| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Nuansa Cinta (Sharing Pelayanan Pastor Felix Supranto, SS.CC)

Perjalananku subuh itu dibalut dengan kesedihan. Aku akan menghantar seorang pemuda berusia tiga puluh lima tahun menuju tempat istirahatnya yang kekal dengan mempersembahkan Ekaristi baginya. Kenangan akan kebersamaan dengannya di kamarnya tiga hari sebelumnya telah menguatkan iman, tetapi sekaligus membuatku merasa kehilangan. Ia mengatakan kepadaku dengan mantapnya: “Satu-satunya kerinduanku adalah menghadap Bapa. Tuhan Yesus telah menyediakan tempat yang indah. Yang ada di sana hanyalah kebahagiaan. Rasa sakit akan hilang dengan sendirinya”. Aku dengan berat hati harus menyampaikan pesannya kepada kakak perempuan yang dicintainya dalam perjalanan mengambil mobilku di halaman katedral. Pesannya sangat sederhana bahwa ia jangan menumpahkan air mata kesedihan karena ia sudah bahagia. Ia mengucapkan rasa terimakasih atas kebaikan dan perhatiannya. Ia akan meminta Allah Bapa untuk melindunginya



Kisah kematiannya memang mengharukan. Nuansa cinta tidak hilang dengan adanya peti jenasah dan lagu-lagu duka. Sebelum meninggalkan dunia, ia bertunangan dengan seorang gadis yang baik sekali. Mereka telah berpacaran cukup lama. Segala persiapan pernikahan sudah dilakukannya. Tanggal pernikahan gereja telah ditentukan, tetapi terpaksa ditunda karena ia tiba-tiba tak berdaya dan hanya bisa berbaring di ranjangnya. Gadis pujaannya merawatnya dengan terus-menerus berpengharapan dan berdoa agar ia cepat pulih kembali seperti sediakala. Ia ingin menggandeng tangannya untuk menuju altar Tuhan tempat mereka akan mengikrarkan janji setia sampai akhir hayat. Bukannya kesembuhan yang didengarnya, tetapi kematiannya yang begitu cepat menghantam jiwanya. Keinginan untuk lebih lama merawatnya telah dihentikan oleh Sang Sumber Kehidupan. Deraian air matanya membasahi peti jenasahnya selama Misa untuk mengiringi jiwanya ke surga. Misa pun terasa menyedihkan. Aku menopangkan tanganku di atas kepalanya dan meletakkan tangannya di atas peti jenasah calon suaminya seperti memberkati pernikahan mereka. Hatinya terasa hampa, perih, dan pilu. Ia memandangku dengan air mata memenuhi pipinya : “Romo, calon suamiku telah pergi. Dia tak mungkin kembali. Mampukah aku melewati kepedihan dan kesunyian ini ?” Aku tak mampu mengatakan apa-apa selain menganggukkan kepala sebagai tanda mengerti akan kehancuran hatinya. Ia kemudian menaburkan bunga sambil berkata: “Sayang, pergilah ke tempat kudus Tuhan dengan cintaku yang suci dan cintamu pun menemaniku sehingga aku tidak sepi menjalani hidup ini”. Kemudian ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.


Pengalaman cintanya membuka mataku terhadap mutiara cinta yang memantulkan cahaya kemurnian di antara krisis kasih yang sejati di dalam panggung kehidupan. Kehidupan ini seperti berada di kolam Bethesda, tempat berkumpulnya banyak luka. Mereka berada di Bethesda untuk mendapatkan anugerah penyembuhan dari Tuhan sesuai dengan arti namanya. Kata ‘Bethesda’ berasal dari bahasa Aram, yaitu ‘Beth’ yang berarti rumah dan ‘Hesda’ yang berarti anugerah. Bethesda berarti Rumah Anugerah. Kehilangan orang yang dicintai merupakan luka yang paling menyakitkan. Kehilangan bukan hanya karena kematian, tetapi karena diabaikan dan dilupakan. Luka-luka itu begitu parah sehingga yang menanggungnya tidak mampu berjalan menuju gelombang berkat Tuhan yang dikepakkan oleh malaikat-Nya. Berkat Tuhan itulah yang membuat hati masih memiliki sebutir sisa pengharapan. Kedatangan Tuhan Yesus di kolam Bethesda, di tengah-tengah luka, merupakan berkat yang paling istimewa. Luka itu mungkin sudah terlalu lama seperti seorang yang menderita sakit tiga puluh tahun dan terbaring di lantai. Tuhan Yesus datang dan menawarkan penyembuhan bagi hati yang terluka: “Maukah engkau sembuh?” (Yohanes 5:6). Kedatangan Tuhan sering tertutup dengan luka-luka yang menganga. Kedatangan Tuhan hanya dapat dilihat dengan kekudusan: “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan” (Ibrani 12:14). Kekudusan berarti mau menyerahkan luka-luka kepada Tuhan. Menyerahkan luka-luka membuatnya bangkit dan berjalan ke arah Sang Pencipta. Jadikanlah luka sebagai pendorong kehidupan. Anggaplah luka-luka sebagai tabungan rohani untuk mengalami lebih banyak kehadiran Tuhan. Semoga anda dan hamba mampu menghadirkan penyembuhan Tuhan di kolam Bethesda yang nyata dan penuh luka, yaitu pada wajah-wajah keriput di panti werda, hati yang haus akan kasih di panti asuhan atau penitipan anak, dan mata yang menahan sakit di rumah sakit. Tuhan memberkati.

Mangkir dan menolak Aku?

Minggu, 09 Oktober 2011
Hari Minggu Biasa XXVIII



Apakah yang terlintas di benak kita ketika mendengar pesta pernikahan? Tentu saja ada banyak hal yang terlintas. Misalnya: penerimaan sakramen perkawinan di gereja, resepsi pernikahan yang meriah, tamu undangan yang hadir dan aneka menu makanan yang tersaji. Suasana syukur, sukacita dan gembira melekat dalam situasi itu. Namun, di benak kita, pernahkah terlintas akan si empunya pesta pernikahan? Kedua mempelai, kedua orangtua mereka dan juga keluarga besarnya. Apa yang mereka rasakan? Apakah mereka, seperti yang kita bayangkan; bahagia, penuh sukacita? Tentu saja. Tapi, adakah warna lain dalam perasaan itu? Tentu saja juga ada. Bisa saja mereka gelisah oleh dana, apakah cukup atau tidak. Khawatir akan resepsi; berjalan lancar atau tidak, jangan-jangan dipertengahan resepsi, listrik mati. Was was akan menu, memberi kepuasan lidah para undangan atau sebaliknya, sepulang pesta para undangan sakit perut lantaran menu sudah basi. Kita bisa menambah litani kecemasan dan kekhawatiran si empunya pesta.

Tapi, menurut saya, yang seharusnya pantas menduduki tingkat kekhawatiran tertinggi adalah tamu undangan. Siapakah mereka sehingga perlu menguras rasa was was? Mereka adalah jawaban atas pertanyaan; kepada siapa si empunya pesta mohon doa restu. Untuk merekalah menu aneka rasa disajikan. Untuk mereka jualah, penyanyi dangdut atau campursari atau pop mempersembahkan suara emasnya. Sulit dibayangkan, apa jadinya kalau orang-orang yang diundang tidak ada satupun yang datang. Betapa kecewanya kedua mempelai, kedua orangtua dan keluarga besarnya. Lalu, untuk apakah resepsi meriah pernikahan diselenggarakan jika orang-orang yang diundang tidak datang? Tentu akan menyedihkan dan mengecewakan.

Bacaan-bacaan misa Minggu Biasa XXVIII Tahun A, juga berbicara tentang perjamuan nikah. Bahkan dalam bacaan Injil (Mat. 22: 1-14) Yesus mengumpamakan, Kerajaan Surga itu seperti seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ini kisah pesta pernikahan yang tragis dan menyedihkan. Undangan pertama disampaikan, tetapi yang diundang tidak mau datang. Undangan kedua juga disampaikan, bukan hanya tidak mau datang, tapi malah tidak dihiraukan, bahkan ada yang berlaku kasar: membunuh hamba yang disuruh menyampaikan undangan.

Tapi, si empunya pesta, tampaknya bukan tipe orang yang mudah putus asa. Dia berkata kepada hamba-hambanya: “perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu, pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan nikah ini”. (ay. 8-9). Para hamba pun melaksanakan tugas dengan baik. Masalahnya, ketika para tamu undangan sudah memenuhi ruang perjamuan, sang Raja melihat ada orang yang tidak berpakaian pesta, maka ia berkata: “Hai saudara, bagaimana saudara masuk ke mari tanpa mengenakan pakaian pesta?” tetapi orang itu diam saja. Maka raja berkata lagi: “ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sanaakan ada ratap dan kertak gigi.” Sungguh, sebuah perjamuan nikah yang menyedihkan.

Kerajaan surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Pertama-tama yang perlu direnungkan adalah, suasana yang hendak ditawarkan Allah dalam kerajaan itu: suasana bahagia, sukacita, penuh persaudaraan. Situasi macam ini tercipta berkat relasi yang erat satu dengan yang lain dan dengan Allah sendiri. Kalau boleh segera disimpulkan, inilah situasi keselamatan. Situasi macam itu, atau keselamatan dengan segala isi dan bentuknya ditawarkan kepada manusia.

Karena sebuah tawaran, maka ada macam-macam sikap terhadap tawaran itu. Ada yang menolak, ada yang bukan hanya menolak, tapi malah berlaku arogan, dan ada yang menanggapi tapi tetap bermain dengan pikiran dan hatinya sendiri. Terhadap sikap manusia itu, Allah terus menawarkan keselamatannya. Apa sih yang keliru dari tawaran itu, sampai terjadi penolakan?

Nabi Yesaya pernah menyampaikan sabda Tuhan yang mengatakan; “rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, seperti tingginya langit dengan bumi, demikianlah jalanKu menjulang di atas jalanmu, dan rancangan-Ku di atas rancanganmu” (Yes 55:8-9). Allah memikirkan segala sesuatu dengan amat sempurna, sementara manusia yang penuh keterbatasan kesulitan untuk seiring sejalan dengan kehendak dan pikiran Allah. Rancangan Allah melampaui akal manusia.

Senyatanya, sukacita, kegembiraan, kedamaian Allah berbeda dengan sukacita, kegembiraan dan kedamaian manusia. Manusia dengan segala keterbatasannya cenderung menangkap itu semua secara dangkal. Manusia terpuaskan hanya dengan menikmati hal-hal yang dipermukaan. Hal-hal kecil, yang semestinya hanya luaran atau kulit saja, bisa menjadi perdebatan yang berujung pertengkaran. Sesuatu yang pokok, yang harusnya digali, malah tidak pernah disentuh. Budaya hidup zaman ini sudah mengarah ke sana diberbagai lini. Pendangkalan makna hidup menggejala pada masa ini.

Maka penolakan terhadap tawaran keselamatan Allah, bermuara pendangkalan makna hidup. Hal ini tercermin pada sikap tidak peduli, acuh tak acuh lantaran berbeda dengan selera pribadi. Melakukan segala sesuatu untuk mencari sukacita dan kegembiraan pribadi, bukan untuk sukacita dan kegembiraan bersama. Aku puas, apakah Allah juga puas dengan sikapku? Gak peduli.

Bila ini terjadi, Allah dalam gambaran si empunya perjamuan nikah, adalah pihak yang selalu tersakiti. Pihak yang selalu gagal merengkuh manusia untuk menikmati sukacita abadi. Sejatinya, menyakiti Allah dengan aneka sikap; penolakan, sikap tidak peduli dan acuh tak acuh dan lain sebagainya adalah tindakan menyakiti diri sendiri yang berujung pada kematian tanpa makna. Sampai kapankah kita menolak undangan Tuhan untuk menikmati keselamatan? Undangan Tuhan itu mewujud dalam perjamuan ekaristi, dalam persekutuan umat basis di keluarga, lingkungan, wilayah, dan paroki. Tuhan juga mengadakan perjamuan nikah dalam masyarakat yang membutuhkan solidaritas, dalam diri orang miskin dan tersingkir. Seberapa sering kita mangkir atas undangan itu? Dalam relung hati yang terdalam dan jujur akan dibisikan jawabannya

Salam dan berkat.


Pastor Antonius Purwono, SCJ

Minggu, 09 Oktober 2011 Hari Minggu Biasa XXVIII

Minggu, 09 Oktober 2011
Hari Minggu Biasa XXVIII


Hati nurani adalah keputusan akal budi, olehnya manusia mengerti apakah perbuatan tertentu itu baik atau buruk. (Katekismus Gereja Katolik 1796)

Antifon Pembuka (Mzm 129:3-4)

Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi syukurlah Engkau suka mengampuni.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menantikan kami dan siap sedia untuk memberikan tempat kepada kami masing-masing, baik dalam perjamuan pendahuluan di dunia ini, maupun perjamuan yang sebenarnya di surga kelak. Semoga kami jangan sampai acuh tak acuh, melainkan senantiasa mempersiapkan diri sepantas mungkin untuk kehormatan besar itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (25:6-10a)

"Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang."

Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, suatu jamuan dengan anggur yang tua benar, suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tuaa yang disaring endapannya. Di atas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Tuhan Allah akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata, "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya!" Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul:lh.6cd)
1. Tuhanlah gembalaku aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu itulah yang menghibur daku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau menguapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku di sepanjang umur hidupku. Aku akan berdiam di dalam rumah Tuhan sepanjang segala masa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (4:12-14.19-20)

"Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

Saudara-saudara, aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)


"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, 'Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.' Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, 'Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, 'Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?' Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.' Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Mzm 33:11)

Orang-orang kaya akan lapar dan merana. Tetapi mereka yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.

Renungan

Rekan-rekan yang budiman!
Dalam Mat 22:1-14 yang dibacakan sebagai Injil Minggu Biasa ke 28 tahun A ini disampaikan perumpamaan mengenai siapa yang akhirnya masuk ke dalam Kerajaan Surga dan bagaimana mereka bisa sampai ke sana. Beginilah ceritanya. Ada orang-orang yang sebenarnya sejak awal sudah beruntung karena "diundang ke perjamuan" tapi mereka malah meremehkan ajakan ini. Karena itu keberuntungan yang sebenarnya dapat mereka nikmati jadi beralih kepada orang-orang lain yang tadinya tidak masuk hitungan. Apa artinya semua ini bagi kehidupan kini?

VERSI MATIUS DAN LUKAS

Selain dalam Mat 22:1-14, perumpamaan tentang undangan yang menolak datang itu didapati juga dalam Luk 14:15-24. (Untuk penjelasan versi Lukas, lihat _Langkahnya...Langkahku!_ [Kanisius, Yogyakarta 2005], hlm. 155-156.) Namun ada tiga hal yang khas pada versi Matius yang tidak dijumpai dalam versi Lukas.

1. Dalam Injil Matius, undangannya ialah ke perjamuan makan siang (Yunani "ariston", Latin "prandium") bagi pesta nikah seorang anak raja. Lukas menyebutnya perjamuan makan malam (Yunani "deipnon", Latin "coena") yang besar yang sudah disanggupi para undangan. Seperti kebiasaan kita, pada zaman itu perhelatan meriah memang biasanya diadakan pada malam hari. Lebih relaks, lebih membangun suasana. Kesempatan seperti itu tidak diadakan siang hari kecuali peristiwanya amat penting dan resmi seperti halnya pesta nikah. Inilah yang lebih ditonjolkan Matius. Perjamuan dalam pesta nikah lebih resmi daripada perjamuan untuk membangun keakraban. Hadirin diajak ikut menjadi saksi peristiwa itu. Apalagi pesta nikah anak raja.

2. Dalam perumpamaan Matius, sang raja sampai dua kali mengundang. Yang kedua kalinya bahkan ada nada memohon. Tetapi orang-orang yang diundang tetap tidak mau datang. Begitulah digarisbawahi dalam Injil Matius penolakan yang makin keras. Ada yang tak peduli, ada yang meremehkan undangan, malah menyiksa dan membunuh suruhan raja. Ini sama dengan memutuskan hubungan. Lukas lain. Ia lebih menekankan dalih para undangan yang sudah bersedia datang ketika diundang tapi kini ingkar.

3. Matius dan Lukas sama-sama mengatakan bahwa akhirnya orang-orang lain yang tadinya tidak diundang kini didatangkan ke perjamuan. Tetapi Matius masih menceritakan bahwa sang raja mendapati orang yang datang tanpa pakaian pesta. Orang itu kemudian tidak diperbolehkan ikut pesta dan dikeluarkan. Lukas tidak menyinggung adanya orang yang tak pantas ikut perjamuan malam. Tetapi ia meneruskan perumpamaan itu dengan menyampaikan pengajaran Yesus mengenai perlunya komitmen utuh dalam mengikutinya.

Matius berbicara kepada umat yang berasal dari lingkungan Yahudi. Bagi mereka "perjamuan nikah" dan datang dengan "pakaian pesta" memiliki arti yang khusus yang tidak segera ditangkap oleh orang dari kalangan lebih luas seperti halnya umat Lukas. Marilah kita lihat dari dekat kedua gambaran yang dipakai Matius.

PERJAMUAN NIKAH


Disebutkan "Kerajaan Surga seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya". Bagi pembaca Matius, "perjamuan nikah" membangkitkan gagasan yang lebih dari pada sekedar hadir dalam resepsi, melainkan mengikuti upacara religius dan berbagi hikmatnya. Dalam kesempatan seperti itu dulu kerap didendangkan lagu-lagu kasih antara mempelai lelaki dan mempelai perempuan. Lagu-lagu itu sering bernada erotik, tapi sekaligus juga amat religius. Salah satu bentuk yang paling dikenal dan sudah menjadi bagian Kitab Suci ialah Kidung Agung. Kedua mempelai saling memuji keelokan masing-masing (Kid 1:9:2:7), saling mengungkapkan rasa rindu terhadap satu sama lain (Kid 3:1-5; 5:2-8), saling mengungkapkan nikmatnya ada berduaan (Kid 7:6-8:4). Di dalam kidung-kidung itu kasih antara kedua mempelai tampil sebagai tempat kehadiran yang ilahi tanpa perlu mengatakannya. KehadiranNya memanusia dalam ujud yang paling bisa dirasakan. Bagi orang Yahudi, ikut serta dalam upacara dan perjamuan nikah dalam arti ini dapat mendekatkan orang pada kemanusiaan dan keilahian sekaligus. Karena itu juga penolakan ikut serta perjamuan lebih daripada sekedar tidak menghadiri pesta.

Menolak ajakan untuk menyaksikan pesta nikah juga membuat pesta menjadi sepi dan hambar. Panggilan pertama tidak dipenuhi. Raja yang sebetulnya penuh wibawa kemudian bersikap menghimbau. Ia merendah. Satu kali tidak digubris, ia berusaha lagi. Malah seakan-akan memohon belas kasihan para undangan: jangan biarkan pesta jadi rusak, hidangan sudah siap, lembu dan ternak piaraan sendiri telah dipotong. Tetapi yang diundang semakin meninggikan diri, dan menjadi takabur, dan akhirnya malah membunuh pesuruh sang raja. Mereka tidak mau diganggu lagi. Mereka memutus hubungan. Terlihat betapa kerasnya penolakan terhadap ajakan untuk ikut serta dalam kesempatan yang sebenarnya bakal membuat siapa saja yang ikut semakin utuh hidupnya, semakin memasuki Kerajaan Surga!

Mereka yang menolak kehilangan dua hal. Pertama rusaklah hubungan dengan raja yang bisa melindungi mereka. Kedua mereka kehilangan kesempatan ikut pesta nikah yang meriah yang memiliki arti khusus tadi. Jadi mereka semakin menjauhkan diri dari kesempatan yang bakal membuat hidup mereka berarti. Mereka menjauh dari Kerajaan Surga. Inilah yang hendak ditunjukkan dalam perumpamaan ini.

ORANG-ORANG DI PERSIMPANGAN JALAN

Karena perjamuan nikah telah tersedia tapi yang diundang tak layak datang, maka raja menyuruh hamba-hambanya ke persimpangan jalan, membawa orang-orang yang mereka temui di sana, siapa saja, ke perjamuan nikah tadi. Tak pilih bulu siapa saja didatangkan. Dan pesta itu diselamatkan oleh kehadiran mereka-mereka ini.

Yang dimaksud dengan persimpangan jalan ialah lapangan tempat orang biasanya berkumpul dengan macam-macam maksud: istirahat, menunggu kesempatan kerja, melewatkan waktu, berjualan, membeli. Apa saja. Kegiatan sehari-hari yang bermacam-ragam. Orang-orang yang di situ dengan macam-macam keadaan itulah yang diminta datang ke perjamuan nikah. Di persimpangan jalan...hidup itulah disampaikan ajakannya.

Bagaimana membacanya dengan cara yang lebih cocok bagi zaman ini? Perumpamaan tadi mulai dengan "Kerajaan Surga seumpama.." Jadi dimaksud membantu agar orang menyadari bagaimana cara Yang Mahakuasa mengajak siapa saja ikut masuk ke dalam kehidupan-Nya, ke dalam keakraban dengan-Nya. Dengan mengajak orang ikut serta dalam kegembiraan pesta nikah anaknya, sang raja tadi ingin berbagi kegembiraan. Bahkan boleh dikatakan, kegembiraannya itu baru menjadi nyata bila ikut dirasakan orang lain. Ia berusaha mendatangkan orang-orang untuk ikut. Bahkan ia memohon agar mereka datang. Tetapi permohonan ini dihadapi dengan sikap keras hati dan penolakan. Tidak mau mengambil bagian dalam kehidupan yang sebenarnya tidak dapat sebarangan dibagikan. Penolakan ini makin memisahkan dan menjauhkan mereka satu sama lain. Juga membuat sang raja putus asa dan merasa pestanya bakal rusak. Tetapi ia tidak menyerah. Pestanya itu kemudian dibuka bagi siapa saja yang tadinya tidak termasuk hitungan.

Kerap dijelaskan bahwa para undangan yang menolak datang itu ialah orang Yahudi dan mereka yang didatangkan dari jalanan itu ialah pengikut Yesus. Yang pertama kehilangan Kerajaan Surga, yang kedua memperolehnya. Para hamba yang disuruh mengundang ialah nabi-nabi dan kemudian yang diperlakukan dengan buruk ialah para rasul. Tafsir alegori ini memang sudah ada sejak lama. Dan bahkan sudah mulai pada zaman Injil sendiri ditulis. Namun demikian masih ada keleluasaan untuk memahami perumpamaan ini sebagai perumpamaan untuk membaca kehidupan orang zaman ini, untuk mengartikan pengalaman hidup.

PAKAIAN PESTA


Pesta nikah itu terlaksana justru karena hadirnya orang-orang jalanan tadi. Kerajaan Surga semakin menjadi kenyataan karena dimasuki, dihuni, dikembangkan. Kepada pembaca diberikan ajakan yang amat kuat. Ayo ikut membuat kehidupan yang nyata ini semakin menjadi ujud dari Kerajaan Surga. Bisakah dibalik sehingga dikatakan agar Kerajaan Surga menjadi bagian dari kehidupan nyata? Orang tergoda mengatakan ya, tapi kiranya tidak pas bila begitu. Seolah-olah kerajaan itu sudah ada dan jadi dan tinggal dimasuki, seperti menaiki kereta yang akan jalan. Yang lebih cocok, tiap orang diminta menemukan wujud Kerajaan Surga baginya. Bahan mentahnya: kehidupan sehari-harinya, kehidupannya di persimpangan jalan. Tapi untuk ke sana orang perlu memakai pakaian pesta.

Dalam alam pikiran Semit, pakaian memberi bentuk kepada orang yang memakainya sehingga dapat dikenali. Tidak mengenakan pakaian pesta berarti datang tanpa sungguh mau mengikuti pesta. Orang baru dapat dikatakan datang ikut perjamuan pesta bila memang mau menghadiri pesta itu, bukan untuk urusan lain. Datang tanpa pakaian yang cocok berarti tidak membiarkan diri dikenal sebagai yang datang untuk itu. Komitmen setengah-setengah ini kurang dapat menjadikan hidup orang menjadi bagian dari hidup dalam Kerajaan Surga. Kebalikannya, datang dengan mengenakan pakaian pesta berarti datang tanpa maksud atau tujuan lain. Yang bersangkutan akan dikenali sebagai orang yang hidupnya sedang berubah dari yang ada di persimpangan jalan menjadi dia yang hidup dalam perjamuan yang makin memanusiakan dan makin mendekatkan ke keilahian.

Salam hangat,
A. Gianto

Minggu, 09 Oktober 2011 Hari Minggu Biasa XXVIII

Minggu, 09 Oktober 2011
Hari Minggu Biasa XXVIII


Hati nurani adalah keputusan akal budi, olehnya manusia mengerti apakah perbuatan tertentu itu baik atau buruk. (Katekismus Gereja Katolik 1796)

Antifon Pembuka (Mzm 129:3-4)

Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi syukurlah Engkau suka mengampuni.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menantikan kami dan siap sedia untuk memberikan tempat kepada kami masing-masing, baik dalam perjamuan pendahuluan di dunia ini, maupun perjamuan yang sebenarnya di surga kelak. Semoga kami jangan sampai acuh tak acuh, melainkan senantiasa mempersiapkan diri sepantas mungkin untuk kehormatan besar itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (25:6-10a)

"Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang."

Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, suatu jamuan dengan anggur yang tua benar, suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tuaa yang disaring endapannya. Di atas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Tuhan Allah akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata, "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya!" Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul:lh.6cd)
1. Tuhanlah gembalaku aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu itulah yang menghibur daku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau menguapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku di sepanjang umur hidupku. Aku akan berdiam di dalam rumah Tuhan sepanjang segala masa.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (4:12-14.19-20)

"Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

Saudara-saudara, aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)


"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, 'Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.' Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, 'Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, 'Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?' Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.' Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Mzm 33:11)

Orang-orang kaya akan lapar dan merana. Tetapi mereka yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.

Renungan


Setiap pesta pernikahan umumnya ramai dihadiri oleh banyak undangan mulai orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Dalam pesta itu tentu dihidangkan juga makanan dan minuman yang lezat.

Suatu kali ketika dalam perjalanan pulang dari stasi, perjalanan saya di tengah jalan terhenti karena jalan utama ditutup untuk sebuah pesta pernikahan. Terpaksa saya harus memutar untuk pulang ke paroki. Sebelum saya memutar untuk berbalik arah, sejenak saya memerhatikan bagaimana suasana dalam pesta tersebut. Para undangan mulai datang satu per satu diiringi dengan musik dangdut yang menghentak-hentak dan disertai derai tawa para undangan serta senyum bahagia mempelai yang kebetulan duduk di bangku khusus. Sungguh membawa kegembiraan.

Pengalaman tersebut berbanding terbalik dengan apa yang Yesus katakan dalam Injil-Nya tentang Kerajaan Surga dalam sebuah perumpamaan pesta nikah anak Raja. Sang raja mengundang banyak orang untuk menghadiri perjamuan nikah anaknya. Namun, yang menarik adalah undangan tersebut tidak ditanggapi sehingga raja harus mengundang untuk kedua kalinya. Sayang, tetap saja tidak ada tanggapan atas undangan tersebut. Kita dapat membayangkan bagaimana sang raja mengundang untuk pesta nikah dan tidak ada yang menghadiri undangan tersebut, betapa ia sebagai pihak pengundang merasa malu dan marah. Akhirnya ia mengundang semua orang yang ada di persimpangan jalan yaitu orang-orang jahat dan baik.

Kerajaan Surga yang diumpamakan sebagai perjamuan atau pesta nikah menceritakan tentang keselamatan Allah yang sudah dimulai sejak jaman para nabi sampai dengan Yesus. Para nabi diutus kepada bangsa Israel yang tegar tengkuk dan banyak pula dari mereka yang tidak mengindahkan tawaran keselamatan Allah. Akhirnya Tuhan sendiri datang ke dunia untuk membawa keselamatan kepada banyak orang tetapi yang terjadi sama saja, tawaran Tuhan ditolak dan tak digubris. Hal ini nyata pada kematian Yesus di atas kayu salib.

Saudara yang terkasih, tawaran keselamatan Allah dalam kehidupan kita sehari-hari sebenarnya begitu nyata. Namun, acapkali kita tidak melihatnya dan bahkan menghiraukannya. Keselamatan Allah sangat nyata terutama dalam perayaan Ekaristi yang dirayakan setiap hari dan hari Minggu. Ekaristi adalah puncak iman dan keselamatan orang Kristiani. Dengan Ekaristi kita mendapatkan rahmat dan berkat yang melimpah dan tentunya keselamatan yang dijanjikan Tuhan. Pertanyaannya, berapa banyak dari kita yang menyadari hal ini? Tentu banyak yang mengerti dan banyak yang tidak.

Ekaristi adalah lambang pesta perjamuan Tuhan yang menyerahkan diri-Nya untuk keselamatan banyak orang. Dalam perayaan Ekaristi kita diundang untuk masuk dan menikmati perjamuan surgawi yang sudah Tuhan sediakan. Namun, apakah kita sudah membuka diri pada tawaran atau undangan Tuhan tersebut dalam hidup kita? Pertanyaan ini hanya dapat dijawab dengan iman yang sungguh karena tak jarang pula selain Ekaristi, entah itu dalam bentuk lain, Tuhan menawarkan keselamatannya misalnya melalui saudara-saudara kita yang berkekurangan dan menderita atau dalam keluarga kita sendiri.

Tuhan selalu mengundang kita untuk ikut terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang ada dalam hidup ini, entah itu sedih, senang maupun di saat kita merasa sangat terpuruk dan jatuh. Tuhan menawarkan kepada kita kasih-Nya yang menyelamatkan. Sebab itu, marilah kita membuka hati bagi tawaran keselamatan Tuhan itu.

RUAH/Willy

Sabtu, 08 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVII

Sabtu, 08 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVII

"Tuhan adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita!" (Mzm 97:1)

Antifon Pembuka (Luk 11:28)

Yang berbahagia ialah mereka, yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, Engkau menyatakan kasih-Mu melalui hari yang baru ini. Baharuilah semangat dan niat-niat kami untuk berbuat baik kepada siapa pun sebagai ungkapan syukur kami kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yoel (3:12-21)

"Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian."
Hendaklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru. Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian. Marilah, iriklah, sebab tempat anggur sudah penuh; tempat-tempat pemerasan sudah berkelimpahan. Sebab banyaklah kejahatan mereka! Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekatlah hari Tuhan di lembah penentuan! Matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang kehilangan cahayanya. Tuhan mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan langit serta bumi pun bergoncang. Tetapi Tuhan adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel. "Maka kalian akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, adalah Allahmu, yang tinggal di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar takkan melintasinya lagi. Pada waktu itu akan terjadi bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah Tuhan dan akan membasahi lembah Sitim. Mesir akan menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun tandus, oleh sebab kekerasan terhadap keturunan Yehuda, oleh karena mereka telah menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tanahnya. Tetapi Yehuda tetap didiami untuk selama-lamanya, dan Yerusalem turun-temurun. Aku akan membalas darah mereka yang belum Kubalas; Tuhan tetap diam di Sion."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita!
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan memeliharanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:27-28)

"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau!"
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, berserulah seorang wanita dari antara orang banyak itu, dan berkata kepada Yesus, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau!" Tetapi Yesus bersabda, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Banyak orang terpesona menyaksikan Yesus melakukan mukjizat menyembuhkan orang dan mengusir setan. Banyak orang tertegun mendengar kebijaksanaan yang keluar dari mulut-Nya. Seorang perempuan tidak tahan untuk melontarkan kata-kata pujian. "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Yesus tentu tidak menyangkal akan kebahagiaan dan berkat yang menjadi milik Maria, bunda-Nya. Dan, memang Kidung Maria sendiri meneguhkan hal itu: "segala keturunan akan menyebut aku bahagia" (Luk 1:48).

Yesus menjawab dengan suatu pertanyaan yang inklusif dengan memperluas makna berkat dan kebahagiaan yang meliputi semua orang yang menerima dan melakukan, yang mendengar dan memelihara Sabda. Allah menghendaki agar kita hidup sebagai saudara dalam satu keluarga dan Allah menjadi Bapanya. Di sini, Yesus mau mengubah relasi manusia yang didasarkan semata atas hubungan darah dengan suatu keluarga yang diikat dan disatukan dalam iman akan Allah. Memelihara firman Allah berarti menjadikan firman Allah itu nyata dalam hidup kita.

Ya Tuhan, tambahkan dahagaku akan Sabda-Mu dan kuatkanlah aku untuk melakukannya agar aku menjadi sumber berkat dan sukacita bagi sesamaku. Amin

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 07 Oktober 2011 Peringatan Wajib. SP Maria, Ratu Rosario -- Jumat Pertama

 Jumat, 07 Oktober 2011
Peringatan Wajib. SP Maria, Ratu Rosario -- Jumat Pertama

"Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib." (Mzm 9:2)

Antifon Pembuka

Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu.

Doa Pagi


Tuhan, Engkau menghendaki pertobatan yang tulus karena kedatangan-Mu sudah mendekat. Bukalah mata hati kami untuk berserah pada-Mu seturut teladan Bunda Maria, Ratu Rosario agar berdoa tak jemu-jemu dengan doa yang Bunda Maria minta: Rosario suci. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Tuhan datang membarui umat-Nya. Kedatangan Tuhan perlu disiapkan dengan baik. Puasa, memakai kain kabung, mengeluh, meratap menjadi prosesi untuk mempersiapkan kedatangan-Nya. Sikap ini menunjukkan betapa 'ringkih' dan lemahnya manusia. Tidak sepatutnya manusia memegahkan diri. Di hadapan Tuhan, semua manusia itu kecil dan harus bertobat.

Bacaan
dari Nubuat Yoel (1:13-15;2:1-2)

"Hari Tuhan yang gelap gulita dan kelam kabut."

Hai para imam, kenakanlah pakaian kabung dan mengeluhlah. Merataplah, hai para pelayan mezbah. Masuklah, bermalamlah dengan memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah lama di rumah Allahmu tiada kurban sajian dan kurban curahan. Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya. Kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah Tuhan Allahmu, dan berteriaklah kepada Tuhan. Wahai, hari itu! Sungguh, hari Tuhan sudah dekat, datangnya seperti hari pemusnahan dari Yang Mahakuasa. Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari Tuhan datang, sebab hari itu sudah dekat. Suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat. Seperti fajar di atas gunung-gunung terbentanglah suatu bangsa yang besar dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu, turun-temurun, pada masa yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan menghakimi dunia dengan adil.
Ayat. (Mzm 9:2-3.6.16.8-9)
1. Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, aku mau menceritakan perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi.
2. Engkau menghardik bangsa-bangsa, dan telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya. Bangsa-bangsa terbenam dalam lubang yang dibuatnya, kakinya terperangkap dalam jaring yang dipasangnya sendiri.
3. Tetapi Tuhan bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sekarang penguasa dunia ini dibuang ke luar, sabda Tuhan; dan bila Aku telah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.


Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Kuasa Allah akan meneguhkan semangat persatuan dalam hidup bersama. Sebaliknya, kuasa setan akan merongrong hidup bersama sehingga menjadi goyah dan pecah. Setiap orang beriman hendaknya selalu mengenakan kuasa Allah sehingga tetap bersatu dan kuat. Sebentar saja melepaskan diri dari Allah, ia akan hancur.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:15-26)

"Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka Kerajaan Allah sudah datang kepadamu."

Sekali peristiwa, setelah Yesus mengusir setan, ada beberapa orang yang berkata, "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, kepala setan." Ada pula yang mencobai Dia dan meminta tanda dari surga. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah, pasti binasa. Dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jika Iblis juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimana mungkin kerajaannya dapat bertahan? Sebab kalian berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusir setan? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya, amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Barangsiapa tidak bersama Aku, ia melawan Daku, dan barangsiapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan. Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia mengembara di tempat-tempat yang tandus mencari perhentian; dan karena tidak mendapatnya, ia berkata, 'Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu.' Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripadanya, dan mereka masuk dan tinggal di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Betapa sulitnya untuk percaya. Terjadinya sebuah mukjizat tidak secara otomatis membawa orang kepada iman. Yesus yang telah berhasil mengusir setan, malah dikatakan Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Bahkan ada lagi yang mau mencoba Yesus meminta tanda dari surga. Sebetulnya, kalau orang memiliki hati yang terbuka, pengusiran roh jahat oleh Yesus merupakan tindakan kuasa ilahi dan tanda dari surga bahwa saat penyelamatan oleh Allah telah tiba.

Doa Malam


Tuhan Yesus, persatuan-Mu dengan Bapa melahirkan keselamatan bagi semua orang. Tuntunlah langkahku agar bersatu dengan-Mu dalam menjalani kehidupan di jaman yang penuh dengaan tawaran menarik. Semoga aku tidak mudah terhanyut di dalamnya. Amin.


RUAH

Kamis, 06 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVII

Kamis, 06 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVII

"Meski kita mencemooh kebaikan-Nya kepada kita dengan sikap acuh tak acuh, Ia tetap mencintai kita." (St Basilius Agung)


Antifon Pembuka

Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah, maka kamu akan dibukakan pintu.

Doa Pagi


Tuhan, Engkau bersabda, "Bagi kalian yang takwa akan terbit surya kebenaran yang sayapnya membawa kesembuhan. Bimbinglah aku hari ini untuk berbakti kepada-Mu dengan segenap jiwa dan ragaku. Amin.

Orang benar sangat dikasihi Allah. Karena ia sangat takwa beribadah kepada Allah. Orang fasik pun dikasihi Allah agar mereka sadar dan berbalik beribadah kepada-Nya. Allah tidak menyetujui tiap tindakan orang fasik. Tapi, Allah ingin agar orang fasik berubah dan memelihara hidupnya dalam naungan kasih-Nya. Rencana keselamatan Allah memang luar biasa.

Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:13-20b)
 
 
"Hari Tuhan akan datang, menyala seperti api."
 
Tuhan bersabda kepada orang-orang fasik, "Bicaramu tentang Aku kurang ajar. Meskipun demikian kalian bertanya, 'Apakah yang kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?' Kalian berkata, 'Sia-sialah beribadat kepada Allah! Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap Allah dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam? Itulah sebabnya kita memuji bahagia orang-orang yang gegabah. Sebab mujurlah orang-orang yang berbuat jahat itu! Mereka mencobai Allah, namun luput juga.' Sebaiknya orang-orang yang takwa berbicara demikian, 'Tuhan memperhatikan dan mendengarkan kita; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takwa kepada Tuhan dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya.' "Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri," sabda Tuhan semesta alam, "pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. Maka kalian akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang jahat, antara orang yang beribadat kepada Allah dan orang yang tidak beribadat kepada-Nya. Sesungguhnya hari itu akan datang, menyala seperti api. Maka semua orang gegabah dan orang fasik akan menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang akan datang itu," sabda Tuhan semesta alam. "Mereka akan habis sampai ke akar dan cabangnya. Tetapi kalian yang takwa, bagi kalian akan terbit surya kebenaran yang sayapnya membawa kesembuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Keberhasilan itu merupakan hasil dari usaha keras dan tak kenal lelah. Aneka kegagalan, penderitaan, luka, berdarah, dan ancaman telah menimpanya menjadi pribadi yang kokoh. Bila jatuh, ia akan segera bangun dan melanjutkan perjuangannya kembali. Proses panjang ini sangat disukai Allah. Karena Allah akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:5-13)
  
"Mintalah, maka kalian akan diberi."
  
Pada waktu itu, sesudah mengajar para murid berdoa, Yesus bersabda kepada mereka, "Jika di antara kalian ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat, dan berkata kepadanya, 'Saudara, pinjamilah aku tiga buah roti, sebab seorang sahabatku dalam perjalanan singgah di rumahku, dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;' masakah ia yang di dalam rumah itu akan menjawab, 'Jangan mengganggu aku; pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur. Aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu.' Aku berkata kepadamu: Sekali pun dia tidak mau bangun dan tidak mau memberikan sesuatu meskipun ia itu sahabatnya, namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu, pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu, mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, akan menerima; setiap orang yang mencari, akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, akan dibukakan pintu. Bapa manakah di antara kalian, yang memberi anaknya sebuah batu, kalau anak itu minta roti? Atau seekor ular, kalau anaknya minta ikan? Atau kalajengking, kalau yang diminta telur? Jika kalain yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, betapa pula Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dengan menggunakan pengalaman hidup sehari-hari, Yesus mau menunjukkan bahwa Allah adalah Bapa yang mencintai umat-Nya. Sebagaimana seorang ayah memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, demikian juga Allah, Bapa bagi kita umat-Nya. Memang, Allah kita di surga adalah Bapa yang Mahabaik. Ia memberikan dan menganugerahkan apa yang terbaik untuk umat-Nya. Walau demikian, manusia tetap diminta untuk bertekun dalam doa. Ketekunan menunjukkan sebuah penyerahan diri dan hidup yang bergantung sepenuhnya pada kemurahan hati Allah.

Doa Malam

Tuhan yang berbelaskasih, terimalah pujian, hormat dan syukurku atas Roh Kudus-Mu yang bekerja dalam diriku. Bantulah aku senantiasa untuk membuka hatiku kepada-Mu. Amin.


R U A H

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy