu siapa Engkau: Engkau Yang Kudus dari Allah."

Sekali peristiwa Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya. Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar." Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Film ”2012” menggemparkan dunia. Ramalan kuno suku Indian Maya tentang kiamat pada tahun 2012 telah menginspirasikan Roland Emmerich untuk menyutradarai film ini. Diskusi, debat, seminar ilmiah, bahkan seminar rohani digelar di berbagai tempat untuk menanggapinya. Ada juga segelintir agamawan yang terkecoh sehingga mengharamkan film ini. Aneh bukan? Konon dalam beberapa hari saja setelah dirilis, film ini bisa meraup 225 juta dolar Amerika. Sebuah angka fantastik yang menobatkannya menjadi film super box office. Itulah praktik bisnis jitu yang dikemas dalam promosi yang pas.

Rasul Paulus mewanti-wanti umatnya di Tesalonika agar selalu siap menyongsong kedatangan Tuhan. Maksudnya agar mereka tidak hidup dalam kegelapan. Keselamatan akan dimiliki oleh setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, yang melalui wafat-Nya di salib telah menebus segala dosa kita. Dialah ”Yang Kudus dari Allah” yang telah menghempaskan kuasa setan dari hidup manusia. Sebagai manusia modern yang hidup 2.000 tahun setelah Kristus, masihkah kita khawatir akan hari kiamat itu?

Allah Bapa, Engkau amat mengasihi umat manusia ciptaan-Mu, sehingga Engkau mengutus Putra-Mu, Yesus, untuk menebusku. Tuntun aku untuk berani hidup dalam terang cahaya Putra-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 29 Agustus - 04 September 2011

Bacaan Harian 29 Agustus - 04 September 2011

Senin, 29 Agustus : Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir (M).
Yer 1:17-19; Mzm 71:1-4a.5-6ab.15ab.17; Mrk 6:17-29.

Hiburan dan kesenangan sesaat yang dinikmati tanpa kontrol diri yang kuat akan berakibat pada rasa sesal yang mendalam. Pada masa kini ada banyak godaan kenikmatan yang ditawarkan melalui pelbagai media massa. Mau tidak mau kita terekspos pada godaan tersebut dan apabila tidak hati-hati kita akan terjatuh. Maukah kita seperti Herodes yang mengorbankan kebenaran demi kesenangan sesaat?

Selasa, 30 Agustus : Hari Biasa Pekan XXII (H).
1Tes 5:1-6.9-11; Mzm 27:1.4.13-14; Luk 4:31-37.

Yesus mau peduli dan mau berurusan dengan penderitaan dan penyakit kita. Karena itulah Ia memiliki kuasa atas roh-roh yang mendatangkan kejahatan. Demikian pula kita akan diberi rahmat yang sama, pada waktu kita mengembangkan sikap peduli pada mereka yang menderita.

Rabu, 31 Agustus: Hari Biasa Pekan XXII (H).
Kol 1:1-8; Mzm 52:10-11; Luk 4:38-44.

Rasul Paulus bersukacita atas kabar yang ia dengar tentang umat di Kolose. Iman yang berkembang di antara mereka telah menghasilkan kasih sebagai buahnya. Kasih itu diberikan untuk melayani semua orang. Mereka melandaskan pelayanan kasih itu pada harapan surgawi yang akan mereka terima, kelak. Semuanya itu makin menyadarkan betapa pentingnya karya pelayanan Injil.

Kamis, 01 September : Hari Biasa Pekan XXII (H).
Kol 1:9-14; Mzm 98:2-6; Luk 5:1-11.

Simon melakukan apa yang diperintahkan Yesus dengan penuh percaya dan beroleh buah dari imannya itu. Seringkali kita kurang paham akan maksud Allah. Tapi bila kita setia melaksanakannya, akan memperoleh buahnya. Apakah kita lebih suka mengikuti kehendak-Nya atau menuruti kehendak sendiri?

Jumat, 02 September : Hari Biasa Pekan XXII (H).
Kol 1:15-20; Mzm 100:2-5; Luk 5:33-39.

Membuka pengajarannya, Paulus menegaskan dasar dan sendi utama yang menyokong harapan iman kita. Kristuslah dasar karya keselamatan Allah sejak semula. Karena itu, Ia juga menjadi kepala atas tubuh, yaitu jemaat. Sebab itu, Gereja mengajarkan bahwa kita memperoleh jalan lempang keselamatan melalui Kristus.

Sabtu, 03 September : Peringatan Wajib Sta. Gregorius Agung, Paus-Pujangga Gereja (P).
Kol 1:21-23; Mzm 54:3-4.6.8; Luk 6:1-5.

Hari-hari diciptakan Allah demi kemuliaan-Nya. Ada waktu bekerja, ada pula waktu untuk beristirahat. Kedua-duanya mengajak kita untuk semakin memuliakan Allah dalam hidup kita. Kemuliaan Allah tercipta apabila kita makin menghargai keselamatan dan nilai hidup kita dan sesama.

Minggu, 04 September : Hari Minggu Biasa XXIII (H). Hari Minggu Kitab Suci Nasional.
Yeh 33:7-9; Mzm 95:1-2.6-9; Rm 13:8-10; Mat 18:15-20.

Membangun kebersamaan dalam kehidupan jemaat beriman membutuhkan kesabaran tersendiri karena harus melalui proses yang tidak pendek. Siapa yang melakukan kesalahan harus ditegur, namun harus dengan cara yang tepat.

UJUD-UJUD KERASULAN DOA BULAN SEPTEMBER 2011


Ujud Umum:
Semoga para guru menguasai seni mengomunikasikan cinta-akan-kebenaran serta seni menumbuhkan nilai-nilai moral dan spiritual yang otentik.

Ujud Misi: Dengan penuh semangat, semoga kaum Kristiani di Asia mewartakan Injil dan menjadi saksi akan keindahannya dalam sukacita iman.

Ujud Gereja Indonesia:
Sadar akan pentingnya ketahanan pangan, semoga kesungguhan perhatian Negara kepada kaum tani semakin diwujudnyatakan dan berhasil-guna.

Senin, 29 Agustus 2011 Pw. Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Senin, 29 Agustus 2011
Pw. Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Ikutlah ambil bagian dalam Misa setiap hari; maka sepanjang harimu akan berhasil baik. (St. Petrus Yulianus Eymard)


Antifon Pembuka Mzm 118:46-47

Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.

Doa Pagi


Allah yang Mahabaik, hari ini kami peringati wafatnya St. Yohanes Pembaptis, seorang rasul yang Kaujadikan utusan bagi umat kesayangan-Mu. Jadikanlah kami utusan-Mu bagi siapa saja yang kami jumpai hari ini. Rahmat-Mu cukup bagi kami, karena Engkau sendiri bersabda, “Aku menyertai engkau.” Amin.

Allah memberi jaminan kepada Yeremia, utusan-Nya bahwa Dia akan senantiasa menyertai-Nya. Dan berkat kekuatan-Nya itu, Yeremia diminta untuk melaksanakan tugas perutusan-Nya.


Pembacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)

"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."

Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku Tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bagi orang yang diutus Allah bukanlah akhir dari kehidupannya, melainkan awal kehidupannya yang baru bersama Allahnya. Maka, bagi orang tersebut kematian bukanlah peristiwa yang menyedihkan, tapi justru peristiwa yang menggembirakan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:17-29)

"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"

Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Suara kebenaran coba diberangus oleh kekuasaan. Kematian Yohanes seolah menggambarkan kegagalan usahanya. Namun, hal itu ternyata tidak akan berhenti. Suara Tuhan dinyatakan sempurna dan tandas dalam perutusan Yesus. Iman akan kematian dan kebangkitan Yesus hendaknya meyakinkan kita untuk tetap menggaungkan suara kebenaran sampai hari ini.

Doa Malam


Allah yang Mahabaik, syukur kepada-Mu bahwa kami telah melewati hari ini yang sarat makna. Jadikanlah pujian dari sesama yang telah kami terima sebagai dukungan untuk kemajuan hidup rohani kami, juga kritik yang kami terima dapat kami jadikan sebagai sarana untuk mengenal diri kami sendiri lebih dalam. Amin.


RUAH

Minggu, 28 Agustus 2011 Hari Minggu Biasa XXII

Minggu, 28 Agustus 2011
Hari Minggu Biasa XXII

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16:24)

Antifon Pembuka (Mzm 85:3.5)

Engkaulah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhanku, kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Sebab Engkau baik hati dan suka mengampuni, Engkau penuh kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.

Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, seluruh dunia dan segala yang baik adalah milik-Mu, berasal dari pada-Mu. Tanamkanlah dalam hati kami cinta kasih akan nama-Mu dan pupuklah yang baik, yang tumbuh dalam diri kami. Peliharalah semangat ibadah kami dan teguhkanlah dengan kasih setia-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yeremia (20:7-9)

"Firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari."

Kata Nabi Yeremia, "Engkau telah membujuk aku ya Tuhan, dan aku telah membiarkan diriku Kaubujuk, Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semua orang mengolok-olok aku. Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa aku berseru, 'Kelaliman! Aniaya!' Sebab firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari. Tetapi, apabila aku berpikir, 'Aku tidak mau mengingat Tuhan, dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya,' maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Engkau jiwaku menghauskan Tuhanku laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku melihat kemuliaan-Mu yang besar Cinta-Mu lebih berharga daripada hidup hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muji.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolong dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (12:1-2)

"Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup."

Saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihati kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Itulah ibadahmu yang sejati! Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, mana yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:21-27)

"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya."

Sekali peristiwa Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi, Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau!" Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, "Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan yang dipikirkan manusia," Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi, barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikan sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Rekan-rekan peminat ruang Alkitab!
Injil Minggu Biasa XXII tahun A ini (Mat 16:21-27) berbeda nadanya dengan petikan yang dibacakan Minggu sebelumnya (Mat 16:13-20). Kali ini Yesus menyampaikan pemberitahuan yang pertama mengenai penderitaan, kematian, dan kebangkitannya. Lho lha kok sekarang bicara begitu? Baru saja (Mat 16:16) Petrus menyatakannya sebagai "Mesias, anak Allah yang hidup". Tentunya ia tokoh yang luar biasa. Tentu saja Petrus tak habis mengerti. Dengan spontan ia menegur Yesus agar tidak berpikir aneh-aneh. Tapi ia malah balik dibentak. Yesus yang tadinya menyebut Petrus berbahagia kini meng-iblis-iblis-kannya! Malah Petrus disebut-sebut sebagai batu sandungan segala. Beberapa saat sebelumnya Yesus menyebutnya sebagai batu karang yang di atasnya akan dibangun umatnya dan alam maut tidak akan menguasainya! Selanjutnya dalam ayat 21-27 Yesus malah menandaskan, siapa yang mau mengikutinya harus menyangkal diri terlebih dulu, lalu memikul salib, dan setelah itu baru bisa disebut menjadi pengikutnya. Barangsiapa kehilangan nyawa karena dia akan memperolehnya, katanya pula. Ke mana Yesus hendak membawa kita? Apa maksud Injil menampilkan semua ini?

KEMESIASAN YESUS

Petrus yang mewakili para murid baru saja mengakui Yesus sebagai Yang Terurapi, Mesias, yakni dia yang ditugasi oleh Yang Mahakuasa untuk memimpin umat-Nya. Dialah yang kehadirannya diharapkan banyak orang. Dan memang mereka mulai menyadari Yesus sebagai tokoh istimewa. Mereka menyaksikan pelbagai pengusiran roh jahat, macam-macam penyembuhan, serta pengajarannya yang memerdekakan batin. Namun Injil ingin menumbuhkan kesadaran yang lebih utuh akan siapa Yesus itu, bukan hanya lewat tindakan-tindakannya saja. Menurut Mat 16:17 bukanlah manusia melainkan Bapa di surga yang menyatakan kepada Petrus siapa Yesus itu sesungguhnya: Mesias, anak Allah yang hidup. Kemesiasannya tidak pertama-tama berasal dari kesan hebat yang ada di mata orang, tetapi karena Allah sendiri berkenan kepadanya. Perkenan ilahi ini terungkap pada peristiwa pembaptisan Yesus (Mat 3:17 Mrk 1:11 Luk 3:22) dan ditegaskan kembali dalam penampakan kemuliaan Yesus di gunung (Mat 17:5 Mrk 9:7 Luk 9:35). Di situ juga terdengar suara dari langit yang menghimbau orang agar mendengarkan dia.

Mendengarkan dia juga berarti mulai mengenal siapa Allah Yang Mahakuasa yang mengutusnya, yakni Dia yang bisa diseru sebagai Bapa. Lebih lanjut, siapa yang mau mendengarkannya dengan sungguh akan dapat memahami peristiwa yang nanti terjadi pada diri sang Mesias ini, yakni ditolak para pemimpin agama, dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Semua itu terjadi sebagai akibat keteguhannya pada perutusannya tadi. Ia nanti dituduh menghujat oleh lembaga agama Yahudi karena tidak menyangkal kemesiasannya yang sejati; lihat Mrk 14:61-64 Mat 26:63-66. Rangkaian kejadian ini memang sulit diterima. Pemberitahuan mengenai penolakan, kematian dan kebangkitan tadi disampaikan hingga tiga kali dan tiap kali para murid dikatakan tidak memahami pernyataan tadi. (Pemberitahuan pertama: Mrk 8:31-9:1 // Mat 16:21-27 // Luk 9:22-26; kedua: Mrk 9:30 // Mat 17:22-23 // Luk 9:33-45; ketiga: Mrk 10:32-34 // Mat 20:17-19 // Luk 18:31-34.) Memang demikianlah kenyataannya. Satu-satunya cara untuk mengerti ialah mendengarkannya.

Menarik bila diingat bahwa setelah pemberitaan yang pertama, ketiga Injil langsung memberitakan penampakan kemuliaan di gunung. Lebih menarik lagi, kedua peristiwa yang berurutan ini disampaikan langsung setelah pengakuan Petrus mengenai kemesiasan Yesus. Urutan ketiga peristiwa tadi (pengakuan Petrus - pemberitahuan pertama kesengsaraan - penampakan kemuliaan) termasuk warta Injil juga. Ringkasnya, kemesiasan Yesus itu tidak menyangkal penderitaan. Ia justru menghayatinya sebagai jalan ke arah kebesarannya. Inilah pokok yang paling dalam dan sekaligus paling sulit diterima para murid Yesus. Hanya bisa dipahami dengan mempercayainya. Berupaya menerima kenyataan ini menjadi bentuk nyata mengimaninya. Dengan demikian orang belajar mengakui ketergantungan pada Yang Mahakuasa. Tidak mempertahankan apa-apa, bahkan nyawa sendiri, maksudnya diri sendiri termasuk pendapat, anggapan, serta kemauan sendiri. Yesus menghayatinya hingga akhir. Karena itu ia juga dibangkitkan.

TINDAKAN PETRUS

Dengan penuh spontanitas Petrus bermaksud mencegah agar Yesus tidak berjalan ke arah penolakan dan kematian tadi. Ia menegur Yesus dengan keras. Reaksi Yesus juga keras, bahkan lebih. Petrus malah didampratnya sebagai "Iblis". Pembaca akan ingat pada peristiwa Yesus menghadapi godaan di padang gurun. Satu saat penggoda memperlihatkan seluruh kerajaan dunia dengan seluruh kemegahannya dan menawarkannya kepada Yesus asal ia mau bersujud kepadanya. Reaksi Yesus ketika itu (Mat 4:10) sama dengan yang kini diarahkan kepada Petrus: menghardik penggoda yang disebutnya "Iblis" dan mengusirnya pergi. Ditambahkannya kutipan ayat suci yang tegas-tegas mewajibkan orang menyembah hanya pada Tuhan Allah dan kepadaNya sajalah berbakti. Inilah yang dipegang Yesus di padang gurun. Terhadap Petrus kini Yesus berkata bahwa ia menjadi batu sandungan baginya. Maksud baiknya malah akan menjauhkan Yesus dari jalan kemesiasannya. Hal yang tadi tak berhasil dilakukan penggoda kini hendak diusahakan oleh Petrus.

Bentakan Yesus dalam 16:23 maupun dalam 4:10 memang dapat dialihbahasakan sebagai "Enyahlah, Iblis!". Namun ada perbedaan kecil yang mengandung arti bila teks aslinya diterjemahkan secara harfiah. Dalam 16:23 sebetulnya tidak hanya dikatakan kepada Petrus, "Pergi sana, Iblis!" seperti dalam 4:10, tetapi "Pergi sana kebelakangku Iblis!" Dalam konteks pengusiran, ungkapan "kebelakangku" jelas berarti "mundur pergi dariku", maksudnya menjauh, tidak lagi menghalang-halangi. Tetapi bila ungkapan "kebelakangku" tadi dibaca seolah-olah didahului dan diikuti tanda koma, akan tampil juga perintah agar pindah ke belakang. Jadi dalam hardikan menyuruh enyah tadi tersirat juga perintah agar Petrus tahu tempatnya yang sebenarnya, yakni di belakang Yesus, sebagai pengikutnya, dan bukan sebagai yang mau mengarah-arahkan dia yang baru saja diakuinya sebagai Mesias, anak Allah yang hidup tadi. Ada ajaran untuk tidak berusaha mengambilalih kepemimpinan. Bila diucapkan dengan suara lantang, pembaca teks asli atau terjemahan harfiah bisa menampilkan makna yang satu atau makna yang lain, bergantung apa berhenti sejenak pada awal dan akhir ungkapan "ke belakangku" tadi. Tanpa jeda, bentakan Yesus kepada Petrus tadi menjadi dampratan keras yang sama rasanya dengan yang diarahkan pada penggoda di padang gurun. Bila diadakan jeda, memang hardikannya masih keras bunyinya, namun nadanya seperti seorang guru bijak yang mengingatkan muridnya agar menaruh diri pada tempat yang semestinya, yakni di belakang, mengikuti dan tidak menjadi penghalang, apalagi mengambilalih perannya.

Pembaca Injil pada zaman itu melihat betapa para murid pertama mengalami kesulitan menerima kenyataan salib dan prospek kebangkitan. Para murid dari generasi kedua dan selanjutnya sudah hidup dalam iman akan salib dan kebangkitan. Mereka sudah mengerti alasan pemberitahuan kesengsaraan tadi. Bagi mereka, makna kedua yang terdapat dalam teguran balasan tadi (yang timbul bila dibuat jeda sebelum dan sesudah "ke belakangku") memuat saran tersirat agar pemimpin umat tetap berada di belakang Yesus dan tidak berusaha merebut kedudukannya! Saran ini boleh jadi masih berarti pada zaman ini juga.

BARANGSIAPA MAU MENGIKUTI ...

Uraian di atas dapat membantu menjelaskan mengapa setelah mendamprat Petrus dengan cara tadi Yesus menambahkan serangkai tuntutan keras. Siapa yang mau mengikutinya, yakni yang mau berjalan di belakang dan tidak menaruh diri di muka atau menghalangi derap langkahnya itu harus berani juga menyangkal diri. Yang dimaksud dengan menyangkal diri di sini ialah menanggalkan praanggapan-pranggapan sendiri mengenai Yesus. Bukan tuntutan bermatiraga keras. Penyangkalan diri yang diminta Yesus berbeda. Orang diminta tidak lagi memegang pendapat dan keyakinan yang tidak cocok mengenai siapa Yesus itu, dan baru demikian dapat dengan tulus mengakui dia sebagaimana adanya. Dan penyangkalan diri ini ialah jalan berbagi salib dengannya dan mengimaninya. Bisa berat bila sikap keagamaan yang dipegang sudah membeku dan tidak berkembang, tidak lagi bisa menerima kenyataan iman, dan hanya bisa mempercayai pikiran-pikiran sendiri. Dalam hubungan itulah dibicarakan tentang "kehilangan nyawa karena aku akan memperolehnya". Menanggalkan pikiran sendiri dan meluangkan diri bagi dia yang hidup dalam iman kita.

Ayat 26 memuat pertanyaam retorik, "Apa gunanya memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya!" Gagasan dalam kalimat ini perlu dihubungkan dengan peristiwa godaan di padang gurun ketika Iblis menunjukkan kebesaran dunia (Mat 4:9). Yesus menolaknya dengan berpegang pada ayat Kitab Suci bahwa hanya Allah-lah yang patut disembah. Kini kepada murid-muridnya dijelaskannya mengapa seluruh dunia tidak sepadan dengan kehidupan sejati yang perlu dijaga sampai akhir zaman. Mereka yang menjalani pilihan tadi akan mendapati diri berjalan bersama Yesus sendiri.

Teriring salam,
A. Gianto

~ REFLEKSI ~
Apakah aku bersedia mengikuti syarat Yesus untuk memanggul salib ataukah aku berusaha menghindari salib?

Marilah kita berdoa:

Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki kami untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Engkau. Namun kami seringkali menolak salib dan lebih mengikuti pikiran dan kehendak kami sendiri. Bantulah kami untuk berani memikul salib kami yang membawa keselamatan kekal. Doa ini kami dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Sabtu, 27 Agustus 2011 Peringatan Wajib Santa Monika

Sabtu, 27 Agustus 2011
Peringatan Wajib Santa Monika

"Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (1Kor 1:31)

Doa Renungan

Tuhan Yesus, betapa besar kasih karunia-Mu kepada kami. Semoga kami selalu menggunakan karunia itu dan menjadi lebih terbuka dan peka dalam mengenal dan mengetahui rahasia Kerajaan Surga, Kerajaan Allah di dunia ini; karena kami merasakan cinta-Mu, ya Yesus. Doa ini kami persembahkan dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (1Tes 4:9-11)

"Kalian belajar kasih mengasihi dari Allah."

Saudara-saudara, tentang kasih persaudaraan, kiranya tidak perlu aku menulis kepadamu. Sebab kalian sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. Hal itu kalian amalkan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi, kami menasihati kalian, Saudara-saudara, agar kalian lebih sungguh lagi mengamalkannya. Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, sebagaimana telah kami pesankan kepada kalian.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 98:5-6.7-8.9a; Ul: 9)

1. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!
2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gemunung bersorak-sorai bersama-sama.
3. Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30)

"Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu."

Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan



Santa Monika adalah patron keteladanan seorang ibu dan seorang istri yang mencintai keluarganya secara total. Ia rela melakukan apa pun untuk orang-orang yang dikasihinya. Bukan sekadar mengasihi. Karena segala perjuangan hidupnya itu dibingkainya dalam iman. Ia percaya bahwa Allah peduli terhadap perjuangan umat-Nya.

Segala usahanya selalu disertai doa-doa yang tanpa henti. Memang, buah dari doa-doanya yang tanpa henti itu tidak dinikmatinya secara langsung. Patrisius, sang suami tercinta, baru bertobat dan kemudian dibaptis pada saat ajal siap menjemputnya. Begitu juga pertobatan putranya. Doa-doa yang tak kunjung putus dilantunkan oleh Santa Monika baru siap dipanen beberapa tahun setelah ia wafat. Pertobatan telah menuntun sang putra menjadi seorang imam, menjadi Uskup Hippo di Afrika Utara, dan menjadi pujangga Gereja yang terkenal kesuciannya. Dialah Santo Agustinus yang hari peringatannya selalu dirayakan oleh Gereja sehari setelah Santa Monika.

Gereja masa kini tetap membutuhkan manusia seperti Santa Monika agar karya misi Kristus dapat berkelanjutan. Manusia yang tegar dalam derita. Manusia yang setia dalam iman. Manusia yang berserah kepada rencana Tuhan, tanpa henti berdoa, manakala segala usaha dirasakannya tidak membuahkan hasil. Manusia yang selalu membangun hidupnya dalam kasih Allah.

Allah Mahaagung, tak ada hidup yang lebih indah selain hidup di dalam kasih-Mu. Tuntunlah aku mengikuti kesetiaan St. Monika dalam membangun hidupku ini. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy