| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Berjaga-jaga dan Sadarlah

“Janganlah kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadarlah!” (ay. 6). Itulah yang disampaikan Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika. Pernyataan Paulus tersebut bermula pada kesadarannya bahwa jemaat sudah mengetahui bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri di waktu malam (ay. 2). Sungguh menggembirakan bahwa Paulus tahu, jemaat Tesalonika adalah anak-anak terang yang tidak hidup dalam kegelapan, sehingga hari Tuhan tidak datang seperti pencuri (ay. 4-5). Permenungan Paulus ini akan membingkai cara kita merefleksikan pesan bacaan pertama dan bacaan Injil dalam perayaan Ekaristi minggu ke XXXIII ini.

Bacaan Injil hari Minggu Biasa XXXIII tahun A, berbicara tentang kerajaan surga seumpama seseorang yang mau pergi ke luar negeri. Ia memanggil hamba-hambanya serta mempercayakan hartanya kepada para hamba itu. Harta yang dipercayakan itulah yang disebutnya talenta. Ada kepercayaan, ada tanggung jawab. Siempunya harta mempercayakan hartanya, si hamba bertanggungjawab terhadap harta yang dipercayakan kepadanya. Yang menarik adalah bahwa dia mempercayakan hartanya kepada hamba-hamba menurut kesanggupannya. Dalam hal ini, Si empunya harta tidak berlaku sewenang-wenang, atau main paksa. Tentu kalau dikembangkan atau difantasikan ceritanya, ada dialog sangat menarik soal kesanggupan masing-masing hamba. Namun yang pasti, ada hamba yang sanggup menerima lima talenta, ada yang dua talenta dan ada yang sanggup menerima satu talenta.

Dalam perjalanan waktu, dua hamba mampu bertanggungjawab, sedangkan satu hamba tidak bertanggungjawab. Hamba yang menerima lima talenta mengembangkannya, sehingga beroleh laba lima talenta. Demikian juga hamba yang menerima dua talenta, ia mampu mengembangkan, sehingga memiliki laba dua talenta. Sementara hamba yang menyatakan kesanggupannya untuk menerima satu talenta, tidak mengembangkannya tapi justru menyembunyikan. Sehingga talentanya tidak berlaba apa-apa. Tentu ini tidak ada kaitannya dengan soal strategi marketing. Kalau ada yang mau menafsirkan demikian, bisa saja, sebagai kekayaan atas permenungan. Namun yang mesti dilihat adalah soal tanggungjawab terhadap talenta yang diberikan. Bahwa masing-masing hamba sudah menyatakan kesanggupan untuk menerima talentanya, namun ada hamba yang ingkar akan kesanggupan itu. Sebagai konsekwensi, kita tahu, tuannya marah: “Hai kamu! hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu bahwa aku menuai di tempat dimana aku tidak menabur dan memungut dari tempat dimana aku tidak menanam?” (Mat. 5:26). Hamba tersebut mendapat hukuman dengan dicampakan kedalam kegelapan yang paling gelap. (Mat. 5:30).

Dalam bacaan pertama, yang diambil dari kitab Amsal, dikisahkan tentang istri yang cakap. Kecakapannya ditunjukkan dengan beberapa tindakannya: berbuat baik kepada suami, ia mencari bulu domba dan rami, senang bekerja dengan tangannya. Tangannya ditaruh pada jentera dan jari jemarinya memegang alat pemintal. Kecuali itu, istri yang cakap juga memiliki kualitas solidaritas yang baik. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Ia paham bahwa kemolekan adalah bohong, kecantikan adalah sia-sia, karena lebih indahlah kecantikan hati daripada kecantikan fisik. Bukanlah kemolekan, kecantikan itu berbanding seiring dengan usia; semakin lama semakin pudar. Sementara kecantikan hati, bila terus diolah, semakin tua menjadi semakin luar biasa kemolekan hatinya.

Jika Paulus mengungkapkan, bahwa kita adalah anak-anak terang dan sikap yang selalu dikembangkan adalah berjaga-jaga dan selalu sadar; maka bacaan Injil yang bercerita tentang Talenta, adalah bentuk sikap berjaga-jaga dan sadar. Sementara bacaan pertama yang bercerita tentang istri yang cakap dengan segala kualifikasinya adalah contoh nyata orang yang mengembangkan talenta. Bahwa mengembangkan talenta berarti mengembangkan kualitas diri, yang bermakna, bukan hanya bagi diri sendiri tapi juga orang lain.

Bila diterapkan dalam kehidupan, kita juga akan mengamini ajakan Paulus untuk berjaga-jaga dan sadar. Sadar bahwa hari Tuhan akan datang pada kita, karenanya perlu berjaga-jaga. Berjaga-jaga berarti melaksanakan kesanggupan untuk mengembangkan talenta. Karena sejatinya, hari Tuhan adalah saat Tuhan menanyakan tanggungjawab seseorang atas kesanggupannya menerima talenta. Talenta yang paling berharga adalah kehidupan kita. Tuhan telah menganugerahkan hidup, maka hidup juga mesti dihayati sesuai dengan maksud Sang Pencipta.

Dalam latihan rohani St. Ignatius, tujuan manusia diciptakan adalah untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah, dengan itu menyelamatkan jiwanya. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia, untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. Maka mari bertanggungjawab atas kehidupan ini. Wujud dan bentuknya bisa beraneka ragam. Isteri yang cakap, sebagaimana di gambarkan dalam Kitab Amsal, bisa menjadi acuan. Ia adalah model orang beriman yang sungguh bertanggung jawab atas talenta yang diberikan. Kualitas dirinya tampak dalam; kerja keras dan kerajinannya dalam bekerja. Usahanya untuk selalu berbuat baik dan menghindari kejahatan. Hatinya akan selalu terusik melihat penindasan dan kemiskinan, dan bergegas mengulurkan pertolongan. Dengan demikian, talentanya sungguh berkembang berlipat-lipat. Maka tidak diragukan lagi, sosok yang demikian adalah sosok yang sesuai dengan maksud ia diciptakan, yakni: memuji,menghormati kemuliaan Tuhan. Dengannya, keselamatan dekat padanya. Bagaimana dengan kita?

Salam dan berkat.

Pastor Antonius Purwono, SCJ

Minggu, 13 November 2011 Hari Minggu Biasa XXXIII

Minggu, 13 November 2011
Hari Minggu Biasa XXXIII

"Awal dari doa adalah keheningan" (Beata Teresa dari Kalkuta)

Antifon Pembuka (Yer 39:11.12.14)

Tuhan bersabda, Aku merencanakan kesejahteraan dan bukannya bencana. Berserulah kepada-Ku dan Aku akan mendengarkan kamu. Aku mengembalikan kamu dari segala tempat pembuanganmu.

Doa Renungan

Allah Bapa kami, sumber kebahagiaan abadi, semoga kami selalu gembira dalam berbakti kepada-Mu. Sebab hanya dalam mengabdi kepada-Mu kami akan memperoleh kebahagiaan yang sempurna dan abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Amsal (31:10-13.19-20.30-31)

"Ia senang bekerja dengan tangannya"

Istri yang cakap, siapakah yang akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Istri yang cakap berbuat baik kepada suaminya, dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jemarinya memegang alat pemintal. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia; tetapi istri yang takut akan Tuhan akan dipuji-puji. Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; Ul: 1)

1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu.
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 5:1-6)

"Jangan sampai hari Tuhan tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri!"

Saudara-saudara, tentang zaman dan masa kedatangan Tuhan tidak perlu dituliskan kepadamu, kamu sendiri tahu benar-benar bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri di waktu malam. Apabila mereka mengatakan bahwa semuanya damai dan aman, maka tiba-tiba kebinasaan menimpa mereka seperti seorang perempuan hamil ditimpa oleh sakit bersalin. Tetapi, saudara-saudara, kamu tidak hidup dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu, janganlah kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadarlah!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 15:4.5b)
Tinggallah dalam Aku, maka Aku tinggal dalam kamu. Barangsiapa tinggal dalam Aku, berbuah banyak

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30)


"Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."


Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau berpergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, "Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta! Maka kata tuannya kepadanya, 'Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.' Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, 'Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta!' Maka kata tuan itu kepadanya, 'Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.' Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata, 'Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!' Maka jawab tuannya itu, 'Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam. Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Rekan-rekan yang budiman!
Perumpamaan mengenai talenta dalam Mat 25:14-30 berawal dengan kisah tentang orang yang mempercayakan hartanya kepada para hambanya karena ia akan lama bepergian ke luar negeri. Dan jumlah uang yang ditinggalkannya itu amat besar. Satu talenta nilainya 10.000 dinar dan satu dinar itu waktu itu upah sehari pekerja harian. Pendengar waktu itu langsung menangkap arah perumpamaan ini, yakni kepercayaan yang luar biasa besarnya dari pihak pemilik kepada para hambanya. Dan memang perumpamaan ini lebih bercerita mengenai sang pemberi daripada mengenai mereka yang menerima. Dari 16 ayat dalam petikan ini, 10 ayat dipakai untuk menggambarkan tindakan serta kata-kata sang tuan dan hanya 6 ayat dikhususkan bagi hamba-hambanya.

MENURUT KESANGGUPAN MASING-MASING


Orang itu mempercayakan miliknya kepada tiga orang hambanya. Ia mengenal kemampuan mereka satu persatu dengan baik. Injil mengutarakannya dengan ungkapan "...masing-masing menurut kesanggupannya." Begitulah pemilik tadi merasa aman dapat menitipkan hartanya kepada orang-orang yang dekat yang sungguh dikenalnya. Ia percaya mereka akan menjaganya dengan sebaik-baiknya dan mau menjalankan uangnya. Ia berharap akan tetap beruntung, di luar negeri dan di tanah sendiri. Perusahaannya akan tetap berjalan.

Selama sang tuan berada di negeri lain, kedua hamba yang pertama memang menjalankan uang majikannya. Usaha mereka mendatangkan hasil yang sepadan dengan modal yang dipercayakan kepada mereka. Baik yang mendapat lima talenta maupun yang mendapat dua sama-sama mengatakan kepada tuan mereka "Tuan, sekian talenta tuan percayakan kepadaku...." Jelas dari situ bahwa sejak permulaan mereka tahu bahwa mereka dipercaya tuan mereka. Kiranya kesadaran inilah yang membuat mereka berani berusaha agar harta yang dipercayakan itu menjadi harta yang hidup. Mereka dapat berkata telah mendapat laba sebanyak talenta yang dipercayakan. Dan ternyata yang mereka kerjakan mendapat perkenan. Sang pemilik berkata bahwa mereka akan mendapat tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar karena telah menunjukkan kesetiaan dalam hal kecil. Mereka juga akan semakin berbagi kekayaan dengan pemilik tadi. Mereka diajak masuk ke dalam kebahagiaan tuan mereka. Maksudnya, tuan tadi akan membuat mereka menjadi anggota rumah yang merdeka, dan bukan lagi hamba. Pembaca zaman itu dapat segera menyimpulkannya bahwa itulah maksud kata-kata pemilik yang kembali tadi. Usaha mereka telah membuat mereka menjadi orang merdeka yang tetap boleh berdiam di rumah tuan mereka. Inilah pahala terbesar yang dapat diharapkan.

TALENTA YANG TAK DIKEMBANGKAN

Bagaimana dengan hamba yang mendapat satu talenta dan kemudian hanya mampu mengembalikan satu talenta saja? Kita tahu apa yang terjadi dengan dia pada akhir perumpamaan. Ia tidak lagi mendapat kepercayaan dan tidak menerima apa-apa. Bahkan ia tidak lagi diakui sebagai hamba oleh tuannya dan dikeluarkan dari rumah tangganya. Ia kini menjadi mangsa kegelapan dan apa saja yang menakutkan. Hamba ini menjadi gambaran kebalikan dari kedua hamba yang lain. Selama tuannya pergi ia tidak pernah belajar mengurus dan menjalankan harta yang dipercayakan kepadanya. Kenapa? Bukan karena ia tidak berinisiatif. Dalam ay. 25 ia berkata bahwa ia tahu tuannya itu kejam, menuai di tempat ia tidak menabur, dan memungut di tempat ia tidak menanam sendiri. Ia takut. Ketakutan ini membuat ia tidak bisa menerima bahwa tuannya mau mempercayainya. Karena itu ia menyembunyikan talenta yang diserahkan kepadanya. Ada ironi yang tajam. Tuan itu mengenal baik hamba-hambanya. Ia mau mempercayakan miliknya kepada mereka sesuai kemampuan masing-masing. Tetapi tidak semua hamba itu mengenal sang majikan sebaik ia mengenal mereka.

Mengapa hamba itu malah kena marah dan disebut hamba yang "jahat dan malas"? Mengapa dikatakan, seharusnya hamba itu mempercayakan talenta tadi kepada orang yang bisa menjalankan sehingga nanti ada bunganya? Sebetulnya semua yang dibayangkan hamba yang mendapat satu talenta itu benar. Apa persoalannya?

Memang ada kebiasaan menyembunyikan harta dengan memendamnya. Keuntungannya memang harta itu tidak akan gampang diincar orang karena tidak diketahui. Dan sulit ditemukan orang lain. Aman. Tetapi juga tidak mendatangkan laba. Jadi modal mati. Hamba tadi kurang punya inisiatif, ia malas. Ia ragu-ragu, jangan-jangan nanti begini, jangan-jangan nanti begitu. Akhirnya ia malah tak menghasilkan apa-apa.

Kenapa ia disebut tuannya sebagai "jahat" juga? Pembaca boleh memikirkan, hamba yang ini sebetulnya tidak memberi kemungkinan kepada tuannya untuk berubah. Majikannya itu memang dikenal sebagai orang yang tinggi tuntutannya, dst. Dan kiranya memang begitu (ay. 26). Tetapi berkat keberanian kedua hamba yang lain, atau lebih baik dikatakan kesetiaan mereka menjaga serta menjalankan milik tuannya, maka ia bisa berubah menjadi murah hati dan suka mengajak bawahannya ikut menikmati kekayaannya yang berlimpah. Tetapi ada yang tidak mau menerima bahwa ia bisa berubah menjadi murah hati. Ada yang menutup pintu bagi tuan tadi agar bisa menjadi orang yang lain daripada yang dahulu-dahulu. Inilah yang mendatangkan kemalangan bagi hamba tadi. Ia tidak mampu menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan tuannya. Hamba itu terhukum oleh pandangannya sendiri yang kaku mengenai tuannya.

TENTANG TUHAN

Perumpamaan ini memuat ajakan agar orang berani memikirkan kembali anggapan mengenai siapa itu Tuhan dan bagaimana mendapat perkenannya. Dan kiranya memang itulah maksud Yesus dengan perumpamaan ini. Maklum bagi pendengarnya pada waktu itu Tuhan Allah dialami sebagai yang menuntut dan akan murka dan menghukum bila umatnya tidak menuruti hukum-hukumNya. Itulah teologi yang dulu dirasa jitu di kalangan para pemimpin (ahli Taurat, para imam) dan orang-orang yang dianggap benar dan menganggap diri benar (kaum Farisi). Tuhan tidak mendapat ruang untuk tampil dengan wajah kebapaan. Dia dikurung dalam teologi picik hamba yang mendapat satu talenta itu.

Tahukah orang yang akan bepergian ke luar negeri tadi bahwa di antara hambanya yang dipercayainya itu ada yang tidak bakal banyak berbuat? Tentunya ya. Walaupun demikian, ia tetap berharap hambanya itu bisa berkembang. Dan tuan tadi - kini bisa kita pakai untuk mengerti siapa Tuhan sebenarnya - berani mengambil risiko. Siapa tahu hamba yang begitu itu nanti berubah. Tuhan berani memberi kesempatan kepada orang yang sebenarnya dikenal tidak akan berbuat banyak.

INJIL DAN KEHIDUPAN

Mari kita bayangkan jalan cerita yang berbeda. Katakan saja hamba yang malas dan penakut yang mendapat satu talenta itu bisa berubah. Katakan saja, ada rekan yang menolong dan memberanikannya agar lebih percaya diri. Alur kisahnya akan berbeda. Pendengar yang berani berinteraksi dengan perumpamaan dengan cara ini akan juga merasa terdorong membantu rekan yang dalam kehidupan nyata dikenal sebagai orang yang kurang berani berinisiatif, takut melulu, takut gagal, takut menyalahi gagasan sendiri. Dan kiranya itulah sikap pastoral yang diharapkan ada bila kita menjumpai orang yang butuh dibesarkan hatinya, dibimbing, diberanikan. Itu juga yang bisa diharapkan dari kita-kita yang merasa beruntung seperti kedua hamba yang dipuji dan diajak berbagi kebahagiaan oleh tuannya tadi. Kita yang merasa seperti mereka akan tertantang apa juga berani ambil risiko seperti tuan hamba-hamba tadi. Nurani kita akan terketuk untuk berupaya menolong orang yang sebenarnya sudah mengurung diri dalam pagar keputusasaan. Boleh kita bertanya dalam hati, beranikah kita mencoba membebaskan orang yang memenjarakan diri dengan teologi yang mematikan, dengan gambaran mengenai Yang Ilahi yang serba kaku. Beranikah kita berusaha menghidupkan imannya. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu termasuk pesan yang tersirat dalam perumpamaan ini.

Saya tanya Matt apa setuju dengan cara membaca di atas. Katanya, "Apa belum tahu bahwa perumpamaan itu sebenarnya baru separuh jalan? Baru ada dalam Injil dan belum selesai ditulis dengan kehidupan. Kalianlah yang mesti melanjutkannya sampai Anak Manusia datang kembali nanti di akhir zaman. Dia ingin mendengarkan kelanjutan cerita yang disampaikan dalam perumpamaan itu. Mudah-mudahan saat itu tak ada yang hanya akan mengutarakan kembali yang ada di Injil tanpa menambah kelanjutannya dalam hidup masing-masing. Dia ini akan seperti orang yang mendapat satu talenta."

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 12 November 2011 Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup-Martir

Sabtu, 12 November 2011
Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup-Martir

Hampir tidak ada orang yang memberikan kehormatan dan kebahagiaan kepada mereka melebihi Yosafat, karena ia menyerahkan hidupnya sebagai martir demi persatuan Gereja (Paus Pius XI)

Antifon Pembuka

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.

Doa Pagi

Yesus Tuhan kami, hari ini kami peringati martir-Mu St Yosafat. Semoga kami berani mempertahankan iman kami di tengah-tengah berbagai godaan yang dapat menggoyahkan iman kami. St. Yosafat, doakanlah kami.

Kesunyian menjadi puncak peredaran semesta raya, yang melahirkan sabda. Sabda lahir dari keheningan. Daya sabda mampu mengubah, mentransformasi. Bagaikan pedang yang tajam, sabda juga mengadili: Yang berkhianat akan tinggal dalam maut; dan yang setia akan diselamatkan.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (18:14-16;19:6-9)

"Jalan tanpa rintangan muncul di Laut Merah, dan rakyat melonjak-lonjak bagaikan anak domba."

Ketika segalanya diliputi sunyi senyap dan malam telah mencapai puncak peredarannya yang cepat maka sabda-Mu, yang maha kuasa, laksana pejuang yang garang, melompat dari dalam surga, dari atas takhta kerajaan ke tengah-tengah negeri yang celaka. Bagaikan pedang yang tajam dibawanya perintah-Mu yang lurus. Sambil berdiri tegak ia memenuhi seluruh negeri dengan maut. Ia menjamah langit sambil berdiri di bumi. Sungguh dengan taat kepada perintah-Mu seluruh tata ciptaan diubah sama sekali, supaya anak-anak-Mu jangan sampai mendapat celaka. Maka nampaklah awan membayangi perkemahan, tanah kering muncul di tempat yang tadinya berair, jalan tanpa rintangan muncul dari Laut Merah, dan lembah kehijau-hijauan timbul dari empasan ombak yang hebat. Di bawah lindungan tangan-Mu seluruh bangsa melewati tempat itu, seraya melihat pelbagai tanda yang menakjubkan. Mereka pergi seperti kuda menuju padang rumput, dan melonjak-lonjak bagaikan anak domba, sambil memuji Engkau, ya Tuhan, yang telah menyelamatkan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat.
(Mzm 105:2-3.36-37.42-43)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Dibunuh-Nya anak-anak sulung di seluruh negeri, pangkal segala kegagahan mereka: Ia menuntun umat-Nya keluar membawa perak dan emas, dan di antara suku-suku mereka tidak ada yang tergelincir.
3. Sebab Ia ingat akan firman-Nya yang kudus, yang disampaikan-Nya kepada Abraham, hamba-Nya. Ia menuntun umat-Nya keluar dengan kegirangan, dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak sorai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah memanggil kita agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.


Jika hakim yang kejam mau mengabulkan permohonan seorang janda untuk mengurus perkaranya, apalagi Allah yang baik. Allah akan mendengarkan doa umat-Nya yang tidak jemu-jemu berseru kepada-Nya. Namun, yang berseru dengan iman, yaitu sikap menyerahkan diri secara total. Pengabulan doa membutuhkan dua syarat yang saling berkaitan, yakni kesetiaan dan iman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:1-8)

"Bukankah Allah akan membenarkan pada pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya?"

Pada suatu ketika Yesus menceritakan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemunya. Ia berkata, "Di suatu kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, 'Belalah hakku terhadap lawanku.' Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi ia kemudian berkata dalam hatinya, 'Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan daku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku.' Lalu Yesus berkata, "Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu, 'Ia akan segera menolong mereka.' Akan tetapi jika Anak Manusia datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kaum beriman tahu bahwa doa itu begitu penting. Doa menjadi hal pertama dan utama dari hidup seorang beriman. Seorang beriman tanpa doa nampaknya omong kosong. Karena bahasa seorang beriman adalah doa. Dengan bahasa itu, dia berkomunikasi dengan Allah, sumber kehidupannya. Bagaimana dengan hidup doaku selama ini?

Doa Malam


Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk terus-menerus berdoa dengan penuh keyakinan bahwa Engkau tidak pernah mengecewakan siapa saja yang selalu datang kepada-Mu. Di dalam Engkau, pengharapan kami tak pernah dikecewakan. Amin.


RUAH

Jumat, 11 November 2011 Pw St. Martinus dari Tours, Uskup

Jumat, 11 November 2011
Pw St. Martinus dari Tours, Uskup

“Martinus, miskin dan rendah hati, masuk surga sebagai orang kaya” (Sulpicius Severus)


Antifon Pembuka

Tuhan bersabda, “Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku.”


Doa Pagi


Allah Bapa, Sang Pencipta alam semesta, tolonglah kami yang lemah ini agar tidak hanya mengagumi karya ciptaan-Mu tetapi terlebih mau mencari dan mengagumi-Mu sebagai Pencipta. Kekuasaan-Mu sungguh tak terkira, sebab Engkaulah sang Seniman yang Mahakuasa dan Mahaluhur. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pengenalan akan misteri Allah dapat ditemukan melalui pengenalan akan rahasia jagat raya. Allah adalah Bapa dari segala keindahan semesta raya. Rahasia alam raya yang terbentang luas memiliki kekayaan rohani yang luar biasa. Manusia kerapkali hanya berminat menguras kekayaan materi. Manusia yang demikian itu, oleh penulis Kitab Kebijaksanaan dikatakan sebagai manusia yang sungguh tolol.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (13:1-9)

"Jika mereka mampu menyelidiki jagad raya, mengapa mereka tidak menemukan penguasa semuanya itu?"

Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; mereka yang tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan! Walaupun berhadapan dengan karya-karya-Nya mereka tidak mengenal Senimannya. Sebaliknya yang mereka anggap sebagai allah penguasa jagat raya ialah api atau angin atau pun badai, gugusan bintang-bintang atau air yang bergelora, atau pun penerang-penerang yang ada di langit. Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya. Jika mereka sampai terpesona oleh kuasa dan daya, maka seharusnya mereka menjadi insyaf karenanya, betapa lebih kuasanya Pembentuk semuanya itu. Sebab orang dapat mengenal Pencipta dengan membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya. Namun demikian dalam hal ini mereka hanya sedikit saja salahnya, sebab mungkin mereka hanya tersesat, tetapi mereka mencari Allah dan berusaha menemukan-Nya. Karena sibuk mengamat-amati karya-karya Allah dan menyelidikinya. Mereka hanya terpukau oleh apa yang mereka lihat, sebab memang indahlah semua yang kelihatan itu. Tetapi bagaimana pun mereka tidak dapat dimaafkan. Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat raya, mengapa mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lih.5a)
1.Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut. 2.Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah mendekat.

Ada alur yang mengalir dari kotbah Yesus hari ini, yaitu zaman Nuh – Anak Manusia (Yesus Kristus) – penyerahan nyawa – tempat berkerumun burung nazar. Orang yang menjadikan makan-minum, kawin dan dikawinkan sebagai tujuan hidup, dia akan mengalami nasib seperti orang-orang pada zaman Nuh, yang dibinasakan oleh air bah. Padahal, manusia lebih disatukan oleh kurban daripada oleh pemuasan kesenangan. Penyerahan nyawa Yesus mengumpulkan anak-anak Allah yang tercerai-berai.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:26-37)

"Kapan Anak Manusia akan menyatakan diri."


Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada hari Anak Manusia. Pada zaman Nuh itu orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian pula yang terjadi pada zaman Lot. Mereka makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun, sampai pada hari Lot keluar dari Sodom. Lalu turunlah hujan api dan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri. Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang di dalam rumah. Demikian pula yang sedang berada di ladang, janganlah ia pulang. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan. Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” Para murid lalu bertanya, “Di mana, Tuhan?” Yesus menjawab, “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Iman bukan sekadar sebuah pengetahuan tentang pokok-pokok iman. Iman memampukan orang melihat kasih Tuhan dalam kehidupan. Itulah sebabnya, iman membuat orang tetap bertahan di tengah kesulitan. Iman menjadikan orang tetap bertekun di tengah ketidakpastian hidup. Bagaimana dengan imanku?

Doa Malam

Ya Tuhan, kami bersyukur atas sabda-Mu yang setiap hari kami baca lewat buku ini. Semoga sabda-Mu mengubah dan menguatkan hidup kami serta menyegarkan jiwa kami. Amin.

RUAH

Kamis, 10 November 2011 Peringatan Wajib St. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja

Kamis, 10 November 2011
Peringatan Wajib St. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja

“Tidak seorang pun memiliki sesuatu, tanpa lebih dahulu menerima melalui tangannya." (St Leo Agung)

Antifon Pembuka

Tuhan mengikat perjanjian damai dengannya, mengangkat dia menjadi pemimpin umat dan memberinya martabat imam agung.

Doa Renungan


Allah Bapa sumber kebijaksanaan, berilah kami rahmat kebijaksanaan agar mampu membedakan apa yang berkenan dan apa yang tidak Kaukehendaki untuk kami lakukan. Semoga kebijaksanaan-Mu senantiasa menuntun hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (7:22-8:1)

"Kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah."

Di dalam kebijaksanaan ada roh yang arif dan kudus, tunggal, majemuk dan halus, mudah bergerak, jernih dan tidak bernoda, terang, tidak dapat dirusak, suka akan yang baik dan tajam, tidak tertahan, murah hati dan sayang akan manusia, tetap, tidak bergoyang dan tanpa kesusahan, mahakuasa dan memelihara semuanya serta menyelami sekalian roh, yang arif, murni dan halus sekalipun. Sebab kebijaksanaan lebih lincah dari segala gerakan, karena dengan kemurniannya ia menembusi dan melintasi segala-galanya. Kebijaksanaan adalah pernafasan kekuatan Allah, dan pancaran murni dari kemuliaan Yang Mahakuasa. Karena itu tidak ada sesuatupun yang bernoda masuk ke dalamnya. Karena kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda dari kegiatan Allah, dan gambar kebaikan-Nya. Meskipun tunggal namun kebijaksanaan mampu akan segala-galanya, dan walaupun tinggal di dalam dirinya, namun membaharui semuanya. Dari angkatan yang satu ke angkatan yang lain ia beralih masuk ke dalam jiwa-jiwa yang suci, yang olehnya dijadikan sahabat Allah dan nabi. Tiada sesuatupun yang dikasihi Allah kecuali orang yang berdiam bersama dengan kebijaksanaan. Sebab ia adalah lebih indah dari pada matahari, dan mengalahkan setiap tempat bintang-bintang. Berbanding dengan siang terang dialah yang unggul, sebab siang digantikan malam, sedangkan kejahatan tak sampai menggagahi kebijaksanaan. Dengan kuat ia meluas dari ujung yang satu ke ujung yang lain, dan halus memerintah segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, untuk selama-lamanya firman-Mu tetap teguh.
Ayat. (Mzm 119:89.90.91.130.135.175)

1. Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga.
2. Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; bumi Kautegakkan, sehingga tetap ada.
3. Menurut hukum-hukum-Mu sekarang semuanya itu ada, sebab segala sesuatu melayani Engkau.
4. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
5. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
6. Biarlah jiwaku hidup supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. A l l e l u y a
Ayat. (Yoh 15:5)
Aku inilah pokok anggur, kamulah rantingnya. Tinggallah beserta-Ku, maka Aku tinggal besertamu, dan kamu akan berbuah banyak.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:20-25)

"Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu."

Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang. Yesus menjawab, "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, uga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.
Inilah Injil Tuhan kita.
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu. Bagi kita, semoga penegasan Yesus ini se*nantiasa mendorong kita untuk menyadari kehadiran Kerajaan Allah itu dalam hidup sehari-hari. Memang tidak ada tanda-tanda lahiriah yang menyertai kedatangan Kerajaan Allah, tetapi kehadirannya selalu bisa dirasakan. Ketika kita merasakan damai, kasih, sukacita, pengampunan, dan pembebasan, pada saat itulah Kerajaan Allah hadir secara nyata dalam hidup kita.

Bagaimana kehadiran Kerajaan Allah itu bisa kita rasakan? Kehadiran Kerajaan Allah memberi suatu kelegaan yang luar biasa, seperti kepuasan seorang pahlawan yang berhasil membebaskan negaranya dari penjajahan. Meski untuk memperoleh kebebasan itu ia harus mengorbankan hidupnya sendiri, seorang pahlawan tidaklah memilih mundur. Ia maju terus sampai titik darah penghabisan demi kebebasan itu. Hari ini kita juga memperingati Hari Pahlawan. Semoga pada Hari Pahlawan ini, kita pun disemangati untuk menghadirkan Kerajaan Allah di tempat kita berada tanpa takut dan kenal lelah.

Doa: Tuhan, buatlah aku kuat dalam menanggung penderitaan demi hadirnya Kerajaan-Mu di tengah-tengah kami. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 09 November 2010 Pesta Pemberkatan Basilik Lateran (Basilica di San Giovanni in Laterano)

Rabu, 09 November 2010
Pesta Pemberkatan Basilik Lateran
(Basilica di San Giovanni in Laterano)

YESUS MENYUCIKAN BAIT ALLAH

Anifon Pembuka

Kulihat kota suci, Yerusalem baru, turun dari surga, dari Allah, terhias laksana mempelai yang siap menyambut suaminya

Doa Renungan


Allah Bapa yang mahaagung, Engkau telah berkenan memilih kami sebagai batu-batu hidup bagi bangunan kediaman-Mu. Curahkanlah selalu anugerah Roh kepada Gereja-Mu, agar umat-Mu yang selalu setia akan rahmat-Mu berkembang dalam pembangunan Yerusalem baru. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Yehezkiel menubuatkan bahwa bait Allah harus menjadi sumber kehidupan dan penyembuhan bagi semua oran. Dalam bahasa kiasan, sang nabi mengatakan menjadi 'makanan' dan 'obat'. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat. Energi bait suci berasal dari Allah sendiri sehingga buah-buahnya tidak pernah habis dan daunnya tidak pernah layu.


Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-2.8-9.12)


"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."

Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke gerbang Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu, mengalir menuju timur, sebab Bait Suci itu juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin; maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak pernah layu, dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9; R: 5)
1. Allah itu tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, di sukakan oleh aliran-aliran sungai . Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan. Yang mengadakan permusuhan di bumi.

Santo Paulus menunjukkan perkembangan teologi yang sangat berarti, yakni bahwa bait suci bukanlah sekadar gedung, melainkan orang yang menjadikan Yesus Kristus sebagai dasar seluruh hidupnya. Dengan demikian, Roh Allah tidak lagi tinggal dalam gedung, melainkan manusia. Tidak sekadar terikat pada tempat tetapi bersemayam dalam pribadi manusia.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (
1Kor 3:9b-11,6-17)

"Kamu adalah tempat kediaman Allah."

Saudara-saudara, kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Taw 7:16, 2/4)
Tempat ini telah Kupilih dan Kukuduskan. Supaya nama-Ku tinggal di sana sepanjang masa.

Hari ini kita merayakan Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran, Gereja Katedral Paus sebagai Uskup Roma. Kita dapat merenungkan kesatuan kita sebagai anggota Gereja dan hakikat diri kita sebagai Gereja yang hidup. Gereja pertama-tama bukan sebuah gedung atau bangunan, melainkan diri kita masing-masing. Berkat rahmat pembaptisan, kita telah dijadikan bait Allah, kediaman Roh Kudus. Kita ditantang untuk tidak merusak atau mengotorinya dengan berbuat dosa.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:13-22)

"Bait Allah yang dimaksudkan Yesus ialah tubuh-Nya sendiri."

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku. Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RUAH

Selasa, 08 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXII

Selasa, 08 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXII

HAMBA YANG TIDAK BERGUNA

Kerendahan hati yang membuat orang putus asa adalah kerendahan hati yang salah --- St Yohanes Maria Vianney


Antifon Pembuka

Tuhan menciptakan manusia untuk keabadian dan menjadikannya seturut citra-Nya sendiri.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, segala yang baik berasal daripada-Mu, dan kami Kaudorong untuk berbuat baik selalu. Siapakah kami ini, maka sampai-sampai berani mempersalahkan Dikau atas setiap kelaliman? Buanglah kepicikan hati kami jauh-jauh, dan buatlah kami berkembang dengan suburnya. Tunjukkanlah bahwa di mana pun Engkau beserta kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:23-3:9)

"Menurut pandangan orang bodoh, mereka itu mati, padahal mereka menikmati ketenteraman."

Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan ia dijadikan-Nya gambar hakikat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu. Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, siksaan tiada menimpa mereka. Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka, dan kepergiannya dari kita dipadang sebagai kehancuran. Namun mereka berada dalam ketenteraman. Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan. Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugrah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya. Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan kurban bakaran. Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api yang berlari-larian di ladang jerami. Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat. Dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya. Orang yang telah percaya kepada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasih menjadi bagian orang-orang pilihan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman
Ayat. (Mzm 34:2-3.16-19)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:7-10)

"Kami hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan."

Yesus bersabda kepada para murid, "Siapa di antaramu yang mempunyai seorang hamba, yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang, 'Mari segera makan?' Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu, 'Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum'! Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.' Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena ia telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kalian. Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata, 'Kami ini hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukkan'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.


Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Dalam tradisi orang Palestina, seorang hamba menjadi bagian dari harta kekayaan tuannya. Bahkan sering dikatakan bahwa seorang hamba tidak berhak atas tikar pengalas tidur pada malam hari. Dengan demikian dalam proses pemanggilan para nabi, mereka menjawab: "Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan. Bunda Maria menanggapi kehendak Tuhan, dengan berkata kepada malaikat Gabriel: "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Baik para nabi mau pun bunda Maria, mereka mengerti apa artinya status seorang hamba di Palestina. Hamba tidak memiliki hak sedikitpun karena seluruh dirinya adalah milik tuannya. Dengan demikian, baik para nabi mau pun bunda Maria menyerahkan diri seutuhnya pada kehendak Allah. Mereka menyerahkan diri sepenuhnya, seutuhnya, secara total. Seorang hamba yang tidak berguna hanya melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh tuannya.

Saudara-saudari terkasih.

Kita sebagai murid-murid Yesus, kita tidak mempunyai program lain kecuali program Tuhan. Agar mengenal program Tuhan dalam rencana karya keselamatan-Nya, kita harus pandai-pandai mendengarkan kehendak Tuhan. Agar kita mampu mendengar- kan kehendak-Nya, kita harus menyediakan waktu untuk berdoa, merenung, mati- raga, berpantang, berpuasa dan menjalani laku tapa. Itulah kerja keras kita di bidang rohani. Di bidang jasmani pun dalam praksis manajemen, ada "sanksi" atau hukuman serta "reward" atau imbalan bagi yang berhasil. Seperti misalnya promosi kenaikan pangkat atau jabatan dan kenaikan gaji. Sedang bagi yang gagal, pangkat atau jabatan diturunkan, digeser, dipindah, gaji tidak dinaikkan. Bacaan Injil hari ini mengingatkan agar murid-murid Yesus bertindak secara profesional dan memahami posisinya. Sebagai hamba atau bawahan kita wajib melakukan tugas dengan setia, jujur, tekun dan rendah hati.

Saudara-saudari terkasih.

Suatu hari, salah seorang opsir meminta kepada Napoleon untuk bertemu. Sebagai seorang pimpinan yang baik, Napoleon bersedia untuk menerimanya. Opsir itu mnceritakan serinci-rincinya, bagaimana dan apa keberhasilannya. Napoleon dengan tekun mendengarkan seluruh kisahnya, tetapi tidak berkomentar sepatah kata pun. Opsior itu mulai kecewa, karena sebetulnya dia sangat mengharapkan tanggapan serta sanjungan diberikan oleh Napoleon kepadanya. Tetapi itu samasekali tidak terjadi. Maka opsir itu mengulangi secara singkat kisahnya, agar Napoleon memberikan tanggapan atau pujiannya. Tetapi Napoleon tidak bergeming, dia tidak berkata sepatah kata pun dan memujinya. Maka dengan nada kesal opsir itu berkata: "Tuan, inilah laporan saya. Napoleon tersenyum. Lalu kata Napoleon: "Apa yang akan anda lakukan esok?" Bukan pujian, tetapi hanya sebuah pertanyaan... Sejak itu, opsir itu tahu bahwa seharusnya dia tidak boleh terbuai dengan keberhasilan dan pujian. Sebagai murid Yesus, kita pun jangan terbuai keberhasilan serta pujian. Karena itu akan membuat kita menjadi sombong, tidak setia dan tidak jujur. Juga membuat diri kita haus akan pujian dan sanjungan.

Saudara-saudari terkasih.

Dalam hidup bermasyarakat maupun menggereja, sering terjadi kata terimakasih sudah seharusnya disampaikan kepada siapa saja yang telah memberikan bantuan berupa: uang, barang, waktu, pikiran, tenaga, ketrampilan, kepandaian dan sebagainya. Rasanya tidak etis, tidak sopan dan tidak layak kalau ucapan terimakasih tidak pernah kita ucapkan. Dan orang yang telah memberi pun, akan merasa heran, aneh dan bertanya-tanya kalau tidak mendapatkan ucapan terimakasih. Melalui perumpamaan hamba yang melayani tuannya, Yesus mengajarkan agar kita melayani sebagai hamba, melayani dengan rendah hati, tidak mengharap upah atau imbalan apa pun. Namun kalau ternyata perbuatan kita itu menghasilkan nama baik, keuntungan, kemudahan, kelebihan. Kita tidak berhak berbangga diri, memegahkan diri. Mengapa? Karena kita melakukan pekerjaan itu kita sebagai hamba Tuhan, yang harus melakukan pekerjaan- pekerjaan itu.

REFLEKSI:


Apakah dalam menjalankan tugas menggereja, kita meminta upah dan mengharapkan dapat pujian?

MARILAH KITA BERDOA:

Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk menjadikan hati kami seperti hati-Mu sendiri, yang tidak mengharapkan imbalan serta pujian dari setiap pelayanan kami. Karena itulah tugas dan tanggungjawab kami, untuk menjadi hamba-hamba-Mu, yang setia Yesus... Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu Yang Kudus, Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.

Renungan Lumen Indonesia

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy