| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bacaan Harian 05 - 11 September 2011


Senin, 05 September : Hari Biasa Pekan XXIII (H).
Kol 1:24 – 2:3; Mzm 62:6-7.9; Luk 6:6-11.

Setelah Yesus menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya, amarah ahli-ahli Taurat dan orang Farisi meluap. Reaksi negatif ini mungkin bukan karena Yesus telah berbuat baik. Bagi mereka Yesus telah menghujat Allah sebab kurang memedulikan hari Sabat. Seperti para ahli Taurat dan orang Farisi, kita pun sering mempertentangkan hukum Allah dan kasih-Nya, untuk mencari kesenangan dan membenarkan tindakan kita sendiri.

Selasa, 06 September: Hari Biasa Pekan XXIII (H).
Kol 2:6-15; Mzm 145:1-2.8-11; Luk 6:12-19.

Ketika hendak melakukan sesuatu dibutuhkan kekuatan yang memungkinkan sesuatu itu dapat terlaksana. Dalam ilmu pengetahuan modern, kekuatan tersebut sering diartikan sebagai sesuatu yang bersifat fisik, misalnya dana, manajemen pengelolaan, dan sebagainya. Bagi Yesus kekuatan itu adalah doa.

Rabu, 07 September : Hari Biasa Pekan XXIII (H).
Kol 3:1-11; Mzm 145:2-3.10-13ab; Luk 6:20-26.

Mencari perkara yang di atas bukan berarti melulu memikirkan perkara rohani dan menjauhkan dari masalah sehari-hari. Itu artinya berani mengambil cara pandang dan tindakan untuk menghadapi tantangan hidup dalam terang iman dan janji yang diberikan Tuhan. Itulah cara hidup Kristus. Menjadi manusia rohani berarti mau hidup dengan cara hidup Kristus.

Kamis, 08 September: Pesta Kelahiran Sta. Perawan Maria (P).
Mi 5:1-4a atau Rm 8:28-30; Mzm 13:6abcd; Mat 1:1-16.18-23 (Mat 1:18-23).

Melalui nubuat Mikha, Tuhan hendak menyatakan rencana keselamatan yang akan dilaksanakan-Nya. Ia mau memakai siapa saja yang dikehendaki-Nya. Daerah asal yang kecil dan kurang dikenal tidak menjadi pertimbangan Allah. Ia pun berkenan memulai harapan damai dan pembaruan melalui seorang perempuan. Semuanya itu akhirnya terlaksana dalam diri St. Perawan Maria.

Jumat, 09 September: Hari Biasa Pekan XXIII (H).
1Tim 1:1-2.12-14; Mzm 16:1.2a.5.7-8.11; Luk 6:39-42.

Yesus mengajak kita untuk menyadari bahwa kematangan hidup beriman terjadi seiring makin meningkatnya kesadaran dan kepekaan terhadap diri sendiri. Artinya orang makin mampu mawas diri dalam sikap dan perbuatannya. Ia akan selalu terdorong untuk makin rendah hati dan jujur.

Sabtu, 10 September : Hari Biasa Pekan XXIII (H).
1Tim 1:15-17; Mzm 113:1-5a.6-7; Luk 6:43-49.

Yesus mengajak kita untuk melihat persoalan yang kita hadapi dari pokok atau sumbernya. Hal itulah yang menentukan apa yang akan muncul selanjutnya. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik. Dari pokok anggur orang akan memetik buah anggur. Karenanya barangsiapa yang hatinya melekat pada Kristus, akan menghasilkan kasih seperti yang dikehendaki-Nya.

Minggu, 11 September : Hari Minggu Biasa XXIV (H).
Sir 27:30 – 28:9; Mzm 103:1-4.9-12; Rm 14:7-9; Mat 18:21-35

Memaafkan sesama itu tanpa batas. Tidak ada perhitungan dalam hal maaf-memaafkan. Setiap orang yang datang meminta maaf haruslah dimaafkan, karena kalau kita mau menyadarinya, betapa besar maaf yang telah kita terima dari Allah. Bagaimana dengan Anda? Niatku hari ini adalah:

Pertemuan BKSN Minggu I: Perumpamaan orang Samaria yang baik hati (Luk 10:25-37)



Tema “Belajar dari perumpamaan-perumpamaan Yesus” itu menawarkan empat perumpamaan untuk dibahas dalam pertemuan-pertemuan lingkungan dan kelompok. Keempat perumpamaan itu adalah (1) perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati, (2) perumpamaan tentang anak yang hilang, (3) perumpamaan tentang lalang di antara gandum, dan (4) perumpamaan tentang pengampunan.



PERTEMUAN PERTAMA (Metode Ibadat Sabda)

Perumpamaan Tentang "Orang Samaria Yang Baik Hati" (Luk 10:25-37)

Lagu Pembuka

Puji Syukur No 701 - Ada orang yang sedang di perjalanan

1. Ada orang yang sedang di dalam perjalanan; tiba-tiba muncul orang jahat mencegatnya. Dirampaslah hartanya, disakiti badannya, ia pun terkapar di jalan yang lengang.
2. Imam dari suku Lewi lewat dan melihat: ada orang yang sengsara dan perlu dirawat. Apa yang dibuatnya bagi kawan seneg'ri? Pura-pura tidak tahu dan terus pergi.
3. Ada orang asing dari tanah Samaria, yang melihat dia, hatinya merasa iba: luka dibersihkannya dan dibalut segera. Orang Samaria, itulah sesamanya!
4. Aku mau menjadi seperti si Samaria, akulah sesama bagi orang menderita, bagi orang yang sedih, kawan maupun lawanku. Itulah perintah Tuhan Yesus Penebus.

Tanda Salib dan Salam


P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U : Amin

P : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cintakasih Allah dan persekutuan Roh Kudus selalu beserta kita.

U : Sekarang dan selama-Iamanya.

Pengantar


Pada pertemuan subtema pertama ini, kita diajak untuk belajar mendalami sabda Tuhan dari perikop perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati (Luk 10:25-37). Dalam bagian pertama ini kita diajak untuk mempunyai keyakinan bahwa yang dimaksud sebagai sesama adalah semua manusia. Kita bisa belajar bahwa warta utama Taurat adalah mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama (tak terkecuali). Maka, keutamaan yang harus kita miliki dalam mengasihi sesama adalah: kepekaan hati, rasa kemanusiaan (bisa melampaui hukum dan aturan), ketulusan hati dan siap menghadapi resiko.

Pernyataan Tobat


P : Marilah kita hening sejenak untuk memeriksa batin kita.

U : Saya mengaku ....

P : Semoga Tuhan yang berbelas kasih mengampuni kita, membebaskan kita dari dosa dan menganugerahkan hidup yang kekal.

U : Amin.

Doa Pembuka


Allah yang mahabaik. Engkau telah menanamkan kebaikan dalam diri kami sejak awal mula. Semoga kami mampu melihat bahwa semua orang adalah sesama kami. Sehingga bukan lagi kami bertanya siapakah sesamaku manusia, melainkan bagaimana kami dapat menjadi sesama bagi yang lain. Dengan bekal kepekaan hati, rasa kemanusiaan, ketulusan hati dan siap menghadapi resiko iriilah akhirnya kami mampu menjadi sesama bagi semua orang. Semoga keutamaan ini kami miliki dalam hidup sehari-hari kami, Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Mazmur Tanggapan, do = , d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.8-9.10.14; Ul: 1b)

1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan. Tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
3. Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian dan peringatan-peringatan-Nya. Tuhan bergaul karib dengan orang yang bertakwa pada-Nya, dan perjanjian-Nya Ia beritahukan kepada mereka.

Mendalami Sabda Tuhan : Lukas 10:25-37

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:25-37)

"Siapakah sesamaku?"

Pada suatu ketika, seorang ahli kitab berdiri hendak mencobai Yesus, "Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya, "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya, "Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab Yesus, "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, 'Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali.' Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu, "Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya." Yesus berkata kepadanya, "Pergilah, dan lakukanlah demikian!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.. .
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Percikan Permenungan

* Dasar utama hukum Taurat adalah mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama. Paham sesama dalam konteks adalah plesios (Yunani) artinya "orang dekat". Maka orang Yahudi mengatakan bahwa ada manusia yang disebut sesama dan ada yang bukan sesama. Semua tergantung pada statusnya,' kondisinya dan relasinya dengan mereka. Paham inilah yang ingin dirombak oleh Yesus. Yesus menegaskan sesamaku manusia adalah semua manusia.
* Sikap serta tindakan imam dan Lewi menggambarkan orang-orang yang terhambat untuk menolong sesame karena alasan tugas dan status mereka. Jagan sampai karena semata-mata aturan dan hukum kita kehilangan kepekaan hati pada sesama kita yang menderita yang sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan.
* Mari kita menjunjung tinggi rasa kemanusiaan dengan berani menantang/menghadapi resiko

Pertanyaan Pendalaman Kitab Suci

1. Siapakah sesamaku manusia menurut orang.-orang Yahudi dan menurut Yesus?
2. Apa yang menjadi penghalang Imam dan Lewi tidak menolong?
3. Nilai apa yang dimiliki Orang Samaria sehingga dia berani mengambil tindakan yang penuh resiko tersebut?
4. Keutamaan hidup dan nilai kristiani apa yang bisa kita ambil dari perikop ini?

Sharing: (Bagi umat yang tergerak untuk mensharingkan pengalaman imannya dapat membagikan secara singkat).

Doa Umat

P : Saudara-saudariku terkasih, marilah kita menyatukan hati dan memanjatkan doa-doa kita kepada Tuhan:

P : Ya Bapa, kami berterimakasih karena sejak awal mula Engkau telah menanamkan kebaikan dalam hidup kami. Semoga kami mampu mengamalkan semua itu bagi sesama. Kami mohon, ......... .

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P : Ya Bapa, ajarilah kami untuk memiliki rasa kemanusiaan dalam hidup kami sehari-hari. Kami mohon, ..........

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P : Ya Bapa,. semoga kami semakin memilikihati yang murah hati, tulus dan berani menghadapi berbagai macam resiko demi sesama kami yang tertindas. Kami mohon, ..........

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Doa Spontan

(Bagi umat yang ingin berdoa spontan, dipersilah-kan .... )

P : Marilah kita satukan doa-doa kita dengan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri:

Bapa kami ..........

Membangun Niat

Semua adalah sesamaku, tak terkecuali orang yang menyakiti aku dan merendahkan aku.

Doa Penutup

Bapa yang baik hati, kami bersyukur atas anugerah kehidupan yang Engkau berikan kepada kami. Ajarilah kami untuk semakin menyadari bahwa hidup yang kami nikmati dan syukuri ini juga harus kami bagikan kepada sesama kami. Biarlah melalui pertemuan pertama ini kami semakin mempunyai rasa kemanusiaan, tulus dan murah hati bagi sesama kami. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Berkat dan Pengutusan

P : Tuhan beser'ta kita

U : Sekarang dan selama-Iamanya

P : Semoga kita sekalian, keluarga dan orang-orang yang kita cintai, selalu diberkati dan dilindungi oleh Allah yang Mahakuasa, Dalam Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.

U : Amin.

P : Ibadat pertemuan bulan Kitab suci yang pertama ini sudah selesai.

U : Syukur kepada Allah

P : Marilah kita pergi untuk diutus menjadi sesama bagi setiap orang.

U : Amin.

Lagu Penutup

Puji Syukur No 545 Ya Yesus, Bersabdalah

Ulangan: Ya Yesus, bersabdalah!
1. "Kasihi Tuhan Allahmu!" Hidupku, Tuhan, penuh bagi-Mu
2. "Kasihilah sesamamu!" 'Kan kulayani dengan karyaku.

Pengantar Bulan Kitab Suci Nasional 2011: Belajar dari Perumpamaan-perumpamaan Yesus

Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih, kita beruntung pada zaman ini, kita tidak ada alasan, untuk mengatakan tidak tahu, bagaimana membaca dan memahami isi Alkitab. Karena kita dapat mengakses dalam internet segala permasalahan dan penafsiran yang ada menyangkut Kitab Suci. Para ahli bermurah hati untuk memfasilitasi kita dengan segala kekayaan yang mereka miliki. Hampir setiap paroki, menuliskan hasil permenungan para gembalanya dan memuatnya di website. Sebenarnya kita dimanjakan dengan segala kemudahan yang ada. Kita bisa membandingkan masing-masing gembala mencoba mengambil makna sabda dari sudut pandang tertentu. Maka akan menjadi lengkap jika kita kreatip untuk mencari dan membacanya. Dengan demikian kita juga tidak akan mudah mengatakan bahwa gembala A lebih pintar atau lebih lucu atau lebih otoriter dalam khotbah, karena masing-masing mencoba untuk menyajikan yang menurut konteksnya dianggap relevan untuk mengambil tema tertentu.

Para Gembala Utama kita mengajak kita, menjadikan Sabda Allah itu sebagai santapan yang harus kita nikmati setiap saat. Oleh karena itu setiap tahun kita diajak dengan cara dan tema tertentu memasuki dan menggali kekayaan firman Tuhan. Yang pasti kita diajak untuk membaca, merenungkan, menghidupi, dan membagi nikmatnya dekat dengan Tuhan, indahnya hidup bersama rahmat Tuhan, damainya hidup dalam persaudaraan sejati, dan kuatnya mengalahkan kejahatan dan kemalasan dengan bersandar pada Sang Sabda kasih ilahi. Firman Allah yang tersurat dalam Alkitab terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Kerajaan Allah ditegakkan di dalam diri Tuhan Yesus, Sabda yang menjelma menjadi manusia itu akan terasa manis di mulut dan di telinga, karena menjanjikan kemenangan kepada gereja yaitu mereka yang bertobat, bahwa mereka akan menikmati perjamuan surgawi dan akan memiliki kehidupan yang kekal. Sementara akan terasa pahit di perut karena menubuatkan hukuman dan dan penderitaan untuk para pendengarnya. Yakni untuk mencapai kemuliaan itu harus melalui sengsara, maut, dikuburkan dan baru mendapatkan kemuliaan kebangkitan. ( bdk. Why. 10:1-11 )

Di sisi lain sabda Tuhan itu juga penuh kuasa, kuasa untuk mengusir setan-setan, kuasa untuk menyembuhkan orang sakit, kuasa untuk mengampuni dosa, bahkan kuasa kunci Kerajaan Surga pun diberikan kepada Petrus, karena Yesus-lah yang diberi kuasa oleh Bapa, yaitu segala kuasa di surga dan di bumi. Siapakah selain Yesus yang mendapatkan kuasa segala surga dan bumi? Siapakah yang memberikan kuasa sedemikian besar kepada kita manusia dengan kuasa Roh Allah yaitu kuasa Roh Kudus? Selain Yesus sendiri.

Semua kuasa itu diberikan kepada kita untuk menyertai kita supaya kita dapat menjadi pewarta kabar gembira (Inji) kepada segala bangsa dan segala makhluk. Demikian kalau kita diajak untuk mencoba mendalami mengapa Yesus mengajar tentang Kerajaan Surga melalui perumpamaan. Yesus sangat memahami kebinekaan pribadi manusia dalam latar belakang budaya, karya dan pengalamaan religius. Dan Yesus menyapa mereka semua dengan sangat personal. Mari kita dalami bersama Sabda Yesus dalam Injil-Nya melalui ceritera tentang perumpamaan Kerajaan Surga. Kepada para imam dan ahli taurat Yesus mengajak melakukan perbuatan kasih kepada sesama, dan Yesus menunjukkan kriteria siapa sesamanya, yaitu mereka yang melakukan kasih kepada siapapun melalui cerita orang Samaria yang baik hati. Tentang pengampunan dosa, Allah mengampuni tanpa batas, maka kita untuk diampuni juga harus mengampuni tanpa batas juga. Perumpamaan tentang anak yang hilang, yang mau menggambarkan kemurahan hati Bapa yang tanpa batas. Dengan cara itu kita diajak untuk mendalami Kitab Suci dan semakin mencintai Tuhan.

Marilah kita belajar mencintai Tuhan dan sesama dengan membaca, merenungkan, menikmati dan menikmati sabda-Nya supaya kita mampu bersatu dalam kasih-Nya dan berbahagia karena kuasa rahmat-Nya.

Salam dan berkat

Pastor Antonius Sumardi, SCJ

Minggu, 04 September 2011 Hari Minggu Biasa XXIII

Minggu, 04 September 2011
Hari Minggu Biasa XXIII

"Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:19-20)

Antifon Pembuka (Mzm 118:137)

Betapa adillah, ya Tuhan, betapa benar keputusan-Mu.

Doa Renungan

Allah Bapa mahapengasih dan penyayang, kami bersyukur karena telah Kauselamatkan serta Kauangkat menjadi putera dan puteri-Mu. Anugerahilah para pilihan-Mu yang mengimani Kristus, perhatian penuh cinta kasih, agar dapat memperoleh kebebasan sejati dan hidup yang kekal.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel (33:7-9)


"Jika engkau tidak berkata apa-apa kepada orang jahat, Aku akan menuntut pertanggungjawaban atas nyawanya darimu."

Beginilah firman Tuhan, "Wahai engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana engkau mendengar suatu firman dari-Ku, peringatkanlah mereka demi nama-Ku. Kalau aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! Dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, maka orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi darimu Aku akan menuntut pertanggungjawaban atas nyawanya. Sebaliknya, jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = d, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)

1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan bersorak-sorai bagi gunung batu keselamatan kita. Biarlah kita memandang nama-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorai bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kta. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (13:8-10)

"Kasih itu kegenapan hukum Taurat."

Saudara-saudara, janganlah berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman berikut ini: Jangan berzina, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini, serta segala firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (2 Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus, dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)

"Jika seorang berdosa mendengarkan nasihatmumu, engkau telah mendapatnya kembali."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Rekan-rekan yang budiman,

Disebutkan dalam Mat 18:15-20, bila seorang saudara didapati berbuat dosa, hendaknya ia diberi tahu mengenai kesalahannya secara perorangan terlebih dahulu. Jika tidak ada hasilnya, sebaiknya ia dinasihati di hadapan saksi. Kalau tetap tidak peduli, barulah perlu ia dibawa ke sidang umat. Injil yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XXIII tahun A ini lebih luas dari pada sekadar mengajarkan cara-cara menegur kesalahan atau berprihatin tentang orang lain. Tujuan utamanya ialah membangun komunitas pengikut Yesus yang saling menopang. Diketengahkan bagaimana umat dapat semakin dewasa berkat adanya perhatian satu sama lain, juga dalam menunjukkan kekeliruan.

Akan diulas pula bagaimana dalam bacaan kedua (Rom 13:8-10) Paulus berusaha membuat orang yang mengenal macam-macam aturan Taurat sampai pada inti yang dimaksudkan Taurat itu sendiri.

PELBAGAI CARA MEMBANGUN UMAT

Kali ini Injil menyampaikan salah satu dari beberapa imbauan yang terdapat dalam Mat 18:1-35 Pertama-tama ditonjolkan pentingnya sikap tidak mementingkan diri sendiri (18:1-5 disebut dalam cara bicara Injil, bersikap sebagai "anak kecil"). Hukuman besar akan dialami orang yang kurang menghargai sikap ini (18:6-11). Yang kehilangan arah hendaknya sungguh ditolong agar bisa berada bersama kembali bersama umat (18:12-14 "domba yang hilang"). Karena itu perlu diusahakan agar yang salah ditegur dengan penuh perhatian (petikan hari ini, 18:15-20). Akhirnya juga perlu dipupuk sikap pengampun yang seikhlas-ikhlasnya (18:21-35).

Bahan petikan ini diambil Matius dari himpunan kata-kata Yesus yang beredar waktu itu dan diperluas dengan kenyataan yang ada di kalangan para murid yang berasal dari kalangan Yahudi tradisional. Lukas juga memakai himpunan kata-kata Yesus. Tetapi bagian yang sejajar dengan Matius kali ini hanya menyebut titik tolak pembicaraan, yakni perihal menegur saudara yang berbuat dosa, lihat Luk 17:3a (= Mat 18:15a). Tidak dirincikan caranya. Ketiga tahap memperingatkan kesalahan serta menegur saudara itu kiranya khas terjadi dalam umat Matius yang memang berlatarkan tradisi Yahudi. Keadaan umat Lukas lain.

Dalam Kis 2:44-46; 3:34-35 ada secercah gambaran ideal mengenai keadaan umat Lukas serta keprihatinan utama mereka. Disebutkan antara lain bahwa mereka menjual milik mereka, mengumpulkan uangnya, lalu menyerahkan kepada para rasul agar dibagi-bagikan kepada mereka yang membutuhkan. Umat yang digambarkan Lukas memang terutama dari kalangan yang berada. Iman menumbuhkan dalam diri mereka niat serta usaha nyata bagaimana memperbaiki keadaan ekonomi orang-orang yang kurang mampu. Tentunya mereka tidak berpikir akan "membeli" keselamatan bagi diri sendiri dengan bederma dan bersedekah. Gagasan dasarnya bukanlah melepaskan harta demi amal semata-mata, melainkan kepedulian akan keadaan orang-orang yang tidak seberuntung mereka. Berbagi harta itu menjadi salah satu bentuk nyata bagaimana membangun umat. Semangat yang mendasari sikap peduli terhadap saudara seumat itu juga ada dalam kehidupan umat Matius. Tetapi dalam kehidupan mereka kepedulian dasar tadi diwujudkan dengan cara yang berbeda. Seperti dalam petikan Injil kali ini, lebih ditekankan upaya dalam umat untuk menyadarkan saudara yang melakukan kesalahan. Demikian terbangun sikap saling percaya dan saling menopang secara moral. Inilah keutamaan yang dianggap lebih butuh dikembangkan di kalangan umat Matius.

Contoh lain. Lukas menggarisbawahi bahwa umat makin tumbuh bila dipupuk dengan kebesaran hati dalam mengampuni. Matius juga mengolah pokok ini (lihat kelanjutan petikan ini, yakni Mat 18:21-27), tetapi baru setelah menunjukkan pentingnya keberanian memperingatkan kesalahan serta kesediaan menerima teguran. Dari situ bisa terbangun rasa saling percaya.

TIGA LANGKAH MEMBANGUN RASA SALING PERCAYA


Dalam bacaan Injil kali ini dipakai kata "saudara" dan bukan "sesama". Gagasan "sesama" memang berhubungan dengan kehidupan masyarakat yang mengutamakan solidaritas, kepentingan bersama, dan perlakuan terhadap orang lain sebagaimana diinginkan terjadi pada diri sendiri. Tapi gagasan ini lebih diterapkan pada orang yang berada di luar kalangan sendiri. Ungkapan "saudara" lebih berbicara mengenai lingkungan sendiri. Selain itu juga lebih diutamakan sikap saling bertanggung jawab, saling mengurus kebaikan, saling memperhatikan kebutuhan seperti layaknya di antara anggota keluarga.

Cara-cara menegur yang diikuti umat di sekitar Matius menunjukkan adanya keterbukaan satu sama lain. Karena itu langkah pertama ialah mengajak bicara di bawah empat mata (ay. 15). Bila urusan selesai di situ, maka sudah cukup. Rasa saling percaya sudah terbangun. Tidak perlu melibatkan pihak-pihak lain sejak awal. Tetapi bila yang bersalah tidak menggubris, maka perlu didatangkan seorang atau dua orang saksi atau lebih (ay. 16). Maksudnya agar yang bersalah menyadari bahwa perbuatannya memang tidak bisa dibenarkan bukan hanya berdasarkan pendapat satu orang saja. Ada kesempatan melihat kedudukan diri sendiri dengan lebih kritis. Tetapi bila ia tetap tidak bersedia mendengarkan, maka persoalannya patut dibawa ke kalangan yang dapat memutuskan apakah cara hidupnya sebetulnya sudah tidak lagi cocok dengan cara hidup umat. Ia boleh memeriksa diri apakah sepadan bila tetap bersikeras mempertahankan sikapnya sendiri dengan akibat malah memisahkan diri. Dalam langkah-langkah tadi jelas yang bersangkutan tetap diperlakukan sebagai orang dewasa. Meskipun demikian, ia juga diharapkan berani bertanggung jawab atas kelakuannya sendiri. Dengan cara ini bisa terbangun rasa saling percaya. Para anggota umat juga dapat saling menunjang. Itulah dinamika dalam umat yang dilayani Matius.

Orang yang tak mau memperbaiki diri akhirnya dikatakan berlaku sebagai orang yang "tidak mengenal Allah". Dalam umat yang berlatar tradisi Yahudi, orang yang dianggap demikian sebenarnya sudah tidak termasuk umat lagi. Juga disebut "pemungut cukai", gambaran mengenai orang yang tega bekerja bagi kepentingan penindas umat. Itulah gambaran paling buruk yang dapat dibayangkan. Terlihat betapa Matius sedemikian mementingkan terbangunnya umat yang saling menunjang.

MENGIKAT DAN MELEPASKAN

Dalam Mat 18:18 Yesus berkata, "perkara-perkara (jamak) yang kalian (jamak) ikat di dunia akan terikat di surga dan perkara-perkara (jamak) yang kalian (jamak) lepaskan di dunia akan terlepas di surga." Kata "kalian" di situ merujuk kepada mereka yang hidupnya sesuai dengan tujuan umat, yakni mengikuti Yesus dan oleh karenanya dapat memberi tuntunan kepada orang lain. Mereka juga diminta memperhatikan keadaan umat. Terjemahan harfiah di atas juga menunjukkan bahwa yang diikat atau dilepaskan bukanlah orang, melainkan perkara, tindakan atau sikapnya. Mengenai orang, nanti akan diajarkan bahwa pengampunan baginya tak terbatas (Mat 18:21-22; lihat juga Luk 17:4).

Dalam Mat 16:19 terdapat pernyataan yang mirip, tetapi hal yang diikat atau dilepaskan ada dalam bentuk tunggal, bukan jamak seperti di atas. Ditekankan dalam ulasan Injil Minggu XXII tahun A yang lalu bahwa yang disebut diikat di bumi dan di surga dalam ayat itu ialah jalan ke arah alam maut, bukan orang ini atau itu. Begitu pula, yang dilepaskan ialah keterkungkungan kondisi manusia pada umumnya, bukan orang perorangan. Yang ditugasi sebagai pelaku ialah Petrus. Ia dinyatakan sebagai batu karang penyumbat lubang menuju alam maut dan tempat umat dibangun. Itulah ujud kuasa dan tanggung jawabnya sebagai penjaga agar umat tidak tersedot masuk ke alam maut.



PERMOHONAN BERSAMA DAN IMAN YANG HIDUP


Pada akhir kutipan hari ini masih ditambahkan, bila dua orang atau lebih memohon kepada Bapa, maka permintaan itu pasti akan dikabulkan. Gagasan yang mendasarinya begini: bila pendapat satu orang mengenai apa yang baik bagi kehidupan umat diterima oleh orang lain sebagai pendapat yang jujur dan bisa dipertanggungjawabkan, maka pendapat tadi dijamin sejalan dengan yang dikehendaki oleh Yesus sendiri. Dan permohonan yang diungkapkan dengan dasar ini pasti dikabulkan Bapa.

Permohonan bersama yang dikatakan pasti dikabulkan seperti di atas tidak dapat dipisahkan dari sikap saling percaya. Digarisbawahi dimensi horizontal iman kepercayaan. Di situ besar artinya hubungan antara "umat dan diriku". Dimensi vertikal, "Tuhan dan diriku", saja belum utuh. Juga diberikan gambaran tentang iman yang dapat melegakan dan bukan yang mengekang. Sikap iman yang merdeka ini membuat orang berani mencari kebenaran bersama dan berani pula mempercayai satu sama lain. Iman bukanlah kesediaan mengiakan begitu saja pernyataan-pernyataan doktrin, bukan pula melaksanakan aturan-aturan secara ketat. Memang kejujuran dan ketulusan dipersyaratkan. Iman kristiani itu memang sepenuhnya pemberian dari atas, seutuhnya anugerah ilahi, tetapi pertumbuhan yang utuh bergantung pada kesediaan manusia mengembangkannya bersama-sama dalam komunitas, dalam umat. Inilah kreativitas iman yang hidup.

Umat yang memiliki integritas juga mempunyai peluang lebih untuk berbicara dengan kelompok masyarakat luas. Pembicaraan bukan hanya pada taraf rumusan-rumusan doktrin kepercayaan dan ibadat, melainkan langsung terarah pada penanganan masalah-masalah bersama di masyarakat. Integritas umat adalah sumbangan terbesar bagi masyarakat majemuk di negeri kita ini.

TENTANG BACAAN KEDUA (Rom 13:8-10)


Pada bagian pertama ayat 8 Paulus menegaskan, "Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga..." Baik diketahui bahwa dalam alam pemikiran agama Yahudi, "dosa" digambarkan sebagai berhutang, berhutang sakit hati, hinaan, kesalahan, dan tindakan seperti itu. Menghapus dosa sama dengan menghapus hutang kesalahan. Timbul macam-macam aturan yang terhimpun dalam Taurat untuk menjamin agar orang tidak menjalankan kesalahan. Hidup kerap diukur dengan upaya menjalankan aturan-aturan Taurat dengan sebaik-baiknya. Dalam kenyataannya ini kerap menjadi sumber kesulitan hidup bersama. Ada sikap menilai orang lain sebagai pendosa, pezinah.... Maka Paulus menunjukkan pengertian dasar yang menjiwai aturan-aturan Taurat tadi, yakni "saling mengasihi" yang diungkapkannya dalam bagian kedua ayat 8, yakni, "...tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab siapa saja yang mengasihi sesama manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat."

Namun demikian, pernyataan itu tidak dimaksud untuk menggantikan "hukum Taurat" dengan "saling mengasihi". Yang dikemukakan Paulus ialah apa yang menjadi dasar hukum Taurat. Paulus berbicara kepada pengikut Kristus dari lingkungan orang Yahudi yang berpendidikan modern waktu itu (orang Yahudi helenist). Namun lingkungan budaya modern yang mereka alami, yakni dunia helenist, membuat cara berpikir mereka agak berbeda dengan orang Yahudi tradisional di tanah kelahiran mereka. Bagi orang ini ada kebutuhan intelektual untuk mengenali dasar yang mengasalkan macam-macam hal. Katakan saja, cara berpikir melihat prinsip umum mana yang menerangkan adanya macam-macam kenyataan tertentu. Mana dasar umum hukum serta aturan yang amat banyak seperti hukum-hukum Taurat. Maka Paulus, yang juga mengenal pemikiran helenist, mau mengatakan bahwa hukum-hukum Taurat yang banyak yang mereka kenal itu memiliki satu dasar yang umum, yakni "saling mengasihi" tadi. Begitulah dalam ayat 9 ditunjukkan dasar yang mengasalkan larangan-larangan dalam hukum Taurat. Malah dalam ayat 10 Paulus menambahkan bahwa dasar umum Taurat, yakni "kasih" yang diutarakannya sebelumnya, bakal membuat Taurat menjadi utuh, tidak lagi terasa macam-macam. Inilah yang dimaksud dengan "kegenapan" yang disebut pada ayat itu.

Salam hangat,
A. Gianto


BULAN SEPTEMBER ADALAH BULAN KITAB SUCI NASIONAL

Sabtu, 03 September 2011 Peringatan Wajib St. Gregorius Agung, Paus-Pujangga Gereja

 Sabtu, 03 September 2011
Peringatan Wajib St. Gregorius Agung, Paus-Pujangga Gereja

Kata Yesus: ”Daud masuk ke dalam rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam. Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat”. -- (Luk 6 : 4 – 5)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, segala makhluk hidup, yang hidup sementara waktu saja, dan segala hasil karya tangan kami takkan bertahan selamanya. Hanya kasih setia-Mu akan bertahan, cinta kasih-Mu yang tetap. Dampingilah kami agar tetap bertahan dan dalam pergantian zaman memperoleh hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (1:21-23)

"Allah telah mendamaikan kalian agar kalian ditempatkan di hadapan-Nya dalam keadaan kudus dan tak bercela."

Saudara-saudara, kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Allahlah penolongku.
Ayat. (Mzm 90:3-5a.12-13.14.17)
1. Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!
2. Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku akan mempersembahkan kurban kepada-Mu. Aku akan bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah jalan, kebenaran, dan sumber kehidupan, sabda Tuhan; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:1-5)

"Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"

Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?" Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Hari Sabat adalah hari yang dianggap kudus oleh orang Yahudi. Pada hari Sabat, orang Yahudi libur dari kerja, dengan tujuan mengarahkan hati dan pikiran mereka khusus untuk beribadah kepada Tuhan. Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum bersama para muridNya. Mereka memetik bulir gandum dan memakannya. Beberapa orang Farisi yang melihat hal itu berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Mereka menganggap, memetik gandum adalah sebuah bentuk pekerjaan, yang sebetulnya tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar? Daud masuk ke dalam rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?"

Saudara-saudari terkasih.

Menurut aturan, roti sajian hanya boleh dimakan oleh imam. Aturan tersebut dibuat manusia, agar mereka menghormati roti sajian, tidak sembarangan memperlakukan dan memakannya. Biasanya, Daud dan pengikutnya mematuhi aturan tersebut. Namun dalam situasi genting, yakni ketika mereka lapar dan tidak memungkinkan memperoleh makanan secara leluasa, dan mereka menghadapi roti sajian masih tersedia, karena mungkin imam belum memerlukan dan memakannya, maka Daud pun berpikir begini: "Aturan dibuat manusia untuk kebaikan manusia. Saat ini, manusia pengikutku sedang kelaparan. Maka baiklah jika roti sajian ini dimakan mereka untuk mengatasi kelaparan mereka". Dan Daud pun mengambil roti sajian, memakannya, dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya. Aturan dibuat untuk melayani pemenuhan kebutuhan manusia dengan baik, bukan sebaliknya, manusia melayani aturan.

Saudara-saudari terkasih.

Ada seorang istri yang jatuh cinta kepada pria lain yang bukan suaminya. Istri ini mengungkapkan rasa cintanya itu dengan terbuka, dalam bentuk kata-kata dan gerak gerik tubuh yang menggoda laki-laki yang dicintainya itu. Ternyata laki-laki itu pun jatuh cinta dengan perempuan yang sudah menjadi istri orang tersebut. Bagaikan gayung bersambut, cinta itu pun tumbuh berkembang makin kuat, mendorong pelakunya untuk terus berdekatan satu sama lain, bahkan jadi mengurangi perasaan kasih kepada pasangan hidup yang seharusnya. Mereka lalu berpikir untuk meresmikan hubungan terlarang itu ke jenjang pernikahan, dengan terlebih dahulu bercerai dengan pasangan yang sekarang. Mereka berpikir, daripada merasa tersiksa jika terus mempertahankan hubungan, atau merasa berdosa jika cinta terlarang tidak disahkan, maka lebih baik bercerai dan menikah kembali dengan yang lain. Betulkah demikian?

Saudara-saudari terkasih.
Memang betul, aturan dibuat oleh manusia. Tapi itu bukan berarti manusia berkuasa untuk seenaknya mengubah aturan sewaktu-waktu. Meremehkan aturan dan menggantinya sesuka hati akan mengacaukan kehidupan bersama. Sesungguhnya, aturan dibuat untuk kebaikan manusia. Aturan dibuat berdasarkan pemikiran yang mendalam. Aturan yang berlaku turun temurun biasanya sudah terbukti khasiatnya. Misalnya, aturan mengenai komitmen perkawinan dan menolak perceraian. Oleh karena itu, manusia sebaiknya menghargai dan mematuhi aturan tersebut. Tapi kata Yesus, Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat? Yesus banyak mengabaikan aturan dan bertindak sendiri. Ia bahkan memperbaharui aturan. Atau tidak usah Yesus, Daud saja melanggar aturan dengan memakan roti sajian?! Yesus dan Daud boleh menjadi tuan atas aturan. Hanya orang yang bijaksana, yakni orang yang sudah bersatu dengan Allah seperti Yesus, yang mampu berpikir dengan tepat, menghargai aturan dan mematuhi aturan, namun sekaligus menjadi tuan atas aturan, sehingga mampu mengubah atau memperbaharuinya jika diperlukan.

REFLEKSI:


Apakah aku patuh pada aturan? Apakah aku merasa tertekan dan melanggar aturan? Apakah aku diperbudak aturan?

MARILAH KITA BERDOA:

Tuhan Yesus, terima kasih, karena Engkau sudah menunjukkan kepada kami, bagaimana kami harus bersikap dalam hidup. Engkau menghargai dan mematuhi aturan. Karena Engkau adalah tuan yang membuat dan melaksanakannya. Di kala terjadi pertentangan, Engkau mengutamakan hukum cinta kasih, ya Yesus doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu Tuhan dan Penyelamat kami. Amin



LUMEN NO : 6968
Renungan Lumen Indonesia

Jumat, 02 September 2011 Hari Biasa Pekan XXII -- Jumat Pertama Dalam Bulan

Jumat, 02 September 2011
Hari Biasa Pekan XXII -- Jumat Pertama Dalam Bulan

MENGHARGAI PROSES & PERBEDAAN

Yesus mengungkapkan sebuah perumpamaan berikut: ”Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata, bahwa anggur yang tua itu baik”.
(Luk 5: 38 - 39 )

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur atas kehidupan yang masih kami alami serta kesehatan yang telah kami terima. Buatlah kami mampu menyadari kasih-Mu sehingga sepanjang hari ini dimampukan untuk memulai, melaksanakan dan mengakhiri semua pekerjaan dan tugas kami dalam nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:15-20)

"Segala sesuatu diciptakan dengan perantaraan-Nya dan untuk Dia."

Saudara-saudara, Allah tidak kelihatan. Kristuslah gambar-Nya. Dialah yang pertama dari segala ciptaan. Sebab dalam Kristuslah telah diciptakan segala sesuatu, baik di surga maupun di bumi, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa. Segala sesuatu diciptakan dengan perantaraan-Nya dan untuk Dia. Dia ada mendahului segala sesuatu dan segala sesuatu ada dalam Dia. Kristuslah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Dialah yang paling utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam dalam Kristus, dan dengan perantaraan Kristus Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya. Baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, segalanya didamaikan oleh darah Kristus yang tersalib.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 100:2.3.4.5; Ul: lih.3c)

1. Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah, Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku ini cahaya dunia, sabda Tuhan. Yang mengikuti Aku, hidup dalam cahaya. Alleluya

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:33-39)

"Apabila mempelai diambil, barulah sahabat-sahabat mempelai akan berpuasa."

Sekali peristiwa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat berkata kepada Yesus, "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang. Demikian pula murid-murid orang Farisi. Tetapi murid-murid-Mu makan dan minum." Yesus menjawab, "Dapatkah sahabat mempelai disuruh berpuasa, selagi mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya mempelai diambil dari mereka; pada waktu itulah mereka akan berpuasa." Yesus mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka, "Tiada seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk ditambalkan pada baju yang tua. Sebab jika demikian, yang baru itu pun akan koyak. Apalagi kain penambal yang dikoyakkan dari baju baru tidak akan cocok pada baju yang tua. Demikian juga tiada seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang tua. Sebab jika demikian, anggur baru itu akan mengoyakkan kantong tua itu, lalu anggur akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tiada seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata, 'Anggur yang tua lebih baik'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus

Orang Farisi bertanya kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-muridMu makan dan minum". Mengapa orang-orang Farisi bertanya demikian kepada Yesus? Orang Farisi adalah orang yang senang berpikir. Mereka memandang dirinya sendiri lebih tinggi daripada orang kebanyakan. Oleh karena itu, mereka merasa terganggu dengan orang lain yang lebih hebat daripada mereka. Mereka tidak suka dengan Yesus yang berperilaku seolah-olah Dia adalah Allah, misalnya berkuasa mengampuni dosa seseorang. Tindakan Yesus membuat mereka merasa dirinya lebih rendah daripada Dia. Dan itulah hal yang tidak mereka terima. Karena mereka merasa diri mereka tinggi, namun tidak mau mengakui hal itu karena takut dinilai sombong, sehingga mereka merendahkan diri di hadapan Allah.

Saudara-saudari terkasih.

Orang Farisi memandang perbedaan sebagai pertentangan. Misalnya, mereka menganggap rendah hati itu baik, sementara mengakui kuasa pribadi adalah buruk. Pandangan yang bersifat hitam putih ini membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang munafik, karena mereka hanya mau menerima yang putih dan menolak yang hitam. Sehingga ketika mereka merasa diri mereka pintar, mereka menganggap itu sebagai sebuah dosa kesombongan, mereka mengatasi rasa berdosanya dengan seolah-olah merendahkan diri di depan Allah, padahal sesungguhnya mereka sedang menolak diri mereka sendiri dengan menutup-nutupi kepandaian yang ada dalam diri mereka. Orang yang munafik cenderung mudah menghakimi orang lain. Mereka menghakimi Yesus sebagai pribadi yang sangat sombong, padahal pendapat itu sesungguhnya mencerminkan diri mereka sendiri, yang mereka tolak dan tidak sukai, lalu melemparkannya pada orang lain.

Saudara-saudari terkasih.

Yesus memandang perbedaan sebagai sama-sama baik, bukan yang satu baik dan yang satu buruk. Ia mengampuni dosa orang lain karena Ia meyakini, dan sungguh merasakan kehadiran Allah di dalam diri-Nya, sehingga ketika Ia mengampuni dosa seseorang, Ia tidak merasa sombong, melainkan sekedar mewakili Allah yang berada di dalam diri-Nya, yang berkuasa mengampuni dosa orang itu. Ia tidak memandang manusia itu rendah dan Allah itu tinggi, melainkan manusia dan Allah itu adalah satu, Allah di dalam manusia, dan manusia di dalam Allah. Pandangan Yesus ini ibarat anggur tua. Semakin lama anggur disimpan, rasanya semakin nikmat, sehingga orang yang sudah merasakan anggur tua, biasanya tidak ingin minum anggur yang baru. Demikian juga dengan Yesus. Ia sudah mencapai kesatuan dengan Allah di dalam diri-Nya, sehingga Ia tidak lagi ingin bercerai dari Allah. Ia tidak lagi sering berpuasa dan sembahyang untuk bertemu Allah.

Saudara-saudari terkasih.

Pandangan Yesus ini sulit dipahami oleh orang Farisi. Mereka malah menganggap Yesus menghujat Allah, karena merasa diri-Nya sama berkuasanya dengan Allah. Kesalahpahaman orang Farisi ini ibarat anggur baru yang disimpan dalam kantong kulit yang tua, yang akan mengoyakkan kantong tua itu, sehingga anggur baru itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Orang yang belum mengalami persatuan dengan Allah sebaiknya rajin berpuasa dan sembahyang. Puasa dan sembahyang akan membantu mereka untuk bertemu dan merasakan kehadiran Allah di dalam diri mereka. Yesus menghargai puasa dan sembahyang sebagai jalan bersatu dengan Allah. Ia sendiri pun pernah berpuasa 40 hari penuh di padang gurun. Puasa dan sembahyang adalah proses yang sama berharganya dengan proses makan dan minum. Puasa dan sembahyang ditlakukan dulu, untuk bertemu Allah di dalam diri, lalu makan dan minum dilakukan sesudahnya.

REFLEKSI:


Bagaimana kita memandang perbedaan? Sebagai baik-burukkah, seperti orang Farisi? Atau menghargainya sebagai sama-sama baik, seperti Yesus?

MARILAH KITA BERDOA


Tuhan Yesus, terima kasih atas teladan-Mu. Engkau berpuasa dan sembahyang dengan tekun, hingga bersatu dengan Allah. Engkau tidak menilai diri-Mu lebih baik dan kami lebih buruk. Engkau menghargai kami sebagai orang yang sedang berproses seperti-Mu dulu, ya Yesus...doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu Tuhan penyelamat kami. Amin



LUMEN NO : 6967
Renungan Lumen Indonesia

Kamis, 01 September 2011 Hari Biasa Pekan XXII

Kamis, 01 September 2011
Hari Biasa Pekan XXII


SANGSI, HORMAT, & PERCAYA

Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata: ”Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa”. Kata Yesus: ”Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia”. Simon dan teman-temannya pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.
(Luk 5: 8, 10 – 11)

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur atas kehidupan yang masih kami alami serta kesehatan yang telah kami terima. Buatlah kami mampu menyadari kasih-Mu sehingga sepanjang hari ini dimampukan untuk memulai, melaksanakan dan mengakhiri semua pekerjaan dan tugas kami dalam nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin
.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:9-14)

"Bapa telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Putra-Nya yang terkasih."

Saudara-saudara, sejak kami mendengar tentang kalian, tak henti-hentinya kalian kami doakan. Kami mohon semoga kalian menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna. Maka hidupmu akan layak di hadapan-Nya, dan berkenan di hati-Nya dalam segala hal. Kalian akan menghasilkan buah dalam segala pekerjaan baik, dan bertumbuh dalam pengetahuan benar tentang Allah. Kalian akan diperkuat dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan Allah untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kalian layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan bagi orang-orang kudus di dalam Kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang terkasih; Dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat. (Mzm 98:2-3ab.3cd-4.5-6)
1. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
2. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
3. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mrk 1:17)
Mari, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kalian akan Kujadikan penjala manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:1-11)

"Mereka meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus."

Pada suatu ketika Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan sabda Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Selesai berbicara Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat hal itu Simon tersungkur di depan Yesus dan berkata, "Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa." Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, "Jangan takut. Mulai sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka lalu meninggalkan segala sesuatu, dan mengikuti Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Dia, hendak mendengarkan firman Allah. Maka Ia pun melihat ke sekeliling-Nya, mencari tempat berpijak yang tepat, agar pengajarannya jelas dan dapat ditangkap oleh semua orang. Ia melihat ada dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Yesus naik ke dalam salah satu perahu, yakni perahu Simon, dan menyuruh dia menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Simon tidak membantah, melainkan langsung menuruti perintah Yesus. Mengapa? Karena Simon sudah kenal siapa Yesus, yakni seseorang yang dihormati banyak orang sebagai guru, dan pernah menyembuhkan ibu mertuanya yang sakit keras. Lalu Yesus duduk di perahu dan Ia mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai bicara, Yesus berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam, dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan".

Saudara-saudari terkasih.

Bagaimana tanggapan Simon mendengar perintah itu? Simon menjawab: "Guru, sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga". Pada awalnya, Simon sedikit sangsi akan petunjuk Yesus. Bukankah malam adalah waktu yang lebih baik untuk menangkap ikan daripada pagi menjelang siang? Pun malam tadi mereka sudah bekerja keras dan hasilnya nihil. Namun rasa sangsi itu jauh lebih kecil daripada rasa hormatnya kepada Yesus. Karena yang menyuruh adalah guru yang sungguh dihormatinya, maka ia mematuhi perintahNya. Dan mereka pun menangkap banyak sekali ikan, sampai jala mereka koyak, sampai perlu dibantu oleh sebuah perahu lain untuk menampung ikan yang tertangkap, bahkan kedua perahu sampai hampir tenggelam. Mengalami itu, Simon amat malu. Ia tersungkur dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa"
Saudara-saudari terkasih.

Simon merasa berdosa karena sempat meragukan apa yang dikatakan Yesus. Namun Yesus paham sekali, bahwasanya Simon sungguh menghormati-Nya, sehingga meski ia ragu, namun ia tetap patuh melakukan apa yang disuruhkan Yesus kepadanya. Maka Yesus pun menenangkan Simon, katanya: "Jangan takut, mulai sekarang, engkau akan menjadi penjala manusia". Seseorang yang pernah ragu dan kurang percaya kepada Yesus, namun kemudian menyesal dan bertobat, akan menjadi seseorang yang sungguh percaya pada kuasa-Nya. Percaya bukan karena mendengar dari orang lain atau membacanya dari buku, melainkan percaya karena pernah mengalaminya sendiri. Orang yang percaya, karena sudah mengalaminya sendiri, akan memberitakan apa yang dipercayainya dengan sangat yakin kepada orang lain. Pemberitaannya bukanlah basa basi belaka. Pemberitaannya berdasarkan pengalaman sendiri yang nyata. Orang lain yang mendengarkannya pun jadi lebih mudah mempercayai berita yang disampaikannya.

Saudara-saudari terkasih.

Kita sudah sering mendengar bahwa Yesus adalah Tuhan. Namun, sungguhkah kita meyakini hal tersebut? Beranikah kita berkata bahwa Yesus itu adalah anak manusia, sekaligus juga sungguh-sungguh Tuhan? Bukankah kita kadang ragu bahwa Yesus itu mungkin hanya sekedar nabi? Mengapa? Karena kita sesungguhnya masih ragu, belum sepenuhnya percaya, bahwa, kita ini memang adalah citra Allah, anak-anak Allah. Kita masih menempatkan diri kita sendiri sebagai hamba Allah. Mengapa kita masih ragu? Karena kita belum pernah bertemu dengan Allah yang ada di dalam diri kita sendiri. Meskipun demikian, kita menghormati Tuhan, maka kita patuh dan mengiyakan saja bahwa memang kita ini anak-anak Allah. Melalui pengalaman hidup kita selanjutnya, ada saatnya kita bertemu dengan Allah yang ada dalam diri. Pada saat itulah kita baru sungguh paham serta percaya, bahwa Tuhan nyata hadir di dalam diriku, bahwa Tuhan dan aku telah menjadi satu. Barulah kita mampu mengimani Yesus sebagai Tuhan dengan sungguh.

REFLEKSI:

Apakah kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? Pernahkah kita mengalami bersatu dengan Tuhan?

MARILAH KITA BERDOA:

Tuhan Yesus, aku bersyukur kepada-Mu, karena Engkau telah menunjukkan jalan yang perlu kutempuh, saat aku merasa ragu. Engkau mengijinkanku untuk menghayati rasa raguku, sekaligus tetap menghormatiMu sebagai Tuhan. Dan pada saatnya, Engkau menunjukkan kuasaMu melalui pengalaman hidupku, ya Yesus... doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan penyelamat kami. Amin


LUMEN NO : 6966

Renungan Lumen Indonesia

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy