| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bacaan Harian 21 - 27 November 2011

Bacaan Harian 21 - 27 November 2011

Senin, 21 November: Peringatan Wajib Sta. Perawan Maria Dipersembahkan Kepada Allah (P).
Dan 1:1-6.8-20; MT Dan 3:52-56; Luk 21:1-4.

Dengan cara pandang tertentu Yesus melihat bahwa persembahan janda miskin sebagai persembahan yang paling banyak. Kita pun membutuhkan cara dan sudut pandang Allah untuk menemukan kebenaran-kebenaran Allah dalam hidup ini. Pemberian tidaklah ditentukan oleh besar dan kecil jumlahnya, tapi ditentukan oleh niat dan ketulusan hati yang mempersembahkannya. Namun di dunia ini yang terjadi adalah sebaliknya. Seorang yang merasa telah memberi banyak merasa begitu berjasa demikian pula ia akan mendapatkan kehormatan yang lebih besar. Bagaimana dengan aku?

Selasa, 22 November: Peringatan Wajib Sta. Sesilia, Perawan-Martir (M).
Dan 2:31-45; MT Dan 3:57-61; Luk 21:5-11.

Tuhan mencari keindahan manusia dari dalam. Itulah yang menentukan keselamatan manusia daripada keindahan dan kemegahan bangunan yang megah. Mari kita senantiasa mengingat bahwa kitalah sesungguhnya bangunan Gereja. Kita menjadi batu-batu yang hidup bila kita tetap menjadikan Yesus sebagai sendi utama dalam hidup kita.

Rabu, 23 November: Hari Biasa Pekan XXXIV (H).
Dan 5:1-6.13-14.16-17.23-28; MT Dan 3:62-67; Luk 21:12-19.

Ketika badai melanda hidup orang-orang percaya, Tuhan tidak akan tinggal diam. Ia akan turun tangan membantu mereka, menguatkan dan memberikan kata-kata hikmat-Nya. Sayang sekali terkadang kita menutup diri di saat badai itu datang, sehingga akhirnya kita terseret arusnya.

Kamis, 24 November: Peringatan Wajib St. Andreas Dung Lac, Imam dan kawan-kawan Martir-Vietnam (M).
Dan 6:12-28; MT Dan 3:68-74; Luk 21:20-28.

Yesus menangisi Yerusalem karena telah melewatkan saat rahmat, kunjungan Allah kepada umat-Nya. Demikian yang akhirnya terjadi dalam sejarah pada kurang lebih tahun 70. Bagai kehancuran Yerusalem, demikian pulalah yang terjadi jiwa manusia yang menutup diri dan menolak Tuhan. Orang yang kehilangan Tuhan, jiwanya akan dijungkirbalikkan, dan betapa hebatlah kerusakannya.

Jumat, 25 November: Hari Biasa Pekan XXXIV(H).
Dan 7:2-14; MT Dan 3:75-81; Luk 21:29-33.

Segala yang ada di muka bumi tidaklah abadi. Ada saat mereka datang dan ada saat mereka harus pergi. Ada saatnya mereka ada, ada saatnya mereka menghilang. Hanya satu yang abadi yaitu Sabda-Nya. Dan hanya dengan bersatu dengan-Nya kita akan masuk ke dalam keabadian.

Sabtu, 26 November: Hari Biasa Pekan XXXIV (H).
Dan 7:15-27; MT Dan 3:82-87; Luk 21:34-36.

Berjaga-jaga dan berdoa adalah dua hal yang harus dilakukan, apapun keadaannya. Meski kondisi aman-aman saja, berjaga-jaga dan berdoa tetap harus dilakukan. Ini semua karena kita tidak tahu bagaimana dan kapan Anak Manusia akan datang menyelamatkan kita. Apabila kita siap sedia ketika Ia datang, kita akan dapat menyambut-Nya dengan sukacita besar.

Masa Adven
Seri Bacaan: Mingguan Tahun B – Harian Tahun II

Minggu, 27 November: Hari Minggu Adven I (U).
Yes 63:16b-17 – 64:1.3b-8; Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19; 1Kor 1:3-9; Mrk 13:33-37.

Adven, masa yang khusus buat pribadi kita masing-masing, suatu masa dalam beberapa minggu untuk menciptakan dalam batin kita kerinduan akan kehadiran Allah dalam hidup kita, sekaligus saat siap membaharui diri dan dibentuk. Lewat bantuan para tokoh suci yang ditampilkan dalam setiap Minggu selama masa Adven ini dan lewat simbol lilin advent, semoga mampu menerangi sisi-sisi gelap hidup kita, dan jalan hidup kitapun semakin terang. Selamat memasuki masa Adven dan biarkan Allah dalam Yesus membuat kita berani mengakui kesalahan dan siap menyongsong Dia yang akan membentuk kita seindah seperti yang Dia inginkan.

Minggu, 20 November 2011 Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam

Minggu, 20 November 2011
Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. --- Matius 25:40

Antifon Pembuka (Why 5:12; 1:6)

Anak Domba yang telah dikorbankan patut menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan, dan kehormatan. Bagi-Nya kemuliaan dan kekuasaan sepanjang segala masa.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau memperbarui segalanya dalam Kristus. Dialah Putra-Mu terkasih dan Raja semesta alam baru. Bebaskanlah kami dari segala kejahatan yang memperbudak kami, agar seluruh alam raya mengimani Engkau sebagai Tuhan, dan serentak memuji keagungan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (34:11-12.15-17)

"Wahai domba-domba-Ku, aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba."

Beginilah firman Tuhan Allah, "Dengar, Aku sendirilah yang akan memperhatikan domba-domba-Ku dan mencari mereka. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanannya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku, dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserakkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku, dan aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan Allah. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, sedang yang gemuk dan kuat akan Kulindungi. Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya." "Wahai kamu domba-domba-Ku," beginilah firman Tuhan Allah, "Sungguh, Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba, dan di antara domba jantan dan kambing jantan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849

Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 15:20-26a.28)

"Ia menyerahkan Kerajaan kepada Bapa supaya Allah menjadi semua di dalam semua."

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir yang dibinasakan ialah maut. Dan kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Kristus sendiri sebagai Anak akan menaklukan diri-Nya di bawah Dia yang telah menaklukkan segala sesuatu, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Mrk 11:10; 2/4)
Terpujilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah kerajaan yang telah tiba, kerajaan Bapa kita Daud

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:31-46)


"Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya dan akan memisahkan mereka seorang dari seorang."


Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makanan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Lalu Raja itu akan berkata juga kepada mereka di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara, dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka itu akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni

Tuhan bertakhta di surga, bersemayam sebagai raja selama-lamanya. Tuhan memberikan kekuatan kepada umat, umat diberkati-Nya dengan damai sejahtera.

Renungan

Rekan-rekan yang budiman!

Digambarkan dalam Mat 25:31-46 bagaimana pada akhir zaman nanti Anak Manusia datang sebagai raja untuk menghakimi semua bangsa. Pahala diberikan kepada mereka yang berbuat baik kepadanya ketika ia lapar, haus, tak ada kenalan, telanjang, sakit, bahkan dipenjara. Mereka yang tak punya kepedulian akan tersingkir. Mereka tidak menyadari bahwa perlakuan kepada salah satu dari saudaranya yang paling hina sama dengan perbuatan terhadapnya sendiri. Bagaimana memahami ajaran Injil yang dibacakan pada hari raya Kristus Raja Semesta Alam tahun ini? Beberapa hal saya bicarakan dengan Matt sendiri. Karena akan berguna bagi rekan-rekan, berikut ini saya kutipkan balasannya. Ia juga ada pesan khusus pada akhir suratnya. Selamat membaca!

A. Gianto

[...] Gus, pengajaran Yesus ini kutemukan dalam sumber yang tidak dikenal Mark maupun Luc. Juga Oom Hans tidak menyebutnya. Bahan itu kemudian kutaruh bersama dengan beberapa pembicaraan lain mengenai akhir zaman dalam bab 24-25 dengan penyesuaian di sana sini. Kusisipkan perumpamaan Anak Manusia memisahkan bangsa-bangsa seperti "gembala memisahkan domba dari kambing" (Mat 25:32). Maksudnya, penghakiman itu bukan semena-mena. Ia mengenal mereka sebagai gembala mengenal kawanannya satu per satu. Ia tahu siapa yang membiarkan diri diberkati. Seperti domba-domba, mereka ini akan diberinya tempat aman di sebelah kanannya. Tetapi yang menyukai kekerasan - seperti kambing - akan dijauhkannya.

APABILA ANAK MANUSIA DATANG DALAM KEMULIAANNYA...


Apakah ini sebuah ramalan? Sama sekali bukan bila yang dimaksud ialah "pengetahuan gaib tentang masa depan". Yang hendak disoroti ialah keadaan yang sedang berlangsung kini. Begini, kita biasa memahami masa sekarang sebagai kelanjutan dan akibat peristiwa-peristiwa masa lampau. Nah, dalam petikan ini semuanya digeser ke depan dan dengan demikian dapat menjadi pengarahan dan harapan. Jadi keadaan sekarang ini ialah "masa lampaunya" kejadian "kelak" yang digambarkan dalam petikan ini. Namun pengertian kami mengenai jalannya sejarah tidak seperti mesin, bila begini pasti begitu. Kami justru melihat adanya unsur yang tidak termasuk hukum-hukum perjalanan waktu, yakni kehadiran Yang Ilahi. KehadiranNya bisa memberi arah baru pada sejarah kemanusiaan dengan cara-cara yang tidak kita duga sama sekali. Baru kita sadari setelah terjadi. Dan yang kalian dengarkan hari ini ada dalam arah itu. Kehadiran Yang Ilahi itu dibicarakan dengan memakai gagasan tampilnya "Anak Manusia" dalam kemuliaannya tapi yang tidak langsung dikenali. Orang bertanya "Kapan kami melihatmu...?

"Anak Manusia" di sini berhubungan erat dengan Dan 7:13. Di situ Daniel melihat ada sosok yang "seperti anak manusia" datang mengarah kepada Yang Mahakuasa untuk menerima kuasa atas bumi dan langit. Lihat, kuasa ini diberikan bukan kepada malaikat, atau makhluk ilahi, melainkan kepada tokoh yang memiliki ciri-ciri sebagai manusia itu. Dan tentangnya dikatakan "mengarah" ke Yang Mahakuasa. Inilah kemanusiaan yang terbuka bagi keilahian, tidak menutup diri atau malah mau menyainginya. Semua ini ikut disampaikan dalam pengajaran Yesus dalam petikan Injil hari ini. Anak Manusia tampil sebagai yang kini menduduki tahta kemuliaannya tetapi tetap mengarahkan diri kepada Yang Mahakuasa. Dalam ay. 34 ia malah terang-terangan menyebut-Nya sebagai Bapa yang telah menyiapkan tempat bagi mereka yang diberkati.

Dalam bahasa yang dipakai Yesus, bahasa Aram, ungkapan "anak manusia" itu artinya sama dengan "manusia", tapi dengan penekanan pada sifatnya sebagai makhluk di hadapan Pencipta. Dalam alam pikiran kami, seluruh umat manusia itu makhluknya Yang Maha Kuasa. Yesus beberapa kali merujuk pada dirinya sendiri sebagai "Anak Manusia". Hendak dikatakannya, ia tahu tempatnya sebagai manusia di hadapan Pencipta. Hidupnya berasal dari Dia. Karena itu Yesus mengajarkan bahwa Sang Pencipta dapat dipanggil sebagai Bapa. Coba ucapkan doa Bapa Kami - di situ terpeta siapa Dia yang dapat dipanggil Bapa tadi.

Ingat kisah pengakuan Petrus bahwa Yesus itu Mesias - Yang Terurapi - Anak Allah yang hidup (Mat 16:16)? Tetapi kemudian Yesus melarang murid-muridnya memberitahukan kepada siapa pun bahwa ia Mesias (16:20). Ia malah berbicara mengenai penderitaannya bakal ditolak, dibunuh, tetapi akan dibangkitkan pada hari ketiga (16:21). Kata "ia" yang kupakai di situ menjelaskan makna ungkapan aslinya, yakni "Anak Manusia", yang ada dalam tulisan Mark yang menjadi sumberku (Mrk 8:31). Luc malah eksplisit menampilkannya dalam ujud kutipan langsung (Luk 9:22). Yesus ingin agar murid-muridnya mengerti terlebih dahulu bahwa kemesiasannya itu hanya berarti bila disertai pengakuan diri sebagai makhluk di hadapan Pencipta. Juga baru dengan demikian ia dapat tampil sebagai Mesias yang senasib sepenanggungan dengan manusia.

SEMUA BANGSA AKAN DIKUMPULKANNYA

Kau bertanya apakah "semua bangsa" dalam Mat 25:32 merujuk kepada seluruh umat manusia, seperti kerap ditafsirkan. Terus terang bukan itulah yang kupikirkan. Kau tahu kan, istilah ini berasal dari tradisi Perjanjian Lama. Di situ "bangsa-bangsa" ialah mereka yang tidak termasuk "umat Allah", yakni yang bukan orang Yahudi. (Bdk. Mat 24:14, juga 28:19 yang kaubicarakan bagi Hari Raya Kenaikan Tuhan 5 Mei 2005.) Tetapi di kalangan kami timbul pertanyaan yang mengusik batin. Dapatkah "bangsa-bangsa" itu ikut masuk hidup abadi? Atau mereka tak masuk hitungan? Memang kami beruntung karena jadi bangsa terpilih, tapi kami kan tak boleh melupakan orang lain. Lalu bagaimana?

Menurut Yesus, keselamatan "bangsa-bangsa" itu bergantung pada perlakuan mereka kepada sang raja ketika ia lapar, haus, tak ada tumpangan, telanjang, sakit, dipenjara. Tapi ketika mereka bertanya kapan mereka ada kesempatan berbuat demikian terhadap dia, sang raja menjawab, yang kalian perbuat terhadap "salah seorang (saudaraku) yang paling hina ini" (ay. 39 dan 45) sama dengan yang kauperbuat terhadapku. Maksudnya orang yang termasuk kaumnya sang raja, termasuk bangsa terpilih. Yesus tidak menghapus tradisi mengenai bangsa terpilih, tetapi malah mengembangkannya. Jawaban ini genial. Mereka yang di luar lingkungan bangsa terpilih dapat ikut menikmati keselamatan bila mereka menghargai yang paling kecil dari bangsa terpilih tadi.

Penting kalian ketahui, pembicaraan tadi ditujukan terutama kepada kami, pengikut Yesus yang berasal dari lingkungan Yahudi, yang merasa lebih beruntung daripada "bangsa-bangsa". Mereka sendiri bukanlah pendengar yang dimaksud. Karena itu jangan petikan ini ditafsirkan sebagai imbauan kepada mereka agar berbuat baik kepada orang seperti kami, berikut janji pahala dan ancaman hukuman. Yesus bukan guru yang naif. Sapaannya diarahkan langsung kepada kami yang merasa sudah mengikuti dia. Ia mau berkata, mereka akan ikut selamat bila kalian membiarkan diri menjadi jalan bagi mereka. Hiduplah menurut kehendak Bapa, jadilah "saudaraku" yang sungguh, sehingga orang luar - "bangsa-bangsa" itu - melihat integritas kalian dan memperlakukan kalian dengan baik.

Tampak betapa manusiawinya ajaran Yesus itu tapi juga betapa luhurnya Anak Manusia yang mengajarkan semua ini. Tak heran ia disebut Raja semesta alam! Inilah corak universal ajarannya. Seperti dikisahkan teman kita Luc, komunitas pengikut Yesus diperkaya dengan ikut sertanya "bangsa-bangsa", yakni orang-orang seperti Kornelius dan orang-orang yang mendengarkan pewartaan Paul di mana-mana.

SARAN DAN PESAN

Bukan maksudku mengajak kalian memandangi zaman dulu saja. Aku tahu kalian memahami diri sebagai umat Allah yang baru. Begitu kan teologi Gereja kalian? Konsekuensinya, kalian diharapkan berani menjadi "saudara"-nya Yesus, sekecil apapun. Bisakah kalian menerima kenyataan Sabda Bahagia? Kalau ya, teruskan, dan kalian akan menjadi jembatan emas bagi "bangsa-bangsa" di zaman kalian. Terus terang aku sampai hari ini masih gelisah memikirkan apa nanti akan ada yang terpaksa perlu ditempatkan di sebelah kiri dan disuruh enyah. Bila ya, artinya kami gagal membuat pihak-pihak lain melihat bahwa kepercayaan yang kami hayati itu patut mereka tanggapi baik-baik. Kami juga akan merasa kurang mampu menunjukkan diri betul-betul saudara raja tadi. Gus, mintakan pertolongan rekan-rekan, tutuplah kekurangan kami di masa lampau dengan yang bisa kalian buat sekarang. Dan kami akan lebih tenang. Kalian itu sambungan hidup kami!

Ini juga penghabisan kalinya Injil Matius kalian bacakan pada hari Minggu. Gus, terima kasih sudah berusaha menguraikan kisah-kisahku tentang Yesus bagi orang zaman ini. Tidak perlu kita selalu sekata mengenai semua hal. Bila begitu nanti khazanah Injil malah tidak tertimba. Bila dua ahli Kitab saling mengulang, apa yang bisa dituai pendengar? Itu itu juga! Kami dididik berani memasuki liku-liku teks agar semakin diperkaya di dalam interaksi dengan teks. Dan teksnya sendiri akan mekar jadi indah. Bila begitu peneliti teks boleh berkata, dalam bahasa Yunani, "matheteutheis" (Mat 13:52), artinya, "telah memperoleh hikmat pengajaran". Ah, tak usah menduga-duga apa bunyi kata itu mau mengingatkan nama resmiku, "Maththaios".

Mulai Minggu depan kalian akan lebih sering mendengarkan Mark. Juga Oom Hans akan kerap datang. Mark itu hemat kata. Ia mengikhtisarkan ceramah-cermah Petrus di Roma bagi pendengar yang semakin ingin tahu siapa Yesus Kristus itu. Luc dan aku sendiri berhutang banyak kepada Mark. Dan juga Oom Hans, meski beliau baru menerbitkan bukunya setelah kami semua selesai menulis! Kalian pasti akan belajar banyak dari mereka. Dan engkau sendiri masih akan menulis tentang rekan-rekan kita itu kan?

Sampaikan salam kepada rekan-rekan di Internos dan para peminat lain!
Matt

Panduan Adven 2011: Pertemuan I: Mendamba Allah, Sang Penolong - Keuskupan Agung Semarang

Pertemuan Pertama: Mendamba Allah, Sang Penolong
Tujuan: Umat menyadari bahwa setiap manusia mempunyai kerinduan akan pertolongan Allah.

1. Lagu Pembuka
(dipilih sesuai dengan tema pertemuan, misalnya PS 651)

2. Doa Pembuka

doa dapat dikembangkan oleh pemandu dengan pokok-pokok sebagai berikut:
  • mengucap syukur atas pertemuan Adven pertama dan atas iman yang sudah dihidupi di dalam pengalaman sehari-hari
  • Mohon terang Roh Kudus agar pertemuan dapat berjalan dengan baik, lancar dan mampu menajamkan mata hati untuk melihat karya pertolongan dan penyertaan Allah dalam hidup.

3. Pengantar


Masa Adven menjadi saat yang penting untuk menyadari bahwa hidup adalah arena pergumulan dengan Allah yang kita imani. Allah yang kita imani itu tak lain adalah Bapa yang menganugerahkan Putra-Nya yang Tunggal untuk membangun kehidupan baru di tengah sejarah hidup manusia. Oleh karena kehadiran Putra-Nya itu, kita jadi mengerti bahwa hidup kita tidak melulu soal hubungan-hubungan sosial kita dengan orang lain. Kita juga semakin memahami bahwa hidup ini bukan sekedar sejarah manusia namun sejarah Tuhan, atau lebih tepatnya sejarah penyelamatan Tuhan. Maka, baik bahwa dalam masa Adven ini, kita menyadari bahwa di tengah semrawutnya kehidupan ini, ada kekuatan yang sedang bekerja di tengah-tengah kita yakni kekuatan Kristus, kekuatan cinta kasih. Kekuatan itu sedang membangun kehidupan baru di tengah-tengah kita.

Seperti apa kekuatan yang bekerja di tengah pengalaman hidup kita? Hari-hari ini, kita semakin menyadari betapa pengalaman hidup kita saat ini tidak semakin menunjukkan adanya bangunan kehidupan baru yang dikerjakan Allah. Mata hati kita mungkin sudah banyak ditutupi oleh berbagai situasi kehidupan bersama yang semakin carut-marut. Kita melihat banyak peristiwa-peristiwa yang melukai hidup bersama: kekerasan, bencana alam, korupsi, penyalahgunaan hukum, dan sebagainya. Di tengah situasi yang demikian itu, kita diajak untuk semakin membangun keyakinan akan pertolongan Allah yang tak berkesudahan.

Pada pertemuan Adven pertama, kita hendak mengumpulkan sekaligus mendalami pengalaman-pengalaman yang melukai hidup bersama kita. Bukan pertama-tama, kita ingin mengungkit-ungkit pengalaman lukanya, namun lebih-lebih kesadaran untuk mengerti bahwa kita memang benar-benar membutuhkan pertolongan Allah yang akan memperbaharui seluruh hidup kita. Itu telah terjadi di masa lalu ketika Ia mengutus Putra-Nya ke dunia dan kini masih terus berrlangsung di tengah kehidupan kita, hingga saat ini dan di akhir zaman nanti.

4. Ritus Penyalaan Lilin Korona Adven

P. Tuhan terangilah umat-Mu dengan cahaya kasih-Mu.
U. Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama
P. Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami, hamba-Mu yang merindukan Putra-Mu, cahaya kehidupan kami. Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini akan kehadiran Putra-Mu yang menjadi penerang bagi hidup dan karya kami. (lilin dinyalakan)
Bagai nyala lilin yang semakin terang, demikianlah kami mohon agar hidup kami semakin diterangi oleh kehadiran Kristus dalam kehidupan kami.
Semoga dalam terang-Nya, kami dapat mengembangkan iman yang solider, mendalam dan tangguh, sehingga mampu mewujudkan iman di tengah-tengah masyarakat. Doa ini kami sampaikan dengan pengantaraan Kristus, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa.

U. Amin.

5. Inspirasi dan Permenungan

Bacaan dari Kitab Yesaya (63:16b-17; 64:1.3b-8)

"Sudilah Engkau mengoyakkan langit dan turun."

Ya Tuhan, Engkau sendirilah Bapa kami. Sejak dahulu kala nama-Mu ialah "Penebus kami". Ya Tuhan, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu? Mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga kami tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, dan oleh karena suku-suku milik pusaka-Mu. Sudilah Engkau mengoyakkan langit dan turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu. Karena sejak dahulu kala orang tidak pernah mendengar, dan juga tidak ada telinga yang mendengarl tidak ada mata yang melihat Allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan Dia. Hanya Engkau yang berbuat demikian. Engkau menyongsong mereka yang melakukan kebenaran, dan yang mengindahkan jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka sebab kami berdosa. Terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala. Demikianlah kami semua seperti orang najis, dan segala kesalehan kami seperti kain kotor. Kami semua menjadi layu seperti daun, dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu, sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami. Engkau menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami. Tetapi sekarang, ya Tuhan, Engkaulah Bapa kami! Kami ini tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami semua adalah buatan tangan-Mu.
P. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bacaan yang dikutip dari nubuat Yesaya ini di dalam kitab suci diberi judul doa pengakuan dan permohonan Israel. Doa ini menyiratkan kesadaran bahwa kemanusiaan kita di hadapan Allah sungguh-sungguh rapuh. Kejahatan dan dosa menyebabkan telah membuat sejarah manusia menjadi sejarah rentetan penderitaan-penderitaan. Manusia selalu mengalami kerinduan akan hidup yang baru namun berhenti [Jawa: mentok) karena rendahnya kesadaran mereka atas keikutsertaan Tuhan dalam sejarah hidup-Nya. Kerinduan itu mungkin dapat digambarkan sebagai cerita seorang pengungsi erupsi Merapi setahun yang lalu dalam buku "Dahsyatnya Merapi tak sedahsyat cinta-Mu".

Mari kita simak bagaimana kejahatan, dosa dan kerinduan manusia akan pertolongan Allah itu dalam cerita berikut.
Pada hari pertama gunung meletus 26 Oktober 2010, di dusun kami memang belum ada gerakan mengungsi. Namun, pada sore harinya, pukul 17.30, telah diumumkan lewat informasi dusun bahwa semua warga harus mengungsi. Selang beberapa menit setelah pengumuman itu, langsung ada hujan abu. Semua warga bingung, karena pada saat itu memang mobil evakuasi belum disediakan pemerintah -hanya ada 2 turuk dan 2 colt- padahal jalan-jalan sudah sangat ramai. Kami pun sempat bingung karena makin lama hujan abu semakin deras, sampai-sampai orang tidak berani keluar. Kebingungan kami bertambah ketika warga belum terevakuasi semua, terutama lansia, ibu-ibu, dan anak-anak. Untunglah kira-kira pukul 20.00 semua warga sudah dapat terevakuasi.

Sekitar 10 hari kami tinggal bersama dengan warga dusun kami dalam barak pengungsian. Masalah utama kami adalah minimnya pendanaan. Tak jarang kami harus patungan untuk membeli gas dan kebutuhan operasional lainnya. Warga dusun kami terpisah menjadi dua: yang satu di pos induk, yang lain di Sekolah Dasar.

Suatu kali, saya ditunjuk untuk menjadi koordinator oleh teman-teman untuk diajak pertemuan bersama komite Sekolah Dasar. Komite sekolah itu berkata bahwa sekolahan boleh untuk mengungsi tetapi dengan beberapa syarat. Pertama, dibuatkan WC permanen; kedua, berhubung sekolah belum dipasangi eternit, mereka meminta kami memasang eternit di plafon. Kami pun tidak bisa menjanjikan karena kami sedang mengungsi. Setelah itu kami berkoordinasi ke Kantor Desa. Kantor Desa pun tidak mau ambil pusing. Sekitar jam 17.00 kami dipindah ke pondok suatu pondok pesantren. Setelah kami sampai, rupanya tempat pindah pun belum dipersiapkan 100 persen. Beruntung, antusiasme warga setempat sangat besar. Beberapa waktu kemudian, kami dipindah lagi ke sebuah sekolah SMP terdekat. Tentu ini situasi yang tidak mudah, apalagi siang harinya kami semua belum makan siang karena para relawan tidak bisa mengirim makan dan minum kepada pengungsi desa kami sebab stok makan dari kelurahan hanya cukup untuk makan pagi.

Pada pergantian hari antara tanggal 4 dan 5 November 2010, saat kami belum sempat memejamkan mata, suara gemuruh terdengar kencang sekali. Kaca-kaca bergetar. Saat itu, kami langsung keluar. Para pengungsi juga sudah lari berantakan. Suara gemuruh makin lama makin deras. Lampu mati. Tidak lama setelahnya hujan abu disertai kerikil dan air lengket berbau belerang turun. Pada pagi harinya, semua pengungsi bingung dan bertanya pada kami, "Mas, ini mau dipindah kemana?" Kami pun tambah bingung karena pemerintah desa saja malam itu sudah pada kabur menyelamatkan diri sendiri. Sungguh kami membutuhkan pertolongan saat itu.
Kisah ini membuat kita semakin mengerti bahwa hidup kita memang suatu pergumulan. Kita sering mengalami bagaimana hidup kita bersama-sama orang lain tiba-tiba menjadi sepi. Kita mengalami saat-saat dimana kita hidup serba mengbingungkan dan sekaligus mengalami kerinduan hadirnya pertolongan.

Nabi Yesaya -dan kita semua umat beirman- menyadari dan meyakini bahwa di tengah tantangan dan acaknya situasi hidup kita, ada kerinduan dan dambaan yang besar akan adanya pertolongan dari Tuhan.

6. Refleksi dan Sharing Pengalaman

Pemandu mengajak umat untuk mendalami, berbagi pengalaman iman dan memberikan berbagai peneguhan.

Dalam kehidupan, kita mengalami bahwa menjalani hidup itu kadang-kadang tidaklah mudah. Ada tantangan, persoalan, bahkan musibah yang sering datang tak terduga. Kadang keadaan itu sering membuat kita putus asa, tidak berdaya, dan mengalami krisis iman. Kita bisa membagikan atau mensharingkan pengalaman kita masing-masing.
a. Pernahkah anda memiliki pengalaman berat, yang menjadikan anda putus asa, hilang harapan dan mengalami krisis iman? Bisakah anda sharingkan?
b. Apa saja hal-hal yang sering membuat kita merasa rapuh/lemah dalam menjalani hidup ini?
c. Apakah yang anda rindukan dalam situasi semacam itu? Apakah anda merasakan pertolongan dan penyertaan Tuhan?

(pemandu dapat memberikan alternatif uraian peneguhan serta berbagi pengalaman atau sharing dengan beberapa rumusan alternatif sebagai berikut.


Kita mengakui bahwa persoalan-persoalan yang kita hadapi seringkali menjadikan kita rapuh dan tidak berdaya. Bangsa Israel pun demikian. Saat mereka berada dalam peperangan, kemudian dibuang, mereka mengalami krisis hidup. Mereka pernah putus asa. Namun mereka tidak mengalami krisis iman. Mereka percaya bahwa Allah tidak meninggalkan mereka. Maka satu hal yang menjadi kekuatan mereka dan pengharapan mereka adalah keyakinan bahwa akan ada pertolongan dari Tuhan. Kerapuhan mereka menjadi kesempatan menumbuhkan keyakinan iman.

Saat ini kita diajak mengembangkan keyakinan seperti orang Israel tersebut. Adven menjadi kesempatan kita untuk merindukan kehadiran Tuhan yang menyelamatkan. Allah senantiasa hadir dalam setiap derai kehidupan, terutama peristiwa-peristiwa yang kita alami dalam masyarakat kita ini, walaupun di dalam peristiwa-peristiwa berat sekalipun.

7. Doa Umat dan Doa Penutup

Pemandu mengajak umat berdoa permohonan (doa umat) yang ditutup dengan doa Bapa Kami, lalu dilanjutkan dengan doa penutup.

Doa dapat ditutup oleh pemandu dengan pokok-pokok sebagai berikut:


  • mengucap syukur karena pertemuan dapat berjalan lancar dan memberikan buah-buah iman atau kesadaran baru.
  • mohon penyertaan rahmat Allah supaya mampu meresapkan dalam hati segala nilai-nilai imani yang telah ditemukan, yaitu menantikan kedatangan Kristus Sang Juru Selamat dunia dalam hidup sehari-hari.

8. Lagu Penutup

(dipilih sesuai dengan tema pertemuan misalnya PS 684, 697, 698)

Panduan Adven 2011: Beriman Katolik dalam Masyarakat - Keuskupan Agung Semarang


PETUNJUK UMUM

1. Dalam Pedoman Lingkaran Natal yang diterbitkan oleh Komisi Liturgi Regio Jawa tahun 2006, disebutkan bahwa masa Adven merupakan masa penantian penuh harapan dan sukacita akan kedatangan Tuhan dan masa mempersiapkan Natal dengan sikap pertobatan. Masa ini memiliki dua tujuan yaitu, pertama, masa Adven mempersiapkan Hari Raya Natal yaitu perayaan kedatangan Tuhan yang pertama di antara manusia. Kedua, masa Adven mengarahkan hati, supaya umat dengan penuh harapan menantikan Tuhan pada akhir zaman.

2. Secara teologis, Adven mengingatkan dimensi historis-sakramental keselamatan Allah. Tuhan yang dinantikan adalah Tuhan yang hadir secara kongkret dalam sejarah hidup manusia. Dengan Adven, Gereja diingatkan untuk senantiasa berjaga-jaga menyongsong kehadiran Tuhan dengan suasana penuh harapan dan kegembiraan.

3. Selama masa Adven, Gereja mengajak umat beriman untuk menghayati keutamaan-keutamaan kristiani. Semangat dasar yang dihayati selama masa Adven adalah pengharapan, takwa dalam iman, sikap tobat, dan berpaling kepada Allah, berjaga-jaga, kemurnian hati, dan pengharapan atas martabat orang lain. Semangat dasar itu ditampilkan antara lain oleh tokoh-tokoh Kitab Suci seperti Yesaya, Yohanes Pembaptis, Maria, dan Yusuf.

4. Masa Adven terdiri dari empat minggu, yakni Minggu Adven I sampai Minggu Adven IV. Empat Minggu Adven itu dibagi dalam dua bagian yaitu bagian pertama dari Minggu Adven I sampai tanggal 16 Desember sebagai Adven eskatologis. Bagian kedua dari tanggal 17 Desember sampai 24 Desember sebagai Adven natalis.

5. Secara khusus tema-tema pokok dalam masa Adven dapat diurai demikian:
  • Minggu Adven I menjelaskan pewartaan tentang kedatangan Tuhan kembali dan ajakan untuk berjaga-jaga.
  • Minggu Adven II menjelaskan pewartaan tentang kotbah Yohanes Pembaptis mengenai ajakan untuk bertobat.
  • Minggu Adven III menampilkan kembali tokoh Yohanes Pembaptis sebagai perintis atau pembuka jalan bagi kedatangan Yesus. Minggu Adven ketiga ini disebut Minggu Gaudette, yaitu minggu yang memiliki suasana kegembiraan.
  • Minggu Adven IV mengisahkan peristiwa-peristiwa menjelang kelahiran Yesus. Tampil di dalam tokoh-tokoh seperti Maria, Yusuf, Elisabeth.

6. Suasana yang hendaknya tercipta dalam masa Adven adalah suasana pertobatan dan pengharapan. Suasana itu sengaja didukung dan ditampakkan dalam beberapa hal:
  • Busana dan warna liturgi yang berwarna ungu (ungu cerah)
  • Musik dan nyanyian yang bertemakan pengharapan eskatologis, kerinduan akan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Selama masa Adven, Gloria tidak dinyanyikan, sedangkan Alleluya tetap dinyanyikan.
  • Dekorasi selama masa Adven hendaknya sederhana, misalnya dengan menggunakan daun-daun dan ranting.

7. Perlengkapan khas yang digunakan sepanjang masa Adven adalah korona Adven yang dirangkai daun-daun hijau. Korona Adven ini mengungkapkan lingkaran Adven. Lilin dinyalakan bertambah dari minggu demi minggu. Hal ini untuk menggambarkan permenungan atas aneka tahap sejarah keselamatan yang mendahului kedatatangan Kristus dan simbol-simbol cahaya nubuat yang makin hari makin cerah menerangi malam panjang yang mendahului terbitnya Surya Keadilan (Luk 1:78).

8. Sepanjang masa Adven, dapat dilaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang bersifat pewartaan-peribadatan maupun sosial. Kegiatan pewartaan dan peribadatan diantaranya pertemuan Adven dengan penyalaan lilin korona dan ibadat tobat, dapat juga berziarah kepada Gua Maria untuk memohon doa agar bisa menerima kehendak Tuhan dengan hati terbuka dan belajar menjadi perpanjangan kasih Tuhan untuk banyak orang. Sedangkan kegiatan sosial bisa dilakukan dengan membuat aksi untuk mewujudkan perhatian kepada mereka yang lemah, miskin, kecil, tersingkir, dan difabel.

PETUNJUK KHUSUS

9. Untuk mendukung kegiatan masa Adven, Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang menyusun bahan pertemuan Adven untuk umum, anak, dan remaja, kaum muda, dan mahasiswa serta untuk anak-anak sekolah dari TK sampai SMA (kerjasama dengan Majelis Pendidikan Katolik dan Badan Kerjasama Sekolah). Tema yang diangkat dalam Adven tahun ini adalah Beriman Katolik di Tengah Masyarakat (untuk pertemuan umum), Beriman Katolik di Gereja dan Keluarga (untukanak-anak), Beriman Katolik di Sekolah (untuk pertemuan sekolah), Beriman Katolik di Simpang Lima (untuk kaum muda dan mahasiswa).

10. Pemilihan tema tersebut didasari oleh dua hal. Pertama Ardas KAS 2011-2015. Dalam Ardas disebutkan bahwa salah satu prioritas pastoral adalah beriman mendalam dan tangguh. Komisi Kateketik berharap agar pertemuan-pertemuan Adven bisa membantu umat Katolik baik anak-anak, remaja, kaum muda, pelajar dan mahasiswa serta umat pada umumnya untuk semakin mendalam dalam menghayati imannya dan semakin tangguh imannya di tengah pergulatan dan tantangan hidup. Kedua, konteks hidup. Kita rasakan bersama bahwa tantangan dan persoalan hidup terus terjadi. Semua menghadapi tantangan dan pergulatan hidup sesuai dengan konteksnya masing-masing. Namun secara umum merasakan bahwa hidup ini semakin sulit, penuh perjuangan, tantangan dan godaan. Tantangan dan godaan itu kerap kali bersinggungan dengan kehidupan beriman. Tidak jarang kita lihat bahwa tantangan dan godaan membuat iman banyak orang luntur dan ditinggalkan.

11. Dengan pertemuan-pertemuan Adven ini Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang berharap agar umat dapat merefleksikan imannya di tengah realitas hidupnya. Dalam pertemuan pertama, didalami tentang konteks hidup. Tantangan apa yang sering dihadapkan dalam perjalanan hidup ini? Kita sadari bahwa kita kadang rapuh, lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan tersebut sehingga kita membutuhkan Sang Penolong. Pertemuan kedua menegaskan bahwa Tuhan yang menjadi penolong hadir dan akan membantu setiap orang dalam segala kesulitannya. Allah kita adalah Allah yang peduli, solider dan merindukan keselamatan bagi seluruh umatnya. Pertemuan ketiga menegaskan ajakan untuk memperdalam dan mempertangguh iman kita. Akhirnya dalam pertemuan keempat, umat diajak untuk tampil di tengah masyarakat yang penuh tantangan dan tawaran sebagai orang beriman Katolik yang mendalam dan tangguh imannya.

12. Akhirnya melalui pertemuan Adven ini, capaian yang diharapkan adalah:
  • Umat dapat memahami rencana dan tindakan Allah dalam sejarah hidup manusia.
  • Umat menyadari kehadiran Kristus dalam sejarah dan perjalanan hidupnya sendiri yang penuh tantangan dan pergulatan.
  • Umat mengalami peneguhan dan pengharapan hidup oleh karena pertolongan Tuhan.
  • Umat dapat memaknai kehadirannya di tengah masyarakat sebagai agen perubahan dengan mengembangkan solidaritas dan kesetiakawanan sebagaimana Allah telah bertindak demikian.

13. Kami berharap pertemuan Adven yang dilaksanakan dapat mendorong umat untuk mewujudkan kehadiran Gereja yang semakin signifikan dan relevan di tengah Gereja dan Masyarakat.

14. Selamat mengadakan pertemuan Adven. Semoga semakin memantapkan diri untuk menyongsong kehadiran Tuhan yang meneguhkan kehidupan.

Semarang, 26 September 2011
Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang

Rm. FX Sugiyana, Pr.

Sabtu, 19 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXIII --- Peringatan St. Agnes dari Assisi

Sabtu, 19 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXIII --- Peringatan St. Agnes dari Assisi

Doa itu makanan surgawi yang memenuhi jiwa --- St Yohanes Krisostomus

Antifon Pembuka

Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena semua orang hidup bagi Dia.

Doa Renungan

Bapa, berilah kami hati yang terbuka dan berani menapaki jalan-Mu. Semoga kami bersukacita karena selalu mengalami Engkau sebagai Allah satu-satunya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.


Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (6:1-13)


"Karena segala kejahatan yang kuperbuat terhadap Yerusalem, maka aku sekarang mati dalam kepedihan yang besar."

Pada waktu itu raja Antiokhus menjelajahi wilayah pegunungan. Didengarnya kabar bahwa Elimais, sebuah kota di negeri Persia , adalah termasyhur karena kekayaan perak dan emas, dan lagi bahwa kuil di kota itu sangat kaya pula oleh karena di sanaada alat-alat perang emas, lemena serta senjata yang ditinggalkan Aleksander bin Filipus, raja Makedonia, yang mula-mula merajai orang-orang Yunani. Maka datanglah ia ke sana dan berusaha merebut kota itu serta menjarahinya. Tetapi ia tidak berhasil oleh karena maksudnya ketahuan oleh penduduk kota itu. Mereka memberikan perlawanan kepada raja, sehingga ia lari serta berangkat dari situ dengan sesal hati yang besar hendak kembali ke Babel . Kemudian datanglah seseorang ke daerah Persia memberitahu raja bahwa bala tentaranya yang memasuki negeri Yudea sudah dipukul mundur dan khususnya bahwa Lisias yang maju perang dengan bala tentara yang kuat telah dipukul mundur oleh orang-orang Yahudi yang bertambah kuat karena senjata, pasukan dan banyak barang rampasan yang diperoleh mereka dengan diambil dari tentara yang telah mereka kalahkan. Orang-orang Yahudi juga telah membongkar Kekejian yang telah ditegakkan raja di atas mezbah di Yerusalem. Bait Suci telah dipagari oleh mereka dengan tembok-tembok yang tinggi seperti dahulu dan demikianpun halnya dengan Bet-Zur, salah satu kota raja. Mendengar berita itu maka tercenganglah raja dan sangat tergeraklah hatinya. Ia merebahkan diri di ranjang dan jatuh sakit karena sakit hati. Sebab semuanya tidak terjadi sebagaimana diinginkannya. Berhari-hari raja berbaring di ranjangnya sedang terus-menerus dihinggapi kemurungan besar. Ketika merasa akan meninggal dipanggilnya semua sahabatnya lalu dikatakannya kepada mereka: "Tidur sudah lenyap dari mataku dan hatiku hancur karena kemasygulan. Maka dalam hati aku berkata: Kepada keimpitan dan kemalangan manakah aku sampai sekarang ini? Aku ini yang murah hati dan tercinta dalam kekuasaanku! Tetapi teringatlah aku sekarang kepada segala kejahatan yang telah kuperbuat kepada Yerusalem dengan mengambil perkakas perak dan emas yang ada di kota itu dan dengan menyuruh bahwa penduduk Yehuda harus ditumpas dengan sewenang-wenang. Aku sudah menjadi insaf bahwa oleh karena semuanya itulah maka aku didatangi malapetaka ini. Sungguh aku jatuh binasa dengan sangat sedih hati di negeri yang asing."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, aku bergembira atas kemenangan-Mu.
Ayat. (Mzm 9:2-3.4.6.16b.19)

1. Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau bermazmur bagi nama-Mu, ya yang Mahatinggi.
2. Sebab musuhku telah mundur, tersandung jatuh, dan binasa di hadapan-Mu. Engkau menghardik bangsa-bangsa, dan telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya.
3. Kakinya terperangkap dalam jaring yang dipasangnya sendiri. Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (20:27-40)

"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Sekali peristiwa, datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


Orang-orang Saduki tidak mengakui adanya kebangkitan badan. Mereka tidak mempunyai konsep kebangkitan sehingga mereka juga tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan sesudah kematian. Mereka menyangka kehidupan sesudah kematian sama seperti hidup di dunia ini. Kasus tujuh saudara yang beristrikan satu perempuan yang sama, yang mereka ajukan kepada Yesus, menjadi contoh salah sangka itu. Kesalahan konsep inilah yang berusaha diluruskan oleh Yesus. Bagi Yesus, mereka yang dibangkitkan sesudah kematian akan hidup seperti para malaikat. Mereka adalah anak-anak Allah karena telah dibangkitkan.

Kita pasti tidak mengalami kesulitan dalam memahami kebangkitan badan karena sejak awal kita sudah diajari konsep itu. Namun, apakah dalam hidup sehari-hari kita juga menghidupi konsep itu? Orang yang percaya akan kebangkitan pasti tidak akan berbuat seenaknya ketika masih hidup di dunia ini karena hal itu akan memengaruhi kehidupannya setelah kematian. Semoga iman akan kebangkitan badan mendorong kita hidup lebih baik.

Ya Tuhan, bantulah aku menghidupi iman akan kebangkitan badan dengan senantiasa hidup lebih baik hari demi hari. Amin.


Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 18 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXIII

Jumat, 18 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXIII

“Perasaan itu buruk, kalau cinta itu buruk, baik, kalau cinta baik” (St. Agustinus)


Antifon Pembuka

Engkaulah Tuhan, luhur dan perkasa, gemilang dan berseri semarak. Sebab milik-Mulah langit dan bumi, bagi-Mulah kerajaan, ya Tuhan. Engkau unggul melampaui semua penguasa.

Doa Pagi

Allah, sumber hidup dan cinta, Engkau adalah asal dan tujuan segala sesuatu. Bebaskanlah hati dan budi kami dari berhala-berhala, sehingga kami hanya menyembah Dikau saja sebagai Allah yang hidup dan benar. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Penyucian Bait Allah memang patut dirayakan, bagaikan orang yang merayakan pertobatan. Maka. Saat ‘kembali’ adalah saat yang menggembirakan seluruh umat, bahkan Allah dan para malaikat-Nya. Hari semacam itu dikhususkan oleh Yudas Makabe sebagai hari istimewa, sebagai waktu suci.

Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (4:36-37.52-59)

"Mereka menahbiskan mezbah dan dengan sukacita mempersembahkan kurban."


Pada waktu itu Yudas Makabe serta saudara-saudara berkata, “Musuh kita sudah hancur. Baiklah kita pergi mentahirkan bait Allah dan mentahbiskannya kembali.” Setelah seluruh bala tentara dihimpun berangkatlah mereka ke Gunung Sion. Dalam tahun 148, pada tanggal dua puluh lima bulan ke-9, yaitu bulan Kislew, pagi-pagi benar seluruh rakyat bangun untuk mempersembahkan kurban sesuai dengan hukum Taurat di atas mezbah kurban bakaran baru yang telah mereka buat. Tepat pada jam dan tanggal yang sama seperti waktu orang-orang asing mencemarkannya, mezbah itu ditahbiskan dengan kidung yang diiringi gambus, kecapi dan canang. Maka meniaraplah segenap rakyat dan sujud menyembah, serta melambungkan pujian ke surga, kepada Dia yang memberi mereka hasil yang baik. Delapan hari lamanya perayaan pentahbisan mezbah itu dilangsungkan. Dengan sukacita dipersembahkanlah kurban bakaran, kurban keselamatan dan kurban pujian. Bagian depan bait Allah dihiasi dengan karangan-karangan keemasan dan utar-utar. Pintu-pintu gerbang dan semua balai diperbaharui dan pintu-pintu dipasang padanya. Segenap rakyat diliputi sukacita yang sangat besar. Sebab penghinaan yang didatangkan orang-orang asing itu sudah terhapus. Yudas serta saudara-saudaranya dan segenap umat Israel menetapkan sebagai berikut, ‘Perayaan pentahbisan mezbah itu tiap-tiap tahun harus dilangsungkan dengan sukacita dan kegembiraan delapan hari lamanya, tepat pada waktunya, mulai tanggal dua puluh lima bulan Kislew.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, kami memuji nama-Mu yang agung.
Ayat. (MT 1Taw 29:10.11abc.11d-12a.12bcd)

1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah Israel leluhur kami dari kekal sampai kekal.
2. Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya milik-Mulah segala yang ada di langit dan di bumi, ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan.
3. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya, kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
4. Engkaulah yang menguasai segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Tubuh kita adalah ‘rumah’ Allah (bait Allah) yang hidup. Janganlah kita menjadikannya sebagai ‘sarang penyamun’ (sumber dosa). Hari ini, Yesus mengingatkan kita akan keluhuran penciptaan tubuh kita; dan lebih luhur lagi, penebusan tubuh kita oleh darah Kristus yang sangat berharga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:45-48)

"Rumah-Ku telah kalian jadikan sarang penyamun."


Pada waktu itu Yesus tiba di Yerusalem dan masuk ke bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ. Ia berkata, “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!” Tiap-tiap hari Yesus mengajar di bait Allah. Para imam kepala dan ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel berusaha membinasakan Yesus. Tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Berkat pembaptisan, manusia menjadi bait Allah, tempat kediaman Roh Kudus. Itulah martabat yang indah dari seorang Kristiani. Namun, rahmat itu perlu dijaga dan dipelihara. Hancurnya martabat tersebut, ialah bila manusia kembali menghambakan dirinya kepada dosa.

Doa Malam


Syukur dan terima kasih ya Yesus, karena Engkau senantiasa hadir dalam hati kami. Semoga perjumpaan dengan-Mu mengubah hidup kami dan membantu kami dalam memberikan yang terbaik bagi-Mu dan sesama. Amin.


RUAH

Kamis, 17 November 2011 Peringatan Wajib Sta. Elisabet dari Hungaria, Biarawati

Kamis, 17 November 2011
Peringatan Wajib Sta. Elisabet dari Hungaria, Biarawati


DAMAI SEJAHTERA YANG TERSEMBUNYI

Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Yesus menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu."
(Luk 19:41-42 )

Antifon Pembuka

Marilah kalian yang diberkati oleh Bapa-Ku. Sebab Aku sakit dan kalian mengunjungi Aku. Sungguh Aku bersabda kepadamu: Apa saja yang kalian lakukan bagi saudara-Ku yang terhina sekalipun, itu kalian lakukan bagi-Ku.

Doa Renungan


Tuhan Yesus Kristus, Engkau menangisi Yerusalem karena kebebalan hati mereka. Bukalah mata-hati kami agar sungguh dapat memahami ajaran-Mu dan melakukannya sehingga kami memperoleh sejahtera sejati. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (2:15-29)


"Kami akan menaati hukum nenek moyang kami."

Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes orang-orang Yahudi dipaksa meninggalkan ketetapan hukum Taurat. Sekali peristiwa para pegawai raja datang ke kota Modein untuk menuntut orang-orang Yahudi mempersembahkan kurban kepada berhala. Banyak orang Israel datang kepada mereka. Matatias dan anak-anak berkumpul juga. Pegawai raja itu angkat bicara dan berkata kepada Matatias, "Saudara adalah seorang pemimpin, orang terhormat dan pembesar di kota ini, dan lagi didukung oleh anak-anak serta kaum kerabat. Baiklah Saudara sekarang juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi ketetapan raja. Hal ini telah dilakukan semua bangsa, bahkan juga orang-orang Yehuda dan mereka yang masih tinggal di Yerusalem. Kalau demikian niscaya Saudara serta anak-anak Saudara termasuk dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!" Tetapi Matatias menjawab dengan suara lantang, "Kalau pun segala bangsa di lingkungan wilayah raja mematuhi perintah Seri Baginda dan masing-masing murtad dari agama nenek moyangnya serta menyesuaikan diri dengan perintah Seri Baginda, namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku hendak tetap hidup menurut perjanjian nenek moyang kami. Semoga Tuhan mencegah kami meninggalkan hukum Taurat serta peraturan-peraturan Tuhan. Titah raja itu tidak dapat kami taati. Kami tidak dapat menyimpang sedikit pun dari agama kami." Belum lagi Matatias selesai berbicara, seorang Yahudi tampil ke depan umum untuk mempersembahkan kurban di atas mezbah berhala di kota Modein menurut penetapan raja. Melihat itu Matatias naik darah dan gentarlah hatinya karena geram yang tepat. Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat mezbah. Petugas raja yang memaksakan kurban itu pun dibunuhnya pada saat itu juga. Kemudian mezbah itu dirobohkannya. Tindakannya untuk membela hukum Tuhan itu serupa dengan yang dahulu pernah dilakukan oleh Pinehas terhadap Zimri bin Salmon. Lalu berteriaklah Matatias dengan suara lantang di kota Modein, "Siapa saja yang rindu memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya mengikuti aku!" Kemudian Matatias serta anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota ditinggalkannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:1-2.5-6.14-15)

1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.
2. "Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!" Maka langit memberitakan keadilan-Nya; Allah sendirilah Hakim!
3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Daku."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:41-44)


"Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!"

Pada waktu itu, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya, "Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu. Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus

Sejak zaman raja Daud, Yerusalem menjadi ibukota kerajaan Israel. Dan pada zaman Yesus Yerusalem adalah kota pemerintahan gubernur Romawi. Selain itu, Yerusalem juga menjadi pusat kegiatan doa, peribadatan dan korban. Sebab Bait Allah yang menjadi simbol paling suci dan sangat dijunjung tinggi umat Israel berada di Yerusalem. Orang yang berdosa dan minta pengampunan Allah harus pergi ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban berupa hewan atau binatang. Maka kita bisa membayangkan bahwa pada zaman Yesus kota Yerusalem mempunyai peran yang sangat besar dan luar biasa. Namun oleh karena perannya yang sangat besar dan luar biasa, kota Yerusalem menjadi rebutan bagi banyak orang. Hal ini tidak disadari oleh penduduk kota Yerusalem. Penduduk yang begitu bangga dan membesar-besarkan Yerusalem tidak menyadari bahwa kota itu sedang dalam ancaman kehancuran. Kehancuran tidak hanya menimpa orang tetapi seluruh bangunan yang ada di Yerusalem.

Saudara-saudari terkasih,

Dalam Injil hari ini kita mendengar bagaimana Tuhan Yesus Kristus mengungkapkan kesedihannya terhadap Yerusalem dan para penduduknya. Ketika Yesus memasuki kota Yerusalem dan melihat kota itu untuk terakhir kalinya, Yesus menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan para tembokmu." Ramalan Yesus ini menjadi nyata. Pada tahun ketujuhpuluh sesudah Masehi kota Yerusalem dihancurkan oleh tentara Romawi di bawah pimpinan jenderal Titus baik penduduk maupun bangunan yang ada di Yerusalem. Peristiwa yang menyedihkan dan membawa duka tidak pernah dipikirkan oleh penduduk kota Yerusalem. Sebab mata mereka sudah tertutup oleh dosa.

Saudara-saudari terkasih,

Kehancuran kota Yerusalem baik penduduk maupun bangunannya dipengaruhi oleh sikap penduduk kota Yerusalem yang tidak peduli dengan peringatan Allah. Sebagai kota paling besar dan paling ramai saat itu, penduduk kota Yerusalem terbawa oleh pengaruh-pengaruh dunia yang menjauhkan mereka dari Allah. Mereka menjauhkan diri dari Allah dan melanggar perintah-perintah Allah. Mereka tidak memikirkan bagaimana caranya membuat kota Yerusalem menjadi lebih baik dan berkenan di mata Allah. Akibatnya, Allah murka dengan perilaku orang-orang Yerusalem yang berbuat dosa dan kejahatan tanpa mau bertobat. Hal yang sama bisa terjadi dalam hidup kita. Kita sebagai orang Katolik dan Kristen terkadang mengalami suatu peristiwa pahit yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh ketidakmampuan kita dalam memahami peringatan-peringatan dari Tuhan. Kalau kita mau jujur dan teliti, ada peristiwa tertentu dalam kehidupan kita yang diberikan oleh Allah sebagai peringatan bagi kita. Melalui peristiwa khusus, Allah mau menyadarkan kita agar kita mau bertobat.

Saudara-saudari terkasih,

Kita perlu belajar untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mendatangkan damai sejahtera bagi kehidupan kita. Meski terkadang damai sejahtera itu tersumbunyi bagi kita. Artinya ada sesuatu yang awalnya kelihatan baik tetapi pada akhirnya berakibat buruk. Misalnya, seorang pemuda yang diajak untuk berjudi. Ketika pemuda itu mulai berjudi dia sering mendapat kemenangan. Keuntungan demi keuntungan dia raih. Pemuda itu menjadi bahagia dan bangga dengan pekerjaannya sebagai seorang penjudi. Apalagi pemuda itu bisa membeli rumah dan memiliki banyak uang dari hasil berjudi. Namun setelah lima tahun berselang, pemuda tersebut mulai mengalami kekalahan. Karena kekalahan yang terus-menerus, pemuda itu menjual rumah dan segala yang dia miliki. Sampai suatu ketika pemuda itu meminjam uang teman-temannya untuk berjudi. Hasilnya dia tetap kalah. Dengan hutang yang banyak si pemuda mulai hdup miskin. Bahkan dia masuk penjara sebab tidak mampu membayar utang yang banyak. Sementara ada sesuatu hal yang awalnya pahit tetapi akhinya membawa damai sejahtera.

REFLEKSI:


Apakah aku sudah melakukan sesuatu yang membawa damai sejahtera atau sesuatu yang membawa kehancuran?

MARILAH KITA BERDOA:


Tuhan Yesus Kristus, Engkau datang ke dunia membawa damai sejahtera dan menyadarkan manusia akan dosa. Tuntulah agar kami selalu melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan dan damai sejahtera bagi kami dan seluruh umat manusia termasuk bangsa dan negara kami. Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.



LUMEN NO : 7043 - Renungan Lumen Indonesia

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy