| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 25 September 2011 Hari Minggu Biasa XXVI (Rm. A. Gianto, SJ)

Minggu, 25 September 2011
Hari Minggu Biasa XXVI

Rekan-rekan!

Injil kali ini (Mat 21:28-32) menampilkan perumpamaan mengenai seorang ayah yang bergilir meminta dua orang anaknya berangkat bekerja di kebun anggur. Yang pertama pada mulanya tidak bersedia, tapi kemudian menyesal dan akhirnya menjalankannya. Yang kedua sebaliknya berkata "ya" tapi tidak melakukannya. Siapa dari kedua anak itu yang sungguh mengikuti kehendak sang ayah? Tentunya orang berpikir tentang anak yang pertama. Apakah perumpamaan ini sekadar dimaksud mengajarkan bahwa tindakan nyata jauh lebih bernilai dari pada sekedar janji? Adakah hal-hal khusus yang dapat dipetik dari bacaan Injil pada hari Minggu Biasa XXVI tahun A ini?

SEKEDAR LATAR BELAKANG


Yesus biasa mengajar di Bait Allah . Di situ banyak orang mendengarkannya. Dalam kesempatan itu datang juga imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi. Suatu ketika mereka mempertanyakan, dengan kuasa mana Yesus melakukan "hal-hal itu" (Mat 21:23). Mereka mau tahu apa dan siapa di belakang tindakan Yesus menyembuhkan, menerima murid, mengajar tentang Kerajaan Surga, mengusir roh jahat dari diri orang, menghibur. Maklum, orang banyak makin melihat karya ilahi di dalam diri Yesus. Para pemimpin masyarakat Yahudi tadi menjadi waswas karena Yesus semakin populer. Bukan terutama karena mereka merasa tersaingi. Mereka khawatir jangan-jangan Yesus mengadakan gerakan politik dengan warna gerakan agama. Mereka curiga bahwa yang dilakukannya itu gerakan politik mengumpulkan massa dengan dalih keagamaan.

Dalam pembicaraan itu Yesus berkata, ia bersedia menjelaskan dari mana kuasanya asalkan mereka juga dapat menjawab satu pertanyaan darinya. Ia balik bertanya apakah pada hemat mereka Yohanes tokoh yang membaptis banyak orang itu mendapat perkenan dari Allah ("datang dari surga", 21:25) atau tindakan mencari pengikut belaka ("dari manusia"). Para pemimpin tadi merasa terpojok. Bila mengakui adanya perkenan ilahi, berarti mereka mendukung Yohanes dan konsekuensinya akan ikut dicurigai penguasa Romawi. Tetapi bila menyatakan tindakan Yohanes hanya manusiawi belaka, maka mereka akan berhadapan dengan orang banyak yang percaya tokoh ini datang dari Allah.

Begitulah Yesus membuat para pemimpin itu menyadari sikap mendua dalam diri mereka sendiri mengenai Yohanes Pembaptis. Mereka tidak mau memberi jawaban jelas dan hanya berkata, "Kami tidak tahu!" Yesus pun menutup pembicaraan tadi dengan mengatakan karena mereka tak dapat memberi jawaban, maka ia pun tidak akan menjawab pertanyaan mereka pada awal, yaitu mengenai asal kekuasaan Yesus (Mat 21:27). Tapi jelas yang hendak dikemukakannya. Kalian tahu Yohanes menyuarakan seruan dari atas sana, tapi kalian tidak berani mengakuinya terang-terangan. Begitulah sikap kalian kepadaku!

Memang para pemimpin Yahudi itu diserahi tanggungjawab moral oleh pemerintah Romawi untuk menjaga ketenangan di masyarakat. Jangan sampai ada gejolak. Apalagi jangan sampai ada gerakan politik dengan warna agama. Bila terjadi, maka pemerintah Romawi akan bertindak dan akan makin membatasi kebebasan orang Yahudi. Inilah yang dikhawatirkan para pemimpin. Jika nanti Yesus dan pengikutnya dianggap mengadakan gerakan politik yang dibiarkan begitu saja oleh instansi agama, maka pemerintah Romawi tidak akan tingal diam.

SIKAP YANG COCOK?

Berlainan dengan para pemimpin tadi, Yesus tidak menyembunyikan pendapatnya mengenai Yohanes Pembaptis. Dalam ayat 32 ia berkata bahwa Yohanes "datang untuk menunjukkan jalan kebenaran". Diakuinya penugasan yang datangnya dari Allah sendiri. Namun para pemimpin Yahudi tidak menanggapinya dengan semestinya, malah tidak berani mengakuinya karena takut. Maka mereka bersikap seperti anak yang berkata ya ya tapi tidak melakukan yang diharapkan. Orang-orang yang mereka anggap rendah, yakni para pemungut cukai dan pelacur, sebaliknya seperti anak yang pada mulanya menolak permintaan si ayah tapi kemudian menyesal dan menurut. Lawan bicara Yesus juga paham maksud perumpamaan ini. Mereka merasa kena teguran. Dan dasar teguran itu ialah prinsip yang mereka pakai mengadili orang lain, yakni ketaatan atau ketidaktaatan religius.

Perumpamaan ini dipakai untuk menunjukkan sikap yang kurang serius dari pimpinan masyarakat Yahudi dalam perkara-perkara kerohanian. Oleh karenanya malah "pemungut cukai" dan 'pelacur" bakal lebih beruntung daripada mereka karena orang-orang ini berani mengubah sikap mereka. Kedua golongan orang ini dianggap paling tidak taat pada ajaran agama. Pemungut pajak dijauhi karena mereka bekerja bagi sistem pajak asing yang memeras bangsa sendiri. Yang kedua dicap tidak punya kesetiaan. Tetapi mereka yang dianggap buruk itu percaya kepada warta pertobatan Yohanes Pembaptis sedangkan para pemimpin tidak. Mereka itu sebenarnya bahkan lebih memeras bangsa sendiri dan tidak setia pada inti ajaran agama.

MENYESAL DAN AKHIRNYA BERANGKAT

Gagasan dasar dalam perumpamaan ini terungkap dalam kata "menyesal" dalam ayat 29. Anak yang pada mulanya tegas-tegas tidak mau menuruti kemauan ayahnya itu kemudian menyesal. Gagasan "menyesal" di sini bukan terutama perasaan gegetun karena telah berbuat sesuatu yang kurang baik dan kini merasa tak enak, ada ganjelan dalam hati, kenapa tadi berbuat begini atau begitu. Oleh karena itu kiranya tidak amat tepat bila kita bayangkan anak yang akhirnya menjalankan permintaan ayahnya itu sebagai orang yang punya hati, berperasaan, dan ingin memuaskan ayahnya. Semua ini memang amat berharga dan sering terjadi. Namun perumpamaan kali ini tidak membicarakan sikap hati seperti itu. Yang ditunjukkan ialah keberanian untuk meninjau kembali niatnya dan memikirkan apakah tidak lebih baik menjalankan yang diminta dari pada bersikeras.

Perkaranya menjadi lebih jelas bila dibandingkan dengan anak yang kedua. Sebetulnya dia tidak pernah berniat berangkat bekerja di kebun anggur ayahnya. Ia hanya berbasa-basi mengatakan "Baik pak!" tapi sebetulnya hanya ingin agar tidak diganggu lebih lanjut. Ia lebih berminat meneruskan yang sedang dikerjakannya. Tidak juga ia berminat mencari tahu mengapa ayahnya memintanya pergi bekerja di kebun anggurnya. Ia cuma mau membungkam ayahnya dengan sebuah janji. Ia tidak berpikir panjang mengenai tindakannya atau alasan permintaan ayahnya.

Jadi pengertian "menyesal" dalam perumpamaan ini lebih cocok dipahami sebagai "memikirkan kembali", "meninjau kembali keputusan yang telah dibuat" dan "urung menjalankan yang sudah diniatkan". Ada usaha untuk tidak membiarkan diri terpancang pada satu pandangan mati. Itulah yang terjadi pada anak yang pertama. Meskipun sudah dengan jelas mengatakan tidak mau berangkat, ia akhirnya berangkat pergi juga. Boleh jadi ia mulai berpikir mengapa sang ayah memintanya bekerja. Apa tidak ada pekerja? Apa memang amat perlu? Tidak dijelaskan dalam perumpamaan alasan sang ayah. Tetapi anak yang ini jelas mengerti maksudnya. Dan ia yakin sebaiknya menuruti. Di bawah nanti akan diulas arti permintaan tadi.

PERMINTAAN SANG AYAH = REZEKI HARI INI?


Tidak ada buruknya kita coba ikut merasa-rasakan bagaimana sang ayah mengungkapkan keinginannya. Ia berkata, "Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur!" Kata-kata ini tidak berisi sebuah perintah keras, melainkan tawaran yang diungkapkan dengan halus. Terasa juga sapaan yang penuh kasih sayang. Isi permintaannya sendiri sebetulnya tidak amat berarti. Ada banyak orang yang menunggu dipekerjakan di kebun anggurnya. Sang ayah meminta anaknya bekerja di sana justru karena ia mau menawarkan kesempatan bagi mereka. Dan lebih khusus lagi, ia menawarkan kesempatan bekerja "hari ini".

Tawaran bekerja di kebun anggur "hari ini" mengingatkan pada permintaan kepada Bapa dalam doa yang diajarkan Yesus: "Berilah kami rezeki pada hari ini".Dalam perumpamaan ini ditunjukkan betapa sang ayah ingin memberi sesuatu yang dapat membuat anaknya mendapatkan sesuatu pada "hari ini". Rezeki pada hari ini, itulah yang ditawarkannya dengan lembut. Tidak dipaksakannya. Berarti bisa ditolak, bisa tak dianggap penting, diremehkan, tapi tetap ditawarkan. Bagi yang tadinya tidak mau, tetapi kemudian berubah sikap, tawaran itu masih tetap berlaku.

Perumpamaan ini menggemakan tema kemurahan hati Allah yang ditawarkan kepada siapa saja tetapi yang tidak selalu diterima dengan serta merta. Dalam perumpamaan hari Minggu lalu (Mat 20:1-16) kemurahan hati ini dipersoalkan oleh mereka yang kurang memikirkan keadaan mereka yang kurang seberuntung mereka. Pekerja yang langsung menemukan pekerjaan dan masuk pagi kurang senang melihat yang datang kemudian mendapat upah sama. Tetapi mereka yang datang kemudian ini sebenarnya sudah lama menunggu. Kini dalam perumpamaan tentang dua anak, rezeki hari itu ditawarkan kepada dua orang yang sebetulnya tahu apa itu kemurahan hati dan kebaikan ilahi. Tetapi hanya satu saja yang akhirnya mau menerimanya. Yang lain merasa tidak membutuhkannya. Pembaca perumpamaan ini diajak berpikir di mana kedudukannya sekarang ini. Sekaligus ada imbauan untuk berubah bagi yang bersikap sebagai anak yang kedua.



Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 24 September 2011 Hari Biasa Pekan XXV

Sabtu, 24 September 2011
Hari Biasa Pekan XXV


”Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. (Luk 9 : 44 - 45)

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas iman yang telah Kauanugerahkan kepadaku. Banyak hal yang sulit aku mengerti akan muncul dalam kehidupanku. Oleh karena itu ya Tuhan, berilah aku kerendahan hati sehingga di tengah ketidakmengertianku aku tetap beriman kepada-Mu. Amin.

Pembacaan dari Kitab Nubuat Zakharia (2:5-9,14-15a)


"Aku datang dan tinggal di tengah-tengahmu."

Aku, Zakharia, melayangkan mataku dan melihat: Tampak seorang yang memegang tali pengukur. Aku lalu bertanya, "Ke manakah engkau pergi?" Maka ia menjawab, "Ke Yerusalem, untuk mengukurnya, untuk melihat berapa lebar dan panjangnya." Lalu malaikat yang berbicara dengan daku maju ke depan. Sementara itu seorang malaikat lain maju, mendekatinya dan diberi perintah. "Larilah, katakanlah kepada orang muda di sana itu, demikian, 'Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka oleh karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya. Dan Aku sendiri,' demikianlah sabda Tuhan, 'akan menjadi tembok berapi di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya'." "Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan tinggal di tengah-tengahmu," demikianlah sabda Tuhan, "dan pada waktu itu banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada Tuhan dan akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan tinggal di tengah-tengahmu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanan dombanya.
Ayat. (KIDUNG Yer 31:10.11.12ab.13)

1. Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerahkan Israel akan menghimpunnya kembali, dan menjaganya seperti gembala menjaga kawanan dombanya!
2. Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
3. Waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang muda dan orang-orang tua akan bergembira, Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.


Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:43b-45)

"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya."

Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia." Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus



Renungan


Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.


Untuk kedua kalinya Yesus bernubuat tentang penderitaan-Nya. Nubuat ini, untuk mengingatkan para murid, bahwaYesus mesti menghadapi resiko penderitaan, ditolak bahkan akan dibunuh. Bagi para murid tindakan yang ditempuh-Nya ini sangat mengecewakan. Sebab mereka tidak mau, tidak rela Yesus mengalami jalan derita, jalan salib itu. Karena mengharapkan Yesus datang untuk membebaskan mereka dari kuasa penjajah. Salib dalam hidup sehari-hari berupa: penderitaan, jerih payah, kekecewaan, sakit badan, korban perasaan, dihina, dicurigai, dicemburui, dituduh, difitnah, ditolak, disingkirkan dan dimusuhi. Tanpa salib orang belum membuktikan apa yang diberikan kepada Yesus. Orang yang takut akan salib, tidak mengerti bahwa kehidupan ini harus diuji dengan pencobaan dan tantangan. Agar tidak mundur menghadapi salib, orang harus terus berjaga dan berdoa. Karena sikap terus berjaga dan berdoa adalah ungkapan iman, hubungan atau relasi manusia dengan Tuhan, Sang Pencipta.

Saudara-saudari terkasih.


Harus kita akui dalam kehidupan sehari-hari, kita sering takut memanggul salib, menanggung penderitaan. Entah itu pengorbanan, rasa sakit karena dihina, dicemooh dan dituduh melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Seperti misalnya, dituduh korupsi, selingkuh, provokasi, menebar gosip dan sebagainya. Padahal tidak jarang terjadi, hal itu semua adalah ungkapan kemunafikan orang-orang yang ingin menutupi kekurangan dalam hidupnya. Karena dia mengalami suatu peristiwa pahit dalam hidupnya, dan dia sungguh tidak siap menerima itu, dia menjadi tergoncang, dia sesungguhnya menolak itu. Tetapi itu dia kompensasikan dengan mengutuk, mencela dan menyalahkan orang-orang yang senasib dengannya, yang tidak mau menerima salib dalam hidupnya. Seperti misalnya: ditinggal mati suami atau isterinya, atau anaknya atau orangtuanya, atau kekasihnya.

Saudara-saudari terkasih.

Yesus menyuruh kepada murid-murid-Nya agar: "Mendengarkan dan mencamkan" segala perkataan yang diucapkan-Nya. Apa yang diucapkan oleh Yesus pada waktu itu? Yesus memberitahukan untuk kedua kalinya kepada mereka penderitaan yang akan dialami-Nya. Bahwa Ia akan disiksa, diludahi, ditampar, dipukul, ditendang, dicambuk, dipasangi mahkota duri, didera, dipaku, disalib, ditusuk tombak dan pada akhirnya Ia pun mati. Bahkan pakaian-Nya pun dilucuti, Yesus ditelanjangi di depan umum. Yesus tidak punya lagi apa-apa pada diri-Nya, bahkan harga diri-Nya pun dirampas dari-Nya. Yesus tidak menolak, Yesus tidak memberontak dan Yesus tidak memaki atau pun menyumpahi mereka yang telah menghina diri-Nya dengan perlakuan itu semua. Tetapi Yesus malah mendoakan mereka, Yesus mengampuni mereka dan memohonkan kepada Allah, Bapa-Nya pengampunan untuk mereka. Inilah bukti: "Kejahatan dibalas kebaikan. Air tuba dibalas air susu." Inilah inti dari ajaran cintakasih-Nya.

Saudara-saudari terkasih.


Seorang yang akan baptis, ditanya: "Untuk apa kamu minta dibaptis?" Jawabnya: "Agar saya mendapatkan keselamatan." Benarkah dia akan "selamat" dengan dibaptis? Berapa banyak orang yang dibaptis justru susah hidupnya, disingkirkan dari pekerjaan, dikucilkan, dipersulit, tidak bebas berbuat, tidak mudah selingkuh. Pendek kata hidupnya serba dibatasi, dilarang, dilihat dan diperhatikan banyak orang. Sepasang calon pengantin, ditanya: Apa yang kamu cari dengan perkawinanmu? Jawabnya: "Kebahagiaan." Benarkah mereka akan bahagia? Tidak sedikit suami Katolik tidak tahan, karena harus mencintai isterinya sampai mati. Tidak boleh bercerai, tidak boleh menambah isteri. Begitu pula isteri Katolik harus setia kepada suaminya sampai mati dan juga tidak boleh menambah suami. Mereka harus mau berkorban lahir batin, demi pasangannya dan anak-anaknya. Sanggup lelah, lapar, sakit, dihina; demi suami, isteri serta anak-anaknya. Tidak boleh mengeluh dan melawan; harus memanggul salibnya mengikut Yesus.

REFLEKSI:

Apakah setelah dibaptis dan menjadi orang Katolik; kita sungguh merasakan bahagia dan selamat?

MARILAH KITA BERDOA:

Tuhan Yesus, sering kali kami mengelak dari berbagai tantangan hidup dan enggan berjuang untuk mengatasinya. Kuatkanlah kami untuk menanggung salib hidup kami dengan ikhlas dan mengikut Engkau kemana pun pergi. Ajarilah kami untuk selalu setia, ya Yesus... Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.

LUMEN NO : 6989 -- Renungan Lumen Indonesia

Jumat, 23 September 2011 Pw St. Padre Pio dari Pietrelcina, Imam

Jumat, 23 September 2011
Pw St. Padre Pio dari Pietrelcina, Imam

Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan (Why 14:13)

Antifon Pembuka (Hag 2:8-10)

Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan. Di tempat ini aku akan memberikan damai sejahtera.

Doa Pagi

Kuatkanlah hatiku, ya Tuhan, sebab Engkau adalah sumber kekuatan kami. Sungguh luar biasa kata-kata peneguhan yang Kauucapkan pada hari ini. Semoga pada saat-saat kami menghadapi kesulitan, seperti dulu Padre Pio pernah mengalaminya dan hari ini dirayakan peringatannya, kami teringat akan sabda-Mu yang sangat menghibur hati kami. Amin.

Campur tangan Allah secara langsung akan menyempurnakan apa yang tidak dapat diselesaikan oleh usaha manusia. Di sinilah kuasa Allah dinyatakan. Namun demikian, Allah tetap menghendaki agar manusia terus bekerja. “Bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kalian,” firman Tuhan.

Pembacaan dari Nubuat Hagai (2:1b-9)

"Sedikit waktu lagi maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan."


Pada tahun kedua pemerintahan Raja Darius, pada tanggal 21 bulan ketujuh, datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai, bunyinya, “Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak , imam besar, dan kepada sisa bangsa Israel, demikian, “Masih adakah di antara kalian yang dahulu melihat rumah Tuhan dalam kemegahannya yang semula? Dan bagaimanakah kalian lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya yang sekarang kamu katakan sama sekali tidak berarti? Tetapi sekarang kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah sabda Tuhan, kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar. Kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah sabda Tuhan. Bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kalian,” demikianlah sabda Tuhan semesta alam, “sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kalian pada waktu kalian keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!” Dan beginilah sabda Tuhan semesta alam, “Sedikit waktu lagi Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat. Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga harta benda semua bangsa datang mengalir. Maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan. Sebab milik-Kulah perak dan emas, demikianlah sabda Tuhan semesta alam. Maka kemegahan rumah ini nanti akan melebihi kemegahannya yang semula, sabda Tuhan semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berharap dan bersyukurlah kepada Allah, penolong kita.
Ayat. (Mzm 43:1.2.3.4)
1. Berikanlah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh! Luputkanlah aku dari penipu dan orang curang!
2. Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku. Mengapa Engkau membuang aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun, dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
4. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Alleluya.

Menurut Petrus, Yesus adalah Mesias. Akan tetapi, Yesus bukanlah Mesias seperti dipikirkan dan diharapkan oleh banyak orang, yang bersumber pada patriotisme nasional untuk mengusir penjajah Roma. Ia akan menderita, dibunuh namun bangkit pada hari ketiga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)

"Engkaulah Kristus dari Allah! Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."

Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Kata orang banyak siapakah Aku ini?” Mereka menjawab, “Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit.” Yesus bertanya lagi, “Menurut kalian, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus, “Engkaulah Kristus dari Allah.” Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Tuhan memanggil kita dengan cara yang unik. Di satu sisi, Ia menyatakan betapa berharganya martabat diri kita, dan di lain sisi Ia memanggil kita pada salib. Keduanya dikagumi dan dijalani oleh St. Padre Pio dr Pietrelcina. Bagaimana dengan kita?

Doa Malam

Ya Yesus, Engkaulah Kristus dari Allah. Buatlah kami pun seperti Petrus yang berani memberi pengakuan akan Engkau oleh karena pengenalan pribadi akan Dikau, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.


RUAH

7 Joys of Mary




The Annunciation


The Visitation to St Elizabeth


The Nativity


The Adoration of the Magi


Finding Jesus in the Temple


The Resurrection


The Assumption into Heaven



7 Sorrows of Mary





The Prophecy of Simeon



The Flight into Egypt



Losing Jesus in the Temple



Via Dolorosa



At the Foot of the Cross




Pieta



The Burial




Kamis, 22 September 2011 Hari Biasa Pekan XXV

Kamis, 22 September 2011
Hari Biasa Pekan XXV

Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus -- Galatia 6:2

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa, syukur atas karya keselamatan yang telah Engkau selenggarakan melalui perantaraan para nabi dan teristimewa Putra-Mu sendiri Yesus Kristus. Semoga sepanjang hari ini aku mampu menghargai karya keselamatan-Mu dengan sepantasnya, melalui sikap dan tindakanku di hadapan-Mu dan sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Nubuat Hagai (1:1-8)

"Bangunlah rumah Tuhan dan Aku akan berkenan menerimanya."

Pada tahun kedua pemerintahan Raja Darius, pada hari pertama bulan keenam, datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya, "Beginilah sabda Tuhan semesta alam, 'Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!' Maka datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai, bunyinya: Apakah sudah tiba waktunya bagi kalian untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu beginilah sabda Tuhan semesta alam, 'Perhatikanlah keadaanmu! Kalian menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit. Kalian makan, tetapi tidak sampai kenyang. Kalian minum, tetapi tidak sampai puas. Kalian berpakaian, tetapi badanmu tidak menjadi hangat. Dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja tetapi upahnya ditaruh dalam pundi-pundi yang berlubang!' Beginilah sabda Tuhan semesta alam, 'Perhatikanlah keadaanmu! Maka naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah rumah Tuhan. Maka aku akan berkenan menerimanya, dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ'."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan akan umat-Nya.
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)

1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur. Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah jalan, kebenaran dan hidup; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:7-9)

"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"

Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, "Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?" Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

"Hei.... kata orang kamu lagi bermusuhan sama sahabatmu si Rio ya? Memang Rio itu jahat koq," tanya Johny kepada Theo teman sekelasnya, "Hah? Kata siapa itu?" jawab Theo. "Kemarin Nelli bilang katanya dia mendengar kamu menyebut Rio 'setan' ketika kamu menerima telepon Rio," kata Johny. "Wakakaka..... ada-ada saja si Nelli. Aku menyebut Rio setan itu kan dalam konteks bergurau gara-gara dia sudah mengalahkan aku mendapatkan Nindy jadi pacarnya. Aku tetap sahabat Rio, koq malah kamu yang mengatakan Rio jahat," jelas Theo. "Makanya jangan percaya itu yang namanya 'katanya'. Jadi enggak jelas kalau semua cuma berdasarkan katanya!" lanjut Theo. Johny pun malu sendiri jadinya karena peristiwa itu. "Sorry deh... kupikir aku mesti bela kamu kalau memang kamu marah sama Rio," kata Johny.

'Kata orang' merupakan sebuah ungkapan ketidakpastian akan sebuah kabar. 'Kata orang' itu mengandung sifat sangat subjektif dan kadang sulit ditelusuri kebenarannya. Demikian pula yang terjadi dengan Yesus. Banyak orang yang sebenarnya tidak sungguh-sunggugh mengenal Yesus hanya mempunyai dan membuat gambaran subjektif tentang Yesus yang belum tentu kebenarannya. Kalau hanya mengikuti 'kata orang' bisa jadi para murid pun akan mempunyai gambaran dan pengenalan yang salah mengenai pribadi Yesus, Guru mereka itu.

Sering kali pengenalan kita terhadap pribadi Yesus juga masih sekadar 'kata orang'. Kita menyebut Yesus sebagai guru, sahabat, dan Tuhan bukan karena kita sungguh mengenal Yesus tetapi lebih karena itulah yang dikatakan para guru agama kita. Informasi yang kita peroleh tanpa pengalaman pribadi kita akan sangat mudah salah atau digoyahkan. Kalau kita menjalin persahabatan atau banyak relasi percintaan atau pacaran, mestinya relasi itu bukan didasarkan pada 'kata orang' tentang diri sahabat kita atau kekasih kita, tetapi lebih karena pengenalan pribadi kita dengannya. Kalau hanya berdasarkan 'kata orang' kita bisa salah mengenalinya.

Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di dalam Engkau kami memperoleh keselamatan dan kehidupan yang kekal. Bantulah kami agar kami belajar untuk mengenal Engkau satu-satunya Tuhan yang layak disembah dan dimuliakan di bumi maupun di surga. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 21 September 2011 Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil

Rabu, 21 September 2011
Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya -- Mat 21:22

Antifon Pembuka (Mat 28:19-20)

Tuhan bersabda, “Pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku dan baptislah mereka. Ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”

Doa Renungan


Ya Tuhan, buatlah hidup kami sepadan dengan panggilan kami sebagai pengikut-Mu. Ajarilah kami bersikap rendah hati, lemah lembut dan sabar terhadap siapa pun seperti yang telah Engkau ajarkan lewat hidup-Mu. Semoga kami dapat saling membantu dalam kasih dan berusaha untuk hidup berdamai dengan sesama. Amin.


Rasul Paulus menasihati jemaat di Efesus agar hidup sesuai dengan panggilan Kristen (1Tes 2:12; Kol 1:10), dilandasi oleh kasih dan kesatuan Roh. Selanjutnya bertumbuh dalam kedewasaan hingga mencapai kepenuhan Kristus.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-7.11-13)

"Ada macam-macam tugas pelayanan demi pembangunan umat."

Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup sepadan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu; satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, yang di atas semua, menyertai semua dan menjiwai semua. Akan tetapi, kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Dialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita Injil, gembala umat, maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan demi pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian, akhirnya kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
atau Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R:5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.

Kehadiran Yesus didasari oleh misi yang jelas, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa,” kata Yesus. Matius sebagai pemungut cukai dan oleh orang-orang Farisi dimasukkan dalam kelompok orang berdosa menjadi salah seorang yang dipanggil untuk mengikuti-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:9-13)

"Berdirilah Matius, lalu mengikuti Yesus."

Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Yesus memanggil Matius. Ia aktif. Ia melihat, mengajak dan pergi mendahului. Ia makan di rumah Matius. Amat jelas, Tuhan bekerja dalam panggilan keselamatan kita. Apa dan bagaimana seharusnya sikap kita?

Doa Malam


Kami sadar, ya Yesus, akan keterbatasan diri kami. Terima kasih karena Engkau berkenan datang dan memanggil kami, orang berdosa ini, seperti Engkau telah memanggil Matius menjadi rasul-Mu. Semoga kami mampu menerima ajakan-Mu lewat Injil untuk mengikuti dan menyertakan Engkau dalam seluruh hidup kami. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy