| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Surat Kepada Keluarga bulan Oktober 2011

IBU KEHIDUPAN SEJATI


Keberadaanmu sebagai Ibu menunjukkan kehadiran

Dalam keheninganmu engkau menghidupkan

Dalam keibuanmu, engkau mengajar

Dan membiarkan Sang Putera bertumbuh sebagaimana ada-Nya

Seorang isteri mengenal suami dan anak-anaknya

Memanggil dengan hati sambil menggerakkannya

Keluarga pun menjadi kudus sebagaimana kehendak Allah

Menjadi matang dalam perjuangan karena bekerjasama

Doakanlah kami keluarga-keluarga kristiani, ya Bunda Maria.

Keluarga Keluarga yang terkasih,


Oktober selalu menjadi bulan menyenangkan, ketika kita dapat merayakan kemesraan bersama sang Bunda dalam doa bersama. Bunda yang kita hormati mengajak kita pertama-tama untuk meneladan cara hidupnya, dan selanjutnya memperkenalkan kita pada cara memastikan keselamatan terjadi, yaitu dengan iman yang utuh dan tak tergoyahkan.

Melihat kehidupan keluarga-keluarga katolik yang setia dan beriman amat meneguhkan, seolah olah Allah dihadirkan dalam kebahagiaan dan kedalaman hidup mereka. Sebaliknya, melihat begitu banyaknya tragedi di antara keluarga; isteri dan suami, ibu dengan anak, ayah dengan anak, atau antar saudara di rumah. Semua membawa keraguan, seolah Allah “tidur” dan enggan hadir di sana.

Seperti Maria yang telah bekerjasama dengan Bapa tidak hanya menuntut-Nya hadir dalam keluarganya yang penuh dengan pertanyaan. Ia bekerjasama mewujudkan kehadiran Allah dalam kebersamaannya dengan Yesus dan Yosef, suaminya. Maria adalah simbol ibu, perempuan, kewibawaan, pendamping iman, dan pendoa yang ideal, yang memungkinkan keluarga kudusnya menjadi demikian hebat. Allah hadir bukan dengan kuasa ajaib saja, tetapi dalam kerjasama untuk “mengurus” keluarga sebagaimana menjadi tanggung jawabnya.

Ketika keluarga-keluarga bermasalah, apa yang kita lakukan? Apakah kita suka melarikan diri dalam kemarahan pada anggota keluarga lain? Membela diri dengan memukul? Menyembunyikan diri dengan memilih perempuan atau laki-laki lain? Atau kita menghadapinya sampai titik darah penghabisan, dalam tangisan yang tidak cengeng, menampilkan ketangguhan yang percaya bahwa Allah menyertai kita dalam situasi apapun?

Mungkin ada begitu banyak permasalahan dalam keluarga kita, sampai kapanpun. Maria telah menghadapinya dan terbukti beriman dan setia. Jawaban “Fiat Voluntas Tua” yang amat terkenal itu tidak pernah diingkarinya sendiri. Kita punya banyak kesempatan untuk mengubah hidup keluarga kita dengan gaya hidup ini. Menerima situasi kita dan berjuang untuk sesuatu yang makin mengarahkan keluarga kita pada Allah, dengan kerja keras kita.

Ketika kita berdoa kepada Maria, kita tidak semata-mata meminta banyak rahmat, tetapi terutama kita mau bersekolah bersama sang ibu kehidupan, yang mengajar melalui perbuatannya itu. Berdoalah dengan tekun sambil tidak lupa belajar dari Sang Bunda bagaimana mengatasi hidup dengan ketangguhan dan iman yang hidup seperti dimilikinya.

Masalah pernikahan beda agama, perceraian, anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, ketidaksetiaan, kemalasan rohani, kemiskinan, kesibukananggota keluarga, komunikasi, dan lain-lain akan selalu ada. Tetapi kalau rumah kita menjadi tempat pendidikan nilai yang berhasil, niscaya hambatan yang mungkin terjadi dapat lebih baik diatasi dalam terang iman.

Keluarga-keluarga katolik terkasih, Allah tidak hanya menghadapkan kita pada kesulitan dan persoalan dalam hidup ini. Sejak semula,Ia juga memberi kita kemampuan belajar, mengubah cara hidup, menyelesaikan persoalan dan bekerjasama dengan Dia. Kesempatan untuk berjuang itu diberikan selama hidup yang hanya sekali ini. Seperti siang dan malam, Tuhan setia hadir setiap hari, dari tempat-Nya yang tersembunyi. Jangan takut, bersama Ibu Kehidupan, kita belajar menjadi umat dan anak-anak Allah yang pantas dibanggakan.

Semoga setiap keluarga meneladan Sang Bunda dan mendapat mahkota kehidupan dalam terang iman, pimpinan Roh Kudus, dan kesejahteraan yang tak lekang dimakan kegelisahan dunia ini.

Tuhan memberkati!


Rm. Alexander Erwin Santoso MSF

Senin, 03 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVII

Senin, 03 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVII

“Selama suami-istri menepati kewajiban mereka dalam perkawinan dan keluarga, mereka diresapi oleh semangat Kristus.” (Gaudium et Spes 48)

Antifon Pembuka

Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hati dan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatan dan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Doa Pagi

Tuhan, pengalaman Nabi Yunus yang kurang berkenan di hati-Mu dapat menyulitkan orang lain. Akan tetapi, di lain pihak juga menyadarkan akan kebesaran-Mu. Maka bimbinglah aku untuk melaksanakan kehendak-Mu dalam diriku sehingga nama-Mu semakin dimuliakan. Amin.

Kehendak Allah itu sangat kuat dan luar biasa. Walau merasa kurang mampu, bila Allah sudah berkenan, maka orang tidak mampu menolak tugas dari-Nya. Karya keselamatan Allah harus tetap terlaksana. Yunus pun berusaha lari karena menolak tugas dari Allah. Melalui peristiwa angin ribut dan seekor ikan, Allah menunjukkan karya-Nya bagi keselamatan manusia.

Bacaan dari Nubuat Yunus (1:1-17; 2:10)

"Yunus siap melarikan diri dari hadapan Tuhan."


Datanglah sabda Tuhan kepada Yunus bin Amitai demikian, “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah terhadap mereka, sebab kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Ia pergi ke Yafo, dan di sana mendapat sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Tetapi Tuhan menurunkan angin ribut ke laut; lalu terjadilah badai besar sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. Awak kapal menjadi takut; masing-masing berteriak kepada allahnya, dan mereka membuang segala muatan ke dalam laut untuk meringankan kapal. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. Datanglah nahkoda mendapatkannya sambil berkata, “Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allahmu itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.” Lalu berkatalah mereka satu sama lain, “Marilah kita buang undi, supaya kita tahu, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini.” Mereka lalu membuang undi, dan Yunuslah yang kena. Maka berkatalah mereka kepadanya, “Beritahu kami, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang? Manakah negerimu dan dari bangsa manakah engkau?” Sahut Yunus kepada mereka, “Aku ini seorang Ibrani. Aku takwa pada Tuhan, Allah yang menguasai langit, yang telah menjadikan laut dan daratan.” Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya, “Apa yang telah kauperbuat?” Sebab orang-orang itu tahu, bahwa ia telah melarikan diri, jauh dari hadapan Tuhan. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka. Bertanyalah mereka, “Akan kami apakan dikau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi? Sebab laut semakin bergelora.” Sahut Yunus kepada mereka, “Angkatlah aku dan campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kalian lagi. Sebab aku tahu, karena akulah badai besar ini menyerang kalian.” Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka. Lalu berserulah mereka kepada Tuhan, katanya, “Ya Tuhan, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini, dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, Tuhan, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.” Kemudian mereka mengangkat Yunus dan mencampakkannya ke dalam laut. Maka laut berhenti mengamuk. Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan kurban sembelihan kepada Tuhan serta mengikrarkan nazar. Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus. Dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. Lalu bersabdalah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur.
Ayat. (Mzm 2:2,3,4,5,8)

1. Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku. Dari tengah-tengah alam maut aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
2. Engkau telah melemparkan daku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.
3. Aku berkata, “Telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?”
4. Ketika jiwaku letih lesu dalam diriku, teringatlah aku kepada Tuhan, maka sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Pada dasarnya, tiap orang tidak mau repot. Ia sibuk mengurus diri sendiri dan tidak peduli dengan keadaan orang lain. Sikap cuek ini menjadi akar segala permasalahan di dalam hidup bersama. Sikap orang Samaria yang peduli dan mau ‘repot’ telah mempermalukan orang-orang beragama yang sok suci. Ia memberikan diri sepenuhnya untuk menyelamatkan sesamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:25-37)

"Siapakah sesamaku?"


Pada suatu ketika, seorang ahli Kitab berdiri hendak mencobai Yesus, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’. Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.” Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, dan lakukan demikian.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Cinta adalah jalan menuju kehidupan kekal. Cinta pertama-tama bukan soal perasaan atau afektif semata, bukan soal romantis saja, melainkan sungguh efektif dalam kehidupan. Cinta itu berkaitan langsung dengan sebuah tindakan nyata bagaimana saya berbuat sesuatu bagi sesama. Kisah orang Samaria yang baik hati menjadi contoh yang sungguh mengharukan. Kendati orang yang jatuh ke penyamun-penyamun adalah musuhnya, tetapi terdorong oleh kasih yang mendalam, kasih yang efektif, ia membuang segala penghalang dan berbuat sesuatu baginya. Yesus meminta kita untuk pergi dan berbuat demikian,

Doa Malam


Allah yang berbelas kasih, terangilah jalan hidupku untuk mengasihi-Mu dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budiku. Buatlah aku peka akan penderitaan sesama di sekitarku sehingga terwujudlah cinta kasih kepada-Mu dan sesama. Demi Kristus, Tuhan dan Penyelamatku. Amin.


RUAH

Hati dan Pikiran

Renungan

Bagi Santo Paulus, yang sungguh berharga yang harus disimpan dalam hati dan dalam pikiran adalah: hidaup dalam damai sejahtera dalam Allah. Untuk memelihara damai sejahtera itu orang harus memelihara kekayaan utama, yaitukebenaran, kemuliaan, keadilan, kesucian, kemanisan, dan segala yang sedap didengar serta kebajikan dan yang patut dipuji itulah yang layak untuk direnungkan dan dipikirkan.

Oleh Tuhan Yesus semua nilai itu disebut dengan istilah yang merangkum yaitu semangat untuk “menghasilkan buah pada waktunya”. Kerajaan Allah yaitu Sabda yang telah menjelma menjadi manusia, telah menanamkan firman Allah di dalam hati manusia yaitu Sabda Iman untuk menghasilkan buah keselamatan. Kita manusia diumpamakan penggarap yang harus menghasilkan buah pada waktunya.

Maka kita menurut Santo Paulus, untuk menghasilkan buah keselamatan atau juga disebut dengan damai sejahtera. Kita harus bekerja dengan benar dan dalam kebenaran Tuhan, yang berarti juga mengikuti peraturan dan tata-cara yang berlaku supaya menghasilkan buah. Yaitu bahwa tanaman itu harus dijaga dan dirawat, supaya semua kemungkinan untuk menghasilkan buah itu menjadi kenyataan, tidak mati kekeringan, atau dimakan binatang, atau kena penyakit yang mengakibatkan gagal panen.

Penyakit yang merasuk dalam hati dan pikiran penggarap adalah salah satunya keinginan untuk memiliki baik kebun maupun seluruh hasil, membuat pemilik kebun anggur tidak mendapatkan apa yang diharapkan yaitu hasil yang baik pada waktunya. Karena penggarapnya kena virus yang mematikan yaitu keinginan untuk membinasakan baik penggarap lain maupun ahli waris dari pemilik. Walaupun para penggarap yaituumat israel dan kita menolak ahli waris pemilik, yaitu Tuhan Yesus yang adalah batu penjuru yang dibuang tetapi oleh Allah dijadikan batu penjuru dasar keselamatan itu sendiri.

Dalam kepercayaan kepada Tuhan Yesus sebagai batu penjuru mendorong kita juga untuk secara konsekwen menjaga nilai-nilai kebenaran, keadilan, kemuliaan, kesucian dan suasana hidup yang manis, serta segala kebajikan dan semua yang sedap untuk didengar, itulah yang harus dipelihara dan dikembangkan untuk menghasilkan buah pada waktunya.Kapan waktunya, yaitu pada saat anak Bapa Tuan pemilik kebun anggur itu datang untuk mengambil hasil panenannya.

Kalau nilai-nilai itu kita jadikan rambu-rambu dalam menapaki hidup kita yang kita sadari sebagai penggarap, yang harus membagi hasilnya kepada Allah dalam kesejahteraan bagi sesama. Maka kita juga akan terjaga dari sikap angkuh, sikap arogan, sikap tinggi hati dan serakah, sehingga kita akan siap kapan saja untuk berbagi hasil dengan pemilik kebun anggur dan kepada para konsumen yang mengharapkan panenan dari pemilik kebun anggur tersebut.

Oleh karena itu kita tidak boleh terjebak oleh pikiran kita sendiri dan keinginan kita sendiri yang kemudian sembrono dalam mengelola usaha majikan dan dalam mengerjakan pekerjaan untuk menghasilkan buah keselamatan secara maksimal. Karena kalau kita tidak bertanggung jawab kita sendiripun akan kehilangan rejeki kita, karena kita tidak panen sebagaimana mestinya. Sehingga panenannya justru orang lain lagi yang akanmemetik buahnya dan menikmatinya.

Selamat merenungkan,

Pastor Antonius Sumardi, SCJ


Minggu, 02 Oktober 2011 Hari Minggu Biasa XXVII

Minggu, 02 Oktober 2011
Hari Minggu Biasa XXVII

Ya Tuhan, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat. (Mzm 80:20)


Antifon Pembuka (Est 3:9.10-11)

Semesta alam takluk kepada kehendak-Mu, ya Tuhan, dan tiada suatu pun yang dapat menentangnya. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, langit dan bumi, serta seluruh isinya. Engkaulah Tuhan atas seluruh dunia.

Doa Renungan


Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, kemurahan hati-Mu melimpah jauh melampaui jasa ataupun permohonan kami. Limpahkanlah belas kasih-Mu kepada kami sepenuhnya; ampunilah dosa-dosa kami yang menggelisahkan hati dan anugerahilah kami segala sesuatu yang kami tak mampu menyebutnya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (5:1-7)

"Kebun anggur Tuhan semesta alam ialah kaum Israel."

Aku hendak menyanyikan lagu tentang kekasihku, lagu kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihmu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lubang tempat memeras anggur, lalu dinantinya supaya kebuh itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang masam. Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem dan orang Yehuda, adililah Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apakah yang masih harus Kuperbuat untuk kebun anggur-Ku itu yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya ia menghasilkan buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Masa sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis. Aku akan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuhlah putri malu dan rumput; Aku akan memerintakan awan-awan supaya jangan menurunkan hujan di atasnya. Kebun anggur Tuhan semesta alam itu ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinantikan-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman; dinantikan-Nya kebenaran, tetapi hanya ada keonaran.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4, PS 851
Ref. Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan.

Ayat. (Mzm 80:9+12.13-14.15-16.19-20; Ul: Yes 5:7)
1. Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir; Kauhalau bangsa-bangsa, lalu Kautanam pohon itu. Dijulurkannya ranting-rantingnya sampai ke laut, dan pucuk-pucuknya sampai ke Sungai Efrat.

2. Mengapa Engkau menggempur temboknya, sehingga ia dipetik oleh setiap orang yang lewat? Babi hutan menggerogotinya dan binatang-binatang di padang memakannya.
3. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
4. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu; biarlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu. Ya Tuhan, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (4:6-9)

"Lakukanlah semua yang telah kamu lihat padaku, maka Allah, sumber damai sejahtera, akan menyertai kamu."

Saudara-saudara, janganlah kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Maka damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, itulah yang harus kamu pikirkan. Dan apa yang telah kamu pelajari, apa yang telah kamu terima, apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu! Maka Allah, sumber damai sejahtera, akan menyertai kamu.
Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 15:16)
Aku telah memilih kamu dari dunia, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43)

"Kebun anggur itu akan ia sewakan kepada penggarap-penggarap lain."

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, "Dengarkanlah perumpamaan ini. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: yang seorang mereka pukuli, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang pertama. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, 'Anakku akan mereka segani.' Tetapi, ketika para penggarap itu melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: 'Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.' Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi kepada Yesus, "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan ia sewakan kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya." Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, 'Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.'
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


Rekan-rekan yang baik!
Pada hari Minggu Biasa XXVII tahun A ini dibacakan Mat 21:33-43. Yesus kembali mengutarakan perumpamaan yang berhubungan dengan kebun anggur. Tapi kali ini yang disoroti ialah para penggarap kebun anggur yang ingin merebut lahan yang dipercayakan kepada mereka oleh si empunya yang sedang berada di negeri lain. Di kebun itu juga ada tempat penggarapan anggur yang dibangun oleh si pemilik.

Para hamba yang diutus untuk memungut hasilnya diperlakukan dengan buruk oleh para pekerja. Orang-orang suruhan yang pertama dipukuli, dibunuh, dan dirajam. Yang kedua, meski jumlahnya lebih banyak, mendapat perlakuan serupa. Akhirnya sang pemilik mengutus anaknya sendiri dengan perhitungan bahwa para pekerja akan menerimanya. Tetapi mereka malah membunuhnya dengan harapan kebun anggur itu nanti jatuh ke tangan mereka karena sang ahli waris telah mati. Yesus kemudian bertanya kepada imam-imam kepala dan orang Farisi (mereka baru saja mempertanyakan dari manakah kuasa Yesus berasal; lihat Mat 21:23), apa yang bakal diperbuat pemilik kebun anggur tadi terhadap penggarap-penggarap tadi. Spontan jawab mereka, tentunya ia akan menghabisi orang-orang tadi dan menyerahkan kebun itu kepada penggarap-penggarap lain. Apa maksud Yesus dengan perumpamaan itu? Dan apa pula artinya bagi kita sekarang?

KEBUN ANGGUR

Bagian pertama perumpamaan ini mengingatkan pembaca akan Yes 5:1-7. Di situ sang nabi mengutarakan keluh kesah seorang pemilik kebun anggur yang merasa tidak berhasil membuat kebunnya menghasilkan buah yang baik meskipun tanahnya subur dan segala upaya telah dilakukannya. Ia juga telah mendirikan tempat pengelolaan bagi hasil kebun yang tak kunjung datang itu. Dalam perumpamaan yang diucapkan Yesus, pemilik kebun juga tidak mendapat hasilnya sekalipun ia telah mendirikan tempat penggarapan. Lebih buruk lagi, hasil yang tak kunjung datang ini akibat ulah para penggarap sendiri, bukan karena pohon anggurnya buruk. Dalam teks Yesaya, pohon anggur yang tak memberi hasil memuaskan itu melambangkan umat yang hidupnya tidak mengusahakan yang adil dan benar, mereka malah menjalankan kelaliman dan keonaran. Dalam perumpamaan yang diceritakan Yesus, diutarakan bahwa para penggarap yang jahat itulah yang membuat sang pemilik tidak mendapatkan hasil dari tanah miliknya. Mereka malah berusaha merebut hak milik sang empunya. Perkaranya berkembang dari tak ada hasil yang memuaskan menjadi hak milik yang direbut dengan kekerasan.

Menurut alam pikiran Perjanjian Lama, hak atas tanah yang sah tak boleh diganggu gugat. Merebut kebun anggur Nabot mendatangkan celaka bagi Ahab dan Izebel, istrinya (1 Raj 21:1-29). Bagi orang seperti Nabot, kebun anggur miliknya itu pusaka turun temurun yang tak boleh diganggu gugat. Milik ini diberikan kepadanya secara sah. Tak dapat diperjualbelikan dengan imbalan apa saja, apalagi direbut. Masalah utama dalam kisah kebun anggur Nabot itu ialah kekerasan atau tindakan rudapaksa raja merebut hak milik, bukan pertama-tama soal keadilan sosial atau penindasan kaum kuat terhadap si lemah. Kekerasan terhadap hak milik ditampilkan sebagai kejahatan yang melebihi batas apa pun. Demikian dalam perumpamaan kali ini, hak sang empunya lahan dirudapaksa oleh para penggarap. (Ia bukan pihak yang lemah. Tapi pembedaan kuat-lemah tak dapat dipakai untuk menafsirkan perumpamaan ini.) Para penggarap itu akhirnya membunuh ahliwarisnya. Ini pelanggaran yang paling keras terhadap hak milik.

Ada dua hal yang bakal terpikir oleh para pendengar perumpamaan tadi Pertama, pemilik dengan penuh perhatian membangun tempat pengelolaan kebun anggurnya. Karena itulah ia amat mengharapkan hasilnya. Tetapi ia dikecewakan dan malah direbut miliknya. Kedua, merebut hak milik kebun anggur ini ditampilkan sebagai kejahatan yang melampaui batas.

SEBUAH ALEGORI

Perumpamaan ini sudah sejak awalnya dibaca sebagai alegori atau kisah yang diterapkan pada orang atau keadaan tertentu. Dalam tafsiran alegori, kebun anggur akan dipandang mewakili umat. Hanya Tuhan Allah-lah yang memiliki umatNya. Ia memang mempercayakan pemeliharaannya kepada para pemimpin umat (Perjanjian Lama), yang dalam kisah ini tampil sebagai para penggarap yang ingin menguasai milik tuan tadi. Para hamba ialah para nabi yang mendapat perlakuan buruk dari para pemimpin. Kemudian anak empunya kebun tadi ialah Yesus sendiri. Para penggarap tadi merencanakan akan membunuhnya. Dan memang dalam perumpamaan tadi rencana itu dijalankan.

Rupa-rupanya para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi langsung memahami perumpamaan tadi sebagai alegori seperti di atas. Dalam Mat 21:45 disebutkan bahwa mereka (bersama orang-orang Farisi) mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus dan mengerti bahwa merekalah yang dimaksud oleh Yesus. Mereka merasa diancam bakal mendapat hukuman dari Allah sendiri. Oleh karena itu mereka semakin bersikap memusuhi Yesus.

Apakah Yesus sendiri bermaksud menggambarkan sikap para pemimpin tadi sebagai para penggarap yang jahat dan bakal ditindak sang pemilik? Rasa-rasanya memang demikian. Para pemimpin itu baru saja mempertanyakan sah tidaknya kuasa Yesus yang dilihat banyak orang dan diakui orang sebagai berasal dari Allah (Mat 21:23 dst.). Mereka tidak berani dan boleh jadi tidak mampu melihat siapa sebenarnya Yesus itu. Mereka lebih merisaukan konsekuensi politik di tanah Yudea dan khususnya bagi kelestarian Bait Allah. Mereka waswas bila pengajar atau "nabi" hebat tapi liar ini tidak ditertibkan, para penguasa Romawi mengira ada gerakan untuk memberontak. Dan akan ada tindakan militer yang bakal semakin mengekang kebebasan yang sudah amat terbatas hingga kini. Jadi para pemimpin Yahudi tadi memang memikirkan kepentingan mereka dan tidak dapat lagi mengikuti apa yang sedang terjadi di masyarakat waktu itu.

Ada hal yang tidak dimengerti oleh para pemimpin tadi. Yakni bahwa semuanya ini belum terjadi seperti diutarakan dalam perumpamaan. Mereka belum diadili oleh pemilik kebun anggur. Bahkan mereka belum sungguh-sungguh menyingkirkan anak pemilik tadi. Jadi sebenarnya masih ada waktu bagi mereka untuk berubah. Sayang kesempatan itu tidak mereka lihat. Mereka sudah terbawa oleh rencana-rencana mereka sendiri dan tidak lagi memiliki kemerdekaan. Mereka tidak dapat memikirkan perumpamaan tadi sebagai perumpamaan yang juga memuat ajakan untuk berubah. Mereka hanya mengira ada rencana lawan dari pihak Yesus untuk balas menyingkirkan mereka.

BAGI ORANG SEKARANG


Tetapi kita tidak selalu perlu membaca perumpamaan Yesus kali ini sebagai alegori belaka dengan menerapkannya kepada tokoh dan keadaan zaman ini. Sebaiknya dihindari tafsiran alegori demi tujuan mengkritik para pemimpin dalam masyarakat sekarang atau dalam Gereja! Kisah itu perlu juga didalami sebagai perumpamaan, sebagai pembicaraan yang mengajak orang mengamati diri dan bertanya apa yang dapat diperbuat dalam keadaan itu.

Perumpamaan ini dapat amat berguna untuk memahami hidup rohani atau hidup batin kita. Seperti dalam kehidupan pada umumnya, dalam hidup batin ada unsur "rencana-rencana" dan ada pula unsur "kebetulan". Kerap rencana tidak terlaksana, sering yang terjadi ialah yang kebetulan yang bisa lebih baik daripada yang diperhitungkan. Hidup batin diberikan kepada kita sebagai peluang agar kita semakin menyadari sisi-sisi ilahi dalam hidup ini. Peluang agar kita membiarkan Tuhan memasuki kehidupan kita. Bisa ditelateni dan dikembangkan, tetapi tidak dapat diatur secara ketat menurut agenda sendiri. Hidup batin itu dipercayakan untuk digarap, bukan untuk dimiliki, diklaim sebagai milik.

Namun demikian, jelas ada kecenderungan untuk merebut wilayah tadi. Kita dengar ada macam-macam ulah batin yang tujuannya menghimpun kekuatan-kekuatan luar biasa untuk memanipulasinya. Bila terjadi, ibaratnya penggarap yang dipercaya mengolah hidup batin mau merebut kekuatan-kekuatan batin tadi dari Dia yang memilikinya.

Catatan.
Titik berat dalam perumpamaan ini bukanlah perlakuan buruk terhadap para utusan pemilik kebun. Yang disoroti sebagai kejahatan ialah upaya merebut kebun tadi. Jadi perumpamaan itu bukan untuk menuduh para penggarap, bukan pula untuk menuduh diri kita sendiri yang acapkali kurang peka akan isyarat ilahi. Perumpamaan itu dimaksud untuk memurnikan hidup rohani dari unsur-unsur yang menjauhkannya dari kehadiran ilahi sendiri.

Salam hangat,
A. Gianto

Doa kepada St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus

Doa kepada St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus

O Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus
tolong petikkan bagiku sekuntum mawar dari taman surgawi
dan kirimkan padaku dengan suatu amanat cinta.

O Bunga Kecil dari Yesus, mintalah kepada Allah hari ini
untuk menganugerahkan rahmat yang sangat kubutuhkan ......
(katakan kepada St. Teresia permohonanmu)

Santa Teresia, bantulah aku untuk senantiasa percaya kepada belaskasih Allah yang sedemikian besar, sebagaimana telah engkau wujudkan di dalam hidupmu, sehingga aku boleh mengikuti 'Jalan Kecil'mu setiap hari.
Santa Teresia, doakanlah kami. Amin.

Sabtu, 01 Oktober 2011 Pesta St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan-Pujangga Gereja

Sabtu, 01 Oktober 2011
Pesta St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan-Pujangga Gereja

"Hanya cinta kasih membuat kita berkenan kepada Tuhan" (St Teresia dari Kanak-kanak Yesus"

Antifon Pembuka

Tuhan membimbing dan mengajar Teresia, menjaganya laksana biji mata. Tuhan membentangkan sayap sebagai rajawali dan membawanya serta dengan aman sentosa. Hanya Tuhanlah pemimpinnya.

Doa Renungan

Puji Syukur bagi-Mu, ya Bapa yang mahabaik. Engkau berkenan memberi yang terbaik bagi segala makhluk ciptaan-Mu. Buatlah aku hari ini berani mempersembahkan keberadaanku kepada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamatku. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (66:10-14c)

"Aku mengalirkan kepadanya keselamatan dari sungai."


Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-sorailah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang pernah berkabung karenanya! Hendaknya kamu minum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, hendaknya kamu menghirup dan menikmati susu yang bernas. Sebab beginilah firman Tuhan: Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir. Kamu akan menyusu, akan digendong, dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur, kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh lebat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:31-13:13)

"Sekarang tinggal iman, harapan, dan kasih, namun yang paling besar diantaranya adalah kasih."

Saudara-saudara, berusahalah memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang bergaung atau canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Jagalah aku dalam damai-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 131:1.2.3)

1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5)

"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya, "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, "Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Nina sebelumnya tidak mengenal siapa Fredi yang sebenarnya. Selama ini Nina cuma tahu kalau Fredi tak banyak bicara dan suka menyendiri. Meskipun demikian, Fredi tidak cuek. Pernah suatu ketika Nina akan pulang dan mendadak hujan, Fredi berhenti dan menawarkan tumpangan membonceng motor. Di balik sikap tertutupnya, Fredi begitu peduli. Hal ini semakin diketahui Nina ketika Fredi punya ide untuk menggalang dana, untuk seorang teman yang ibunya telah lama berbaring di rumah sakit. Karena itu, Fredi disukai banyak teman.

Tak hanya itu sejak berkenalan dengan Fredi, justru Fredi yang selalu mengingatkan Nina untuk pergi ke Gereja pada hari Minggu. Lama sesudah itu, Nina makin tak percaya ketika Fredi mengajak ke rumahnya. Rumahnya itu begitu besar, dua orang satpam menjaga di depan, baru kali ini Nina masuk rumah seperti itu. Nina baru tau bahwa Fredi meskipun kaya, namun rendah hati. Ia mau bersepeda motor meskipun ada mobil, mau membantu mengelola usaha ayahnya setiap pulang kuliah dan mau memiliki hati kepada teman yang sedang susah. Nina semakin kagum kepada Fredi.

Yesus menghendaki siapa pun untuk merendahkan diri, menjadi rendah hati. Peduli, tergerak hati, tidak menonjolkan diri, tidak menunjukkan kemegahan diri, merupakan sikap rendah hati. Bukan sebaliknya meninggikan diri dan mencari pujian manusia yang merupakan sikap sombong. Yesus mengajak agar merendahkan diri dengan tulus di hadapan Tuhan. Seperti anak kecil yang merasa bukan apa-apa di hadapan Tuhan yang mahakuasa. Yesus menjadi rendah hati dengan mengosongkan diri.

Pada zaman ini, tidak mudah menjadi orang yang rendah hati. Semua orang cenderung menonjolkan diri, memikirkan keakuan diri, karena keegoisan. Aku sendiri yang hebat, orang lain bukan apa-apa. Hanya mereka yang sadar akan kebesaran Tuhan, akan mampu merendahkan diri di hadapan-Nya dan sesama. Bukan diriku, keakuanku, kebesaranku, namun Dia, Tuhan yang mahabesar yang hendaknya selalu dimuliakan.

Yesus, semoga aku dari hari ke hari semakin rendah hati di hadapan-Mu dan sesama. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 30 September 2011 Pw St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja

Jumat, 30 September 2011
Pw St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja

Cara Allah mengasihi menjadi ukuran kasih manusia. (Paus Benediktus XVI)

Antifon Pembuka (Yos 1:8)

Kitab Suci hendaknya kaubaca senantiasa dan kaurenungkan siang malam. Peliharalah dan laksanakanlah segala sesuatu yang tertulis di dalamnya. Maka, jalan hidupmu akan lurus dan sabda Tuhan akan kaupahami.

Doa Pagi


Ya Tuhan, kami sering berjalan dengan keinginan dan kemauan kami sendiri tanpa menghiraukan perintah-perintah-Mu. Untuk itu, ya Tuhan, bimbinglah kami lewat firman-Mu yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa yang kami mengerti, seperti dulu St. Hieronimus telah berusaha menerjemahkan Kitab Suci agar semakin banyak orang mengenal firman-Mu. Amin.

Setiap orang telah berdosa kepada Tuhan. Namun, tidak semua orang sadar bahwa mereka telah berbuat dosa, terlebih dengan ketidaktaatan dan ketidaksetiaan kepada Tuhan. Hanya orang yang rendah hati mau mengaku dengan jujur bahwa ia telah berdosa.

Pembacaan dari Kitab Barukh (1:15-22)

"Kami telah berdosa terhadap Tuhan dan tidak taat."

Katakanlah begini: pada hari ini menjadi nyata keadilan ada pada Tuhan, Allah kita, sedangkan kejahatan pada kami, sebagaimana halnya sekarang ini, yaitu pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja kami, para pemimpin, para imam dan nabi serta pada nenek moyang kami. Memang kami telah berdosa terhadap Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, untuk mengikuti segala ketetapan Tuhan yang telah ditaruhnya di hadapan kami. Semenjak Tuhan membawa nenek moyang kami ke luar dari negeri Mesir sampai dengan hari ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya, Tuhan telah kami alpakan karena kami tidak mendengarkan suara-Nya. Dari sebab itu melekatlah kepada kami semua bencana dan laknat yang telah diperintahkan Tuhan kepada Musa, hamba-Nya, waktu nenek moyang kami dibawa-Nya ke luar dari negeri Mesir untuk dianugerahi suatu tanah yang berlimpah susu dan madunya, sebagaimana halnya sekarang ini. Tetapi kami tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, sesuai dengan sabda para nabi yang telah diutus Tuhan kepada kami. Bahkan kami telah berbakti kepada allah lain, masing-masing menurut angan-angan hati jahatnya, dan kami melakukan apa yang durjana dalam pandangan Tuhan, Allah kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan, bebaskanlah kami
Ayat. (Mzm 79:1-5.8-9)
1. Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke tanah milik-Mu, menajiskan bait kudus-Mu, dan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing. Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu kepada burung-burung di udara untuk dimakan; daging orang-orang yang Kaukasihi mereka berikan kepada binatang-binatang liar di bumi.
2. Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang menguburkan. Kami menjadi celaan tetangga, olok-olok dan cemoohan orang sekitar. Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus-menerus? Berapa lama lagi cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api?
3. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
4. Demi kemuliaan nama-Mu, tolonglah kami, ya Allah penyelamat! Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.


Belajar dari pengalaman sejarah adalah satu hal penting untuk dilakukan. Tirus dan Sidon, kota-kota kafir, mampu membaca tanda-tanda yang tidak dilihat oleh Kapernaum. Itulah yang membuat tanggungan mereka lebih ringan

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:13-16)

"Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku!"


Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Maka pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati. Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mukjizat bukan menjadi tolok ukur keselamatan. Sejak permulaan karya-Nya Yesus menyatakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” Sebab itu, peristiwa kemuliaan Tuhan yang ajaib dan kita alami dalam hidup hendaknya memperkuat pertobatan kita kepada Allah.

Doa Malam


Firman-Mu, Tuhan, telah mengingatkan kami untuk bertobat dan bertobat lagi dalam perziarahan ini. Bantulah kami untuk peka dalam mendengarkan suara Roh Kudus yang tinggal dalam hati nurani kami, serta lindungilah kami dalam istirahat malam ini. Antarlah kami kepada hari baru yang menggembirakan hati. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy