| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 16 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXIII

Rabu, 16 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXIII

MENJADI BAIK DAN SETIA

Kata tuan kepada hamba itu : ”Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota”. --- Luk.19:11-28


Antifon Pembuka

Berkat belas kasih-Nya Tuhan mengembalikan roh dan hidup kepadamu, justru karena kamu kini memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.

Doa Pagi


Allah Bapa yang mahamulia, pada hari ini Engkau memuji hamba yang baik, karena sudah menggunakan kepercayaan tuannya dengan segenap kemampuannya sehingga memperoleh karunia yang lebih besar lagi. Bantulah kami ya Bapa untuk mengembangkan anugerah-Mu dalam segenap peristiwa hidup kami, baik dalam hal yang kecil maupun yang besar. Semoga akhirnya, kami Kauperkenankan untuk menikmati anugerah-Mu yang lebih besar lagi dalam diri Putra-Mu Yesus Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

Harapan kepada Tuhan Pencipta itu sungguh mahal. Juga, jika harus ditukar dengan jabatan dan kekayaan. Keteladanan ibu dan ketujuh anak tersebut sungguh mengagumkan. Iman terlalu berharga untuk ditukar dengan kekayaan dan jabatan yang sementara itu. Keberanian menjadi martir (baca: saksi dengan menumpahkan darah) merupakan cetusan tertinggi penghayatan iman yang otentik.


Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (7:1.20-31)

"Pencipta alam semesta akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu."

Pada waktu itu ada tujuh orang bersaudara beserta ibunya ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh Raja Antiokhus Epifanes untuk makan daging babi yang haram. Ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang baik-baik. Ia harus menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian ia tetap menanggungnya dengan tabah dan besar hati karena harapannya kepada Tuhan. Dengan rasa hati yang luhur ia menghibur anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri penuh dengan semangat hukum. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya, lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya, “Aku tidak tahu bagaimana kalian muncul dalam kandunganku. Bukan akulah yang memberi kalian nafas dan hidup atau menyusun anggota-anggota badanmu satu per satu, melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasih Tuhan akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu, justru karena kini kalian memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.” Adapun Raja Antiokhus mengira, bahwa ibu itu menghina dirinya, dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa si bungsu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikan sahabat raja, dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan Negara. Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka raja memanggil ibunya dan mendesak, supaya ia menasihati anaknya demi keselamatan hidupnya. Sesudah lama didesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya. Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu ia berkata dalam bahasanya sendiri, “Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusui engkau. Aku pun sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umurku sekarang ini dan terus memliharamu. Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatu yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah menjadikan semuanya itu bukan dari barang yang sudah ada. Demikianlah bangsa manusia juga dijadikan. Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau bersama kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak.” Belum lagi ibu itu mengakhiri ucapannya berkatalah pemuda itu, “Kalian menunggu siapa? Aku tidak akan taat kepada penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami. Tetapi Baginda, yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani, pasti tidak akan luput dari tangan Allah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada waktu bangun aku menjadi puas dengan hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 17:1.5-6.8b.15)

1. Dengarkanlah Tuhan, pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
3. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku telah menetapkan kalian supaya kalian pergi dan menghasilkan buah yang takkan binasa, sabda Tuhan. Alleluya.

Setiap modal yang diberikan Tuhan kepada kita akan dituntut hasilnya pada hari pengadilan terakhir. Modal tersebut adalah setiap potensi yang kita miliki. Itulah potensi dasar. Yang memiliki banyak akan dituntut banyak, dan yang memiliki sedikit akan dituntut sedikit juga. Yang diberi modal besar akan dituntut besar dan begitu pula sebaliknya. Bukankah Tuhan adil? Jika demikian, hidup sebenarnya hanyalah melaksanakan tugas sebagai seorang hamba Allah.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:11-28)

"Mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang?"


Pada waktu Yesus sudah dekat Yerusalem, orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Maka Yesus berkata, “Ada seorang bangsawan berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja. Sesudah itu baru ia akan kembali. Maka ia memanggil sepuluh orang hambanya, dan memberi mereka sepuluh mina, katanya, ‘Pakailah ini untuk berdagang sampai aku kembali’. Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan, ‘Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami’. Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Yang pertama datang dan berkata, ‘Tuan, mina Tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina’. Katanya kepada hamba itu, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik. Engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.’ Datanglah yang kedua dan berkata, “Tuan, mina Tuan telah menghasilkan lima mina’. Katanya kepada orang kedua itu, ‘Dan engkau, kuasailah lima kota’. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata, ‘Tuan, inilah mina Tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan Tuan, karena Tuan adalah manusia yang keras. Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh, dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur’. Kata bangsawan itu, ‘Hai hamba yang jahat! Aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tau, aku ini orang yang keras. Aku mengambil apa yang tidak pernah kutaruh dan menuai apa yang tidak kutabur. Jika demikian mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya’. Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ, ‘Ambillah mina yang satu itu dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu’. Kata mereka kepadanya, ‘Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina’. Ia menjawab, ‘Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku’.” Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Tidak sedikit orang mengatakan, “Saat ini sulit sekali cari pekerjaan.” Tetapi, kita tidak boleh lupa bahwa juga sungguh sulit untuk mendapatkan pekerja yang baik. Dalam kehidupan kita, pribadi yang bertanggung jawab sungguh dibutuhkan. Dengan modal tanggung jawab, ia akan bekerja dan berhasil dengan baik. Dengan demikian, tanggung jawab merupakan sebuah kemampuan untuk menjawab tugas dan kepercayaan yang diberikan. Maukah kita bertanggung jawab terhadap rahmat Tuhan yang dipercayakan kepada kita?

Doa Malam


Syukur dan terima kasih, ya Bapa, atas anugerah yang melimpah dalam hidup kami. Hari ini kami telah menyelesaikan tugas-tugas dengan baik. Semoga malam ini kami dapat beristirahat dengan tenang dalam damai-Mu. Demi Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.


RUAH

Selasa, 15 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXIII

Selasa, 15 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXIII

MENCARI DAN MENYELAMATKAN YANG HILANG

Kata Yesus kepada Zakheus : ” Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”. (Luk 19:9-10 )

Antifon Pembuka

Bagi Tuhan yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut, dan kini menanggung sengsara hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa kuderita semuanya itu dengan suka hati karena takut akan Tuhan.

Doa Renungan

Ya Tuhan, tolonglah kami agar bisa bersikap jujur terhadap iman kami dan terhadap Engkau, manakala segala sesuatu terasa sulit bagi kami. Engkaulah Penolongku, ya Tuhan. Amin.


Pembacaan dari Kitab Kedua Makabe (2Mak 6:18-31)

"Aku meninggalkan teladan baik, bila aku dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci."

Ada seorang ahli Taurat terkemuka, bernama Eleazar. Ia sudah lanjut usia dan sangat terhormat. Ia dipaksa membuka mulutnya untuk makan daging babi. Tetapi ia lebih mengutamakan mati secara terhormat daripada hidup ternista. Maka ia memuntahkan daging yang haram itu dan dengan rela hati menuju ke tempat deraan. Memang demikianlah seharusnya tindakan orang yang berani menolak apa yang tidak halal untuk dikecap kendati secara naluriah ia mencintai hidupnya. Tetapi para pengurus perjamuan kurban yang tak halal itu telah lama kenal baik dengan Eleazar. Karena itu mereka menyendirikan Eleazar, lalu menyuruh dia mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat ia sediakan sendiri. Lalu dari daging itu cukuplah kalau ia pura-pura makan apa yang dititahkan raja. Dengan demikian nyawanya akan diselamatkan, dan ia akan diperlakukan dengan baik demi persahabatan yang lama. Tetapi Eleazar mengambil keputusan mulia yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya dan bagi ubannya yang jernih dan amat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya, dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas ia minta, supaya segera dikirim ke dunia orang mati saja. Kata Eleazar, "Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, jangan-jangan banyak pemuda kusesatkan oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing. Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini. Selain itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku. Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam pihak manusia, tetapi tak mungkin aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati. Dari sebab itu dengan berpulang secara jantan aku mau menyatakan diri layak bagi usiaku. Dengan demikian aku pun meninggalkan teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci itu." Setelah berkata demikian, Eleazar langsung menuju tempat deraan.Ada pun orang-orang yang beberapa saat sebelumnya bersikap baik terhadapnya, sekarang memusuhi dia karena menurut mereka Eleazar tadi berbicara seperti orang gila. Sesudah didera sampai hampir mati, Eleazar mengaduh, katanya, "Bagi Tuhan yang memiliki pengetahuan kudus, ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung derita hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan senang hati karena aku takut akan Tuhan." Demikian Eleazar berpulang dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya bagi kaum muda, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah yang menopang aku.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.6- 7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, "Baginya tidak ada pertolongan dari Allah."
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri, dan tertidur; dan kemudian bangun lagi sebab Tuhan menopangku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:1-10)

"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, "Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu." Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya, "Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus

Salah satu kisah dalam Kitab Suci Perjanjian Baru yang menarik dan mudah diingat orang ialah kisah mengenai Zakheus. Zakheus adalah seorang pemungut cukai yang berbadan pendek. Zakheus jadi terkenal dan menjadi pusat perhatian orang karena usahanya memanjat pohon Ara untuk melihat Yesus. Yang paling menarik dalam cerita ini adalah Zakheus mau memanjat pohon, sesuatu yang biasanya dilakukan oleh anak kecil. Di daerah atau desa, bila seorang pejabat atau orang terkenal lewat di jalan raya dengan menggunakan mobil, maka anak-anak kecil biasanya berlari memanjat pohon yang ada di pinggi jalan raya. Anak-anak melakukan itu karena mereka kalah bersaing dengan orang yang lebih dewasa. Sementara jika mereka naik ke pohon, mereka dengan leluasa melihat pejabat atau tokoh yang lewat. Hal yang sama dilakukan Zakheus. Zakheus rela menanggung rasa malu sebab perbuatannya seperti anak kecil. Zakheus juga rela menanggung rasa malu sebab sebagai pemungut cukai dia sering dihina dan tidak dihargai.

Saudara-saudari terkasih,

Tindakan Yesus yang mau berbicara bahkan mau bertamu ke rumah Zakheus merupakan tindakan yang nekad dan berani. Sebab orang Israel menganggap Zakheus sebagai orang berdosa sehingga Zakheus dijauhi dan dianggap rendah. Orang yang berani bergaul dengan para pemungut cukai termasuk Zakheus juga akan dijauhi dan dianggap hina. Tetapi Yesus rela menanggung resiko atau akibat dari perbuatanNya. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepada Zakheus : "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Di sini Yesus menunjukkan Kasih Allah yang mau menyelamatkan manusia termasuk orang berdosa.

Saudara-saudari terkasih,

Kita sering menjumpai orang-orang yang dianggap berdosa oleh masyarakat. Kita memiliki sikap yang berbeda dalam menghadapi orang yang dianggap berdosa atau hina. Pertama, sikap manusia yang menjauhi orang-orang yang dianggap berdosa. Sikap menjauhi dan menghina orang berdosa merupakan sikap orang yang sombong. Orang yang bersikap sombong melihat dirinya suci dan baik. Padahal di dunia ini tidak ada orang yang suci dan baik. Yang ada adalah manusia yang berusaha untuk hidup suci dan berusaha menjadi baik. Kedua, sikap manusia yang mau bergaul dan bersahabat dengan orang berdosa. Sikap ini adalah cerminan dari perilaku manusia yang rendah hati. Manusia yang rendah hati mampu bergaul dan berteman dengan siapa saja termasuk orang berdosa. Orang yang rendah hati mampu melihat bahwa dirinya tidak luput dari dosa. Berbeda dengan orang sombong yang tidak mampu melihat bahwa dirinya bukan orang yang bebas dari dosa. Sikap orang yang rendah hati merupakan gambaran sikap Allah yang penuh kasih. Allah mengasihi manusia terutama orang berdosa.

Saudara-saudari terkasih,

Yesus datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Yesus mencari orang-orang berdosa yang dihina dan direndahkan oleh sesamanya. Orang-orang berdosa inilah yang justru membutuhkan keselamatan sebab hati mereka terbuka terhadap rahmat Allah. Berbeda dengan orang yang merasa dirinya benar dan suci sehingga menutup hatinya terhadap rahmat Allah. Dan Allah tidak mencari orang yang merasa dirinya benar dan suci. Sebab mereka tidak membutuhkan keselamatan. Yesus terkesan dengan sikap Zakheus yang mau merendahkan diri dan terbuka kepada Allah layaknya seorang anak kecil. Di sini Tuhan Yesus berusaha membebaskan setiap manusia dari segala dosa apabila manusia mampu bersikap terbuka terhadap Allah. Allah tidak akan pernah berhenti mengampuni setiap umat manusaia yang berdosa. Allah rindu agar manusia berdosa mengenal dan mengalami kasih-Nya. Sebab kasih Allah dapat mengubah manusia menjadi baik seperti yang dialami Zakheus. Dengan perubahan sikap kita yang mau bertobat, membuat rahmat Allah bekerja secara ajaib di dalam kehidupan kita.

REFLEKSI:

Apakah aku ikut mencari dan menyelamatkan sesama yang hilang ataukah kita hanya mencari keselamatan diri sendiri?

MARILAH KITA BERDOA:


Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas kasih dan kebaikan-Mu. Engkau datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan manusia berdosa yang menjauhkan diri daripadaMu. Ampunilah dosa dan perilaku kami yang menganggap diri benar dan suci dengan menganggap hina yang berdosa. Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.



LUMEN NO : 7041 - Renungan Lumen Indonesia

Bacaan Harian 14-20 November 2011

Bacaan Harian 14-20 November 2011

Senin, 14 November: Hari Biasa Pekan XXXIII (H).
1Mak 1:10-15.41-43.54-57.62-64; Mzm 119:53.61.134.150.155.158; Luk 18:35-43.

Kita seringkali juga mengalami kebutaan rohani. Tapi kalau kita mau seperti orang buta yang berteriak kepada Yesus: ’Anak Daud, kasihanilah aku,’ pastilah Yesus tidak tinggal diam. Ia akan menyembuhkan kebutaan kita dan membuat mata rohani kita melek tentang hidup yang berkelimpahan.

Selasa, 15 November: Hari Biasa Pekan XXXIII (H).
2Mak 6:18-31; Mzm 4:2-7; Luk 19:1-10.

Karena usaha keras Zakheus untuk mengatasi halangan supaya dapat melihat Yesus, Yesus mau menumpang di rumahnya. Seisi rumah memperoleh keselamatan. Apakah kita juga sudah berusaha keras untuk mengatasi segala rintangan untuk sungguh melihat Yesus? Maukah kita juga mengalami keselamatan untuk seisi rumah?

Rabu, 16 November: Hari Biasa Pekan XXXIII (H).
2Mak 7:1.20-31; Mzm 17:1.5-6.8b.15; Luk 19:11-28.

Kita semua telah dibekali uang mina dan Yesus ingin supaya uang mina itu dilipatgandakan dengan segala usaha kita. Untuk itu kita perlu memerangi segala kemalasan atau kebiasaan untuk memaafkan dan membenarkan diri sendiri. Tuhan akan memberikan kepercayaan lebih kepada kita kalau kita telah mengembangkan apa yang telah dipercayakan-Nya.

Kamis, 17 November: Peringatan Wajib Sta. Elisabet dari Hungaria, Biarawati (P).
1Mak 2:15-29; Mzm 50:1-2.5-6.14-15; Luk 19:41-44.

Yesus menangisi Yerusalem, karena kota itu menolak tawaran keselamatan dari-Nya. Segala tanda dan peringatan tidak digubris. Apakah sikap kita juga membuat Yesus menangis karena kita tidak menggubris tawaran keselamatan, dengan segala tanda dan peringatan-Nya, yang Ia sampaikan kepada kita?

Jumat, 18 November: Hari Biasa Pekan XXXIII (H).
1Mak 4:36-37.52-59; MT 1Taw 29:10-12d; Luk 19:45-48.

Tubuh kita adalah Bait Allah. Apakah kita telah menjaganya agar tetap kudus, sehingga menjadi tempat yang layak untuk bersemayamnya Allah di tubuh kita? Ataukah kita juga tergoda untuk mencemarinya?

Sabtu, 19 November: Hari Biasa Pekan XXXIII (H).
1Mak 6:1-13; Mzm 9:2-4.6.16b.19; Luk 20:47-40.

Allah kita adalah Allah orang hidup; bukan Allah orang mati! Maka semua orang yang percaya kepada-Nya akan mengalami kehidupan, bukan kematian. Segala perkara yang kita hadapi hanyalah untuk membantu kita mencapai kehidupan itu. Tak ada perkara yang tidak dapat kita tanggung, karena Allah kita adalah Allah orang hidup yang selalu menyertai kita.

Minggu, 20 November: Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam (P).
Yeh 34:11-12.15-17; Mzm 23:1-3.5-6; 1Kor 15:20-26a.28; Mat 25:31-46.

Kerajaan Yesus bukan dari dunia ini. Itu artinya, Kerajaan yang ditawarkan Yesus bukanlah kerajaan yang lekat dengan kekuasaan, melainkan suatu Kerajaan Kasih. Karenanya, Yesus Sang Raja akan menggunakan kriteria kasih untuk dapat masuk dalam Kerajaan-Nya saat pengadilan terakhir kelak. Ia akan melihat perbuatan kasih apa yang sudah kita lakukan terhadap Dia yang hadir dalam diri orang-orang miskin, lemah, dan tersisih, yang sehari-hari ada di sekitar kita.

Senin, 14 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXIII

Senin, 14 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXIII

“Tujuan kehidupan yang berkebajikan ialah menjadi serupa dengan Allah” (St. Gregorius dari Nisa)

Antifon Pembuka

Akulah cahaya dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi.

Doa Pagi


Bapa, tambahkanlah imanku kepada-Mu agar aku tak jatuh pada berhala-berhala masa kini yang dapat menjauhkan aku dari kasih-Mu. Aku ingin selalu berada dalam genggaman tangan-Mu. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantaraku. Amin.

Keanekaragaman tidak perlu menjadi keseragaman. Keanekaragaman merupakan kekayaan, apalagi kalau itu menyangkut keyakinan. Justru dengan perbedaan, manusia seharusnya saling melengkapi dan membantu. Maka, idealisasi raja Antiokhus Epifanes yang ingin menyeragamkan keyakinan semua bangsa adalah hal yang naïf. Malah, di mata bangsa Israel merupakan suatu kejahatan dosa.

Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (1:10-15.41-43.54-57.62-64)

"Kemurkaan hebat menimpa umat."

Pada masa itu tampillah di Israel seorang raja yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes, putera Raja Antiokhus. Ia pernah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes itu menjadi raja dalam tahun seratus tigapuluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani. Pada masa itu tampillah dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata, “Marilah kita mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa sekeliling kita. Sebab sejak kita menyendiri, maka kita ditimpa banyak malapetaka.” Usul itu diterima baik. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain. Kemudian mereka itu membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem menurut adat istiadat bangsa-bangsa lain. Mereka pun memulihkan kulup mereka dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat. Beberapa waktu kemudian Raja Antiokhus Epifanes menulis sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa. Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu. Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja. Dipersembahkanlah oleh mereka kurban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan. Pada tanggal limabelas bulan Kislew dalam tahun 145 raja menegakkan patung berhala keji di atas mezbah kurban bakaran di bait Allah. Dan di semua kota di seluruh Yehuda mereka dirikan pula mezbah pemujaan berhala. Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar kurban. Kitab-kitab Taurat yang diketemukan disobek-sobek dan dibakar habis. Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat, ia dihukum mati oleh pengadilan raja. Namun demikian ada banyak orang Israel yang tetap teguh hatinya dan bertekad untuk tidak makan sesuatu yang haram. Mereka lebih suka mati daripada menodai diri dengan makanan semacam itu dan dengan demikian mencemarkan perjanjian kudus. Dan mereka mati juga. Kemurkaan yang hebat sekali menimpa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hidupkanlah aku, ya Tuhan, supaya aku berpegang pada perintah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:53.61.134.150.155.158)

1. Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan Taurat-Mu. Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.
2. Bebaskanlah aku dari pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu.
3. Orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat sudah mendekat, mereka menjauh dari hukum-Mu.
4. Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab mereka tidak mencari ketetapan-ketetapan-Mu!
5. Melihat para pengkhianat aku merasa muak, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia akan mempunyai terang hidup.

Kerinduan seorang buta untuk dapat melihat sungguh mampu menembus belas kasih Yesus untuk menyembuhkannya. Yesus menegaskan bahwa kerinduan sebesar itu merupakan cetusan dari iman. Maka Yesus memeteraikan sabda ini, “Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Betapa indahnya efek iman: dari kondisi buta menjadi melihat! Dari gelap menjadi terang.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:35-43)

"Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu? Tuhan, semoga aku melihat."


Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta duduk di pinggir jalan dan mengemis. Karena mendengar orang banyak lewat, ia bertanya, “Ada apa itu?” Kata orang kepadanya, “Yesus, orang Nazaret, sedang lewat.” Maka si buta itu berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam. Tetapi semakin kuat ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus pun berhenti dan menyuruh orang mengantar dia kepada-Nya. Ketika si buta itu sudah dekat, Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?” Jawab orang itu, “Tuhan, semoga aku melihat!” Maka saat itu juga ia melihat, lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat menyaksikan peristiwa itu dan memuji-muji Allah.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Penderitaan adalah salah satu situasi batas manusia. Dalam situasi yang demikian, orang mempunyai kerinduan mencari sesuatu yang tak terbatas. Iman merupakan jawaban atas situasi batas manusia. Dengan iman, manusia bisa melewati ambang batas keterbatasannya dan bertemu dengan Allah, yaitu Dia yang tak terbatas.

Doa Malam


Yesus, syukur dan terima kasih kepada-Mu atas perlindungan-Mu sepanjang hari ini. Semoga aku senantiasa berani menggantungkan segala harapanku hanya kepada-Mu saja, terutama di saat aku mengalami kegelapan iman dan terhimpit oleh berbagai masalah kehidupan ini. Amin.


RUAH

Berjaga-jaga dan Sadarlah

“Janganlah kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadarlah!” (ay. 6). Itulah yang disampaikan Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika. Pernyataan Paulus tersebut bermula pada kesadarannya bahwa jemaat sudah mengetahui bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri di waktu malam (ay. 2). Sungguh menggembirakan bahwa Paulus tahu, jemaat Tesalonika adalah anak-anak terang yang tidak hidup dalam kegelapan, sehingga hari Tuhan tidak datang seperti pencuri (ay. 4-5). Permenungan Paulus ini akan membingkai cara kita merefleksikan pesan bacaan pertama dan bacaan Injil dalam perayaan Ekaristi minggu ke XXXIII ini.

Bacaan Injil hari Minggu Biasa XXXIII tahun A, berbicara tentang kerajaan surga seumpama seseorang yang mau pergi ke luar negeri. Ia memanggil hamba-hambanya serta mempercayakan hartanya kepada para hamba itu. Harta yang dipercayakan itulah yang disebutnya talenta. Ada kepercayaan, ada tanggung jawab. Siempunya harta mempercayakan hartanya, si hamba bertanggungjawab terhadap harta yang dipercayakan kepadanya. Yang menarik adalah bahwa dia mempercayakan hartanya kepada hamba-hamba menurut kesanggupannya. Dalam hal ini, Si empunya harta tidak berlaku sewenang-wenang, atau main paksa. Tentu kalau dikembangkan atau difantasikan ceritanya, ada dialog sangat menarik soal kesanggupan masing-masing hamba. Namun yang pasti, ada hamba yang sanggup menerima lima talenta, ada yang dua talenta dan ada yang sanggup menerima satu talenta.

Dalam perjalanan waktu, dua hamba mampu bertanggungjawab, sedangkan satu hamba tidak bertanggungjawab. Hamba yang menerima lima talenta mengembangkannya, sehingga beroleh laba lima talenta. Demikian juga hamba yang menerima dua talenta, ia mampu mengembangkan, sehingga memiliki laba dua talenta. Sementara hamba yang menyatakan kesanggupannya untuk menerima satu talenta, tidak mengembangkannya tapi justru menyembunyikan. Sehingga talentanya tidak berlaba apa-apa. Tentu ini tidak ada kaitannya dengan soal strategi marketing. Kalau ada yang mau menafsirkan demikian, bisa saja, sebagai kekayaan atas permenungan. Namun yang mesti dilihat adalah soal tanggungjawab terhadap talenta yang diberikan. Bahwa masing-masing hamba sudah menyatakan kesanggupan untuk menerima talentanya, namun ada hamba yang ingkar akan kesanggupan itu. Sebagai konsekwensi, kita tahu, tuannya marah: “Hai kamu! hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu bahwa aku menuai di tempat dimana aku tidak menabur dan memungut dari tempat dimana aku tidak menanam?” (Mat. 5:26). Hamba tersebut mendapat hukuman dengan dicampakan kedalam kegelapan yang paling gelap. (Mat. 5:30).

Dalam bacaan pertama, yang diambil dari kitab Amsal, dikisahkan tentang istri yang cakap. Kecakapannya ditunjukkan dengan beberapa tindakannya: berbuat baik kepada suami, ia mencari bulu domba dan rami, senang bekerja dengan tangannya. Tangannya ditaruh pada jentera dan jari jemarinya memegang alat pemintal. Kecuali itu, istri yang cakap juga memiliki kualitas solidaritas yang baik. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Ia paham bahwa kemolekan adalah bohong, kecantikan adalah sia-sia, karena lebih indahlah kecantikan hati daripada kecantikan fisik. Bukanlah kemolekan, kecantikan itu berbanding seiring dengan usia; semakin lama semakin pudar. Sementara kecantikan hati, bila terus diolah, semakin tua menjadi semakin luar biasa kemolekan hatinya.

Jika Paulus mengungkapkan, bahwa kita adalah anak-anak terang dan sikap yang selalu dikembangkan adalah berjaga-jaga dan selalu sadar; maka bacaan Injil yang bercerita tentang Talenta, adalah bentuk sikap berjaga-jaga dan sadar. Sementara bacaan pertama yang bercerita tentang istri yang cakap dengan segala kualifikasinya adalah contoh nyata orang yang mengembangkan talenta. Bahwa mengembangkan talenta berarti mengembangkan kualitas diri, yang bermakna, bukan hanya bagi diri sendiri tapi juga orang lain.

Bila diterapkan dalam kehidupan, kita juga akan mengamini ajakan Paulus untuk berjaga-jaga dan sadar. Sadar bahwa hari Tuhan akan datang pada kita, karenanya perlu berjaga-jaga. Berjaga-jaga berarti melaksanakan kesanggupan untuk mengembangkan talenta. Karena sejatinya, hari Tuhan adalah saat Tuhan menanyakan tanggungjawab seseorang atas kesanggupannya menerima talenta. Talenta yang paling berharga adalah kehidupan kita. Tuhan telah menganugerahkan hidup, maka hidup juga mesti dihayati sesuai dengan maksud Sang Pencipta.

Dalam latihan rohani St. Ignatius, tujuan manusia diciptakan adalah untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah, dengan itu menyelamatkan jiwanya. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia, untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. Maka mari bertanggungjawab atas kehidupan ini. Wujud dan bentuknya bisa beraneka ragam. Isteri yang cakap, sebagaimana di gambarkan dalam Kitab Amsal, bisa menjadi acuan. Ia adalah model orang beriman yang sungguh bertanggung jawab atas talenta yang diberikan. Kualitas dirinya tampak dalam; kerja keras dan kerajinannya dalam bekerja. Usahanya untuk selalu berbuat baik dan menghindari kejahatan. Hatinya akan selalu terusik melihat penindasan dan kemiskinan, dan bergegas mengulurkan pertolongan. Dengan demikian, talentanya sungguh berkembang berlipat-lipat. Maka tidak diragukan lagi, sosok yang demikian adalah sosok yang sesuai dengan maksud ia diciptakan, yakni: memuji,menghormati kemuliaan Tuhan. Dengannya, keselamatan dekat padanya. Bagaimana dengan kita?

Salam dan berkat.

Pastor Antonius Purwono, SCJ

Minggu, 13 November 2011 Hari Minggu Biasa XXXIII

Minggu, 13 November 2011
Hari Minggu Biasa XXXIII

"Awal dari doa adalah keheningan" (Beata Teresa dari Kalkuta)

Antifon Pembuka (Yer 39:11.12.14)

Tuhan bersabda, Aku merencanakan kesejahteraan dan bukannya bencana. Berserulah kepada-Ku dan Aku akan mendengarkan kamu. Aku mengembalikan kamu dari segala tempat pembuanganmu.

Doa Renungan

Allah Bapa kami, sumber kebahagiaan abadi, semoga kami selalu gembira dalam berbakti kepada-Mu. Sebab hanya dalam mengabdi kepada-Mu kami akan memperoleh kebahagiaan yang sempurna dan abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Amsal (31:10-13.19-20.30-31)

"Ia senang bekerja dengan tangannya"

Istri yang cakap, siapakah yang akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Istri yang cakap berbuat baik kepada suaminya, dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jemarinya memegang alat pemintal. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia; tetapi istri yang takut akan Tuhan akan dipuji-puji. Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; Ul: 1)

1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu.
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 5:1-6)

"Jangan sampai hari Tuhan tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri!"

Saudara-saudara, tentang zaman dan masa kedatangan Tuhan tidak perlu dituliskan kepadamu, kamu sendiri tahu benar-benar bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri di waktu malam. Apabila mereka mengatakan bahwa semuanya damai dan aman, maka tiba-tiba kebinasaan menimpa mereka seperti seorang perempuan hamil ditimpa oleh sakit bersalin. Tetapi, saudara-saudara, kamu tidak hidup dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu, janganlah kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadarlah!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 15:4.5b)
Tinggallah dalam Aku, maka Aku tinggal dalam kamu. Barangsiapa tinggal dalam Aku, berbuah banyak

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30)


"Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."


Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau berpergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, "Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta! Maka kata tuannya kepadanya, 'Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.' Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, 'Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta!' Maka kata tuan itu kepadanya, 'Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.' Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata, 'Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!' Maka jawab tuannya itu, 'Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam. Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Rekan-rekan yang budiman!
Perumpamaan mengenai talenta dalam Mat 25:14-30 berawal dengan kisah tentang orang yang mempercayakan hartanya kepada para hambanya karena ia akan lama bepergian ke luar negeri. Dan jumlah uang yang ditinggalkannya itu amat besar. Satu talenta nilainya 10.000 dinar dan satu dinar itu waktu itu upah sehari pekerja harian. Pendengar waktu itu langsung menangkap arah perumpamaan ini, yakni kepercayaan yang luar biasa besarnya dari pihak pemilik kepada para hambanya. Dan memang perumpamaan ini lebih bercerita mengenai sang pemberi daripada mengenai mereka yang menerima. Dari 16 ayat dalam petikan ini, 10 ayat dipakai untuk menggambarkan tindakan serta kata-kata sang tuan dan hanya 6 ayat dikhususkan bagi hamba-hambanya.

MENURUT KESANGGUPAN MASING-MASING


Orang itu mempercayakan miliknya kepada tiga orang hambanya. Ia mengenal kemampuan mereka satu persatu dengan baik. Injil mengutarakannya dengan ungkapan "...masing-masing menurut kesanggupannya." Begitulah pemilik tadi merasa aman dapat menitipkan hartanya kepada orang-orang yang dekat yang sungguh dikenalnya. Ia percaya mereka akan menjaganya dengan sebaik-baiknya dan mau menjalankan uangnya. Ia berharap akan tetap beruntung, di luar negeri dan di tanah sendiri. Perusahaannya akan tetap berjalan.

Selama sang tuan berada di negeri lain, kedua hamba yang pertama memang menjalankan uang majikannya. Usaha mereka mendatangkan hasil yang sepadan dengan modal yang dipercayakan kepada mereka. Baik yang mendapat lima talenta maupun yang mendapat dua sama-sama mengatakan kepada tuan mereka "Tuan, sekian talenta tuan percayakan kepadaku...." Jelas dari situ bahwa sejak permulaan mereka tahu bahwa mereka dipercaya tuan mereka. Kiranya kesadaran inilah yang membuat mereka berani berusaha agar harta yang dipercayakan itu menjadi harta yang hidup. Mereka dapat berkata telah mendapat laba sebanyak talenta yang dipercayakan. Dan ternyata yang mereka kerjakan mendapat perkenan. Sang pemilik berkata bahwa mereka akan mendapat tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar karena telah menunjukkan kesetiaan dalam hal kecil. Mereka juga akan semakin berbagi kekayaan dengan pemilik tadi. Mereka diajak masuk ke dalam kebahagiaan tuan mereka. Maksudnya, tuan tadi akan membuat mereka menjadi anggota rumah yang merdeka, dan bukan lagi hamba. Pembaca zaman itu dapat segera menyimpulkannya bahwa itulah maksud kata-kata pemilik yang kembali tadi. Usaha mereka telah membuat mereka menjadi orang merdeka yang tetap boleh berdiam di rumah tuan mereka. Inilah pahala terbesar yang dapat diharapkan.

TALENTA YANG TAK DIKEMBANGKAN

Bagaimana dengan hamba yang mendapat satu talenta dan kemudian hanya mampu mengembalikan satu talenta saja? Kita tahu apa yang terjadi dengan dia pada akhir perumpamaan. Ia tidak lagi mendapat kepercayaan dan tidak menerima apa-apa. Bahkan ia tidak lagi diakui sebagai hamba oleh tuannya dan dikeluarkan dari rumah tangganya. Ia kini menjadi mangsa kegelapan dan apa saja yang menakutkan. Hamba ini menjadi gambaran kebalikan dari kedua hamba yang lain. Selama tuannya pergi ia tidak pernah belajar mengurus dan menjalankan harta yang dipercayakan kepadanya. Kenapa? Bukan karena ia tidak berinisiatif. Dalam ay. 25 ia berkata bahwa ia tahu tuannya itu kejam, menuai di tempat ia tidak menabur, dan memungut di tempat ia tidak menanam sendiri. Ia takut. Ketakutan ini membuat ia tidak bisa menerima bahwa tuannya mau mempercayainya. Karena itu ia menyembunyikan talenta yang diserahkan kepadanya. Ada ironi yang tajam. Tuan itu mengenal baik hamba-hambanya. Ia mau mempercayakan miliknya kepada mereka sesuai kemampuan masing-masing. Tetapi tidak semua hamba itu mengenal sang majikan sebaik ia mengenal mereka.

Mengapa hamba itu malah kena marah dan disebut hamba yang "jahat dan malas"? Mengapa dikatakan, seharusnya hamba itu mempercayakan talenta tadi kepada orang yang bisa menjalankan sehingga nanti ada bunganya? Sebetulnya semua yang dibayangkan hamba yang mendapat satu talenta itu benar. Apa persoalannya?

Memang ada kebiasaan menyembunyikan harta dengan memendamnya. Keuntungannya memang harta itu tidak akan gampang diincar orang karena tidak diketahui. Dan sulit ditemukan orang lain. Aman. Tetapi juga tidak mendatangkan laba. Jadi modal mati. Hamba tadi kurang punya inisiatif, ia malas. Ia ragu-ragu, jangan-jangan nanti begini, jangan-jangan nanti begitu. Akhirnya ia malah tak menghasilkan apa-apa.

Kenapa ia disebut tuannya sebagai "jahat" juga? Pembaca boleh memikirkan, hamba yang ini sebetulnya tidak memberi kemungkinan kepada tuannya untuk berubah. Majikannya itu memang dikenal sebagai orang yang tinggi tuntutannya, dst. Dan kiranya memang begitu (ay. 26). Tetapi berkat keberanian kedua hamba yang lain, atau lebih baik dikatakan kesetiaan mereka menjaga serta menjalankan milik tuannya, maka ia bisa berubah menjadi murah hati dan suka mengajak bawahannya ikut menikmati kekayaannya yang berlimpah. Tetapi ada yang tidak mau menerima bahwa ia bisa berubah menjadi murah hati. Ada yang menutup pintu bagi tuan tadi agar bisa menjadi orang yang lain daripada yang dahulu-dahulu. Inilah yang mendatangkan kemalangan bagi hamba tadi. Ia tidak mampu menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan tuannya. Hamba itu terhukum oleh pandangannya sendiri yang kaku mengenai tuannya.

TENTANG TUHAN

Perumpamaan ini memuat ajakan agar orang berani memikirkan kembali anggapan mengenai siapa itu Tuhan dan bagaimana mendapat perkenannya. Dan kiranya memang itulah maksud Yesus dengan perumpamaan ini. Maklum bagi pendengarnya pada waktu itu Tuhan Allah dialami sebagai yang menuntut dan akan murka dan menghukum bila umatnya tidak menuruti hukum-hukumNya. Itulah teologi yang dulu dirasa jitu di kalangan para pemimpin (ahli Taurat, para imam) dan orang-orang yang dianggap benar dan menganggap diri benar (kaum Farisi). Tuhan tidak mendapat ruang untuk tampil dengan wajah kebapaan. Dia dikurung dalam teologi picik hamba yang mendapat satu talenta itu.

Tahukah orang yang akan bepergian ke luar negeri tadi bahwa di antara hambanya yang dipercayainya itu ada yang tidak bakal banyak berbuat? Tentunya ya. Walaupun demikian, ia tetap berharap hambanya itu bisa berkembang. Dan tuan tadi - kini bisa kita pakai untuk mengerti siapa Tuhan sebenarnya - berani mengambil risiko. Siapa tahu hamba yang begitu itu nanti berubah. Tuhan berani memberi kesempatan kepada orang yang sebenarnya dikenal tidak akan berbuat banyak.

INJIL DAN KEHIDUPAN

Mari kita bayangkan jalan cerita yang berbeda. Katakan saja hamba yang malas dan penakut yang mendapat satu talenta itu bisa berubah. Katakan saja, ada rekan yang menolong dan memberanikannya agar lebih percaya diri. Alur kisahnya akan berbeda. Pendengar yang berani berinteraksi dengan perumpamaan dengan cara ini akan juga merasa terdorong membantu rekan yang dalam kehidupan nyata dikenal sebagai orang yang kurang berani berinisiatif, takut melulu, takut gagal, takut menyalahi gagasan sendiri. Dan kiranya itulah sikap pastoral yang diharapkan ada bila kita menjumpai orang yang butuh dibesarkan hatinya, dibimbing, diberanikan. Itu juga yang bisa diharapkan dari kita-kita yang merasa beruntung seperti kedua hamba yang dipuji dan diajak berbagi kebahagiaan oleh tuannya tadi. Kita yang merasa seperti mereka akan tertantang apa juga berani ambil risiko seperti tuan hamba-hamba tadi. Nurani kita akan terketuk untuk berupaya menolong orang yang sebenarnya sudah mengurung diri dalam pagar keputusasaan. Boleh kita bertanya dalam hati, beranikah kita mencoba membebaskan orang yang memenjarakan diri dengan teologi yang mematikan, dengan gambaran mengenai Yang Ilahi yang serba kaku. Beranikah kita berusaha menghidupkan imannya. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu termasuk pesan yang tersirat dalam perumpamaan ini.

Saya tanya Matt apa setuju dengan cara membaca di atas. Katanya, "Apa belum tahu bahwa perumpamaan itu sebenarnya baru separuh jalan? Baru ada dalam Injil dan belum selesai ditulis dengan kehidupan. Kalianlah yang mesti melanjutkannya sampai Anak Manusia datang kembali nanti di akhir zaman. Dia ingin mendengarkan kelanjutan cerita yang disampaikan dalam perumpamaan itu. Mudah-mudahan saat itu tak ada yang hanya akan mengutarakan kembali yang ada di Injil tanpa menambah kelanjutannya dalam hidup masing-masing. Dia ini akan seperti orang yang mendapat satu talenta."

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 12 November 2011 Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup-Martir

Sabtu, 12 November 2011
Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup-Martir

Hampir tidak ada orang yang memberikan kehormatan dan kebahagiaan kepada mereka melebihi Yosafat, karena ia menyerahkan hidupnya sebagai martir demi persatuan Gereja (Paus Pius XI)

Antifon Pembuka

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.

Doa Pagi

Yesus Tuhan kami, hari ini kami peringati martir-Mu St Yosafat. Semoga kami berani mempertahankan iman kami di tengah-tengah berbagai godaan yang dapat menggoyahkan iman kami. St. Yosafat, doakanlah kami.

Kesunyian menjadi puncak peredaran semesta raya, yang melahirkan sabda. Sabda lahir dari keheningan. Daya sabda mampu mengubah, mentransformasi. Bagaikan pedang yang tajam, sabda juga mengadili: Yang berkhianat akan tinggal dalam maut; dan yang setia akan diselamatkan.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (18:14-16;19:6-9)

"Jalan tanpa rintangan muncul di Laut Merah, dan rakyat melonjak-lonjak bagaikan anak domba."

Ketika segalanya diliputi sunyi senyap dan malam telah mencapai puncak peredarannya yang cepat maka sabda-Mu, yang maha kuasa, laksana pejuang yang garang, melompat dari dalam surga, dari atas takhta kerajaan ke tengah-tengah negeri yang celaka. Bagaikan pedang yang tajam dibawanya perintah-Mu yang lurus. Sambil berdiri tegak ia memenuhi seluruh negeri dengan maut. Ia menjamah langit sambil berdiri di bumi. Sungguh dengan taat kepada perintah-Mu seluruh tata ciptaan diubah sama sekali, supaya anak-anak-Mu jangan sampai mendapat celaka. Maka nampaklah awan membayangi perkemahan, tanah kering muncul di tempat yang tadinya berair, jalan tanpa rintangan muncul dari Laut Merah, dan lembah kehijau-hijauan timbul dari empasan ombak yang hebat. Di bawah lindungan tangan-Mu seluruh bangsa melewati tempat itu, seraya melihat pelbagai tanda yang menakjubkan. Mereka pergi seperti kuda menuju padang rumput, dan melonjak-lonjak bagaikan anak domba, sambil memuji Engkau, ya Tuhan, yang telah menyelamatkan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat.
(Mzm 105:2-3.36-37.42-43)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Dibunuh-Nya anak-anak sulung di seluruh negeri, pangkal segala kegagahan mereka: Ia menuntun umat-Nya keluar membawa perak dan emas, dan di antara suku-suku mereka tidak ada yang tergelincir.
3. Sebab Ia ingat akan firman-Nya yang kudus, yang disampaikan-Nya kepada Abraham, hamba-Nya. Ia menuntun umat-Nya keluar dengan kegirangan, dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak sorai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah memanggil kita agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.


Jika hakim yang kejam mau mengabulkan permohonan seorang janda untuk mengurus perkaranya, apalagi Allah yang baik. Allah akan mendengarkan doa umat-Nya yang tidak jemu-jemu berseru kepada-Nya. Namun, yang berseru dengan iman, yaitu sikap menyerahkan diri secara total. Pengabulan doa membutuhkan dua syarat yang saling berkaitan, yakni kesetiaan dan iman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:1-8)

"Bukankah Allah akan membenarkan pada pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya?"

Pada suatu ketika Yesus menceritakan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemunya. Ia berkata, "Di suatu kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, 'Belalah hakku terhadap lawanku.' Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi ia kemudian berkata dalam hatinya, 'Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan daku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku.' Lalu Yesus berkata, "Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu, 'Ia akan segera menolong mereka.' Akan tetapi jika Anak Manusia datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kaum beriman tahu bahwa doa itu begitu penting. Doa menjadi hal pertama dan utama dari hidup seorang beriman. Seorang beriman tanpa doa nampaknya omong kosong. Karena bahasa seorang beriman adalah doa. Dengan bahasa itu, dia berkomunikasi dengan Allah, sumber kehidupannya. Bagaimana dengan hidup doaku selama ini?

Doa Malam


Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk terus-menerus berdoa dengan penuh keyakinan bahwa Engkau tidak pernah mengecewakan siapa saja yang selalu datang kepada-Mu. Di dalam Engkau, pengharapan kami tak pernah dikecewakan. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy